Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
ANALISIS STRATEGI MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PT. PAL INDONESIA (PERSERO) Ari Fendi1 dan Evi Yuliawati2 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim No. 100, Sukolilo, Surabaya Email :
[email protected] 2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim No. 100, Sukolilo, Surabaya Email :
[email protected]
Abstrak Dunia kita selalu dipenuhi oleh ketidakpastian dan hal yang tidak terduga. Ketika bencana terjadi dimungkinkan berdampak timbulnya gangguan dalam skala besar. Bila suatu bencana besar terjadi, sektor bisnis juga akan ikut menerima akibatnya. Oleh karenanya, dibutuhkan supply chain yang robust terhadap berbagai gangguan agar dapat bertahan. Supply chain PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki jaringan yang cukup kompleks, sehingga akan semakin banyak risiko yang menyertainya. Beranjak dari latar belakang tersebut penelitian ini dilakukan untuk memberikan masukan sehubungan dengan strategi yang digunakan PT. PAL Indonesia (Persero) untuk menangani dan mitigasi (pengurangan) risiko yang terjadi dalam supply chainnya. Penyelesaian penelitian ini terbagi dalam 2 fase House of Risk. Tahapan pada fase pertama diawali dari identifikasi kejadian risiko dan fase kedua House of Risk yaitu fase penanganan risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 41 kejadian risiko dan 29 agen risiko, yang berpotensi terjadi pada supply chain perusahaan manufaktur pembuatan kapal PT. PAL Indonesia (Persero). Dari hasil tersebut kemudian terpilih 3 agen risiko sebagai penyebab terjadinya risiko berdasarkan diagram Pareto 80/20 yang memerlukan penanganan lebih lanjut oleh pihak manajemen. Strategi mitigasi risiko yang digunakan untuk menangani ketiga agen risiko tersebut adalah strategy proactive supply, yaitu berupa strategy stock, coordination dan multiple route. Kata kunci: strategi mitigasi risiko, supply chain, Risk Priority Index (RPI)
Pendahuluan Tantangan terbesar dalam proses produksi saat ini adalah mengelola dan mengurangi risiko yang melekat dalam setiap situasi bisnis. Proses supply chain dalam industri pembuatan kapal pada PT. PAL Indonesia (Persero) melibatkan jaringan supply chain kompleks. Kompleksitas supply chain menghadapkan PT. PAL Indonesia (Persero) dengan berbagai risiko yang bisa menyebabkan gagalnya tujuan (goal) yang hendak dicapai, seperti pembatalan kontrak dengan pelanggan yang disebabkan oleh molornya serah terima kapal, dan lain-lain. Pada penelitian ini akan dilakukan identifikasi kejadian risiko yang berpotensi timbul pada suatu supply chain PT. PAL Indonesia (Persero). Pengukuran tingkat likelihood dan consequence serta pemetaan dalam risk map dan perhitungan nilai Risk Priority Index merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui kejadian risiko mana yang akan dipilih dan diperlukan adanya corrective action dengan memberikan korelasi antara kejadian risiko dan agen risiko sehingga terpilihlah agen risiko yang kemudian akan dilakukan penanganan dengan strategy proactive supply yang diharapkan dapat memitigasi kejadian risiko yang timbul. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah ”Bagaimana cara untuk memitigasi risiko pada supply chain di PT. PAL Indonesia (Persero)?”.
1
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan sebagai berikut adalah : 1. Mengidentifikasi kejadian risiko supply chain perusahaan manufaktur pembuatan kapal seperti PT. PAL Indonesia (Persero). 2. Menentukan kejadian risiko dan agen risiko yang terpilih, untuk dilakukan corrective action. 3. Merencanakan strategi untuk menangani dan memitigasi risiko dalam supply chain.
Metodologi Penelitian Penelitian ini terbagi dalam 2 fase dalam House of Risk. Fase pertama diawali dari identifikasi sampai penentuan kejadian risiko yang akan di hitung nilai Risk Priority Index (RPI). Pengukuran tingkat likelihood dan consequence serta pemetaan dalam risk map dan melakukan perangkingan dari hasil perhitungan nilai RPI. Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk mengetahui kejadian risiko mana yang akan dipilih. Diperlukan adanya corrective action sehingga terpilihlah agen risiko. Fase kedua adalah fase penanganan risiko yaitu perancangan strategi mitigasi risiko dengan menggunakan strategy proactive supply.
