ANALISIS PENGARUH ENDORSER’S PERCEIVED CREDIBILITIES DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK SIMcard IM3 (Studi Kasus : Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi)
Oleh DIAN DWI DJAYANI H24063065
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ABSTRAK Dian Dwi Djayani. H24063065. Analisis Pengaruh Endorser’s Perceived Credibilities Dalam Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap Produk SIMcard IM3 (Studi Kasus : Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi). Di bawah bimbingan Ma’mun Sarma. PT. Indosat Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. Arus globalisasi yang semakin deras, mendorong perusahaan ini untuk menerapkan strategi yang tepat dalam memasarkan produknya, yaitu SIMcard IM3. Salah satunya dengan menggunakan selebriti sebagai endorser. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui proses intepretasi sensori konsumen dalam memberikan makna terhadap keahlian dan keatraktifan dari endorser SIMcard IM3 dalam hal ini Adli Fairuz; (2) Mengetahui sikap konsumen terhadap SIMcard IM3 setelah melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi di berbagai media televisi; dan (3) Menganalisis pengaruh proses intepretasi sensori konsumen pada keahlian dan keatraktifan dari Adli Fairuz sebagai endorser, terhadap pembentukan sikap konsumen atas produk SIMcard IM3. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik non probability sampling yang tergolong quota sampling. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara metode survey dalam bentuk kuesioner. Data diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan kedua dan teknik analisis regresi linier berganda untuk menjawab tujuan penelitian yang ketiga. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Microsoft Excel, Minitab 14, dan SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 konsumen ternyata memiliki tingkat proses intepretasi yang cukup baik terhadap keahlian dan keatraktifan dari Adli Fairuz. Ini dibuktikan dengan proporsi poin ketiga dan keempat dari skala Likert dalam kuesioner yang banyak dipilih konsumen dari dimensi attractiveness dan expertise. Sedangkan hasil dari sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 setelah melihat tayangan iklan SIMcard IM3 menunjukkan bahwa dari 100 konsumen yang diwawancara berpendapat positif, baik dan menyukai produk tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda didapatkan bahwa sebesar 14,7 persen sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 dipengaruhi oleh proses intepretasi konsumen terhadap perceived credibilities dari endorser, dalam kasus ini Adli Fairuz. Dengan demikian, penelitian ini menerima H1 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara perceived credibilities konsumen terhadap endorser SIMcard IM3 yaitu Adli Fairuz dengan sikap yang ditunjukkan konsumen terhadap produk SIMcard IM3.
ANALISIS PENGARUH ENDORSER’S PERCEIVED CREDIBILITIES DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK SIMcard IM3 (Studi Kasus : Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh DIAN DWI DJAYANI H24063065
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Endorser’s Perceived Credibilities Dalam Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap Produk SIMcard IM3 (Studi Kasus : Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi) Nama
: Dian Dwi Djayani
NIM
: H24063065
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS. MEc.) NIP : 195811221985031002 Mengetahui : Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc.) NIP : 196101231986011002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 4 Februari 1988, dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Sujadi (Almarhum) dan Ibu Sri Maryani. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Kintelan 01-02 Semarang pada tahun 1994, dan melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Bendungan 01-02 Semarang hingga tahun 2000. Pada tahun 2003, penulis berhasil menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama Negeri I Bogor dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bogor dan masuk dalam program IPA. Pada tahun 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dengan mayor Manajemen dan minor Komunikasi. Selama periode perkuliahan baik dalam program mayor maupun minornya, penulis aktif dalam anggota komunitas paduan suara Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) tahun 2008/2009, dan divisi Publikasi dan Dokumentasi pada acara Communication Day (ComDay) tahun ajaran 2009 pada program minor dan berhasil meraih juara sebagai Kelompok Terkreatif. Selain itu, penulis juga mengikuti perlombaan FEM Competition yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2007.
iii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Endorser’s Perceived Credibilities Dalam Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap Produk SIMcard IM3 (Studi Kasus : Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi)” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Arus globalisasi yang semakin deras berdampak pada perkembangan bisnis telekomunikasi. Banyak perusahaan operator selular yang berlomba-lomba untuk menarik minat konsumen agar membeli produknya yang ditawarkan di pasar. Salah satu strategi yang diterapkan para operator selular tersebut adalah dengan menggunakan selebriti sebagai endorser. Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara materiil ataupun moril. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS. MEc sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan, motivasi dan masukan berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibunda tersayang, almarhum Ayahanda terkasih dan kakakku tercinta Ika Novi Indriyati yang telah memberikan kasih sayang dan doa yang tulus suci. 3. Bapak Ir. Pramono D. Fewidarto, MS. dan Bapak R. Dikky Indrawan, SP. MM. atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji. 4. Bapak Basyir Ahmad Barmawi yang telah memberikan bantuan dan motivasi baik secara moral dan material. 5. Staf pengajar dan karyawan/karyawati pada Departemen Manajemen, FEM IPB. 6. Sahabat spesial yang paling aku sayangi yaitu Rudy Wicaksono yang memiliki peran luar biasa dalam menemani penulis selama penyusunan skripsi ini. 7. Sahabat Camenku (Astry, Astried, Emil, Taieuy dan Vitri) yang telah memberikan dukungan yang teramat berarti bagi penulis.
iv
8. Teman-teman seperjuangan di Departemen Manajemen Angkatan 43 yang telah menjalin kebersamaan dalam membangun kenangan yang berharga selama kuliah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif diperlukan untuk perbaikan yang lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Juni 2010
Penulis
v
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP .................................................................................... KATA PENGANTAR................................................................................ DAFTAR ISI............................................................................................... DAFTAR TABEL ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR.................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. I. PENDAHULUAN................................................................................ 1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 1.5. Ruang Lingkup Penelitian............................................................ II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 2.1. Pemasaran .................................................................................... 2.2. Produk .......................................................................................... 2.3. Jasa ............................................................................................... 2.4. Konsumen .................................................................................... 2.4.1. Karakteristik Konsumen.................................................... 2.4.2. Perilaku Konsumen ........................................................... 2.4.3. Proses Keputusan Konsumen............................................ 2.5. Sikap............................................................................................. 2.5.1. Karakteristik Sikap............................................................ 2.5.2. Sifat Sikap ......................................................................... 2.5.3. Fungsi Sikap...................................................................... 2.5.4. Model Struktur Sikap......................................................... 2.6. Persepsi ........................................................................................ 2.7. Periklanan..................................................................................... 2.8. Endorser....................................................................................... 2.9. Selebriti Sebagai Endorser........................................................... 2.10. Endorser Perceived Credibilities................................................. 2.11. Penelitian Terdahulu .................................................................... III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 3.1. Kerangka Pemikiran..................................................................... 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................... 3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 3.4. Metode Pengambilan Sampel....................................................... 3.5. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 3.6. Pengolahan dan Analisis Data...................................................... IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 4.1. Profil Perusahaan .........................................................................
vi
iii iv vi viii ix x 1 1 4 5 6 6 7 7 7 8 10 11 12 12 15 16 17 18 19 20 20 23 25 27 29 32 32 34 34 34 36 38 41 41
4.1.1. Sejarah PT. Indosat Tbk.................................................... 4.1.2. Visi dan Misi PT. Indosat Tbk .......................................... 4.1.3. Bidang Usaha PT. Indosat Tbk ......................................... 4.1.4. Struktur Organisasi PT. Indosat Tbk................................. 4.1.5. Anak Perusahaan PT. Indosat Tbk .................................... 4.2. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 4.2.1. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ................................ 4.2.2. Karakteristik Konsumen.................................................... 4.2.3. Tingkat Kesesuaian Endorser (Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi) terhadap Produk ........... 4.2.4. Gambaran Proses Intepretasi dan Sikap Konsumen terhadap Endorser (Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi) .............................................................. 4.2.5. Sikap Konsumen terhadap Produk SIMcard IM3 ............. 4.2.6. Pengaruh Proses Intepretasi pada Sikap terhadap Produk................................................................ 4.3. Implikasi Manajerial ..................................................................... KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 1. Kesimpulan ............................................................................................ 2. Saran....................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. LAMPIRAN................................................................................................
vii
41 43 44 47 48 48 48 50 65
67 71 72 81 83 83 83 85 87
DAFTAR TABEL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Halaman Fungsi selebriti dalam iklan ............................................................. 27 Jumlah mahasiswa program sarjana berdasarkan semester tahun akademik 2009/2010 (keadaan 31 Desember 2009).. ............ 35 Proporsi jumlah responden mahasiswa S1 IPB tiap fakultas ........... 36 Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike................................................ 51 Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad............................................................... 52 Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative................................................... 53 Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike...................... 55 Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad .................................... 56 Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative......................... 58 Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike ..................... 60 Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad .................................... 62 Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative......................... 64 Modus proses intepretasi konsumen terhadap Perceived Attractiveness Endorser .................................................. 69 Modus proses intepretasi konsumen terhadap Perceived Expertise Endorser.......................................................... 70 Modus sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3.................. 72 Hasil uji asumsi Multikolinearitas ................................................... 74 Hasil uji Descriptive Statistics ......................................................... 76 Hasil uji Correlations Variable sikap dengan Variable Source Credibility Scale................................................................... 77 Koefisien regresi linier berganda ..................................................... 77 Hasil uji Anova................................................................................. 78 Model Summary regresi linier berganda .......................................... 79 Kriteria nilai korelasi........................................................................ 80
viii
DAFTAR GAMBAR No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tingkat persaingan operator selular GSM di Indonesia................... Source Credibility Scale................................................................... Kerangka pemikiran ......................................................................... Diagram angkatan responden .......................................................... Diagram usia responden .................................................................. Diagram kriteria pantas-tidak pantas Adli Fairuz sebagai endorser dari SIMcard IM3 ................................................ Diagram kriteria efisien-tidak efisien Adli Fairuz sebagai endorser dari SIMcard IM3 ................................................ Hasil minitab untuk uji asumsi E(εi) = 0 ......................................... Scatterplot untuk uji asumsi Homoskedastisitas ............................. P-Plot untuk uji asumsi Normalitas Sebaran ..................................
ix
Halaman 3 28 33 50 54 66 67 73 73 75
DAFTAR LAMPIRAN No 1 2 3 4 5 6
Kuesioner penelitian......................................................................... Struktur organisasi PT. Indosat Tbk ................................................ Hasil konversi data ordinal ke data interval ..................................... Hasil output uji validitas kuesioner dengan SPSS............................ Hasil output uji reliabilitas kuesioner dengan SPSS ........................ Hasil output regresi linier berganda dengan SPSS ...........................
x
Halaman 88 91 92 97 99 100
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Arus globalisasi yang semakin deras berdampak pada perkembangan bisnis telekomunikasi. Setiap saat manusia di seluruh belahan dunia melakukan aktivitas bisnis yang menuntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat, sehingga membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat berarti. Tentu saja para pemasar akan menyadari stimulus tersebut, dan berusaha meresponnya dengan membangun infrastruktur yang dapat menyalurkan informasi secara cepat dan tepat terhadap konsumennya. Inilah yang menyebabkan trend teknologi telekomunikasi saat ini semakin berkembang ke arah teknologi wireless (tanpa kabel) dan ditunjukkan dengan semakin banyaknya operator selular yang berdiri. Indonesia memiliki banyak operator selular. Mereka bersaing setiap saat untuk mencari strategi yang tepat dalam menjual produknya kepada konsumen. Tujuan utamanya tidak lain adalah untuk menarik minat konsumen sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Salah satu caranya dengan menerapkan basis teknologi yang disebut GSM atau Global System for Mobile Communication dalam penjualan produk yang berbeda dengan CDMA atau Code Division Multiple Access. GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital dan banyak diterapkan pada mobile communication khususnya handphone, atau dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan Global System for Mobile Communication. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh belahan dunia.¹ Ditinjau dari segi konsumen, sistem GSM memberikan keuntungan baik pada kualitas suara yang lebih tinggi maupun alternatif biaya yang lebih rendah untuk menelpon dan juga pesan teks. Sedangkan dari segi operator jaringan sendiri adalah kemampuannya di dalam 1
Pengertian GSM. http://www.ceptelefoncunus.net. [13 Februari 2010]
2 menerapkan peralatan dari vendor yang berbeda, dan juga perizinan untuk menawarkan jasa roaming yang berarti pengguna dapat menggunakan telepon mereka di seluruh belahan dunia. Basis teknologi GSM sudah banyak digunakan oleh beberapa perusahaan operator selular di Indonesia. Beberapa perusahaan operator selular tersebut adalah Indosat dengan IM3, Mentari, dan Matrix, Telkomsel dengan Simpati, AS, dan Halo, serta XL dengan Bebas dan Jempol. Selain itu, adapula perusahaan operator selular seperti 3 dan AXIS yang sengaja berdiri dengan mengandalkan basis teknologi GSM. Dalam proyeksinya, rata-rata pertumbuhan pelanggan selular selama kurun waktu 2001-2007 mencapai 56,2 persen per tahun. Sampai kuartal III2008, jumlah pelanggan selular meningkat 38,8 juta atau sekitar 41,5 persen dibanding tahun 2007 dan masih dikuasai oleh tiga besar perusahaan operator selular berbasis teknologi GSM, yakni Telkomsel, Indosat, dan XL. Telkomsel berhasil menguasai pangsa pasar terbesar yaitu sebanyak 45,8 persen, diikuti dengan Indosat 26,8 persen, dan XL 19 persen. Hingga September 2008, jumlah pelanggan Telkomsel telah
mencapai 60,5 juta,
Indosat 35,4 juta, dan XL 25,1 juta.² Tingkat persaingan operator selular GSM di Indonesia akan disajikan dalam Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1 tersebut, tampak Indosat melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan eksistensinya di benak masyarakat luas guna menjadi pemimpin pasar di Indonesia. Berbagai strategi bisnis yang telah dijalankan Indosat dengan produknya kartu IM3 adalah memberikan bonus (rewards) kepada pelanggannya, tarif telepon dan SMS extra hemat untuk tujuan sesama Indosat, Bundling (penjualan secara paket antara handphone dan SIMcard IM3) dengan harga murah, meluncurkan Video Streaming, GPRS, MMS, java games di seluruh Indonesia, serta menyediakan layanan broadband dan paket data dengan kecepatan tinggi hingga 2 Mbps dengan berbagai pilihan sesuai kebutuhan. 2
Telepon Nirkabel: Pelanggannya Makin Berjubel. http://www.wartaekonomi.com. [9 Juni 2009]
3
Gambar 1. Tingkat persaingan operator selular GSM di Indonesia (Sumber : Prospektus PT. Bakrie Telecom Tbk. (2007)³) Para operator selular di Indonesia juga menerapkan strategi baru untuk menarik minat konsumennya. Strategi baru tersebut adalah dengan menggunakan public figure sebagai endorser bagi produk mereka melalui iklan. Kehadiran selebriti dimaksudkan untuk menginformasikan suatu merek produk dan membentuk identitas serta menentukan brand image produk yang diiklankan pada benak konsumen. Pemakaian selebriti sebagai daya tarik iklan (advertising appeals) dinilai dapat mempengaruhi preferensi konsumen karena selebriti dapat menjadi reference group yang mempengaruhi perilaku konsumen. Oleh karena itu, para pemasar harus dapat memanfaatkan peluang 3
Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham Perusahaan-Perusahaan Telekomunikasi Go Public di Indonesia Periode 2007. http://www.puslit.petra.ac.id [13 Februari 2010]
4 ini untuk menimbulkan persepsi positif pada benak konsumen, yang nantinya berguna dalam proses mempertahankan loyalitas pelanggan dan mendapatkan konsumen baru. Keputusan pemasar dalam menggunakan public figure sebagai endorser bukan merupakan keputusan yang relatif mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan selebriti sebagai endorser, seperti kapasitas artis tersebut dalam mewakili merek yang ditawarkan dan image artis tersebut dalam mewakili image produk dibandingkan dengan hanya mempertimbangkan popularitas selebriti itu sendiri. PT. Indosat tidak mau kalah dengan para kompetitornya dalam hal ini. Perusahaan operator selular ini menggunakan Adli Fairuz sebagai ikon dalam iklannya versi Cumi yang mulai ditayangkan di berbagai stasiun televisi sejak tanggal 10 November 2008. Iklan tersebut terbukti menarik dari segi materi iklan, harga produk, dan termasuk penggunaan endorser. Namun pada kenyataannya produsen perlu berhati-hati menggunakan selebriti dalam mengiklankan produknya, sebab pemilihan endorser dapat mempengaruhi value dari suatu merek. Pemilihan endorser yang salah dapat menyebabkan turunnya value dari suatu merek. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk mencari karakter endorser yang disukai oleh konsumen yang akan berdampak pada sikap konsumen terhadap produk, termasuk pembelian produk tersebut. 1.2. Perumusan Masalah PT. Indosat yang didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing (PMA) merupakan salah satu penyelenggara jaringan selular berbasis GSM terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memulai operasinya pada tahun 1969 dan menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1980. Namun pada akhir tahun 2002 PT. Indosat kembali menjadi Perusahaan Modal Asing (PMA).
5 Pada perkembangannya, PT. Indosat mendirikan anak perusahaan yaitu PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) tahun 1993 dan berperan sebagai operator GSM. Kemudian pada tahun 2001, PT. Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) yang menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia. IM3 tersebut merupakan operator selular berbasis teknologi GSM dengan fasilitas layanan Nonlimited Mobility. Dalam perjalanannya, IM3 telah menjadi salah satu operator selular GSM terbesar di Indonesia dengan peningkatan penjualan yang cukup besar dari tahun ke tahun, terutama ketika IM3 menggunakan selebriti atau public figure sebagai endorser dalam promosi produknya. Hal ini dapat dibuktikan dari peningkatan jumlah pelanggan selular PT. Indosat Tbk. sebesar 49 persen di bulan Desember 2008. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti strategi bisnis IM3 terkait dengan penggunaan endorser yang dapat menarik minat konsumen. Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan masalah yang akan diangkat penulis dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana
konsumen
mengintepretasikan
sensori
mereka
dalam
memberikan makna terhadap iklan SIMcard IM3, terutama terhadap keahlian dan keatraktifan dari Adli Fairuz sebagai endorser? 2. Bagaimana sikap konsumen setelah melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi yang ditayangkan di berbagai media televisi? 3. Bagaimana pengaruh proses intepretasi sensori konsumen pada keahlian dan keatraktifan dari endorser dalam hal ini Adli Fairuz, terhadap pembentukan sikap konsumen atas produk SIMcard IM3? 1.3.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui proses intepretasi sensori konsumen dalam memberikan makna terhadap keahlian dan keatraktifan dari endorser SIMcard IM3 dalam hal ini Adli Fairuz.
6 2. Mengetahui sikap konsumen terhadap SIMcard IM3 setelah melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi di berbagai media televisi. 3. Menganalisis pengaruh proses intepretasi sensori konsumen pada keahlian dan keatraktifan dari Adli Fairuz sebagai endorser, terhadap pembentukan sikap konsumen atas produk SIMcard IM3. 1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi penulis Penelitian ini dapat memperluas pengetahuan penulis dalam memahami strategi perusahaan dengan menggunakan selebriti sebagai endorser. 2. Bagi pihak lain Penelitian
ini
diharapkan
berguna
sebagai
referensi
dan
studi
perbandingan untuk penelitian berikutnya. 3. Bagi perusahaan Membantu perusahaan dalam menganalisis sikap konsumennya terhadap produk. Dengan demikian perusahaan dapat melakukan positioning yang tepat guna meningkatkan profitabilitasnya. 1.5.
