ANALISIS PRIORITAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS FUNGSI TERMINAL KAMPUNG RAMBUTAN (STUDI KASUS TERMINAL KAMPUNG RAMBUTAN KOTA JAKARTA) BAGUS SUGIARTO Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gunadarma
[email protected] ABSRAK Terminal merupakan tempat pergantian awal perjalanan dan akhir perjalanan pergantian moda dari moda satu ke moda yang lain. Terminal Kampung Rambutan merupakan terminal type A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota, dan angkutan koperasi wahana kalpika. Dari masalah tersebut di atas, maka perlu adanya analisis tentang prioritas faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas fungsi terminal kampung rambutan Jakarta, yang meliputi bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), bus Angkutan Kota (ANGKOT) dan Koperasi Wahana Kalpika (KWK). Tujuan penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat menentukan prioritas faktorfaktor yang mempengaruhi tidak efektifnya Terminal sebagai suatu sarana simpul transportasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Hierarki Proses (AHP) dengan pengamatan dan wawancara langsung pada sasaran penelitian dan Metode Antrian sebagai evaluasi kapasitas eksisting. Subyek penelitian adalah para stakeholder yang terlibat dalam penentuan efektifitas Terminal yaitu penumpang (user), pemerintah (regulator) dan pengemudi/pengusaha (operator). Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bobot otoritas untuk masing-masing komponen yang berinteraksi paling mempengaruhi dalam komponen prasarana yaitu Bus AKAP 38.60 % , AKDP 27,20 %, ANGKOT 19,60 %, KWK 14.00 % Sedangkan prioritas lokal kriteria yang memerlukan penanganan sekala prioritas yaitu Kriteria Fasilitas Terminal (27.10 %), Kriteria Keamanan Terminal (26.30 %), Kriteria Tingkat Pelayanan jalan (21.20 %), Kriteria Aksessibilitas (13.60 %) dan Kriteria Kenyamanan Terminal (12.43 %). Kata Kunci: Terminal Kampung Rambutan, Fasilitas, Fungsi Terminal.
1
awak bus dan kendaraan sebelum memulai
PENDAHULUAN
lagi perjalanan, serta mengatur kedatangan Kota Jakarta Timur adalah nama sebuah
dan pemberangkatan kendaraan umum, yang
kota administrasi di sebelah timur Daerah
merupakan wujud simpul jaringan transportasi
Khusus Ibukota Jakarta. Disebelah utara ia
(UU No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas
berbatasan dengan kota administrasi Jakarta
dan Angkutan Jalan) harus dapat bekerja
Utara dan Jakarta Pusat. Sedangkan disebelah
secara optimal dan efesien, sehingga dapat
timur, ia berbatasan dengan Bekasi. Di bagian
mendukung mobilitas penduduk, ketertiban
selatan, berbatasan dengan Kota Depok. Dan
lalu lintas, disamping itu Terminal juga
disebelah barat, ia berbatasan dengan kota
berfungsi sebagai sarana penunjang bagi
administrasi Jakarta Selatan. Jakarta Timur
peningkatan Pendapatan dari sektor restribusi.
adalah salah satu dari 5 kota administrasi dan 1
Untuk memenuhi tugas tersebut maka Terminal
kabupaten administrasi Daerah Khusus Ibukota.
Kampung Rambutan harus efektif agar dapat
Secara administratif, wilayahnya terdiri atas
memenuhi tuntutan pelayanan yang sebaik-
10 kecamatan, 65 kelurahan, 673 rukun warga
baiknya, yang mana pelayanan ini menyangkut
dan 7.513 rukun tetangga dan dihuni tidak
pandangan pihak-pihak yang terkait yaitu pihak
kurang dari 1.959.022 jiwa, dimana 1.044.857
pengelola Terminal dalam hal ini pemerintah
jiwa laki-laki dan 914.175 jiwa perempuan atau
(regulator) dan pihak pengguna jasa layanan
sebanding dengan 10% dari jumlah penduduka
(operator dan User).
DKI Jakarta. Kota ini memiliki wilayah seluas 187,73 Kilo meter persegi.
