Jupe UNS, Vol 1, No. 3 Hal 1 s/d 11 – Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan Penanganan Kredit Bermasalah Guna Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar) |Juli, 2013 ANALISIS MANAJEMEN KREDIT GUNA MEMINIMALKAN RISIKO KREDIT (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar) Rafika Lihani, Ngadiman, Nurhasan Hamidi *Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis: 1) penerapan manajemen kredit, 2) upaya penyelamatan kredit bermasalah, 3) upaya penyelesaian kredit macet pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Strategi yang digunakan adalah strategi tunggal terpancang yaitu memfokuskan pada satu masalah. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik bola salju (snowball sampling) dengan menetapkan informan kunci (key informans). Sumber datanya adalah informan, tempat dan peristiwa serta dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Untuk validitas data, menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Simpulan penelitian ini adalah: 1) Penerapan manajemen kredit pada PD BPR BKK Tasikmadu belum terimplementasi secara maksimal. Kurang maksimalnya penerapan manajemen kredit antara lain dalam hal: analisis kredit yang dilakukan kurang maksimal, kurang dipegangnya prinsip kehati-hatian pihak pemutus kredit dan dari segi pengawasan yang diterapkan belum efektif. 2) upaya penyelamatan kredit bermasalah disesuaikan pada kondisi kredit yang bermasalah, penyebab dari terjadinya kredit bermasalah tersebut dan i`tikad baik dari nasabah 3) Penyelesaian kredit macet yang dilakukan berhubungan dengan pencairan jaminan untuk pelunasan kredit, penghapusbukuan dan upaya hukum. Kata Kunci: manajemen kredit, penanganan kredit bermasalah, risiko kredit ABSTRACT The aim of this research is to study and analyze: 1) management credit implementation, 2) a saving effort on non performing loans, 3) a solving effort of bad credit on PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar. This research is used descriptive qualitative approach. Strategi used is single rooted strategy that focuses on one problem. Sampling technique used is sowball sampling with deciding key informants.the data sources used are interview, observation, and document analysis. For data validity, it is used source and method trianggulation. While data analyzing technique used is interactive analysis. The conclusion of this research is: 1) management credit decided by PD BPR BKK Tasikmadu not implemented maximum. Management credit not maximum it is in case: credit analysis done is not maximum, it is less hold carefulness principle by decision maker and from monitoring was implemented is less effective. 2) an effort of in solving non performing loan adapted on credit condition, cause factor of non performing loan happen, and good will from the customer. 3) Problem solving on bad credit done are related with mortgage liquidation to pay off the credit, clean of account and law effort. Key words: credit management, bad credit solving, credit risk.
2| Jupe UNS, Vol 1, No 3, Hal 1 s/d 11
PENDAHULUAN Bank memiliki peranan yang sangat penting
dalam
menggerakkan
perekonomian umumnya
nasional.
negara
menyediakan dana bagi masyarakat yang
roda
membutuhkannya. Saat ini, masyarakat baik
Sebagaimana
individu maupun kelompok banyak yang
berkembang,
sumber
meminjam dana ke bank untuk memenuhi
pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih
kebutuhannya
didominasi oleh penyaluran kredit perbankan
konsumtif ataupun modal usaha. Hal itu
yang
mendorong
sangat menguntungkan bagi pihak bank
pertumbuhan ekonomi. Bank memberikan jasa
karena pemberian kredit merupakan sumber
kredit kepada debitur untuk memperoleh
utama penghasilan bank.
diharapkan
dapat
baik
untuk
kebutuhan
pendapatan dari bunga kredit tersebut dan
Dalam melaksanakan bisnis di bidang
debitur melakukan pinjaman/kredit untuk
industri perbankan, setiap bankir harus benar-
memenuhi kebutuhan akan kekurangan dana,
benar menyadari berbagai risiko bisnis yang
sehingga dengan kredit kedua belah pihak
dihadapinya. Usaha perbankan adalah usaha
akan saling memperoleh keuntungan.
