ANALISIS RISIKO KREDIT DI PD BPR BKK PAT1 KOTA KANTOR KAS MARGOYOSO
Oleh DESTY YOGA RAHMINTA H24051552
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
ABSTRAK Desty Yoga Rahminta. H24051552. Analisis Risiko Kredit di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso. Di bawah bimbingan Heti Mulyati.
Bank aka11mengalami munculnya risiko kredit ketika menyalurkan kredit kepada masyarakat. Risiko kredit lnerupakail masalah yang harus tnetldapat perhatian kbusus dari pihak perbankan karena setiap rupiah kredit yang tidak dapat dibayarkan menimbulkan suatu kredit yailg bermasalah. Kredit bennasalah yang terjadi di PD BPR BKK Pati Kota Kantor ICas Margoyoso lnencapai 26,53% dari total kredit yang disalurkan ke debitur. Nilai tersebut melebihi ketentuan BI yaitu 5%. Oleh sebab itu, pengelolaan risiko kredit perlu dilakukan agar kredit bennasalah dapat dikurangi. Tujuan d a ~ penelitian i ini adalah (1) Menganalisis profil kredit ymlg diberikan oleh PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso, (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya No12 Performi~zg Loaiz (NPL), (3) Mengidentifikasi dan mengatlalisis risiko kredit yang terjadi, (4) Merekomendasikan model pengelolaan risiko kredit. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari wawancara dengan bagian pelayanan PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso. Data sekunder diperoleh studi literatur dan dokuinen peiusahaan yang berupa laporan posisi kredit tahun 2008, data debitur per bulan tahun 2008 dan baki debet kredit per Deselnber 2008. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan metode Valzre at Risk (VaR) dengan credit metr-ics. Hasil penelitian lnenunjukkan bahwa profil lcredit di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso dibagi berdasarkan plafon kredit (kredit usaha mikro, kredit usaha kecil), sektor ekonomi (kredit pertanian, perdagangan d m kredit lainnya), jenis penggunaannya (kredit modal usaha dan kredit konsumsi) dan jangka waktu kredit (kredit jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang). Penyebab terbesar terjadinya kredit bermasalah di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso adalah kredit perdagangan khususllya perdagangan tepung tapioka. Faktor internal yang menyebabkan terjadinya NPL antara lain karakter debitur, kualitas bagian pemasaran kredit dan monitoring kredit. Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan tejadinya NPL adalah keadaan ekonomi makro yaitu tingkat inflasi.. Kemungkinan kerugian inaksiinum yang dihadapi PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso per Desember 2008 dengan tingkat keyakinan 95% sebesar Rp 329.271.901,56 atau 21,05% dari total baki debet per Desember 2008. Sedangkan dengan tingkat keyakinan 99% kemungkinan kerugian maksimum yang dialami sebesar Rp 464.971.836,74 atau sebesar 29,72% dari total baki debet per Desember 2008. Model pengelolaan risiko kredit yang dapat dilakukan dengan melakukan analisis calon debitur, screening yang tepat, melakukan lnonitori~lgyang intensif terhadap usaha debitur, penaghan, restrukturisasi, reconditioning, resclzeduliizg kredit, penjualan agunan, pelelang agunan dan menyita sebagian aset debitur.
ANALISIS RISIKO KREDIT DI PD BPR BKK PAT1 KOTA KANTOR KAS MARGOYOSO
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh DESTY YOGA RAHMINTA H24051552
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS RISIKO KREDIT DI PD BPR BKK PAT1 KOTA KANTOR KAS MARGOYOSO
SllluPSI Sebagai syarat ulltuk meluperoleh gelar
SARJANA EKONOMI Pada D e p a r t e ~ n eMaiiajernetl ~~ Fakultas Ekotlolni dan Mallaje~iiell Ilistitut Pettanian Bogor
Ole11
DESTY YOGA RAHMINTA HZ4051552 Menyetujui, Agustus 2009
Heti Mulyati S.TP, MT Dosen Pembimbing
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 12 Dese~nber 1986 di Sekarjalak, Margoyoso Pati, Jawa Tengall. Penulis inerupakan anak tunggal clari pasangan Bapak Sutarjo dan Ibu Supami. Penulis llle~~yelesailtan pendidikan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah pada tahun 1993. Pendidikan dasar diselesaikan di SDN 2 Sekarjalak pada tal~un 1999, pendidikan lanjutan tingkat lnenetlgah perta~na diselesailcan pada tahutl 2003 di SMPN 1 Margoyoso. Pendidikan la~ljulantingkat atas diselesaikan pada tahun 2005 di SMAN 1 Pati. Pellulis nle~lganlbilJ U I U S ~ I I IPA (Ilmu Pengetalluan Alam) saat kelas 3 SMA. Tahun 2005, penulis diterilna sebagai mahasiswa Institut Pertanim Bogor (IPB) rnelalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI). Pada tahun 2006, pe~xulismendapatkau Mayor Del~artemenManajemen, Fakultas Elconoini dan Mailajerne~ldengan program Minor Pengembangan Agribisnis. Selalna di IPB, penulis aktif sebagai anggota dan pengurus dalain Ikatan Iceluarga Mahasiswa Pati (IKMP Bogor) periode 2005-2009. Petlulis juga mengikuti pelatihan sei-ta se~llinar baik yang diadakan oleh Departemen inanajemen ~naupunluar departe~nen.Seminar yang telall diikuti ar~taralaiu tse~ninar Corporte Sosinl Respor2sibili@
(CSR). Pada tahun 2008, pe~lulis
nleilgikuti kegiatan magang di Galuda Food Putra Putri Jaya, Pati Jawa Tengah sela~nadua bulm.
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT karena atas segala Rall~nat,Hidayah serta ICarunia-Nya, penulis dapat lnenyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Risilco Kredit di PD BPR BIUC Pati Kota ICantor Kas Margoyoso. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil penelitian pada bulan April ssunpai dengan Mei 2009 di PD BPR BKK Pati ICota Kantor Kas Margoyoso, Pati Jawa Tengali. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjaiia Ekono~nipada Fakultas Ekonon~i dan Manajemen, Institut Peitanian Bogor. Penelitian ini menganalisis tentang risiko kredit yang terjadi di PD BPR BKK Pati ICota ICantor Kas Margoyoso. Risiko kredit yang terjadi me~nbutuhkan maiiajemen risiko kredit yang baik. Dengan demikian, jumlah kredit ber~nasalal~ di PD BPR BKK Pati ICota Kantor Kas Margoyoso dapat dilcurangi sehingga tercipta efektifitas dan efisiensi dalsun penyaluran kredit. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu ole11 berbagai pihalc baik secara inoril maupuu materiil. Ole11 karena itu, penulis inengucapkan teri~nakasi11 yang sebesar-besamya kepada:
1. Heti Mulyati, STP, MT selaku doseu peinbilnbing utana yaiig telah banyak ~neluangkanwaktunya dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
2. Ir. Budi Punvanto, ME dan Farida Ratnadewi, SE, MM yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi dosen penguji. Terilna kasih atas saran dan masukail, sehingga penulis dapat memperbaiki skripsi ini. 3. Dra. Siti Ralunawati, M.Pd yailg telal~bersedia menjadi moderator dalain seminar hasil penelitia~.Terilna kasih atas saran dan masukan yang diberikan kepada penulis.
4. Ayah, ibu d m seluruh keluargaku tercinta ysulg telah inernberikan curahan kasih sayang, doa yang tulus, motivasi, dail dukungan yang m e n y a t k a l langkah perjalanan ini.
5. Bapak Sunarso selaku pimpinan cabang PD BPR BKK Pati ICota ICantor Kas Margoyoso yang telah lnengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.
6. Ibu Jumiasri, Mas Pendi Y u l i a ~ ~ tdail o seluruh staf darl karyawan PD BPR BIUC Pati ICota ICantor ltas Margoyoso yang telah meluangkan waktu dan lnembantu penulis sela~naperlgarnbilan data penelitian.
7. Seluruh staf pengajar dan karyawanlwati Departeinen Manajemen, FEM IPB.
8. Sahabat dan ternan penulis (a' Nendy, Retno, Dewi Wulan, Nia, Puput, Ila, Zulrasyida, Binda, Dhina, Neila, Becky, Maya, Risma, Asih, Silvi, Momon, Lulud, Patar, Syaihl) atas semangat, motivasi, kebersarnaarl dail persahabatan yang telah kaliarl berikarl. 9. Teman-ternan Manajemen 42 FEM IPB atas persaudaraan dm1 kebersa~naan yang ~ n e ~ n b ukenangan at indah selarna kuliah. 10. Seinua pihak yarlg telah meinbantu dalaim penulisan skripsi ini. Seinoga Allah
mernberikan ppahala atas kebaikannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini inasih inemiliki banyak kekurangan, Oleh kare~laitu, penulis mengharapkan kritik dar~saran yang lnenlbangull de~ni perbaikan skripsi ini. Akhimya, sernoga skripsi irli ~nernberikanmallfaat bagi seinua pihak yang memerlukannya datl dapat menainbal~khasanah keilrnuan yang terkait dengan manajemen risiko. Bogor, Agustus 2009 Penulis
DAFTAR IS1 Balanial~ ABSTRAIC RIWAYAT HIDUP ...................................................................................
...
111
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv DAPTAR IS1 ................................................................................................vi DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAPTAR ................GAMBAR ..........................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................
x
I.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................... . . ............................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................5 .. 1.3 Tujuan Penehtlan ........................................................................ 5 .. 1.4 Manfaat Penelltlan ........................................................................... 6 1.5 Ruang Linglcup Penelitiail ............................................................. 6
I1. TINJAUAN PUSTAIL4
2.1 Kredit .............................................................................................. 2.1.1 Pengertian Gedit ............................................................ 2.1.2 Tujuan dan Fungsi Kredit ............................................. . . . 2.1.3 Jellis-jems Kredit............................................................ 2.1.4 Unsur-unsur Kredit ......................................................... 2.1.5 Analisis Kelayakan Kredit ............................................ 2.2 Kredit Bennasalah .......................................................................... .. 2.3 Konsep Rls~ko................................................................................ 2.3.1 Pengeltian Risiko ............................................................... .. 2.3.2 Klasifikasi Ris~ko.............................................................. 2.3.3 Bentuk dan Jenis Risiko Kredit ......................................... .. 2.4 Manajemen Rlslko .......................................................................... 2.5 Value at Rislc ................................................................................... .. 2.6 Penelltian Terdd~ulu....................................................................... 3
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
Kerangka Pemikiran Penelitiau ..................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... .. Tahapal Penelltla~.......................................................................... Jenis dan Metode Penguinpulan Data ............................................. Metode Analisis Data ..................................................................... 3.5.1.1 Analisis Deskriptif ................................................. 3.5.1.2 Value at Risk ..........................................................
29 31 31 33 34 34 35
4
HASIL DAN PEMBAHASAN Garnbaran UIIIUI~ Perusahaan ........................................................ . . ......................................................................... Strulctur Organ~sas~ Profil Ksedit PD BPR BI
4.1 4.2 4.3 4.4
IUISIMPULAN DAN SARAN 1 Kesimpulan ....................................................................................... 2 Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAICA .................................................................................. LAMPIRAN ..............................................................................................
DAFTAR TABEL
1 . Jumlah kredit BPR pada setiap sektor ekoilomi .................................... 2 . Jumlah kredit beni~asalahyang dihadapi BPR secara llasiollal .............. 3. IColektibilitas kredit BPR BIGS Pati Kota Kantor Kas Margoyoso per Deselnber 2008 .............................................................. 4 . Jellis dan metode pellgumpulail data ................................... ................... 5 . Profil kredit dilihat dasi plafon kredit ..................................................... 6. Kolektibilitas kredit usaha mikro ...................... . . ............................ 7 . IO-edit menurut jeclis penggunaai~~lya per Deseinber 2008 ..................... 8. IColektibilitas lcredit modal lcerja ............................................................ 9. Kredit inelmrut jangka waktu per Desember 2008 ................................. 10. I(redit jangka pendek berlllasalal~........................................................... 11. ICredit janglca menengal1 belmasalah .................................................. ............................... 12. IOedit jangka pailjai~gbennasalah .......... ......... 13. IO-edit berdasarkan sektor ekoiloini per Desember 2008 ....................... 14. IColelctibilitas kredit perdagangan .......................... . . ........................... 15. Nilai baki debet, rasio NPL, dan penyebab kredit bermasalah . . berdasarkan jenls kredit .......................................................................... 54 16. VaR kredit di PD BPR BI(I( Pati ICota ICantor ICas Margoyoso ............ 59
DAFTAR GAMBAR
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Klasifikasi risiko .................................................................................... 19 Siklus iilaiiajeiilen risiko ......................................................................... 23 Konsep VaR berdasarkan distribusi probabilitas .................................... 25 Kermgka pemikiran ................................................................................30 .. Tahapan diagram alir penelltian ........................................................... 32 Struktur organisasi PD BPR BKK Pati Yota Kantor ICas Margoyoso .............................................................................................. 41 7 . Model pengelolaan risiko kredit ............................................................. 62
DAFTAR LAMPIRAN No 1. 2. 3. 4. 5.
Halaman Kuesiorler ................................................ ........................................................................... Pertanyaan wawancara . . Matrik transrs~bularlan ........................................................................ Nilai baki debet denlgan bunga ................................................................ Perhitungan VaR tiap kolektibilitas ........................................................
72 77 78 81 82
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaltang Dunia usaha di Indonesia tidak dapat lepas dari peran perbankan sebagai lembaga intennediasi.
Menurut
ICasmir (2004), bank
sebagai
lenlbaga
intermediasi artinya bank merupakan lembaga keuangan yang lcegiatannya meng11i1npun dana dari lnasyaralcat dan ~ne~lyalurkannya kembali ke ~nasyarakat serta inenlberikan jasa lainnya. Pe~~gertian mengl~impundana maksudnya adalah mengumpulkan atau tnencari dana dengan cara lnembeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, datl deposito. Sedangkan pengeltian menyalurkau adalah me~lgalokasikankembali dana yang diperoleh dalam bentuk pinjaman kredit. Jenis bank menurut Undang-Undang (UU) No. 10 taln~n1998 dibagi inenjadi dua jenis yaitu Bank U ~ n u ~dan n Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Menurut Sinungan dolor17 Dendawijaya (2005), dam-dana bank yang digunakan untuk operasional bank bersulnber dari liga pihak yaitu dana dari pihak kesatu, dana dari pihak ltedua dan dana dari pillak ketiga. Dana pihak kesatu yaitu dana yang berasal dari nodal sendiri yang berasal dari para pemegang saham. Dana pihak kedua yaitu dana yang berasal dari pilljaman pihak luar dan dana pihak ketiga yaitu dana yang berupa si~npanandari masyaralcat. Menurut UU NO. 10 tahun 1998, BPR lnerupakan salall satu bank yang kegiatan usaha~zyaditujukan untuk tnelayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Kegiatan usaha yang diperkenankan oleh BPR sangat terbatas dibandingkan dengan bank umum, yaitu hanya meliputi penghimpunan dana dari masyarakat dalatn bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersalnakan dengan itu, meinberikan kredit s e ~ t a menernpatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain. BPR tidak diperkena~zkanrneneri~nasimpanan berupa giro dan ikut serta dalan~lalu lintas pembayaran sel-ta melakukan kegiatan usaha selain yang telall diperkenankaa. Selain itu, BPR tidak diperkenankan melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing sebagai pedagang valuta asing, melakukan penyertaan modal dan kegiatan peransuransian. Salah satu kegiatan utama BPR adalah menyalurkan dana kepada
masyarakat dalaln bentulc kredit, khususnya menyalurkan kredit pada usaha Miluo, ICecil dan Menengah (UMKM). Menurut Bank Indonesia (BI), jumlah BPR di Indonesia mengalami penurunan. Pada akhir tahun 2007 jumlah BPR nlencapai 1.8 17 BPR kemudian pada akhir tahul~2008 ju~l~lahnya mengalami petlulunan lnenjadi 1.771 BPR
atau tulun sebesar 2,53 persen dari tahun
sebelumnya dan pada tahun 2009 n~enjadi1.758 BPR atau tulun sebesar 0,73 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan junllal~BPR disebablcal~ole11 adatlya merger yaug dilakukan beberapa BPR. Total asset yatlg dimililti BPR secara nasional nlencapai Rp 33.046.299.263 pada tahun 2009. UMICM inelniliki peranan penting dalarn pertumbuhan perekonomiau Indonesia, khususnya sebagai penggerak sektor riil. UMKM beperan sebagai penyedia lapangan pelcejaall khususnya bagi yang tidak tertalnpung di sektor foimal
(Republilca, 2009).
Sanlpai
dengan akhir
tahun
2008,
BPS
llle~lgi~lfol~nasikan bahwa jumlah U M I W yang ada di Indonesia sudah lnencapai 48,258 juta, atau 98,67% unit usaha. ICelompok usaha ini mampu menyerap tenaga kerja lebih kurang 96,3% dmi juinlah teilaga kerja produktif yang tersedia. Sedangkail sumbaugannya terl~adapPendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai 53,4%. Nalnun demikian, salall satu faktor yang menghambat pengeinbangan UMICM adalah sulitnya akses pennodalan ke perbankan. Oleh karena itu, BPR diharapkan dapat lnengoptilnalkan peranllya sebagai leinbaga intern~ediasikepada pengeinbangall UMKM di Indonesia melalui program kredit yang disalurka~lnya. Menurut UU No 10 tahun 1998 menyatakan bahwa kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam ~neininjain antara bank dengan pihak lain yang tnewajibkan pihak pemii~jam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Proses pemberian kredit memungkinkan adanya risiko kredit yang ti~nbulsebagai akibat tidak dapat terpenuhinya kewajiban debitur kredit untuk mernbayar angsuTan lnaupull bunga kredit pada waktu yang telah disepakati. BPR memberikan kredit kepada lima sektor ekonomi yaitu pada sektor industri, pertaniatl, perdagangan, jasa-jasa dan sektor lainnya. Menurut Statistik Perbankan Indonesia pada bulan Desember 2008, ju~nlahkredit yang disalurkan untuk tiap sektor disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah lcredit BPR pads setiap selitor eltonolni Sektor Ekonomi Pertanian Perindustrian Perdagangan, rumah makan dan penginapan Jasa-jasa Lain-lain Total Sumber : Bank Indo;-.e.sia (2008)
Jurnial~I
Risiko kredit nlerupakall masalah yang harus mendapat perhatian serius dari BPR karena setiap rupiah ltredit yang tidak dapat dibayarkan nlenitnbulkan suatu ltredit yang be~lllasalah.&edit bern~asalahtersebut dapat menu~unkan kinerja perbankan dan berpotensi menilnbulkan kerugian bagi bank. Selain itu, ltredit be~lnasalahdapat menlberikan kerugian yang besar bagi masyaralcat dan pemerintah yang berakibat terhadap perekonomian nasional. Dalatll menjalankan usahanya, BPR tnengalarni hambatan yang dapat mengganggu kelangsungan usahanya. Salab satu hambatan yang n~unculadalah adanya kredit bennasalah yang ~~~embutuhkan perhatian khusus dari pihak BPR. Tabel 2 nlenyajika~ljumlah kredit berinasalah yang dihadapi BPR secara nasional per Desenlber 2008. Tabel 2. J u n ~ l a hkredit bern~asalahyang dihadapi BPR secara nasional Jellis ICredit Bermasalah ICurang Lancar Diragukan Macet Nor? Performing Loarz (Nominal) Rasio Non Pecfo:fon7zirzgLoan (%) Sumber :Bank Indonesia (2008)
Junllah Kredit Bermasalah (milyar Rupiah) 1.039 342 1.135 2.516 9,88 %
PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso inerupakan salah satu kantor kas PD BPR BKK Pati Kota yang ada di Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati Jawa Tengah. Kegiatan usahanya meliputi tabungan, deposit0 berjangka dan kredit. Jellis tabungan yang dikelola oleh PD BPR BKIC Pati ICota Kantor Kas Margoyoso antara lain Tabungan Masyarakat Pedesaan (Tamades) dan tabungail wajib. Sedangkan kredit yang disalurkan antara lain kredit usaha tnikro, kredit usaha kecil, la-edit pertanian, kredit perdagangan, kredit Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan kredit karyawan swasta.