Terminal Kampung Rambutan ditetapkan sebagai Terminal penumpang tipe A yang berada di Kelurahan Rambutan, Kecamatan
Sesuai hal tersebut diatas dari sudut
Ciracas, Kota Jakarta Timur, Propinsi DKI
pandang transportasi dimana arus distribusi
Jakarta merupakan salah satu simpul jaringan
orang, barang, dan jasa dari suatu lokasi ke
transportasi jalan sesuai dengan keputusan
lokasi
Dirjen
lain,
kemudian
berhenti
pada
Perhubungan
Darat
Nomor
:
konsumen akhir, hanya dimungkinkan terjadi
1361/AJ.106/DRJD/2003,
dengan baik bila didukung sarana dan prasarana
pembangunan Terminal Kampung Rambutan
transportasi yang baik.
sebagai prasarana simpul transportasi tipe A
yang
mana
tentunya telah mengikuti ketentuan persyaratan Terminal sebagai prasarana transportasi
yang ada.
jalan dalam menjalankan fungsinya sebagai tempat keperluan menaikkan dan menurunkan
Ditinjau dari tipenya terminal penumpang
orang atau barang, tempat beristirahat bagi 2
didalam dan sekitar terminal.
tipe A, berfungsi melayani angkutan umum untuk antar kota antar propinsi (AKAP), dan
4.
Keamanan
lingkungan,
atau angkutan antar kota dalam propinsi
lingkungan
(AKDP), angkutan Koperasi Wahana Kalpika
kriminalitas.
(KWK),
Damri,
Busway,
Taxi,
Rambutan
saat
efektifnya
fungsi
Rambutan sebagian penumpang (AKAP),
ini
dapat
pemanfaatan
Terminal dilihat
angkutan
kota
tindak
lingkungan,
kondisi
polusi
kebersihan
Kampung
suara,
udara
lingkungan
dan
didalam
lingkungan terminal.
tingginya
tersebut kota
Kenyamanan terhadap
efektif,
dari
penumpang
angkutan
Kampung
berfungsi
Terminal
besar
5.
Terminal
terhadap
dengan
frekwensi 50 – 100 kendaraan/jam. Keberadaan
kondisi
atau
dimana calon
antar
propinsi
dalam
propinsi
TINJAUAN PUSTAKA Terminal
adalah
titik
tempat
(AKDP), angkutan KWK, Damri, Busway dan
penumpang memasuki dan meninggalkan suatu
Taxi,
(Kopaja/Metromini/Koantas)
sistem transportasi. Terminal ini bukan saja
telah memanfaatkan tempat-tempat (pool) yang
merupakan komponen fungsional utama dari
telah disediakan .
sistem transportasi tetapi juga sering merupakan
Minibus
Berdasarkan uraian diatas, faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
prasarana yang memerlukan biaya yang besar dan titik tempat kongesti.
tidak efektif-nya fungsi Terminal Kampung
Abubakar dkk (1996), mengemukakan
Rambutan sebagai Terminal tipe A bagi
definisi bahwa terminal transportasi merupakan
komponen pengguna jasa layanan, sebagai
titik simpul dalam jaringan transportasi jalan
berikut :
yang berfungsi sebagai pelayanan umum. Selain
1.
Fasilitas dan manajemen : jumlah bus,
itu
kapasitas, penataan parkir dan sirkulasi,
pengendalian, pengawasan, pengaturan dan
sistem informasi, komponen prasarana
pengoprasian
yang mendukung.
prasarana angkutan yang merupakan bagian dari
terminal
juga
merupakan
lalulintas.
Terminal
tempat juga
sistem transportasi untuk melancarkan arus 2.
Aksessibilitas, kemudahan pergerakan angkutan dan penumpang menuju lokasi dan pada saat di dalam terminal.
3.
penumpang dan barang serta merupakan unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan kota.
Tingkat pelayanan jalan, kondisi jalan 3
Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1993 tentang
prasarana
dan
mengklarifikasikan
lalulintas
terminal
jalan
penumpang
dan di pulau lainnya 50 m.Terminal type B di pulau jawa 50 m dan di pulau lainnya 30 m. Terminal type c bergantung pada kebutuhan.
menjadi 3 macam, yaitu : Terminal penumpang type A, berfungsi untuk melayani angkutan
Istilah efektif (effective) dan efisien
umum Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), bus
(efficient) merupakan dua istilah yang saling
Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) bus
berkaitan dan patut dihayati dalam upaya untuk
Angkutan
mencapai tujuan suatu organisasi.