yang memiliki risiko yang tinggi baik dari
Dalam arti luas kredit diartikan
aspek penarikan dana maupun dari aspek
sebagai kepercayaan, dalam bahasa latin
penyaluran dana. Pemberian kredit merupakan
kredit berarti ”credere” artinya percaya.
aktivitas bank yang paling utama dalam
Maksudnya, si pemberi kredit percaya bahwa
menghasilkan keuntungan, tetapi risiko yang
kredit
terbesar dalam bank juga bersumber dari
yang
disalurkan
pasti
akan
dikembalikan sesuai perjanjian, sedangkan
pemberian kredit.
bagi penerima kredit merupakan penerimaan
Dalam menghadapi risiko kredit,
kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban
kredit
untuk
jangka
mengalami kesulitan pelunasan sehingga ada
Menurut
kemungkinan bank mengalami kerugian. Oleh
(2006:113),
karena itu, para bankir harus melakukan
“kredit adalah pemberian fasilitas pinjaman
perencanaan yang tepat dengan kemampuan
(bukan berdasarkan prinsip syariah) kepada
prediksi yang akurat. Manajemen bank harus
nasabah, baik berupa fasilitas pinjaman tunai
melakukan analisis dengan teliti terhadap
(cash loan) maupun pinjaman non tunai (non-
masing-masing
kredit
cash
meminimalkan
risikonya
membayar
waktunya Budisantoso
(Kasmir, dan
loan)”.
penyaluran
sesuai
kredit
dengan
2002).
Triandaru
Dengan
melaksanakan
dapat dikatakan bank
yang
diberikan
kepada
nasabah
ini
untuk
serta
perlu
menetapkan kebijakan-kebijakan yang disusun
Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan Penanganan Kredit Bermasalah Guna Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar)| 3 | untuk dijadikan suatu pedoman bagi pejabat-
kemampuan, modal, agunan, dan prospek
pejabat kredit untuk memutuskan permohonan
usaha dari nasabah debitur. Dalam proses
kredit. Kebijakan perkreditan yang disusun
analisis pemberian kredit, selain kelengkapan
tersebut
digunakan
manajemen
bank
untuk
membantu
data pendukung permohonan kredit bank juga
dalam
menjamin
melakukan
penilaian
kelengkapan
dan
keseragaman pengambilan keputusan kredit
kebenaran informasi
dan
peraturan-peraturan
Berbagai sumber informasi kredit mengenai
perkreditan yang telah ditetapkan. Dalam
calon debitur itu dapat diperoleh pihak bank
penjelasan pasal 8 Undang-Undang Nomor 10
antara lain melalui data pribadi calon debitur,
Tahun 1998 ditegaskan bahwa “kredit yang
wawancara, catatan bank atau arsip bank
diberikan oleh bank mengandung risiko,
mengenai riwayat pinjaman, dan data lain
sehingga dalam pelaksanaannya bank harus
yang dapat dipakai sebagai sumber informasi.
memenuhi
dari calon debitur.
memperhatikan asas-asas perkreditan yang
Setelah permohonan kredit calon
sehat”. Untuk mengurangi risiko tersebut,
debitur disetujui dan kredit dicairkan, maka
jaminan
arti
tugas bank selanjutnya adalah melakukan
keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan
pengawasan agar kredit dipergunakan sesuai
nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya
dengan permohonan, bunga dibayarkan sesuai
sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan
kesepakatan
faktor penting yang harus diperhatikan oleh
pengembalian
bank.
waktu. Pengawasan yang dilakukan pihak
pemberian
kredit
dalam
kedua
belah
pinjaman
pihak
serta
dilakukan
tepat
Risiko kredit harus diantisipasi oleh
bank terhadap kelancaran pembayaran kredit
bank melalui suatu proses penilaian serta
harus dilaksanakan sampai kredit tersebut
analisis kredit yang benar dan tepat. Proses
lunas,
analisis
dasarnya
menghindari timbulnya kredit bermasalah.
