perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS SIMULTAN INSIDER OWNERSHIP, HUTANG, DAN DIVIDEN : DALAM SUDUT PANDANG TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY) (Studi pada perusahaan non perbankan dan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : FAIZAL PRATAMA F 0204067
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Motto
Bismillahirrohmanirrohim Demi masa Sungguh, manusia berada dalam kerugian Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran (QS Al-‘Ashr : 1-3)
Kejarlah kesuksesan akhirat… Insya Allah kesuksesan dunia akan mengikuti… (Almarhum Bapak Tercinta)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman Persembahan
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, karya ini kupersembahkan kepada : ·
Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan dukungan terutama do’a.
·
Mbak Nina dan Rifki Sarastomo beserta keluarga yang selalu memberikan semangat.
·
Krisna Dwipayana dan Farid Jati Nugroho terima kasih atas kebersamaanya terutama saat mengerjakan skripsi.
·
Temen-temen di FE UNS 2004 terima kasih atas ilmu dan persahabatan diluar bangku kuliah yang sudah diajarkan.
·
Temen-temen kos Selamat Datang (Pras, Nanang, Badrun, dll) terima kasih atas kebersamaanya dan semoga kita masih diberikan semangat untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan.
·
Semua rekan yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini yang tidak bias disebutkan satu demi satu
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penulisan skripsi dengan judul “Analisis Simultan Insider Ownership, Hutang, Dan Dividen : Dalam Sudut Pandang Teori Keagenan (Agency Theory)”. Dalam proses penyusunan laporan ini penulis memperoleh banyak sekali petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2.
Ibu Hunik Sri Runing S., Dr, MSI selaku Ketua Jurusan Manajemen FE UNS.
3.
Bapak Reza Rahardian, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen FE UNS.
4.
Bapak Prof. Dr. Hartono, MS, selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbang akademik yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan masukan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
5.
digilib.uns.ac.id
Seluruh Dosen FE UNS atas segala ilmu yang telah diberikan semoga bermanfaat, dan karyawan FE UNS atas segala bantuannya selama penulis menimba ilmu di FE UNS
6.
Kedua orang tua, yaitu Bapak Supriyanto, S.Pd dan Ibu Sri Sumarni atas segala usaha dan do’anya.
7.
Rekan-rekan mahasiswa FE UNS angkatan 2004, atas segala bantuan dalam proses pembuatan skripsi ini.
8.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, 26 April 2012
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
ABSTRAK ......................................................................................................
ii
ABSTRACT.....................................................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
v
MOTTO...........................................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
8
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
8
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ............................................................................
10
B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ....................
28
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel. ..................................................................
33
B. Jenis, Sumber dan Metode pengumpulan data ............................
34
C. Pengukuran Variabel ...................................................................
34
D. Teknik Analisa Data ...................................................................
38
E. Pengujian Hipotesis ....................................................................
42
BAB IV ANALISIS DATA commit to user A. Deskripsi Data ............................................................................
viii
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Uji Asumsi Klasik .......................................................................
47
C. Uji Hipotesis ................................................................................
50
D. Pembahasan .................................................................................
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................
71
B. Saran .............................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
IV.1
Hasil Perhitungan Mean dan Standard Deviasi……………..
46
IV.2
Uji Multikolinieritas…………………………………………
48
IV.3
Hasil Regresi Faktor Yang Mempengaruhi Insider Ownership
51
IV.4
Hasil Uji Anova………………………………………………
54
IV.5
Koefisien Determinasi………………………………………..
54
IV.6
Hasil Regresi Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Hutang…
56
IV.7
Hasil Uji F……………………………………………………
59
IV.8
Koefisien Determinasi………………………………………..
60
IV.9
Hasil Regresi Faktor Yang Mempengaruhi Dividen…………
62
IV.10 Hasil Uji F……………………………………………………
65
IV.11 Koefisien Determinasi………………………………………..
65
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
I.1
Kerangka Penelitian…………………………………………
7
IV.1
Scatterplot…………………………………………………..
49
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Uji Autokorelasi…………………………………………………….
77
Uji Multikolinieritas………………………………………………..
79
Uji Regresi Debt…………………………………………………....
82
Uji Regresi Insider Ownership……………………………………..
87
Uji Regresi Dividen…………………………………………………
95
Uji Heterokedastisitas………………………………………………
101
Data Variabel Insider Ownership, Debt, dan Dividen……………...
104
Data Variabel Institusional Ownership, Bussines Risk, dan Size……
105
Data Variabel Profit, Fix Asset, dan Growth……………………….
106
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS SIMULTAN INSIDER OWNERSHIP, HUTANG, DAN DIVIDEN : DALAM SUDUT PANDANG TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY) (Studi pada perusahaan non perbankan dan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) FAIZAL PRATAMA NIM. F0204067 Abstrak Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hutang, dividen, variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk dan size firm terhadap insider ownership, mengetahui pengaruh insider ownership, dividen, variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk, profitability dan fixed asset terhadap hutang, mengetahui pengaruh insider ownership, hutang, variabel kontrol kepemilikan institusional, profitability, business risk dan growth terhadap dividen. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan Non perbankan dan keuangan dan terdaftar di BEI. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling agar ukuran sampel yang diambil dapat mewakili seluruh populasi. Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk memastikan bahwa data layak untuk pengujian hipotesis. Untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan dilakukan pengujian paired sampel T-test. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di Bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Hutang, dividen, dan variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk, firm size secara bersamasama berpengaruh secara signifikan terhadap insider ownership. Secara parsial hanya variabel dividen yang berpengaruh secara signifikan terhadap insider ownership dengan tingkat probabilitas 0.045, sedang variabel yang lain pengaruhnya tidak signifikan karena memiliki probabilitas >0,5. Secara bersamasama insider ownership, dividen dan variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk, profitability, fixed asset berpengaruh secara signifikan terhadap hutang. Secara parsial hanya variabel fixed asset yang berpengaruh terhadap hutang secara signifikan dengan tingkat probabilitas 0.015, sedang variabel lain pengaruhnya tidak signifikan karena memiliki tingkat probabilitas >05. Secara bersama-sama insider ownership, hutang, dan variabel kontrol kepemilikan institusional, profitability,business risk, growth berpengaruh secara signifikan terhadap dividen. Secara parsial hanya variabel insider ownership yang berpengaruh secara signifikan dengan tingkat probabilitas 0.045, sedang variabel lain pengaruhnya tidak signifikan karena memiliki tingkat probabilitas >05. Kata Kunci : business risk, size firm, insider ownership, profitability, fixed asset, dan growth. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALYSIS SIMULTANEOUSLY OF INSIDER OWNERSHIP, DEBT, AND DIVIDENDS : IN PERSPECTIVE AGENCY THEORY (AGENCY THEORY) (Studies in the non banking and financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange) FAIZAL PRATAMA NIM. F0204067 Abstract This study aims to determine the effect of debt, dividends, institutional ownership control variables, firm size and business risk of insider ownership, determine the effect of insider ownership, dividends, the control variables of institutional ownership, business risk, profitability and fixed assets of the debt, determine the effect of insider ownership payable, the control variables of institutional ownership, profitability, business risk and growth of dividends. This study took a sample of banking and non-financial companies and listed on the Stock Exchange. Sampling was purposive sampling technique to measure the samples taken to represent the entire population. Normality test is then performed to ensure that data is worth to test the hypothesis. To answer the problem that is formulated to do testing paired samples T-test. Based on the analysis and discussion that has been described in the previous chapter, it can be concluded as follows: Debt, dividends, and the control variables of institutional ownership, business risk, firm size together significantly influence insider ownership. Only partial dividend variables significantly influence the probability level of insider ownership by 0045, while the other variables the effect is not significant because it has a probability of> 0.5. Together insider ownership, dividends and institutional ownership control variables, business risk, profitability, fixed assets significantly influence debt. Only partially fixed asset variables that affect debt significantly by 0015 the level of probability, while the other variables the effect is not significant because it has a probability level of> 05. Together insider ownership, debt, and the control variables of institutional ownership, profitability, business risk, growth significantly influence the dividend. Only partially insider ownership variables that significantly affect the probability level of 0045, while the other variables the effect is not significant because it has a probability level of> 05. Keywords : business risk, firm size, insider ownership, profitability, fixed assets, and growth.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di beberapa perusahaan terdapat pemisahan antara fungsi pengelolaan dan kepemilikan. Hal ini dapat kita lihat di perusahaan yang telah go public. Ketika sebuah perusahaan semakin bertambah besar maka pemiliknya tidak mampu lagi membiayai operasional dan perkembangan perusahaan, sehingga pemilik perusahaan harus mengambil dana dari pihak ketiga, menurut Riyanto Bambang (1995) pada dasarnya pihak – pihak pemberi dana atau modal dapat digolongkan dalam 3 golongan yaitu : 1) suplier, 2) bank, 3) pasar modal. Suplier memberi dana kepada perusahan berupa penjualan barang secara kredit, baik dalam jangka panjang atau pendek, bagi perusahaan yang membutuhkan modal berupa uang, penawaran modal dari suplier kurang menarik. Dana dari perbankan jumlahnya relatif kecil dan biaya modalnya relatif tinggi, sedangkan dana dari pasar modal jumlahnya relatif besar dan biaya modalnya relatif rendah, maka banyak perusahaan yang memutuskan menjual sahamnya ke pasar modal. Investor yang menyetorkan modalnya ke perusahaan melalui pembelian saham (pemegang saham) tidak ikut langsung dalam pengelolaan perusahaan, pemegang saham mendelegasikan kewenangan untuk pengelolaan kepada
professional
keperusahaan
melalui
manager.