Kota
penumpang
(ANGKOT).
type
B,
berfungsi
Terminal
Jadi
melayani
dapat
dikatakan
bahwa
sebuah
kendaraan umum untuk angkutan bus Antar
kegiatan tersebut adalah efektif apabila tujuan
Kota Dalam Propinsi (AKDP) bus Angkutan
kegiatan itu akhirnya dapat dicapai. Tetapi bila
Kota (ANGKOT). Terminal penumpang type C,
akibat-akibat yang tidak dicari dari kegiatan
berfungsi untuk melayani kendaraan umum
mempunyai
untuk Angkutan Pedesaan (ADES). Klasifikasi
dibandingkan dari hasil yang dicapai sehingga
terminal
mengakibatkan
ini
akan
mendasari
kreteria
nilai
yang
lebih
ketidakpuasan,
penting meskipun
dalam
efektif kegiatan tersebut dapat dikatakan tidak
penelitian ini. Karena dengan fungsi pelayanan
efisien. Sebaliknya bila akibat yang tidak
yang berbeda akan membutuhkan fasilitas yang
dicari-cari dari kegiatan itu mempunyai nilai
berbeda . Konsep pelayanan dari ketiga type
tidak penting, maka kegiatan tersebut efisien.
terminal tersebut adalah sama yaitu sebagai
Sehubungan dengan itu, kita dapat mengatakan
tempat yang melayani perpindaan pergerakan
sesuatu efektif bila mencapai tujuan tertentu.
penumpang pemakai jasa angkutan umum.
Dikatakan efisien bila hal itu memuaskan
Untuk masing-masing type terminal memiliki
sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas
luas berbeda, bergantung pada wilayah dan
apakah efektif atau tidak.
perencanaan
yang
akan
disusun
tipenya, dengan ketentuan ukuran minimal :
Efisien tetapi tidak efektif berarti dalam
Terminal type A dipulau jawa dan sumatra
memanfaatkan sumber daya (input) baik, tetapi
seluas 5 hektar dan di pulau lainnya seluas 3
tidak mencapai sasaran. Sebaliknya, efektif
hektar. Terminal type B dipulau jawa dan
tidak efisien berarti dalam mencapai sasaran
sumatra seluas 3 hektar dan di pulau lainya
menggunakan sumber daya berlebihan atau
seluas 2 hektar. Terminal type C bergantung
lazim dikatakan ekonomi biaya tinggi. Tetapi
pada kebutuhan. Akses jalan masuk dari jalan
yang paling parah adalah tidak efisien dan juga
umum ke terminal berjarak minimal sebagai
tidak
berikut: Terminal type A di pulau jawa 100 m
sumber daya atau penghamburan sumber daya
efektif,
artinya
adanya
pemborosan
4
tanpa mencapai sasaran. Efisiensi harus selalu bersifat
kuantitatif
dan
dapat
Komponen prasarana transportasi yang
diukur
seharusnya ada pada sebuah Terminal adalah
(mearsurable), sedangkan efektif mengandung
disesuaikan dengan fungsi Terminal yang
pula pengertian kualitatif.
ingin dicanangkan. Karena pada dasarnya
Efektif lebih mengarah ke pencapaian
komponen prasarana yang disediakan dalam
sasaran. Efisien dalam menggunakan masukan
seluruh
(input) akan menghasilkan produktifitas yang
mengantisipasi ataupun melayani mekanisme
tinggi, yang merupakan tujuan dari setiap
pergerakan yang akan timbul.
organisasi apapun bidang kegiatannya. Hal
Mekanisme pergerakan yang mungkin timbul
yang paling rawan adalah apabila efisiensi
dari sebuah Terminal dapat dijadikan sebuah
selalu diartikan sebagai penghematan, karena
dasar dari suatu mekanisme pergerakan yang
bisa
paling lengkap yang mungkin ada dalam
mengganggu
operasi,
sehingga
pada
Terminal
dimaksudkan
untuk
gilirannya akan mempengaruhi hasil akhir,
sebuah
karena
dan
prasarana yang harus disediakan mampu
produktifitasnya akan juga tidak setinggi
mengantisipasi pelayanan ataupun pergerakan
yang diharapkan.
pada terminal.
sasarannya
tidak
tercapai
Terminal.
Dengan
demikian,
Efektif dikaitkan dengan kepemimpinan (leadership) yang menentukan hal-hal yang
METODE PENILITIAN
harus dilakukan, sedangkan efesien dikaitkan Penelitian
dengan manajemen, yang mengukur bagaimana
Kampung
sesuatu dapat dilakukan sebaik-baiknya.
