Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
ANALISIS PORTOFOLIO TERHADAP EKSPECTED RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL Zulfa Yunita
[email protected]
Triyonowati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT This research is meant to find out whether is implementation of portfolio has an influence to the stocks risk and expected return. The object of the research is all LQ 45 companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange and the companies which are distributed their dividend in 2011, i.e.: PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Semen Gresik (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Based on the analysis and the discussion 3 stocks whick included in optimum portfoliosare achieved from 5 stocks which are analyzed by using single index modeli.e.: PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) since these stocks’ ERB rate similiar or bigger than their C i rate. On the other hand, the stocks which their ERB rate is smaller than their Ci rate indicated that these stocks cannot form optimum portfolios. PT. Bank mandiri (Persero) Tbk (BMRI) and PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) stocks which their ERB rates are smaller than their Ci rate indicate that their stocks cannot form optimum portfolio. Keywords: portfolio, expected return, single index and stocks. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan portofolio berpengaruh terhadap expected return dan risiko saham. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan yang membagikan dividen pada tahun 2011 antara lain PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Semen Gersik (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Berdasarkan analisa dan pembahasan dengan menggunakan Model Indeks Tunggal maka 5 dari saham yang dianalisis diperoleh 3 saham yang termasuk dalam portofolio optimalyaitu PT. Semen Gersero (Persero) Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) karena saham-saham tersebut mempunyai nilai ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai C i-nya. Sebaliknya saham yang nilai ERB-nya lebih kecil dari pada nilai Ci-nya menandakan bahwa saham tersebut tidak dapat membentuk portofolio optimal.Untuk saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang nilai ERB-nya lebih kecil dari nilai Ci-nya menandakan saham tersebut tidak dapat membentuk portofolio optimal. Kata kunci: portofolio, expected return, indeks tunggal dan saham.
PENDAHULUAN Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat dielakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin berkembang. Perekonomian Indonesia juga mengalami peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar Modal Indonesia. Kemandirian Pasar Modal di Indonesia baru terjadi pada pertengahan tahun 1970, dan terus mengalami perkembangan seiring dikeluarkannya paket-paket deregulasi oleh pemerintah untuk menumbuhkan minat yang tinggi pada emiten dan investor dalam memanfaatkan Pasar Modal sebagai salah satu sumber pembiayaan dan sarana investasi. Selain itu Pasar Modal juga berperan dalam pemerataan sosial dengan memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk ikut menikmati keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan melalui kepemilikan saham.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
2 Dalam berinvestasi, investor telah merelakan konsumsi atas sejumlah dana yang mereka miliki saat ini untuk ditukar dengan aset-aset investasi (Jones, 2004). Kerelaan yang diberikan para investor ini berimbal hasil pada kemungkinan akan satu atau lebih keuntungan yang bersifat finansial. Pada saham contohnya, investor pemegang instrumen investasi ini bisa mendapatkan dua bentuk keuntungan finansial, dividen (bagi investor yang menginginkan mendapatkan hak kepemilikan atas perusahaan) dan capital gain (bagi investor yang lebih menginginkan keuntungan cepat). Dalam pemilihan saham-saham yang akan dimasukkan dalam portofolio, seorang investor seorang investor seharusnya menghindari naluri spekulasi, karena tidak semua saham akan dapat membentuk portofolio yang baik yaitu portofolio yang memberikan tingkat keuntngan yang besar, dengan risiko yang sama atau memberikan risiko terkecil dengan tingkat keuntungan yang sama. Pada hakekatnya pembentukan portofolio adalah mengalokasikan dana pada berbagai alternatif investasi, sehinnga risiko investasi (secara keseluruhan) akan dapat dikurangi (diminimumkan). Dalam menganalisis dan menghitung portofolio suatu saham salah satunya dengan menggunakan metode indeks tunggal. Metode indeks tunggal merupakan penyederhanaan analisis portofolio, yang berkaitan dengan jumlah dan jenis input atau data, serta prosedur analisis untuk menentukan portofolio yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio optimal yang menghasilkan expected return maksimal dan risiko saham minimal dengan menggunakan model indeks tunggal pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan Tampubolon (2005:6) mendefinisikan pasar modal adalah tempat pertemuan antara pencari dana dan penanam modal untuk melaksanakan transaksi. Di pasar modal dilakukan transaksi jual beli antara lain seperti saham dan obligasi yang diukur jangka waktunya dari waktu kewaktu atas modal yang diperjual belikan. Investasi Menurut Tandelilin (2006:6), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Sedangkan menurut Sunariyah (2006:4), investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama, dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Tujuan investasi menurut Tandelilin (2006:4) secara luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan disini adalah kesejahteraan moneter, yang dapat diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang. Untuk mengambil keputusan dalam proses investasi diperlikan langkah-langkah sebagai berikut: (a) menentukan kebijakan investasi; (b) analisis sekuritas; (c) pembentukan portofolio; (d) melakukan revisi portofolio; (e) evaluasi kinerja portofolio.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
3 Saham Saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang memberikan penghasilan tidak tetap. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk dividen dan dividen ini akan dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh keuntungan (Sutrisno, 2009:114). Sedangkan menurut Tampubolon (2005:138) saham adalah sumber keuangan perusahaan yang berasal dari pemilik perusahaan dan merupakan bukti kepemilikan atas perusahaan oleh pemegangnyaserta surat berharga yang dapat diperdagangkan dipasar bursa. Tandelilin (2006:18) saham merupakan bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (emiten). Jenis-jenis saham yang diperdagangkan dipasar modal menurut Martono dan Harjito (2002:41) adalah: (a) saham preferen; (b) saham biasa. Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, Tandelilin (2006:124) yaitu dividen dan capital gains. Konsep Returndan Risiko Saham Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan dari investasi. Return ini dibedakan menjadi (Husnan, 2005:21) actual return dan expected return. Menurut Jogianto (2004:110) sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu capital gain (loss) dan yield. Sedangkan risiko merupakan suatu kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut (Tandelilin, 2006:48). Menurut Tandelilin (2001:48) beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangakan dalam membuat keputusan investasi, adalah: (a) risiko suku bunga; (b) risiko pasar; (c) risiko inflasi; (d) risiko bisnis; (e) risiko finansial; (f) risiko likuiditas; (g) risiko nilai tukar mata uang; (h) risiko negara. Teori Portofolio Teori portofolio dipelopori oleh Harry Markowitz pada tahun 1956 yang merupakan aspek terpenting dalam investasi. Portofolio menggambarkan kepemilikan dari pada instrumen investasi yang disusun dengan perencanaan yang matang untuk pencapaian hasil optimal melalui penyebaran risk. Portofolio dipilih atas dasar struktural penilaian investasi dan tujuan investasi suatu portofolio dibentuk guna memanfaatkan secara optimal situasi dan kondisi yang didasarkan pada pertimbangan risiko dan keuntungan. Portofolio merupakan sekumpulan investasi yang menyangkut identifikasi saham-saham mana yang akan dipilih dan menentukn proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut (Husnan, 2005:49). Menurut Sunariyah (2004:194) portofolio adalah serangkaian kombinasi beberapa aktivitas yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor baik perorangan maupun lembaga. Indeks Tunggal Model Indeks Tunggal didasarkan pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusuas dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan nilai pasar (Jogiyanto, 2004:119). Selain hasil dari model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input analisis portofolio, model indeks tunggal dapat juga digunakan secara langsung untuk
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
4 analisis portofolio. Analisis portofolio menyangkut perhitungan return ekspektasi portofolio dan risiko portofolio. Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimaksudkan kedalam portofolio optimal tersebut. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan yang masuk dalam LQ 45 tahun 2011, (2) saham perusahaan LQ 45 yang aktif dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011, (3) perusahaan LQ 45 dengan laporan keuangan yang dinyatakan dalam rupiah tahun 2011, (4) perusahaan LQ 45 yang membagikan dividen pada tahun 2011. