ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA PROSES PRODUKSI PERHIASAN (STUDI KASUS PT CJK) Michael Surya1 & Lindawati Gani2
1. Department of Accounting, Faculty of Economics, Universitas Indonesia 2. Department of Accounting, Faculty of Economics, Universitas Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian internal pada proses produksi PT CJK. PT CJK adalah perusahaan manufaktur, perdagangan wholesale maupun retail dengan produk perhiasan. Seiring meningkatnya persaingan dalam industri manufaktur, membuat para pelaku usaha harus meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Salah satu caranya adalah melakukan pengendalian Internal pada proses produksi. Skripsi ini menggunakan metode studi kasus dan bersifat analisis deskriptif. Dari analisis yang telah dilakukan, skripsi ini dapat disimpulkan bahwa PT CJK telah menerapkan pengendalian internal yang cukup baik yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi perusahaan saat ini namun tetap memerlukan perbaikan di beberapa bagian dari segi pengendalian internalnya. Kata Kunci: Siklus Produksi, Pengendalian Internal, Perusahaan Manufaktur ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL SYSTEM IN JEWELRY PRODUCTION PROCESS (CASE STUDY OF CJK CORPORATION) Abstract The aim of this thesis is to analyze the internal control system that PT CJK’s jewelry production process. PT CJK is a manufacturing industry, dealing with jewelry product in wholesale as well as retail. With the increase of manufacturing industry competition, each company must begin to improve their efficiency and effectiveness. Therefore, one method is to perform internal control system in production process. This thesis uses the case study method and descriptive analysis. From the conducted analysis, this thesis concludes that PT CJK has adopted a satisfactory internal control system which appropriate to the current circumstances faced by the company, however, needs to make further improvements in terms of the company’s internal control. Key words: Production Cycle, Internal Control, Manufacturing Company
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
Pendahuluan Saat ini tentu perusahaan harus terus meningkatkan kinerja, efektivitas, dan efisiensi perusahaan untuk dapat terus bersaing dengan perusahaan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. untuk mencapai hal-hal di atas tentu perusahaan harus mempunyai sistem yaitu sistem pengendalian internal. Perusahaan dalam industri apapun tentu memerlukan sistem pengendalian internal yang baik, begitu pula dengan perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur perhiasan. Dalam industri manufaktur perhiasan dengan banyaknya proses produksi yang sangat kompleks, tentu yang diharapkan para perusahaan adalah proses produksi ini dapat berjalan secara efisien dan efektif. Terdapat beberapa isu, pemain di industri manufaktur tentu rentan juga terhadap risiko kehilangan barang yang bisa disebabkan secara sengaja seperti pencurian barang oleh karyawan maupun secara tidak sengaja karena sistem pengendalian yang kurang baik, prosedur produksi tidak dijalankan dengan baik sehingga menghasilkan kualitas barang yang kurang baik, dan sebagainya. Berangkat dari latar belakang di atas, penelitian ini ingin melakukan analisis terhadap penerapan sistem pengendalian internal pada perusahaan manufaktur pembuatan perhiasan yang diwakili oleh PT CJK dan tentunya penelitian ini juga akan difokuskan pada sistem pengendalian internal pada proses produksi yang terjadi pada PT CJK. Landasan Teori Proses Produksi Perusahaan khususnya perusahaan manufaktur tentu tidak dapat terlepas dari proses produksi sebagai kegiatan usaha utamanya. Perusahaan tentu berusaha agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan baik, ekonomis, serta mencegah timbulnya hambatan-hambatan yang dapat mengganggu kegiatan operasi perusahaan. Menurut Assauri (2004) definisi proses produksi adalah cara, metode serta teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada. Menurut Assauri (2004), proses produksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Proses produksi yang terus menerus
