1
ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI BUBUK KEONG EMAS DI KECAMATAN BOGOR SELATAN
SKRIPSI
ALFA FEBRIANTO A 14104512
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
2
RINGKASAN ALFA FEBRIANTO. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Kopi Bubuk Keong Emas Di Kecamatan Bogor Selatan. (Di bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA) Kopi sebagai salah satu produk agroindustri merupakan minuman ok yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Tingginya produksi kopi di Indonesia yang sebesar 614 ribu ton menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil kopi terbesar ke tiga setelah Brazil 2,1 juta ton dan Kolombia 650 ribu ton. Perusahaan Kopi Inkopas Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kopi. Perusahaan mengolah biji kopi kering menjadi kopi bubuk yang siap untuk dikonsumsi. Pada tahun 2006-2007 perusahaan mengalami penurunan pertumbuhan penjualan. Penyebab turunnya pertumbuhan penjualan karena konsumen kopi bubuk yang beralih atau tidak loyal dalam pembelian kopi bubuk keong emas. Berdasarkan uraian tersebut yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah mempertahankan konsumen yang sudah ada, dan berusaha untuk menarik konsumen baru dengan memakai atribut yang berbeda dengan perusahaan kopi lain. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen kopi bubuk keong emas; (2) Menganalisis proses keputusan pembelian konsumen; (3) Menganalisis sikap konsumen terhadap merek kopi bubuk keong emas. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bogor Selatan. Kegiatan Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2009. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebaran kuisioner. Data sekunder meliputi visi, misi dan tujuan perusahaan yang diperoleh dari data internal perusahaan, sedangkan data eksternal yang terkait dengan penelitian ini diperoleh dari LSI, Pusat Perpustakaan Pertanian dan Penyebaran Teknologi, Departemen kehutanan dan Perkebunan, serta beberapa sumber di internet. Data hasil yang diperoleh dari pengisian kuisioner oleh konsumen digunakan sebagai input pengolahan data dengan metode analisis deskriptif dan analisis Fishbein. Karakteristik umum konsumen kopi bubuk keong emas di Kecamatan Bogor Selatan digambarkan melalui beberapa sebaran. Menurut sebaran usia, sebagian besar konsumen berada pada rentang usia 26 hingga 35 tahun. Menurut sebaran jenis kelamin, 76 persen konsumen berjenis kelamin laki-laki. Menurut sebaran pendidikan terakhir 46 persen konsumen merupakan lulusan SLTA. Menurut sebaran pekerjaan, sebanyak 54 persen konsumen bekerja sebagai pegawai swasta. Menurut sebaran Pendapatan per bulan, sebanyak 54 persen memiliki pendapatan per bulan dengan kisaran antara Rp 500.000 hingga Rp 1000.000. Menurut sebaran status pernikahan, sebanyak 84 persen konsumen sudah menikah. Dalam melakukan keputusan pembelian, konsumen melalui beberapa tahap keputusan pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan sebanyak 46 persen konsumen termotivasi oleh kebiasaan. Sebanyak 45 persen konsumen tertarik untuk mengkonsumsi kopi bubuk keong emas adalah karena pemenuhan gizi.
3
Pada proses pencarian informasi, 61 persen konsumen memperoleh informasi dari teman. Pada proses evaluasi alternative, 34 persen konsumen menjadikan atribut harga sebagai pertimbangan awal sebelum membeli kopi bubuk keong emas. Pada evaluasi tersebut 47 persen konsumen menyatakan lebih sering mengkonsumsi teh selain mengkonsumsi kopi bubuk keong emas. Pada proses pembelian, 66 persen konsumen membeli di warung kopi. Proses pembelian dilakukan terencana oleh 49 persen konsumen. Sebanyak 58 persen konsumen mengkonsumsi kopi bubuk keong emas secara sering. Pada proses pasca pembelian, sebanyak 78 persen akan tetap membeli kopi bubuk keong emas meskipun harga naik dan 71 persen konsumen puas atas kopi bubuk keong emas yang telah mereka beli. Hasil analisis sikap konsumen terhadap kopi bubuk keong emas, dapat diketahui atribut yang sangat penting adalah harga, merek, aroma, kekentalan, dan ketersediaan. Atribut berikutnya yang penting adalah bahan kemasan, tanggal kadaluarsa, volume, desain kemasan, dan desain label. Analisis sikap (Ao) dilakukan pada produk kopi bubuk keong emas sebagai produk utama dan kopi bubuk liong bulan, cap teko, nikmat sebagai pembanding. Hasil analisis skor sikap (Ao) yang diperoleh kopi bubuk liong bulan lebih tinggi dibandingkan tiga jenis kopi bubuk lain yaitu 201,2. Hal ini berarti kopi bubuk liong bulan sangat positif disukai oleh konsumen. Sedangkan kopi bubuk keong emas, cap teko, dan nikmat memiliki skor sikap masing-masing sebesar (194,3), (193,2), dan (187,2). Ini berarti bahwa tiga produk kopi bubuk ini disukai konsumen dengan positif. Apabila ditinjau dari setiap skor kepercayaan (bi) atribut yang sangat baik maka kopi bubuk keong emas memiliki keunggulan dalam atribut harga, aroma, kekentalan, bahan kemasan dan desain kemasan.
4
ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI BUBUK KEONG EMAS DI KECAMATAN BOGOR SELATAN
ALFA FEBRIANTO A 14104512
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
5
Judul : Analisis Sikap Konsumen Terhadap Kopi Bubuk Keong Emas Di Kecamatan Bogor Selatan Nama : Alfa Febrianto NRP
: A 14104512
Disetujui, Dosen Pembimbung
Ir. Netti Tinaprilla, MM NIP. 19690410199512 2 001
Diketahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 19571222198203 1 002
Tanggal Lulus : 11 November 2009
6
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI BUBUK KEONG EMAS DI KECAMATAN BOGOR SELATAN ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG DIBUAT DENGAN SEBENAR-BENARNYA DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, November 2009
Alfa Febrianto A 14104512
7
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bogor, 05 Februari 1980 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Sudarsono dan Hana Hasanah Assegaf. Penulis menamatkan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Batutulis 7 pada tahun 1992, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bogor hingga lulus tahun 1995. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Bogor dan lulus pada tahun 1998. Penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma III Program Studi Teknologi dan Industri Pakan, Jurusan Ilmu Nutrisi Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor pada tahun 2000 dan menamatkan pada tahun 2003. Pada Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
8
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugrahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini sebagai salah satu syarat penyelesaian studi di Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berjudul Analisis Sikap Konsumen Terhadap Kopi Bubuk Keong Emas Di Kecamatan Bogor Selatan. Skripsi ini memberikan gambaran mengenai proses keputusan pembelian konsumen dan sikap konsumen terhadap merek kopi bubuk keong emas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan, terutama bagi inkopas sejahtera sebagai produsen kopi bubuk keong emas. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai rujukan serta informasi untuk dijadikan bahan referensi dalam melakukan studi lanjutan. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, karenanya penulis hanya berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Bogor, November 2009
Alfa Febrianto A 14104512
9
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulilah, berkat rahmat dan karunia-Nya skripsi ini akhirnya dapat selesai. Penulis menyadari bahwa karya ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing. Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis dapat dibimbing dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Muhamad Firdaus, PhD selaku dosen evaluator kolokium dengan segala kritik dan masukannya yang berharga. 3. Rahmat Yanuar, SP. MSi sebagai dosen penguji utama. Terima kasih atas ilmu, kritik serta masukan berharga bagi kesempurnaan skripsi ini. 4.
Tintin Sarianti, SP. MM selaku dosen perwakilan dari Komisi Pendidikan. Terima kasih atas waktu yang diluangkan bagi berjalannya proses sidang dengan lancar.
5. Orangtuaku dan adik-adikku tercinta. Doa, nasehat, dan dukungannya yang ikhlas dan tak putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Hudori yang telah bersedia menjadi pembahas skripsi. 7. Teman-teman karuhun ekstensi MAB yang sering nongkrong bersama penulis di warung kopi dan sering mengulang mata kuliah bersama penulis (Dori, Bejo, Aswan, Yoso, Yayan, Boy, Jono, Tatep, Bonus, Doni, Togar, Anton, Tante Eni, Tante Ia, Tante Presti, Mang Afif dan Mang Zulfa) Penulis berkeyakinan bahwa segala bentuk bantuan yang telah di sumbangkan dalam penyusunan skripsi ini dilakukan dengan ikhlas, sehingga penulis berharap semoga Allah SWT segera memberikan balasan yang sesuai.
Bogor, November 2009
Alfa Febrianto A 14104512
i
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ……………………………………………………… xii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xiv DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xv I.
PENDAHULUAN …………………………………………………. 1.1. Latar Belakang ………………………………………………… 1.2. Perumusan Masalah ………………………………………….... 1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 1.4. Manfaat Penelitian ………………………………….…………. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………..
1 1 3 4 4 5
II.
TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….. 6 2.1. Tinjauan Umum Komoditi …………………………………… 6 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……………………………… 14
III. KERANGKA PEMIKIRAN …………………………………… 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ………………………………… 3.1.1. Definisi Sikap ……….………………………………… 3.1.2. Definisi Konsumen …………………………………… 3.1.3. Perilaku Konsumen …………………………………… 3.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen ………………………………… 3.1.5. Keputusan Pembelian ………………………………… 3.1.6. Atribut Produk ……………………………………… 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ……………………………
16 16 16 16 16
IV. METODE PENELITIAN ……………………………………… 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………… 4.2. Jenis dan Sumber Data ……………………………………… 4.3. Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data ……………… 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ……………………… 4.4.1 Analisis Deskriptif …………………………………… 4.4.2. Model Sikap Fishbein ……………………………… 4.5. Definisi Operasional ………………………………………
24 24 24 24 25 25 25 28
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ………………… 5.1. Kecamatan Bogor Selatan …………………………………… 5.2. Perusahaan Inkopas Sejahtera ……………………………… 5.2.1. Bentuk dan Sejarah Usaha …………………………… 5.2.2. Lokasi Usaha ………………………………………… 5.2.3. Visi, Misi dan Tujuan ……………………………… 5.2.4. Struktur Organisasi …………………………………
31 31 31 31 32 32 33
16 18 21 22
ii
5.2.5. Aspek Sumber Daya Manusia ………………………… 5.2.6. Saluran Distribusi ………………………………………
33 34
VI. KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN ……………….…….. 6.1. Karakteristik Umum Konsumen ……………………………… 6.2. Proses Keputusan Pembelian ……………………………….. 6.2.1. Pengenalan Kebutuhan …..…………………………… 6.2.2. Pencarian Informasi ……………………………………. 6.2.3. Evaluasi Alternatif …………………………………… 6.2.4. Keputusan Pembelian ………………………………….. 6.2.5. Perilaku Pasca Pembelian ………………………………. 6.3. Analisis Multiatribut Fishbein ……………………………… 6.3.1. Penilaian Evaluasi Atribut (ei) …………………….……. 6.3.2. Penilaian Kinerja Atribut (bi) …….. ......……………… 6.3.2.1. Kinerja Merek Keong Emas ………………………… 6.3.2.2. Kinerja Merek Liong Bulan ………………………… 6.3.2.3. Kinerja Merek Cap Teko …………………………… 6.3.2.4. Kinerja Merek Nikmat ……………………………… 6.3.3. Analisis Sikap Konsumen ……………………………….
35 35 38 38 39 40 41 43 45 45 46 47 47 48 49 50
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 54 7.1. Kesimpulan …………………………………………………… 54 7.2. Saran ………………………………………………………… 55 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 56 LAMPIRAN …………………………………………………………… 58
iii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Perusahaan Kopi Bubuk Tradisional dan Merek Produknya di Kecamatan Bogor Selatan …………………………….......................... 2 2. Merek Kopi Instan yang Beredar di Kecamatan Bogor Selatan ……
2
3. Produksi dan Hasil Penjualan Perusahaan Kopi Bubuk Keong Emas Tahun 2003-2007 ……………………………………………..……
4
4. Beberapa Sifat Kopi Hibrida ………………………………………
9
5. Syarat Mutu Umum Biji Kopi Pengolahan Kering ……………….....
11
6. Syarat Mutu Umum Biji Kopi Pengolahan Basah …………………
11
7. Penilaian Tingkat Mutu Kopi Berdasarkan Sistem Nilai Cacat …
12
8. Komposisi Kimia, Vitamin, dan Mineral Kopi Sebelum dan Sesudah Direndang ………………………………………………….……… 13 9. Skor Evaluasi (ei) Untuk Setiap Atribut Pada Analisis Multiatribut Fishbein ……………………………………………………………
26
10. Skor Kepercayaan (bi) Untuk Setiap Atribut Pada Analisis Multiatribut Fishbein ………………………………………………
27
11. Contoh Hipotesis Dari Atribut Kopi ………………………………..
28
12. Sebaran Konsumen Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin ……......
35
13. Sebaran Konsumen Berdasarkan Kelompok Usia ………………
36
14. Sebaran Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan ………………
36
15. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan …………
36
16. Sebaran Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan ………………
37
17. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendapatan …………
38
18. Sebaran Responden berdasarkan Motivasi ………………………
39
iv
19. Sebaran Konsumen Berdasarkan Manfaat ………………………
39
20. Sebaran Konsumen Berdasarkan Sumber Informasi ……………
40
21. Sebaran Konsumen Berdasarkan Atribut ………………………
41
22. Sebaran Konsumen Berdasarkan Jenis Minuman yang disukai Selain Kopi Bubuk Keong Emas ..………….…………………………… 41 23. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tempat Biasa Membeli ……......
42
24. Sebaran Konsumen Berdasarkan Keputusan dalam Pembelian Kopi Bubuk Keong Emas ..……………………………………………
42
25. Sebaran Konsumen Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Kopi Bubuk Keong Emas ………………………………………………………
43
26. Sebaran Konsumen Berdasarkan Ketersediaan Kopi Bubuk Keong Emas …………………………………………………………………
44
27. Sebaran Konsumen Terhadap Kenaikan Harga Kopi Bubuk Keong Emas ……………………………………………………….
44
28. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepuasan Kopi Bubuk Keong Emas …………………………………………………………
44
29. Skor Evaluasi (ei) Kepentingan dan Kategori Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Minuman Kopi ……………………
46
30. Skor Kepercayaan (bi) dan Kategori Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Minuman Kopi Keong Emas……………………. 47 31. Skor Kepercayaan (bi) dan Kategori Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Minuman Kopi Liong Bulan………………….…. 48 32. Skor Kepercayaan (bi) dan Kategori Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Minuman Kopi Cap Teko ……………….………. 49 33. Skor Kepercayaan (bi) dan Kategori Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Minuman Kopi Nikmat ………………………….. 50
34. Skor Sikap (Ao) dan Kategori Tingkat Sikap Konsumen Terhadap Atribut Kopi Bubuk …………………………………………….…
51
35. Skor Maksimum Sikap (Ao Maks) Terhadap Atribut Kopi Bubuk
52
36. Kategori Tingkat Kesukaan Berdasarkan Ao Maks………………
53
v
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Model Proses Keputusan Konsumen ………………………………… 17 2. Kerangka Pemikiran Operasional ………………………………….
23
3. Skala Evaluasi Untuk Komponen ei ………………………………… 26 4. Skala Kepercayaan Untuk Komponen bi ……………………………
26
5. Skala Ao Maksimum ……….…………. ……………………………
27
6. Struktur Organisasi Perusahaan Inkopas Sejahtera …………………
33
7. Contoh Kemasan Kopi Bubuk Perusahaan Inkopas Sejahtera ………
34
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman 1. Penduduk Kota Bogor Per Kecamatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007 …………………………………………………… 59 2. Skor Evaluasi Kepentingan (ei) dan Skor Rata-rata Evaluasi Kepentingan ………………………………………..……………….
60
3.. Skor Kepercayaan (bi) dan Skor Rata-rata Kepercayaan …………
62
4. Kuisioner ……………………………………………………………
69
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang beriklim tropis yang sesuai untuk sektor pertanian. Sektor pertanian tersebut meliputi hortikultura, tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Kopi sebagai salah satu produk agroindustri merupakan minuman yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Tingginya produksi kopi di Indonesia yang sebesar 614 ribu ton menjadikan Indonesia sebagai Negara penghasil dan pengekspor kopi terbesar ke tiga setelah Brazil 2,1 juta ton dan Kolombia 650 ribu ton (Kustiari, 2007). Tanaman kopi telah dijadikan pemerintah sebagai salah satu komoditas penting. Pada tahun 1981 dihasilkan devisa US$ 347,8 juta dari ekspor kopi sebesar 210.800 ton Nilai ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 2001, komoditas kopi mampu menghasilkan devisa sebesar US$ 595,7 juta dan menduduki peringkat pertama diantara komoditas ekspor subsektor perkebunan. Selain sebagai komoditas ekspor, kopi juga merupakan komoditas yang banyak dikonsumsi di dalam negeri. Menurut survey yang dilakukan oleh Departemen Pertanian, rata-rata penduduk Indonesia mengkonsumsi kopi sebanyak 0,5-0,7 kg/orang/tahun. Dengan demikian, bila jumlah penduduk Indonesia sekitar 222 juta jiwa pada tahun 2006 (BPS, 2006), maka produksi kopi setiap tahun yang diperlukan berkisar antara 111.000-155.400 ton kopi untuk keperluan konsumsi dalam negeri. Bila dilihat dari devisa dan jumlah kopi yang dikonsumsi di dalam negeri, tampaknya prospek kopi cukup menggembirakan. Namun perdagangan kopi di Indonesia memiliki kendala cukup berat. Hingga saat ini produksi kopi Indonesia masih tersisa setiap tahunnya. pada tahun 2003 sisa produksi diperkirakan mencapai 10.700 ton. Berbagai usaha untuk mengatasi sisa produksi kopi telah dilakukan oleh pemerintah maupun berbagai pihak terkait, antara lain dengan cara merangsang peningkatan konsumsi dalam negeri maupun peningkatan ekspor.