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Analisis Portofolio Model Indeks Tunggal a. Menghitung Tingkat Keuntugan Masing-masing Saham (Rit) Tingkat keuntungan masing-masing saham (Rit) merupakan keuntungan saham yang berasal dari perubahan harga saham dan pembagian dividen, berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. b. Menghitung Koefisien Alpha (α) dan Beta (β) Menghitung koefisien alpha (α) dan beta (β) adalah memperkirakan apa yang akan terjadi dengan suatu variabel apabila variabel lain berubah. c. Menghitung Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan (expected return) Menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut. d. Menghitung Tingkat Risiko Menghitung tingkat risiko merupakan mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. e. Menghitungexcess return to beta (ERB) Menghitung excess return to beta (ERB) merupakan selisih keuntngan ekspektasi dengan keuntungan aktiva bebas risiko atau mengukur kelebihan keuntungan relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan beta. f. Menentukan Tingkat Pembatas Saham atau cut off point (C*) Tingkat pembatas saham atau cut off point (C*) merupakan batasan untuk memisahkan saham-saham mana saja yang akan dimasukkan didalam pembentukan portofolio optimal. g. Menentukan Proporsi Masing-masing Saham Menentukan proporsi masing-masing saham merupakan tiap-tiap saham yang diproporsikan kedalam poetofolio optimal. h. Menghitung Beta Portofolio (βp) Menghitung beta portofolio (βp) merupakan rata-rata dari beta saham individu. i. Menghitung Alpha Portofolio (αp) Menghitung alpha portofolio (αp) merupakan rata-rata dari alpha saham individu.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
5 j. Menghitung Keuntungan Ekspektasi Portofolio (E(Rp)) Menghitung keuntungan ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari keuntungan ekspektasi dari tiap-tiap saham tunggal didalam portofolio. k. Menghitung Risiko Portofolio (σp2) Menghitung risiko portofolio merupakan risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) dan risiko unik (unique risk). Dengan memasukkan karakteristik beta portofolio. Portofolio Optimal Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensiinvestor bersangkutan terhadap keuntungan maupun terhadap risiko yang ditanggungnya. Penentuan portofolio optimal dengan menentukan rasio antara akses return dengan beta (ERB) yang memperbandingkan antara tingkat keuntungan dengan beta. Risiko ini akan menentukan mana yang masuk dalam portofolio optimal, meskipun begitu diperlukan pembatas (cut off point atau C*) untuk menentukan mana yang masuk dalam portofolio optimal dan saham dengan nilai ERB lebih besar atau sama dengan ERB di titik C* itulah portofolio optimal.Setelah sekuritassekuritas yang membentuk portofolio optimal maka dapat ditentukan beberapa proporsi dana yang akan diinvestasikan dalam portofolio optimal yang didasarkan dari nilai tingkat keuntungan portofolio dengan tingkat keuntungan pasar. Risiko Portofolio Risiko investasi merupakan kemungkinan perbedaan antara keuntungan aktual yang diterima dengan keuntungan yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar keuntungan risiko investasi tersebut. Investasi saham mempunyai risiko paling tinggi dibandingkan dengan investasi pada sekurutas lain. Dengan risiko yang minimal diharapkan investor menerima pendapat tertentu. Risiko dapat dihitung dengan menggunakan: (a) risiko sekuritas (varian return), (b) risiko unik tiap-tiap perusahaan (unique risk), (c) risiko portofolio. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam hal menghitung portofolio adalah rumus yang diambil dari Jogiyanto (2004:231) dengan tahap perhitungan sebagai berikut: 1. Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham
(Pt
R it
2.
Pt -1 ) D t Pt -1
Dimana : Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t. Pt : Harga saham i pada periode t. Pt-1 : Harga saham periode sebelumnya. Dt : Deviden saham periode terakhir. Menghitung koefisien α dan β
β α
n.
XY n
X
X2 (
Y β n
X) 2 X
Y
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
6
3.
4.
Dimana : n : Jumlah periode X : Indeks keuntungan pasar Y : Tingkat keuntungan saham β : Beta saham i α : Alpha saham i Tingkat keuntungan ekspektasi (Expected Return) E(Ri) = αi + βi.E(Rm) Dimana: E(Ri) : Tingkat keuntungan ekspektasi dari saham i Αi : Alpha saham i Βi : Beta saham i E(Rm) : Tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar. Menghitung tingkat risiko a. Menghitung tingkat risiko pasar (σm2)
σm
2
Rm
E(R m ) 2 n 1
Dimana: σm2 : Varian dan keuntungan pasar Rm : Keuntungan pasar E(Rm) : Tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar. b. Menentukan varian dari kesalahan residu (σei2)
σ ei
5.
E(e i 0) 2 n 1
Dimana: σei2 : Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-I yang juga merupakan risiko unik Jadi total risiko adalah: σi2 =βi2. σm2 + σei2 Menghitung excess return on beta (ERB)
ERBi
6.
2
E(R i ) R BR βi
Dimana: ERB : Excess return to beta E(Ri) : Tingkat keuntungan yanhg diharapkan dari saham i Βi : Beta saham i RBR : Return aktiva bebas risiko Menentukan tingkat pembatas saham atau cut off point (C*) Sebelum diurutkan saham-saham berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Nilai ERB terbesar dari tiap-tiap masuk dalam dalam portofolio optimal.
Ai
E(R i ) R BR β i 2 σ ei
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
7 Dan 2
βi 2 σ ei
βi
i
σm 2
Aj j 1
Ci
1 σm 2
i
Bj j 1
7.
