ANALISIS REAKSI PASAR TERHADAP PERISTIWA PENGUMUMAN KABINET INDONESIA BERSATU
SKRIPSI
Oleh:
Nama Nomor Mahasiswa
: Teddi Pronayuda : 01312296
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006
ANALISIS REAKSI PASAR TERHADAP PERISTIWA PENGUMUMAN KABINET INDONESIA BERSATU
SKRIPSI disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Strata-1 jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi UII
Oleh:
Nama Nomor Mahasiswa
: Teddi Pronayuda : 01312296
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006
i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang parnah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman/sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.”
Yogyakarta, Desember 2005 Penyusun,
Teddi Pronayuda
ii
ANALISIS REAKSI PASAR TERHADAP PERISTIWA PENGUMUMAN KABINET INDONESIA BERSATU
Hasil Penelitian
diajukan oleh Nama Nomor Mahasiswa Jurusan
: Teddi Pronayuda : 01312296 : Akuntansi
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Pada tanggal Dosen Pembimbing,
(Isti Rahayu, Dra, M.Si, Ak)
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya. 2. Ayahanda Didik Mawardi dan Ibunda Enung Kusmiati serta Adikku Wulan, Tantri, dan Agung. 3. Semua sahabat-sahabat dan teman-teman.
v
HALAMAN MOTTO
“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, tetapi janganlah kalian melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. --(QS. Al-Baqarah ;190)-“Penglihatan yang penuh cinta akan menutupi semua kekurangan, sedangkan penglihatan dengan kebencian akan menampakkan semua keburukan. Bila yang dicintai berbuat satu kesalahan, maka beribu kebaikannya akan disebutkan”. --(Imam Al Ghazali)-“Jangan pernah meminta sesuatu kepada makhluk, karena ia tidak akan pernah bisa memberi. Tetapi mintalah sesuatu kepada Pemilik makhluk, karena Ia Maha Memiliki dan pasti memberi”. --(Zahra)-“Hati adalah raja sedangkan anggota tubuh lainnya adalah pengawalnya. Jika rajanya baik maka baik pula pengawalnya tapi jika rajanya jahat maka jahat pula pengawalnya” --(Abu Hurairah)--
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Allhamdu lillahi robbil ‘aalamiin…dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menuntaskan pekerjaan dalam menyusun skripsi dengan judul : “Analisis Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. Penulis menyadari bahwa karya ini terwujud tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. H. Suwarsono, MA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. 2. Ibu Dra. Isti Rahayu, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing skripsi. 3. Bapak, Ibu, Adik-adikku, serta seluruh keluarga besarku, terima kasih atas doanya. Terutama buat Abah Kebon Kawung yang sudah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa sebelum sempat melihatku lulus kuliah, semoga mendapat ridho dan kebahagiaan di sisi-Nya, Amin.
vii
4. Mize, my best friend ever, thanks for everything. 5. Anak-anak “ROKU”, Freddy - Fitra - Doyok - Galih. Beserta semua pelanggan-pelanggan setianya. Hontouni domo arigatou! 6. Barudak CME 2, Adia, Vicky, Riksan. 7. Teman-teman Kelas C Akuntansi UII angkatan 2001. 8. Bapak dan Ibu kos Seturan 1/165, terima kasih buat dukungannya dan terutama masakan angkringannya. 9. Karina (Manajemen 2001), satu-satunya orang yang terlibat langsung yang membantu dalam pengerjaan dan penyelesaian skripsi ini. 10. Komputer “Pentium IV” dan motor “Honda Legenda” ku yang telah menemaniku di saat senang maupun susah. 11. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Arigatou minna….. Atas semua ini, penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………….………………………… i HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii BERITA ACARA SKRIPSI…………………………………………………. iv HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… v HALAMAN MOTTO………………………………………………………... vi KATA PENGANTAR……………………………………………………….. vii DAFTAR ISI……………………………………………………………….… ix DAFTAR TABEL, GAMBAR DAN LAMPIRAN …………………………. xi ABSTRAK........................................................................................................ xiii BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………..………
1
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1 1.2. Batasan Masalah……………………………………………………. 4 1.3. Perumusan Masalah……………………………………………........ 4 1.4. Tujuan Penelitian………………………………………………….... 5 1.5. Manfaat Penelitian………………………………………………….. 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………. 7 2.1. Peran Pasar Modal……………………………………..…………… 7 2.2. Hipotesis Pasar Modal yang Efisien………………………...……… 8 2.3. Informasi di Pasar Modal…………………………………………... 9 2.4. Return Tidak Normal (Abnormal Return)………………………….. 11 2.5. Aktivitas Volume Perdagangan (Trading Volume Activity)……….. 12
ix
2.6. Penelitian Terdahulu………………………………………………... 14 BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………….. 16 3.1. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian……………………………. 16 3.2. Data dan Sampel…………………………………………..……….. 17 3.3. Periode Pengamatan………………………………………………... 18 3.4. Asumsi-asumsi………………………………………...………….... 19 3.5. Pengujian Hipotesis……………………………………………..….. 20 3.5.1
Pengujian Hipotesis I…………………………...………………. 21
3.5.2
Pengujian Hipotesis II…………………………….……………. 24
3.5.3
Pengujian Hipotesis III……………………………………......... 26
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN…………………………………. 29 4.1. Analisis Hasil Pengujian Adanya Abnormal Return (Hipotesis I)…. 31 4.2. Analisis Pengujian Ada Tidaknya Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Setelah Peristiwa…………………………………….. 35 4.3. Analisis Pengujian Ada Tidaknya Perbedaan Rata-rata Aktivitas Volume Perdagangan (TVA) Sebelum dan Setelah Peristiwa (Hipotesis III)..................................................................................... 37 4.4. Ringkasan Hasil Penelitian................................................................ 41 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………...
43
5.1
Kesimpulan……………………………………………………….... 43
5.2
Saran………………………………………………………………... 45
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 46 LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL, GAMBAR DAN LAMPIRAN
Tabel 4.1. Data Cumulative Abnormal Return Individual Saham............................. 32 4.2. Hasil Uji Statistik Beda Dua Rata-rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Setelah Peristiwa................................................................ 36 4.3. Hasil Uji Statistik Beda Dua Rata-rata Trading Volume Activity (TVA) Sebelum dan Setelah Peristiwa.................................................... 38
Gambar 4.3. Aktivitas Volume Perdagangan Sekitar Peristiwa 30 Perusahaan Market Kapitalisasi Besar........................................................................ 40 4.4. Aktivitas Volume Perdagangan Sekitar Peristiwa 30 Perusahaan Market Kapitalisasi Kecil........................................................................ 41
Lampiran 1.
Daftar Sampel Perusahaan Dengan Market Kapitalisasi Besar dan Kecil
2.
Tabel Abnormal Return Perusahaan Market Kapitalisasi Besar dan Kecil
3.
Tabel Trading Volume Activity Perusahaan Market Kapitalisasi Besar dan Kecil
xi
4.
Hasil Uji-T Cumulative Abnormal Return Perusahaan Market Kapitalisasi Besar
5.
Hasil Uji-T Cumulative Abnormal Return Perusahaan Market Kapitalisasi Kecil
6.
Hasil Uji-T Beda Dua Rata-rata Average Abnormal Return Sebelum dan Setelah Peristiwa
7.