Ruang Lingkup Penelitian 1. Konsumen yang diteliti adalah mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor yang telah mengetahui dan melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi di berbagai media televisi minimal sebanyak tiga kali, dengan asumsi konsumen tersebut memiliki proses intepretasi yang sama untuk setiap iklan SIMcard IM3 Versi Cumi. 2. Penelitian ini berfokus pada bagaimana konsumen mengintepretasikan sensori mereka dalam memberikan makna terhadap iklan SIMcard IM3 versi Cumi yang ditayangkan oleh berbagai media televisi, khususnya pada keahlian dan keatraktifan dari endorser dalam hal ini Adli Fairuz, dan bagaimana kaitan antara sikap konsumen terhadap endorser dengan sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pemasaran Persaingan yang ketat antara perusahaan telah mendorong perusahaan untuk lebih mengetahui dan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar dapat memimpin pasar. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat tentang definisi pemasaran dari sudut pandang para pakar ilmu pemasaran. Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2007), definisi pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses dalam menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008), definisi pemasaran merupakan suatu proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan tersebut sebagai imbalannya. Berdasarkan pendapat para pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses
di
mana
perusahaan
menciptakan,
mengkomunikasikan,
dan
menyerahkan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan serta menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya yang pada akhirnya akan memuaskan tujuan individu dan organisasi. 2.2.
Produk Kotler dan Armstrong (2008) mendefinisikan produk sebagai semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan tipe konsumen yang menggunakannya, yaitu:
8 a. Produk konsumen Produk konsumen adalah produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar biasanya menggolongkan produk ini berdasarkan bagaimana cara konsumen membelinya sehingga didapatkan produk kebutuhan sehari-hari, produk belanja, produk khusus dan produk yang tak dicari. b. Produk industri Produk industri adalah produk yang dibeli oleh individu dan organisasi untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan suatu usaha. Produk industri berbeda dengan produk konsumen berdasarkan tujuan pembelian suatu produk. Produk ini meliputi bahan baku dan suku cadang, barang-barang modal, dan persediaan serta pelayanan. 2.3.
Jasa Menurut Kotler (1994), definisi jasa adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya, dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Berdasarkan faktor produksi Berdasarkan faktor produksi yang digunakan, jasa dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1) Equipment based service 2) People based service b. Berdasarkan pemenuhan kebutuhan Berdasarkan pemenuhan kebutuhan, jasa dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1) Kebutuhan perorangan (jasa personal) 2) Kebutuhan bisnis (jasa bisnis)
9 c. Berdasarkan atas kebutuhan akan kehadiran konsumen Berdasarkan atas kebutuhan akan kehadiran konsumen, jasa dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1) Jasa yang memerlukan kehadiran konsumen 2) Jasa yang tidak memerlukan kehadiran konsumen d. Berdasarkan tujuan perusahaan Berdasarkan tujuan perusahaan, jasa dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1) Profit motif 2) Non profit motif Selain dapat diklasifikasikan, jasa juga memiliki karakteristikkarakteristik sebagai berikut: a. Tidak berwujud (intangibility) Jasa merupakan suatu hal yang tidak berwujud. Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, atau diraba sebelum jasa dibeli. Oleh karena itu, jasa hanya dapat dimanfaatkan tetapi tidak untuk dimiliki. b. Tidak dapat dipisahkan (inseperability) Pada dasarnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Hal ini berbeda dengan barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam bentuk persediaan, didistribusikan melalui berbagai penjual, dan selanjutnya dikonsumsi. c. Variabilitas (variability) Jasa sangat bervariasi dalam bentuk, kualitas, dan jenisnya. Ini disebabkan karena jasa bergantung pada siapa yang menyediakan, kapan jasa dilakukan, dan dimana jasa dilakukan. d. Tidak tahan lama (perishability) Jasa adalah komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Jasa akan bernilai ketika pembeli jasa membutuhkan pelayanan.
10 2.4.
Konsumen Raphel dan Raphel dalam Tjiptono (2008) berpendapat bahwa konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan tujuan pembelian, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional (konsumen industrial, konsumen antara, konsumen bisnis). Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang melakukan pembelian dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Selain itu konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat loyalitas yang terdiri atas lima tipe konsumen, yaitu: a. Prospek Prospek berada pada anak tangga paling bawah dalam tangga loyalitas dan terdiri dari orang-orang yang mengenal bisnis suatu perusahaan, tetapi belum pernah masuk dan membeli produk atau jasa toko tersebut. b. Pembelanja (shopper) Pembelanja merupakan tipe konsumen yang telah memiliki keyakinan untuk mengunjungi toko tersebut, paling tidak satu kali. Namun, tipe konsumen ini belum membuat keputusan pembelian. c. Pelanggan (customer) Pelanggan adalah tipe konsumen yang membeli produk atau jasa perusahaan. d. Klien Klien merupakan tipe konsumen yang secara regular membeli produk atau jasa perusahaan. e. Penganjur (advocates) Penganjur adalah tipe konsumen yang menduduki anak tangga paling atas dalam tangga loyalitas. Tipe konsumen ini terdiri dari orang-orang yang
11 merasa puas dengan produk atau jasa perusahaan yang berdampak pada proses rekomendasi positif produk kepada orang lain. Konsumen pada dasarnya terdiri dari kelompok-kelompok yang dapat dibedakan berdasarkan usia, pendapatan, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat dan selera. Oleh karena itu para pemasar berkewajiban untuk mengetahui dan memahami konsumen tersebut, baik ditinjau dari segi kebutuhan, selera atau persepsi, maupun proses pengambilan keputusan konsumen.
Pemahaman
yang mendalam mengenai
konsumen dapat
memungkinkan pemasar dalam mempengaruhi keputusan konsumen, yang akan berdampak pada keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh pemasar di pasar. 2.4.1. Karakteristik Konsumen Pilihan konsumen atas suatu produk dapat dipengaruhi oleh karakteristik konsumen. Menurut Sumarwan (2004), terdapat beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi proses intepretasi dan sikap seorang konsumen terhadap proses penilaian performance suatu produk, yaitu: a.
Karakteristik demografi Variabel-variabel
yang
berhubungan
dengan
karakteristik
demografi konsumen antara lain lokasi geografi, usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Karakteristik tersebut
memberikan
pengaruh
terhadap
lokasi
usaha
bersangkutan dalam memaksimumkan daya tariknya melalui produk dan bauran pemasarannya. b.
Karakteristik sosial Karakteristik sosial konsumen berpengaruh dalam perbedaan individu
pada
saat
proses
keputusan
pembelian
terjadi.
Karakteristik tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu: (1) variabel ekonomi –status pekerjaan, pendapatan, dan harta benda; (2)
12 variabel interaksi –prestise individu, asosiasi, dan sosialisasi; dan (3) variabel politik –kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas. c.
Karakteristik ekonomi Variabel-variabel yang terkait dengan karakteristik ekonomi konsumen adalah pendapatan, pengeluaran, dan kredit yang dilakukan oleh konsumen.
2.4.2. Perilaku Konsumen Engel et al. (1994) berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan
yang
langsung terlibat
dalam
mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang diperlihatkan konsumen pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk, setelah melakukan kegiatan-kegiatan di atas atau mengevaluasinya dengan harapan dapat memuaskan kebutuhan mereka. 2.4.3. Proses Keputusan Konsumen Menurut Engel et al. (1994), proses keputusan konsumen meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengenalan kebutuhan Pada tahap ini konsumen mulai mempersepsikan adanya perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual
13 yang terjadi dalam rangka pembangkitan dan pengaktifan proses keputusan. 2. Pencarian informasi Pada tahap ini konsumen mulai mencari informasi yang disimpan dalam ingatan atau memori (pencarian internal) atau berusaha mendapatkan informasi dari lingkungan (pencarian eksternal) yang relevan dengan keputusan. 3. Evaluasi alternatif Tahap evaluasi alternatif terjadi ketika konsumen mengevaluasi pilihannya terkait dengan manfaat yang diharapkan dan berusaha mempersempit pilihan hingga alternatif dapat dipilih. 4. Pembelian Pada tahapan ini konsumen mendapatkan alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu yang berdampak pada proses pembelian konsumen. 5. Hasil Tahapan ini terjadi pada saat konsumen mengevaluasi kesesuaian alternatif yang dipilih dengan kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan. Engel et al. (1994) membedakan kontinum pemecahan masalah pada proses keputusan konsumen menjadi tiga bagian yaitu: a. Pemecahan masalah yang diperluas Pemecahan masalah yang diperluas terjadi ketika proses keputusan pembelian dilakukan secara teliti dan khusus oleh konsumen sehingga menyita waktu yang relatif lebih banyak. Hasil yang diharapkan berupa kepuasan yang ditunjukkan dalam bentuk rekomendasi positif kepada orang lain serta keinginan pembelian kembali apabila terdapat kesempatan.
14 b. Pemecahan masalah yang terbatas Proses pemecahan masalah yang terbatas berbeda dengan proses pemecahan masalah yang diperluas dalam hal penyederhanaan proses. Proses pemecahan masalah yang terbatas berusaha menyederhanakan proses dengan cara mengurangi jumlah serta variasi sumber informasi, alternatif, dan kriteria yang digunakan untuk evaluasi, sehingga sesuai digunakan pada mayoritas pembelian di pasar swalayan. c. Pemecahan masalah jajaran tengah Kategori pemecahan masalah jajaran tengah digunakan sebagai pengakuan akan ketidakmampuan keputusan pembelian untuk dikotak-kotakkan secara rapi. Keputusan pembelian ini berjajar di antara pemecahan masalah yang diperluas dengan pemecahan masalah yang terbatas. Ketiga jangkauan pemecahan masalah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: a. Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan Evaluasi alternatif tidak hanya mencakup pertimbangan objektif tetapi juga faktor subjektif yang dapat sama atau bahkan lebih penting dalam suatu keputusan pembelian. b. Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam Waktu merupakan elemen penting dalam suatu proses keputusan pembelian konsumen. Keterbatasan waktu dapat menghambat pertimbangan informasi dalam pemecahan masalah yang diperluas. c. Terdapat tingkat keterlibatan yang tinggi yang menyertai pembelian Berikut ini adalah faktor-faktor yang berperan sebagai determinan utama dari keterlibatan yang tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas yaitu:
15 a) Hubungan ego b) Risiko konsekuensi negatif yang dirasakan c) Makna hedonik d) Sanksi sosial 2.5.
Sikap Sikap konsumen adalah faktor penting yang mempengaruhi keputusan konsumen karena sikap berperan penting dalam membentuk perilaku seorang konsumen. Sikap berguna bagi pemasaran dalam beberapa hal yaitu: a. Menilai keefektifan dari suatu kegiatan pemasaran. b. Membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di dalam pasar. c. Membentuk pangsa pasar dan memilih target pasar. Menurut Engel et al. (1994), sikap mencerminkan apa yang konsumen sukai dan tidak sukai. Sedangkan Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004) berpendapat bahwa sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang menunjukkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu, baik berupa pelayanan, retailer tertentu, merek, iklan, individu, perilaku tertentu, serta masalah (issues) tertentu. Till dan Busler (2000) menyatakan bahwa sikap dapat diukur melalui tiga dimensi pertanyaan, yaitu Strongly Like-Strongly Dislike, Very GoodVery Bad, dan Very Positive-Very Negative. Begitupula dengan Loudon dan Della Bitta dalam Sumarwan (2004) yang berpendapat bahwa sikap memiliki tiga unsur yaitu: a. Kognitif (pengetahuan) b. Afektif (emosi, perasaan) c. Konatif (tindakan)
16 Dengan demikian definisi sikap adalah merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, disenangi atau tidak, disetujui atau tidak terhadap sesuatu, baik berupa pelayanan, retailer tertentu, merek, iklan, individu, perilaku tertentu, serta masalah (issues) tertentu, yang memiliki tiga unsur utama, yaitu kognatif (pengetahuan), afektif (emosi, perasaan), dan konatif (tindakan), serta dapat diukur melalui tiga dimensi pertanyaan, yaitu Strongly Like-Strongly Dislike, Very Good-Very Bad, dan Very Positive-Very Negative. 2.5.1. Karakteristik Sikap Sumarwan (2004) menjelaskan dalam bukunya, bahwa sikap mempunyai beberapa karakteristik, yaitu: 1. Sikap memiliki objek Sikap konsumen pasti terkait dengan objek, seperti sikapnya terhadap merek, produk, iklan, harga, kemasan, ataupun terhadap media. Objek tersebut dapat berupa konsep abstrak seperti konsumerisme, atau produk tangible, serta benda fisik atau sebuah tindakan. 2. Konsistensi sikap Sikap merupakan gambaran perasaan seseorang terhadap suatu objek yang akan direfleksikan oleh perilakunya. Oleh karena itu, sikap memiliki konsistensi dengan perilaku. 3. Sikap positif, negatif, dan netral Sikap memiliki dimensi positif, negatif dan netral. Dimensi positif dari sikap dicerminkan dengan kesukaan konsumen terhadap suatu produk. Sedangkan dimensi negatif dari sikap dicerminkan dengan ketidaksukaan konsumen terhadap suatu produk. Namun adapula konsumen yang tidak memiliki sikap dan masuk ke dalam dimensi netral.
17 4. Intensitas sikap Konsumen memiliki tingkatan yang bervariasi dalam menyatakan sikapnya terhadap suatu merek produk. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya. 5. Resistensi sikap (Resistance) Resistensi merupakan tingkatan di mana sikap seorang konsumen bisa berubah. Pemahaman yang mendalam tentang resistensi konsumen berguna bagi pemasar dalam menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Salah satu caranya dengan menerapkan pemasaran ofensif yang dapat merekrut konsumen baru. 6. Persistensi sikap (Persistance) Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah seiring dengan waktu. 7. Keyakinan sikap (Confidence) Keyakinan adalah kepercayaan konsumen akan kebenaran dari sikap yang dimilikinya. 8. Sikap dan situasi Situasi akan mempengaruhi seorang konsumen dalam menyatakan sikapnya terhadap suatu objek. 2.5.2. Sifat Sikap Engel et al. (1994) berpendapat bahwa sikap memiliki sifatsifat penting. Sifat-sifat penting dari sikap sebagai berikut: a. Kepercayaan Pemahaman tingkat kepercayaan yang dihubungkan dengan sikap adalah penting berdasarkan dua alasan. Pertama, hal ini dapat mempengaruhi kekuatan hubungan di antara sikap dan perilaku, dan yang kedua adalah karena kepercayaan dapat mempengaruhi kerentanan sikap terhadap perubahan.
18
b. Dinamis Banyak sikap akan berubah sejalan dengan perubahan waktu. Sifat dinamis ini sebagian besar bertanggung jawab atas perubahan di dalam gaya hidup konsumen. 2.5.3. Fungsi Sikap Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004) mengemukakan bahwa sikap memiliki empat fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi utilitarian (The Utilitarian Function) Fungsi ini berupa pernyataan sikap seseorang terhadap suatu objek atau produk dalam rangka mendapatkan manfaat dari produk (rewards) tersebut atau menghindarkan resiko dari produk (punishment).
Dengan
kata
lain,
sikap
berfungsi
untuk
mengarahkan perilaku dari konsumen dalam mendapatkan penguatan positif atau menghindarkan resiko. 2. Fungsi mempertahankan ego (The Ego-Devensive Function) Sikap berfungsi untuk melindungi seseorang dari keraguan yang muncul dari dasar dirinya sendiri ataupun dari faktor luar yang mungkin memberikan ancaman bagi dirinya. Sikap akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih baik bagi seseorang untuk meningkatkan citra diri dan mengatasi ancaman dari luar. 3. Fungsi ekspresi nilai (The Value-Expressive Function) Fungsi ekspresi nilai menggambarkan fungsi sikap dalam menyatakan gaya hidup, nilai-nilai dan identitas sosial dari diri seseorang. Sikap dipandang dapat mencerminkan hobi, kegiatan, opini, dan minat dari diri seorang konsumen. 4. Fungsi pengetahuan (The Knowledge Function) Salah satu karakter konsumen yang penting adalah keingintahuan. Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk dapat mendorong seseorang untuk menyukai produk tersebut.
19 2.5.4. Model Struktur Sikap Peter dan Olson dalam Sumarwan (2004) menyatakan bahwa berdasarkan strukturnya, sikap terdiri dari tiga unsur komponen analisa konsumen, yaitu: (1) consumer affect dan cognition; (2) consumer behavior; dan (3) consumer environment. Model ini kemudian disebut sebagai Tricomponent Attitude Model atau disebut juga sebagai Model Sikap ABC (Solomon dalam Sumarwan, 2004), dimana A menyatakan sikap (affect), B adalah perilaku (behavior), dan C adalah kepercayaan (cognitive). Menurut Engel et al. (1994), Tricomponent Attitude Model adalah sebagai berikut: 1. Komponen kognitif Komponen kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, biasanya berbentuk kepercayaan seseorang terkait dengan objek sikap. Pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, dan emosi seseorang merupakan determinan utama dalam terbentuknya kepercayaan. 2. Komponen afektif Komponen afektif adalah suatu komponen yang berkaitan dengan masalah emosional dan perasaan subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Pada dasarnya komponen ini sama dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. 3. Komponen konatif Komponen konatif lebih menekankan pada aspek kecenderungan seseorang untuk berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki subjek. Perilaku tersebut banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dan perasaan pada diri seseorang, yang apabila dilakukan secara konsisten dan selaras dengan kepercayaan dan perasaan akan membentuk sikap individual.
20 2.6.
Persepsi Menurut Robbins (1991), persepsi adalah proses di mana individu mengorganisasikan
dan
mengintepretasikan
sensori
mereka
dalam
memberikan makna terhadap lingkungannya. Sedangkan Mowen dalam Sumarwan (2004), persepsi merupakan suatu proses dimana individu terekspose pada informasi, memperhatikan informasi, dan memahami informasi tersebut. Wood (2007) mendefinisikan persepsi sebagai proses aktif dari menerjemahkan suatu arti dengan cara selektif, mengorganisasikan, dan mengintepretasikan orang, benda, peristiwa, situasi dan fenomena lainnya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi pesepsi
adalah
proses
mengorganisasikan,
dan
aktif
di
mana
mengintepretasikan
individu sensori
secara mereka
selektif, dalam
memberikan makna terhadap orang, benda, peristiwa, lingkungan dan fenomena lainnya. 2.7.
Periklanan Jefkins (1997) menyatakan bahwa periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa dengan biaya yang semurah-murahnya. Terdapat beberapa jenis iklan, yaitu: a. Iklan konsumen Iklan konsumen menggunakan media seperti koran-koran, televisi, radio, iklan bioskop, serta iklan luar ruangan dalam mempromosikan produknya. b. Iklan antar bisnis Iklan antar bisnis berguna dalam proses promosi barang-barang dan jasa nonkonsumen. Media yang digunakan oleh iklan antar bisnis adalah jurnal-jurnal perdagangan, katalog, literatur, pameran-pameran dagang, seminar dan demonstrasi topik, serta jasa kiriman pos.