Menghitung beta portofolio
Zi
Wi
βi (ERB 2 σ ei Zi
C*)
k
Zj j 1
Dimana: Wi : Proporsi sekuritas ke-i K : Jumlah sekuritas di portofolio optimal Βi : Beta sekuritas ke-i
σ ei
8.
2
:Variasi dari kesalahan residu sekuritas ke-i ERBi : Excess return to beta sekuritas ke-i C* : Nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar Menghitung beta portofolio
βp
n
W i .α i i 1
Dimana:
βp
: Beta portofolio
n
W i .α i : Rata-rata alpha saham individu i 1
9.
Menghitung alpha portofolio
αp
n
W i .α i i 1
Dimana:
αp
: Alpha portofolio
n
W i .α i : Rata-rata alpha saham individu i 1
10. Menghitung keuntungan ekspektasi portofolio E(Rp) = α p + β p .E(Rm) Dimana: E(Rp) : Tingkat keuntungan ekspektasi dari portofolio αp : Alpha portofolio
βp
: Beta portofolio
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
8
11. Menghitung risiko portofolio
σp
2
2
β p .σ m
2
n
Wi .σ ei ) 2
( i 1
Dimana
σp
2
: Risiko fortofolio
2
2
β p .σ m : Risiko yang berhubungan dengan pasar Wi : Besarnya proporsi saham ke-i σ ei : Risiko unik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis portofolio dengan model indeks tunggal untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio optimal yang menghasilkan ekspected return maksimal dan risiko saham minimal. Penulis mengambil 5 saham dari perusahaan LQ45 tahun 2011. Perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan saham perusahaan termasuk kategori blue chip stock. Data yang diperlukan adalah data harga saham bulanan, dividen saham bulanan, indeks harga saham gabungan tiap bulan dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia periode bulan Januari sampai Desember tahun 2011. Adapun proses perhitungan portofolio optimal dengan model indeks tunggal secara bertahap adalah : Perhitungan Tingkat Keuntungan dan Risiko Masing-masing Saham Perhitungan tingkat keuntungan masing-masing saham atau return menggunakan rumus R it
Pt
Pt -1 D t Pt -1 Tabel 1 Perhitungan Indeks Keuntungan Pasar Periode ke-t (Rmt) Berdasarkan IHSG Periode Tahun 2011 Tahun 2011
BULAN
IHSG 3703.512 3409.167 3470.348 3678.674 3819.618 3836.967 3888.569 4130.800 3841.731 3549.032 3790.847 3716.080 3821.992
Desember 2010 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah / Rm Rata-rata / E(Rm)
Rmt -0.0795 0.0179 0.0600 0.0383 0.0045 0.0134 0.0623 -0.0700 -0.0762 0.0681 -0.0197 0.0285 0.0476 0.0040
Tabel 1 merupakan perhitungan indeks keuntungan pasar (Rmt) menggunakan rumus:
R mt
IHSG t IHSG t -1 IHSG t -1
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
9
R mt
3409.167- 3703.512 3703.512 = -0.0795 (dan seterusnya)
Pada perhitungan Indeks Keuntungan Pasar diperoleh E(Rm) sebesar 0.0040 dan E(Rm) merupakan rata-rata dari Rmt. Tabel 2 Daftar Alpha, Beta, dan E(Ri) Masing-masing saham No. 1 2 3 4 5
Nama Saham INDF SMGR BMRI UNVR TLKM
αi 0.0265 0.0299 0.0221 0.0491 0.0447
βi -0.1908 -0.0317 0.0449 -0.3449 -0.1030
E(Ri) 0.0257 0.0298 0.0223 0.0477 0.0443
Untuk menentukan beasrnya alpha (α) dan beta (β), Masing-masing saham menggunakan rumus β
β
n.