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
Proses produksi terus menerus adalah proses produksi yang menggunakan mesin dan peralatan yang dipersiapkan untuk memproduksi produk dalam jangka waktu yang lama, tanpa mengalami perubahan untuk jenis produksi yang sama. 2. Proses produksi yang terputus-putus Proses produksi yang terputus-putus adalah proses produksi yang menggunakan waktu pendek dalam persiapan peralatan untuk perubahan yang cepat guna dapat menangani variasi produk yang terus berganti-ganti Selain itu dalam produksi menurut Spearman (2000) terdapat 2 jenis sistem yaitu push sistem dan pull sistem. Push sistem adalah sistem yang produksinya berbasis kepada forecasting dan menghasilkan output dalam jumlah besar yang nantinya akan masuk ke dalam persediaan sebelum disalurkan kepada pelanggan. Sedangkan Pull sistem adalah sistem yang produksinya selalu dilakukan atas dasar permintaan, bukan dari forecast sehingga ini dapat mengurangi risiko penumpukan inventori serta produk yang usang. Peranan Auditor Internal Perkembangan peran auditor internal dari waktu ke waktu mengalami perubahan dengan cepat seiring dengan perkembangan zaman. Menurut artikel yang ditulis oleh Zulkarnain (2011) yang berjudul “bukan Watchdog, Konsultan, Juga Bukan Katalis! Tapi Pengawas Intern.” Peran terbaru dari auditor internal adalah assurance dan consulting, yang semula seorang auditor internal berperan sebagai watchdog yang cenderung mendeteksi masalah, saat ini auditor internal juga harus berperan sebagai pemberi konsultasi dengan membantu manajemen dalam mengidentifikasi, menilai, dan memitigasi risiko yang menjadi kewajiban manajemen dan sekaligus menguji kecukupan dan keandalan pengendalian yang dibuat manajemen. Pengendalian Internal Pengendalian internal dilakukan sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam atas informasi yang tercantum dalam laporan keuangan. Karena sebelum melakukan pekerjaan lapangan, auditor harus memahami struktur pengendalian intern yang berlaku dalam entitas. Hal tersebut sesuai dengan standar pekerjaan lapangan yang berbunyi: “Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.” selain itu adanya
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
pengendalian menjamin kebijakan dan pengarahan – pengarahan manajemen menjadi cukup memadai. Beragam teknik pengendalian diperlukan untuk mengimplementasikan keputusan dan mencapai tujuan serta untuk mengatur aktivitas yang menjadi tanggung jawab manajemen. Adanya suatu pengendalian intern yang baik merupakan faktor kunci dalam manajemen perusahaan yang efektif. COSO Internal Control-Integrated Framework COSO merupakan kerangka berpikir bagi penggendalian internal yang berlaku secara internasional.
Gambar 1 COSOInternal Control Framework Sumber: Moeller (2009)
Berikut merupakan komponen-komponen dari COSO: 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian merupakan hal yang paling mendasar dalam pengendalian internal. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam bagaimana menilai suatu perusahaan, aktivitas, dan strukturnya. Lingkungan memperlihatkan keseluruhan tingkah laku, kewaspadaan, serta tindakan dewan maupun manajemen dalam perusahaan. Setiap perusahaan tentu memiliki lingkungan pengendalian yang berbedabeda. 2. Penilaian Risiko Setiap usaha menghadapi berbagai macam risiko dari sumber eksternal maupun internal yang harus selalu dinilai. Prakondisi untuk menilai risiko adalah pendirian dari tujuan, dihubungkan pada tingkat perbedaan dan kesesuaian internal. Penilaian
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
risiko adalah mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang relevan untuk pencapaian tujuan, pembentukan dasar untuk penentuan bagaimana risiko seharusnya dikelola.