dilakukan
Rambutan
di
Terminal
yang
meliputi
pada
efektifitas,efisiensi serta fasilitas pada terminal
mempengaruhi
kampung rambutan . Survai dilakukan pada:
efisiensi dan efektifitas sistem angkutan umum
Hari Rabu dan Sabtu mencatat dan jumlah bus
secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan
keluar masuk terminal. Guna menyelesaikan
pelayanan yang baik yang dapat berfungsi
penelitian ini, maka diperlukan data sebagai
secara
dalam
berikut : (1) Data primer mencakup hasil
mengantisipasi kebutuhan pergerakan di
tinjauan lapangan terhadap kondisi existing
dalam Terminal. Dan untuk mengoptimalkan
Terminal Kampung Rambutan, lokasi lokasi
fungsinya, maka kapasitas Terminal harus
pool, kantor-kantor administrasi perusahaan
cukup
angkutan umum, kondisi jalan, kondisi lalu
Karena Terminal
kelancaran
disamping
efektif
memadai,
dan
yang
akan
ada
efisien
Terminal
harus
dapat
menghasilkan mobilitas yang tinggi melalui
lintas
dan
persimpangan
menuju
lokasi
penyediaan fasilitas-fasilitas yang memadai.
Terminal, dan hasil penggalian pendapat atau
5
dengan
perusahaan angkutan umum, kondisi jalan,
melakukan wawancara langsung tak terstruktur
kondisi lalu lintas dan persimpangan
dengan (tanpa kuesioner) dan terstruktur (dengan
menuju lokasi Terminal. Data sekunder
informasi
para
kuesioner)
responden
kepada
keputusan/kebijakan
yaitu
para
pengambil dilingkungan
pemerintahan kota Jakarta, para pengguna jasa angkutan umum dan para penyedia jasa angkutan umum, (2) Data sekunder mencakup : Data atau informasi yang diperoleh dari dinas
Data
meliputi,
atau
informasi
yang
diperoleh dari dinas dan instansi terkait, rujukan yang berupa hasil studi atau penelitian sebelumnya, dan dari tinjauan pustaka yang relevan dengan penelitian ini.
dan instansi terkait, rujukan yang berupa hasil
melakukan pengamatan lapangan, review
studi atau penelitian sebelumnya, dan dari
hasil dokumen rapat dan tinjauan pustaka.
tinjauan pustaka yang relevan dengan penelitian
Tahap III adalah tahap pengolahan data. Data
ini. melakukan pengamatan lapangan, review
hasil
hasil dokumen rapat dan tinjauan pustaka.
Terminal disajikan dalam bentuk tabel
Tahap Penelitian pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu : Tahap I : adalah
tahap
(AHP),
Analisis
Hierarki
Proses
Kerangka pemecahan masalah
sangat berguna agar dapat melihat secara
survei
berupa
inventarisasi
karakteristik
karakteristik
fisik
fasilitas
Terminal dan luasan Terminal (m2) untuk dievaluasi dengan melihat standarisasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1.
Metode Uji Kecukupan Data
jelas langkah-langkah yang akan dilakukan Metode ini digunakan untuk menguji
untuk mencapai tujuan. karena dengan adanya kerangka tersebut maka dapat diketahui arah penelitian dan parameterparameter apa yang akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Tahap II adalah mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Data
primer
meliputi
:
Hasil
tinjauan lapangan terhadap kondisi existing Terminal
Kampung
Rambutan,
lokasi
lokasi pool, kantor-kantor administrasi
kecukupan data sampel yang diambil dari standar eror harga rata-rata (standart error of the mean) sebelum dilakukan analisa. Rumus yang digunakan untuk menguji kecukupan data sampel yang dinyatakan dengan penurunan rumus sebagai berikut
δX =
δ2 N
Secara definisi hal ini dinyatakan sebagai “the rool mean square deviation of
6
the observed reading from their average”
kendaraan
memberikan
suatu
waktu
Untuk hal tersebut maka ditentukan
interval t. Untuk jumlah kelas n ditentukan
bahwa untuk pengukuran banyaknya data
oleh periode waktu kedatangan yang
sampel yang diobservasi menggunakan
direncanakan dengan pertimbangan arus
tingkat kepercayaan 95 % dan derajat
lalu-lintas pada jam sibuk.
ketelitian 10 %. Yang berarti bahwa
b.
Tingkat
keberangkatan
sekurang-kurangnya 95 % dari 100 % data
kendaraan
sampel
keberangkatan kendaraan adalah jumlah
yang
diobservasi
tidak
akan
di
Terminal,
Tingkat
mempunyai penyimpangan 10 %.
kendaraan yang keluar dari lokasi menuju
2.
Pengolahan Data Kedatangan dan
lokasi tujuan pada periode waktu tertentu,
Waktu Pelayanan Kendaraan
yang
dihitung
adalah
jumlah
keberangkatan kendaraan selama waktu a.