Investor
pembelian
saham
yang
menyetorkan
(pemegang
saham)
modalnya berarti
mendelegasikan kewenangan pengelolaan commit to kepada user profesional manager, dengan
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
demikian kewenangan menggunakan resource perusahaan sepenuhnya di tangan para eksekutif / manajer. Didalam teori keagenan (agency theory) hubungan antara manajer dengan pemegang saham digambarkan sebagai agent dan principal (Schroeder et al, 2001). Manager sebagai agent dan pemegang saham sebagai principal, Hubungan ini disebut sebagai agency relationship (hubungan keagenan), hubungan keagenan adalah sebuah kontrak dimana satu atau lebih orang (principal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal serta memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan tentunya yang terbaik untuk principalnya (Jensen and Meckling, 1976). Para
agen
dalam
menjalankan
operasional
perusahaan,
seringkali
tindakannya tidak memaksimalkan kemakmuran principalnya, justru tergoda untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Konflik kepentingan yang dipicu adanya pemisahan fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan ini sering disebut dengan agency problems (masalah keagenan), selain itu masalah ini juga dapat dipicu karena adanya kelebihan aliran kas atau exces cash flow (Jensen, 1986). Kelebihan aliran kas cenderung digunakan oleh manager untuk investasi yang berlebihan. Pengeluaran untuk mengatasi masalah keagenan disebut dengan agency cost (biaya keagenan). Secara umum tidak mungkin bagi principal, pada tingkat biaya keagenan sebesar 0 (nol), dapat menjamin bahwa agen akan membuat keputusan yang optimal dari sisi principal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
Ada beberapa alternatif untuk mengurangi masalah keagenan dan biaya keagenan, pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh management (Jensen and Meckling, 1976; Curtchley and Hansen, 1989), dengan kepemilikan saham perusahaan ini akan mensejajarkan kepentingan antara management dengan pemegang saham. Dengan demikian manager dalam mengelola perusahaan akan sejalan dengan kepentingan pemegang saham, karena selain sebagai seorang manager juga sebagai pemegang saham. Alternatif kedua dengan meningkatkan rasio dividen yang dibagi (dividend payout ratio), dengan meningkatnya dividen yang dibayarkan maka jumlah laba yang ditahan kecil, dengan kata lain tidak tersedia cukup banyak free cash flow untuk tujuan investasi, sehingga memperkecil jumlah kelebihan aliran kas yang dapat dihamburkan oleh manager, dan dengan meningkatnya tingkat pembayaran dividen maka memicu perusahaan mengambil biaya dari eksternal. Konsekwensi dari pembiayaan eksternal adalah meningkatnya pengawasan dari pihak eksternal (Curtchley and Hansen, 1989). Alternatif ketiga adalah menigkatkan pendanaan dengan hutang, dengan meningkatnya jumlah hutang berarti makin banyak dana kas yang harus digunakan untuk membayar angsuran dan bunga hutang, sehingga jumlah kas yang disimpan berkurang(Jensen, 1986). Dari ketiga alternatif tersebut saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap insider ownership telah diungkapkan oleh beberapa penelitian terdahulu, termasuk di dalamnya adalah commitdan to user hutang dan dividen. Pengaruh hutang dividen terhadap insider ownership
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
dikontrol oleh beberapa variabel yaitu kepemilikan institusional, business risk, firm size. Jensen and Meckling (1976) berpendapat bahwa penggunaan hutang akan mengurangi kebutuhan penerbitan saham baru, sehingga meningkatkan rasio insider ownership. Chen and Steiner (1999) berpendapat bahwa dividen dapat mengurangi agency problems, penelitian mereka juga menunjukkan bahwa insider ownership dapat mengontrol agency problems, jadi diantara dividen dan insider ownership terdapat hubungan subtitusi dalam upaya mengontrol agency problems. Bathala, Moon, and Rao (1994) menjelaskan bahwa institusional ownership melakukan peran pengawasan secara aktif karena kepemilikan saham perusahaan yang signifikan, hal ini membuat terjadinya hubungan negatif dengan insider ownership. Jensen, Solberg, and Zorn (1992) berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi akan memiliki tingkat insider ownership yang rendah, hal ini sejalan dengan motif untuk melindungi investasi para manajemen. Alasan sederhana dapat menjelaskan hubungan antara insider dengan firm size, semakin besar firm size, insider tidak mampu menampung jumlah saham yang banyak dari perusahaan yang besar karena terbatasnya dana yang dimiliki, hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara firm size dengan insider ownership Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hutang antara lain dividen dan insider ownership, pengaruh dividen dan insider ownership terhadap hutang dikontrol oleh kepemilikan institusional, business risk, profitability, fixed asset. Friend and Lang (1988) meneliti pengaruh kepentingan manager terhadap kebijakan hutang, mereka menyimpulkan insider ownership memiliki hubungan commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terbalik dengan hutang. Alasan dibalik kesimpulan itu adalah insider yang mempunyai saham dalam jumlah yang besar dalam perusahaan yang tingkat penyebaranya sahamnya rendah, cenderung menekan jumlah hutang serendah mungkin, karena tingkat hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko kebangkrutan. Selain insider ownership yang mempengaruhi kebijakan hutang adalah dividen. Jensen (1986) berpendapat bahwa dividen dan hutang dapat bekerja mengendalikan agency cost yang ditimbulkan oleh free cash flow, jadi disini ada peran saling menggantikan, jadi bisa dikatakan terdapat hubungan negatif antara hutang dan dividen. Bathala, Moon, and Rao (1994) juga berpendapat bahwa dengan adanya institusional ownwership dapat mengurangi kebutuhan hutang dalam upaya untuk mengurangi biaya keagenan, sehingga terdapat hubungan terbalik antara institusional ownwership dengan debt. Perusahaan dengan risiko bisnis yang besar cenderung mengurangi porsi hutangnya, hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko total (Jensen, Solberg, and Zorn, 1992). Chen and Steiner (1992) mendalilkan perusahaan yang tingkat provitability-nya tinggi lebih sedikit menggunakan hutang, hal ini dikarenakan perusahaan mempunyai cukup dana untuk mencukupi kebutuhan finansialnya. Scott (1976) perusahaan yang memiliki rasio fixed asset yang tinggi cenderung menggunakan hutang lebih banyak, karena fixed asset jaminan bahwa aman untuk melakukan hutang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dividen antara lain hutang dan insider ownership, pengaruh hutang dan insider ownership terhadap dividen dikontrol oleh kepemilikan institusional, profitability, business risk, growth. Razeeff (1982) berpendapat bahwa perusahaan dengan tingkat insider ownership yang tinggi cenderung rendah tingkat pembayaran dividennya. Hal serupa juga dimuat dalam penelitian Chen dan Steiner (1999), penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan terbalik antara insider ownership dengan hutang. Selain insider hutang juga berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Bila tingkat hutang tinggi maka free cash flow terkonsentrasi untuk membayar bunga dan cicilan utama, sehingga tidak tersisa cukup dana untuk dividen, sebagai akibatnya terdapat hubungan negatif antara hutang dan dividen Dari sudut pandang agency theory, institusional ownership meningkatkan pengawasan sebagai usaha alternatif untuk mengurangi agency costs (Agrawal and Knoeber, 1996). Semenjak dividen juga berperan untuk mensejajarkan kepentingan pemegang sahan dengan pihak manajemen, kemudian melalui efek subtitusi sebuah kenaikan institusional ownership akan mengurangi dividend payout ratio. Crutchley dan Hansen (1989) mendalilkan bahwa RISK mempunyai hubungan negatif terhadap dividend payout ratio, perusahan dengan tingkat risiko yang tinggi tidak ingin membayar dividen dalam jumlah yang besar. Ketika perusahan sedang tumbuh dengan pesat perusahaan cenderung memperkecil jumlah dividend payout ratio, karena free cash flow lebih banyak digunakan untuk membiayai pertumbuhan. Jensen, Solberg, and Zorn (1992) menyatakan ketika laba perusahaan tinggi, maka seharusnya dividend payout ratio mengikuti, begitu commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
juga sebaliknya ketika laba sedikit. Dengan demikian dapat dilihat bahwa ada hubungan positif antara provitability dengan dividend payout ratio.
Insider Ownership
Dividen
Debt
Gambar I.1 Gambaran tentang hubungan antara tiga kebijakan pengurang agency cost
Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara kepemilikan orang dalam atau managerial ownership, kebijakan dividen, dan penggunaan hutang. Selanjutnya penulis mengambil judul : ”ANALISIS SIMULTAN INSIDER OWNERSHIP, HUTANG DAN DIVIDEN : DALAM SUDUT PANDANG TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)”
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka pokok masalah dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah hutang, dividen, variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk dan firm size berpengaruh terhadap insider ownership?
2.
Apakah
insider
ownership,
dividen,
variabel
kontrol
kepemilikan
institusional, business risk, profitability dan fixed asset berpengaruh terhadap hutang? 3.
Apakah insider ownership, hutang, variabel kontrol kepemilikan institusional, profitability, business risk dan growth berpengaruh terhadap dividen?
C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui pengaruh hutang, dividen, variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk dan size firm terhadap insider ownership.
2.
Mengetahui
pengaruh
insider
ownership,
dividen,
variabel
kontrol
kepemilikan institusional, business risk, profitability dan fixed asset terhadap hutang. 3.
Mengetahui
pengaruh
insider
ownership,
hutang,
variabel
kontrol
kepemilikan institusional, profitability, business risk dan growth terhadap dividen. commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat penelitian 1.
Manfaat penelitian ini bagi pemegang saham, manajemen, kreditur untuk menentukan tingkat hutang, kebijakan dividen, dan kepemilikan orang dalam yang tepat dalam rangka mengurangi konflik keagenan.
2.
Bagi penulis, penelitian ini menambah pengetahuan tentang manajemen keuangan terutama tentang agency theory.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori Teori keagenan muncul ketika satu atau beberapa orang (principal)
mempekerjakan
orang
lain
(agent)
untuk
melakukan
pekerjaan
dan
mendelegasikan wewenang untuk pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Agency theory (teori keagenan) menjelaskan bagaimana mengelola hubungan yang baik antara pemilik perusahaan (principal) dan pelaksana (agent) (Eisenhardt, 1985). Dalam karyanya Jensen dan Meckling yang disebut dengan principal adalah pemegang saham dan yang dimaksud agent adalah manager yang mengelola perusahaan. Dengan adanya agen yang ditunjuk oleh principal guna mengelola perusahaan itu maka terjadilah pemisahaan fungsi antara pengambilan keputusan (fungsi pengelolaan) dengan penanggung risiko (fungsi kepemilikan), hal ini akan memicu munculnya konflik kepentingan, konflik kepentingan inilah yang menjadi pokok masalah dalam teori keagenan sehingga memicu munculnya masalah keagenan (agency problem). Dengan adanya pemisahan fungsi pengelolan dan kepemilikan, para pengambil keputusan tidak perlu menanggung risiko atas kebijakan – kebijakan bisnis yang diambil, semuanya menjadi tanggung jawab pemilik (pemegang saham). Kebijakan bisnis yang dimaksud disini adalah kebijakan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana dan bagaimana dana itu diinvestasikan. Dalam commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
hal ini pemegang saham dalam posisi yang tidak menguntungkan karena tidak adanya kepastian bahwa manajer pengelola bekerja secara optimal dan sesuai dengan tujuan atau keinginan pemegang saham, inilah gambaran tentang masalah keagenan. Untuk menjamin agar para manajer melakukan yang terbaik bagi pemegang saham secara maksimal, perusahaan harus menanggung biaya keagenan (Agency cost), yang dapat berupa pengeluaran untuk memonitor tindakan manajemen, pengeluaran untuk menata struktur organisasi sehingga memungkinkan timbulnya kemungkinan perilaku manajemen yang tidak diinginkan semakin kecil, biaya kesempatan karena hilangnya kesempatan memperoleh laba sebagai akibat dibatasinya kewenangan manajemen sehingga tidak dapat mengambil keputusan tepat waktu (Bringham, Gapenski, dan Daves, 1999). Secara umum tidak mungkin bagi principal, pada tingkat biaya keagenan sebesar 0 (nol) dapat menjamin bahwa agen akan membuat keputusan yang optimal dari sisi principal. Ada beberapa alternatif untuk mengurangi masalah keagenan dan biaya keagenan, pertama dengan meningkatkan kepemilikam saham perusahaan oleh manajemen (Jensen and Meckling, 1976; Curtchley and Hansen, 1989), dengan kepemilikan saham perusahaan ini akan mensejajarkan kepentingan antara managemen dengan pemegang saham. Dengan demikian manajer dalam mengelola perusahaan akan sejalan dengan kepentingan pemegang saham, karena selain sebagai seorang manager juga sebagai pemegang saham. Alternatif kedua dengan meningkatkan rasio dividen yang dibagi (dividend payout ratio), dengan meningkatnya dividen yang dibayarkan maka jumlah laba commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
yang ditahan kecil, dengan kata lain tidak tersedia cukup banyak free cash flow untuk tujuan investasi, sehingga memperkecil jumlah kelebihan aliran kas yang dapat dihamburkan oleh manager, dan dengan meningkatnya tingkat pembayaran dividen maka memicu perusahaan mengambil biaya dari eksternal. Konsekwensi dari pembiayaan eksternal adalah meningkatnya pengawasan dari pihak eksternal (Curtchley and Hansen, 1989). Alternatif ketiga adalah menigkatkan pendanaan dengan hutang, dengan meningkatnya jumlah hutang berarti makin banyak dana kas yang harus digunakan untuk membayar angsuran dan bunga hutang, sehingga jumlah kas yang disimpan berkurang(Jensen, 1986).
1.
Insider Ownership (Kepemilikan Orang Dalam) Insider ownership adalah situasi dimana manajer memiliki saham
perusahaan dengan kata lain selain menjadi seorang manajer juga sebagai pemilik perusahaan (pemegang saham). Karena pentingnya informasi tentang besarnya insider ownership bagi pengguna laporan keuangan, maka dalam laporan keuangan biasanya dicantumkan besarnya insider ownership. Bila jumlah saham yang dimiliki pihak insider meningkat, maka mereka akan bertindak lebih hati – hati karena mereka juga akan menanggung akibat dari perbuatan yang mereka lakukan, sehingga akan menurunkan masalah keagenan (Jensen dan meckling, 1976). Karena sebagai seorang manajer merangkap sebagai pemilik maka biaya keagenan yang digunakan untuk biaya monitoring semakin kecil. Selain itu, karena informasi yang dimiliki oleh pihak manajerial sangat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
lengkap terutama informasi tentang rencana perusahaan dimasa yang akan datang, maka hal ini akan berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang akan diambilnya. 2.