21 c. Iklan perdagangan Iklan perdagangan berguna dalam memberikan informasi kepada para pedagang besar, eksportir dan importir, serta para agen berkenaan dengan barang-barang yang tersedia untuk dijual kembali. Media yang digunakan oleh iklan tersebut berupa pers perdagangan, pameran perdagangan, dan televisi. d. Iklan eceran Iklan eceran adalah iklan yang dibuat dan disebarluaskan oleh pihak pemasok atau perusahaan dan biasanya ditempatkan di semua lokasi yang menjual produk tersebut kepada para konsumen. Iklan tersebut berguna dalam mempopulerkan perusahaan, memikat para konsumen dengan promosi tertentu, serta menjual barang-barang yang eksklusif bagi toko tertentu. Media yang digunakan oleh iklan eceran dalam mempromosikan produknya adalah koran mingguan lokal, poster-poster, koran harian lokal, siaran iklan di televisi daerah, serta selebaran-selebaran iklan. e. Iklan bersama Iklan bersama merupakan dukungan iklan yang diberikan oleh pihak perusahaan atau pabrik kepada para pengecer produk-produknya. f. Iklan keuangan Iklan keuangan berguna untuk menghimpun dana pinjaman atau menawarkan modal, baik dalam bentuk penjualan saham, asuransi, serta surat obligasi. Media yang digunakan oleh iklan tersebut seperti majalah bisnis dan televisi. g. Iklan recruitment Iklan recruitment bertujuan untuk merekrut calon pegawai dan berbentuk seperti iklan kolom yang menyajikan kerahasiaan pelamar atau iklan selebaran biasa. Media yang digunakan oleh iklan tersebut adalah surat kabar nasional, terbitan gratis, dan jurnal-jurnal perdagangan.
22 Bovee
(1992)
mengklasifikasikan
periklanan
menjadi
empat
kelompok, yaitu: 1. Berdasarkan target audience Berdasarkan target audience iklan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Iklan konsumen b. Iklan bisnis 1) Agrikultur 2) Perdagangan 3) Profesional 4) Industri 2. Berdasarkan area geografi Berdasarkan area geografi iklan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Iklan lokal b. Iklan regional c. Iklan nasional d. Iklan internasional 3. Berdasarkan medium Berdasarkan medium iklan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Iklan broadcast 1) Iklan radio 2) Iklan televisi b. Iklan print 1) Iklan surat kabar 2) Iklan majalah c. Iklan keluar rumah 1) Iklan outdoor 2) Iklan transit d. Iklan direct-mail
23
4. Berdasarkan tujuan Berdasarkan tujuan iklan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Iklan komersial b. Iklan nonkomersial c. Iklan produk d. Iklan nonproduk e. Iklan aksi f. Iklan awareness Menurut Chandra (2008), iklan adalah cara memperkenalkan produk kepada target konsumen melalui berbagai macam media, seperti radio, televisi, koran, majalah, dan internet. Dengan kata lain, iklan sering digunakan sebagai media promosi produk yang mampu menjangkau banyak target secara cepat dan mudah. 2.8.
Endorser Belch dan Belch dalam Redenbach (1999) mendefinisikan source atau yang lebih dikenal dengan endorser sebagai seseorang yang berperan dalam mengkomunikasikan pesan pemasaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan Sumarwan (2004) berpendapat bahwa komunikasi pemasaran melalui iklan di berbagai media sering kali menggunakan kelompok acuan yang berperan sebagai endorser. Para kelompok acuan tersebut adalah sebagai berikut: a. Selebriti Kelompok selebriti adalah para artis film, musisi, sinetron, pelawak, penyanyi, dan semua orang-orang terkenal yang bergerak di bidang hiburan. Selain itu kelompok selebriti juga dapat berupa para tokoh politik, pemain olahraga yang terkenal, pejabat pemerintah, serta para pengamat ekonomi, sosial, dan politik.
24 b. Ahli atau pakar Perusahaan sering menggunakan para ahli untuk mengiklankan produknya yang relevan dengan bidang pekerjaan, pendidikan, dan pengalaman para pakar tersebut. Para ahli digunakan untuk membantu konsumen dalam proses evaluasi produk dan jasa. c. Orang biasa (The Common Man) Perusahaan sering menampilkan atau menggunakan konsumen biasa yang puas terhadap produknya dalam iklan dengan harapan dapat memberikan pengaruh terhadap konsumen lainnya. d. Para eksekutif dan karyawan Para eksekutif sering digunakan dalam mempromosikan produk dan jasa yang dihasilkan perusahaannya dalam iklan dengan tujuan menciptakan kesan kepedulian terhadap konsumen, serta membangun kepercayaan konsumen akan produk dan jasa yang ditawarkan tersebut. e. Karakter dagang atau juru bicara (Trade or Spokes-Character) Karakter dagang atau juru bicara merupakan simbol dari perusahaan yang digunakan dalam komunikasi pemasaran dan berfungsi sebagai daya tarik bagi konsumen. Salah satu karakter dagang atau juru bicara yang sering digunakan dalam komunikasi pemasaran adalah karakter atau tokoh kartun yang popular. Perusahaan harus berhati-hati dalam memilih endorser untuk mengiklankan produknya. Masing-masing endorser memiliki mekanisme yang berbeda di dalam mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen, yaitu: 1. Source credibility Source credibility menggambarkan persepsi konsumen terhadap keahlian, pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki endorser yang relevan dengan merek produk yang diiklankan serta menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap endorser untuk memberikan informasi secara tidak biasa dan objektif. Kredibilitas memiliki dua sifat penting, yaitu: (1) expertise -merupakan pengetahuan, pengalaman dan keahlian yang
25 dimiliki endorser terkait dengan produk yang diwakilinya; (2) trustworthiness -mengacu kepada kejujuran, dan integritas
yang
berdampak pada kepercayaan konsumen terhadap seorang sumber. 2. Source attractiveness Endorser dengan tampilan fisik dan karakter non-fisik yang menarik dalam sebuah iklan dapat membangkitkan minat audiens untuk menyimak iklan tersebut. Daya tarik endorser yaitu: (1) similarity -merupakan persepsi audience terkait dengan kesamaan yang dimiliki dengan endorser, baik karakteristik demografis, gaya hidup, dan kepribadian; (2) familiarity -merupakan pengenalan terhadap narasumber melalui exposure seperti penggunaan celebrity endorser dinilai berdasarkan tingkat intensitas kehadiran di publik, sedangkan penggunaan typical-person endorser dinilai berdasarkan keakraban dengan sosok yang ditampilkan karena sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari; (3) likeability merupakan kesukaan audience terhadap narasumber karena perilaku yang baik dan penampilan fisik yang menarik. 3. Source power Source power merupakan karisma yang dipancarkan oleh narasumber sehingga dapat mempengaruhi pemikiran, tingkah laku, atau sikap konsumen karena pernyataan atau pesan endorser tersebut. 2.9.
Selebriti Sebagai Endorser Menurut Chandra (2008), selebrity endorser merupakan cara melakukan promosi produk dengan menggunakan selebriti atau artis sebagai tokoh pengiklan. Penggunaan selebriti sebagai endorser produk bertujuan untuk meningkatkan citra produk dan awareness konsumen pada produk tersebut. Terdapat empat alasan utama yang mendasari perusahaan menggunakan selebriti di dalam mendukung iklan mereka, yaitu: 1. Pemasar bersedia memberikan harga yang lebih tinggi kepada selebriti yang banyak disukai oleh masyarakat.
26
2. Selebriti digunakan untuk menarik perhatian audience dan meningkatkan awareness akan suatu produk. 3. Pemasar mengharapkan perubahan persepsi konsumen terhadap produk tersebut. 4. Penggunaan selebriti menimbulkan kesan bahwa konsumen selektif dalam memilih dan meningkatkan status dengan memiliki apa yang digunakan oleh selebriti. Sedangkan tingkat kesesuaian penggunaan selebriti sebagai endorser dengan produk dapat diukur dengan menggunakan kriteria penilaian yang dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dalam penelitiannya, yaitu: 1. Pantas – Tidak Pantas: kesesuaian penggunaan selebriti sebagai endorser dengan produk yang diiklankannya. 2. Efektif – Tidak Efektif: keefektifan dan keefisiensian waktu tayang iklan, dimana dengan waktu yang singkat endorser dapat memberikan pengaruh yang berarti bagi konsumen. Sumarwan (2004) berpendapat bahwa dalam mempromosikan suatu produk, selebriti bisa berfungsi untuk: (1) testimonial –selebriti berfungsi untuk memberikan kesaksian; (2) endorsement –selebriti berfungsi untuk memberikan dorongan dan penguatan; (3) selebriti bertindak sebagai aktor dalam iklan; dan (4) selebriti bertindak sebagai juru bicara perusahaan. Selebriti dapat memberikan manfaat kepada perusahaan melalui popularitas, bakat, kredibilitas, dan karisma. Kredibilitas selebriti merupakan hal yang penting bagi konsumen, karena dapat menggambarkan proses intepretasi seorang konsumen terhadap pengetahuan dan keahlian seorang selebriti terkait dengan produk yang diiklankan dan kepercayaan selebriti. Gambaran mengenai beberapa fungsi selebriti dalam iklan akan dijelaskan pada Tabel 1 berikut ini.
27 Tabel 1. Fungsi selebriti dalam iklan Peran Kesaksian
Penjelasan Selebriti Berdasarkan pengalaman selebriti Titik Puspa dalam dalam menggunakan produk. iklan Deterjen SoKlin. Penguatan Selebriti meminjamkan namanya Ikke Nurjanah digunakan untuk promosi produk, dalam iklan Terigu walaupun selebriti tersebut bukan Bogasari. ahli. Aktor Selebriti menyampaikan produk Sophia Latjuba atau jasa sebagai bagian dari dalam iklan Sabun penguatan karakter. Giv. Juru bicara Selebriti menjadi juru bicara Dian (Spokesperson) perusahaan dalam menjelaskan Sastrowardoyo suatu produk atau jasa selama dengan iklan jangka waktu yang telah disepakati. Panasonic. Sumber: Sumarwan, Perilaku Konsumen. Walaupun biaya yang dikeluarkan untuk selebriti lebih besar, namun tetap saja pemasar menggunakan selebriti sebagai endorser. Hal ini disebabkan para pemasar menilai penggunaan selebriti merupakan suatu hal yang menarik dalam pengembangan citra positif suatu produk yang pada akhirnya dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. 2.10. Endorser Perceived Credibilities Endorser perceived credibilities merupakan gambaran persepsi konsumen terhadap kredibilitas dari endorser, dalam kasus ini adalah selebriti, yang terkait dengan pengetahuan dan keahlian endorser akan suatu produk yang diiklankan. Sedangkan Ohanian (1991) berpendapat bahwa terdapat empat faktor penyebab ketertarikan responden untuk membeli produk yang berdampak pada brand image produk, yaitu: 1. Celebrity credibility Kredibilitas seorang selebriti berkaitan dengan dua aspek, yaitu expertise (keahlian
selebriti
dalam
mengkomunikasikan
produk)
dan
trustworthiness (objektivitas selebriti dalam memberi keyakinan pada konsumen tentang suatu produk).
28 2. Celebrity likeability Celebrity likeability adalah tingkat kesukaan audience terhadap selebriti yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk tersebut. 3. Celebrity attractiveness Celebrity attractiveness merupakan berbagai daya tarik selebriti dalam berperan sebagai endorser, baik dari fisik ataupun tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan pengguna produk. 4. Celebrity meaningfulness Celebrity meaningfulness menyangkut seberapa kuat pengaruh selebriti sehingga dapat mempengaruhi target audience untuk membeli produk yang ditawarkannya. Dalam perjalanannya, Ohanian (1990) berhasil mengembangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur persepsi seseorang terhadap endorser. Gambar 2 menyajikan skala yang dikembangkan Ohanian yang dinamakan source - credibility scale. Source – Credibility Scale a. Attractiveness 1. Attractive - Unattractive 2. Classy – Not Classy 3. Beautiful - Ugly 4. Elegant - Plain 5. Sexy – Not Sexy b. Trustworthiness 1. Dependable – Undependable 2. Honest – Dishonest 3. Reliable – Unreliable 4. Sincere – Unsincere 5. Trustworthiness - Untrustworthiness c. Expertise 1. Expert – Not an Expert 2. Experienced – Inexperienced 3. Knowledgeable – Unknowledgeable 4. Qualified – Unqualified 5. Skilled – Unskilled Gambar 2. Source Credibility Scale (Sumber: Ohanian (1990))
29
Adapun indikator dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut: a. Attractiveness Indikator dari kriteria attractiveness, yaitu: 1) Menarik/enak dilihat 2) Komunikatif 3) Ketampanan/kecantikan 4) Moderen 5) Maskulin b. Trustworthiness Indikator dari kriteria trustworthiness, yaitu: 1) Fanatisme 2) Keterbukaan 3) Keterandalan 4) Ketulusan 5) Kepercayaan c. Expertise Indikator dari kriteria expertise, yaitu: 1) Keahlian 2) Pengalaman 3) Pengetahuan 4) Kualitas 5) Kemampuan teknis 2.11. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Putri (2007) yang melakukan penelitian tentang advertising response modelling (ARM) iklan televisi pada iklan sabun Lux dan iklan sabun Dove di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh persepsi mengenai produk (P), persepsi mengenai model iklan (M), dan persepsi mengenai tayangan iklan (I) terhadap minat beli yang dimediasi oleh variabel sikap pada merek (SM); mempelajari
30 pengaruh P, M, dan I terhadap MB yang dimediasi oleh variabel sikap pada iklan (SI); mempelajari pengaruh P, M, dan I, terhadap MB yang dimediasi melalui SI ke SM; mempelajari pengaruh P, M, dan I secara langsung terhadap MB pada iklan sabun Lux dan iklan sabun Dove. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada iklan sabun Lux, faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap minat beli (MB) melalui sikap terhadap merek (SM) adalah persepsi mengenai produk (P). Faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap minat beli (MB) adalah persepsi mengenai produk (P) dan persepsi mengenai tayangan iklan (I). Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap minat beli (MB) melalui sikap pada iklan (SI) adalah persepsi mengenai model iklan (M) dan persepsi mengenai tayangan iklan (I). Hasil penelitian pada iklan sabun Dove menunjukkan bahwa faktorfaktor yang berpengaruh secara langsung terhadap minat beli (MB) adalah persepsi mengenai produk (P) dan persepsi mengenai model iklan (M). Faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap minat beli (MB) melalui sikap pada iklan (SI) adalah persepsi mengenai model iklan (M) dan persepsi mengenai tayangan iklan (I). Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap minat beli (MB) melalui sikap terhadap merek (SM) adalah persepsi mengenai produk (P) dan persepsi mengenai model iklan (M). Penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Resmiyati (2008) tentang analisis pembentukan sikap konsumen terhadap produk melalui endorser’s perceived credibilities, studi kasus Ringgo Agus Rahman dalam iklan Esia versi benerin antena. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap Ringgo sebagai endorser Esia; mengetahui sikap konsumen terhadap Esia setelah melihat iklan tersebut; dan mencari pengaruh persepsi konsumen pada Ringgo Agus Rahman sebagai endorser terhadap pembentukan sikap akan Esia. Hasil penelitian yang didapat dari 178 responden menunjukkan bahwa terdapat
31 tingkat persepsi responden yang cukup baik terhadap Ringgo. Sedangkan sikap konsumen terhadap produk Esia setelah melihat iklan Esia versi benerin antena, didapatkan hasil bahwa dari 178 responden yang diwawancarai berpendapat baik, positif, dan menyukai produk Esia setelah melihat iklan versi benerin antena. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian ini menganalisis pengaruh endorser’s perceived credibilities dalam pembentukan sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 (studi kasus : Adli Fairuz dalam iklan SIMcard IM3 versi Cumi). Dalam studi kasus tersebut peneliti menggunakan produk GSM yang berbeda dengan penelitian terdahulu yang menggunakan produk CDMA. Lokasi penelitian yang diangkat penulis juga berbeda, yaitu di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor. Selain itu, peneliti juga menggunakan kuesioner dari source credibility scale yang disusun oleh Ohanian dengan mempertimbangkan hanya dua dimensi, yaitu: (1) attractiveness; dan (2) expertise.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Kerangka Pemikiran Perkembangan arus globalisasi yang semakin cepat membuat konsumen akan semakin terbuka dalam menerima segala informasi. Dalam proses memperoleh informasi peranan telekomunikasi tidak dapat diabaikan, terutama dalam mempersingkat jarak dan waktu bagi konsumen. Hal ini merupakan peluang positif yang dimanfaatkan oleh PT. Indosat. Perusahaan tersebut menerapkan strategi pemasaran produknya dengan menggunakan selebriti sebagai endorser dalam penelitian ini Adli Fairuz untuk menarik konsumen baru dan mempertahankan loyalitas pelanggan mereka. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey terhadap konsumennya. Data yang terkumpul dari hasil survey tersebut kemudian akan digunakan oleh peneliti untuk menganalisis sikap konsumen yang meliputi proses intepretasi konsumen terhadap keahlian dan keatraktifan dari Adli Fairuz sebagai endorser SIMcard IM3, sikap yang ditunjukkan konsumen terhadap produk SIMcard IM3 setelah melihat tayangan iklan tersebut di berbagai media, dan pengaruh proses intepretasi konsumen pada Adli Fairuz sebagai endorser terhadap pembentukan sikap akan produk SIMcard IM3. Karakteristik konsumen yang berpengaruh pada perilaku konsumen akan diteliti peneliti dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Sedangkan analisis regresi linier berganda digunakan untuk meneliti hubungan antara sikap konsumen terhadap produk dengan proses intepretasi konsumen terhadap endorser berdasarkan dimensi attractiveness dan expertise dalam source – credibility scale. Hasil analisis dalam penelitian ini diharapkan dapat merumuskan strategi yang tepat dan berguna bagi PT. Indosat dalam proses penetapan strategi untuk memasarkan produk-produk mereka yang akan berdampak pada peningkatan profitabilitas perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat membuat kerangka pemikiran seperti Gambar 3.
33 Perkembangan arus globalisasi mendorong persaingan perusahaan operator selular GSM dalam memenuhi kebutuhan konsumen
PT. Indosat ingin meningkatkan profitabilitas perusahaan dan memimpin pasar
Penetapan strategi pemasaran dengan menggunakan endorser
Kebutuhan mengenai penerimaan konsumen terhadap produk SIMcard IM3 melalui Endorser’s Perceived Credibilities Dilihat dari Dimensi Expertise dan Attractiveness
Survey terhadap Konsumen
Karakteristik demografis, ekonomi, dan sosial konsumen
Analisis Deskriptif
Proses Intepretasi Konsumen Terhadap Endorser
Sikap Konsumen Terhadap Produk
Analisis Regresi Linier Berganda
Pengaruh Endorser’s Perceived Credibilities Dalam Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap Produk SIMcard IM3
Gambar 3. Kerangka pemikiran
34 3.2.
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian mengenai pengaruh endorser’s perceived credibilities dalam pembentukan sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3, dalam hal ini Adli Fairuz dengan iklannya versi Cumi, dilaksanakan pada bulan Maret-April 2010. Lokasi penelitian dilaksanakan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor, Dermaga. Adapun pertimbangan peneliti dalam memilih lokasi tersebut adalah karena banyak terdapat konsumen dengan tingkat karakteristik demografi, ekonomi, dan sosial yang berbeda-beda.
3.3.
Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh peneliti melalui pihakpihak yang memberikan informasi pendukung bagi penelitian biasanya dalam bentuk publikasi, seperti jurnal, internet, buku-buku, skripsi, dan bahan pustaka atau laporan lain dari penelitian terdahulu, serta literatur-literatur yang dikeluarkan oleh lembaga terkait. Sedangkan data primer diperoleh langsung dari konsumen berupa jawaban terhadap kuesioner seperti yang disajikan pada Lampiran 1.
3.4.
Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik nonprobability sampling yang tergolong quota sampling. Sampel akan diambil secara tidak acak dari populasi dalam hal ini target pasar SIMcard IM3 di lingkungan mahasiswa kampus Institut Pertanian Bogor berdasarkan kuota yang telah ditetapkan, dengan menggunakan pendapat atau penilaian peneliti
untuk
menentukan
responden
yang
ditemui
dan
dianggap
representative sesuai dengan karakter populasi. Jumlah responden dalam penelitian ini didapat dari kalkulasi rumus Slovin sebagai berikut:
=
(
)
...…………………………………………….(1)
35
Keterangan: n
= Jumlah sampel
N
= Jumlah populasi
e
= Nilai kritis (error) yang digunakan, yaitu 10%
Asumsi
= Populasi berdistribusi normal
Berdasarkan data Sub Dit. Registrasi dan Statistik Direktorat AJMP Institut Pertanian Bogor, jumlah mahasiswa program S1 berdasarkan semester tahun akdemik 2009/2010 adalah 14.178 orang. Sedangkan rinciannya akan disajikan pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Jumlah mahasiswa program sarjana berdasarkan semester tahun akademik 2009/2010 (keadaan 31 Desember 2009)
No.
Fakultas
Jumlah Mahasiswa Semester dan Jenis Kelamin 1 3 5 7 9 >9 L+P L+P L+P L+P L+P L+P 379 397 364 356 281 88
Jumlah Mahasiswa L+P 1865
Persentase L+P 13%
1
Faperta
2
FKH
186
181
147
113
42
9
678
5%
3
FPIK
303
355
311
305
267
73
1614
11%
4
Fapet
235
255
188
166
94
24
962
7%
5
Fahutan
336
334
316
284
261
67
1598
11%
6
Fateta
424
384
333
315
229
46
1731
12%
7
FMIPA
627
608
564
503
403
136
2841
20%
8
FEM
436
431
380
367
111
26
1751
13%
9
FEMA
273
272
260
204
129
0
1138
8%
3199
3217
2863
2613
1817
14178
100%
Total
469
Sumber : Sub Dit. Registrasi dan Statistik Direktorat AJMP (IPB) Dengan demikian jumlah responden yang diperoleh dari rumus Slovin, yaitu: =(
.
.
.
)
= 99,29962 ≈ 100
36 Hasil kalkulasi rumus Slovin menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Pengambilan data kuesioner yang dilakukan oleh peneliti didapatkan dari responden dengan perincian sebagai berikut: a. Fakultas Pertanian
:
b. Fakultas Kedokteran Hewan : c. FPIK
:
d. Fakultas Peternakan
:
e. Fakultas Kehutanan
:
f. Fakultas Teknologi Pertanian: g. Fakultas Matematika dan IPA: h. FEM
:
i. Fakultas Ekologi Manusia
:
1865 14178 678 14178 1614 14178 962 14178 1598 14178 1731 14178 2841 14178 1751 14178 1138 14178
x 100 = 13,15 ≈ 13 responden
x 100 = 4,78 ≈ 5 responden
x 100 = 11,38 ≈ 11 responden x 100 = 6,79 ≈ 7 responden
x 100 = 11,27 ≈ 11 responden
x 100 = 12,21 ≈ 12 responden
x 100 = 20,04 ≈ 20 responden
x 100 = 12,35 ≈ 13 responden x 100 = 8,03 ≈ 8 responden
Sedangkan perincian proporsi jumlah responden mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor tiap fakultas akan disajikan pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Proporsi jumlah responden mahasiswa S1 IPB tiap fakultas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 3.5.
Fakultas Pertanian Kedokteran Hewan Perikanan dan Ilmu Kelautan Peternakan Kehutanan Teknologi Pertanian Matematika dan IPA Ekonomi dan Manajemen Ekologi Manusia Total
Jumlah Responden 13 orang 5 orang 11 orang 7 orang 11 orang 12 orang 20 orang 13 orang 8 orang 100 orang
Persentase 13% 5% 11% 7% 11% 12% 20% 13% 8% 100%
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara metode survey dalam bentuk kuesioner melalui wawancara seperti yang disajikan pada Lampiran 1. Kuesioner dibuat dengan daftar pertanyaan yang jelas meliputi aspek demografis konsumen, sikap konsumen terhadap produk, serta sikap
37 konsumen pada endorser. Tipe pertanyaannya bervariasi ada yang terbuka dan tertutup. Skala pengukuran kuesioner yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Dalam skala Likert, skor diberikan nilai numerikal 1, 2, 3, 4, dan 5. Nilai numerikal tersebut kemudian ditempatkan ke dalam interval melalui proses transformasi dengan bantuan program GMacro yang tersedia dalam Minitab. Terdapat dua uji instrument yang dilakukan peneliti untuk menguji 30 jawaban reponden awal terhadap kuesioner, yaitu: a. Uji validitas Kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mewakili sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner atau nilai korelasi item pertanyaannya lebih besar dari r tabel. Penelitian ini akan menggunakan rumus korelasi product moment pearson dalam menghitung nilai korelasi pada setiap item pertanyaan. Adapun rumus korelasi product moment pearson tersebut adalah sebagai berikut:
=
Keterangan: r
[ ∑ ²
∑
(∑
)( ∑
( ∑ )² ][ ∑ ²
)
( ∑ )² ]
…………………….(2)
= Koefisien korelasi Pearson
n = Jumlah responden X = Variabel bebas (skor masing-masing pertanyaan dari tiap responden) Y
= Variabel terkait (skor total semua pertanyaan dari tiap responden)
b. Uji reliabilitas Keabsahan kuesioner akan diuji reliabilitasnya setelah kuesioner terbukti valid. Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan kuesioner tersebut adalah teknik Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut: r11 =
1−
∑
………………………………….....(3)
38
Keterangan: r11
= Keandalan instrument
k
= Jumlah butir pertanyaan
∑σb2
= Jumlah ragam butir
σt2
= Ragam total Apabila hasil r hitung lebih besar dari r pada tabel korelasi product
moment dengan taraf signifikansi 5 persen, maka kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel. 3.6.
Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa program software Microsoft Excel, Minitab 14, dan software SPSS 15,0 for Windows Evaluation Version dalam proses pengolahan dan analisis data yang terkumpul. Selain program-program tersebut, penelitian ini juga menggunakan teknik-teknik statistik sebagai berikut: a. Analisis Deskriptif Teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang meliputi distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Distribusi frekuensi digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan kedua, yaitu untuk mengetahui tingkat perceived credibilities konsumen dan mengetahui evaluasi sikap konsumen terhadap SIMcard IM3. Sedangkan teknik tabulasi silang digunakan untuk memperoleh gambaran terkait dengan data karakteristik konsumen, baik karakteristik demografi, ekonomi maupun sosial. Adapun rumus dari tabulasi silang sebagai berikut:
Keterangan:
²=∑
(
)²
.……………………………………(4)
χ²
= Chi Kuadrat
0i
= Banyak kasus yang diamati dalam kategori ke-i
Ei
= Banyak kasus yang diharapkan dalam kategori ke-i
39 ∑
= Penjumlahan semua kategori (k)
b. Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Rangkuti (2007), analisis regresi linier berganda digunakan jika jumlah variabel independennya minimal dua. Sedangkan Myers (1990) berpendapat bahwa terdapat beberapa uji asumsi klasik yang harus dilakukan sebelum memulai analisis regresi linier berganda, seperti uji E(εi) = 0, uji autokorelasi, uji homoskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji normalitas sebaran. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen apabila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi. Adapun persamaan regresi tersebut adalah: Y = a + b1x1 + b2x2 + ….. + bnxn ……………………………………...(5) Keterangan: Y
= variabel dependen
X1, X2, X3, …., Xn
= variabel independen
a, b1, b2, b3, …., bn
=
koefisien regresi linier berganda
Hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) H0
: Tidak ada hubungan antara perceived credibilities konsumen
terhadap endorser SIMcard IM3 yaitu Adli Fairuz dengan sikap yang ditunjukkan konsumen terhadap produk SIMcard IM3. b) H1 : Ada hubungan antara perceived credibilities konsumen terhadap endorser SIMcard IM3 yaitu Adli Fairuz dengan sikap yang ditunjukkan konsumen terhadap produk SIMcard IM3. Hasil perbandingan nilai r hitung tersebut dikonfirmasikan dengan tabel r yang berguna pada proses keputusan pendapat dengan kriteria sebagai berikut: a) Tolak H0, jika r hitung > r tabel b) Tolak H1, jika r hitung < r tabel
40 Setelah uji hipotesis dilakukan, maka selanjutnya dilakukan uji F dan uji T. Uji F dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen (perceived attractiveness terhadap endorser dan perceived expertise terhadap endorser) secara simultan terhadap variabel dependen (sikap responden terhadap produk), sedangkan uji T dilakukan untuk mengetahui
bagaimana
pengaruh
variabel
independen
(perceived
attractiveness terhadap endorser dan perceived expertise terhadap endorser) secara parsial terhadap variabel dependen (sikap responden terhadap produk).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Profil Perusahaan 4.1.1. Sejarah PT. Indosat Tbk PT. Indonesian Satellite Corporation Tbk. (PT. Indosat Tbk.) adalah sebuah perusahaan telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk jasa selular. Perusahaan tersebut didirikan pada tahun 1967 sebagai Operator Stasiun Bumi Intelsat oleh International Telephone and Telegraph Corporation (ITT) dan mulai beroperasi pada tahun 1969. Pada tahun 1980, PT. Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara dan Badan Penyelenggara Tunggal Telekomunikasi Internasional yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga tahun 1990, PT. Indosat menyediakan layanan telekomunikasi seperti SLI dan layanan transmisi televisi antarbangsa. Pada tahun 1993, PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan di bawah pengawasan PT. Indosat dan beroperasi pada tahun 1994. Pendirian PT. Satelindo sebagai anak perusahaan PT. Indosat menjadikan PT. Satelindo sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari dan pascabayar Matrix. Dalam perjalanannya, PT. Indosat mulai memperdagangkan sahamnya di Indonesia dan Amerika Serikat, yaitu di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan New York Stock Exchange pada tanggal 19 Oktober 1994. Kemudian pada tahun 2001, PT. Indosat mendirikan PT. Indosat Multi Media Mobile (IM3) yang menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia. Pada tahun yang sama, PT. Indosat juga memegang kendali penuh atas PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).
42
PT. Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi dengan konsep syariah pada tahun 2002. Namun pada akhir tahun 2002, Pemerintah Indonesia menjual 41,94 persen saham PT. Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd, sebagai akibat kebijakan pasar bebas. Dengan demikian, PT. Indosat kembali menjadi PMA. PT. Indosat memperoleh lisensi nasional untuk lokal atau FWA pada tahun 2003, dan bulan November 2003 PT. Indosat mengakuisisi PT. Satellindo, PT. IM3 dan Bimagraha. Selanjutnya, pada tanggal 1 Maret 2007 STT menjual kepemilikan saham PT. Indosat sebesar 25 persen ke Qatar Telecom di Asia Holdings Pte. Ltd. Pada tanggal 31 Desember 2008, Qatar Telecom Q.S.C. (Qtel) memiliki saham PT. Indosat (Qtel) sebesar 40,81 persen secara tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited (ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS), sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Publik masing-masing memiliki 14,29 persen dan 44,90 persen. Hingga tahun 2009, Qtel memiliki 65 persen saham PT. Indosat melalui tender offer (memiliki tambahan 24,19 persen saham seri B dari publik). Saat ini, PT. Indosat memberikan kemudahan bagi para pelanggannya dengan menyediakan kantor pelayanan PT. Indosat yang dikenal dengan Galeri Indosat. Galeri Indosat sudah tersedia hampir di seluruh wilayah Indonesia. Galeri Indosat tersebut dibagi dalam berbagai regional seperti Jabodetabek, Sumatra bagian utara, Sumatra bagian selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur. Kantor pusat PT. Indosat berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta Pusat 10110.
43 4.1.2. Visi dan Misi PT. Indosat Tbk. Visi
dan
Misi
suatu
perusahaan
merupakan
panduan
keberhasilan dalam menjalankan bidang usaha. Visi dapat memberikan aspirasi, motivasi, dan panduan dalam menyusun strategi perusahaan. Sedangkan misi berguna dalam menginformasikan kepada stakeholder tentang alasan pendirian perusahaan dan arah tujuan perusahaan. Oleh karena itu, PT. Indosat berusaha merumuskan visi dan misi perusahaannya agar dapat menjadi langkah konkret dalam mencapai tujuan. Adapun visi dan misi dari PT. Indosat adalah sebagai berikut: a.
Visi Menjadi Penyelenggara Jasa dan Jaringan Telekomunikasi Terpadu Berfokus Selular/Nirkabel, yang Terkemuka di Indonesia.
b.
Misi 1. Menyediakan dan mengembangkan inovasi dan kualitas produk, jasa, dan solusi yang menawarkan nilai lebih bagi pelanggan. 2. Menjaga kesinambungan pertumbuhan nilai shareholders. 3. Menyediakan kualitas hidup yang baik bagi para stakeholders. Untuk mencapai misi tersebut PT. Indosat menerapkan beberapa strategi jangka pendek seperti: 1. Fokus pada pertumbuhan selular. 2. Mempertahankan usaha SLI dan memasuki usaha SLJJ dan FWA. 3. Menumbuhkan usaha MIDI melalui sinergi antar unit usaha. 4. Meningkatkan efisiensi dan mengembangkan sinergi. Berdasarkan visi dan misi tersebut, PT. Indosat berharap dapat
memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan dalam rangka meningkatkan kredibilitas perusahaan.
44
4.1.3. Bidang Usaha PT. Indosat Tbk. PT. Indosat memiliki tiga bidang usaha, yaitu Selular, Telekomunikasi Tetap, dan Multimedia Komunikasi Data dan Internet (MIDI). Adapun pemaparan setiap bidang usaha adalah sebagai berikut: 1.
Bidang usaha selular Bidang usaha selular dari PT. Indosat merupakan penyelenggara selular kedua terbesar di Indonesia dengan kontribusi sebesar 75 persen pendapatan usaha pada tahun 2005. Bidang usaha selular memiliki target pasar seperti korporat, umum, dan generasi muda. Adapun produk-produk yang ditawarkan dalam bidang usaha tersebut, yaitu: a. IM3 IM3 merupakan layanan selular prabayar yang terjangkau, dengan fleksibiltas isi ulang. IM3 memiliki slogan No Limits dan
merupakan
pilihan
untuk
generasi
muda.
IM3
menghadirkan berbagai fitur inovatif dengan nilai super hemat, seperti layanan broadband, dan layanan paket data dengan kecepatan tinggi hingga 2 Mbps dengan beragam paket pilihan sesuai kebutuhan. IM3 merupakan operator pertama yang meluncurkan GPRS, MMS, Video Streaming hingga java games di seluruh Indonesia. b. Mentari Mentari merupakan layanan selular prabayar yang terjangkau untuk pengguna regular. Mentari memiliki slogan Lengkap Melengkapi Hidup dan dapat dipergunakan saat internasional roaming di banyak negara. Mentari menyediakan berbagai fasilitas yang memberikan kemudahan dan kenyamanan berkomunikasi dengan tarif murah. Kartu Mentari mengandung
45 nilai kepercayaan, kekeluargaan dan ekonomis, serta memiliki fitur dan layanan yang lengkap. c. Matrix Matrix merupakan layanan selular pascabayar dengan mobilitas yang semakin tinggi, sambungan lebih cepat, liputan lebih luas dan kualitas sinyal maupun suara yang lebih jernih. Matrix memiliki slogan The Freedom to be You. Jaringan Matrix yang mencakup lima benua di dunia, memungkinkan Matrix untuk dibawa ke luar negeri dan seluruh wilayah di Indonesia. Matrix juga menyajikan beragam layanan hi-tech bagi pelanggan yang banyak memanfaatkan fitur canggih. d. BlackBerry BlackBerry merupakan layanan selular pascabayar atau prabayar dengan layanan akses tiada batas untuk komunikasi bisnis. BlackBerry memiliki slogan The Business is Yours. BlackBerry didukung dengan fitur–fitur yang menunjang aktivitas komunikasi bagi pelanggan dalam segala kegiatan, seperti realtime email, organizer, hingga layanan multimedia. e. Indosat 3.5G Indosat 3.5G merupakan layanan akses internet mobile berkecepatan tinggi. Indosat 3.5G memberikan kemudahan pada aktivitas berinternet seperti e-mail, browsing, dan chatting. Indosat 3.5G memiliki slogan Speed Gives You More. f. I-Games, i-Ring, i-Go, i-Menu I-Games, i-Ring, i-Go, dan i-Menu adalah layanan nilai tambah bagi pengguna layanan selular dengan berbagai pilihan fitur. 2.
Bidang usaha telepon tetap Bidang usaha telepon tetap memiliki pendapatan utama dari LSI dengan kontribusi sebesar 11 persen pendapatan usaha pada tahun 2005. Bidang usaha telepon tetap memiliki target pasar seperti
46 korporat, UKM, dan generasi residendial. Adapun produk-produk yang ditawarkan oleh bidang usaha telepon tetap adalah sebagai berikut: a. StarOne StarOne merupakan layanan komunikasi tetap nirkabel dengan tarif pascabayar dan prabayar yang berbasis teknologi CDMA. b. IDD 008 IDD
008
merupakan
layanan
sambungan
internasional
langsung ke seluruh belahan dunia tanpa melalui operator dengan tarif hemat. c. IDD 001 IDD
001
merupakan
layanan
sambungan
internasional
langsung ke seluruh belahan dunia tanpa melalui operator. d. Indosat Phone (iPhone) Indosat Phone adalah layanan telepon tetap domestik dan internasional berbasis kabel untuk komunikasi data, suara dan video dengan kualitas prima. e. Indosat Flat Call 01016 Indosat Flat Call 01016 adalah layanan hubungan internasional ke semua negara berbasis Voice over Internet Protocol (VoIP) dengan tarif hemat. f. Global Save Global Save adalah layanan dari PT. Indosat Tbk. yang berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol). 3.
Bidang usaha MIDI (Multimedia, Komunikasi Data dan Internet) Bidang usaha MIDI memiliki kontribusi sebesar 14 persen pendapatan usaha pada tahun 2005. Bidang usaha tersebut memiliki target pasar seperti korporat, wholesale, dan residensial. Produk-produk yang ditawarkan dalam bidang usaha MIDI
47 menyediakan solusi dalam pemenuhan kebutuhan korporasi yang lebih kompleks. Layanan korporasi ini meliputi: a. IPLC (International Private Leased Circuit) dan DPLC (Domestic Private Leased Circuit) IPLC dan DPLC merupakan layanan koneksi sirkit point to point. b. Frame Relay dan ATM (Asynchronous Transfer Mode) Frame Relay dan ATM adalah layanan fleksibilitas pengiriman data yang bersifat bursty. c. INIX (Indosat National Internet Exchange) d. IDIA (Indosat Dedicated Internet Access) IDIA merupakan layanan yang dapat membantu korporat dalam membuat jaringan pribadi melalui paket data. e. INP (Internet Network Provider) INP merupakan layanan akses internet global. f. DRC (Disaster Recovery Center) DRC merupakan layanan keamanan data yang disediakan oleh Indosat. g. Satellite Services Satellite Services adalah solusi layanan broadcast nasional dan internasional. h. MPLS (Multi-Protocol Label Switching) Based Services MPLS merupakan layanan terbaru berbasis jaringan Metro Ethernet dengan teknologi MPLS. 4.1.4. Struktur Organisasi PT. Indosat Tbk. Dalam menjalankan kegiatan operasional, perusahaan perlu membentuk struktur organisasi. Struktur organisasi tersebut berguna untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Oleh karena itu, PT. Indosat merumuskan
48 struktur organisasi untuk memudahkan pembagian tugas dan koordinasi antar divisinya. Struktur organisasi PT. Indosat akan disajikan pada Lampiran 2. 4.1.5. Anak Perusahaan PT. Indosat Tbk. PT. Indosat Tbk. memiliki beberapa anak perusahaan yang berperan dalam membantu kinerja perusahaan induk. Anak perusahaan dari PT. Indosat Tbk. tersebut adalah sebagai berikut: a. PT. Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta) b. PT. Indosat Mega Media (IndosatM2) c. Indosat Finance Company B.V. (IFB) d. Indosat International Finance Company B.V. (IIFB) e. Indosat Singapore Pte. Ltd. (ISP) f. PT. Artajasa Pembayaran Elektronis (APE) g. PT. StarOne Mitra Telekomunikasi (SMT) 4.2.