XY X2
n
12 (-0,0049 ) 12.0,0323
X X
Y 2
dan rumus α
Y -β
X
n
0,0476.0,3 091 0.0476
2
= -0.1908 (dan seterusnya)
α
0,3091
0,1908.0,0476 12
= 0.0265 (dan seterusnya) Tingkat keuntungan dari indeks pasar (Rm) yang didasarkan pada saat indeks harga saham gabungan untuk menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham atau Ekspected Return menggunakan rumus : E(Ri) = αi +βi.E(Rm) E(Ri) = 0,0265 +(-0,1908) . 0,0040 = 0.0257 (dan seterusnya) Dengan melihat kedua tabel diatas (tabel 1 dan tabel 2) dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa Rm yang dihasilkan sebesar 0.0476merupakan keuntungan dari indeks pasar yang berhubungan dengan βi. Beta i adalah sensitifitas keuangan suatu sekuritas terhadap keuntungan pasar. Besar beta biasanya ditetapkan sebesar 1. βi diatas 1 berarti mempunyai sifat yang rentan atau sensitif terhadap perubahan pasar. Dari tabel diatas terlihat bahwa tidak ada saham-saham yang bernilai β lebih besar dari 1, artinya perusahaan-perusahaan tersebut diatas tidak rentan terhadap perubahan kondisi pasar. Sebaliknya saham yang bernilai β kurang dari satu akan mengakibatkan perubahan return dan sekuritas tersebut dengan arah yang berlawanan. Dari kelima perusahaan sampel tersebut diatas, semua perusahaan mempunyai β < 1 dan yang paling rendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu sebesar -0.3449. Ini berarti saham PT. Unilever Indonesia Tbk mempunyai risiko pasar dibawah rata-rata dan kurang
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
10 sensitif terhadap pengaruh pasar atau pengaruh kondisi ekonomi pada umumnya apabila dibandingkan dengan keuntungan pasar yang mempunyai nilai beta bernilai 1. Setelah diketahui pasar alpha dan beta saham dapat dihitung berapa besar tingkat keuntungan yang diharapkan (E(Ri)) oleh tiap saham, dengan memasukkan rata-rata keuntungan pasar (E(Ri)). Tingkat keuntungan yang diharapkan (E(Ri)) pada tabel diatas rata-rata mempunyai nilai positif. Paling tinggi tingkat keuntungannya adalah saham PT. Unilever Indonesia Tbk yang berarti dapat memberikan keuntungan pada pemegang sahamnya. Dan yang paling rendah adalah PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk meskipun demikian masih bernilai positif yang berarti dapat mendatangkan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Untuk memperoleh portofolio yang optimal diperlukan saham yang rata-rata tingkat keuntungan yang diharapkan bernilai positif. Saham yang bernilai (E(Ri)) diatas (E(Rm)) maka saham tersebut merupakan saham yang dapat memberikan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Dari ke lima sampel diatas mempunyai nilai E(Ri) diatas nilai E(Rm) itu berarti semua perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang sahamnya. Selanjutnya adalah menghitung risiko (varian return) sekuritas (σm2) dihitung dengan menggunakan rumus
σm
Rm
2
dihitung menggunakan rumus σ ei
E Rm
2
n 1 2
E ei 0 n -1
2
dan varian dari kesalahan residu (σei2)
2
Varian keuntungan pasar (σm2) dan varian keuntungan residu (σei2) digunakan untuk menghitung tingkat risiko tiap-tiap sekuritas saham (σi), dapat dihitung dengan menggunakan rumus σi2 = βi2.σm2 + σei2. Hasil perhitungan varian keuntungan pasar (σm2), varian dari kesalahan residu (σei2) dan tingkat risiko saham (σi2) untuk masing-masing saham disajikan juga pada tabel berikut : Tabel 3 2 Varian Pasar (σm ), Varian Kesalahan Residu (σei2) dan Tingkat Risiko Masing-masing Sekuritas (σi2) No.