dimaksudkan untuk menilai prospek calon
Salah satu kendala dalam kredit adalah apabila
debitur dan memperhitungkan kemungkinan
pihak bank kesulitan menagih kredit yang
terjadinya kegagalan debitur dalam membayar
telah diberikan kepada debitur, walaupun
kembali kredit yang diterimanya. Untuk
analisis pemberian kredit telah dilaksanakan
memperoleh
tetapi
kredit
tersebut
keyakinan
pada
tersebut
sebelum
hal
tersebut
dilakukan
permasalahan-permasalahan
untuk
dalam
memberikan kredit bank harus melakukan
perkreditan tidak dapat dihindari sehingga
penilaian yang seksama terhadap watak,
terkadang terdapat kredit yang bermasalah
4 | Jupe UNS, Vol 1, No 3, Hal 1 s/d 11 dalam dunia perbankan. Kredit bermasalah
hatian”. Oleh karena itu agar penerapan
dan kredit macet memberikan dampak yang
prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan
ganda terhadap investasi dana karena dana
yang sehat tersebut dilaksanakan secara
yang dikreditkan kepada debitur terlambat
konsisten
kembali atau tidak kembali kepada kreditur
memiliki pedoman yang digunakan untuk
sehingga dana yang telah dikreditkan tersebut
menetapkan
tidak dapat
kepada
tersebut diatur sesuai dengan Undang-Undang
debitur lain yang membutuhkan. Menurut
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan
Reed
Surat
dikreditkan kembali
dan
Gill
(1995:301)
“pinjaman
maka
manajemen
kebijakan
Edaran
BPR
harus
perkreditan,
Bank
hal
Indonesia
bermasalah mempunyai akibat buruk terhadap
No.14/26/DKBU Tanggal 19 September 2012
likuiditas
Perihal Pedoman Kebijakan dan Prosedur
bank
kemungkinan mengurangi menguras
dan
rugi.
Kerugian
cadangan kekuatan
meningkatkan
atau
modal
keuangan
bank
dapat
Perkreditan Bagi Bank Perkreditan Rakyat.
yang dan
Pemberian mengandung
suatu
suatu
fasilitas
risiko
kredit
kemacetan.
mengurangi kemampuan bank untuk melayani
Akibatnya, kredit tidak dapat ditagih sehingga
nasabahnya dan memberikan sumbangan pada
menimbulkan kerugian yang harus ditanggung
pertumbuhan ekonomi”.
oleh bank. Dalam dunia perbankan sering
Manajemen bank dalam memberikan
terjadi kredit macet, sepandai apa pun analis
kredit harus didasarkan atas perencanaan,
kredit dalam menganalisis setiap permohonan
pengorganisasian,
dan
kredit kemungkinan kredit tersebut macet
Jika
pasti ada. Oleh karena itu pihak bank harus
pengalokasian kredit dilakukan berdasarkan
melakukan suatu tindakan demi mencegah
fungsi
timbulnya kredit macet tersebut. Menurut
pengawasan
pengarahan,
yang
manajemen
maksimal.
yang
baik
maka
kemungkinan terjadinya kredit bermasalah
Peraturan
dapat
untuk
13/3/PBI/2011 Tentang Penetapan Status dan
bank,
Tindak Lanjut Pengawasan Bank “bank dinilai
dihindari.
meminimalisir
Mengenai risiko
upaya
kerugian
Bank
Indonesia
Suhardjono (2003:81) berpendapat “Bank
memiliki
wajib melaksanakan transaksi tersebut dengan
membahayakan
berpedoman pada kebijakan dan pedoman
apabila
penerapan manajemen risiko yang ditetapkan
bermasalah (non performing loan/financing)
dengan berlandaskan pada prinsip kehati-
potensi
Nomor:
rasio
kesulitan
kelangsungan kredit
atau
yang usahanya
pembiayaan
Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan Penanganan Kredit Bermasalah Guna Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar)| 5 | secara neto lebih dari 5% (lima persen) dari
seluruh Perusahaan Daerah, Bank Perkreditan
total kredit atau total pembiayaan”.
