ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK TEMPE DI KABUPATEN MAGETAN ABSTRAK Oleh : Sinollah Penelitin ini dilakukan di kecamatan Panekan, kabupaten Magetan yang dilakukan mulai tanggal 05 Februari sampai dengan 24 Juni 2003. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian produk tempe, (2) Mengetahui pengaruh faktor yang dominan terhadap keputusan konsumen terhadap produk tempe., (3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha tempe. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode survei (Survey Method) dengan teknik pengambilan sample secara acak sederhana (random sampling) terhadap 78 responden. Teknik pengambilan data yaitu dengan wawancara sedangkan data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian jumlah tempe dipengaruhi secara sinifikan oleh factor ukuran tempe, harga tempe dan kualitas tempe, (2) Faktor yang paling dominan terhadap factor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian jumlah tempe adalah variable kualitas tempe.
PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Dalam sistem Agribisnis diantaranya menyangkut subsistem penyediaan sarana produksi, sub sistem usaha tani, sub sistem pengolahan hasil, dan sub sistem pemasaran. Keberhasilan pengembangan sistem agribisnis bergantung pada upaya memadukan keterkaitan antara pelaku pada tiap-tiap sub sistem tersebut. Keterkaitan fungsional yang dimaksud berdasarkan atas, adanya saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Kegagalankegagalan memadukan keterkaitan fungsional tersebut akan menyebabkan ketidakberhasilan pembangunan sistem agribisnis secara keseluruhan. Suatu kemitraan usaha dibutuhkan untuk menghindari kegagalan di dalam mewujudkan keterkaitan fungsional para pelaku agribisnis. Untuk menghadapi kondisi seperti diatas Perusahaan harus mampu membuat strategi usahanya dengan lingkungan yang terus berubah atau harus mampu
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011
melakukan berbagai alternatif agar dapat bertahan dan terus tumbuh berkembang sehingga tujuan Perusahaan dapat dicapai. Tujuan Perusahaan yang utama adalah mencapai keuntungan yang semaksimal mungkin, penekanan untuk mencapai tujuan Perusahaan adalah menjual produk dengan baik serta dibutuhkan pemahaman pada Castumer Satisfied, lebih detailmya ditekankan pada pemahaman kebutuhan konsumen, kemudian mengembangkan produk dengan memberikan nilai, harga, distribusi, promosi yang lebih baik kepada konsumen. Konsumen Produk tempe yang merupakan pasar potensial dapat dijadikan indikator besamya produk tempe yang mampu diserap, baik dari segi kuantitas maupun keragaman produk yang diminati. Kecenderungan konsumen terhadap penggunaan produk yang praktis, murah dan memiliki gizi yang cukup serta preparasi yang cepat saat ini menjadi gaya hidup sehari-hari. Hal ini disebabkan antara lain karena penggunaan waktu yang semakin
28
efektif dan pemanfaatan yang efisien. Dengan mengetahui Perilaku Konsumen, Perusahaan dapat mengetahui peluang yang mungkin dicapai atau diraih sehingga dapat menentukan pasar sasaran yang tepat bagi perusahaan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen terhadap produk tempe, maka penting memahami tentang Perilaku Konsumen secara mendalam. Adapun keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor internal individu dan faktor eksternal. Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan dan Strategi Marketing Mix. Pengaruh lingkungan terdiri dari faktor budaya, referensi dan kelas sosial. Sedangkan faktor individual terdiri dari faktor gagasan dan karekteristik konsumen dimana faktor ini dalam interaksinya dapat mempengaruhi Perilaku Konsumen terhadap produk olahan baik secara individu maupun bersamasama. Dalam kegiatan penelitian ini mencoba melakukan penelitian yang dititik beratkan pada analisis perilaku konsumen terhadap produk tempe untuk mengetahui performasi masing-masing jenis produk tempe yang disukai dan memiliki pangsa pasar tinggi serta kecenderungan konsumen untak mengkonsumsi jenis produk tempe tertentu dimasa mendatang. Diharapkan informasi ini dapat menjadi bahan masukan untuk menentukan strategi bersaing yang menguntungkan perusahaan tempe. Perilaku konsumen secara teonitis dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis (Kotler dan Amstrong, 1997). Dalam kasus tempe teori ini belum kelihatan relevan, sebab keputusan membeli tempe lebih banyak dipengaruhi oleh orang yang dalam peran pembelian sebagai initiator, influencer, desider dan buyer, sementara konsumen akhir cenderung mengikuti saran
anjuran dari peran-peran tersebut. Sebagai contoh implementasi akan disebut dua faktor yang mempengaruhi terhadap keputusan beli, yakni faktor budaya dan sosial. Secara teori budaya. yang dimaksud adalah budaya pembeli itu sendiri.
