Analisis Perlakuan Akuntansi dan Pengendalian Internal atas Pendapatan pada Perusahaan Pelayaran (Studi Kasus PT Pelayaran “EX”) Wenita Yulistia, Edward Tanujaya Program Studi Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstrak Pendapatan merupakan salah satu elemen penting dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Pendapatan diukur secara wajar sesuai prinsip pengakuan pendapatan untuk diterapkan guna mengukur pendapatan yang diterima sebenarnya oleh perusahaan. Para akuntan dan pembaca laporan keuangan telah sekian lama memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan yang berpengaruh pada perhitungan rugi-laba. Perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah PT EX, sebuah perusahaan pelayaran swasta yang mengageni beberapa perusahaan pelayaran asing. PT EX mempunyai empat jenis pendapatan jasa, yaitu jasa penyewaan kapal, jasa keagenan, jasa penyediaan awak kapal, dan jasa perantara dan manajemen kapal. Namun pada 2010 PT EX hanya mempunya tiga jenis pendapatan jasa karena PT EX menjual kapal miliknya. Penelitian ini menganalisis mengenai bagaimana pelaporan dan pencatatan pendapatan pada PT EX, juga menganalisis bagaimana pengendalian internalnya, serta melihat kualitas laporan keuangan PT EX yang disebabkan oleh pengendalian internal yang tidak begitu baik. Hasil dari penelitian ini adalah pelaporan atas pendapatan PT EX sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010), pengendalian internalnya masih ada yang tidak sesuai dengan konsep COSO dan hal ini mempengaruhi kualitas laporan keuangan PT EX. Kata kunci :
pendapatan, pengendalian internal, perusahaan jasa pelayaran
Abstract Revenue is one of the important element in financial statement of company. Revenue is measured by normal way based on revenue recognition for revenue valuable. Revenue determines profit and loss for company. PT EX is an object of this study. PT EX is an agent company for international shipping company. PT EX has for kind of revenues. They are charter hire fee, agency fee, crewing fee, and brokering and shipmanagement fee. But in 2010 PT EX has only three kind of revenues since PT EX sold its ship in 2009. This study explain about how to report revenue and its internal control. The result of this study is reporting revenue has been based on PSAK 23 (revision 2010) but the internal control is still not good and need to be increased. The internal control is based on COSO but still full of weakness. To get the good quality of financial report, PT EX must increase the internal control. Keywords :
revenue, internal control, shipping company
1
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang paling penting untuk memaparkan keadaan perusahaan. Karena itu manajemen mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap penyusunan dan penyajian laporan keuangan karena menyangkut informasi yang akan digunakan oleh pihak yang terkait untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan dikatakan wajar ketika laporan keuangan disajikan dan disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pendapatan merupakan salah satu elemen penting dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Pendapatan merupakan indikator untuk pembentukan laba. Pendapatan diukur secara wajar sesuai prinsip pengakuan pendapatan untuk diterapkan guna mengukur pendapatan yang diterima sebenarnya oleh perusahaan. Para akuntan dan pembaca laporan keuangan telah sekian lama memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan yang berpengaruh pada perhitungan rugi-laba. Karenanya akuntansi melalui Laporan Rugi-Laba dituntut untuk dapat memberikan informasi yang lebih baik mengenai hasil usaha perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Masalahmasalah seperti pengukuran, pelaporan, pengakuan, serta timing dari pengakuan pendapatan sering menjadi kendala untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut PSAK 23 (revisi 2010), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Kerangka konseptual IASB, yang diadopsi oleh IAI, menjadi Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan telah menetapkan pengakuan pendapatan sebagai salah satu unsur dasar dari penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Menurut KDPLK ini pengakuan merupakan proses pembentukan pos yang memenuhi elemen laporan keuangan serta kriteria pengakuan. Kriteria pengakuan yang dikemukakan oleh IAI dapat dipandang lebih sederhana dibandingkan FASB. PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan bahwa pendapatan dapat diakui ketika: •
Besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan, dan
•
Manfaat ini dapat diukur dengan andal.
Sistem pengendalian internal diciptakan untuk memastikan bahwa tujuan akhir terlaksana dan proses yang sedang berlangsung sesuai dengan rencana dan aturan main yang berlaku.COSO Internal Control Framework merupakan sebuah kerangka yang dirancang oleh Committee of Sponsoring Organization (COSO) untuk memahami dan menerapkan 2
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
pengendalian internal yang efektif bagi suatu perusahaan. Pengendalian internal yang baik lebih mampu mencegah kecurangan dibandingkan dengan temuan yang didapatkan para auditor. Komponen dan kerangka pengendalian internal COSO adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari struktur pengendalian internal. Lingkungan pengendalian merupakan cerminan dari keseluruhan sikap, kepedulian, dan tindakan dari dewan direksi, manajemen, dan pihak lainnya mengenai pentingnya pengendalian internal di perusahaan. 2. Penilaian Risiko (Risk Assessment) Perusahaan harus memiliki proses untuk mengevaluasi potensi risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan mengukur tingkat signifikan risiko tersebut, kemungkinan risiko tersebut muncul, dan melakukan tindakan untuk meminimalisasi akibat dari risiko tersebut. 3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan sudah diambil dalam kaitannya dengan merespon risiko yang dihadapi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. 4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi harus dapat diterima oleh semua level manajemen, selain itu perusahaan harus memiliki prosedur yang efektif dalam berkomunikasi dengan pihak internal maupun eksternal. 5. Pengawasan (Monitoring) Aktivitas pengawasan berkaitan dengan penilaian yang berjalan atau penilaian berkala atas kualitas pengendalian internal oleh manajemen untuk menetukan bahwa pengendalian dijalankan sesuai dengan tujuannya dan dimodifikasi jika diperlukan ketika terjadi perubahan kondisi. Esensi dari suatu pengendalian internal yang efektif terletak pada sikap manajemen. Jika manajemen puncak yakin bahwa pengendalian itu sangat penting, maka orang-orang lainnya dalam organisasinya akan ikut merasakan hal tersebut dan merespons dengan mengamati dengan hati-hati pengendalian yang ditegakkan. Jika orang-orang dalam organisasi yakin bahwa pengendalian itu bukan merupakan perhatian penting bagi manajemen puncak, maka hampir dapat dipastikan bahwa tujuan pengendalian manajemen tidak akan tercapai dengan efektif.