σm2
σei2
σi2
1
Nama Saham INDF
0.0027
0.0002
0.0173
2
SMGR
0.0027
0.0003
0.0174
3
BMRI
0.0027
0.0003
0.0175
4
UNVR
0.0027
0.0001
0.0205
5
TLKM
0.0027
0.0002
0.0151
Tampak bahwa varian keuntungan pasar (σm2) diperoleh sebesar 0.0027, jumlah ini berlaku pada semua saham dan berlaku dalam periode penelitian karena dalam periode penelitian keadaan varian keuntungan pasar adalah tetap. Risiko unik (σei2) adalah varian dari kesalahan residu yang menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi di dalam perusahaan. Risiko unik paling tinggi terdapat pada saham PT.Semen Gresik (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 0.0003, perusahaan yang memiliki risiko paling rendah adalah PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0.0001, risiko unik ini merupakan risiko perusahaan yang tidak sistematis.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
11 Selanjutnya adalah menghitung risiko (varian return) sekuritas (σi2). Risiko yang dihitung terdiri dari dua bagian yaitu berhubungan dengan risiko pasar (market related risk) dan risiko unik perusahaan. Dari hasil perhitungan risiko untuk masing-masing saham diperoleh risiko saham rata-rata dibawah 1. Saham dengan risiko tertinggi terdapat pada saham PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0.0205. Rata-rata seluruh saham yang diteliti diatas memiliki risiko dibawah 1, ini berarti saham tersebut mempunyai risiko yang kecil disamping juga tingkat keuntungan yang kecil. Perhitungan Keuntungan Aktiva Bebas Risiko Aktiva bebas risiko (RBR) adalah aktiva yang mempunyaikeuntungan ekspektasi tertentu dengan varian keuntungan (risiko) yang sama dengan nol. Tabel 4 Perhitungan Return Bebas Risiko Periode (12 Bulan) Tahun 2011 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata RBR
Tahun 2011 6.50 6.75 6.75 6.75 6.75 6.75 6.75 6.75 6.75 6.50 6.00 6.00 79.00 6.5833 0.0658
Dalam hal ini aktiva bebas risiko yang digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) antara bulan Januari sampai Desember tahun 2011. Dari hasil perhitungan diatas diperoleh bahwa keuntungan bebas risikonya sebesar 0.0658. Hasil dari perhitungan RBR ini digunakan untuk menghitung Excess Return to Beta Ratio (ERB). RBR dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh return bebas risiko selama 12 bulan, serta dirata-ratakan, dan hasilnya dibagi 100. Perhitungan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan menjadi lebih muda apabila didasarkan pada satu buah angka yaitu rasio antara excess return to beta atau ERB. Angka ini menunjukkan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan kedalam portofolio optimal atau tidak. Rasio ERBi ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu keuntungan dan risiko. Portofolio optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Sedangkan nilai rasio yang rendah tidak termasuk dalam portofolio optimal. Untuk menghitung ERBi masing-masing saham ke-i digunakan rumus :
ERB i
E Ri
R BR βi
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
12
ERB i
0.0257
0.0658
- 0.1908
= 0.2102(dan seterusnya) Nilai ERBi yang tinggi adalah saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR) sebesar 1.1356, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar 0.2102, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar 0.2087, PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 0.0525, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar -0.9688. Tabel 5 Urutan ERBi, Perhitungan Nilai Ci dan Batas Optimal (C*) Nama Saham SMGR
E(Ri)
ERBi
Ai
Bi
Ci
0.0298
1.1356
3.8040
3.3496
0.0102
INDF
0.0257
0.2102
38.2554
182.0232
0.0757
TLKM
0.0443
0.2087
11.0725
53.0450
0.0872
UNVR
0.0477
0.0525
62.4269
1189.5601
0.0642
BMRI
0.0223
-0.9688
-6.5105
6.7200
0.0604
Langkah selanjutnya adalah mengurutkan saham berdasarkan nilai ERB terbesar ke ERB yang terkecil. Untuk menghitung nilai Ai dengan rumus A i
R BR β i
E Ri σei
2
Perhitungan Ai saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR)
Ai
0.0298
0.0628
0.0317
0.0003 = 3.8040 (dan seterusnya)
Untuk menghitung nilai Bi dengan rumus B i
βi
2
σei
2
Perhitungan Bi saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR)
Bi
- 0.0317 0.0003
2
= 3.3496 (dan seterusnya)
σm Untuk menentukan nilai C* atau pembatas menggunakan rumus C i
2
1
Aj j 1 i
1 σm Perhitungan Ci saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR)
Ci
0,0027.3.8 040 1 0,0027.3,3 496 = 0.0102 (dan seterusnya)
2
Bj j 1
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
13 Saham yang membentuk portofolio yang optimal adalah saham yang memiliki ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai Ci-nya. Sebaliknya saham yang nilai ERBnya lebih kecil dari pada Ci-nya tidak termasuk dalam portofolio optimal. Nilai Ci ini tidak untuk menentukan nilai cut off point atau C*. Nilai C* adalah nilai Ci terakhir dimana nilai ERB masih lebih besar sama dengan nilai Ci. Perhitungan nilai Ci ini disajikan dalam tabel 5. Pada tabel 5 dapat dilihat saham-saham mana saja yang nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai Ci. Nilai C* adalah sebesar 0.0872 yaitu adalah saham untuk PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai ERB sebesar 0.2087. Nilai ERB selanjutnya adalah 0.0525 untuk saham PT. Unilever Indonesia TBK (UNVR) dengan nilai Ci sebesar 0.0642 sudah tidak termasuk portofolio optimal dan juga saham untuk PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan nilai ERB sebesar -0.9688 dan nilai Ci sebesar 0.0604 maka saham ini juga tidak termasuk dalam portofolio yang optimal. Jadi saham-saham yang termasuk portofolio optimal adalah PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai ERB diatas nilai C*. Proporsi Masing-masing Saham Setelah diperoleh saham yang membentuk portofolio optimal, langkah selanjutnya adalah menentukan besarnya proporsi dari masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal. Diantaranya adalah besarnya proporsi untuk saham ke-i dengan menggunakan rumus Wi
Zi k
dengan nilai Zi sebesar Z i
Zj
βi σ ei
2
ERB
C*
j 1
Perhitungan proporsi saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR)
Zi
- 0.0317 1,1356- 0.0872 0.0003 = -110.7809 (dan seterusnya)
Wi
- 110,7809 - 290,6954
= 0.3811 = 38.11% (dan seterusnya) Hasil dari perhitungan proporsi dari masing-masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal ini disajikan dalam tabel 6. Tabel 6 Proporsi Masing-masing Saham Portofolio Optimal k
No.
