ANALISIS RISIKO INVESTASI PADA REKSADANA SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN VAR (VALUE AT RISK) Sofi Faiqotul Hikmah
INTISARI Risiko adalah potensi terjadinya bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi pada sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Permasalahannya adalah bagaimana investor dapat mengetahui risiko yang dialaminya dalam berinvestasi di reksadana syariah dengan tingkat kepercayaan 99% dalam waktu tertentu. Jurnal ini adalah hasil analisis perhitungan tentang “Risiko Investasi Pada Reksadana Syariah dengan Menggunakan Pendekatan VaR (Value at Risk). Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang: Bagaimana risiko investasi pada reksadana syariah dengan menggunakan pendekatan Value at Risk. Dan bagaimana pengaruh metode Value at Risk terhadap return reksadana syariah. Data penelitian ini dihimpun melalui situs resmi reksadana www.reksadana.bapepam.com. yang melaporkan perkembangan kinerja reksadana syariah dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana. Penelitian ini tujuannya untuk mengetahui risiko yang diperoleh oleh investor atas kepeercayaannya berinvestasi pada reksadana syariah dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan model analisis deskriptif kuantitatif, yaitu data yang dikumpulkan diolah dengan rumus-rumus sesuai dengan definisi operasional variabel yang relevan. Untuk mengatahui besarnya pengaruh metode Value at Risk terhadap return reksadana syariah dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa analisis risiko pada investasi reksadana syariah dengan menggunakan pendekatan VaR adalah: Pada dasarnya, risiko portofolio pada reksadana syariah untuk katagori reksadana saham syariah, reksadana campuran syariah, reksadana terproteksi syariah, dan reksadana pendapatan tetap syariah lebih kecil risikonya karena adanya difersifikasi risiko pada portofolio reksadana. Sedangkan untuk perhitungan risiko reksadana tunggal lebih besar daripada portofolio reksadana yang dihitung dengan menggunakan pendekatan Value at Risk dengan tingkat kepercayaan 99%. Sedangkan untuk pengaruh Value at Risk terhadap return reksadana sangat kecil karena hanya ada satu variabel dalam mempengaruhi return reksadana. Kata Kunci: Risiko Investasi, Value at Risk, Reksadana Syariah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan aktivitas kerja, kerja dilakukan untuk mengembangkan modal. Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk tidak menyimpan uang di bawah bantal. Dengan demikian, Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk selalu melakukan investasi kekayaan (hartanya). Dalam sistem ekonomi Islam, investasi dapat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan income I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
dengan cara memanfaatkan harta secara produktif. Kegiatan investasi yang sesuai dengan syariah Islam adalah usaha untuk menghasilkan kehidupan yang mulia (falah), memberikan manfaat (maslahah) dan menghindari cara investasi yang dilarang, yaitu riba, gharar dan maysir. Namun demikian, investasi yang produktif dapat dilakukan dengan saling bekerjasama dan profesional dalam melaksanakan prinsip tujuan utama syariat. (P3EI, 2008: 67) Dalam Islam, investasi ditentukan oleh beberapa variabel diantaranya adalah ekspektasi keuntungan pada sebuah proyek, pendapatan dan kondisi perekonomian (bukan oleh tingkat bunga yang selama ini dikenal dalam teori ekonomi konvension). Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa akan datang yang mengandung ketidakpastian, yang berarti mengandung unsur risiko bagi investor. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang penting dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Pasar modal syariah memerankan peran yang penting dalam pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan syariah. Seperti pasar modal lainnya, fungsi utamanya adalah memfasilitasi orang-orang, perusahaan, dan pemerintah yang memiliki surplus dana untuk mentransvernya kepada orang-orang, perusahaan, atau pemerintah yang membutuhkan dana. Fungsi-fungsi pasar modal Islam bersifat parallel dengan pasar modal konvensional dalam memediasi pencari dan penyedia dana. Salah satu produk keuangan syariah berkembang melalui pasar modal adalah reksadana Syariah atau Islamic Equity Fund (E. Cahyono, 2002: 87). Reksadana sendiri merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manajer investasi. Di Indonesia reksadana dapat berbentuk perseroan (yang telah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM) atau kontrak investasi kolektif (yang dilakukan atau dikelola oleh manajer investasi). Islamic Equity Fund (IEF) relatif merupakan fenomena yang baru. Tidak banyak diketahui tentang pasar dimana IEF beroperasi dan bagaimana industri ini berkembang. (E. Cahyono, 2002: 88) Pertumbuhan yang cukup tinggi dari produk reksadana syariah tersebut memberikan sinyal yang cukup menarik bagi pengembangan pasar modal Indonesia. Hal ini karena akan mendorong semakin kompetitifnya biaya modal perusahaan melalui perubahan struktur pasar sumber permodalan perusahaan sekaligus mendorong mobilisasi dana masyarakat untuk menjadi alternatif sumber pembiayaan. Trend pertumbuhan reksadana syariah terlihat memiliki kecenderungan yang lebih baik dibandingkan dengan pertumbuha reksadana konvensional. Terdapat tiga unsur penting dalam reksadana, yaitu adanya kumpulan dana masyarakat baik individu maupun institusi, adanya investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi, dan adanya manajer investasi yang dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor. (E. Cahyono, 2002: 97) Manajer Investasi dalam mengelola dana antara reksadana yang satu dengan yang lainnnya berbeda-beda. Kebijakan alokasi aset (asset I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