Rakyat dan Bank Kredit Kecamatan (PD BPR
Berdasarkan penelitian yang telah
BKK) yang ada di Kabupaten Karanganyar
dilakukan sebelumnya, dapat ditarik simpulan
menurunkan non performing loan (NPL) atau
bahwa dengan menerapkan manajemen kredit
kredit macet hingga satu persen atau maksimal
serta analisis kredit minimal menggunakan
5% sedangkan Direktur utama BPR BKK
prinsip
mungkin,
Tasikmadu Sugimin menjelaskan di akhir
diharapkan pihak bank dapat menekan tingkat
tahun 2010 indeks NPL sebesar 8,59 persen.
kredit bermasalah. Menurut Reed dan Gill
Imbauan
(1995:184), “tujuan dari analisis kredit adalah
Kredit Macet PD BPR BKK Tasikmadu.
untuk
JOGLOSEMAR (2011), Direktur Utama PD
5C
dengan
menentukan
kesungguhan
sebaik
kesanggupan
seorang
peminjam
dan untuk
BPR
Bupati
BKK
Karanganyar
Mengenai
Tasikmadu,
membayar kembali pinjaman sesuai dengan
mengungkapkan
persyaratan yang terdapat dalam perjanjian
mempunyai
pinjaman”. Dalam hal kredit bermasalah pihak
membereskan kredit macet yang mencapai Rp
bank
3,28 miliar yang berasal dari 922 debitur.
perlu
walaupun
melakukan
sebagian
penyelamatan,
pinjaman
bermasalah
Bupati
BPR
BKK
Sugimin
pekerjaan
Karanganyar,
Tasikmadu
rumah
Rina
untuk
Iriani
dianggap serius tapi pinjaman tersebut dapat
mengharapkan kredit macet yang ada bisa
dilakukan
sehingga
segera diatasi, sebab kredit macet inilah yang
diharapkan sebagian pinjaman bermasalah
turut mempengaruhi kesehatan bank, untuk
tersebut dapat berkembang ke arah perbaikan.
mengatasi kredit macet ini BPR BKK diminta
Semakin
untuk lebih selektif dalam memberikan kredit
upaya
cepat
penyelamatan,
mengidentifikasi
gejala
timbulnya kredit bermasalah semakin baik
pada
bagi bank, karena akan berdampak semakin
menghambat
dini pula dalam upaya penyelamatannya
masyarakat.
sehingga dapat meminimalkan risiko kerugian bagi pihak bank. Imbauan Mengenai
nasabah,
namun
pengguliran
bukan modal
berarti untuk
Untuk meminimalkan risiko kerugian dari pemberian kredit, maka bank dalam
Bupati
Karanganyar
melaksanakan
kegiatannya
harus
selalu
Indeks NPL PD BPR BKK
berpedoman pada kebijakan dan prosedur
Tasikmadu. JOGLOSEMAR (2010), Bupati
manajemen yang telah ditetapkan. Selain itu
Karanganyar Rina Iriani meminta kepada
bank harus menggunakan prinsip kehati-hatian
6 | Jupe UNS, Vol 1, No 3, Hal 1 s/d 11 dalam
menganalisis
kredit
sebelum
. Penelitian ini menggunakan bentuk
kepada
debitur.
penelitian kualitatif deskriptif dengan strategi
Apabila kegiatan analisis kredit dilakukan
tunggal terpancang. Sumber data terdiri dari
secara baik dan benar, maka dikemudian hari
nara sumber, peristiwa atau aktivitas, tempat
akan terhindar dari risiko kredit macet atau
dan lokasi, benda, beragam gambar atau
kredit bermasalah. Selain penerapan proses
rekaman, dokumen dan arsip.