3
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
Karena adanya masalah-masalah dalam proses pendapatan dan pengendalian yang ditimbulkan atas transaksi pendapatan tersebut, maka penelitian ini akan membahas bagaimana proses pendapatan dan menganalisis pengendalian internal atas proses pendapatan. Perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah PT Pelayaran EX, sebuah perusahaan pelayaran swasta yang mengageni beberapa perusahaan pelayaran asing. Perusahaan ini dijadikan objek penelitian karena merupakan perusahaan yang belum go public sehingga memungkinkan untuk dianalisis dan meninjau praktik akuntansi pendapatan yang diterapkan. PT EX didirikan berdasarkan akta notaris Aulia Taufani S.H., pengganti dari notaris Sutjipto, S.H. No.47 tanggal 18 Juni 2001. PT EX bergerak di bidang jasa pelayaran yang beroperasi di lepas pantai kawasan Indonesia. PT EX ini menyediakan jasa seperti jasa penyewaan kapal (charter hire services), jasa keagenan (agency services), jasa penyediaan awak kapal (manning services), dan jasa perantara dan manajemen kapal (brokering and shipmanagement services). Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Akrab (1995) mengenai pengakuan pendapatan pada perusahaan jasa pelayaran. Penelitian sebelumnya tersebut terbatas pada pengakuan pendapatan dari sebuah divisi dalam perusahaan pelayaran dan tidak melihat pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian mengenai pengakuan pendapatan ini juga pernah dilakukan oleh Maharani (2010), namun dalam industri yang berbeda yaitu pada perusahaan tekstil. Penelitian kali ini membahas bagaimana prosesdan pelaporan pendapatan dalam perusahaan pelayaran dan bagaimana pengendalian internal perusahaan atas pendapatan tersebut. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka penelitian ini diberi judul “Analisis Perlakuan Akuntansi dan Pengendalian Internal atas Pendapatan Pada Perusahaan Pelayaran (Studi Kasus PT Pelayaran EX)”. 1.2 Perumusan Masalah Masalah yang dianalisis dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana proses pendapatan jasa keagenan yang dihasilkan oleh Agency Department, pendapatan jasa penyediaan awak kapal yang dihasilkan oleh Crewing Department, dan pendapatan jasa perantara dan manajemen kapal yang dihasilkan oleh Shipmanagement Department berdasarkan PSAK 23 (revisi 2010)? 2. Apakah aktivitas pengendalian internal atas proses pendapatan yang dihasilkan oleh Agency, Crewing, Shipmanagement Department pada PT EX telah sesuai dengan konsep COSO?
4
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis proses pendapatan jasa keagenan yang dihasilkan oleh Agency Department, pendapatan jasa penyediaan awak kapal yang dihasilkan oleh Crewing Department, dan pendapatan jasa perantara dan manajemen kapal yang dihasilkan oleh Shipmanagement Department pada PT EX berdasarkan PSAK 23 (revisi 2010). 2.
Menganalisis pengendalian internal atas proses pendapatan yang dihasilkan oleh Agency, Crewing, dan Shipmanagement Department PT EX berdasarkan komponen aktivitas pengendalian pada COSO.
2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Pendapatan 2.1.1
Definisi Pendapatan
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal entitas dan dikenal dengan bermacam-macam sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), pendapatan bunga, pendapatan dividen, dan pendapatan royalti. Menurut PSAK 23 (revisi 2010), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Standar ini menyatakan bahwa arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang dapat diakui sebagai pendapatan hanya dapat terdiri dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima untuk dirinya sendiri. Sehingga beberapa kondisi arus masuk bruto yang merupakan atas nama orang lain, tidak dapat diakui sebagai pendapatan. Selain itu, dalam hubungan keagenan, yang dapat diakui sebagai pendapatan hanyalah komisi yang diterima oleh agen dan tidak termasuk jumlah yang ditagih atas nama prinsipal. 2.1.2
Sifat Pendapatan
PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan pendapatan timbul dari transaksi dan kejadian berikut ini:
5
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
a. Penjualan barang Barang meliputi barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dimiliki untuk dijual kembali. b. Penjualan jasa Penjualan jasa biasanya terkait dengan kinerja entitas atas tugas yang telah disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu. Jasa tersebut dapat diserahkan dalam satu periode atau lebih dari satu periode. Beberapa kontrak untuk penjualan jasa secara langsung terkait dengan kontrak konstruksi, misalnya kontrak penjualan jasa dari manajer proyek dan arsitek. Pendapatan yang timbul dari kontrak ini diatur dalam PSAK 34 (revisi 2010). c. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen. Pendapatan bunga yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas, atau jumlah terutang kepada entitas. Pendapatan royalti yaitu pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang entitas, misalnya paten, merek dagang, hak cipta, dan peranti lunak komputer. Dan pendapatan dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi kepemilikan mereka atas kelompok modal tertentu. 2.1.3
Pengukuran Pendapatan
Pengukuran pendapatan menurut PSAK 23 (revisi 2010) dijelaskan dalam paragraf 8 dan 9, yaitu bahwa pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara entitas dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas. 2.1.4
Pengakuan Pendapatan
PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan bahwa pendapatan dapat diakui ketika besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. PSAK 23 (revisi 2010) juga menyatakan bahwa kriteria-kriteria pengakuan yang terdapat dalam standar ini diterapkan secara terpisah pada setiap transaksi. Namun, dapat juga terjadi adanya kriteria pengakuan yang diterapkan secara terpisah pada suatu transaksi tunggal, hal ini bertujuan untuk dapat mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Hal lainnya adalah penerapan kriteria pengakuan pada dua atau lebih transaksi
6
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
karena sifat dari transaksi tersebut yang saling terikat satu sama lain, sehingga substansinya tidak terlihat apabila transaksi tersebut dipisah-pisah. Kriteria pengakuan yang disebutkan dalam PSAK 23 (revisi 2010) adalah sebagai berikut: 1. Untuk penjualan barang, pendapatan dapat diakui ketika : a. Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut dapat diukur dengan andal 2. Untuk penjualan jasa, pendapatan diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hal ini sering disebut dengan metode presentasi penyelesaian. 3. Metode pengakuan pendapatan menjadi penting dalam menilai pendapatan yang dihasilkan perusahaan untuk dilaporkan keuangan perusahaan selama periode tertentu. Dengan demikian pendapatan diakui jika besar kemungkinan manfaat ekonomi dapat diterima perusahaan dan dapat diukur dengan andal. 2.1.5
Pengungkapan Pendapatan