allocation policy) yang diambil dapat dibedakan ke dalam instrumen di pasar uang dan instrumen di pasar modal maupun campuran dari keduanya dengan komposisi tertentu. Meskipun asset allocation policy yang ditetapkan berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya sama, yaitu memberikan tingkat keuntungan investasi yang lebih tinggi dibandingkan investasi yang lainnya dengan risiko tertentu. Investasi pada reksadana mempunyai dua sisi yang selalu berlawanan, yaitu keuntungan dan risiko. Harapan dari investor terhadap investasinya adalah memperoleh return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Pengukuran risiko merupakan hal yang sangat penting berkaitan dengan investasi dana yang cukup besar. Oleh sebab itu, pengukuran risiko perlu dilakukan agar risiko berada dalam tingkatan yang terkendali sehingga dapat mengurangi terjadinya kerugian berinvestasi. VaR merupakan pendekatan untuk menghitung besarnya risiko yang diterima oleh investor yang dipopulerkan oleh J. P. Morgan pada tahun 1994. (AlRifa’I Thariq, 2003: 3) Dalam rencana penelitian ini, metodologi VaR digunakan untuk mengukur seberapa besar bobot bersih risiko atau potensi kerugian investor dalam investasi reksadana syariah yang menggunakan akad mudharabah selama jangka waktu (t) dengan tingkat kepercayaan (99%). Sehubungan dengan hal-hal yang melatarbelakangi masalah di atas tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Risiko pada Investasi Reksadana Syariah dengan Menggunakan Pedekatan VAR (Value at Risk)”. Dalam penelitian ini simulasi yang digunakan dalam menganalisis data adalah VaR Metode Historis (Back Simulation). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana risiko investasi pada reksadana syariah dengan menggunakan pendekatan VaR (Value at Risk) ? 2. Bagaimana pengaruh metode perhitungan Value at Risk terhadap return reksadana syariah ? KAJIAN TEORITIS Terdapat beberapa penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dalam permasalahan atau topik penelitian ini. Oleh karena itu, dalam kajian pustaka ini, penulis memaparkan perkembangan beberapa karya ilmiah terkait dengan pembahasan penulis, di antaranya adalah: Jurnal yang ditulis Ummi Zuhara, Sjahid Akbar dan Hariyono pada tahun 2012 yang berjudul “Penggunaan Metode VaR (Value at Risk) dalam Analisis Risiko Investasi Saham dengan Pendekatan Generalized Pareto Distribution (GDP)”. Pada data financial diduga mempunyai kecenderungan adanya kasus ekor gemuk (heavy tailed), maka pengukuran risiko dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Generalized Pareto Distribution (GDP). Data yang digunakan adalah data saham Semen Gresik dari periode bulan Agustus 2007 sampai bulan Maret 2012. Besar risiko penanaman saham pada Semen I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
Gresik adalah sebesar 3,12% rupiah dari aset saat ini. Misalkan aset saat ini adalah Rp. 1 milyar, maka kemungkinan kerugian minimal sebesar Rp. 31.200.000, Dengan kata lain dalam kurun waktu 20 hari ke depan terdapat potensi 1 hari diantaranya, investor akan mengalami kerugian minimal Rp. 31.200.000. (Ummi Zuhara, 2006 : 05) Penelitian yang dilakukan oleh Rossa Hastaryta dan Adhitya Ronnie Effendie yang berjudul “Estimasi Value at Risk dengan Pendekatan Extreme Value Theory Generalized Pareto Distribution (Studi Kasus IHSG 1997-2004)”. Exteme Value Theory secara luas digunakan dalam upaya menaksir terjadinya nilai ekstrim dalam reliabilitas, asuransi, hidrologi, klimatologi, dan keadaan lingkungan dalam kaitannya dengan manajemen resiko, Extreme Value Theory dapat meramalkan terjadinya kejadian ekstrim pada data berekor gemuk yang tidak dapat dilakukan dalam pendekatan tradisional lainnya. Dalam penelitian ini Nilai VaR-GPD tingkat kepercayaan 95% yaitu 0.0122, maka kemungkinan kerugian terburuk pada 1 hari ke depan adalah 1,22% rupiah dari aset saat ini. Misalkan aset saat ini yang kita miliki sebesar Rp. 1 milyar, maka kemungkinan kerugian maksimal 1 hari ke depan pada tingkat keyakinan 95% sebesar Rp. 12.240.000. (Rossa Hastaryta , 2006: 11) Dalam jurnal penelitian oleh Ibnuhardi Faizaini Ihsan, Respatiwulan, dan Pangadi yang berjudul “Pengukuran Value at Risk dengan Menggunakan Metode Variance Covariance”, yang mengkonstruksi VaR dengan metode Variance Covariance dengan menerapkan aset tunggal dan portofolio. Metode Variance Covariance dimulai dari asumsi bahwa persentase perubahan harga aset memiliki distribusi yang normal sehingga perubahan harga aset dapat dinyatakan dalam bentuk standar deviasi. Dalam penelitian ini dihitung VaR dengan menggunakan data harga penutupan saham harian pada saham Gudang Garam, Telkom dan Indosat selama 252 periode dari 29 Desember 2009 sampai 7 januari 2011. Hasil dari penggunaan metode VaR dengan pendekatan Variance Covariance pada dasarnya adalah aset tunggal lebih beresiko daripada aset portofolio, karena risiko pada aset portofolio dapat diversifikasi dengan gabungan risiko dan return dari beberapa aset. (Ibnuhardi Faizaini Ihsan, Respatiwulan, Pangadi , 2012: 13) Dalam beberapa penelitian yang ada, secara umum terbatas pada penilaian pada pengukuran risiko atas investasi saham maupun portofolio karena adanya kasus ekor gemuk (heavy tailed). Sehingga permasalahan pokok dalam pengukuran risiko belum sepenuhnya tersentuh dengan maksimal, terutama dalam analisis risiko pada investasi reksadana syariah. Maka dalam penelitian ini akan dianalisis investasi pada reksadana syariah, terutama dalam menganalisis risiko yang dihadapi oleh investor atas kepercayaan yang diberikan kepada manajer investasi dalam mengelola dananya untuk diinvestasikan dalam bentuk portofolio. Secara spesifik, penelitian ini akan menambah khazanah pengukuran risiko investasi pada reksadana syariah dengan menggunakan pendekatan VaR (Value at Risk) yang sebelumnya hanya dibahas pada hal-hal yang fundamental dan terbatas pada lembaga atau perusahaan konvensional. Ditentukan judul dalam jurnal ini, akan membahas aspek-aspek kerugian atau risiko dengan menggunakan pendekatan Value at Risk dengan perhitungan delta normal dan keuntungan yang diperoleh investor atas investasinya kepada reksadana syariah yang telah memberi tingkat kepercayaan kepada manajer investasi untuk mengelola dananya dalam bentuk portofolio dalam jangka waktu tertentu. Karena reksadana syariah bukan I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
merupakan produk baru dalam suatu perusahaan dan telah memberikan kontribusi yang banyak bagi investor maupun perusahaan. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian, Devinisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Tabel A.1 No Variabel Devinisi Operasinal Pengukuran 1
Return Reksadana
Selisih NAB pada akhir periode (NABt) dengan NAB pada awal periode (NABt-1) Rpt = dibagi dengan NAB pada awal periode
2
Nilai Aset Reksadana
Investasi awal aset (baik aset W=W0 (1+R) tunggal maupun portofolio) yang dihitung pada akhir periode waktu
3
Keuntungan yang Diharapkan
Keuntungan yang diharapkan E(Ri) = p1r1 + p2r2 +.. + pnrn dilakukan dengan menghitung (rn) tingkat pengembalian ke-n yang mungkin bagi aktiva i, probabilitas, dan (N) jumlah penghasilan yang mungkin bagi tingkat pengembalian.