Identifikasi masalah Penetapan Tujuan penelitian Studi Pustaka
Tahap Persiapan
Studi Lapangan
Pemetaan aktivitas Supply Chain Perusahaan Identifikasi Kejadian Risiko Pengukuran Kejadian Risiko 1.
2.
Penyebaran kuisioner - Menentukan likelihood - Menentukan consequence Perhitungan nilai Risk Priority Index
Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Evaluasi Risiko -
Memetakan risiko dalam risk map Menentukan rangking kejadian risiko Identifikasi agen risiko Identifikasi korelasi antara kejadian risiko dengan agen risiko Menentukan agen risiko terpilih
Perancangan Strategi Mitigasi -
Pemetaan kejadian risiko berdasarkan agen risiko terpilih Penentuan strategi mitigasi Deskripsi strategi mitigasi
Kesimpulan dan Saran
Tahap Analisis Data
2
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Hasil Dan Pembahasan Identifikasi kejadian risiko yang diidentifikasi dari pemetaan aktivitas supply chain perusahaan. Identifikasi kejadian risiko dikumpulkan dari interview, brainstorming, personal report, dan event documentation. Nilai RPI didapatkan dari perkalian antara likelihood dan consequence. Tabel 1. Identifikasi Kejadian Risiko Berdasarkan Ranking RPI Kode
RPI (L) x (C) 25 25 20 20
Kejadian Risiko (Risk Event)
E37 E38 E08 E10
E11 E12 E13 E14 E15 E17 E18 E32 E02 E05 E06 E07 E19 E20 E21 E29 E30 E03 E22 E24 E25 E31 E33 E34 E09 E23 E26 E27 E28
Keterlambatan penerimaan barang dari supplier Supplier tidak dapat memenuhi order Keterlambatan dalam melakukan evaluasi penawaran Supplier tidak memenuhi kesepakatan dalam kontrak Material di gudang tidak dapat digunakan lagi E36 (rusak karena terlalu lama di simpan) E41 Kualitas tidak sesuai dengan standar mutu E04 Sering terjadi revisi dalam drawing (basic design) E16 Terjadi overstock part assembly di gudang E39 Barang datang tidak sesuai spesifikasi (kualitas) E40 Barang datang tidak memenuhi kuantitas E01 Fluktuasi harga pembuatan kapal E35 Kuantitas dan kualitas SDM tidak terpenuhi Harga material yang akan di beli tidak valid (invalid) Keterlambatan penerbitan surat PO (Purchase Order) Ketergantungan pada pemasok tunggal Pengadaan barang atau jasa terlambat Terjadi shortage part assembly di gudang Perubahan mendadak dalam Master Schedule Molornya schedule / penjadwalan produksi Tidak tersedianya alat angkut / transportasi Tidak terpenuhinya kontrak Ketidaksingkronan gambar Keterbatasan jumlah designer Ketidaksesuaian pada material dan equipment yang dibutuhkan Pembengkakan jam orang Kerusakan mesin (trouble) Penumpukan elemen pada salah satu stasiun kerja Kesalahan di dalam penandaan material (Marking) Kesalahan di dalam penyambungan block Kesalahan persepsi kontrak Kelelahan pegawai Cacat produk Produk terkontaminasi (berkarat/korosi) Plat dan profil terjatuh dari ketinggian dan membahayakan keselamatan pekerja Kelayakan alat angkut / transportasi Kehabisan stock consumable Proses negoisasi/pelelangan terhambat karena gangguan teknis Elemen produk berserakan Pemadaman listrik Kesalahan dalam set up mesin Kesalahan di dalam pembuatan mould loft
12 12 12 12 12 12 12 12 9 9 9 9 9 6 6 6 6 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2
Ranking 1 1 2 2
20
2
20 16 16 16 16 15 15
2 3 3 3 3 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 9 10 10 10 10 10
Kemudian dilakukan pemetaan risiko dengan menggunakan risk map seperti dilihat pada tabel 2. Ada 4 area dalam risk map, yaitu area hijau menunjukkan tidak diperlukan tindakan korektif, area kuning menunjukkan tindakan korektif perlu dipertimbangkan, area orange menunjukkan bahwa tindakan korektif sangant dianjurkan, dan area merah menunjukkan tindakan korektif harus dilakukan. Risiko yang akan ditindaklanjuti adalah risiko pada area oranye dan area merah.