Hasil Uji-T Beda Dua Rata-rata Trading Volume Activity Sebelum dan Setelah Peristiwa
xii
ABSTRAK
Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Sebagai suatu instrumen ekonomi, pasar modal tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, baik lingkungan ekonomi maupun lingkungan non ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu event politik yang berskala nasional yaitu peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu dibawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Oktober 2004 melalui pendekatan harga saham dan volume perdagangan saham ditinjau dari ukuran perusahaan. Penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study) terhadap 30 perusahaan dengan market kapitalisasi besar dan 30 perusahaan dengan market kapitalisasi kecil melalui pendekatan harga saham dan volume perdagangan. Hasil penelitian melalui pendekatan harga saham menunjukkan bahwa pasar modal tidak bereaksi terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu. Sedangkan hasil penelitian melalui pendekatan volume perdagangan menunjukkan bahwa hanya perusahaan yang memiliki market kapitalisasi besar yang bereaksi terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu.
Kata Kunci: Abnormal return, harga saham dan volume perdagangan
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan
ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Pasar modal memberikan kepada pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor) tingkat likuiditas yang lebih tinggi, dan juga memindahkan pihak yang memerlukan dana (perusahaan) untuk memperoleh dana yang diperlukan dalam investasi (Ainun Na’im, 1997). Keputusan investasi oleh investor (pihak yang memiliki kelebihan dana) ditentukan oleh pengharapan mereka atas kesuksesan suatu usaha di masa yang akan datang. Mereka bersedia menanamkan dana jika mereka menganggap prospek suatu investasi menguntungkan. Sebagai suatu instrumen ekonomi, pasar modal tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, baik lingkungan ekonomi maupun lingkungan non ekonomi. Pengaruh lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan atau dividen perusahaan selalu mendapat tanggapan dari pelaku pasar di pasar modal. Selain itu, perubahan lingkungan ekonomi makro yang terjadi seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal.
1
Pengaruh lingkungan non ekonomi, walaupun tidak terkait secara langsung dengan dinamika yang terjadi di pasar modal tidak dapat dipisahkan dari aktivitas bursa saham. Lingkungan non ekonomi tersebut seperti berbagai isu mengenai kepedulian terhadap lingkungan hidup, hak asasi manusia, serta peristiwa-peristiwa politik kerap kali menjadi faktor utama pemicu fluktuasi harga saham di bursa efek seluruh dunia. Makin pentingnya peran bursa saham dalam kegiatan ekonomi, membuat bursa semakin sensitif terhadap berbagai peristiwa disekitarnya, baik berkaitan atau tidak berkaitan secara langsung dengan isu ekonomi. Peristiwa-peristiwa politik, seperti adanya pergantian pemerintahan, pengumuman kabinet menteri, kerusuhan politik, peperangan dan peristiwa lainnya sangat mempengaruhi harga dan volume perdagangan di bursa efek karena
peristiwa-peristiwa
politik
berkaitan
erat
dengan
kestabilan
perekonomian negara. Selain itu peristiwa politik juga menyebabkan tingkat kepercayaan yang negatif dari para investor, sehingga adanya peristiwa politik yang mengancam stabilitas negara cenderung mendapat respon negatif dari pelaku pasar. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak Juli 1997 tidak hanya berdampak pada kondisi perekonomian tetapi juga telah merubah peta politik di Indonesia. Akibatnya, pemulihan sektor ekonomi di Indonesia tidak hanya tergantung pada kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah tetapi juga pada kestabilan politik yang sejak terjadinya krisis ekonomi tidak lagi pernah dirasakan bahkan terkesan terjadi perebutan kekuasaan di tingkat
2
elit politik Indonesia. Situasi ini berdampak pada perkembangan pasar modal Indonesia yang tercermin dari harga saham dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta. Salah satu peristiwa politik yang hendak diuji kandungan informasinya terhadap aktivitas bursa efek adalah peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu dibawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Oktober 2004. Pengujian kandungan informasi peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu terhadap aktivitas bursa efek ini dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar terhadap pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu yang dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Menurut Jogiyanto (1998), pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman tersebut mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar. Selain menggunakan abnormal return, reaksi pasar modal terhadap informasi juga dapat dilihat melalui parameter pergerakan aktivitas perdagangan di pasar (Trading Volume
3
Activity), dimana bila investor menilai suatu peristiwa mengandung informasi maka peristiwa tersebut akan mengakibatkan keputusan perdagangan diatas keputusan perdagangan yang normal. Berdasar hal tersebut diatas, peneliti berupaya melakukan event study mengenai kaitan antara perubahan harga saham dan aktivitas volume perdagangan di Bursa Efek Jakarta dengan peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu. Peristiwa yang hendak diuji kandungan informasinya dalam penelitian ini adalah peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu dibawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Oktober 2004. Jika peristiwa ini dianggap informatif, maka diharapkan akan ada peningkatan kegiatan perdagangan saham relatif terhadap kegiatan perdagangan rata-rata di sekitar peristiwa tersebut. Oleh karena itu, penulis memilih judul “ANALISIS REAKSI PASAR TERHADAP PERISTIWA PENGUMUMAN KABINET INDONESIA BERSATU”.
1.2.
Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah reaksi pasar modal terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu dilihat dari abnormal return dan volume perdagangan saham.
1.3.
Perumusan Masalah Masalah-masalah utama yang akan dijadikan pokok bahasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
4
1. Apakah ada abnormal return secara kumulatif yang diraih para investor di sekitar peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu? 2. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return yang diperoleh para investor sebelum dan setelah pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah peristiwa Kabinet Indonesia Bersatu?
1.4.
Tujuan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris mengenai pengujian
dampak peristiwa politik berskala nasional yaitu peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu terhadap harga saham dan volume perdagangan saham yang dikaitkan dengan ukuran perusahaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk melihat abnormal return secara kumulatif yang diraih para investor di sekitar peristiwa Kabinet Indonesia Bersatu. 2. Untuk melihat perbedaan antara rata-rata abnormal return yang diperoleh para investor sebelum dan setelah pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu. 3. Untuk melihat perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah peristiwa Kabinet Indonesia Bersatu
5
1.5.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi investor di pasar modal Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai dampak suatu peristiwa politik terhadap return saham dan volume perdagangan serta seberapa besar dampak tersebut dilihat dari besar kecilnya market kapitalisasi yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat membantu para pelaku pasar modal dalam melakukan analisis investasi. 2. Bagi dunia akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan perspektif tentang penerapan event politik pada peristiwa non ekonomi pada wilayah amatan pasar modal Indonesia. 3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah kepekaan penulis terhadap
berbagai
studi
pada
bidang
akuntansi
keuangan
serta
meningkatkan keterampilan penulis dalam melakukan penelitian secara komprehensif.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Peran Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan
jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1977 hingga sekarang telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, terutama dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang selalu menunjukkan peningkatan ( Arifin & Baridwan, 1997), meskipun saat ini sempat mengalami penurunan akibat krisis moneter. Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Pasar modal memberikan kepada pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor) tingkat likuiditas yang lebih tinggi, dan juga memindahkan pihak yang memerlukan dana (perusahaan) untuk memperoleh dana yang diperlukan dalam investasi (Ainun Na’im, 1997). Keputusan investasi oleh investor (pihak yang memiliki kelebihan dana) ditentukan oleh pengharapan masa yang akan datang mereka atas kesuksesan suatu usaha. Mereka bersedia menanamkan dana jika mereka menganggap prospek suatu investasi menguntungkan.
7
Namun
demikian,
masa
yang
akan
datang
penuh
dengan
ketidakpastian. Oleh karena itu, investor memerlukan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi. Sebelum memutuskan portofolio suatu investasi, mereka menganalisis berbagai macam kejadian dan keadaan masa kini dan masa lalu yang diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa yang akan datang.
2.2.
