Analisis Shift share
Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://www.adamjulian.net
Shift share Analisis Shift Share juga membandingkan perbedaan laju
pertumbuhan berbagai sektor (industri) di daerah dengan wilayah nasional. Akan tetapi, metode ini lebih tajam dibandingka dengan metode LQ. LQ tidak memberikan penjelasan atas faktor penyebab perubahan sedangkan metode shift share memperinci penyebab perubahan atas beberapa variabel. Analisis shitft share disebut juga industrial mix analysis karena komposisi industri yang ada sangat mempengaruhi laju pertumbuhan wilayah yang dianalisis.
1
Shift share Pendekatan shift-sharenderung melakukan disagregasi
ekonomi sektoral dengan menganalisis peranan masingmasing sektor terhadap perekonomian lokal. Konsep dasar yang melatarbelakangi hal ini adalah bahwa 1. industri tidaklah homogen, dan 2. jenis-jenis industri yang tumbuh lebih cepat dibandingkan industri yang lain.
Data Data sekunder yang terperinci Tingkat analisis yang dilakukan dapat bervariasi mulai dari
sektor industri tingkat makro (1 digit ISIC ) hingga subsektor industri yang lebih rinci pada tingkat mikro (5 digit ISIC). ISIC yang digunakan internasional adalah ISIC Revision 4 Di Indonesia aturan baku yang menyesuaikan ISIC Revision 4 adalah KBLI 2009 (karena KBLI 2005 adalah yang lama dan sudah direvisi)
2
Shift share Pertumbuhan ekonomi lokal diasumsikan dapat
didekomposisikan menjadi 2 komponen utama, yakni komponen share dan komponen shift. Komponen share merupakan komponen kontribusi dari pertumbuhan perekonomian wilayah acuan secara keseluruhan Komponen share merupakan kondisi pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah acuan dalam periode waktu tertentu.
Komponen shift Komponen shift menunjukan simpangan yang terjadi terhadap nilai
komponen share akibat berlakunya faktor-faktor spesifik sektoral dan faktor-faktor lokal yang mempengaruhi ekonomi lokal yang bersangkutan. 1. Propotional shift disebut sebagai komponen structural atau komponen campuran industry komponen ini mengukur nilai pergeseran komposisi sektoral yang te rjadi distruktur ekonomi acuan atau perbedaan antara pertumbuhan sector-sektor secara individual dengan pertumbuhan keseluruhan ekonomi di wilayah acuan. 2. Differential shift disebut sebagai komponen kontribusi pertumbuhan local (local share). Besaran yang diukur oleh komponen ini adalah simpangan atau pergeseran di sector industry local tertentu akibat terjadinya pertumbuhan yang lebih cepat/lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sector industry yang sama ditingkat perekonomian acuan.
3
Manfaat dan keterbatasan Manfaat dari penggunaan alat analisis ini ialah hasil
perhitunganya bisa didapat dalam waktu singkat sehingga dapat segera dianalisis. beberpa penelitian menunjukan bahwa metode ini memiliki keterbatasan sehingga penggunaannya harus dilakukan secara hati-hati, terutama sekali dalam menginterpretasika hasil hitungan yang didapatkan. (Penelitian Hirsh, 1973 dan Penelitian Brown, 1969 serta Penelitian Greenberg, 1972).
Contoh : Sektor
DKI93
DKI95
INA93
INA95
Pertanian
144,4
123,0
58.963,4
61.766,8
Pertambangan
0,0
0,0
31.497,3
35.502,2
Industri pengolahan
10.708,6
12915,3
73.556,3
91.580,7
Listrik gas & air bersih
900,4
1009,8
3290,2
4.276,9
Kontruksi
6.651,1
8.783,5
22.512,9
29.197,8
Perdagangan, hotel &
11.316,8
13.688,5
55.297,6
64.133,7
Restoran
4.445,5
4.873,8
2.3248,9
27.555,0
Angkutan & komunikasi
11.570,6
13.494,4
28.047,8
34.369,0
Keuangan
5.369,0
5.749,9
33.361,4
35.405,7
51.106,5
60.638,2
329.775,8
383.767,8
Jasa-jasa Total
Sumber : BPS Jakarta dalam Angka, 1996
4
Proportional Shift dihitung dengan cara membagi nilai PDB
INA 95 dengan INA93 masing-masing sektor. Lalu hasilnya dikurangi dengan hasil pembagian antara total PDB INA95 dan total PDB INA93. Differential shit dihitung dengan cara membagi nilai PDRB DKI 1995 dengan DKI 93 untuk masing-masing sektor. Lalu hasilnya dikurangi dengan hasil pembagian antara PDB INA95 dengan PDB INA93 untuk masing-masing sektor yang sama.
Sektor
Pertumbuha n Ek. Nasional
Proporti onal Shift
Differenti al Shift
Pertumbuhan sektoral lokal
(Faktor Share) Pertanian
0.163723354
-0.11618
-0.19574
-0.148199446
Pertambangan
0.163723354
-0.03657
0
0.127150581
Industri pengolahan
0.163723354
0.081319
-0.03897
0.20606802
Listrik gas & air
0.163723354
0.136167
-0.17839
0.121501555
Kontruksi
0.163723354
0.133213
0.023672
0.320608621
Perdagangan, hotel
0.163723354
-0.00393
0.049782
0.209573378
0.163723354
0.021494
-0.08887
0.096344618
Keuangan
0.163723354
0.061649
-0.05911
0.166266226
Jasa-jasa
0.163723354
-0.10245
0.009667
0.07094431
Total
0.163723354
0.174713
-0.47797
1.170257863
bersih
& Restoran Angkutan & komunikasi
5
interpretasi Sektor pertanian mengalami penurunan PDRB sebesar 14,81 %. Yang paling pesat adalah sektor konstruksi. Dilihat nilai proportional shift, hanay adal 5 (lima) sektor yang
mengalami pertumbuhan pesat : sektor LGA, konstruksi, industri pengolahan, keuangan dan sektor angkutan & komunikasi. Differential shift dapat dilihat sektor unggulan bagi DKI pd tahun 1993-1995 yakni : Sektor perdagangan, konstruksi dan jasa.
Analisis shift share secara grafis Kuadran Winner
proportional dan differential positif Kuadran Losers proportional dan differential negatif Kuadran Mixed Winners proportional negatif dan differential positif Kuadran Mixed Lossers proportional positif dan differential negatif
6
Pustaka : Dedi NS. Setiono. 2011. Ekonomi Pengembangan Wilayah :Teori dan
Analisis. LPFE UI, Jakarta. Hoover, Edgar & Frank Giarattani. 1987. An Introduction to Regional
Economic. web book : www.rri.wvu.edu Mudrajad Kuncoro. 2002. Analisis Spasial dan Regional : Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia. UPP AMP YKPN,Yogyakarta. Michael P. Todaro . 1993. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Penerbit Erlangga, Jakarta Rudi Wibowo dan Jani Januar. 1998. Teori Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember Rudi Wibowo dan Soetriono. 2004. Konsep,Teori dan Landasan Analisis Wilayah. Bayumedia Publishing, Malang Robinson Tarigan. 2012. Ekonomi Regional :Teori dan Aplikasi. PT Bumi Aksara, Jakarta. Robinson Tarigan. 2010. Perencanaan Pembangunan Wilayah. PT Bumi Aksara, Jakarta.
7