Tingkat
kedatangan
survai persatuan waktu tertentu.
kendaraan di Terminal, Tingkat kedatangan Data keberangkatan yang diperoleh
adalah jumlah kendaraan yang sampai pada jalur menuju Terminal pada waktu tertentu,
akan
dibuat
suatu
bentuk
dimana kendaraan tersebut mulai bergabung
keberangkatan kendaraan dengan interval
dengan kendaraan lain yang antri pada
kelas dan jumlah kelas tertentu. Jika
Terminal. Kedatangan yang dihitung adalah
kendaraan-kendaraan yang berangkat pada
jumlah kedatangan kendaraan sewaktu
fasilitas
survai persatuan waktu tertentu.
kemungkinan random atau acak, maka pada
pelayanan
distribusi
mempunyai
n keberangkatan kendaraan memberikan Data kedatangan yang diperoleh akan dibuat suatu bentuk distribusi kedatangan kendaraan dengan interval kelas dan jumlah kelas tertentu. Jika kendaraan-kendaraan yang datang pada fasilitas pelayanan mempunyai kemungkinan random atau acak,
maka
pada
n
kedatangan
suatu waktu interval t. Untuk jumlah kelas n ditentukan
oleh
periode
waktu
keberangkatan yang direncanakan dengan pertimbangan arus lalu-lintas pada jam sibuk. c.
Tingkat
pelayanan
kendaraan dari Terminal, Distribusi
7
frekwensi waktu pelayanan merupakan distribusi
frekwensi
lama
membagi rentang dengan jumlah kelas.
pelayanan
Harga P diambil sesuai dengan
terhadap kendaraan pada saat menunggu
ketelitian satuan data yang digunakan. Jika
penumpang. Lama pelayanan ini diketahui
data berbentuk satuan, diambil harga P
dari selisih waktu keberangkatan kendaraan
teliti sampai satuan. Data yang telah
yang
terkumpul
sebelumnya.
Tentunya
lama
selanjutnya
dilakukan
pelayanan ini akan berbeda untuk tiap-tiap
rekapitulasi pada tabel distribusi frekwensi
kendaraan,
lama
waktu pelayanan dan dengan demikian
pelayanan sama dengan antara kendaraan
jumlah kendaraan yang akan dilayani dalam
yang satu dengan yang lain. Untuk itu
interval waktu tertentu akan diketahui.
atau
barangkali
pada tabel distribusi frekwensi waktu pelayanan
akan
disajikan
jumlah
3.
Pengujian
kecocokan
distribusi
kendaraan yang dilayani dalam interval
sampel dengan distribusi teoritis (test
waktu tertentu.
of goodness of fit).
Untuk pelayanan
mengetahui mempunyai
suatu
distribusi
Pada uraian sebelumnya diketahui
tertentu, maka diperlukan suatu metode
bahwa ada dua jenis distribusi frekwensi,
pendekatan
yakni,
dalam
pola
data
penyusunan
tabel
distribusi
frekwensi
hasil
distribusi. Pendekatan-pendekatan untuk
pengamatan dan distribusi hasil pemodelan
menyusun tabel distribusi waktu pelayanan
yang secara teoritis dapat diterima akal.
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Kedua
distribusi
frekwensi
tersebut
mempunyai hubungan dimana distribusi Penentuan jumlah kelas, dalam
teoritis dapat dijadikan sebagai dasar untuk
penentuan jumlah kelas tidak boleh terlalu
menyatakan dapat atau tidak diterimanya
banyak atau terlalu sedikit.
suatu distribusi dari hasil pengamatan
a.
Penentuan rentang, rentang
secara ilmiah. Kedua distribusi tersebut
kelas adalah data yang bernilai terbesar
berbeda-beda antara yang satu dengan
dikurangi
yang lain. Untuk mengetahui besarnya
b.
dengan
data
yang
bernilai
terkecil.
perbedaan panjang
diperlukan
suatu
kelas,
pengujian apakah perbedaan tersebut masih
panjang kelas kira-kira ditentukan dengan
dapat diterima atau ditolak pada taraf
c.
Penentuan
tersebut
8
Uji
dan seterusnya. 4. Membandingkan hasil
sebagaimana yang dimaksud sering disebut
antara harga uji statistiknya (X2obg) dengan
dengan uji kecocokan (test of goodnees of
harga yang didapat dari tabel nilai Kritis
fit). Untuk mengetahui cocok tidaknya
Chi Kuadrat (X2(1-dka)) dan terima ho jika
antara distribusi frekwensi hasil pengamatan
(X2obg) ≤ (X2(1-dka)). Tahap IV adalah tahap
dengan hasil model-model yang telah
Analisis
dikembangkan, K. Pearson memperkirakan
Terminal
kecocokan tersebut dengan pendekatan
kedatangan dan jenis pelayanan yang
Chi-Kuadrat. Selanjutnya jumlah Chi-
diberikan.