1.2.
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, makat ujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian produk tempe 2. Mengetahui pengaruh faktor yang dominan terhadap keputusan konsumen terhadap produk tempe. 3. Untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi produksi usaha tempe.
METODA PENELITIAN 2.1
Waktu dan Lokasi Penelitian. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panekan, kabupaten Magetan, yang dmulai tanggal 05 Februari sampai dengan 24 Juni 2003. Alasan pengambilan lokasi tersebut karena : (1) kecamatan panekan banyak mengusahakan usaha tempe, (2) merupakan daerah pengembangan industri tempe di kabupaten Magetan, (3) Industri tempe dikerjakan dengan skala rumah tangga.
2.2. Teknik Pengambilan Sampel Teknik penentuan sampel dilakukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling). Dalam penelitian ini responden terdiri dari konsumen yang ada di Pasar kecamatan Panekan kabupaten Magetan. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara Accidental sampling yaitu
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011
29
pengambilan sample berdasarkan informasi dari pengsaha tempe kepada konsumen yang membeli tempe pada saat itu, dengan pertimbangan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang konsumen, maka jumlah responden yang diambil sebanyak 78 responden. Analisa Data. Untuk menganalisa seberapa jauh perilaku konsumen terhadap produk tempe dan faktor-faktor apa saja yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembellan produk tempe serta faktorfaktor yang mempengaruhi produksi. Maka dilakukan Analisis Regresi Berganda dengan rumus : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ∈i dimana: Y = Permintaan Konsumen a = Konstanta b1, 2,3 = Koefisien Regresi Partial X1 = Ukuran tempe X2 = Harga X3 = Kualitas Tempe ∈i = Faktor Independen Dari hasil analisis tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran tentang sikap konsumen terhadap produk tempe yang dikonsumsi dan faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan untuk memutuskan membeli produk tersebut.
Sikap dan perilaku konsumen tersebut akan memberikan pula gambaran dan karakteristik konsumen produk tempe, sehingga dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam pemasaran yang mencakup bauran pemasaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat untuk dapat dikembangkan arah yang penting di dalam alternatif pemasaran.
2.3.
Tabel. 1. Jumlah Anggota Responden No. Jumlah Anggota Keluarga 01. 02. 03. 04.
4 (empat) 5 (lima) 6 (enam) 7 (tujuh) Jumlah
Tabel. 1. menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga yang ada paling dominan adalah empat yaitu sebesar 28,90 persen atau 23 orang. Hal ini menunjukkan bahwa dalam rumah tangga terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anaknya. Susunan anggota keluarga di pedesaan Jawa dan Bali hampir tidak ada perbedaan, seperti yang diungkapkan dalam penelitian Darmadja (1984) bahwa rata-rata anggota Tabel. 2. Kelopok Umur Responden
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1.
Identifikasi Responden Identifikasi responden berkaitan erat dengan keadaan diri konsumen dengan perilaku dan kegiatan sehariharinya yang menyangkut dan berkaitan dengan penelitian. Identifikasi responden ini merupakan factor internal dan bagian yang paling penting dalam kegiatan penelitian untuk memperoleh gambaran tentang keadaan responden tersebut. A.
Susunan Anggota Responde. Mengetahui susunan anggota keluarga responden akan sangat membantu dalam melihat potensi tersedianya tenaga keluarga. Data jumlah keluarga saja belum cukup akurat untuk melihat susunan anggota keluarga yang ada, tetapi masing-masing anggota keluarga mempunyai kapasitas kerja yang sesuai dengan jenis kelamin kelompok umur yang ada dalam keluarga responden.
Jumlah Responden (Orang) (%) 23 28.90 21 26,75 18 22,65 16 11,70 78 100,00 keluarga petani di wilayah bali sebanyak 5 orang. B.
Umur Responden Umur responden sebagai factor antropologi dalam culture difference yang dapat mencerminkan kedewasaan seseorang yang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam pengambilan keputusan.
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011
30
No.
Umur Responden
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07.