-
PD BPR BKK Pati Kota ICantor Kas Margoyoso telah me~iyalurkan sejumlah kreditnya ke berbagai sektor ekonomi antara lain sektor pertanian, perdagangan, jasa-jasa dan kredit lainnya. Kolektibilitas kredit PD BPR B I N Pati I
Sumber : PD BPR BIUC Pati Kota Kailtor Kas Margoyoso (2009) Penyaluran kredit tersebut mellimbulkan sejumlah kredit be~masalahyang telah tnencapai Rp 882.615.000. &edit be~lllasalahyang terjadi di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso mencapai 26,53% dari total kredit yang disalurkan ke debitur. Menurut peraturan BI, kredit bennasalah pada suatu bank maksirnal mencapai 5 persen. Dengan timbulnya kredit bennasalah yang ~nelebihi dari ketentuan BBI tersebut menilnbulka~lrisiko kredit. Oleh karena itu, ha1 tersebut hams dikurangi dengan menerapkall ~nanajemenrisiko kredit. Mru~ajeinenrisiko lnerupakan suatu usaha untuk mengetal~ui, menganalisis seita me~~geildalikan risiko dalam setiap kerugian perusallaan dengall tujuail uutuk knemperoleh efektifitas dan efesiensi yang lebih tinggi (Damawi, 2004). Manajemen risiko kredit dibutuhkan agar tercipta efektifitas dan efisiensi dalarn petlyaluran kredit yang dilakukan ole11 PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso sehingga jumlah kredit bermasalah dapat dikurangi.
PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso merupakan salah satu BPR yang berada di Kecarnatan Margoyoso. Salah satu kegiatan yailg dilakukan oleh PD BPR BKIC Pati Kota ICantor Kas Margoyoso adalah n~elakukan penyaluran kredit kepada masyarakat. Peniberian bedit kepada debitur dapat ~neniinbulkanadanya risiko kredit dalarn penyalurannya. Kredit beriliasalah yang terjadi di PD BPR RKIC Pati Kota Kantor ICas Margoyoso mencapai 26,53% dari total kredit yang disalurkan Ice debitur. Nilai NPL tersebut sudah melebihi dari ketentuan BI yailg hanya sebesar 5 persen. Berdasarkan latar belakang di atas, ~ n a k apei~i~asalahan yang dirumuskail adalah sebagai berikut : 1.
Apa saja jenis kredit yang diberikan oleh PD BPR BICK Pati Kota Kantor I
2.
Apa saja faktor-fz~ktoryang nlenyebabkan terjadinya Nor1 Per/or/7zirzg Lonrz (NPL) di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso?
3.
Berapa risiko kredit yang terjadi di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso ?
4.
Bagaimana model pe~lgelolaanrisiko kredit di PD BPR BICK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu: 1. Menganalisis profil kredit yang diberikan ole11 PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso.
2.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Norz Performing
Loan (NPL) di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso 3.
Mengide~ltifikasidan menganalisis risiko kredit yang terjadi di PD BPR BIU( Pati Kota Kantor Kas Margoyoso.
4.
Merekomendasika~model pengelolaan risiko kredit di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso.
1.4 Manfaat Penelitian Suatu penelitian y m g dilakukan harus dapat inemberikan manfaat bagi berbagai pihak yang terkait. Pihak-pihak tersebut yaitu pihak BPR, peileliti dan pembaca. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Pihak BPR Penelitian iili dapat menjadi bahan pe~timbangan dalaii rnenerapkall dan merencanakan prosedur peilanganan ltredit bermasalah sebagai upaya inenangaili risiko kredit yang terjadi sehingga dapat ~ne~lgura~lgi risiko kerugian. 2.
Peneliti Penelitian ini berguna uiltuk menerapkan teori clan disiplin illnu yang telah dipelajari dari bangku kuliah sehingga dapat nlengeinbai~gka~~lya sesuai dengan kondisi dan situasi yang t e ~ u sberubah. Selain itu, dapat meinperluas wawasan dan melatill ketna~npuandalam ~uenyelesaika~l masalah nlengeilai kredit beimasalah.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Risiko kredit yang diltaji adalah kredit yang bersifat produktif atau kredit yang diberika~iuntuk modal kerja. Data yang diainbil untuk penelitian adalah laporan posisi kredit tahun 2008, data debitur per bulan tahu1l2008 dan baki debet kredit per Desember 2008. Data tersebut akan digunakail untuk mengidentifikasi nlunculnya kredit bennasalah pada PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso. Kredit bennasalah yang akan dibahas antara lain kredit yang me~nilikikolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. Penelitian dilakukan di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso. BPR ini merupakan kailtor kas dari PD BPR BKK Pati Kota, Sawa Tengall yang berlokasi di Margoyoso. Selain di Margoyoso, kantor kas ada di beberapa kecamatan laintlya yaitu di Kecamatan Wedarijaksa, Trangkil, Tayu, Tambakromo dan Gabus.
11. TINJAUAN PUSTAlCi
2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian l
IO-edit berasal dari bahasa Yunani yaitu c ~ e d e t e
yang berarti
kepercayaan, dan dala~nbahasa latin ''crediliunz" yang bera~tikepercayaan aka11 kebenaran. Jadi, dapat diartikatz bahwa suatu pemberiat~kredit terjadi bila ada unsur kepercayaan di dala~nnya(Muljono, 2001). Menurut Kas~nir (2004), kredit berarti memperoleh barang dengan meulbayar cicilan atau angsuran dike~nudian hari
atau
memperoleh
pinjaman
uang
yang
penlbayarannya dilalukan di kemudian hari dengan cicilan atau angsuran yang sesuai dengan perjanjian. Kredit dapat berbentuk baraug atau uang. Kredit dalanl bentuk uang disebut pi~ljaman.Menurut UU No. 10 tahun 1998, ~ne~lyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengall itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjaln antara bank dengall pihak lain yang mewajibkan pihak pemi~ljam untuk melunasi utangnya setelah j a ~ g k awaktu tertentu dengan pernberian bunga. Dalan kehidupan sehari-hari, pengertian kredit selanjutnya berke~nbang lebih h a s , antara lain (Muljono, 2001) : a. Kredit adalah kemampuan untuk lnelaksanakan
suatu penlbelian atau
mengadaka11 suatu pinjaman de~lgansuatu janji pe~nbayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.
b. Menurut UU No. 7 tahun 1992, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersanakan dengan itu, berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengall pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk lnelunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengall julnlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. 2.1.2 Tujuan dan Fungsi Kredit
Menumt Rahrnadana dan Lumbanraja (2002), tujuan utalna penlberian suatu kredit antara lain :
1. Meilcari keuntungall Mencari keuntullga~lbertujuan untuk memperoleh hasil dari pembwian kredit tersebut. Hal tersebut te~utamadalarn bentuk builga yatlg diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keulltuilgall ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jilca bank mengala~nikerugian terus lllenerus, maka besar kemungkillall bank tersebut aka11dilikuidasi atau dibubarkan.
2. Meinbantu usaha debitur Tujuan lai~lllyaadalah untuk memba~ltuusaha nasabah yang inemerlukan dana, baik daua investasi maupun dana modal kerja. Dengall dana tersebut, maka pihak debitur dapat mengembangkan dan memperluaskall usahanya. 3. Membantu pemerintah
Semakiil banyak kredit yang disalurkan ole11 pihak perbankan, maka semakin baik, artinya semakin ballyak lcredit berarti ada~lyape~li~lgkatall pe~nballylian berbagai sektor.
Keulltungall bagi pemerintah dengat1
lne~lyebatllyapemberian kredit adalah: a. Peilerilnaan pajak yaitu dari keutltutlga~lyang diperoleb debitur dan bank. b. Membuka kese~npatankerja. Dalan ha1 ini untuk kredit pembaligutlall usaha baru atau perluasa~lusaha aka11 membutuhkan tenaga kerja baru sel~inggadapat menyerap tenaga kerja yang inasih mengangyr. c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa. Sebagiatl besar kredit yang disalurkan dapat meningkatkan jumlah barang da11 jasa yang beredar dimasyarakat. d. Mengheinat devisa negara, terutama ulltuk produk-produk yang sebelumnya diimpor. Apabila sudah dapat diproduksi di dalain negeri deilgan fasilitas kredit yang ada lnaka dapat menghemnat devisa negara. e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor. Menurut Rah~nadana dan Lumbanraja (2002), fasilitas kredit me~nilikihilgsi sebagai berikut :
1. Me~li~lgkatkan daya guila uang daya guila uang ~naksud~lya jika uang 11a11ya Kredit dapat i~lei~i~~gkatkail disiinpan saja tidak akan inenghasilkan sesuatu yang berguila. Apabila kredit disalurkan, ~naltauang tersebut berylla untuk inengl~asilkan barang atau jasa bagi penerima kredit. 2. Meilingltatkail peredaran lalu lintas uang. Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayal~lainuya. Sehiugga suatu daerah yailg kekurangan uang dengall me~nperolehkredit maka daeral~tersebut akan tne~nperolehtanlbahan uailg dari daerah lai~ulya. 3. Me~liilgkatka~l daya guila barang.
IGedit yang diberikan dapat digunakiul ole11 debitur uiltuk meilgolall barang yang tidak berguna meiljadi berguna atau ber~nanfaat. 4. Meningkatkan peredaran barang.
Kredit dapat pula mei~atnbahatau ~nenlperla~lcar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sel~inggajuinlah barang yang beredar dari suatu wilayah ke wilayah laiimya bertambah atau kredit dapat pula mei~iiingkatkanj u ~ n l a barang l~ yang beredar. 5. Alat stabilitas ekonorni
Kredit yang disalurkan dapat ineningkatka~~ stabilitas eko~lomikarena pe~lyalurankredit aka11mena~nbahjuinlah barang yang diperlukan ole11 inasyarakat. Selai~litu, kredit dapat ~nemba~ltu dalan rnengekspor barang dari dala~nnegeri ke luar negeri sehingga ~neningkatka~l devisa negara.
6. Me~lingkatkanse~nangatberusaha Bagi peuerima k r d i t dapat meningkatkm seinangat berusaha, apalagi bagi debitur yang modalnya terbatas.
7. Meilingkatkan pe~nerataanpe~ldapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan, inaka aka11 senlakill baik, terutama dalarn ha1 meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan
untuk
~nernbangun pabrik,
~ n a k a pabrik
tersebut
~nembutubkantenaga kerja, sehingga dapat inengurangi pengangguran.
Disainping itu bagi masyarakat sekitar pabl-ik juga dapat ineningkatkan pendapatannya sepe~timembuka warung, lnenyewa rumah ltontrakan atau jasa lainnya.
8. Meninglcatkan hubul~gailinter~lasional. Penyaluran kredit dapat ~netliilgkatltaml saling membutuhkan antar penerima kredit dengall pe~nberikredit. Pelnbelian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sarna di bidang lainnya. 2.1.3 Jenis-Jenis lOedit
Jenis-jenis kredit menuiut Tohir (2006) dibagi memljadi dua jenis, yaitu :
1. IO-edit kollsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk inetnbiayai pelnbelian barai~g-barang atau jasa yang dapat mneinberikan kepuasan langsung kepada konsumen. Jenis kredit ini digunaltan untuk ~nembiayaihal-ha1 yang bersifat konsurntif seperti kredit perurnahan, kendaraan serta kreditkredit konsu~ntifakan kredit pembelian makanan. Secara tidak la~lgsu~lg lnelnberilca~lefek produktif dengall cara ~neni~lgkatka~l dari barang atau jasa yatlg dibeli pelauggan.
2. IQedit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang produktif. Kredit ini dipakai untuk nlelnbeli barang-barang modal yang bersifat tetap maupun untuk ine~nbiayaikegiatan pengadaan barang yang habis dalam sekali produksi. Kredit produktif dibagi lagi menjadi dua yaitu kredit i~~vestasi dan kredit modal kerja. Kredit investasi inerupakan jellis kredit yang digunakan untuk memnbiayai peinbelia~lbarang-barang modal tetap sedangkan kredit modal lailcar biasanya habis dalam satu atau beberapa kali proses. Menurut BI, kredit berdasarkarl plafon hedit dibagi menjadi emnpat yaitu : 1. Kredit usaha mikro, yaitu kredit yang ineiniliki plafoil kredit sampai dengan Rp 50 juta. 2. Kredit usaha kecil, yaitu la-edit yang inemilki plafon kredit Rp 50 juta
sanlpai dengan Rp 500 juta. 3. Kredit usaha meilengah, yaitu la-edit yang memiliki plafon kredit Rp 500 juta sampai dengall Rp 5 milyar.
4. IGedit usaha besar, yaitu Itredit yang menliliki plafon kredit lebih dari Rp
5 inilyar. Icasmir (2004) menggolougkan kredit ke dalain beberapa jenis yaitu :
1 Dilihat dasi segi kegunaan, kredit terdiri dari : a.
Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk kel~erluan meningkatkan produksi dalaln operasinya.
b.
IOedit investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau men~bangun proyeklpabrik baru dimana nlasa penlakaiaunya untuk satu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utalna perusahaan.
2. Dilillat dari segi tujuan, kredit terdiri dari : a.
Gedit produktif, yaitu kredit yang di y n a k a n peningkatan usaha suatu produksi atau investasi.
b.
Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diguuakan untuk konsuillsi atau dipakai secara pribadi.
c.
Kredit perorangan, yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan perdaga~lgan dan biasanya untuk inelnbeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang daga~lgatl tersebut.
3. Dilihat dari segi jangka waktu, kredit terdiri dari :
a.
Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang me~nilikijangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun.
b.
Kredit jmgka inerlengah, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara satu sanpai dengan tiga tahun.
c.
Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang inasa pengelnbaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun atau lima tahun.
4. Dilihat dari segi jaminan, kredit terdili dari : a.
Kredit dengan ja~ninau yaitu kredit yang diberikan dengail suatu jaminan tertentu. Jamillan tersebut dapat berupa barang benvujud atau tidak benvujud.
b.
IQedit tanpa jaminan, kredit yang diberikan tanpa jaminan atau orang tertentu
5. Dilihat dari segi sektor usaha : kredit pertanian, peternakan, industri,
pel-ta~nbangan,pendidikan, profesi, perumahan, dan sektor-sektor lainnya.
2.1.4 Unsur-Unsur Kredit Kasmir (2004), ~nenge~nukaka~l unsur-unsur yang terkandung dala~n p e ~ n b e ~ isuatu a ~ l fasilitas kredit adalah sebagai berikut : 1.
Kepercayaan Kepercayaan yaitu keyakinan pe~nberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik be~upauang, barang atau jasa aka11 benar-benar diterima kembali dala~njangka waktu terteiltu di masa yang akan datang.
2.
Kesepakatan Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimatla masingmasing pihak rnena~ldatangani hak dan kewajiban masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituailgkan dala~nakad kredit yang ditandatangani ole11 kedua belah pihak yaitu pihak bank dan debitur.
3.
Jangka waktu Setiap kredit yang diberikail pasti me~nilikijangka waktu tel-tentu. Jangka waktu nle~lcakup masa peugen~balian laedit yang telah disepakati yailg menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan penlberian kredit dalam pelunasm~ya.
4.
Risiko Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan ole11 dua ha1 yaitu risiko kerugiail yang diakibatkan debitur tidak mau membayar kreditilya padahal lnampu dan risiko yang diakibatkan kare~lanasabah tidak sengaja misalnya karena terjadi musibah seperti bencana ala~n. Penyebab tidak tertagih sebenanlya dikare~lakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Seinakiil panjang jangka waktuilya suatu kredit senlakin besar risikonya tidak tertagih de~nikianpula sebaliknya. Risiko ini mer~jaditailggung jawab bank, baik risiko yang diseilgaja maupuil risiko yang tidak disengaja.
5.
Balas jasa Panbellan fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dala~njumlah tertentu. ICeutungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan llama bunga bagi bank konve~lsional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya profisi dan komisi serta biaya ad~uinistrasi kredit ini lnerupakan keutunga~l utama.
2.1.5 Analisis ICelayalian Kredit Menurut Djol~anputro(2004), analisis kredit berdasarkan prinsip 5C yang ineliputi : a. Clzaracter Character (karakter) berkaitan dengall perilaku debitur atau pembeli secara kredit mengenai keinginan untuk ~nenlbayar dan memenuhi kewajiban. Perusahaan menggunakan data lnasa lalu mengenai track record calon debitur. Karakter dapat dikaitkan dengan pelanggaran nloral (moral
hazard)
yaitu
kecenderungan
seseorang dellgall sengaja
menyimnpa~~gkan wewenang dan kematnpuan untuk kepentingan ppribadi dengan nlengorbankan kepentingan orang lain dan menggunakan kemampuan atau kekayaan orang lain.
b. Capacity Capacity (kapasitas) menunjukkan kemampuan calon debitur atau pembeli secara kredit untuk membayar kewajiban pinjam menlinjam. Potensi pembayaran kewajiban debitur dapat dilihat dari laporail keuangan historis dan kinerja berupa perfonna arus kas, neraca, dan 1aba rugi, rasio lancar dan rasio kas dapat menunjukkan ketna~npuan pemenuhan kewajiban. c. Capital Capital
(modal)
digunakan
untuk
mengetahui
sumber-su~nber
pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. Modal dapat ditunjukkan oleh perbandingan antara pinjaman dan modal sendiri (ekuitas).
Collateval (jaminan) rnerupaka~l piranti pengaman pinjaman yang terakhir. Jaminan aka11 dieksekusi apabila debitur atau pernbeli secara lcredit menyatalcan tidak dal~atnlembayar da11 pi~ljamantidak nlungki~l direstrukturisasi. Perusahaan kreditur perlu ine~llperhatikan prinsip kehati-hatian dalam menetapkan kredit karena faktor status llukun~ jaminan, nilai jaminan terhadap kewajiba~, kemudahall likuidasi jatllinan. e. Condition Corzdition (kondisi) mengacu kepada kondisi eksternal perusahaan yang mempengaruhi kelangsungan perusaham. Kondisi perusahaan beiupa kondisi rnakro (ekonomi, politik, selera konsumen, dan lii~gkungan)dail interve~lsipihak berkepentinga~~ (stakel~olders). 2.2 IGedit Bermasalah
Menu~ut Peraturan BI No. 8/19/PBI/2006 Tentang I
angsuran; kredit telall jatuh tempo lebih dari dua bulan; kredit telah diseralkan kepada Badan Urusan Piutang Negara (BUPN); kredit telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaa~lasuransi kredit. Kredit bennasalah inuncul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk nlembayar angsuran lnaupun bunga kredit pada
walctu yang sudah disepakati. ICategori kredit be~lnasalahmencakup kredit kurang lancar, diragukan dan macet. Kredit bennasalab adalah hedit yang dapat ~neni~nbulkan persoalan, bukan hanya kepada pihak bank selaku le~nbagapenlberi ltredit tetapi juga kepada nasabah peneritna kredit. Menurut Dendawijaya (2004), kredit tidak be~masalah dapat berubah menjadi kredit bermasalah karena beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor ekstetnal a. ICeadaan ekonomi secara ~nakro b. ICenaikan kurs US $ terhadap rupiah yang ~nenaikkan harga polcok produk atau jasa. c. Peraturan yallg ketat dalan~suatu sektor ekonomi. d. Peraturan atau kebijakan pemerintah. 2. Faktor internal perusahaan (debitur bank)
a. Misrrzalzagemerzl dalanl perusahaan nasabah b. Kesulitan keuangan dala~nmenge~nbal~gka~l usaha c. I<esalahan dalaln produksi
d. Kesalal~andalatn strategi pemasaran e. Sengketa antar pemilik atau antar pe~nilikdan direksi 3. Faktor internal bank yang ~ne~llberika~l kredit a. Mark zp yang dilakukan dengall sengaja
b. Studi kelayakan yang dibuat supaya proyek sangat layak c. Kolusi antara staf bank dan nasabah. d.