Kuadrat digunakan untuk mengetahui
kecocokan analisis digunakan metode
apakah
hasil
antrian model M/M/S/1/1. Dengan model
frekwensi
ini dua atau lebih individu dapat dilayani
tingkat
keyakinan
distribusi
pengamatan
dan
tertentu.
frekwensi distribusi
Kinerja
Terminal,
ditentukan Sesuai
Kinerja
oleh
tingkat
dengan
tingkat
teoritis cocok atau tidak.
pada waktu bersamaan oleh fasilitas-
4.
fasilitas pelayanan yang berlainan.
Pengujian distribusi kedatangan
Dengan menggunakan metode chikuadrat test (Chi-square goodness of fit test)
langkah-langkah
yang
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dilakukan Sebelum
dalam uji Chi-squqre goodness of fit test sebagai berikut : 1. kedatangan
Ho = Distribusi
/keberangkatan
mengikuti distribusi poisson. Ho Distribusi
kedatangan
kendaraan
tidak
kendaraan =
/keberangakatan
mengikut
distribusi
pembobotan
dilakukan
terhadap
analisis
kriteria
yang
mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal terlebih dahulu dilakukan analisis kondisi lokasi penelitian yang disesuaikan penilaian kriteria yang diperoleh dari tinjauan
poisson. 2. Menentukan taraf signifikansi
pustaka
serta
(α) sebesar 95%, derajat kebebasan (dk) =
peninjauan lapangan (dokumentasi) dan
k-2, dimana k adalah jumlah kelas interval.
kriteria
3. Menentukan probabilitas poisson p(n)
wawancara pada formulir wawancara.
kemungkinan terjadinya kedatangan 0,1,2
Kondisi yang dimaksud adalah sebagai
yang
diperkuat menjadi
dengan instrument
berikut : 1. Tingkat Pelayanan Jalan, dari pengamatan dilapangan disekitar pintu 9
masuk dan pintu keluar sering terjadi
menghasilkan aksessibilitas yang merata ke
kemacetan, hal ini diakibatkan : oleh
semua lokasi.
adanya kendaraan angkutan umum yang
Dari
penjelasan
diatas
bahwa
menaikkan dan menurunkan penumpang
lokasi Terminal terhadap aksessibilitas
pada pintu masuk dan pintu kelur tersebut,
telah diatasi, dari pengamatan kondisi
tidak adanya pengaturan lalulintas pada dua
lapangan pengaturan tata letak parkir
pintu tersebut dan eksisting geometrik
Angkutan Kota dan bus Antar Kota
persimpangan yang kurang menguntungkan
Dalam Propinsi (AKDP) berjauhan,
untuk
tidak adanya petunjuk dan fasilitas
manuver
bus
angkutan
umum.
Kondisi ini adalah salah satu penilaian yang
informasi
mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal
Agkutan Kota yang masuk kedalam
Kampung
2.
Terminal Kampung Rambutan yang
Aksessibilitas, Berdasarkan data Dinas
semuanya berakibat tidak tercapainya
Perhubungan
dan
kemudahan
pengamatan kondisi lapangan menjelaskan
perpindahan
telah diaturnya sistem pergerakan angkutan
perjalanan yang aman dan nyaman dan
dalam kota, yang antara lain :
hal
Rambutan,
kondisi.
Kota
Jakarta
Penyediaan bus kota dan
a.
angkot sebagai moda angkutan umum Kota
Jakarta.
diarahkan
b.
Trayek
melayani
bus
Kawasan
dan
sedikitnya
untuk yang
tersebut
atau
merupakan
jumlah
melakukan melanjutkan salah
satu
penilaian yang mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal Kampung Rambutan.
kota 3.
Pusat
Fasilitas dan Manajemen
Kota. c. Trayek Angkutan Kota diarahkan
Terminal, Ketersediaan fasilitas dalam
melayani
suatu
fasilitas-fasilitas
primer
dan
Terminal
dimaksudkan
adalah
sekunder yaitu pasar, Terminal, lokasi
sesuatu yang diberikan dalam hal ini
perkantoran, pendidikan, industri dan lokasi
fasilitas
wisata. d. Pengaturan trayek angkutan
memberikan pelayanan kepada angkutan
umum yang mempertimbangkan biaya dan
umum penumpang, penumpang dan calon
waktu
dalam
penumpang saat tiba dan menunggu atau
perencanaan trayek angkutan umum semua
berangkat dan hal ini merupakan sangat
nilai
menentukan dalam penentuan efektifitas
perjalanan waktu
di
yang
mana
minimumkan
sehingga
yang
tersedia
yang
dapat
10
suatu
Terminal.