2
Kopi olahan yang ada dipasaran ada dua, yaitu kopi bubuk dan kopi instan. Kopi bubuk adalah kopi yang biasa dijual dalam bentuk bubuk dan tersedia dalam kemasan kertas sampul dan plastik. Kopi bubuk banyak dikonsumsi oleh masyarakat secara luas dalam bentuk minuman. Minuman kopi bubuk mempunyai keunggulan dalam aroma harum khas kopi. Kelemahan dari kopi bubuk yaitu memiliki ampas apabila diminum. Perusahaan kopi bubuk tradisional yang ada di Kecamatan Bogor Selatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.
No 1 2 3 4
Perusahaan Kopi Bubuk Tradisional dan Merek Produknya di Kecamatan Bogor Selatan
Nama Perusahaan Liong Bulan Inkopas Sejahtera Ngesti Prima Makmur Toko Agus
Nama Merek Produk Liong Bulan Keong Emas, Rantai Nikmat Teko
Jenis Produk Kopi bubuk Kopi bubuk Kopi bubuk Kopi bubuk
Kopi instan merupakan kopi yang dalam penyajiannya mudah dan praktis untuk dikonsumsi. kopi instan mempunyai keunggulan dalam mengkonsumsinya karena tidak mempunyai ampas apabila diminum. Kelemahan dari kopi instan yaitu aroma dan keasamannya kurang terasa. Merek kopi instant yang beredar di Kecamatan Bogor Selatan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Merek Kopi Instant yang Beredar di Kecamatan Bogor Selatan No
Nama Perusahaan
1 2
PT Torabika Eka Semesta PT Santos Jaya abadi
3 4
PT Nestle Beverage Indonesia PT Sari Indoofood Corporation
Nama Merek Produk Torabika ABC, Good Day, Kapal Api Nescafe Indocafe
Jenis Produk Kopi instan Kopi instan Kopi instan Kopi instan
Ada berbagai macam bentuk olahan kopi yang beredar dipasaran, antara lain: (1) kopi bubuk yaitu kopi yang biasa diperdagangkan dan dijual dalam bentuk bubuk dan tersedia dalam kemasan kertas sampul dan plastik dengan berbagai merek. (2) Kopi instan merupakan campuran kopi, gula dan susu, yang dikemas dengan bahan aluminium foil, toples, maupun botol dengan berbagai
3
merek. (3) Coffeemix merupakan campuran kopi,gula dan krimer yang dikemas dengan bahan aluminium foil dan botol dengan berbagai merek. (4) Kopi Cappucino merupakan campuran kopi, krim, dan susu yang dalam penyajiannya biasa ditambahkan whipped cream yang ditaburi dengan bubuk kayu manis (Indriasari, 2006). Perusahaan kopi Inkopas Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kopi. Perusahaan mengolah biji kopi kering menjadi kopi bubuk yang siap untuk dikonsumsi. Pendistribusian kopi Inkopas Sejahtera di Kota Bogor dilakukan secara langsung melalui warung kopi dan pasar tradisional. Sebagai sebuah usaha yang bergerak di bidang pengolahan kopi produsen kopi bubuk Keong Emas harus mengetahui selera konsumen, sehingga produk ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan dapat terus berkembang. Kepuasan konsumen merupakan hal yang harus diperhatikan agar bisa mendapatkan konsumen baru atau mempertahankan konsumen, sehingga target pasar dapat tercapai. Salah satu cara mewujudkan kepuasan konsumen dengan mengetahui sikap konsumen terhadap atribut kopi bubuk, yang akhirnya dapat merumuskan strategi pemasaran berdasarkan perilaku konsumen terhadap kopi bubuk keong emas. Berdasarkan uraian diatas yang harus dilakukan oleh perusahaan kopi Inkopas Sejahtera adalah mempertahankan konsumen yang sudah ada, dan berusaha untuk menarik konsumen baru dengan memakai atribut produk yang berbeda dengan perusahaan kopi lain.
1.2. Perumusan Masalah Data produksi, hasil penjualan dan tingkat pertumbuhan perusahaan kopi Inkopas Sejahtera untuk produk kopi bubuk keong emas dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 seperti yang tertera dalam Tabel 3. Pada tahun 2003-2007 terjadi peningkatan jumlah produksi dan hasil penjualan. Perusahaan mengambil keputusan untuk memperluas daerah pemasaran. Sedangkan pada tahun 20062007 perusahaan kopi Inkopas Sejahtera mengalami penurunan pertumbuhan penjualan, dimana penurunan pertumbuhan penjualan ini diduga disebabkan oleh
4
konsumen kopi bubuk keong emas yang beralih atau tidak loyal dalam pembelian kopi bubuk keong emas dan lebih tertarik untuk membeli produk kopi dari perusahaan kopi lain yang menawarkan banyak pilihan. Tabel 3.
Produksi dan Hasil Penjualan Perusahaan Kopi Bubuk Keong Emas Tahun 2003-2007
No
Tahun
Produksi (Kg)
Hasil Penjualan (Rp)
1 2 3 4 5
2003 2004 2005 2006 2007
16.673 19. 255 25.714 32.244 34.712
359.791.000. 438.196.000 547.923.000 670.624.000 793.291.000
Tingkat Pertumbuhan Penjualan (%) -
21,791 25,040 22,393 18,285
Sumber: Perusahaan Kopi Inkopas Sejahtera
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu : 1. Bagaimana karakteristik umum konsumen kopi bubuk keong emas ? 2. Bagaimana proses keputusan pembelian kopi bubuk keong emas ? 3. Bagaimana sikap konsumen terhadap merek kopi bubuk keong emas ?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian untuk: 1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen kopi bubuk keong emas. 2. Menganalisis proses keputusan pembelian konsumen. 3. Menganalisis sikap konsumen terhadap merek kopi bubuk keong emas.
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Bagi Inkopas Sejahtera sebagai produsen kopi bubuk keong emas dapat bermanfaat untuk lebih memahami sikap konsumen dalam keputusan pembeliannya. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai rujukan serta informasi untuk dijadikan bahan referensi dalam melakukan studi lanjutan.
5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Analisis sikap konsumen terhadap keputusan pembelian kopi bubuk Keong Emas dibatasi hanya di Kecamatan Bogor Selatan. Dipilihnya Kecamatan Bogor Selatan sebagai lokasi penelitian ini dikarenakan lokasi tersebut merupakan daerah yang prospektif dalam pemasaran kopi bubuk Keong Emas. Selain itu ruang lingkup penelitian ini hanya pada produk kopi bubuk karena produk kopi bubuk dikonsumsi secara umum dan memiliki peluang pasar yang terbuka luas, sehingga diperlukan pengetahuan lebih lanjut mengenai perilaku konsumen kopi.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kopi
Nama Kopi sebagai bahan minuman sudah tidak asing lagi. Aroma harum khas kopi, serta khasiatnya yang menyegarkan badan membuat kopi cukup akrab di lidah dan banyak digemari. Penggemarnya tidak saja hanya bangsa Indonesia, tetapi juga berbagai bangsa di seluruh dunia. Minuman kopi sangat digemari oleh bangsa Etiopia dan abessinia karena berkhasiat menyegarkan badan. Oleh karena itu, ketika mereka mengembara ke wilayah-wilayah lain, buah kopi juga ikut dibawa dan tersebar, antara lain ke negara-negara Arab, Persia (sekarang Irak), hingga Yaman. Mula-mula penyebaran kopi ke berbagai wilayah cukup lambat. Hal ini dikarenakan pada waktu itu minuman kopi hanya dikenal sebagai minuman berkhasiat menyegarkan badan, terbuat dari cairan daun dan buah segar yang diseduh air panas. Namun, sejak ditemukan cara pangolahan buah kopi yang lebih baik, selain berkhasiat, minuman kopi juga beraroma harum khas dan rasanya nikmat. Dengan demikian, kopi pun menjadi terkenal hingga tersebar ke berbagai negara di Eropa, Asia, dan Amerika. Biji kopi mengandung kafein yang dapat merangsang kerja jantung dan otak sehingga sebagian orang tidak tahan minum kopi. Untuk mengatasi hal tersebut dan dalam rangka meningkatkan konsumsi kopi dunia, telah ditemukan cara pengolahan biji kopi yang dapat menghilangkan kandungan kafein tanpa mengurangi aroma dan rasa khas kopi. Hasilnya adalah minuman kopi yang harum, nikmat, dan tidak merangsang (Najiati & Danarti, 2004) Di Indonesia, tanaman kopi diperkenalkan pertama kali oleh VOC antara tahun 1696-1699. VOC menyebarkan bibit kopi ke berbagai daerah agar penduduk dapat menanamnya. Perkebunan besar pun didirikan sehingga akhirnya tanaman kopi tersebar ke daerah Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan berbagai daerah di Indonesia.
7
Perkembangan kopi di Indonesia pernah mengalami goncangan. Pada tahun 1876 terjadi ledakan penyakit berbahaya Hemelia vastatrix (HV) yang menyerang daun. Kemudian, VOC, mendatangkan kopi liberika dan robusta yang diharapkan lebih tahan terhadap penyakit HV. Namun, saat ini diketahui bahwa liberika juga mudah terserang penyakit HV.
2.1.1. Jenis-Jenis Kopi Di dunia perdagangan di kenal beberapa golongan kopi, tetapi yang sering dibudidayakan hanya kopi liberika, Arabika, dan Robusta. 1. Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi liberika berasal dari Angola, kemudian masuk ke Indonesia pada tahun1965. Beberapa sifat kopi liberika antara lain sebagai berikut: a. Ukuran daun, cabang, bunga, buah, dan pohon lebih besar dibandingkan kopi arabika dan robusta b. Cabang primer lebih tahan lama. c. Agak peka terhadap penyakit HV d. Kualitas buah relatif rendah e. Produksi sedang (4,5-5 ku/ha/tahun) dengan rendemen sekitar 12% f. Berbuah sepanjang tahun g. Ukuran buah tidak merata/tidak seragam. 2. Kopi Arabika (Coffea arabica) Kopi Arabica berasal dari Etiopia dan Abessinia. Beberapa sifat penting kopi Arabica sebagai berikut: a. Menghendaki daerah dengan ketinggian antara 700-1700 m dpl dengan suhu sekitar 160-200 C. b. Menghendaki daerah beriklim kering atau bulan kering 3 bulan/tahun secara berturut-turut, tetapi sesekali mendapat hujan kiriman (hujan yang turun di musim kemarau)
8
c. Umumnya peka terhadap serangan HV, Terutama bila ditanam di dataran rendah atau kurang dari 500 m dpl. d. Rata-rata produksi sedang (4,5-5 ku kopi beras/ha/tahun), tatapi mempunyai kualitas, citarasa, dan harga relative lebih tinggi dibandingkan kopi lainnya e. Umumnya berbuah sekali dalam satu tahun 3. Kopi Robusta Kopi Robusta berasal dari kongo. Kopi ini masuk keIndonesia pada tahun 1900. Beberapa sifat penting kopi robusta antara lain sebagai berikut: a. Resisten terhadap penyakit HV b. Tumbuh baik pada ketinggian 44-700 m dpl, dengan suhu sekitar 21-24 C. c. Menghendaki daerah yang mempunyai bulan kering 3-4 bulan berturut-turut dengan 3-4 kali hujan kiriman. d. Produksi lebih tinggi dibandingkan kopi arabika dan liberika rata-rata 9-13 ku kopi beras /ha/tahun. e. Kualitas buah lebih rendah dibandingkan kopi arabika, tatapi lebih tinggi dibandingkan kopi liberika. f. Rendemen sekitar 22%. 4. Golongan Ekselsa Kopi golongan ekselsa mempunyai adaptasi iklim lebih luas seperti kopi liberika dan tidak terlalu peka terhadap penyakit HV. Jenis ini banyak dibudidayakan di dataran rendah yang basah, yaitu daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta. Ciri khas kopi ini antara lain memiliki cabang primer yang bisa bertahan lama dan berbunga pada batang tua. Batang kekar, memerlukan jarak tanam relative lebar, kopi ekselsa berbuah lambat, ukuran buah lebih kecil dan tidak beragam seperti kopi liberika. 5. Golongan Hibrida Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil perkawinan antara 2 species atau varietas sehingga mewarisi sifat-sifat unggul seperti yang tertera dalam Tabel 4.
9
Tabel 4. Beberapa Sifat Kopi Hibrida Jenis Hibrida Sifat Arabika x Liberika Produksi tinggi, tetapi rendemen rendah Bersifat Self Fertil (menyerbuk sendiri) Sebagai batang bawah dapat menggunakan ekselsa atau robusta. Contohnya kawisari B dan kawisari D Arabika x Robusta Cabang primer dapat bertahan cukup lama Peka terhadap serangan HV dan bubuk buah Dapat berbuah sepanjang tahun Bersifat self fertile Di dataran tinggi yang lembab bisa berproduksi tinggi, tetapi mudah terserang jamur upas Biji berbentuk gepeng dan agak lonjong Sebagai batang bawah dapat menggunakan ekselsa Contohnya Conuga Sumber : Kopi, Budidaya & Penanganan Pasca Panen (Najiyati & Danarti, 2004)
2.1.2. Standar Mutu Kopi Sebelum diperdagangkan biji kopi disortasi terlebih dahulu menurut standar mutu yang telah ditetapkan. Standar mutu kopi yang berlaku saat ini adalah standar nasional Indonesia (SNI) 01-2907-1992-Rev.1998 yang disusun oleh Pusat pengujian Mutu Barang Departemen Perindustrian dan Perdagangan bekerja sama dengan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI). Untuk menyamakan persepsi, standar mutu kopi telah ditentukan beberapa istilah yaitu sebagai berikut: a. Kopi adalah biji dari tanaman Coffea spp, dalam bentuk bugil (tidak berkulit) dan belum digoreng. b. Biji hitam adalah biji kopi yang setengah atau lebih bagian luarnya berwarna hitam. c. Biji hitam sebagian adalah biji kopi yang kurang dari setengah bagian luarnya berwarna hitam. d. Biji hitam pecah adalah biji kopi berwarna hitam dan tidak utuh, berukuran kurang atau sama dengan ¾ bagian biji kopi.
10
e. Kopi gelondong adalah buah kopi kering yang masih terbungkus kulit majemuk dalam keadaan utuh atau berukuran lebih atau sama dengan ¾ bagian. f. Biji cokelat adalah biji kopi yang setengah atau lebih bagian luarnya berwarna hitam. g. Kulit kopi ukuran besar adalah kulit majemuk dari kopi gelondong dengan atau tanpa kulit ari dan kulit tanduk di dalamnya dengan ukuran lebih besar atau sama dengan ¾ bagian. h. Kulit kopi ukuran sedang adalah kulit majemuk dari kopi gelondong dengan atau tanpa kulit ari dan kulit tanduk di dalamnya dengan ukuran lebih besar atau sama dengan ½ hingga ¾ bagian. i. Kulit kopi ukuran kecil adalah kulit majemuk dari kopi gelondong dengan atau tanpa kulit ari dan kulit tanduk di dalamnya dengan ukuran kurang dari ½ bagian. j. Biji berkulit tanduk adalah biji kopi yang masih terbungkus kulit tanduk dalam keadaan utuh atau ukurannya sama atau lebih besar dari ¾ kulit tanduk utuh. k. Kulit tanduk ukuran besar adalah kulit tanduk yang terlepas dari biji kopi dan berukuran lebih besar atau sama dengan ¾ bagian. l. Kulit tanduk ukuran sedang adalah kulit tanduk yang terlepas dari biji kopi dan berukuran lebih besar atau sama dengan ½ hingga ¾ bagian. m. Kulit tanduk ukuran kecil adalah kulit tanduk yang terlepas dari biji kopi dan berukuran lebih kecil atau sama dengan ½ bagian.
Mutu kopi digolongkan berdasarkan jenis, cara pengolahan, Negara asal , dan nilai cacat. Berdasarkan jenis, kopi digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu robusta, arabika, dan lainnya. Berdasarkan cara pengolahannya, kopi digolongkan kedalam dua kelompok yaitu pengolahan kering dan pengolahan basah. Berdasarkan nilai cacat, kopi dapat digolongkan ke dalam tujuh tingkat mutu yaitu mutu 1-7.