4
Varians
Pengembalian aktiva, varians σ = ∑𝑛𝑖=1 {Axt - E (x)} adalah ukuran penyimpangan Pxt penghasilan yang mungkin bagi tingkat pengembalian di sekitar pengembalian yang diharapkan
5
Standar Deviasi (S)
Ukuran seberapa jauh S = √ kemungkinan nilai yang akan kita peroleh menyimpang dari nilai yang diharapkan dengan menghitung akar dari varians.
6
Tingkat Keperecayaa n
Dalam hal ini digambarkan 99% = 2,33 dengan α (alpha). Nilai α merupakan nilai variabel normal buku dengan melihat data statistic tingkat kepercayaan.
I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
7
Holding Period
Semakin dinamis pergerakan faktor-faktor pasar untuk suatu jenis bisnis tertentu, semakin singkat periode waktu yang digunakan dalam mengukur tingkat risiko yang dihadapi.
8
Metode Value at Risk
Menghitung berapa besar risiko reksadana syariah berdasarkan tingkat kepercayaan investor, yaitu 99%.
√𝑡
VAR = α . sp . W √𝑡
B. Teknis Analisis Data Untuk menguji dalam studi penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut: Data yang diperoleh dari penelitian dianalisa secara deskriptif kuantitatif. Data yang dikumpulkan diolah dengan rumus-rumus sesuai dengan definisi operasional variabel yang relevan. Untuk mempermudah pengolahan data dengan menggunakan bantuan program excel. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1. Melakukan pengumpulan data, yaitu laporan NAB reksadana syariah mulai tahun 2011 sampai akhir bulan November 2013 untuk mengetahui return reksadana agar dapat diketahui risiko yang mungkin dihadapi oleh investor. 2. Mencari nilai NAB (Nilai Aktiva Bersih) rekasadana syariah pertahun berdasarkan nilai NAB per bulan. 3. Mencari return masing-masing reksadana syariah. 4. Mencari standar deviasi masing-masing reksadana syariah. 5. Menganalisis risiko investasi dengan menggunakan pendekatan VaR atas tingkat kepercayaan yang diberikan kepada manajer investasi. 6. Menganalisis dengan menggunakan softwere SPSS setelah di hitung dengan exel dan diketahui besarnya risiko investasi baik dalam reksadana tunggal maupun portofolio investasi. Apakah ada pengaruh dari pendekatan Value at Risk terhadap return Reksadana Syariah. Dalam penelitian ini, cara mengukur risiko analisis investasi yang digunakan adalah dengan pendekatan VaR (Value at Risk) , dengan tingkat kepercayaan nasabah dalam menginvestasikan dananya sebesar 99% dapat dianalisis dengan formula: VaR = a . sp . W √𝑡. (Hastaryta, R dan Efffendie , 2006: 04).
I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
PEMBAHASAN A. Investasi Pada Reksadana Syariah 1. Pengertian Investasi Investasi dapat didefinisakan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Dengan adanya aktiva yang produktif, penundaan konsumsi sekarang untuk di investasikan ke aktiva yang produktif tersebut akan meningkatkan utility total. Investasi ke dalam aktiva yang produktif dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan di antara investor (pemodal). Investor melakukan investasi untuk meningkatkan utilitinya dalam bentuk kesejahteraan keuangan (Tjipto Djarmadji dan Henri Fachruddin , 2001: 148). 2. Pengertian Reksadana Syariah Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasal 1, Ayat 27, Reksadana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek (saham, obligasi, unit penyertaan reksadana yang telah dijual dalam penyertaan umum, serta surat pengakuan utang, surat berharga komersil, tanda bukti yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun) oleh manajer invesatasi yang telah mendapat izin dari bapepam. ( Briepcase Book Edukasi Professional Syariah, 2005: 14) Mekanisme investasi reksadana syariah sebenarnya mirip dengan investasi bagi hasil. Para investor dan manajer investasi bekerjasama (patungan) untuk melakukan investasi kedalam berbagai produk investasi yang memerlukan modal yang besar. Sedangkan keputusan untuk melakukan investasinya dipegang sepenuhnya oleh manajer investasi yang lebih ahli dan berpengalaman. Selanjutnya, hasil keuntungan investasi tersebut dibagihasilkan diantara para investor dan manajer investasi sesuai dengan proporsi modal yang dimiliki. (Briepcase Book Edukasi Professional Syariah, 2005: 22) 3. Landasan Hukum Reksadana Syariah Reksadana syariah merupakan lembaga keuangan syariah non perbankan yang dapat dijadikan alternatif investasi bagi masyarakat yang menginginkan dan memperoleh return investasi dari sumber dan cara yang bersih, dan dapat dipertanggung jawabkan secara syariah. (Sofniyah Ghufron, 2005: 12) Adapun syarat-syarat yang berlaku dalam suatu akad transaksi merupakan syarat-syarat yang ditentukan sendiri oleh kaum Muslim selama tidak melanggar ajaran Islam. Bahkan Allah secara tegas memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar memenuhi akad yang mereka lakukan. Adapun landasan reksadana syariah adalah: QS. Al-Maidah (5) ayat 1. B. Pengukuran Risiko dan Return pada Reksadana Syariah Reksadana (Investment Fund/Mutual Fund) dapat diartikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dengan kata lain reksadana merupakan suatu wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