Terminal
Kampung
kebersihan,
dan
polusi
masih
dalam
Rambutan sebagai salah satu Terminal
keaadan baik dan kondisi ini akibat belum
tipe
harusnya
beroperasi maksimalnya. Artinya kondisi
memenuhi standar sebagai tipe A, namun
kenyamanan lingkungan dalam pelayanan
kenyataan dilapangan banyak fasilitas yang
kepada
tidak difungsikan dan pengaturan dalam
tujuan dan sasaran Terminal yang efektif.
A
di
kota
operasinya
Jakarta
terkesan
tanpa
pengguna
jasa
mempengaruhi
dilakukan
Setelah mengetahui pola distribusi
dengan baik, dimana hal ini salah satu
yang terjadi, langkah selanjutnya adalah
penyebab tidak efektifnya fungsi Terminal
menghitung kebutuhan kapasitas parkir
Kampung Rambutan.
kendaraan yang ada di dalam lokasi
Keamanan
4.
Terminal,
Terminal.
Kapasitas
kebutuhan
ruang
Kondisi keamanan penumpang atau calon
parkir ini didasarkan pada jumlah kendaraan
penumpang dan pengemudi pada saat
yang ada dikalikan dengan Satuan Ruang
berada didalam Terminal adalah satu
Parkir (SRP). Nilai Satuan Ruang Parkir
penilaian yang mempengaruhi tercapainya
(SRP) untuk Bus Antar Kota Dalam
tujuan
Propinsi (AKDP) sebsesar 13*40 M2 +
atau
sasaran
penyelenggaan
Terminal Kampung Rambutan
yang
efektif. Kondisi keamanan Terminal Kampung
Rambutan
berdasarkan
13*40 M2 + 13*40 M2 + 10*40 M2 + 9*40 M2 = 2300 M2. Dari
hasil
hitungan
kebutuhan
parkir
kemudian
informasi dari data yang diperoleh dari
kapasitas
instansi
METROPOLITAN
dibandingkan dengan ketersediaan ruang
JAKARTA TIMUR SEKTOR CIRACAS,
parkir yang ada untuk pelayanan Antar
bahwa
tindak
Kota Dalam Propinsi (AKDP). Apabila
kriminal tapi melihat kondisi lingkungan
kebutuhan ruang parkir lebih kecil dari
sekitar Terminal Kampung Rambutan
ruang parkir yang ada, maka dapat dikatakan
yang sepi diduga membuat para pengguna
bahwa lokasi tersebut cukup mampu untuk
jasa layanan merasa takut untuk masuk
menampung kendaraan yang ada didalam
kedalam
sekitar
lokasi pelayanan. Begitu pula apabila terjadi
Terminal. 5. Kenyamanan Lingkungan,
sebaliknnya, apabila kebutuhan ruang parkir
Kenyamanan
lebih besar dari ruang parkir yang ada, maka
POLRES belum
Kampung
pernah
Terminal,
terjadi
kondisi
lingkungan Rambutan
Terminal
ditinjau
ruang
dari 11
kuesioner komponen tingkat pelayanan terminal menunjukkan, prioritas pertama Kenyamanan dua dapat dikatakan bahwa lokasi tersebut tidak mampu
untuk
menampung
semua
Lingkungan, prioritas ke
Aksessibilitas,
Keamanan
prioritas
Lingkungan,
ke
prioritas
tiga ke
empat Tingkat Pelayanan Jalan, dan prioritas ke lima Fasilitas Terminal
kendaraan yang ada secara baik.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil analisis dan
pembahasan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
3.
Dari hasil analisis prioritas
lokal menunjukkan, prioritas pertama fasilitas terminal untuk Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), rioritas ke dua keamanan lingkungan, prioritas ke tiga tingkat pelayanan jalan, prioritas ke empat aksessibilitas, prioritas ke lima
Dari
1.
hasil
kuesioner
komponen
menunjukkan,
Prioritas
analisis
kenyamanan lingkungan.
angkutan pertama
Bus
Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dengan nilai pembobotan sebesar 1,57, prioritas kedua Bus Antar Kota Antar Propinsi
(AKAP)
dengan
nilai
pembobotan sebesar 0.888, prioritas ke tiga Angkutan Kota (ANGKOT) dengan nilai pembobotan sebesar 0.623
4. ruang
Dari parkir
analisis menunjukkan
kebutuhan jumlah
kendaraan dalam sistm yaitu sebesar 135 kendaraan, sedangkan kebutuhan ruang parkir sebesar 5400 M2, sehingga analisa kebutuhan ruang parkir yaitu luas parkir tersedia < kebutuhan luas parkir (2300 M2 < 5400 M2).