Kurang ketatnya monitoring kredit atau supervisi bank
e. Surat sakti dati pemilik atau adanya kotupsi kolusi dan nepotisme dengau elit politik f. Kesalahan dala~nmanilih sektor industti nasabah. Angka kredit yang cukup tinggi tidak hanya merugikan pihak bank, tetapi juga menimbulkan kerugian para pelnilik dana yang sebagian besar 111erupakan anggota ~nasyarakatyang berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Menurut Kasmir (2004), kernacetau suatu fasilitas kredit disebabkan ole11 dua faktor yaitu :
1. Adailya unsur lcesengajaan. Artinya nasabah sengaja tidak mau membayar kewajibanilya kepada bank sehingga kredit yang diberikan dengall sendirinya macet. 2. Adanya tidak sengaja. Attinya nasabah rne~nilikikemauan untuk me~nbayar tetapi tidak mainpu dikarenaka~lusaha yang dibiayai terkeila musibah. Dalam usaha meilgatasi timbulnya kredit be~~nasalahpihak bank dapat ~nelakukanberbagai tindakan penyelamatan atau p e i l a ~ ~ g a i ~sebagai a~l besilcut (Kasmir, 2004) : 1. Resclzeduling Resclzedzding dapat dilakukail de11garl cam : a) Memperpa~ljangjangka waktu kredit Dalam ha1 ini debitur diberikail keringanan dalam masalah waktu kredit, misalnya peipa~lja~lgai~ jangka waktu kredit sehingga debitur inempu~lyai walctu yang lebih lama uiltuk mei~geinbalika~l kredit. b) Meinperpanjaug jangka waktu angsuxa~l Mempeiya~~janga ~ ~ g s u r ahampis ~l sama dengall jailgka waktu kredit dimaila adailya penambahan juinlah angsuran sehingga jumlah atlgsuran pull inenjadi lebih kecil. 2. Reco~zditio~ziizg
Reconditiolzi~zgdilakukau dengal caxa mengubah persyaratan yang ada seperti : a) Kapitalisasi bunga, yaitu dellgall cara bungs dijadikan hutang pokok. b) Pei~undaanpembayaran bunga sainpai batas waktu tertei~tu.Maksudnya hanya bungs yang dapat ditunda pembayaram~ya, sedangkan pokok pinja~nannyaharus dibayar seperti biasa. c) Pei~uiunansuku bunga, dimaksudkan agar lebih meritlgaukan bebail debitur. Hal ini tergantung dari pertimbangal bank yang bersangkutan. d) Pembebasan bunga, dimana dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertirnbanga~lnasabah sudah tidak lnalnpu lagi mernbayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban menlbayar pokok pinjamannya sampai lunas.
3 . Restructuring
Restrvcturi~zgdapat dilakukan dengall cara : a. Mei~anlbahjumlah kredit b. Menanbah equity, yaitu :
1) Dengan inenyetor uang tunai 2) Tambahan dari peinilik
4. Kolnbillasi Merupakail kotnbinasi dari ketiga rnetode di atas. Misalilya ko~nbiilasi restrukturisasi dengan tneilgkondisika~lkeinbali atau restrukturisasi dengall penjadwala~lkembali. 5. Penyitaail jalninail
Penyitaan jaininan ~nerupakailjalan terakhir apabila nasabah sudah benarbenar tidak men~punyai itikad baik atau sudah tidalc inainpu lagi uiltuk ~ne~nbayar seinua hutang-hutangnya. 2.3 IConsep Risiko 2.3h Pengertian Risilio
Risiko adalah akibat yang kurai~g menye~~angkatl(~lle~ugikan, me~nbahayakatl)dari suatu perbuatan atau tindakan. Pada ulnulnllya risiko didefinisikan dalam pengeitiatl "kkedakpastiatl" (Redja, 2001). Menurut Gl~ozali(20071, risiko dapat didefinisikail sebagai volatilitas outconze yang uinulnltya berupa nilai dari suatu aktiva atau hutang. Perusallaan dalam aktivitasnya mei~gl~adapi dua jeilis risiko yaitu risiko usaha dan risiko no11 usaha. Risiko usaha adalah senma risiko yang berkaitan de~lgai~ usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulal bersaing dan memberikan i~ilai bagi pelnegang sahain. Risiko usaha berhubu~lga~l dengall produk seperti inovasi teknologi, desain produk, dan pelnasaran produk. Perluasan operasi yailg berhubungan dengall besamya tingkat biaya tetap d a biaya ~ variabel juga merupakan bagiail dari risiko usaha. Risiko usaha bagi perusahaan merupakan risiko yang dapat dikendalikan. Sedangkan risiko laiilnya yailg tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan dikategorikan sebagai risiko no11 usaha. Salah satu dari risiko non usaha adalah risiko strategik sebagai akibat dari perubahan lingkungan ekonomi dan politik.
Vaughan dalar~zDar~nawi(1997) ~nengenlukakanbeberapa definisi risiko, yaitu : 1. Rislc is the char~ceof loss (Risiko adalah kans kerugian)
Clzance ofloss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan di~nanaterdapat suatu keterbukaan (exposure) terlladap kerugiau atau suatu kemnungkinan kerugian.
2. Rislc is opportuitif),of loss (Risiko adalah kernungkinan kerugian ) Istila11 "opporturzity" berarti bal~waprobabilitas suatu peristiwa berada di antara no1 dan satu. Definisi ini barangkali sangat mendekati petxge~tian risiko yang dipakai sehari-ha~i.Akan tetapi, definisi ini agak longgar, tidak cocok dipakai dala~nanalisis kualitatif. 3. Rislc is urzcertainty (Risiko adalah ketidakpastian) Risiko berhubungan dengan ketidakpastian (uncertainty) yaitu adanya risiko karena adanya ketidakpastian. Tampubolon (2004) rnendefinisikan risiko sebagai bentuk-benluk peristiwa yang lnempunyai ~ e ~ x g a ~terhadal> uh ken~ampuanseseorang atau sebuall
institusi
untuk
mencapai
tujuannya.
Djohanputro
(2004),
mengemukakan pengertian dasar risiko terkait dengall keadaan adanya ketidakpastian dan tingkat ketidakpastiannya terukur secara kcantitatif. Risiko dapat diartikan sebagai ketidakpastian yang telall diketahui tingkat probabilitas kejadiannya. Peilgertian lain yang sering digunakan bahwa risiko adalah ketidakpastian yang bisa dikuantitaskan yang dapat ~nenyebabkan kerugian dan kehilangan. Risiko juga dapat diartikan sebagai penyebaran atau peilyiinpangan dari target, sasaran atau harapan. 2.3.2 Klasifiltasi Risiko
Djohanputro (2004) mengklasifikasikan risiko atas : 1. Risiko mumi dan spekulatif Risiko mumi adalah ~isikoyang dapat mengakibatkan suatu kerugian pada perusaham, tapi tidak ada ke~nuilgkinanuntuk nxenguntungkan. Sedangkan risiko spekulatif adalah risiko yang dapat ~nenguntungkan atau merugikan.
2.
Risiko sistematik dan spesifik
Risiko siste~natikdisebut juga risiko yailg tidak dapat didiversifikasi yaitu risiko yaug tidak dapat dihilangkan atau dikurallgi dellgal pe~lggabunganberbagai risiko. Sedangkail risiko spesifik adalah risiko yang dapat didiversifiltasi lnelalui proses penggabullgall (pooling). Risiko perusallaan atau risiko korporat adalah fluktuatif dari eksposur k o t ~ o r a sebagai t akibat keputusan atau kondisi saat ini. Risiko tersebut dapat dikategorikan dala~ll einpat jenis risiko yaitu : risiko keuangan, risiko operasional, risiko strategis dan risiko eksternaliias. IClasifikasi risiko korporat meilurut Djohanputro (2004) dapat dilihat dalain Garnbar 1.
Garnbar 1. KlasiJicasi risiko (Djohanputro, 2004)
1. Risiko keuangan, adalah fluktuatif target keuangan atau ukuran nloneter perusahaan karena gejolak berbagai variabel makro. Risiko keuangan terdiri atas risilto pasar, risiko likuiditas, risiko kredit dan risiko pern~odalan. a. Risiko pasar, berkaitan dengan potensi penyimpangan hasil keuangan karena pergerakan variabel pasar selanla periode likuidasi dan perusahaan harus secara rutin ~nelakukan penyesuaian terhadap nilai pasar (nzark to market). Risiko pasar dikelolnpokkan mei~jadiempat, yaitu risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko komoditas, dan risiko ekuitas. b. Risiko liltuiditas adalah ketidakpastian atau kelnungkinan perusahaaan tidak dal~at ~nelnenuhi kewajiban pe~nbayaran ja~lgka pendek atau pengeluaran tidak terduga. c. Risiko kredit adalah risiko bal~wadebitur atau petnbeli secara kredit tidak dapat men~bayarhutang dan memenuhi kewajiban seperi tertuang dalanl kesepakatan. d. Risiko permodalan disebut juga risilto solvensi, yaitu risiko yang dihadapi pemsahaan berupa kelnungkinan tidak dapat lnenutup kerugian.
2.
Risiko operasional adalah potensi penyimnpangan dari suatu l~asilyang diharapkan karena tidak berfungsinya suatu sistern, su~nber daya manusia, teknologi atau faktor lain. Risiko operasioual terdiri atas risiko : surnber daya manusia, produktivitas, teknologi, inovasi, sistem, proses.
3.
Risiko strategis adalah risiko yang dapat mempengaruhi eksposur korporat dan eksposur strategis (terutama eksposur keuangan) sebagai akibat keputusan strategis yang tidak sesuai dengan lingku~lganeltstemal dan internal perusahaan. Risko ini terdiri atas risiko bisnis, perluasan operasi, dan transaksi strategis.
4.
Risiko ekstemalitas adalah potensi penyi~npanganhasil pada eksposur korporat strategis, d m bisa berdarnpak pada potensi penutupan usaha, karena pengaruh dari faktor ekster-nal. Faktor eksternal mencakup reputasi, lingkungaml sosial dan hukum.
2.3.3 Bentuk dan Jenis Risilco IGedit Menurut Djohailputro (2004), ada tiga jellis risiko dala~nrisiko kredit yaitu : 2. Risiko gagal bayar Ulturan risiko gagal bayar adalah probabilitas te~jadinyagagal bayar pada periode tertentu. Untuk mengukur probabilitas gagal bayar, pe~usahaan dapat melakukan pemeringkatan (rating).
3. Risiko exposure Risiko exposure inerupakail risiko yang melekat pada besamya kredit yang menghadapi risiko gagal bayar. Bagi perbankan, kredit rnerupakan ltol~~itl~len dalain bentuk line ofcredit yang tennasuk bagian dari exposure. Bagi perusahaan perdagangan, besainya transaksi secara kredit rnerupakan besarnya aposrrre. Jenis-jenis status kredit yang beliinpliltasi terhadap besamya exposr~re,yaitu : a. Icesepakatan transaksi yang dapat dikembalikan, perusahaan dapat ~neinbatalkantransaksi tanpa ~nenunggukesepakatan dari konsumen.. b. ICesepakatan
bersifat
iri-evocable,
perusahaan
tidak
dapat
membatalkan kesepakatan secara sepihak kecuali berdasarkan kesepakatan kedua pihak. c. Status transaksi dan kredit dalam kondisi ketidakpastian. Hal ini terjadi apabila konsu~nensudah mentransfer pembayaran sedangkan perusallaan belum menerima pembayaran tersebut. d. Status terselesaikan (settled). Hal ini terjadi apabila uang pelnbayarail telah masuk ke dalam rekening perusahaan. e. Status gagal (failed). Hal ini tejadi pada saat ditetapkan, konsuinen dinyatakan gagal bayar.
4. Risiko recovery Risiko recovery berkaitan dengan terjadinya gagal bayar dari konsumen. Tingkat
recovery
adalah
sejauh mana
perusahaan
dapat
tetap
mengupayakan agar nilai kredit dengan status gagal bayar tersebut dapat diupayakan berapapun nilai nominal yang dapat diperoteh. Selnakin kecil kemungkinan perolehan dari kredit macet, semakin besar risiko recovery.
Risiko recovery diilyatakan dalain bentulc persentase ke~nuilgkinailgaga1 bayar dari kredit macet. Risiko-risiko yang merupakan bagian dari risiko recoiery yaitu :
a. Risiko jaminan Risiko jaminan terkait dengan kejelasan status hukum jaminan, fluktuasi ililai likuidasi janlinan dan kemudahan eksekusi. b. Risiko jaminan pihak ketiga Selain janiinan dalaill bentuk asset, ada jaininan berupa kepercayaan. Jaminan ini me~nilikikegagalan eksekusi yang sangat tinggi. c. Risiko hukuin Risiko huku~nberkaitan dengall keinungkinan mengubal~kontrak dan status pinjainan u~ltuk mengakoinodasi kepentingan dan keinampuan perusahaan dan debitur. Perubahan kontrak beiupa penjadwalan ulang pinjaman, pemotongan pinjaman, dan penukaran pinjaman inenjadi setoran modal. Kegagalan untuk melakukan renegosiasi nlenyebabkan tindakan llukum harus ditempuh.
Manajeinen risiko sebagai suatu usaha untuk ~nengetahui,~nenganalisis serta inengendalikan risiko dalanl setiap kerugian pe~usahaaiideiigan tujuan uiltuk memperoleh efektifitas dan efesiensi yang lebih tinggi (Damawi, 2004). Manaje~nenrisiko diartikan sebagai kemampuan seorang manajer untuk menata keinungkinan variabilitas pendapatan dengal menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang diakibatkan ole11 keputusan yang dia~nbildalam nlellggasap situasi yang tidak pasti (Sofyan, 2005). Thornhill dalanz Tainpubolon (2004) mendefinisikan ~nanaje~ne~i risiko sebagai sebuah disiplin pengelolaan yang tujuannya adalah meinproteksi aset dan laba sebuah organisasi dengan mengurangi potensi kerugian sebelu~nha1 tersebut terjadi, dan pembiayaan lnelalui asuransi atau cara lain atas keinungkinan rugi besar karena bencana alam, keteledorau manusia, atau karena keputusan pengadilan. Dalam prakteknya, proses ini mencakup langkah-langkah logis seperti pengidentifikasian risiko, pengukuran dan penilaian atas ancaman (exposures) yailg telali diidentifikasi, pengendalian ancaman tersebut melalui eliminasi atau
pengurangan; dan pembiayaan ancaman yang tersisa agar apabila ke~ugiantetap terjadi, organisasi dal~att a u s menjalankatl usahanya tanpa terganggu stabilitas keuangan~mya. Bank Indonesia ~nendefinisikan manajemen risiko sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan rne~~gendalikan risiko yang tilnbul akibat kerugian usaha bank (Tan~pubolon, 2004). Menurut Djolianputro (2004), siklus manaje~nen risiko terdiri dari lirna tahap sesuai dengan Gambar di bawah ini : Evaluasi pihak
Identifikasi ---,
......-
berkepentingan
risiko
4
Pengukuratl risiko
Pengawasan dan pengendalian risiko
Model pengelolaan risiko
4
Penletaan risiko
Gaiitbar 2. Silclus nzarzajei~teizrisiko (Djohanputro, 2004)
Tahap 1. Identifkasi Risiko Tahap ini mengidentifikasi apa yang dihadapi oleh perusahaan. Langkah peltama dala~n~nengidentifikasirisiko adalah melakukan analisis pihak
yang
berkepentiugan
(stakeholders).
Langkah
kedua
dapat
nlenggunakan 7s dari McKe~lzieyaitu : Shared value, st rate^, Stuucture, Stafi Sl~ill,System, dan Style.
Tallap 2. Pengukuran Risiko Pe~~gukuran risiko mengacu pada dua faktor yaitu faktor kuantitatif dan kualitatif. Kuantitas risiko menyangkut berapa banyak nilai atau eksposur yang re~ltanterhadap risiko, sedangkan kualitatif lnenyangkut kemungkillan
suatu risiko muncul, sernakill tinggi kemullgkinall risiko terjadi maka setnakin tinggi pula risikotlya. Tahap 3. Pemetaan Risilto Pemetaan
risiko
ditujukan
uiltuk
menetal~kan prioritas
risiko
berdasarkan kepentingan bagi perusahaan. Ada~iya prioritas dikarenakan perusal~aanlnemiliki keterbatasall dalaln sutnber daya ~natlusiadall jumlah uailg sehingga perusahaan perlu lnenetapkatl lnalla yang perlu dihadapi terlebih dahulu dan matla yang dillomor duakan dan lnaila yang perlu untuk diabaikan. Selain itu prioritas juga ditetapkan karetla tidak selllua risiko melniliki dalnpak pada tujuan prusahaan. Tahap 4. Model Pengelolaan Risilto Model pengelolaan risiko terdapat beberapa lnacain dialltaratlya model pengelolaa~lrisiko secara konvensional, petletapall inodal risiko, struktur orgatlisasi pengelolaat~,da11laill-lain. Tahap 5. Monitor dan Pengendalian Moilitor dan pengendalian penting kareila : a. Manaje~nen perlu tnelnastikatl bahwa pelaksallaall pengelolaan risiko berjalan sesuai dengal rencatla. b. Mailajelnell juga perlu me~nastikanballwa pelaksal~aanpengelolaall risiko cukup efektif. c. Monitor dan pengendalian bertujuan untuk inelnalltau pe~ke~nbangan terhadap
kecenderungan-kecellderungatl berubahnya
profil
risiko.
Perubahan ini berdampak pada pergeseran peta risiko yang otomatis pada perubahan prio~itasrisiko.
2.5 Value at Risk (VaR) Value at Risk (VaR) merupakan inti dari Internal Rating Based Approach (IRB) yang memberikan keleluasaan bagi bank ulltuk menggunakan formulasillya sendiri dan mengernbangkal model sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalain mengukur risiko kredit. VaR merupakan sebuah konsep yang digunakan dalam pengukuran risiko dalaln manajelnen risiko. Secara sederhana VaR menjawab pertanyaan seberapa besar (dalan persell atau sejulnlah uang tertentu) investor dapat merugi selama waktu investasi T dengan tingkat kepercayaan sebesar a. Inti
dari VaR adalah volatilitas. Volatilitas adalah keraga~nanperubaha~~ faktor risiko. Secara statistika volatilitas sama dengan simpangan baku (Jorion, 2001).
Ganzbnr 3. Konsep 1hR berdnsarknii distribusi probnbilitas VaR adalah pengukuran suatu risilco yang dilakukan secara kuantitatif clengan memperkirakan potensi ~naksi~nuln kerugiat~yaang mungkin terjadi dengan suatu tinglcat keyakinan tertentu. VaR diteraplcan secara luas dalam keuangan utltuk manajemen risiko kuantitatif untuk berbagai jellis risiko. Penilaian risiko ini ~nenggunakan data rnasa lalu dengan cara melakukan pengukuran terlladap volatilitas dari fluktuasi nilai di mass lalu. Dala~nl~erhitunganterhadap nilai risiko di nlasa yang aka11 datang tidak bisa me~nastikandengall pasti potensi kerugian yang akan terjadi, ole11 sebab itu, nilai peluang selalu nlengikuti hasilnya. Transparansi VaR akan senlakin baik karena VaR secara konsisten mengukur pengaruh dari hedging terhadap seluruh total risiko. VaR mernberikan penekanan pada keseluruhan risiko dihandingkan dengan pengukura~ltradisional yang lebih tnenekankan pada risiko per transaksi individual (Jorion,2001). Dalatn VaR terdapat :
1. Perliitungan VaR dengan metode credit ntetrics C~vzditnzetr-ics adalah suatu kerangka VaR yang diaplikasikan untuk penilaian risiko aset yang tidak diperdagangkan seperti pinjaman. Metode ini didasarkan pada konsep rata-rata dan simpangan baku terboboti. Dalarn prosesnya nle~nerlukan credit rating (peringkat rating) dan rnatriks migrasi.
