Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
ANALISIS SIMULASI DAMPAK KEBIJAKAN BIAYA INSEMINATOR TERHADAP PETERNAK SAPI DI KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Erwin Wantasen*) Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado-95115
ABSTRAK
ekonomi rumah tangga peternak sapi di wilayah penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak dari usaha ternak sapi dan usahatani tanaman pangan pada kondisi penggunaan teknologi insemianasi buatan dan menganalisis pengaruh perubahan faktor eksternal terhadap pendapatan usaha ternak sapi, biaya produksi ternak sapi, biaya produksi tanaman pangan pendapatan usahatani tanaman pangan, biaya kesehatan ternak dan biaya kandang pada kondisi penggunaan teknologi inseminasi buatan. Pengukuran teknologi inseminasi buatan menggunakan pendekatan biaya inseminator . Penelitian ini adalah studi kasus terhadap 70 peternak sapi di desa Tonsewer Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa yang dipilih secara acak. Model persamaan simultan dengan metode 2SLS digunakan untuk mengestimasi semua parameter penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ekonomi peternak yang dibangun dapat menjelaskan dengan baik keterkaitan dengan pendapatan dan biaya produksi pada usahaternak sapi maupun usahatani tanaman pangan . Hasil analisis simulasi menunjukkan bahwa dampak peningkatan biaya inseminator sebesar 15% adalah alternatif terbaik karena dapat meningkatkan pendapatan usaha ternak sapi 9,37% dan biaya total produksi ternak sapi relative kecil sebesar 0, 24%, biaya uasahatani tanaman pangan meningkat 3,,62%, pendapatan usahatani tanaman pangan meningkat 5, 86%, biaya obat-obatan sapi meningkat 2,52% dan biaya kandang meningkat 2,78%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan biaya inseminasi mampu meningkatkan penampilan
Kata kunci : Teknologi inseminasi buatan , Biaya inseminator, pendapatan peternak sapi, model ekonomi peternak sapi ABSTRACT THE SIMULATION ANALYSIS OF INSEMINATOR COST POLICY IMPACT TO CATTLE FARMERS ON TOMPASO SUBDISTRICT MINAHASA REGENCY. The objectives of this study were to analyze factors affecting the farmers’ income from the cattle business and farming crops under condition of the usage of artificial insemination technology and to analyze the effects of the external factor changing toward the income of beef cattle business, the costs of cattle production , the cost of food crop production, food crops farm income, animal health costs and the cost of the barn with the condition of the artificial technology usage. The measurement of artificial insemination used the inseminator cost approach. This research was a case study of 70 cattlemen in the village of Tonsewer Tompaso Sub district Minahasa Regency selected by random sampling. Model of simultaneous equations with the method of 2 SLS was used to estimate all the parameters of the study. The result of research showed that the economic model of cattlemen could explain the relation of inseminator cost with income and costs of production in cattle and food crops well. The simulation analysis indicated that effect of inseminator cost policy on household’s economy was that 15% increasing of inseminator cost was the best alternative scenario that can increases income of cattle business 9,37%, beef production cost 0.24%, food crops production cost 3,62%, income of food crops business 5.86%, cattle medication cost 2,52% and barn cost 2.78%. These
*Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan
14
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
results indicated that the inseminator cost policy could improve economics performance of cattle farmers.
sapi dan tanaman pangan merupakan usaha yang dilakukan secara turun temurun, dan saling berkaitan satu dengan lainnya.
Keywords: Simulation analysis , Inseminator cost , Income of cattle farmers, food crops, economic model of cattlemen
Ternak sapi digunakan sebagai tenaga kerja
memiliki
hasil
pertanian
usahatani
dan
tanaman
sumber pupuk untuk menyuburkan lahan
potensi untuk
dikembangkan di Kabupaten
lahan
pangan, selanjutnya kotoran sapi menjadi
Ternak sapi merupakan salah satu yang
pengolah
mengangkut
PENDAHULUAN
ternak
ISSN 0852-2626
pertanian
Minahasa.
yang
Usaha ternak sapi merupakan sumber
dimanfaatkan
pendapatan bagi rumah tangga dipedesaan,
(Hoddi, 2011)
hasilnya
sebagai
pakan
dapat ternak
dapat menyerap tenaga kerja, sumber
Usaha ternak sapi di Kecamatan
tenaga kerja mengolah lahan usahatani
Tompaso Kabupaten Minahasa sebagian
dan pengangkutan. Jumlah populasi ternak
besar adalah usaha peternakan rakyat yang
sapi di Sulawesi Utara hingga tahun 2009
sampai saat ini dikelola secara tradisional
adalah
dengan
108.335 ekor
dan terbanyak
skala
usaha
dan
terdapat di wilayah Kabupaten Minahasa
menggunakan
sebanyak 27.938 ekor (Sulawesi Utara
Karakter utama rumah tangga petani
Dalam Angka, 2010). Proses produksi,
peternak menunjukkan bahwa usaha ternak
pendapatan dan alokasi tenaga kerja dalam
dikelola oleh rumahtangga dan anggota
rumahtangga peternak sapi
merupakan
keluarganya secara turun-temurun. Tenak
satu unit kesatuan yang saling terkait,
sapi dipelihara untuk membantu peternak
sehingga setiap terjadi perubahan dalam
mengolah
kebijakan yang mengatur aktivitas usaha
pengangkutan hasil pertanian. Fenomena
ternak sapi akan berpengaruh terhadap
ini merupakan perilaku rumah tangga
produksi, pendapatan,
dan penggunaan
sebagai produsen dalam aktivitas ekonomi.