Institutions Ownership Institution ownership adalah situasi dimana saham perusahaan dimiliki oleh
investor
institusional seperti LSM, BUMN, maupun perusahaan swasta.
Kepemilikan jenis ini biasanya memiliki prosentase kepemilikan saham yang cukup besar, sehingga investor intitusional melakukan pengawasan secara aktif, hal ini dapat mengurangi agency conflict (Agrawal and Knoeber, 1996). Bathala, Moon, and Rao (1994) juga berpendapat bahwa dengan adanya institutional ownership dapat mengurangi kebutuhan hutang dalam upaya untuk mengurangi biaya keagenan, sehingga terdapat hubungan terbalik antara institutional ownership dengan debt. Bathala, Moon, and Rao (1994) juga berpendapat bahwa institutional ownership memiliki hubungan yang negatif dengan insider ownership. 3.
Dividen Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada pemegang
saham ( Napa J. Awan, 1999 ). Biasanya saham dibagikan secara teratur dalam jangka waktu yang tetap, tapi kadang kala ada pembagian dividen tambahan atau ekstra dividend. Dividen yang dibagikan oleh perusahaaan kepada pemegang saham dapat berupa Dividen Kas (Cash Dividend), Dividen harta (Property Dividend), (Scrip Dividend), Dividen likuidasi ( liquidating Dividend), Dividen saham (Stock Dividend). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
3.1. Teori Kebijakan Dividen Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba bersih yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya laba tersebut dapat dibagikan sebagai dividen atau dapat ditahan untuk di investasikan kembali, persentase dari pendapatan yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut dividend payout ratio (Riyanto Bambang, 1995). Menurut Bringham dan Gapenski (1993), bahwa perubahan perubahan besarnya dividen yang dibagikan terdapat dua akibat yang saling berlawanan. Apabila seluruh laba dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen maka kepentingan cadangan terabaikan, dan sebaliknya bila laba ditahan semua maka kepentingan pemegang saham terabaikan. Penentuan besar kecilnya dividend payout ratio akan berpengaruh terhadap besar kecilnya laba yang ditahan, semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham semakin kecil laba yang ditahan (Riyanto Bambang, 1995), dan setiap penambahan laba yang ditahan berarti ada penambahan modal sendiri dalam perusahaan yang diperoleh dengan biaya yang murah. Terdapat tiga teori kebijakan dividen, yaitu teori ketidak relevanan dividen, teori Bird – in – the – hand, dan teori preverensi pajak. a.
Teori Ketidak relevanan Dividen Beberapa kalangan berargumen bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
terhadap biaya modal. Jika kebijakan dividen tidak berpengaruh maka hal tersebut tidak relevan, pendukung utama teori ketidakrelevanan dividen (Dividend Irrelevance theory) ini adalah Miller dan Modigliani (MM) (1961). Berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Dengan kata lain bahwa nilai suatu perusahaan tergantung semata – mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan laba ditahan. Untuk memahami argumen MM bahwa kebijakan dividen adalah tidak relevan, perlu diketahui bahwa setiap pemegang saham dapat menyusun kebijakan dividennya sendiri. Sebagai contoh, bila suatu perusahaan tidak membagi dividen, seorang pemegang saham yang menginginkan dividen sebesat 10 % dapat mewujudkan hal itu dengan menjual sahamnya sebesar 10 %. Begitu pula dengan sebaliknya bila perusahaan membagikan dividen melebihi yang diinginkan pemegang saham, maka pemegang saham tersebut dapat menggunakan dividen yang tidak diinginkan tersebut untuk membeli saham perusahaan tersebut dengan jumlah yang lebih banyak. Bila para investor dapat membeli dan menjual saham, sehingga dapat menentukan kebijakan sahamnya sendiri - sendiri tanpa mengeluarkan biaya, maka kebijakan dividen perusahaan menjadi tidak relevan. Investor yang menghendaki tambahan dividen harus mengeluarkan biaya pialang untuk penjualan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
saham, dan investor yang tidak menginginkan dividen harus membayar pajak atas dividen yang diterima dan biaya pialang untuk membeli saham. Karena adanya biaya pialang dan pajak maka kebijakan dividen lebih relevan. Dalam mengembangkan teori dividen MM membuat beberapa asumsi, kususnya tentang tidakadanya biaya pialang dan pajak. Pada kenyataannya kedua biaya tersebut ada, jadi teori ketidakrelevanan dividen dari MM ini diragukan kebenaranya. b.
Teori Bird-in-the-hand Teori ketidak relevanan dividen MM adalah kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat pengembalian yang disyaratkan atas ekuitas. Hal ini telah diperdebatkan dikalangan akademik. Khususnya Lintner dan Gordon yang berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun apabila dividend payout ratio dinaikkan, sebab para investor tidak yakin akan penerimaan pendapatan modal (Capita lgain) yang akan dihasilkan oleh laba ditahan bila dibandingkan dengan dividen. Dengan menerima dividen (a bird in the hand) lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba mungkin dimasa yang akan datang tidak akan terwujud menjadi dividen (it can flay away). MM tidak setuju, mereka berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan tidak tergantung dengan kebijakan dividen, hal ini berarti bahwa investor tidak peduli antara dividen dengan keuntungan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
modal. MM menamakan pendapat Lintner-Gordon sebagai kekeliruan bird-in-the-hand, yakni beranggapan bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. c.
Teori Preferensi Pajak Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk membangun anggapan bahwa investor lebih menyukai dividen yang rendah daripada yang tinggi, yaitu : 1) Keuntungan modal dikenakan pajak lebih rendah daripada pendapatan dividen. Untuk investor yang memiliki sebagian besar saham perusahaan mungkin akan lebih suka perusahaan menahan laba dan menanamkan kembali laba kedalam perusahaan. Pertumbuhan laba dianggap dapat mengakibatkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan penghasilan dividen uang pajaknya lebih tinggi. 2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual sehingga ada efek nilai waktu. 3) Jika saham dimiliki seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang. Dengan adanya keuntungan – keuntungan pakai ini membuat para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian maka para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
daripada perusahaan sejenis dengan pembagian dividennya yang lebih tinggi . 3.2.
Jenis-jenis Kebijakan Dividen Menurut Riyanto Bambang (1995), ada beberapa kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan antaralain sebagai berikut: a.
Kebijakan dividen yang stabil Kebijakan dividen stabil adalah kebijakan dividen yang jumlah per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang setabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan kemudian apabila pendapatan perusahaan meningkat dan peringkatan tersebut dinilai relatif permanen dan mantap, barulah kemudian dilakukan penyesuaian terhadap besarnya dividen, dan dividen yang baru ini akan dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif panjang.
b.
Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiap tahunnya. Pembayaran tetap ini menguntungkan bagi perusahaan dan pemegang saham dalam pengertian dapat memberikan kepastian yang bersifat relatif. Bagi pemegang saham terdapat kepastian akan menerima sejumlah dividen minimal setiap tahunnya meskipun keadaan keuangan sedikit memburuk. Tetapi apabila keadaan keuangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
perusahaan membaik, pemegang saham akan menerima dividen minimal ditambah dengan dividen ekstra. Bagi pihak
perusahaan
apabila laba dan arus kas sangat fluktuatif, kebijakan ini akan menjadi pilihan yang paling tepat. c.
Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan Perusahaan yang menggunakan kebijakan ini menetapkan dividend payout yang konstan, berarti jumlah dividen perlembar saham yang dibayarkan tiap tahunnya berfluktuasi sesuai dengan perubahan keuntungan neto yang dihasilkan oleh perusahaan pada setiap tahunnya.
d.
Kebijakan dividen yang fleksibel Kebijakan dividen ini, besarnya setiap tahunnya fleksibel, disesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.
3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen Menurut
Bambang
Riyanto
(2001),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan dapat disebutkan antaralain sebagai berikut : a.
Posisi likuiditas perusahan Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Oleh karena pembayaran dividen merupakan cash commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
outflow, maka semakin kuat posisi likuiditas perusahaan berarti semakin besar kemampuan untuk membayar dividen. Dari uraian diatas dapat disipulkan bahwa semakin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek kebutuhan dimasa yang akan datang, maka akan semakin besar dividend payout ratio-nya. b.
Kebutuhan dana untuk membayar hutang Apabila suatu perusahaan akan mencari hutang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus direncanakan bagaimana cara untuk membayar kembali hutang tersebut. Utang dapat dilunasi padajatuh tempo dengan menggunakan hutang baru (refunding of debt). Atau dengan menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan untuk melunasi hutang tersebut. Apabila perusahaan menetapkan pelunasan utangnya akan menggunakan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar pendapatanya untuk keperluan membayar hutang tersebut, hal ini berarti bahwa hanya sebagian kecil dari pendapatan atau earning yang dapat dibagikan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.
c.
Tingkat pertumbuhan perusahaan Bila semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Semakin besar kebutuhan dimasa yang akan datng untuk membiayai pertumbuhan perusahaannya, perusahaan tersebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
biasanya lebih nenilih untuk menahan earning-nya darpada dibayarkan dalambentuk dividen kepada pemegang saham. Dengan demikian dapat disimpul kan bahwa semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan semakin besar dana yang dibutuhkan, semakin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, semakin besar pendapatan yangditahan dalam perusahaan, maka semakin kecil
atau rendah
dividend payout ratio-nya. 4.
Hutang / Modal Asing Menurut Riyanto Bambang (1995), modal asing adalah modal yang berasal
dari luar perusahaan yang bersifat sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan itu modal tersebut merupakan hutang, yang pada suatu saat harus dibayar kembali. Ada beberapa orang yang menggolongkan hutang menjadi dua golongan, yaitu hutang jangka pendek (yaitu kurang dari satu tahun) dan hutang jangka panjang (lebih dari satu tahun). Akan tetapi banyak penulis dalam bidang pembelanjaan yang membagi modal asing atau hutang dalam tiga golongan, yaitu: 4.1. Hutang Jangka Pendek (Short-term Debt) Hutang jangka pendek adalah hutang yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar hutang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Adapun jenis-jenis daripada hutang jangka pendek yang utama adalah sebagai berikut: a. Rekening Koran Rekening Koran adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dengan batas plafond tertentu dimana perusahaan tidak mengambilnya secara keseluruhan sekaligus, melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan, dan bunga hanya dikenakan pada dana yang telah digunakan saja. b. Kredit dari penjual Kredit penjual merupakan kredit perniagaan (trade-credit) dan kredit ini hanya akan terjadi apabila penjualan produk dilakukan dengan cara kredit. Bila penjualan dilakukan dengan kredit berarti bahwa penjual baru akan menerima pembayaran harga dari penjualan beberapa waktu setelah barang diserahkan. Selama selang waktu ini dapat dikatakan pembeli mendapat kredit penjualan dari penjual. c. Kredit dari pembeli Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok. Disini pembeli membayar harga barang terlebih dahulu, dan setelah beberapa waktu barulah pembeli menerima barang yang dibelinya. Selama waktu itu dapat dikatakan bahwa pembeli memberikan kredit pembeli kepada penjual.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
d. Kredit Wesel Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan “surat pengakuan hutang” yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah hutang tertentu kepada pihak tertentu dan pada waktu tertentu (surat Promes atau Notes Payables), dan setelah ditandatangani surat tersebut dapat dijual atau diuangkan di bank. Dengan demikian berarti bahwa pihak yang mengeluarkan surat hutang tersebut menerima kredit mulai dari diuangkannya surat hutang tersebut sampai saat hutang tersebut harus dibayar. Bagi pihak bank atau pihak yang membeli promes tersebut (pembeli kredit), surat hutang tersebut merupakan wesel tagih (Notes Receivables). 4.2. Hutang Jangka Menengah (intermediate-Term Debt) Hutang jangka menengah adalah hutang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Kebutuhan membelanjai usaha dengan jenis kredit ini dirasakan karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan hutang jangka pendek dan juga sukar terpenuhi dengan hutang jangka panjang. Untuk kebutuhan dana yang tidak begitu besar jumlahnya dan juga tidak ekonomis untuk dipenuhi dengan modal dari pasar modal. Lagi pula pengurusan pembelanjaannya akan lebih mudah dengan mengadakan kontak langsung dengan pihak kreditur, dan cara ini adalah ciri khas dari hutang jangka menengah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Bentuk-bentuk utama dari hutang jangka menegah adalah sebagai berikut: a. Tearm Loan Tearm loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Pada umumnya tearm loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama suatu periode tertentu (amortization payments), misalkan pembayaran dilakukan setiap bulan, setiap kuartal, atau setiap tahun. b.
