VII 7.1.
ANALISIS SENSITIVITAS
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari
perubahan kurs mata uang rupiah, harga jeruk siam dan harga pupuk bersubsidi terhadap dayasaing komoditas jeruk siam pada penelitian ini. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mensubstitusi kelemahan metode Policy Analysis Matrix yang hanya memberlakukan satu tingkat harga padahal dalam keadaan sebenarnya harga tersebut sangat variatif. Hasil tabulasi analisis sensitivitas pada matriks PAM tercantum pada Tabel 21. Tabel 21. Perubahan Indikator Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah terhadap Komoditas Jeruk Siam pada Analisis Sensitivitas Perubahan Teknologi Modern Normal Depresiasi Apresiasi Kenaikan Harga Jeruk Siam 10 persen Penurunan Harga Jeruk Siam 10 persen Kenaikan Harga Pupuk Teknologi Tradisional Normal Depresiasi Apresiasi Kenaikan Harga Jeruk Siam 10 persen Penurunan Harga Jeruk Siam 10 persen Kenaikan Harga Pupuk
PCR
DRC
Indikator NPCO NPCI
EPC
SRP
0,84 0,84 0,84 0,75
0,71 0,67 0,76 0,71
0,93 0,88 0,99 1,02
0,99 0,99 0,99 0,99
0,92 0,86 0,98 1,03
-0,12 -0,17 -0,07 -0,03
0,95
0,71
0,84
0,99
0,81
-0,21
0,84
0,71
0,93
0,99
0,92
-0,12
0,80 0,80 0,80 0,71
0,75 0,70 0,80 0,75
0,93 0,88 0,99 1,02
0,99 0,99 0,99 0,99
0,92 0,86 0,97 1,03
-0,06 -0,11 0,01 0,03
0,91
0,75
0,84
0,99
0,80
-0,15
0,80
0,75
0,93
0,99
0,91
-0,06
7.1.1. Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Rupiah Pengaruh perubahan nilai tukar dihitung dengan cara meningkatkan dan menurunkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sebesar lima persen. Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada daya saing pengusahaan jeruk siam baik dengan teknologi modern dan tradisional dapat dtunjukkan dari perubahan pada nilai indikator Keuntungan Privat (PP) dan Keuntungan Sosial (SP). Tabel 22 menyajikan perubahan indikator PP dan SP bila
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika melemah sebesar lima persen, ceteris paribus. Tabel 22. Perubahan Indikator Keuntungan Privat Dan Keuntungan Sosial Bila Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Melemah Sebesar Lima Persen, Ceteris Paribus Uraian Teknologi Penangkaran)
Modern
Teknologi Tradisional Batang Bawah Sendiri)
(Bibit (Bibit
Perubahan Keuntungan Privat (Rp)
Perubahan Keuntungan Sosial (Rp)
0,00
15.649.205,31
0,00
13.103.344,34
Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sebesar lima persen, ceteris paribus, tidak menyebabkan perubahan pada nilai Keuntungan Privat (PP) melainkan terjadi perubahan positif atau meningkatkan nilai Keuntungan Sosial (SP). Hal ini terjadi karena dengan melemahnya nilai tukar rupiah tersebut menyebabkan harga bayangan (sosial) jeruk siam dan komponen input tradable seperti pupuk anorganik dan pestisida mengalami peningkatan. Hal ini mengakibatkan besarnya penerimaan, biaya produksi dan keuntungan yang diperoleh mengalami peningkatan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sebesar lima persen, ceteris paribus tidak mempengaruhi keunggulan kompetitif komoditas jeruk siam tersebut, melainkan menyebabkan peningkatan pada keunggulan komparatifnya. Peningkatan pada keunggulan komparatif ini juga didukung oleh nilai DRC (Tabel 21) pada kedua pengusahaan jeruk siam tersebut, dimana sama-sama menurun dari nilai DRC sebelum adanya perubahan nilai tukar rupiah. Nilai DRC yang menurun ini mengindikasikan bahwa dengan adanya depresiasi menyebabkan peningkatan keunggulan komparatif pada kedua pengusahaan jeruk siam tersebut. Tabel 22 menunjukkan bahwa besarnya peningkatan Keuntungan Sosial yang diperoleh petani responden pengusahaan jeruk siam teknologi modern relatif lebih besar dibandingkan peningkatan pada petani responden pengusahaan jeruk siam teknologi tradisional. Hal ini mengindikasikan bahwa pengusahaan jeruk