11
Tabel 5. Syarat Mutu Umum Biji Kopi Pengolahan Kering No 1 2 3 4 5 6
Jenis kopi Biji berbau busuk dan berbau kapang Serangga hidup Kadar air (bobot/bobot) Kadar kotoran (bobot/bobot) Biji lolos ayakan ukuran 3 mm x 3 mm (bobot/bobot)
Satuan % % %
Biji ukuran besar, lolos ayakan ukuran 5,6 mm x 5,6 mm (bobot/bobot)
%
Persyaratan Tidak ada Tidak ada Maksimum 13 Maksimum 0,5 Maksimum 5 Maksimum 5
Sumber : Kopi, Budidaya & Penanganan Pasca Panen (Najiyati & Danarti, 2004)
Syarat mutu dibagi menjadi dua, yaitu syarat umum dan syarat khusus. Syarat umum adalah persyaratan bagi setiap biji kopi untuk dinilai tingkat mutunya. Biji kopi yang tidak memenuhi syarat umum tidak dapat dinilai tingkat mutunya. Sementara Syarat khusus digunakan untuk menilai biji kopi berdasarkan tingkat mutunya. Syarat mutu umum bagi biji kopi pengolahan kering terdiri dari enam penilaian seperti yang tertera dalam Tabel 5. Sementara syarat mutu umum bagi kopi pengolahan basah terdiri dari enam penilaian seperti yang tertera dalam Tabel 6. Tabel 6. Syarat Mutu Umum Biji Kopi Pengolahan Basah No 1 2 3 4 5
6
Jenis kopi Biji berbau busuk dan berbau kapang Serangga hidup Kadar air (bobot/bobot) Kadar kotoran (bobot/bobot) Robusta, Biji ukuran besar, lolos ayakan lubang bulat berukuran 7,5 mm (bobot/bobot) Robusta, Biji ukuran sedang, lolos ayakan lubang bulat ukuran 6,5 mm (bobot/bobot)
Satuan % % %
%
Persyaratan Tidak ada Tidak ada Maksimum 12 Maksimum 0,5 Maksimum 5
Maksimum 5
Sumber : Kopi, Budidaya & Penanganan Pasca Panen (Najiyati & Danarti, 2004)
Kopi yang telah memenuhi syarat mutu umum dinilai lebih lanjut untuk ditentukan tingkat mutunya. Penilaian tersebut menggunakan system nilai cacat dan dapat menghasilkan enam tingkat mutu. Untuk memperoleh nilai cacat, dapat
12
menggunakan pedoman penentuan besarnya nilai cacat biji kopi seperti yang tertera dalam Tabel 7. Tabel 7. Penilaian Tingkat Mutu Kopi Berdasarkan Sistem Nilai Cacat No 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat Mutu Mutu 1 Mutu 2 Mutu 3 Mutu 4 Mutu 5 Mutu 6 Mutu 7
Syarat Mutu Khusus Jumlah nilai cacat maksimum 11 Jumlah nilai cacat 12 sampai dengan 25 Jumlah nilai cacat 26 sampai dengan 44 Jumlah nilai cacat 45 sampai dengan 60 Jumlah nilai cacat 61 sampai dengan 80 Jumlah nilai cacat 81 sampai dengan 150 Jumlah nilai cacat 151 sampai dengan 225
Sumber : Kopi, Budidaya & Penanganan Pasca Panen (Najiyati & Danarti, 2004)
2.1.3. Pembuatan Kopi Bubuk Pembuatan kopi bubuk banyak dilakukan oleh petani, pedagang pengecer, industri kecil, dan pabrik. Pembuatan kopi bubuk oleh petani biasanya hanya dilakukan secara tradisional dengan alat-alat sederhana. Hasilnya pun biasanya hanya dikonsumsi sendiri atau dijual bila ada pesanan. Pembuatan kopi bubuk oleh pedagang pengecer dan industri kecil sudah agak meningkat dengan mesinmesin yang cukup baik, tetapi masih dalam jumlah yang terbatas. Namun, hasilnya hanya dipasarkan sendiri atau dipasarkan ke pedagang pengecer yang lebih kecil. Perendangan atau penyangraian adalah proses pemanasan kopi beras pada suhu 200-250 C. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kopi rendang yang berwarna coklat kayu manis-kehitaman. Dalam proses perendangan ini biji kopi mengalami dua proses, yaitu penguapan air pada suhu 100 C dan pirolisis pada suhu 180-225 C. Pada tahap pirolisis, kopi mengalami perubahan kimia antara lain pengarangan serat kasar, terbentuknya senyawa volatile, penguapan zat-zat asam, dan terbentuknya zat beraroma khas kopi. Pada proses perendangan, kopi juga mengalami perubahan warna dari hijau atau cokelat muda menjadi cokelat kayu manis, kemudian menjadi hitam dengan permukaan berminyak. Bila kopi sudah berwarna kehitaman dan mudah pecah (retak) maka penyangraian segera dihentikan. Selanjutnya, kopi segera diangkat dan didinginkan.
13
Penggilingan adalah proses pemecahan butir-butir biji kopi yang telah direndang untuk mendapatkan kopi bubuk berukuran maksimum 75 mesh. Ukuran butir-butir (partikel-partikel) bubuk kopi berpengaruh terhadap rasa dan aroma kopi. Secara umum, semakin kecil ukurannya maka rasa dan aromanya semakin baik. Hal ini dikarenakan sebagian besar bahan yang terdapat di dalam kopi dapat larut dalam air ketika diseduh. Untuk menghindari penurunan mutu kopi yang telah direndang selama penyimpanan, sebaiknya kopi disimpan sebelum digiling. Hal ini dikarenakan kopi rending yang belum digiling mempunyai daya simpan 2-3 kali kopi yang telah digiling. Kopi yang sudah digiling sebaiknya segera disimpan dan dipak dengan lapisan kedap udara (misalnya plastil atau aluminium foil). Di pabrik yang cukup modern, biasanya kopi bubuk dipak dalam kemasan atau kaleng hampa udara sehingga kopi tahan disimpan.
2.1.4. Komposisi Bahan Kimia dan Vitamin Minuman kopi mengandung beberapa zat yang bermanfaat bagi tubuh, meskipun kadarnya tidak terlalu tinggi. Kadar bahan kimia, vitamin dan mineral di dalam kopi sebelum dan sesudah direndang bisa dilihat dalam Tabel 8. Tabel 8. Komposisi Kimia, Vitamin, dan Mineral Kopi Sebelum dan Sesudah Direndang Komposisi
Kadar (%) Kopi Beras 11,25 1,21 12,27 8,55 18,07 3,92
Air Kafein Lemak Gula Selulosa Abu Vitamin dan mineral Vitamin B1 0,2 Vitamin B2 0,23 Vitamin B6 0,143 Vitamin B12 0,00011 Sodium 4 Ferrum 3,7 Fluor 0,45 Sumber: * Jacobe (1959) dalam Ciptadi & Nasution,1989 ** Wellman (1961) dalam Ciptadi & Nasution, 1989
Kopi Rendang 1,15 1,24 14,48 0,66 10,89 4,75 0 0,3 0,011 0,00006 1,4 4,7 0,24
14
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu tentang produk olahan kopi yang pernah dilakukan adalah penelitian mengenai analisis ekuitas merek pada produk kopi instant cappuccino. Indriasari (2006) menganalisis tentang ekuitas merek pada produk kopi instant Cappucino di Kota Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah deskriptif, fishbein serta brand switching pattern Matrix. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa ekuitas merek terkuat adalah Torabika yang kemudian di ikuti oleh Nescafe, dan Indocafe. Berdasarkan analisis deskriptif pada elemen kesadaran merek, merek Torabika menjadi top of mind yang berarti merek yang paling banyak diingat pertama kali oleh konsumen. Berdasarkan analisis fishbein pada brand association, merek nescafe lebih unggul karena seluruh asosiasi menggambarkan brand image. Berdasarkan brand switching pattern matrix, merek torabika lebih baik pada elemen loyalitas merek. Wirakusuma (2006) dalam penelitiannya mengenai analisis perilaku konsumen terhadap kopi Banyuatis serta implikasinya terhadap strategi pemasaran di Bali. Alat analisis yang digunakan adalah tabulasi deskriptif, angka ideal, dan importance performance analysis. Hasil penelitian secara deskriptif menunjukan bahwa produk kopi dikonsumsi oleh konsumen baik pria maupun wanita dengan jumlah yang hampir merata. Berdasarkan komposisi usia, responden merupakan orang-orang yang telah dewasa dan memiliki keputusan sendiri dalam menentukan pilihan terhadap suatu produk kopi. Berdasarkan analisis angka ideal atribut produk yang diharapkan oleh konsumen kopi Banyuatis adalah cita rasa dan aroma yang khas, kemudahan dalam memperoleh, kepraktisan dalam penyajian, kepopuleran merek, harga, ukuran kemasan, desain kemasan, dan iklan. Berdasarkan importance performance analysis strategi pemasaran yang dapat dilakukan adalah strategi pengembangan produk, serta memperluas jaringan distribusi. Rochani (2007), meneliti tentang Analisis preferensi konsumen terhadap atribut sop buah pak ewok di Kota Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah model sikap Multiatribut Fishbein, dan Importance and Performance Analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kepercayaan ada pada tiga atribut yaitu rasa, kebersihan tempat, dan kenyamanan tempat. Importance and Performance
15
Analysis menunjukan atribut-atribut yang ada hanya terbagi dalam tiga kuadran yaitu kuadran I, kuadran II dan kuadran III. Bagi penulis, penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini, terutama dalam penggunaan alat analisis dan penetapan atribut produk. Penulis menggunakan alat analisis yang digunakan dalam penelitian Indriasari (2006) dan Rochani (2007). Sedangkan penelitian Wirakusuma (2006) digunakan sebagai salah satu sumber acuan dalam menetapkan atribut produk yang diteliti yaitu kopi bubuk keong emas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu Menganalisis Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kopi Bubuk Keong Emas Di Kecamatan Bogor Selatan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan model sikap Multiatribut
Fishbein.
Analisis
deskriptif
digunakan
untuk
mengetahui
karakteristik konsumen kopi bubuk Keong Emas dan proses keputusan pembelian. Sedangkan Multiatribut Fishbein digunakan untuk menganalisis sikap konsumen terhadap kopi bubuk Keong Emas.
16
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Sikap Definisi Sikap menurut Umar (2005) adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang relatif konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. Sikap akan menempatkan seseorang dalam satu pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekati atau menjauhinya.
3.1.2. Definisi Konsumen Undang-undang no. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut pengertian tersebut, dinyatakan bahwa konsumen merupakan individu yang melakukan pembelian suatu produk dan jasa serta menggunakan barang dan jasa tersebut tanpa dijual kembali.
3.1.3. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian lebih dari produsen terutama bagian pemasaran dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut model Engel (1995), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
3.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Dalam Engel et al. (1994), perilaku konsumen dalam membeli dipengaruhi dan dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu yang pertama faktor lingkungan meliputi: budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi. Faktor kedua yaitu faktor perbedaan individu meliputi: sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.
17
Faktor ketiga adalah faktor psikologis meliputi : pengolahan informasi, pembelajaran, dan perubahan sikap atau perilaku. Pengambilan keputusan oleh konsumen ini akan berdampak pada strategi pemasaran yang dipilih oleh pemasar. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 1. Pengaruh lingkungan Budaya Kelas sosial Pengaruh pribadi Keluarga Situasi Perbedaan individu Sumber daya konsumen Motivasi dan keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian demografi
Proses Keputusan Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternative Pembelian Hasil pembelian
Proses psikologis Pengolahan informasi Pembelajaran Perubahan Sikap/perilaku
Strategi pemasaran Gambar 1. Model Proses Keputusan Konsumen
3.1.4.1. Faktor Lingkungan Budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat (Engel et al, 1994). Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar (Kotler, 2000). Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama (Engel et al, 1994). Status kelas sosial kerap menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda. Pengaruh pribadi merupakan respon terhadap tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain.
18
Keluarga merupakan unit pengambilan keputusan utama tentu saja dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan bervariasi. Dalam faktor situasi dapat mempengaruhi ketika situasi berubah maka perilaku akan berubah juga. 3.1.4.2. Faktor Perbedaan Individu Sumberdaya konsumen terdiri dari: waktu, uang, perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan). Ketiga sumberdaya ini terbawa ke dalam setiap situasi pengambilan keputusan. Motivasi dan keterlibatan perilaku diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif di aktifkan ketika ada ketidakcocokan antara kondisi yang di inginkan dengan kondisi aktual. Pengetahuan dapat diartikan secara sederhana sebagai informasi yang disimpan didalam ingatan. Pengetahuan konsumen mencakup informasi seperti: ketersediaan dan karakteristik produk, dimana dan kapan untuk membeli serta bagaimana
menggunakan
produk.
Sikap
didefinisikan
sebagai
evaluasi
menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap diekspresikan bilamana seseorang suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Kepribadian pada perilaku konsumen didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulasi lingkungan. Gaya hidup merupakan pola yang digerakkan orang untuk menghabiskan sumberdaya yang dimilikinya. Sedangkan demografi mendeskripsikan pangsa konsumen dalam istilah seperti usia, pendapatan dan pendidikan.
3.1.4.3. Faktor Psikologis Pengolahan informasi yaitu cara-cara informasi ditransformasikan, di rinci, di simpan, di dapatkan kembali dan di gunakan. Pembelajaran adalah setiap usaha mempengaruhi konsumen yang menghasilkan pengetahuan, sikap, atau perilaku. Watson dalam Engel et al. (1994) menyatakan bahwa pengulangan yang konstan akan mengukuhkan respon dan membina kebiasaan membeli. Kemudian perubahan sikap dan perilaku merupakan sasaran dari kegiatan pemasaran. Salah satu usaha untuk mempengaruhi perilaku adalah dengan menggunakan iklan.
19
3.1.5 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli tidak muncul begitu saja tetapi melalui suatu tahapan tertentu. Menurut Engel et al. (1994), dalam pengambilan keputusan pembelian, konsumen biasanya melalui tahapan-tahapan sebelum sampai pada pembelian. Kegiatan yang dilakukan oleh konsumen yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil. Berikut penjabaran tahapan proses keputusan pembelian.
3.1.5.1. Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian suatu produk oleh konsumen di mulai ketika suatu kebutuhan mulai di rasakan dan di kenali. Menurut Engel et al. (1994), pengenalan kebutuhan sebagai tahap awal pengambilan keputusan di pengaruhi oleh tiga determinan yaitu informasi yang di simpan dalam ingatan, perbedaan individu, dan pengaruh lingkungan. Pengenalan kebutuhan di definisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara situasi aktual (situasi konsumen saat ini) dengan keadaan yang di inginkan (situasi yang di inginkan konsumen) yang memadai untuk
menggugah
dan
mengaktifkan
proses
keputusan.
Namun
jika
ketidaksesuaian tersebut berada di tingkat ambang maka pengenalan akan kebutuhan tidak terjadi.
3.1.5.2. Pencarian Informasi Setelah konsumen mengenali suatu kebutuhan dan tergerak oleh suatu stimuli, maka tahap selanjutnya adalah pencarian di definisikan sebagai suatu kegiatan termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan (pencarian internal) dan pengumpulan informasi dari pasar (pencarian eksternal). Menurut Kotler (2000), sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok yaitu : 1) Sumber Pribadi terdiri dari keluarga, teman, tetangga, kenalan; 2) Sumber Komersial terdiri dari iklan, tenaga penjual, pedagang perantara; 3) Sumber Umum terdiri atas media massa, organisasi penilai konsumen; 4) Sumber Pengalaman yaitu penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
20
Faktor lain yang mempengaruhi tahap pencarian adalah situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran dan konsumen itu sendiri (Engel et al, 1994) karakteristik konsumen yang termasuk dalam faktor konsumen meliputi pengetahuan, keterlibatan, kepercayaan dan sikap serta karakteristik demografi.
3.1.5.3. Evaluasi Alternatif Menurut Engel et al. (1994), menerangkan bahwa tahap ketiga evaluasi yaitu konsumen mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini konsumen harus: 1) Menentukan kriteria evaluasi yang akan di gunakan; 2) Memutuskan alternatif mana yang akan di pertimbangkan; 3) Menilai kinerja dari alternatif yang di pertimbangkan; 4) Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat suatu keputusan akhir.
3.1.5.4. Keputusan Pembelian Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan mengenai kapan membeli, dimana membeli dan bagaimana membayar. Menurut Engel et al. (1994), mengungkapkan bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat pembelian dan pengaruh lingkungan, serta perbedaan individu. Niat pembelian konsumen dapat di golongkan menjadi dua kategori yaitu : 1) Produk dan merek; 2) Kelas produk. Niat pembelian kategori pertama umumnya di sebut sebagai pembelian yang terencana penuh dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang di perluas. Kategori kedua dapat juga di sebut sebagai pembelian yang terencana jika pilihan merek di buat di tempat pembelian. Selain niat pembelian, pengaruh lingkungan dan perbedaan individu juga mempengaruhi keputusan pembelian.