memberikan
pinjaman
analisis yang baik, upaya penyelamatan dan
Adapun dalam teknik pengambilan
penyelesaian kredit bermasalah yang tepat
sampel berkaitan dengan pembatasan jumlah
sangat
dan jenis data yang digunakan pada penelitian
diperlukan
guna
menghindari
terjadinya kerugian pihak bank.
ini menggunakan teknik snowball sampling
Tujuan yang akan dicapai dalam
dengan
teknik
pengumpulan
data
yang
penelitian ini adalah 1) Untuk mengkaji dan
digunakan melalui wawancara, observasi,
menganalisis penerapan manajemen kredit
mengkaji dokumen dan arsip.
pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar.
Trianggulasi
2)
Untuk
dalam penelitian ini adalah trianggulasi data
Tasikmadu
dan trianggulasi metode. Model analisis yang
penyelamatan
digunakan adalah model analisis mengalir atau
kredit bermasalah. 3) Untuk mengkaji dan
saling terjalin. Untuk lebih jelasnya dalam
menganalisis
BKK
model ini tiga komponen analisis yaitu reduksi
upaya
data, penyajian data dan penarikan simpulan
PD
Karanganyar
Tasikmadu
dan
dipergunakan
menganalisis
kebijakan
mengkaji
yang
BPR
dalam
BKK upaya
kebijakan
PD
Karanganyar
BPR
dalam
penyelesaian kredit macet.
atau
verifikasi
dilakukan
dalam
bentuk
interaktif dengan proses siklus. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, tempat yang dipilih
untuk
dijadikan
sebagai
lokasi
penelitian adalah PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar
BPR BKK Tasikmadu Karanganyar Penerapan manajemen kredit pada
mengenai jumlah Non Performing Loan yang
PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar sudah
belum
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10
Indonesia.
dengan
terdapat
Penerapan manajemen kredit pada PD
masalah
sesuai
karena
HASIL DAN PEMBAHASAN
ketentuan
Bank
Tahun 1998 tentang Perbankan dan Surat Edaran
Bank
Indonesia
No.14/26/DKBU
Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan Penanganan Kredit Bermasalah Guna Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar)| 7 | Tanggal 19 September 2012 Perihal Pedoman
harus dilakukan kurang efektif karena belum
Kebijakan dan Prosedur Perkreditan Bagi
semua prinsip 5C dan 7P diterapkan, terutama
Bank
prinsip character dan personality. Kurang
Perkreditan
Rakyat.
Penerapan
manajemen kredit pada PD BPR BKK
dipegangnya
Tasikmadu belum maksimal karena masih
memutuskan kredit terutama untuk kredit
terdapat kekurangan dalam hal: analisis kredit
dengan plafond kecil atau kurang dari 5 juta
yang dilakukan kurang maksimal, kurang
dan
dipegangnya
subyektifitas dalam memutuskan kredit.
prinsip
kehati-hatian
pihak
masih
prinsip
kehati-hatian
ditemukan
adanya
dalam
unsur
pemutus kredit dan dari segi pengawasan yang
Pengawasan
diterapkan belum efektif. Adapun pelaksanaan
Pengawasan yang diterapkan belum efektif
fungsi-fungsi manajemen pada PD BPR BKK
untuk
Tasikmadu adalah sebagai berikut:
dilakukan dengan maksimal setelah terjadi
Perencanaan kredit
kredit bermasalah.
menurunkan
risiko
kredit
karena
Perencanaan kredit yang diterapkan telah menunjukkan perumusan tujuan yang jelas,
Kebijakan PD BPR BKK Tasikmadu
menetapkan sasaran, dan menyusun strategi-
Karanganyar dalam upaya penyelamatan
strategi yang digunakan untuk mempermudah
kredit bermasalah
mencapai tujuan yaitu dilunasinya pinjaman
Upaya
penyelamatan
kredit
debitur dan meminimalisir kredit bermasalah.
