ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JASA GADAI EMAS DI PT. PEGADAIAN (Persero) Cabang Kampung Ambon, Jakarta Timur.
Oleh ISYAK FITRIYANTO H24076062
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JASA GADAI EMAS DI PT. PEGADAIAN (Persero) Cabang Kampung Ambon, Jakarta Timur.
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh ISYAK FITRIYANTO H24076062
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas Di PT Nama NIM
Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. : Isyak Fitriyanto : H24076062
Menyetujui Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec NIP . 19581122198503 1 002
Mengetahui Ketua Departemen,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP . 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
RINGKASAN ISYAK FITRIYANTO. H24076062. Analisis Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas Di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Di bawah bimbingan MA’MUN SARMA. Jenis lembaga keuangan di Indonesia menurut UU No 10 tahun 1998 terbagi menjadi lembaga keuangan bank dan non bank. Lembaga keuangan terdiri dari bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan bentuk usaha konvensional dan syariah, yang berfungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, sedangkan lembaga keuangan non bank terdiri dari leasing, asuransi, pegadaian, kartu kredit, pasar modal dan lain sebagainya yang berfungsi menyalurkan kredit (produktif dan konsumtif) kepada masyarakat. Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan yang memberikan jasa kredit kepada masyarakat yang berorientasi pada barang jaminan atas dasar gadai dan fiducia. Terbitnya RUU Jasa Gadai Anti Monopoli membuat PT Pegadaian (Persero) harus bersaing dengan kompetitor dalam memasarkan jasa gadai yang selama ini dimonopoli oleh PT Pegadaian (Persero). Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada penetapan strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, (2) merumuskan alternatif strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, (3) menetapkan strategi pemasaran jasa gadai emas untuk PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data ini didapat melalui, hasil wawancara langsung dengan pihak perusahaan, laporan, data-data penunjang perusahaan dan studi literatur. Metode analisis yang digunakan adalah Internal Factor Evaluation (IFE), Eksternal Factor Evaluation (EFE), IE matriks, SWOT matriks dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Tahapan awal dalam merumuskan strategi pemasaran ini diperoleh dengan menganalisa lingkungan pemasaran, yang terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Hasil analisis dari setiap elemen pada lingkungan internal dimasukkan ke dalam matriks IFE (Internal Factor Evaluation), begitu juga dengan hasil analisis lingkungan eksternal yang dimasukkan ke dalam matriks EFE (External Factor Evaluation). Lingkungan internal yang menjadi kekuatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah pelayanan yang cepat dan aman, tingkat taksiran emas yang sesuai kadar, mempunyai outlet yang tersebar, sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangkan yang menjadi kelemahan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi, data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal, sarana dan prasarana kurang mendukung operasional, sistem keamanan belum optimal, TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional, metode pengawasan belum berbasis resiko. Lingkungan eksternal yang menjadi peluang adalah pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil, harga emas yang terus meningkat, banyaknya peluang usaha rumahan di sekitar kantor cabang, perkembangan teknologi. Sedangkan yang menjadi ancaman PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah munculnya pesaing baru
iii
dalam bisnis produk gadai, keberadaan toko emas yang membuka produk gadai, menjamunya produk subtitusi. Hasil perhitungan matriks IFE dan EFE masing-masing diperoleh total skor sebesar 2,321 dan 2,548 yang memposisikan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon pada sel V dalam matriks IE. Strategi yang paling baik dikelola pada sel ini adalah strategi pertahankan dan pelihara, yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Matriks IE ini disesuaikan pada Matriks SWOT ke dalam empat kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, S-T, W-O dan W-T. Beberapa alternatif strategi pemasaran yang diperoleh antara lain : (1) Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai, (2) Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam rangka memenuhi kebutuhan permodalan usaha, (3) Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi pada saat harga emas meningkat, (4) Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk gadai, (5) Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan menggunakan teknologi informasi, (6) Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet) dan membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah, (7) Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas pembuka jasa gadai), (8) Memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk berbasis gadai seiring terus naiknya harga emas. Tahap akhir adalah dengan menggunakan metode AHP sebagai bentuk pengambilan keputusan akhir dengan berbagai tingkat prioritas strategi yang akan diperoleh perusahaan Strategi pemasaran terpilih yang direkomendasikan bagi perusahaan adalah: (1) Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam rangka memenuhi kebutuhan permodalan usaha, (2) Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas pembuka jasa gadai, (3) Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai, (4) Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk gadai. Berikut adalah saran yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan untuk memperkuat strategi perusahaannya: (1) Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa, PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon harus selalu meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada sehingga keinginan nasabah dapat terpenuhi, misalnya: penambahan untuk pelayanan kasir, menerapkan standar pelayanan, dan menjalin hubungan baik dengan nasabah, (2) PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon sebaiknya menjalin kerjasama dengan pihak bank untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi dengan menggunakan kartu debit yang dimilikinya serta menerapkan sistem online antar cabang sehingga nasabah dapat melakukan transaksi di cabang manapun, (3) PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon sebaiknya melakukan pengembangan produk melalui peningkatan kualitas produk dan melengkapi jumlah maupun fitur produk, agar nasabah semakin tertarik pada produk yang di tawarkan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
iv
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kediri pada tanggal 20 Juni 1985. Penulis merupakan anak ke delapan dari delapan bersaudara pasangan Bpk. Djuwair dan Almarhumah Ibu Siti Djukiyah. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri II Kediri, lalu melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 3 Kediri. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Kediri. Pada tahun 2004, di terima di Diploma III Tekhnisi Peternakan, Departemen Teknologi Hasil Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2008, melanjutkan program S1 di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama menyelesaikan jenjang S1 bekerja sebagai Penaksir Emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon pada tahun 2009. Lalu pada tahun 2010, penulis bekerja sebagai Analisis Kredit pada perusahaan yang sama hingga saat skripsi ini ditulis.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb. Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas Di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaannya di masa mendatang.
Bogor,
Januari 2013
Penulis
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Keluarga tercinta : Ayahanda, almarhumah Ibu, kakakku, istriku dan anakku tersayang serta ibu dan bapak mertuaku yang telah memberikan dukungan dan curahan kasih sayang yang tiada taranya dan doa yang tiada putus. 2. Bapak Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec sebagai dosen pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan yang tidak ternilai kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Muhammad Najib, STP, M.Si dan Nur Hadi Wijaya, STP, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam pembuatan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc, selaku Ketua Departemen Manajemen. 5. Staf karyawan dan karyawati PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung
Ambon yang telah banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini. 6. Seluruh staf pengajar dan karyawan/karyawati di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, FEM IPB. 7. Teman-teman alumni mahasiswa ekstensi manajemen angkatan tiga
yang
selalu memberikan informasi dan mengisi waktu bersama. 8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP …………………………………………………
iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ……………………………………….
v
DAFTAR TABEL …………………………………………………..
viii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….
ix
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….
x
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………………………………………………. 1.2. Rumusan Masalah …………………………………………… 1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………... 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………
1 4 5 5 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis ………………………………………… 2.2. Lingkungan Internal …………………………………………. 2.3. Lingkungan Eksternal ……………………………………….. 2.3.1. Lingkungan Mikro ………………………………………... 2.3.2. Lingkungan Makro ……………………………………….. 2.4. Matriks IFE dan EFE ……………………………………….... 2.5. Matriks Internal Eksternal (IE) ……………………………… 2.6. Matriks SWOT ……………………………………………….. 2.7. Pengertian Gadai …………………………………………….. 2.8. Metoda AHP …………………………………………………. 2.9. Penelitian Terdahulu …………………………………………
7 7 13 13 14 15 15 16 16 17 18
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran …………………………………………. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………… 3.3. Jenis dan Sumber Data ………………………………………. 3.4. Teknik Pengambilan Sampel ………………………………... 3.5. Teknik Pengumpulan Data …………………………………... 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ………………………
20 22 22 22 23 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ……………………………….. 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ………………………………..
viii
32 32
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan …………………………………. 4.1.3 Budaya Perusahaan ……………………………………….. 4.1.4 Produk dan Layanan ………………………………………. 4.1.5 Struktur Organisasi ………………………………………… 4.2. Analisis Lingkungan Internal ………………………………… 4.2.1. Pemasaran ………………………………………………… 4.2.2. Keuangan …………………………………………………. 4.2.3. Produksi/operasi ………………………………………….. 4.2.4. Sumber Daya Manusia …………………………………… 4.2.5. Sistem Informasi Manajemen ……………………………. 4.3. Analisis Lingkungan Eksternal ………………………………. 4.3.1. Analisis Lingkungan Mikro ……………………………… 4.3.2. Analisis Lingkungan Makro ……………………………... 4.4. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman … 4.4.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan …………………... 4.4.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman ……………………… 4.5. Perumusan Strategi PT Pegadaian Cabang Kampung Ambon 4.5.1. Tahap Input ……………………………………………… 4.5.2. Tahap Pencocokan ………………………………………. 4.6. Proses Hirarki Analitik (PHA) ………………………………. 4.7. Implementasi Manajerial ……………………………………..
34 35 38 38 39 39 50 51 51 52 52 52 53 56 57 59 61 61 64 68 78
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ………………………………………………….. 2. Saran ………………………………………………………….
83 84
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..
85
LAMPIRAN ………………………………………………………….
87
DAFTAR TABEL
No.
1. Sisa barang jaminan emas, jumlah uang pinjaman, target omset dan pencapaian omset pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon ………………………………………... .. 2. Data perkembangan jumlah bank syariah di Indonesia tahun 2006-2010 ………………………………………………….... 3. Penilaian bobot faktor strategi internal/eksternal perusahaan ……. 4. Matriks faktor strategi internal …………………………………….. 5. Matriks faktor strategi eksternal …………………………………… 6. Matriks perbandingan berpasangan ……………………………….. 7. Skala penilaian perbandingan berpasangan ………………………. 8. Nilai RI matriks berordo 1-10 …………………………………….. 9. Biaya administrasi ………………………………………………..... 10. Tarif sewa modal ………………………………………………….. 11. Perbandingan skim kredit …………………………………………. 12. Tarif jasa titipan …………………………………………………… 13. Perkembangan pendapatan sewa modal dan adminsistrasi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon tahun 2006-2010 …………………………………………………… 14. Matriks evaluasi faktor internal (IFE) …………………………….. 15. Matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) ………………………….. 16. Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terhadap fokus ……… 17. Hasil pengolahan horizontal elemen aktor terhadap faktor ………. 18. Hasil pengolahan horizontal elemen tujuan terhadap aktor ………. 19. Hasil pengolahan horizontal elemen strategi terhadap tujuan …….. 20. Hasil pengolahan vertikal elemen faktor …………………………... 21. Hasil pengolahan vertikal elemen aktor ……………………………. 22. Hasil pengolahan vertikal elemen tujuan ………………………….. 23. Hasil pengolahan vertikal elemen strategi ………………………….
x
2 3 24 25 25 28 29 30 44 44 44 45
50 61 63 70 71 71 73 75 76 76 78
DAFTAR GAMBAR
No. Bagan kerangka pemikiran penelitian ………………………………... Struktur hirarki AHP ………………………………………………….. Logo PT Pegadaian (Persero) ………………………………………… Maskot PT Pegadaian (Persero) ……………………………………… Matriks IE PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon ……… Struktur hirarki strategi pemasaran jasa gadai emas PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon ……………… …. 7. Hierarki hasil pengolahan secara vertikal strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon ….. 8. Model implikasi manajerial ……………………………………………
1. 2. 3. 4. 5. 6.
21 27 36 37 64 68 74 79
DAFTAR LAMPIRAN
No. 1. Daftar pertanyaan wawancara kepada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon ………………………………………... 2. Kuesioner penelitian ………………………………………………. 3. Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon …………………………………………. 4. Hasil pembobotan faktor internal …………………………………. 5. Hasil Pembobotan faktor eksternal ……………………………….. 6. Matriks SWOT ……………………………………………………...
xii
87 90 112 113 114 115
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kebutuhan kredit akan selalu berkembang mengikuti perkembangan dunia bisnis dan perkembangan perekonomian. Dalam pemberian kredit selalu memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit dalam arti piutang yang menjaminkan akan terjamin dengan adanya jaminan. Bentuk lembaga jaminan sebagian besar mempunyai ciri-ciri yang sama yaitu menunjang kegiatan ekonomi masyarakat serta memenuhi kebutuhan permodalan masyarakat. Kegiatan perkreditan ini tidak hanya mencakup konsumsi tetapi juga dalam hal produksi, distribusi, perdagangan, investasi. Untuk menopang kegiatan perkreditan (antar individu atau antar perusahaan) ditengah-tengah masyarakat akan berkembang usaha formal yang secara khusus focus kepada pembiayaan dan perkreditan yang biasa disebut Bank atau Lembaga Keuangan lainnya. Jenis lembaga keuangan di Indonesia menurut UU No 10 tahun 1998 terbagi menjadi lembaga keuangan bank dan non bank. Lembaga keuangan terdiri dari bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan bentuk usaha konvensional dan syariah, yang berfungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, sedangkan lembaga keuangan non bank terdiri dari leasing, asuransi, pegadaian, kartu kredit, pasar modal dan lain sebagainya yang berfungsi menyalurkan kredit (produktif dan konsumtif) kepada masyarakat. Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan yang memberikan jasa kredit kepada masyarakat yang berorientasi pada barang jaminan atas dasar hukum gadai. Pegadaian mempunyai misi ikut membantu program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan ekonomi menengah kebawah dengan memberikan solusi keuangan terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah. Pegadaian telah berdiri sejak tanggal 01 April 1901, dengan misi awal yaitu memberi solusi keuangan bagi masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah yang membutuhkan dana
2
cepat serta untuk mengatasi agar masyarakat terhindar dari praktek ijon ataupun rentenir yang sewa modalnya terlalu membebani masyarakat. Moto PT Pegadaian (Persero) yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”, berarti bahwa jasa gadai yang ditawarkan mampu menjadi solusi yang cepat dan tepat untuk mengatasi segala masalah keuangan. Di wilayah Jakarta khususnya di wilayah Kampung Ambon banyak masyarakat yang memanfaatkan jasa gadai untuk mengatasi masalah keuangannya dengan menggadaikan barang berharga yang dimilikinya berupa emas dalam bentuk perhiasan dan emas batangan. Perkembangan usaha gadai PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sisa barang jaminan emas, jumlah uang pinjaman, target omset, dan pencapaian omset pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon Tahun
Jumlah Sisa
Jumlah Uang
Target Omset
Pencapaian
Barang Jaminan
Pinjaman
(Rp)
Omset
Emas (Potong)
(Rp)
2006
35.954
46.450.193.500
41.000.000.000
10,85
2007
37.278
51.641.095.000
54.000.000.000
-4,37
2008
40.274
73.271.539.500
73.097.880.000
0,24
2009
39.659
82.950.375.000
104.150.911.000
-20,36
2010
34.640
90.791.607.500
124.512.314.000
-27,08
(%)
Sumber : www.pegadaian.co.id
Perkembangan usaha gadai PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon tidak stabil atau fluktuatif, pada tahun 2006-2008 sisa barang jaminan dan penyaluran uang pinjaman meningkat, akan tetapi perolehan omset menurun pada tahun 2007. Sisa barang jaminan menurun pada tahun 20082010 yang diikuti oleh penurunan pencapaian omset, hal ini disebabkan sudah terlalu banyak lembaga kredit lain yang juga ingin memenuhi kebutuhan kredit oleh masyarakat serta adanya pembahasan rancangan undang-undang sistem gadai sehingga maraknya pembukaan bisnis gadai yang dikeluarkan oleh perbankan dengan sistem syariah. Rancangan Undang-Undang Jasa Gadai yang diterbitkan oleh pemerintah menjadikan ancaman bagi PT Pegadaian (Persero), karena selama ini kegiatan jasa gadai selalu dimonopoli oleh PT Pegadaian (Persero) dan
3
nantinya tidak menutup kemungkinan akan bermunculan diberbagai tempat lembaga-lembaga keuangan yang melakukan bisnis identik dengan pegadaian serta tidak menutup kemungkinan pihak lain (Bank syariah, BPR dan jasa gadai swasta lainnya) akan mengambil alih posisinya (market leader), karena unggul dalam pelayanan terutama dari segi bunga yang lebih rendah dari PT Pegadaian (Persero). Perkembangan kredit usaha gadai kini merambah ke dunia perbankan dengan sistem syariah yang menjadi pesaing utama PT Pegadaian (Persero). Data perkembangan jumlah bank syariah di Indonesia tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data perkembangan jumlah bank syariah di Indonesia tahun 2006-2010. Bank Umum Syariah
2006
2007
2008
2009
2010
3
3
5
6
11
349
401
581
711
1.171
Bank Umum Yang Memiliki UUS
20
26
27
25
23
Jumlah Kantor
183
196
241
287
239
180.651
187.215
189.357
211.214
137.272
Jumlah Bank Jumlah Kantor Unit Usaha Syariah (UUS)
Jumlah Nasabah Gadai Sumber : www.bi.go.id
Usaha jasa gadai emas yang dilakukan oleh bank syariah menjadi tantangan bagi PT Pegadaian (Persero), sehingga untuk mendapatkan nasabah baru serta mencegah nasabah berpindah kepada jasa gadai lainnya, PT Pegadaian (Persero) melakukan pembukaan Unit Pelayanan Cabang (UPC) sebanyak-sebanyaknya untuk lebih mendekatkan dan memudahkan nasabah melakukan transaksi gadai serta melakukan pemasaran secara periodik. Perumusan alternatif strategi sangat diperlukan agar PT. Pegadaian (Persero) dapat memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin banyak pada bisnis gadai. Strategi yang saat ini dijalankan oleh PT
Pegadaian (Persero) pada umumnya hanyalah pembukaan unit-unit
pelayanan cabang dan hal tersebut masih belum mampu mengangkat omset yang
ditargetkan,
sehingga
diperlukan
berbagai
strategi
untuk
mempertahankan posisi dan meningkatkan kinerja PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon karena dengan strategi pemasaran perusahaan yang tepat merupakan kunci sukses untuk mencapai tujuan perusahaan.