20 – 25 26 - 30 31 - 35 36 – 40 41 – 45 46 – 50 51 - 55 Jumlah
Hasil penelitian menunjukkan baha yang mengkonsumsi tempe adalah usia 20 sampai 25 tahun sebanyau 18,70 persen, 26 sampai 30 tahun 20,25 persen dan 31 sampai 35 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa usia responden dibawah 36 tahun yang banyak mengkonsumsi tempe. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang mnenyukai tempe adalah rata-rata masih usia muda (produktif). Hasil penelityian ini sesuai pendapat Hiam dan Schewe (1994) bahwa untuk kelompok dewasa perhatiannya terhadap penampilan
Jumlah Responden (Orang) (%) 15 18.70 16 20,25 17 22,00 9 11,70 7 9,25 8,75 6 8 9,35 78 100,00
kesehatan sangat tinggi, sehingga tidak mengherankan kalau produk yang diminati adalah makanan yang bergizi.
C.
Pendapatan Responden Tingkat pendapatan merupakan factor ekonomi yang secara langsung akan mempengaruhi daya beli konsumen. Tingkat pendapatan yang diukur dalam penelitian ini adalah pendapatan responden selama satu bulan.
Tabel. 3. Pendapatan Responden Pertahun No. Pendapatan Responden 01. 02. 03.
Jumlah Responden (Orang) (%) 22 28,75 40 52,25 16 19,00 78 100,00
Dibawah Rp 500.000,Rp 500.000,- - 1.000.000,Di atas Rp 1.000.000,Jumlah
Tabel. 3. menunjukkan bahwa pendapatan responden yang suka membeli tempe adalah yang menengah yaitu sekitar Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000,-, sedangkan yang paling sedikit adalah yang diatas Rp 1.000.000,- sebanyak 19,00 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang membeli tempe adalah masyarakat yang berpenghasilan menengah dan berpenghasilan kebawah, dengan demikian masyarakat yang berpenghasilan menengah kebawah dalam rangka diversiofikasi protein dengan
memanfaatkan tempe protein hewani.
sebagai
sumber
D.
Pendidikan Responden Pendidikan sebagai factor psikologis yang berpengaruh terhadap jenis dan mutu bahan baku makanan yang dikonsumsi. Konsumen yang berpendidikan tinggi cemburu dalam memilih bahan makanan bernilai gizi lebih tinggi dibandingkan dengan yang berpendidikan lebih rendah. Salah satu bahan makanan tersebut adalah tempe sebagai produk olahan dari kedele.
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011
31
Tabel. 4. Pendidikan Responden No. Umur Responden 01. 02. 03. 04.
SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Jumlah
Tabel. 4. menunjukkan bahwa pembeli tempe sebagian besar berpendidikan SLTP dan SLTA yaiitu sebesar 26,57 persen dan 24,54 persen, sedangkan yang berpendidikan perguruan tinggi sebesar 27,58 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen yang mengkonsumsi tempe sebagian besar masyarakat yang berpendidikan menengah ke atas yang berarti kesadaran untuk mengkonsumsi protein adalah masyarakat yang sadar pentingnya gizi bagi kehidupan sehar—hari. Hal ini sejalan pendapat Rasyaf (1996) bahwa penyebab tingginya konsumsi gizi masyarakat untuk sumber Tabel. 5. Ukuran Kesukaan Responden No. Ukuran tempe 01. 02. 03.
Besar Sedang Kecil Jumlah
Tabel. 5. menunjukkan bahwa konsumen lebih banyak menyukai ukuran tempe dengan ukuran sedang sebesar 48,52 persen dan ukuran kecil sebesar 31,73 persen. Hal ini karena konsumen lebih menyukai ukuran tersebut untuk keperluan sehari-hari mudah didapat sehingga dalam penyimpanan hanya satu hari, sehingga tidak menyimpan tenpe dalam waktu lama, karena tempe tersebut mudah rusak atau mudah membusuk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prefensi ukuran berkaitan erat dengan selera konsumen yang pada dasarnya sangat bergantung dari individu konsumen itu
Jumlah Responden (Orang) (%) 16 21,31 21 26,57 19 24,54 22 27,58 78 100,00
protein adalah dengan semakin tingginya pendidikan masyarakat.
E.
Ukuran Kesukaan Responden Produk Tempe Ukuran kesukaan masyarakat dalam mengkonsumsi tempe adalah merupakan variable yang perlu dipertimbangkan dalam mementukan produk yang akan dipasarkan. Ukuran kesukaan konsumen tempe dibagi menjadi tiga yaitu ukuran besar, sedang dan ukuran kecil.