bermasalah yang dilakukan oleh PD BPR
Pengorganisasian
BKK Tasikmadu disesuaikan pada i`tikad baik
Pengorganisasian yang diterapkan oleh PD
dari nasabah, kondisi kredit dan penyebab dari
BPR BKK Tasikmadu sudah tepat seperti
terjadinya kredit bermasalah tersebut. I’tikad
yang tercantum pada struktur organisasi dan
baik dari nasabah diperlukan untuk menilai
job description.
komitmen dan sejauh mana keinginan nasabah
Pelaksanaan pemberian kredit
untuk melunasi kredit bermasalah tersebut.
Pelaksanaan pemberian kredit yang diterapkan
Kondisi
oleh PD BPR BKK Tasikmadu adalah
menetapkan kebijakan yang tepat sesuai
prosedur pemberian kredit yang mudah,
dengan kolektibitas kredit nasabah tersebut
jaminan kredit, syarat-syarat yang harus
agar lebih efektif. Selain i’tikad dan kondisi
dipenuhi cukup efektif untuk menghindari
kredit, petugas perlu mengetahui faktor-faktor
kredit bermasalah. Namun analisis kredit yang
penyebab terjadinya kredit bermasalah untuk
kredit
juga
diperlukan
untuk
8 | Jupe UNS, Vol 1, No 3, Hal 1 s/d 11 memudahkan
dalam
menetapkan
upaya
kredit. 5) Penyelesaian melalui jalur hukum
penyelamatan yang tepat. Faktor penyebab
oleh pihak ketiga.
terjadinya kredit bermasalah yang paling
Beberapa proses
kendala
yang
pelaksanaan
ditemui
banyak terjadi pada PD BPR BKK Tasikmadu
dalam
disebabkan dari pihak debitur yang mengalami
kredit dan penyelesaian kredit antara lain
kemacetan usaha dan karakter yang buruk,
buruknya karakter nasabah, jaminan tidak
sedangkan faktor dari bank disebabkan karena
likuid atau marketable, debitur meninggal
kurang dipegangnya prinsip kehati-hatian
dunia atau terdapat masalah keluarga misalnya
dalam memberikan kredit dan pengawasan
perceraian, dan apabila ternyata kredit yang
yang kurang efektif. Upaya penyelamatan
diberikan
kredit pada PD BPR BKK Tasikmadu yaitu:
dipergunakan oleh pihak ketiga. Namun
1) pemberitahuan keterlambatan pembayaran,
meskipun
2) penagihan intensif, 3) memberikan surat
dengan upaya penyelamatan dan penyelesaian
peringatan, 4) mendatangi debitur bersama tim
kredit
dan melakukan negosiasi.
menurunkan besarnya persentase NPL dan
kepada
menjumpai
yang
dilakukan
penyelamatan
debitur
beberapa
terbukti
tidaklah
kendala,
mampu
jumlah kredit macet, dengan kata lain bank Kebijakan PD BPR BKK Tasikmadu
mampu meminimalisir risiko kredit atau
Karanganyar dalam upaya penyelesaian
kerugian yang mungkin ditanggung oleh pihak
kredit macet
bank.
Penyelesaian
kredit
macet
yang
Dilihat dari data kolektibilitas kredit
dilakukan oleh PD BPR BKK Tasikmadu
PD BPR BKK Tasikmadu persentase NPL dan
dilakukan dengan cara: 1) Pembelian barang
jumlah kredit macet mengalami penurunan,
jaminan oleh bank yang pembayarannya
pada tahun 2010 NPL PD BPR BKK
diperhitungkan dengan utang debitur tersebut.