siam dengan teknologi modern lebih mampu meningkatkan keunggulan komparatifnya ketika terjadi depresiasi dibanding dengan penggunaan teknologi tradisional. Sedangkan dampak menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada daya saing pengusahaan jeruk siam baik teknologi modern maupun tradisional dapat ditunjukkan dari perubahan pada nilai indikator Keuntungan Privat (PP) dan Keuntungan Sosial (SP). Tabel 23 menyajikan perubahan indikator PP dan SP bila nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menguat sebesar lima persen, ceteris paribus. Tabel 23. Perubahan Indikator Keuntungan Privat Dan Keuntungan Sosial Bila Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Menguat Sebesar Lima Persen, Ceteris Paribus Uraian Teknologi Penangkaran)
Modern
Teknologi Tradisional Batang Bawah Sendiri)
(Bibit (Bibit
Perubahan Keuntungan Privat (Rp)
Perubahan Keuntungan Sosial (Rp)
0,00
-15.649.205,31
0,00
-13.103.344,34
Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sebesar lima persen, ceteris paribus, tidak menyebabkan perubahan pada nilai Keuntungan Privat (PP) melainkan terjadi perubahan negatif atau mengurangi nilai Keuntungan Sosial (SP). Hal ini terjadi karena dengan menguatnya nilai tukar rupiah tersebut menyebabkan harga bayangan (sosial) jeruk siam dan komponen input tradable seperti pupuk anorganik mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan besarnya penerimaan, biaya produksi dan keuntungan yang diperoleh mengalami penurunan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sebesar lima persen, ceteris paribus tidak mempengaruhi keunggulan kompetitif komoditas jeruk siam tersebut, melainkan menyebabkan penurunan pada keunggulan komparatifnya. Penurunan pada keunggulan komparatif ini juga didukung oleh nilai DRC (Tabel 21) pada kedua pengusahaan jeruk siam tersebut, dimana sama-sama meningkat dari nilai DRC sebelum adanya perubahan nilai
tukar rupiah. Nilai DRC yang meningkat ini mengindikasikan bahwa dengan adanya apresiasi menyebabkan penurunan keunggulan komparatif pada kedua pengusahaan jeruk siam tersebut. Tabel 23 menunjukkan bahwa besarnya penurunan Keuntungan Sosial (SP) yang dialami petani responden pengusahaan jeruk siam teknologi modern relatif lebih besar dibandingkan penurunan pada petani responden pengusahaan jeruk siam teknologi tradisional. Hal ini mengindikasikan bahwa pengusahaan jeruk siam dengan bibit penangkaran (teknologi modern) mampu meningkatkan jumlah produksi jeruk siam yang dihasilkan, sehingga ketika harga sosial jeruk siam mengalami penurunan maka besarnya penerimaan pada harga sosial yang diperoleh juga mengalami penurunan yang lebih tinggi. 7.1.2. Pengaruh Perubahan Harga Jeruk Siam Domestik Sifat jeruk siam yang tidak dapat dipanen sepanjang tahun, menyebabkan jeruk
siam
tergolong
menjadi
buah
musiman.
Hal
ini
menyebabkan
berfluktuasinya harga yang terjadi pada komoditas jeruk siam di dalam negeri (domestik). Oleh karena itu, untuk mempelajari mengenai pengaruh perubahan harga jeruk siam pada tingkat domestik, maka analisis dihitung dengan meningkatkan dan menurunkan harga jeruk siam sebesar 10 persen. Dampak peningkatan harga jeruk siam domestik sebesar 10 persen, ceteris paribus, pada daya saing komoditas jeruk siam dapat dilihat dari besarnya perubahan yang terjadi pada Keuntungan Privat (PP) dan Keuntungan Sosial (SP) pada Tabel 24.