Terdapat 2 matriks yang akan digunakan untuk melakukan penilaian risiko pada perusahaan, yaitu: -
Matriks dampak risiko terhadap laporan keuangan dan kemungkinan terjadi pada bagian ini dimensi dampak akan dibagi menjadi 5 kategori, yaitu minor, moderate, severe, major dan worse case. Lalu dimensi kemungkinan juga akan dibagi menjadi 5 kategori, yaitu almost never, unlikely, possible,likely dan almost certain. Tabel 1. Level dan Deskripsi Dimensi Dampak Risiko terhadap Laporan Keuangan Dampak No. Level 1 Minor 2 Moderate 3 Severe 4 Major 5 Worse Case
Deskripsi Dampaknya Sangat Kecil Dampaknya Kecil Dampaknya Cukup Besar Dampaknya Besar Dampaknya Sangat Besar
Sumber: Wiryono (2008)
Tabel 2. Level dan Deskripsi Dimensi Kemungkinan Terjadinya Risiko Kemungkinan No. Level
Deskripsi
1
Almost Never Tidak terjadi dalam 5 tahun
2
Unlikely
terjadi 1 kali dalam 5 tahun
3
Possible
terjadi 1 kali dalam 2 tahun
4
Likely
Terjadi 1-4 kali dalam 1 tahun
5
Almost Certain
Terjadi > 5 kali dalam 1 tahun
Sumber: Wiryono (2008)
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
Almost Certain
Medium
High
High
Extreme Extreme
Likely
Low
Medium
High
High
Low
Medium
Medium High
High
Low
Low
Medium medium
High
Low
Low
Medium
Major
Worst Case
Kemungkinan Possible Terjadi Unlikely Almost Never
VeryLow Low Minor
Moderate Severe
Extreme
Dampak
Gambar
2
Matriks Dampak terhadap Kemungkinan Terjadi
laporan
keuangan
Sumber: Wiryono (2008)
-
Matriks kualitas manajemen risiko dan besar risiko Kualitas dari manajemen risiko
Besar risiko
Very Low/low
Medium
High/ Extreme
Weak
Very low Medium to medium to high
High to extreme
Satisfactory
Very low Medium to low
Medium to extreme
Strong
very low very low Medium to to low to extreme medium
Gambar 3. Matriks Kualitas Manajemen Risiko dan Besar Risiko Sumber: Tampubolon (2005)
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
dan
3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tugas manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas ini membantu memastikan mengenai kebutuhan tindakan yang diambil untuk menyelesaikan risiko untuk pencapaian tujuan usaha. Aktivitas pengendalian terjadi di seluruh organisasi, pada semua tingkat dan dalam semua fungsi. Aktivitas ini meliputi rangkaian dari aktivitas sebagai perbedaan persetujuan, kekuasaan, verifikasi, rekonsiliasi, tinjauan dari pelaksanaan operasi, keamanan dari aset dan pemisahan tugas. 4. Informasi dan Komunikasi Setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya tentu memerlukan informasi. Informasi langsung harus diidentifikasi, ditangkap dan dikomunikasikan dalam bentuk dan kerangka waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Efektivitas dalam komunikasi juga harus terjadi pada pengertian yang lebih luas, mengalir dari atas ke bawah, melintang dan dari bawah ke atas organisasi. Semua personel harus menerima pesan yang jelas dari manajemen puncak. Mereka harus mengerti peraturan yang terdapat dalam perusahaan dalam sistem pengendalian internal 5. Pemonitoran Sistem pengendalian internal perlu untuk dimonitor – proses monitor menilai kualitas dari pelaksanaan sistem melampaui waktu. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT Central Jasindo Kreasijaya pada mulanya adalah usaha home industry di bidang jasa pembuatan dan reparasi perhiasan keluarga yang dikelola dengan baik dan dengan semangat yang baik akhirnya berkembang menjadi besar. Akhirnya didirikanlah sebuah perusahaan perseroan dengan dengan nama PT Central Jasindo Kreasijaya.” Semakin berjalannya waktu PT CJK saat ini telah memiliki 2 pabrik yang terletak di Ciracas dan Muara Angke. PT CJK juga berhasil membuat toko-toko retail yang telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan juga telah memasuki pasar internasional seperti Singapura dan Malaysia.