Hipotesis Pasar Modal yang Efisien Hipotesis pasar modal yang efisien mengatakan bahwa harga
sekuritas akan segera mencerminkan informasi yang relevan. Dengan kata lain, keputusan investasi yang dilakukan oleh para pemodal merupakan reaksi atas informasi yang mereka terima. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Harga-harga sekuritas akan cepat menyesuaikan bila ada informasi baru yang muncul, dan setelah terjadi penyesuaian para pemodal tidak akan mampu untuk mendapatkan tingkat keuntungan diatas normal (abnormal return) dengan melakukan transaksi perdagangan di bursa efek. Efisiensi pasar modal yang dikaitkan dengan bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia ini dibuat dengan efisiensi pasar secara informasi (Jogiyanto, 2000). Pasar modal dikatakan efisien jika harga-harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia. Foster menyatakan bahwa harga efisien pasar modal berkaitan dengan suatu item informasi tertentu (Foster, 1986). Pasar modal efisien terhadap suatu item informasi jika investor tidak mungkin
8
memperoleh abnormal return – return yang lebih besar dari expected return dalam suatu investasi pada kondisi normal – secara konsisten dengan memanfaatkan item informasi tersebut. Pasar modal efisien difokuskan pada variabel pasar keseluruhan (seperti harga saham atau return sekuritas) dan bukannya pada perilaku individual. Efisiensi pasar modal dibedakan ke dalam 3 bentuk, yaitu efisiensi bentuk lemah, efisiensi bentuk kuat dan efisiensi bentuk setengah kuat. Hipotesis pasar modal yang efisiensi dalam bentuk lemah menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga di waktu lalu. Sedangkan hipotesis pasar yang efisien dalam bentuk kuat menyatakan bahwa semua informasi yang relevan dan tersedia, tercermin dalam harga saham. Jadi baik informasi yang telah dipublikasikan maupun informasi yang belum dipublikasikan (private information) akan tercermin dalam harga saham. Terakhir, hipotesis pasar yang efisien dalam bentuk setengah kuat menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia kepada publik. Informasi publik akan tercermin ke dalam harga saham secara cepat dan tidak bias. Investor tidak akan dapat memperoleh return di atas normal dengan membeli saham atas dasar suatu publikasi.
2.3.
Informasi di Pasar Modal Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan
relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi
9
harga efek pada Bursa Efek atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut (UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 4). Berdasarkan pengertian diatas tampaklah bahwa investor akan mengasimilasikan informasi yang relevan ke dalam harga dalam membuat keputusan menjual atau membeli saham. Menurut Fama (Suad, 1996), informasi yang relevan diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu (1) informasi mengenai perubahan harga di waktu yang lalu (past price changes), (2) informasi yang tersedia kepada publik (public information), dan (3) informasi yang tersedia kepada publik maupun tidak (public and private information). Menurut Husnan dkk (1995), apabila pasar modal efisien, maka pengumuman suatu informasi maupun peristiwa akan mempunyai dampak pada (1) kegiatan perdagangan, (2) variabilitas harga dan tingkat keuntungan, dan (3) harga sekuritas. Dengan munculnya informasi baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan kegiatan perdagangan. Disamping itu, diharapkan akan terjadi perubahan harga yang cukup berarti dan sering sehingga akan meningkatkan variabilitas tingkat keuntungan. Bilamana suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar buruk, maka harga saham akan mengalami penurunan, demikian pula sebaliknya apabila suatu informasi ditafsirkan sebagai kabar baik.
10
2.4.
Return Tidak Normal (Abnormal Return) Return tidak normal (abnormal return) adalah selisih return yang
sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Penelitian abnormal return umumnya merupakan suatu studi peristiwa abnormal return yang mungkin dapat diperoleh dari suatu sekuritas disekitar pengumuman suatu peristiwa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan unmtuk mengukur abnormal return, yaitu: •
Model Disesuaikan Rata-rata Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk data harian, dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.
•
Model Pasar (Market Model) Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan yaitu ; (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.
11
Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square). •
Model Disesuaikan Pasar (Market Adjusted Model) Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
2.5.
Aktivitas Volume Perdagangan (Trading Volume Activity) Trading Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat
digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Ditinjau dari fungsinya, maka dapat dikatakan bahwa TVA merupakan variasi lain dari event study. Perbedaan dari keduanya adalah pada parameter yang digunakan untuk mengukur reaksi pasar terhadap suatu event. Pendekatan TVA digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien dalam bentuk lemah (weak-form efficiency). Hal ini karena pada pasar yang belum efisien atau efisien dalam bentuk lemah, perubahan harga belum dengan segera mencerminkan informasi yang ada, sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan volume perdagangan saham pada pasar yang diteliti. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
12
Ying (Abdessalam dan Satin, 1991) harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham merupakan joint product dari keseluruhan mekanisme pasar dan volume transaksi dipengaruhi kegiatan perekonomian secara keseluruhan dan akan berdampak pada harga saham. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan yang dijadikan batasan dalam pengambilan sampel didasarkan pada nilai kapitalisasi yang merupakan proxy ukuran saham. Selain itu kapitalisasi juga dapat dilihat sebagai proxy ketidakpastian informasi karena saham dengan kapitalisasi besar merupakan saham yang lebih banyak diperhatikan oleh pasar (Hanafi, 1998). Semakin besar kapitalisasi, maka akan semakin baik informasi yang diberikan ke pasar. Pasar mempunyai akses informasi yang lebih baik terhadap perusahaan besar. Sebaliknya untuk perusahaan yang relatif kecil, umumnya kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan belum cukup dipercaya oleh calon investor mengenai prospek perusahaan sehingga agar penjamin emisi tidak mendapatkan resiko karena saham tidak terjual maka ada kecenderungan untuk menjual sahamnya dengan harga yang terlalu rendah. Disamping itu, saham dari perusahaan dengan size yang kecil tingkat frekuensi perdagangannya tidak secepat dan semudah saham di perusahaan dengan size yang besar. Perusahaan dengan size kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan daripada saham perusahaan dengan size yang besar (Fama dan French, 1995).
13
2.6.
Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai event study telah banyak dilakukan oleh para
peneliti untuk meneliti pasar modal. Salah satunya adalah untuk meneliti efisiensi pasar modal yang dilakukan oleh Fama, Fischer, Jensen, dan Roll (1969) di New York Stock Exchange (NYSE). Penelitian ini kemudian menjadi dasar yang sangat penting bagi perkembangan metodologi event study serta memacu peneliti lain untuk melakukan penelitian mengenai efisiensi pasar modal di negara-negara lain dengan metode event study. Beaver melakukan penelitian dengan menggunakan event study untuk melihat pengaruh dari pengumuman laba terhadap harga saham. Beaver menemukan bahwa harga berfluktuasi sangat signifikan pada minggu pertama dimana laba diumumkan. Temuan ini menunjukkan bahwa kandungan informasi mempunyai pengaruh yang cukup tinggi sehingga terjadi fluiktuasi harga saham pada saat laba diumumkan. Penelitian dengan menggunakan pendekatan event study dilakukan oleh Susiyanto (1997) di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji efisiensi BEJ dengan menggunakan peristiwa pengumuman dividen (yang dipisahkan dengan pengumuman dividen turun, tetap, dan naik) pada periode 1994-1996 dengan sampel seluruh emiten yang mengumumkan rencana pembagian dividennya. Kesimpulannya adalah tidak terjadi abnormal return yang signifikan secara konsisten sehubungan dengan even yang diteliti (emisi saham dan pengumuman dividen), sehingga bisa disimpulkan bahwa BEJ telah mencapai efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
14
Pada tahun 1998, Suryawijaya dan Setiawan melakukan penelitian di BEJ dengan menganalisa pergerakan harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham terhadap peristiwa 27 Juli 1996. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peristiwa 27 Juli 1996 tersebut memiliki kandungan informasi karena telah mengakibatkan keputusan perdagangan diatas keputusan perdagangan yang normal.