Tasikmadu Pusat sebesar 8,59% dan pada
2) Penjualan barang jaminan untuk melunasi
akhir tahun 2012 mengalami penurunan
utang kepada bank, baik dilakukan oleh
menjadi 7,65%. Sedangkan NPL KPO 1 dari
debitur itu sendiri dengan persetujuan dan
data pada bulan Juli 2012 sebesar 9,51%
pengawasan bank. 3) Penebusan jaminan atau
dengan kredit macet sebesar Rp 469.529.446,
penarikan jaminan dari bank oleh debitur
Desember 2012 sebesar 7,15% dengan kredit
dengan menyetorkan sejumlah uang yang
macet sebesar Rp 361.155.687, dan Maret
ditetapkan oleh bank. 4) Penghapusbukuan
2013 sebesar 6,51% dengan kredit macet
Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan Penanganan Kredit Bermasalah Guna Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar)| 9 | sebesar Rp 355.315.389. Namun besarnya
tersebut dapat mendorong kredit bermasalah
NPL PD BPR BKK Tasikmadu belum sesuai
ke arah perbaikan dan mengurangi jumlah
dengan imbauan dari Bupati Karanganyar agar
kredit macet. Simpulan tersebut mendukung
NPL tidak lebih dari 5%. Namun dapat dilihat
pendapat Rivai, Veithzal (2006:482) bahwa
bahwa
penyelamatan kredit merupakan upaya yang
jumlah
mengalami
NPL
dan
kredit
macet
penurunan,
hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
upaya
meminimalisir
kredit
bermasalah
dilakukan
di
dalam
pengelolaan
kredit
untuk
bermasalah yang masih mempunyai prospek
bisa
di dalam usahanya dengan tujuan untuk
dikatakan cukup berhasil.
meminimalkan
kemungkinan
timbulnya
Penerapan manajemen kredit pada
kerugian bagi bank, menyelamatkan kembali
PD BPR BKK Tasikmadu masih belum
kredit yang ada agar menjadi lancar atau
maksimal karena masih terdapat kekurangan
kualitas kredit nasabah meningkat.
dalam hal: analisis kredit yang dilakukan
Penyelesaian kredit yang diterapkan
kurang maksimal, kurang dipegangnya prinsip
mendukung
kehati-hatian pihak pemutus kredit dan dari
(2006:482) bahwa upaya yang dilakukan bank
segi pengawasan yang diterapkan belum
untuk menyelesaikan kredit bermasalah yang
efektif. Simpulan tersebut mendukung teori
tidak mempunyai prospek setelah usaha
mengenai manajemen kredit menurut Kasmir
pembinaan, penyelamatan dan dengan jalan
(2004, 71-72) yang mengungkapkan bahwa
apa pun ternyata tidak mungkin dilakukan
agar bank mampu menyalurkan kredit dan
lagi, dengan tujuan untuk mencegah risiko
terhindar
diperlukan
bank yang semakin besar serta mendapatkan
pengelolaan kredit yang harus dilakukan
pelunasan kembali atas kredit tersebut dari
dengan
nasabah dengan berbagai macam upaya yang
dari
kerugian
sebaik-baiknya
mulai
dari
perencanaan kredit, penentuan suku bunga,
pendapat
Rivai,
Veithzal
dapat ditempuh oleh bank.
prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian kredit yang macet. Kebijakan
SIMPULAN Penerapan manajemen kredit pada
penyelamatan
dan
PD BPR BKK Tasikmadu masih belum
penyelesaian kredit bermasalah pada PD BPR
maksimal karena masih terdapat kekurangan
BKK Tasikmadu yang dilaksanakan mampu
dalam hal: analisis kredit yang dilakukan
untuk meminimalisir kerugian bank, upaya
kurang maksimal, kurang dipegangnya prinsip
10 | Jupe UNS, Vol 1, No 3, Hal 1 s/d 11 kehati-hatian pihak pemutus kredit dan dari
terjadi kredit bermasalah secara rutin pada
segi pengawasan yang diterapkan belum
setiap pelaksanaan pemberian kredit. Selain
efektif.
dan
pengawasan kepada nasabah sebaiknya juga
penyelesaian kredit bermasalah pada PD BPR
perlu untuk lebih ditingkatkan pengawasan
BKK Tasikmadu yang dilaksanakan mampu
terhadap
untuk meminimalisir kerugian bank, upaya
melaksanakan
tersebut dapat mendorong kredit bermasalah
instrumen pendukung dan pengelolaan kredit
ke arah perbaikan dan mengurangi jumlah
supaya tidak terjadi penyimpangan atas kredit
kredit macet.
yang disalurkan.
