ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI
SKRIPSI
Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM. 1306105035
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar 2016
i
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal: 29 Desember 2016
Tim Penguji:
1. Ketua
Tanda tangan
: Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs., MP.
....................
2. Sekretaris : Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si.
....................
3. Anggota
....................
: Drs. I Wayan Yogi Swara, MS.
Mengetahui, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Pembimbing
(Dr. Ida Ayu Nyoman Saskara, SE.,M.Si.) (Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs., MP.) NIP. 19580219 198601 2 001 NIP. 19580212 198601 1 001
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Denpasar, 21 Desember 2016 Mahasiswa,
I Wayan Mardiana NIM. 1306105035
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi dan Sektor Unggulan di Kabupaten Tabanan Provinsi Bali” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dan juga selaku Dosen mata kuliah Seminar Ekonomi Pembangunan Regional atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian kajian penelitian ini. 2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S, Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 3. Dr. Ida Ayu Nyoman Saskara, SE., M.Si. dan Dr. Made Heny Urmila Dewi, SE., M.Si, masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 4. Drs. I Wayan Yogi Swara, M.S., sebagai Pembimbing Akademik. 5. Prof. Dr. Md Kembar Sri Budhi, Drs., MP. Sebagai dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini. 6. Keluarga tercinta Bapak serta saudara atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 7. Teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan serta motivasi. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi pihak yang berkepentingan.
Tabanan, 1 Januari 2017
Penulis
iv
Judul Nama NIM
: Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi dan Sektor Unggulan di Kabupaten Tabanan Provinsi Bali : I Wayan Mardiana : 1306105035 Abstrak
Pertumbuhan ekonomi tidak hanya bisa dilihat dari kondisi perekonomian secara keseluruhan, tetapi harus juga dilihat dari pengaruh sektor-sektor ekonominya. Selain itu pergeseran struktur ekonomi di daerah juga memiliki peran yang penting dalam pembangunan daerah. Maka perlu adanya identifikasi sektorsektor unggulan dan pergeseran struktur ekonomi, dengan demikian maka pembangunan di daerah akan bisa lebih dimaksimalkan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sifat deskriptif, yang dilakukan di Kabupaten Tabanan Provinsi Bali. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Badan Pusat Statistik dan data primer dari wawancara mendalam dengan narasumber di Bappeda Kabupaten Tabanan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis Shift Share, analisis Location Quotient, analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP), analisis Overlay dan Tipologi Sektoral (Klassen). Hasil analisis Shift Share menyatakan di Kabupaten Tabanan telah terjadi pergeseran struktur ekonomi, dilihat dari kecilnya sumbangan sektor pertanian dibandingkan sektor jasa-jasa dan sektor industri. Berdasarkan Analisis Location Quotient sektor basis di Kabupaten Tabanan yaitu sektor pertanian, sektor industri, sektor pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi, sektor informasi dan komunikasi, sektor real estate, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan sektor jasa lainnya. Hasil analisis MRP sektor yang potensial adalah sektor konstruksi, sektor perdagangan, sektor penyedia akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa pendidikan dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Sedangkan hasil analisis Overlay sektor potensial di Kabupaten Tabanan adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi, sektor informasi dan komunikasi, sektor real estate, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan sektor jasa lainnya. Hasil Tipologi Sektoral (Klassen) menyatakan sektor konstruksi dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial termasuk sektor istimewa. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Tabanan memperhatikan sektor unggulan di daerahnya karena dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Melalui perbaikan infrastruktur penunjang kegiatan basis. Fenomena pergeseran struktur ekonomi juga harus diperhatikan agar dapat meminimalisir dampak negatifnya, melalui peningkatan kesempatan belajar, penurunan tingkat pertumbuhan penduduk, serta penurunan derajat ketimpangan antara desa dan kota.
Kata kunci: pergeseran struktur ekonomi, sektor unggulan.