4
1.2. Rumusan Masalah PT Pegadaian (Persero) merupakan salah satu BUMN yang telah banyak memberikan manfaat kepada masyarakat luas dalam hal penyaluran kredit terutama jasa gadai. Posisi bisnis PT Pegadaian (Persero) mendapat ancaman dikarenakan adanya RUU Pergadaian yang diterbitkan Pemerintah. Adanya rancangan undang-undang tersebut mengakibatkan banyaknya produk gadai emas yang diluncurkan oleh bank dengan sistem Syariah, sehingga PT Pegadaian (Persero) harus menentukan alternatif strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan dan mempertahankan posisinya dalam bisnis gadai dengan bisnis utamanya yaitu produk KCA (Kredit Cepat Aman) atau produk yang melayani gadai emas. Pada saat ini strategi yang telah dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon hanyalah pengembangan unit- unit pelayanan cabang yang bertujuan untuk lebih mendekatkan dan memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi gadai. Sistem promosi pada PT
Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung ambon belum dilakukan secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan alternatif strategi untuk memformulasikan strategi yang tepat bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : 1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi rumusan strategi pemasaran PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon? 2. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon ? 3. Bagaimana strategi pemasaran yang tepat dan sesuai sebagai pilihan keputusan yang dapat direkomendasikan kepada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon? 1.3. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
5
1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada penetapan strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. 2. Merumuskan alternatif strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. 3. Menetapkan strategi pemasaran jasa gadai emas untuk PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. 1.4. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai
bahan
pembelajaran,
untuk
dapat
menganalisis
suatu
permasalahan dan merumuskan suatu strategi pemecahan masalah yang tepat. 2. Bagi pihak PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan pertimbangan alternatif terbaik dalam meningkatkan kinerja PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. 3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan perumusan strategi pemasaran sebuah perusahaan. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan hanya membahas identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam perumusan strategi pemasaran PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam penentuan strategi pemasaran PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dan menyusun alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Strategis Strategi adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan untuk merealisasikannya. Di samping itu, strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan (David, 2009). Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi juga merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan (Umar, 2008). Perumusan strategi menurut David (2009) mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, menidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, memilih strategi tertentu untuk digunakan. Teknik-teknik perumusan strategi ini dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan keputusan tiga tahap, yaitu Input Stage (tahap masukan), Matching Stage (tahap pencocokan), dan Decision Stage (tahap keputusan). 2.2. Lingkungan Internal Faktor internal dapat memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan, yaitu faktor kekuatan dan kelemahan. Perusahaan menghindari ancaman yang berasal dari faktor eksternal melalui kekuatan yang dimilikinya dari faktor internal. Sedangkan kelemahannya dari faktor internal dapat diminimalkan dengan melihat peluang dan faktor eksternalnya (Kotler, 2009). Menurut Umar (2008), pengkategorian analisis lingkungan internal sering diarahkan pada lima aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi pemasaran,
7
keuangan, produksi/operasi, sumber daya manusia dan sistem informasi manajemen. 1.
Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba. Kegiatan pemasaran berbeda dengan penjualan, transaksi atau pedagangan. Proses pemasaran sudah dimulai jauh sebelum barangbarang diproduksi. Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Segmentasi, target dan posisi pasar serta bauran pemasaran akan dibahas dalam pemasaran. a)
STP (Segmentation, Targeting, Positioning) Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat
heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Menurut Kotler (2009), pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang dadasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efesiensi dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Segmentasi adalah proses membagi pasar menjadi bagian yang lebih kecil yang memiliki karakteristik, keinginan, perilaku atau kebutuhan yang sama. Tujuannya adalah untuk memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik, memanfaatkan sumber daya lebih efisien, dan memahami situasi persaingan dengan lebih teliti (Chandra, P. 2009). Penempatan
posisi
produk
mencakup
kegiatan
merumuskan
penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada hakekatnya penempatan produk adalah tindakan merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen. Menurut
8
Umar (2008), setiap produk yang beredar di pasar menduduki posisi tertentu dalam segmen pasarnya. Apa yang sesungguhnya penting adalah persepsi atau tanggapan konsumen mengenai posisi yang dipegang oleh setiap produk di pasar (Kotler, 2009). Penetapan pasar sasaran adalah merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Apabila perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana yang akan dimasukinya, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung dan menilai potensi profit dari berbagai segmen yang ada. Hal ini menjadikan pemasar harus mengerti betul tentang teknik-teknik dalam mengukur potensi pasar dan meramalkan permintaan pada masa yang akan datang, dengan demikian pemasar dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi atau paling tidak meminimalisirnya (Kotler, 2009). b)
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Informasi yang diperoleh perusahaan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembeliannya dapat digunakan untuk melengkapi penyusunan strategi pemasaran. Salah satu strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah melalui bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari empat unsur yang dikenal sebagai 4P, yaitu Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 2009). Akan tetapi untuk usaha jasa terdapat tiga unsur tambahan yaitu People (Orang), Proses dan Layanan Pelanggan. Bauran pemasaran merupakan kombinasi dan tujuh variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin. Berikut adalah penjelasan ke tujuh unsur dalam bauran pemasaran. a. Product (Produk) Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk yang dipasarkan meliputi barang dan
9
fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Dalam melakukan perencanaan bauran produk, perencanaan strategis perusahaan harus menilai berdasarkan informasi yang disediakan oleh pemasar perusahaan, lini produk mana yang akan dikembangkan, dipertahankan, dikurangi dan diberhentikan. b. Price (Harga) Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan. c. Place ( Tempat) Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. d. Promosi Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
dan mempromosikan produknya kepada pasar
sasaran. Komunikasi dengan konsumen penting dilakukan untuk menyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan adalah yang terbaik. Untuk merencanakan bauran pemasaran dengan menggunakan
10
promosi penjualan, perusahaan harus menetapkan tujuan, memilih kiat, mengembangkan program, menguji coba, menerapkan dan mengendalikan serta mengevaluasi hasilnya. e. People (Orang) People atau orang menurut Kotler (2009) yaitu proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian karyawan, yang nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Pentingnya people dalam pemasaran berkaitan erat dengan pemasaran internal. Pemasaran internal adalah interaksi atau hubungan antar setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan, dengan tujuan untuk mendorong people agar dapat memberikan kinerja yang memuaskan kepada konsumennya. f. Proses Proses adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan serta mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran jasa dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen (Umar, 2008). g. Layanan Pelanggan (Customer Service) Layanan pelanggan adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan nasabah. 2.
Keuangan Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik dalam melihat posisi bersaing dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi sangat penting agar dapat merumuskan strategi secara efektif (David, 2009).
11
3.
Produksi/operasi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana dan sumberdaya lain yang dibutuhkan. Menurut Umar (2008) kegiatan produksi dan operasi perusahaan paling tidak dapat dilihat dari keteguhan prinsip efisiensi, efektivitas dan produktifivas.
4.
Sumber Daya Manusia Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Menurut Umar (2008) SDM merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan sistem penggajian.
5.
Sistem Informasi Manajemen SIM adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Menurut David (2009) menilai kekuatan dan kelemahan internal sebuah perusahaan dalam sistem informasi manajemen adalah dimensi penting dari suatu audit internal.
2.3. Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi trend kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Analisis lingkungan eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga manajer dapat memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang serta dapat menghindari dan
12
mengurangi dampak dari ancaman. Lingkungan eksternal perusahaan dibedakan menjadi lingkungan makro dan lingkungan mikro. 2.3.1 Lingkungan Mikro Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar atau pelanggan. Komponen-komponen lingkungan mikro tersebut adalah sebagai berikut : A. Pemasok Pemasok
adalah
perusahaan-perusahaan
dan
individu
yang
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. B. Perantara Pemasaran Para
perantara
pemasaran
adalah
perusahan-perusahaan
yang
membantu perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang atau jasa kepada konsumen akhir C. Pelanggan (Nasabah) Pelanggan yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi konsumen atas barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan yang berupa individu, lembaga dan organisasi. D. Pesaing Saat ini batasan pesaing menjadi lebih luas, tidak hanya perusahaan lain yang menghasilkan produk sejenis, bahkan produk lain yang sangat berbeda tetapi memperebutkan suatu anggaran yang terbatas. 2.3.2 Lingkungan Makro Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Lingkungan makro dapat menjadi suatu ancaman dan peluang bagi perusahaan. Faktor utama yang bisa diperhatikan adalah faktor politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi.
13
A. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap kondisi dan strategi perusahaan. Faktor ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya mencapai tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi yang dapat berperan sebagai peluang ataupun ancaman karena dapat mempengaruhi daya beli dan pola konsumsi masyarakat. B. Faktor Sosial Budaya Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang- orang lingkungan perusahaan beroperasi. C. Faktor Teknologi Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelangan, proses produksi, praktik pemasaran dan posisi perusahaan secara dramatis. Menurut Umar (2008), teknologi tidak hanya mencakup penemuan baru saja, tetapi juga meliputi caracara pelaksanaan atau metode baru daam mengerjakan yang memberikan gambaran yang luas meliputi: mendesain, menghasilkan dan mendistribusikan. D. Faktor Politik Faktor politik dan hkum mendefinisikan parameter-parameter hukum dan bagaimana pengaturan perusahaan harus beroperasi. Kendalakendala politik diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan, penentuan upah minimum, kebijakan polusi dan harga serta tindakan lainnya yang bertujuan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. 2.4. Matriks Internal Factor Evaluation dan Eksternal Factor Evaluation (IFE dan EFE) Perumusan strategi yang dilakukan perusahaan dapat menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (Eksternal Factor
14
Evaluation). Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor strategi internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Sedangakan matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor eksternal perusahaan terkait dengan informasi ekonomi, social, budaya, demografi, politik, hokum, pemerintahan, teknologi dan persaingan dalam industri guna mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. 2.5. Matriks IE Matriks IE adalah gabungan dari matriks IFE dan EFE. Menurut David (2009), matriks IE merupakan matriks yang meringkas hasil evalusi faktor internal dan eksternal yang menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi dari sembilan sel, dimana tiap-tiap sel merupakan kondisi atau langkah yang harus ditempuh perusahaan. Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE memiiki tiga implikasi strategi yang berbeda yaitu :
Perusahaan yang berada pada sel I, II atau IV dapat digambarkan sebagai Grow dan Built. Strategi-strategi yang cocok bagi perusahaan adaah strategi intensif yaitu market penetration, market development dan product development. Atau strategi terintegrasi yaitu backward integration, forward integration dan horizontal integration.
Perusahaan yang berada pada sel-sel III, V dan VII paling baik dikendalikan dengan strategi Hold dan Maintain. Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi market penetration dan product penetration.
Perusahaan yang berada pada sel VI, VIII dan IX dapat menggunakan strategi harvest atau divestiture.
2.6. Matriks SWOT Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting dan membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu, strategi S-O (strengths-opportunities), strategi W-O (weaknesses- opportunities), strategi S-T (strengths- threaths) dan strategi W-T (weaknesses -threaths). Anaisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang
15
serta meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada. Matriks SWOT menggambarkan secara jeas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Empat tipe aternatif strategi dari matriks SWOT adalah : a. Strategi S-O, strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mengambil peluang yang ada di luar perusahaan b. Strategi W-O, strategi ini bertujuan untuk memperkecil keemahan perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada. c. Startegi S-T, dalam strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari dan mengatasi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki d. Strategi W-T, merupakan strategi bertahan dengan cara mengurangi kelemahan dan menghinndari ancaman. 2.7. Pengertian Gadai Menurut Mulyawati (2012) pengertian gadai menurut Pasal 1150 dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Gadai (pawn) adalah suatu hak yang diperoleh seseorang berpiutang atas suatu benda bergerak yang diserahkan kepadanya oleh yang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari benda tersebut secara didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya, kecuali haruslah didahulukan biaya untuk melelang barang serta biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang yang digadaikan tersebut. Dari definisi gadai tersebut terkandung adanya beberapa unsur pokok, yaitu : 1. Gadai lahir karena perjanjian penyerahan kekuasaan atas barang gadai kepada kreditor pemegang gadai. 2. Penyerahan itu dapat dilakukan oleh debitor atau orang lain atas nama debitor. 3. Barang yang menjadi obyek gadai hanya barang bergerak.
16
2.8. Metode AHP Proses hirarki analitik dikembangkan oleh Thomas L saaty pada tahun 1970. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing masing kriteria. Ketika dilakukan pengambilan keputusan dalam rancangan strategi sangatlah penting untuk mengevaluasi setiap kemungkinan alternative dengan baik. Dalam beberapa situasi pengambilan keputusan strategi promosi seringkali dihadapkan dengan situasi dimana banyaknya factor menjadi suatu kendala. Hal ini membuat keputusan tersebut sulit untuk diambil dan meningkatkan
kebutuhan
dilakukan
pendekatan
tertentu,
yang
memungkinkan pengambil keputusan untuk memecahkan proses evaluasi tersebut dalam tingkatan factor-faktor yang berbeda tetapi masih saling terkait. Metode AHP adalah kerangka kerja yang komprehensif, logis dan terstruktur. Metode ini memngkinkan dilakukanya pemahaman akan keputusan yang komplek dengan melakukan dekomposisi dari suatu masalah. Cara kerja AHP sangatlah sederhana, metode ini dimulai dengan menyatukan semua keputusan yang relevan dan kemudian dilakukan proses pembobotan untuk memudahkan pengambil keputusan melihat tingkat kepentingan dari masing masing criteria objektif. Prosedur ini mengenalkan dan menyatukan pengetahuan juga keahlian para pasrtisipan dalam pengambilan keputusan dengan memanfaatkan penilaian subjektif. Tiga prinsip dasar dalam metode AHP ini, adalah pendekomposisian masalah dari pengambilan keputusan, penilaian komparatif dari setiap unsur dan pensintesisan dari masing masing prioritas. 2.9. Penelitian terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Zakiah (2008) dengan judul “Analisis Strategi Promosi Jasa Telekomunikasi Esia Pada PT Bakrie Telecom tbk”. Hasil daari penelitian teridentifikasi enam faktor yaitu anggaran promosi, SDM, karakeristik produk, karakteristik pasar, STP dan tingkat persaingan. Dari pengolahan AHP didapatkan bahwa STP teridentifikasi sebagai faktor
17
prioritas utama yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi esia dengan bobot (0,445). Alternative strategi promosi bagi esia yaitu meningkatkan intensitas promosi above the line, baik melauli media cetak maupun elektronik, aktif melakukan promosi below the line melalui berbagai kegiatan seperti event roadshow, flyering, diberbagai tempat keramaian, sarana sms, penempatan POS, material ditempat penjualan ketika peluncuran program atau produk baru. Melakukan peningkatan peningkatan direct selling dan direct marketing, aktif melakukan promo penjualan dengan program menarik. Alternative yang diprioritaskan bagi esia adalah meningkatkan intensitas promosi above the line, baik media cetak maupun elektronik dengan bobot 0,364. Penelitian yang dilakukan oleh Febrianto (2009) dengan judul “Strategi Pengembangan Promosi Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process (Studi Kasus LPM Chic’s Music, Cabang Condet)”. Dari penelitian yang dilaksanakan terdapat lima faktor yang diidentifikasi sebagai faktor penyusun strategi promosi perusahaan yaitu, kalender promosi perusahaan (0,261), luas cakupan geografis (0,217), SDM (0,206), anggaran promosi (0,186) dan STP (0,131). Untuk faktor yang berpengaruh terhadap perumusan strategi promosi perusahaan adalah staf promosi (0,316), komisaris (0,282), direktur utama (0,281) dan perwakilan siswa(0,122). Untuk tujuan yang ingin dicapai dalam pemilihan strategi promosi adalah mendorong masuknya siswa baru dan mempertahankan siswa (0,609), menginformasikan kehadiran lpm chics condet beserta keunggulan produknya (0,256) dan mempertahankan dan memperkuat citra merk yang dibawa (0,135). Penelitian ini memiliki kekhasan dari segi metode maupun jasa yang ditawarkan oleh objek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities and Threats) untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam internal maupun eksternal perusahaan melalui matriks IFE dan EFE. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan strategi menggunakan matriks SWOT dengan mengacu pada matriks IFE dan EFE. Setelah itu menggunakan metode AHP untuk memperoleh alternative strategi yang tepat dan menjadi masukan bagi perusahaan untuk mengambil
18
keputusan dalam bidang pemasaran. Sedangkan objek penelitian adalah PT Pegadaian (Persero) yaitu perusahaan yang menyediakan jasa gadai yang telah berusia lebih dari 111 tahun dan sedang berbenah dalam menghadapi UU anti monopoli yang diterbitkan pemerintah.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Jasa gadai merupakan salah satu jasa yang ditawarkan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Permasalahan mendasar saat ini adalah belum efektifnya strategi pemasaran yang diterapkan sehingga omset jasa gadai belum tercapai. Hal pertama yang harus dilakukan sebelum merumuskan atau menyusun formulasi strategi yaitu mengetahui visi, misi dan tujuan dari perusahaan yang akan diteliti. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal agar strategi yang akan diterapkan tepat bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dalam mencapai tujuannya. Tahap perumusan dan penyusunan strategi pemasaran yang tepat terdapat tiga tahapan yaitu, tahap pengumpulan input dasar (the input stage), tahap pencocokan (the matching stage) dan tahap keputusan (the decision stage). Formulasi strategi dimulai dengan tahap pengumpulan input dasar untuk merumuskan strategi yaitu identifikasi dan analisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis faktor lingkungan internal menggunakan matriks IFE dan analisis faktor lingkungan eksternal menggunakan matriks EFE. Tahap selanjutnya yaitu tahap pencocokan untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak dengan memadukan faktor internal dan eksternal. Hasil dari matriks IFE dan EFE dimasukkan ke dalam matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Setelah diketahui posisi perusahaan dalam matriks IE lalu dilakukan analisis SWOT untuk merumuskan alternahtif strategi. Pada tahap terakhir akan diambil keputusan mana yang akan menjadi prioritas dengan menggunakan metode Prinsip Hirarki Analitik (PHA) sebagai rekomendasi strategi untuk perusahaan. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
20
PT PEGADAIAN (Persero)
Visi dan Misi Perusahaan
Strategi Pemasaran
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Matriks IFE
Matriks EFE
Matriks SWOT
Metode AHP
Rumusan Strategi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon Gambar 1. Bagan kerangka pemikiran penelitian
21
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengambil tempat di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, yang beralamat di Jl Haji Ten No 86 Rt 05 Rw 01 Kelurahan Kayu Putih. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dikarenakan PT Pegadaian Cabang Kampung Ambon dalam kinerjanya tidak dapat mencapai target omset yang ditetapkan oleh Kantor Wilayah VIII Jakarta. Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yang dimulai pada bulan April sampai dengan Oktober 2012. 3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif, yang didapatkan dari perusahaan (internal), maupun luar perusahaan (eksternal). Data kualitatif berupa jumlah nasabah. Data kualitatif berupa gambaran umum perusahaan. Data yang didapatkan ini berbentuk data primer atau data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan pihak terkait melalui kuisioner. Sedangkan data sekunder sebagai data pelengkap berbentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya. Daftar pertanyaan wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1 dan kuisioner penentuan bobot, peringkat serta AHP disajikan pada Lampiran 2. 3.4. Teknik Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan pada penelitian ini bersifat non probability sampling, yaitu pengambilan sampel secara tidak acak melalui teknik purposive sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan tujuan tertentu dari peneliti. Pihak yang menjadi tujuan peneliti adalah pimpinan cabang, manajer bisnis usaha gadai dan asisten manajer pemasaran. Pemilihan responden dilakukan dengan alasan pengalaman dari ketiga responden tersebut yang sudah lebih dari tujuh tahun bekerja di PT Pegadaian serta dianggap mewakili karena berada pada posisi penentu kebijakan strategi perusahaan. 3.5. Teknik Pengumpulan Data
22
Dalam
hubunganya
dengan
analisi
SWOT
dan
AHP
maka
pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut : 1. Wawancara langsung dan pengisian kuisioner oleh pemimpin cabang, manajer bisnis usaha gadai dan manajer pemasaran pada PT Pegadaian (Persero) Kanwil VIII Jakarta. 2. Literatur atau data terkait yang dimiliki perusahaan 3. Media internet melalui berbagai sumber yang berkaitan dengan topic penelitian. 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif. Selanjutnya setelah dilakukan pengolahan data data di analisa dengan tahapan berikut : Mengidentifikasi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)
1.
perusahaan melalui aspek STP dan marketing mix serta lingkungan external (peluang dan ancaman) perusahaan. Menganalisis aspek pada lingkungan internal perusahaan dan
2.
merumuskanya ke dalam matriks IFE serta menganalisis aspek pada lingkungan eksternal perusahaan dan merumuskanya ke dalam matriks EFE. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membentuk matriks IFE dan EFE yaitu : a. Menyusun daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting (critical success factors) untuk aspek eksternal dan internal PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, kemudian menempatkannya pada kolom pertama. b. Menentukan bobot dari setiap faktor-faktor tersebut. Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan faktor-faktor strategis internal dan eksternal tersebut kepada pihak manajemen perusahaan, dengan
menggunakan
metode
Pairwise
Comparison.