yang ditetapkan oleh manajer investasi. Yang dimaksud portofolio efek adalah kumpulan (kombinasi) surat berharga yang dikelola. Sedangkan manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek tersebut. (Jogiyanto Hartono, 2013: 67) Risiko dan return merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan positif, semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan. Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. (Mamduh Mahmadah Hanafi, 2012: 78). Van Horne (1992) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Untuk menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar (standar deviation) yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Dengan dikeluarkannya fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tangal 18 April 2001 tentang pedoman pelaksanan investasi untuk reksadana syariah, maka prinsip dasar aktifitas tersebut menggunakan akad mudharabah atau qiradh. (Fatwa DSN Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003). Kinerja yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: Return reksadana yang dihitung dengan: (Jogiyanto Hartono, 2012: 76) Rpt
=
NAVt+DIVt−NAVt−1 NAVt−1
Dimana : Rpt = Return reksadana NAVt = Net Asset Value pada periode t NAVt-1 = Net Asset Value pada periode t-1 DIVt-1 = Dividen pada periode t-1 Sedangkan untuk mengukur risiko, proxy yang dipergunakan adalah: risiko berdasarkan kinerja reksadana: MR = (Rpt / σpt) x σIt Dimana: MR = Modigliani Risk yang merupakan alternatif pengukuran risiko berdasarkan kinerja Rpt = Rata-rata excess return pada periode t σpt = Standar deviasi dari excess return pada periode t σIt = Standar deviasi dari index excess return Risiko total investasi dalam pasar modal diwakili oleh standar deviasi. Dalam penelitian ini, varian dari imbal hasil per hari selama periode investasi. σ = ∑𝑛𝑖=1 {Axt - E (x)} Pxt.................................. Dimana: σ = Varian E(x) = Nilai ekspektasi Pxt = Probabilitas dari penerimaan pada periode t Axt = Nilai penerimaan/laba pada periode t Standart deviasi (S) diperoleh dengan mencari akar dari varian yang terbentuk atau menggunakan rumus berikut: (Jogiyanto Hartono, 2012: 285) S=√ C. Risiko dan Return pada Reksadana
I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
Objek pada penelitian ini adalah NAB (Nilai Aktiva Bersih) pada reksadana syariah. Dengan demikian, risiko yang mungkin terjadi adalah risiko penurunan NAB reksadana syariah. Sebagaimana kita ketahui, NAB setiap hari mengalami perubahan, apakah itu kenaikan maupun penurunan NAB. (Abdul Aziz, 2010: 87) Pelaku investasi tentunya mengarapkan pendapatan atas sejumlah investasi yang telah atau kita tanamkan. Hal ini sering disebut sebagai expected rate of return. Dengan demikian expected rate of return berarti tingkat imbal hasil yang diinginkan investor atas kesediaannya menanggung jumlah risiko atas investasi yang ia lakukan. D. Metode Value at Risk (VaR) VaR adalah metode perhitungan risiko berdasarkan distribusi kerugian. Karena kerugian bersifat bebas nilai, model ini pun bisa dikatakan bersifat netral dan dapat digunakan untuk semua jenis risiko, termasuk risiko pasar. Meskipun lebih dahulu digunakan dalam perkembangan di keuangan konvensional, model ini juga dapat digunakan dalam keuangan Islam untuk mengukur risiko pasarnya. Tergantung bagaimana kita mendefinisikan distribusi kerugian sebagai basis perhitungan VaR. (Imam Wahyudi, dkk, 2013: 199) VaR berguna untuk mengetahui potensi kerugian yang tejadi pada rentang keyakinan dan waktu perkiraan tertentu. Misal, bank memiliki komoditas seharga Rp 1.000.000.000. Pada saat harga pasar turun, dengan tingkat keyakinan sebesar 99%, nilai VaR selama sebulan dari kasus ini tidak lebih dari Rp 5.000.000. Maka dapat dikatakan bahwa dalam sebulan, dengan tingkat keyakinan 99%, potensi kerugian dari komoditas tersebut tidak akan melebihi Rp 5.000.000. (Mamduh Mahmadah Hanafi, 2012: 145) Penerapan metode Value at Risk (VaR) merupakan bagian dari manajemen risiko. VaR pada saat ini banyak diterima, diaplikasikan dan dianggap sebagai metode standar dalam mengukur risiko. VaR dapat didefinisikan sebagai estimasi kerugian maksimum yang akan didapat selama periode waktu (time period) tertentu dalam kondisi pasar normal pada tingkat kepercayaan (confidence level) tertentu. Secara sederhana, VaR ingin menjawab pertanyaan “seberapa besar (dalam persen atau sejumlah uang tertentu) investor dapat merugi selama waktu investasi t dengan tingkat kepercayaan (1 – α) ”. Investor dapat menggunakan nilai VaR sebagai salah satu tolak ukur dapat menetapkan seberapa besar target risiko. (Sunaryo T., 80) VaR adalah adalah suatu statistik yang mengukur besar risiko berdasarkan posisi saat ini. VaR merupakan metode untuk menilai risiko menggunakan teknik statistik standar yang secara rutin digunakan di bidang teknik lainnya Perhitungan VaR untuk aset menggunakan rumus. (A. Halim, 2005: 301). Apabila VAR dihitung dengan memperhitungkan lama waktu investasi t (holding period), maka rumus menjadi: VAR = a . sp . W √𝑡
I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
Dengan tingkat kepercayaan 99%, maka nilai a ditetapkan 2,33. Nilai tersebut ditentukan dengan asumsi data imbal hasil mengikuti distribusi normal. 1. Deviasi Standar Konsep deviasi standar, distribusi normal, nilai rata-rata menjadi landasan bagi perhitungan Value at Risk. Distribusi normal, deviasi standar, dan nilai rata-rata bisa digambarkan berikut: (Mamduh Mahmadah Hanafi, 246) Gambar 1 Distribusi Normal, Deviasi Standar dan Nilai Rata-rata σ = deviasi standar
μ = nilai rata-rata