Hasil Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version, Minitab 14 dan Microsoft Excel. Data hasil kuesioner merupakan data Skala Likert yang masih berbentuk skala ordinal. Skala ordinal mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu tetapi tidak dapat menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari karakteristik yang dimiliki oleh suatu objek (Sarwono, 2006). Oleh karena itu, skala ordinal tersebut perlu ditransformasi menjadi skala interval dengan bantuan software GMacro yang tersedia pada Minitab agar dapat diketahui jaraknya. Hasil konversi data tersebut disajikan pada Lampiran 3 dan akan digunakan untuk pengolahan dan analisis data lebih lanjut. 4.2.1. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Analisis validitas dan reliabilitas kuesioner merupakan hal yang penting dari suatu penelitian. Salah satu cara untuk mencari validitas
49 kuesioner adalah dengan mengkorelasi skor butir pertanyaan dengan skor total yang didapat. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor butir pertanyaan. Instrumen yang digunakan untuk menghitung korelasi tersebut adalah rumus korelasi product moment pearson yang tersedia pada software SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version. Penghitungan korelasi dilakukan kepada jawaban dari 30 responden awal, dan akhirnya didapatkan lima butir pertanyaan untuk variabel X1, lima butir pertanyaan untuk variabel X2, dan tiga butir pertanyaan untuk variabel Y. Seluruh butir pertanyaan tersebut dikatakan valid karena memiliki r hitung > r tabel (r tabel = 0,361 untuk n = 30 pada selang kepercayaan 95%). Hasil output perhitungan uji validitas akan disajikan pada Lampiran 4. Setelah kuesioner dinyatakan valid, maka langkah selanjutnya adalah menguji konsistensi atas jawaban dari kuesioner dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach’s yang tersedia pada program SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version. Semakin konsisten jawaban dari kuesioner, maka semakin tinggi tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas yang kecil ditentukan oleh kesalahan pengukuran. Hubungan antar koefisien reliabilitas dengan kesalahan pengukuran adalah berbanding terbalik. Semakin besar koefisien reliabilitas, maka kesalahan pengukuran semakin kecil dan semakin kecil koefisien reliabilitas maka kesalahan pengukuran semakin besar. Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan hasil sebesar 0,845 untuk variabel X (Perceived credibilities konsumen terhadap Adli Fairuz sebagai endorser SIMcard IM3) dan 0,697 untuk variabel Y (Sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3). Dengan demikian, instrumen penelitian tersebut sudah reliable karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Hasil output perhitungan uji reliabilitas akan disajikan pada Lampiran 5.
50
4.2.2. Karakteristik Konsumen Data
karakteristik
konsumen
diperoleh
dari
kuesioner
penelitian yang disebarkan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor. Kuesioner penelitian tersebut disebarkan kepada 100 konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang sudah mengetahui dan melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi minimal sebanyak tiga kali. Pengolahan dan analisis data mengenai karakteristik konsumen dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang dan pie chart sebagai berikut: 1.
Angkatan Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa 46 persen konsumen merupakan angkatan 43, diikuti dengan angkatan 45 sebesar 25 persen, angkatan 44 sebesar 16 persen, angkatan 46 sebesar 7 persen, dan angkatan 42 sebesar 6 persen.
Angkatan Responden Angkatan 46 7%
Angkatan 42 6%
Angkatan 45 25%
Angkatan 44 16%
Angkatan 43 46%
Gambar 4. Diagram angkatan responden 2.
Jenis Kelamin Konsumen dalam penelitian ini dapat dibedakan berdasarkan komposisi gender atau jenis kelamin yaitu perempuan dan lakilaki. Berikut ini merupakan hasil tabulasi silang hubungan jenis
51 kelamin dengan sikap konsumen dilihat dari tiga dimensi sikap, yaitu: a. Dimensi Strongly Like-Strongly Dislike Dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat tidak suka hingga sangat suka. Tabel 4 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike. Tabel 4. Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike
3.00 Jk
1.00 Count % within Jk % within Sk % of Total 2.00 Count % within Jk % within Sk % of Total Total Count % within Jk % within Sk % of Total
12 27.3% 57.1% 12.1% 9 16.4% 42.9% 9.1% 21 21.2% 100.0% 21.2%
Sk 4.00 5.00 20 12 45.5% 27.3% 41.7% 40.0% 20.2% 12.1% 28 18 50.9% 32.7% 58.3% 60.0% 28.3% 18.2% 48 30 48.5% 30.3% 100.0% 100.0% 48.5% 30.3%
Total 3.00 44 100.0% 44.4% 44.4% 55 100.0% 55.6% 55.6% 99 100.0% 100.0% 100.0%
Hasil tabulasi silang pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pada jenis kelamin laki-laki yang menyukai produk SIMcard IM3 ada 20 orang atau sebanyak 45,5 persen. Sedangkan pada jenis kelamin perempuan yang menyatakan menyukai produk SIMcard IM3 ada 28 orang atau sebanyak 50,9 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsumen yang berjenis kelamin perempuan cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dibandingkan konsumen berjenis kelamin laki-laki.
52
b. Dimensi Very Good-Very Bad Dimensi sikap Very Good-Very Bad dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat buruk hingga sangat baik. Tabel 5 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Very GoodVery Bad. Tabel 5. Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad Sk 2.00 Jk
1.00
2.00
Total
Count % within Jk % within Sk % of Total Count % within Jk % within Sk % of Total Count % within Jk % within Sk % of Total
1 2.3% 50.0% 1.0% 1 1.8% 50.0% 1.0% 2 2.0% 100.0% 2.0%
3.00 12 27.3% 40.0% 12.1% 18 32.7% 60.0% 18.2% 30 30.3% 100.0% 30.3%
Total 4.00 25 56.8% 45.5% 25.3% 30 54.5% 54.5% 30.3% 55 55.6% 100.0% 55.6%
5.00 6 13.6% 50.0% 6.1% 6 10.9% 50.0% 6.1% 12 12.1% 100.0% 12.1%
2.00 44 100.0% 44.4% 44.4% 55 100.0% 55.6% 55.6% 99 100.0% 100.0% 100.0%
Hasil tabulasi silang pada Tabel 5 menunjukkan bahwa pada jenis kelamin laki-laki yang menyatakan produk SIMcard IM3 baik ada 25 orang atau sebanyak 56,8 persen. Sedangkan pada jenis kelamin perempuan yang menyatakan produk SIMcard IM3 baik ada 30 orang atau sebanyak 54,5 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsumen yang berjenis kelamin perempuan cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dibandingkan konsumen berjenis kelamin laki-laki. c. Dimensi Very Positive-Very Negative Dimensi sikap Very Positive-Very Negative dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur
53 sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat negatif hingga sangat positif. Tabel 6 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative. Tabel 6. Hasil tabulasi silang hubungan jenis kelamin dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative Sk Jk
1.00
2.00
Total
Count % within Jk % within Sk % of Total Count % within Jk % within Sk % of Total Count % within Jk % within Sk % of Total
2.00
3.00
1 2.3% 100.0% 1.0% 0 .0% .0% .0% 1 1.0% 100.0% 1.0%
6 13.6% 40.0% 6.1% 9 16.4% 60.0% 9.1% 15 15.2% 100.0% 15.2%
Total 4.00 27 61.4% 40.3% 27.3% 40 72.7% 59.7% 40.4% 67 67.7% 100.0% 67.7%
5.00 10 22.7% 62.5% 10.1% 6 10.9% 37.5% 6.1% 16 16.2% 100.0% 16.2%
2.00 44 100.0% 44.4% 44.4% 55 100.0% 55.6% 55.6% 99 100.0% 100.0% 100.0%
Hasil tabulasi silang pada Tabel 6 menunjukkan bahwa pada jenis kelamin laki-laki yang memberikan penilaian positif terhadap produk SIMcard IM3 ada 27 orang atau sebanyak 61,4 persen. Sedangkan pada jenis kelamin perempuan yang memberikan penilaian positif terhadap produk SIMcard IM3 ada 40 orang atau sebanyak 72,7 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsumen yang berjenis kelamin perempuan cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dibandingkan konsumen berjenis kelamin laki-laki. 3.
Usia Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui bahwa responden yang memiliki usia 21 tahun sebanyak 32 persen, usia 20 tahun sebanyak 26 persen, usia 22 tahun sebanyak 16 persen, usia 19
54 tahun sebanyak 14 persen, usia 18 tahun sebanyak 6 persen, usia 23 tahun sebanyak 5 persen, dan usia 24 tahun sebanyak 1 persen.
Usia Responden 23 tahun 5%
24 tahun 1%
18 tahun 6%
22 tahun 16%
19 tahun 14%
21 tahun 32% 20 tahun 26%
Gambar 5. Diagram usia responden 4.
Pengeluaran rutin tiap bulan Pengeluaran rutin tiap bulan dari konsumen dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk. Berikut ini merupakan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan sikap konsumen dilihat dari tiga dimensi sikap, yaitu: a. Dimensi Strongly Like-Strongly Dislike Dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat tidak suka, tidak suka, cukup suka, suka, hingga sangat suka. Tabel 7 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike.
55 Tabel 7. Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Strongly LikeStrongly Dislike
3.00 Pr
1.00 Count % within Pr % within Sk % of Total 2.00 Count % within Pr % within Sk % of Total 3.00 Count % within Pr % within Sk % of Total 4.00 Count % within Pr % within Sk % of Total Total Count % within Pr % within Sk % of Total
9 25.0% 42.9% 9.0% 9 17.3% 42.9% 9.0% 3 30.0% 14.3% 3.0% 0 .0% .0% .0% 21 21.0% 100.0% 21.0%
Sk 4.00 5.00 19 8 52.8% 22.2% 38.8% 26.7% 19.0% 8.0% 24 19 46.2% 36.5% 49.0% 63.3% 24.0% 19.0% 4 3 40.0% 30.0% 8.2% 10.0% 4.0% 3.0% 2 0 100.0% .0% 4.1% .0% 2.0% .0% 49 30 49.0% 30.0% 100.0% 100.0% 49.0% 30.0%
Total 3.00 36 100.0% 36.0% 36.0% 52 100.0% 52.0% 52.0% 10 100.0% 10.0% 10.0% 2 100.0% 2.0% 2.0% 100 100.0% 100.0% 100.0%
Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 7 dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: a) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.000,00 cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 52,8 persen. b) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.001,00-Rp 1.000.000,00 cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 46,2 persen. c) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 1.000.001,00-Rp 1.500.000,00 cenderung menyukai
56
produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 40 persen. d) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak >Rp 1.500.000,00 cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 100 persen. b. Dimensi Very Good-Very Bad Dimensi sikap Very Good-Very Bad dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat buruk hingga sangat baik. Tabel 8 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad. Tabel 8. Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad Sk 2.00 Pr
1.00
2.00
3.00
4.00
Total
Count % within Pr % within Sk % of Total Count % within Pr % within Sk % of Total Count % within Pr % within Sk % of Total Count % within Pr % within Sk % of Total Count % within Pr % within Sk % of Total
0 .0% .0% .0% 1 1.9% 50.0% 1.0% 1 10.0% 50.0% 1.0% 0 .0% .0% .0% 2 2.0% 100.0% 2.0%
3.00 12 33.3% 38.7% 12.0% 14 26.9% 45.2% 14.0% 3 30.0% 9.7% 3.0% 2 100.0% 6.5% 2.0% 31 31.0% 100.0% 31.0%
Total 4.00 22 61.1% 40.0% 22.0% 29 55.8% 52.7% 29.0% 4 40.0% 7.3% 4.0% 0 .0% .0% .0% 55 55.0% 100.0% 55.0%
5.00 2 5.6% 16.7% 2.0% 8 15.4% 66.7% 8.0% 2 20.0% 16.7% 2.0% 0 .0% .0% .0% 12 12.0% 100.0% 12.0%
2.00 36 100.0% 36.0% 36.0% 52 100.0% 52.0% 52.0% 10 100.0% 10.0% 10.0% 2 100.0% 2.0% 2.0% 100 100.0% 100.0% 100.0%
57 Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 8 dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: a) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.000,00 cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 61,1 persen. b) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.001,00-Rp 1.000.000,00 cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 55,8 persen. c) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 1.000.001,00-Rp 1.500.000,00 cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 40 persen. d) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak >Rp
1.500.000,00
cenderung
menyatakan
produk
SIMcard IM3 cukup baik dengan persentase sebesar 100 persen. c. Dimensi Very Positive-Very Negative Dimensi sikap ini dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat negatif, negatif, cukup positif, positif, hingga sangat positif. Tabel 9 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative.
58 Tabel 9. Hasil tabulasi silang hubungan pengeluaran rutin tiap bulan dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative Sk Pr
1.00
2.00
3.00
4.00
Total
Count % within Pr % within Sk % of Total Count % within Pr % within Sk % of Total Count % within Pr % within Sk % of Total Count % within Pr % within Sk % of Total Count % within Pr % within Sk % of Total
2.00
3.00
0 .0% .0% .0% 1 1.9% 100.0% 1.0% 0 .0% .0% .0% 0 .0% .0% .0% 1 1.0% 100.0% 1.0%
8 22.2% 53.3% 8.0% 6 11.5% 40.0% 6.0% 1 10.0% 6.7% 1.0% 0 .0% .0% .0% 15 15.0% 100.0% 15.0%
Total 4.00 24 66.7% 35.3% 24.0% 37 71.2% 54.4% 37.0% 6 60.0% 8.8% 6.0% 1 50.0% 1.5% 1.0% 68 68.0% 100.0% 68.0%
5.00 4 11.1% 25.0% 4.0% 8 15.4% 50.0% 8.0% 3 30.0% 18.8% 3.0% 1 50.0% 6.3% 1.0% 16 16.0% 100.0% 16.0%
2.00 36 100.0% 36.0% 36.0% 52 100.0% 52.0% 52.0% 10 100.0% 10.0% 10.0% 2 100.0% 2.0% 2.0% 100 100.0% 100.0% 100.0%
Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 9 dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: a) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.000,00 cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 66,7 persen. b) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 500.001,00-Rp 1.000.000,00 cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 71,2 persen. c) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak Rp 1.000.001,00-Rp 1.500.000,00 cenderung memberikan
59
penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 60 persen. d) Konsumen dengan pengeluaran rutin tiap bulan sebanyak >Rp 1.500.000,00 cenderung memberikan penilaian yang cukup positif dan positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase yang sama yaitu sebesar 50 persen. 5.
Proporsi pengeluaran untuk pembelian pulsa dibandingkan dengan total rata-rata pengeluaran rutin tiap bulan konsumen. Hubungan proporsi pembelian pulsa dibandingkan total rata-rata pengeluaran rutin tiap bulan konsumen dengan sikap konsumen dilihat dari tiga dimensi sikap akan diolah dan dianalisis menggunakan tabulasi silang yang tersedia pada software SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version. Hasil tabulasi silang tersebut sebagai berikut: a.
Dimensi Strongly Like-Strongly Dislike Dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat tidak suka, tidak suka, cukup suka, suka hingga sangat suka. Tabel 10 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Strongly LikeStrongly Dislike.
60
Tabel 10. Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Strongly Like-Strongly Dislike
3.00 Pp
1.00 Count % within Pp % within Sk % of Total 2.00 Count % within Pp % within Sk % of Total 3.00 Count % within Pp % within Sk % of Total 4.00 Count % within Pp % within Sk % of Total 5.00 Count % within Pp % within Sk % of Total 6.00 Count % within Pp % within Sk % of Total Total Count % within Pp % within Sk % of Total
5 10.9% 23.8% 5.0% 7 41.2% 33.3% 7.0% 4 23.5% 19.0% 4.0% 1 16.7% 4.8% 1.0% 1 20.0% 4.8% 1.0% 3 33.3% 14.3% 3.0% 21 21.0% 100.0% 21.0%
Sk Total 4.00 5.00 3.00 28 13 46 60.9% 28.3% 100.0% 57.1% 43.3% 46.0% 28.0% 13.0% 46.0% 7 3 17 41.2% 17.6% 100.0% 14.3% 10.0% 17.0% 7.0% 3.0% 17.0% 10 3 17 58.8% 17.6% 100.0% 20.4% 10.0% 17.0% 10.0% 3.0% 17.0% 4 1 6 66.7% 16.7% 100.0% 8.2% 3.3% 6.0% 4.0% 1.0% 6.0% 0 4 5 .0% 80.0% 100.0% .0% 13.3% 5.0% .0% 4.0% 5.0% 0 6 9 .0% 66.7% 100.0% .0% 20.0% 9.0% .0% 6.0% 9.0% 49 30 100 49.0% 30.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 49.0% 30.0% 100.0%
Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 10 dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: a) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 10 persen cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 60,9 persen.
61 b) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 15 persen cenderung cukup menyukai dan menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase yang sama, yaitu sebesar 41,2 persen. c) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 20 persen cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 58,8 persen. d) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 25 persen cenderung menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 66,7 persen. e) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 30 persen cenderung sangat menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 80 persen. f) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak lainnya cenderung sangat menyukai produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 66,7 persen. b.
Dimensi Very Good-Very Bad Dimensi sikap Very Good-Very Bad dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat buruk, buruk, cukup baik, baik hingga sangat baik. Tabel 11 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad.
62 Tabel 11. Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Very Good-Very Bad Sk 2.00 Pp
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
Total
Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total
0 .0% .0% .0% 1 5.9% 50.0% 1.0% 0 .0% .0% .0% 0 .0% .0% .0% 0 .0% .0% .0% 1 11.1% 50.0% 1.0% 2 2.0% 100.0% 2.0%
3.00 15 32.6% 48.4% 15.0% 3 17.6% 9.7% 3.0% 12 70.6% 38.7% 12.0% 0 .0% .0% .0% 0 .0% .0% .0% 1 11.1% 3.2% 1.0% 31 31.0% 100.0% 31.0%
Total 4.00 27 58.7% 49.1% 27.0% 11 64.7% 20.0% 11.0% 3 17.6% 5.5% 3.0% 6 100.0% 10.9% 6.0% 4 80.0% 7.3% 4.0% 4 44.4% 7.3% 4.0% 55 55.0% 100.0% 55.0%
5.00 4 8.7% 33.3% 4.0% 2 11.8% 16.7% 2.0% 2 11.8% 16.7% 2.0% 0 .0% .0% .0% 1 20.0% 8.3% 1.0% 3 33.3% 25.0% 3.0% 12 12.0% 100.0% 12.0%
2.00 46 100.0% 46.0% 46.0% 17 100.0% 17.0% 17.0% 17 100.0% 17.0% 17.0% 6 100.0% 6.0% 6.0% 5 100.0% 5.0% 5.0% 9 100.0% 9.0% 9.0% 100 100.0% 100.0% 100.0%
Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 11 dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: a) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 10 persen cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 58,7 persen.