Untuk
23
menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1,2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian bobot adalah sebagai berikut : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penilaian bobot faktor strategi internal / eksternal perusahaan Faktor Strategi Eksternal/Internal
A
B
C
D
...
n
Total
Bobot
A
A
A/
tot
B
B
B/
tot
C
C
C/
tot
D
D
D/
tot
⁞
⁞
⁞
N
n
Total
tot
n/
tot
1.00
Sumber : Kinnear dan Taylor dalam Mulyawati (2012)
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobotan ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matriks IFE dan EFE. Data internal yang diperoleh diklasifikasikan secara kualitatif untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan (IFE), serta mengetahui peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan
eksternal
perusahaan,
maka
dilakukan
analisis
lingkungan eksternal (EFE) dan dilakukan pembobotan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
24
Tabel 4. Matriks faktor strategi internal Faktor-faktor
Bobot
Rating
Skor
Strategi Internal
(a)
(b)
(a x b)
Kekuatan 1 2 Kelemahan 1 2 Total
1,00
Sumber : David (2009)
Tabel 5. Matriks faktor strategi eksternal Faktor-faktor
Bobot
Rating
Skor
Strategi Eksternal
(a)
(b)
(a x b)
Peluang 1 2 Ancaman 1 2 Total
1,00
Sumber : David (2009)
Tahap-tahap dalam mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam matriks IFE dan EFE adalah sebagai berikut : a. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman pada kolom 1. b. Memindahkan bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai dengan 1,0 (sangat penting). Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. c. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor. Berikan peringkat 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh tersebut terhadap kondisi perusahaan. Pemberian rating faktor internal (IFE) untuk variabel yang masuk kategori kekuatan diberi nilai mulai dari 1 sampai 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang masuk
25
kategori kelemahan, kebalikannya. Pemberian rating faktor eksternal (EFE) untuk variabel yang masuk kategori peluang mulai dari 1 (peluang kecil) sampai dengan 4 (peluang besar), sedang variabel yang masuk kategori ancaman, kebalikannya. d. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). e. Menjumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan. Nilai total pembobotan menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternalnya. Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai dengan 4, dengan rata-rata 2,5. Pada matriks IFE, jika total skor nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal kuat. Pada matriks EFE berapa pun jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam matriks EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0. 3. Dengan acuan matriks IFE dan EFE, strategi diformulasikan dengan matriks SWOT. 4. Menentukan prioritas strategi pada masing-masing elemen yang dapat diterapkan oleh perusahaan dengan menggunakan Metode AHP. Pengolahan data dengan AHP dalam penelitian ini dibantu oleh program komputer Expert Choice Version 11. 5. Langkah-langkah dalam pengolahan pengujian AHP menurut Saaty (1991) adalah sebagai berikut a. Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan. Bila AHP digunakan untuk memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif, maka pada tahap ini dilakukan pengembangan alternatif. b. Menyusun masalah dalam struktur hirarki. Setiap permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terstruktur.
26
Gambar 2. Struktur Hirarki AHP (Fewidarto dalam Febrianto, 2009) c. Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki. Proses ini menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian tujuan, sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Langkah pertama pada tahap ini adalah menyusun perbandingan berpasangan yang ditransformasikan dalam bentuk matriks, sehingga matriks ini disebut matriks perbandingan berpasangan seperti ditunjukan pada Tabel 6. Tabel 6. Matriks perbandingan berpasangan
Sumber : Saaty (1991)
27
Nilai a11, a22,… amn adalah nilai perbandingan elemen baris Al terhadap kolom Al yang menyatakan hubungan: Seberapa jauh tingkat kepentingan baris A terhadap kriteria C dibandingkan dengan kolom Al Seberapa jauh dominasi baris Ai terhadap kolom A1 atau Seberapa banyak sifat criteria C terdapat pada baris A1 dibandingkan dengan kolom A1 Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari skala perbandingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty, seperti pada Tabel 7.
28
Tabel 7. Skala penilaian perbandingan berpasangan Intensitas Kepentingan
Definisi
Penjelasan
1
Kedua elemen pentingnya
sama
Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama pentingnya terhadap tujuan
3
elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya
Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen dibanding elemen yang lainnya
5
elemen yang satu sangat lebih penting daripada elemen lainnya
Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya terlihat dalam praktik
7
Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya
Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya terlihat dalam praktik
9
Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya
Bukti yang menyokong elemen yang satu dibanding yang lainnya memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8
Nilai-nilai di antara dua pertimbangan yang berdekatan
Kompromi diperlukan di antara dua pertimbangan.
Kebalikan
Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dibandingka suatu aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan aktifitas i.
Sumber : Saaty (1991)
d. Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi perbandingan ditinjau dari per matriks perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan prioritas yang dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang masih berada dalam batas-batas preferensi yang logis. Setelah melakukan perhitungan bobot elemen, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian konsistensi matriks. Untuk melakukan perhitungan ini diperlukan bantuan tabel Random Index (RI) yang nilainya untuk setiap ordo matriks dapat dilihat berikut ini:
29
Tabel 8. Nilai RI matriks berordo 1-10 Urutan matriks
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
(RI)
0.00
0.00
0.58
0.90
1.12
1.24
1.32
1.41
1.45
1.49
Sumber: Saaty, 1991
Dengan tetap menggunakan matriks diatas, pendekatan yang digunakan dalam pengujian konsistensi matriks perbandingan adalah:
Melakukan perkalian antara bobot elemen dengan nilai awal matriks & membagi jumlah perkalian bobot elemen & nilai awal matriks dengan bobot untuk mendapatkan nilai eigen.
Mencari nilai matriks Nilai matriks merupakan nilai rata-rata dari nilai eigen yang didapatkan dari perhitungan sebelumnya. ………………………(1)
Mencari nilai Consistency Index (CI) ……………………………...(2)
Mencari nilai Consistency Ratio (CR) …………………………………....(3) Nilai Rasio Inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini karena CR merupakan tolak ukur bagi konsistens atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat (Saaty, 1991).
e. Melakukan pengujian konsistensi hirarki. Pengujian ini bertujuan untuk menguji kekonsistensian perbandingan antara kriteria yang dilakukan untuk seluruh hirarki. Total CI dari suatu hirarki diperoleh dengan jalan melakukan pembobotan tiap CI dengan
30
prioritas elemen yang berkaitan dengan faktor-faktor yang diperbandingkan, dan kemudian menjumlahkan seluruh hasilnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746. Kemudian VOC bangkrut karena praktik korupsi, dan pada tahun 1800 VOC menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah Belanda. Pada masa ini pemerintah Belanda semakin mengakui dan mempertegas keberadaan BANK VAN LEENING. Namun ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda pada tahun 1811 sampai dengan tahun 1816, BANK VAN LEENING milik pemerintah dibubarkan, sebagai gantinya pemerintah kolonial Inggris memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk mendirikan usaha pegadaian asalkan telah mendapatkan lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (Liecientie
Stelsel).
Namun
pada
prakteknya
metode
tersebut
berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah Inggris. Oleh karena itu, metode Liecientie Stelsel diganti menjadi Patch Stelsel yaitu pendirian Pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah. Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan ‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi
32
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian. Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari. Pada tahun 1960 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 19/1960 yaitu menetapkan bahwa semua perusahaan yang modalnya berasal dari pemerintah dijadikan sebagai
Perusahaan
Negara
(PN). Tujuannya
untuk
menyederhanakan perusahaan-perusahaan negara yang bentuknya beraneka ragam hanya menjadi satu bentuk saja. Situasi kemanan dan politik yang belum stabil di Indonesia mengakibatkan terjadinya inflasi yang berimbas kepada permodalan Pegadaian. Kemudian pada tahun 1967
pemerintah
mengeluarkan
Inpres
No.
12/1967
yang
memerintahkan semua Perusahaan Negara untuk mempersiapkan penyederhanaan suntikan modal kerja perusahaan yaitu diarahkan ke tiga bentuk yaitu : Perusahaan Jawatan, Peusahaan Umum, dan Perusahaan Persero. Dengan ketentuan tersebut berdasarkan PP No. 7/1969 berubah menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN). Dengan statusnya sebagai Perusahaan Jawatan Pegadaian menimbulkan persepsi yang negatif dari masyarakat dan dinilai lemah badan hukum, selanjutnya berdasarkan PP No. 10/1990 (yang diperbaharui PP No.
33
103/2000) tanggal 10 April 1990 status Perjan berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum), Hingga pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011, bentuk badan hukum Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Pegadaian telah berusia lebih dari seratus tahun akan tetapi tetap berusaha untuk tetap tumbuh berkembang dan dipercaya sebagai tempat yang aman berinvestasi dalam tatanan bisnis yang berubah akibat lingkungan yang penuh ketidakpastian. Pertimbangan utama yang perlu dikaji dalam menetapkan kembali visi perusahaan adalah menentukan pilihan medan bisnis (industri) yang akan dimasuki. Berdasarkan perkembangan terakhir tampak bahwa PT Pegadaian (Persero) mempunyai kemampuan untuk mengoperasikan skim pembiayaan mikro berupa kredit gadai, kredit fiducia dan kredit mikro lainnya. Pegadaian mempunyai visi sejak tahun 2008 telah berubah menjadi : Perum Pegadaian mempunyai visi pada tahun 2013 akan menjadi “champion” dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah kebawah. Dengan misi yang diterapakan yaitu : 1) Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah kebawah dengan memberikan solusi keuangan terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia. 2) Memberikan
manfaat
kepada
pemangku
kepentingan
dan
melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten. 3) Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya. Perubahan
status
perusahaan
dari
Perjan
menjadi
Perum
pernyataan misi perusahaan dirumuskan kembali dengan pertimbangan jangan sampai misi perusahaan itu justru membatasi ruang gerak perusahaan dan sasaran pasar tidak hanya masyarakat kecil dan
34
golongan menengah saja, maka terciptalah misi perusahaan Perum Pegadaian yaitu “ikut membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan”. Berdasarkan dari misi Pegadaian tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya Pegadaian adalah sebuah lembaga dibidang keuangan yang mempunyai visi dan misi bagaimana masyarakat mendapat perlakuan dan kesempatan yang adil dalam perekonomian. PT Pegadaian (Persero) telah melakukan upaya-upaya untuk sasaran jangka panjang antara lain : 1) Peningkatan
kualitas
pelayanan
kepada
nasabah
dengan
perencanaan dan pelaksanaan program pelanggan NOW (Nomor Wahid). Dalam program ini orientasi pelayanan ditujukan untuk memberikan kepuasan pelanggan. 2) Pemberian program pemberian jaminan asuransi jiwa bagi nasabah dan asuransi kerugian untuk barang jaminan nasabah. 3) Pembaruan atau update standar penaksiran logam emas secara kontinyu dengan memperhatikan perkembangan harga pasar. 4) Pembukaan sebanyak-banyaknya Unit Pelayanan Cabang (UPC) untuk lebih mendekatkan diri kepada pelanggan. 5) Program pemasaran dilakukan secara terpadu melalui berbagai bentuk kegiatan seperti pemasangan iklan di surat kabar, media elektronik, pemasangan spanduk, pencetakan brosur, dan lain-lain. 6) Inovasi berbagai produk dan mengembangkan produk yang sudah ada untuk disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat terutama untuk para pengusaha UMKM. 4.1.3 Budaya Perusahaan PT Pegadaian (Persero) mempunyai slogan yang sudah tidak asing lagi yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”. Slogan ini menunjukkan kepribadian Pegadaian sebagai suatu lembaga yang
35
senantiasa memberikan solusi yang baik dan tepat untuk melindungi masyarakat tanpa syarat yang rumit. Secara rinci masing-masing unsur yang membentuk logo Pegadaian mengandung makna sebagai berikut :
Gambar 3. Logo PT Pegadaian (Persero) 1) Pohon rindang berwarna hijau : Melindungi dan membantu masyarakat Senantiasa tumbuh dan berkembang Mencerminkan keteduhan Warna hijau merupakan warna agraris yang akrab dengan masyarakat kecil 2) Tulisan “Pegadaian” dengan huruf miring : Sederhana, kepraktisan dan kemudahan Dinamis, terus bergerak maju Huruf balok melambangkan keteguhan dan kekokohan 3) Timbangan berwarna hitam : Keseimbangan dan keterbukaan dalam pelayanan Kejujuran Slogan Pegadaian yang resmi ditetapkan direksi pada tanggal 10 April 1991 adalah : “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”. Slogan ini mencerminkan ciri utama pelayanan Pegadaian yaitu : mengatasi masalah keuangan atau kebutuhan dana dengan pelayanan dalam waktu yang relatif singkat dan tidak menuntut persyaratan-persyaratan administrasi yang menyulitkan. Hal ini dibuktikan berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia bahwa Pegadaian di mata konsumen : 1. Diakui sebagai alternatif pembiayaan cengkraman rentenir. 2. Segmen Pegadaian hampir 90 % masyarakat lapisan bawah yang tergolong ekonomi lemah.
36
3. Pegadaian diharapkan memberikan keseimbangan antara besarnya uang pinjaman dengan nilai harta yang dijaminkan konsumen. 4. Pegadaian diharapkan tidak meninggalkan masayarakat kecil misalnya mengubah lapangan usaha. Pegadaian mempunyai budaya perusahaan yang diaktualisasikan dalam bentuk simbol/maskot dan jargon si “INTAN” yang bermakna :
Gambar 4. Maskot PT Pegadaian (Persero) Inovatif
1. Berinisiatif, kreatif dan produktif 2. Berorientasi pada solusi
Nilai Moral Tinggi
3. Taat beribadah 4. Jujur dan berfikir positif
Terampil
5. Kompeten di bidangnya 6. Selalu mengembangkan diri
Adi Layanan
7. Peka dan cepat tanggap 8. Empatik, santun dan ramah
Nuansa Citra
9. Memiliki sense of belonging 10. Peduli nama baik perusahaan
Makna dalam maskot INTAN adalah kepala berbentuk berlian yang memberikan makna bahwa Pegadaian mengenal batu Intan tidak lebih dari sebuah bongkahan batu yang diciptakan alam dalam suatu proses beratus tahun lamanya. Kekerasannya menjadikan dia tidak dapat tergores dari benda lain. Tetapi dia juga dapat dibentuk menjadi batu yang sangat cemerlang atau berlian. Karakteristik batu intan itu diharapkan terdapat juga pada setiap insan Pegadaian.
37
Sikap tubuh dengan tangan terbuka dan tersenyum memberi makna sikap seorang pelayan yang selalu siap memberikan pelayanan prima kepada siapa saja. Rompi warna hijau bermakna memberi keteduhan sebagai Insan Pegadaian. 4.1.4 Produk dan Layanan Slogan PT Pegadaian (Persero) yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”, Pegadaian memberikan produk dan layanan yang mudah, cepat dan aman. Produk dan layanan yang dijalankan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon meliputi : 1. Bisnis Inti Bisnis inti dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon KCA atau Kredit Cepat Aman adalah pinjaman atau kredit berdasarkan hukum gadai yang diberikan kepada semua golongan nasabah untuk segala kebutuhan dengan prosedur pelayanan yang mudah, cepat dan aman. Dalam rangka menjangkau berbagai strata sosial masyarakat, maka barang jaminan yang menjadi agunan juga dibuat sefleksibel mungkin, yakni perhiasan emas/ permata, kendaraan bermotor (sepeda motor), dan elektronik. 2. Bisnis Non Inti Selain KCA sebagai produk bisnis inti, PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon juga mengembangkan sejumlah produk bisnis non inti diantaranya : KREASI, Jasa Taksiran, Jasa Titipan, MULIA dan KUCICA yang merupakan inovasi fasilitas pelayanan kredit agar pengusaha mikro dapat mengakses modal secara terjangkau. 4.1.5 Struktur Organisasi Setiap jabatan yang ada di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon telah dibuatkan deskripsi pekerjaan yang meliputi tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan. Pembagian tugas dan wewenang dilakukan oleh pimpinan cabang dan berdasarkan penunjukkan dari Kantor Wilayah Jakarta. Jabatan kerja di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon terdiri dari Pimpinan
38
Cabang, Manager Usaha Lain, Penaksir, Pengelola UPC, Pemegang Gudang, Penyimpan, Petugas Admministrasi Usaha Lain (PAUL) dan Pendukung Administrasi & Pembayaran (PAP). Struktur organisasi yang terdapat pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dibentuk menjadi kantor cabang dan kantor Unit Pelayanan Cabang (UPC). Gambar struktur organisasi PT Pegadaian Cabang Kampung Ambon dapat dilihat pada Lampiran 3. PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon mempunyai 5 buah Unit Pelayanan Cabang (UPC) yang letaknya berada pada lingkungan pemukiman padat penduduk dan berada padat tempat-tempat keramaian. 4.2. Analisis Lingkungan Internal 4.2.1 Pemasaran Pemasaran yang dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon akan dibahas melalui STP (Segmentation, Targeting, Positioning) dan bauran pemasaran 1. STP (Segmentation, Targeting, Positioning) a. Segmentasi Tujuan segmentasi antara lain : memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik, memanfaatkan sumber daya lebih efisien, dan memahami situasi persaingan dengan lebih teliti. Segmentasi di bagi dalam beberapa variabel yaitu : a. Segmentasi berdasarkan geografis PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon berada pada kawasan padat penduduk. Lokasi penetapan unit pelayanan cabang berada di wilayah yang berdekatan dengan keramaian seperti pasar dan komplek perumahan real estate. b. Segmentasi berdasarkan demografis Profil demografis nasabah PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dilihat dari dua profil, yaitu profesi dan penggunaan kredit. Profesi terdiri dari karyawan, pedagang, mahasiswa dan ibu rumah tangga. Dari segi penggunaan kredit,
39
pinjaman tersebut digunakan untuk keperluan usaha/modal kerja, konsumsi, biaya pendidikan, biaya pengobatan, biaya hajatan, dan lain-lain. c. Segmentasi berdasarkan psikografis PT
Pegadaian
(Persero)
Cabang
Kampung
Ambon
meluncurkan dua jenis produk yaitu produk gadai dan produk non gadai. Produk gadai terdiri dari KCA, KREASI, dan KRASIDA ditujukan bagi nasabah yang mengajukan pinjaman untuk kebutuhan produktif maupun konsumtif. Produk non gadai terdiri dari Jasa Taksiran, Jasa Titipan, Mulia dan Kucica ditujukan bagi nasabah yang mempunyai kepentingan untuk menggunakan produk sesuai dengan tujuan penggunaannya. d. Segmentasi berdasarkan Perilaku Nasabah PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon memilih menggadai barang yang dimiliki daripada menjualnya karena barang tersebut mempunyai nilai investasi dan sewaktuwaktu dapat menggunakan serta memilikinya kembali. b. Target Pasar (Targeting) Target pasar PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon berasal dari pasar bawaan, yaitu orang-orang yang ada di sekeliling nasabah atau orang terdekat dengan nasabah tersebut, sehingga golongan nasabah tersebut lebih mudah untuk di dekati karena telah saling mengenal dan mempunyai ikatan emosional yang kuat, dan dari ikatan emosional tersebut melahirkan kepercayaan. Ada juga target pasar yang berasal dari pasar luar, yaitu para calon nasabah yang betul-betul baru mengenal Pegadaian, nasabah golongan ini dapatkan dari komunitas, instansi, data demografi, dan lain-lain. c. Posisi Pasar (Positioning) Hasil akhir dari penentuan posisi adalah keberhasilan penciptaan suatu usulan nilai yang terfokus pada pasar, suatu
40
pernyataan sederhana yang jelas mengapa pasar sasaran harus membeli produk tersebut. Sesuai dengan slogan PT Pegadaian (Persero) yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”, PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon memposisikan diri untuk selalu memberi kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi dalam melayani, memberikan kemudahan dalam proses administrasi, dan standar taksiran barang yang mengikuti harga pasaran. 2. Analisis Bauran Pemasaran (Marketing Mix) a. Produk (Product) PT
Pegadaian
(Persero)
Cabang
Kampung
Ambon
menciptakan berbagai macam produk yang terbagi menjadi produk gadai dan non gadai untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan jasa layanan kredit. Adapun
produk-produk ditawarkan oleh PT Pegadaian
(Persero) Cabang Kampung Ambon terdiri dari : Produk Gadai :
1. Kredit Cepat Aman (KCA) Kredit cepat aman atau jasa gadai adalah pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan prosedur layanan mudah, cepat dan aman. Mudah karena hanya dengan mengisi Form Permintaan Kredit dan melampirkan foto copy KTP serta barang yang akan dijaminkan, aman karena semua barang yang dijaminkan akan diasuransikan, cepat karena proses pencairan hanya dengan 15 menit nasabah akan membawa uang yang dibutuhkan. Dengan demikian, kalangan masyarakat menengah ke bawah terhindar dari praktek pemberian uang pinjaman yang tidak wajar. Produk ini merupakan produk utama yang di pasarkan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, dengan sistem pemberian kredit jangka pendek dan pemberian pinjamannya dimulai Rp. 50.000,- sampai dengan Rp. 200.000.000,-. Jaminan berupa barang bergerak baik
41
berupa perhiasan emas dan berlian, elektronik, kendaraan. Jangka waktu peminjaman kredit maksimum 4 bulan atau 120 hari dan dapat diperpanjang dengan cara hanya membayar sewa modal dan biaya administrasi saja. 2. Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI) Untuk membantu mengembangkan kredit mikro serta menyejahterakan masyarakat untuk membantu perkembangan usaha produktif, terutama bagi pengusaha mikro kecil dan menengah melalui pemberian berbagai fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah. Salah satu bentuk fasilitas pinjaman yang dapat diperoleh para pengusaha mikro kecil adalah kredit KREASI, dengan jaminan BPKB mobil dan motor. 3. Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Krasida atau Kredit Angsuran Sistem Gadai merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha Mikro dan Kecil (dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar gadai dengan pengembalian
pinjaman
dilakukan
melalui
mekanisme
angsuran. Produk Non Gadai :
1. Jasa Taksiran Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada masyarakat yang peduli akan harga atau nilai harta benda miliknya. Dengan
biaya
yang
relatif
ringan,
masyarakat
dapat
mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya setelah lebih dulu diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir berpengalaman. Kepastian nilai atau kualitas suatu barang, misalnya kualitas emas atau batu permata, dapat memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang tersebut benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi.