15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study) yang bertujuan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu melalui pendekatan harga saham dan volume perdagangan saham ditinjau dari ukuran perusahaan. Oleh karena itu, ruang lingkup penelitian dibatasi pada pemilihan metodologi yang meneliti pergerakan harga saham dan volume perdagangan saham . Model yang digunakan untuk melihat pergerakan harga saham dalam penelitian ini adalah model penyesuaian pasar (market adjusted model) yakni suatu model yang menjelaskan bahwa return suatu saham dipengaruhi oleh return pasar, dimana pengaruh pasar adalah sama untuk semua saham. Jadi model ini menganggap bahwa α=0 dan β=1 untuk semua sekuritas. Sedangkan untuk mengamati dampak event terhadap perdagangan saham dipergunakan model Trading Volume Activity (TVA). Metodologi event study yang diterapkan dalam penelitian ini pada dasarnya
melakukan
pengamatan
harga
saham
disekitar
peristiwa
pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu. Apabila pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada abnormal return yang diperoleh investor setelah peristiwa ini, baik positif maupun negatif. Variasi lain dari pengujian dengan metodologi event study adalah dengan melihat variabel Trading Volume Activity disekitar peristiwa. Jika
16
peristiwa tersebut dianggap informatif, maka diharapkan akan terdapat peningkatan kegiatan perdagangan. Dengan mengamati kegiatan perdagangan saham, maka masalah harga saham yang tidak mencerminkan informasi yang relevan bila pasar tidak efisien dapat dihindari. Kegiatan perdagangan mengamati apakah investor individual menganggap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu akan mempunyai dampak, yaitu apakah informasi tersebut membuat keputusan perdagangan saham lebih tinggi diatas tingkat perdagangan yang normal.
3.2.
Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi data sebagai berikut: a. Nama perusahaan yang dijadikan sampel, dalam hal ini adalah 60 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. b. Harga saham harian selama periode 6 Oktober 2004 sampai dengan 3 November 2004 c. IHSG harian selama periode 6 Oktober 2004 sampai dengan 3 November 2004 d. Volume perdagangan saham harian selama periode 6 Oktober 2004 sampai dengan 3 November 2004 e. Total market kapitalisasi yang dimiliki perusahaan untuk periode Oktober 2004
17
f. Data-data tersebut diatas diperoleh dan dikutip langsung dari BEJ, internet, publikasi media massa seperti surat kabar: Bisnis Indonesia, Info Pasar Modal, JSX Index bulanan serta publikasi lain yang memuat informasi yang relevan dengan penelitian ini. Penarikan
sampel
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan metode Purposive Sampling. Dalam Purposive Sampling, populasi adalah yang memenuhi kriteria sample tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti (Zikmund, 1997), yaitu: a. Saham-saham tersebut terdiri dari berbagai sektor atau bidang usaha yang mempunyai frekuensi perdagangan yang tinggi. b. Sebagian saham-saham tersebut memiliki market kapitalisasi besar dan sebagian lagi memiliki market kapitalisasi yang kecil c. Saham-saham tersebut paling banyak diminati investor asing dan domestik dengan transaksi pembelian dan penjualan yang tinggi. Berdasarkan kriteria tersebut diatas ditetapkan 60 perusahaan yang terdiri atas 30 perusahaan yang memiliki market kapitalisasi besar dan 30 perusahaan yang memiliki market kapitalisasi kecil.
3.3.
Periode Pengamatan Pada event study, periode pengamatan dibagi menjadi dua, yaitu
periode estimasi (estimation period) dan periode kejadian (event period). Periode estimasi adalah periode sebelum peristiwa sedangkan periode kejadian adalah periode disekitar terjadinya event yang hendak diteliti. Pada penelitian
18
ini model estimasi yang digunakan adalah model disesuaikan pasar (marketadjusted model). Dengan alasan bahwa model estimasi ini merupakan cara yang dianggap paling populer dan sederhana karena pada model ini periode estimasi tidak digunakan untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi sama dengan return indeks pasar, dalam hal ini return indeks pasar yang digunakan adalah return IHSG. Dalam penelitian ini periode pengamatan yang dipergunakan adalah 21 hari bursa terdiri dari: 1. Hari kejadian (event day) adalah tanggal 20 Oktober 2004 2. Periode kejadian (event period) adalah periode 10 hari sebelum kejadian (t-10) yaitu tanggal 6 Oktober 2004 sampai dengan 19 Oktober 2004 dan periode 10 hari setelah kejadian (t+10) yaitu tanggal 21 Oktober 2004 sampai dengan 3 November 2004.
3.4.
Asumsi-asumsi Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: a. Dalam penelitian ini periode kejadian yang digunakan adalah selama 21 hari bursa, yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari setelah peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu pada tanggal 20 Oktober 2004 dengan asumsi bahwa selama periode kejadian tersebut tidak ada kejadian lain yang istimewa. Apabila ada kejadian istimewa lain maka kejadian tersebut dalam penelitian ini akan diabaikan.
19
b. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka efisiensi BEJ dalam penelitian ini diasumsikan dalam keadaan efisiensi bentuk lemah (weak-form market efficiency) dan bentuk setengah kuat (semi-strong-form market efficiency).
3.5.
Pengujian Hipotesis Peristiwa-peristiwa politik dalam negeri, seperti adanya pergantian
pemerintahan, pengumuman kabinet menteri, kerusuhan politik, peperangan dan peristiwa lainnya sangat mempengaruhi harga dan volume perdagangan di bursa efek karena peristiwa-peristiwa politik berkaitan erat dengan kestabilan perekonomian negara. Peristiwa-peristiwa politik tersebut kerap kali menjadi faktor pemicu fluktuasi harga saham di bursa efek seluruh dunia khususnya di Indonesia dimana para investornya cenderung merupakan investor jangka pendek. Makin pentingnya peran bursa saham dalam kegiatan ekonomi, membuat bursa semakin sensitif terhadap berbagai peristiwa disekitarnya, baik berkaitan atau tidak berkaitan secara langsung dengan isu ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana reaksi pasar atas peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu dibawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Oktober 2004, dengan hipotesis sebagai berikut:
20
1. Hipotesis I Ho: Tidak ada abnormal return secara kumulatif yang diperoleh investor pada hari-hari disekitar tanggal peristiwa. Ha: Ada abnormal return secara kumulatif yang diperoleh investor pada hari-hari disekitar tanggal peristiwa. 2. Hipotesis II Ho: Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan yang diperoleh investor antara sebelum dan setelah peristiwa. Ha: Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan yang diperoleh investor antara sebelum dan setelah peristiwa. 3. Hipotesis III Ho: Tidak terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah peristiwa. Ha: Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah peristiwa.
3.5.1.
Pengujian Hipotesis I Untuk menguji apakah ada abnormal return secara
kumulatif yang diperoleh para investor disekitar periode kejadian untuk masing-masing sampel. Untuk memperoleh nilai abnormal return dihitung terlebih dahulu nilai expected return dan actual return pada periode kejadian. Dengan menghitung selisih antara actual return dengan expected return maka diperoleh nilai abnormal return untuk
21
masing-masing perusahaan. Untuk menguji reaksi pasar terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu berdasarkan market kapitalisasi yang dimiliki perusahaan tersebut digunakan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Menghitung Abnormal Return masing-masing saham selama periode kejadian ARi,t = Ri,t – E[Ri,t] Dimana : ARi,t
= abnormal return saham j pada hari ke -t
Ri,t
= actual return saham j pada hari ke -t
E[Ri,t]
= expected return saham j pada hari ke –t
2. Menghitung Akumulasi abnormal return (CAR) harian tiap-tiap saham selama periode kejadian t
ARTNj,t =
∑ RTN
a = t10
j ,a
Dimana : ARTNj,t = akumulasi abnormal return dari sekuritas j pada hari ke-t, yang diakumulasikan dari abnormal return (RTN) sekuritas j mulai hari awal periode pweristiwa (t 10) sampai hari ke -t. RTNj,a
= akumulasi return untuk sekuritas j pada hari ke-a, yaitu mulai t 10 (hari awal periode jendela) sampai hari ke -t.