2. Peringkat lcredit Dalatn perhitunga~ VaR kredit dengan ~netode credit rnetrics perlu dilakukan pemeringkatan kredit terlebil~ dahulu. Peringkat tersebut
didasarkan atas peringkat yang telah dilakukarl oleh rati~zg agencies. Dalaln penelitian ini tidak tnenggunaltan rating elsterrzal, sehingga sebagai pengganti peringkat tersebut diperlukall kolektibilitas debitur berdasarkan peraturan yang dikeluarlcan ole11 BI. 3. Matriks migrasi
Pengertian matriks migrasi sama dengan matriks transisi. Peluang migrasi atau peryindahan dari suatu kelas peringkat (kolektibilitas) ter-telltu ke kelas peringkat yang lain dinamakan matriks transisi. Matriks transisi ini dapat diartikan juga sebagai proporsi pe~yindahankolektibilitas dari satu bulan ke bulan lainnya. Matriks migrasi diasurnsikall stasioner (stabil). Penentuan
matriks
rnigrasi
dalaln
pei~elitian ini
menggunakan
kolektibilitas debitur. Bentuk rnatrilcs transisi adalah sebagai berikut :
L K L D M L
PI1 P12 PI3 PI4
IcL
p21 P22 P23 p24
D
f 31
M
P41 P42 p43 P44
P32 P33 P34
Dirnana : a. PI, adalah peluang kredit dengan peringltat 1 (kolektibilitas lancar) tetap berada pada peringkat 1 (kolektibilitas lancar) b. P12 adalah peluang kredit dengan peringkat 1 menjadi berada pada peringkat 2, (kolektibilitas kurang lancar) dan seterusnya. c. L, KL, D, dan M adalah kolektibilitas lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Alat analisis lain yang dapat digu~lakanuntuk menghitung besamya risiko kredit yang terjadi dengan menggunakan creditrisk+. Creditrisk+ me~~ganalisis kegagalal atas risiko default sebagai risiko yang h a m dihadapi bank pada saat debitur berada pada posisi sulit atau tidak mampu membayar hutangnya.
Creditrisk+ merupakan distribusi dari risiko portofolio untuk inencari probabilitas jumlah debitur yang default dalam satu periode yang dinyatakan dengan poisson
distribution. Menurut Croulry (2000), model i~rimenitikberatkan pada tingkat defn~llt sebagai variabel acak dan lne~nasukka~r vasiabilitas tingkat default untuk ~nengatasiketidakpastian. Metode ini didasarkan pada pendekatan ~rrodelcredit dgfnuh yang mengganrbarkan infor~rrasijumlah dan batas waktu ekrsl~osuredali pe~lgukuranrisiko kredit sistematis debitur. Kelebihan neto ode ini adalah nludalr di intrepretasikan d a ~ i ke~nudalian ketersediaan data (Crouhy, 2000). Creclitriski- me~nfoltuskailpda kondisi debitur yaug tidak mamnpu nre~nbayarkewajiba~ryang dibutuhkan untuk ~nengestinrasi pote~rsikerugian. Keterbatasan lnetode ini adalah besamya ekw1~~oszu.edari tiap debitur tetap dan tidak sensitif terhadap pe~ubahandan tidak tne~~lperliitungka~i risiko mitigasi.
2.6 Penelitian Terdahulu Pe~relitian yang dilakukan Royari (2008)
tentang pengarulr portofolio
kredit terliadap pendapata~lbuiiga kredit dan kredit benriasalah pada PT Bank X menu~~jukkanbahwa kredit disalurkan kepada nasabah di beberapa sektor ekonolni antara lain pada sektor industri, pe~ta~iian, perdagangan, jasa-jasa d a l sektor lai~mya. Dari analisis yalig dilakukan de~rgatr ~ne~rggunaka~l analisis korelasi didapatkan bal~waada hubutigan positif antara jumlah pellyalurai~kredit dengall pendapatan bunga kredit. Hal ini disebabkan selnua kredit yang disalurkan untuk selnua sektor ekononri tu~nbuhpositif setiap tahun begitu pula dengall perturnbuhan pendapata~ibunga kredit. Berdasarkan analisis korelasi po~tofolio kredit terhadap kredit bem~asalalldiketahui bahwa tidak ada lrubungan yang nyata antara penyalurar kredit kepada sektor-sektor ekotno~nidan kredit bennasalah. Hal ini disebabkan seluruh kredit yang disalurkan tu~nbuhpositif setiap talrun, lratnun kredit bennasalah berfluktuasi dari tahun ke talrun. Pertutrrbuhan kredit ber~nasalalllebih disebabkan ole11 ke~nainpuandebitur untuk melunasi kredit. Penelitian Setiawati (2005) tentang VaR Kredit Mikro pada Bank X, di~nananilai kolektibilitas yang nrengalami penurunan sehingga ~nerupakansalah satu penyebab bank nrengala~nikerugian. Kemu~lgki~lalr kerugian atau risiko terbesar yang dihadapi Bank X pada kredit mikro dengall adanya pergeseran kolektibilitas atau kualitas kredit ditentukan dengan pendekatan internal ~nenggunakanVaR. Hasil yang didapat sesuai dengan tingkat keyakinm 95 %
adalah sebesar Rp. 92.023.041. Nilai kerugian tersebut adalah sebesar 52,99% dari total baki debet pinjaman, sedangka~l dengat1 tingkat keyakinan 99% kenlungkinan terjadinya lcerugian terbesar kredit mikro pada bulan juni 2005 adalah sebesar Rp. 129.947.688. Nilai kerugian tersebut sebesar 74,83% dari total baki d e b t kredit.
111. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Risiko me~upakanha1 penting yang harus dihindari dan dikelola agar tidak ~ne~nberilta~l pengaruh yang besar terhadap keadaan bank. Risilco luedit didefinisikan sebagai risiko kerugian yang diltaitkan dengall keinungkinan kegagalan klien menlbayar kewajibannya atau risiko dinlana debitur tidak dapat ~nelunasihutangnya (Ghozali, 2007). Kerugiail risiko kredit dapat ti~nbulsebelu~n tejadinya defat~ltsehingga secara umuln risiko ltredit harus didefinisikan sebagai potensi kerugian nilai nzarlced to nzarlcet yang ~nungkintin~bulkarena pemberian kredit ole11 bank. Tiinbulnya risiko kredit tidak dapat dihindari ole11 setiap bank yang melakultan usaha petlyalura~lkredit. Pe~timbailganyang mata~lguntuk pemberian kredit kepada debitur sangat dibutul~kanagar kredit yang disalurkatl tidak akan inendatangkan masalah pada masa yang aka11 datang. Dalanl ~nenyalurka~l icredit, bank perlu ~nengkajilebih lanjut Clzaracter (watalc), Capability (kemampuan), Capital (modal), Collateral (agunan), dail Conditio~z(prospek usaha) dari calon debitur. Dengau pedornan 5C tersebut, bank dapat lnengeluarkan lcebijakan yang berbeda-beda dala~nmenghadapi setiap nasabal~nya. Tiinbulnya risiko kredit ggu keuauga~~ bank. Oleh sebab itu, yang dihadapi bank dapat n l e ~ ~ g g a ~ ~stabilitas sangat penting adanya identifikasi risiko kredit agar bank dapat lnengantisipasi timbulnya kerugian. Penelitian difokuskan pada risiko kredit dan pengelolaan kredit yang inelniliki kolektibilitas kurang lancar, diagukan dan ~nacetpada PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso. PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso me~upakansalah satu BPR yang ada di keca~natanMargoyoso yang inemiliki nilai kredit bennasalah yang cukup besar yaitu sebesar 26,53 persen. Nilai tersebut ~nelebihiketentuan BI yaitu sebesar 5 persen. Oleh sebab itu, BPR harus melakukan pengelolaan kredit tersebut secara tepat. Hal pertaina yang dilakukm adalah dengan rnelakukan identifikasi risiko dan kenludian dilakukan pengukuran risiko. Pengukuran risiko merupakan salah satu cara dalam pellgelolaan risiko sehingga dapat menentukan prosedur petlanganan risiko yang
bisa diterapkan. Setelah melakukan pe~lgukura~l risiko aka11 dapat inenciptakan model pengelolaan risiko yang sesuai. Dengall dilakulcail pe~lelitianini diharapkan PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso dapat mengurangi terjadinya risiko kredit ber~l~asalah. I Kerangka pemilcirall dala~npenelitian ini dapat dilihat pada ga~nbar3.
r
1 9 RPR RKK Pati Koir eabang M
G
-
~
Kredit berdasari;;~~~ scklor ekoi,ari
j e r ~ spcnggesaan
Pcsgukuran risiko krcdil dctlpn VaRmenggunakas melodc nedi! metries
I
Krcdil berdasnrksn jangka waklu
I
i
!I i
..
.... ..
.. . .. .... .. .
Rckamendasi lnadcl pcagelolun kredit bermasalnh
Ganzbar 4. Keratzgka pemikiran Risiko yang terjadi dari penyalurm kredit adalah risiko gaga1 bayar ymg menyebabkan terjadinya kredit bennasalah. Oleh karena itu, BPR perlu inenyelesaikan atau nlenallgani risiko yang timbul agar keberlangsungan usaha~~ya dapat terus berlanjut. Pengukura~lrisiko dilakukan dengan VaR sehingga BPR
mengetal~uipotensi nlaksi~~lurn kerugian yang mungkin terjadi. Metode VaR diynakan karena inetode ini meiniliki konsep yang sederhana namull telall dapat inenjelaskan dan menunjukkan keiugian 1naksiinul-n yang diala~nibank untuk periode satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk ~nelalcuka~l pengukuran dengan VaR khususnya dengan metode credit nzetr-ics rnerupakan data yang mudali diperoleh dan cara pengolahan data yang digunakan juga mudah. 3.2 Loltasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PD BPR BICIC Pati Kota Kantor ICas Margoyoso yang berlokasi di Jalan Raya Pati-Tayu I<m 17 Margoyoso Pati Jawa tengah. Waktu penelitian dilalukan selama dua bulan yaitu dari bulan April sampai Mei 2009. 3.3 Tahapan Penelitian
ICajian masalah khusus ~nengguiiakan pendekatan bere~lcana (planned approaclz). Pendekatan berencana diyuiialcan untuk menguraikan pellnasalahan
seperti pel-tentangan-pe~tellta~lgali secai-a objektif kebijaksanaan-kebijaksanaan, dau
altematif-alternatif.
Tujuan
utatna
pendekatan
berencana
adalah
mengembangkan dan menerapkan model-model kuantitatif untuk pemecahan inasalah yang spesifik. Tahapan penelitian terdiri dari:
1 Pra pei~elitiru~berupa observasi lapang dilakukan untuk mengetahui pennasalahan yang terjadi di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso tenfang kredit yang disalurkan. Pada tahap ini dilakukan pendekatan u ~ n u ~ n terhadap profil kredit yang disalurkan. Data yang dikumpulkan adalah jumlah kredit yang disalurkan dan jumlah kredit yang bellnasalah.
2 Perumusan masalal~ dilakuka~l untuk n~enentukan faktor-faktor yang inempengaruhi permasalahan, penentuan sasaran yang aka11 dicapai, dan batasan-batasan dalanl analisis risiko kredit. 3
Megidentifikasi jenis kredit d m profil kredit yang disalurkan berdasarkan profil kredit, sektor ekonomi, jenis penggunam d m jangka waktu kredit. Hal ini dilakukan dengan menganalisa data-data jenis kredit yang disalurkan.
4
Menganalisis faktor illtenla1 dau faktor ekstelllal yang tnenyebabkan kredit terjadinya Nor? Perforilziizg Loaiz.
5
Menghitu~lgrisiko kredit yang terjadi n~enggu~lakan VaR dengall metodc: credit nzetric.
6
Penyusunan lnodel pellgelolaail risiko kredit bermasalah untuk lllellgurallgi terjadinya risiko kredit. Pencarian solusi dilakukan dengan melakukan analisis risiko kredit yang terjadi. Secara terstiuktur, tahapatl penelitian dapat dilihat dalanl Gainbar 4.
m
1Ceilda:m
~ l l l r t l l lP D
BPR BICK Pati ICota c"banz Margoyoso
I !
!
1
Nilal kredif vnne dinalurliit~~ I
."L Idcrrtifilcasi risiko kredil
I
j*:
Pengambilnn dmta kzrdif : Lnpornn posisi kredit tnhul, 2008 Data debilur per bulan O l r r s r u , r d i n g / bnki debct krcdil per D e s o n ~ b r r2008
-
I
1
P r r h i f u n g ~ nrisiko kredif
1
Gafnbar 5. Diagram alirpenelitian
3.4 Jenis dan Metode Pengun~pulanData Data yang digu~lakailuntuk penelitian ini yaitu data primer dali data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara lai~gsuilgdari su~nbernyayaitu pihak PD BPR BICK Pati ICota Kailtor Kas Margoyoso. Data priiller diperoleh melalui lcuesio~leryailg dapat dilihat pada Lampiran 1 dan wawancara lallgsullg seksi pelayanan PD BPR BKK Pati Kota ,
Kailtor Kas Margoyoso. Pe~tailyaail wawancara dapat dilihat pada Laillpiran 2. Data sekunder diperoleh ~nelalui: 1. Studi pustaka, yaitu 111ei1gumpulka11 data dari buku atau literaturliteratur yang mendukung. 2. Dokumentasi, yaitu nlenga~nbil data historis berupa catatan yang inendukung dai-i bank atau piliak yailg terltait. Data tersebut meliputi gambaran ulnum perusallaan, jenis kredit yang disalurkan, laporan Posisi Kredit dari tahun 2008, data debitur PD BPR BICK Pati Kota ICantor Kas Margoyoso per bulail tahun 2008, oz~tstandinglbaki debet kredit PD BPR BKK Pati Kota Kailtor Kas Margoyoso per bulail Dese~nber2008. Metode penguiilpulall data diperoleh melalui pengalllatan lallgsung di lapangan, kuesioner, d m wawancara seksi pelayanan PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso. Tabel 3 menyajikan jenis kebutuhatl data, nletode pengumpulan data datl analisis data.
Tabel 4. Jenis kebutuhan data, neto ode pengun~pulandan analisis data No
Tujuan Penclitian
Jenis Data
Mcngidentifikasi jenis - Primer kredit yaog disalurkan - Sekunder PD BPR BI
Data yang dibutuhkan
Metodc
Jenis kredit yalig disalurkan herdasarkan sektor ckonomi, plafon lu-cdit, jeois penggunaannya, dan jangka waktu. Data debitur yang mengalarni kredit bcnnasalah
Wawaocar;~
2.
3.
3.
1
Merekomendasikan model pengelolaan risiko luedit di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso
1-
Prinier Sekunder
I
I. 2.
BPR BKI< Pati Kota Kantor Kas Margoyoso Outstanding baki debct krctlit PD BPR BKK Pnli Kota Kantor I
Analisis Data Analisis dcskriptif
Wa\vaocal-a
Wawancara Obscl-vasi Lapang
I
.
Wawancara Studi litel-atur
clakl-iptif Mctodc
I
Analisis deskriptif
3.5 Metode Analisis Data 3.5.1 Analisis Desltriptif Analisis deskriptif digunakan untuk inengetahui prosedur pengelolaan kredit bennasalah dan perkenlbangan kolektibilitas kredit sellingga tnudah untuk diintrepretasikan. Penilaian risiko menggunakan data per Desember
2008 dengan cara inelakukan pengukuran terhadap volatilitas dari fluktuasi nilai di rnasa lalu. Dalam perllitungan terlladap nilai lisiko di mass yang akan datang tidak bisa meinastikan dengan pasti potensi kerugian yang akan terjadi. Ole11 sebab itu, nilai peluang selalu inengikuti hasilnya. Analisis
deskriptif lnellgacu pada transformasi dari data-data mentah ke dalam suatu bentuk yang lebih mudah dimengerti. 3.5.2
Vulcre at Risk
VaR merupakan salah satu alat analisis yang digunakan untuk menghitung risiko kredit yang terjadi di bank. VaR dapat me~lgetalluiberapa jumlah risiko maksitnum yang aka11 diala~nibank. Tahap dalaln me~lghitungVaR dengall credit rizetrics adalah sebagai berikut : 1. Menentuka~lmatriks transisi bula~la~l
Matriks ~nigrasi bulanan tne~upakau perubahan rating debitur baik tneningkat, mellurun atau tetap (perubahan dari migrasi kualitas kredit pada suatu periode waktu tertentu). Matriks transisi ini berukuran 4 x 4 karella jumlal~kelas (grade) dalam cr-edit rating systern ada empat yaitu lancar, kurang lancar, diraykan dan macet. Data historis pergeserau kolektibilitas per debitur per bulan selatna periode pe~~ga~lratan merupakan dasar untuk pellyusullau peluang transisi dari setiap kolektibilitas. 2. Menelltukall matriks migrasi ~~rzcorzditior~al
Matriks migrasi tc~zco~zclitiorzal adalal~proporsi perpindahan kolektibilitas dari satu bulan ke bulan Iail~nya.Matriks illi merupaka~lrata-rata dari matriks transisi bulanan. Bentuk matriks ini sama dengal nmtriks transisi.
Baris ke satu pada ~natriksdi atas merupaka~lpeluang utltuk menghitung VaR pada kolektibilitas lancal; baris ke dua me~upakanpeluang untuk menghitung VaR pada kolektibilitas kurang lancar, da11 seterusnya. Elemen-elemen yang ada pada matriks inigrasi unco~zditionalmerupakan peiuaug lnigrasi ke peringkat terteutu, yang akau digunakan ulltuk menghitung rata-rata nilai baki debet dala~nperllitungan VaR.
3. Menghitung rata-rata nilai baki debet, yang ineiupaka~~ jumlah dari hasil perkalian antara peluailg migrasi ke periilgkat tel-tentu dellgall hasil kali antara nilai baki debet total peringkat tel-tentu pada akhir periode pengainatan dengall peluang periilgkat tertentu. Peringkat yang di~nalcsud adalah kolektibilitas. Secara sistematis sebagai berikut :
Diinana : a. ptotaladalah rata-rata nilai baki debet b. pi adalah peluang sautu kondisi
(peluang migrasi ke peringkat
tertentu). c. pi adalah nilai balti debet yang tnerupakan hasil lcali antara baki
debet total deilgan peringlcat tertentu pada akhir periode pengamatan dengall peluang peringkat tertentu. d. s adalah banyaknya peringkat.
4. Menghitung selisih nilai baki debet dengall nilai rata-rata debet (ptotal) 5 . Menghitung ragam, yaitu jumlah dari hasil rata-rata perkalian kuadrat
selisih rata-rata nilai baki debet dengall rata-rata terbobot deilgml peluangnya. Ruinus untuk menghitung ragain :
6. Me~lghitungsiinpangan balm yailg inerupakail akar dari ragain. Simpa~~gan baku disebut volatilitas. Nilai volatilitas digunakail untuk menghitung VaR kredit dengan asuinsi nilai pilljaman terdistribusi normal untuk tingkat keyakiilan 95% da1199% adalah V a R = Z a x a ...................................................... (3) Dimana : a. Z a b.
= titik
kritik pada tabel Z (Za pada tiilgkat keyakinan tertentu)
a = pendugaan volatilitas
Tingkat keyaki~latl95% diguilakail ole11 Morgan "Risk Metrics" dan tiilgkat keyakinail 99% digunakan oleh basel comnzittee. Se~nakin besar tingkat kepercayaan yatlg digunakail tnaka nilai VaR aka11 selllakill besar, begitu pula deilgan volatilitas, selllakin besar volatilitas yailg dihasilkan 111aka11 nilai VaR aka11 sei~~akitl besar pula. Besanlya risiko kredit dalain penelitiail i11i juga adalah pei~jumlahan dari VaR kredit setiap peringkat (kolelctibilitas).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Badan ICredit ICecamatan (BKK) secara
UI~UIII
didirikan pada masa-inasa
transisi, yaitu pada tahun 60-an yang pada saat itu kehidupan rakyat masill dibawah garis kemiski~la~l sehingga sulit inendal~atkan ballan inakanan. Hal tersebut ~nerupakanpemicu mu~lcul~lya para pelepas uang I rentenir. ICondisi tersebut ~ne~lilnbulka~l gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga 1 badall penyaluran laedit untuk ine~lgatasi koudisi tersebut. Gagasan pendiriall badan pe~lyalurall kredit tersebut diawali oleh Pe~nerintah Daerah Tiilgkat I
yang
didukuilg ole11 Gube~ilurJawa Tengah. Pe~ldiriallbadan tersebut dikuatltail oleh Surat ICeputusan (SIC) Gubernur No~norDsa.G226/1969.jo (81214) pada tanggal 4 September 1969 yallg diperkuat dengall SK Gubemur N o ~ n o rDsa.G323/1970 (12119124) tanggal 19 November 1970. Le~nbagalbadan tersebut aka11 beroperasi di masing-inasing wilayah keca~natatldan diberi llama BKK. Dengall meliliat perkembailgall zalnall dan perkeinbailga~lBIUC pada saat itu, tnaka diterbitka~lPeraturan Daerah (Perda) No~nor1 I tahun 1981 y a ~ glebih dikenal dengall Perda 11 dan dirubah dengan terbitnya Perda No~nor2 tahun 1988 serta diseinpumakan lagi dengall adanya Perda No~nor4 tahun 1995. S e ~ n u a peraturan di atas berisi tentailg aturan, keberadaan, kepemilikan, lingkup operasional,
kepegawaian
serta
hal-ha1
yang
~ n e ~ l y a ~ l g k uBI
kepe~nilikanBKK terdiri dari Peinerintah Daerah Tingkat I dan Petnda Tingka I1 dengall koinposisi kepemilikan sebagai berikut : Peinda Tingkat I sebesar 51 persen dan Penlda Tingkat I1 sebesar 49 persen. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tahun 1992 Noinor : 711992 tentang Perbankan, ~nenerangkanbahwa bank-bank yallg ada di Indonesia hanya ada dua jenis yaitu Bank U m u ~ n dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Dengan perkembangan BKK yang se~nakiilmeningkat, ~ n a k ayang dulunya berstatus BKK selanjutnya dikukuhkan menjadi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan (PD BPR BKK).
PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso didilikan pada tahun 1991 dellgall SIC iji11 usaha Noinor KEP.355/I<M.13/1991 dan berubah menjadi BPR pada tahun 1992 deugan Surat Keputusali (SK) BI Nornor 32/159/KEP/Dir. Seiring dengall perkembangan jaman dan tuntutan masyarakat terhadap pe~nbiayaankredit yang semaltin besar, maka pada tahun 2006, PD BPR BKK Pati Kota Kat~torKas Margoyoso beserta dengall 19 BPR BKK di kota Pati lailiilya inelakukan merger. Pe~nbentukan merger
dikuatkan dengall adanya
Iceputusan G u b e ~ ~ i uBIr No.8/2/KEP.DpG/2006 tanggal 29 Januari 2006 telltang Pemberian Izin Penggabungan Usaha (Merger) kepada 20 PD BPR BKK Kabupaten Pati ke dalam BPR BKK Pati Kota dan juga dikuatkan ole11 Keputusan Guberilur Jawa Tengah No.503/14/2006 pada tanggal 22 Maret 2006 tentaug Persetujuan Pellggabuilgan Usalia (Merger) kepada 20 BPR BKI< Kabupaten Pati ke dalam BPR BIUC Pati Kota. Tujua~ldari merger untuk mei~guatkanmodal agar dapat menyalurkan kredit dengall jumlah yang lebih besar. Selaiil itu, tujuan merger untuk lneniilgkatkan persaingan usaha kareua pesaing di bidang usaha yang salna selllakin banyak. PD BPR BKK Pati Kota Kailtor Kas Margoyoso lnerupakan salah satu kantor kas dari PD BPR BKK Pati yang meiniliki wewenang untuk memutuskan pemberian lcredit sendiri. Batas kewenaugan piinpinan kantor kas di bawah Rp 20 Juta. Ikedit dengat1 plafon antara 30 juta sampai dengal 50 juta harus mendapatkan persetujuan dari Direktur Pemasaran dan untuk plafon kredit di atas 50 juta harus rnendapat persetujuan koinite BPR BKK Pati Kota. Visi PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso yaitu tnenjadikal~BPR BKK Pati Kota sehat d a l ~terpercaya. Misi BPR BKK Pati Kota adalah sebagai berikut :
1. Menyediakail produk layanan jasa perbankan yang cepat, mnudali dan terarah. 2. Meningkatkan kegiatan usaha yang dalanl menghimpun dana untuk menumbuhkelnbangkan perekonoinian kerakyatan. 3. Mewujudkan kualitas sumberdaya rnanusia m e ~ ~ u jprofesio~~alislne u dan produktivitas yang ha~ldal. 4. Membantu dan mendoroilg pe~tumbuhanperekonolnian dan pembailgunan daerah di segala bidalg.
5. Sebagai salah satu sumber pendapatan
asli daerah dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat. Kegiatan usaha yang dilakukan PD BPR BICK Pati Kota ICantor Kas Margoyoso antara lain : 1. Menerima simpanan dalaiu bentuk deposit0 berjangka dan tabungan (tabungan wajib dan tabungan masyarakat pedesaan atau biasa disebut dengan Tamades). 2. Me~nberikankredit janglta pendek (> 3 tahun), jangka menengall (1 sampai dengan 3 tahun) dan jangka panjang (3 sampai dengan 5 tahun) kepada para debitun~ya.Adapun jenis kredit yang disalurkan ole11 PD BPR BIUC Pati ICota Kantor Kas Margoyoso antara lain : a. Kredit usaha lnikro b. Kredit usaha kecil
c. Kredit pertanian d. Kredit perdagangan e. Kredit Pegawai Negeri Sipil
f. Kredit karyawan swasta 4.2 Strulctur Organisasi Berdasarkan keputusan Direksi BPR BKK Pati Kota No.539.5/531/BPR BIWOG pada tanggal 28 Desernber 2006 tentang struktur organisasi deskripsi pekerjaan BPR BKK Pati Kota terdiri dari Rapat U~nutn Pemegang s h a m (RUPS), Dewan Pengawas, Direktur Utan~a,Direktur Umnum dan Perencanaa~> Direktur Pemasaran, Kepala Bidang Umum dan Sumberdaya Manusia, Kepala Bidang Perencanaan dan Infonnasi, Kepala Bidang Pemasaran, Kepala Bidang Penyelamatan Kredit, Satuan Kerja Audit Interen (SKAI), Kepala Operasional Pusat dan Pimpinan Cabang. Sebagai kantor cabang, PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso memiliki struktur organisasi yang lebih khusus antara lain terdiri dari Pimpinan Cabang, Seksi Pemasaran, Seksi Pelayanrul, Bagian Kredit, Bagian Akuntansi dan Teknologi Informasi, Bagian Dana, Bagian Kas dan Seksi Penyelamatan Kredit. Struktur organisasi PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso dapat dilihatt pada Gambar 5.
Seksi penlasaran
Seksi pelayanan
Bagian Penyela~ralan kredit
GanzBar 6. Strulctur Organisusi PD BPR BKK Pati Kotn Kantor Kns Margoj~oso Berikut ini adalah deskripsi pekerjaan dari masing-inasing bagian di PD BPR BIUC Pati Kota Kantor ICas Margoyoso : 1. Pirnpinan cabang memiliki tugas antara lain : i~~engkoordinasikai operasional perbankan di kantor cabang; inerencanakan dan menyelenggarakarl llcegiatan operasional yang produktif beiupa pemasaran dan peinprosesail kredit, penghitnpunan dana pihak ketiga, pelayana nasabah, administrasi kredit; mengkoordinasikan selnua sumberdaya di bawall kendalinya untuk ineinaksimalkan pencapaian laba dan ineminiinalkan risiko sehingga tercapai pertumbuhan optimal sesuai dengan target laba dan sasaran yang ~nenjadi tanggung jawab kantor cabang; dan mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan Rencana Kerja dan Atlggaran Perusahaal di kantor cabang.
2. Seksi pemasaran rnemiliki tugas antara lain menghimpun dana dan lnenyalurkan dalam beiltuk kredit sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku; dan melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan usaha perkreditan, diantaranya penlberian kredit, penagihan, dan pemantauan kolektibilitas. 3. Seksi pelayanan meiniliki tugas mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pemasukan dan pengeluaran dana serta ~nelakukan pelnbukuan dan penerilnaan laporan dari seksi yang lain.
4. Seksi penyelamatan kredit bertugas ~nengusulkandan llierencallaka~ltindakan terhadap kredit berniasalah atau tindakan pencegahan terhadap ksedit berpotensi aka11 berinasalah; ~lielaksanakandan metlgevaluasi, lnellyelesaikal~ kredit
bet~~iasalah;dan
melaksanakan
kerja
sama inelalui
salurall
huku~i~IPejabat danlatau instansi yang berwenand Direktorat Jeilderal Piutang dali Lelailg Negara Jawa Tengald Pengadilail Negeri di Pati ulltuk menyelesaikan kredit bermasalah. 4.3 Profil Kredit PD BPR BKK Pati Kota Kantor I
PD BPR BKK Pati Kota Kmtor Kas Margoyoso menyalurkau berbagai jellis kredit kepada debitumya. Profil kredit PD BPR BICIC Pati Kota Kantor Kas Margoyoso dibagi berdasarkan plafon kredit, sektor ekonoini yaiig dibiayai, jellis penggullaannya dan jangka waktu kredit. Masing-masing kredit tersebut aka11 dibahas sebagai berikut :
1. IOredit berdasarkan plafon kredit Menurut BI, kredit berdasaskaii plafon kredit dibagi tnenjadi kredit usaha lnikro (sampai detlgan Rp 50 juta), kredit usaha kecil (dari Rp 50 juta sampai dengall Rp 500 juta), kredit usaha menengah (Rp 500 juta sanlpai dengall Rp
5 rnilyar) dan ksedit usaha besar ( lebih dari Rp 5 tnilyar). Nanun, PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso hanya menyalurkan k e d i t usaha lnikro dan kredit usaha kecil. Hal ini disebabkan fokus dari PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso adalah i~~ernbiayaimasyarakat yang ~llen~iiiki usaha dengan plafon kredit yang masih kecil. Belikut penjelasan mengenai kredit usaha mikro dan kredit usaha kecil. a. Kredit Usaha Mikro Kredit usaha mikro merupakan jenis kredit yang memiliki plafon kredit kuraitg dari Rp 50.000.000. Sistem angsuran yang diberlakukan adalah secara lnusiman dan bulanan. Sistenl angsuran bersifat musiman, jangka waktu
pembayarannya
maksimal
sen~bilan bulan
dengall sistem
pe~nbayaranpokok pinjaman dibayar sesuai dengall jallgka waktu ksedit dan bungs diangsur setiap bulm atau dapat dibayar di muka. Pada sistem angsuran bulanan, jangka waktu pembayaran maksilnal 36 bulan dengail sistem pembayam pokok pilljaman d m bunga dibayarkan setiap bulan
sampai batas jangka waktu pembayaran. Suku bunga yang diberlakuka~l untuk kredit usaha inikro antara 21- 24% (flat) per tahun. Sektor ekono~ni yang dibiayai ole11 kredit jenis ini antara lain : sektor perdagangan, llonze
industry, perlanian dan sektor jasa. Agunan yaug dapat dijadikan jaminan antara lain : barang bergerak seperti Buku Pemilik Kendaraan Bennotor kendaraan bennotor (BPKB), barang tak bergerak seperti sertifikat tanah dan casll collateral. Kredit usalla mikro dapat disalurkan tanpa agunan bila jumlah kredit yang disalurkan tidak melebihi Rp 2.000.000. b. Kredit Usaha Kecil Kredit usaha kecil yang disalurkan PD BPR BKK Pati I
-
Rp 150.000.000. Sistem angsuran yang diberlakukail oleh
PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso adalah lnusi~nandan bulanan. Pada sisteln angsuran musiman, jangka waktu pe~nbayarannya maksilnal sembilan bulan dengan siste~npembayaran pokolc pinjaman dibayar sesuai dengall jangka waktu kredit dan bunga diangsur setiap bulan atau dapat dibayar dimuka. Pada sistem angsuran bulanan, jangka waktu pelnbayarannya maksimal 60 bulm dengall siste~npen~bayaran pokok pinjaman d m bunga dibayarkan setiap bulan sa~npaibatas jangka waktu pembayaran. Suku bunga yang diberlakukan untuk kredit usal~a kecil ini antara 21
- 24% (flat)
per tahun. Sektor ekonorni yang dibiayai
oleh kredit jenis ini ailtara lain : sektor perdagangan, home industry, pertanian dan sektor jasa. Agunan y a ~ dapat g dijadikan jaminan antara lain barang bergerak seperti BPKB kendaraan bei~notor,barang tak bergerak seperti sertifikat tanall dan caslz collateral. Jumlah kredit yang disalurkan ~nenulutplafon kredit dan rasio NPL dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Plafon kredit dilihat dari plafon kredit per Desernber 2008 Jumlah debitur Jun~lahkredit Rasio NPL (ribu Rp) (%) (orang) 26,53 365 3.258.170 1. Usaha mikro 0 68.770 1 2. Usaha kecil 26,53 366 3.326.940 Total Suinber : PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso (2009) No.
Kelompok usaha
Kredit usaha kecil merupakail salah satu jenis kredit yang disalurkan PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso. Debitur dari kredit usaha kecil hanya satu orang. Hal ini disebabkan oleh usaha yang ada di sekitar PD BPR BKK Pati Kota ICantor ICas Margoyoso ineiupakail jeilis usaha yang n ~ a s i llnemiliki ~ skala usaha yang inasig kecil. Debitur dari kredit usaha mikro bergerak di bidailg perdagangan tepung tapioka. Jumlah kredit yang disalurkan PD BPR BICK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso untuk kredit usaha kecil sebesar Rp 68.770.000 dellgall nilai NPL sebesar 0%. PD BPR BKK Pati ICota Kailtor ICas Margoyoso
lebih
berkonsentrasi untuk me~nbiayaiusaha ~nikrokarena fokus utama dari BPR adalah membantu usaha inikro uiltuk dapat illengeillbangkau usahanya agar dapat rneiljadi usaha yailg lebih besar. Hal ini dapat dilihat dari julnlah debiturnya yang meilcapai 365 orang dari total debitur per Desember 2008 sebanyak 366 orang. Debitur kredit usaha mikro paling bailyak berasal dari sektor perdagangan tepung tapioka. Jumlah kredit usaha inikro yang disalurkan sebesar Rp 3.258.170.000 dellgall rasio NPL sebesar 26, 53. Kolektibilitas dari kredit usaha mikro dapat dilihat dalsun Tabel 6. Tabel 6. Kolektibilitas ltredit usaha mikro No 1. 2. 3.
Kolektibilitas
Jumlah (ribu
Persentase
R nl
(Oh)
19,57 172.762 Kredit kurailg liutcar 8,80 77.694 Kredit diragukan 71,63 632.160 Kredit macet 100 882.616 Total Suinber : PD BPR BKK Pati ICota Kantor Kas Margoyoso (2009) Rasio NPL sebesar 26,53% pada kredit mikro meiupakan kredit bennasalah yang terdiri dari kredit kurang laucar sebesar Rp 172.762.000 atau sebesar 19,57% dari total kredit bermasalah, kredit diragukan sebesar Rp 77.694.000 atau sebesar 8,80% dari total kredit bellnasalah dan kredit inacet sebesar Rp 632.160.000 atau sebesar 71,63% dari total kredit bermasalah. Jumlah kredit bermasalah terbesar berada pada kolektibilitas macet. Debitur dari kredit usaha mikxo diantaranya para pedagang tepung
tapioka dan pedagang di pasar. Kredit bermasalah yang terjadi disebabkau ole11 adanya gagal usaha yang dialami oleh debitur. Gagal bayar yang dialaini debitur diakibatkail oleh bangkrutilya usaha debitur karena barang dagatlga~lllyatidak laku sehingga modal yang dipit~jamnyahabis. Gagal usaha yang terjadi menyebabkatl debitur tidak lnalnpu menlbayar angsuran pokok dan angsuran bunga kredit sesuai deuga~l waktu yang telah disepakati. Selain itu, gagal bayar yang dialarni ole11 debitur disebabkan oleh adanya keadaan ekonomi lnakro yaitu inflasi yang lne~lgalanli kenailcan sehingga para pengusaha tidak lnatnpu bertahai~. 2. Wedit berdasarltan jenis penggunaannya
Kredit berdasarkan jenis penggunaatl terdiri dari kredit modal kerja, kredit kollsulnsi dan kredit investasi. Berdasarkan jenis penggutlaannya PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso rnenyalurkall dua jenis kredit yaitu kredit inodal kerja dan kredit konsumsi. IGedit modal kerja merupakan kredit yang diguuakan untuk modal kerja suatu usaha yang inellcakup kredit usaha kecil, kredit usaha mikro, kredit pertalliail dan kredit perdagangan. Kredit konsumsi merupakan kredit yang digunakan untuk membiayai koilsumsi debitur. Kredit konsumsi yang disalurkau PD BPR BKK Pati Kota I h t o r Kas Margoyoso mencakup lcredit Pegawai Negeri Sipil (PNS) da11 kredit karyawan swasta. Julnlah kredit inenumt jellis penggunaan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kredit menurut jenis penggunaannya per Desember 2008
No 1 2
Jumlah debitur Jumlah lcredit Rasio NPL (ribu Rp) (orang) (%I 1.933.753 26,53 258 Kredit modal kerja 0 1.333.187 Kredit konsumsi 108 26,53 3.266.940 366 Total Sutnber : PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso (2009) Jenis kredit
Kredit yang disalurkan oleh PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso lebih banyak digunakan untuk modal kerja. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah kredit yang disalurkail mencapai Rp 1.933.753.000 dengan jumlah debitur mencapai 258 orang. Kredit modal kerja lnerupakail kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalain operasinya. Kredit modal kerja menimbulkan rasio NPL yang tinggi karena risiko gagal
bayar yang terjadi tinggi. Hal ini dipenga~uhiole11 adanya fluktuasi usaha debitur yang sangat dipenga~uhi ole11 faktor ekstenlal yang tidak dapat dikendalikan. Ju~nlahdebitur yang banyak tersebut dapat dikatakan bahwa fokus dari PD BPR BIUC Pati ICota Kantor Kas Margoyoso adalah untuk ~ne~nbantu debitur dalatn ~ne~nbuka lapangan b a n . Debitur kredit modal kerja terdiri dari pengusaha salon, pengusaha rental koinputer, pengusaha bengkel motor dan paling banyak ~nerupakanpara pedagang tepung tapioka. Rasio NPL yang sangat tinggi dikarenakan debitur yang mengalami kredit ber~nasalahsebagia~lbesar ~nerupakandebitur yang mengalami gagal usaha sehingga tidak dapat ~nelaksanakankewajiban ~nembayarangsuran dengan lancar. Rasio NPL kredit modal k e j a dari PD BPR BIU< Pati Kota Kantor Kas Margoyoso nlencapai 26,53%. Kolektibilitas kredit modal kerja dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kolektibilitas ltredit modal kerja Persentase (%) No Kolektibilitas Jumlah (ribu Rp) 1. Kredit kurang lancar 172.762 19,57 8,80 2. Kredit diragukan 77.694 3. 1 Kredit ~nacet 632.160 71,62 100 Total 882.616 Su~nber: PD BPR BKK Pati ICota ICantor Kas Margoyoso (2009)
Jutnlah kredit konsu~nsi yang disalurkan
sebesar Rp 1.333.187.000.