3.1.5.5. Evaluasi Pembelian Atau Hasil Setelah terjadi pembelian, konsumen akan mengevaluasi hasil pembelian yang dilakukannya. Hasil evaluasi pasca pembelian dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan. Jika konsumen merasa puas, maka keyakinan dan sikap yang terbentuk akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Kepuasan
21
berfungsi mengukuhkan loyalitas pembeli, sementara ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Produk atau jasa yang memuaskan adalah produk atau jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari konsumen sampai pada tingkat yang cukup. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak di definisikan dari perspektif pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa. Pelanggan tidak akan merasa puas bila memiliki persepsi bahwa harapannya belum terpenuhi dan pelanggan akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang di harapkan. Menurut Kotler (2000), mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Engel et al. (1994), mengatakan bahwa kepuasan adalah evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapannya. Sedangkan ketidakpuasan adalah hasil dari harapan yang di teguhkan secara negatif. Cara mengukur kepuasan pelanggan adalah dengan membandingkan nilai kinerja suatu produk dengan harapan konsumen terhadap produk tersebut. Pelanggan akan puas jika nilai kinerja produk lebih besar atau sama dengan harapannya.
3.1.6. Atribut Produk Atribut adalah karakteristik atau sifat suatu produk, umumnya mengacu pada karakteristik yang berfungsi sebagai kriteria evaluatif selama pangambilan keputusan oleh seorang konsumen. Keunikan suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen, keunikan ini terlihat dari atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Suatu produk pada dasarnya merupakan kumpulan dari atribut, dan setiap produk baik barang maupun jasa dapat diekspresikan dengan menyebutkan atribut-atributnya. Para pemasar perlu memahami pengetahuan konsumen akan atribut, karena pengetahuan mengenai atribut akan mempengaruhi pengambilan keputusan pembeli.
22
Menurut Kotler (1998), atribut produk terdiri atas tiga hal yaitu mutu produk, ciri produk, dan desain produk. Mutu produk menunjukan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya. Ciri produk bisa digunakan sebagai alat untuk membedakan produk perusahaan dan produk pesaing. Desain produk merupakan kekhasan penampilan produk yang dapat menarik perhatian.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Konsumen dalam membeli suatu produk tidak hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja tetapi juga ada faktor lain yang mendorong konsumen untuk membeli. Perwujudan dari keputusan konsumen terlihat dari aktivitas membeli yang berupa pada pilihan konsumen terhadap jenis produk, jumlah pembelian dan frekuensi Pembelian. Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini yaitu penurunan pertumbuhan penjualan perusahaan kopi Inkopas Sejahtera dari tahun 2004-2006, dimana penurunan pertumbuhan penjualan ini disebabkan oleh konsumen kopi bubuk keong emas yang diduga beralih atau tidak loyal dalam pembelian kopi bubuk keong emas dan lebih tertarik untuk membeli produk kopi dari perusahaan kopi lain yang lebih banyak menawarkan pilihan. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi maka penelitian ini akan menganalisis sikap konsumen terhadap kopi bubuk keong emas. Analisis sikap konsumen yang dibahas pada penelitian ini meliputi karakteristik umum konsumen, proses keputusan pembelian dan sikap konsumen terhadap produk kopi bubuk keong emas. Karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian akan dianalisis secara deskriptif. Karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian konsumen berbeda-beda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap merek kopi bubuk keong emas akan dianalisis dengan menggunakan analisis fishbein. Hasil dari analisis fishbein akan digambarkan dalam bentuk tabel dengan cara menempatkan atributatribut produk kopi bubuk keong emas sesuai dengan skornya masing-masing. Sebelum melakukan analisis fishbein perlu diketahui terlebih dahulu atribut-
23
atribut apa yang akan digunakan. Atribut ini diperoleh berdasarkan penelitian Wirakusuma (2006) dan Kotler (2005). Ada tiga belas atribut yang digunakan antara lain: kekentalan, harga, aroma, kepraktisan penyajian, ketersediaan produk, merek, ukuran/volume, bahan kemasan, desain kemasan, iklan, potongan harga, tanggal kadaluarsa, desain label. Secara sistematik kerangka pemikiran operasional untuk analisis sikap konsumen terhadap kopi bubuk keong emas di Kecamatan Bogor Selatan dapat dilihat pada Gambar 2.
24
INKOPAS SEJAHTERA
KOPI BUBUK KEONG EMAS
Penurunan Pertumbuhan Penjualan : konsumen yang beralih atau tidak loyal dalam pembelian kopi bubuk keong emas
Mengidentifikasi karakteristik konsumen kopi bubuk keong emas: usia, pendidikan, pendapatan, status, pengeluaran Bagaimana proses keputusan pembelian kopi bubuk keong emas: Pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, hasil pembelian
Sikap konsumen terhadap merek kopi bubuk keong emas: kekentalan, harga, aroma, kepraktisan penyajian, ketersediaan produk, merek, ukuran/volume, bahan kemasan, desain kemasan, iklan, potongan harga, tanggal kadaluarsa, desain label
Analisis Deskriptif
Analisis Fishbein
Rekomendasi Strategi Pemasaran
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
25
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera yang terletak di Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa kopi bubuk keong emas merupakan produk unggulan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu pada bulan Juni 2009.
4.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh secara langsung pada konsumen yang diwawancarai pada saat pengisian kuisioner. Data sekunder diperoleh dari perpustakaan LSI, Pusat Perpustakaan Pertanian dan Penyebaran Teknologi, Departemen Kehutanan dan Perkebunan serta beberapa sumber diinternet.
4.3. Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data Pengambilan sample atau konsumen dalam penelitian ini menggunakan metode Convenience Sampling. Pencarian konsumen difokuskan di Kecamatan Bogor Selatan, dikarenakan lokasi tersebut merupakan daerah yang prospektif dalam pemasaran kopi bubuk Keong Emas. Konsumen yang diwawancarai adalah konsumen yang pernah mengkonsumsi kopi bubuk keong emas, liong bulan, teko dan nikmat. Jumlah konsumen yang diambil sebanyak 100 orang, terdiri dari 50 orang diambil dipasar cipaku dan 50 orang diambil di warung kopi. Jumlah penduduk Kota Bogor per kecamatan menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Lampiran 1. Usia konsumen dibatasi hanya pada tingkat umur 20 tahun keatas, disebabkan pada usia tersebut responden diduga bisa memahami semua pertanyaan yang ditanyakan sesuai dengan pengalamannya. Pada penelitian ini digunakan instrumen utama berupa kuisioner yang dibagikan kepada konsumen.
26
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan Model Multiatribut Fishbein. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen, dan proses keputusan pembelian kopi bubuk keong emas. Model Sikap Fishbein digunakan untuk mengetahui atribut produk yang diinginkan konsumen.
4.4.2. Analisis Deskriptif Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
4.4.3. Model Sikap Fishbein Model Fishbein menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek, ditentukan oleh dua hal yaitu kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek (bi) dan evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut (ei). Formulasi untuk model Fishbein menurut Engel (1994), yaitu: n
Ao = ∑ bi ⋅ ei i =1
Keterangan: Ao
= Sikap terhadap objek
bi
= Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i
ei
= Evaluasi mengenai atribut i
n
= Jumlah atribut yang menonjol Untuk mengilustrasikan sifat dan operasi model tersebut, pertimbangkan
situasi dimana model tersebut digunakan untuk mengerti preferensi konsumen untuk empat merek kopi bubuk. Langkah pertama adalah menemukan atribut yang menonjol dari pasar target. Atribut tersebut adalah: kekentalan, aroma, kepraktisan penyajian, ketersediaan produk, merek, harga, ukuran/volume, bahan kemasan, desain kemasan, iklan, potongan harga, tanggal kadaluarsa, desain label.
27
Berikutnya, pengukuran ei dan bi yang tepat akan dikembangkan. Komponen ei menggambarkan evaluasi atribut, diukur secara khas pada sebuah skala evaluasi 5angka yang berjajar dari sangat penting hingga sangat tidak penting. Skala evaluasi untuk komponen ei dapat dilihat pada Gambar 3.
Sangattidakpenting : : : : : : Sangatpenting 1 2 3 4 5
Gambar 3. Skala Evaluasi Untuk Komponen ei Skor evaluasi (ei) untuk setiap atribut pada analisis fishbein dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Skor Evaluasi (ei) Untuk Setiap Atribut Pada Analisis Fishbein Evaluasi Atribut (ei) Atribut
Sangat Tidak Penting
Tidak Penting
Kurang penting
Penting
Sangat Penting
Kekentalan Aroma Kepraktisan Penyajian Ketersediaan Produk Merek Harga Volume Bahan Kemasan Desain Kemasan Iklan Potongan Harga Tanggal Kadaluarsa Desain Label
Komponen bi menggambarkan seberapa kuat konsumen percaya bahwa merek tertentu memiliki atribut yang diberikan. Kepercayaan biasanya diukur pada skala dengan 5 angka dari kemungkinan yang disadari yang berjajar dari sangat baik hingga sangat buruk. Skala kepercayaan untuk komponen bi dapat dilihat pada Gambar 4.
Sangatburu k : : : : : : Sangatbaik 1 2 3 4 5
Gambar 4. Skala Kepercayaan Untuk Komponen bi
28
Skor kepercayaan dapat dilihat pada Tabel 10. Perlu diingat sewaktu menafsirkan hasil ini bahwa skala ei dan bi berkisar dari skor maksimum 5 hingga skor minimum 1. Skor Kepercayaan (bi) Dapat Dilihat Pada Tabel 10.
Tabel 10. Skor Kepercayaan (bi) Untuk Setiap Atribut Pada Analisis Fishbein
Atribut
Sangat Buruk
Tingkat Kepercayaan (bi) Kurang Buruk Baik Baik
Sangat Baik
Kekentalan Aroma Kepraktisan Penyajian Ketersediaan Produk Merek Harga Volume Bahan Kemasan Desain Kemasan Iklan Potongan Harga Tanggal Kadaluarsa Desain Label
Setelah mengetahui skor ei dan bi dari masing-masing atribut kopi bubuk maka dapat dicari skor ao masing-masing kopi bubuk yaitu dengan cara mengalikan nilai ei dan bi dari kopi bubuk. Setelah skor ao diketahui maka langkah selanjutnya adalah mencari skor ao tersebut berada pada skala penilaian yang mana. Tapi sebelumnya hitung dulu skor maksimum ao (ao maks). Cara menghitung ao maks yaitu dengan mengalikan rentang skala maksimum yang mempunyai skor 5 dengan skor ei. Setelah diketahui nilai ao maks, maka dapat diketahui nilai ao dari masing masing kopi bubuk berada pada skala yang mana. Skala ao maks dapat dilihat pada Gambar 5. skala ao maks berkisar dari skor maksimum 5 yang bernilai sangat positif hingga skor minimum 1 yang bernilai sangat negatif.
Sangatnega tif : : : : : : Sangatposi tif 1 2 3 4 5
Gambar 5. Skala Ao maks Sebagai pembanding dipilih tiga merek kopi bubuk lain yaitu kopi bubuk liong bulan , kopi bubuk cap teko, kopi bubuk cap nikmat dengan alasan memiliki jenis produk yang sama, dan daerah pemasaran yang sama yaitu di Kecamatan
29
Bogor Selatan. Semua konsumen diajukan pertanyaan tentang atribut dari merek kopi. Hal ini dilakukan karena dengan menggunakan model Fishbein dapat dicari perbandingan antara beberapa merek. Hipotesis dari atribut kopi dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Contoh Hipotesis Dari Atribut Kopi
Atribut
Evaluasi (ei)
Keong Emas
Kepercayaan (bi) Cap Liong teko bulan
Nikmat
Kekentalan Aroma Kepraktisan Penyajian Ketersediaan Produk Merek Harga Volume Bahan Kemasan Desain Kemasan Iklan Potongan Harga Tanggal Kadaluarsa Desain Label Total Skor (ei.bi)
4.5. Definisi Operasional 1. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang relative konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. Sikap akan menempatkan seseorang dalam satu pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekati atau menjauhinya. 2. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghasilkan produk termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. 3.
Konsumen kopi bubuk keong emas adalah setiap orang yang telah mengkonsumsi kopi bubuk keong emas, minimal masing-masing dalam jangka waktu satu bulan dan hingga saat ini masih mengkonsumsinya.
30
4. Tahap pengenalan kebutuhan adalah tahap dimana konsumen menyadari adanya kebutuhan untuk mengkonsumsi kopi bubuk keong emas yang diukur dari motivasi membeli dan manfaat yang dicari. 5. Tahap pencarian informasi adalah tahap dimana konsumen mencari informasi mengenai kopi bubuk keong emas yang diukur dari sumber informasi dan focus perhatian. 6.
Tahap evaluasi alternative adalah tahap dimana suatu alternative pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan kopi bubuk keong emas yang diukur dari atribut kopi bubuk yang dipertimbangkan, jenis kopi bubuk lain yang sebelumnya pernah dikonsumsi, dan tingkat kepuasan terhadap kopi bubuk lain yang sebelumnya pernah dikonsumsi.
7.
Tahap keputusan pembelian adalah tahap dimana konsumen mengambil keputusan mengenai cara memutuskan pembelian, frekuensi pembelian, waktu yang disediakan untuk membeli, media yang paling mempengaruhi pembelian dan jenis kopi bubuk yang lebih sering dibeli.
8. Tahap pasca pembelian adalah tahap dimana konsumen menilai kopi bubuk keong emas yang telah dibelinya. Tahapan ini diukur dengan mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan, niat pembelian ulang, sikap jika kopi bubukyang dicari tidak tersedia dan pengaruh peningkatan harga dari kopi bubuk keong emas. 9. Pengaruh lingkungan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen terhadap kopi bubuk keong emas, yang terdiri dari budaya,
kelas sosial, dan pengaruh pribadi, keluarga dan situasi
mengkonsumsi. 10. Pengaruh perbedaan individu adalah factor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen terhadap kopi bubuk keong emas, yang terdiri dari sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian dan gaya hidup. 11. Atribut Produk adalah keunikan yang dimiliki oleh suatu produk yang akan membentuk karakteristik produk dan akan mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen terhadap kopi bubuk tersebut, yang terdiri dari ciri-ciri, fungsi dan manfaat. Dalam penelitian ini, atribut kopi bubuk keong emas
31
terdiri dari 12 atribut yaitu harga, rasa, aroma, kemudahan mendapat, ketersediaan, promosi penjualan (iklan), label, kemasan, isi, merek (terkenal/tidak), higienis, dan waktu kadaluarsa. 12. Pendapatan perbulan adalah besarnya uang yang diperoleh konsumen setiap bulannya dalam pembelian kopi bubuk keong emas. Tingkat pendapatan dikategorikan menjadi empat yaitu < Rp 500.000, Rp 500.000 – < Rp 1.000.000, Rp 1.000.000 – < Rp 3.000.000, dan > Rp 3.000.000. 13. Pengetahuan adalah pengetahuan konsumen terhadap kopi bubuk keong. 14. Situasi mengkonsumsi adalah besarnya pengaruh situasi komunikasi, pembelian dan pemakaian disaat konsumen akan memutuskan pembelian kopi bubuk keong emas. 15. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk membeli kopi bubuk keong emas, diukur dari respon konsumen jika kopi bubuk keong emas yang biasa dibeli mengalami kenaikan harga. 16. Higienis (kebersihan) adalah tingkat kebersihan kopi bubuk keong emas dilihat dari proses pengemasan kopi dan kemasannya. 17. Kemasan adalah wadah (tempat) yang membungkus atau mengemas kopi bubuk keong emas. Kopi bubuk keong emas memiliki kemasan berupa kertas sampul dan plastik. 18. Waktu kadaluarsa adalah lamanya waktu kadaluarsa kopi bubuk keong emas yang dicantumkan pada kemasan. Yang memberikan informasi dan penjelasan bagi konsumen dalam hal batas waktu pemakaian produk. 19. Promosi penjualan (iklan) adalah informasi kopi bubuk keong emas yang diberikan produsen kepada konsumen melalui iklan atau ditempat penjualan. 20. Merek adalah atribut yang terdapat dalam kemasan kapsul, yang menerangkan dan mencirikan seberapa terkenal kopi bubuk keong emas tersebut dibenak konsumen dan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual serta diharapkan dapat membedakan barang atau jasa tersebut dari produk-produk pesaing.
32
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Kecamatan Bogor Selatan Kecamatan Bogor Selatan terletak pada 102 38’26BT-102 47’00”BT dan 27’27”LS-4 37’0”LS. Kecamatan Bogor Selatan memiliki ketinggian dari permukaan laut minimal 200 m dan maksimal 350 m, dengan luas 37’20 km2. Kecamatan Bogor Selatan mempunyai jarak ± 56 km dari ibu kota, sehingga membuat Kecamatan Bogor Selatan strategis untuk pengembangan bisnis dan ekonomi. Kecamatan Bogor Selatan dibatasi oleh kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor yang diantaranya adalah sebagai berikut : a. Selatan
: Berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin
b. Timur
: Kecamatan Ciawi
c. Utara
: Kecamatan Bogor Tengah
d. Barat
: Kecamatan Taman Sari dan Ciomas
Kecamatan Bogor Selatan terdiri dari 16 kelurahan/desa, yang terdiri dari Kelurahan Batutulis, Pamoyanan, Rangga Mekar, Mulyaharja, Cikaret, Genteng, Rancamaya, Empang, Bondongan, Lawanggintung, Cipaku, Kertamaya, Harjasari. Bojong Kerta, Muara Sari, Dan Kelurahan Pakuan. Kecamatan Bogor Selatan mempunyai objek wisata yang terkenal bernama Jungle dan istana peristirahatan presiden RI di Batutulis
5.2. Perusahaan Inkopas Sejahtera 5.2.1. Bentuk dan Sejarah Usaha Kopi bubuk keong emas merupakan salah satu produk unggulan dari Perusahaan Inkopas Sejahtera. Pada tahun 1993 adalah awal berdirinyanya Inkopas Sejahtera yang terletak di Jalan Suryakencana Bogor. Yang awalnya adalah sebuah usaha penggorengan kopi dengan merek keong emas yang hasilnya dijual kepada perusahaan kopi bubuk yang ada di kota Bogor. Pendirinya adalah Bapak Toni. Pada tahun 2000 Pak Toni mendirikan suatu perusahaaan kopi bubuk setelah tujuh tahun menunggu untuk membuat usaha pembuatan kopi bubuk
33
sendiri. Hingga saat ini inkopas sejahtera telah mempunyai dua merek kopi bubuk yaitu kopi bubuk keong emas dan kopi bubuk rantai.