Perusahaan harus mengungkapkan: a) Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang dianut untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa b) Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan dari penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalti, dividen. c) Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa dimasukkan dalam setiap kategori yang signifikan dari pendapatan. 2.2 Konsep Pengendalian Internal 2.2.1
Definisi Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal diciptakan untuk memastikan bahwa tujuan akhir terlaksana dan proses yang sedang berlangsung sesuai dengan rencana dan aturan main yang berlaku. The Institute of Internal Auditors (IIA) mendefinisikan pengendalian internal sebagai setiap 7
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
tindakan yang diambil oleh manajemen, dewan, dan pihak lain untuk mengelola risiko dan meningkatkan kemungkinan bahwa pencapaian tujuan dan hasil akhir akan tercapai dengan baik. Manajemen melakukan perencanaan, pengorganisasian, dan pendelegasian kinerja atas tindakan yang memadai untuk menyediakan keyakinan yang baik bahwa tujuan dan hasil akhir itu akan tercapai. IIA juga menambahkan bahwa manajemen memiliki tanggung jawab untuk menyediakan dan mengelola pengendalian kontrol tersebut, sementara penilaian efektifitas dan pemberian rekomendasi dilakukan oleh auditor internal. Definisi lainnya adalah berasal dari COSO Internal Control Framework. COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan karyawan lainnya untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian sasaran organisasi dalam kategori: •
Efektifitas dan efisiensi operasi
•
Keandalan pelaporan keuangan
•
Kepatuhan terhadap hukum dan aturan yang berlaku Penilaian manajemen atas pengendalian internal dalam laporan keuangan berisi dua
hal penting. Pertama, manajemen harus mengevaluasi rancangan pengendalian internal atas laporan keuangan. Kedua, manajemen harus menguji efektivitas pelaksanaan pengendalian internal tersebut. 2.2.2
COSO Internal Control Framework
COSO Internal Control Framework merupakan sebuah kerangka yang dirancang oleh Committee of Sponsoring Organization (COSO) untuk memahami dan menerapkan pengendalian internal yang efektif bagi suatu perusahaan. Komponen dan kerangka pengendalian internal COSO adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari struktur pengendalian internal. Lingkungan pengendalian merupakan cerminan dari keseluruhan sikap, kepedulian, dan tindakan dari dewan direksi, manajemen, dan pihak lainnya mengenai pentingnya pengendalian internal di perusahaan. Komponen yang termasuk ke dalam lingkungan pengendalian adalah: •
Filosofi manajemen, gaya operasi, dan rasa atas resiko Pada umumnya sebuah organisasi mempunyai filosofi, kepercayaan, dan sikap mengenai resiko yang berpengaruh kepada kebijakan, prosedur, komunikasi lisan dan tulisan, dan keputusan. Dan dalam strategi perusahaan harus terdapat “risk 8
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
appetite” dimana perusahaan mengetahui seberapa besar resiko yang dapat diterima untuk mencapai tujuan perusahaan. •
Partisipasi direksi, komisaris, dan komite audit
•
Komitmen terhadap integritas, nilai etika, dan kompetensi Integritas dan nilai etika sebaiknya dijaga demi pencapaian tujuan perusahaan. Seperti, selalu mengajarkan bahwa bersikap jujur dalam membuat laporan keuangan adalah lebih baik, dan mewajibkan karyawan untuk melaporkan jika terjadi kecurangan atau tindakan ilegal dalam perusahaan. Komitmen terhadap kompetensi juga dipelihara seperti mempekerjakan karyawan sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kemampuannya.
•
Struktur organisasi Perusahaan sebaiknya mempunyai struktur organisasi yang jelas, sehingga pemisahan tugas dapat dilakukan dengan baik.
•
Metode penugasan wewenang dan tanggung jawab Manajemen harus memastikan bahwa seluruh karyawan memahami tujuan yang ingin dicapai perusahaan, karena itu manajemen memberi tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing karyawan.
•
Kebijakan atas Sumber Daya Manusia Salah satu kekuatan pengendalian yang paling baik adalah karyawan yang jujur. Untuk mendapatkan karyawan yang jujur, manajemen harus memperhatikan kesejahteraan karyawan seperti insentif, kesempatan mengembangkan karir, training, dan sebagainya.
•
Pengaruh dari luar perusahaan
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment) Perusahaan harus memiliki proses untuk mengevaluasi potensi risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan mengukur tingkat signifikan risiko tersebut, kemungkinan risiko tersebut muncul, dan melakukan tindakan untuk meminimalisasi akibat dari risiko tersebut. Penilaian risiko untuk laporan keuangan merupakan identifikasi dan analisis manajemen terhadap risikorisiko yang relevan terhadap penyusunan laporan keuangan sesuai standar yang berlaku umum.
9
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan sudah diambil dalam kaitannya dengan merespon risiko yang dihadapi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Prosedur-prosedur yang umum dilakukan dalam aktivitas pengendalian adalah: •
Sistem otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat
•
Pemisahan tugas yang memadai. Dalam hal ini, tidak ada pegawai perusahaan yang dapat memegang tanggung jawab secara keseluruhan terhadap transaksi bisnis. Pemisahan yang baik adalah pemisahan tugas menjadi empat jenis, yaitu pemisahan fungsi kustodian aset dengan fungsi akuntansi, pemisahan fungsi otorisasi dengan fungsi kustodian aset terkait, pemisahan fungsi operasional dengan fungsi pencatatan, dan pemisahan fungsi sistem informasi dari pengguna.
•
Dokumen dan pencatatan yang memadai. Dalam hal ini, sebuah dokumen dibuat seefektif mungkin agar memudahkan pengendalian internal. Dokumen harus dilengkapi dengan bagian untuk otorisasi, diberi nomor yang urut (prenumbered), dokumen dirancang untuk dapat digunakan untuk beberapa fungsi, sehingga dokumen yang digunakan tidak terlalu banyak. Dokumen yang baik dan efektif berpengaruh terhadap pencatatan yang dilakukan perusahaan.
•
Perlindungan terhadap aset, pencatatan, dan data. Perlindungan terhadap aset dan data harus dilakukan untuk mencegah terjadinya pencurian, penyalahgunaan informasi, dan risiko kerusakan pada data.
•
Pemeriksaan yang independen terhadap kinerja. Adanya pemeriksaan independen terhadap kinerja dapat meningkatkan akurasi pencatatan transaksi. Pemeriksaan independen ini menurut Romney dan Steinbart (2012) dapat berupa review dari manajemen level atas, rekonsiliasi dari dua pencatatan yang independen, dan review independen.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi harus dapat diterima oleh semua level manajemen, selain itu perusahaan harus memiliki prosedur yang efektif dalam berkomunikasi dengan pihak internal maupun eksternal. 5. Pengawasan (Monitoring) Aktivitas pengawasan berkaitan dengan penilaian yang berjalan atau penilaian berkala atas kualitas pengendalian internal oleh manajemen untuk menetukan bahwa 10
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
pengendalian dijalankan sesuai dengan tujuannya dan dimodifikasi jika diperlukan ketika terjadi perubahan kondisi. Pengawasan dapat dilakukan dengan menelaah informasi-informasi yang didapat dari berbagai sumber.