Debitur kredit konsurnsi mencapai 108 orang adalah para pegawai sehingga rasio NPLnya 0%. Hal ini disebabkan cara pembayaran pokok dan bunga pinjaman dengan cara potong gaji melalui bendahara masing-masing instansi, sehingga tidak akan menimbulkan tunggakan. 3. IO-edit berdasarkan jangka waktu kredit Kredit berdasarkan jangka waktu dibagi lnenjadi kredit jangka pendek (kurang dari 1 tahun), kredit jangka menengall (1 sampai 3 tahun) dan kredit jangka panjang (3 sa~npai5 tahun). PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso menyalurkan kredit jangka pendek dalam bentuk kredit pertanian. Kredit pertanian merupakan kredit yang memiliki jmgka waktu kredit kurang dari satu tahun yaitu me~nilikijangka waktu kredit maksimal
Sembilan
bulan. Kredit jangka menengah tnempakan kredit yang me~nilikijangka waktu kredit antara 1 sampai dengan 3 tahun. Yang termasuk kredit jangka
menengah antara lain kredit usalla mikro, kredit usaha kecil dan kredit perdagangan. Kredit jangka panjang merupalcan kredit yang ~nenlilikijangka waktu kredit antara 3 salnpai 5 tahun. Kredit yang disalurka~lPD BPR BKK Pati ICota ICantor Kas Margoyoso yang tennasuk kredit jangka panjang antara lain kredit Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan kredit karyawan swasta. Jumlah kredit yang disalurkan dapat dilihat dalanl Tabel 9. Tabel 9. Kredit menurut jangka waktu per Desember 2008 No
Jenis lcredit
Jun~lah debitur (orang)
J u n ~ l a hkredit (ribu Rp)
Rasio NPL
(%I
1
Kredit jangka pendek 383.559 83 7.33 ( < 1 tallun) 2 Kredit jangka me~~engah 186 1.342.865 12,23 (1 tahun s/d 3 tahun) IO-edit jangka panjang 3 97 1.600.516 6,97 ( > 3 tahun) Total 366 3.326.940 26,53 Sutnber : PD BPR BKK Pati ICota Kantor Kas Margoyoso (2009) IO-edit jangka pendek yang disalurkan oleh PD BPR BICIC Pati Kota Kantor Kas Margoyoso sebesar Rp 383.559.000 deugan rasio NPL sebesar 7,33% denga11jumlah debitur sebanyak 83 orang. Rasio NPL sebesar 7,33% didapatkan dari kredit be~masalah yang terdiri dari kredit kurang lancar sebesar Rp 3 1.427.000, kredit diragukan sebesar Rp 164.000 da11kredit rnacet sebesar Rp 212.137.000. Kredit tnacet yang terjadi diakibatkan ole11 debitur kredit jangka pendek merupakan para petani yang cara pembayarannya secara lnusiman yang tidak dapat me~nbayaranguran pokok karena mengalami gaga1 panen. NPL kredit jangka pendek dapat dilihat dalam Tabel 10. Tabel 10. Kolektibilitas lcredit jangka pendek Jumlah (ribu Rp) Persentase (%) Kolektibilitas No 12,89 3 1.427 1. Kredit kurang lancar 0,07 164 2. Kredit diragukan 87,04 212.137 3. Kredit macet 100 243.728 Total Sumber : PD PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso (2009) Kredit jangka menengall yang disalurkau sebesar Rp 1.342. 865.000 dengan ju~nlahdebitur sebanyak 186 orang. Rasio NPL dari penyaluran kredit
jangka metletlgah sebesar 12,23%. Kredit bermasalah pada kredit jangka men en gal^ paling besar karena sebagian besar debitur PD PD BPR BKIC Pati
Kota Kantor ICas Margoyoso
termasuk kredit jangka metleilgah dengan
jangka waktu kredit antara 6 bulan salnpai 36 bulan. Kredit bennasalah yang terjadi terdiri dari kredit kurang lailcar sebesar Rp 86.955.000, kredit diragukan sebesar Rp 77.530.000 dan kredit macet sebesar Rp 242.445.000. Debitur kredit jangka menengall sebagian besar meiupakan debitur dari kredit perdagallgan dan kredit usaha mikru. ICedua jellis kredit ini merupakan kredit yang ine~nilikinilai kredit bermasalah yang cukup besar. Oleh sebab itu, ha1 ini berpengaruh terhadap lcredit jailgka menengah. NPL kredit jangka lneileilgah dapat dilihat dalam Tabel 11. Tabel 11. Kolektibilitas kredit jattglta n~enengah Kolektibilitas Jumlah (ribu Rg) Persentase (%) No 1. IQedit kurang lancar 86.955 21,37 2. IGedit diragulcan 19,05 77.530 242.445 3. Kredit macet 59,58 100 Total 406.930 Sumber : PD PD BPR BKK Pati Kota ICantor Kas Margoyoso (2009)
Kredit jallgka panjang tnerupakan kredit yang paling banyak disalurkan di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso berdasarkan nilai norninal. Kredit jaugka panjai~g yang disalurkan ~nencapaiRp 1.600.516.000 dei~gan jurnlah debitur sebanyak 97 orang. Rasio NPL yang ditimbulkan dari penyaluran kredit jangka panjang sebesar 6,97%. Walaupun jumlah kredit yailg disalurkan paling besar namun julnlah kredit. bermasalahnya paling kecil. Jumlah kredit bermasalah yang kecil ini dikarellakan sebagian besar debitur dari kredit jailgka panjang adalah pegawai negeri dan pegawai swasta yang cara pembayarannya lnelalui potong gaji sehingga NPLnya kecil. Jumlah kredit bermasalah yang terjadi di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso
sebesar Rp
231.958.000. NPL dari kredit jangka panjang dapat dilihat dala~nTabel 12.
Tabel 12. Kolektibilitas kredit jangka panjang No Kolektibilitas Jumlah (ribu Rp) Persentase 1 . Kredit kurang lancar 54.380 23,44% 3. Ieedit macet 177.578 76,56% Total 231.958 100% Sunlber : PD PD BPR BICIC Pati Kota Kantor ICas Margoyoso (2009)
4. Kredit berdasarkan sektor ekonomi Kredit berdasarkan sektor ekonomi dibagi mnenjadi kredit pe~tanian,kredit perdagangan, kredit perindustruin, kredit jasa-jasa dan kredit lainnya. PD BPR BKIC Pati Kota Kantor Kas Margoyoso hanya menyalurkan kredit peltalian, kredit perdagangan dan kredit lainnya. Kredit lainnya yang disalurkan dibagi menjadi kredit PNS dan kredit ka~yawanswasta. Berikut ini jenis kredit yang disalurkan PD BPR BICK Pati ICota ICantor Kas Margoyoso : a. ICredit Pertanian Kredit pertanian merupakan jenis kredit musiman yang metnililti plafon kredit sebesar Rp 100.000
-
Rp 30.000.000. Sisteln angsuran yang
diberlakukan ole11 PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso untuk kredit peltanian lnelalui sistem angsuran secara musiman. Jangka waktu pembayarannya nlaksinlal sembilan bulan dengan sistem pembayaran pokok pinjaman dibayar sesuai dengan jangka waktu kredit dan bunga diangsur setiap bulan. Suku bunga yang diberlakukan untuk kredit pertanian ini antara 24 - 36% per tahun. Sub sektor ekono~niyang dibiayai '
ole11 kredit jenis ini antara lain : pettanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Sub sektor yang paling banyak dibiayai adalah sub sektor pertanian yang mencapai 47% dati total kredit pertanian yang disalurkan. Agunan yang dapat dijadikan jaminan antara lain : harang bergerak seperti BPKB kendaraan bermotor, barang tak bergerak seperti sertifikat tanah dan cash collateral. Kredit pertanian dapat disalurkan tanpa agunan apabila jumlah kredit yang disalurkan tidak rnelebihi Rp 2.000.000.
b. ICredit Perdagangan Kredit perdagangan nlerupakan jenis kredit yang memiliki plafon kredit sebesar Rp 100.000 - Rp 150.000.000. Sistem angsuran yang diberlakukan
oleh PD BPR BKK Pati Kota I
untuk kredit
perdagailgan ~nelalui siste~n angsuran secara bulanan. Jangka waktu peinbayarailnya d a ~ isatu bulan sampai dengau 60 bula~xdengan sistem pe~nbayaranpokok pinjaman dail bunga diangsur setiap bulan. Suku bunga yang diberlakukan untuk kredit perdagangan autara 18 - 24% (flat) per tahun atau 24 - 27% (anuitas) per tahun. Sektor ekonoini yang dibiayai adalah sektor perdagangan. Agunan yaug dapat dijadikan jaminan. antara lain : barang bergerak sepe~tiBPICB lcendaraail bellnotor, barang talc bergerak seperti sertifikat tanah dan cash collater,al. Kredit perdagangan dapat disalurkan tailpa agunan bila juinlah kredit yang disalurkan tidak inelebihi Rp 2.000.000. c. Kredit lain-lain
Kredit lain-lain inerupakan suatu beutuk penyalura~lkredit di luar sektor ekonoini yang telal~disebutkail di atas. [Credit lainnya yang disalurkan terdiri dari kredit Pegawai Negeri sipil (PNS) dan kredit karyawan swasta. Berikut ini pelljelasan untuk masing-masing jenis kredit yailg disalurkan :
1) Kredit Pegawai Negeri Sipil (PNS) BPR BICK Pati Kota dapat inenyalurkail kredit PNS karena telah dilakukan kerja salna antara peinerintah daerah dan pihak BPR lnelalui perjailjian. Kredit PNS inerupakan jenis kredit yang ine~nilikiplafon kredit sebesar Rp 100.000 - Rp 100.000.000. Sistem angsuran yang diberlakukan adalah bulanan dengan sistetn potong gaji. Jangka waktu pelnbayarannya dari satu bulan salnpai dengal 60 bulan dengall siste~n peinbayaran pokok p i ~ ~ j a n adan n burtga diangsur setiap bulan. Suku bunga yang diberlakukan kredit PNS ini antara 13,2
-
18% (flat) per
tal~unatau 21 - 24% (anuitas) per tahun. Agunan yang dapat dijadikan jarninan antara lain : Surat Keputusan (SK), kartu pegawai dan Tabungan Asurailsi Pegawai Negeri Sipil (TASPEN). Selain itu, dibutuhkail tambahan agunan untuk jaminan kredit apabila plafon kredit yang disalurkan di atas Rp 20.000.000. Agunan yang digunakan dapat berupa BPKB kendaraan bermotor dan sertifikat tanah.
2) Icredit Icaryawan Swasta
BPR BKIC Pati Kota dapat menyalurkan kredit kepada karyawan tetap perusahaan swasta bila ada rekomendasi dari pimpinan perusahaan darl bendahara gaji perusahaan. ICredit swasta merupakan jenis kredit yang memiliki plafon kredit sebesar Rp 1000.000 - Rp 100.000.000. Sistetn angsuran yang diberlalcukan oleh PD BPR BKK Pati ICota Kantor Kas Margoyoso untuk kredit swasta lnelalui sistem angsura~~ secara bulanan dengall sistein poiong gaji. Besamya kredit yang dapat diberikan harus tnenyisakan minimal 40% dari total seluruh gaji setelah dikurangi angsuran. Sistem pernbayaran pokok pinjaman dan buuga diangsur setiap bulan. Suku bunga yang diberlakukan kredit kaiyawan swasta antara 18
-
21% (flat) per tahun atau 21
-
24% (anuitas) per tallun.
Plafon kredit di atas Rp 2.000.000 dibutuhkan adanya agunan berupa barang bergerak seperti BPKB kendaraan berrnotor atau barang tidak bergerak seperti sertifikat ta~lalah..Namun, apabila plafon kredit kurang dari Rp 2.000.000 tidak membutuhkan agunan. Ju~nlahkredit yang disalurkan dan rraio NPL dilihat dari sektor ekonoini dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kredit berdasarkan setitor e k o ~ ~ o m per i Desember 2008
Kredit karyawan
Surnber : PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso (2009) Kredit perdagangan merupakan kredit yang dikhususkan untuk meningkatkan usaha perdagangan debitur. Jenis perdagangan yang dibiayai oleh PD BPR BKK Pati Kota Kantor I
Margoyoso. Kredit perdagangan lnerupakan jetlis kredit yang lnenliliki jumlah debitur yang paling banyak yaitu sebanyak 242 orang. I-lal ini dikarenakan PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso berada pada wilayah yang didoininasi usaha perdagailgan tepung tapioka. Jumlah kredit perdagangan yang disalurkan PD BPR BKK Pati ICota Kantor Kas Margoyoso sebesar Rp 1.790.497.000 dengall rasio NPL sebesar 21,35%. Kolektibilitas kredit perdagangan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 1 4 . Kolektibilitas kredit perdagangan No Kolektibilitas Jumlah (ribu Rp) Persentase (%) 1. IO-edit kurang la11car 172.762 24,32 2. Kredit diragukan 77.694 10,94 3. Kredit nlacet . 459.897 64,74 Total 710.353 100 Sumber : PD PD BPR BI
dilakukan deugaiz melnbayar bunga pinjaman setiap bulan dan pembayaran pokok pinjaman di akhir jangka waktu kredit. Dellgall adanya ha1 tersebut inenyebabkan risiko kredit yang terjadi lebih besar daripada deilgan cara bulanan. Oleh sebab itu, untuk mei~gantisipasikerugiail dari risiko kredit yatlg akan terjadi
PD BPR BKIC Pati ICota Kantor ICas Margoyoso
inemberlakukan bullga yang cukup tinggi. Jumlah kredit yang disalurka~~ untuk sektor pertai~iail adalah sebesar Rp 203.256.000 dengan juinlah debitur sebanyak 16 orang. Rasio NPL yang ditiinbulkan dari peilyaluran kredit ini sebesar 5,18%. ICredit bermasalah yang muncul dari sektor pertailiall hanya berasal dari kredit macet. Juinlah kredit inacet yang terjadi sebesar Rp 172.263.000. ICredit bermasalah yang terjadi disebabkan oleh debitur yang mengalami gagal bayar kareila usahanya n~ei~galarni kegagalan. Kegagalan tersebut diakibatkan ole11 adanya gagal panen sehingga tidak inampu lnernbayar angsurail pokok pinjaman. ICredit lain-lain yang disalurkan PD BPR BICIC Pati Kota Kailtor Kas Margoyoso adalah PNS dan kredit karyawan swasta. Debitur dari kredit PNS adalah para pegawai Puskesinas Margoyoso, para guru yang beitugas di kecamatan Margoyoso dan pegawai Dinas Peildidikan Margoyoso. Sedangkan debitur kredit karyawan swasta adalah para pegawai koperasi di kecanlatail Margoyoso da11 karyawan Misaja Mitra. Jumlah kredit yang disalurkan untuk kredit PNS sebesar Rp 1.114,187.000 dan untuk kredit karyawan swasta sebesar Rp 219.000.000. Kredit lain-lain tidak menimbulkan kredit bermasalah karena cara pembayaran pokok pinjanan dan bunganya dengan cara potong gaji, sehit~ggatidak terdapat tunggakan angsuran. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, menyatakan bbahwa rasio NPL tertinggi berada pada kredit usaha mikro yang digunakan uiltuk inodal kerja, kllususnya sektor perdagangan dengan kredit jangka menengall perdagangan untuk kredit berdasarkan sektor ekomoni. Pada Tabel 15 menunjukkan nilai dari jenis kredit yang rnemiliki rasio NPL paling tinggi untuk masing-masing pengelompokail kredit.
Tabel 15. Nilai baki debet, rasio NPL d a n penyebab kredit bermasalah berdasarkan jenis kredit Kredit usaha mikro
Kredit perdagangan
]Credit modal Icerja
Kredit jangka menengah
J u n ~ l abalci l~ debet (ribu Rp)
3.258.170
1.790.497
1.933.753
1.342.865
Rasio NPL (%)
26,53
21,35
26,53
12,23
Penyebab lcredit bermasalah
Gagal usaha pada sektor perdagangan khususnya perdagangan tepung tapioka
Gagal usaha yang pada tejadi perdagangan tepung tapioka
Gagal usaha yaiig dialaini oleh para pedagang tepung tapioka
Gagal usaha yaiig dilaiiu pada debitur kredit usaha nukro dan kredit perdagangan
Suinber : PD BPR BKK Pati Kota Kantor ICas Margoyoso (2009) Tabel 15 me~lunjukkanbahwa kredit bennasalah terjadi karena adanya gagal usaha yang dialami debitur kredit inodal kerja, Kredit modal kerja nierupakan kredit yang disalurkan untuk lnengeinbailgkan usaha debitur. Kredit inodal kerja yang mengalami kredit bertnasalali inerupakan kredit yang ineiniliki plafon kredit sampai dengan Rp. 50 juta (kredit usaha mikro) yang meiniliki jangka waktu pinjaman antara 1 sampai dengal 3 tahun. Debitur yang mengalaini kredit be~masalah merupakan debitur yang ineiniliki usalia di sektor perdagangan kl~ususnyapedagang tepung tapioka. Kredit bellnasalah terjadi karena debitur mengala~nigagal usaha yang diakibatkan oleh jumlah permintaan tepung tapioka yang tidak dapat diprediksi, curah hujan yang tinggi menyebabkan tepung tapioka berjamur dan fluktuasi harga tepung tapioka karena perubahan keadaan ekonorni ~nakro.Jadi, penyebab terbesar terjadinya kredit bermasalah di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso inerupakan kredit perdagangan khususnya perdagangan tepung tapioka.
4.4 Faktor- Faktor yang Menyebablcan Terjadinya No11 Pcrfonorrrtiitg Loarz Risiko kredit merupakan risiko yang inuncul akibat adanya ketidakmampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman secara penuh dan tepat waktu sehingga menyebabkan terjadinya kredit bermasalah. Faktor-faktor yang menyebabkan kredit lancar menjadi kredit bermasalah, berasal dari faktor internal (debitur dan
internal bank) maupun dari faktor ekste~llal bank. Faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya :
1. Internal Debitur Debitur lne~upakau pengguna kredit yang diberikau ole11 bank. ICemacetan kredit yang tcrjadi dapat disebabkan oleh adanya unsur kesengajaan
inaupui1 ketidaksengajaau
debitur.
Unsur
kesengajaan,
nlaksudnya debitur sengaja tidak lnau inembayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang disalurkan dapat rneni~nbulkan kredit bem~asalah. Faktor utama yang menyebabkan kredit bernlasalah adalah karakter debitur, yang terkait dengall sifat atau watak yang berkaitan dengan integritas calon debitur. It~terg~itas sangat menentuka~l wwillirzg~zess to pay atau kemauan me~nbayardebitur atas kredit yang diterirnanya. Karakter debitur tidak dapat langsung diketahui dengan hanya sekali atau dua kali berinteraksi. Karakter debitur yang paling dinilai adalall tingkat kejujuran dan kerjasalna debitur. Ada beberapa debitur PD BPR BICK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso yang tidak jujur dengan cara tnerekayasa laporan keuanga11nya sehingga layak uutuk mendapatkan kredit. Selain itu, sikap tidak baik debitur dapat dilihat ketika debitur mnenghindw dau bersikap tidalc ramah ketika ditagih. De11gan adanya ha1 tersebut ~ne~lyebabkan kredit yang disalurkan menjadi be~masalah karena debitur tidak me~nilikiitikad baik untuk ~nenjalallkal~ kewajibannya. Faktor lain yang menyebabkan kredit bennasalah adalah unsur ketidaksengajaan debitur. Hal ini disebabkan oleh kapasitas debitur yang tidak dapat ~nembayarangsurail kredit. Kapasitas debitur dikaitka~ldengan kema~npuandebitur untuk memperoleh pendapatan sehingga dapat mernbayar anguran sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakuka~~ sebelumnya.
2. Internal Bank Keadaan internal bank dapat mempe~~garuhi kinerja balk. Apabila keadaan internal bank tidak nlerniliki kualitas yang baik ~ n a k a akan ~nenimbulkanrisiko. Keadaan internal yang diidentifikasi dapat meni~nbulkan NPL adalah seksi pemasaran kredit yang kurang teliti dan monitoring kredit kurang intensif terhadap usaha debitur. Hal tersebut dujelaskan sebagai berikut:
a. Seksi pemasaran kredit kurang teliti Seksi pe~nasaranmempunyai tugas untuk lnelakukan analisis kredit da11 ~nenentukan layak atau tidaknya debitur yang memperoleh kredit. Sedangkan
bagian
kredit
bertugas
~nengelola kredit
agar tidak
n~ei~imbulkankredit bellnasalah. Seksi penlasaran meiupakall tulang punggung dala~ninenjalankan kegiatan operasional suatu bank. Seksi pemasaran yang dimiliki oleh bank harus meiniliki kemampuan dalatn mcnjalankan setiap transaksi perbankan. Kualitas bagian pemasaran kredit sangat berl~ubungandengan risiko kredit beimasalah yang terjadi di BPR BICK Pati Kota Kanlor Kas Margoyoso. ICesalal~anyaug sering dilakukan ole11 bagian pelnasaran kredit diantaranya kurang teliti dalain ~nenganalisis karakter calon debitur karena biasanya calou debitur akan bersikap sangat baik ketika dilakukan peninjauan usaha debitur. Selain itu, kapasitas calon debitur dalaln memperoleh pendapatan juga sulit diketahui karena calon debitur belum meiniliki laporan keuangan yang baik, sel~inggakapasitas calon debitur hailya dapat dilihat rnelalui data pendapatan dan pengeluaran debitur setiap bulan. Penagihan yang dilakukan terl~adap debitur bennasalah meinbutul~kankemalnpuan komunikasi yang baik sel~ingga debitur n~erasadihargai. Pemantauan kolektibilitas debitur sangat pentitlg dilakukan agar dapat mengetahui perkembangan kredit debitur. Apabila diketahui bahwa debitur mengalami kredit bermasalah maka BPR secepatnya dalarn mengambil tindakan penanganatl kredit bennasalah. Saat ini penagihan belum dilakukan secara intensif sehingga menimbulkan krrdit be~masalah. Oleh sebab itu, kualitas bagian pemasaran ksedit memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap terjadinya kredit bermasalah di BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso. b. Monitoring kredit kurang intensif
.