Tabel 24. Perubahan Indikator Keuntungan Privat Dan Keuntungan Sosial Bila Harga Jeruk Siam Domestik Meningkat Sebesar 10 Persen, Ceteris Paribus Perubahan Keuntungan Privat (Rp)
Uraian Teknologi Penangkaran)
Modern
Teknologi Tradisional Batang Bawah Sendiri)
(Bibit (Bibit
Perubahan Keuntungan Sosial (Rp)
26.384.411,21
0,00
22.417.545,10
0,00
Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa meningkatnya harga jeruk siam domestik sebesar 10 persen, ceteris paribus, tidak menyebabkan perubahan pada nilai Keuntungan Sosial (SP) melainkan terjadi perubahan positif atau meningkatkan nilai Keuntungan Privat (PP). Hal ini terjadi karena dengan meningkatnya harga jeruk siam domestik menyebabkan penerimaan yang diterima petani secara finansial (privat) mengalami peningkatan. Peningkatan penerimaan tanpa diikuti dengan peningkatan biaya produksi menyebabkan peningkatan pada keuntungan privatnya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa dengan meningkatnya harga jeruk siam domestik sebesar 10 persen, ceteris paribus tidak mempengaruhi keunggulan komparatif komoditas jeruk siam tersebut, melainkan menyebabkan peningkatan pada keunggulan kompetitifnya. Peningkatan pada keunggulan kompetitif ini juga didukung oleh nilai PCR (Tabel 21) pada kedua pengusahaan jeruk siam tersebut, dimana sama-sama menurun dari nilai PCR sebelum adanya perubahan harga jeruk siam domestik. Nilai PCR yang menurun ini mengindikasikan bahwa dengan meningkatnya harga jeruk siam domestik menyebabkan peningkatan keunggulan kompetitif pada kedua pengusahaan jeruk siam tersebut. Tabel 24 menunjukkan bahwa besarnya peningkatan Keuntungan Privat yang dialami petani responden pengusahaan jeruk siam teknologi modern relatif lebih besar dibandingkan peningkatan pada petani responden pengusahaan jeruk siam teknologi tradisional. Hal ini mengindikasikan bahwa pengusahaan jeruk siam dengan teknologi modern mampu meningkatkan jumlah produksi jeruk siam yang dihasilkan, sehingga ketika harga privat jeruk siam mengalami peningkatan maka besarnya penerimaan dan keuntungan privat yang diperoleh mengalami peningkatan. Sedangkan dampak penurunan harga jeruk siam domestik sebesar 10 persen, ceteris paribus, pada daya saing komoditas jeruk siam dapat dilihat dari besarnya perubahan yang terjadi pada Keuntungan Privat (PP) dan Keuntungan Sosial (SP) pada Tabel 25.
Tabel 25. Perubahan Indikator Keuntungan Privat Dan Keuntungan Sosial Bila Harga Jeruk Siam Domestik Menurun Sebesar 10 Persen, Ceteris Paribus Perubahan Keuntungan Privat (Rp)
Uraian Teknologi Penangkaran)
Modern
Teknologi Tradisional Batang Bawah Sendiri)
(Bibit (Bibit
Perubahan Keuntungan Sosial (Rp)
-26.384.411,21
0,00
-22.417.545,10
0,00
Berdasarkan Tabel 25 dapat diketahui bahwa menurunnya harga jeruk siam domestik sebesar 10 persen, ceteris paribus, tidak menyebabkan perubahan pada nilai Keuntungan Sosial (SP) melainkan terjadi perubahan negatif atau mengurangi nilai Keuntungan Privat (PP). Hal ini terjadi karena dengan menurunnya harga jeruk siam domestik menyebabkan penerimaan yang diterima petani secara finansial (privat) mengalami penurunan. Penurunan penerimaan tanpa diikuti dengan penurunan biaya produksi menyebabkan penurunan pada keuntungan privatnya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa dengan menurunnya harga jeruk siam domestik sebesar 10 persen, ceteris paribus tidak mempengaruhi keunggulan komparatif komoditas jeruk siam tersebut, melainkan menyebabkan penurunan pada keunggulan kompetitifnya. Penurunan pada keunggulan kompetitif ini juga didukung oleh nilai PCR (Tabel 21) pada kedua pengusahaan jeruk siam tersebut, dimana sama-sama meningkat dari nilai PCR sebelum adanya perubahan harga jeruk siam domestik. Nilai PCR yang meningkat ini mengindikasikan bahwa dengan menurunnya harga jeruk siam domestik menyebabkan penurunan keunggulan kompetitif pada kedua pengusahaan jeruk siam tersebut. Tabel 25 menunjukkan bahwa besarnya penurunan Keuntungan Privat (PP) yang dialami petani responden pengusahaan jeruk siam teknologi modern relatif lebih besar dibandingkan peningkatan pada petani responden pengusahaan jeruk siam teknologi tradisional. Hal ini mengindikasikan bahwa pengusahaan jeruk siam dengan teknologi modern mampu meningkatkan jumlah produksi jeruk siam yang dihasilkan, sehingga ketika harga privat jeruk siam mengalami
penurunan maka besarnya penerimaan dan keuntungan privat yang diperoleh mengalami penurunan yang besar.