Gambar 2.1 Model Pengendalian Internal COSO Sumber : www.section404.org/Framework-2.htm 3. Metodologi Penelitian 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Yang dimaksud deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan mampu menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Tujuan studi deskriptif adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya (Sekaran 2011). Dengan kata lain, penelitian deskriptif ini menjabarkan suatu permasalahan dan bukan bertujuan untuk membuktikan suatu teori. Penelitian ini dilakukan atas dasar sebuah permasalahan yang timbul akibat sebuah kebijakan atau tindakan akan hal tertentu. Kebijakan yang dimaksud yaitu kebijakan manajemen PT EX dalam menggunakan metode pengakuan pendapatan dan tindakan atas piutang yang timbul,apakah sudah sesuai dengan aturan yang terdapat pada PSAK 23 (revisi 2010) mengenai Pendapatan dan sudah sesuai dengan SOP yang berlaku di PT EX. 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Data Sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT EX tahun 2009-2011, dokumen pendukung atas transaksi pendapatan, dan SOP yang berlaku pada PT EX. 3.2.2 Data Primer 11
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan adalah wawancara dengan pihak yang berwenang dan berkompeten dengan pembahasan pada penelitian ini. 3.3 Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data-data yang terkait dalam pembahasan penelitian ini, metode yang digunakan ialah: 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Bahan-bahan yang diperoleh yaitu dengan mengaji literatur untuk memperoleh konsep dan teori yang berkaitan dengan proses pendapatan dan pengendalian internal terhadap pendapatan tersebut, serta mereview laporan keuangan dan dokumen pendukung terhadap transaksi yang berkaitan dengan proses pendapatan, serta SOP yang diterapkan pada PT EX. 2. Wawancara Wawancara bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang proses pendapatan pada PT EX dalam bentuk tanya jawab dengan pihak yang berkompeten terhadap tema penelitian ini. Jenis data yang diperoleh merupakan data primer karena didapatkan secara langsung dari sumber data. 4. Pembahasan Pada laporan keuangan PT EX tahun 2009 dapat dilihat ada empat kegiatan operasional yang menghasilkan pendapatan, yaitu jasa penyewaan kapal, jasa keagenan, jasa penyediaan awak kapal, dan jasa perantara dan manajemen kapal. Namun pada tahun 2010 pendapatan yang diperoleh dari penyewaan kapal bernilai nihil karena PT EX menjual aset kapal miliknya pada akhir tahun 2009. Oleh karena itu, jumlah pendapatan secara keseluruhan menurun drastis di tahun 2010. Berikut ilustrasi laporan laba rugi komprehensif PT EX yang disederhanakan: PT EX Laporan Laba Rugi Komprehensif Periode yang berakhir pada 30 September 2011, 2010, dan 2009 (dalam Rp) 2011 Pendapatan Beban langsung Laba Kotor
8.897.678.611 312.540.210 8.897.678.611
2010
2009
10.271.096.765
49.781.312.090
351.990.048
36.242.371.129
9.919.106.717
13.538.940.961
Sedangkan jumlah masing-masing pendapatan itu sendiri disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan 12
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
Berikut adalah lustrasi Catatan atas Laporan Keuangan Mengenai Pendapatan: PT EX Catatan atas Laporan Keuangan Pendapatan
(dalam Rp)
Jasa penyewaan kapal Jasa keagenan
2011
2010
-
-
2009 36.192.586.308
4.675.040.523
4.842.252.720
6.173.949829
Jasa penyediaan awak kapal 2.799.259.661
2.485.720.067
2.821.253.365
897.795.000
1.861.776.627
3.134.119.619
525.583.427
1.081.347.351
1.459.402.969
10.271.096.765
49.781.312.090
Jasa perantara dan Manajemen kapal Lain –Lain Jumlah Pendapatan
8.897.678.611
Berdasarkan laporan keuangan PT PPE, tabel 4.1 dan grafik 4.1 berikut menjelaskan tentang perubahan persentase pendapatan yang diperoleh PT EX dari tahun ke tahun. Tabel 4.1 Perubahan Pendapatan PT EX dari Tahun 2009 – 2011 Pendapatan
2009
2010
2011
Jasa Penyewaan
73%
-
-
Jasa Keagenan
12%
47.14%
52.5%
Jasa Penyediaan
6%
24.2%
31.5%
6%
18.13%
10.09%
Kapal
Awak Kapal Jasa Perantara dan Manajemen Kapal Sumber : Laporan Keuangan PT EX Tahun 2009 – 2011 Dari tabel tersebut dapat dilihat perubahan pendapatan dari tahun 2009 sampai 2011 dalam bentuk grafik.
13
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
Grafik 4.1 Perubahan pendapatan PT EX dari tahun 2009 – 2011 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 2009
40.00%
2010
30.00%
2011
20.00% 10.00% 0.00% Jasa Penyewaan Kapal
Jasa Keagenan
Jasa Penyediaan Awak Kapal
Jasa Perantara dan Manajemen Kapal
Sumber : Laporan Keuangan PT EX Tahun 2009 – 2011 Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Adanya penurunan pendapatan yang disebabkan karena penjualan kapal milik PT EX pada akhir tahun 2009 sehingga jasa penyewaan kapal tidak lagi dilakukan mulai tahun 2010 2. Sumber pendapatan PT EX didominasi oleh pendapatan jasa keagenan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Yang kemudian diikuti oleh pendapatan jasa penyediaan awak kapal 3. Pendapatan perantara dan manajemen kapal mengalami penurunan dari tahun 2010 – 2011. Hal tersebut dikarenakan oleh persaingan. Banyaknya perusahaan pesaing yang menawarkan tarif yang lebih rendah untuk mendapatkan klien 4.1 Analisis Kesesuaian Perlakuan Akuntansi atas Pendapatan PT EX Terhadap PSAK 23 (revisi 2010) Karena PT EX menjual kapal miliknya dan tidak lagi memperoleh pendapatan jasa penyewaan kapal maka pelitian ini hanya akan menganalisis tiga jenis pendapatan jasa PT EX yang masih diperoleh. Berikut penerapan perlakuan akuntansi terhadap masing-masing pendapatan jasa:
14
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
Tabel 4.2 Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Pendapatan PT EX N
Aspek yang
Pendapatan Jasa