42
2. Jasa Titipan Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe deposit box. Harta dan surat berharga perlu di jaga keamanannya agar tidak sampai hilang, rusak atau di salah gunakan orang lain. Tetapi ternyata tidak selamanya barang dan surat berharga itu aman di tangan sendiri. Jangka waktu penitipan dua minggu sampai dengan satu tahun dan dapat diperpanjang. Obyek jasa titipan dapat berupa perhiasan emas dan permata, dokumen penting, seperti : BPKB, sertifikat tanah/bangunan, surat berharga lainnya, dan kendaraan bermotor. 3. MULIA Logam Mulia atau emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan manusia disamping memiliki nilai estetis yang tinggi juga merupakan nilai investasi yang nilainya stabil, likuid dan aman secara riil. Mulia adalah penjualan logam mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat dengan jangka waktu tertentu, dengan kesepakatan atau perjanjian yang dibuat bersama antara Pegadaian dengan nasabah atas sejumlah pembelian Logam Mulia disertai keuntungan dan biaya-biaya yang disepakati, dengan ukuran 5gr, 10gr, 25gr, 50gr, 100gr, 250gr, sampai dengan 1kg. Produk ini ditujukan untuk nasabah yang ingin memiliki emas batangan untuk investasi. 4. Kiriman Uang Cara Instan, Cepat dan Aman (KUCICA) KUCICA adalah bentuk layanan kepada masyarakat untuk pengiriman uang dari/ke dalam dan luar negeri yang bekerja sama dengan Western Union. Dengan persyaratan yang mudah, transaksi yang cepat dan tanpa harus membuka rekening uang dapat langsung dicairkan.
43
b. Harga (Price) Harga dalam hal ini adalah tarif administrasi dan sewa modal. Tarif biaya adminsitrasi dan sewa modal pada produk KCA terdapat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Tabel 9. Biaya administrasi Gadai Baru
1-120 hari
1%
Ulang Gadai
1-30 hari
0.2%
31-60 hari
0.4%
61-90 hari
0.6%
91-120 hari
0.8%
Sumber : www.pegadaian.co.id
Tabel 10. Tarif sewa modal Gol
Uang Pinjaman (Rp)
SM
Taks
Pembulatan UP (Rp)
A1
20.000-150.000
0.75%
95%
1.000
B1
155.000-1.000.000
1.2%
92%
5.000
C1
1.010.000-20.000.000
1.2%
92%
10.000
D1
20.050.000-50.000.000
1%
93%
50.000
D2
50.100.000-200.000.000
1%
93%
100.000
Sumber : www.pegadaian.co.id
Tarif sewa modal, biaya administrai dan jangka waktu peminjaman untuk produk KREASI dan KRASIDA terdapat pada Tabel 11. Tabel 11. Perbandingan skim kredit Uraian
Jenis Kredit KREASI
KRASIDA
Tarif Bunga
1%
1%
Biaya Adm
1% x UP
1% x UP
Taksiran
70% HPS
95% Taksiran
12-36 bulan
12-36 bulan
Jangka Waktu
Sumber : www.pegadaian.co.id
44
Tarif Jasa Taksiran : 1. Logam Emas : 1,25 % x berat barang x karatase/24x HPS emas. Biaya minimal Rp. 5.000,- dan maksimal sesuai rumus. 2. Logam Non Emas : Rp. 500,- x berat barang. Biaya minimal Rp. 1.000,- dan maksimal Rp. 50.000,3. Berlian : Dihitung berdasarkan jumlah total ukuran keseluruhan berlian (carat) dengan rician sebagai berikut : Ukuran 0.01 s/d 0.20 carat
= Rp. 10.000,-
Ukuran 0.20 s/d 0.50 carat
= Rp. 50.000,-
Ukuran 0.51 s/d 1.00 carat
= Rp. 100.000,-
Ukuran 1.01 s/d 1.50 carat
= Rp. 200.000,-
Ukuran di atas 50 carat
= Rp. 300.000,-
Batu mulia dikenakan tarif Rp. 25.000,- per butir batu mulia.
Tarif jasa taksiran dihitung sejak tanggal penitipan. Penjelasan tarif jasa titipan terdapat pada Tabel 12. Tabel 12. Tarif jasa titipan Rubrik K1
Klasifikasi Barang Logam Adi (perhiasan maupun lantakan)
Dokumen & surat berharga (Sertifikat tanah/bangunan, ijazah,BPKB, dll) Barang-barang berharga lainnya (bendaK3 benda pusaka, keris, batu giok, dll) Kendaraan roda dua (sepeda motor, G1 scooter, dll) Kendaraan roda empat G2 Sumber : www.pegadaian.co.id K2
Tarif (Rp) 20.000 20.000 10.000 15.000 30.000
Keterangan Tarif per 100 gr/bln (berlaku kelipatanya, kurang dari 100 gr tetap dihitung/dianggap 100 gr) Tarif per bulan Tarif per unit per bulan Tarif per 10 hari Tarif per 10 hari
Untuk tarif biaya administrasi pembiayaan MULIA nasabah dikenakan Rp. 50.000,- setiap kali transaksi, dengan uang muka minimal 30 % dari harga jual obyek pembiayaan dan biaya administrasi 0,24 % dari nilai obyek pembiayaan. Serta dikenakan
45
margin yaitu selisih antara harga perolehan dengan harga penjualan obyek pembiayaan yang menjadi keuntungan perusahaan. Penetapan margin pembiayaan MULIA dibedakan berdasarkan jangka waktu pembiayaan, yaitu : - 3 % untuk jangka waktu 1 bulan - 3,5 % untuk jangka waktu 3 bulan - 6 % untuk jangka waktu 6 bulan - 12 % untuk jangka waktu 12 bulan - 18 % untuk jangka waktu 18 bulan - 24 % untuk jangka waktu 24 bulan - 36 % untuk jangka waktu 36 bulan
c. Lokasi/Distribusi (Place) PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon berada di Jl.Haji Ten No 86 Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur. Pada lokasi tersebut berdekatan dengan pusat keramaian yaitu PD Pasar Jaya Ampera dan berdekatan dengan lingkungan padat penduduk serta banyak terdapat kios-kios tempat para penduduk sekitar berjualan. Lokasi unit-unit pelayanan (UPC) di Cabang Kampung Ambon pun berada di dekat keramaian karena prosedur untuk pendirian UPC/Cabang harus berada pada lokasi yang strategis seperti pasar tradisional, pusat pertokoan, pemukiman, mudah terjangkau dari berbagai arah dan dekat dengan pos-pos keamanan. Seluruh Unit Pelayanan Cabang (UPC) Kampung Ambon berada pada lokasi padat penduduk dan berdekatan dengan pasar tradisional. UPC-UPC tersebut terdiri dari : 1.
UPC Pasar Ampera
2.
UPC Jatinegara Kaum
3.
UPC Pramuka
4.
UPC Kayu Mas
5.
UPC Cipinang Latihan
46
d. Promosi (Promotion) Menurut Tjiptono (1997), promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingat pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Promosi merupakan
proses mengkomunikasikan produk kepada
pasar sasaran. Berbagai cara telah dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung
Ambon
untuk
mempromosikan
produk-
produknya, diantaranya dengan cara : 1. Refferal, yaitu satu orang mengajak seorang lainnya. Hal ini telah dilakukan dengan meminta nomor telepon kenalan, saudara atau teman dari salah satu nasabah yang kemudian dihubungi oleh pihak Pegadaian untuk menjelaskan produk-produk unggulan yang dimiliki. 2. Spanduk,
dengan
menuliskan
penawaran-penawaran
yang
persuasif dengan huruf yang menonjol serta menampilkan nomor telepon yang dihubungi, seperti “Gadai Emas dengan bunga ringan hanya 0.75 %”, spanduk tersebut dipasang pada lokasi yang strategis, seperti diletakkan dihalaman kantor dekat pintu masuk, pada pertigaan jalan, atau pada jalan yang biasanya macet. 3. Brosur, merupakan media yang sangat efektif sebagai alat bantu penjualan, serta efektif mengubah calon konsumen menjadi konsumen, dengan memberikan headline yang menarik dan memberikan keuntungan bagi pembacanya, sehingga brosur tersebut tidak mudah di buang, seperti memberikan tips untuk merawat
perhiasan,
dan
mengemasnya
dengan
menarik.
Penyebaran brosur dilakukan dua minggu sekali oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dengan membidik sasaran sesuai target nasabah.
47
4. Papan penunjuk arah, dijadikan sebagai penunjuk arah dimana Unit Pelayanan Cabang atau Cabang Induk berada, yang dipasang di lokasi pertigaan atau perempatan jalan, serta pada lokasi jalan yang sering macet lalu lintasnya. Sampai saat ini PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon sebagian besar masih mengunggulkan promosi penjualannya dengan menggunakan brosur karena dianggap paling efektif dalam mengenalkan produk kepada nasabah, selain itu isi brosur menjelaskan satu per satu jenis produk yang dijalankan oleh perusahaan. e. Orang (People) Seluruh karyawan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dan nasabah terlibat dalam produk-produk yang tersedia pada PT Pegadaian Cabang Kampung Ambon. Karyawan senantiasa harus selalu memberika service excellant agar bisa meningkatkan loyalitas nasabah kepada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
Selain
itu
manajemen
perusahaan
harus
selalu
mengembangkan inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan. f. Proses (Process) Sebelum menjadi nasabah PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, nasabah harus memenuhi ketentuan umum untuk melakukan transaksi gadai ataupun produk-produk lainnya, yaitu : a. Perorangan yang memiliki identitas diri dan melampirkan foto copy KTP/SIM yang masih berlaku b. Mengisi formulir aplikasi untuk masing-masing produk yang akan di ambil c. Membawa barang jaminan berupa barang bergerak bagi nasabah yang akan melakukan proses gadai. g. Layanan Pelanggan (Customer Service) Tugas dari seorang Customer Service adalah memberikan pelayanan kepada nasabah. Untuk Pegadaian sendiri jabatan seorang penaksir dan kasir mempunyai tugas ganda sebagai Customer
48
Service. Para petugas tersebut ditempatkan di bagian depan dan selalu tersedia brosur-brosur produk-produk Pegadaian di meja etalase. Standar pelayanan untuk kasir dan penaksir pun sangat diperhatikan karena langsung berhubungan dengan nasabah, sehingga penampilan, kebersihan, dan keramahan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Selain itu, ruang tunggu nasabah atau tempat duduk antrian harus nyaman dan dijaga kebersihannya sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan. 4.2.2
Keuangan Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai indikator tunggal terbaik dalam melihat posisi bersaing dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi sangat penting agar dapat merumuskan strategi secara efektif (David, 2009). Modal usaha yang dimiliki PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon berasal dari Kantor Wilayah VIII Jakarta, apabila ada kekurangan atau kelebihan modal usaha maka pihak PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon harus meminta dan menyetorkan kekurangan dan kelebihan modal tersebut kepada Divisi keuangan kantor wilayah VIII Jakarta. Sama halnya dengan Unit-Unit Pelayanan Cabang dalam pengelolaan modal usahanya dilakukan berdasarkan permintaan dan penyetoran kepada kantor cabang. Laba atau pendapatan usaha PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon berasal dari sewa modal dan administrasi pembayaran pada saat proses perpanjangan gadai ataupun proses gadai baru. Pada tahun 2010 pendapatan sewa modal dan administrasi mengalami penurunan dibandingan pada tahun 2009 untuk pendapatan yang berasal dari administrasi. Pendapatan sewa modal dan administrasi pada tahun 2009 merupakan laba terbesar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Perbandingan pendapatan sewa modal dan administrasi dari tahun 2006 sampai dengan 2010 dijelaskan pada Tabel 13.
49
Tabel 13. Perkembangan pendapatan sewa modal dan administrasi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon Tahun 2006-2010
4.2.3
Tahun
Sewa Modal
Administrasi
2006
4.068.660.400
454.984.500
2007
4.613.675.700
481.605.500
2008
5.617.537.800
625.679.500
2009
6.585.977.800
694.187.000
2010
6.425.174.500
606.914.500
Produksi/operasi Fungsi produksi adalah semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa. Kegiatan produksi dan operasi perusahaan paling tidak dapat dilihat dari keteguhan prinsip efisiensi, efektivitas dan produktivitas (Umar, 2008). Jam pelayanan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon mulai beroperasi pada pagi hari tepat pukul 08.00 sampai dengan pukul 15.30 untuk hari Senin sampai dengan Jumat, dan untuk hari Sabtu pelayanan dilakukan dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.00, sedangkan jam kerja karyawanya berakhir setengah jam setelah tutup pelayanan. Proses pelayanan yang dilakukan di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah memberikan pelayanan kepada nasabah yang akan memperpanjang, tambah, cicil, atau tebus pinjaman yang langsung di tangani oleh Pendukung Administrasi dan Pembayaran (kasir), dan untuk transaksi gadai baru langsung di lakukan oleh penaksir, dengan proses pencairan kredit baru dilakukan oleh kasir, sedangkan untuk proses yang berhubungan dengan produkproduk usaha lain akan ditangani oleh Petugas Administrasi Usaha Lain (PAUL). Untuk penyimpanan dan pengambilan barang baik berupa emas/perhiasan atau pun barang-barang elektronik lainnya dilakukan oleh penyimpan dan pemegang gudang. Proses pelayanan di Unit Pelayanan Cabang hanya dilakukan oleh kasir dan penaksir, dimana kasir bertugas untuk menerima dan
50
menyalurkan
kredit
kepada
nasabah
yang
akan
melakukan
perpanjangan, tambah, cicil, atau tebus pinjaman ataupun kredit baru, dan untuk pengelolaan barang jaminan serta menaksir barang yang akan di gadai dilakukan oleh penaksir yang sekaligus bertanggung jawab sebagai pengelola Unit Pelayanan Cabang (UPC). Setelah melakukan transaksi nasabah akan mendapatkan Surat Bukti Kredit (SBK) berwarna hijau yang dijadikan sebagai bukti perjanjian yang mengikat antara nasabah dan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Sedangkan untuk produk-produk seperti Kreasi, Krasida, dan Mulia diberikan buku berupa tanda bukti sebagai kartu angsuran. 4.2.4 Sumber Daya Manusia Jumlah karyawan di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah 15 orang yang terdiri dari Pegawai Tetap dan Pegawai Outsourcing, dengan rata-rata latar belakang pendidikan D3 dan S1, sedangkan lama bekerja paling lama 4 tahun. Untuk memperbaiki kualitas SDM nya, PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon selalu mengikutsertakan para pegawainya untuk mengikuti diklat ataupun refreshing yang bertujuan untuk mengembangkan karir dan menambah ilmu pengetahuan yang mendukung kemajuan karirnya, seperti : Diklat Service Excellent Kursus Pimpinan Madya (Suspimdya) Diklat Penaksir Muda dan Penaksir Madya Diklat Pemeriksa Muda Diklat Pengelola Cabang Diklat Manajer Operasional Diklat Keuangan Refreshing Penaksir Refreshing Analis Kredit Dan seminar-seminar lain yang mendukung pelayanan.