v
DAFTAR ISI Halaman Judul
.......................................................................................... i
Halaman Pengesahan ......................................................................................... ii Pernyataan Orisinalitas ....................................................................................... iii Kata Pengantar
.......................................................................................... iv
Abstrak
.......................................................................................... v
Daftar Isi
.......................................................................................... vi
Daftar Tabel
.......................................................................................... ix
Daftar Gambar
.......................................................................................... x
Dafar Lampiran
.......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. ..................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian. .............................................................. 11 1.3 Tujuan Penelitian . ............................................................................... 12 1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 12 1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................... 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................... 15 2.1.1 Pembangunan Ekonomi ............................................................. 15 2.1.2 Teori Basis Ekonomi .................................................................. 17 2.1.3 Pergeseran Struktur Ekonomi .................................................... 21 2.1.4 Teori Perubahan Struktural ........................................................ 23 2.1.4.1 Teori Pembangunan Arthur Lewis ................................... 23 2.1.4.2 Teori Pola Pembangunan Chenery .................................. 25 2.1.5 Hasil Penelitian Sebelumnya ...................................................... 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 32 3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................. 32 3.3 Obyek Penelitian ................................................................................. 32
vi
3.4 Identifikasi Variabel ............................................................................ 33 3.5 Definisi Operasional Variabel ............................................................. 33 3.6 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 34 3.7 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 34 3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................... 35 3.8.1 Analisis Shift Share ................................................................... 35 3.8.2 Location Quotient (LQ) ............................................................ 38 3.8.3 Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ............................. 39 3.8.4 Analisis Overlay ....................................................................... 42 3.8.5 Analisis Tipologi Sektoral (Klassen) ........................................ 43 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 44 4.1.1 Kondisi Geografis ..................................................................... 44 4.1.2 Penduduk dan Ketenagakerjaan................................................. 44 4.1.3 Daerah Pemerintahan ................................................................. 45 4.1.4 Keadaan Perekonomian ............................................................. 46 4.2 Analisis Data ...................................................................................... 48 4.2.1 Analisis Shift Share ................................................................... 48 4.2.2 Analisis Location Quotient (LQ) ............................................... 57 4.2.3 Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ............................. 64 4.2.4 Analisis Overlay ....................................................................... 70 4.2.5 Analisis Tipologi Sektoral (Klassen) ........................................ 74 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan .......................................................................................... 87 5.2 Saran
.......................................................................................... 89
vii
Daftar Rujukan
.......................................................................................... 91
Lampiran
.......................................................................................... 96
viii
DAFTAR TABEL No. Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2012-2015(%)
.......................................................................................... 6
3.1 Hasil Kombinasi Perhitungan RPr dan RPs .................................................. 41 3.2 Hasil Kombinasi Perhitungan RPs dan LQ ................................................... 42 3.3 Arti Tipologi Sektor Ekonomi .................................................................... 43 4.1 Hasil Analisis Shift Share Kabupaten Tabanan Tahun 2010-2015 ............... 49 4.2 Hasil Analisis Shift Share Sektor Pertanian, Industri dan Jasa di Kabupaten Tabanan Rentang Tahun 2010-2015 ............................................................. 51 4.3 Hasil Analisis Location Qoutient (LQ) Kabupaten Tabanan Tahun 2010-2015
.......................................................................................... 58
4.4 Peranan Lapangan Usaha Sub Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan terhadap PDRB Katagori Pertanian Kabupaten Tabanan, 2011-2015 (%) .............................................................................. 59 4.5 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Sektor Ekonomi di Kabupaten Tabanan Tahun 2010-2015 ........................................................................... 66 4.6 Hasil Analisis Overlay Sektor-Sektor Ekonomi di Kabupaten Tabanan Tahun 2010-2015
.......................................................................................... 72
4.7 Hasil Analisis Tipologi Sektoral (Klassen) Sektor-Sektor Ekonom di Kabupaten Tabanan Rentang Tahun 2010-2015............................................................... 75 4.8 Hasil Analisis Tipologi Sektoral (Klassen) Sektor-Sektor Ekonomi di Kabupaten Tabanan Rentang Tahun 2010-2015 dalam Kuadran ................. 77
ix
DAFTAR GAMBAR No Gambar 1.1. Peranan Setiap Sektor Ekonomi dalam Perekonomian di Provinsi Bali Tahun 2010-2015 (%) ......................................................................... 2 1.2 Penyusutan Lahan Sawah di Lima Kabupaten di Provinsi BaliTahun 2009-2015 (Ha) .......................................................................................... 7 4.1 Peranan Setiap Sektor Ekonomi dalam Perekonomian di Kabupaten Tabanan Tahun 2010-2015 (%) .................................................................... 47
x
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran 1.
PDRB di Kabupten Tabanan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010 2015 (Miliar Rupiah) .................................................................................. 96
2.
PDRB di Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2015 (MiliarRupiah) .......................................................................................... 97
3.
Perhitungan Location Qoutient (LQ) ........................................................... 98
4.
Perhitungan MRP ......................................................................................... 101
5.