SARAN
UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih penulis
Kebijakan
penyelamatan
Berdasarkan simpulan dan implikasi
karyawan
yang
tugas
pemberian
besar
dalam kredit,
sampaikan
hasil penelitian yang telah dikemukakan,
kepada:
maka peneliti memberikan beberapa saran
Pendidikan
yang diharapkan dapat memberikan manfaat
Keahlian Khusus Akuntansi. Pembimbing I
bagi manajemen kredit PD BPR BKK
dan
Tasikmadu. Adapun saran-saran yang dapat
membimbing dan mengarahkan penulis dalam
peneliti sampaikan adalah:
penelitian ini. Pimpinan dan seluruh pegawai
Prosedur analisis kredit hendaknya
Keluarga
terlibat
Ekonomi
pembimbing
II
Program
khususnya
yang
telah
Studi Bidang
sabar
PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar. Prodi
dilaksanakan dengan lebih maksimal dan
Pendidikan
unsur prinsip 5C dan 7P dapat dilaksanakan
Pendidikan Akuntansi. Segenap TIM redaksi
dengan sebaik mungkin, terutama prinsip
Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE) FKIP
character
pihak
UNS. Serta Semua pihak yang tidak dapat
pemutus kredit hendaknya lebih berhati-hati
penulis sebutkan satu persatu yang telah
sebelum memutuskan kredit dengan meneliti
memberikan bantuan dan dukungan kepada
ulang hasil analisis kredit terutama untuk
penulis.
dan
personality.
Bagi
Ekonomi
khususnya
BKK
kredit dengan plafond kecil atau kurang dari 5 juta dan meneliti adakah hubungan antara
DAFTAR PUSTAKA
nasabah
_________, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Diperoleh 03 September 2012, dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/C7 402D01-A030-454A-BC75-
dan
calon
debitur
agar
unsur
subyektifitas dapat terhindarkan. Pengawasan kepada nasabah hendaknya dilakukan sebelum
Rafika Lihani_ Analisis Manajemen Kredit dan Penanganan Kredit Bermasalah Guna Meminimalkan Risiko Kredit (Studi pada PD BPR BKK Tasikmadu Karanganyar)| 11| 9858774DF852/13313/uu_bi_1099.p df _________, Surat Edaran Bank Indonesia No.14/ 26 /DKBU Tanggal 19 September 2012 tentang Pedoman Kebijakan dan Prosedur Perkreditan Bagi Bank Perkreditan Rakyat. Diperoleh 3 Maret 2013, dari http://m.bi.go.id/NR/rdonlyres/05C20 1E7-BDB4-4D07-97A628FE383F1FD4/27149/lamp_se_142 613.pdf JOGLOSEMAR. (2010, 30 September). PD BPR BKK dihadapkan kredit macet Rp 32 miliar. Diperoleh 25 Maret 2013, dari http://www.edisicetak.joglosemar.co/ Kasmir. (2002). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Kasmir.
(2004). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Purnomo, Ari (2011, 1 Februari). Bupati minta kredit macet di bawah 5%. JOGLO SEMAR. Diperoleh 13 April 2013, dari http://www.edisicetak.joglosemar.co/ Reed, E.W. & Edward K.G. (1995). Bank Umum. Jakarta:Bumi Aksara. Rivai&Veithzal, (2006). Credit Management Handbook: Teori, Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Suhardjono.(2003). Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah. Yogya: UPP AMP YKPN. Triandaru, S & Totok B.S. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:Salemba Empat.