51
4.2.5 Sistem Informasi Manajemen PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon menggunakan internet sebagai media untuk pertukaran informasi antara cabang dengan kantor wilayah ataupun antar cabang, mengirimkan laporan kepada kantor wilayah dengan memanfaatkan email, atau SMS blast. Internet juga digunakan untuk melakukan transaksi berupa Western Union dan untuk mengupdate harga pasaran emas dalam penentuan harga untuk produk MULIA. Namun perkembangan teknologi yang semakin canggih belum sepenuhnya diikuti oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Proses transaksi secara online, atau pembayaran dengan menggunakan kartu debit. Hal ini mempersulit nasabah untuk melakukan transaksi. 4.3. Analisis Lingkungan Eksternal 4.3.1. Analisis Lingkungan Mikro A. Pemasok Penyediaan Surat Bukti Kredit (SBK) yang dijadikan sebagai surat perjanjian antara nasabah dengan Pegadaian dikerjakan oleh PT. Trishakti Mustika Graphika sedangkan untuk penyedia jasa tenaga kerja outsourcing untuk posisi tenaga PAP, PAUL, Security dan Office Boy bekerja sama dengan PT. Era Permata Sejahtera serta PT. Citra Insani Garda Sentosa. PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon tidak bekerja sama langsung dengan perusahaan tersebut, karena pengadaan peralatan dan perlengkapan kerja kantor serta tenaga kerja telah disediakan oleh Kantor Wilayah Jakarta. Sedangkan untuk pembelian perlengkapan kantor seperti alat tulis, PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon biasanya membeli langsung di toko buku terdekat yang berada di sekitar wilayah kantor. B. Perantara Pemasaran PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dalam melakukan pemasaran produk-produknya tidak menggunakan agen atau biro jasa pemasaran, melainkan dilakukan sendiri oleh para
52
pegawainya sendiri yaitu oleh para penaksir, kasir ataupun petugas administrasi usaha lain yang secara langsung menawarkan dan memperkenalkan produk-produknya kepada nasabah. Penaksir atau tenaga front liner juga berfungsi sebagai agen promosi baik di dalam maupun di luar kantor. C. Pelanggan (Nasabah) Konsumen yang menjadi sasaran dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah
masyarakat luas, khususnya
penduduk di daerah sekitar Kayu putih, Cempaka Putih dan Rawamangun yang sangat membutuhkan pelayanan produk gadai dan non gadai lainnya. Mayoritas nabasah PT Pegadaian (Persero) Cabang
Kampung
Ambon
adalah
nasabah
UMKM,
yang
kesehariannya bekerja sebagai pedagang, baik yang mempunyai toko ataupun sekedar berjualan di depan rumah. D. Pesaing Berdasarkan keterangan dari Pemimpin Cabang PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, yang menjadi pesaing utama adalah Bank Danamon Simpan Pinjam serta Bank Rakyat Indonesia yang menawarkan kredit ringan untuk UMKM dan banyak pula terdapat lembaga-lembaga gadai swasta yang didirikan oleh perorangan, pesaing-pesaing ini mengambil tempat usaha yang tidak jauh dari posisi kantor cabang PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Lembaga-lembaga tersebut banyak menawarakan gadai dengan jaminan BPKB, maupun elektronik seperti laptop, handphone dan camera digital. Adanya lembaga-lembaga tersebut menjadi ancaman bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. 4.3.2. Analisis Lingkungan Makro A. Lingkungan Demografis Berdasarkan sensus penduduk tahun 2011, jumlah penduduk di Kecamatan Pulogadung mencapai 217.100 jiwa, yang terdiri dari
53
109.700 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan sisanya yaitu sebanyak 107.400 jiwa berjenis kelamin perempuan. Luas wilayah Kecamatan Pulogadung adalah 8,24 km². Secara administratif, Kecamatan Pulogadung terdiri dari 6 kelurahan dengan 82 Rukun Warga dan 1.050 Rukun Tetangga. Dengan luas wilayah tersebut terdapat banyak sekali pemukiman warga, karena Kecamatan Pulogadung merupakan kawasan padat penduduk dan banyak terdapat usaha rumahan, misalnya : warung kelontong, warung nasi, toko kue, tok pulsa, dan lain-lain. Banyaknya lokasi perdagangan tersebut merupakan peluang bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon untuk mendapatkan nasabah baru yang selama ini belum mengenal Pegadaian. B. Lingkungan Ekonomi Perekonomian adalah kondisi lingkungan eksternal yang bersangkutan dengan persoalan keseimbangan penggunaan sumber daya oleh berbagai pihak untuk menjalankan kegiatan produksi serta faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Masyarakat mulai membeli emas dan perak sebagai proteksi terhadap inflasi. Harga emas terus menanjak menembus rekor baru lagi seiring makin merosotnya dolar AS. Harga emas masih bertahan di level psikologis US$ 1.700 per troy ounce. Kenaikan harga emas ini menjadi peluang bagi PT Pegadaian (Persero) dalam meningkatkan jumlah pinjaman yang diberikan kepada nasabah, karena semakin tinggi harga emas maka semakin besar pula jumlah pinjaman yang di berikan kepada nasabah. C. Lingkungan Alam Wilayah Kampung Ambon adalah wilayah padat penduduk dengan banyaknya para pendatang atau kaum urban yang mayoritas penduduknya tinggal pada rumah kontrakan. Kebersihan lingkungan yang kurang terjaga ditandai dengan banyaknya genangan-genangan air di selokan dan sumber air tanah yang kotor, serta sampah yang
54
banyak, oleh karena itu di sebagian wilayah Kampung Ambon ketika hujan tiba ada beberapa perumahan yang terkena banjir akibat kebersihan lingkungan yang tidak terjaga. D. Lingkungan Teknologi Zaman yang modern alat-alat produksi pun mulai modern, sehingga perusahaan harus mengembangkannya sendiri, yaitu dengan memperbanyak riset dan pengembangan teknologi yang dibangun oleh perusahaan teknologi dan telekomunikasi yang telah berkembang pesat. PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon harus bisa memanfaatkan
perkembangan
teknologi
tersebut,
pemanfaatan
perkembangan teknologi tersebut telah diterapkan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dalam hal proses pemberitahuan kepada nasabah yang barang jaminanya telah jatuh tempo melalui fasilitas SMS Blast, telepon dan surat nasabah. Namun hingga saat ini PT
Pegadaian
(Persero)
Cabang
Kampung
Ambon
belum
menggunakan transaksi secara online ataupun pembayaran melalui auto debet, karena belum adanya kerjasama dengan pihak bank dan hal ini dapat menjadi ancaman bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon karena nasabah selalu menginginkan fasilitas pembayaran yang lebih aman tanpa harus membawa uang tunai. E. Lingkungan Politik/Hukum RUU Usaha Pergadaian tidak cuma melegalkan aktivitas gadai bagi swasta, peraturan baru ini juga membuka ruang usaha baru, yakni penitipan barang dan jasa penilai. Dua sektor usaha ini sudah tercantum dalam draf RUU Usaha Pergadaian. Nantinya usaha gadai ini boleh memberikan jasa penilaian terhadap barang yang akan dijaminkan pada kegiatan jasa penitipan barang-barang berharga. Pemberlakuan undang-undang bisnis gadai oleh pemerintah, PT Pegadaian
(Persero)
ke
depan
akan
memagari
diri
dengan
memperbanyak membuka Unit-unit Pelayanan Gadai di seluruh pelosok negeri dimana nasabah bisa melakukan transaksi gadai melalui
55
Unit Pelayanan Cabang terdekat rumah tinggalnya. Upaya ini dilakukan agar nasabah tidak pindah kepada lembaga gadai yang menjadi pesaing PT Pegadaian (Persero). Hal ini menjadi tantangan utama
bagi
PT
mempertahankan
Pegadaian nasabahnya
(Persero), PT
sehingga
Pegadaian
untuk
tetap
(Persero)
terus
meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah. F. Lingkungan Sosial/Budaya Masyarakat Indonesia sudah memiliki pengetahuan akan pentingnya berinvestasi, terutama investasi dalam bentuk emas. Emas selain memiliki nilai jual yang cukup tinggi juga bisa dijadikan sebagai aksesoris dalam penampilan, dan juga dianggap lebih menguntungkan apabila berinvestasi pada emas/perhiasan dibandingkan menyimpan uangnya pada rekening tabungan, karena harga emas yang cenderung terus meningkat dan mudah untuk mencairkannya dalam bentuk uang. Hal ini akan menjadi peluang bagi PT Pegadaian (Persero) untuk terus konsisten
menjalankan
usahanya,
karena
disaat
masyarakat
membutuhkan dana cepat mereka bisa langsung datang ke Pegadaian untuk menggadaikan emas/perhiasannya tanpa harus menjualnya dan sewaktu bisa menebusnya kembali. 4.4. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Perumusan strategi pemasaran dimulai dari tahap analisis faktor internal dan eksternal perusahaan yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Berdasarkan faktor tersebut, maka disusun matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Dari hasil matriks IFE dan EFE akan dianalisis posisi perusahaan saat ini dengan matriks I-E. Berdasarkan hasil matriks I-E akan diketahui strategi pemasaran yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan. Perumusan alternatif-alternatif strategi pemasaran menggunakan analisis SWOT. Hasil perumusan strategi pemasaran akan dibobotkan untuk memilih prioritas alternatif
56
strategi pemasaran yang paling sesuai untuk perusahaan dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). 4.4.1 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Berdasarkan hasil analisis internal perusahaan maka diperoleh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Serangkaian kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut terdiri dari faktor manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, serta sistem informasi manajemen. Dengan demikian perusahaan diharapkan dapat memaksimalkan
kekuatan
yang
dimiliki
dan
meminimalkan
kelemahannya. Kekuatan yang dimiliki oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah : 1. Pelayanan yang cepat dan aman. Standar dari pelayanan PT Pegadaian (Persero) adalah proses gadai dengan waktu 15 menit langsung cair. Keterampilan dan keahlian para penaksir memudahkan dan mempercepat dalam penetapan uang pinjaman yang akan diberikan kepada nasabah dalam proses transaksi gadai. 2. Tingkat taksiran yang sesuai dengan kadar emas yang digadaikan. Penaksiran atau penilaian kadar emas yang sesuai berbanding lurus dengan uang pinjaman yang disalurkan. Kadar emas yang diterima di Pegadaian mulai dari kadar 6 Karat sampai dengan 24 Karat. 3. Mempunyai outlet yang tersebar PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon mempunyai 5 outlet Unit Pelayanan Cabang yang berdekatan dengan lingkungan penduduk dan pusat-pusat keramaian atau pasar. 4. Sumber daya manusia yang berkualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki telah dilatih dan diberikan keahlian mengenai cara-cara menaksir barang yang akan dijaminkan oleh nasabah. Selain adanya kekuatan yang berasal dari faktor internalnya, PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon memiliki kelemahan yang berasal dari lingkungan eksternalnya, diantaranya :
57
1. Kualitas pelayanan yang belum sesuai keinginan nasabah PT
Pegadaian
(Persero)
Cabang
Kampung
Ambon
hanya
menyediakan satu orang kasir (PAP) yang dimiliki oleh, sehingga terjadi penumpukan nasabah. Nasabah menginginkan proses pelayanan dilakukan dengan cepat dan aman. 2. Suku bunga produk gadai lebih tinggi Sewa modal gadai yang ditetapkan oleh PT Pegadaian (Persero) lebih tinggi dibandingkan dengan bunga gadai yang ditetapkan oleh bank yang memiliki produk gadai sejenis. 3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal Kurangnya proses update dan recovery data nasabah, menyebabkan data nasabah yang telah lama tidak mengalami perubahan atau bahkan hilang. Data nasabah juga seringkali pengisianya tidak lengkap. 4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon menyalurkan jasa gadai dengan peralatan taksir yang relatif sederhana, hanya batu uji dan air uji. Apabila fasilitas alat taksir lebih dilengkapi tidak menutup kemungkinan untuk mempercepat waktu pelayanan nasabah. 5. Sistem keamanan belum optimal Pengamanan kantor cabang hanya di jaga oleh satu orang satpam dan satu orang tentara atau polisi, sedangkan di unit pelayanan cabang hanya di jaga oleh satu orang tenaga satpam. 6. Teknologi Informasi belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional PT
Pegadaian
(Persero)
Cabang
Kampung
Ambon
belum
menggunakan teknologi informasi untuk melakukan pelayanan secara online antar cabang dan belum memanfaatkan kartu kredit ataupun debit dalam hal pembayaran ataupun transaksi kredit gadai. 7. Metode pengawasan belum berbasis resiko teknologi informasi
58
PT
Pegadaian
(Persero)
Cabang
Kampung
Ambon
belum
memanfaatkan teknologi informasi untuk meminimalisir ancaman tindakan kejahatan dengan menggunakan pemantuan CCTV dan alarm yang berbasis teknologi informasi. 4.4.2 Identifikasi Peluang dan Ancaman Analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan menghasilkan rumusan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan saat ini. Dengan mengetahui rumusan peluang dan ancaman diharapkan perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi ancaman yang dihadapi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap lingkungan eksternal PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancama. Peluang yang dimiliki antara lain : 1. Pertumbuhan ekonomi nasional dan tingkat inflasi. Pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan nilai rupiah yang stabil mengakibatkan banyaknya masyarakat yang membuka usaha dan meningkatnya daya beli masyarakat terhadap emas. 2. Harga emas yang terus meningkat Harga emas yang cenderung meningkat mengakitbatkan standar taksiran emas meningkat sehingga dapat menaikkan jumlah pinjaman yang diberikan kepada nasabah. 3. Banyaknya peluang usaha Banyaknya usaha rumahan dan pedagang di sekitar wilayah kampong ambon menjadikan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon sebagai salah satu lembaga keuangan yang memberikan alternatif dalam memperoleh maupun penambahan modal kerja. 4. Jumlah penduduk yang terus bertambah Jumlah penduduk yang terus bertambah di sekitar wilayah PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dengan tingkat kebutuhan dan keinginan yang beragam, menjadikan peluang untuk mendapatkan nasabah baru yang lebih banyak.
59
5. Perkembangan teknologi Pekembangan teknologi dengan memfaatkan internet memudahkan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon untuk melakukan promosi
produk-produk
yang
dimiliki
ataupun
penawaran
penambahan uang pinjaman pada saat harga emas sedang meningkat. Selain terdapat peluang, PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon memiliki ancaman dari luar perusahaan yang dapat menghambat perkembangan usaha. Ancaman yang dihadapi adalah : 1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai Pesaing baru muncul dari pihak bank syariah yang membuka bisnis rahn atau gadai syariah dikarenakan terbitnya RUU Pergadaian. 2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai Banyaknya toko emas yang menawarkan gadai emas kepada masyarakat yang membeli emas dari toko emas pada saat pembelian dengan tingkat taksiran yang lebih tinggi. 3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan Kredit Tanpa Agunan
menjadi alternatif solusi nasabah untuk
menebus barang yang digadaikan pada PT Pegadaian (Persero), mengakibatkan berkurangnya omset penyaluran kredit nasabah. 4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk UMKM Lembaga bank dan non bank yang menawarkan kredit untuk UMKM dengan berbagai kemudahan persyaratan menjadikan ancaman yang dapat menghambat dalam penyaluran kredit untuk UMKM yang dimiliki oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. 5. Potensi
nasabah
untuk
memilih
produk
substitusi
akibat
bertambahnya pengetahuan nasabah Semakin
bertambahnya
pengetahuan
nasabah
dan
semakin
banyaknya produk subtitusi (misalnya gadai BPKB tanpa survey) membuat jasa gadai semakin tersaingi.
60
4.5. Perumusan Strategi PT Pegadaian Cabang Kampung Ambon 4.5.1 Tahap Input (Tahap Masukan) A. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Analisis lingkungan internal perusahaan menghasilkan empat kekuatan dan tujuh kelemahan. Matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, dimana key succes factor dari lingkungan internal yang dirangkum dalam sebuah tabel Internal Factor Evaluation (IFE). Bobot (weight) dan peringkat (rating) atas faktor-faktor strategis internal diperoleh berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada pimpinan cabang, manager operasional dan lima orang pengelola Unit Pelayanan Cabang (UPC). Kemudian dari hasil pembobotan dan peringkat tersebut dilakukan perhitungan untuk menentukan rata-ratanya. Adapun hasil perhitungan dari matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini, sedangkan perhitungan yang lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 4 Tabel 14. Matriks evaluasi faktor internal (IFE) No
Faktor Strategis Internal
Bobot
Rating
Skor Total
Kekuatan : 1.
Pelayanan cepat dan aman
0,092
3,857
0,356
2.
Tingkat taksiran emas yang sesuai
0,075
3,000
0,226
3.
Mempunyai outlet yang tersebar
0,089
3,857
0,344
4.
Sumber Daya Manusia yang berkualitas
0,089
3,857
0,343
Kelemahan : 1.
Kualitas pelayanan yang cepat sesuai keinginan nasabah
0,096
1,429
0,137
2.
Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi
0,095
1,286
0,122
3.
0,086
1,714
0,148
4.
Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional
0,098
1,857
0,182
5.
Sistem keamanan belum optimal
0,098
1,429
0,141
6.
TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional
0,094
1,714
0,161
7.
Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI
0,087
1,857
0,162
Total
1,000
2,321
61
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 14, dapat dilihat bahwa PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon memiliki kekuatan utama yaitu pelayanan yang cepat dengan prosedur cepat dan aman dengan skor (nilai) 0,356. Kekuatan utama ini harus tetap di pertahankan dan lebih ditingkatkan lagi demi mencapai kepuasan nasabah serta mempertahankan nasabah agar tetap loyal terhadap perusahaan. Adapun faktor yang menjadi kelemahan utama pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi dengan skor 0,122. Kelemahan utama ini harus dijadikan pertimbangan merubah kembali kebijakan mengenai suku bunga gadai yang diberikan kepada nasabah demi keberlangsungan usaha perusahaan. Nilai (skor) total dari faktor-faktor internal adalah sebesar 2,321. Nilai tersebut memiliki arti bahwa posisi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon secara internal adalah lemah. Perusahaan belum mampu memanfaatkan kekuatanya dan mengatasi kelemahan yang dimiliki dengan baik. Dengan posisi tersebut PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon terus meningkatkan kinerjanya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan utama yang menjadi kendala dalam meningkatkan usahanya. B. Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal terdapat lima peluang dan lima ancaman yang dihadapi perusahaan. Matriks EFE disusun berdasarkan identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, dimana setelah key succes factor berupa peluang dan ancaman tersebut diperoleh maka dirangkum dalam sebuah matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Dari hasil pembobotan dan peringkat (rating) tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai rata-ratanya. Hasil perhitungan dari matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 15, sedangkan perhitungan yang lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 5.
62
Tabel 15. Matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) No
Faktor Strategis Eksternal
Bobot
Rating
Skor Total
1.
Peluang : Pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi.
0,108
3,143
0,340
2.
Harga emas yang terus meningkat
0,107
2,571
0,275
3.
Banyaknya peluang usaha
0,097
2,571
0,248
4.
Jumlah penduduk yang terus bertambah
0,095
1,857
0,177
5.
Perkembangan Teknologi
0,090
2,714
0,243
Ancaman : 1.
Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai
0,114
3,286
0,375
2.
Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai
0,096
2,714
0,260
3.
Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan
0,098
2,286
0,224
4.
Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk UMKM Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat bertambahnya pengetahuan nasabah
0,098
1,857
0,181
0,098
2,286
0,225
Total
1,000
5.
2,548
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 15, dapat dilihat bahwa peluang yang cukup besar pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi dan nilai rupiah yang stabil dengan skor sebesar 0,340. Hal ini bisa dijadikan peluang untuk mengembangkan produk usaha lain dalam bentuk penyaluran kredit untuk UMKM. Adapun yang menjadi ancaman utama adalah munculnya pesaing dalam bisnis produk gadai dengan skor 0,375. Ancaman utama ini harus bisa di atasi dengan memberikan pelayanan yang lebih baik dari pesaing agar dapat mempertahankan nasabahnya. Skor (nilai) total atas faktor-faktor strategis eksternal adalah sebesar 2,548. Nilai tersebut menunjukkan bahwa PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon berada dalam posisi kuat dalam usahanya menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal dan menghindari ancaman eksternal.