Perhitungan Shift Share ............................................................................... 103
xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah pada dasaranya tidak terlepas dari pembangunan di tingkat nasional. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan pemerataan pendapatan antar daerah. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, terlebih dahulu harus dicapainya pembangunan di tingkat daerah. Setiap daerah itu pasti memiliki potensi dan ciri khas daerah mereka tersendiri. Pembangunan daerah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi semua kalangan masyarakat baik itu pemerintah maupun golongan masyarakat tertentu. Pembangunan daerah dapat menciptakan berbagai dampak positif dan negatif bagi daerah itu sendiri dan juga bagi daerah sekitarnya. Sehingga terjadinya pembangunan daerah menjadi tujuan utama dari pemerintah itu sendiri. Keberhasilan dalam pembangun daerah itu sendiri sangat tergantung dari peran pemerintah dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan yang mendukung adanya pembangunan ekonomi daerah itu sendiri. Pembangunan yang terjadi di daerah tidak terlepas dari peran pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan yang dibuat. Pembanguan daerah nantinya dapat tercapai baik secara fisik melalui peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD), infrastruktur daerah dan
pembangunan secara fisik lainnya serta pembangunan daerah secara nonfisik seperti peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia), angka harapan hidup serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah.
1
Gambar 1.1 Peranan Setiap Sektor Ekonomi dalam Perekonomian di Provinsi Bali Tahun 2010-2015 (%) 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00
2010 %
2011
2012 %
2013 %
2014 %
2015 %
Sumber : BPS Provinsi Bali, 2016 (data diolah)
Pembangunan daerah ini memiliki peran utama dalam meningkatkan kualitas masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kondisi ekonomi yang maksimal, meningkatkan jumlah lapangan kerja, meningkatkan angka harapan hidup masyarakat serta mengupayakan adanya pemerataan kesempatan dan pembagian dari hasil-hasil pembangunan kepada daerah-daerah kecil dengan lebih merata (Aprilia Kesuma, 2015). Menurut Arsyad (2010:47) proses perencanaan pembangunan daerah seharusnya mengarah pada kemungkinan terjadinya perkembangan yang dapat berjalan seharmonis mungkin atau yang paling menguntungkan dan mengeliminasi sekecil mungkin terjadinya kecenderungan perkembangan yang merugikan kondisi perekonomian.
2
Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia, yang harus terus dapat mengembangkan daerahnya, karena Provinsi Bali memiliki sebuah potensi dalam berbagai sektor ekonominya. Peranan sektor-sektor ekonomi di Provinsi Bali dapat dilihat pada Gambar 1.1, di mana perekonomian di Provinsi Bali lebih banyak disumbangkan oleh sektor penyedia akomodasi dan makan minum dengan rata-rata jumlah sumbangan terbesar ke Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali sebesar 19,36 persen. Tempat kedua, perekonomian di Provinsi Bali ini bergantung dari sektor pertanian dengan rata-rata jumlah sumbangan ke PDRB Provinsi Bali sebesar 15,65 persen dan sektor konstruksi di tempat ketiga dengan rata-rata sumbangan terhadap PDRB Provinsi Bali sebesar 9,37 persen (lihat lampiran 2). Sektor penyedia akomodasi dan makan minum merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian di Provinsi Bali. Sektor ini bisa disebut dengan sektor unggulan atau sektor basis. Sektor basis dalam teori basis ekonomi adalah suatu sektor yang dapat meningkatkan perekonomian suatu wilayah, karena sektor basis ini dapat memberikan efek pengganda dengan memacu pertumbuhan sektor lainnya jika sektor basis ini dikembangkan.
Salah satu
indikator sektor basis ini selain dilihat dari sumbangannya yang besar terhadap PDRB, juga dapat dilihat dari apakah sektor tersebut dapat melakukan ekspor ke luar wilayah. Ekspor dalam hal ini tidak hanya berupa menjual barang/jasa ke luar Provinsi Bali, akan tetapi juga bisa disebut mengekspor ketika mendatangkan pendapatan dari luar wilayah Provinsi Bali (Tarigan, 2005:29).