tenaga kerja (Rochaeni dan Lokollo 2005;
Rumah tangga selain berperan sebagai
Hartono, 2006). Peternak sapi di Desa
produsen, penyedia tenaga kerja, juga
Kanonang
juga
sebagai konsumen. Tenaga kerja anggota
mengusahakan tanaman pangan seperti
keluarga dialokasikan baik untuk bekerja
padi, jagung, kacang tanah, kacang merah ,
pada usaha ternak dan usaha tani lainnya
tomat dan bawang merah untuk memenuhi
seperti
kebutuhan rumahtangga. Usahatani ternak
menghasilkan pendapatan.
III
selain
beternak
15
teknologi
kecil,
lahan
tanaman
tradisional.
usahatani
pangan
dan
untuk
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
Diwyanto
(2008)
berpendapat
ISSN 0852-2626
Winarso, dkk (2005) mengatakan
program IB pada sapi bertujuan untuk
bahwa
memperbaiki mutu
pendapatan merupakan penerimaan bersih
kawin
buatan
ternak melalui cara
skala
kecil
(net return) dan pendapatan ini merupakan
dapat
selisih antara seluruh penerimaan dengan
meningkatkan produksi dan pendapatan
biaya yang dikeluarkan petani. Dengan
peternak.
Meskipun
demikian pendapatan petani
terdapat
masalah yang dihadapi oleh
hasil penjualan produksi, upah tenaga
peternak di daerah penelitian dalam
kerja keluarga dan bunga modal sendiri
hubungannya
(alat, lahan dan lainnya). Pendapatan dapat
secara
pada
usahatani
akhirnya
berupaya
yang
pada
kualitatif
demikian
dengan
masih
penggunaan
teknologi inseminasi yaitu ketersediaan
dibagi menjadi tiga yaitu
bibit sapi peranakan ongole (PO) untuk
Income
inseminasi
pendapatan
buatan
(IB)
dan
tenaga
(pendapatan
terdiri atas
1). Gross
kotor)
usahatani
yang
adalah belum
inseminator yang tidak kontinyu. Kondisi
dikurangi dengan biaya. Gross income
tersebut menyebabkan nilai Service Per
terdiri atas bentuk cash dan non cash.
Conception (S/C) dari program inseminasi
Bentuk cash merupakan hasil rill yang
di Kabupaten Minahasa lebih dari satu
diterima
sehingga jarak beranak menjadi lebih
adalah produk yang tidak dijual tetapi
panjang.
Untuk
untuk dikonsumsi atau ditimbun, 2) Net
tersebut
biasanya
mengatasi
masalah
peternak
akan
sedangkan bentuk non cash
income
adalah gross income dikurangi
mengawinkan sapi betinanya secara alami
dengan biaya atau pendapatan setelah
padahal biaya kawin alam relatif lebih
dikurangi biaya, 3) Pendapatan pengelola
mahal dibandingkan dengan inseminasi
adalah hasil pengurangan dari total output
yang masih disubsidi oleh pemerintah
dengan total input, baik input yang benar-
ditambah
benar
lagi
dengan
ketersediaan
dibayar
maupun
yang
hanya
pejantan unggul yang seringkali hanya
diperhitungkan . Apabila diterapkan pada
dapat diperoleh di desa-desa tetangga dari
petani kecil pada umumnya negatif. Nilai
peternak. Kondisi tersebut sesuai dengan
masukan atau biaya produksi usaha ternak
pendapat
sapi menurut teori ekonomi adalah semua
mengatakan
Hadi bahwa
dan Ilham ( 2002) upaya
IB
masih
beban
yang
harus
ditanggung
oleh
terkendala kekurangan tenaga inseminator
produsen
, semen atau bibit sapi unggul,
barang agar siap dipakai konsumen dan
dan
fasilitas IB.
dalam
(petani) untuk menyediakan
perhitungan
pendapatan
dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu nilai 16
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
masukan atau biaya tetap dan tidak
ISSN 0852-2626
tetap
membutuhkan biaya produksi seperti biaya
( Sudarsono, 1995). Dalam jangka pendek
pupuk, biaya obat-obatan dan biaya tenaga
terdapat biaya tetap dan tidak tetap, tetapi
kerja. Karena itu peternak sapi akan
dalam jangka panjang semua biaya adalah
mengalokasikan
biaya variabel.. Biaya tetap merupakan
usaha ternak sapi dan tanaman pangan.