5.2.2. Lokasi Usaha Inkopas Sejahtera teletak di Jalan Batutulis Nomor 8 Kecamatan Bogor Selatan, Kotamadya Bogor. Lokasi perusahaan tersebut dipilih karena berdasarkan kriteria seperti dibawah ini yaitu : 1. Lokasi tersebut memiliki masyarakat yang sesuai dengan segmen pasar Inkopas Sejahtera. 2. Akses transportasi mudah dan terjangkau.
5.2.3. Visi, Misi dan Tujuan Visi inkopas sejahtera yaitu ingin membuat kopi bubuk yang sesuai dengan selera masyarakat kota bogor. Seiring gaya hidup masyarakat Bogor yang semakin berubah Inkopas Sejahtera selaku produsen kopi bubuk keong emas harus mengikuti selera konsumen yang menginginkan produk kopi bubuk yang higienis. Sesuai dengan Slogan kopi bubuk keong emas yaitu aroma dan rasa asli sepenuhnya, maka kopi bubuk keong emas telah berhasil menyediakan produk dengan rasa dan aroma asli kopi bubuk. Misi dari Inkopas Sejahtera itu sendiri adalah membuka kesempatan kerja kepada kelas menengah ke bawah khususnya, sekaligus mendidik serta mensosialisasikan perilaku berwirausaha, sehingga diharapkan jumlah usaha yang masih terbatas dapat menghasilkan pelaku-pelaku usaha baru, sehingga usaha ini dapat berkembang. Tujuan Inkopas Sejahtera yang telah dirumuskan yaitu : (1) membuat kopi bubuk yang sesuai dengan selera masyarakat Bogor dan sekitarnya, (2) Memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, (3) mendapatkan perolehan laba usaha.
5.2.4. Struktur Organisasi
34
Perusahaan Inkopas Sejahtera dipimpin langsung oleh pemilik perusahaan yang menjabat sebagai direktur utama. Inkopas Sejahtera dalam menjalankan usahanya mempunyai struktur organisasi yang sederhana. Ada sembilan belas karyawan yang dibagi menjadi satu manajer keuangan, satu manajer produksi dan satu manajer pemasaran. Manajer pemasaran membawahi empat orang karyawan kontrak, sedangkan manajer produksi membawahi dua belas orang karyawan kontrak. Struktur organisasi Inkopas Sejahtera dapat dilihat pada Gambar 6.
Direktur Utama
Manajer Keuangan
Manajer Produksi
Manajer Pemasaran
Karyawan Kontrak
Karyawan Kontrak
Gambar 6. Struktur Organisasi Perusahaan Inkopas Sejahtera Sumber Perusahaan Inkopas Sejahtera, 2009
5.2.5. Aspek Sumber Daya Manusia Inkopas Sejahtera sampai saat ini mempunyai sembilan belas karyawan. Karyawan-karyawan ini pada umumnya diambil dari masyarakat menengah ke bawah yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Hal ini dikarenakan, inkopas sejahtera ingin membuka kesempatan kerja kepada masyarakat tersebut dan dalam jangka panjang mampu meningkatkan kesejahteraannya lewat peningkatan pendapatan ataupun peningkatan pengetahuan serta keterampilan.
5.2.6. Saluran Ditribusi Pendistribusian kopi Inkopas Sejahtera di Kecamatan Bogor Selatan dilakukan secara langsung melalui warung kopi dan pasar tradisional. Contoh
35
kemasan kopi bubuk yang dihasilkan oleh Perusahaan Inkopas Sejahtera dapat dilihat pada Gambar 7.
36
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Karakteristik Umum Konsumen Wawancara
dilakukan
pada
100
orang
konsumen
yang
pernah
mengkonsumsi kopi bubuk keong emas. Karakteristik konsumen yang dianalisis adalah usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan perbulan. Jenis kelamin konsumen perlu diketahui untuk mengetahui apakah konsumen kopi bubuk Keong Emas didominasi oleh laki-laki, perempuan atau keduanya. Pada Tabel 12 menunjukan bahwa berdasarkan jenis kelamin sebagian besar konsumen kopi bubuk Keong Emas adalah laki-laki sebanyak 76 persen. Sementara konsumen perempuan adalah sebanyak 24 persen. Dengan demikian perbedaan jenis kelamin sangat menentukan dalam pembelian kopi bubuk Keong Emas.
Tabel 12. Sebaran Konsumen Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Jumlah Responden (Orang) 76 24 100
Persentase 76 24 100
Tabel 13 menunjukan bahwa konsumen kopi bubuk dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok usia yaitu 18-25 tahun, 26-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55 tahun, dan 56 tahun keatas. Berdasarkan klasifikasi tersebut, kelompok usia dengan jumlah konsumen terbesar adalah 26-35 tahun, yaitu sebesar 48 persen. Kelompok yang paling sedikit adalah yang berumur diatas 56 tahun yaitu 4 persen. Dari keseluruhan umur konsumen dapat terlihat bahwa umumnya konsumen berusia 18-45 tahun yang mencapai 89 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen yang mengkonsumsi kopi bubuk Keong Emas mayoritas berusia muda.
37
Tabel 13. Sebaran Konsumen Berdasarkan Kelompok Usia Kelompok Usia (Thn) 17-25 26-35 36-45 46-55 ≥ 56 Total
Jumlah Konsumen (Orang) 15 48 26 7 4 100
Persentase 15 48 26 7 4 100
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 14 menunjukan bahwa 84 persen konsumen yang menyatakan sudah menikah, sedangkan 16 persen konsumen menyatakan belum menikah.
Tabel 14. Sebaran Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan Status Pernikahan Menikah Belum menikah Total
Jumlah Konsumen (Orang) 84 16 100
Persentase 84 16 100
Hasil wawancara langsung kepada konsumen, pada umumnya konsumen yang sudah menikah lebih sering mengkonsumsi minuman kopi bubuk Keong Emas, terutama untuk kalangan yang sudah berkeluarga yang sebagian besar menyukai kopi bubuk Keong Emas. Tabel 15 menjelaskan bahwa pendidikan terakhir mayoritas konsumen berasal dari lulusan SLTA, yaitu 46 persen. Sementara itu konsumen yang mempunyai pendidikan SLTP sebanyak 21 persen dan 8 persen konsumen yang mempunyai pendidikan D3.
Tabel 15. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA D3 S1
Jumlah Konsumen (Orang) 13 21 46 8 12
Persentase 13 21 46 8 12
38
Total
100 100 Saat survey dilakukan, sebagian besar diantaranya mereka sudah bekerja.
Sementara itu, ada juga pada saat survey dilakukan terdapat konsumen yang telah pensiun dari pekerjaan. Dari uraian diatas, secara keseluruhan konsumen kopi bubuk Keong Emas memiliki pendidikan yang cukup. Pekerjaan konsumen dapat mempengaruhi penilaian konsumen terhadap konsumsi kopi bubuk, sehingga hasilnya dapat berpengaruh pada sikap akhir konsumen. Pada Tabel.16 dapat diketahui bahwa konsumen sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta, sebanyak 54 persen, dan selanjutnya konsumen yang berprofesi sebagai
wiraswasta sebanyak 25 persen. Hal ini
dikarenakan konsumen sudah lama mengenal minuman kopi bubuk Keong Emas.
Tabel 16. Sebaran Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Mahasiswa/Pelajar Pegawai Swasta PNS Wiraswasta Pensiunan Total
Jumlah Konsumen (Orang) 14 54 4 25 3 100
Persentase 14 54 4 25 3 100
Pada Tabel 17 terlihat persebaran pendapatan dari 100 konsumen yang telah diwawancara. Mayoritas konsumen berpendapatan Rp 500.000 – Rp 1.000.000, sebanyak 54 persen. Konsumen terkecil adalah yang berpendapatan diatas Rp. 3.000.000 sebanyak 6 persen. Berdasarkan keterangan diatas menunjukan bahwa sebagian besar konsumen kopi bubuk Keong Emas memiliki pendapatan yang rendah. Pendapatan berkaitan erat dengan daya beli konsumen untuk membeli kopi bubuk. Keragaman tingkat pendapatan ini diharapkan dapat menunjukan keadaan sebenarnya dari karakteristik perilaku konsumen kopi bubuk keong emas, sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi pendukung dalam rangka pengembangan produk kopi bubuk keong emas.
Tabel 17. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendapatan
39
Tingkat Pendapatan ≤ Rp 500.000 Rp 500.000-1.000.000 Rp 1.000.000-3.000.000 ≥ Rp 3.000.000 Total
Jumlah Konsumen (Orang) 21 54 19 6 100
Persentase 21 54 19 6 100
6.2. Proses Keputusan Pembelian 6.2.1. Pengenalan Kebutuhan Proses keputusan pembelian kopi bubuk keong emas oleh konsumen dimulai ketika konsumen merasakan dan mengenali adanya kebutuhan akan produk kopi bubuk keong emas. Tahapan pengenalan kebutuhan dapat dimulai dari mendeteksi motivasi atau alasan konsumen melakukan pembelian kopi bubuk keong emas. Motivasi setiap orang untuk mengkonsumsi suatu produk tentunya berbeda-beda. Dalam penelitian ini motivasi konsumen dalam membeli kopi bubuk keong emas ditampilkan dalam Tabel 18. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kebiasaan memperoleh persentase yang besar yaitu sebesar 45 persen. Hal tersebut terjadi karena banyak konsumen yang mengkonsumsi kopi bubuk keong emas sebagai minuman yang wajib untuk dikonsumsi. Alasan terbesar kedua bagi konsumen kopi bubuk keong emas kesehatan sebesar 34 persen, hal tersebut menunjukan bahwa konsumen juga memperhatikan manfaat dari produk yang dikonsumsinya bagi kesehatan. Alasan terbesar ketiga bagi konsumen adalah kesegaran memperoleh persentase sebesar 14 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa konsumen mengharapkan kesegaran jika sedang mengkonsumsi kopi bubuk keong emas. Sedangkan gaya hidup memperoleh persentase 7 persen.
Tabel 18. Sebaran Responden Berdasarkan Motivasi Mengkonsumsi Kopi Bubuk Keong Emas Motivasi Gaya Hidup Kebiasaan Kesehatan Kesegaran Total
Jumlah Konsumen (Orang) 7 45 34 14 100
Persentase 7 45 34 14 100
40
Pengetahuan tentang manfaat produk yang dimiliki dari minuman kopi bubuk sangat berpengaruh terhadap pembelian kopi bubuk keong emas oleh konsumen. Pada penelitian ini menurut konsumen pemenuhan gizi memperoleh persentase sebesar 45 persen. Hal ini terjadi karena kopi bubuk keong emas mengandung protein nabati, lemak, vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Manfaat lainnya yang dicari dalam mengkonsumsi minuman kopi adalah untuk menjaga kesehatan dan pencegahan penyakit. Kopi bubuk memiliki kandungan zat anti oksidan yang membantu tubuh untuk membuang zat-zat radikal berbahaya bagi tubuh dan molekul yang merusak sel-sel.serta mengurangi resiko terkena penyakit kanker hati dan usus. Secara lengkap alasan konsumen mengkonsumsi kopi bubuk keong emas dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Sebaran Konsumen Berdasarkan Manfaat Mengkonsumsi Kopi Bubuk Keong Emas Manfaat Pemenuhan gizi Kesehatan Pencegahan penyakit Total
Jumlah Konsumen (Orang) 45 32 23 100
Persentase 45 32 23 100
6.2.2. Pencarian Informasi Setelah mengenali kebutuhannya, konsumen akan terlibat dalam proses pencarian informasi. Pencarian informasi dapat dilakukan oleh konsumen melalui informasi yang tersimpan di dalam ingatan (internal) atau informasi yang didapat dari lingkungan luar (eksternal). Dalam tahap ini, media yang menjadi sumber informasi dari sebuah produk kopi bubuk memegang peranan penting dalam mempengaruhi informasi konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi kopi bubuk. Hasil pengamatan yang disajikan pada Tabel 20 menunjukan bahwa sebagian besar konsumen kopi bubuk keong emas mengetahui informasi mengenai kopi bubuk keong emas dari teman sebanyak 61 persen. Hal ini dikarenakan teman merupakan orang yang dekat dengan konsumen sehingga informasi sangat mudah didapat.
41
Sebanyak 39 persen konsumen kopi bubuk keong emas memperoleh informasi dari saudara, karena adanya keinginan untuk mencoba kopi bubuk keong emas yang telah diceritakan oleh saudara konsumen. Sumber informasi lainnya sebanyak 12 persen berasal dari sendiri.
Tabel 20. Sebaran Konsumen Berdasarkan Sumber Informasi Kopi Bubuk Keong Emas Sumber Informasi Teman Saudara
Jumlah Konsumen (Orang) 61 39
Persentase 61 39
6.2.3. Evaluasi Alternatif Setelah memperoleh informasi yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan produk yang akan dibeli, konsumen akan melakukan evaluasi dan memilih produk mana yang akan memenuhi kebutuhan mereka dari informasi yang didapat.
Tabel 21 menyajikan atribut yang paling dipertimbangkan pada
saat membeli kopi bubuk keong emas. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 34 persen konsumen menyatakan bahwa harga merupakan atribut yang paling dipertimbangkan dalam pembelian kopi bubuk keong emas, atribut yang kedua sebanyak 28 persen konsumen mempertimbangkan merek, atribut yang ketiga dan keempat sebanyak 22 persen dan 16 persen konsumen mempertimbangkan atribut aroma dan kekentalan. Konsumen terbanyak mempertimbangkan atribut harga dalam pembelian kopi bubuk. Karena terkait dengan focus perhatian konsumen terhadap sumber informasi dan juga sebagai penilaian konsumen apakah produk sesuai dengan harga yang ditawarkan oleh penjual. Atribut merek juga banyak menjadi pertimbangan konsumen dikarenakan konsumen dalam melakukan pembelian kopi bubuk keong emas suka memilih kopi dengan merek yang biasa mereka beli. Secara lengkap atribut yang paling dipertimbangkan pada saat membeli kopi bubuk dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Sebaran Konsumen Berdasarkan Atribut Kopi Bubuk Keong Emas Atribut Harga Aroma
Jumlah Konsumen (Orang) 34 22
Persentase 34 22
42
Kekentalan 16 16 Merek 28 28 Total 100 100 Tabel 22 menunjukkan jenis minuman apa saja yang biasa dikonsumsi oleh konsumen yang akan membuat konsumen beralih dari mengkonsumsi kopi bubuk keong emas. Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa minuman teh lebih sering dikonsumsi konsumen sebanyak 47 persen. Hal ini menunjukan bahwa minuman teh merupakan minuman yang biasa diminum konsumen apabila minuman kopi bubuk keong emas tidak tersedia. Sementara konsumen yang memilih susu, bandrek, dan jamu masing-masing sebanyak 18 persen, 14 persen dan 21 persen.
Tabel 22. Sebaran Konsumen Berdasarkan Jenis Minuman yang disukai Selain Kopi Bubuk Keong Emas Jenis Minuman Teh Susu Bandrek Jamu Total
Jumlah Konsumen (Orang) 47 18 14 21 100
Persentase 47 18 14 21 100
6.2.4. Keputusan Pembelian Setelah melakukan evaluasi alternatif, konsumen akan memilih produk mana yang dapat memenuhi kebutuhannya dan memiliki nilai yang lebih. Dari Tabel 23 dapat dilihat bahwa warung kopi adalah tempat dimana konsumen biasa membeli kopi bubuk keong emas sebanyak 64 persen. Sementara konsumen yang membeli kopi bubuk keong emas di pasar tradisional senayak 34 persen. Hal ini dikarenakan lokasi warung kopi yang lebih mudah dijangkau dan dekat dengan pemukiman konsumen.