Jumlah Responden (Orang) (%) 15 19,75 38 48,52 25 31,73 78 100,00
sendiri yang bearti kesediaan membeli dipengaruhi oleh selera konsumen dan keinginan masyarakat dengan harapan akan mencapai kepuasan dalam menggunakan produk, kebutuhan dan cita rasa. F.
Jenis Pembungkus Tempe Jenis pembungkus tempe meruapakan selara konsumen yang pada awalnya dengan menggunakan daun dan sekarang menggunakan plastik. Penggunaan pembungkus ini terkait dengan teknologi yang digunakan dan selera konsumen.
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011
32
Tabel. 6. Jenis Pembungkus Tempe yang Disukai Responden No. Jenis Pembungkus Jumlah Responden (Orang) (%) 01. Plastik 36 45,85 02. Daun 28 35,75 03. Tidak Perlu 14 18,40 Jumlah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat memilih pembungkus plastik adalah sebagian besar yaitu sebesar 45,85 persen dan yang dengan menggunakan daun sebesar 35,75 persen. Hal ini karena memilih pembungkus plastik dengan alas an lebih besih dan lebih higienes, sedangkan yang memilih pembungkus daun adalah karena konsumen menganggap dengan menggunakan pembungkus daun terkait dengan rasa dan aroma yang ada pada tempe, tetapi produsen mengalami Tabel. 7. Kualitas Tempe Terhadap Responden No. Keterangan 01. 02. 03.
Baik Cukup Kurang
78
kesulitan dengan menggunakan daun karena dengan pembungkus daun memerlukan waktu untuk mengambil atau membeli daun atau daun tersebut diambil dari milik sendiri yang ditanam di halaman rumah. G. Kualitas Tempe Kualitas tempe menurut konsumen adalah dipengaruhi oleh daya tahan tempe, rasa tempe dan keberhasilan. Kualitas tempe ini diukur berdasarkan kualitas baik, cukup baik dan kurang baik.
Jumlah Responden (Orang) (%) 15 34,55 16 38,45 17 27,00
Jumlah
Tabel. 7. menunjukkan bahwa konsumen menilai kualitas tempe yang dibeli cukup sebesar 38,45 persen dan baik sebesar 34,55 perse yang berarti kualitas tempe di kecamatan Panekan termasuk mempunyai kualitas tempe yang baik. Hal ini dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai produk tempe yang diproduksi mempunyai rasa cukup sampai baik, yang berati kulaitas tempe ini sangat disukai bahkan sampai di
Tabel. 8. Harga Tempe Menurut Responden No. Keterangan 01. 02. 03.
Mahal Sedang Murah Jumlah
100,00
78
100,00
kecamatan-kecamatan lainnya yang ada di kabupaten Magetan bahkan sampai di wilayah kabupaten Ngawi. H.
Harga Tempe Harga merupakan salah satu factor yang paling penting dari bauran pemasaran tempe. Karena dengan harga yang murah dan kualitas tempe yang baik diharapkan daya beli masyaratak terhadap tempe semakin lama semakin meningkat.
Jumlah Responden (Orang) (%) 11 15,70 35 45,50 30 38,80 78
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011
100,00
33
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga tempe di kecamatan panekan sedang sebesar 45,50 persen dan murah 38,80 persen, yang berati harga yang dijual dapat terjangkau oleh masyarakat setempat. Sedangkan yang mengatakan harga mahal hanya sebesar 15,70 persen, hal ini karena yang mengatakan harga mahal adalah bagi responden yang berpenghasilan rendah. Hal ini didukung oleh pendapat Rasyaf (1996) yang menyatakan bahwa harga yang murah termasuk harga psikologis yaitu harga yang
dijadikan image pada kualitas, dengan harga tersebut kelihatannya lebih murah sehingga konsumen akan membeli barang tersebut secara kontinuitas.
I.
Selera Tempe Selera terkait dengan jumlah produk yang dibeli oleh konsumen yang terkait, karena selera konsumen termasuk salah satu dari konsep pemasaran yang sangat berpengaruh.
