3
ANALISIS PERMASALAHAN WILAYAH
Deskripsi Singkat Topik :
Pokok Bahasan
: MASALAH DAN POTENSI WILAYAH
Waktu
: 3 (tiga) kali tatap muka pelatihan selama 200 menit.
Tujuan
: Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai Analisis Permasalahan Wilayah.
Metode
: Praktek (mempraktekkan, diskusi, dan tugas terstruktur)
3.1. PENGERTIAN MASALAH Kata
masalah mungkin sudah sangat familiar bagi kita. Boleh dikatakan
semua orang yang hidup di dunia ini pernah menghadapi masalah atau mendapat masalah walaupun tidak menginginkannya, bahkan pernah atau sering memecahkan masalah. Namun, jika ditanyakan apa itu masalah ? Mungkin sebagian besar dari kita tidak serta merta mampu memberikan jawaban jitu atas pertanyaan tersebut. Analisis masalah adalah menyangkut upaya pemahaman dan pengkajian sesuatu yang harus diuraikan serta dipecahkan atau diselesaikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Suradinata, E., 1995:1). Dalam pengertian yang sederhana, masalah adalah sesuatu yang harus
21
diselesaikan atau dipecahkan. Ada yang menyatakan masalah sebagai kesenjangan, dimana sesuatu baru disebut masalah apabila terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang nyata terjadi.
Secara spesifik, masalah adalah
kesenjangan antara kondisi yang seharusnya dengan yang nyata terjadi, dimana kondisi tersebut berpotensi menimbulkan dampak (seperti kerugian, kehancuran dan sebagainya), sehingga mendesak dan perlu pemecahan segera. Jika ada ketidaksesuaian kondisi yang ada dibandingkan dengan kondisi yang semestinya (diinginkan), maka dapat diduga adanya suatu masalah. Dugaan ini harus dikaji lebih lanjut dengan melakukan : (a) identifikasi masalah, (b) menganalisis masalah, dan (c) memastikan adanya masalah. Seringkali para pengambil keputusan menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit diketemukan, atau bahkan seringkali hanya mengidentifikasi gejala-gejala masalah dan bukan penyebab yang mendasar. Oleh karena itu, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi masalah. Handoko, H. (1999:134-138) mengemukakan bahwa dalam mengidentifikasi masalah dapat dilakukan : a. Melakukan pengujian hubungan sebab-akibat. b. Mencari
penyimpangan-penyimpangan
atau
perubahan-perubahan
dari
standar normalnya. Soerjono dan Mansyuri (2001:18) mengemukakan ada 3 (tiga) urutan di dalam analisis masalah, yaitu : (1) Mendeskripsikan persoalan masalah secara terinci dengan mengumpulkan
22
informasi yang spesifik; (2) Mengembangkan sebab-sebab yang mungkin dari persoalan masalah tersebut dengan menggunakan pengalaman atau menganalisis deskripsi persoalan masalah; (3) Menemukan sebab yang sesungguhnya dengan menguji sebab-sebab yang mungkin, untuk melihat mana penyebab yang paling kuat kaitannya dengan masalah
yang
kita
amati,
dan
mengambil
langkah-langkah
untuk
membuktikan informasi yang kritis. Setelah memastikan adanya masalah, maka masalah tersebut harus didalami atau dianalisis secara lebih mendalam, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Merumuskan Masalah Tindakan merumuskan masalah secara benar adalah sangat penting, untuk menghindari terjadinya pengertian dan akses-akses lain atau pradugapraduga
yang
mungkin
saja
dapat
mengaburkan
masalah
yang
sesungguhnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis masalah, yaitu :
Masalah yang akan ditangani harus jelas siapa atau pihak-pihak yang terkait dengan masalah tersebut;
Apa penyebab masalah tersebut;
Masalah masih dalam jangkauan atau masih sesuai dengan tugas kita (Kepala Desa, Pemimpin lainnya di Desa atau Decision Maker).
23
b. Membuat Spesifikasi Penyimpangan Secara umum, masalah dapat digambarkan pada skema sebagai berikut : yang diinginkan/harapan
yang terjadi Gambar 1 : Skema Masalah Pada tahap spesifikasi penyimpangan ini kita akan melihat apa atau siapa pihak-pihak yang mempunyai masalah, apa masalah yang dihadapi, kapan dan dimana masalah tersebut terjadi, seberapa besar yang terkena masalah serta bagaimana kecenderungannya dari waktu ke waktu. Untuk itu, maka perlu
dilakukan
pengamatan
atau
observasi
secara
seksama
untuk
mendapatkan fakta-fakta atau keterangan-keterangan yang pasti tentang masalah tersebut.. c. Mencari Perbedaan dan Perubahan Mencari perbedaan adalah mengidentifikasi perbedaan yang ada antara pihak-pihak
yang
terkait
dengan
masalah
tersebut
dengan
cara
membandingkannya dengan standar pada setiap spesifikasi yang ada. Perubahan yang dimaksudkan di sini adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada pihak-pihak yang terkait dengan masalah atau perubahanperubahan yang terjadi di sekitar yang bermasalah sejak masalah mulai dirasakan.