Leasing Bentuk lain dari hutang jangka menengah adalah leasing. Apabila kita
tidak menginginkan memiliki suatu aktiva, tapi hanya menginginkan serves dari aktiva tersebut, maka kita dapat memperoleh hak penggunaaan atas suatu aktiva itu tanpa disertai dengan hak milik, dengan cara kita mengadakan kontral leasing untuk aktiva tersebut. Dengan demikian leasing adalah suatu alat atau cara untuk mendapatkan sevices dari suatu aktiva tanpa disertai dengan hak milik. Lebih kususnya lease adalah persetujuan atasdasar kontrak di mana pemilik aktiva (lessor) menginginkan pihak lain (lessee) untuk menggunakan serves dari aktiva tersebut dalam jangka waktu tertentu. Pihak lessee mempunyai beban tetap kepada lessor yang harus dibayarkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
4.3. Hutang jangka panjang (long-term Debt) Hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya panjang, pada umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya dipergunakan untuk membiayai perluasan perusahaan (ekspansi) atau moderenisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperlun tersebut meliputi jumlah yang besar Adapun jenis - jenis atau bentuk - bentuk utama dari hutang jangka panjang antara lain: a. Pinjaman Obligasi Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, yang mana si debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu. Jangka waktu pinjaman obligasi hendaknya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1)
Jangka waktu kredit hendaknya disesuaikan dengan jangka waktu penggunaannya di dalam perusahaan.
2) Jumlah angsuran harus disesuaikan dengan jumlah penyusutan dari aktiva tetap yang akan dibelanjai dengan kredit obligasi tersebut. Pembayaraan kembali pinjaman obligasi dapat dijalankan secara sekaligus pada hari jatuh tempo atau secara berangsur pada tiap tahunnya. Apabila system pelunasan sekaligus yang digunakan, maka system ini yang disebut dengan Sinking Funds Stistem sadangkan bila secara berangsurangsur pembayarannya kembali maka disebut dengan Amortization Syistem. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Pelunasan atau pembayaran kembali obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang dibeanjai dengan pinjaman obligasi tersebut, dan keuntungan. b.
Pinjaman Hipotik Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi
kredit diberihak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar bila pihak dibitur tidak memenuhi kewajibanya, barang tergebut dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutupi tagihannya. 5.
Risiko Risiko
adalah
kemungkinan
pendapatan
yang
diharapkan,
jika
penyimpangan antara pendapatan yang diterima dan yang pendapatan diharapkan besar maka dapat dikatakan risikonya besar. Jensen, Solberg, and Zorn (1992) berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi akan memiliki tingkat insider ownership yang rendah, hal ini sejalan dengan motif untuk melindungi investasi para manajemen, dan Perusahaan dengan risiko bisnis yang besar cenderung mengurangi porsi hutangnya, hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko total. 6.
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas pasar
saham perusahaan yang dihitung dari perkalian antara jumlah saham yang beredar dengan harga saham akhir tahun (Jensen, Solberg, and Zorn, 1992). Suatu perusahaan besar dimana sahamnya tersebar akan lebih berani mengeluarkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
saham baru untuk memenuhi kebutuhan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan ( Riyanto Bambang, 1995 ). 7.
Profitabitity Profitabititas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba,
semakin besar laba yang dihasilkan akan mengurangi kebutuhan akan hutang, dan tersedianya free cash flow untuk investasi dan pembayaran dividen. 8.
Growth Setiap perusahaan diharapkam tumbuh semakin besar, saat perusahan
mengalami pertumbuhan yang tinggi, maka perusahaan cenderung membagikan dividen yang kecil, karena free cash flow digunakan untuk membiayai pertumbuhan. 9.
Fixed Assets Fixed assets merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative
permanent, aktiva ini dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksutkan untuk dijual sebagai bagian dari operasional normal, aktiva tetap perusahaan dapat dijadikan agunan untuk pinjaman jangka panjang. Sehingga semakin besar asset tetap yang dimiliki perusahaan, semakin mudah mendapatkan pinjaman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
B.
Tinjauan Penelitian Terdahulu Dan Pengembangan Hipotesis
1.
Insider Ownership Faktor-faktor yang mempengaruhi insider ownership telah dikemukakan
oleh banyak penelitian terdahulu, di dalamnya termasuk hutang dan dividen. Crutchley dan Hansen (1989) terdapat hubungan negatif antara hutang dengan insider ownership, demikian halnya dengan kebijakan dividen perusahaan dihipotesiskan dapat dijadikan salahsatu cara untuk menurunkan agency conflict sehingga diduga hutang dan dividen suatu perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap insider ownership, akan tetapi kontars dengan hasil temuan Fitri dan Mahduh (2003) dalam Putri dan Nasir (2004) bahwa hutang berpengaruh positif terhadap insider ownership, pernyataan ini didasarkan pada asumsi bahwa penggunaan hutang akan mengurangi kebutuhan penerbitan saham baru sehimgga meningkatkan rasio insider ownership. Sartono, Agus (2001), dalam penelitiannya menyatakan bahwa hutang dan dividen berpengaruh secara serempak terhadap insider ownership. Ada variabelvariabel lain yang juga mempengaruhi insider ownership selain hutang, dan dividen yaitu institutional ownership, business risk, dan firm size. varabel ini muncul dalam persamaan sebagai variabel control. Bathala, Moon, and Rao (1994) menjelaskan bahwa institusional ownership melakukan peran pengawasan secara aktif karena kepemilikan saham perusahaan yang signifikan, hal ini membuat terjadinya hubungan negatif dengan insider ownership. Jensen, Solberg, and Zorn (1992) berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi akan memiliki tingkat insider commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
ownership yang rendah, hal ini sejalan dengan motif untuk melindungi investasi para manajemen. Alasan sederhana dapat menjelaskan hubungan antara insider dengan firm size, semakin besar firm size, insider tidak mampu menampung jumlah saham yang banyak dari perusahaan yang besar karena terbatasnya dana yang dimiliki, hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara firm size dengan insider ownership. Dari penelitian terdahulu yang terurai diatas mengarahkan pada hipotesis yang pertama ini H1: Hutang, dividen, variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk dan firm size berpengaruh terhadap insider ownership
2.
Hutang Friend and Lang (1988) meneliti pengaruh kepentingan manager terhadap
kebijakan hutang, mereka menyimpulkan insider ownership memiliki hubungan terbalik dengan hutang. Alasan dibalik kesimpulan itu adalah insider yang mempunyai saham dalam jumlah yang besar dalam perusahaan yang tingkat penyebaranya sahamnya rendah, cenderung menekan jumlah hutang serendah mungkin, karena tingkat hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko kebangkrutan. Selain insider ownership yang mempengaruhi kebijakan hutang adalah dividen. Jensen (1986) berpendapat bahwa dividen dan hutang dapat bekerja mengendalikan agency cost yang ditimbulkan oleh free cash flow, jadi disini ada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
peran saling menggantikan, jadi bisa dikatakan terdapat hubungan negatif antara hutang dan dividen. Agus Sartono (2001) melakukan penelitian dengan menempatkan hutang sebagai dependent variable, dan sebagai independent variable-nya insider ownership, dividen, institution ownership, business risk, profitability, dan fixed asset. Dari uji F yang dilakukan menggambarkan bahwa kombinasi seluruh independent variable memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dependent variable. Selain insider ownership dan dividen, ada variabel lain yang berpengaruh pada kebijakan hutang yaitu : institution ownership, business risk, profitability, dan fixed asset. Dalam penelitian ini Hutang, insider ownership dan dividen sebagai variabel utama, sedangkan institution ownership, business risk, profitability, dan fixed asset sebagai control variable. Bathala, Moon, and Rao (1994) juga berpendapat bahwa dengan adanya institusional ownwership dapat mengurangi kebutuhan hutang dalam upaya untuk mengurangi biaya keagenan, sehingga terdapat hubungan terbalik antara institusional ownwership dengan debt. Perusahaan dengan risiko bisnis yang besar cenderung mengurangi porsi hutangnya, hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko total (Jensen, Solberg, and Zorn, 1992). Chen and Steiner (1992) mendalilkan perusahaan yang tingkat provitability-nya tinggi lebih sedikit menggunakan hutang, hal ini dikarenakan perusahaan mempunyai cukup dana untuk mencukupi kebutuhan finansialnya. Scott (1976) perusahaan yang memiliki commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
rasio fixed asset yang tinggi cenderung menggunakan hutang lebih banyak, karena fixed asset jaminan bahwa aman untuk melakukan hutang. Dari penelitian terdahulu yang dikemukakan diatas mengarahkan pada hipotesis kedua ini H2 :insider ownership, dividen, variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk, profitability dan fixed asset berpengaruh terhadap hutang
3.
Dividen Michael S. Rozeff, (1982), dalam Kim et al., (1988) berpendapat bahwa
perusahaan dengan tingkat insider ownership yang tinggi cenderung rendah tingkat pembayaran dividennya. Hal serupa juga dimuat dalam penelitian Chen dan Steiner (1999), penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan terbalik antara insider ownership dengan dividen. Selain insider hutang juga berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Bila tingkat hutang tinggi maka free cash flow terkonsentrasi untuk membayar bunga dan cicilan utama, sehingga tidak tersisa cukup dana untuk dividen, sebagai akibatnya terdapat hubungan negatif antara hutang dan dividen. Agus Sartono (2001) memberikan bukti bahwa insider ownership dan hutang berpengaruh terhadap dividen Disamping variabel utama insider ownership dan hutang, dalam hipotesis ketiga ini ada variabel kontrol, variabel kontrol tersebut adalah institusion ownership, business risk, profitability, dan growth. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Dari sudut pandang agency theory, institusional ownership meningkatkan pengawasan sebagai usaha alternatif untuk mengurangi agency costs (Agrawal and Knoeber, 1996). Semenjak dividen juga berperan untuk mensejajarkan ada kepentingan pemegang saham dengan pihak manajemen, kemudian melalui efek subtitusi sebuah kenaikan institusional ownership akan mengurangi dividend payout ratio. Crutchley dan Hansen (1989) mendalilkan bahwa RISK mempunyai hubungan negatif terhadap dividend payout ratio, perusahan dengan tingkat risiko yang tinggi tidak ingin membayar dividen dalam jumlah yang besar. Ketika perusahan sedang tumbuh dengan pesat perusahaan cenderung memperkecil jumlah dividend payout ratio, karena free cash flow lebih banyak digunakan untuk membiayai pertumbuhan. Jensen et al., (1992) menyatakan ketika laba perusahaan tinggi, maka seharusnya dividend payout ratio mengikuti, begitu juga sebaliknya ketika laba rendah. Dengan demikian dapat dilihat bahwa ada hubungan positif antara provitability dengan dividend payou ratio. Berdasarkan penelitianpenelitian tersebut diatas muncul hipotesis H3 : insider ownership, hutang, variabel kontrol kepemilikan institusional, profitability, business risk dan growth berpengaruh terhadap dividen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Populasi dan Sanpel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas karakter tertentu dan dikumpulkan dari satu-satuan individu yang membentuk satu data statistik yang oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 1999). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan Non perbankan dan keuangan dan terdaftar di BEI. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki oleh populasi. semakin besar jumlah sampel mendekati jumlah populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling, yaitu: suatu metode pengambilan sampel yang disesuaikan dengan syarat-syarat tertentu (Coper dan Schindler, 2001). Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari kesalahan dalam penentuan sampel penelitian yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Adapun kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1.