pendapatannya
untuk
biaya yang tidak terkait dengan volume
Penelitiann mengenai pemanfaatan
produksi, artinya dalam periode tertentu
teknologi pada usaha ternak sapi masih
jumlahnya
misalnya
terbatas pada teknologi integrasi tanaman
penyusutan kandang, alat bangunan, bunga
dan ternak sapi dan dampaknya terhadap
atas modal dan lain-lain. Sedangkan biaya
produksi
tidak tetap
adalah biaya yang terkait
(Fakoya 2007; Elly, dkk 2009; Priyanti,
langsung dengan volume produksi artinya
2009), dampak teknologi penggemukan
perubahan
sapi
tidak
berubah
biaya
variabel
akan
dan
dan
pendapatan
teknologi
peternak
makanan
ternak
menyebabkan perubahan volume produksi
terhadap pendapatan usahaternak sapi
yang dihasilkan misalnya biaya makanan
(Karyasa, 2007) Penelitian tentang biaya
ternak
inseminator
, obat-obatan dan vaksin, biaya
kandang, biaya inseminator.
dampaknya
Untuk meningkatkan pendapatan usaha tani
ternak
memanfaatkan
sapi
maka
teknologi
masih
terbatas
terhadap
pada
pendapatan
usahaternak sapi ( Sulin , et.al. 2006;
peternak
Eniza dkk, 2006)), sedangkan informasi
inseminasi
berkaitan
dengan
dampak
biaya
buatan (IB) ataupun sistim kawin alami
inseminator terhadap pendapatan usaha
yang pelaksanaannya membutuhkan biaya
ternak sapi, biaya produksi usahaternak
yaitu biaya inseminator untuk IB dan biaya
sapi
kawin
sapi
tanaman pangan masih sangat terbatas.
pejantan. Agar ternak tumbuh optimal
Pengembangan populasi ternak sapi dari
maka peternak juga mengeluarkan biaya
hasil inseminasi di wilayah penelitian
untuk makanan ternak, biaya kesehatan
masih
ternak , biaya kandang dan biaya ternaga
keterbatasan jumlah inseminator yang
kerja. Pendapatan peternak sapi juga
harus
berasal dari usahatani tanaman pangan
peternak di wilayah Kecamatan Tompaso,
seperti padi , jagung, kacang tanah, kacang
sehingga peternak mengeluarkan biaya
merah, tomat dan bawang merah. Proses
tambahan
produksi untuk menghasilkan pendapatan
inseminasi (biaya inseminator) pada setiap
dalam
kali
alami
dengan
usahatani
menyewa
tanaman
pangan 17
dan
pendapatan
menghadapi
melayani
dari
kendala
kebutuhan
usahatani
berupa
seluruh
untuk membayar petugas
inseminasi
dilakukan.
Petugas
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
inseminasi sangat senang bila diberi
Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa
ongkos tambahan saaat mereka melakukan
Propinsi Sulawesi Utara
proses inseminasi sehingga diharapkan
Oktober 2012 hingga Desember 2012.
dapat
Desa Tonsewer
memotivasi
mereka
untuk
pada
bulan
dipilih menjadi lokasi
melaksanakan tugasnya dan diharapkan
penelitian karena memiliki populasi ternak
dapat
sapi terbanyak di Kecamatan Tompaso
memperbaiki nilai service per
conception dan
calving interval (jarak
yaitu 583 ekor pada tahun 2011 (Sulawesi
beranak) ternak sapi betina. Fenomena ini
Utara Dalam Angka, 2012). Pemilihan
menimbulkan pertanyaan sejauh mana
sampel dengan
dampak dari biaya inseminator terhadap
simple random sampling terhadap 70
pendapatan dan biaya produksi usaha
peternak sapi yang sudah menggunakan
ternak sapi dan sejauh mana pendapatan
teknologi inseminasi buatan pada ternak
ternak sapi mempengaruhi biaya kandang,
sapinya . Data penelitian adalah data
biaya
dan
primer yaitu biaya inseminator, biaya
pendapatan usaha tani tanaman pangan
kawin alami, pendapatan usaha sapi, biaya
yang dikelola petani.
kesehatan ternak, pendapatan usahatani
kesehatan
ternak
sapi
menggunakan
metode
Berdasarkan pemikiran di atas
tanaman pangan, biaya produksi ternak
penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis
sapi, biaya produksi tanaman pangan yang
keterkaitan
dikumpulkan melalui wawancara dengan
biaya inseminator terhadap
pendapatan peternak dari usaha ternak sapi
menggunakan daftar pertanyaan.
dan usahatani tanaman pangan
Metode Analisis Data
(2)
Menganalisis pengaruh perubahan faktor eksternal
terhadap
pendapatan
Untuk menjawab tujuan penelitian
usaha
maka
digunakan
pendekatan
model
ternak sapi, biaya produksi ternak sapi,
ekonometrika (Greene 2003). Pengukuran
biaya
teknologi inseminasi buatan menggunakan
produksi
tanaman
pangan
pendapatan usahatani tanaman pangan,
pendekatan biaya inseminator .
biaya kesehatan ternak dan biaya kandang
ekonomi peternak sapi yang dibangun
pada kondisi penggunaan inseminasi.