3. Menghitung kesalahan standar estimasi untuk hari ke -t pada periode peristiwa
22
k
KSEt =
∑ ( RTN j =1
j ,t
− RTN ) 2
k −1
1 k
= kesalahan standar estimasi untuk hari ke -t
Dimana : KSEt
di periode peristiwa. RTNj,t
= abnormal return sekuritas j untuk hari ke -t di periode peristiwa
RTN
t
= rata-rata abnormal return k sekuritas untuk hari ke -t di periode peristiwa
k
= jumlah sekuritas
4. Merumuskan Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternative (Ha) Ho: CAR
= 0; Rata-rata CAR yang diperoleh investor disekitar
j,t
peristiwa bila dikaitkan dengan jumlah market kapitalisasi perusahaan secara signifikan sama dengan 0. Ha: CAR
j,t
≠ 0; Rata-rata CAR yang diperoleh investor disekitar
peristiwa bila dikaitkan dengan jumlah market kapitalisasi perusahaan secara signifikan berbeda dengan 0. 5. Menghitung nilai pengujian t (t-hitung) th =
x−µ S k
Dimana : th
= t-hitung untuk masing-masing hari ke-t di periode peristiwa
x−µ
= rata-rata abnormal return untuk hari ke-t di periode peristiwa
23
S
= standar deviasi
k
= jumlah sekuritas
6. Menentukan tingkat signifikansi 2 arah α = 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom;df) sebesar n-1= 30-1= 29 7. Menarik kesimpulan hasil pengujian hipotesis
3.5.2.
Pengujian Hipotesis II Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan
antara rata-rata abnormal return yang diperoleh investor sebelum dan setelah pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu bila dikaitkan dengan jumlah market kapitalisasi perusahaan dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Menghitung rata-rata abnormal return (AAR) seluruh saham yang dijadikan sampel sebelum peristiwa. t = -1
AR sebelum =
∑ AR sebelum, t
t = −10
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯ 10 Dimana: AR sebelum= rata-rata abnormal return sblm peristiwa AR sebelum = abnormal return pada hari ke –t 2. Menghitung rata-rata abnormal return seluruh saham yang dijadikan sampel setelah peristiwa. t = +10
AR setelah =
∑ AR setelah, t
t = +1
10
Dimana: AR setelah = rata-rata abnormal return setelah peristiwa
24
AR setelah = abnormal return pada hari ke -t 3. Menghitung deviasi standar rata-rata return sebelum peristiwa. t = -1
σ sebelum =
∑ (AR sebelum - AR sebelum)
2
t = −10
10 − 1
4. Menghitung standar deviasi rata-rata return setelah peristiwa. t = +10
σ setelah =
∑ (AR setelah - AR setelah)
2
t = +1
10 − 1
5. Membuat formulasi hipotesis. Ho : AARN,sebelum = AARN,setelah : Tidak terdapat perbedaan ratarata abnormal return yang signifikan antara sebelum dan setelah peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu. Ha : AARN,sebelum # AARN,setelah : Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan antara sebelum dan setelah peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu. 6. Menghitung nilai pengujian t (t-hitung). th =
AR setelah - AR sebelum (na - 1) σ AR setelah + (nb - 1)σ A sebelum na + nb - 2 2
2
1 1 + na nb
Dimana : na = jumlah hari setelah terjadinya peristiwa = 10 nb = jumlah hari sebelum terjadinya peristiwa = 10 7. Menentukan tingkat signifikansi 2 arah α = 0,05 dengan derajat kebebasan (degree of freedom;df) sebesar n – 1 = 9. 8. Menentukan kriteria pengujian hipotesis.
25
Ho : ditolak jika th ≤ -t(α/2, n-1) atau th ≥ t(α/2, n-1) Ha : diterima jika -t(α/2, n-1) < th < t(α/2, n-1) 9. Membuat kesimpulan hasil pengujian pada masing-masing hipotesis.
3.5.3.
Pengujian Hipotesis III
Untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman bila dikaitkan dengan ukuran perusahaan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung aktivitas volume perdagangan (TVA) saham masingmasing perusahaan. TVAj,t =
∑ saham j yang diperdagangkan pada hari t ∑ saham j beredar pada hari t
2. Menghitung rata-rata aktivitas volume perdagangan seluruh saham yang dijadikan sampel sebelum peristiwa berdasarkan besar kecilnya market kapitalisasi yang dimiliki perusahaan. t = -1
TVA
sebelum
=
∑ TVA
t = -10
sebelum, t
10
3. Menghitung rata-rata aktivitas volume perdagangan seluruh saham yang disajikan sampel setelah peristiwa berdasarkan besar kecilnya market kapitalisasi yang dimiliki perusahaan.
26
t = +10
TVA
setelah
=
∑ TVA t = -1
setelah, t
10
4. Menghitung deviasi standar rata-rata aktivitas volume perdagangan sebelum peristiwa.
σ sebelum =
t = -1
(TVA - TVA sebelum ) 2 ∑ (10 − 1) t = -10
5. Menghitung deviasi standar rata-rata aktivitas volume perdagangan setelah peristiwa.
σ setelah =
t = +10
∑
t = +1
(TVA - TVA setelah ) 2 (10 − 1)
6. Membuat formulasi uji hipotesis. Ho : TVAsetelah = TVAsebelum : Tidak terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu. Ha : TVAsetelah # TVAsebelum : Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu. 7. Menghitung uji statistik t. th =
TVA setelah - TVA sebelum (na - 1) σ TVA setelah + (nb - 1)σ TVA sebelum na + nb - 2 2
2
1 1 + na nb
8. Menentukan tingkat signifikansi 2 arah α = 0,05 dengan df sebesar n–1= 9.
27
9. Menentukan kriteria pengujian hipotesis. Ho : ditolak jika th ≤ -t(α/2, n-1) atau th ≥ t(α/2, n-1) Ha : diterima jika -t(α/2, n-1) < th < t(α/2, n-1) 10. Membuat kesimpulan hasil pengujian untuk masing-masing ukuran perusahaan berdasarkan market kapitalisasi.