Tabel 23. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tempat Biasa Membeli Kopi Bubuk Keong Emas Tempat Membeli Warung kopi Pasar Tradisional Total
Jumlah Konsumen (Orang) 66 34 100
Persentase 66 34 100
43
Hasil penelitian tentang keputusan konsumen mengkonsumsi kopi bubuk keong emas dapat terlihat pada Tabel 24. Berdasarkan cara memutuskan pembelian sebanyak 49 persen konsumen melakukan pembelian kopi bubuk keong emas dengan cara terencana. Hal tersebut dikaitkan dengan perasaan konsumen yang jika tidak mengkonsumsi kopi bubuk keong emas merasa ada yang kurang, sehingga mereka melakukan pembelian dengan terencana. Sebanyak 21 persen dan 30 persen konsumen melakukan pembelian dengan cara yang mendadak atau tergantung situasi. Hal tersebut dikaitkan dengan produk kopi bubuk yang bukan merupakan konsumsi primer bagi sebagian kecil konsumen, sehingga untuk memutuskan melakukan suatu pembelian produk kopi keong emas konsumen tidak merencanakannya terlebih dahulu dan juga tergantung situasi yang dihadapi.
Tabel 24. Sebaran Konsumen Berdasarkan Keputusan dalam Pembelian Kopi Bubuk Keong Emas Keputusan Pembelian Tergantung Situasi Mendadak Terencana Total
Jumlah Konsumen (Orang) 30 21 49 100
Persentase 49 33 18 100
Tabel 25 terlihat frekuensi konsumen dalam mengkonsumsi kopi bubuk keong emas. Sebanyak 15 persen konsumen yang pernah membeli kopi bubuk keong emas menyatakan mengkonsumsi minuman ini dengan frekuensi kadangkadang yaitu satu atau dua minggu sekali. Pernyataan frekuensi kadang-kadang ini mengacu kepada tidak tentu dan tidak bisa dikalkulasikan dengan tepat kapan frekuensinya. Selanjutnya 27 persen konsumen mengkonsumsi kopi bubuk seminggu sekali. Pernyataan konsumen ini mengacu pada frekuensi jarang. Konsumen yang mengkonsumsi kopi bubuk dengan frekuensi sering yaitu dalam seminggu lebih dari dua kali sebanyak 58 persen.
Tabel 25. Sebaran Konsumen Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Kopi Bubuk Keong Emas Keputusan Pembelian Kadang-Kadang (1-2X seminggu)
Jumlah Konsumen (Orang) 15
Persentase 15
44
Jarang (1X seminggu) Sering (>2X seminggu) Total 6.2.5. Perilaku Pasca Pembelian
27 58 100
27 58 100
Setelah melakukan pembelian, konsumen akan merasakan kepuasan yang didapat dari mengkonsumsi produk yang dibeli dan dikonsumsi. Keyakinan dan sikap pada tahap ini akan mempengaruhi niat dan proses pembelian selanjutnya. Konsumen akan melakukan evaluasi, apakah pemilihan produk yang telah dikonsumsi tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapannya atau tidak. Ketersediaan kopi bubuk keong emas juga mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk ini. Pada Tabel 26 terlihat perilaku konsumen terhadap ketersediaan kopi bubuk keong emas di tempat biasa membeli. 42 persen menyatakan akan membeli jenis kopi lain apabila kopi bubuk yang biasa dikonsumsi tidak tersedia. Sedangkan konsumen yang memilih membeli kopi bubuk di tempat lain sebanyak 31 persen. Sementara konsumen yang memilih tidak melakukan pembelian sebanyak 27 persen. Dari pola ini dapat dilihat bahwa konsumen masih loyal terhadap minuman kopi bubuk keong emas.
Tabel 26. Sebaran Konsumen Jika Kopi Bubuk Keong Emas Tidak Tersedia Keputusan Pembelian Jumlah Konsumen (Orang) Persentase Membeli Jenis Kopi Lain 42 42 Mencari Ditempat Lain 31 31 Tidak Jadi Membeli 27 27 Total 100 100 Tabel 27 menunjukan perilaku konsumen terhadap kenaikan harga minuman kopi bubuk keong emas. Sebanyak 78 persen konsumen menyatakan akan tetap membeli apabila terjadi kenaikan harga pada kopi bubuk keong emas. Hal ini dapat menggambarkan sejauh mana loyalitas konsumen terhadap kopi bubuk keong emas. Sebanyak 22 persen konsumen menyatakan tidak akan membeli kopi bubuk keong emas apabila terjadi kenaikan harga. Alasan konsumen sebagian besar disebabkan masih dapat membeli jenis minuman lain.
Tabel 27. Sebaran Konsumen Terhadap Kenaikan Harga Kopi Bubuk Keong Emas Keputusan Pembelian
Jumlah Konsumen (Orang)
Persentase
45
Tetap Membeli 78 Tidak Membeli 22 Total 100 Hasil penelitian pada Tabel 28 menunjukan tingkat kepuasan
78 22 100 konsumen
terhadap kopi bubuk keong emas yaitu sebesar 71 persen. Kepuasan yang dimiliki konsumen diperoleh karena kopi bubuk keong emas yang dibeli sudah sesuai dengan keinginan konsumen yaitu bermanfaat, menyehatkan tubuh dan murah harganya. Sebanyak 24 persen konsumen menyatakan tidak puas terhadap kopi bubuk keong emas. Alasan konsumen tidak puas terhadap kopi bubuk keong emas disebabkan konsumen hanya ingin mencoba pada suatu waktu dan tidak mengkonsumsi kopi bubuk keong emas secara tetap.
Tabel 28. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepuasan Kopi Bubuk Keong Emas Tingkat Kepuasan Puas Tidak Puas Total
Jumlah Konsumen (Orang) 71 29 100
Persentase 71 29 100
6.3. Analisis Multiatribut Fishbein Sikap konsumen terhadap suatu produk sangat dibutuhkan untuk memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen itu sendiri. Salah satu analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui sikap konsumen melalui penilaian atribut terhadap suatu produk adalah analisis multiatribut Fishbein. Analisis ini mencakup komponen evaluasi kepentingan (ei) dan komponen kepercayaan (bi). Komponen ei mengukur evaluasi konsumen terhadap atribut I dari produk minuman kopi bubuk secara umum , tanpa adanya pengkaitan dengan merek tertentu, sedangkan komponen bi mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut I yang dimiliki oleh masing-masing merek.
6.3.1. Penilaian Evaluasi Atribut (ei) Atribut-atribut yang dinilai adalah harga, merek, kekentalan, ketersediaan, aroma, kepraktisan penyajian, bahan kemasan, desain kemasan, volume, desain label, iklan, potongan harga, tanggal kadaluarsa. Tabel 29 menyajikan secara lengkap hasil penilaian konsumen terhadap atribut evaluasi (ei) terhadap semua atribut dugaan pada minuman kopi bubuk.
46
Berdasarkan hasil pada tabel 29, menunjukan atribut harga (4,72) merupakan hal yang sangat penting bagi para konsumen dalam membentuk sikap terhadap produk minuman kopi bubuk. Konsumen menilai suatu merek minuman kopi bubuk yang terbaik adalah yang memiliki harga murah, karena konsumen menyukai produk minuman kopi yang harganya murah sesuai dengan tingkat pendapatan konsumen. Posisi kedua dalam pembentukan sikap terhadap produk adalah atribut merek (4,65). Atribut merek sering kali menjadi faktor yang menjadi pertimbangan bagi sebagian besar konsumen dalam membeli kopi bubuk. Konsumen menganggap bahwa nerek dapat mewakili citra produk. Jika produsen kopi melakukan kesalahan dalam penamaan suatu merek misalnya nama produk kurang menarik atau sulit untuk diingat, maka dapat berakibat produk tersebut sulit untuk dijual karena konsumen tidak tertarik. Data perhitungan skor evaluasi kepentingan atribut dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 29. Skor Evaluasi (ei) Kepentingan dan Kategori Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Minuman Kopi Kategori tingkat Kepentingan 1 Harga 4,72 Sangat Penting 2 Merek 4,65 Sangat Penting 3 Aroma 4,43 Sangat Penting 4 Kekentalan 4,36 Sangat Penting 5 Ketersediaan 4,22 Sangat Penting 6 Tanggal kadaluarsa 3,94 Penting 7 Bahan kemasan 3,85 Penting 8 Desain kemasan 3,81 Penting 9 Volume 3,72 Penting 10 Desain label 3,64 Penting 11 Kepraktisan 2,83 Kurang Penting 12 Potongan harga 2,78 Kurang Penting 13 Iklan 2,65 Kurang Penting Rata-rata 3,75 Penting Catatan : Kategori tingkat kepentingan terhadap atribut kopi bubuk berdasarkan lima skala yaitu : sangat tidak penting (1); tidak penting (2); Kurang penting (3); penting (4); sangat penting (5) No
Atribut
ei
Sementara itu atribut yang mempunyai tingkat kepentingan terendah adalah atribut kepraktisan (2,83), potongan harga (2,78), dan atribut iklan (2,65).
47
Ketiga atribut ini dianggap kurang penting dalam pembentukan tingkat kepentingan terhadap produk minuman kopi. Dalam benak konsumen ternyata faktor kepraktisan (2,83) potongan harga (2,78) dan atribut iklan (2,65). tidak terlalu diperhatikan dan tertutupi oleh atribut-atribut yang lain.
6.3.2. Penilaian Kinerja Atribut (bi) Setelah skor evaluasi kepentingan atribut diperoleh maka selanjutnya diperlukan skor kepercayaan (bi) atribut oleh konsumen terhadap empat merek kopi bubuk yang diteliti yaitu kopi bubuk keong emas, liong bulan, cap teko, dan nikmat. Dengan diketahuinya penilaian kinerja atribut (bi) oleh konsumen maka dapat diketahui posisi kopi bubuk keong emas di dalam benak konsumen terhadap tiga merek kopi bubuk lain dari segi atribut produk. Data perhitungan skor kinerja atribut dapat dilihat pada Lampiran 3.
6.3.2.1. Kinerja Merek Keong Emas Keong emas merupakan salah satu merek minuman kopi bubuk. Penilaian konsumen terhadap kinerja merek minuman kopi bubuk keong emas dapat dilihat pada Tabel 30. Berdasarkan hasil penelitian, atribut yang kinerjanya dinilai sangat baik menurut konsumen adalah atribut harga dengan skor kepercayaan diberikan konsumen sebesar 4,32. Disusul oleh atribut aroma dengan skor kepercayaan diberikan konsumen sebesar 4,26 dan kekentalan dengan skor kepercayaan diberikan konsumen sebesar 4,18. Sementara itu, atribut iklan ternyata mendapatkan skor kinerja terkecil (2,51). Hal ini berarti sebagian besar konsumen menganggap bahwa iklan tidak terlalu diperhatikan oleh konsumen. Selengkapnya mengenai skor kepercayaan konsumen pada kinerja atribut minuman kopi bubuk merek keong emas dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Skor Kepercayaan (bi) Kinerja dan Kategori Tingkat Kepercayaan Atribut Minuman Kopi Bubuk Keong Emas Atribut Harga Aroma Kekentalan Bahan kemasan
Skor Kepercayaan (bi) 4,52 4,47 4,39 4,28
Kategori tingkat Kepercayaan Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
48
Desain kemasan 4,22 Sangat Baik Ketersediaan 3,95 Baik Merek 3,92 Baik Tanggal Kadaluarsa 3,84 Baik Volume 3,81 Baik Desain label 3,72 Baik Potongan harga 2,93 Kurang Baik Kepraktisan 2,89 Kurang Baik Iklan 2,51 Kurang Baik Catatan : Kategori tingkat kepercayaan terhadap atribut Kopi bubuk berdasarkan lima skala yaitu : sangat buruk (1); buruk (2); Kurang baik (3); baik (4); sangat baik (5).
6.3.2.2. Kinerja Merek Liong Bulan Liong Bulan merupakan merek minuman kopi bubuk yang tertua di Kota Bogor. Pada Tabel 31 kita dapat melihat bahwa atribut yang kinerjanya dinilai sangat baik menurut konsumen adalah atribut merek 4,72. Disusul oleh atribut ketersediaan (4,65), dan Kekentalan (4,32). Dalam kurun waktu yang cukup lama produk minuman kopi bubuk merek liong bulan telah berhasil menanamkan brand
image yang baik kepada konsumen, sehingga merek ini sangat diyakini oleh konsumen karena mereknya yang sudah lama terkenal. Selengkapnya mengenai skor kepercayaan konsumen pada kinerja atribut minuman kopi bubuk merek keong emas dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Skor Kepercayaan (bi) Kinerja dan Kategori Tingkat Kepercayaan Atribut Minuman Kopi Bubuk Liong Bulan Atribut Merek Ketersediaan Bahan kemasan Kekentalan Aroma Harga Tanggal kadaluarsa Desain kemasan Volume Desain label Potongan harga Kepraktisan Iklan
Skor Kepercayaan (bi) 4,75 4,65 4,43 4,32 4,25 4,21 4,09 3,89 3,79 3,73 3,73 2,98 2,81
Kategori tingkat Kepercayaan Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Kurang Baik Kurang Baik
49
Catatan : Kategori tingkat kepercayaan terhadap atribut Kopi bubuk berdasarkan lima skala yaitu : sangat buruk (1); buruk (2); Kurang baik (3); baik (4); sangat baik (5).
6.3.2.3. Kinerja Merek Cap Teko Cap Teko merupakan merek minuman kopi bubuk. Penilaian konsumen terhadap kinerja merek minuman kopi bubuk cap teko dapat dilihat pada Tabel 32. Berdasarkan hasil penelitian, atribut yang kinerjanya dinilai sangat baik menurut konsumen adalah atribut merek dengan skor kepercayaan diberikan konsumen sebesar 4,52. Disusul oleh atribut ketersediaan dengan skor kepercayaan diberikan konsumen sebesar 4,34 dan aroma dengan skor kepercayaan diberikan konsumen sebesar 4,28. Selengkapnya mengenai skor kepercayaan konsumen pada kinerja atribut minuman kopi bubuk merek cap teko dapat dilihat pada Tabel 32.
Tabel 32. Skor Kepercayaan (bi) Kinerja dan Kategori Tingkat Kepercayaan Atribut Minuman Kopi Bubuk Cap Teko Kategori tingkat Kepercayaan Merek 4,61 Sangat Baik Ketersediaan 4,43 Sangat Baik Harga 4,31 Sangat Baik Kekentalan 4,30 Sangat Baik Aroma 4,28 Sangat Baik Tangggal kadaluarsa 3,95 Baik Desain label 3,89 Baik Bahan kemasan 3,81 Baik Volume 3,79 Baik Desain kemasan 3,71 Baik Kepraktisan 2,78 Kurang Baik Potongan Harga 2,67 Kurang Baik Iklan 2,62 Kurang Baik Catatan : Kategori tingkat kepercayaan terhadap atribut Kopi bubuk berdasarkan lima skala yaitu : sangat buruk (1); buruk (2); Kurang baik (3); baik (4); sangat baik (5). Atribut
Skor Kepercayaan (bi)
6.3.2.4. Kinerja Merek Nikmat Nikmat merupakan merek minuman kopi bubuk yang sudah ada gulanya. Penilaian konsumen terhadap kinerja merek minuman kopi bubuk nikmat dapat dilihat pada Tabel 30. Berdasarkan hasil penelitian, atribut yang kinerjanya dinilai
50
sangat baik menurut konsumen adalah atribut ketersediaan dengan skor kepercayaan diberikan konsumen sebesar 4,39. Disusul oleh atribut bahan kemasan dengan skor kepercayaan diberikan konsumen sebesar 4,26 dan kepraktisan dengan skor kepercayaan diberikan konsumen sebesar 4,12. Selengkapnya mengenai skor kepercayaan konsumen pada kinerja atribut minuman kopi bubuk merek nikmat dapat dilihat pada Tabel 33.
Tabel 33. Skor Kepercayaan (bi) Kinerja dan Kategori Tingkat Kepercayaan Atribut Minuman Kopi Bubuk Nikmat Kategori tingkat Kepercayaan Bahan kemasan 4,32 Sangat Baik Ketersediaan 4,18 Sangat Baik Kepraktisan 4,12 Sangat Baik Desain kemasan 4,05 Sangat Baik Kekentalan 3,87 Baik Aroma 3,82 Baik Merek 3,82 Baik Harga 3,78 Baik Tangggal kadaluarsa 3,78 Baik Volume 3,65 Baik Desain label 3,62 Baik Potongan Harga 2,76 Kurang Baik Iklan 2,69 Kurang Baik Catatan : Kategori tingkat kepercayaan terhadap atribut Kopi bubuk berdasarkan lima skala yaitu : sangat buruk (1); buruk (2); Kurang baik (3); baik (4); sangat baik (5). Atribut
Skor Kepercayaan (bi)
6.3.3. Analisis Sikap Konsumen Setelah konsumen menilai tingkat kepentingan dan tingkat kepercayaan atribut kopi bubuk, selanjutnya didapatkan nilai sikap terhadap empat merek kopi bubuk. Nilai sikap dianalisis untuk melihat bagaimana pandangan konsumen terhadap empat merek kopi bubuk. Untuk memperoleh nilai sikap (Ao) konsumen terhadap empat merek kopi bubuk, maka langkah berikutnya adalah mengalikan antara skor kepentingan (ei) dengan skor kepercayaan (bi) dari masing-masing
51
kopi bubuk. Hasil perhitungan nilai sikap (Ao) disajikan pada Tabel 34 dibawah ini.