Pendapatan Jasa
Pendapatan Jasa
o
Dianalisis
Keagenan
Penyediaan Awak
Perantara dan
Kapal
Manajemen Kapal
Kesesuaian Terhadap PSAK 23 (revisi 2010) Sesuai
Tidak Sesuai
1 2
3
Pengakuan Pengukuran
Penerimaan Kas
4
Pencatatan
Diakui setelah jasa
Diakui
diberikan
diberikan
Diukur sesuai tarif
Diukur
yang ditetapkan sesuai
yang ditetapkan sesuai yang ditetapkan sesuai
market
market
Kas diterima sebagian
Kas diterima sebagian Kas diterima sebagian
sebagai uang muka
sebagai
pada saat jasa sedang
pada saat jasa sedang pada saat jasa sedang
dilakukan. Dan akan
dilakukan. Dan akan dilakukan. Dan akan
dilunasi pada saat jasa
dilunasi pada saat jasa dilunasi pada saat jasa
selesai diberikan
selesai diberikan
selesai diberikan
Dr. A/R Trade – vessel
Dr. A/R Trade – vessel
Dr. A/R Trade – vessel
Cr. Agency Fees
Cr. Manning Fees
Cr. Brokering and
VAT-out
setelah
jasa Diakui setelah jasa
v
diberikan sesuai
tarif Diukur sesuai tarif
v
market uang
v
muka sebagai uang muka
VAT-out
v
Vessel Management Services VAT-out
5
Penyajian dan
Disajikan pada
Disajikan pada
Disajikan pada Catatan
Pengungkapa
Catatan atas Lap
Catatan atas Lap
atas Lap Keuangan
Keuangan mengenai
Keuangan mengenai
mengenai Pendapatan
Pendapatan
Pendapatan
n
v
Sumber : Laporan Keuangan PT EX dan Hasil Tinjauan Lapangan Setelah Diolah 4.1.1
Ilustrasi Kasus dan Pencatatan
1. Jasa Keagenan SNS merupakan salah satu klien terbesar PT EX yang menunjukin PT EX sebagai agen pada saat kapal-kapal Stolt bersandar di pelabuhan kawasan Indonesia. SNS memiliki banyak kapal yang salah satunya adalah MT. Stolt Emerald. Kapal ini akan bersandar di Batam pada 15
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
tanggal 07-09 Oktober 2011. Sebelumnya PT EX dan SNS telah membuat perjanjian mengenai besarnya komisi yang akan diterima PT EX per kapalnya. Ketika kapal ini akan masuk ke perairan Indonesia, SNS akan memberitahukan Agency Department untuk menyiapkan dokumen perizinannya. Komisi yang diterima PT EX sebagai agen kapal Stolt Emerald adalah $1,700 setiap bulannya. Pengakuan Pendapatan jasa keagenan ini akan diakui pada saat jasa mulai diberikan, sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010), yaitu pada saat kapal tiba di pelabuhan Indonesia. Pendapatan ini akan menimbulkan piutang usaha karena pembayaran dilakukan setelah adanya penagihan dari PT EX. Pengukuran Pendapatan jasa keagenan ini berupa komisi dari prinsipal sebesar tarif yang ditetapkan oleh PT EX di dalam kontrak kerja sama. komisi disesuaikan dengan market yang berlaku. Komisi dapat diukur dengan andal dalam nilai wajar maka telah sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010). Pencatatan Akuntansi Pendapatan saat diakui akan dicatat sebagai berikut: Dr. A/R Trade – vessel
$1,650
Cr. Agency Fees
$1,500
VAT-out
150
Pada saat tagihan dilunasi pencatatannya yaitu: Dr. Cash/Bank
$1,650
Cr. A/R Trade– vessel
$1,650
Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan ini disajikan dalam laporan laba rugi sebagai pendapatan operasional setelah digabungkan dengan pendapatan operasional lainnya. Pendapatan jasa keagenan ini diungkapkan secara terpisah dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Penyajian dan pengungkapan pendapatan jasa keagenan telah sesuai dengan PSAK 01 (revisi 2009). 2. Jasa Penyediaan Awak Kapal PT TSM adalah salah satu klien terbesar PT EX yang menggunakan jasa PT EX untuk menyediakan awak kapal miliknya yang akan beroperasi di perairan Indonesia. Gaji awak kapal diatur oleh PT EX atas persetujuan TSM sebagai pemilik kapal yang nantinya akan
16
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
ditagih. PT EX akan menerima komisisetiap bulannya hingga kontrak kerja sama berakhir. Komisi PT EX sesuai perjanjian dengan TSM adalah $2,500 setiap bulannya untuk satu kapal. Pengakuan Pendapatan jasa penyediaan awak kapal ini akan diakui pada saat jasa mulai diberikan atau pada saat invoice diterbitkan. Pendapatan ini akan diakui sebagai piutang usaha karena pembayaran dilakukan setelah adanya penagihan dari PT EX. Pengakuan untuk pendapatan jasa penyediaan awak kapal ini telah sesuai dengan aturan dalam PSAK 23 (revisi 2010) Pengukuran Pendapatan jasa penyediaan awak kapal ini berupa fee dari pemilik kapal sejumlah tarif yang ditetapkan oleh PT EX. Tarif ini diukur dengan nilai wajar imbalan yang akan diterima oleh PT EX dan dapat diukur dengan andal sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010). Pencatatan Akuntansi Pada saat pendapatan diakui akan dicatat sebagai berikut: Dr. A/R Trade– vessel
$2,750
Cr. Manning Fees
$2,500
VAT-out
250
Pada saat tagihan dilunasi pencatatannya yaitu: Dr. Cash/Bank
$2,750
Cr. A/R Trade – vessel
$2,750
Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan ini disajikan dalam laporan laba rugi sebagai pendapatan operasional setelah digabungkan dengan pendapatan operasional lainnya. Namun, pendapatan jasa keagenan ini akan diungkapkan secara terpisah dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Penyajian dan pengungkapan atas pendapatan ini sudah sesuai dengan PSAK 01 (revisi 2009). 3. Jasa Perantara Dan Manajemen Kapal Pendapatan jasa perantara dan manajemen kapal diperoleh dari kegiatan perusahaan dalam mengurus kapal milik perusahaan lain. Pemilik kapal menyerahkan seluruh tanggung jawab atas kapalnya kepada PT EX. Sebagai contoh klien yaitu PT PMKA yang mempercayai PT EX untuk mengurusi kapalnya yang bernama MT. Dewi Maeswara.
Perbaikan dan
pemeliharaan kapal semua dilakukan oleh PT EX yang nantinya akan ditagihkan ke PT PMKA beserta invoice atas komisi untuk PT EX. Dalam hal ini PT EX akan menerima komisi sebesar $16,000 atas kegiatannya tersebut. Fee akan diterima setiap bulan hingga kontrak kerja sama berakhir.