menggunakan
persamaan
Model
simultan
sehingga dapat menjelaskan keterkaitan faktor-faktor
MATERI DAN METODE PENELITIAN
mempengaruhi
pendapatan usahaternak sapi dan usahatani tanaman pangan pada kondisi penggunaan
Populasi dan Sampel Penelitian
yang
yang
Penelitian merupakan studi kasus
teknologi inseminasi. Model memiliki 6
dilakukan
persamaan
di
Desa
Tonsewer 18
terdiri dari 5 persamaan
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
struktural dan 1 persamaan identitas.
membandingkan nilai aktual dengan nilai
Jumlah peubah endogen sebanyak 6 dan
dugaan peubah endogen. Dekomposisi dari
peubah eksogen sebanyak 4. Identifikasi
U- Theil terdiri atas UM (bias rata-rata )
model
menentukan
untuk mengukur seberapa jauh nilai rata-
metode pendugaan parameter. Menurut
rata simulasi dan aktualnya menyimpang
Koutsoiyannis (1977) bahwa persamaan
satu dengan lainnya, US ( bias kemiringan
yang teridentifikasi dapat diketahui dengan
regresi) untuk
membandingkan exclude variabel (K-M)
kemiringan
dengan jumlah persamaan dikurangi satu
covariance) adalah indikator komponen
(G-1). Karena model persamaan simultan
bias residual. Suatu model mempunyai
terdiri atas 6 persamaan (G) dan 10
daya prediksi yang baik apabila nilai U M
variabel (K) dan jumlah predetermined
dan US mendekati nol dan U C mendekati
variabel
satu.
dilakukan
untuk
dalam
setiap
persamaan
mengukur penyimpangan regresi
Pengolahan
dan
data
UC
(bias
menggunakan
maksimum 3 (M) maka persamaan yang
program Statistical Analysis System (SAS)
dibangun termasuk overidentified (K-M >
versi 9.1.3. Model persamaan simultan
G-1) sehingga untuk menduga parameter
yang dibangun adalah :
estimasi digunakan metode 2 SLS ( Two Stage Least Square). Untuk mengetahui pengaruh perubahan
1.
faktor eksternal
Pendapatan Usaha Ternak Sapi PDS
= a0 + a1BIN + a2BKA
terhadap pendapatan dan biaya produksi
+a3 BPH + ei
usahaternak sapi dan tanaman dilakukan
Tanda parameter dugaan diharapkan a0 <0, a1,a2,a3 >0
analisis
simulasi
inseminator
terhadap
(1)
biaya
naik 15 persen, (2) biaya
2.
Biaya Produksi Ternak Sapi
kawin alami naik 15 persen, (3) biaya
BPTS = BKD + BPH +
makanan ternak naik 15 persen, (4) biaya
+BKA+BOB+BTK
BIN
tenaga kerja keluarga pada usaha sapi BOB = c0+ c1PDS+ ei Tanda parameter diharapkan c0, c1 >0
turun 15 persen, (5) biaya inseminator dan biaya kawin alami turun 15 persen, (6) kombinasi simulasi 2 dan 4 dan (7) kombinasi
BKD = d0 + d1PDS d2BIN+ei
simulasi 3 dan 4. Simulasi
Tanda parameter dugaan diharapkan d0, d1>0, d2 <0
dilakukan setelah terlebih dahulu model di validasi dengan menggunakan Theil’s
Inequality
Coeficient
dugaan
kriteria 3.
dan
Biaya Produksi Tanaman Pangan BTP
dekomposisinya (Greene, 2003) untuk 19
= bo + b1BPTS+ b2PTP+ei
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
Tanda parameter dugaan diharapkan b0,b1 <0, b1>0 4
tanda
ISSN 0852-2626
estimasi
mempengaruhi
untuk
peubah
yang
peubah endogen
telah
sesuai kriteria ekonomi. Sebagian besar
Pendapatan Usahatani Tanaman
peubah
Pangan
eksogen
berpengaruh
nyata
terhadap peubah endogen pada taraf 5
PTP = e0 + e1BTP + e2BTK + e3PDS + ei
persen Hasil analisis menunjukkan bahwa
Tanda parameter dugaan diharapkan e0,e1,e3>0, e2<0
pendapatan
dari
usaha
ternak
sapi
dipengaruhi oleh biaya inseminator, biaya dimana, PDS adalah pendapatan dari usaha ternak
sapi
(Rp/tahun/peternak),
adalah
biaya
kawin alami dan biaya makanan ternak
BIN
inseminator
(Rp/tahun/peternak), ), BKA adalah biaya kawin
alami
adalah
(Rp/thn/peternak),
biaya
(Rp/thn/peternak), produksi
makanan
tanaman
BPH
usahatani
ternak
faktor lain yang tidak ada dalam model.