28
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu event politik yang berskala nasional yaitu peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu dibawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Oktober 2004 melalui pendekatan harga saham dan volume perdagangan saham ditinjau dari ukuran perusahaan. Untuk tercapainya tujuan ini, maka sebagai langkah awal yang perlu diperhatikan
adalah
mengidentifikasikan
saham-saham
yang
akan
dipergunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, saham-saham yang dipergunakan sebagai sampel adalah saham-saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) hingga Oktober 2004. Adapun jumlah emiten yang terdaftar (listed) di BEJ hingga Oktober 2004 adalah sebanyak 333 perusahaan. Dari jumlah tersebut diambil 30 diantaranya yang memiliki market kapitalisasi terbesar dan 30 diantaranya lagi yang mempunyai market kapitalisasi terkecil. Cara pengambilan sampel tersebut dimaksudkan untuk melihat bagaimana pengaruh peristiwa politik berskala nasional terhadap harga dan volume perdagangan saham yang dikaitkan dengan ukuran perusahaan, dimana ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah maket kapitalisasi. Selain melihat jumlah market kapitalisasi yang dimiliki perusahaan, pemilihan sampel juga didasarkan atas aktif tidaknya saham tersebut yang
29
dilihat
berdasarkan
frekuensi
perdagangan
saham
perusahaan
yang
bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari saham perusahaan yang dijadikan sampel adalah saham tidur, sehingga dapat mengganggu proses pengolahan data. Adapun daftar nama perusahaan yang memiliki 30 market terbesar dan 30 terkecil yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran 1. Untuk perhitungan abnormal return masing-masing saham sampel, maka data harga harian yang diambil adalah data harga harian selama periode kejadian (event period) serta hari kejadian (event day), yakni data harga harian selama 21 hari terhitung mulai tanggal 6 0ktober 2004 hingga 3 Nopember 2004. Sedangkan data untuk pengamatan aktivitas volume perdagangan juga diambil selama 21 hari bursa untuk seluruh sampel dengan tanggal yang sama dengan data harga harian untuk melihat pola aktivitas perdagangan sekitar periode kejadian. Analisis penelitian ini dimulai dengan menghitung abnormal return dari masing-masing saham perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Ada 60 perusahaan yang dibagi kedalam kelompok 30 perusahaan yang memiliki market kapitalisasi besar dan 30 perusahaan yang memiliki market kapitalisasi kecil yang menjadi sampel penelitian. Perhitungan abnormal return dengan menggunakan model penyesuaian pasar (market adjusted model) dilakukan dengan mengurangkan return masingmasing saham dengan return indeks pasar yang dalam hal ini adalah return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode pengamatan. Return
30
dan abnormal return saham dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran 2. Sedangkan aktivitas volume perdagangan dapat dilihat dalam lampiran 3.
4.1.
Analisi Hasil Pengujian Adanya Abnormal Return (Hipotesis I)
Ho: Tidak ada abnormal return secara kumulatif yang diperoleh investor pada hari-hari disekitar tanggal peristiwa. Ha: Ada abnormal return secara kumulatif yang diperoleh investor pada harihari disekitar tanggal peristiwa. Pengujian yang dilakukan pada tahap ini adalah bertujuan untuk melihat apakah ada abnormal return secara kumulatif pada hari disekitar tanggal
peristiwa
pengumuman
Kabinet
Indonesia
Bersatu.
Untuk
memperoleh nilai abnormal return dihitung terlebih dahulu nilai expected
return dan actual return pada periode kejadian. Dengan menghitung selisih antara actual return dan expected return maka akan diperoleh abnormal
return masing-masing saham. Setelah abnormal return diperoleh, kemudian dikelompokkan dan dianalisis. Pengujian abnormal return dalam studi peristiwa tidak dilakukan secara individual, melainkan secara keseluruhan (agregat) terhadap abnormal return suatu saham secara cross-section. Dengan menjumlahkan seluruh abnormal return pada setiap event dalam periode kejadian akan diperoleh nilai Cumulative Abnormal Return (CAR). Nilai CAR inilah yang kemudian diuji signifikansinya dengan menggunakan uji-t. Ringkasan hasil perhitungan CAR dapat dilihat pada tabel 4.1.
31
Tabel 4.1. Data Cumulative Abnormal Return Individual Saham No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Market Kapitalisasi Besar TLKM ASII BMRI BBCA HMSP UNVR ISAT GGRM BBRI BBNI BDMN BUMI INCO BNLI BNII INTP SMGR INDF MEDC RALS PNBN UNTR ENRG PGAS INKP AALI KLBF LPKR TSPC SMCB Mean Standar Deviasi
Saham Market Kapitalisasi CAR Kecil 0.04147 UNIT 0.01794 PYFA 0.04945 JECC 0.04256 MITI -0.05343 APIC -0.02515 BTEK 0.12154 DSFI -0.04891 INCI -0.07631 SQMI 0.00566 PRAS -0.1043 CNKO -0.16123 BRNA -0.12559 SIPD -0.00211 BUDI -0.0911 PBRX 0.04621 DSUC 0.07861 JPRS -0.02917 ETWA 0.11792 MTDL -0.9324 MRAT -0.002 SOBI 0.11289 SUGI 0.10979 AKRA 0.0778 LTLS 0.00073 TBLA 0.02945 ELTY 0.11294 INAF -0.04687 MLIA -0.01943 CFIN 0.06028 INDR -0.02309 0.187624
CAR 0.29903 -0.01141 0.0856 -0.29337 -0.0843 -0.35511 -0.00316 0.29489 0.19057 0.13865 -0.74703 -0.01282 -0.06925 0.03383 0.00848 0.30089 -0.18249 0.01038 0.11153 -0.06663 0.15617 0.03491 0.26665 0.29219 0.07056 -0.09179 -0.02601 -0.01138 -0.05725 0.11755 0.013329 0.217492
Pengujian statistik yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan menghitung mean dan standar deviasi pada periode peristiwa. Pengujian dilakukan dengan cara menguji apakah rata-rata CAR pada hari-hari disekitar tanggal peristiwa secara signifikan berbeda dengan 0. Pengujian statistik dengan mengunakan uji t-test karena sampel yang digunakan kurang dari atau
32
sama dengan 30 atau tergolong sampel kecil. Rumus uji t-test adalah sebagai berikut: th =
x−µ S k
Hipotesis: 1. Ho: CAR (MK Besar) = 0 (rata-rata CAR market kapitalisasi besar adalah sama dengan 0) Ha: CAR (MK Besar) ≠ 0
(rata-rata CAR market kapitalisasi besar adalah berbeda dengan 0)
Tingkat signifikansi 5% dan degree of freedom = n-1 = 29 Nilai t-tabel(0,025;29)= 2,045 Nilai t-hitung =
-0.02309 = -0,67411 0.187624/√30
Keputusan adalah bahwa Ho yang menyatakan rata-rata Cumulative
Abnormal Return market kapitalisasi besar adalah sama dengan 0 diterima. Keputusan ini didasarkan pada hasil uji yang menunjukkan bahwa nilai t-tabel (2,045) lebih besar dari nilai t-hitung (-0,67411), atau nilai t-hitung berada pada daerah penerimaan Ho, sehingga secara signifikan rata-rata CAR market kapitalisasi besar sama dengan 0. Kesimpulannya adalah bahwa tidak ada
abnormal return secara kumulatif yang diperoleh investor pada hari disekitar tanggal peristiwa untuk kelompok perusahaan dengan market kapitalisasi besar.
33
2. Ho: CAR (MK Kecil) = 0
(rata-rata CAR market kapitalisasi kecil adalah sama dengan 0)
Ha: CAR (MK Kecil) ≠ 0
(rata-rata CAR market kapitalisasi kecil adalah berbeda dengan 0)
Tingkat signifikansi 5% dan degree of freedom = n-1 = 29 Nilai t-tabel(0,025;29)= 2,045 Nilai t-hitung =
0.013329 = 0,33568 0.217492/√30
Keputusan adalah bahwa Ho yang menyatakan rata-rata CAR market kapitalisasi kecil adalah sama dengan 0 diterima. Keputusan ini didasarkan pada hasil uji yang menunjukkan bahwa nilai t-tabel (2,045) lebih besar dari nilai t-hitung (0,33568) atau nilai t-hitung berada pada daerah penerimaan Ho, sehingga secara signifikan rata-rata CAR market kapitalisasi kecil sama dengan 0. Kesimpulannya adalah bahwa tidak ada abnormal return secara kumulatif yang diperoleh investor pada hari disekitar tanggal peristiwa. Hasil kesimpulan pada pengujian untuk kelompok perusahaan dengan market kapitalisasi kecil ini sama dengan yang diperoleh dengan hasil pengujian untuk perusahaan dengan market kapitalisasi besar sebelumnya, yaitu tidak ada abnormal return secara kumulatif yang diperoleh investor pada hari disekitar tanggal peristiwa, sehingga untuk kedua kelompok sampel perusahaan diperoleh kesimpulan bahwa pada periode peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu, harga saham telah merefleksikan secara penuh seluruh informasi yang tersedia, relevan dan dipublikasikan.