63
4.5.2 Tahap Pencocokan Pada tahap pencocokan, alat analisis yang digunakan matriks IE dan SWOT matriks. Pemilihan kedua matriks ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis faktor internal dan eksternal serta mengetahui posisi bersaing. 1.
Matriks IE
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total skor IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total skor EFE yang diberi bobot pada sumbu Y. Matriks IE bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dapat disusun dalam matriks Internal-Eksternal. Nilai total skor faktor-faktor strategis internal PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah sebesar 2,321, sedangkan nilai total skor atas faktor-faktor strategis eksternal adalah sebesar 2,548. Hal ini dapat diartikan bahwa faktor strategis eksternal memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor strategis internal. Kuat
Rata-rata
Lemah
3,0-4,0
2,0-2,99
1,0-1,99
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
4,0 Tinggi
Skor Total EFE
3,0-4,0
3,0 Sedang 2,0-2,99
2,0 Rendah 1,0-1,99
1,0
Gambar 5. Matriks IE PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon Berdasarkan Matriks IE pada gambar 5, dapat dilihat bahwa PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon berada pada sel V. Hal ini menunjukkan bahwa strategi yang paling baik dikendalikan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah strategi Hold
64
and Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi-strategi yang umumnya digunakan adalah strategi intensif seperti market penetration dan product development. Strategi penetrasi pasar berkaitan erat dengan usaha pemasaran yang gencar, yang dapat dicapai dengan cara menambah
usaha
promosi,
iklan
dan
publisitas.
Sedangkan
pengembangan produk berhubungan dengan perbaikan dan modifikasi produk atau jasa. 2. SWOT Matriks Penyusunan matriks SWOT dilakukan setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dengan matriks IE. Matriks SWOT disusun dengan mengkombinasikan faktor internal dan faktor eksternal sehingga menghasilkan alternatif strategi yang sesuai yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Perumusan strategi ini menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Lampiran 6. Alternatif strategi yang diperoleh adalah : a. Strategi S-O (Strenght-Opportunity) Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang digunakan adalah : 1. Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam rangka memenuhi kebutuhan permodalan usaha. 2. Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai dalam rangka pemenuhan modal untuk menghadapai pertumbuhan ekonomi nasional. 3. Membuka
outlet
yang
tersebar
dengan
memanfaatkan
perkembangan jumlah penduduk yang terus bertambah. Sebelum membuka UPC sebaiknya menggunakan pemetaan yang tepat mengenai kondisi lingkungan sekitar. 4. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dengan mengikuti perkembangan teknologi.
65
Pelayanan cepat dan aman bisa ditingkatkan dengan kerjasama menggunakan mesin autodebet atau mesin debet bank untuk pembayaran lebih aman. 5. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi pada saat harga emas terus meningkat. b. Strategi S-T (Strenght-Threath) Strategi
S-T
adalah
strategi
dimana
perusahaan
dapat
menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Strategi yang dapat diterapkan di perusahaan adalah : 1. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai
upaya
mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk gadai. 2. Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai. 3. Memanfaatkan nilai taksiran yang sesuai kadar emas mengingat ancaman dari persaingan dari pendatang baru maupun produk substitusi. 4. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk dapat memberikan service excellent bagi nasabah. c. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Startegi W-O adalah strategi dimana perusahaan dapat mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Strategi yang dihasilkan adalah : 1. Memanfaatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan jumlah penduduk yang terus bertambah dengan keinginan yang beragam untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai yang diinginkan nasabah. 2. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana operasional dalam pengembangan
produk
dengan
memanfaatkan
banyaknya
peluang usaha. 3. Mengupdate secara continue data nasabah dengan mengikuti perkembangan teknologi.
66
4. Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan menggunakan teknologi informasi. 5. Memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk berbasis gadai seiring terus naiknya harga emas. Fungsi TI bisa dimaksimalkan dengan pengadaan system online gadai antar cabang sehingga apabila nasabah berada di luar kota tetap bisa melakukan transaksi. d. Strategi W-T (Weakness-Threath) Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang dapat digunakan adalah : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif untuk menghadapi persaingan dalam bisnis gadai. 2. Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet), membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah. 3. Mengoptimalkan data nasabah untuk melakukan sistem jemput bola agar tidak berpindah kepada lembaga pesaing. Melakukan promosi dengan sistem refferal, yaitu satu orang mengajak seorang lainnya. Hal ini telah dilakukan dengan meminta nomor telepon kenalan, saudara atau teman dari salah satu nasabah yang telah dimiliki dan kemudian dihubungi oleh pihak PT Pegadaian (Persero) untuk menjelaskan produk-produk unggulan yang dimiliki, sehingga dengan cara ini diharapkan dapat
menambah
jumlah
nasabah
baru
dan
tetap
mempertahankan nasabah yang telah ada sebelumnya. 4. Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas pembuka jasa gadai).
67
4.6. Proses Hirarki Analitik (PHA) Penentuan prioritas strategi pemasaran berdasarkan alternatifalternatif startegi yang ada digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) dengan menggunakan program Expert Choice 11. Tingkat pertama adalah fokus atau goal adalah masalah yag harus diselesaikan sesuai dengan kesepakatan bersama; tingkat kedua adalah faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran; tingkat ketiga adalah aktor penting dalam menentukan strategi pemasaran; tingkat keempat adalah tujuan yang ingin dicapai; dan tingkat kelima adalah alternatif-alternatif strategi yang dipilih oleh manajemen perusahaan berdasarkan kuisioner dengan tujuan mampu mencapai target yang diharapkan. Struktur hirarki strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon bisa dilihat pada Gambar 6.
Fokus
Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
Faktor
Kualitas Pelayanan
Aktor
Pemimpin Cabang
Tujuan
Meningkatkan omset
Strategi
S1
S2
Tingkat Nilai Taksiran Emas
Manajer Bisnis Usaha Gadai
Manajer Pemasaran
Meningkatkan Kepuasan Nasabah
Meningkatkan Daya Saing
S3
S4
Tingkat Sewa Modal
Penambahan Unit Pembantu Cabang
S5
S6
S7
Gambar 6. Struktur hirarki strategi pemasaran jasa gadai emas PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
S8
68
Keterangan : S1
: Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai.
S2
: Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam rangka memenuhi kebutuhan permodalan usaha.
S3
: Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi pada saat harga emas meningkat.
S4
: Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk gadai.
S5
: Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan menggunakan teknologi informasi.
S6
: Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet), membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah.
S7
: Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas pembuka jasa gadai)
S8
: Memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk berbasis gadai seiring terus naiknya harga emas.
4.6.1 Hasil Pengolahan AHP Secara Horizontal Pengolahan horizontal digunakan untuk menyususn prioritas relatif setiap faktor yang berada satu tingkatan di atasnya. Pengolahan horizontal belum memperlihatkan keseluruhan kaitan setiap elemen dalam hirarki. Penjelasan dari setiap elemen dengan penilaian secara horizontal dalam penyusunan strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dijelaskan sebagai berikut : A. Fokus (Tingkat Satu) Fokus pada hirarki ini adalah strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon.
69
B. Faktor (Tingkat Dua) Tabel 16 membandingkan antara masing-masing elemen factor terhadap fokus. Pada tabel 16 dapat dilihat bahwa tingkat sewa modal merupakan elemen factor paling penting dengan bobot 0.326, hal ini menjelaskan bahwa tingkat sewa modal sangat mempengaruhi strategi pemasaran jasa gadai emas. Kemudian disusul oleh elemen faktor nilai tingkat taksiran emas (0.258), penetapan patok taksiran tentunya akan mempengaruhi besarnya pinjaman yang disalurkan. Elemen faktor berikutnya adalah penambahan unit pembantu cabang dan kualitas pelayanan (0.202). Tabel 16. Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terhadap fokus.
F1
ELEMEN FAKTOR KUALITAS PELAYANAN
F3
NILAI TINGKAT TAKSIRAN EMAS PENAMBAHAN UNIT PEMBANTU CABANG
F4
TINGKAT SEWA MODAL
F2
FOKUS BOBOT PRIORITAS 0,202
4
0,258
2
0,214
3
0,326
1
C. Aktor (Tingkat Tiga) Pada tabel 17 dapat dilihat bahwa aktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas pelayanan adalah pimpinan cabang dengan bobot 0.784, diikuti oleh manajer bisnis usaha gadai (0.120) dan manajer pemasaran (0.096). Elemen aktor yang berpengaruh terhadap nilai tingkat taksiran emas dipegang peranannya oleh pimpinan cabang (0.618), kemudian manajer bisnis usaha gadai (0.306) dan manajer pemasaran (0.077). elemen aktor berikutnya yang berpengaruh terhadap penambahan unit pembantu cabang masih dipegang peranannya oleh pimpinan cabang
70
(0.546), kemudian manajer pemasaran (0.275) dan manajer bisnis usaha gadai (0.178). Elemen aktor yang berpengaruh terhadap tingkat sewa modal dipegang peranannya oleh manajer bisnis usaha gadai (0.719), kemudian manajer pemasaran (0.204) dan pimpinan cabang (0.077). Tabel 17. Hasil pengolahan horizontal elemen aktor terhadap faktor AKTOR A1 A2 A3 CR
F1 0,784 0,120 0,096 0,020
FAKTOR F2 F3 0,618 0,546 0,306 0,178 0,077 0,275 0,000 0,180
F4 0,077 0,719 0,204 0,160
D. Tujuan Tabel 18 akan menunjukan antara masing masing elemen tujuan terhadap aktor. Elemen tujuan pertama yang paling berpengaruh terhadap pimpinan cabang adalah meningkatkan omset (0.556), kemudian diikuti oleh meningkatkan kepuasan nasabah (0.229), kemudian yang terkahir adalah meningkatkan daya saing (0.215). Elemen tujuan kedua yang berpengaruh terhadap manajer bisnis usaha gadai adalah meningkatkan omset (0.580), kemudian diikuti oleh meningkatkan daya saing (0.336) kemudian yang terakhir adalah meningkatkan kepuasan nasabah (0.084). Elemen tujuan terakhir yang berpengaruh terhadap manajer pemasaran adalah meningkatkan daya saing (0.538), kemudian meingkatkan omset (0.363) serta yang terakhir meningkatkan kepuasan nasabah (0.099). Tabel 18. Hasil pengolahan horizontal elemen tujuan terhadap aktor TUJUAN T1 T2 T3 CR
A1 0,556 0,215 0,229 0,090
AKTOR A2 0,580 0,336 0,084 0,070
A3 0,363 0,538 0,099 0,020
71
E. Strategi Pada tabel 19 akan membandingkan antara masing-masing elemen strategi terhadap tujuan. Elemen strategi pertama yang berpengaruh terhadap meningkatkan omset adalah memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar, dengan pemberian taksiran optimal tentunya akan meningkatkan jumlah uang pinjaman yang disalurkan dan omset gadai emas tentunya akan naik. Strategi berikutnya yang berpengaruh adalah penurunan tingkat sewa modal, saat ini suku bunga gadai di PT Pegadaian (Persero) cukup tinggi tetapi tidak menutup kemungkinan apabila diturunkan akan membuat omset gadai emas semakin naik. Strategi yang berpengaruh berikutnya adalah membuka outlet unit pembantu cabang (0..174), memberikan pelayanan yang cepat dan aman (0.094), memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi (0.082), memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk (0.073), kemudian meningkatkan keamanan kantor (0.053) dan yang terkahir menambah faslitas pembayaran (0.035). Elemen strategi kedua yang berpengaruh terhadap tujuan meningkatkan daya saing adalah pemberian tingkat nilai taksiran sesuai kadar emas (0.230), patok taksiran emas di PT Pegadaian (Persero) perlu ditingkatkan agar nasabah tetap mendapat jumlah pinjaman yang optimal dan tidak berpindah ke pihak bank syariah. Elemen strategi kedua adalah penurunan tingkat sewa modal (0.224), dalam menghadapi persaingan PT Pegadaian (Persero) perlu menurunkan suku bunga yang relatif lebih tinggi disbanding pihak bank syariah. Strategi berikutnya adalah memberikan pelayanan yang cepat dan aman (0.120), membuka outlet unit pembantu cabang (0.114), menambah inovasi produk (0.105), memanfaatkan SDM yang berkualitas
untuk
melakukan
promosi
(0.101),
kemudian
meningkatkan keamanan kantor (0.072) dan yang terkahir menambah faslitas pembayaran (0.035). Elemen strategi terakhir yang berpengaruh terhadap tujuan meningkatkan kepuasan nasabah adalah strategi penurunan sewa
72
modal (0.267), semakin murah tingkat sewa modal maka nasabah akan semakin terpuaskan dan membuat nasabah semakin loyal kepada Pegadaian. Strategi berikutnya adalah peningkatan nilai taksiran emas yang sesuai kadar (0.260), apabila emas nasabah dihargai sesuai kadar maka otomatis nasabah merasa diuntungkan dengan menerima uang pinjaman yang optimal. Strategi yang dominan berikutnya adalah memberikan pelayanan yang cepat dan aman (0.222), meningkatkan system keamanan dan pengawasan (0.081), membuka outlet yang tersebar (0.053), menambah fasilitas pembayaran (0.041), melakukan inovasi produk (0.040) dan melakukan promosi (0.035). Tabel 19. Hasil pengolahan horizontal elemen strategi terhadap tujuan. STRATEGI S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 CR
T1 0,174 0,245 0,082 0,094 0,053 0,035 0,244 0,073 0,120
TUJUAN T2 0,114 0,230 0,101 0,120 0,072 0,035 0,224 0,105 0,110
T3 0,053 0,260 0,035 0,222 0,081 0,041 0,267 0,040 0,050
4.6.2 Hasil Pengolahan AHP Secara Vertikal Pengolahan vertikal digunakan untuk menyususn dan melihat prioritas menyeluruh setiap elemen pada tingkat tertentu terhadap sasaran utama hirarki. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat gabungan diolah secara horizontal dan telah memenuhi persyaratan inkonsistensi yaitu sebesar < 10 persen. Hirarki hasil pengolahan secara vertikal dapat dilihat pada Gambar 7.
74
B. Faktor Tabel 20 akan menjelaskan nilai bobot dari masing-masing elemen faktor serta prioritasnya. Faktor pertama dengan prioritas paling tinggi adalah tingkat sewa modal (0.326). Tingkat sewa modal selalu menjadi acuan perhitungan bagi nasabah penggadai, apabila tingkat sewa modal di PT Pegadaian (Persero) bisa diturunkan maka nasabah akan loyal dan jumlah omset pinjaman gadai terpenuhi. Prioritas kedua adalah tingkat nilai taksiran emas (0.258). Penentuan karatase emas berpengaruh terhadap pinjaman yang bisa disalurkan, sehingga apabila perhiasan emas nasabah dinilai secara optimal maka pinjaman yang disalurkan juga akan optimal dan nasabah akan merasa puas apabila perhiasan emas ditaksir sesuai kadar. Prioritas ketiga adalah penambahan unit pembantu cabang (0.214) dan yang terakhir adalah kualitas pelayanan (0.202). Tabel 20. Hasil pengolahan vertikal elemen faktor FOKUS BOBOT PRIORITAS F1
0,202
4
F2
0,258
2
F3
0,214
3
F4
0,326
1
C. Aktor Tabel 21 akan menjelaskan nilai bobot dan prioritas dari masingmasing elemen aktor. Aktor yang memiliki prioritas tertinggi adalah pimpinan cabang (0.460). Pimpinan cabang memiliki peranan paling penting karena paling mengetahui kondisi lapang serta yang berhubungan langsung dengan nasabah. Prioritas kedua adalah manajer bisnis dan usaha gadai (0.376). Manajer bisnis usaha gadai mempunyai tanggung jawab sebagai penentu tingkat sewa modal beserta besarnya harga pasar emas acuan, sehingga lebih dominan dibanding manajer
75
pemasaran (0.165) yang hanya focus kepada pemasaran jasa gadai emas. Tabel 21. Hasil pengolahan vertikal elemen aktor AKTOR BOBOT A1 0.460 A2 0.376 A3 0.165
PRIORITAS 1 2 3
D. Tujuan Tabel 22 akan menjelaskan nilai bobot dan prioritas dari masingmasing elemen tujuan. Prioritas tujuan pertama adalah meningkatkan omset (0.533). Tolak ukur keberhasilan kinerja suatu cabang di PT Pegadaian (Persero) ditentukan oleh tercapai atau tidaknya omset gadai emas yang telah ditetapkan oleh kantor wilayah. Penentuan omset didasarkan oleh tren kenaikan harga emas serta tren pencapaian omset pada tahun sebelumnya. Pada prioritas kedua adalah meningkatkan daya saing (0.314). Tujuan meningkatkan daya saing harus selalu terjaga karena merupakan hal penting bagi perusahaan, mengingat akhir akhir ini competitor sudah banyak bermunculan. Apabila kondisi seperti ini terus terjadi maka berakibat terhadap jumlah berkurangnya pangsa pasar karena diambil oleh pihak kompetitor. Sedangkan prioritas tujuan terakhir adalah meningkatkan kepuasan nasabah (0.153). Tabel 22. Hasil pengolahan elemen tujuan TUJUAN BOBOT T1 0.533 T2 0.314 T3 0.153
PRIORITAS 1 2 3
76
E. Strategi Tabel 23 akan menjelaskan nilai bobot dari masing-masing alternatif strategi. Strategi pertama yang menjadi prioritas utama adalah pemberian nilai taksiran emas yang sesuai kadar kepada nasabah (0.281). Pemberian taksiran emas sesuai kadar selain bisa meningkatkan kepuasan nasabah juga bisa sebagai peningkat omset pencapain gadai emas di Pegadaian. Strategi kedua adalah menurunkan tingkat suku bunga gadai (0.242). Penurunan tingkat bunga gadai bisa menjadi faktor penarik bagi nasabah dalam menghadapi persaingan di usaha gadai akhir-akhir ini. Apabila sewa modal turun maka nasabah akan lebih loyal dan pencapaian omset akan meningkat. Strategi ketiga adalah membuka outlet yang tersebar (0.137). Strategi jemput bola seperti ini dirasa penting karena selain mendekatkan diri kepada nasabah juga bisa digunakan sebagai usaha memperkuat pondasi dalam menghadapi persaingan usaha gadai. Fokus persebaran unit dilakukan di daerah pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern (mall). Strategi keempat adalah memberikan pelayanan yang cepat dan aman (0.109). Barang jaminan yang akan digadai harus ditaksir tidak lebih dari 15 menit demi kepuasan nasabah, serta penyimpanan juga harus aman menyangkut tingkat kepercayaan nasabah kepada PT Pegadaian (Persero). Strategi kelima adalah memanfaatkan SDM untuk melakukan promosi (0.080), promosi harus dilakukan secara berkala sehingga posisi PT Pegadaian sebagai penyedia jasa gadai emas tidak tergeser oleh competitor. Strategi berikutnya adalah strategi inovasi produk pada prioritas ke enam (0.066) dan strategi ketujuh adalah meningkatkan sistem keamanan (0.055) serta strategi terakhir adalah menambah fasilitas pembayaran (0.031).