Perusahaan
yang
diteliti
adalah
perusahaan
Non
perbankan
dan
keuanganyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai 2010. 2.
perusahaan harus membayar dividen selama periode penelitian.
3.
dalam struktur kepemilikan harus terdapat kepemilikan orang dalam (insider commit to user owenership) 33
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
selama penelitian perusahaan harus selalu menghasilkan laba
5.
perusaan memiliki kelengkapan data yang diperlukan dalam penelitian.
B.
Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan perusahaan sampel, dan data lain yang relevan dengan penelitian ini. Adapun sumber data berasal dari: 1.
Bursa Efek Indonesia (buku ICMG)
2.
Jurnal atau publikasi lain yang memuat informasi yang relevan dengan penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi, yaitu mendapatkan data dari dokumen yang telah disediakan oleh pihak lain.
C.
Pengukuran Variabel
1.
Dependent Variables Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel terikat (Dependent variables),
ketiaga variabel tersebut adalah insider ownership (INSIDER), hutang (DEBT), dividend payout ratio (DIV).
Ketiga variabel ini selain sebagai dependent
variable juga sebagai independent variable, ketiga variabel ini merupakan variabel utama dalam penelitian ini. INSIDER merupakan ukuran persentase saham yang dimiliki oleh direksi, manager, komisaris, dan setiap pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
keputusan perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976), data tentang insider dikumpul selama periode penerlitian kemudian diambil rata-ratanya. Insider juga dipergunakan sebagai variabel independent dalam persamaan dividend payout ratio dan hutang. Variabel dependen yang kedua adalah hutang (DEBT), menurut Jensen, Solberg, dan Zorn (1992) variabel hutang diukur dengan rasio hutang jangka panjang dengan nilai buku total asset. Varibel ini juga sebagai variabel bebas dalam persamaan insider ownership dan dividend payout ratio. Variabel dependen yang ketiga adalah dividend payout ratio (DIV), DIV merupakan besarnya dividen yang dibayarkan perusahaan (Jensen, Solberg, dan Zorn, 1992). Dividend payout ratio berfungsi sebagai variabel bebas dalam persamaan hutang dan insider ownership.
2.
Independent Variables Variabel independen dipilih untuk mencerminkan biaya dan keuntungan
yang ditimbulkan dari ketiga keputusan financial. Variabel-variabel ini dipilih berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah ada, variabel yang ada pada penelitian sebelumnya dipilih yang berhubungan dan memungkinkan untuk dimasukkan dalam persamaan. Variabel pertama adalah business risk (RISK) dari perusahaan yang dijadikan sampel, variabel ini digunakan dalam persaman insider ownership, dividend payout ratio, dan debt. Jensen, Solberg, and Zorn (1992) berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang tinggi akan memiliki tingkat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
insider ownership yang rendah, hal ini sejalan dengan motif untuk melindungi investasi para manajemen. Perusahaan dengan resiko bisnis yang besar cenderung mengurangi porsi hutangnya, hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko total (Jensen, Solberg, and Zorn, 1992). Crutchley dan Hansen (1989) mendalilkan bahwa RISK mempunyai hubungan negatif terhadap dividend payout ratio, perusahan dengan tingkat resiko yang tinggi tidak ingin membayar dividen dalam jumlah yang besar. Variabel ini merupakan standar deviasi dari return saham (Jensen, Solberg, and Zorn, 1992). Variabel kedua adalah ukuran perusahaan (ZISE), variabel ini merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas pasar saham perusahaan yang dihitung dari perkalian antara jumlah saham yang beredar dengan harga saham akhir tahun (Jensen, Solberg, and Zorn, 1992). Variabel ini digunakan dalam persamaan insider ownership, insider tidak mampu menampung jumlah saham yang banyak dari perusahaan yang besar karena terbatasnya dana yang dimiliki, hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara firm zise dengan insider ownership. Variabel ketiga adalah fixed assets, variabel ini diproksikan dengan rasio antara asset tetap terhadap asset total perusahaan(Jensen, Solberg, and Zorn, 1992). Variabel ini hanya digunakan dalam persamaan debt, Scott (1976) perusahaan yang memiliki rasio fixed asset yang tinggi cenderung menggunakan hutang lebih banyak, karena fixed asset jaminan bahwa aman untuk melakukan hutang. Variabel keempat adalah institutional ownership. Variabel ini merupakan presentase saham yang dimiliki oleh investor institusional seperti LSM, BUMN, commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maupun perusahaan swasta, variabel ini digunakan dalam ketiga persamaan (Bathala, Moon, and Rao, 1994). Bathala, Moon, and Rao (1994) menjelaskan bahwa institutional ownership melakukan peran pengawasan secara aktif karena kepemilikan saham perusahaan yang signifikan, hal ini membuat terjadinya hubungan negatif dengan insider ownership. Bathala, Moon, and Rao (1994) juga berpendapat bahwa dengan adanya institutional ownership dapat mengurangi kebutuhan hutang dalam upaya untuk mengurangi biaya keagenan, sehingga terdapat hubungan terbalik antara institutional ownwership dengan debt. Dari sudut pandang agency theory, institutional ownership meningkatkan pengawasan sebagai usaha alternative untuk mengurangi agency costs (Agrawal and Knoeber, 1996). Semenjak dividen juga berperan untuk mensejajarkan kepentinagan pemegang sahan dengan pihak manajemen, kemudian melalui efek subtitusi sebuah kenaikan institutional ownership akan mengurangi dividend payout ratio. Variabel kelima adalah profitability, variabel ini digunakan dalam persamaan debt, dan dividend. Nilai variabel ini ditentukan oleh rasio laba operasi terhadap total asset (Jensen, Solberg, and Zorn, 1992). Chen and Steiner (1992) mendalilkan perusahaan yang tingkat profitability-nya tinggi lebih sedikit menggunakan hutang, hal ini dikarenakan perusahaan mempunyai cukup dana untuk mencukupi kebutuhan finansialnya. Partington (1989), Jensen, Solberg, and Zorn (1992) menyatakan ketika laba perusahaan tinggi, maka seharusnya dividend payout ratio mengikuti, begitu juga sebaliknya ketika laba sedikit. Dengan demikian dapat dilihat bahwa ada hubungan positif antara profitability dengan dividend payou ratio.
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Variabel keenam adalah pertumbuhan (growth) dirumuskan sebagai satu ditambah
rata-rata
aritmatik
pertumbuhan
penjualan
selama
periode
pengujian(Jensen, Solberg, and Zorn, 1992). Variabel ini digunakan dalam persamaan dividen. Ketika perusahan sedang tumbuh dengan pesat perusahaan cenderung memperkecil jumlah dividend payout ratio, karena free cash flow lebih banyak digunakan untuk membiayai pertumbuhan. Variabel business risk (RISK), ukuran perusahaan, fixed assets, institutional ownership, profitability, pertumbuhan (growth) ini dimungkinkan berpengaruh kecil terhadap dependent variable, variabel-variabel ini merupakan control variable
D.
Teknik Analisa Data Analisa data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul,
sehingga melalui kegiatan analisis itu dapat ditarik suatu kesimpulan tentang suatu permasalahan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, adapun langkah-langkah untuk melakukan regresi berganda adalah sebagai berikut : 1.
Membuat Model Dalam analisis regresi berganda langkah awal yang ditempuh adalah
dengan membangun model yang akan digunakan sebagai alat penguji pengaruh independent variable terhadap dependent variable.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Cara membuat model adalah dengan memasukkan variabel-variabel kedalam sebuah persamaan dengan bentuk sebagai berikut : Y = a0 + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 +anXn….. +e Keterangan: Y X1,2,3,n a0 a1,2,3,n e
= Dependent variable = Independent variable = konstanta = koefisien = residu
Dalam penelitian ini terbentuk tiga persamaan yaitu : Insider= a0 + a1 Debt + a2 Dividen + a3 Institusion + a4 Businness risk + a5 Size + e Debt
= b0 + b1 Insider + b2 Dividen+ b3 Institusion + b4 Businness risk + b5 Profitability + b6 fixed asset + e
Dividen = c0 + c1 Insider + c2 Debt + c3 Institusion + c4 Businness risk + c5 Profitability + c6 Growh + e
2.
Uji Asumsi Klasik Model regresi akan menunjukkan hubungan yang signifikan dan
representative atau dikatakan BLUE ( Best Linier Etimator ) bila dipenuhi asumsi dasar regresi dan tidak terdapat gejala autokorelasi, multikolinieritas, heteroskedastisitas diantara independent variable-nya, setelah dalam keadaan BLUE baru dapat dilakukan uji F dan Uji T.
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi liner ada korelasi yang signifikan antara residual periode tertentu (et) dengan residual sebelumnya (e t -1 ). Model regresi linier mengandung asumsi bahwa tidak terdapat korelasi serial diantara disturbance terms (Sritua Arief, 1993). Cov (ei,ej) = 0 i ≠ j Untuk mengusi keberadaan autokorelasi digunakan metode Durbin-
Watson statistic (D.W), metode D.W dirumuskan sebagai berikut : N
DW =
å (e t -1
t
- et -1 ) 2
N
åe t -1
2 t
Daerah (4-DWL) < DW < 4 (4-DWU) < DW < (4-DWL) 2 < DW < (4-DWU) DWU < DW < 2 DWL < DW < DWU 0 < DW < DWL
keterangan Ada auto korelasi negatif Tidak ada kesimpulan Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada kesimpulan Ada autokorelasi positif
Keterangan DWL = DW minimal HWU = DW maksimal b. Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antara variabel independen. Ada beberapa untuk mengetahui ada tidaknya commit cara to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
multikolinieritas pada model regresi salah satunya adalah dengan tolerance (TOL) serta Variance Inflation Factor (VIF), bila VIF tidak lebih dari 10 dan TOL sekitar 1 maka dapat dikatakan tingkat multikorelasi pada model tidak berbahaya. c. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Apabila varians dari residual suatu pengamatan
ke
pengamatan
lainnya
tetap,
maka
disebut
homosdastisitas, atau juga disebut kesamaan varians. Sehingga data yang digunakan homogen. (Gujarati dan Zein, 1978). Dasar analisis menggunakan scatterplot : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E.
Pengujian Hipotesis 1.
Uji F dan R2 Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel-
variabel bebas secara serempak terhadap variabel tergantung, untuk melakukan uji F ini harus melelui beberapa prosedur, adapun prosedurprosedur tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : a.
Merumuskan hipotesis uji F H0 : β1 = 0; β2 = 0; β3 = 0; β4 = 0; β5 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel bebas secara serempak terhadap variabel tergantung H1 : β1 ≠ 0; β2 ≠ 0; β3 ≠ 0; β4 ≠ 0; β5 ≠ 0 Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel bebas secara serempak terhadap variabel tergantung
b.
Menentukan tingkat siknifikan Dalam penelitian ini menggunakan confidence interval sebesar 95 % atau a = 5%.
c.
Menghitung nilai Fhitung F-hitung diperoleh dengan membagi mean square regression dengan mean square residual-nya, secara umum dirumuskan :
R2
Fhitung =
(k - 1) (1 - R ) (n - k ) 2
R2 = koevisien determinasi K = jumlah variabel commit to user N = jumlah pengamatan
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d.
Membandingkan Membandingkan probabilitas kesalahan F
hitung
dengan tingkat
siknifikan yang dapat ditoleransi a = 5 % e.
Membuat keputusan Jika probabilitas kesalahan Fhitung > tingkat siknifikan => ho diterima h1 ditolak Jika probabilitas kesalahan Fhitung ≤ tingkat siknifikan => ho ditolak h1 diterima Uji nilai koefisien R2 dimaksudkan untuk mengetahui persentase
besarnya pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap variabel tergantung, atau seberapa besar model model regresi mampu menjelaskan variabel tergantung.
2.
Uji t Uji t ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel bebas
berpengaruh secara parsial terhadap variabel tergantung, untuk melakukan uji t harus melalui beberapa prosedur yaitu : a.