34
Implikasinya bahwa tidak ada seorang investor pun yang mampu memperoleh abnormal return dengan menggunakan informasi yang dipublikasikan itu.
4.2.
Analisis Pengujian Ada Tidaknya Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Setelah Peristiwa (Hipotesis II)
Ho: Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan yang diperoleh investor antara sebelum dan setelah peristiwa. Ha: Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan yang diperoleh investor antara sebelum dan setelah peristiwa. Pengujian Hipotesis II dilakukan dengan uji beda dua rata-rata dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa dan untuk melihat apakah perusahaan dengan market kapitalisasi besar memiliki reaksi yang sama dengan perusahaan yang memiliki market kapitalisasi kecil dalam menghadapi suatu peristiwa politik yang berskala nasional. Pengujian ini diawali dengan menghitung rata-rata abnormal return (AAR) untuk ke 30 perusahaan yang memiliki market kapitalisasi besar dan 30 perusahaan yang memiliki market kapitalisasi kecil selama periode kejadian, kemudian hasil AAR ini dipilah menjadi 2 kelompok, yaitu AAR sebelum peristiwa dan AAR setelah peristiwa. Data inilah yang kemudian diuji signifikansinya dengan bantuan program SPSS.
35
Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Beda Dua Rata-rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Setelah Peristiwa Market Kapitalisasi Besar Kecil Keterangan Sebelum Setelah Sebelum Setelah a. Rata-rata Abnormal Return (AAR) 0.001024 -0.00314 0.008545 -0.00558 b. Standar Deviasi 0.003919 0.007969 0.019625 0.010798 c. Beda rata-rata AAR sblm dan stlh peristiwa 0.00416 0.01413 d. t-hitung 1.32737 2.31881 e. t-tabel (0.025;9) 2.262 f. Signifikansi Tidak Signifikan Signifikan
Berdasarkan hasil pengujian data yang dirangkum dalam tabel 4.2. diatas, tampak bahwa rata-rata abnormal return perusahaan dengan market kapitalisasi besar sebelum peristiwa lebih besar dibandingkan dengan rata-rata
abnormal return setelah peristiwa. Beda rata-rata AAR sebelum dan setelah peristiwa sebesar 0.00416, adapun nilai t-hitung beda dua rata-rata sebesar 1.32737 yang lebih kecil daripada nilai t-tabel yang sebesar 2.2620 (berada di dalam range penerimaan Ho), sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa untuk perusahaan dengan market kapitalisasi besar. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar telah memperkirakan informasi tentang peristiwa ini sebelumnya, selain itu situasi ini juga disebabkan karena pasar masih menunggu bagaimana kinerja para kabinet menteri dalam mengatasi berbagai persoalan yang melanda Indonesia semenjak terjadinya krisis, terutama di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.
36
Sedangkan untuk perusahaan dengan market kapitalisasi kecil diperoleh rata-rata perbedaan AAR sebelum dan setelah peristiwa sebesar 0.01413dan t-hitung sebesar 2.31881. T-hitung lebih besar daripada t-tabel
(berada dalam range penolakan Ho), sehingga untuk perusahaan dengan market kapitalisasi kecil dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa.
4.3.
Analisis Pengujian Ada Tidaknya Perbedaan Rata-rata Aktivitas Volume Perdagangan (TVA) Sebelum dan Setelah Peristiwa (Hipotesis III)
Ho: Tidak terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah peristiwa. Ha: Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah peristiwa. Pengujian Hipotesis III dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata TVA sebelum dan setelah peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Berasatu. Analisis dibedakan antara perusahaan dengan market kapitalisasi besar dengan perusahaan dengan market kapitalisasi kecil. Pengujian ini diawali dengan menghitung TVA untuk masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel. Penghitungan TVA dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar pada perusahaan tersebut pada kurun
37
waktu yang sama. Dari hasil penghitungan itu kemudian dilakukan uji beda dua rata-rata TVA dengan terlebih dahulu mengelompokkan rata-rata TVA tersebut kedalam periode sebelum peristiwa dan periode setelah peristiwa. Berikut akan disajikan hasil uji statistik beda dua rata-rata TVA sebelum dan setelah peristiwa sebagaimana tampak pada tabel 4.3. dibawah ini:
Tabel 4.3. Hasil Uji Statistik Beda Dua Rata-rata Trading Volume Activity (TVA) Sebelum dan Setelah Peristiwa
Keterangan a. Rata-rata Trading Volume Activity (TVA) b. Standar Deviasi c. Beda rata-rata TVA sblm dan stlh peristiwa d. t-hitung e. t-tabel (0.025;9) f. Signifikansi
Market Kapitalisasi Besar Kecil Sebelum Setelah Sebelum Setelah 0.000933 0.000969 0.009484 0.008908 0.000007 0.000020 0.000882 0.000281 -0.00004 0.00058 -5.82976 1,64690 2.262 Signifikan Tidak Signifikan
Dari hasil pengujian beda dua rata-rata TVA pada tabel 4.3. diatas, diperoleh hasil bahwa rata-rata TVA untuk perusahaan dengan market kapitalisasi besar sebelum peristiwa lebih kecil daripada setelah peristiwa, dengan t-hitung sebesar -5.82976 dan t-tabel (0.025;9) = 2.262. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (berada dalam range penolakan Ho atau Ha diterima), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata TVA sebelum dan setelah peristiwa untuk perusahaan dengan market kapitalisasi besar.
38
Untuk perusahaan dengan market kapitalisasi kecil, diperoleh hasil bahwa rata-rata TVA sebelum peristiwa lebih besar daripada setelah peristiwa, dengan t-hitung sebesar 1,64690. Karena t-hitung lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel (berada dalam range penerimaan Ho atau Ha ditolak), sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk perusahaan dengan market kapitalisasi kecil tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata TVA sebelum dan setelah peristiwa untuk perusahaan dengan market kapitalisasi kecil. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan ratarata TVA yang signifikan antara sebelum dan setelah peristiwa hanya dapat dibuktikan untuk perusahaan dengan market kapitalisasi besar, sedangkan untuk perusahaan dengan market kapitalisasi kecil tidak dapat dibuktikan. Dari gambar 4.3. terlihat bahwa perusahaan dengan market kapitalisasi besar terjadi peningkatan aktivitas volume perdagangan yang cukup signifikan pada periode setelah tanggal peristiwa. Peningkatan ini dapat memiliki arti ganda, apabila volume perdagangan meningkat akibat peningkatan permintaan (demand), maka dapat diartikan bahwa peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu merupakan peristiwa yang ”positif“ (good news), sehingga investor akan melakukan pembelian saham-saham dengan harapan mereka akan mendapatkan abnormal return. Sebaliknya, jika peningkatan volume perdagangan ini lebih banyak diakibatkan oleh peningkatan penjualan (supply) saham, maka dapat disimpulkan bahwa pelaku pasar atau investor mengartikan bahwa peristiwa tersebut sebagai “bad news“,
39
sehingga investor akan melakukan penjualan saham-sahamnya dikarenakan adanya kekhawatiran ketidakpastian situasi di pasar modal. Dalam hal ini, penulis cenderung untuk memilih kesimpulan yang menyatakan bahwa peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu lebih mengarah kepada bad news, karena peristiwa tersebut terjadi pada saat kondisi perekonomian Indonesia sedang mengalami keterpurukan sebagai akibat dari adanya krisis ekonomi yang telah berlangsung lama, sehingga mengakibatkan dampak pengumuman tersebut tidak terlalu signifikan bagi investor. Sedangkan bagi perusahaan dengan market kapitalisasi kecil, peristiwa
pengumuman
Kabinet
Indonesia
Bersatu
tidak
banyak
mempengaruhi aktivitas volume perdagangannya. Hal ini terlihat dari pergerakan TVA pada gambar 4.4. yang tidak banyak mengalami fluktuasi.