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
Visi, Misi dan nilai perusahaan Visi PT CJK sebagai perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan dan reparasi barang perhiasan memiliki Visi yaitu “Menjadi perusahaan kelas dunia dalam jasa pembuatan dan reparasi produk perhiasan.” Misi Melaksanakan program sesuai dengan kemampuan dan kapasitas Perusahaan, melalui komitmen yang terus menerus dan berkelanjutan, untuk terciptanya hubungan yang harmonis sehingga keberadaan perusahaan dapat dirasakan sebagai aset masyarakat dan bangsa. Nilai Perusahaan PT CJK juga telah memiliki nilai-nilai budaya atau lebih dikenal Core Value (Nilai Inti) yang diterapkan dan melekat pada segenap karyawan dan jajaran manajemen yaitu: 1) Tim sinergis. 2) Bertindak penuh tanggung jawab. 3) Siap menghadapi setiap tantangan dan mewujudkannya. 4) Perbaikan yangg terus menerus. 5) Memberikan nilai tambah pada semua pihak terkait. 6) Integritas, konsisten, jujur dan tepat janji. Proses Produksi Alur produksi merupakan alat untuk lebih memahami dan menggambarkan mengenai sistem pembuatan barang yang ada pada PT CJK. Berikut di gambar 4 akan disajikan alur produksinya.
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
Finance Manufaktur Pembelian
Casting
Pembelian Logam Mulia
Terima bahan sesuai mutu
Pemesan
Produksi N
RO Pembuatan master :Manual &komputer
Logistik Rubber Mold
SPK NO & RO
Cek mutu Logam Mulia
Pembelian batu permata (berlian)
Membuat bahan u/ cor
Rubber Mold Cetak lilin
Cek mutu bahan u/cor
QC RM
QC MASTER
QC lilin
PENGECORAN
QC BIJI COR
Poles Rangka
Cek mutu batu permata (berlian)
Permata
Poles Akhir
QC Poles akhir dan grafir QC chroom
Setting Stone
Pemasangan Batu
QC Pemasangan Batu Permata
QC Rakit & Finishing
Perakitan & Finishing
QC Rangka
& grafir
Chroom
QC Barang Jadi
Barang Jadi
Barang Jadi
Gambar 4. Alur Produksi Dengan Penerapan Kendali Mutu Sumber: Data Internal PT CJK
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
Ukuran Keberhasilan Dalam Pencapaian Kinerja PT CJK adalah perusahaan yang berorientasi kapada laba, maka dari itu dibuatlah standar ukuran keberhasilan kerja. Ukuran standar keberhasilan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1)
Target (jumlah produk yang dihasilkan) dan biaya yang efisien Target yang dimaksud di sini adalah terpenuhinya target pembuatan barang dengan tingkat biaya efisien.
2)
Waktu penyelesain barang Ketepatan PT CJK dalam menyelesaikan pesanan para pelanggannnya distandarkan 90% tepat waktu dari jumlah order yang diterima.
3)
Susut pembuatan barang dan pengelolaan scrap Susut pembuatan barang distandarkan 6.6% dari berat barang yang disetor. Sedangkan dari sisi scrap distandarkan 40 % dari total bombing susut yang disetor dari proses pemolesan dan 90 % dari total susut dari proses.
Pembahasan dan Analisis Analisis proses produksi perusahaan secara umum Perusahaan menggunakan pull sistem dan termasuk dalam kategori proses produksi campuran. Proses produksi campuran karena perusahaan menghasilkan produk yang bervariasi tetapi perusahaan lebih efisien menggunakan product layout. Analisis Pengendalian Internal Perusahaan berdasarkan COSO Berikut merupakan analisis menurut COSO: a) Lingkungan pengendalian: dari hasil analisis lingkungan pengendalian telah terbentuk dengan baik. Kode etik telah disosialisasikan dengan baik, job description yang jelas, struktur yang jelas, kompetensi pimpinan yang tidak diragukan, dan sistem pengelolaan SDM yang baik. b) Penilaian risiko: Manajemen risiko masih dilakukan secara sederhana tanpa adanya divisi atau bagian khusus yang bertanggung jawab tetapi dari hasil pengamatan, pimpinan risiko yang diidentifikasi sudah cukup mendalam. Berikut merupakan 6 risiko utama yang terdapat pada pabrik perhiasan: 1. Kehilangan bahan baku emas dan batu berlian.