Dari hasil hitungan
12
angkutan umum yang beroperasi di luar Terminal Kampung Rambutan agar dapat mengefektifkan dalam menaikkan dan menurunkan penumpang agar mengurangi kebutuhan kapasitas ruang parkir untuk pelayanan bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), maka dapat dikatakan bahwa lokasi
tersebut
cukup
mampu
kepadatan lalu lintas dan mengefektifkan headway antar kendaraan angkutan umum pada setiap rute dalam jaringan trayek.
untuk
menampung kendaraan yang ada didalam lokasi pelayanan. Saran-saran yang dapat diajukan agar terminal dapat berfungsi secara efektif
yang
dapat
memberikan
3.
Dari
analisis
dan
pelayanan, kemudahan, kenyamanan serta
pembahasan kebutuahan ruang parkir untuk
rasa aman kepada pengguna jasa angkutan
bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP),
umum, yaitu :
dapat disarankan
sebagai berikut: Guna
kenyaman dan memenuhi syarat,
maka
parkir bus perlu penataan manajemen parkir sehingga memenuhi syarat sesuai dengan standar.
1.
Perlu adanya peningkatan
sarana dan prasarana baik fasilitas utama maupun kepuasan
fasilitas
penunjang
terhadap
sehingga
kenyamanan
pelayanan bagi pengguna jasa angkutan umum dan para pengemudi angkutan umum semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
13
........., 1992, Undang-Undang No.14 Tahun 1992 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta. ........., 1995, Keputusan Menteri Perhubungan No.31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan, Jakarta. .........., 2002, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wialyah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Jenderal Teratur, Direktorat Perhubungan Darat, Jakarta. Button, Kenneth, (1989), Transportation Terminal, interchanges and Economic Development. Creighton, R.L, (1976), Transportation and Traffic Engineering Handbook, Practice Hall, New Jersey.
introduction, Second Edition, Prentice - Hall International Inc. Mangkusubroto. K (1987), Pengembangan Metodologi Penjajagan Efektifitas Sistem Usaha Dengan Menggunakan Kriteria Deskriptif Majemuk Dan Berdasarkan Persepsi Pengambilan Keputusan, Desertasi, Institut Teknologi Bandung. Moleng S.L., (2001), Methodologi Penelitian Kuantitatif, Remaja Rosda Karya, Jakarta Jakarta. Morlok E.K., (1985), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta. Oglesby and Hicks, (1982), Highway Engineering, John Wiley & Son Inc., Canada. Permadi, B.S., (1992), Analisis Hierarki Proses, PAU-EK-UI, Jakarta.
C.Jotin, B.Kent Lall, Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Erlangga Jakarta. Giannopuolus, (1989), Bus Planning and Operation in Urban Areas, A. Pratical Guide, Avebury,Gower Publishing Campony Ltd. England. Gultom J, (2000), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Terhadap Ketidakefektifan Terminal Induk Natai Suka di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Selatan, Jhon Khisty and Kent Hall, (1990), Transportation Engineering An
Parapat, Renward (2006), Analisis Prioritas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Terminal Amplas, Tesis, Fakultas Pasca Sarjana Teknik Arsitektur, Universitas Sumatera Utara, Medan. Akhwady, Rudhy, (2006), Studi Rencana Tata Ruang Kawasan Pesisir Dengan Metoda Analytic Hierarchy Process (AHP), Kabupaten Pasuruan, Tesis, Fakultas Pasca Sarjana Teknik Manajemen Pantai Institut Teknologi Surabaya. Notoatmojo, Soekidjo, (2002), Metodologi Penelitian Cet. Ke-2, Rineka Cipta, Jakarta.
14
Alter, R.J., (1983), Higway Traffic Analysis and Design, The Macmillan press LTD. Suprapto. J. (1997), Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineke Cipta, Jakarta. Vuchic, (1981), Urban Transportation Sistem and Technology, Prentice Hall Inc., London. Warpani, (1990), Perencanaan Pengangkutan, Penerbit Bandung.
Sistem ITB
Wright, & Ashford, (1989), ansportation Engineering Planning and design, John Wiley & Son, Inc., New York.
15
16