E. Portofolio Optimal Berdasarkan Preferensi Investor dan Model Markowitz Model Markowitz memberikan nilai portofolio dengan risiko terkecil untuk return ekspektasian yang tertentu. Kadang kala, investor lebih memilih risiko yang lebih besar dengan kompensasi return eksektasian yang lebih besar juga. Model Markowitz menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut ini: 1. Waktu yang digunakan hanya satu periode. 2. Tidak ada biaya transaksi. 3. Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasian pada risiko dari portofolio. 4. Tidak ada pinjaman dan simpana bebas risiko. Kendala yang pertama adalah total proporsi yang diinvestasikan di masing-masing aktiva untuk seluruh aktiva adalah sama dengan 1 (atau dana yang diinvestasikan seluruhnya berjumlah 100%). Misalnya wi adalah proporsi aktiva ke-i yang diinvestasikan di dalam portofolio yang terdiri dari n aktiva, maka kendala pertama ini dapat dituliskan sebagai: ∑𝑛𝑖=1 𝑤 i = 1. Kendala yang kedua adalah proporsi dari masing-masing sekuriutas tidak boleh bernilai negatif sebagai berikut: Wi ≥ 0 untuk i = 1 sampai dengan n. Kendala yang ketiga adalah jumlah rata-rata dari seluruh return masingmasing aktiva (Ri) sama dengan return portofolio (Rp): ∑𝑛𝑖=1 𝑤 i . Ri = Rp (Jogiyanto Hartono, 233) F. Reksadana Syariah Periode 2011-2013 Komposisi reksadana yang masuk dalam kategori reksadana syariah yaitu reksadana yang masih aktif hingga November 2013 dan melaporkan NAB pada tiap bulannya. Periode penelitian ini dimulai dari Januari 2011 sampai November 2013 sehingga terdapat lima komposisi reksadana syariah. Berikut I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
adalah kode reksadana tersebut. Reksadana yang masuk kategori reksadana syariah periode 2007 dimulai dari bulan Januari sampai November 2013. tetapi tidak semua reksadana syariah yang aktif sudah berdiri sejak tahun 2011, ada 18 reksadana syariah yang aktif pada tahun 2012, dan 4 reksadana syariah yang baru aktif pada tahun 2013. Reksadana-reksadana yang tercatat pada tahun 2011 tidak hanya berdiri pada tahun 2011 tapi reksadana sudah aktif sejak tahun 2004 bahkan sebelumnya. G. Analisis dan Pembahasan 1. Pembentukan Portofolio Optimum Untuk Menentukan Posisi Eksposure Proses pembentukan efficient frontier dilakukan dengan bantuan Microsoft excel dan SPSS. Langkah-langkah prosesnya sesuai metodologi, yaitu: a. Menentukan return b. Dengan menggunakan Microsoft excel akan dicari bobot/weight yang paling tepat bagi masing-masing aset yang terkandung di dalam portofolio yaitu Wi. Tabel 2 Total Wi Reksadana Saham Syariah No Reksadana Saham Syariah Wi 1 SAM Sharia Equity 3.27% 2 Lauthandana Saham Syariah 1.16% 3 MNC Dana Syariah Equitas 1% 4 Panin Dana Syariah Saham 4.32% 5 Reksadana Oso Syariah Equity 0.38% 6 Avrist Equity Amar Syariah 0.94% 7 Manulife syariah Sektoral Amanah 24% 8 Cipta Syariah Equity 2.44% 9 Mandiri Investa Atraktif Syariah 39.50% 10 Cimb Principal Islamic equity Growth 5.89% Syariah 11 PNM Equitas Syariah 6.10% 12 Batavia Dana Saham Syariah 2.17% 13 Trim Syariah Saham 7.84% 15 Mandiri Investa Equitas Syariah 0.99% Sumber: Data diolah Tabel 3 Total Wi Reksadana Campuran Syariah No Reksadana Campuran Syariah Wi 1 MNC Dana Syariah Kombinasi 0.76% 2 Panin Dana Syariah Berimbang 4.96% 3 Avrist Balanced Amar Syariah 0.57% 4 SAM Syariah Berimbang 10.80% 5 Schroder Syariah Balanced Fund 15.50% 6 Cipta Syariah Balance 3.17% 7 Syariah BNP Paribas Pesona Amanah 19.10% 8 PNM Syariah 10.65% 9 Trim Syariah Berimbang 6.08% I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
10 Mega Dana Syariah 1.01% 11 Danareksa Syariah Berimbang 5.38% 12 AAA Amanah Syariah Fund 3.18% 13 Mandiri Investa Syariah Berimbang 15.82% 14 BNI Dana Plus Syariah 3.02% Sumber: Data diolah Tabel 4 Total Wi Reksadana Pendapatan Tetap Syariah No Reksadana Pendapatan Tetap Wi Syariah 1 SAM Sukuk Syariah Sejahtera 4.79% 2 Mandiri Investa Dana Syariah 7.66% 3 Syariah Batasa Sukuk 3% 4 Mega Dana Obligasi Syariah 7.36% 5 I-Hajj Syariah Fund 26.70% 6 MNC Dana Syariah 21.29% 7 PNM Amanah Syariah 23.68% 8 BNI Dana Syariah 5.52% Sumber: Data diolah Tabel 5 Total Wi Reksadana Terproteksi Syariah No Reksadana Terproteksi Syariah Wi 1 Mandiri Protected Dinamic Syariah Seri 1 26.84% 2 Mandiri Protected Dinamic Syariah Seri 2 3.22% 3 Mandiri Protected Dinamic Syariah Seri 3 3.22% 4 Mandiri Protected Dinamic Syariah Seri 4 3.09% 5 Danareksa Proteksi Syariah I 3.19% 6 Danareksa Proteksi Syariah II 3.29% 7 Bahana Syariah Protected Fund 1 3.19% 8 Bahana Syariah Protected Fund 2 3.22% 9 BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri I 1.67% 10 BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri II 3.39% 11 BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri 3.28% III 12 BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri 3.15% IV 13 Mandiri Protected Smart Syariah Seri I 26.07% 14 Mandiri Protected Smart Syariah Seri II 8.94% 15 Reksadana EMCO Terproteksi Syariah 1.72% 16 Lauthandana Proteksi Syariah I 2.52% Sumber: Data diolah Tabel 6 Total Wi Reksadana Indeks Syariah No Reksadana Indeks Syariah Wi 1 Danareksa Indeks Syariah 100% Sumber: Data Diolah c. Menentukan Standar Deviasi Portofolio Reksadana Syariah I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