77
Tabel 23. Hasil pengolahan vertikal elemen strategi TUJUAN BOBOT S1 0.137 S2 0.281 S3 0.080 S4 0.109 S5 0.055 S6 0.031 S7 0.242 S8 0.066
PRIORITAS 3 1 5 4 7 8 2 6
4.7. Implikasi Manajerial Pada tahapan ini akan disajikan elemen-elemen penting yang terlibat secara langsung dan memberikan kontribusi besar terhadap keberlangsungan strategi pemasaran jasa gadai emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Gambar 13 menjelaskan bahwa faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap strategi pemasaran jasa gadai emas PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah tingkat nilai sewa modal, tingkat nilai taksiran emas, penambahan upc serta kualitas pelayanan. Dengan semakin munculnya pesaing baru berupa jasa gadai syariah atau toko emas penerima gadai maka masyarakat akan lebih selektif dalam memilih jasa gadai. Faktor berikutnya yang memberikan andil besar terhadap strategi pemasaran jasa gadai emas adalah tingkat nilai taksiran emas. Penetapan patok taksiran akan menjadi sensitif bagi nasabah mengingat kuatnya persaingan terhadap jasa gadai emas baik oleh bank syariah atau toko emas. Konsumen cenderung akan membandingkan perolehan uang pinjaman antara Pegadaian dengan lembaga penyalur gadai lainnya. PT Pegadaian (Persero) terus berupaya meningkatkan nilai Standar Taksiran Logam Mulia (STL Emas) mengikuti harga pasar secara update dan bahkan meningkatkan patok taksiran yang sudah ditentukan.
78
Tingkat Nilai Sewa Modal
Tingkat Nilai Taksiran Emas Pemimpin Cabang Penambahan Unit Pelayanan Cabang
Manajer Bisnis Usaha Gadai
Kualitas Pelayanan
Manajer Pemasaran
Aktor
Faktor
Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
Tujuan Meningkatkan Omset
Strategi Memberikan Nilai Taksiran Emas Sesuai Kadar
Meningkatkan Daya Saing
Menurunkan tingkat sewa modal
Meningkatkan Kepuasan
Membuka Outlet Tambahan
Nasabah Memberikan Pelayanan Yang Cepat dan Aman
Pemanfaatan Divisi TI secara optimal
Melakukan Promosi Berkala
Melakukan Inovasi Produk
Menambah Fasilitas Pembayaran
Gambar 13. Model implikasi manajerial
79
Faktor berikutnya yang memberikan andil besar terhadap strategi pemasaran jasa gadai emas adalah tingkat nilai taksiran emas. Penetapan patok taksiran akan menjadi sensitif bagi nasabah mengingat kuatnya persaingan terhadap jasa gadai emas baik oleh bank syariah atau toko emas. Konsumen cenderung akan membandingkan perolehan uang pinjaman antara Pegadaian dengan lembaga penyalur gadai lainnya. PT Pegadaian (Persero) terus berupaya meningkatkan nilai Standar Taksiran Logam Mulia (STL Emas) mengikuti harga pasar secara update dan bahkan meningkatkan patok taksiran yang sudah ditentukan. Pada tingkat aktor, elemen yang paling berpengaruh dan berperan penting dalam menjalankan strategi pemasaran jasa gadai emas PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah pemimpin cabang. Sangat jelas bahwa pemimpin perusahaan adalah aktor yang sangat memahami bagaimana kondisi internal dan eksternal kantor cabang terkait segala sumberdaya yang dimiliki, baik dari SDM, keuangan, kondisi pesaing. Dengan kemampuan memahami seluk beluk persaingan secara mendalam, jelas peranan pemimpin cabang berada pada prioritas teratas dibandingkan dengan aktor manajer bisnis usaha gadai atau manajer pemasaran yang berada pada lingkup kantor pusat. Pada tingkatan tujuan, elemen yang paling berperan penting adalah peningkatan jumlah omset dari uang pinjaman yang disalurkan. Indikator keberhasilan strategi pemasaran jasa gadai emas adalah perolehan omset atau uang pinjaman yang disalurkan kepada nasabah. Elemen berikutnya adalah meningkatkan daya saing, semakin kuat daya saing suatu produk atau jasa dilihat bagaimana produk atau jasa bisa tetap bertahan ditengah maraknya persaingan lembaga keuangan penyalur kredit, terutama jasa gadai. PT Pegadaian (Persero) memang sudah berusia lebih dari satu abad akan tetapi dalam menghadapi RUU gadai antimonopoli dirasa masih belum siap dikarenakan masih banyak cabang yang target omset tidak tercapai terutama cabang kampong ambon. Pada tingkat akhir yaitu strategi, diperoleh delapan alternatif strategi yang dinilai memberikan pengaruh positif bagi pemasaran jasa gadai emas
80
PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Strategi yang menjadi prioritas utama adalah menurunkan tingkat suku bunga gadai. Tingkat sewa modal yang tinggi oleh PT Pegadaian (Persero) sudah menjadi rahasia umum, akan tetapi dalam waktu dekat ini akan diluncurkan produk berbasis jasa gadai yang tingkat sewa modalnya rendah (kurang lebih satu persen per bulan). Strategi kedua adalah memberikan nilai taksiran emas sesuai kadar. Pemberian nilai taksiran emas pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dirasa belum optimal karena belum tercapainya target omset yang ditetapkan kantor wilayah. Masih adanya tenaga penaksir yang kurang pengalaman dalam penentuan kadar emas dirasa perlu dilakukan pendidikan tambahan agar tidak terjadi keragu raguan dalam menaksir emas. Strategi berikutnya adalah penambahan jumlah outlet unit pembantu cabang. Penambahan jumlah outlet sedang gencar dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, ini bisa dilihat telah tersedianya lima (5) unit pembantu cabang di daerah sekitar Kampung Ambon, Jakarta Timur. Setelah diberlakukannya Undang-Undang bisnis gadai oleh pemerintah, PT Pegadaian (Persero) ke depan akan memagari diri dengan memperbanyak membuka Unit-unit Pelayanan Gadai di seluruh pelosok negeri ini dengan sistem jemput bola, dimana nasabah bisa melakukan transaksi gadai melalui Unit Pelayanan Cabang terdekat rumah tinggalnya. Upaya ini dilakukan agar nasabah tidak pindah kepada lembaga gadai yang menjadi pesaing PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon. Strategi peningkatan kualitas pelayanan perlu dikembangkan karena selama ini kondisi PT Pegadaian (Persero) terbiasa dengan kondisi monopoli sehingga pelayanan sering diabaikan. Untuk peningkatan pelayanan pihak manajemen gencar mengadakan diklat service excellent kepada para pegawai atau staf baik di level cabang sampai kantor pusat. Strategi berikutnya adalah pemanfaatan tenaga TI yang selama ini kurang dioptimalkan. Pesaing yang datang dari pihak bank sudah terbiasa menggunakan system online, akan tetapi PT Pegadaian (Persero) baru
81
mempersiapkan ke arah pelayanan berbasis online dan akan membutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit untuk pengembanganya. Strategi berikutnya adalah promosi secara berkala. Promosi yang sudah diterapkan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon antara lain melakukan open table di pasar-pasar, mall atau daerah keramaian lainnya yang masih menjadi jangkauan wilayah pemasaran. Open table yang diadakan secara sebulan sekali berisi kegiatan pencucian emas gratis, penjualan LM 24 karat bersertifikat secara tunai atau kredit dan jasa taksiran secara gratis. Edukasi masyarakat mengenai investasi emas dalam program open table oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon diharapkan mampu meningkatkan omset jasa gadai dalam waktu jangka panjang. Strategi inovasi produk telah dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero). Salah satu inovasi produk berbasis jasa gadai adalah KRASIDA yaitu gadai dengan sistem angsuran flat per bulan dengan bunga satu persen per bulan. Strategi terakhir adalah penambahann fasilitas pembayaran dengan menggunakan system auto debet atau penggunaan kartu debit di loket kasir. PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon sudah menerapkan strategi ini akan tetapi masih terbatas pada satu bank saja (BNI), padahal apabila menyediakan lebih dari satu bank maka kepuasan nasabah akan lebih meningkat karena nasabah akan lebih aman dalam bertransaksi tanpa harus membawa uang tunai.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Lingkungan internal yang menjadi kekuatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah pelayanan yang cepat dan aman, tingkat taksiran emas yang sesuai kadar, mempunyai outlet yang tersebar, sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangkan yang menjadi kelemahan PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi, data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal, sarana dan prasarana kurang mendukung operasional, sistem keamanan belum optimal, TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional, metode pengawasan belum berbasis resiko. Lingkungan eksternal yang menjadi peluang adalah pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil, harga emas yang terus meningkat, banyaknya peluang usaha rumahan di sekitar kantor cabang, perkembangan teknologi. Sedangkan yang menjadi ancaman PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon adalah munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai, keberadaan toko emas yang membuka produk gadai, menjamunya produk subtitusi. b. Beberapa alternatif strategi pemasaran yang diperoleh antara lain : (1) Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai, (2) Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam rangka memenuhi kebutuhan permodalan usaha, (3) Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi pada saat harga emas meningkat, (4) Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk gadai, (5) Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan menggunakan teknologi informasi, (6) Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet) dan membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah, (7)
Menurunkan tingkat suku bunga
83
gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas pembuka jasa gadai), (8) Memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk berbasis gadai seiring terus naiknya harga emas. c. Strategi pemasaran terpilih yang direkomendasikan bagi perusahaan adalah: (1) Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam rangka memenuhi kebutuhan permodalan usaha, (2) Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas pembuka jasa gadai, (3) Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai, (4) Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk gadai. 2. Saran a. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa, PT (Persero) Pegadaian Cabang Kampung Ambon harus selalu meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada sehingga keinginan nasabah dapat terpenuhi, misalnya: penambahan untuk pelayanan kasir, menerapkan standar pelayanan, dan menjalin hubungan baik dengan nasabah. b. PT (Persero) Pegadaian Cabang Kampung Ambon sebaiknya menjalin kerjasama dengan pihak bank untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi dengan menggunakan kartu debit yang dimilikinya serta menerapkan sistem online antar cabang sehingga nasabah dapat melakukan transaksi di cabang manapun. c. Sebaiknya PT (Persero) Pegadaian Cabang Kampung Ambon melakukan pengembangan produk melalui peningkatan kualitas produk dan melengkapi jumlah maupun fitur produk, agar nasabah semakin tertarik pada produk yang di tawarkan PT (Persero) Pegadaian Cabang Kampung Ambon.
84
DAFTAR PUSTAKA [BI] Bank Indonesia. 2012. Data Perkembangan Jumlah Bank Syariah di Indonesia. [Internet]. [diunduh 2012 November 20]. Tersedia pada: http//www.bi.go.id/web/id/statistik/statistik+perbankan+syariah+Indonesia/ Chandra, P. 2009. Pegadaian dan Rakyat Kecil. Jakarta (ID): PT. Jejaring Lintas Media. David, F. 2009. Manajemen Strategi : Konsep-konsep (Buku 1, Edisi 12). Jakarta (ID): PT Indeks Kelompok Gramedia. Febrianto, F. 2009. Strategi Pengembangan Promosi Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process (Studi Kasus LPM Chic’s Music, Cabang Condet). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Harjito, A dan A. Maulana. 2009. Hukum Jaminan. Jakarta (ID): Divisi Diklat Penaksir Perum Pegadaian. [KPPJ] Kanwil Perum Pegadaian Jakarta. 2012. Laporan Perkembangan Operasional April 2012. Jakarta (ID): Perum Pegadaian. Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada. Kotler P, K. L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Dua Belas Jilid I. Jakarta (ID): PT Indeks Kelompok Gramedia. Mulyawati, I. 2012. Perumusan Strategi Pemasaran Pada Pegadaian Kemayoran. [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Saaty, T.L. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Setiono L, penerjemah. Jakarta (ID): Institut Pendidikan dan Pembinaan Manejemen (IPPM). Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta (ID): ANDI. Umar, H. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Zakiah. 2008. Analisis Strategi Promosi Jasa Telekomunikasi Esia Pada PT Bakrie Telecom tbk. [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
85
86
Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara kepada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
A. Pertanyaan tentang Gambaran Umum Perusahaan 1. Bagaimana sejarah berdirinya Pegadaian ? 2. Apa visi dan misi PT Pegadaian (Persero)?
3. Apa yang menjadi tujuan jangka panjang dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon? 4. Apa Bidang Usaha pokok PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dan bagaimana kegiatannya ? 5. Bagaimana struktur organisasi PT Pegadaian (Persero) Kampung Ambon?
Cabang
6. Bagaimana pembagian tugas dan wewenang pada setiap jabatan ? 7. Bagaimana prosedur delegasi wewenang antara kantor pusat dengan kantor cabang ?
B. Pertanyaan tentang Lingkungan Internal 1. Pemasaran
Pertanyaan tentang STP 1.
Pada segmen manakah nasabah yang akan dilayani oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon?
2.
Apakah perusahaan telah menetapkan pasar sasaran untuk produkproduk yang ada di PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung
Ambon ? 3.
Bagaimana positioning Perusahaan saat ini ? Pertanyaan tentang Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pertanyaan tentang bauran produk
1.
Produk apa saja yang ditawarkan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon dan fasilitas apa saja yang ditawarkan dari masing-masing produk ?
2.
Apa produk unggulan dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon?
87
Lanjutan lampiran 1. Pertanyaan tentang bauran harga
1.
Berapa tingkat suku bunga untuk masing-masing produk pegadaian ?
2.
Siapa yang menentukan suku bunga tersebut ?
3.
Apakah cabang diberikan kewenangan untuk menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga, dalam rangka melakukan negosiasi yang lebih luas dengan nasabah/calon nasabah pada unit operasional ? Pertanyaan tentang bauran lokasi/distribusi
1.
Apa alasan memilih lokasi kantor cabang dan Unit Pelayanan Cabang (UPC) di daerah tersebut?
2.
Bagaimana cara melakukan transaksi pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon? Pertanyaan tentang bauran promosi
1.
Apa saja promosi yang sudah dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon selama ini ?
2.
Bentuk promosi apa yang menjadi andalan bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon?
2. Pertanyaan tentang Keuangan 1.
Bagaimana memperoleh modal usaha ?
2.
Bagaimana perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan ?
3. Pertanyaan tentang Produksi/operasi 1.
Bagaimana proses operasional sehari-harinya ?
2.
Bagaimana prosedur penerimaan dan identifikasi nasabah ?
3.
Bagaimana prosedur penerimaan dan persetujuan permohonan kredit ?
4.
Bagaimana prosedur penanganan kredit yang bermasalah ?
4. Pertanyaan tenyang Sumber Daya Manusia 1.
Berapa jumlah karyawan dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon saat ini ?
2.
Apa rata-rata latar belakang pendidikan dari seluruh karyawan ?
3.
Pelatihan dan pengembangan karir seperti apa yang sudah dilakukan untuk memperbaiki kualitas SDM di PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon?
88
Lanjutan lampiran 1. 5. Pertanyaan tentang Sistem Informasi Manajemen 1.
Apakah PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon menggunakan SIM ?
2.
Bagaimana penggunaan sistem informasi tersebut ?
C. Pertanyaan Tentang Lingkungan Eksternal 1.
Apa saja faktor lingkungan mikro yang mempengaruhi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon?
2.
Selama ini siapa yang menjadi pemasok dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon
3.
Siapakah perusahaan yang menyediakan Surat Bukti Kredit (SBK) bagi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon?
4.
Siapa pesaing utama PT Pegadaian (Persero)
Cabang Kampung
Ambon? 5.
Siapa yang menjadi perantara pemasaran dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon?
89
Lampiran 2. Kuesioner penelitian
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN RATING TERHADAP FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL
IDENTITAS RESPONDEN Nama
: ............................................
Jabatan : ............................................
Saya sangat berharap agar bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara obyektif dan benar, karena kuesioner ini merupakan alat bantu penelitian untuk memperoleh data yang sahih dan akurat. Peneliti : Isyak Fitriyanto H24076062
PROGRAM STUDI ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
90
Lanjutan Lampiran 2. A. PENENTUAN BOBOT FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL Tujuan : Mendapatkan penilaian dari para responden mengenai faktor-faktor strategis internal dan eksternal dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategis tersebut mempengaruhi atau menentukan keberhasilan perusahaan. Petunjuk Umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh para responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukannya secara sekaligus (tidak menunda), agar terhindar dari inkonsistensi jawaban 4. Resonden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam kuesioner ini, dengan alasan yang jelas dan akurat 5. Responden dapat memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu faktor dalam kuesioner ini, baik dengan responden lainnya ataupun dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat. Petunjuk Khusus : 1. Nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor (variabel horizontal-variabel vertikal) berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap perusahaan. Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1, 2 dan 3 dengan ketentuan sebagai berikut : Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal 2. Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal.
91
Lanjutan Lampiran 2 Faktor – faktor Strategis Internal Pelayanan cepat dan aman dengan prosedur yang mudah dan sederhana (A) Tingkat Nilai Taksiran Emas Yang Sesuai Kadar (B) Mempunyai outlet yang tersebar di berbagai daerah dan berada di lokasi-lokasi strategis (C) Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berada pada usia potensial untuk dikembangkan (D) Kualitas pelayanan dalam aspek kenyamanan masih belum sesuai dengan harapan nasabah (E) Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi dari suku bunga lembaga keuangan mikro lainnya (F) Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal sebagai dasar implementasi kebijakan/strategi perusahaan (G) Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional secara optimal (H) Sistem keamanan belum optimal untuk menjamin keamanan barang jaminan yang disimpan (I) TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional (J) Metode pengawasan berbasis resiko dan TI (K)
belum
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
92
Lanjutan Lampiran 2 Faktor – faktor Strategis Eksternal Pertumbuhan ekonomi tingkat inflasi (A)
nasional,
Harga emas yang terus meningkat secara signifikan (B) Banyaknya peluang usaha untuk membuka sentra-sentra bisnis (C) Jumlah penduduk bertambah (D)
yang
terus
Teknologi yang berkembang dengan cepat (E) Munculnya pesaing baru serta berkembangnya bank syariah yang mempunyai produk gadai (F) Keberadaan toko emas membuka praktek gadai (G)
yang
Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan yang diluncurkan oleh bankbank umum dan produk substitusi gadai (H) Bank-bank umum, BPR dan koperasi semakin serius untuk menggarap pasar UMKM (I) Semakin selektif dan semakin baiknya pengetahuan nasabah, yang menyebabkan semakin tingginya produk substitusi dan rendahnya loyalitas nasabah (J)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
93
Lanjutan Lampiran 2. B. PENENTUAN RATING FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL Tujuan : Mendapatkan penilaian dari para responden mengenai kemampuan perusahaan dalam menghadapi pengaruh faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengembangan perusahaan. Petunjuk Umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh para responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukannya secara sekaligus (tidak menunda), agar terhindar dari inkonsistensi jawaban 4. Resonden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam kuesioner ini, dengan alasan yang jelas dan akurat 5. Responden dapat memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu faktor dalam kuesioner ini, baik dengan responden lainnya ataupun dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat. Petunjuk Khusus : I. Pemberian Rating terhadap Kekuatan Petunjuk Pengisian : Pemberian rating pada faktor kekuatan digunakan skala 3 dan 4, dengan keterangan skala sebagai berikut : Nilai 3= Jika faktor tersebut merupakan kekuatan kecil Nilai 4= Jika faktor tersebut merupakan kekuatan utama II. Pemberian Rating terhadap Kelemahan Petunjuk Pengisian : Pemberian rating pada faktor kelemahan digunakan skala 1 dan 2, dengan keterangan skala sebagai berikut :
94
Lanjutan Lampiran 2. Nilai 1 = Jika faktor tersebut merupakan kelemahan utama Nilai 2 = Jika faktor tersebut merupakan kekuatan kecil III. Pemberian Rating terhadap Peluang Petunjuk Pengisian : Pemberian rating untuk faktor peluang digunakan skala 1 sampai dengan 4, dengan keterangan sebagai berikut : Nilai 4 = Jawaban superior Nilai 3 = Jawaban di atas rata-rata Nilai 2 = Jawaban rata-rata Nilai 1 = Jawaban jelek IV. Pemberian Rating terhadap Ancaman Petunjuk Pengisian : Pemberian rating untuk faktor ancaman digunakan skala 1 sampai dengan 4, dengan keterangan skala sebagai berikut : Nilai 4 = Jawaban superior Nilai 3 = Jawaban di atas rata-rata Nilai 2 = Jawaban rata-rata Nilai 1 = Jawaban jelek
95
Lanjutan Lampiran 2.