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
2. Pengumpulan scrap yang tidak maksimal. 3. Batu berlian yang dapat pecah ketika proses pemasangan batu ke rangka maupun pembongkaran rangka. 4. Kadar emas yang dapat dikurangi. 5. Hasil produk yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan sehingga proses produksi produk tersebut harus diulang, seperti bolong-bolong pada emas atau produk tidak nyaman digunakan. 6. Masalah hukum, seperti masalah perpajakan. Dari keenam risiko di atas akan dinilai melalui kedua matriks sehingga nantinya menghasilkan risiko mana yang harus menjadi prioritas perusahaan dari prioritas pertama sampai keenam. Berikut merupakan hasil dari matriks. Almost Certain Likely Kemungkinan Possible Unlikely Terjadi Almost Never
2 3,5 1,4 6 Minor
Moderate Severe Major Dampak
Worst Case
Gambar 5.
Matriks dampak Terhadap Laporan Keuangan dan Kemungkinan Terjadi pada PT CJK Kualitas dari manajemen risiko
Besar risiko Very Low/low
Medium
High/ Extreme
Weak
5
Satisfactory
2,3
Strong
1,4,6
Gambar 6. Matriks Kualitas Dari Manajemen Risiko dan Besar Risiko PT CJK
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
Dari hasil matriks di atas maka risiko nomor 5 menjadi prioritas utama perusahaan karena Kasus bolong-bolong sangat sulit dikontrol perusahaan karena risiko ini murni kesalahan teknis dari pengrajin dan tidak diketahui langsung sampai selesainya proses pemolesan, baru masalah ini terlihat. Lalu, untuk perhiasan yang kurang nyaman digunakan juga masih sulit dikontrol, ketika rangka selesai baru dapat terlihat nyaman atau tidak digunakannya dan hal ini masih sering terjadi sehinnga banyak pekerjaan yang diulang. Lalu diikuti oleh risiko nomor 2, 3, 1 dan 4. Prioritas terakhir adalah risiko nomor 6 karena Perusahaan sampai saat ini belum pernah terlibat masalah hukum. Untuk masalah perpajakan, perusahaan telah melaporkan dan membayar pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu, untuk masalah UMR, perusahaan juga telah membayar gaji karyawan dan pengrajin di atas UMR. Perusahaan juga banyak menggunakan jasa konsultan eksternal untuk membantu masalah yang berhubungan dengan hukum sehingga untuk saat ini masalah hukum masuk kedalam prioritas ke enam. c) Aktivitas pengendalian: aktivitas pengendalian perusahaan lebih ditekankan kan pada pengendalian fisik karena bahan baku produksi merupakan bahan dengan harga tinggi. Hal ini terlihat dengan adanya sistem keamanan fisik yang ketat dan berlapis. pemisahan tanggung jawab dengan check and balance, serta adanya laporan dan dokumen di setiap transaksi. d) Informasi dan komunikasi: PT CJK tidak memiliki prosedur komunikasi yang baku. Namun, alur komunikasi pada PT CJK dapat dikatakan telah berjalan baik dan terbuka. Semua informasi dari karyawan atau pengrajin akan diberikan ke supervisor dan menentukan bagaimana menyikapi informasi tersebut. Jika berhubungan dengan hal yang besar, maka informasi ini akan disampaikan ke kepala pabrik atau kepada manajemen puncak seperti Direktur Utama. Direktur dan kepala pabrik juga sering turun ke pabrik dan siap untuk menerima masukan dari karyawan terbawah sekalipun. e) Proses pemonitoran: Proses pemonitoran salah satunya datang dari supervisi yang jelas. Saat ini ,perusahaan memiliki struktur yang jelas dan adanya job description tentu sangat membantu proses pengawasan. Perusahaan telah menjalankan ongoing monitoring activities dan perusahaan telah melakukan pemonitoran secara berkala
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