63 b) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 15 persen cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 64,7 persen. c) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 20 persen cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 cukup baik dengan persentase sebesar 70,6 persen. d) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 25 persen cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 100 persen. e) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 30 persen cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 80 persen. f) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak lainnya cenderung menyatakan produk SIMcard IM3 baik dengan persentase sebesar 44,4 persen. c.
Dimensi Very Positive-Very Negative Dimensi sikap Very Positive-Very Negative dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap produk mulai dari pernyataan sangat negatif, negatif, cukup positif, positif hingga sangat positif. Tabel 12 menunjukkan hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Very PositiveVery Negative.
64 Tabel 12. Hasil tabulasi silang hubungan proporsi pembelian pulsa dengan dimensi sikap Very Positive-Very Negative Sk Pp
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
Total
Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total Count % within Pp % within Sk % of Total
2.00
3.00
0 .0% .0% .0% 1 5.9% 100.0% 1.0% 0 .0% .0% .0% 0 .0% .0% .0% 0 .0% .0% .0% 0 .0% .0% .0% 1 1.0% 100.0% 1.0%
6 13.0% 40.0% 6.0% 1 5.9% 6.7% 1.0% 6 35.3% 40.0% 6.0% 0 .0% .0% .0% 1 20.0% 6.7% 1.0% 1 11.1% 6.7% 1.0% 15 15.0% 100.0% 15.0%
Total 4.00 33 71.7% 48.5% 33.0% 11 64.7% 16.2% 11.0% 10 58.8% 14.7% 10.0% 5 83.3% 7.4% 5.0% 3 60.0% 4.4% 3.0% 6 66.7% 8.8% 6.0% 68 68.0% 100.0% 68.0%
5.00 7 15.2% 43.8% 7.0% 4 23.5% 25.0% 4.0% 1 5.9% 6.3% 1.0% 1 16.7% 6.3% 1.0% 1 20.0% 6.3% 1.0% 2 22.2% 12.5% 2.0% 16 16.0% 100.0% 16.0%
2.00 46 100.0% 46.0% 46.0% 17 100.0% 17.0% 17.0% 17 100.0% 17.0% 17.0% 6 100.0% 6.0% 6.0% 5 100.0% 5.0% 5.0% 9 100.0% 9.0% 9.0% 100 100.0% 100.0% 100.0%
Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 12 dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: a) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 10 persen cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 71,7 persen.
65 b) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 15 persen cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 64,7 persen. c) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 20 persen cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 58,8 persen. d) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 25 persen cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 83,3 persen. e) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak 30 persen cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 60 persen. f) Konsumen dengan proporsi pembelian pulsa sebanyak lainnya cenderung memberikan penilaian yang positif terhadap produk SIMcard IM3 dengan persentase sebesar 66,7 persen. 4.2.3. Tingkat Kesesuaian Endorser (Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi) terhadap Produk A. Kriteria Pantas-Tidak Pantas Kriteria pantas-tidak pantas merupakan instrumen yang dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian endorser terhadap produk. Kriteria pantas-tidak pantas tersebut diindikasikan dengan kesesuaian antara karakter endorser dengan produk yang diiklankan. Berdasarkan Gambar 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen menganggap karakter Adli Fairuz sudah sesuai dengan produk yang
66
diiklankannya yaitu SIMcard IM3. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya persentase konsumen yang berpendapat bahwa Adli Fairuz pantas untuk menjadi endorser dari produk SIMcard IM3 yaitu sebanyak 65 persen.
Kriteria Pantas-Tidak Pantas Adli Fairuz sebagai Endorser dari SIMcard IM3
Presentase Kesesuaian
75,00%
65%
60,00% 45,00% 24%
30,00% 15,00%
6%
4%
1% 0,00% Sangat Tidak Pantas
Tidak Pantas
Cukup Pantas
Pantas
Sangat Pantas
Gambar 6. Diagram kriteria pantas-tidak pantas Adli Fairuz sebagai endorser dari SIMcard IM3 B. Kriteria Efisien-Tidak Efisien Kriteria efisien-tidak efisien merupakan instrumen yang dikembangkan oleh Till dan Busler (2000) dan digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian endorser terhadap produk. Kriteria efisien-tidak efisien tersebut diindikasikan dengan efisiensi endorser dalam menyampaikan pesan dari suatu produk dengan waktu tayang yang singkat. Gambar 7 menunjukkan bahwa sebanyak 62 persen konsumen menganggap Adli Fairuz sudah efisien dalam menjalankan perannya sebagai endorser dari produk SIMcard IM3.
67
Kriteria Efisien-Tidak Efisien Adli Fairuz sebagai Endorser dari SIMcard IM3
Persentase Kesesuaian
75,00%
62%
60,00% 45,00% 27% 30,00% 15,00%
6%
1%
4%
0,00% Sangat Tidak Efisien
Tidak Efisien
Cukup Efisien
Efisien
Sangat Efisien
Gambar 7. Diagram kriteria efisien-tidak efisien Adli Fairuz sebagai endorser dari SIMcard IM3 4.2.4. Gambaran Proses Intepretasi dan Sikap Konsumen terhadap Endorser (Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi) Pada sub bab ini, akan dipaparkan hasil dan intepretasi penelitian mengenai proses intepretasi konsumen terhadap tingkat kredibilitas endorser SIMcard IM3 yaitu Adli Fairuz dengan menggunakan skala yang dikembangkan oleh Ohanian (1991). Skala tersebut digunakan untuk mengukur kredibilitas endorser melalui dimensi perceived attractiveness, perceived trustworthiness, dan perceived
expertise.
Namun
penelitian
ini
hanya
melakukan
pendekatan terhadap dimensi perceived attractiveness dan perceived expertise dari endorser dengan asumsi konsumen memiliki intepretasi yang sama untuk setiap iklan SIMcard IM3 Versi Cumi. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:
68 a. Dimensi attractiveness Dimensi attractiveness dibagi menjadi lima sub dimensi, yaitu Attractive-Unattractive, Classy-Not Classy, Beautiful-Ugly, ElegantPlain, dan Sexy-Not Sexy. Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa masing-masing sub dimensi memiliki nilai modus dengan frekuensi yang berbeda-beda yang diolah menurut skala pengukuran interval.
Nilai
modus
dengan
frekuensi
tersebut
dapat
merepresentasikan mayoritas pendapat dari konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor mengenai proses intepretasi terhadap dimensi attractiveness. Adapun artinya sebagai berikut: 1. Sebanyak 51 persen konsumen dari Sub dimensi AttractiveUnattractive memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Atraktif dibandingkan poin lainnya. 2. Sebanyak 63 persen konsumen dari Sub dimensi Classy-Not Classy memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Komunikatif dibandingkan poin lainnya. 3. Sebanyak 58 persen konsumen dari Sub dimensi Beautiful-Ugly memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Tampan dibandingkan poin lainnya. 4. Sebanyak 57 persen konsumen dari Sub dimensi Elegant-Plain memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Moderen dibandingkan poin lainnya. 5. Sebanyak 48 persen konsumen dari Sub dimensi Sexy-Not Sexy memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Maskulin dibandingkan poin lainnya.
69 Tabel 13. Modus proses intepretasi konsumen terhadap Perceived Attractiveness Endorser Frekuensi
Persentase
Skala Pengukuran
Atraktif
51
51%
OrdinalInterval
Classy-Not Classy
Komunikatif
63
63%
OrdinalInterval
BeautifulUgly
Cukup Tampan
58
58%
OrdinalInterval
ElegantPlain
Moderen
57
57%
OrdinalInterval
Sexy-Not Sexy
Cukup Maskulin
48
48%
OrdinalInterval
No.
Sub dimensi
1
AttractiveUnattractive
2 3 4 5
Modus Indikator
b. Dimensi expertise Dimensi
expertise
dibagi
menjadi
lima
sub
dimensi,
yaitu
Experienced-Inexperienced, Expert-Not an expert, KnowledgeableUnknowledgeable,
Qualified-Unqualified,
dan
Skilled-Unskilled.
Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa masing-masing sub dimensi memiliki nilai modus dengan frekuensi yang berbeda-beda yang diolah menurut skala pengukuran interval. Nilai modus dengan frekuensi tersebut dapat merepresentasikan mayoritas pendapat dari konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor mengenai proses intepretasi terhadap dimensi expertise. Adapun artinya yaitu: 1. Sebanyak 50 persen konsumen dari Sub dimensi Expert-Not an Expert memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Ahli dibandingkan poin lainnya. 2. Sebanyak 51 persen konsumen dari Sub dimensi ExperiencedInexperienced memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang
70 digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Pengalaman dibandingkan poin lainnya. 3. Sebanyak 57 persen konsumen dari Sub dimensi KnowledgeableUnknowledgeable memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Banyak dibandingkan poin lainnya. 4. Sebanyak 49 persen konsumen dari Sub dimensi QualifiedUnqualified memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Berkualitas dibandingkan poin lainnya. 5. Sebanyak 54 persen konsumen dari Sub dimensi Skilled-Unskilled memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Baik dibandingkan poin lainnya. Tabel 14. Modus proses intepretasi konsumen terhadap Perceived Expertise Endorser Modus No. 1
2
Sub dimensi
Indikator
Persentase
expert
Cukup Ahli
50
50%
Experienced-
Cukup
51
51%
57
57%
49
49%
54
54%
Expert-Not
an
Inexperienced 3
KnowledgeableUnknowledgeable
4
QualifiedUnqualified
5
Skala Frekuensi
Pengukuran Ordinal-
Pengalaman Cukup Banyak Cukup Berkualitas
Interval OrdinalInterval OrdinalInterval Ordinal-
Skilled-Unskilled
Interval Ordinal-
Baik
Interval
71 4.2.5. Sikap Konsumen terhadap Produk SIMcard IM3 Pada bagian ini akan dipaparkan hasil dan intepretasi penelitian mengenai sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 setelah melihat tayangan Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi minimal sebanyak tiga kali. Menurut Till dan Busler (2000), sikap konsumen terhadap produk dapat diukur melalui tiga dimensi pertanyaan, yaitu Strongly Like-Strongly Dislike, Very Good-Very Bad, dan Very Positive–Very Negative. Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa masing-masing dimensi memiliki nilai modus dengan frekuensi yang berbeda-beda yang diolah menurut skala pengukuran interval. Nilai modus dengan frekuensi tersebut dapat merepresentasikan mayoritas pendapat dari konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor mengenai sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3. Adapun artinya yaitu: 1. Sebanyak 49 persen konsumen dari dimensi Strongly Like-Strongly Dislike memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Suka dibandingkan poin lainnya. 2. Sebanyak 55 persen konsumen dari dimensi Very Good-Very Bad memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Baik dibandingkan poin lainnya. 3. Sebanyak 68 persen konsumen dari dimensi Very Positive –Very Negative memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Positif dibandingkan poin lainnya.
72 Tabel 15. Modus sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 Frekuensi
Persentase
Skala Pengukuran
Suka
49
49%
OrdinalInterval
Very Good-Very Bad
Baik
55
55%
OrdinalInterval
Very PositiveVery Negative
Positif
68
68%
OrdinalInterval
No.
Dimensi
1
Strongly LikeStrongly Dislike
2 3
Modus Indikator
4.2.6. Pengaruh Proses Intepretasi pada Sikap terhadap Produk Pada sub bab ini akan dipaparkan hasil dan intepretasi penelitian mengenai pengaruh dari proses intepretasi terhadap perceived credibilities endorser pada sikap terhadap produk. Teknik yang digunakan untuk menganalisis pengaruh tersebut adalah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Dalam analisis regresi linier berganda terdapat beberapa asumsi klasik yang harus diuji terlebih dahulu sebelum data diolah lebih lanjut. Uji asumsi klasik tersebut meliputi normalitas sebaran, E(εi) = 0, multikolinearitas, autokorelasi, dan homoskedastisitas (Myers, 1990). Sedangkan uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Asumsi E(εi) = 0 Uji asumsi ini mengasumsikan jika Xi adalah variabel nonrandom dan diobservasi dengan negligible error, sedangkan εi adalah variabel random dengan rata-rata nol, variance konstan, dan tidak berkorelasi dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengujian asumsi ini dapat dilakukan dengan mengunakan program Minitab, dengan hasil sebagai berikut:
73
Residual Plots for Y One-Sample Z: RESI1 Test of mu = 0 vs not = 0 The assumed standard deviation = 1 Variable N RESI1 100
Mean -0.000
StDev 0.662
SE Mean 95% CI 0.100 (-0.196, 0.196)
Z -0.00
P 1.000
Gambar 8. Hasil minitab untuk uji asumsi E(εi) = 0 Berdasarkan Gambar 8, dapat diketahui bahwa nilai p-value dari Residual adalah 1,000 atau lebih besar dari 0,05. Sedangkan hipotesis yang diajukan dalam asumsi ini adalah: H0 : μ error samadengan 0 H1 : μ error tidak samadengan 0 Dengan demikian uji asumsi ini sudah terpenuhi karena menerima H0 dan menolak H1. Asumsi homoskedastisitas Asumsi-asumsi untuk analisis regresi memerlukan kondisi bahwa residu tetap konstan untuk semua nilai Y'. Kondisi ini disebut homoskedastisitas. Pengujian homoskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Scatterplot, seperti yang disajikan pada Gambar 9 sebagai berikut: V e r s u s F its
( r e s p o n s e is Y ) 2
1 R e s id u a l
2.
0
-1
-2 2 .5 0
2 .7 5
3 .0 0
3 .2 5 F it t e d V a lu e
3 .5 0
3 .7 5
4 .0 0
Gambar 9. Scatterplot untuk uji asumsi Homokedastisitas
74 Berdasarkan Scatterplot tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada lagi keragaman di sekitar banyak nilai Y' daripada di sekitar sedikit nilai Y'. Dengan demikian asumsi tersebut terpenuhi. 3.
Asumsi multikolinearitas Multikolinearitas terjadi ketika peubah bebas saling berkorelasi atau benar-benar tidak independen dan memberikan informasi yang berlebihan. Pengujian multikolinearitas digunakan untuk melihat adanya hubungan yang terjadi antara sesama prediktor. Semakin kuat hubungan antara sesama prediktor maka semakin tidak independen. Sebaliknya semakin lemah hubungan antara sesama
prediktor
maka
semakin
independen.
Pengujian
multikolinearitas diindikasikan dengan nilai VIF masing-masing prediktor.
Suatu
data
dikatakan
terbebas
dari
persoalan
multikolinearitas apabila nilai VIF prediktor tidak melebihi 10. Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa masing-masing prediktor memiliki nilai VIF sebesar 1,620. Dengan demikian dapat
disimpulkan
bahwa
data
terbebas
dari
persoalan
multikolineritas karena nilai VIF tidak melebihi 10. Tabel 16. Hasil uji asumsi Multikolinearitas
Model 1
Unstandardized Coefficients Std. B Error (Constant)
1.733
.373
X1
.216
.140
X2
.265
.131
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistic T
Sig.
4.641
.000
Tolerance
VIF
.184
1.544
.126
.617
1.620
.241
2.019
.046
.617
1.620
Dependent Variable: Y
4.
Asumsi normalitas sebaran Asumsi normalitas sebaran menggambarkan sebaran data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Asumsi normalitas sebaran dapat diketahui melalui pengujian statistik maupun pengujian normalitas yang dilakukan dengan histogram dan plot
75 normal. Berikut ini pengujian asumsi normalitas sebaran dengan menggunakan plot normal dan pengujian statistik: P r o b a b ility P lo t o f R E S I1 N orm a l
9 9 .9
M ean S tD e v N A D P - V a lu e
99 95 90
- 2 .6 7 3 4 2 E - 1 5 0 .6 6 2 3 100 0 .4 4 6 0 .2 7 8
Pe rce nt
80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 0 .1
-2
-1
0 R E S I1
1
2
Gambar 10. P-Plot untuk uji asumsi Normalitas Sebaran Berdasarkan Gambar 10 tersebut, dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas sebaran terpenuhi. Ini ditunjukkan dengan sebaran data hasil kuesioner yang berada di sekitar garis lurus Normal P-Plot dan nilai p-value yang menunjukkan angka sebesar 0,278 atau lebih besar dari 0,05. Setelah
dilakukan
pengujian
asumsi
klasik,
langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis regresi linier berganda, dimana sikap terhadap produk (Y) merupakan variabel dependen, dan perceived Attractiveness terhadap endorser (X1) serta perceived Expertise terhadap endorser (X2) merupakan variabel independen. Adapun model regresi linier berganda dengan 2 variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Yi = β0 + β1x1i + β2x2i + … + βpxpi + εi………….(6) Dimana: Y
= sikap terhadap produk
X1i
= perceived Attractiveness terhadap endorser
X2i
= perceived Expertise terhadap endorser
β0, β1, β2 = koefisien regresi linier berganda
76 Semua pengolahan data berikut analisis regresi linier berganda dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version. Hasil pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 17. Hasil uji Descriptive Statistics
RATA2Y RATA2X1 RATA2X2
N Minimum 100 1.00 100 1.77 100 1.00
Maximum 4.60 4.62 4.32
Mean 3.1528 3.2887 2.6819
Std. Deviation .71713 .61273 .65197
Tabel 17 tersebut menggambarkan bahwa rata-rata sikap dari 100 konsumen (Y) adalah 3,1528 dengan nilai minimum dan maksimum secara berturut-turut adalah 1,00 dan 4,60 serta standar deviasi sebesar 0,71713. Adapun rata-rata dari proses intepretasi responden terhadap dimensi attractiveness (X1) adalah 3,2887 dengan nilai minimum dan maksimum sebesar 1,77 dan 4,62 serta nilai standar deviasi sebesar 0,61273, sedangkan rata-rata dari proses intepretasi responden terhadap dimensi expertise (X2) adalah 2,6819 dengan standar deviasi sebesar 0,65197 serta nilai minimum dan maksimum sebesar 1,00 dan 4,32. Descriptive Statistic tidak menggambarkan korelasi antar variabel. Oleh karena itu, untuk perhitungan korelasi antar variabel dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson dengan Sig.(1-tailed). Perhitungan korelasi akan signifikan apabila nilai Signifikansi (Sig.(1-tailed)) < 0,05 atau nilai probabilitas lebih kecil dari pada taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5 persen. Dengan demikian, berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan korelasi positif antara variabel sikap dengan variabel Source Credibility Scale, dengan penjelasan sebagai berikut:
77 a. Variabel sikap (Y) berkorelasi nyata dengan variabel persepsi Attractiveness terhadap endorser (X1) dengan Nilai Signifikansinya (Sig.(1-tailed)) adalah 0,000 dan nilai probabilitas sebesar 0,333. b. Variabel sikap (Y) berkorelasi nyata dengan variabel persepsi Expertise terhadap endorser (X2) dengan Nilai Signifikansinya (Sig.(1-tailed)) adalah 0,000 dan nilai probabilitas sebesar 0,355. Tabel 18. Hasil uji Correlations Variable sikap dengan Variable Source Credibility Scale Y X1 Pearson Correlation 1 .333** Sig. (1-tailed) .000 N 100 100 X1 Pearson Correlation .333** 1 Sig. (1-tailed) .000 N 100 100 X2 Pearson Correlation .355** .619** Sig. (1-tailed) .000 .000 N 100 100 ** . Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Y
X2 .355** .000 100 .619** .000 100 1 100
Tabel 19. Koefisien regresi linier berganda
Variabel
Koefisien Regresi
Standar Error
Nilai Probabilitas (Sig.)