No
Faktor Strategis Internal KEKUATAN
1. Pelayanan cepat dan aman 2. Tingkat Nilai Taksiran Emas Yang Sesuai Kadar 3. Mempunyai outlet yang tersebar 4. Sumber Daya Manusia yang berkualitas KELEMAHAN
1. Kualitas pelayanan yang sesuai keinginan nasabah 2. Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi 3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal
4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional 5. Sistem keamanan belum optimal 6. TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional 7. Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI
Rating
96
Lanjutan Lampiran 2
No
Faktor Strategis Eksternal
.
PELUANG
1. Pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat inflasi. 2. Harga emas yang terus meningkat 3. Banyaknya peluang usaha 4. Jumlah penduduk yang terus bertambah 5. Perkembangan Teknologi ANCAMAN
1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai 2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai 3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan 4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk KUMK
5. Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat bertambahnya pengetahuan nasabah
Rating
97
Lanjutan Lampiran 2 DATA RESPONDEN
1. Nama
: …………………………………………
2. Jenis Kelamin
: …………………………………………
3. Usia
: …………………………………………
4. Pendidikan Terakhir
: …………………………………………
5. Jabatan
: …………………………………………
6. Tugas dan Wewenang
:
a. ……………………………………………………………… b. ……………………………………………………………… c. ……………………………………………………………… d. ……………………………………………………………… e. ……………………………………………………………… 7. Lama Bekerja
: …………………………………………
98
Lanjutan Lampiran 2 KUISIONER AHP Petunjuk Pengisian : Pada bagian ini responden diminta untuk membandingkan antara elemen-elemen kiri dan kanan lalu memberi jawaban berupa tanda x pada nilai perbandinganya Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan secara berpasangan Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Definisi dari skala yang digunakan untuk menilai komparasi ditentukan sebagai berikut :
Intensitas Kepentingan 1 3
5 7 9
2,4,6,8
Definisi
Penjelasan
Equal Importance
Dua aktivitas memberikan kontribusi sama terhadap tujuan (A dan B sama penting)
Moderate Importance Strong Importance Very Strong Importance Extreme Importance Nilai kompromi atas nilai-nilai di atas
Pengalaman dan penilaian memberikan nilai tidak jauh berbeda antara satu aktivitas terhadap aktivitas lainnya (A sedikit lebih penting dari B) Pengalaman dan penilaian memberikan nilai kuat berbeda antara satu aktivitas terhadap aktivitas lainnya (A lebih penting dari B) Satu aktivitas sangat lebih disukai dibandingkan aktivitas lain (A sangat jelas lebih penting dari B) Satu aktivitas secara pasti menempati urutan tertinggi dalam tingkatan preferensi (A mutlak lebih penting dari B) Penilaian kompromi secara numeris dibutuhkan semenjak tidak ada kata yang tepat untuk menggambarkan tingkat preferensi (nilai nilai diantara dua pertimbangan)
99
Lanjutan lampiran 2
Struktur Hirarki Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon, Jakarta Timur.
Fokus
Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas PT Pegadaian (persero) Cabang Kampung Ambon
Kualitas Pelayanan
Faktor
Pemimpin Cabang
Aktor
Tujuan
Meningkatkan omset
Strategi
S1 I.
Penambahan Unit Pembantu Cabang
Tingkat Nilai Taksiran Emas
S2
Manajer Bisnis Usaha Gadai
Manajer Pemasaran
Meningkatkan Daya Saing
Meningkatkan Kepuasan Nasabah
S3
S4
S5
S6
S7
Tingkat Sewa Modal
S8
Perbandingan Faktor/Perbandingan Antar Elemen Faktor Terhadap Fokus Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam menentukan bobot prioritas terhadap Strategi Pemasaran Jasa Gadai Emas di PT Pegadaian (persero) Cabang Kampung Ambon , yaitu :
1. 2. 3. 4.
Kualitas Pelayanan (EF1) Tingkat Nilai Taksiran Emas (EF2) Penambahan Unit Pembantu Cabang (EF3) Tingkat Sewa Modal (EF4)
100
Lanjutan lampiran 2
Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom Kanan
EF1
EF2
EF1
EF3
EF1
EF4
EF2
EF3
EF2
EF4
EF3
EF4 Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
II.
Perbandingan Aktor Terhadap Faktor Aktor yang berpengaruh, yaitu:
1. Pemimpin Cabang (A1) 2. Manajer Bisnis Usaha Gadai (A2) 3. Manajer Pemasaran (A3) 2.1. Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Kualitas Pelayanan
Faktor
Kualitas Pelayanan
Aktor
Pemimpin Cabang
Tingkat Nilai Taksiran Emas
Manajer Bisnis Usaha Gadai
Penambahan Unit Pembantu Cabang
Manajer Pemasaran
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Kualitas Pelayanan.
Tingkat Sewa Modal
101
Lanjutan lampiran 2
Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom Kanan
A1
A2
A1
A3
A2
A3
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya. 2.2.
Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Tingkat Nilai Taksiran Emas
Faktor
Kualitas Pelayanan
Aktor
Pemimpin Cabang
Tingkat Nilai Taksiran Emas
Tingkat Sewa Modal
Penambahan Unit Pembantu Cabang
Manajer Pemasaran
Manajer Bisnis Usaha Gadai
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor (A) dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Tingkat Nilai Taksiran Emas. Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom Kanan
A1
A2
A1
A3
A2
A3
Keterangan :
102
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya Lanjutan lampiran 2 2.3.
Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Penambahan Unit Pembantu Cabang.
Faktor
Kualitas Pelayanan
Aktor
Pemimpin Cabang
Tingkat Nilai Taksiran Emas
Tingkat Sewa Modal
Penambahan Unit Pembantu Cabang
Manajer Bisnis Usaha Gadai
Manajer Pemasaran
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor (A) dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Tingkat Nilai Penambahan Unit Pembantu Cabang. Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom Kanan
A1
A2
A1
A3
A2
A3
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya. 2.4.
Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Tingkat Sewa Modal.
Faktor
Kualitas Pelayanan
Aktor
Pemimpin Cabang
Tingkat Nilai Taksiran Emas
Manajer Bisnis Usaha Gadai
Penambahan Unit Pembantu Cabang
Manajer Pemasaran
Tingkat Sewa Modal
103
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor (A) dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Tingkat Sewa Modal. Lanjutan lampiran 2
Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
Sama
9
1
Kolom Kanan Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom Kanan
A1
A2
A1
A3
A2
A3
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya III. Perbandingan Tujuan terhadap Aktor Elemen tujuan terdiri dari tiga, yaitu:
1. Meningkatkan Omset (T1) 2. Meningkatkan Daya Saing (T2) 3. Meningkatkan Kepuasan Nasabah (T3) 3.1.
Aktor
Tujuan
Perbandingan Tujuan terhadap Aktor Pemimpin Cabang (T1)
Pemimpin Cabang
Meningkatkan Omset
Manajer Usaha Gadai
Meningkatkan Daya Saing
Manajer Pemasaran
Meningkatkan Kepuasan Nasabah
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Pemimpin Cabang
.
104
Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom Kanan
T1
T2
T1
T3
T2
T3
Lanjutan lampiran 2 Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya 3.2.
Perbandingan Tujuan terhadap Aktor Manajer Usaha Gadai (T2)
Pemimpin Cabang
Aktor
Manajer Usaha Gadai
Meningkatkan Omset
Tujuan
Manajer Pemasaran
Meningkatkan Daya Saing
Meningkatkan Kepuasan Nasabah
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Manajer Usaha Gadai.
Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom Kanan
T1
T2
T1
T3
T2
T3
Keterangan :
105
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya 3.3.
Perbandingan Tujuan terhadap Aktor Manajer Pemasaran (T3)
Pemimpin Cabang
Aktor
Manajer Usaha Gadai
Meningkatkan Omset
Tujuan
Manajer Pemasaran
Meningkatkan Kepuasan Nasabah
Meningkatkan Daya Saing
Lanjutan lampiran 2 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Manajer Pemasaran.
Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom Kanan
T1
T2
T1
T3
T2
T3
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya IV.
Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan Pilihan strategi yang dapat dilakukan untuk mendukung pencapaian tujuan , yaitu: S1
: Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai.
S2
: Memberikan nilai taksiran emas yang sesuai kadar dalam rangka memenuhi kebutuhan permodalan usaha.
S3
: Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi pada saat harga emas meningkat.
106
S4
: Memberikan pelayanan yang cepat dan aman sebagai upaya mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk gadai.
S5
: Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan menggunakan teknologi informasi.
S6
: Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet), membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah.
S7
: Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas pembuka jasa gadai)
S8
: Memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk berbasis gadai seiring terus naiknya harga emas.
107
Lanjutan lampiran 2 4.1.
Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan Meningkatkan Omset.
Tujuan
Meningkatkan omset
Strategi
S1
Meningkatkan Daya Saing
S2
S3
Meningkatkan Kepuasan Nasabah
S4
S5
S6
S7
S8
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif dengan alternatif lainnya dalam menentukan bobot prioritas (besarnya pengaruh alternatif strategi) terhadap tujuan Meningkatkan Omset. Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom Kanan
S1
S2
S1
S3
S1
S4
S1
S5
S1
S6
S1
S7
S1
S8
S2
S3
S2
S4
108
S2
S5
S2
S6
S2
S7
S2
S8
S3
S4
S3
S5
S3
S6
S3
S7
S3
S8
S4
S5
S4
S6
S4
S7
S4
S8
S5
S6
S5
S7
S5
S8
S6
S7
S6
S8
S7
S8
Keterangan :
109
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya 4.2.
Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan Meningkatkan Daya Saing.
Tujuan
Meningkatkan omset
Strategi
S1
Meningkatkan Daya Saing
S2
S3
Meningkatkan Kepuasan Nasabah
S4
S5
S6
S7
S8
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif dengan alternatif lainnya dalam menentukan bobot prioritas (besarnya pengaruh alternatif strategi) terhadap tujuan Meningkatkan Daya Saing. Lanjutan lampiran 2 Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom Kanan
S1
S2
S1
S3
S1
S4
S1
S5
S1
S6
S1
S7
S1
S8
S2
S3
S2
S4
110
S2
S5
S2
S6
S2
S7
S2
S8
S3
S4
S3
S5
S3
S6
S3
S7
S3
S8
S4
S5
S4
S6
S4
S7
S4
S8
S5
S6
S5
S7
S5
S8
S6
S7
S6
S8
S7
S8
111
Lajutan lampiran 2
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya 4.3.
Tujuan
Strategi
Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan Meningkatkan Kepuasan Nasabah.
Meningkatkan omset
Meningkatkan Daya Saing
Meningkatkan Kepuasan Nasabah
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif dengan alternatif lainnya dalam menentukan bobot prioritas (besarnya pengaruh alternatif strategi) terhadap tujuan Meningkatkan Kepuasan Nasabah. Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom Kanan
S1
S2
S1
S3
S1
S4
S1
S5
S1
S6
S1
S7
S1
S8
S2
S3
S2
S4
112
S2
S5
S2
S6
S2
S7
S2
S8
Lanjutan lampiran 2 S3
S4
S3
S5
S3
S6
S3
S7
S3
S8
S4
S5
S4
S6
S4
S7
S4
S8
S5
S6
S5
S7
S5
S8
S6
S7
S6
S8
S7
S8
113
Lampiran 3. Struktur Organisasi PT Pegadaian (Persero) Cabang Kampung Ambon Pemimpin Cabang
Pengelola UPC
Manajer Usaha Lain
Penaksir
Penyimpan/Pemegang Gudang
Analis Kredit
Pemasar Pendukung Adm & Pembayaran
Collector
Lampiran 4. Hasil pembobotan faktor internal Kode
A1 B1 C1 D1 E1 F1 G1 H1 I1 J1 K1
Bobot Ahli 1 0.06 0.05 0.07 0.07 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
Ahli 2 0.10 0.09 0.10 0.10 0.12 0.07 0.07 0.10 0.10 0.08 0.07
Ahli 3 0.09 0.09 0.10 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.08 0.10 0.10
Ahli 4 0.09 0.07 0.07 0.07 0.08 0.12 0.09 0.11 0.09 0.11 0.09
Ahli 5 0.11 0.06 0.10 0.09 0.09 0.07 0.09 0.09 0.12 0.10 0.08
Skor Total (Bobot x Rating)
Rating Ahli 6 0.08 0.10 0.09 0.10 0.07 0.10 0.08 0.10 0.09 0.11 0.07
Ahli Ahli Ahli 7 Rataan 1 2 0.12 0.092 4 3 0.06 0.075 3 3 0.10 0.089 4 3 0.10 0.089 4 3 0.11 0.096 1 2 0.10 0.095 1 1 0.07 0.086 2 3 0.09 0.098 1 3 0.10 0.098 1 3 0.07 0.094 2 2 0.08 0.087 2 2 Total Nilai Internal (IFE)
Ahli 3 4 3 4 4 1 2 2 1 1 2 2
Ahli 4 4 3 4 4 2 1 1 2 1 2 2
Ahli 5 4 3 4 4 2 2 1 2 2 1 2
Ahli 6 4 3 4 4 1 1 2 2 1 1 2
Ahli 7 4 3 4 4 1 1 1 2 1 2 1
Rataan 3.857 3.000 3.857 3.857 1.429 1.286 1.714 1.857 1.429 1.714 1.857
0.356 0.226 0.344 0.343 0.137 0.122 0.148 0.182 0.141 0.161 0.162 2.321
iv
Lampiran 5. Hasil pembobotan faktor eksternal Bobot Rating Kode Ahli Ahli Ahli Ahli Ahli Ahli Ahli Ahli Ahli Ahli Ahli Ahli Ahli Ahli 1 2 3 4 5 6 7 Rataan 1 2 3 4 5 6 7 Rataan 0.08 0.10 0.12 0.08 0.14 0.14 0.09 0.108 4 1 3 4 4 3 3 3.143 A1 0.10 0.09 0.10 0.11 0.13 0.13 0.09 0.107 3 2 4 1 3 3 2 2.571 B1 0.11 0.10 0.10 0.09 0.09 0.09 0.09 0.097 3 2 4 2 2 3 2 2.571 C1 0.12 0.09 0.11 0.11 0.08 0.08 0.06 0.095 2 3 2 1 2 2 1 1.857 D1 0.09 0.09 0.08 0.08 0.12 0.12 0.06 0.090 3 3 2 3 3 3 2 2.714 E1 0.10 0.11 0.12 0.10 0.12 0.13 0.13 0.114 4 3 4 4 3 2 3 3.286 F1 0.10 0.11 0.09 0.13 0.06 0.06 0.13 0.096 3 3 3 3 2 2 3 2.714 G1 4 2 2 2 2 3 1 2.286 H1 0.09 0.11 0.10 0.10 0.07 0.07 0.13 0.098 0.12 0.09 0.09 0.09 0.09 0.10 0.11 0.097 3 1 2 1 2 3 1 1.857 I1 0.10 0.10 0.09 0.11 0.09 0.10 0.10 0.098 3 3 3 2 1 3 1 2.286 J1 Total Nilai Internal (EFE)
Skor Total 0.340 0.275 0.248 0.177 0.243 0.375 0.260 0.224 0.181 0.225 2.548
v
Lampiran 6. Matriks SWOT
3. Membuka outlet yang tersebar dengan memanfaatkan perkembangan jumlah penduduk yang terus bertambah (S3, O4) 4. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dengan mengikuti perkembangan teknologi (S1, O5) 5. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk melakukan promosi pada saat harga emas terus meningkat (S4, O2) Strategi S-T 1. Memberikan pelayanan yang cepat dan aman dalam upaya mencegah nasabah berpindah kepada lembaga pesaing yang membuka produk gadai (S1,T1)
Kelemahan (W) 1. Kualitas pelayanan yang sesuai keinginan nasabah 2. Suku bunga untuk produk gadai lebih tinggi 3. Data nasabah yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal 4. Sarana dan prasarana kurang mendukung operasional 5. Sistem keamanan belum optimal 6. TI belum dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional 7. Metode pengawasan belum berbasis resiko dan TI Strategi W-O 1. Memanfaatkan jumlah penduduk yang terus bertambah dengan keinginan yang beragam untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai yang diinginkan nasabah (W1, O4) 2. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana operasional dalam pengembangan produk dengan memanfaatkan banyaknya peluang usaha (W4,O3) 3. Mengupdate secara continue data nasabah dengan mengikuti perkembangan teknologi (W3, O5) 4. Meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan dengan menggunakan teknologi informasi (W5, W7, O5) 5. Memanfaatkan divisi TI untuk melakukan inovasi produk berbasis gadai seiring terus naiknya harga emas (W6, O2) Strategi W-T 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif untuk menghadapi persaingan dalam bisnis gadai (W1, T1, T2, T3)
2. Keberadaan toko emas yang membuka praktek gadai
2. Membuka outlet yang tersebar agar nasabah tidak berpindah ke pesaing baru dan toko emas yang membuka produk gadai (S3,T1,T2)
2. Menambah fasilitas (pembayaran secara online/autodebet), membuat inovasi produk agar tercipta loyalitas nasabah (W4, W6, T5)
3. Menjamurnya produk Kredit Tanpa Agunan
3. Memanfaatkan nilai taksiran optimal mengingat ancaman dari persaingan dari pendatang baru maupun produk substitusi (S2, T3, T4)
3. Mengoptimalkan data nasabah untuk melakukan sistem jemput bola agar tidak berpindah kepada lembaga pesaing (W3, T1, T2, T3, T4)
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S) 1.Pelayanan cepat dan aman 2. Nilai taksiran emas optimal 3.Mempunyai outlet yang tersebar 4.Sumber Daya Manusia yang berkualitas
Peluang (O)
Strategi S-O
1. Pertumbuhan ekonomi nasional
1. Memberikan nilai taksiran optimal dalam rangka pemenuhan modal untuk menghadapai pertumbahan ekonomi nasional(S2,O1)
2. Harga emas yang terus meningkat
2. Memanfaatkan nilai taksiran optimal untuk membuka peluang usaha dalam hal permodalan (S2,O3)
3. Banyaknya peluang usaha 4. Jumlah penduduk yang terus bertambah 5. Perkembangan teknologi Ancaman (T) 1. Munculnya pesaing baru dalam bisnis produk gadai
4. Bank-bank umum, BPR dan koperasi membuka produk untuk UMKM 5. Potensi nasabah untuk memilih produk substitusi akibat bertambahnya pengetahuan nasabah
4. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk dapat memberikan service excellent bagi nasabah (S4, T5)
4. Menurunkan tingkat suku bunga gadai untuk menigkatkan daya saing terhadap pesaing baru atau pesaing lama (toko emas pembuka jasa gadai) (W2,T1,T2)