3
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Tabel 2. Risk Map C 1
L
2
3
4
E01
E36
E41
E32
E16 E04
E39
E11 E14 E18
E12 E15
5 E37
E38
E40
E08
E10
E13 E17
E35
5
4
3
2
E23 E28
E26
E27
E20 E30
E21
E29
E03 E25
E22 E31
E24 E33
E09
E02 E07
E05 E19
E06
E34
1
Agen risiko merupakan faktor penyebab yang menyebabkan terjadinya risiko dengan berbagai macam karakteristik yang melekat dalam setiap risiko yang ditimbulkannya. Setiap kejadian risiko bisa ditimbulkan tidak hanya berasal dari satu faktor penyebab sehingga bisa dikatakan lebih dari satu faktor penyebab dapat menimbulkan terjadinya beberapa risiko tergantung dari kondisi yang ada. Berikut adalah hasil identifikasi agen risiko:
Tabel 3. Hasil Identifikasi Agen Risiko Kode A01 A02
Agen Risiko Kebutuhan material dalam jumlah banyak Variasi barang yang besar
A03 A04 A05 A06 A07 A08 A09 A10
Kelangkaan material Kelemahan dalam nota kesepakatan, tidak bisa klaim asuransi Kesalahan pemilihan supplier Referensi harga material yang tidak akurat Keterlambatan pengadaan barang Permintaan yang mendadak Belum ada perancangan jangka panjang Evaluasi teknis lama dan perlu penyesuaian anggaran
A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17
Permintaan barang tidak menyebutkan spesifikasi yang jelas Verifikasi permintaan barang kurang tepat Ketergantungan pada satu sumber pasokan (supplier) Tidak mempunyai harga pembanding Usia barang / peralatan tua Faktor gangguan alam / bencana alam (banjir, badai / cuaca buruk) Kebakaran
A18 A19 A20 A21
Fluktuasi nilai tukar rupiah dengan dolar Pemogokan tenaga kerja Supplier mengalami kebangkrutan Perubahan rencana produksi 4
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
A22 A23 A24 A25 A26
Pasokan listrik terhenti / listrik padam dari pemasok energi Kesalahan prosedur Pencemaran lingkungan Kualitas barang dari supplier tidak sesuai dengan standar mutu Banyaknya SDM kompeten yang keluar / pindah ke perusahaan lain
A27 A28 A29
Alat angkut / transporter / crane rusak Kurangnya koordinasi antar bagian Approval yang lama
Dalam mengidentifikasi korelasi antara setiap kejadian risiko dengan agen risiko. Digunakan House of Risk yaitu membandingkan hubungan secara langsung antara kejadian risiko dan agen risiko. Tabel 4. dibawah ini merupakan penilaian korelasi yang digunakan mengikuti aturan sebagai berikut:
Tabel 4. Kriteria Penilaian Korelasi dalam Menentukan Bobot Warna
Bobot 9 3 1
Keterangan Menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara agen risiko dan kejadian risiko Menunjukkan adanya korelasi yang sedang antara agen risiko dan kejadian risiko Menunjukkan adanya korelasi yang lemah antara agen risiko dan kejadian risiko
Tabel 5. Matriks House Of Risk Fase Identifikasi Risiko Risk Agent Risk RPI Event E37 25 E38 25 E08 20 E10 20 E36 20 E41 20 E04 16 E16 16 E39 16 E40 16 E01 15 E35 15 E11 12 E12 12 E13 12 E14 12 E15 12 E17 12 E18 12 E32 12 Jumlah Korelasi Ranking Agen Risiko
A01
A02
A03
A04
A05
A06
A07
A08
A09
A10
A11
A12
9
A13
A14
A15
1
9 3
3 1
3
9 9
3 1
9 9
9
3
9 3
3 3
1 9
1
1
3 3
3 3 3
9
9 9 1 3
3
3 9
3 3
9 3
1
1
3
16
88
381
20
369
96
576
48
180
116
540
156
169
288
232
29
19
3
28
5
18
1
24
11
16
2
13
12
7
8
5