sapi
(Rp/thn/peternak),
ternak
Biaya inseminator
dengan parameter sebesar 542,35 dan
sapi
secara statistik nyata pada selang uji
BTK adalah biaya
<,0001. Biaya kawin alami berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha ternak
(Rp/thn/peternak), PTP adalah pendapatan usahatani
tanaman
berpengaruh positif
terhadap pendapatan usaha ternak sapi
tenaga kerja peternak pada usaha sapi
dari
biaya inseminator,
sisanya sebesar 27,76 persen merupakan
kandang (Rp/thn/peternak), BOB adalah kesehatan
sebesar
ternak sapi sebesar 72,24 persen sedang
(Rp/tahun/peternak), BKD adalah biaya
biaya
( R2 )
ternak mempengaruhi pendapatan usaha
pangan
ternak
koefisien determinasi
biaya kawin alami dan biaya makanan
(Rp/tahun/peternak), BPTS adalah biaya produksi
< ,0001. Nilai
0,7224 yang artinya
BTP adalah biaya
usahatani
dengan probabilitas
sapi dengan parameter 94,15 dan secara
pangan
statistik sangat nyata pada selang uji <
(Rp/tahun/peternak)
,0001. Biaya makanan ternak berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha ternak
HASIL DAN PEMBAHASAN
sapi dengan parameter 1,62 dan secara statistik sangat nyata pada selang uji
Dampak Kebijakan Biaya Inseminator Terhadap Pendapatan Peternak Sapi
0,0395 Hasil
Hasil estimasi model ekonomi bahwa
peternak sapi dilihat pada Tabel 1. Semua
analisis
menunjukkan
biaya produksi tanaman pangan
dipengaruhi oleh biaya produksi ternak 20
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
sapi dan pendapatan usahatani tanaman
Hasil
pangan dengan probabilitas 0,0005. Nilai ( R2 )
koefisien determinasi
ISSN 0852-2626
bahwa
analisis
menunjukkan
biaya kandang dipengaruhi oleh
sebesar
pendapatan dari usaha ternak sapi dan
0,5867 yang artinya biaya produksi ternak
biaya inseminator dengan probabilitas
sapi dan pendapatan usahatani tanaman
<,0001. Nilai koefisien determinasi ( R2 )
pangan
mempengaruhi biaya produksi
sebesar 0,6267 yang artinya pendapatan
tanaman pangan sebesar 58,67 persen
usaha ternak sapi dan biaya inseminator
sedang sisanya sebesar 41,33 persen
mempengaruhi biaya kandang sebesar
merupakan faktor lain
yang tidak ada
62,67 persen sedang sisanya sebesar 37,33
dalam model. Biaya produksi ternak sapi
persen merupakan faktor lain yang tidak
berpengaruh
biaya
ada dalam model. Pendapatan usaha ternak
dengan
sapi berpengaruh positif terhadap biaya
secara
kandang dengan parameter sebesar 0,0060
tidak nyata pada selang uji
dan secara statistik nyata pada selang uji
0,1344. Pendapatan usahatani tanaman
0,0001. Biaya inseminator berpengaruh
pangan berpengaruh positif terhadap biaya
negatif terhadap biaya
produksi
parameter -2,81 dan secara statistik nyata
negatif
produksi
tanaman
parameter
sebesar
statistik
terhadap pangan -0,32
tanaman
dan
pangan
dengan
parameter 1,14 dan secara statistik pada
bahwa
dipengaruhi
usahaternak sapi <,0001.
pada
selang uji 0,0003. Hasil analisis
menunjukkan ternak
nyata
Nilai
biaya oleh
bahwa
pendapatan
usahatani tanaman pangan dipengaruhi
pendapatan
oleh
dengan probabilitas koefisen
selang uji 0,0414. Hasil analisis
menunjukkan
kesehatan
kandang dengan
biaya produksi tanaman pangan,
biaya tenaga kerja keluarga pada usaha
determinasi
sapi dan pendapatan usaha ternak sapi
sebesar 0,7298 yang berarti nilai tambah
dengan probabilitas
< ,0001.
ternak sapi mempengaruhi penerimaan
koefisien determinasi
( R2 )
penjualan ternak sapi sebesar 72,98 persen
0,5877 yang artinya
sedang sisanya sebesar 27,02 persen
tanaman pangan,
merupakan faktor lain yang tidak ada
keluarga pada usaha sapi dan pendapatan
dalam model . Pendapatan usaha ternak
usaha
sapi berpengaruh positif terhadap biaya
pendapatan usahatani tanaman pangan
kesehatan ternak dengan parameter sebesar
sebesar 58,77 persen
0,0012 dan secara statistik sangat nyata
sebesar 41,23 persen merupakan faktor
pada selang uji <,0001
lain yang tidak ada dalam model.
21
ternak
biaya
sapi
Nilai sebesar
biaya produksi tenaga kerja
mempengaruhi
sedang sisanya
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
Biaya produksi tanaman pangan
ISSN 0852-2626
Hasil validasi model (Tabel
berpengaruh positif terhadap pendapatan
menunjukkan
usahatani
berarti
tanaman
pangan
dengan
nilai UM
model
yang
2)
mendekati nol dibangun
tidak
parameter sebesar 0,59 dan secara statistik
mengalami bias sistematik. Nilai US
tidak nyata pada selang uji 0,2340. Biaya
mendekati
tenaga kerja keluarga pada usaha sapi
analisis simulasi dapat mengikuti dengan
berpengaruh negatif terhadap pendapatan
baik fluktuasi data aktualnya. Nilai UC
usahatani
dengan
mendekati satu berarti kesalahan tidak
parameter -0,09 dan secara statistik tidak
berarti dan tidak mengikuti pola tertentu
nyata pada selang uji 0,3526. Pendapatan
tetapi menyebar
usaha ternak sapi berpengaruh positif
pengamatan.