Tabel 34. Skor Sikap (Ao) Terhadap Empat Merek Kopi Bubuk Skor Kepercayaan (bi) No
Atribut
Skor Evaluasi Kepenting an (ei)
Keong Emas
Liong Bulan
Teko
Nikmat
bi
bi.ei
bi
bi.ei
bi
bi.ei
bi
bi.ei
1
Harga
4,72
4,52
21,33
4,21
19,87
4,31
20,34
3,78
17,84
2
Merek
4,65
3,92
18,23
4,75
22,09
4,61
21,44
3,82
17,76
3
Aroma
4,43
4,47
19,8
4,25
18,83
4,28
18,96
3,82
16,92
4
Kekentalan
4,36
4,39
19,16
4,32
18,84
4,30
18,75
3,87
16,87
5
Ketersediaan
4,22
3,95
16,67
4,65
19,62
4,43
18,69
4,18
17,64
3,94
3,84
15,13
4,09
16,11
3,95
15,56
3,78
14,89
3,85
4,28
16,48
4,43
17,06
3,81
14,67
4,32
16,63
3,81
4,22
16,08
3,89
14,82
3,75
14,29
4,05
15,43
6 7 8
Tanggal kadaluarsa Bahan kemasan Desain kemasan
9
Volume
3,72
3,81
14,17
3,79
14,1
3,79
14,1
3,65
13,58
10
Desain label
3,64
3,72
13,54
3,73
13,58
3,89
14,16
3,62
13,18
11
Kepraktisan
2,83
2,89
8,179
2,98
8,433
2,78
7,867
4,12
11,66
12
Potongan harga
2,78
2,93
8,145
3,73
10,37
2,67
7,423
2,76
7,673
13
Iklan
2,65
2,78
7,367
2,81
7,447
2,62
6,943
2,69
7,129
Total (ei.bi)
194,3
201,2
193,2
Hasil perhitungan skor sikap diatas menunjukan bahwa kopi bubuk liong bulan memiliki skor sikap lebih tinggi dibandingkan tiga merek kopi bubuk lain yaitu sebesar 201,2. Hal ini berarti secara keseluruhan kopi bubuk liong bulan lebih disukai oleh konsumen. Apabila dilihat dari tujuh atribut yang memiliki skor kepercayaan tertinggi (>4) maka kopi bubuk liong bulan memiliki keunggulan pada atribut merek, ketersediaan, bahan kemasan, kekentalan, aroma, harga dan tanggal kadaluarsa. Kopi bubuk keong emas yang memiliki tingkat kepercayaan tertinggi (>4) adalah pada atribut harga, aroma, kekentalan, bahan kemasan dan
187,2
52
desain kemasan. Kopi bubuk cap teko yang memiliki tingkat kepercayaan tertinggi (>4) adalah harga, merek, ketersediaan, kekentalan dan aroma. Sedangkan pada kopi bubuk cap nikmat yang memiliki tingkat kepercayaan tertinggi (>4) adalah bahan kemasan, ketersediaan, kepraktisan, dan desain kemasan. Berdasarkan Tabel 34 atribut kopi bubuk Keong Emas yang mempunyai skor kepercayaan (bi) sangat baik ada lima atribut yaitu: harga, aroma, kekentalan, bahan kemasan dan desain kemasan. Ke lima Atribut ini perlu dipertahankan oleh kopi bubuk Keong Emas terutama untuk lebih fokus karena skor kepercayaannya (bi) >4. Atribut kopi bubuk Keong Emas yang mempunyai skor kepercayaan (bi) baik ada lima atribut yaitu: merek, ketersediaan, tanggal kadaluarsa, volume dan desain label. Ke lima Atribut ini perlu ditingkatkan oleh kopi bubuk Keong Emas karena skor kepercayaannya (bi) <4. Sedangkan atribut kepraktisan, potongan harga dan iklan harus diperbaiki oleh kopi bubuk Keong Emas karena skor kepercayaannya (bi) <3. Sikap konsumen yang positif terhadap sepuluh atribut yang dimiliki kopi bubuk keong emas dapat dilihat pada Tabel 34. Sikap konsumen yang ditunjukan dengan skor positif juga menggambarkan bahwa konsumen mendukung kopi bubuk keong emas sebagai kopi bubuk yang mempunyai harga murah, aroma yang khas kopi, sangat kental dan memiliki bahan dan desain yang menarik bila dibandingkan dengan kopi bubuk lain, konsumen hanya memberikan skor positif hanya pada sebelas atribut yang dimiliki kopi bubuk liong bulan, cap teko sepuluh atribut, dan nikmat sebelas atribut. Dengan diketahuinya skor sikap konsumen (Ao) maka skor selanjutnya yang perlu dicari adalah skor maksimum sikap (Ao) maksimum. Skor ini berguna dalam menentukan skala penilaian sikap sehingga dapat diketahui tingkat kesukaan mereka masuk dalam kategori yang mana. Skor maksimum sikap ini diperoleh dengan cara mengalikan Skor evaluasi (ei) dengan skor kepercayaan (bi) yang ideal atau maksimum 5. untuk mengetahui hasil perhitungan skor sikap maksimum tersebut dapat dilihat pada Tabel 35 dibawah ini.
53
Tabel 35. Skor Maksimum Sikap (Ao maks) Terhadap Atribut Kopi Bubuk Atribut Harga Merek Aroma Kekentalan Ketersediaan Tanggal kadaluarsa Bahan kemasan Desain kemasan Volume Desain label Kepraktisan Potongan harga Iklan
ei 4,72 4,65 4,43 4,36 4,22 3,94 3,85 3,81 3,72 3,64 2,83 2,78 2,65
Ao Maks
1 4,72 4,65 4,43 4,36 4,22 3,94 3,85 3,81 3,72 3,64 2,83 2,78 2,65 49,6
2 9,44 9,3 8,86 8,72 8,44 7,88 7,7 7,62 7,44 7,28 5,66 5,56 5,3 99,2
3 14,16 13,95 13,29 13,08 12,66 11,82 11,55 11,43 11,16 10,92 8,49 8,34 7,95 148,8
4 18,88 18,6 17,72 17,44 16,88 15,76 15,4 15,24 14,88 14,56 11,32 11,12 10,6 198,4
5 23,6 23,25 22,15 21,8 21,1 19,7 19,25 19,05 18,6 18,2 14,15 13,9 13,25 248
Dari data yang diperoleh pada Tabel diatas maka dapat diketahui skor maksimum sikap diatas adalah sebesar 248. Dengan demikian skala penilaian telah dapat ditentukan yaitu berada pada selang maksimum 248 sampai minimum 49,6. Skala penilaian tersebut dalam penelitian ini akan dibagi lagi kedalam lima kategori. Kategori tersebut dimulai dari penilaian sangat baik hingga sangat buruk. Sebelum dibagi menjadi lima kategori, rentang skor setiap skalanya harus ditentukan terlebih dahulu dengan cara membagi skor maksimum sikap (248) dengan skor kepercayaan ideal atau maks (5) yang menghasilkan rentang nilai 49,6. Pengukuran kategori terhadap keempat jenis kopi bubuk untuk selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 36 berikut ini.
Tabel 36. Kategori Tingkat Kesukaan Konsumen Berdasarkan Nilai Maksimum Sikap (Ao maks) Rentang Nilai 1 – 49,6 49,61 – 99,2 99,21 – 148,8 148,81 – 198,4 198,41 – 248
Kategori Sangat negatif Negatif Cukup positif Positif Sangat positif
54
Berdasarkan skala penilaian tersebut maka dapat diketahui kategori tingkat kesukaan konsumen terhadap empat jenis kopi bubuk, yaitu dengan menyesuaikan skor sikap (Ao) setiap jenis kopi bubuk dengan rentang penilaian yang ada pada Tabel 34. Adapun kopi bubuk liong bulan memiliki skor sikap (Ao) sebesar 201,2. Hal ini berarti kopi bubuk liong bulan disukai konsumen dengan sangat positif. Sikap konsumen ditunjukan ketika mereka merasakan manfaat yang diperoleh setelah mengkonsumsi kopi bubuk liong bulan. Kopi bubuk keong emas, cap teko dan nikmat memiliki skor sikap (Ao) masing-masing sebesar 194,3, 193,2 dan 187,2 yang berarti bahwa produk ini disukai konsumen dengan positif.
55
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah disajikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan, hal-hal sebagai berikut : 1. Karakteristik umum konsumen kopi bubuk di Kecamatan Bogor Selatan digambarkan melalui beberapa sebaran. Menurut sebaran usia, sebagian besar konsumen berada pada rentang usia 26 hingga 35 tahun. Menurut sebaran jenis kelamin, 76 persen konsumen berjenis kelamin laki-laki. Menurut sebaran pendidikan terakhir 46 persen konsumen merupakan lulusan SLTA. Menurut sebaran pekerjaan, sebanyak 54 persen konsumen bekerja sebagai pegawai swasta. Menurut sebaran Pendapatan per bulan, sebanyak 54 persen memiliki pendapatan per bulan dengan kisaran antara Rp 500.000 hingga Rp 1000.000. Menurut kategori status pernikahan, sebanyak 84 persen konsumen sudah menikah. Dalam melakukan keputusan pembelian konsumen melalui beberapa tahap keputusan pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan sebanyak 46 persen konsumen termotivasi oleh kebiasaan. Sebanyak 45 persen konsumen tertarik untuk mengkonsumsi kopi bubuk keong emas adalah untuk pemenuhan gizi. Pada proses pencarian informasi, 61 persen konsumen memperoleh informasi dari teman. Pada proses evaluasi alternative, 34 persen konsumen menjadikan atribut harga sebagai pertimbangan awal sebelum membeli kopi bubuk. Pada evaluasi tersebut 47 persen konsumen menyatakan lebih sering mengkonsumsi teh selain mengkonsumsi kopi bubuk keong emas. Pada proses pembelian, 66 persen konsumen membeli di warung kopi. Proses pembelian dilakukan secara terencana oleh 49 persen konsumen. Sebanyak 58 persen konsumen mengkonsumsi kopi bubuk keong emas secara sering. Pada proses pasca pembelian, sebanyak 89 persen akan tetap membeli kopi bubuk meskipun harga naik dan 78 persen konsumen puas atas kopi bubuk yang telah mereka beli. 2. Hasil analisis sikap konsumen terhadap kopi bubuk, dapat diketahui atribut yang sangat penting adalah harga, merek, ketersediaan, kekentalan dan aroma. Atribut berikutnya yang penting adalah bahan kemasan, desain kemasan,
56
tanggal kadaluarsa, volume, desain label. Sedangkan atribut yang kurang penting adalah potongan harga, iklan, dan kepraktisan. Nilai sikap (Ao) yang diperoleh kopi bubuk liong bulan lebih tinggi dibandingkan tiga jenis kopi bubuk lain yaitu 201,2. Hal ini berarti kopi bubuk liong bulan disukai oleh konsumen dengan sangat positif. Sedangkan kopi bubuk keong emas, cap teko, dan nikmat memiliki skor sikap masing-masing sebesar (194,3), (193,2), dan (187,2). Ini berarti bahwa tiga produk kopi bubuk ini disukai konsumen dengan positif. Apabila ditinjau dari setiap skor kepercayaan (bi) atribut yang sangat baik maka kopi bubuk liong bulan memiliki atribut merek, ketersediaan, bahan kemasan, kekentalan, aroma, harga, dan tanggal kadaluarsa. Kopi cap teko memiliki atribut harga, merek,
ketersediaan,
kekentalan dan aroma. Kopi bubuk Keong Emas memiliki atribut harga, aroma, kekentalan, bahan kemasan dan desain kemasan. Kopi bubuk nikmat memiliki atribut kepraktisan,
ketersediaan, bahan kemasan dan desain
kemasan.
7.2. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka saran yang dapat diberikan adalah : 1. Berdasarkan skor kepentingan (ei) terdapat lima atribut yang sangat penting yaitu: harga, merek, aroma, kekentalan, dan ketersediaan. Ke lima atribut ini perlu
diperhatikan
oleh
Perusahaan
Inkopas
Sejahtera
karena
skor
kepentingannya (ei) >4. 2. Berdasarkan skor kepercayaan (bi) kopi bubuk Keong Emas terdapat tiga atribut yang mempunyai skor kepercayaan sangat baik yaitu: harga, aroma, dan kekentalan. Sedangkan dua atribut yang mempunyai skor kepercayaan (bi) yang baik yaitu: merek dan ketersediaan. Atribut yang mempunyai skor kepercayaan (bi) <4 yaitu merek dan ketersediaan masih perlu ditingkatkan.
57
DAFTAR PUSTAKA
Antara news. 2007. Kopi. Jakarta. Asia Fit. 2000. Kandungan kafein dalam berbagai minuman. BPS. 2005. Statistik Indonesia. Jakarta.Indonesia. BPS Kota Bogor. 2007. Kota Bogor Dalam Angka. Bogor. Indonesia. BPS Kota Bogor. 2008. Kota Bogor Dalam Angka. Bogor. Indonesia. Engel, B.M. 1994. Perilaku Konsumen Jilid 1. Edisi ke enam. Binarupa Aksara. .
1995. Perilaku Konsumen Jilid 2. Edisi ke enam. Binarupa Aksara.
Haryanto. 1999. Pengaruh kafein terhadap Kesehatan.www. Google.com Indriasari,R. 2006. Analisis Ekuitas Merek Pada Produk Kopi Instan Cappucino (Studi Kasus 2 Universitas di Bogor). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Kanisius. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta. Indonesia.Kotler, P. 2000.Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Jilid 1&2. PT. Prenhanllindo. Jakarta. Kotler,
P. 2005.Manajemen Pemasaran Prenhanllindo. Jakarta.
Edisi
Sebelas Jilid 1&2.
PT.
Kustiari, Reni. 2007. Perkembangan pasar kopi dunia dan implikasinya bagi Indonesia. Pusat analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian. Bogor. Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Penebar Swadaya. 2004. Budidaya Kopi dan Penanganan Pascapanen. Jakarta. Indonesia. Pusat Data Dan Informasi. 2005.Agricultural Statistics. Jakarta. Indonesia. Pusat Data Dan Informasi. 2006.Agricultural Statistics. Jakarta. Indonesia.
Rochani, 2007. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Sop Buah Pak Ewok. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
58
Sejahtera, Inkopas. 2007. Data Perusahaan 2007. Simamora, B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta Umar, H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wahyudi. 2004. Preferensi Konsumen terhadap kopi Kemasan Sekali Pakai. Februari (153):33-34. Wirakusuma, 2006. Analisis Perilaku Konsumen Kopi Banyuatis serts Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
59
Lampiran 1. Penduduk Kota Bogor Per Kecamatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007
Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Bogor selatan
45.156
56.678
101.834
Bogor timur
28.567
26.686
55.253
Bogor utara
48.585
45.833
94.418
Bogor tengah
32.199
34.548
66.747
Bogor barat
63.186
59.350
122.536
Tanah sereal
51.203
47.968
199.171
Sumber: BPS Kota Bogor, 2007
60
Lampiran 2.