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Tabel 5. Matriks House Of Risk Fase Identifikasi Risiko (lanjutan) Risk Agent Risk RPI Event E37 25 E38 25 E08 20 E10 20 E36 20 E41 20 E04 16 E16 16 E39 16 E40 16 E01 15 E35 15 E11 12 E12 12 E13 12 E14 12 E15 12 E17 12 E18 12 E32 12 Jumlah Korelasi Ranking Agen Risiko
A16
A17
A18
1
A19
A20
1
1
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
3 3
1
1
1 9
1
9 3
3 9
3
3
3
3
9 9 1
9
3
1
1
3
1
1
1
3
9 3
1 9
49
44
227
40
81
300
216
32
75
372
135
108
84
144
23
25
9
26
21
6
10
27
22
4
15
17
20
14
Nilai korelasi didapatkan dari perhitungan RPI dikalikan dengan bobot antara kejadian dan agen risiko yang diberikan. Setelah nilai korelasi untuk masing-masing agen risiko diperoleh, selanjutnya adalah menggambarkan hasil korelasi untuk setiap agen risiko tersebut dalam diagram Pareto. Prinsip Pareto dengan aturan 80/20 meggambarkan bahwa 80% kejadian risiko yang muncul itu berasal dari 20% agen risiko yang menyebabkannya. Oleh karena itu melalui penggambaran Diagram Pareto dibawah ini akan ditentukan agen risiko terpilih yang termasuk dalam 20% penyebab utama munculnya kejadian risiko yang terjadi di PT. PAL Indonesia (Persero).
6
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
0
5
10
15
20
25
ISSN: 1979-911X
30
35
700 600 500 400 300 200
120
100,00 99,69 99,31 98,69 97,92 97,07 96,14 95,19 93,75 92,18 90,56 88,87 87,01 84,93 82,69 80,08 77,31 74,30 71,03 67,56 63,39 59,01 54,53 48,98 43,19 36,07 28,89 21,54
100
80 Agen Risiko 60 Prosent ase 40
20
100 11,12
0 A07 A11 A03 A25 A05 A21 A14 A15 A18 A22 A09 A13 A12 A29 A26 A10 A27 A06 A02 A28 A20 A24 A16 A08 A17 A19 A23 A04 A01
0
Gambar 2. Diagram Pareto 80/20
Dari gambar diatas diperoleh bahwa agen risiko terpilih yang akan dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun rancangan strategi mitigasi dalam supply chain adalah sebagai berikut : Tabel 7. Agen Risiko Terpilih Kode A07 A11
Agen Risiko Keterlambatan pengadaan barang dari supplier Permintaan barang tidak menyebutkan spesifikasi yang jelas
Nilai Korelasi 576 540
Rencana strategi mitigasi yang bisa diimplementasikan untuk mereduksi dampak dari agen risiko terpilih tersebut berfokus pada supply. Strategi mitigasi yang tergolong dalam strategy proactive supply dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 8. Strategy Proactive Supply Strategy Factor Strategy Proactive Supply
Strategy Mitigation Strategy Stock Multiple Route Coordination Flexible Supply Base
Sumber: Tang, 2001
7
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Secara lebih jelas penentuan strategi mitigasi untuk masing-masing agen risiko terpilih dapat dilihat pada Matriks House of Risk pada fase penanganan risiko berikut. Tabel 9. Matriks House Of Risk Fase Penanganan Risiko
1
A07
2
A11
Agen Risiko Keterlambatan pengadaan barang dari supplier Permintaan barang tidak menyebutkan spesifikasi yang jelas
Coordination
Kode
Multiple Route
No.
Strategy Stock
Strategy Proactive Supply
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rancangan strategi mitigasi yang bisa diimplementasikan untuk mereduksi dampak dari agen risiko terpilih adalah sebagai berikut : Tabel 10. Perancangan Strategi Mitigasi No.
Kode
Agen Risiko
1
A07
Keterlambatan pengadaan barang dari supplier
2
A11
Permintaan barang tidak menyebutkan spesifikasi yang jelas
Strategi Mitigasi Strategy Stock Coordination Multiple Route Coordination
Tabel 11. Deskripsi Strategi Mitigasi No.