Merumuskan hipotesis H0 : β1 = 0; β2 = 0; β3 = 0; β4 = 0; β5 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel tergantung
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H1 : β1 ≠ 0; β2 ≠ 0; β3 ≠ 0; β4 ≠ 0; β5 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel tergantung b.
Menentukan tingkat siknifikan Dalam penelitian ini menggunakan confidence interval sebesar 95 % atau a = 5%.
c.
Menghitung nilai t hitung
t hitung =
ry n - k - 1 (1 - (ry ) ) 2
R =koevisien regresi parsial K = jumlah variabel bebeas n = jumlah tahun pengamatan th = thitung d.
Membandingkan Membandingkan probabilitas kesalahan t hitung dengan tingkat siknifikan yang dapat ditoleransi a = 5 %
e.
Membuat keputusan Jika probabilitas kesalahan t
hitung
> tingkat siknifikan => ho diterima h1
hitung
≤ tingkat siknifikan => ho ditolak h1
ditolak Jika probabilitas kesalahan t diterima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data Diskripsi hasil penelitian ini didasarkan pada data yang telah terkumpul.
Data penelitian meliputi insider ownership, debt, dividen, institusi, risk, profitabilitas, fixed asset, growth, profit dan size pada perusahaan sampel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Hasil analisis pada dasarnya merupakan pokok-pokok temuan penelitian yang memiliki kecenderungan pada jawaban atas sejumlah pertanyaan yang telah ditetapkan dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian. Oleh karenanya dalam bab ini disajikan temuan penelitian sebagai jawaban atas permasalahan yang telah ditetapkan pada Bab I. Sesuai
dengan
permasalahan
dan
perumusan
model
yang
telah
dikemukakan, serta kepentingan pengujian hipotesis, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Akan tetapi sebelum disajikan temuan penelitian dan pembahasannya, terlebih dahulu disajikan diskripsi singkat sebagai penjelas tentang variabel-variabel penelitian dengan menggunakan bantuan komputer melalui program SPSS. Dalam hal ini ditampilkan
dalam
bentuk
nilai
rata-rata/mean,
simpangan
baku,
nilai
terendah/minimum dan nilai tertinggi/maksimun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.1 berikut: commit to user
45
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV.1 Hasil perhitungan Mean dan Standar Deviasi dari variabel-variabel penelitian
Insider Debt Deviden
N
Minimum
Maximum
48 48 48
0.0001 0.0127 0.0960
0.872 0.099 0,679
Mean 0,0295 0,0352 0.3184
Std Deviation 0.0256 0,1685 0,1295
Sumber : Hasil olah data SPSS Dari tabel IV.1 diatas dapat dijelaskan bahwa insider ownership, selama periode penelitian memiliki nilai minimum sebesar 0,0001 artinya kepemilikan saham terendah yang dimiliki oleh direksi, dan manajemen komisaris adalah sebesar 0,01%. Nilai maksimum sebesar 0,872 artinya kepemilikan terbesar saham-saham yang dimiliki oleh orang dalam adalah sebesar 87,2%. Nilai ratarata sebesar 0,02950 artinya dari 16 perusahaan non perbankan dan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian, rata-rata sahamnya dimiliki oleh orang dalam sebesar 2,95%. Sedangkan standar deviasi sebesar 0,0256
artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari
variabel insider ownership, adalah sebesar 0,0256 dari 48 kasus yang terjadi. Pada variabel debt yaitu persentase tingkat utang terhadap total assetnya, selama periode penelitian memiliki nilai minimum sebesar 0,0127 dari 16 perusahaan. Hal ini berarti nilai terendah tingkat utang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut hanya sebesar 1,27% dan sisanya dalam bentuk modal. Nilai maksimum sebesar 0,099 artinya bahwa selama periode penelitian jumlah tingkat utang terbesar adalah 9,9% dari total aktivanya. Nilai rata-rata sebesar 0,0352 commit to user artinya bahwa selama periode penelitian rata-rata tingkat utang perusahaan adalah
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebesar 3,52% dari seluruh total asset yang dimiliki perusahaan. Sedangkan standar deviasi sebesar 0,1685 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel debt adalah sebesar 0,1685 dari 48 kasus yang terjadi. Pada variabel dividend payout ratio, selama periode penelitian memiliki nilai minimum sebesar 0,096 dari 16 perusahaan. Hal ini berarti nilai terendah Deviden adalah 9,6%. Nilai maksimum sebesar 0,679 artinya bahwa selama periode penelitian Deviden terbesar yang dibagikan adalah sebesar 67,9% dari laba bersih perlembar sahamnya. Nilai rata-rata sebesar 0,3184 artinya bahwa selama periode penelitian rata-rata dividen yang dibagikan adalah sebesar 31,84% dari laba bersih perlembar sahamnya. Sedangkan standar deviasi sebesar 0,1295 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel Deviden adalah sebesar 0,1295 dari 48 kasus yang terjadi.
B.
Uji Asumsi Klasik 1.
Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi liner ada korelasi yang signifikan antara residual periode tertentu (et) dengan residual sebelumnya (e t -1 ).
Ada tidaknya autokorelasi dalam
penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik Durbin-Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi, dalam hal sebaliknya,
maka
dinyatakan commit terdapat to user
autokorelasi
(Rietveld
dan
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sudarmanto). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS V. 16, diperoleh Durbin Watson Test sebesar 2,161 artinya tidak ada autokorelasi. 2.
Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas Variance Inflation Factor (VIF), bila VIF tidak lebih dari 10 maka dapat dinyatakan terjadi gejala multikorelasi pada model. Hasil uji multikolinieritas dapat ditunjukkan pada Tabel berikut: Tabel IV.2 Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Tolerance VIF DEBT .729 1.372 DIVIDEN .885 1.130 INSTITUSI .874 1.144 RISK .816 1.225 SIZE .721 1.388 PROFIT .688 1.454 ASSET .839 1.192 GROWT .748 1.337 Dependent Variabel : Insider Ownership Berdasarkan hasil model regresi menunjukkan bahwa seluruh VIF hitung < 10 dan semua tolerance variabel bebas di atas 10%, maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinieritas.
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ini terjadi ketidak samaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika residualnya memiliki varians yang tidak sama atau berbeda
disebut
heteroskedastisitas
terjadi ini
Heteroskedastisitas.
digunakan
uji
diagram
Untuk plot.
meguji Hasil
uji
heteroskedastisitas dapat ditunjukkan pada gambar berikut :
GAMBAR IV.1 SCATTERPLOT
Berdasarkan hasil plot menunjukkan bahwa data residual menyebar diatas dan di bawah sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas di atas tidak terjadi heteroskedastisitas.
commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C.
Uji Hipotesis Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Untuk mempermudah perhitungan regresi dari data yang cukup banyak maka dalam penelitian ini diselesaikan dengan bantuan perangkat lunak (soft were) komputer program SPSS 16.00. Analisis regresi ini dilakukan dengan 3 tahap analisis yaitu analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi insider Ownership, Debt dan Dividen. Dengan menggunakan bantuan SPSS.16 hasil ketiga regresi tersebut dapat dilihat pada lampiran. Untuk membuktikan hipotesis penelitian digunakan uji F dan uji t. Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat sedangkan uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Insider Ownership Hasil analisis regresi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi insider
ownership dapat ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel IV.3 Hasil Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Insider Ownership Koef. Regresi t hitung (b)
Variabel (Constant) 0.023 1.396 DEBT 0.345 1.595 DIVIDEN 0.053 2.070 INSTITUSI -0.022 -1.655 BUSRISK -1.695E-5 -0.262 SIZE -2.009E-14 -0.680 N 48 R 0,651 Adjuste R2 0,423 F hitung 3.579 Probabilitas 0,003 Ket: * : Signifikan pada taraf 5% Sumber : Data hasil regresi
Probabilitas
Keterangan
0.171 0.119 0.045 0.106 0.795 0.500
Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan
*
Berdasarkan Tabel di atas dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut : Insider = 0,023 + 0,345 Debt + 0,053 Dividen– 0,022 Instituion -1.695E5 Businnes Risk – 2.009E-14 SIZE
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan berbagai parameter dalam persamaan regresi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
Insider, maka dapat diberikan interpretasi
sebagai berikut: a.
Konstanta (Koefisien a0) Nilai konstanta sebesar 0,023 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel
bebas yang terdiri tingkat utang, Dividen, kepemilikan institusi, risiko bisnis dan size, profit, asset dan growt maka besarnya insider ownership akan sebesar 2,3%. b. Koefisien Debt (a1) Tingkat utang (DEBT) mempunyai pengaruh yang positif terhadap insider ownership, dengan koefisien regresi sebesar 0,345 yang artinya apabila Tingkat utang meningkat sebesar 1% , maka insider ownership akan meningkat sebesar 0,345%, dengan asumsi bahwa Dividen, kepemilikan institusi, risiko bisnis, asset, profit, growt dan size dalam kondisi konstan. c. Koefisien Dividen(a2) Dividen
mempunyai pengaruh yang positif terhadap insider ownership
dengan koefisien regresi sebesar 0,053 yang artinya apabila Dividen meningkat sebesar 1 %, maka insider ownership akan meningkat sebesar 0,053% dengan asumsi bahwa variabel tingkat utang, kepemilikan institusi, risiko bisnis, asset, profit, growt dan size dalam kondisi konstan. d. Koefisien Kepemilikan Institusi (a3) Kepemilikan institusi (INST) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap commit to user insider ownership, dengan koefisien regresi sebesar -0,022 yang artinya apabila
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepemilikan institusi (INST) meningkat sebesar 1% , maka insider ownership akan menurun sebesar 0,022%, dengan asumsi bahwa variabel tingkat utang, Dividen, risiko bisnis, asset, profit, growt dan size dalam kondisi konstan. f. Koefisien Risiko Bisnis (a4) Risiko bisnis (RISK) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap insider ownership, dengan koefisien regresi sebesar -1.695E-5 yang artinya apabila risiko bisnis (RISK) meningkat sebesar 1 satuan, maka insider ownership akan menurun sebesar 1.695E-5%, dengan asumsi bahwa variabel debt, Dividen, kepemilikan institusi, asset, profit, growt dan SIZE , dalam kondisi konstan. g. Koefisien Ukuran Perusahaan (a5) Ukuran perusahaan (SIZE) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap insider ownership, dengan koefisien regresi sebesar -2.009E-14 yang artinya apabila ukuran perusahaan (SIZE) meningkat sebesar 1 juta rupiah, maka insider ownership akan menurun sebesar 2.009E-14%, dengan asumsi bahwa variabel debt, Dividen, kepemilikan institusi, asset, profit, risk dan growt, dalam kondisi konstan.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Uji F Tabel di bawah ini merupakan hasil dari uji F yang menggunakan program SPSS for Windows, yaitu : Tabel IV.4 Hasil Uji Anova Sum of Model df Mean Square Squares 1 Regression .013 8 .002 Residual .018 39 .000 Total .031 47 Sumber : Data sekunder diolah, 2012
F
Sig.