24
d. Membuat Daftar Kemungkinan Penyebab Dari perbedaan dan perubahan-perubahan yang ada, maka dibuat daftar kemungkinan penyebab. Selain dari temuan-temuan yang didapat, daftar kemungkinan
penyebab
juga
dapat
dibuat
berdasarkan
pengalaman
sebelumnya atau teori-teori dan pengetahuan yang kita miliki. Namun perlu diingat bahwa belum tentu kemungkinan-kemungkinan penyebab yang dimuat dalam daftar kemungkinan penyebab adalah merupakan penyebab yang sebenarnya. Oleh karena itu, semua kemungkinan-kemungkinan penyebab tersebut harus diuji lebih lanjut dengan fakta-fakta yang ada berdasarkan hasil pengamatan seksama yang telah dilakukan. e. Menguji Kemungkinan Penyebab Untuk menentukan penyebab yang paling mungkin atau penyebab yang sebenarnya, perlu dilakukan pengujian terhadap kemungkinan-kemungkinan penyebab yang telah teridentikasi dalam daftar kemungkinan penyebab. Pertanyaan yang digunakan untuk menguji kemungkinan penyebab adalah : “Jika hal ini merupakan penyebab yang sebenarnya, apakah penyebab ini sesuai dengan fakta-fakta atau keterangan-keterangan yang ada dalam spesifikasi yang telah kita buat ? Kesesuaian inilah yang akan menentukan apakah suatu penyebab itu merupakan penyebab yang sebenarnya atau bukan. Setiap kemungkinan penyebab yang tidak sesuai dengan fakta akan gugur sebagai penyebab yang sebenarnya. f.
Verifikasi terhadap Penyebab yang Sebenarnya Verifikasi
merupakan
pemeriksaan
25
terhadap
kebenaran
laporan,
pernyataan, hasil perhitungan dan sebagainya. Guna untuk lebih meyakinkan terhadap fakta-fakta atau keterangan-keterangan. Ini merupakan hal yang sulit dilakukan pada masalah yang bersubjek manusia. Misalnya, adalah tidak etis
untuk
memberhentikan
sementara
seorang
pimpinan
dan
menggantikannya dengan orang lain hanya karena yang bersangkutan diduga penyebab kerugian suatu organisasi. Langkah verifikasi akan lebih baik bila diterapkan pada subjek selain manusia.
3.2. MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN WILAYAH Secara garis besar permasalahan dalam wilayah dapat dilihat dari berbagai sisi, yaitu : (1) Permasalahan
dari
sisi
internal
wilayah,
yaitu
segala
macam
permasalahan yang bersumber dari dalam lingkungan wilayah itu sendiri. Baik permasalahan individu, kelompok, organisasi atau sumber daya lainnya. Permasalahan yang melingkupi internal wilayah pada umumnya merupakan hambatan yang bersumber dari dalam wilayah yang dapat mempengaruhi stabilitas eksistensi wilayah tersebut. (2) Permasalahan
dari
sisi
eksternal
wilayah,
yaitu
segala
macam
permasalahan yang bersumber dari luar lingkungan wilayah itu. Baik permasalahan individu, kelompok, organisasi dan sumber daya lainnya. Dimana permasalahan tersebut berpotensi untuk menimbulkan ancaman atau mempengaruhi stabilitas dan eksistensi wilayah tersebut. (3) Permasalahan dari sisi internal dan eksternal, yaitu segala macam
26
permasalahan yang timbul bersumber dari keduanya internal dan eksternal
secara
bersama-sama.
Dimana
permasalahan
tersebut
berpotensi untuk menimbulkan gangguan dan ancaman yang dapat mempengaruhi stabilitas dan eksistensi wilayah tersebut.
Berbagai permasalahan mungkin saja dapat terjadi pada suatu wilayah. Bagi masyarakat di desa masalah pokok yang mereka hadapi adalah terkait dengan usaha untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam mempertahankan eksistensi atau keberadaan dan mengembangkan dirinya (Suradinata, E., 1995:1).