17
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
Pengakuan Pendapatan jasa perantara dan manajemen kapal ini akan diakui setiap bulan dengan menerbitkan invoice. Pendapatan ini diakui sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010) yaitu pada saat jasa mulai diberikan. Pendapatan ini akan diakui sebagai piutang usaha karena pembayaran dilakukan setelah adanya penagihan dari PT PPE. Pengukuran Pendapatan jasa perantara dan manajemen kapal ini berupa komisidari pemilik kapal sejumlah tarif yang ditetapkan oleh PT EX berdasarkan nilai pasaryang berlaku. Tarif diukur pada nilai wajar dan dapat diukur dengan andal sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010). Pencatatan Akuntansi Pada saat pendapatan diakui akan dicatat sebagai berikut: Dr. A/R Trade– vessel
$17,600
Cr. Brokering and vessel management services VAT-out
$16,000 1,600
Pada saat tagihan dilunasi pencatatannya yaitu: Dr. Cash/Bank
$17,600
Cr. A/R Trade – vessel
$17,600
Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan ini disajikan dalam laporan laba rugi sebagai pendapatan operasional setelah digabungkan dengan pendapatan operasional lainnya. Namun, pendapatan jasa keagenan ini akan diungkapkan secara terpisah dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan PSAK 01 (revisi 2009), cara penyajian dan pengungkapan ini sudah benar. 4.2 Analisis Pengendalian Internal atas Pendapatan Proses pendapatan selalu menimbulkan piutang usaha. Karena tidak semua pendapatan langsung dibayar keseluruhan. Begitu pula dengan PT EX, tagihan yang dikirimkan kepada klien tidak akan dibayar penuh. Prinsipal memberikan uang muka terlebih dahulu. Uang muka ini akan ditampung pada akun Advance Port Disbursement.Tagihan yang dikirimkan dalam bentuk Statement of Account yang berisikan Debit Note sebagai tagihan atas biaya-biaya yang dikeluarkan dan Invoice sebagai komisiuntuk PT EX. Debit Note dibuat berdasarkan akun A/R Non Trade – vessel, yang nantinya ketika prinsipal melunasi pembayaran akun ini akan dibalik. Proses pengendalian internal pada siklus pendapatan diawali dengan proses pemahaman mengenai arus informasi dan dokumentasi yang terjadi pada PT PPE. Berikut adalah tabel 4.3 18
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
yang menunjukkan pengendalian internal di Departemen Keuangan PT EX menurut COSO International Control Framework yang di dapat dari hasil wawancara dengan pihak terkait: Tabel 4.3 Analisis Pengendalian Internal atas Pendapatan PT EX Berdasarkan COSO No
Konsep COSO
Kesesuaian Sesuai
Keterangan
Tidak Sesuai
1
Lingkungan
v
Pengendalian
Lingkungan pengendalian internal PT
EX
secara
umum
dan
Departemen Keuangan khususnya, masih
lemah
tebukti
dari
perekruitan staf akuntansi yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan
akuntansi.
Hal
ini
terjadi juga karena manajemen puncak
tidak
mementingkan
pengendalian internal ini. 2
Penilaian Risiko a. Risiko
v
perusahaan dari
Masih adanya klien yang terlambat dalam pembayaran
faktor eksternal b. Risiko
v
Masih terjadi kesalahan pencatatan
perusahaan dari
atas pendapatan
faktor internal
Sudah ada Departemen khusus
c. Risiko pada
v
yang
tingkat aktivitas
mengawasi
risiko
atas
aktivitas perusahaan yang spesifik
yang spesifik 3
Aktivitas Pengendalian a. Desain dokumen
v
Setiap dokumen pada PT EX dibuat
yang baik dan
bernomor
bernomor urut
memudahkan
tercetak.
danpertanggungjawaban.
b. Pemisahan tugas
v
dan tanggung
tercetak
untuk
pengawasan
Pemisahan tugas dalam PT EX belum memadai. Seperti bagian
19
urut
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
jawab.
pencatatan adalah
piutang orang
dan
yang
utang sama.
Pembagian tugas disini berdasarkan kapal bukan fungsi. Otorisasi
bisa
dilakukan
oleh
beberapa orang termasuk staf biasa yang tidak memiliki wewenang Sudah dilakukan oleh PT EX, namun belum sempurna. Uang kas yang
ditarik
dari
bank
untuk
pembayaran kas masih diletakkan begitu saja di atas meja kasir dan pintu kasir tidak selalu dikunci apabila
kasir
meninggalkan
ruangan. Siapa saja masih bisa masuk ke ruangan kasir. c. Otorisasi
v
Otorisasi
bisa
dilakukan
oleh
transaksi dan
beberapa orang termasuk staf biasa
aktivitas yang
yang tidak memiliki wewenang
benar d. Mengamankan
v
Sudah dilakukan oleh PT EX,
harta dan catatan
namun belum sempurna. Uang kas
perusahaan.
yang
ditarik
dari
bank
untuk
pembayaran kas masih diletakkan begitu saja di atas meja kasir dan pintu kasir tidak selalu dikunci. Siapa saja masih bisa masuk ke ruangan kasir. e. Menciptakan
v
PT EX memastikan ada pengecekan
pengecekan
independen dalam proses bisnisnya.
independen atas
Setiap sore kasir membuat laporan
pekerjaan
arus
karyawan.
transaksi yang terjadi hari itu.
kas
20
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
untuk
melaporkan
4
Komunikasi
dan
v
Sudah berjalan dengan baik dengan
Informasi
memperlancar sarana komunikasi dan informasi antar karyawan
5
Pengawasan
v
Adanya pengawasan dari Pemegang saham
terbesar
dengan
mendatangkan auditor internal dari Thoresen Thai Agencies Sumber : Tinjauan Lapangan 1.
Lingkungan pengendalian, yaitu bagaimana suatu organisasi menganggap penting suatu pengendalian internal di dalam organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian ini meliputi kebijakan-kebijakan serta tindakan yang dilakukan oleh manajemen terkait dengan pengendalian internal. Salah satu yang termasuk dalam lingkungan pengendalian adalah komitmen terhadap kompetensi. Komitmen ini terlihat dari perekrutan pegawai yang kompeten, memiliki pengetahuan yang memadai, pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan. Lingkungan pengendalian pada PT EX masih lemah. Tidak ada kesadaran akan pengendalian internal yang terlihat pada departemen keuangan PT EX. Selain itu staf akuntansi yang direkrut bukan berdasarkan latar belakang kompetensi di bidangnya. Bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang akuntansi pada awalnya.
2.