Nama Saham
Zi
Wi
Wi
Wi(%) i 1
1
SMGR
-110.7809
0.3811
38.11
0.3811
2
INDF
-117.3420
0.4036
40.36
0.7847
3
TLKM
-62.5725
0.2152
21.52
0.9999
-290.6954
0.9999
100
2.1657
Total
Dari tabel 6 investor yang ingin menanamkan sejumlah dana investasi dapat melihat jumlah proporsi masing-masing saham dalam portofolio optimal yang ditawarkan. Terdapat saham yang tertinggi yaitu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar 0.4036 dengan tingkat prosentase 40.36%. Sedangkan untuk jumlah proporsi masing-masing saham yang
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
14 terendah yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar 0.2152 dengan tingkat prosentase 21.52%. Tingkat Keuntungan Portofolio (R(Rp)) Tingkat keuntungan portofolio dengan proporsi yang telah didapat pada tabel 6 ditunjukkan dalam tabel 7. Tingkat keuntungan portofolio disajikan bersama Beta portofolio (βp) dan Alpha portofolio (αp). Tabel 7 Hasil Perhitungan Expected Return Portofolio No
Nama saham
k
βi
βp
αi
αp
E(Rm)
E(Rp)
-0.0317 -0.1908 -0.1030
-0.0121 -0.1497 -0.1030 -0.2648
0.0299 0.0265 0.0447
0.0114 0.0208 0.0447 0.0769
0.0040 0.0040 0.0040
0.0113 0.0202 0.0443 0.0758
Wi i 1
1 2 3
SMGR INDF TLKM Total
0.3811 0.7847 0.9999 2.8030
Untuk menentukan besarnya beta portofolio (βp) dan Alpha portofolio (αp) masingmasing saham optimal menggunakan rumus β p
n
Wi .βi dan rumus α p
i 1
βp
0.3811
n
Wi .α i i 1
0.0317
= -0.0121 (dan seterusnya) α p 0,3811 .0,0299 = 0.0114(dan seterusnya) Perhitungan dalam tingkat keuntungan portofolio adalah untuk mengetahui seberapa besar portofolio masing-masing saham optimal. Diantaranya adalah PT. Semen Gresik (Persero)Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Rumus untuk menentukan tingkat keuntungan portofolio adalah : E(Rp) = αp + βp . E(Rm) dengan perhitungan sebagai berikut : E(Rp) = 0.00114 + (-0.0121) 0.0040 = 0.0113 (dan seterusnya). Berdasarkan perhitungan expected return pada tabel 7 di atas terlihat bahwa sahamsaham yang membentuk portofolio optimal memiliki return yang diharapkan untuk portofolio sebesar 0.0758. Risiko Portafolio Langkah terakhir adalah menghitung risiko penyimpangan dari return portofolio yang diharapkan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
portofolio
yaitu
perkiraan
n
σp2 = βp2.σm2+(
Wi .