Secara
lebih
luas,
permasalahan
wilayah
dapat
mencakup
permasalahan-permasalahan terkait dengan aspek-aspek dalam ruang lingkup wilayah, seperti geografi, demografi, sumberdaya alam, dan kondisi sosial. a. Masalah-masalah yang terkait dengan kondisi fisik, antara lain : Iklim Pada wilayah yang bercorak agraris, iklim merupakan faktor penting bagi masyarakat. Terjadinya penyimpangan pada unsur
iklim yang bersifat
erratik (penyimpangan dari keadaan normal yang tidak dapat diramalkan), seperti kekeringan yang terjadi sewaktu-waktu, curah hujan tinggi yang terjadi secara tiba-tiba dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat mengancam usaha pertanian, seperti terjadi fuso (gagal panen), kehancuran tanaman pertanian akibat kekeringan panjang atau banjir. Tanah Tanah merupakan sumber daya fisik yang penting bagi masyarakat baik di desa maupun di kota. Dimana pada beberapa dekade terakhir tanah bagi
27
masyarakat desa maupun kota sudah menjadi barang langka. Di pedesaan, terutama desa-desa di pulau Jawa, Bali, dan Madura, dimana sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian di sektor pertanian. Luas lahan pertanian semakin hari semakin menyempit, sedangkan jumlah penduduk yang membutuhkan lahan semakin hari semakin bertambah banyak. Desadesa di luar pulau Jawa kondisinya hampir sama, dimana jumlah lahan produktif yang subur semakin hari semakin berkurang karena telah beralih fungsi peruntukannya untuk sektor non pertanian atau terjadi penurunan tingkat kesuburan yang drastis menjadi lahan kritis. Sehingga ketersediaan lahan subur bagi pertanian semakin menyempit. Air Suatu hal yang ironi telah terjadi dan terus berlangsung di Indonesia saat ini, yaitu penurunan ketersedian air tanah atau air bersih bagi konsumsi penduduk. Kita lihat saat ini, pada musim kemarau terjadi kekeringan, sebaliknya pada musim hujan terjadi banjir. Kemudian fenomena lain berkaitan dengan air muncul di berbagai kota dan desa di Indonesia, yaitu pencemaran air yang luar biasa dahsyat. Sungai-sungai dan danau tercemar oleh limbah rumah tangga dan industri. Tingkat pencemaran terjadi peningkatan yang dengan laju yang tinggi. Beberapa sungai dan danau airnya sudah tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat. Sumber Daya Manusia Dari aspek sumber daya manusia berbagai fenomena terjadi, seperti angka kelahiran yang masih tinggi, tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, susunan penduduk menurut umur yang tidak berimbang,
28
b. Masalah-masalah yang terkait dengan aspek sosial, antara lain : Ideologi Berbagai permadalahan yang terkait dengan ideologi, antara lain munculnya ideologi-ideologi diluar ideologi resmi yang telah disepakati oleh the founding fathers Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti paham komunisme, paham sosialisme dan sebagainya. Politik Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan aspek politik, seperti instabilitas politik yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi, adanya gesekan-gesekan memunculkan
antara
konflik
pendukung
terbuka
antar
partai
politik
kelompok
yang
berpeluang
masyarakat,
adanya
pemaksaan kehendak dari partai politik tertentu terhadap pemerintah dan sebagainya. Ekonomi Dari aspek ekonomi berbagai permasalahan yang muncul, seperti daya beli masyarakat yang cenderung menurun, angka kemiskinan yang cukup tinggi dan sebagainya. Sosial Budaya Berbagai permasalahan yang terkait dengan aspek sosial budaya yang timbul, seperti tingkat pengangguran yang cukup tinggi, angka putus sekolah yang cukup tinggi, tingkat kesehatan masyarakat yang relatif rendah dan sebagainya.
29
Pertahanan dan Keamanan Berbagai permasalahan yang terkait dengan pertahanan keamanan, seperti hilangnya rasa aman dan nyaman bagi warga masyarakat, gangguan dari gerakan-gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sebagainya. Agama Berbagai permasalahan terkait dengan agama, seperti perselisihan antar umat
beragama
yang
menghembuskan
isu
sara
yang
berpotensi
memunculkan konflik antar agama, adanya bermunculan aliran-aliran baru dalam agama yang cenderung ke arah aliran sesat dan sebagainya.
3.3. LATIHAN
1. Peserta
pelatihan
melakukan
diskusi
kelompok
tentang
analisis
permasalahan wilayah di desa. 2. Peserta pelatihan secara individual ditugaskan untuk membuat kritik paper tentang permasalahan-permasalahan wilayah di desa
30