terhadap pendapatan usahatani tanaman
mengindikasikan bahwa model ekonomi
pangan dengan parameter 0,08 dan secara
peternak sapi cukup valid digunakan
statistik nyata pada selang uji 0,0090
sebagai alat simulasi
tanaman
pangan
nol
berarti
prediksi
hasil
pada semua contoh
Hasil
analisis
validasi
Validasi Model Tabel 1. Hasil Estimasi Model Ekonomi Peternak Sapi Variabel Pendapatan Usaha Sapi Intersep Biaya Inseminator Biaya Kawin Alam Biaya Makanan Ternak Biaya Produksi Tanaman Pangan Intersep Biaya Produksi Ternak Sapi PendapatanUsahatani Tanaman Pangan Biaya Kesehatan Ternak Intersep Pendapatan Usahaternak Sapi Biaya Kandang Intersep Pendapatan Usahaternak Sapi Biaya Inseminator Pendapatan Usahatani Tanaman Pangan Intersep Biaya Produksi Tanaman Pangan Biaya Tenaga Kerja Keluarga Pada Usaha Sapi Pendapatan usaha ternak sapi
Kode
Parameter
Probability
R2
Estimasi
F-test
t-test
-1.861E7 542,35 94,15 1,62
<,0001
0,0019 <,0001 <,0001 0,0395
0,7224
-9856,9 -0,32 1,14
0,0005
0,3825 0,1344 0,0003
0,5867
32336,39 0,0012
<,0001
<,0001 <,0001
28635,28 0,0060 -2,81
<,0001
0,3472 0,0001 0,0414
3934082 0,59
<,0001
BTP
0,3742 0,2340
BTK
-0,09
0,3526
PDS
0,08
0,0090
PDS BIN BKA BMT BTP
BPTS PTP BOB PDS BKD PDS BIN PTP
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer SAS 9.1 for Windows 22
0,7298 0,6267
0,5877
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014) 0852-2626
ISSN
Tabel 2. Indikator Validasi Model UM
US
UC
Pendapatan Usaha Ternak Sapi (PDS)
0,00
0,06
0,94
Biaya Produkasi Ternak Sapi (BPTS)
0,00
0,04
0,96
Biaya Produksi Tanaman Pangan (BTP)
0,00
0,11
0,89
Pendapatan Usahatani Tanaman Pangan
0,00
0,28
0,72
(PTP)
0,00
0,14
0,86
Biaya Kesehatan Ternak (BOB)
0,00
0,11
0,89
Peubah Endogen
Biaya Kandang (BKD)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer SAS 9.1 for Windows Keterangan : UM = bias rata-rata US = bias kemiringan regresi UC = bias covariance
Tabel 3. Simulasi Dampak Perubahan Faktor Eksternal Peubah
Alternatif Skenario (%)
Simulasi Dasar
SIM 1
SIM 2
SIM 3
SIM 4
SIM 5
SIM 6
SIM 7
PDS
39601901
9,37
5,32
3,10
0,00
-10,81
4,12
4,10
BPTS
8825293
0,24
0,65
8,64
-0,92
-1,23
-0,59
7,55
BTP
16594517
3,62
3,61
-2,18
0,83
-8,13
3,44
-1,42
PTP
5684048
5,86
3,97
-0,62
0,41
-5,49
2,85
-0,21
BOB
81759,6
2,52
2,88
1,87
0,00
-6,61
5,23
1,28
BKD
115323
2,78
5,39
2,25
0,00
-10,22
7,04
3,63
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer SAS 9.1 for Windows Keterangan : SIM 1= Biaya inseminator naik 15% SIM 2 = Biaya kawin alami naik 15 % SIM 3 = Biaya makanan ternak naik 15% SIM 4 = Biaya tenaga kerja keluarga pada usaha sapi turun 15% SIM 5 = Biaya inseminator dan biaya kawin alam turun 15% SIM 6 = Kombinasi SIM 2 dan SIM 4 SIM 7 = Kombinasi SIM 3 dan SIM 4
23
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
ditambah dengan makanan konsentrat
Dampak Perubahan Faktor Eksternal Skenario perubahan faktor
sehingga akan meningkatkan bobot badan
eksternal akan dilihat dampaknya terhadap
sapi dan harga jualnya. Hasil ini sesuai
peubah endogen pendapatan usaha ternak sapi,
dengan penelitian Soedjana (2007) bahwa
biaya produksi ternak sapi, biaya
sistem usaha tani tanaman jagung dengan
produksi tanaman pangan , pendapatan usahatani
tanaman
pangan,
ternak sapi memberikan keuntungan lebih
biaya
besar dalam suatu lahan tertentu.