3.579
.003(a)
a. Predictors: (Constant), RISK, DIVIDEN, INSTITUSI, DEBT, SIZE b. Dependent Variable: INSIDER
Berdasarkan tabel IV.4 di atas dari uji anova menghasilkan angka F
hitung
sebesar 3,579 dengan tingkat signifikansi (angka probabilitas) sebesar 0,003. Karena angka probabilitas 0,003<0,05, maka model regresi ini layak untuk digunakan dalam memprediksi besarnya insider. Dengan kata lain variabel tingkat hutang (debt), dividen, Institusi, risk, size bersama-sama mempengaruhi secara signifikan terhadap
insider ownership pada perusahaan non perbankan dan
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel IV.5 Koefisien Determinasi Std. Error Mode Adjusted of the l R R Square R Square Estimate 1 .651(a) .423 .305 .0213668 a. Predictors: (Constant), RISK, DIVIDEN, INSTITUSI, DEBT, SIZE b. Dependent Variable: INSIDER Sumber : Data sekunder diolah, 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
Dari tabel IV.5 di atas dapat diketahui koefisien determinasi (Adjusted R2). Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui besarnya prosentasi variabel tergantung insider yang dapat diprediksi dengan menggunakan variabel bebas debt, dividen, institusi, risk, size. Koefisien determinasi juga digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung insider ownership. Koefisien determinasi sebesar 0,423 atau sama dengan 42,3%. Artinya bahwa sebesar 42,3% insider ownership yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel debt, dividen, institusi, risk, size. Sedang sisanya yaitu 47,7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lain. Dengan lain perkataan besarnya pengaruh variabel debt, dividen, institusi, risk, size terhadap insider ownership adalah sebesar 42,7%. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan “Hutang, dividen dan variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk, firm size berpengaruh terhadap insider ownership” dapat terbukti. 2) Uji t Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel bebas. Hipotesis : H0= koefisien regresi tidak signifikan dan H1: koefisien regresi signifikan. Keputusan yang dibuat : a. jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima atau koefisien regresi tidak signifikan, b. jika thitung > t tabel maka H) ditolak. Untuk mencari tabel digunakan a =0,05 , DF (48-2) = 46 . t tabel = 2,021. Hasil uji t pada variabel tingkat utang (DEBT) seperti pada tabel 4.3 diatas diperoleh t hitung sebesar 1,595 dengan probabilitas sebesar 0,119 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian Ho diterima, artinya koefisien regresi commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk debt tidak signifikan secara parsial terhadap insider ownership(Y). Untuk variabel Dividen diperoleh t hitung sebesar 2.070 dengan probabilitas sebesar 0,045 yang nilainya dibawah 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi untuk dividen signifikan secara parsial terhadap insider ownership(Y). Berdasarkan hasil uji t diatas maka dapat diketahui bahwa variabel tingkat Hutang tidak terbukti berpengaruh sedang dividen yang terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap insider ownership pada level 5%.
2.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat utang Tabel IV.6. berikut merupakan rangkuman hasil analisis regresi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat utang: Tabel IV.6 Hasil Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Hutang Koef. Regresi (b)
Variabel (Constant) 0.029 INSID^ 0.177 DIV^ 0.023 INST -0.007 BUSRISK 2.007E-5 PROFIT -0.157 FIXASS 0.28 N 48 R 0,562 Adjusted R2 0,316 F hitung 2.250 Probabilitas 0,044 Ket: * : Signifikan pada taraf 5% Sumber : Data hasil regresi 2012
t hitung 2.586 1.595 1.212 -0.764 0.433 -1.766 2.551
commit to user
*
*
Probabilitas
Keterangan
0.014 0.119 -0.233 -0.450 0.667 -0.085 0.015
Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan Tabel IV.6 dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut : Debt= 0,029 + 0,177 Insider + 0,023 Dividen - 0,007 Institusi + 2.007E-5 Businnes Risk - 0.157 Profitability + 0,28 Fixed Asset.
Berdasarkan berbagai parameter dalam persamaan regresi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat utang, maka dapat diberikan interpretasi sebagai berikut: a.
Konstanta (Koefisien b0) Nilai konstanta sebesar 0,029 yang berarti bahwa jika tidak ada variabel
bebas yang terdiri insider ownership, Dividen, kepemilikan Institusi, Busrisk, profitability, dan fixed asset maka besarnya tingkat utang akan sebesar 2,9% artinya besarnya tingkat utang jangka panjang perusahaan sebesar 2,9% dari seluruh total tingkat utang yang ada. b.
Koefisien Insider Ownership (b1) Insider ownership (INSID) mempunyai pengaruh yang positif terhadap
Tingkat utang, dengan koefisien regresi sebesar 0,177 yang artinya apabila insider ownership meningkat sebesar 1 %, maka tingkat utang akan meningkat sebesar 0,177%, dengan asumsi bahwa Dividen, Kepemilikan institusi, Risiko bisnis, profitability, dan fixed asset dalam kondisi konstan.
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Koefisien dividen (b2) Dividend
mempunyai pengaruh yang positif terhadap Tingkat utang,
dengan koefisien regresi sebesar 0,023 yang artinya apabila Dividen meningkat sebesar 1 %, maka Tingkat utang akan meningkat sebesar 0,023%, dengan asumsi bahwa variabel insider ownership, kepemilikan institusi, risiko bisnis, profitability, dan fixed asset dalam kondisi konstan. d. Koefisien Kepemilikan Institusi (b3) Kepemilikan institusi (INST) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap Tingkat utang, dengan koefisien regresi sebesar -0,007 yang artinya apabila kepemilikan institusi (INST) meningkat sebesar 1% , maka Tingkat utang akan menurun sebesar -0,007%, dengan asumsi bahwa variabel insider ownership, dividen, risiko bisnis, profitability, fixed asset dalam kondisi konstan. e. Koefisien Risiko Binis (b4) Risiko bisnis (RISK) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap Tingkat utang, dengan koefisien regresi sebesar + 2.007E-5 yang artinya apabila risiko bisnis meningkat sebesar 1 satuan, maka Tingkat utang akan meningkat sebesar 2.007E-5%, dengan asumsi bahwa variabel insider ownership, Dividen, kepemilikan institusi, profitability dan fixed asset dalam kondisi konstan. f.
Koefisien Profitability (b5) Profitability mempunyai pengaruh yang negatif terhadap Tingkat utang,
dengan koefisien regresi sebesar -0.157 yang artinya apabila
Profitability
meningkat sebesar 1 %, maka Tingkat utang commit to user akan menurun sebesar -0,157%,
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan asumsi bahwa variabel insider ownership, Dividen, kepemilikan institusi, risiko bisnis, dan fixed asset dalam kondisi konstan. g.
Koefisien Fixed asset (b6) Fixed asset mempunyai pengaruh yang positif terhadap Tingkat utang,
dengan koefisien regresi sebesar 0,28 yang artinya apabila Fixed asset meningkat sebesar 1 %, maka Tingkat utang akan meningkat sebesar 0,287%, dengan asumsi bahwa variabel insider ownership, Dividen, kepemilikan institusi, risiko bisnis, Profitability dalam kondisi konstan. 1)
Uji F Tabel di bawah ini merupakan hasil dari uji F yang menggunakan program
SPSS for Windows v. 16, yaitu : Tabel IV.7 Hasil Uji F Mode Sum of Mean l Squares df Square F Sig. 1 Regressio .004 8 .001 2.250 .044(a) n Residual .009 39 .0000 Total .013 47 a Predictors: (Constant), FIXASS, BUSRISK, INST, PROFIT, INSID^, DIV^ b Dependent Variable: DEBT Sumber : Data sekunder diolah, 2012
Berdasarkan tabel IV.7 di atas di dapat F
hitung
sebesar 2.250 dengan
probabilitas sebesar 0,044 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho (hipotesis ditolak). Ini menunjukkan bahwa insider ownership, Dividen, Kepemilikan institusi, Risiko bisnis, profitability, dan fixed asset secara commit to user simultan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat utang pada perusahaan
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
non perbankan dan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kemudian untuk menunjukkan berapa persen tingkat utang yang dapat dijelaskan oleh kedelapan variabel bebasnya dapat dilihat dari tabel 4.8 dibawah ini: Tabel IV.8 Koefisien Determinasi
Std. Error Mode Adjusted of the l R R Square R Square Estimate 1 .562(a) .316 .175 .01530574 a Predictors: (Constant)FIXASS, BUSRISK, INST, PROFIT, INSID^, DIV^ Sumber : Data sekunder diolah, 2012 Dari tabel IV.8 di atas dapat diketahui koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,316. Hasil ini berarti bahwa 31,6% tingkat utang dapat dijelaskan oleh kedelapan variabel bebas yang terdiri dari insider ownership, Dividen, kepemilikan institusi, risiko bisnis, profitability, dan fixed asset. Sedangkan sisanya sebesar 68,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil uji F diatas maka hipotesis kedua yang menyatakan “insider ownership, dividen dan variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk, profitability, dan fixed asset berpengaruh terhadap hutang” dapat dibuktikan.
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2)
Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat utang. Hasil uji t pada variabel insider ownership seperti pada tabel IV.6 di atas diperoleh t hitung sebesar 1.595 dengan probabilitas sebesar 0,119 yang nilainya di atas 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan insider ownership secara parsial terhadap Tingkat utang (Y). Sedangkan untuk variabel Dividen
terbukti
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap
hutang
(p=0,233>0,05). Fixed asset terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap hutang (p=0,015<0,05) dan Institusi terbukti berpengaruh negatif secara tidak signifikan terhadap utang (p=0,450>0,05). Sementara untuk Risiko bisnis terbukti berpengaruh positif tapi secara tidak signifikan terhadap hutang (p=0,667 > 0,05), dan profitability diperoleh t hitung dengan probabilitas 0.085, di atas 0,05 yang artinya bahwa , profitability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat utang (Y).
commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Hasil analisis regresi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dividend
dapat ditunjukkan pada tabel IV.9 berikut : Tabel IV.9 Hasil Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Variabel
Koef. Regresi (b)
Probabilit as
t hitung
(Constant) INSID^ DEBT^ INST BUSRISK PROFIT GROWTH
0.136 2.020 1.869 2.070 -0.158 1.212 0.069 0.856 -0.008 0.443 0.612 0.804 0.044 0.560 N 48 R 0.450 Adjusted R2 0.203 F hitung 2.241 Probabilitas 0.030 Ket: * : Signifikan pada taraf 5% Sumber : Data hasil regresi 2012
*
0.049 0.045 0.233 0.397 0.460 0.426 0.579
Keterangan
Signifikan Tidak signifikan Tidak Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Hasil persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dividen = 0.136 + 1.869 Insider - 0.158 Debt + 0,069 Institusion - 0,008 Bus Risk + 0,612 Profitability+ 0,044 Growth
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
63 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan berbagai parameter dalam persamaan regresi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend, maka dapat diberikan interpretasi sebagai berikut: a.
Konstanta (Koefisien a0) Nilai konstanta sebesar 0,136 yang berarti bahwa jika tidak ada variabel
bebas yang terdiri insider ownership, debt, kepemilikan institusi, risiko bisnis, profitability dan growt, maka besarnya dividend akan sebesar 0,136%. b.
Koefisien Insider Ownership (a1) Insider ownership mempunyai pengaruh yang positif terhadap dividend,
dengan koefisien regresi sebesar 1.869 yang artinya apabila insider ownership meningkat sebesar 1%, maka dividend akan meningkat sebesar 1,869%, dengan asumsi bahwa debt, kepemilikan institusi, risiko bisnis, profitability, dan growt dalam kondisi konstan. c.
Koefisien Tingkat utang (a2) Tingkat utang (DEBT) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap dividend
, dengan koefisien regresi sebesar -0,158 yang artinya apabila tingkat utang meningkat sebesar 1 %, maka dividend akan menurun sebesar 0,158, dengan asumsi bahwa variabel insider ownership, kepemilikan institusi, risiko bisnis, profitabilit, dan growt dalam kondisi konstan. d.
Koefisien Kepemilikan Institusi (a3) Kepemilikan Institusi (INST) mempunyai pengaruh yang positif terhadap
dividend, dengan koefisien regresicommit sebesarto0,069 user yang artinya apabila kepemilikan
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
institusi meningkat sebesar 1% maka dividend akan meningkat sebesar 0,069%, dengan asumsi bahwa variabel insider ownership, tingkat utang, risiko bisnis, profitability, dan growt dalam kondisi konstan. e. Koefisien Risiko Bisnis (a4) Risiko bisnis mempunyai pengaruh yang negatif terhadap dividend , dengan koefisien regresi sebesar -0,008 yang artinya apabila risiko bisnis meningkat sebesar 1 satuan, maka dividend akan menurun sebesar 0,008%, dengan asumsi bahwa variabel insider ownership, debt , kepemilikan institusi, profitability, dan growt dalam kondisi konstan. f. Koefisien Profitabilitas (a5) Profitabilitas (PROFIT) mempunyai pengaruh yang positif terhadap dividend, dengan koefisien regresi sebesar 0,612 yang artinya apabila profitabilitas meningkat sebesar 1 satuan, maka dividend akan meningkat sebesar 0,612%, dengan asumsi bahwa variabel insider ownership, debt, kepemilikan institusi, risiko bisnis, dan growt dalam kondisi konstan. g.