Setiap penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank hams selalu dilakukan monitoring secara berkala. Monitoring dilakukan untuk mengetahui perkembangan usaha yang aka1 mempenga~uhi terhadap kemampuau meinbayas angsuran kreditnya. Dengan adanya monitoring diharapkan kolektibilitas ksedit menjadi lancar. Pada saat ini, cara
pelnbayaran kredit dilakukan sendiri oleh debitur dengall datallg seudiri ke PD BPR BIU( Pati ICota ICantor Kas Margoyoso. Hal tersebut inenyebabkan n~onitorillg terhadap usaha debitur kurallg intensif. ICulljungan kepada debitur hanya dilakukall jika kredit tlebitur telah mengala~ni kredit bennasalah. Perkembangan usaha debitur lcurang terpantau sehingga mempercepat tiinbulnya kredit bennasalah. Apabila usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar ~ n a k adebitur akan dapat membayar angsurau kredit dengan lancar pula. Namun, apabila inonitoring yang dilakukan lurang intensif, nlaka pihak PD BPR BIU( Pati Kota Kantor Kas Margoyoso tidak mengetahui kondisi usaha debitur apakah rnengalaini banghut atau tidak. Apabila monitoring telah dilakukan sejak awal, nlaka peinbayaran angsuran kredit aka11lancar. 3.
Eltsternal Bank
Keadaan eksternal yang mempengaruhi suatu bauk dalain pellyalurall kredit adalah keadaan ekonoini secara lnakro terutaina inflasi. a. Keadaail ekonolni secara inakro terutaina infasi ICeadaan
ekollolni
suatu
negara
menlberikan
pengaruh
bagi
keberlangsungan usaha yang ada di llegara tersebut. Bila suatu tlegara meiniliki keadaan ekonolni yang stabil dari segi perekonomiannya, inaka dunia usaha yang ada akan stabil. Natnun hila uegara tersebut meiniliki keadaan perekonomian yang tidak stabil maka aka11 mengganggu keberlangsungan dunia usahanya. Me~lurutBI, pada bulan Mei 2009, inflasi yang terjadi sebesar 6,04%. Nilai tersebut terhilang tinggi karena nilai inflasi yang baik apabila berada pada nilai di bawall 5%. U M I W di Indoilesia mencapai mencapai 48,258 juta atau 98,67% unit usaha yang ada. Nilai inflasi tersebut melnpengaruhi keberlangsungan UMKM. Apabila nilai inflasi tinggi maka harga di pasar aka1 mengalami kenaikail dan ha1 tersebut melnpengaruhi terhadap daya beli masyarakat. Dengan kenaikan tersebut menyebabkan jumlah pennintaan menurun sehingga sektor UMKM selaku produsell ~nengalaini kerugian. Apabila UMKM mengalami kemgiall maka pembayaran angsuran kredit akan tidak berjalan lancar sehingga menyebabkan kredit bennasalah.
4.5 Analisis VaR Analisis VaR diawali dengal meilentukall inatriks transisisi bulanan. Matriks transisi yang diperoleh sebanyak 11 matriks yang berukura~l 4 x 4. Matriks trailsisi yailg diperoleh dijumlah keinudian dicari rata-rata~lya dail dari rata-rata yang diperoleh dibmnakatl untuk lneilyusuil matriks uncondiliorzal. Matriks zirzconditional yang diperoleh adalah :
L
0,9757
0,0234
0,0082
0
KL
0,0935
0,7341
0,1350
0
D
0,0114
0
0,8169
0,1717
M
0
0
0,0085
0,9915
Keterangail :
L
= Latlcar
D
= Diragukan
ICL
= ICurang Lailcar
M
= Macet
Matriks zincor~n'itionalmerupaltail proporsi perubahail kolektibilitas debitur per bulan. Dellgall inatriks ~incor1ciitior7aldapat diketahui peluang peiubahail kolektibilitas debitur tiap bulan yang dapat dilihat dari perubahan nominal baki debet tiap bula~u~ya. Matriks di atas lnellunjukkall bahwa peluailg kolektibilitas Lancar untuk tetap beltahan pada posisinya adalah sebesar 0,9757 (97,57%). Nilai ini menu~ljukkan bahwa debitur yang melniliki kolektibilitas lancar memiliki peluatlg yang sangat besar untuk tetap ine~~jadi debitur yang dapat melaksanakan kewajibannya dengall baik. Namun, debitur kolektibilitas lancar lnemiliki peluang sebesar 0, 0234 (2,34%) untuk dapat mei~jadidebitur dengan kolektibilitas kurang lancar dan debitur kolektibilitas lancar inerniliki peluang sebesar 0,0082% uiltuk beyindal~ke kolektibilitas diragukan. Peluang kolektibilitas kurang lai~caruntuk pindah ke kolektibilitas lancar sebesar 0,0935 (9,35%), kolektibilitas kurang lancar untuk tetap bertahm pada kolektibilitas kurang l a ~ c a rsebesar 0,7341 dan kolektibilitas kurang lailcar untuk menjadi kolektibilitas diragukan sebesar 0,1350. Nilai
tersebut me~nunjukkanbahwa kerugian yang ditinnbulkan akibat keadaan ini cukup besar. Bank perlu inenyediakan dana yang culcup besar untuk inengatasi keadaai~ini. Peluang kolektibilitas diragukan menjacli kolektibilias lancar hanya sebesar 0,0114 atau 1,14%, sedangkan peluang untuk tetap bertalnan pada kolektibilitas diragulcan sebesar 0,8169 dan lcolektibilitas diragukan menjadi kolektibilitas nnacet sebesar 0,1717. Peluang kolektiblitas diragukan untuk berpindah ke kolektibilitas macet yang cukup besar ini menyebabkan BPR haius nnenyediakan banyak dana ulntuk ~nenutupikerugian yailg akan dialami. Peluang untuk keluar dari kolektibilitas lnacet innelnjadi diragukan sebesar 0,0085 atau 0,08% dan peluang untuk tetap bertal~an pada kolektibilitas ~nacetsebesar 0,9915. Hal ini ~nenunjukkan bahwa debitur dengall kolektibilitas inacet tidak meiniliki itikad untuk dapat keluar dari keadaan iini. Dengan adanya sikap debitur yang demikian ~nembuatbank ~nengalatnikerugian yang cukup besar yang dapat lneingganggu stabilitas keuangan bank sehingga PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso hams me~nilikipengelolaan risiko kredit yang lebih baik dari sebelumnya. Nilai VaR ~ n e ~ u p a k anilai n kerugian ~naksi~nnu~nn yang dapat dialarni ole11 bank untuk periode satu tahun pada tingkat keyakinan yang telah ditentukan. Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian iini adalaln 95% dan 99%. Dengan mengetalnui nilai VaR pada kredit yang disalurkan inaka akan diketahui berapa jumlah ke~ugianlnaksimum yang dapat dialatni bank sehingga dapat dilakukm pengelolaan risiko laedit yalg sesuai. Tabel 16 menunjukkan nilai kerugian lnaksilnum y a ~ gdialani PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso dengan tingkat keyakinan 95% dan 99%. Tabel 16. VaR kredit di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso Volatilitas (6) Rp 37.914.848,18 Rp 74.867.081,44 Rp 69.788.276
Kolektibilitas Lancar Kurang Lancar Diragukan I
Macet
I Rp 16.988.522 I Total
VaR (a=99%) Rp 88.341.596,27
VaR (a=95%) Rp 62.559.499,50 Rp 123.530.684,37 Rp 115.150.655,77 I
Rp 162.606.683,60 I
I Rp 28.031.061,92 / Rp 39.583.257,13 I Rp 329.271.901,56 1 Rp 464.971.836,74
Nilai volatilitas merupakan perubahan keragaman faktor risiko. Volatilitas ~nenunjukkanfluktuasi nilai dimasa lalu sehingga volatilitas dapat n~enunjukkansebaran lnunculnya peluang terjadinya risiko lcredit yang terjadi di PD BPR BICK Pati ICota ICantor ICas Margoyoso. VaR kredit pada lcolektibilitas lancar memperlihatltan bahwa besamya keinungkina~lkerugian ~ u a k s i ~ n uyang ~ n dihadapi PD BPR BKK Pati Kota Kantor ICas Margoyoso dengan tingkat keyakinan 95% pada tahun 2008 sebesar Rp 62.559.499,50. Nilai tersebut adalah 7,76% dari baki debet pinjaman kolektibilitas lancar, sedangkan ke~nungkinankerugian lnaksilnum dengan tingkat keyakinan 99% adalah sebesar Rp 88.341.596,27 atau sebesar 10,96% dari baki debet pinjaman kolektibilitas lancar. Nilai VaR pada kolektibitas lancar digunakan sebagai' estirnasi pergeseran kolektibilitas lancar ke kolektibilitas lainnya. Estimasi ini digunakan untuk perkiraan di masa yang akan datang apabila debitur kolektibilitas lancar bergeser ke kolektibilitas lainnya. VaR pada kolektibilitas kurang lancar dengan tingkat keyakinan 95% sebesar Rp 123.530.684,37 daa dengan tingkat keyakinan 99% sebesar Rp 174.440.299,75. VaR kredit pada kolektibilitas diragukan pada tahun 2008 dengall tingkat keyakinan 95% sebesar Rp 115.1 50.655,77 dan pada tingkat keyakinan 99% sebesar Rp 162.606.683,60. Nilai VaR pada kolektibilitas kurang lancar dan kolektibilitas diragukan melebihi nilai baki debetnya. Hal ini menunjukkan bal~wakerugian yang dialami ole11 kolektibilitas diragukan sangat tinggi. Dengan adanya ha1 tersebut dibutuhkan tindakan pengelolaan kredit yang serius dari pihak BPR agar terjadi pergeseral kolektibilitas yang semakin baik di masa yang akan datang. VaR pada kolektibilitas macet dengan tingkat keyakinan 95% sebesar Rp 28.031.061,92 atau sebesar 4,64% dari baki debet kolektibilitas macet. Pada tingkat keyakinan 95%, nilai kerugian inaksilnum yang akan dialami adalah sebesar Rp 28.031.061,92 atau dapat dikatakan bahwa hanya 5% kemungkinan kerugian yang dialami melebihi Rp 28.031.061,92. Sedangka~l dengan tingkat keyakinan 99% kerugian maksimum yang diala~ni pada kolektibilitas macet sebesar Rp 39.583.257,13 atau sebesar 6,55% dari baki debet kolektibilitas macet. Pada keyakinan 99% nilai kerugian maksimum
yang aka1 dialami sebesar Rp 39.583.257,13 atau dapat dikatakai~bahwa hanya 1% kemungkina~lkerugian yang dialami lebih dari Rp 39.583.257,13. Pada kolektibilitas macet, nilai kerugian yang akan dialalni kecil walaupun nilai baki debetnya cukup besar. Pergeseran kolektibilitas lnacet ke kolektibilitas lainnya sangat kecil sehingga nilai baki debet yang mengalanli macet tidak mengalami penainbahan yang signifikan. Pada tillgkat keyakinan 95% PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso pada tahun 2008 kemungkinan mengalami kerugian inaksimum sebesar Rp 329.271.901,56. Nilai kelugian yang terdapat pada Tabel 16 adalah sebesar 21,05% dari total baki debet total kredit di PD PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso . Nilai kemgian tersebut ~nenunjukkan bahwa kredit yang dianggap berisiko sebesar 21,05% dali total baki debet kredit. Nilai VaR tersebut menunjukkan bahwa ken~u~~gkinan kerugiall lnaksiillurn pada tahun 2008 tidak aka11 melebihi Rp 329.271.901,56 dengan keyakinatl sebesar 95%. Nilai VaR PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso pada tahun 2008 pada tingkat keyakinau 99% sebesar Rp. 464.971.836,74 atau sebesx 29,72% dari total baki debet kredit yang disalurkan. Dengan kata lain hanya 1% ke~nungkinan kerugian yang terjadi pada tahun 2008 dapat melebihi Rp 464.971.836,74. Nilai kerugian maksiinum terbesar berada pada kolektibilitas kurang lancar dan nilai kerugian inaksimuln terkecil berada pada kolektibilitas macet. Nilai kerugian terbesar pada kolektibilitas kurang lancar ini disebabkan ole11 adanya pergeseran kolektibilitas dari kolektibilitas kurang lamcar ke kolektibilitas lainnya yang nilail~yapaling besar daripada kolektibilitas lainnya. Pada kolektibilitas kurang lancar memiliki kemampuan bergeser yang cukup besar. Hal tersebut menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi pihak BPR. Oleh sebab itu, PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso harus lebih berkonsentrasi untuk meugelola debitur kolektibilitas kurang lancar agar dapat bergeser lnenjadi kolektibilitas lancar.
4.6 Model Pengelolaan Risiko Kredit PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso sebagai lembaga intermediasi yang salah kegiatannnya adalah menyalurkan kredit kepada debitur
harus melniliki pel~gelolaal~ risiko kredit yalig baik agar risiko kredit yang terjadi dapat dikurangi. Pe~igelolaa~~ risiko kredit yang baik dan benar dapat me~~urunkan rasio NPL yalig terjadi. Berikut i ~ i i ~iiodel pengelolaa~i kredit yang dapat dilakukali PD BPR BIGS Pati Kota Kantor Kas Margoyoso.
a.
Perselu,i~nankredit
- ..
~~
a.
- Pe,.so,,rrl le,?Ji~?g - G,u,," iel"dil7~1
Pcncairun kredit
I
tidak
-Lei.mg agunan
Gaiitbar 7. Modelpe~zgelolaa~z risiko bedit Model pengelolaan kredit yang dapat dilakukan oleh PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso antara lait1 : 1.
Alialisis debitur dilakukan uutuk mengetahui apakah debitur layak diberikan kredit atau tidak. Dala~nmelakukan analisis kepada debitur dibutuhkan adanya prinsip kehati-hatian dan lebih selektif untuk memilill calon debitur. Dala~nmelakukan analisis kredit perlu berpedo~nanpada 5C yang terdiri dari
cl~aracter,capital, capability, collateral dan condition. Karakter berkaitan
dengan pe~ilakudebitur mengenai keinginail untuk membayar dan metnenuhi kewajiban. BPR lnenggunakall data mass lalu mengenai track I-ecord calon debitur. Karakter dapat dikaitkail dengan pelanggaran moral (moral hazard) yaitu kecenderungan seseorang dengan sengaja menyimpangkan wewenang dan
kemainpuatl
untuk
kepentingan pribadi
dengall
~nengorbankatl
kepentingan orang lain dan inenggunakan kemampuan atau kekayaan orang lain. Penilaian karakter calon debitur dapat diperoleh dengan menganalisis secara langsung calon debitur atau inelalui pihak-pihak yang mengenal talon debitur. Karakter calon debitur dapat diketahui dengan bertanya kepada tetangga calon debitur nlengenai kesehariannya dalam bergaul. Kapasitas menunjukkan
kemarnpuall calon debitur untuk lnembayar
kewajiba~lpinjam ~neminjam.Potensi petnbayaran kewajiban debitur dapat dilihat dari laporan keuangan sehingga dapat menunjukkan kema~npuan penleuuhan kewajibannya. Sektor UMKM memiliki keterbatasan datain laporan keuangan karena lnereka tidak melniliki laporan keuangall yang lengkap. Dengan adanya keterbatasan ini pihak BPR harus lebih hati-hati dalam menentukan kelayakall usaha debitur. Modal digunalcan untuk mengetahui sumber-sutnber petnbiayaan yang dimiliki debitur terhadap usaha yang akan dibiayai ole11 bank. Modal dapat ditunjukkan ole11 perbandingan ailtara pinjaman dan modal sendiri (ekuitas). Jaminan nlerupakan piranti pengatnan pinjaman yang terakhir. Jaminan akan dieksekusi apabila debitur atau pembeli secara kredit menyatakan tidak dapat nleinbayar dan pinjanan tidak inungkin direstrukturisasi. Perusahaan kreditur perlu memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam menetapkan kredit karena faktor status hukum ja~ninan,nilai jaminan terhadap kewajibatl, kenludahan likuidasi jaminal. 2.
Persyaratan kredit berdasarkan 5C dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya calon debitur untuk menerima kredit. Apabila calon debitur tidak memenuhi persyaratan, maka kredit tidak dapat disalurkail d m calon debitur dapat mnemperbaiki persyaratan kreditnya kembali berdasarkan 5C. Debitur yang telah memenuhi persyaratan kxedit akan diberikan kredit sesuai dengan kema~npuan ~netnbayamya yang dapat dilihat dari laporan keuangan
~nengenaipendapatan yang dapat diperolehnya. Dala~nme~lyalurka~l kredit biasanya BPR ~nenyalurkan kredit dalarn bentuk pinja~nan perorangan. Dengan pinjaman perorangan yang diberikan menyebabkan kernungkinan kredit bermasalah yang terjadi semakin besar. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penyaluran kredit secara kelo~npok.IO-edit lcelompok dapat diberikan kepada
5-7 orang yang terbentuk dalarn kelompok. Dengall menyalurkan kredit secara berkelompok diharapka~lrisiko yang terjadi dapat dikurangi dengall adanya
penyebaran
risiko.
Kredit
berkelompok
dilakukan
dengan
me~nberikankredit kepada salah satu anggota kelompok yang telah terbentuk lalu kredit selanjutnya aka11 diberikan apabila penerima kredit pertama telah lunas membayar kreditnya. Hal tersebut menjadikan anggota kelompok secara bersama-sama mengupayakan agar kredit yang disalurkan dapat lancar sehingga keberlangsunga~lkredit dapat terus berlanjut. Selain itu, dengan adanya kredit kelo~npokdapat meri~lgankanbeban BPR dalam ha1 monitoring karena dari anggota kelompok telah ~nemilikikesadaran untuk ~ne~nbayar kewajibannya. 3.
Kredit modal kerja merupakan kredit yang rnemiliki l-isiko gaga1 bayar yang cukup besar karena apabila usaha yang dijalanltan me~lgalamihambatan maka aka11 berpengaruh
terhadap
pernbaya~a~l angsura~l kredit.
Untuk
mengantisipasi ha1 tersebut perlu dilakukan ~llonitoringyang intensif terhadap perkenlbangan usaha debitur agar apabila terjadi masalah pada usaha debitur dapat segera diatasi. Dengan penyaluran kredit berkelompok dapat me~i~lgankanbeban BPR dalam tnelakukan ~no~litoring terhadap usaha debitur. Hal ini disebabkan oleh adanya kesadaran da1-i anggota kelompok untuk tetap ~nempertahankankolektibilitas pinjaman dalarn keadaan lancar sehingga keberlangsungan penyaluran kredit
dapat terjadi. Mo~litoring
terhadap usaha debitur dapat dilakuka~lseminggu sekali dengal ~nengunjungi tempat usaha debitur atau rumah debitur untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usahanya. Monitoring dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan debitur untuk membayar angsuran kredit dari laporan keuangan bulana~ldebitur. Apabila laporan keuangan menunjukkan usaha
debitur masih layak ~ n a k apihak BPR dapat terus melanjutkan penyalurail kreditnya.
4.