Analisis Proses Sistem Pengendalian Proses Penerimaan Order dari Pelanggan, Proses Pengerjaan Master, Pembelian Bahan Baku, Produksi, hingga Pengiriman Hasil Produksi ke Pelanggan Pengendalian internal perusahaan pada proses produksi juga cukup baik. Perusahaan terus berusaha untuk mengefisiensikan kerja dengan diadopsinya teknologi jewel cad ke proses produksi. Lalu perusahaan di bagian pembayaran juga berusaha untuk mengurangi risiko, pembayaran-pembayaran dengan nilai tinggi dilakukan oleh bagian akuntansi pusat. Selain itu, perlengkapan untuk pengerjaan seperti kawat yang harganya tidak tinggi pun tetap dikendalikan perusahaan. Perusahaan juga selalu mengeluarkan kebijakan baru untuk menyelesaikan risiko yang muncul dan quality control yang dilakukan di setiap bagian. Namun, terdapat beberapa bagian proses yang juga belum memiliki pengendalian internal yang baik, khususnya di bagian yang berhubungan dengan pihak eksternal seperti jatuh tempo pemesanan yang masih dapat berubah-ubah, Lalu perusahaan membayar terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecekan barang ketika melakukan pembelian bahan baku, dan belum dibuatnya kontrak tertulis terhadap supplier bahan baku. Selain itu , pengendalian yang masih kurang baik terdapat di bagian pembelian batu berlian yang harga dan kualitas batu berukuran kecil masih bisa dinaikkan oleh pihak dalam yang tidak bertanggung jawab karena belum ada supplier yang dijadikan patokan.
Susut Saat ini susut hasil produksi yang dihasilkan perusahaan masih belum dapat bersaing dengan pabrik di Hongkong maupun China disebabkan karena penggunaan bahan kimia dan alat kerja yang banyak menghasilkan susut, serta pekerja yang melakukan pekerjaannya kurang hatihati. Untuk menurunkan susut, perusahaan telah membuat sistem insentif dan denda sehingga pengrajin juga berhati-hati dalam mengerjakan barang.
Proses Pengumpulan Scrap Pengendalian internal perusahaan terhadap scrap juga belum maksimal. Hal ini terlihat pada masih banyaknya scrap yang gagal dikumpulkan. Namun, saat ini perusahaan telah banyak melakukan perbaikan untuk masalah pengumpulan scrap. Masalah pengambilan scrap oleh karyawan yang menjadi permasalahan perusahaan karena pengawasan yang belum ketat.
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
Pecah Batu Pengendalian internal perusahaan terhadap masalah pecah batu sudah baik. Hal ini terlihat jika ada yang curang memasangkan batu yang pecah di rangka , maka terdapat punishment berupa pemberhentian kerja. Lalu, perusahaan juga menerapkan strategi yang tepat yaitu sistem beli dalam mengatasi masalah penukaran batu oleh pengrajin dan sistem ini juga dapat meringankan para pengrajin. Kontrol Kehilangan Barang Kontrol kehilangan barang perusahaan sudah ketat dan baik. Dengan adanya ID card, stock opname harian, stock opname bulanan, serta laporan-laporan seluruh transaksi yang berhubungan dengan kontrol kehilangan barang dirasa sudah cukup efektif oleh perusahaan dalam menjaga barang perusahaan. Pada bagian ini, dapat terlihat pengendalian internalnya sudah sangat baik karena jarang sekali kehilangan barang di pabrik. Pelatihan yang Dilakukan Perusahaan Perusahaan masih termasuk perusahaan hand made karena dalam menghasilkan produknya sebagian besar prosesnya menggunakan keahlian manusia. Oleh karena itu, pemimpin tidak takut berinvestasi dalam masalah pelatihan ini karena pemimpin ingin terus menjaga kualitas sumber daya manusia dan tentunya menghasilkan kualitas di produknya.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Secara garis besar, perusahaan telah memiliki pengendalian internal yang cukup baik biarpun masih terdapat beberapa pengendalian yang harus diperbaiki. Keterbatasan dan Saran Adapun keterbatasan dari penelitian yang dilakukan, meliputi: •
Tidak diperolehnya informasi mengenai proses produksi dari industri manufaktur perhiasan sehingga análisis menjadi terbatas karena tidak dapat dilakukan perbandingan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
•
Tidak diperolehnya referensi yang memadai yang dapat digunakan untuk membahas proses produksi perusahaan khususnya pada industri manufaktur perhiasan maka analisis tidak dapat dilakukan lebih dalam.