95% Confidence Interval for B Lower Bound
Upper Bound
Constant
1,733
0,373
0,000
0,992
2,474
X1
0,216
0,140
0,126
-0,062
0,493
X2
0,265
0,131
0,046
0,005
0,526
Dependent Variable: Y
Berdasarkan Tabel 19 maka diperoleh informasi tentang persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 1,733 + 0,216 X1 + 0,265 X2
78 Dimana: a. β0 = Sikap konsumen bernilai 1,733 pada saat X1=0, dan X2=0 meningkat. b. β2 = 0,265. Dengan demikian apabila terjadi penambahan sebesar satu satuan pada perceived Expertise terhadap endorser (X2) dimana faktor-faktor yang lain tidak mengalami perubahan, maka akan terjadi peningkatan variabel sikap responden (Y) terhadap produk sebesar 0,265 satuan nilai. c. Nilai probabilitas (Sig.) X1 adalah sebesar 0,126 sehingga Y tidak berpengaruh pada setiap perubahan X1.
Berikut ini merupakan estimasi selang interval koefisien regresi pada selang kepercayaan 95% a. β1 berada pada selang 0 ≤ β1 ≤ 0,493, karena nilai persepsi β1 tidak mungkin negatif seperti yang tergambar pada nilai β1 di Lower Bound.
b. β2 berada pada selang 0,005 ≤ β2 ≤ 0,526.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis pengaruh variabel
proses intepretasi konsumen terhadap endorser pada variabel sikap konsumen terhadap produk. Analisis tersebut menggunakan uji F untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama dan uji T untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial. Hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 20. Hasil uji Anova Sum of Model Squares 1 Regression 7.483 Residual 43.430 Total 50.913 a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Df 2 97 99
Mean Square 3.742 .448
F 8.357
Sig. .000
79 Hasil uji Anova seperti yang terlihat pada Tabel 20 menunjukkan bahwa nilai Ftest adalah 8,357 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau kurang dari alpha (0,05). Sedangkan nilai Ftabel untuk df pembilang=2 dan df penyebut=97 adalah 3,090. Dengan demikian penelitian ini menolak H0 dan menerima H1, dimana H1 menyatakan bahwa ada hubungan antara perceived credibilities konsumen terhadap endorser SIMcard IM3, yaitu Adli Fairuz dengan sikap yang ditunjukkan konsumen terhadap produk SIMcard IM3. Tabel 21. Model Summary regresi linier berganda Model R R Square 1 .383 .147 a Predictors: (Constant), X2, X1
Adjusted R Square .129
Std. Error of Durbinthe Estimate Watson .66913 1.810
b Dependent Variable: Y
Pada Model Summary regresi linier berganda (Tabel 21) terdapat beberapa bilangan statistik yang secara sekaligus ditampilkan secara bersamaan, yaitu harga koefisien R, koefisien R Square, koefisien Adjusted R Square, koefisien Standar Error of the Estimate, dan koefisien Durbin Watson. Berikut ini merupakan intepretasi dari koefisien R dan R Square yang ditampilkan pada Model Summary, yaitu: a. Koefisien R Koefisien R berguna untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel independen X1 (Perceived attractiveness terhadap endorser) dan X2 (Perceived expertise terhadap endorser) secara simultan terhadap
variabel
dependen
Y
(Sikap
terhadap
produk).
Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa harga koefisien R menunjukkan nilai sebesar 0,383. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang lemah (Tabel 22) antara variabel
80 independen dalam hal ini proses intepretasi terhadap endorser dengan variabel sikap terhadap produk sebagai variabel dependen. Tabel 22. Kriteria nilai korelasi Nilai R (korelasi)
Kriteria Hubungan
0
Tidak ada hubungan
0 - 0,5
Korelasi lemah
0,5 - 0,8
Korelasi sedang/cukup kuat
0,8 – 1
Korelasi kuat
1
Korelasi sempurna
b. Koefisien R Square Koefisien R Square berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independen (X1 dan X2) secara bersama-sama dalam menjelaskan variabel dependen (Y). Semakin besar nilai R Square maka semakin menggambarkan ketepatan model yang diuji. Tabel 21 menunjukkan nilai R Square sebesar 0,147. Ini berarti bahwa variabel independen (X1 dan X2) secara bersama-sama menjelaskan variabel dependen (Y) sebesar 14,7 persen. Hubungan yang terjadi antara endorser dengan produk merupakan hubungan yang tidak langsung. Oleh karena itu nilai 14,7 persen dianggap sudah cukup untuk merepresentasikan pengaruh dari proses intepretasi terhadap keahlian dan keatraktifan dari endorser dalam pembentukan sikap konsumen terhadap produk. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 85,3 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pada uji T, hasil analisis menunjukkan bahwa variabel perceived Expertise terhadap endorser berpengaruh nyata terhadap variabel sikap terhadap produk. Ini dibuktikan dengan nilai signifikansi X2 yang terlihat pada Tabel probability (Lampiran 6). Adapun nilai signifikansi X2 tersebut kurang dari alpha (0,05) yaitu
81 sebesar 0,046 dan tstat lebih besar dari ttabel (1,984) yaitu sebesar 2,019. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsumen lebih memperhatikan sisi keahlian dari endorser untuk mempengaruhi mereka dalam menentukan sikap terhadap produk dibandingkan sisi keatraktifan dari endorser itu sendiri. 4.3.
Implikasi Manajerial Persaingan bisnis yang semakin ketat antara perusahaan operator selular mendorong PT. Indosat Tbk. harus senantiasa memperbaiki strateginya dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen dan memimpin pasar. Konsumen merupakan faktor penting dari suatu kegiatan pemasaran. Informasi-informasi yang berasal dari konsumen dapat digunakan untuk mengevaluasi keefektifan strategi pemasaran dari suatu perusahaan. Salah satu cara memperoleh informasi dari konsumen adalah dengan mempelajari hasil penelitian-penelitian mengenai perusahaan tersebut, seperti hasil penelitian ini. Hasil penelitian mengenai analisis pengaruh endorser’s perceived credibilities dalam pembentukan sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 menunjukkan bahwa selebriti yang berperan sebagai endorser dari suatu produk akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk tersebut, terutama ditinjau dari segi keahlian endorser. Pemilihan endorser yang tidak tepat dapat menurunkan value dari suatu merek. Berdasarkan hal tersebut, maka implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh PT. Indosat Tbk. yang berkaitan dengan endorser yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan kapasitas dari selebriti sebagai endorser, terutama segi expertise dari seorang endorser
dalam
mewakili
merek
yang
diiklankan,
dan
perlu
mempertimbangkan image selebriti dalam mewakili image produk tersebut dibandingkan hanya melihat dari popularitas selebriti saja. Selain itu, PT. Indosat Tbk. selaku provider SIMcard IM3 dapat tetap mempertahankan selebriti yang dinilai pantas dan efisien oleh konsumen dalam menjalankan perannya sebagai endorser dari suatu produk, seperti dalam kasus ini adalah
82 Adli Fairuz. Bahkan, PT. Indosat Tbk. perlu memperpanjang kontrak dengan selebriti yang dinilai pantas dan efisien tersebut untuk menjadi endorser produk dalam beberapa episode iklan. PT. Indosat Tbk. perlu berhati-hati dalam membuat iklan yang dapat mewakili produknya. Hal ini disebabkan sikap konsumen yang semakin selektif terhadap produk setelah melihat tayangan iklan di berbagai media televisi. Oleh karena itu, implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh PT. Indosat
Tbk.
yang
berkaitan
dengan
periklanan
adalah
dengan
mempertahankan bentuk iklan yang atraktif, unik, dan mampu memberikan informasi tentang produk yang ditawarkan dengan tidak berlebihan. Sedangkan implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh PT. Indosat Tbk. yang berkaitan dengan produk dan akan berdampak pada sikap konsumen, yaitu dengan tetap mempertahankan fitur-fitur yang sudah ada pada produk, menambah fitur-fitur baru pada produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen pada saat ini, meningkatkan reward bagi para pelanggan, memperbaiki kualitas signal pada jaringan, menambah paket ekonomis untuk short message service dan telephone, serta memperluas gerai galeri Indosat yang dapat memudahkan konsumen dalam berkonsultasi mengenai produk-produk dari PT. Indosat Tbk. Walaupun penelitian ini hanya melihat dari segi persepsi konsumen, namun implikasi-implikasi manajerial tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi PT. Indosat Tbk. dalam rangka memperbaiki kinerja strategi perusahaannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: a. Proses intepretasi konsumen terhadap keahlian dan keatraktifan dari endorser SIMcard IM3 dalam hal ini Adli Fairuz menunjukkan nilai yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya konsumen yang memilih poin ketiga dan keempat dari Skala Likert dalam kuesioner untuk kedua dimensi, yaitu dimensi attractiveness endorser, dan dimensi expertise endorser. b. Konsumen yang diwawancara memberikan penilaian yang positif, baik, dan menyukai produk SIMcard IM3 setelah melihat tayangan iklan SIMcard IM3 versi Cumi. c. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa sebesar 14,7 persen sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 dipengaruhi oleh proses intepretasi konsumen terhadap perceived credibilities dari endorser. Dengan demikian, penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara perceived credibilities konsumen terhadap endorser SIMcard IM3 yaitu Adli Fairuz dengan sikap yang ditunjukkan konsumen terhadap produk SIMcard IM3.
2.
Saran Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka beberapa saran yang dapat diajukan adalah: a. PT. Indosat Tbk. dapat tetap menggunakan Adli Fairuz sebagai endorser produk SIMcard IM3, karena Adli Fairuz dinilai pantas dan efisien dalam menjalankan perannya sebagai endorser dari produk SIMcard IM3.
84 b. PT. Indosat Tbk. hendaknya menekankan pada sisi expertise dalam membuat iklan, baik dari segi pemilihan endorser maupun dari segi materi iklan yang disajikan. c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengukur sikap konsumen terhadap produk tidak hanya dilihat dari segi perceived credibilities dari endorser saja, tetapi juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk seperti harga dan kemasan.
DAFTAR PUSTAKA Bovee, C.L. 1992. Contemporary Advertising. 4th Edition. Richard D. Irwin, Boston. Cep Telefoncunuz. 2010. Pengertian GSM. http://www.ceptelefoncunus.net. [13 Februari 2010] Chandra, H. 2008. MARKETING untuk Orang Awam. Maxikom, Palembang. Engel, et al. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Edisi keenam. Binarupa Aksara, Jakarta. Indosat. 2007. Indosat Integrated Portal-Home. http://www.indosat.com. [13 Februari 2010] Indosat. 2007. Indosat Integrated Portal-Investor Relations. http://www.indosat.com. [13 Februari 2010] Jefkins, F. 1997. Periklanan. Edisi ketiga. Erlangga, Jakarta. Kotler, P. 1994. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Edisi kedelapan. Salemba Empat, Jakarta. Kotler, P. dan G. Armstrong. 2008. Prinsip-prinsp Pemasaran. Jilid 1. Edisi keduabelas. Erlangga, Jakarta. Kotler, P. dan K. L. Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi keduabelas. PT. Indeks, Jakarta. Mason, R.D. dan L. A. Douglas. 1999. Teknik Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jilid 2. Edisi kesembilan. Erlangga, Jakarta. Myers, R.H. 1990. Classical And Modern Regression With Applications. 2 PWS-KENT, Boston.
nd
Edition.
Ohanian, R. 1990. Construction and Validation of a Scale to Measure Celebrity Endorser’s Perceived Expertise, Trustworthiness, and Attractiveness. Journal of Advertising, 19, 39-51. Putri, E.D.A. 2007. Aplikasi Advertising Response Modelling (ARM) Iklan Televisi pada Iklan Sabun “Lux” dan “Dove” di Kota Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
86 Rangkuti, F. 2007. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Redenbach, A. 1999. A Multiple Product Endorser can be a Credible Source. Journal of Sport Marketing, 1327-6816. Resmiyati, A. 2008. Analisis Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap Produk Melalui Endorser’s Perceived Credibilities: Studi Kasus Ringgo Agus Rahman dalam Iklan Esia Versi Benerin Antena. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Robbins, S.P. 1991. Management. 3rd Edition. Prentice-Hall International Edition, New Jersey. Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13. CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta. Siegel, S. 1992. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Statistik
Pendidikan. 2008. Statistika Pendidikan: http://statistikpendidikanii.blogspot.com. [1 Maret 2008]
08/03/01.
Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. PT. Ghalia Indonesia, Bogor. Till, Brian D. and Michael Busler. 2000. The Match-Up Hypothesis: Physical Attractiveness, Expertise and the Role of Fit on Brand Attitude, Purchase Intent and Brnd Beliefs. Journal of Advertising, 29 (Fall), 1-13. Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran. CV. ANDI OFFSET, Yogyakarta. Warta Ekonomi. 2009. Telepon Nirkabel: Pelanggannya Makin Berjubel. http://www.wartaekonomi.com. [9 Juni 2009] Wijaya, D. 2007. Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham PerusahaanPerusahaan Telekomunikasi Go Public di Indonesia Periode 2007. Skripsi pada Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta. http://www.puslit.petra.ac.id. [13 Februari 2010] Wikipedia. 2010. Indosat-Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. http://id.wikipedia.org. [12 Februari 2010] Wood, J.T. 2007. Interpersonal Communication Everyday Encounters. 5th Edition. Thomson Wadsworth, USA.
LAMPIRAN
88 Lampiran 1. Lembar kuesioner No. KUESIONER PENELITIAN “Analisis Pengaruh Endorser’s Perceived Credibilities Dalam Pembentukan Sikap Konsumen Terhadap Produk SIMcard IM3” (Studi Kasus : Adli Fairuz dalam Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi) Terima kasih atas kesediaan Anda menjadi salah satu responden untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang dilakukan oleh : Nama : Dian Dwi Djayani NRP : H24063065 Departemen : Manajemen Fakultas : Ekonomi dan Manajemen Universitas : Institut Pertanian Bogor Untuk memenuhi tugas penyelesaian skripsi Program Sarjana, Saya sangat mengharapkan kejujuran Anda dalam mengisi kuesioner ini. Informasi yang Anda berikan bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas partisipasi dan kerjasama Anda. Bagian I : Screening (Beri tanda “√” pada jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda) 1. Apakah Anda pengguna kartu GSM prabayar? Ya Tidak (Jika jawaban tidak, Anda tidak perlu melanjutkan kuesioner ini) 2. Apakah Anda pengguna kartu IM3? Ya Tidak (Jika jawaban tidak, Anda tidak perlu melanjutkan kuesioner ini) 3. Apakah Anda mengetahui sosok Adli Fairuz serta pernah melihat performance Adli Fairuz sebagai penyanyi atau aktor (selebriti)? Ya Tidak (Jika jawaban tidak, Anda tidak perlu melanjutkan kuesioner ini) 4. Apakah Anda mengetahui produk kartu GSM prabayar IM3, serta pernah melihat iklan SIMcard IM3 versi Cumi yang menampilkan sosok Adli Fairuz sebagai bintang iklannya? Ya Tidak (Jika jawaban tidak, Anda tidak perlu melanjutkan kuesioner ini)
89
Lanjutan Lampiran 1. Bagian II : Identitas Responden (Isilah titik-titik di bawah ini dan Beri tanda “X” pada jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda saat ini) 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Responden : ………………………….. Fakultas/Angkatan Anda : ………………………….. Jenis Kelamin Anda : a. Laki-laki b. Perempuan Usia : ………………………….. Berapakah total pengeluaran rutin Anda setiap bulan? a. Rp 500.000,00 c. Rp 1.000.000,00 – Rp 1.500.000,00 b. Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 d. > Rp 1.500.000,00 6. Berapakah proporsi pengeluaran Anda untuk pembelian pulsa dibandingkan dengan total rata-rata pengeluaran rutin setiap bulan? a. 10% c. 20% e. 30% b. 15% d. 25% f. Lainnya……. Bagian III Petunjuk
: Proses Intepretasi dan Sikap Konsumen : Anda diminta menilai proses intepretasi Anda terhadap berbagai pertanyaan yang disajikan berikut ini. (Berilah tanda silang pada angka antara 1-5 yang sesuai dengan pendapat Anda) A. Proses intepretasi terhadap Endorser (Attractiveness) 1. Tingkat keatraktifan atau kekonyolan dari Adli Fairuz 1
Sangat Tidak Atraktif
2
Tidak Atraktif
3
Cukup Atraktif
4
Atraktif
5
Sangat Atraktif
2. Cara berkomunikasi atau sikap perilaku yang ditunjukkan oleh Adli Fairuz 1
Sangat 2 Tidak 3 Cukup 4 Komunikatif 5 Sangat Tidak Komunikatif Komunikatif Komunikatif Komunikatif
3. Ketampanan Adli Fairuz 1
Sangat Tidak Tampan
2
Tidak Tampan
3
Cukup Tampan
4
Tampan
5
Sangat Tampan
Cukup Moderen
4
Moderen
5
Sangat Moderen
Cukup Maskulin
4
Maskulin
5
Sangat Maskulin
4. Penampilan dan cara berpakaian Adli Fairuz 1
Sangat Tidak Moderen
2
Tidak Moderen
3
5. Daya tarik fisik dari Adli Fairuz 1
Sangat Tidak Maskulin
2
Tidak Maskulin
3
90
Lanjutan Lampiran 1. B. Proses intepretasi terhadap Endorser (Expertise) 6. Keahlian dari Adli Fairuz sebagai seorang entertainer 1
Sangat Tidak Ahli
2 Tidak Ahli
3 Cukup Ahli
4
Ahli
5
Sangat Ahli
7. Pengalaman Adli Fairuz dalam bidang entertainer 1
Sangat Tidak Pengalaman
2
Tidak Pengalaman
3
Cukup Pengalaman
4 Pengalaman
5
Sangat Pengalaman
8. Pengetahuan Adli Fairuz terkait bidang entertainer 1
Sangat Sedikit
2
Sedikit
3
Cukup Banyak
4
Banyak
5
Sangat Banyak
9. Kualitas Adli Fairuz dalam setiap performance atau penampilannya 1
Sangat Tidak Berkualitas
2
Tidak Berkualitas
3
Cukup Berkualitas
4 Berkualitas
5
Sangat Berkualitas
10. Kemampuan teknis yang dimiliki Adli Fairuz sebagai seorang entertainer 1
Sangat Buruk
2
Buruk
3 Cukup Baik
4
Baik
5
Sangat Baik
Menurut Anda, bagaimanakah tingkat kredibilitas endorser produk SIMcard IM3 yang diperankan oleh Adli Fairuz? 11.
1
12.
1
Sangat Tidak Pantas Sangat Tidak Efisien
2
Tidak Pantas
3
Cukup Pantas
4
Pantas
5
Sangat Pantas
2
Tidak Efisien
3
Cukup Efisien
4
Efisien
5
Sangat Efisien
4
Suka
5
4
Baik
5
4
Positif
5
Sangat Suka Sangat Baik Sangat Positif
Sikap Anda terhadap produk SIMcard IM3 13. 14. 15.
1
Sangat Tidak Suka 1 Sangat Buruk 1 Sangat Negatif
2 Tidak Suka
3
2
Buruk
3
2
Negatif
3
Cukup Suka Cukup Baik Cukup Positif
Terima kasih atas kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam pengisian lembar kuesioner
Lampiran 2.
Direktur Utama
Wakil Direktur Utama
Consumer Market Direktor
Corporate Market Direktor
Planning & Project Dev Direktor
Network Ops & Quality Management Direktor
Regional Jabodetabek & Banten
Regional Sumatra
Regional Jawa Barat & Jawa Tengah
Regional Jawa Timur & Kalimantan
Information Technology Director
Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua
Finance Director
Senior Vice Presidents (33 Sub Directorate)
Corporate Services Director
SVPs (20 Fungsional/ Penugasan)
Struktur Organisasi PT. Indosat Tbk.