ei )
2
i 1
= (-0,01212. 0,0027) + (0,3811 . 0,0003)2 = 0.0107 (dan seterusnya) Menunjukkan bahwa risiko untuk portofolio optimal sebesar 0.0373. Dari sini terlihat kalau risiko portofolio saham ternyata jauh lebih rendah dibanding saham individu.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
15 Dengan melihat hasil perhitungan yang telah ada maka para investor hendaknya menanamkan modalnya pada saham yang membentuk portofolio optimal karena pada saham tersebut memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan risiko masingmasing saham. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dari 5 saham sampel penelitian, terdapat 3 saham yang terbentuk dalam portofolio optimal dimana saham-saham tersebut adalah PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) karena saham-saham tersebut mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB yang berada di titik C*, sehingga dapat dikatakan bahwa analisis portofolio saham dapat digunakan sebagai alat analisis dan dapat digunakan dalam upaya optimalisasi keuntungan investasi saham bagi investor pasar modal yang menanamkan saham di PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) karena tingkat keuntungan portofolio optimal yang diharapkan sebesar 0.0758. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis dan pembahasan yang telah ditemukan sebelumya maka sebagai akhir dari penulisan skripsi ini peneliti menyajikan simpulan agar dapat memberikan kemudahan bagi para pembaca, para peneliti selanjutnya dan membantu para investor untuk menentukan saham-saham mana saja yang seharusnya dipilih. Adapun simpulannya adalah sebagai berikut : 1 Cara dalam menentukan saham-saham perusahaan yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal dengan Model Indeks Tunggal adalah terlebih dahulu harus menghitung return individu, return pasar dan beta. Dari perhitungan tersebut baru dapat dicari return yang diharapkan dan risiko masing-masing saham. Setelah itu, menghitung Excess Return to Beta (ERB) dan mengurutkan ERB dari nilai terbesar sampai ke nilai terkecil. Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai Ci dan menentukan titik pembatas C* (cut off point) dimana C* adalah nilai Ci yang memiliki nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci. Setelah itu dapat diketahui saham-saham mana saja yang akan membentuk portofolio optimal dengan melihat nilai ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Selanjutnya menghitung proporsi dana dari saham-saham yang membentuk portofolio optimal, dari sini dapat dicari return yang diharapkan dan risiko dalam portofolio. 2 Setelah dianalisa dengan menggunakan Model Indeks Tunggal maka diperoleh 3 saham yang termasuk dalam portofolio optimal, yaitu PT. Semen Gresik (Persero)Tbk (SMGR), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) karena saham-saham tersebut mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB yang berada di titik C*.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
16
Saran Saran merupakan sumbangan pemikiran dari penulis mengenai hasil pembahasan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah ada, maka saran-saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut : 1 Dalam menginvestasikan dananya seorang investor seharusnya berinvestasi pada sahamsaham yang membentuk portofolio optimal karena dapat menyeimbangkan risiko yang nilainya lebih rendah dibandingkan dengan risiko masing-masing saham. 2 Para investor yang ingin menginvestasikan dananya juga harus melihat tingkat keuntungan portofolionya, jika tingkat keuntungan portofolio yang diharapkan ternyata lebih tinggi dari risikonya maka sebaiknya menginvestasikan dananya pada saham tersebut karena saham tersebut dapat digunakan dalam upaya optimalisasi tingkat keuntungan investasi saham. 3 Saham yang membentuk portofolio optimal adalah saham yang memiliki ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai Ci-nya. Sebaliknya saham yang nilai ERB-nya lebih kecil dari pada nilai Ci-nya menandakan bahwa saham tersebut tidak dapat membentuk portofolio optimal. Untuk saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT. Unilever Indonesia Tbk yang nilai ERB-nya lebih kecil dari nilai Ci-nya menandakan saham tersebut tidak dapat membentuk portofolio optimal maka investor yang ingin menanamkan modalnya pada saham tersebut harus lebih teliti dan untuk managemen perusahaan harus lebih meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh keuntungan dalam investasi saham yang dikeluarkan tiap tahunnya. DAFTAR PUSTAKA Hamidah, R. 2012. Analisis Portofolio Dalam Efisiensi Risk dan Return Pada Perusahaan Outomotif di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Halim, A. 2005. Analisis Investasi.Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta. Husnan, S. 2005.Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima. Penerbit UPPAMP YKPN. Yogyakarta. Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. Penerbit BPFE-UGM. Yogyakarta. Jogiyanto. 2004. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Penerbit BPFE-UGM. Yogyakarta. Martono dan A. Harjito. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Pabundu, M.T. 2006. Metodelogi Riset Bisnis. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Penerbit Erlangga. Jakarta. Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Penerbit Alfabeta. Bandung. _______.2009. Metode Penelitian Bisnis.Cetakan Sepuluh. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
17 Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keenam. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan Ketujuh. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta. Tambupolon, M.P. 2005. Manajemen Keuangan; Konseptual, Problem & Studi Kasus. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. Tandelilin. E. 2006. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Wijaya, Y. S. 2012. Analisis Portofolio Dengan Model Indeks Tunggal Untuk Memilih Saham-Saham Sebagai Pertimbangan Investasi Pada Perusahaan Yang Go Publik di BEI Tahun 2010. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. ●●●