Penilaian risiko, adalah bagaimana perusahaan mengelola potensi risiko yang dimiliki oleh perusahaan. Risiko yang dimiliki perusahaan dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: a. Risiko perusahaan dari faktor eksternal, dalam hal ini risiko yang berpotensi muncul pada PT EX dalam siklus pendapatannya adalah risiko yang berasal dari klien. Adanya klien yang terlambat bayar atau tidak dapat melunasi tagihan dapat menjadi contoh dari risiko ini. Hal ini sering terjadi pada PT EX. Adanya klien yang terlambat membayar sehingga menimbulkan piutang dalam jumlah yang sangat besar pada laporan keuangan. b. Risiko perusahaan dari faktor internal, yaitu risiko yang berasal dari internal perusahaan. Contoh dari risiko ini adalah risiko terjadinya kesalahan pencatatan atas pendapatan yang diakui ataupun kesalahan pencatatan atas pelunasan piutang. c. Risiko pada tingkat aktivitas yang spesifik. Hal ini berkaitan dengan karakteristik bisnis PT EX sebagai perusahaan jasa pelayaran yang memiliki aktivitas bisnis yang mengandung risiko. Risiko-risiko ini terkait dengan keselamatan pekerja, 21
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
keamanan kapal di atas perairan, kecelakaan kapal yang sering terjadi karena mengangkut bahan yang mudah terbakar maupun tenggelam karena kelebihan muatan. Risiko ini apabila tidak dikelola dengan baik dapat merusak nama baik PT EX. Dampak utama adalah terhadap pendapatan perusahaan. Pendapatan menurun karena klien berkurang. Sehingga untuk mengelola risiko ini, PT EX mempunya divisi khusus yang bertugas untuk menjaga keamanan dan meminimalkan risiko tersebut. Divisi yang bertugas untuk mengatasi risiko ini ialah Departemen QHSE. 3.
Aktivitas pengendalian, mencakup tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi risiko. Beberapa contoh pengendalian ini adalah: a. Pemisahan tugas dan tanggung jawab yang memadai. Pembagian tugas pada Departemen Keuangan yaitu 5 staf akuntansi dimana dibagi menjadi 2 bagian, yaitu 2 staf mengurusi general expenses, dan 3 staf lainnya mengurusi beberapa kapal yang berbeda-beda. 2 staf bagian pembayaran dengan dikepalai oleh 1 orang yg disebut treasury head dan 1 orang lainnya menjabat sebagai kasir. 1 orang khusus memegang bagian perpajakan. Manajer hanya berfungsi sebagai pengontrol dan approval untuk pembayaran. Sedangkan fungsi approvaluntuk jurnal transaksi berada pada accounting section head dan staf senior juga bisa melakukan approval, bahkan staf akuntansi biasa pun mempunyai akses untuk approval. Sehingga dalam hal ini pembagian tugas masih kurang baik. b. Otorisasi transaksi dan aktivitas yang benar. Otorisasi terkait dengan pengeluaran tergantung nominal uang keluar. Uang keluar yang sangat besar (di atas Rp. 50 juta) otorisasinya dipegang oleh direktur dan COO (Chief Operating Officer) perusahaan. Sedangkan nominal dibawahnya hanya memerlukan otorisasi Direktur Keuangan dan Manajer Keuangan. Otorisasi transaksi ini tentu terkait dengan kontrol atas laba yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan adanya otorisasi ini, diharapkan biaya aktual mengikuti anggaran yang telah dibuat (tidak overbudget). c. Dokumen dan pencatatan yang lengkap. Pengakuan pendapatan pada PT EX melibatkan sejumlah dokumen dengan fungsinya masing-masing. Dokumen ini telah diberi nomor terlebih dahulu (prenumbered) dan memiliki bagian untuk otorisasi. Dokumen ini disimpan dalam file khusus, sehingga apabila diperlukan dapat ditemukan dengan mudah. d. Pemeriksaan fisik atas aset dengan pencatatannya. Aset dalam hal ini termasuk data-data yang dimiliki oleh PT EX. Untuk mencegah agar data-data penting tidak hilang atau disalahgunakan, PT EX memberlakukan password untuk aplikasi yang 22
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
menyimpan data-data perusahaan. Contoh untuk dokumen setiap Departemen tidak bisa dibuka oleh departemen lainnya. Kecuali di bagian public share yang memang dibuat untuk kepentingan bersama. e. Penilaian kinerja dari pihak independen. Salah satu cara untuk menghindari adanya perselisihan mengenai penyelesaian jasa yang diberikan dan mempertahankan kualitas adalah dengan menggunakan jasa penilaian independen agar PT EX tetap berjalan sesuai prosedur. 4.
Komunikasi dan informasi. Untuk memperlancar arus komunikasi antara kantor dengan pihak operasional, PT EX membuat email kantor untuk berkomunikasi. Begitu juga dengan klien, email menjadi sarana berkomunikasi yang baik dan cepat. Penggunaan email kantor mempermudah dan mempersingkat waktu berkomunikasi dibandingkan dengan penggunaan email dari provider lain. Dan email ini bisa dijadikan dokumen pendukung pada saat bagian operasional meminta uang muka dengan menunjukkan bukti email percakapan dengan pelanggan.
5.
Pengawasan, merupakan penilaian yang dilakukan atas pengendalian internal dalam perusahaan. Penilaian atas pengendalian internal di PT EX sudah dilaksanakan dengan mendatangkan auditor internal dari Bangkok karena pemegang saham terbesar PT EX adalam Thoresen Thai Agencies yang berkedudukan di Bangkok.