Gambar 4.3. Aktivitas Volume Perdagangan Sekitar Peristiwa 30 Perusahaan Market Kapitalisasi Besar 0.001 0.00098
0.00094 0.00092 0.0009
TVA MK Besar
40
10
8
6
4
2
0
-2
-4
-6
-8
0
0.00088
-1
TVA
0.00096
Gambar 4.4. Aktivitas Volume Perdagangan Sekitar Peristiwa 30 Perusahaan Market Kapitalisasi Kecil 0.012 0.01
TVA
0.008 0.006 0.004 0.002
10
8
6
4
2
0
-2
-4
-6
-8
-1 0
0
TVA MK Kecil
4.4.
Ringkasan Hasil Penelitian
Teori efisiensi pasar secara keputusan (Decisionally Efficient
Market) menyatakan bahwa tidak semua informasi yang diterima oleh pasar akan secara langsung digunakan untuk mengambil keputusan atas aktiva tertentu, namun informasi tersebut akan diinterpretasikan terlebih dahulu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor terpenting dalam penerimaan informasi baru yang relevan diterima pasar adalah kecanggihan para pelaku pasar dalam menginterpretasikan informasi baru tersebut sebagai good news ataupun bad news. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap dampak peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu pada tanggal 20 Oktober 2004, terlihat bahwa dari periode kejadian 21 hari, tidak terdapat abnormal
return secara kumulatif yang diperoleh investor baik untuk perusahaan dengan
41
market kapitalisasi besar maupun kecil. Hal tersebut dikarenakan investor lebih cenderung untuk melihat bahwa peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu merupakan suatu hal yang tidak memiliki pengaruh positif yang terlalu besar terhadap pasar modal Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susiyanto (1997) di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa untuk perusahaan market kapitalisasi besar. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suryawijaya dan Setiawan (1998), namun tidak halnya untuk perusahaan dengan market kapitalisasi kecil. Dilihat dari rata-rata TVA sebelum dan setelah peristiwa, maka untuk perusahaan dengan market kapitalisasi besar terjadi peningkatan aktivitas volume perdagangan yang cukup signifikan pada periode setelah tanggal peristiwa. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Bambang Dwi Atmadi (2001). Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan yang memiliki market kapitalisasi besar, peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu dianggap sebagai bad news, sehingga para investor lebih memilih untuk menjual saham-sahamnya. Sedangkan bagi perusahaan yang memiliki market kapitalisasi kecil, peristiwa ini tidak terlalu mempengaruhi aktivitas volume perdagangannya, dikarenakan tingkat frekuensi perdagangan saham perusahaan dengan market kapitalisasi kecil tidak secepat dan semudah perusahaan dengan market kapitalisasi besar.
42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Penelitian dengan menggunakan pendekatan event study mengenai kaitan antara perubahan harga saham dan aktivitas volume perdagangan dengan peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu ditinjau dari ukuran perusahaan ini, menguji tiga hipotesis mengenai reaksi pasar modal Indonesia pada Bursa Efek Jakarta. Pada penelitian ini, besar kecilnya ukuran perusahaan didasarkan atas market kapitalisasi yang dimiliki perusahaan. Adapun kesimpulan hasil penelitian adalah: 1. Dari pengamatan terhadap Cumulative Abnormal Return didapatkan bahwa dari periode kejadian selama 21 hari, tidak terdapat abnormal
return secara kumulatif yang diperoleh investor baik untuk perusahaan dengan market kapitalisasi besar maupun kecil. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Bursa Efek Jakarta telah mencapai efisiensi pasar bentuk setengah kuat. 2. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari pengujian beda ratarata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa, didapat hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa untuk perusahaan dengan market kapitalisasi besar. Sedangkan untuk untuk perusahaan dengan market
43
kapitalisasi kecil dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa. 3. Hasil yang diperoleh dari uji beda rata-rata aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan setelah peristiwa untuk perusahaan dengan market kapitalisasi besar diperoleh hasil bahwa rata-rata TVA sebelum dan setelah peristiwa berbeda secara signifikan. Namun penulis cenderung untuk memilih hasil analisis TVA tersebut lebih ke arah bad
news. Sedangkan untuk perusahaan dengan market kapitalisasi kecil tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata TVA sebelum dan setelah peristiwa. 4. Secara umum, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu mempengaruhi perubahanperubahan di Bursa Efek Jakarta apabila dilihat dari sisi aktivitas perdagangan. Dengan kata lain bahwa pasar modal Indonesia (dalam hal ini BEJ) bereaksi terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu yang terlihat dari adanya perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan setelah pengumuman bagi perusahaan yang memiliki market kapitalisasi besar. Namun tidak halnya bagi perusahaan yang memiliki market kapitalisasi kecil. 5. Implikasi dari temuan ini adalah bahwa investor harus mempertimbangkan faktor ukuran perusahaan yang dalam penelitian ini digunakan faktor market kapitalisasi serta kestabilan politik dalam proses pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
44
5.2. Saran
1. Metodologi yang digunakan untuk menghitung abnormal return dalam penelitian ini merupakan salah satu dari berbagai metodologi yang digunakan dalam penghitungan abnormal return. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya dapat menggunakan metodologi penghitungan abnormal
return lainnya dengan memperhatikan berbagai kelemahan dari setiap alternatif metodologi. 2. Agar dilakukan pengkajian terlebih dahulu dalam menentukan lamanya periode kejadian (event period) terutama yang menyangkut kejadian lain yang tidak memiliki relevansi dengan penelitian. Sehingga jika terdapat kejadian lain selama periode kejadian yang tidak memiliki relevansi dengan penelitian, maka kejadian tersebut harus dikeluarkan dari sampel penelitian.
45
DAFTAR PUSTAKA
Asri, Marwan dan Faizal, Arief (1996), “Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri,” Kelola, Vol. VII No. 18, MMUGM, Yogyakarta, h. 137-152. Atmadi, Dwi, Bambang (2001), “Dampak Pengumuman Merger Terhadap Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham Sektor Perbankan Periode 1999-2000,” Tesis Magister Manajemen (Tidak dipublikasikan), Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM. Belkaoui, Ahmed, Accounting Theory, University of Illinois. H.M., Jogiyanto (2000), Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi kedua, BPFE, Yogyakarta. Husnan, Suad (1996), Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, edisi kedua, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta. Na’im, Ainun (1997), “Peran Pasar Modal Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia,” Kelola Vol. VI No. 14, MMUGM, Yogyakarta, h. 1-15. Rachmawati, Eka Nuraini dan Tandelilin, Eduardus (2001), “Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Perusahaan Target di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Riset Kuntansi, Manajemen, dan Ekonomi, Agustus, Vol. 1 No. 2, Yogyakarta, h. 153-170 Sitanggung, Albertus, (2001), “Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Kerusuhan Dalam Negeri,” Tesis Magister Manajemen (Tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.. Subkhan, Muhammad (1997), “Peran Pasar Modal sebagai Alternatif Sumber Dana Bagi Perusahaan,” Kajian Bisnis-STIE Widya Wiwaha, No. 11, h. 17-23.
46
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7