kesehatan ternak dan biaya kandang pada
Pendapatan
kondisi penggunaan teknologi inseminasi
pangan
buatan (Tabel 3). Hasil
estimasi
model
inseminator
berpengaruh
inseminator
akan
memotivasi tenaga
inseminator
untuk
melakukan
inseminasi
sesuai
memperbesar
proses
sehingga
kondisi
sapi
sapi
kesehatan
ternak
sehingga
ternak yang sakit.
akan
Biaya negatif
inseminator
berpengaruh
terhadap biaya kandang karena
keterbatasan
milik peternak. Biaya makanan ternak
karena
ternak
biaya untuk mencegah dan mengobati
tinggi bila dikawinkan dengan sapi betina
sapi
usaha
peternak bersedia mengeluarkan tambahan
menghasilkan anak sapi yang bernilai jual
usahaternak
bibit,
daerah penelitian sangat ditentukan oleh
pejantan untuk menyediakan sapi pejantan
terhadap
jumlah
ternak karena nilai jual ternak sapi di
usaha ternak sapi karena meningkatnya
sehingga
garapan
berpengaruh terhadap biaya kesehatan
alami berpengaruh terhadap pendapatan
berkualitas
membutuhkan
Pendapatan
Biaya kawin
akan mendorong pemilik
usahatani
lebih banyak.
tambahan anak sapi setiap tahun dan pendapatannya bertambah.
luas
pupuk , tenaga kerja dan obat-obatan yang
waktunya sehingga peternak memperoleh
berpengaruh
biaya
hasilnya pada lahan usahataninya dan
pada
biaya
yang
terhadap
untuk menginvestasikan kembali sebagian
pendapatan usaha ternak sapi karena
biaya
berpengaruh
tanaman
tambahan pendapatan mendorong peternak
teknologi inseminasi menunjukkan bahwa
peningkatan
usahatani
produksi tanaman pangan karena adanya
analisis
ekonomi peternak sapi dalam penggunaan
biaya
ISSN 0852-2626
anggaran
yang
dimiliki
peternak. Meningkatnya biaya inseminator
pendapatan
menyebabkan
peternak
peternak
mengurangi
anggaran untuk membuat kandang. Hal ini
memberikan makanan yang berkualitas
sejalan dengan penelitian Elly, dkk (2009)
dari lahan pertaniannya seperti rumput
bahwa karena keterbatasan budget maka
gajah, jagung muda , jerami padi dan
meningkatnya biaya input pupuk urea akan 24
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
mengurangi penggunaan input pupuk TSP
besar. Penurunan biaya inseminator dan
pada usahatani jagung. Pendapatan usaha
biaya kawin alam masing-masing sebesar
ternak sapi berpengaruh terhadap biaya
15 persen (SIM 5) telah menurunkan
kandang karena meningkatnya pendapatan
semua
menunjukkan adanya peningkatan jumlah
Meningkatnya
pemilikan ternak sapi sehingga peternak
sebesar
akan mengeluarkan biaya tambahan untuk
meningkatkan
membuat
ekonomi peternak kecuali pada biaya
kandang
guna
melindungi
ternaknya.
variabel ekonomi peternak sapi.
15
produksi
Pendapatan berpengaruh
usaha
ternak
terhadap
sapi
makanan
persen
(SIM
ternak
3)
telah
sebagian besar variabel
dan
pendapatan
usahatani
tanaman pangan.
pendapatan
usahatani tanaman pangan karena peternak menginvestasikan
biaya
sebagian
KESIMPULAN
pendapatan
yang diperoleh dari usaha ternak sapi
1.
Keterkaitan
faktor-faktor
untuk menambah frekuensi pengolahan
mempengaruhi
lahan
adalah biaya inseminator, biaya kawin
dan
ekspansi
lahan
sehingga
usahatani tanaman pangan (jagung, kacang
mempengaruhi pendapatan usaha ternak
tanah dan lainnya)
sapi. Pendapatan usaha sapi dan biaya
eksternal
menunjukkan
makanan
sapi
alami,
faktor
biaya
peternak
meningkatkan produksi dan pendapatan
Hasil analisis dampak perubahan
dan
ekonomi
yang
ternak
inseminator berpengaruh terhadap
bahwa
kandang. Pendapatan usaha sapi
biaya , biaya
penggunaan teknologi inseminasi buatan
produksi tanaman pangan dan biaya tenaga
yang ditunjukkan oleh peningkatan biaya
kerja keluarga pada usaha sapi berpengaruh
inseminator sebesar 15 persen (SIM 1)
terhadap pendapatan usahatani tanaman
memberikan dampak paling baik terhadap
pangan. Biaya usahatani tanaman pangan
semua variabel ekonomi
dipengaruhi oleh biaya produksi ternak sapi
peternak sapi
dibandingkan dengan perubahan lainnya
2
Dampak faktor eksternal terhadap
(SIM 2, SIM 3, SIM 4, SIM 5, SIM 6 dan
ekonomi rumah tangga peternak sapi
SIM 7). Hal itu dapat dilihat dari besarnya
adalah, peningkatan biaya inseminator
perubahan pendapatan usaha sapi, biaya
sebesar 15 persen
produksi sapi, biaya usahatani tanaman
pendapatan usaha sapi, biaya produksi
pangan, pendapatan usahatani tanaman
sapi, biaya usahatani tanaman pangan,
pangan, biaya kesehatan ternak dan biaya
pendapatan
kandang yang peningkatannya relatif lebih
pangan, biaya kesehatan ternak dan 25
meningkatkan
usahatani
tanaman
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
biaya kandang . Biaya inseminator meningkatkan
semua
ISSN 0852-2626
Elly,F.H., B.M. Sinaga.,
variabel
S.U. Kuntjoro
dan N. Kusnadi. 2009. Pengaruh
ekonomi peternak sapi yang diteliti
Biaya Transaksi Terhadap Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Peternak
SARAN 1.