Koefisien Growth (a6) Growth mempunyai pengaruh yang positif terhadap dividend, dengan
koefisien regresi sebesar 0,044 yang artinya apabila growth meningkat sebesar 1%, maka dividend akan meningkat sebesar 0,044%, dengan asumsi bahwa variabel insider ownership, debt, kepemilikan institusi, risiko bisnis, dan Profitability dalam kondisi konstan commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1)
Uji F Tabel di bawah ini merupakan hasil dari uji F yang menggunakan
program SPSS for Windows, yaitu : Tabel IV.10 Hasil Uji F Mode Sum of Mean l Squares df Square F Sig. 1 Regressio .160 8 .116 2.241 .030(a) n Residual .628 39 .015 Total .788 47 a Predictors: (Constant), INSID, DEBT, INST,BUSRISK, SIZE, PROFIT, FIXED ASSET,GROWTH b Dependent Variable: DIV Sumber : Data sekunder diolah, 2012 Berdasarkan tabel IV.10 di atas di dapat F
hitung
sebesar 2.241 dengan
probabilitas sebesar 0,030 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho (hipotesis ditolak). Ini menunjukkan bahwa insider ownership, debt, kepemilikan institusi, risiko bisnis, profitability, dan growth secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap dividend pada perusahaan non perbankan dan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kemudian untuk menunjukkan berapa persen dividend yang dapat dijelaskan oleh keenam variabel bebasnya dapat dilihat dari tabel IV.11 dibawah ini: Tabel IV.11 Koefisien Determinasi Std. Error Mode Adjusted of the l R R Square R Square Estimate 1 .450(a) .203 .039 .1269411 a Predictors: (Constant), INSID, DEBT, INST,BUSRISK, PROFIT,GROWTH Sumber : Data sekunder diolah, 2012 commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel IV .11 di atas dapat diketahui koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,203. Hasil ini dapat diartikan bahwa 20,3%
dividend dapat
dijelaskan oleh kedelapan variabel bebas yang terdiri dari insider ownership, debt, kepemilikan institusi, risiko bisnis, profitability, dan growth. Sedangkan sisanya sebesar 79,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil uji F hipotesis ketiga yang menyatakan “insider ownership,
hutang,
dan
variabel
kontrol
kepemilikan
institusional,
profitability, business risk, growth berpengaruh terhadap dividen” dapat terbukti. 2)
Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara parsial yang
berpengaruh signifikan terhadap dividend. Hasil uji t pada variabel insider ownership (INS) seperti pada tabel IV.9 di atas diperoleh t hitung sebesar 2.020 dengan probabilitas sebesar 0,049 yang nilainya jauh dibawah 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima , artinya ada pengaruh yang signifikan insider ownership secara parsial terhadap dividend. Untuk variabel kontrol instituti, debt, risiko bisnis, profitability dan pertumbuhan memiliki probabilitas lebih besar dari 0,05 artinya keempat variabel ini tidak signifikan berpengaruh terhadap dividen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
67 digilib.uns.ac.id
D. Pembahasan 1.
Pembahasan pada Persamaan Insider Ownership Hasil pembuktian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel utang,
dividen, risiko bisnis serta skala perusahaan secara statistik terbukti memiliki pengaruh serempak yang signifikan terhadap kepemilikan orang dalam atau insider ownership. Dibuktikan dengan nilai probabilitas 0,045 lebih kecil dari level 0,05.Sedangkan secara parsial kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan pada level 5% terhadap kepemilikan orang dalam, sementara variabel lainnya (debt, Inst, busrisk dan firm size) pengaruhnya tidak signifikan. Adanya temuan bahwa dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap insider ownership. Hal ini disebabkan karena tingkat dividen yang tinggi akan mendorong menejer meningkatkan kepemilikannya. Jensen et al., (1992) menyatakan bahwa keterbatasan atas kemakmuran manajer berakibat makin besar biaya bagi manajer untuk mengendalikan kepentingannya pada perusahaan besar.
2.
Pembahasan pada Persamaan Tingkat Utang Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa secara keseluruhan variabel
insider ownership, dividen, kepemilikan institusi, risiko bisnis, profitability dan Fixed Asset berpengaruh secara signifikan terhadap tingka utang. Dibuktikan dengan tingkat probability 0,044 < 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Tendelilin (2001) dan Crutchley, Jensen dan Raymond (1999) yang menemukan dividen, insider dan institutional berpengaruh secara signifikan terhadap debt. Sedangkan secara parsial hanya variabel fixed asset, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
68 digilib.uns.ac.id
yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap utang dengan tingkat probabilitas o,015 < 0,05. Variabel insider ownership mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat utang pada level signifikan 5%. Hasil ini sesuai teori yang menyatakan pada situasi konflik keagenan yang tinggi, manajer akan meningkatkan kepemilikannya pada perusahaan tersebut untuk mengurangi risiko yang ada. Dengan kepemilikan tersebut jumlah ekuitas perusahaan menjadi meningkat, sehingga akan mengurangi jumlah utang mengingat sumber modal sudah terpenuhi dari ekuitasnya. Adanya pengaruh positif mungkin disebabkan karena perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh para manajer, akan cenderung menentukan hutang yang lebih besar dibandingkan harus mengeluarkan saham baru yang memiliki biaya yang lebih besar. Dividen terbukti berpengaruh tidak signifikan positif terhadap utang. Hasil ini menunjukkan bahwa besarnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan mengurangi tingkat utang. Hal ini disebabkan karena penggunaan dividen yang cukup besar dalam mengurang agency cost bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kelebihan aliran kas internal (free cash flow) pada perusahaan yang menguntungkan dan pertumbuhan rendah. Dengan demikian perusahaan masih mampu membayar dividen yang tinggi dan membiayai kesempatan investasi yang ada tanpa harus mencari tambahan dana eksternal dari utang (debt financing). Hasil penelitian ini seuai dengan pendapat Jensen (1986). Variabel aktiva tetap memiliki hubungan positif signifikan terhadap utang. Adanya arah positif menunjukkan bahwa aktiva tetap yang tinggi dapat dijadikan commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebagai jaminan (collateral) dalam pengajuan utang, sehingga semakin besar pula jumlah utang yang akan diberikan oleh debtholder.
Hasil ini sesuai dengan
pendapat Scott (1976) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki rasio fixed asset yang tinggi cenderung menggunakan hutang lebih banyak, karena fixed asset merupakan jaminan bahwa aman untuk melakukan hutang
3.
Pembahasan Persamaan Kebijakan Dividen Berdasarkan hasil olahan data penelitian ditemukan bahwa secara
keseluruhan variabel insider ownership, tingkat utang, kepemilikan institusi, risiko bisnis, profitability dan pertumbuhan berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan secara parsial hanya variabel insider ownership yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan orang dalam atau insider ownership terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial terhadap dividen sesuai dengan teori keagenan. Tampak sekali bahwa kenaikan kepemilikan orang dalam yang bertujuan untuk mengurangi biaya keagenan akan membuat kepentingan pemegang saham sejajar dengan insider ownership. Sehingga tidak ada alasan untuk memabar dividen yang tinggi karena kepentingan pemilik saham menjadi sejajar dengan adanya peningkatan kepemilikan saham oleh orang dalam (Insider Ownership). Sementara pada variabel hutang memiliki hubungan negatif terhadap kebijakan dividen tetapi tidak signifikan. Arah negatif menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan hutang akan mengurangi free cash flow untuk membayar commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
cicilan pokok dan bunga, sehingga dana yang tersedia untuk membayar dividen berkurang. Variabel kepemilikan institusi memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Arah koefisien regresi positif menunjukkan bahwa kepemilikan institusional lebih mementingkan adanya stabilitas pendapatan (return) melalui pembagian dividen. Variabel risiko memiliki hubungan negatif terhadap kebijakan dividen tetapi tidak signifikan. Arah negatif hubungan tersebut dapat dijelaskan bahwa karena risiko tinggi maka kebijakan dividen rendah. Hasil ini menemukan adanya hubungan positif variabel pertumbuhan terhadap kebijakan dividen walaupun tidak signifikan. Pertumbuhan perusahaan dapat mendorong pendapatan yang meningkat sehingga akan cenderung membagi dividen yang besar. Variabel profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap kebijakan dividen tetapi tidak signifikan. Arah positip mengandung arti bahwa semakin tinggi profitabilitas, maka semakin besar perusahaan mampu menghasilkan laba bersih, sehingga perusahaan akan mampu membayar dividen yang tinggi untuk menjamin keamanan investasi pemegang saham.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di Bab terdahulu, maka dapat ditarik jesimpulan sebagai berikut: 1.
Hutang, dividen, dan variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk, firm size secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap insider ownership. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis regresi berganda yang menunjukkan persamaan regresinya: Insider = 0,023 + 0,345 Debt + 0,053 Dividen– 0,022 Instituion -1.695E-5 Businnes Risk – 2.009E-14 SIZE . Nilai F = 3.579 dan probabilitas 0,003<0,005 atau signifikan dengan sumbangan penjelasan R 2 sebesar 42,3%. Secara parsial hanya variabel dividen yang berpengaruh secara signifikan terhadap insider ownership dengan tingkat probabilitas 0.045, sedang variabel yang lain pengaruhnya tidak signifikan karena memiliki probabilitas >0,5.
2.
Secara bersama-sama insider ownership, dividen dan variabel kontrol kepemilikan institusional, business risk, profitability, fixed asset berpengaruh secara signifikan terhadap hutang. Ditunjukkan dengan garis regresi : Debt= 0,029 + 0,177 Insider + 0,023 Dividen - 0,007 Institusi + 2.007E-5 Businnes Risk - 0.157 Profitability + 0,28 Fixed Asset. Nilai F = 2.250 dan probabilitas 0,044<0,05 atau signifikan dengan sumbangan penjelasan R 2 sebesar 31,6%. commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Secara parsial hanya variabel fixed asset yang berpengaruh terhadap hutang secara signifikan dengan tingkat probabilitas 0.015, sedang variabel lain pengaruhnya tidak signifikan karena memiliki tingkat probabilitas >05. 3.
Secara bersama-sama insider ownership, hutang, dan variabel kontrol kepemilikan institusional, profitability,business risk, growth
berpengaruh
secara signifikan terhadap dividen. Ditunjukkan dengan garis regresi : Dividen = 0.136 + 1.869 Insider - 0.158 Debt + 0,069 Institusion - 0,008 Bus Risk + 0,612 Profitability+ 0,044 Growth. Nilai F = 2.241 dan probabilitas 0,030<0,05 atau signifikan dengan sumbangan penjelasan R 2 sebesar 20,3%. Secara parsial hanya variabel insider ownership yang berpengaruh secara signifikan dengan tingkat probabilitas 0.045, sedang variabel lain pengaruhnya tidak signifikan karena memiliki tingkat probabilitas >05.
B. Saran-Saran 1.
Bagi Perusahaan Bagi perusahaan yang hendak mengambil keputusan tentang agency
problem dengan penetapan insider ownership, dividen, dan hutang harus dipertimbangkan dengan baik, karena ketiga kebijakan ini saling mempengaruhi. 2.
Bagi Inevestor Bagi investor sebaiknya dalam menentukan investasi saham pada
perusahaan non perbankan dan keuangan agar diperoleh keuntungan yang maksimal
lewat
pembagian
dividen hendaknya commit to user
diperhatikan
persentase
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
kepemilikan orang dalam pada perusahaan tersebut. Semakin besar insider ownership dalam terhadap saham perusahan, perusahaan itu cenderung membayar dividen lebih tinggi. 3.
Bagi Penelitian Selanjutnya Nilai R 2 yang rendah atau kurang dari 50%, menunjukkan bahwa
ketepatan pemilihan variabel penelitian masih belum sempurna. Untuk itu bagi penelitian selanjutnya hendaknya dapat meningkatkan nilai R square dengan menambahkan variabel lain seperti Kesempatan Investasi, atau variabel eksogen lain diluar variabel dalam penelitan ini.
commit to user