Beberapa saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini: •
Membuat evaluasi dari bawahan kepada atasan, karena dengan adanya evaluasi seperti ini diharapkan pimpinan atas juga selalu mendapat review dari bawahan agar kualitas performa atasan juga dapat terus berkembang.
•
Memastikan bahwa jatuh tempo pembuatan barang pada SPK tidak dapat diubah oleh pelanggan. Diharapkan dengan ketegasan ini perusahaan dapat mengefisiensikan biaya khususnya mengurangi biaya lembur.
•
Memastikan bahwa kegiatan yang berhubungan dengan pihak eksternal khususnya di masalah pembelian, perusahaan harus membuat perjanjian yang tertulis.
•
Menentukan patokan satu atau dua supplier batu berlian agar harga dan kualitas dapat terkontrol dengan lebih mudah.
•
Menentukan prioritas barang yang butuh untuk dipoles rangka karena tidak semua barang harus dipoles rangka.
•
Memperbaiki perlengkapan kerja agar jumlah susut berkurang sehingga dapat mengefisiensikan bahan baku emas.
•
Menambah CCTV di setiap ruangan untuk pengendalian fisik khususnya di bagian scrap serta untuk melihat kompetensi pengrajin dan karyawan dalam bekerja.
•
Memperbanyak sampel pembongkaran rangka untuk menghindari pengrajin melakukan kecurangan dalam hal pecah batu.
Daftar Referensi Assauri, Sofjan. “manajemen produksi dan operasi edisi revisi 2004”, lembaga penerbit FEUI, Jakarta, 2004 Efendi, Ruslan. (2007). Analisis Manajemen Risiko Kredit Sepeda Motor Honda Pada Perusahaan Multifinance Di Indonesia (Studi Kasus Pada PT. PQR Finance). http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/15316/H07ref.pdf Heizer. (2007). Operation Management 9th edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. (2004).Standar Profesi Audit Internal. Jakarta Moeller, R. (2009). Brink’s Modern Internal Auditing: A Common Body of Knowledge 7th edition. New Jersey: JohnWiley & Sons, Inc. Romney. (2008). Accounting Information Sistem 12th edition. USA: Prentice Hall Business Publishing. Spearman, Mark L., & Wallace J. Hopp. (2000). Push and Pull Production Sistems.2-6. http://www2.isye.gatech.edu/~jswann/teaching/6201/6201_Ch10_Stud_S03_6.pdf Wiryono, Sudarso Kaderi, dan Suharto. (2008). Analisis Risiko Operasional Di PT TELKOM dengan pendekatan Metode ERM. Jurnal Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung. Yuliantoro, Eko. (2013). Personal Interview
Zulkarnain, Alexander. (2011). Bukan Watchdog, Konsultan, Juga Bukan Katalis! Tapi Pengawas Intern. http://www.itjen.depkeu.go.id/page/detil.aspx?id=81
Analisis sistem…, Michael Surya, FE UI, 2013