Setiap kredit yang disalurkan me~nilikijangka waktu yang berbeda-beda. Pe~nbayaranangsurail kredit biasanya dilakukan sebulan sekali ole11 debitur dengan ~nendatangikantor BPR. Debitur yang secara rutin ~nelnbayarkredit dapat dinyatakan bahwa kredit yang dipinjamnya memiliki kolektibilitas lancar. Apabila kredit yang disalurkan tidak dapat dibayar sesuai dengall jadwal yang telah disepakati, ~ n a k apihalc BPR aka11 ~nelakukan suatu tindakan. Tindaka~lawal yang dapat dilakukan adalah dengan me~nberilcan surat peringatan kepada debitur. Namun apabila debitur tidak menunjukkan perkenlbanga~lnmalca dapat dilakukan penyelanlatan kredit dengan nlelakukan I-esclzeduli~zg(penjadwalan keinbali), recoizditio~zirzg(persyaratan kernbali), dan restr~~cturirzg. Reschedulirzg ~nerupakaupel-ubahan syarat kredit yang hanya ~nenyangkutjadwal pe~nbayara~l atau per~jadwalan ulang di~naila debitur terlarnbat nlenlbayar kreditnya diberi jangka waktu lertentu untuk me~nbayardengan lcetentua11-ketentuan yang telah ditetapkan. Reconditioning dilakukan dengan cara nlengubah berbagai persyaratan dan prosedur penlbayaran kredit seperti petlurunan suku bunga. Hal iili diinaksudkan agar lebih tneringankan beban debitur. Restructurirzg merupakau perubahan syaratsyarat kredit, ~nisalnyapenanlbahan dana yang diberikan bank dan pentballan jellis fasilitas kredit. Restrukturisasi yang diberikan oleh PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso
diantaranya penurunan suku bunga,
perpanjangan jangka waktu kredit dan penambal~ail jumlah angsuran. Restrukturisasi di PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso tidak langsung diberikan kepada
debitur yang
mengalami
keterlanlbatan
pe~nbayaranatau gagal bayar. Pihak BPR terlebih dahulu akan melakukan tinjauan kepada debitumya. Tinjauan yang dilakukan diantaranya pada usaha yang dijalankan debitur, apakah nlasih layak untuk dijalankan atau tidak dan kemampuan debitur untuk rnembayar hutang~ya.
5. Apabila upaya rest~ukturisasikredit tidak membuahkan hasil, maka pihak PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso dapat mengarnbil tindakan tegas berupa pelelangan agunan. Narnun sebelum dilakukan pelelangan, pihak PD
BPR BKK Pati Kota Kantor ICas Margoyoso ~nenawarkanpe~lyelesaianyang bersifat kekeluargaall lnisalnya diberikan waktu untuk dapat inenjual agunalulya sendiri tanpa ~nelaluipelelangan. Proses penjualan barang ja~ninan oleh debitur dilakukan jika kredit yang dibebankan merupakan kredit dengall kolektibilitas kredit macet. Penjualan barang jaminan dilakukan sendiri ole11 pe~niliknyatennasuk. Apabila penjualan agunan tidak dilakukan debitur maka selanjutnya dilakukan pelelangall agunan. Pelelangan dilakukan bekerjasarna dellgall balai lelang yang ada di kabupaten. Biaya dari seluruh proses pelelangan n~erupakantanggung jawab debitur. Uang yang diperoleh dari pelelangan akan digunakan untuk lnenutupi kekurangan kredit yang beluln terbayar, keinudian dikurangi lagi untuk menlbayar biaya pelelangall dan s i s a ~ ~baru y a menjadi ~nilikdebitur. 6. Apabila kredit yang disalurkan ~nemilikiplafon kurang dari Rp 2.000.000 mengalami kredit bennasalah dan tidak dapat dilakukan penyelamatan kredit illaka langkah yang diarnbil adalat~ineilyita sebagian aset bisnis debitur. Beberapa aset yang dapat diatnbil diantaranya adalah perlengkapan dan i~eralatanproduksi. Aset tersebut akan dikembalikan apabila debitur dapat inelnbayar angsuran kreditllya atau dapat rnelunasi hutangnya kepada BPR.
ICESIMPULAN DAN SARAN
1. IOedit yang clisalurkan mellurut plafon kredit a~ltaralain kretlit usalla lnikro dan kredit usaha ltecil. Berdasarkan ja~lgkawaktu kredit kredit yang disalurlta~lantara laill kredit jangka pendek, lcredit ja~lgkainenengah dan kredit jangka pa~~jang. Berdasarkan sektor ekono~nikredit yang disalurka~l antara lain kredit peltania11, kredit perclagangan da:l kredit lain-lain. IOedit yang disalurkau PD BPR BICK Pati Kota ICantor I
IOedit bermasalah yang terjadi di PD BPR BKK Pati ICota Kantor Kas Margoyoso disebabkau ole11 faktor intenla1 dan faktor eksternal. Falctor inte~nalyang menyebabkan antara lain seksi pernasaran kredit yang kurailg teliti, debitur dan mo~litori~lg kredit kurang intensif. Faktor ekstelnal yang menyebabkan adalah keadaan ekoilo~nilnakro terutalna inflasi
3.
Kerugian maksi~nun~ yang dihadapi PD BPR BKK Pati Kota Kantor ICas Margoyoso per Deselnber 2008 dengan tingkat keyakinan 95% sebesar Rp 329.271.901,56 atau 21,05% d a i total baki debet per Desember 2008. Sedangkan dengan tiilgltat keyakinan 99% ke~nungkinan kerugia~l ~naksilnu~n yang diala~nisebesar Rp 464.971.836,74 atau sebesar 29,72% dari total baki debet per Dese~nber2008.
4.
risiko kredit yang dapat dilakukan antara lain dengat1 Model pe~~gelolaan nlelakukan a ~ ~ a l i stalon is debitur berdasarkan 5C (screel~illing),illelakukan monitoring
yang
intensif
terhadap
usaha
debitur,
penagihan,
restrukturisasi, reconditioning, resclzeduling kredit, penjualan agunan, pelelangall agunall da11 menyita sebagian aset debitur.
2. Saran 1. Melakukan monitoring yang lebih intensif sejak awal penyaluran kredit terlladap usaha debitur sehitlgga dapat diketahui perkernbangan usaha debitur
2. Melakukan pelatihan yarlg terkait dengan ~na~lajernerlrisiko kepada karyawan sehingga dapat memaharni manajernen ~isiko. Selain itu, karyawarl dapat rnelakuka~ltindakan-tindaka~untuk lnerlgatasi tirnbulnya kredit benliasalah lebih awal.
DAFTAR PUSTAIOI
Bank
Indonesia.
2008.
Statistik
Perba~llca~l
Indonesia.
l~ttu://www.bi.go.id/statistikperbanka~~ii~donesid. [15 Juni 20091 Dalmawi, H. 2004. Manajemen Risiko. Bumi Aksara, Jakarta. Dendawijaya. 2005. Manajenle~lPerbaikan. Ghalia Indonesia, Jakarta, Djohanputro. 2004. Manajemen Risiko Korporat Telintegrasi. Penerbit PPM. Ghozali. 2007. Manajemen Risiko Perbankan. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Jorion, M.M. 2001. Value at Risk : Tlze New Bencl~inarlciitgFor Martagiizg Fiizaizcial Rislc. 2S"~ditio~z. Mac Graw-Hill. Kasmir. 2004. Manajemen Perbanlcan. Raja Grafindo Pustaka, Jakarta I
I. 2009. UIUvI Jadi Pellopang httu://www.republika.c01n/.[13 Maret 20091
Sugema,
P e r e k o n o i ~ ~ i a Indonesia. ~~
Suyatno, T. dkk. 2007. Dasar-Dasar Perkreditan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Tampubolon, R. 2004. Risk Ma~zcigenzetlt.Elex Media Ko~~q>utindo, Jakarta.
Lainpiran 1. Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian Analisis Risiko Kredit di BPR BIU< Pati I
I. G a n ~ b a r a nRingkas Pcnelitian ini dilakukan oleh Desty Yoga Rahtninta. (H24051552), mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekononli dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB). Survei ini bertujuan untuk inenyelesaikan skripsi, sebagai salah satu syarat me~nperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekollo~nidan Mailajelnen IPB. Dunia usaha di Indonesia tidak dapat lepas dari peran perbankan sebagai leinbaga intetlnediasi. Fungsi bank sebagai sarana intennediasi dana dari pil~ak yang sul-plus inenuju pil~ak yang deposit dana nlellyebabltan bank harus lnerniliki ~nanajernenrisiko yang dikelola dengall baik. Pelnberian kredit kepada debitur dapat ~lieni~nbulka~l adanya risiko kredit dalain penyalura~nya. Oleh sebab itu, dibutuhkan adailya analisis risiko kredit agar dapat me~~gelola kredit bermasalah yang terjadi. Penelitia~lini beitujuan untuk : Menganalisis kredit yang diberikan, inengidentifikasi dan meilganalisis risiko kredit yang terjadi yang dapat menyebabkan adanya kredit bermasalah dan merekomendasikan prosedur penangallan kredit bennasalal~di yang tepat d a l efektif untuk mengurangi kredit bel~nasalah.Metode yang digunakan dalanl peilelitian ini adalah lnetode Value at Risk (VaR). Illfollnasi yang didapatkan dari suivei ini altan dirahasiakan dan hanya aka11 diynakan untuk keperluan analisis statistik. Analisis dan tabulasi akan dilakukal secara gabungan sehingga inforinasi setiap responden tidak akan diketahui. 11. Petunjuk U n ~ u m 1. Kuesioner ini terdiri d a ~ i4 bagian yaitu: data ulnum BPR, jenis dan besaluya kredit, prosedut pelnberian kredit, dan kredit bennasalah. 2. Icuesioner penelitian ini terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutup 3. Petunjuk pengisian untuk pertanyaan tertutup dengal cara ~ n e ~ n b etanda ri (x) pada jawaban yang tersedia, mengisi titik- titik pada pilihan laitlllya jika ada jawaban yang tidak tersedia.
ZZL Corttact Person Infonnasi lebih lanjut dapat menghubungi Desty Yoga Rahminta. NRP H24051552. Departemen Manaje~nen, Fakultas Ekonomi dan Manajetnen, Institut Pertailian Bogor. Dengan no handphone: 081325613233.
A. Data Un~urnBPR : Nama direksi : ...............................................................................
Propinsi
.................................................................................
No telp
: .......................fax : ...................Email : ............
Bentuk BPR
: a. PT b. PD
c. Koperasi
d. Lainnya .............
B. Jenis dan Besarnya Ihedit 1 . Jenis kredit yang ditawarkan BPR BICK Pati I
Jenis kredit
1
Kredit modal kerja Kredit investasi ICredit konsulnsi
2 3
Jumlah debitur (orang)
Jumlah kredit (ribuan rupiah)
Rasio NPL
("/.I
Dilihat dari segi jangka waktu No 1 2 3
-
Jenis kredit Kredit jangka pendek Kredit jangka menengah Kredit jangka panjang
Dilihat dari sektor ekonolni
Jumlah debitur (oralg)
Jumlah kredit (ribuan rupiah)
Rasio NPL
(%I
Meilgapa pada sektor tersebut rneiniliki jumlah kredit yang yang paling besar ? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Sektor tersebut prospektif b. Merniliki perllinat yang banyak c. Risiko yang ditimbulltan kecil d. BPR berada di wilayal~yang didonlinasi usaha tersebut 2. Besaruya plafon kredit dan jumlah debitur ICelon~pok No. usaha 1. Usaha nlikro 2.
Usaha kecil
3.
Usaha inenengall Usahabesar
4.
-
Plafon kredit
Jumlah debitur ((ribuan rupiah)
Sampai dengall Rp 50 juta Dari Rv 50 iuta sld ~p 500jutaDari Rp 500 juta s/d Rp 5 illilyar Lebih dari Rp 5
Rasio NPL
(%I
3. Besainya baki debet tiap golongan usaha per Desember 2008
~ kdebet i
4. Juinlah kredit yang disalurkan Wilayah
No 1 2
3 4
Jumlah kredit (ribuan rupiah)
Satu kecarnatan Satu kabupaten Satu propinsi Luar propinsi
C. Prosedur Pemberian Kredit
1. Bentuk kredit yang diberikan (ja~vabanboleh lebih dari satu) a. Individual b. Kelompok 2. Faktor-faktor yang menentukan BPR BKK Pati Kota Kantor ICas Margoyoso ketika akan menilai kelayakan suatu kredit.
I
1
No. Faktor-faktor 1. 1 Nilai agunan 2. Kesanggupan debitur ~nemnperolehpendapatan 3. Riwayat peminjam 4. Keabsal~a~l/legalitas usaha Karakter calon debitur 5. Hubungan antara penguruslpemilik dengan debitur 6.
/
Pelingkat
1
3. Hal-ha1 yang mnenjadi pertimbangan utama BPR dala~npeuyaluran kredit -
Pertimbangan dalam Penyaluran lcredit
Peringkat
Didasarkan pada lokasi tempat tinggal (domisili) debitur Didasarkan pada lokasi proyeklusaha debitur
I Tidak ada perbedaan antara lokasi ternpat tinggal dam1 proyeMusaha debitur I 4. Faktor apakah yang paling menentukan dari 5 C's, ketika BPR ~nenilai pengajuan kredit calon debitur? (zrrntlcnri berdasarlcarz prioritas ynrig ~lerljndipcrtirtzbnrignrz, i=palirzgperztirlg sarrzpai dcrzgari 5 =pnlirzg tiflak pcritirig) Paktor Penentu Kredit
Urutan
Clzaractcr Capacity Capital Collateral Colzdition
r 5. Cara pemnbayaran angsuran kredit di BPR BKK Pati Kota K a ~ ~ t oKas Margoyoso. Cara pembayaran No. Angsuran disetor langsung ke BPR BKK Pati Kota Kantor 1. Kas Mar~ovoso 2. ( Angsuran diambil/dijemput ke debitur 3. 1 Angsuran dipotong secara langsung dari gaji/tabungan debitur 4. Angsuran dibayar secara transfer ke rekening BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Mar~ovosodi bank umum
-
Peringkat
1
Tujuan pengajuan kredit No. Tujuan pengajuan kredit 1. keperluan pribadi Dipakai untuk (konsunlsi) 2. Digunakan untuk inembiayai operasional I usaha (modal kerja) 3. / Digunakan untu k ~ne~nbeli I peralata~dn~endirikan usaha baru
I
Peringkat
/
1. Apalcall kredit yang disalurkan meiniliki agunan? a. Ya, sebutlcan .............................................................. b. Tidak 2.
Kolektibilitas kredit dan ju~nlahdebitur No.
3.
Kolektibilitas kredit
1.
Lancar
2.
Dalam perhatian khusus
3.
Kurang lancar
4.
Diragukan
5.
Macet
Ju~nlahdebitur
Jumlah ltredit
(orang)
(ribuan rupiah)
Alasan timbulnya kredit bennasalah Cjawaban boleh lebih dari satu). a. Tidak ada itikad baik dari debitur untuk meinbayar kredit. b. Bunga pinjaman yai~gterlalu tinggi. c. Pendapatan debitur menuiun.
d. Debitur mei~galainiinasalah kesehatan. e. Laimlya, .............................................................................
4. Dalam menyalurkan kredit, manakah yang menjadi prioritas BPR saudara. Apakah penamballan plafon kredit bagi debitur lama atau penyaluran kredit kepada debitur baru ?
TERIMA KASIH ATAS PASTISIPASI ANDA
1. Apa visi da11nlisi PD BPR BKI< Pati Kota Ka11tor Kas Margoyoso ?
2.
Bagaiillana sejarah berdirinya PD BPR BKK Pati Kota ICatltor ICas Margoyoso ?
3.
Apa saja kegiatan usaha yang dilakukan PD BPR BICK Pati Kota Icantor ICas Margoyoso ?
4.
Bagaiinana struktur organisasi PD BPR BKI< Pati ICota Kantor ICas Margoyoso ? dan apa saja tugas dari masing-masing bagian dalaill struktur organisasi tersebut ?
5. Apa saja jenis kredit yang disalurkan PD BPR BKK Pati Kota Kantor I
6
Bagainlana kolektibilitas masing-masing kredit yang disalurkan?
7.
IO-edit lainnya apa saja yang disalurkan PD BPR BKK Pati Kota Kantor I
8. Apa saja yang dapat digunakan sebagai agunan kredit ?
9. Faktor -faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya Nor? Perjou7zi1zgL O ~ I Z ? 10. Tindakan apa saja yang sering dilakukan karyawan sehingga dapat ~neliyebabkankredit benasalah?
11. Apa saja yang ~nenjadipesaing dari PD BPR BKK Pati Kota ICantor ICas Margoyoso ?
12. Tindakan penyelamatan kredit apa saja yang biasa dilakukan PD BPR BKK Pati Kota Kantor Kas Margoyoso ?
Lanlpiran 3. Matrik Transisi Bulanan Matriks transisi Januari 2008-Februari 2008 L
KL
D
L
0,9847
0,0153
0
I
0,0769
0,923 1
0
D
0
0
0,875
M
0
0
0,0149
Matriks transisi Februari 2008-Maret 2008 L
I
D
L
0,982
0,018
0
KL
0,0833
0,9167
0
Matriks trai~sisiMaret 2008-April 2008 L
I
KL
D
Matriks transisi April 2008-Mei 2008
L
KL
D
L
0,9459
0.045
0,0091
KL
0,3333
0,6667
0
D
0
0
0,6667
M
0
0
0,0333
Matriks transisi Mei 2008-Juni 2008
L
KL
D
L
0,9727
0,0272
0
KL
0,3333
0,6667
0
D
0
0
0,6667
M
0
0
0
Matriks transisi Juni 2008-Juli 2008
L
KL
D
L
0,9643
0,0357
0
KL
0,125
0,625
0,25
D
0
0
0,8333
M
0
0
0
Matriks transisi Juli 2008-Agustus 2008
L
KL
D
L
0,9630
0,0357
0
KL
o
0,9
0,1
D
0
0
0,8333
M
0
0
0
Matriks Agustus 2008-September 2008
L
ICL
D
M
L
0.9813
0,0187
0
0
KL
0,0769
0,7692
0,1538
0
D
0
0
1
0
M
0
0
0,0147
0,9853
Matriks September 2008-Oktober 2008
L
ICL
D
M
L
1
0
0
0
ICL
0,0769
0,7692
0.1538
0
D
0
0
1
0
M
0
0
0,0147
0,9853
Matriks Oktober 2008-November 2008
L
KL
D
M
L
0,9694
0,0306
0
0
ICL
0,
0,7272
0,2727
0
D
0
0
0,6667
0,333
Matliks transisi November 2008-Desember 2008
L
KL
D
M
L
0,9789
0,021 1
0
0
KL
0
0,7778
0,2222
0
D
0
0
0,8889
0,1111
M
0
0
0,0154
0,9846
Lainpirail 4. Nilai baki debet dengall bu~iga baki debet 805.753.204
present value (RP) 153093108,8
forward value (RP) 126523230,38
2 1%
53.153.140
15799096,G
13057104,63
28856201,23
21%
70.985.700
13487283
11 146514,88
24633797,88
tahun I
(RP)
Lancar
21%
kura~iglancar Diragukan
kolektibilitas
/ Macet
1
21%
1
604.529.000
1
114860510
/
94926041,32
total value baki debet (Rp) 279616339,14
/
209786551,32
(
Kolektibilitas Lancar rating peluang
rz3
..m
a
2-2
3 .+-
total value outstanding
bobot nilai per rating 272836913,gO 675497,44 20378,86915 0
selisih nilai baki ragam debet 6083548,93 361 12253840193 (244676588,98) 1401423458860490 (248898992,33) 0 (63746238,XS) 0
rata-rata baki debet Volatilitas IColektibilitas Kurana- Lancar total value rating peluang outstanding
bobot nilai per rating 26149160,S 21182891,36 3327354,262 0
selisih nilai baki debet
rata-rata baki debet Volatilitas
1437535712700690 37914848,lS
ragam
5605079882778690 74867081,44
VaR u=5% (1,65)
62559499,jO
VaR a=5% (1,65)
123530684,37
VaR u=l % (2,331
88341596,27
VaR a=l% (2,33)
174440299,75
Kolektibilitas Diraskan total value rating peluang outstanding L 0,01136 279616339,14 KL 0 28856201,23 D 0,81692 24633797,88 M 0,17171 209786551,32 rata-rata baki debet
bobot nilai per rating 3177458,399 0,oo 20123792,89 36022258,Ol
selisih llilai baki ragam debet 220292829,84 0 0 (30467308,OE) (34689711,43) 983059579731809 150463042,02 3887343918389270
59323509,31
4870403498 121080 69788276
Volaiilitas
VaR u=5% (1,651
VaR u=l % (2,331
115150655,77
162606683,60
IColektibilitas Macet rating
peluang
total value outstanding
rata-rata baki debet
bobot nilai per rating
selisih nilai baki debet
208212528,97 Voiatilitas
ragam
2SS609892461518 16988522
VaR (1,65)
28031061,92
VaR a=l% (2,33)
39583257,13