Standar deviasi adalah standar yang digunakan untuk mengukur total risiko suatu portofolio. Standar deviasi menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang akan kita peroleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. σ = ∑𝑛𝑖=1 {Axt - E (x)} Pxt σ = ∑ni=1 {Axt - E (x)} Pxt = √𝑣𝑎𝑟 Perhitungan VaR merupakan perkalian antara eksposur, volatilitas, periode (horizon waktu), dan tingkat kepercayaan. Nilai investasi awal yang digunakan untuk masing-masing portofolio adalah sebesar Rp. 1.000.000.000,- pada tabel di bawah ini menunjukkan hasil perhitungan Tabel 7 VaR Portofolio Reksadana Syariah pada Tahun 2011 No Portofolio Wi σ Α VaR √𝒕 Reksadana 1 Portofolio 100% 0.31719187 2.33 √ 0 233710 Reksadana 3621 Saham Syariah 2 Portofolio 100% 0.58584042 2.33 √ 0 431653 Reksadana 4869 Campuran Syariah 3 Portofolio 100% 0.44282753 2.33 √ 0 326280 Reksadana 7 0652 Pendapatan Tetap Syariah 4 Portofolio 100% 0.02044552 2.33 √ 0 150644 Reksadana 4 807.4 Terproteksi Syariah Sumber: Data diolah Dari deskripsi tersebut, risiko portofolio terendah reksadana syariah dengan menggunakan pendekatan Value at Risk pada tahun 2011 yaitu portofolio reksadana terproteksi syariah, yaitu sebesar Rp. 150.644.808,- dan risiko terbanyak yaitu portofolio reksadana campuran syariah sebesar Rp. 4.316.534.869,-. Tabel 8 VaR Portofolio Reksadana Syariah pada Tahun 2012 No Portofolio Wi Σ Α VaR √𝒕 Reksadana 1 Portofolio 100 1.4943701 2.33 √ 0 1101067 Reksadana % 79 9299 Saham Syariah 2 Portofolio 100 1.9173723 2.33 √ 0 1412740 Reksadana % 28 4372 Campuran Syariah
I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
3
Portofolio 100 0.9685153 2.33 √ 0 7136124 Reksadana % 44 636 Pendapatan Tetap Syariah 4 Portofolio 100 0.0693558 2.33 √ 0 5110216 Reksadana % 96 59.2 Terproteksi Syariah Sumber: Data diolah Dari deskripsi tersebut, risiko portofolio terendah reksadana syariah dengan menggunakan pendekatan Value at Risk pada tahun 2012 yaitu portofolio reksadana terproteksi syariah, yaitu sebesar Rp. 511.021.659,dan risiko terbanyak yaitu portofolio reksadana saham syariah sebesar Rp. 11.010.679.299,-. Tabel 9 VaR Portofolio Reksadana Syariah pada Tahun 2013 No Portofolio Wi Σ Α VaR √𝒕 Reksadana 1 Portofolio 100% 1.46163 2.33 √ 0 1076949 Reksadana 6653 5179 Saham Syariah 2 Portofolio 100% 4.03440 2.33 √ 0 2972594 Reksadana 7028 2455 Campuran Syariah 3 Portofolio 100% 0.66868 2.33 √ 0 4926930 Reksadana 3418 938 Pendapatan Tetap Syariah 4 Portofolio 100% 0.10866 2.33 √ 0 8006746 Reksadana 7623 68.1 Terproteksi Syariah Sumber: Data diolah Dari deskripsi tersebut, risiko portofolio terendah reksadana syariah dengan menggunakan pendekatan Value at Risk pada tahun 2013 yaitu portofolio reksadana terproteksi syariah, yaitu sebesar Rp. 800.674.668,dan risiko terbanyak yaitu portofolio reksadana campuran syariah sebesar Rp. 29.725.942.455,-. 2. Value at Risk untuk Menghitung Reksadana Tunggal Untuk perhitungan reksadana syariah kategori reksadana saham syariah, reksadana campuran syariah, reksadana pendapatan tetap syariah, reksadana terproteksi syariah, dan reksadana indeks syariah tidak mencantumkan reksadana yang mulai aktif pada tahun 2013 dikarenakan belum adanya keseimbangan NAB reksadana syariah untuk menghitung return, sehingga untuk perhitungan risiko masing-masing reksadana menggunkan metode Value at Risk dimulai pada tahun 2012. Dalam teori portofolio Markowitz I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
menggunakan bobot investasi dalam perhitungan di atas. Maka dapat diketahui proporsi investasi dalam teori Markowitz, standar deviasi, tingkat keercayaan, dan periode waktu sebagai berikut: Tabel 10 VaR Reksadana Syariah No Reksadana Wi Α Σ VaR √𝒕 Syariah 1 Sam Sukuk 4.79% 2.33 0.5593302 √ 0 1974057 Syariah 46 22.9 Sejahtera 2 Cimb-Principal 5.89% 2.33 0.4142854 √ 0 1797922 Islamic Equity 45 18.5 Growth Syariah 3 Sam Syariah 10.80 2.33 1.6716532 √ 0 1330227 Berimbang % 89 383 4 Lauthandana 2.52% 2.33 0.0286110 √ 0 5312390. Proteksi Syariah 3 049 I 5 Schroder 15.50 2.33 2.4163305 √ 0 2759586 Syariah % 01 141 Balanced Fund 6 Manulife 24% 2.33 0.8860855 √ 0 1566905 Syariah Sektor 2 490 Amanah 7 Mandiri Investa 7.66% 2.33 0.8815814 √ 0 4975619 Dana Syariah 51 19.4 8 Syariah Batasa 3% 2.33 1.0036229 √ 0 2218440 Sukuk 42 35.2 9
Cipta Syariah Balance
3.17% 2.33
0.2161494 01
√ 0
5048579 7.34
10
Cipta Syariah Equity Mandiri Investa Atraktif Syariah PNM Equitas Syariah Batavia Dana Saham Syariah Megadana Obligasi Syariah Syariah BNP Paribas Pesona Amanah Trim Syariah Berimbang
2.44% 2.33
1.5176381 09 0.0638676 67 0.1742842 14 2.3355539 39 0.1408594 8 7.2471308 14
√ 0
2728437 25.5 1858806 01.4 7833282 8.42 3734268 63.2 7638706 3.7 1019894 8267
0.4961201 2
√ 0
11 12 13 14 15
16
39.50 2.33 % 6.10% 2.33 2.17% 2.33 7.36% 2.33 19.10 %
2.33
6.08% 2.33
I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
√ 0 √ 0 √ 0 √ 0 √ 0
2222523 39.1
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
17
Trim Syariah Saham
7.84% 2.33
0.4615960 69
√ 0
2666453 93.5
18
Mega Dana Syariah Danareksa Indeks Syariah AAA Amanah Syariah Fund
1.01% 2.33
1.5100744 86 0.0063631 03
√ 0
1123765 42.2 4688402 3.43
3.18% 2.33
0.1271256 79
√ 0
2978628 4.04
21
I-Hajj Syariah Fund
26.70 %
2.33
0.4896354 28
√ 0
9632522 15.2
22
Mandiri Investa Syariah Berimbang PNM Amanah Syariah
15.82 %
2.33
0.1830980 73
√ 0
2134254 34.3
23.68 %
2.33
0.3296135 42
√ 0
5750990 69.9