Agen Risiko
Strategi mitigasi
Strategy stock
1
Keterlambatan pengadaan barang dari supplier
Coordination
Multiple route
Keterangan
Dengan melakukan penambahan persediaan, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk melaku-kan penyimpanan pada lokasi strategi tertentu seperti gudang / pusat distribusi dimana gudang tersebut berbagi penggunaannya dengan beberapa partner supply chain. Melakukan koordinasi dengan user dan supplier agar permintaan barang sesuai dengan rencana dan tepat waktu sehingga dapat diatur perancangan permintaan yang lebih baik. Mencari dicari rute alternatif pengiriman material sehingga material dapat terkirim sesuai jadwal penerimaan yang telah ditentukan. Misalnya melalui jalur alternatif, baik itu melalui jalur darat, laut dan udara.
8
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Tabel 11. Deskripsi Strategi Mitigasi (lanjutan) No.
2
Agen Risiko
Permintaan barang tidak menyebutkan spesifikasi yang jelas
Strategi mitigasi
Keterangan
Coordination
Agar melakukan permintan yang lebih spesifik atau dengan membuat suatu standar spesifikasi umum. Menjalin komunikasi diantara kedua belah pihak dapat menjadikan hubungan kerja sama yang lebih harmonis.
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah: 1. Identifikasi risiko yang terjadi dalam aktivitas supply chain diperoleh 41 kejadian risiko dan 29 agen risiko yang teridentifikasi. 2. Pengurutan nilai RPI dan pemetaan kejadian risiko dalam risk map memperlihatkan bahwa terdapat 6 (enam) kejadian risiko yang berada pada area merah yang berarti menunjukkan perlu dilakukannya corrective action dan 14 (empat belas) kejadian risiko di area oranye yang berarti juga sangat direkomendasikannya corrective action agar tidak terjadi gangguan pada sistem supply chain perusahaan. 3. Berdasarkan perhitungan pada tabel House of Risk fase identifikasi risiko dan penggambaran Diagram Pareto 80/20, didapatkan 2 (dua) agen risiko terpilih yaitu A07 (Keterlambatan pengadaan barang dari supplier) dan A11 (Permintaan barang tidak menyebutkan spesifikasi yang jelas) 4. Hasil House of Risk fase kedua (fase penanganan risiko) adalah strategi mitigasi untuk agen risiko yang terpilih, yaitu dengan menerapkan strategi proaktif supply. Strategi yang digunakan meliputi strategy stock, coordination dan multiple route.
Daftar Pustaka Barkley, Bruce T, 2004, Project Risk Management, United States of America; The McGraw Hill Companies. Chopra, Sodhi, 2004, Mengelola Risiko Untuk Hindari Supply Rantai Breakdown, Australian; MIT Sloan Management Review. Christopher, Peck, 2004, Membangun Supply Chain Resilien, Jakarta; Jurnal Manajemen Logistik. Crow, A, 2002, Pengelolaan Risiko, Yogyakarta; Nur Cahaya. Geraldin, Laudine H, 2007, Manajemen Risiko dan Aksi Mitigasi untuk menciptakan Rantai Pasok yang Robust. Surabaya; Tesis Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Hanafi, Dr. Mahmud, 2006, Manajemen Risiko, Yogyakarta; UPP STIM. Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi Yogyakarta; Andi Offset.
(Buku 1),
Pujawan, I Nyoman, 2005, Supply Chain Manajemen, Surabaya; Guna Widya. Supply Chain Council, 2009, Supply Chain Reference Model, Overview Version 9.0. [http:www.supply-chain.org].
9
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Tang, 2001, Proactive Product Supply and Demand Strategic for Conctructing Robust Supply Chain, (www.anderson.ucla.edu/documents/areas/fac/dotm/supplychain.pdf). Tang, 2006, Perspektif dalam Manajemen Rantai Suplai Risiko, Jakarta; Jurnal Ekonomi Produksi. Taqwa Insan, 2008, Manajemen Risiko Untuk Mengatasi Gangguan Pada Supply Chain (Studi Kasus: PT. Susanti Megah), Surabaya; Skripsi Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Utama, Yuris Permana Yoga, 2008, Manajemen Risiko di PT. Industri Kereta Api (Persero), Surabaya; Tesis Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Wildanur Rizal, 2006, Identifikasi dan Analisis Risiko Operasional Berdasarkan Konsep Manajemen Risiko Di PT. IGLAS (Persero), Surabaya; Skripsi Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
10