Tabel. 9. Selera Mengkonsumsi Tempe Manurut Responden No. Umur Responden Jumlah Responden (Orang) (%) 01. Sangat Suka 31 39,80 02. Suka 28 36,25 03. Kurang Suka 19 24,05 Jumlah
Tabel. 9. menunjukkan bahwa konsumen sangat menyukai tempe sebesar 39,80 persen dan yang suka sebesar 36,25 perse. Hal ini menunjukkan masyarakat sekitar kecamatan Panekan dan disekitarnya menyukai tempe. Karena tempe ini didimanfaatkan untuk digoreng untuk lauk pauk dan juga untuk dibuat keripik tempe yang merupakan bahan baku produksi keripik tempe di wilayah kabupaten Ngawi. Sedangkan masyarakat yang kurang suka sebesar 24,05 persen adalah karena memakan tempe hanya sekedar selingan atau masyarakat yang digunakan sewaktu-waktu saja
78
menggunakan/memakan tempe. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanto (1999) bahwa konsumen lebih menyukai tempe dengan alas an untuk keperluan lauk pauk dan untuk keoerluan keripik tempe. J. Keinginan Mengkonsumsi Tempe Keinginan untuk mengkonsumsi tempe merupakan keterkaitan masyarakat atau konsumen dengan kebiasaan mengkonsumsi tempe. Keningaan mengkonsumsi tempe tersebut merupakan bagian dari strategi pemasaran yang ada di dalam manajemen pemasaran.
Tabel. 10. Keinginan Mengkonsumsi Tempe Menurut Responden No. Keterangan Jumlah Responden (Orang) 01. Tinngi 38 02. Cukup 27 03. Kurang 13 Jumlah 78
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keinginan untuk mengkonsumsi tempe tinggi yaitu sebesar 48,70 persen, sedangkan yang cukup sebesar 35,25 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat dalam mengkonsumsi tempe tinggi, hal ini mempunyai alas an yang kuat bahwa tempe tidak hanya
100,00
(%) 48,70 35,25 16,05 100,00
dikonsumsi sebagai lauk pauk, tetapi juga dimanfaatkan untuk diversifikasi lainnya misalnya untuk keripik tempe dan diolah sebagai makanan kering yang dikemas agar dapat tahan lama. Selain dari pada itu alas an lain adalah karena produk tempe tersebut dapat mengurangi kolesterol dalam darah dan tidak mengandung bahan
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011
34
kimia yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi masyarakat luas.
dimana: Y = Keputusan pembelian tempe
3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Terhadap Pembelian Tempe Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keputusan pembelian tempe digunakan dengan menggunakan analsis regresi linear berganda (Multiple Regression). Model analisis ini dikemukakan oleh Adiningsih (1998) yang dapat ditulis sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ∈i
a b1,
= Konstanta = Koefisien Regresi
2,3
Partial X1 = Ukuran tempe X2 = Harga X3 = Kualitas Tempe ∈i = Faktor Independen Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian tempe adalah dipengaruhi oleh ukuran tempe, harga tempe dan kualitas tempe secara rarsial dapat dilihat pada Tabel. 11.
Tabel. 11. Analis Variansi Yang Mempengaruhi Keputusan pembelian Jumlah Tempe Model Sum of Df Mean F Sig. Squares Square 1 Regression 14,066 3 4,689 33,664 ,000 Residual 10,306 74 ,139 Total 24,372 77
Tabel. 11. menunjukkan bahwa factor ukuran tempe, harga tempe dan kualitas tempe berpengaruh terhadap keputusan pembelian jumlah tempe. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya F hitung sebesar 33,664 lebih besar dari F sig yang berarti faktorukuran tempe, harga tempe dan kualitas tempe berpengaruh sangat nyata terhadap keputusan pembelian jumlah tempe. Hasil penelitian menujukkan bahwa secara bersama-sama factor tesebut berpengaruh sangat nyata yang berati
untuk keputusan pembelian tempe perlu di[erhatiakan ukuran tempe yang akan duiproduksi dan akan dipasarkan konsumen misalnya ukuran besar, sedang dan kecil. Sedangkan harga tempe perlu diperhatikan agar lebih murah dari barang substitusi lain yang sebagai sumber protein terutama dari protein hewani. Kulaitas tempe perlu diperhatuikan terutama yang menyangkut daya simpan karena tempe merupakan produk olehan hasil pertanian yang mudah rusak/busuk.