91
Hasil Konversi Data Ordinal ke Data Interval
2
4
5
6
7
1.0000 3.6654 2.2375 3.6654 3.6654 2.2375 2.2375 3.6654 2.2375 3.6654 2.2375 3.6654 1.0000 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654
2.6464 2.6464 2.6464 3.9495 3.9495 3.9495 2.6464 1.0000 1.0000 3.9495 1.0000 3.9495 2.6464 3.9495 3.9495 2.6464 3.9495 2.6464 2.6464 2.6464 3.9495
1.0000 4.1523 2.7082 4.1523 4.1523 2.7082 4.1523 2.7082 4.1523 5.7279 2.7082 2.7082 2.7082 4.1523 4.1523 4.1523 4.1523 4.1523 2.7082 4.1523 2.7082
2.3244 3.6761 1.0000 2.3244 3.6761 2.3244 3.6761 3.6761 2.3244 3.6761 2.3244 2.3244 2.3244 1.0000 3.6761 1.0000 2.3244 3.6761 3.6761 3.6761 3.6761
2.4287 3.7115 2.4287 2.4287 4.9808 2.4287 3.7115 2.4287 3.7115 4.9808 3.7115 3.7115 1.0000 3.7115 3.7115 3.7115 2.4287 4.9808 2.4287 3.7115 2.4287
2.4488 3.7716 1.0000 2.4488 3.7716 2.4488 2.4488 2.4488 3.7716 3.7716 2.4488 5.1397 1.0000 2.4488 3.7716 3.7716 2.4488 3.7716 2.4488 3.7716 3.7716
X2 8 2.3798 2.3798 2.3798 2.3798 3.5864 2.3798 2.3798 2.3798 2.3798 4.6525 2.3798 2.3798 2.3798 1.0000 3.5864 2.3798 2.3798 3.5864 1.0000 2.3798 2.3798
9
10
1
Y 2
2.4207 2.4207 2.4207 2.4207 3.7933 2.4207 2.4207 2.4207 2.4207 3.7933 3.7933 3.7933 2.4207 3.7933 3.7933 1.0000 3.7933 3.7933 3.7933 2.4207 2.4207
1.0000 2.4950 1.0000 1.0000 2.4950 1.0000 1.0000 1.0000 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 1.0000 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950
2.2510 1.0000 1.0000 2.2510 3.5314 2.2510 1.0000 3.5314 2.2510 3.5314 3.5314 2.2510 2.2510 3.5314 3.5314 3.5314 3.5314 3.5314 2.2510 1.0000 3.5314
3.7156 2.4089 3.7156 3.7156 3.7156 2.4089 3.7156 5.0879 2.4089 3.7156 3.7156 3.7156 2.4089 5.0879 5.0879 3.7156 5.0879 5.0879 2.4089 2.4089 3.7156
3 2.2208 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 2.2208 3.6652 5.1859 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 5.1859 3.6652 5.1859 3.6652 3.6652 3.6652 5.1859
Lampiran 3.
Responden 1 1 1.8716 2.9917 2 3 2.9917 4 4.3101 2.9917 5 6 2.9917 4.3101 7 8 4.3101 2.9917 9 10 4.3101 11 2.9917 4.3101 12 13 1.0000 4.3101 14 15 4.3101 16 4.3101 2.9917 17 18 4.3101 2.9917 19 20 2.9917 5.9333 21
X1 3
92
1
2
2.9917 2.9917 4.3101 4.3101 4.3101 2.9917 4.3101 4.3101 2.9917 2.9917 2.9917 2.9917 2.9917 4.3101 2.9917 2.9917 2.9917 2.9917 2.9917 4.3101 4.3101 2.9917 4.3101
2.2375 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 2.2375 3.6654 2.2375 2.2375 2.2375 2.2375 3.6654 2.2375 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 2.2375 3.6654 3.6654 2.2375 3.6654
2.6464 2.6464 2.6464 2.6464 3.9495 2.6464 3.9495 3.9495 3.9495 2.6464 2.6464 2.6464 2.6464 2.6464 5.0725 2.6464 2.6464 3.9495 2.6464 2.6464 2.6464 2.6464 2.6464
4
5
6
7
2.7082 2.7082 4.1523 2.7082 2.7082 2.7082 4.1523 2.7082 4.1523 2.7082 4.1523 4.1523 2.7082 5.7279 5.7279 2.7082 2.7082 4.1523 2.7082 2.7082 4.1523 4.1523 4.1523
2.3244 2.3244 3.6761 3.6761 3.6761 2.3244 3.6761 3.6761 3.6761 2.3244 2.3244 2.3244 1.0000 2.3244 3.6761 2.3244 2.3244 3.6761 1.0000 2.3244 2.3244 2.3244 2.3244
1.0000 2.4287 3.7115 3.7115 2.4287 3.7115 2.4287 3.7115 2.4287 2.4287 2.4287 3.7115 1.0000 3.7115 3.7115 3.7115 3.7115 2.4287 1.0000 2.4287 2.4287 2.4287 3.7115
1.0000 2.4488 3.7716 3.7716 3.7716 3.7716 3.7716 3.7716 3.7716 2.4488 3.7716 3.7716 2.4488 5.1397 3.7716 3.7716 2.4488 2.4488 1.0000 2.4488 2.4488 2.4488 2.4488
X2 8 1.0000 2.3798 2.3798 4.6525 4.6525 3.5864 3.5864 2.3798 4.6525 2.3798 3.5864 2.3798 2.3798 3.5864 3.5864 2.3798 2.3798 2.3798 1.0000 2.3798 2.3798 2.3798 2.3798
Y 9
10
1
2
3
1.0000 2.4207 2.4207 3.7933 5.4063 3.7933 3.7933 3.7933 3.7933 2.4207 3.7933 3.7933 1.0000 2.4207 3.7933 2.4207 3.7933 3.7933 2.4207 2.4207 2.4207 2.4207 3.7933
1.0000 1.0000 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 1.0000 2.4950 2.4950 1.0000 4.0850 2.4950 1.0000 2.4950 2.4950 1.0000 1.0000 2.4950 1.0000 2.4950
1.0000 3.5314 3.5314 3.5314 2.2510 3.5314 2.2510 2.2510 1.0000 1.0000 2.2510 3.5314 1.0000 2.2510 2.2510 2.2510 2.2510 3.5314 2.2510 3.5314 2.2510 2.2510 3.5314
2.4089 3.7156 3.7156 5.0879 2.4089 5.0879 3.7156 5.0879 3.7156 2.4089 2.4089 2.4089 3.7156 2.4089 3.7156 2.4089 3.7156 3.7156 3.7156 5.0879 3.7156 3.7156 3.7156
3.6652 3.6652 5.1859 5.1859 5.1859 5.1859 5.1859 3.6652 5.1859 2.2208 3.6652 3.6652 2.2208 3.6652 3.6652 2.2208 3.6652 3.6652 3.6652 5.1859 3.6652 3.6652 3.6652
Lanjutan Lampiran 3.
Responden 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
X1 3
93
2
2.9917 2.9917 1.8716 4.3101 4.3101 2.9917 2.9917 2.9917 2.9917 4.3101 4.3101 2.9917 4.3101 4.3101 4.3101 1.8716 4.3101 4.3101 2.9917 5.9333 2.9917 4.3101 2.9917
3.6654 3.6654 2.2375 3.6654 2.2375 2.2375 3.6654 3.6654 1.0000 3.6654 2.2375 2.2375 3.6654 3.6654 3.6654 2.2375 2.2375 3.6654 3.6654 3.6654 2.2375 3.6654 3.6654
2.6464 2.6464 2.6464 2.6464 3.9495 2.6464 3.9495 2.6464 2.6464 2.6464 2.6464 2.6464 2.6464 2.6464 2.6464 2.6464 3.9495 2.6464 3.9495 5.0725 1.0000 2.6464 2.6464
4
5
6
4.1523 2.7082 4.1523 4.1523 4.1523 4.1523 4.1523 2.7082 2.7082 4.1523 4.1523 2.7082 2.7082 4.1523 4.1523 4.1523 4.1523 5.7279 4.1523 4.1523 2.7082 2.7082 2.7082
3.6761 2.3244 1.0000 3.6761 3.6761 2.3244 3.6761 2.3244 1.0000 2.3244 2.3244 1.0000 3.6761 3.6761 3.6761 2.3244 2.3244 2.3244 2.3244 3.6761 1.0000 2.3244 2.3244
2.4287 2.4287 2.4287 3.7115 2.4287 2.4287 2.4287 2.4287 2.4287 2.4287 2.4287 1.0000 2.4287 3.7115 3.7115 2.4287 2.4287 2.4287 2.4287 2.4287 1.0000 2.4287 2.4287
7
9
10
1
2
3
2.4488 2.4488 2.4488 2.4488 3.7716 2.4488 3.7716 2.4488 2.4488 3.7716 2.4488 2.4488 2.4488 3.7716 5.1397 2.4488 3.7716 2.4488 2.4488 3.7116 1.0000 2.4488 2.4488
2.3798 3.5864 1.0000 3.5864 2.3798 2.3798 3.5864 2.3798 1.0000 2.3798 3.5864 2.3798 2.3798 3.5864 4.6525 1.0000 3.5864 2.3798 3.5864 2.3798 1.0000 2.3798 2.3798
3.7933 2.4207 2.4207 2.4207 3.7933 2.4207 3.7933 2.4207 2.4207 2.4207 3.7933 2.4207 2.4207 2.4207 3.7933 1.0000 2.4207 3.7933 2.4207 2.4207 2.4207 2.4207 2.4207
1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 2.4950 2.4950 1.0000 1.0000 1.0000 2.4950 1.0000 2.4950 4.0850 2.4950 2.4950 1.0000 2.4950 1.0000
2.2510 2.2510 1.0000 3.5314 3.5314 3.5314 2.2510 1.0000 2.2510 2.2510 2.2510 2.2510 2.2510 2.2510 2.2510 3.5314 1.0000 1.0000 2.2510 2.2510 1.0000 1.0000 2.2510
2.4089 2.4089 2.4089 5.0879 3.7156 3.7156 2.4089 1.0000 2.4089 3.7156 2.4089 3.7156 3.7156 2.4089 3.7156 3.7156 2.4089 3.7156 3.7156 3.7156 3.7156 3.7156 3.7156
2.2208 2.2208 2.2208 5.1859 3.6652 5.1859 3.6652 1.0000 3.6652 2.2208 3.6652 2.2208 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 2.2208 5.1859 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652
94
1
Y
X2 8
Lanjutan Lampiran 3.
Responden 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
X1 3
1
2
4.3101 5.9333 2.9917 4.3101 4.3101 2.9917 4.3101 4.3101 4.3101 4.3101 4.3101 2.9917 4.3101 4.3101 4.3101 4.3101 1.8716 4.3101 4.3101 1.8716 4.3101 4.3101 4.3101
3.6654 3.6654 3.6654 5.5753 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 2.2375 3.6654 3.6654 3.6654 3.6654 2.2375 3.6654 3.6654 2.2375 2.2375 5.5753 2.2375
2.6464 5.0725 2.6464 3.9495 2.6464 3.9495 2.6464 2.6464 5.0725 3.9495 5.0725 2.6464 3.9495 3.9495 3.9495 3.9495 2.6464 2.6464 3.9495 2.6464 2.6464 3.9495 2.6464
4
5
6
7
4.1523 4.1523 4.1523 4.1523 2.7082 4.1523 4.1523 4.1523 2.7082 4.1523 4.1523 2.7082 4.1523 5.7279 4.1523 4.1523 2.7082 2.7082 4.1523 2.7082 2.7082 4.1523 4.1523
2.3244 3.6761 3.6761 3.6761 2.3244 2.3244 3.6761 2.3244 3.6761 2.3244 3.6761 2.3244 2.3244 5.4696 3.6761 2.3244 2.3244 3.6761 3.6761 2.3244 2.3244 2.3244 2.3244
3.7115 2.4287 3.7115 3.7115 3.7115 2.4287 3.7115 2.4287 2.4287 2.4287 3.7115 2.4287 2.4287 4.9808 3.7115 3.7115 2.4287 4.9808 2.4287 2.4287 3.7115 3.7115 3.7115
2.4488 3.7716 3.7716 3.7716 2.4488 3.7716 2.4488 3.7716 2.4488 2.4488 3.7716 3.7716 3.7716 5.1397 2.4488 3.7716 2.4488 2.4488 3.7716 2.4488 3.7716 2.4488 3.7716
X2 8 2.3798 2.3798 3.5864 3.5864 2.3798 2.3798 3.5864 1.0000 3.5864 3.5864 2.3798 1.0000 2.3798 3.5864 2.3798 3.5864 1.0000 2.3798 3.5864 2.3798 2.3798 2.3798 3.5864
Y 9
10
1
2
3
3.7933 3.7933 3.7933 1.0000 3.7933 3.7933 3.7933 1.0000 3.7933 5.4063 3.7933 2.4207 3.7933 3.7933 2.4207 3.7933 2.4207 2.4207 3.7933 2.4207 3.7933 3.7933 2.4207
2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 4.0850 2.4950 2.4950 2.4950 2.4950 1.0000 1.0000 2.4950 4.0850 1.0000 2.4950 1.0000 1.0000 2.4950 1.0000 2.4950 2.4950 1.0000
3.5314 2.2510 3.5314 2.2510 1.0000 2.2510 3.5314 2.2510 2.2510 2.2510 2.2510 2.2510 1.0000 3.5314 2.2510 2.2510 1.0000 3.5314 2.2510 1.0000 1.0000 2.2510 3.5314
3.7156 2.4089 3.7156 3.7156 2.4089 3.7156 3.7156 2.4089 3.7156 5.0879 2.4089 2.4089 3.7156 5.0879 3.7156 3.7156 2.4089 3.7156 2.4089 3.7156 3.7156 3.7156 3.7156
3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 2.2208 3.6652 5.1859 3.6652 3.6652 5.1859 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 2.2208 3.6652 3.6652 2.2208 3.6652 3.6652 3.6652
Lanjutan Lampiran 3.
Responden 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
X1 3
95
1
2
4.3101 4.3101 2.9917 2.9917 4.3101 2.9917 1.8716 4.3101 4.3101 4.3101
3.6654 2.2375 1.0000 3.6654 3.6654 2.2375 2.2375 3.6654 2.2375 3.6654
3.9495 3.9495 2.6464 3.9495 5.0725 5.0725 2.6464 3.9495 2.6464 2.6464
4
5
6
4.1523 4.1523 4.1523 2.7082 4.1523 4.1523 4.1523 4.1523 2.7082 4.1523
3.6761 3.6761 3.6761 3.6761 3.6761 3.6761 2.3244 2.3244 2.3244 3.6761
2.4287 2.4287 1.0000 2.4287 3.7115 2.4287 3.7115 2.4287 2.4287 3.7115
Y
7
X2 8
9
10
1
2
3
2.4488 2.4488 1.0000 2.4488 2.4488 2.4488 2.4488 2.4488 3.7716 2.4488
2.3798 2.3798 1.0000 2.3798 2.3798 1.0000 1.0000 2.3798 2.3798 2.3798
2.4207 2.4207 2.4207 3.7933 3.7933 2.4207 2.4207 2.4207 2.4207 3.7933
1.0000 1.0000 2.4950 2.4950 2.4950 1.0000 1.0000 2.4950 1.0000 2.4950
2.2510 2.2510 3.5314 2.2510 2.2510 2.2510 1.0000 2.2510 1.0000 3.5314
3.7156 3.7156 1.0000 3.7156 2.4089 3.7156 3.7156 2.4089 2.4089 3.7156
3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 3.6652 2.2208 3.6652
Lanjutan Lampiran 3.
Responden 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
X1 3
96
97
Lampiran 4. Hasil output uji validitas kuesioner dengan SPSS 1. Hasil uji validitas variabel X1 (Perceived Attractiveness terhadap Endorser) Correlations
Attractive
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Attractive 1
P1
30 .761** .000 30 P2 .795** .000 30 P3 .582** .001 30 P4 .664** Sig. (2-tailed) .000 N 30 P5 Pearson Correlation .568** Sig. (2-tailed) .001 N 30 ** . Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). P1
.761** .000 30 1 30 .647** .000 30 .309 .097 30 .303 .104 30 .295 .113 30
P2 .795** .000 30 .647** .000 30 1 30 .273 .144 30 .484** .007 30 .298 .109 30
P3 .582** .001 30 .309 .097 30 .273 .144 30 1 30 .239 .203 30 .124 .513 30
P4 .664** .000 30 .303 .104 30 .484** .007 30 .239 .203 30 1 30 .207 .273 30
P5 .568** .001 30 .295 .113 30 .298 .109 30 .124 .513 30 .207 .273 30 1 30
2. Hasil uji validitas variabel X2 (Perceived Expertise terhadap Endorser) Correlations
Expertise
P6
P7
P8
P9
P10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**
Expertise 1 30 .755** .000 30 .855** .000 30 .728** .000 30 .732** .000 30 .808** .000 30
. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * . Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
P6 .755** .000 30 1 30 .651** .000 30 .348 .060 30 .326 .079 30 .587** .001 30
P7 .855** .000 30 .651** .000 30 1 30 .508** .004 30 .416* .022 30 .757** .000 30
P8 .728** .000 30 .348 .060 30 .508** .004 30 1 30 .550** .002 30 .342 .064 30
P9 .732** .000 30 .326 .079 30 .416* .022 30 .550** .002 30 1 30 .556** .001 30
P10 .808** .000 30 .587** .001 30 .757** .000 30 .342 .064 30 .556** .001 30 1 30
98
Lanjutan Lampiran 4. 3. Hasil uji validitas variabel Y (Sikap terhadap Produk SIMcard IM3) dari 30 responden Correlations Sikap Sikap
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y1 1
30 .813** .000 30 Y2 .854** .000 30 Y3 .692** .000 30 ** . Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * . Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Y1
Y2 .813** .000 30 1 30 .593** .001 30 .295 .114 30
Y3 .854** .000 30 .593** .001 30 1 30 .400* .028 30
.692** .000 30 .295 .114 30 .400* .028 30 1 30
99
Lampiran 5. Hasil output uji reliabilitas kuesioner dengan SPSS 1. Hasil uji reliabilitas variabel X1 dan X2 Reliability Statistics Cronbach's Alpha .845
N of Items 10
Item Statistics Mean 3.6013 3.0593 3.0464 3.4258 2.9129 3.1445 3.0991 2.7459 3.0661 2.0465
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Std. Deviation .96600 .86182 .93598 .94290 .91174 1.01100 .99737 1.01080 .96191 .69681
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Scale Statistics
Mean 30.1479
Variance 36.349
Std. Deviation 6.02899
N of Items 10
2. Hasil uji reliabilitas variabel Y Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.697
3
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Y1
2.5983
.99521
30
Y2
3.7331
.99509
30
Y3
4.0758
.87572
30
Scale Statistics Mean 10.4072
Variance 5.133
Std. Deviation 2.26562
N of Items 3
100
Lampiran 6. Hasil output regresi linier berganda dengan SPSS Coefficients
Model 1
Unstandardized Coefficients Std. B Error (Constant)
1.733
.373
X1
.216
.140
X2
.265
.131
a Dependent Variable: Y
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistic
Correlations T
Sig.
Zeroorder
Partial
Part
Tolerance
VIF
4.641
.000
.184
1.544
.126
.333
.155
.145
.617
1.620
.241
2.019
.046
.355
.201
.189
.617
1.620