7.1.3. Pengaruh Kenaikan Harga Pupuk Dampak Perubahan Indikator Keuntungan Privat dan Keuntungan Sosial Bila Terjadi Kenaikan Harga Pupuk Urea Sebesar 33 Persen, Pupuk Sp-36 Sebesar 29 Persen Dan Pupuk Za Sebesar 33 Persen, Ceteris Paribus pada daya saing komoditas jeruk siam dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Perubahan Indikator Keuntungan Privat Dan Keuntungan Sosial Bila Terjadi Kenaikan Harga Pupuk Urea Sebesar 33 Persen, Pupuk Sp-36 Sebesar 29 Persen Dan Pupuk Za Sebesar 33 Persen, Ceteris Paribus Perubahan Keuntungan Privat (Rp)
Uraian Teknologi Penangkaran)
Modern
Teknologi Tradisional Batang Bawah Sendiri)
(Bibit (Bibit
Perubahan Keuntungan Sosial (Rp)
-1.701.254,90
0,00
-338.559,65
0,00
Berdasarkan Tabel 26 dapat diketahui bahwa kenaikan harga pupuk Urea sebesar 33 persen, pupuk Sp-36 sebesar 29 persen dan pupuk Za sebesar 33 persen, ceteris paribus, tidak menyebabkan perubahan pada nilai Keuntungan Sosial (SP) melainkan terjadi perubahan negatif atau mengurangi nilai Keuntungan Privat (PP). Hal ini terjadi karena dengan meningkatnya harga pupuk Urea sebesar 33 persen, pupuk Sp-36 sebesar 29 persen dan pupuk Za sebesar 33 persen, ceteris paribus, menyebabkan kenaikan pada biaya produksi jeruk siam yang dihitung dengan menggunakan harga privat. Kenaikan biaya produksi tanpa diimbangi dengan peningkatan penerimaan menyebabkan penurunan pada keuntungan privatnya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa dengan kenaikan harga pupuk Urea sebesar 33 persen, pupuk Sp-36 sebesar 29 persen dan pupuk Za sebesar 33 persen, ceteris paribus, tidak mempengaruhi keunggulan komparatif komoditas jeruk siam tersebut, melainkan menyebabkan penurunan pada keunggulan kompetitifnya.
Tabel 26 menunjukkan bahwa besarnya penurunan Keuntungan Privat yang dialami petani responden pengusahaan jeruk siam teknologi modern relatif lebih besar dibandingkan peningkatan pada petani responden pengusahaan jeruk siam teknologi tradisional. Hal ini mengindikasikan bahwa pengusahaan jeruk siam dengan teknologi modern mendorong penggunaan pupuk anorganik yang lebih besar dibanding pengusahaan jeruk siam teknologi tradisional, sehingga ketika harga privat input tradable tersebut mengalami kenaikan maka besarnya biaya produksi pada harga privat juga mengalami peningkatan. Peningkatan biaya produksi yang tidak diikuti dengan peningkatan penerimaan menyebabkan penurunan pada keuntungan privatnya. Secara keseluruhan, jika dibandingkan pengusahaan jeruk siam teknologi modern dan tradisional, maka pengusahaan jeruk siam teknologi modern cenderung lebih sensitif terhadap perubahan nilai tukar rupiah, harga jeruk siam, dan harga pupuk bersubsidi, ceteris paribus. Hal ini terlihat dari besarnya perubahan keunggulan komparatif dan kompetitif yang dialami oleh pengusahaan jeruk siam teknologi modern selalu lebih besar dibandingkan pengusahaan jeruk siam teknologi tradisional.