Skor Kepercayaan (bi) dan Skor Rata-Rata Kepercayaan (bi) Kopi Bubuk Keong Emas, Liong Bulan, Cap T dan Nikmat bi Kopi Bubuk Keong Emas
No
Harga
Merek
Aroma
Kekentalan
Ketersediaan
Tanggal Kadaluarsa
Bahan Kemasan
Desain Kemasan
Volume
Desai Labe
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 5 5 5 3 3 3 3 5 4
4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 3 5 5 5 3 3 3 3 3
4 4 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 5 5 4 4 3 3 5 5 4 4 3 3 4 3 3 4 4
4 4 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 5 5 4 4 3 3 5 5 4 4 3 3 4 3 3 4 4
3 3 4 4 5 4 4 4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5 3 3 3 2 5 5 5 5 5 5 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 3 2 3 3 2 3 3 3 4 5
5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3 4 5 5 3 4 4 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 5 5 5 5 3
5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 2 2 4 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 5 5 5 5 3
61
43 44 45 46 47 48 49 50
5 5 5 5 5 5 5 5
3 2 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 3 5 5 5
5 5 5 5 4 4 5 5
4 3 3 4 4 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 3
5 5 4 3 4 4 4 5
5 5 4 3 4 4 4 5
4 3 3 3 4 3 2 3
4 3 3 3 4 3 2 3
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 2 3 5 3 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 3 3 4 4 4
4 5 5 5 2 2 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 2 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 2 3 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 2 3 5 3 3 3 5 4 5 5 5 3 3 3 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4
4 4 4 2 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 3 3 3 4 4 3 3
3 4 4 2 3 5 3 3 5 3 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 3 3 3 4 4 3 3
5 5 5 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 5 5 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 4 3 5 5
5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 4 4 5 5 2 2 3 5 5 4 5 4 5 3 3
4 2 3 4 3 3 2 5 5 5 2 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 5 4 3 3 3 4 5 5 5 3 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5
4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 5 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5
62
92 93 94 95 96 97 98 99 100 ratarata
4 5 5 4 4 5 4 5 5
4 4 4 4 4 4 5 5 5
4 5 5 4 4 5 4 5 5
4 5 5 4 4 5 4 5 5
3 3 3 3 4 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 4 3 3
5 5 4 5 4 4 5 5 5
3 5 4 5 4 4 3 3 3
3 3 3 5 5 4 3 5 5
3 3 3 5 5 4 3 5 4
4.52
3.92
4.47
4.39
3.95
3.84
4.28
4.22
3.81
3.72
bi Kopi Bubuk Nikmat No
Harga
Merek
Aroma
Kekentalan
Ketersediaan
Tanggal Kadaluarsa
Bahan Kemasan
Desain Kemasan
Volume
Desai Labe
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 2 5 5 5 3 5 5 5 3 3 5 5
4 4 3 4 5 5 5 3 2 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3
4 4 3 4 5 5 5 3 2 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3
2 5 4 4 5 5 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 4 4 3 5 3
4 4 4 3 5 5 3 5 5 5 3 5 5 2 5 4 4 2 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4
4 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 5 5 2 4 4 4 4 2 3 3
5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 3
4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 3 3 5
5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 5 5 3 3 4 5 3 3 3 5
5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 5 5 3 3 4 5 3 3 3 5
63
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
5 5 2 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 5 5 5 5 3 4 5 3
3 3 5 3 3 3 3 5 5 5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4
3 3 5 3 3 3 3 5 5 5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4
5 5 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 3 3 4 4
4 3 3 5 5 5 5 3 3 4 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 3 3
4 3 3 5 5 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4
3 4 5 5 5 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
5 5 3 4 3 3 3 5 2 3 5 5 3 4 3 5 5 5 5 5 5 3
3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 5 5 3
3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 5 5 3
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
4 3 3 5 5 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4
3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4
3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4
4 4 4 4 2 2 4 4 4 5 5 4 4 2 2 4 3 3 2 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 3 3
3 3 3 5 3 5 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 2 5 5 4 4 4 5 4 5
5 2 5 3 2 3 4 5 5 5 5 3 4 2 5 4 4 3 5 3 5 5
4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 5 3 4 5 5 5 3 3 4 2 3 2
4 5 3 4 3 3 2 2 3 3 5 3 4 5 5 5 3 3 4 2 3 2
64
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 ratarata
4 4 4 2 5 5 5 5 5 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5
2 4 5 4 5 4 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3 5 4 4 5 4 3 2 5 4 3 4 4
2 4 5 4 5 4 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3 5 4 4 5 4 3 2 5 4 3 4 4
3 3 2 4 3 3 3 3 4 5 5 5 3 5 5 5 5 3 2 2 3 2 5 3 5 5 4 3
3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5
5 3 4 5 4 4 5 4 4 5 3 3 4 5 5 3 4 3 3 3 5 5 4 4 3 5 5 3
5 4 4 2 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5
3 3 5 5 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 3 5 3 3 5 4 3 3 3 3 4 4 3 4
4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 5 5 2 4 3 4 4
4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 5 5 2 4 3 4 4
3.78
3.82
3.82
3.87
4.18
3.78
4.32
4.05
3.65
3.62
bi Kopi Bubuk Cap Teko No
Harga
Merek
Aroma
Kekentalan
Ketersediaan
Tanggal Kadaluarsa
Bahan Kemasan
Desain Kemasan
Volume
Desai Labe
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 5
4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
5 5 5 4 4 5 4 4 3 3 5 5 5
5 5 5 4 4 5 4 4 3 3 5 5 5
3 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5
4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 5 5 5 2 3 4 4 4 5
3 3 3 5 5 5 5 2 3 4 4 4 4
3 3 3 5 5 5 5 2 3 4 4 4 4
65
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 5 4 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5
5 4 4 5 5 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 2 3 4 1 5 5 5 5 3 3 3 3 3 5 5 5
5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 4 3 3 5 5
5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3 5 5
5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 5 5 5 5 4 2 3 3 3 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4
5 4 4 5 5 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 2 3 4 1 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5
5 5 3 4 3 2 4 3 3 5 5 5 5 2 2 4 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 4 4 4 4 4
4 4 3 4 3 2 4 3 3 5 5 5 5 2 2 4 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 4 4 4 4 4
4 4 3 4 3 2 4 3 3 5 5 5 5 2 2 4 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 5 5 5 2 4 4 4 4 5
51 52 53 54 55 56 57 58 59
5 5 5 5 3 5 5 3 3
5 5 5 5 4 5 5 5 4
5 5 5 5 4 5 5 5 4
3 3 3 5 2 4 5 5 5
3 5 5 5 3 4 5 5 5
4 5 5 4 4 4 4 4 4
3 3 3 5 5 4 4 5 4
4 4 4 4 2 5 5 5 3
4 4 4 4 2 5 5 5 3
5 5 4 4 5 5 5 5 3
66
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 ratarata
3 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 3 3 4 5 5 3 3 3 5 5
5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 3 4 3 5 4 5 5 5 5 2 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4
5 5 3 4 3 3 4 2 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 3 3 3 3 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4
5 5 3 4 3 3 4 2 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 3 3 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4
5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 5
5 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4
3 5 3 2 2 2 3 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 5 3 3 5 3 5 3 4 4 4 4 4
5 5 3 2 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 4 2 5 5 5 3 3 5 3 3 3 4 4 4 4 4
3 5 3 5 2 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 4 5 3 3 5 3 3 5 3 3 3 4 4 4 4 4
4.31
4.61
4.28
4.3
4.43
3.95
3.81
3.75
3.79
3.89
bi Kopi Bubuk Liong Bulan
67
No
Harga
Merek
Aroma
Kekentalan
Ketersediaan
Tanggal Kadaluarsa
Bahan Kemasan
Desain Kemasan
Volume
Desai Labe
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 5 4 3 5 5 3 5 5 5 5
5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5
4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 2 3 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 5 4 4 3 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 4
5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5
4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 2 3 2 4 3 3 4 4 4 5 5 5 5 4 2 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5
4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 3 3 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 3 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 2 3 4 1 5 5 3 3 5 3 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 5 5 5 3 3 3 3 4 3
3 3 3 5 5 5 5 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 5 5 5 5 2 2 4 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 4
68
47 48 49 50
5 5 5 3
5 5 5 5
3 5 5 5
3 3 5 5
5 5 5 5
5 5 5 4
3 5 5 5
3 3 3 5
3 4 4 4
4 4 4 4
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 5 3 3 4 4 4 3 5 5 3 3 4 5 4 4 3 5 4 3 3 4 5
5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 3 4 5
5 5 5 5 4 3 5 3 4 5 5 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 2 3 4 4 5 3 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5
3 3 5 5 2 4 5 5 5 5 5 3 4 3 3 4 2 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 3 3 5 3 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 3 5 3 3 3 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 3 4 5
4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 3 5 5 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4
3 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 2 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5
5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 4 4 5 3 3 5 3 3 5 4 5 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5
5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4
4 4 4 4 2 5 5 5 3 3 5 3 2 2 2 3 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 4 3 5 5 5 3 3 5 3 4
69
95 96 97 98 99 100 ratarata
5 3 3 5 5 5
5 5 5 5 5 5
5 3 3 3 5 5
5 4 4 4 3 4
5 5 5 5 5 5
3 4 4 5 5 5
5 5 5 4 4 5
3 3 3 3 3 3
4 3 4 3 3 4
3 4 4 4 4 4
4.21
4.75
4.25
4.32
4.65
4.09
4.43
3.89
3.79
3.73
Lampiran 4. Kuisioner PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
KUISIONER SKRIPSI ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI BUBUK KEONG EMAS DI KECAMATAN BOGOR SELATAN Pewawancara / NRP Lokasi wawancara Hari/Tanggal Wawancara
: Alfa Febrianto / A 14104512 : Pasar Tradisional :
BAGIAN I. KUISIONER INI DIPERUNTUKAN UNTUK KONSUMEN YANG PERNAH MEMBELI DAN MENGKONSUMSI EMPAT MEREK KOPI BUBUK. Isilah titik-titik dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) sesuai dengan jawaban anda!
Identitas Responden 1. Nama : …………………………………………. 2. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Umur : ……………. Tahun 4. Alamat : …………………………………………. 5. Status : a. Menikah b. Tidak Menikah c. Janda/Duda 6. Jumlah anggota keluarga : ……………. Orang 7. Pendidikan Terakhir : a. Tidak Sekolah e. Diploma (D1/D2/D3) b. SD f. Sarjana (S1/S2/S3) c. SLTP g. Lainnya, Sebutkan ..................... d. Sekolah Menengah/Kejuruan 8. Pekerjaan :
70
a. Mahasiswa/Pelajar e. BUMN b. Pegawai Negeri f. Guru/Dosen c. Pegawai Swasta g. Lainnya, Sebutkan …………… d. Wiraswasta 9. Pendapatan Perbulan : ………………………………………... Rupiah a. Kurang dari Rp 500.000 c. Rp 1.000.000 – 3.000.000 b. Rp 500.000 – 1.000.000 d. Lebih dari Rp 3.000.000 10. Pengeluaran perbulan untuk makanan dan minuman : ………Rupiah a. Kurang dari Rp 500.000 c. Rp 1.000.000 – 3.000.000 b. Rp 500.000 – 1.000.000 d. Lebih dari Rp 3.000.000
Pertanyaan 1. Apa motivasi anda ketika pertama kali anda tertarik untuk membeli dan mengkonsumsi kopi bubuk keong emas ? a. gaya hidup b. kebiasaan c. kesehatan d. kesegaran 2. Apa manfaat yang anda cari dari mengkonsumsi kopi bubuk keong emas ? a. pemenuhan gizi b. kesehatan c. pencegahan penyakit 3. Apa yang menjadi penghalang anda dalam mengkonsumsi kopi bubuk keong emas? b. Kesehatan a. Harganya mahal c. Produk sulit didapat 4. Darimana anda mengetahui informasi tentang kopi bubuk keong emas ? b. teman a. saudara 5. Atribut apa yang membuat anda tertarik untuk mengkonsumsi minuman tersebut ? a. harga b. aroma c. kekentalan d. merek 6. Selain kopi bubuk keong emas jenis minuman apa yang sering anda konsumsi ? a. teh b. susu c. bandrek d. jamu 7. Dimana anda biasa membeli kopi bubuk keong emas ? a. pasar tradisional b. warung kopi 8. Bagaimana cara anda memutuskan pembelian kopi bubuk keong emas ? a. terencana (sudah direncanakan untuk membeli) b. tergantung situasi c.mendadak (keinginan untuk membeli dating tiba-tiba ketika melihat kopi bubuk) 9. Frekuensi pembelian kopi bubuk keong emas yang sering anda beli satu bulan terakhir ? a. kadang-kadang b. jarang c. sering 10. Apa yang anda lakukan jika kopi bubuk yang anda cari, tidak tersedia ditempat anda biasa membeli?
71
a. mencari ditempat lain b. membeli jenis kopi lain c. tidak jadi membeli 11. Siapa yang paling berpengaruh dalam memutuskan untuk membeli kopi bubuk ? a. teman b. keluarga 12. Kapan anda sering membeli kopi bubuk ? b. hari raya a. hari kerja b.hari libur 13. Berdasarkan pengalaman anda dalam mengkonsumsi dan membeli kopi bubuk, apakah anda akan tetap membeli kopi bubuk keong emas meskipun harganya naik ? a. Tetap Membeli b. Tidak membeli 14. Apakah anda merasa puas terhadap produk kopi bubuk keong emas yang selama ini anda konsumsi? a. Puas b. Tidak Puas
Pertanyaan Sikap Konsumen Terhadap Atribut Minuman Kopi Bubuk A. Evaluasi Atribut (ei) Evaluasi Atribut (ei) Atribut
Sangat Tidak Penting
Tidak Penting
Cukup penting
Penting
Kekentalan Aroma Kepraktisan Penyajian Ketersediaan Produk Merek Harga Volume Bahan Kemasan Desain Kemasan Iklan Potongan Harga Tanggal Kadaluarsa Desain Label
B. Kepercayaan Atribut (bi) Tingkat Kepercayaan (bi) Kopi Bubuk Keong Emas Berikan penilaian anda, seberapa penting atribut-atribut berikut harus dimiliki oleh suatu produk minuman kopi bubuk
Sangat Penting
72
Atribut
Sangat Buruk
Tingkat Kepercayaan (bi) Buruk Cukup Baik Baik
Sangat Baik
Kekentalan Aroma Kepraktisan Penyajian Ketersediaan Produk Merek Harga Volume Bahan Kemasan Desain Kemasan Iklan Potongan Harga Tanggal Kadaluarsa Desain Label
Tingkat Kepercayaan (bi) Kopi Bubuk Liong Bulan Berikan penilaian anda, seberapa penting atribut-atribut berikut harus dimiliki oleh suatu produk minuman kopi bubuk
Atribut
Sangat Buruk
Tingkat Kepercayaan (bi) Buruk Cukup Baik Baik
Kekentalan Aroma Kepraktisan Penyajian Ketersediaan Produk Merek Harga Volume Bahan Kemasan Desain Kemasan Iklan Potongan Harga Tanggal Kadaluarsa Desain Label
Tingkat Kepercayaan (bi) Kopi Bubuk Cap Teko Berikan penilaian anda, seberapa penting atribut-atribut berikut harus dimiliki oleh suatu produk minuman kopi bubuk.
Sangat Baik
73
Atribut
Sangat Buruk
Tingkat Kepercayaan (bi) Buruk Cukup Baik Baik
Sangat Baik
Kekentalan Aroma Kepraktisan Penyajian Ketersediaan Produk Merek Harga Volume Bahan Kemasan Desain Kemasan Iklan Potongan Harga Tanggal Kadaluarsa Desain Label
Tingkat Kepercayaan (bi) Kopi Bubuk Nikmat Berikan penilaian anda, seberapa penting atribut-atribut berikut harus dimiliki oleh suatu produk minuman kopi bubuk.
Atribut
Sangat Buruk
Tingkat Kepercayaan (bi) Buruk Cukup Baik Baik
Kekentalan Aroma Kepraktisan Penyajian Ketersediaan Produk Merek Harga Volume Bahan Kemasan Desain Kemasan Iklan Potongan Harga Tanggal Kadaluarsa Desain Label
Penilaian Konsumen Terhadap Tingkat Kepercayaan Atribut Kopi Bubuk
Sangat Baik
74
Atribut
Penilaian
Kekentalan
1 Sangat Encer
Encer
Aroma
Sangat tidak harum
Tidak harum
Kepraktisan Penyajian Ketersediaan Produk Merek
Sangat tidak praktis
Tidak praktis
Sangat tidak tersedia
Harga
Sangat Mahal
Tidak tersedia Tidak terkenal mahal
Volume Bahan Kemasan
Sangat tidak bervariasi Sangat tidak bagus
Tidak bervariasi Tidak bagus
Desain Kemasan
Sangat tidak menarik
Iklan
Sangat tidak bagus
Tidak menarik Tidak bagus
Potongan Harga
Sangat tidak tersedia
Tanggal Kadaluarsa
Sangat tidak tersedia
Desain Label
Sangat tidak informatif
Sangat tidak terkenal
2
Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak informatif
3 Kurang Kental Kurang harum Kurang praktis Kurang tersedia Kurang terkenal Kurang mahal Kurang bervariasi Kurang bagus Kurang menarik Kurang bagus Kurang tersedia Kurang tersedia Kurang informatif
4 Kental Harum praktis tersedia terkenal murah bervariasi bagus menarik bagus tersedia tersedia informatif
Pertanyaan Atribut A. Tingkat Evaluasi Kepentingan (ei) 1. Seberapa penting atribut kekentalan dibandingkan dengan atribut aroma, dan volume? a. sangat tidak penting b. tidak penting c. kurang penting d. Penting e. sangat penting 2. Seberapa penting atribut merek dibandingkan dengan desain kemasan, desain label tanggal kadaluarsa dan bahan kemasan.? a. sangat tidak penting b. tidak penting c. kurang penting d. Penting e. sangat penting 3. Seberapa penting atribut harga dibandingkan dengan potongan harga dan iklan? a. sangat tidak penting b. tidak penting c. kurang penting d. Penting e. sangat penting
5 Sangat Kental Sangat Harum Sangat praktis Sangat tersedia Sangat terkenal Sangat murah Sangat bervariasi Sangat bagus Sangat menarik Sangat bagus Sangat tersedia Sangat tersedia Sangat informatif
75
4. Seberapa penting ketersediaan produk dibandingkan dengan kepraktisan penyajian ? a. sangat tidak penting b. tidak penting c. kurang penting d. Penting e. sangat penting
A. Tingkat Kepercayaan (bi) 1. Bagaimana kekentalan kopi bubuk keong emas dibandingkan dengan kopi bubuk liong bulan, cap teko, dan nikmat ? a. sangat encer b. encer c. kurang kental d. kental e. sangat kental 2.. Bagaimana aroma kopi bubuk keong emas dibandingkan dengan kopi bubuk liong bulan, cap teko, dan nikmat ? a. sangat tidak harum b. tidak harum c. kurang harum d. harum e. sangat harum 3. Bagaimana merek kopi bubuk keong emas dibandingkan dengan kopi bubuk liong bulan, cap teko, dan nikmat ? a. sangat tidak terkenal b. tidak terkenal c. kurang terkenal d. terkenal e. sangat terkenal 4. Bagaimana harga kopi bubuk keong emas dibandingkan dengan kopi bubuk liong bulan, cap teko, dan nikmat ? a. sangat mahal b. mahal c. kurang mahal d. murah e. sangat murah
76