Tabel. 12. Keefisien Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi keputusan pembelian Jumlah Tempe t Sig. Unstandardize Standardized d Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,713 ,357 4,793 ,000 X1 ,162 ,074 ,170 2,190 ,032 X2 6,083E-02 ,070 ,104 ,866 ,390 X3 ,406 ,080 ,623 5,074 ,000
Tabel. 12. menunjukkan bahwa pengaruh dari masing-masing variable yaitu variable ukuran tempe, harga tempe dan kualitas tempe mempunyai penagrug yang
nyata terhadap keputusan pembelian jumlah tempe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable ukuran tempe mempunyai
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011
35
pengaruh yang sangat nyata yaitu t hitung sebesar 4,79 lebih besar dar t sig, yang berarti apabila ukuran tempe ditingkatkan, maka keputusan pembelian jumlah tempe akan meningkat. Variabel harga tempe mempunyai pengaruh yang nyata terhadap terhadap permintaan jumlah tempe hal ini karena t hitung sebesar 2,19 lebih besar dar t sig 0,39 yang berati apabila harga tempe meningkat maka permintaan tempe akan meningkat. Hal ini bertolak belakang
dengan teori ekonomi bahwa semakin meningkat harga produk, maka semakin menurun pembelian barang tersebut. Variabel kualitas tempe mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap keputusan pembelian jumlah tempe hal ini karena t hitung sebesar 5,04 lebih besar dat t sig, yang berarti apabila kulaitas tempe ditingkatkan, maka keputusan dalam pembelian tempe akan semakin meningkat,
Tabel. 13. Koefisien Determinan Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Jumlah Tempe Model Smodel R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 1 ,760 ,577 ,560 ,3732
Tabel. 13. menunjukkan bahwa koefisien determinasi sebesar 0,56 atau 56 persen pengaruh ukuran tempe, harga tempe dan kulaitas tempe terhadap keputusan pembelian jumlah tempe sebesar 56 persen, sedangkan sisnya sebesar 44 persen adalah dipengaruhi factor lain, misalnya kondisi keuangan, substitusi produk tempe dan selera konsumen.
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Hasil penelitian pembahasan tersebut di atas, maka dapat diatrik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian jumlah tempe dipengaruhi secara sinifikan oleh factor ukuran tempe, harga tempe dan kualitas tempe 2) Faktor yang paling dominan terhadap factor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian jumlah tempe adalah variable kualitas tempe. 4.2. Saran Hasil kesimpulan tersebut di atas, maka saran-saran yang perlu disampaikan adalah sebagai berikut :
1) Perlu adanya teknologi tepat guna untuk membantu produsen tempe. 2) Perlu adanya bantuan modal untuk kegiatan memperbesar skala usaha dalam produksi tempe. 3) Perlu dibentuk suatu asosiasi pengrajin tempe dalam rangka untuk meningkatkan kualitas tempe.
DAFTAR PUSTAKA Anonimus. 1992. Undang-undang Republik Indonesia No. 12 tahun 1992 tentang sistem Budidaya Tanaman, Jakarta. Direktorat Jenderal Pertanian. 1995. Statistika Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Engel, James F, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard. 1993. Cosumer Behafior sixth ed. The Dryden Press pada Bina Rupa Aksara. Jakarta. Hague P. 1995, Merancang Koesioner. Terjemahan Pustaka Binaman Pressindo. PPm. Jakarta. Hague P And P. Harris. 1995. Sampling and Statistika. Teriemahan. Yogyakarta.
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011
36
Hari Murti Subanar. 1995. Manajemen Usaha Kecil. BPFE-UGM. Yogyakarta. Hax and Majluf 1984. Strategic Manajement : An Integrative Perspective. Prentice-hall International 2 th Ed. Engelwoods Cliffs. New Jersey. 1991. The Strategy Concept and Process. Prenticeliall. Engelwood Clifft. New Jersey. Kotler Philip. 1994. Marketing Management, Analysis planning, implementation, and control. Prentice-Hall International ( UK Ltd. London. Kotler Philip. Amstrong and Gary. 1997. Marketing Analysis Introduction. Fourth Edition. Prentice Hall. New
York.Mintzberg, H. And J.B. Quinn. 1991. The Strategy Process, Concepts Contexs, Cases, Second Edition, PrenticeHall. Englewoods Cliffs. New Jersey. Rustiani. F. 1995. Petani dalam Keterkaitan Usaha; Pertajaman Deterensiasi dan Potensi Ketergantungan. Akatiga. Bandung. Soehadji. 1994. Membangun Pertanian Tangguh. Orasi Ilmiah Penganugerahan Doktor Honoris Causa. Bandung. Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. PT. Gramedia Pustaka. Utama Jakarta.
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011
37