BNI Dana Syariah BNI Dana Plus Syariah
5.52% 2.33
0.3988264 74 0.2866349 3
√ 0
1622105 05.5 6378109 5.94
Danareksa Syariah Berimbang PNM Syariah
5.38% 2.33
0.5880080 58
√ 0
2330888 36.7
10.56 %
2.33
0.0964387 34
√ 0
7503628 7.68
Mandiri Protected Smart Syariah Seri I Mandiri Protected Smart Syariah Seri II Mandiri Protected Dinamic Syariah Seri I BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri I Panin Dana Syariah Saham Panin Dana Syariah
26.07 %
2.33
0.0894638 63
√ 0
1718480 46.3
8.94% 2.33
0.1878629 66
√ 0
1237469 81.6
26.84 %
2.33
0.0969268 5
√ 0
1916825 29.3
1.67% 2.33
0.0028268 15
√ 0
347832.1 966
4.32% 2.33
1.0621333 3 0.0885323 06
√ 0
3380793 97 3235484 8.75
19
20
23
24 25
26
27
28
29
30
31
32 33
100%
2.33
3.02% 2.33
4.96% 2.33
I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
√ 0
√ 0
√ 0
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
Berimbang MNC Dana Syariah Sumber: Data Diolah 34
21.29 %
2.33
0.2355855 63
√ 0
3695559 97.9
H. Pengaruh Value at Risk terhadap Return Reksadana Syariah Dalam penggunaan metode VaR untuk menghitung besarnya risiko dalam bentuk risiko tunggal perusahaan reksadana syariah maupun portofolio, apakah dapat mempengaruhi return reksadana syariah dan seberapa besar pengaruh metode VaR dalam mempengaruhi return reksadana syariah. Pengaruh metode VaR terhadap return reksadana syariah dapat dilihat dalam persamaan: Y=α+βX X = Variabel independen / Value at Risk Y = Variabel dependen / Return reksadana Artinya, variabel X mempengaruhi variabel Y Pada analisis regresi linear terdapat beberapa asumsi penting yang harus dipenuhi dalam rangka memperoleh regresi linear yang baik. Pelanggaran terhadap asumsi ini dapat menyababkan kesalahan-kesalahan, diantaranya dalam estimasi dan akibatnya model yang dihasilkan adalah salah. Terdapat asumsi penting yang perlu diperhatikan dalam analisis regresi linear, yaitu: 1. Normalitas Asumsi yang digunakan pada regresi linear adalah unsur error berdistribusi normal yaitu distribusi probabilitas dari unsur gangguan memiliki nilai rata-rata diharapkan sama dengan nol, tidak berkolerasi dan tidak mempunyai varian yang konstan. Dengan asumsi ini variabel penaksir akan memiliki sifat-sifat statistik yang diiingninkan seperti unbiased dan memiliki variansi minimum. Deteksi normalitas yang sering digunakan pada program SPSS adalah dengan melihat penyebaran data pada sumbu diaogonal pada suatu grafik. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi mempunyai residual yang normal. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Gambar 11 Normal P.P Plot of Regression Standardized Residual
I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
2.
Dari plot yang dihasilkan dari pengolahan data dengan SPSS di atas dapat disimpulkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi mempunyai residual yang normal atau memenuhi asumsi normalitas. Homokedastisitas Untuk mendeteksi model regresi linear memenuhi asumsi homoskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara regresion studentised residual dengan regresion standardized predicted value. Dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan plot tersebut adalah: a. Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titiknya membentuk pola tertentu dan teratur maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. b. Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titiknya menyebar, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedasititas atau asumsi homoskedatisitas terpenuhi. Gambar 2 Scatterplot
Pada scatterplot dari hasil pengolahan data dengan SPSS di atas dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat pola yang jelas maka asumsi homokedastisitas terpenuhi. I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
Multikolinearitas Pelanggaran dari asumsi ini adalah Multikolineritas, yaitu adanya suatu hubungan linear yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Salah satu diantaranya yaitu mengamati nilai VIF dan Tolerance. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 atau angka Tolerance lebih kecil dari 0,1 maka model regresi diindikasikan terdapat multikoliniearitas. Tabel 12 Coefficientsa Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics Toleran Model B Std. Error Beta T Sig. ce VIF 1 (Constant) .918 .420 2.187 .036 X 1.0 -1.140E-8 .000 -.189- -1.086.286 1.000 00 Dari table coefficients pada pengolahan data dengan SPSS dapat dijelaskan bahwa nilai VIF =1.000 <10 dan Tolerance = 1.000> 0,1 maka model regresi diindikasikan tidak terdapat multikolinearitas atau asumsi linearitas terpenuhi. 4. Autokorelasi 3.
Autokorelasi terjadi karena muncul data yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini muncul karena unsur error tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya atau dari periode yang satu ke periode berikutnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Jika pengujian diperoleh nilai statistik antara -2 < DW < 2 maka diindikasikan tidak ada autokorelasi.
Jika pengujian diperoleh nilai statistik DW > 2, maka diindikasikan ada autokorelasi. Tabel 13 Model Summaryb Change Statistics R Square DurbinChange F Change df1 df2 Sig. F Change Watson .036 1.180 1 32 .286 2.091 a. Predictors: (Constant), x b. Dependent Variable: y Dari pengolahan data dengan SPSS yang dapat dijelaskan bahwa nilai durbin-watson 2.091. Sehingga dapat disimpulkan b.