4.3 Analisis Aktivitas Pengendalian atas Pendapatan Tabel 4.4 Analisis Aktivitas Pengendalian atas Pendapatan PT EX Berdasarkan COSO Aktivitas
Ancaman
Pengendalian
Sesuai(v)/ tidak sesuai(x)
Siklus pendapatan secara umum
1. master data yang tidak akurat dan valid 2. tidak
•
kontrol yang baik atas data
•
adanya
diotorisasinya
informasi yang bersifat sensitive
pembatasan
•
perusahaan
otorisasi
dan
dilakukan
oleh
atau
bukti transaksi 4. pengendalian
pihak
•
adanya back up data
•
laporan ke manajemen
yang
lemah
23
pengawasan
berwenang data
untuk
mengakses data
bagi
3. kehilangan
x
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
yang
Permintaan jasa
1. Prosedur
permintaan
•
yang tidak lengkap atau tidak akurat
pemberian
jasa
v
berjalan sesuai prosedur •
2. Kehilangan klien Penagihan
Memastikan Memberi
pelayanan
yang
memuaskan
1. Kesalahan pada billing
•
2. Kesalahan pencatatan pada akun piutang
Meningkatkan ketelitian dalam
x
pembuatan tagihan •
3. Keterlambatan
Mereview
kembali
pencatatan
yang dilakukan
penagihan
•
Membuat time schedule untuk penagihan
Pajak
1. Tidak
munculnya
pengakuan
adanya
pajak pada pendapatan 2. Kesalahan
•
setiap
pajak
atas
v
penghasilan •
pencatatan
atas akun pajak
Mengakui
Mempunyai staf khusus untuk pengurusan pajak
•
3. Tidak melaporkan pajak
Mematuhi peraturan pemerintah mengenai laporan pajak setiap
pada pemerintah
tahunnya •
Tidak membuat pajak fiktif
Sumber : Tinjauan Lapangan Dari tabel aktivitas pengendalian, terdapat ancaman-ancaman yang bisa terjadi pada PT EX dan terlihat bagaimana pengendalian yang seharusnya dilakukan oleh PT EX. Namun dalam praktiknya, PT EX belum melakukan semua itu. 1. Siklus pendapatan secara umum. Ancaman pada siklus pendapatan secara umum yaitu pada data secara keseluruhan. Untuk menghindari ancaman-ancaman tersebut, PT EX sebaiknya melakukan tindakan-tindakan pengendalian seperti kontrol atas data, otorisasi untuk transaksi-transaksi yang sensitif bagi perusahaan. Hal ini belum dilakukan dengan baik oleh PT EX. PT EX perlu untuk meningkatkan aktivitas pengendalian terhadap ancaman-ancaman tersebut. 2. Permintaan jasa oleh klien Kehilangan klien merupakan salah satu ancaman terbesar bagi sebuah perusahaan karena dapat mengurangi pendapatannya. Karena itu untuk mempertahankan kliennya, PT EX berusaha untuk meningkatkan pelayanannya dan member kepuasan terhadap klien yang menggunakan jasanya. 24
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
3. Penagihan Kesalahan nilai pada tagihan adalah hal yang sering terjadi dalam sebuah perusahaan. Selain itu, keterlambatan penagihan dan adanya piutang tak tertagih juga menjadi kendala dalam PT EX. Untuk menghindari ini semua, PT EX sebaiknya melakukan tindakantindakan preventif, baik berupa pengecekan kembali pada saat pencatatan, membuat jadwal untuk penagihan, dan meningkatkan kedisiplinan dalam penagihan terhadap klien sehingga piutang dapat ditagihkan seluruhnya. 4. Pajak Setiap penghasilan akan menimbulkan pajak. PT EX tidak mencatat pajak tersebut dalam akun pajak, namun PT EX mencatat dalam akun handling. Sehingga nantinya pajak akan dilaporkan pertahun dari total akun handling tersebut. Secara umum, PT EX melaporkan pajaknya dengan baik setiap tahunnya. 5. Penutup 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan masalah yang telah dikemukakan pada Bab 4, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. PT EX mempunyai empat jenis pendapatan jasa, yaitu jasa penyewaan kapal, jasa keagenan, jasa penyediaan awak kapal, dan jasa perantara dan manajemen kapal. Namun mulai tahun 2010, pendapatan jasa penyewaan kapal bernilai nihil karena PT EX menjual kapal miliknya pada akhir tahun 2009. Pengakuan atas pendapatan ini sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010) yaitu diakui pada saat jasa telah diberikan. 2. PT EX mengukur pendapatannya sesuai dengan kontrak yang ditandatangani yang dihitung berdasarkan estimasi biaya untuk jasa penyewaan kapal dan berdasarkan market untuk jasa lainnya. Pendapatan diukur dengan nilai wajar dan dapat diukur dengan andal sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010). 3. Untuk pencatatan transaksi pendapatan, PT EX telah melakukan sesuai dengan PSAK dengan menjurnalnya ke-akun masing-masing pendapatan. 4. Penyajian dan Pengungkapan pendapatan PT EX telah sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010) yaitu disajikan dan diungkapkan pada Laporan Keuangan sesuai posnya masing-masing. Dan PT EX telah menguraikan jenis-jenis pendapatan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
25
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
5.
Pengendalian internal pada siklus pendapatan PT EX tergolong belum memadai. Dapat dilihat dari kurangnya kesadaran akan lingkungan pengendalian baik dari manajemen maupun dari karyawan. Pemisahan tugas yang belum baik karena masih ada staf akuntansi biasa yang bisa melakukan approval. Begitu juga dengan risiko baik eksternal maupun internal yang belum bisa dikelola dengan baik. Masih ada prinsipal yang terlambat bayar dalam jangka waktu yang cukup lama dan masih ada kesalahan pencatatan ataupun kelalaian dalam menjurnal oleh staf akuntansi yang bahkan belum dibenahi sampai sekarang. Aktivitas pengendalian sudah berjalan dengan baik, namun masih diperlukan peningkatan untuk menhindari ancaman-ancaman pada siklus pendapatan.
6. Akibat dari pengendalian internal yang kurang memadai maka laporan keuangan yang dihasilkan tidak memenuhi beberapa syarat dari hirarki kualitas keuangan yang dituangkan Kieso et al. (2008) dalam bukunya “Intermediate Accounting”, seperti predictive dan confirmatory value. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian ini tidak membandingkan dengan perusahaan pelayaran lain. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan satu sampel saja yaitu pendapatan. 3. Wawancara penelitian ini hanya dilakukan kepada bagian akuntansi saja. 5.3 Saran untuk Penelitian Selanjutnya Melalui penelitian ini ada beberapa saran untuk penelitian berikutnya jika ingin mengembangkan penelitian ini lebih lanjut, yaitu: 1. Membandingkan dengan perusahaan pelayaran dalam maupun luar negeri lainnya. 2. Melakukan konfirmasi atau wawancara kembali dengan pihak operasional yang melakukan jasa yang memperoleh pendapatan tersebut.
26
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013
Daftar Referensi Akrab, Teddy Anton. (1995). Telah Pengakuan Pendapatan Pada Perusahaan Jasa Pelayaran. Skripsi. Diana, Anastasia, Lilis Setiawati. (2012). Sistem Informasi Akuntansi: Perancangan, Proses, dan Penerapan. Jakarta: Andi Publisher. Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 01 Revisi 2009 : Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: IAI. Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 23 Revisi 2010 : Pendapatan. Jakarta: IAI. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygand, Terry D. Warfield. (2008). Intermediate Accounting. USA: John Wiley & Sons. Nurlatifa, Inka. (2010). Audit dan Analisis Pengendalian Internal Siklus Penjualan dan Piutang Usaha PT ABC per 31 Desember 2009. Laporan Magang. Prissilia, Katika. (2012). Analisis Pengakuan Pendapatan dan Pengendalian Internal pada PT S. Laporan magang. Rahmi, Alfi. (2010). Analisis atas Pengakuan Pendapatan dalam Hubungan Keagenan (Studi Kasus pada PT PKR). Laporan magang. Romney, Marshall B, Paul J. Steinbart (2012). Accounting Information System. England: Pearson Education. http://www.scribd.com/doc/60302913/Kerangka-Konseptual-Indonesia http://accounting-simplified.com/financial-accounting/accounting-concepts-andprinciples/accounting-relevance.html, diunduh tanggal 04 Juli 2013, Pukul 10.40 WIB.
27
Analisis Perlakuan ..., Wenita Yulistia, FE UI, 2013