Alternatif
kebijakan
direkomendasikan pemerintah
yang
Kabupaten
adalah pertama
diharapkan
Potong
Minahasa.
Di Forum
Pascasarjana Vol. 32 No.3 Juli
dapat
2009: 195-213
mengintroduksi secara kontinyu bibit
Enisa, S, Yunilas dan Y.H Sofyan 2006.
atau semen sapi PO melalui teknologi
Analisis Pendapatan Peternak Sapi
inseminasi di wilayah penelitian yang
2.
Sapi
Potong di Kecamatan Hamparan
diikuti dengan penyediaan tenaga
Perak Kabupaten Deli Serdang.
inseminator, kedua
Jurnal Agribisnis Peternakan Vol
perlu adanya
peningkatan insentif finansil kepada
2. No.1, April 2006 :36-42
inseminator IB untuk meningkatkan
Fakoya, E O. 2007. Utilization of Crop
kinerja mereka.
– Livestock Production
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui
teknologi biaya
Sustainable
dampak
inseminasi
Systems for
Agriculture in Oyo
State, Nigeria J. Soc. Sci., 15(1): 31-
terhadap
33
dan pendapatan peternak
Greene, W.H. 2003. Econometric Analysis.
diluar usahatani serta konsumsi dan
Fourth Edition. Prentice Hall
tabungan rumah tangga peternak
Hadi, P.U. dan N. Ilham. 2002. Problem dan Prospek Pengembangan Usaha
DAFTAR PUSTAKA
Pembibitan
Sapi
Potong
di
Indonesia. Jurnal Penelitian dan Badan Pusat Statistik, 2011. Sulawesi
Pengembangan Pertanian 21(4):
Utara Dalam Angka . BPS dan
148-157.
BAPPEDA Sulawesi Utara Diwyanto,
K.
sumberdaya teknologi
2008. lokal dalam
pengembangan sapi
Hartono,B. 2006. Ekonomi Rumah Tangga
Pemanfaatan
Peternak Sapi Perah : Studi Kasus
dan
di
inovasi
mendukung potong
Desa
Pandesari
Kecamatan
Pujon Kabupaten Malang. Animal
di
Production Vol 8 No.3, September
Indonesia. Pengembangan Inovasi
2006, 226-232
Pertanian, Vol. 1 (3):173-188 26
Jurnal Zootek (“Zootek Journal”) Vol 34 No 1 : 14-27 (Januari 2014)
Hoddi, A.H., M.B. Rombe dan Fahrul.
ISSN 0852-2626
Resiko. Jurnal Litbang Pertanian
2011 Analisis Pendapatan Peternak
26(2) 2007:82-87
Sapi Potong Di Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru.
Jurnal
Sudarsono, 1995, Pengantar Ekonomi
AGRIBISNIS Vol X (3) September
Mikro. Ed Revisi. LP3ES. Jakarta
2011: 98-109 Kariyasa,
K.
2005.
Sistem
integrasi
Sulin, I., Saladin, Suardi, Z. Udin, dan K.
tanaman ternak dalam perspektif
Mudikdjo. 2006. Kontribusi
reorientasi kebijakan subsidi pupuk
pendapatan usaha peternakan
dan
rakyat sapi lokal pesisir dan sapi
peningkatan
pendapatan
petani. Jurnal Analisis Kebijakan
silang pesisir lB. Jurnal Ilmu-llmu
Pertanian 3(1): 68−80.
Peternakan IX(2): 138−148.
Koutsoiyannis
1977.
Theory
of
Winarso, B., R. Sajuti, dan C. Muslim.
Econometrics : An Introductory
2005. Tinjauan ekonomi ternak
Exposition
Econometrics
sapi potong di Jawa Timur. Forum
Methods. Second Edition. The
Penelitian Agro-Ekonomi 28(2):
Macmillan Press Ltd London
61−71.
of
Priyanti. A. 2009. Dampak Program Sistim Integrasi
Tanaman
Ternak
Terhadap Alokasi Waktu Kerja , Pendapatan
dan
Pengeluaran
Rumah Tangga Petani.
Forum
Pascasarjana Vol. 32 No.3 Juli 2009: 195-213 Rochaeni, S dan E.M. Lokollo 2005. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Ekonomi
Rumah
Tangga di Kelurahan Situgede Kota Bogor. Jurnal Agro Ekonomi Vol 23 (2). :133-157 Soedjana, T..D. 2007. Sistim Usahatani Terintegrasi
Tanaman-Ternak
Sebagai Respons Terhadap Faktor
27