I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
terjadi autokorelasi Untuk mendapatkan hasil koefisien regresi antara variabel independen dan variabel dependen maka data yang sudah ada kemudian diolah, sehingga diperoleh = 0.918 = -1.140E-8 dan menghasilkan model regresi dengan metode sebagai berikut: Yˆ 0.918 -1.140E - 8 X 1 dengan Yˆ : Return Reksadana Syariah X : Value at Risk Tabel 13 Model Summaryb
Model
R
1
.189a
R Square
Adjusted R Square
.036
.005
Std. Error of the Estimate 1.405293094 2E0
DurbinWatson 2.091
a. Predictors: (Constant), x b. Dependent Variable: y Pada tabel di atas ditunjukkan bahwa nilai R-Square yang diperoleh yaitu 3,6%. PENUTUP A. Kesimpulan Pada pembahasan mengenai risiko investasi pada reksadana syariah dengan menggunakan pendekatan VaR (Value at Risk) telah diuraikan. Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu: Untuk risiko investasi pada reksadana syariah dengan menggunakan pendekatan Value at Risk dengan tingkat kepercayaan 99% dengan jangka waktu 10 hari, risiko terendah adalah reksadana terproteksi syariah BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri I, yaitu sebesar Rp. 347.832,-. Sedangkan risiko tertinggi dari investasi pada reksadana syariah adalah reksadana campuran syariah Reksadana Syariah BNP Paribas Pesona Amanah, yaitu sebesar Rp. 10.198.948.267,-. Untuk risiko investasi pada portofolio reksadana syariah pada tahun 2011 risiko terendah yaitu portofolio reksadana terproteksi syariah, yaitu sebesar Rp. 150.644.808,- dan untuk risiko tertinggi yaitu portofolio reksadana campuran syariah, yaitu sebesar Rp. 4.316.534.869,-. Pada tahun 2012 risiko terendah yaitu portofolio reksadana terproteksi syariah, yaitu sebesar Rp. 511.021.659,- dan untuk risiko tertinggi yaitu portofolio reksadana saham syariah, yaitu sebesar Rp. 11.010.679.299,-. Pada tahun 2013 risiko terendah yaitu portofolio reksadana terproteksi syariah, yaitu sebesar Rp. 800.674.668,- dan untuk risiko tertinggi yaitu portofolio reksadana campuran syariah, yaitu sebesar Rp. 29.725.942.455,-. I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
Dari hasil regresi linear untuk mengetahui pengaruh VaR terhadap return reksadna syariah dapat diperoleh model regresi dengan = 0.918 dan = -1.140E-8. B. Keterbatasan 1. Penelitian yang berjudul Risiko Investasi pada Reksadana Syariah dengan Menggunakan Pendekatan VaR ini objeknya hanya terbatas pada reksadana syariah. 2. Variabel penelitian untuk mempengaruhi return reksadana syariah hanya terbatas pada satu variabel, yaitu metode Value at Risk. 3. Periode penelitian yang terkesan sangat singkat sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam menentukan bobot awal investasi untuk masing-masing reksadana. 4. Untuk uji perhitungan asumsi klasik, tidak semua asumsi terpenuhi. Dari empat asumsi, yaitu Asumsi Normalitas, Asumsi Homokedastisitas, Asumsi Multikolinearitas, dan Asumsi Autokorelasi yang tidak terpenuhi yaitu Asumsi Autokorelasi. Sehinnga perhitungan asumsi klasik tidak dapat terpenuhi dengan sempurna. DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, Bandung: Alfabeta, 2010. Briepcase Book Edukasi Professional Syariah, Investasi Halal Di Reksadana Syariah, cet. pertama, Jakarta: Rainasan, 2005. Pusat Pengakajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas Kerjasama dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Fabozzi Frank J, Manajemen investasi, Jakarta: Salemba Empat, 1999. E. Cahyono, Strategi dan Teknik Meraih Untung Dibursa Saham, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002. Metwally M., Teori dan Model Ekonomi Islam, terj. M. Husein Sawit, Jakarta: PT Bangkit Daya Insana, 1995. Fatwa DSN Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 4 Oktober 2003 tentang Pasar Modal Dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar Modal. Dewan Syariah Nasional (DSN), Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta: DSN-MUI-Bank Indonesia, 2006. Departemen Keuangan Republik Indonesia, Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia, 2004. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Bandung: Pustaka Setia, 2002. Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2013. Mamduh Mahmadah Hanafi, Manajemen Keuangan, edisi-1, Yogyakarta: BPFE 2012. A. Halim, Analisis Investasi. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat, 2005. Nabuko Kholid, Dkk, Metodologi Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2003. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Bandung: Pustaka Setia, 2002. I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083
Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Panduan Penulisan Tesis, Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2012. Tjipto Djarmadji dan Henri Fachruddin, Pasar Modal Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, edisi ke-1, Jakarta: Salemba Empat, 2001. Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, cet. keempat, Yogyakarta: Ekanusia, 2007. Dr. Eti Rochaeti dan Dr. Ratih Tresnati, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Nurul Huda dan Musthfa E. Nasution, Investasi di Pasar Modal Syariah, cet. ke-1, Jakarta: Pranada Media Group, 2009. Rifki Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, Jakarta: PSEI Pres, 2008. Sofniyah Ghufron, Briefcase Book Edukasi Profesional Sistem Keuangan dan Investasi Syariah, Jakarta: Rainasan, 2005. Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, cet. keenam, Yogyakarta: Ekanusia, 2011. Eko Prio dan Ubaidilah Nugraha, Reksadana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010. Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2013. Mamduh Mahmadah Hanafi, Manajemen Keuangan, edisi ke-1, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2012. Tandelilin Eduardus, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta: BPFE, 2010. Eko Prio Utomo dan Nugraha Ubaidillah, Reksadana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010. Imam Wahyudi, dkk, Manajemen Risiko Bank Islam, Jakarta: Salemba Empat, 2013. Mamduh Mahmadah Hanafi, Manajemen Risiko, Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012. Sunaryo T., Manajemen Risiko Financial, Jakarta: Salemba Empat, 2007. Supriyanto, Eko B, Randi Pangalila, Menjadi Kaya Melalui Reksadana, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007. Halim, Analisis Investasi, edisi ke-2, Jakarta: Salemba Empat, 2005.
I S T I Q R O ’ JURNAL HUKUM ISLAM, EKONOMI DAN BISNIS
Vol.1. No.1. Januari 2015, ISSN 2460-0083