3
Seperti pada teori Export Base dalam Suyana (2010) menyatakan bahwa ekspor yang dilakukan oleh setiap daerah akan dapat menaikkan penggunaan pada faktor-faktor produksi yang ada di daerah dan juga menaikkan pendapatan asli daerah (PAD) itu sendiri. Ekspor juga akan dapat menciptakan permintaan akan produk lokal tersebut, sehingga industri yang produknya dapat di ekspor maka akan dapat memenuhi kebutuhan daerah lain dan juga pada daerah di mana industri itu berada. Ekspor merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi daerah, terutama ekspor ini dapat dilakukan oleh sektor basis yang memiliki potensi pada suatu daerah. Sumbangan tiap sektor ekonomi di Provinsi Bali dari tahun 2010-2015 selalu mengalami fluktuasi. Sektor pertanian di Povinsi Bali dari tahun 2010-2015 selalu mengalami penurunan dalam sumbangannya terhadap PDRB Provinsi Bali. Penurunan sumbangan sektor tersebut mencerminkan bahwa setiap tahunnya peranan sektor tersebut dalam perekonomian di Provinsi Bali semakian berkurang. Berbeda dengan sektor lainnya seperti sektor industri pengolahan dan sektor-sektor yang termasuk sektor jasa, hampir semua sektor tersebut selalu mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Kenaikan pada sumbangan sektor tersebut, menunjukkan bahwa setiap tahunnya peranan sektor tesebut dalam perekonomian di Provinsi Bali semakin meningkat. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali dari tahun 2012-2015 juga mengalami fluktuasi, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1. Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali sebesar 6,96 persen dan mengalami perlambatan di tahun 2013 menjadi 6,69 persen. Berbeda dengan tahun 2014
4
pertumbuhannya mengalami peningkatan menjadi 6,73 persen, akan tetapi kembali melambat pada tahun 2015 menjadi 6,04 persen. Sehingga kecenderungan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali mengalami perlambatan dan hanya di tahun 2014 mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan di Provinsi Bali ini salah satunya disebabkan oleh menurunnya peranan sektor pertanian jika dilihat pada Gambar 1.1. Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga menunjukkan bahwa di Provinsi Bali perlu mendapatkan suatu perhatian pemerintah tentang peningkatan peranan sektor-sektor ekonomi. Perhatian tersebut tentunya kepada sektor yang dianggap potensial jika dilihat dari sumbangnnya terhadap PDRB di Provinsi Bali. Tentunya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali tidak terlepas dari pengaruh pertumbuhan ekonomi setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali. Jika pertumbuhan ekonomi setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali memiliki tingkat pertumbuhan yang baik, maka tentunya hal tersebut akan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Sehingga dengan demikian pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali berkaitan erat dengan adanya pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bali. Pertumbuhan ekonomi daerah dapat dilihat dari adanya peningkatan dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sedangkan dalam konteks pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional, pertumbuhan ekonominya dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB). Tabel 1.1 menunjukkan pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota di Provinsi Bali dari tahun 2012-2015.
5
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Tahun 2012-2015 (%) Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata Jembrana
6.11
5.69
6.05
6.23
6.02
Tabanan Badung Gianyar
6.12 7.64 7.08
6.45 6.82 6.82
6.53 6.98 6.79
6.24 6.27 6.34
6.34 6.93 6.76
Klungkung Bangli
6.25 6.20
6.05 5.94
5.98 5.82
6.10 6.21
6.10 6.04
Karangasem Buleleng
5.93 6.78 7.51
6.16 7.15 6.96
6.01 6.96 7.00
6.00 6.11 6.18
6.03 6.75 6.91
6.96 6.69 6.73 BALI Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2016
6.04
6.61
Kota Denpasar
Dilihat pada Tabel 1.1 bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota Provinsi Bali tahun 2012-2015 yang tertinggi yaitu Kabupaten Badung dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6,93 persen, pertumbuhan ekonomi terbesar kedua pada Kota Denpasar sebesar 6,91 persen. Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Buleleng memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga dan keempat dengan pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 6,76 persen dan 6,75 persen. Pertumbuhan ekonomi di empat kabupaten/kota tersebut merupakan pertumbuhan ekonominya yang lebih besar dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang besarnya yaitu 6,61 persen. Berbeda dengan lima kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Tabanan, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Jembrana memiliki pertumbuhan ekonomi yang berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. Besarnya rata-
6
rata pertumbuhan ekonomi kelima Kabupaten tersebut masing-masing adalah sebesar 6,34 persen, 6,10 persen, 6,04 persen, 6,03 persen dan 6,02 persen. Gambar 1.2 Penyusutan Lahan Sawah di Lima Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2009-2015 (Ha) 25.000 22.465
22.465
22.435
22.388
22.184
21.962
21.714
20.000
15.000
10.000 6.820 5.000
7.1406.836
7.1406.836
7.1546.836
7.1496.864
7.1576.798
7.1666.775
7.151
3.876 2.890
3.876 2.910
3.845 2.910
3.843 2.910
3.843 2.910
3.843 2.916
3.843 2.886
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
0.000 Tahun Jembrana
Tabanan
Klungkung
Bangli
Karangasem
Sumber : BPS Provinsi Bali, 2016 (data diolah) Kabupaten yang memiliki tingkat pertumbuhan rata-rata di bawah Provinsi Bali ini, selalu mengalami fluktuasi dalam pertumbuhan ekonominya. Kabupaten Jembrana misalnya dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan dalam pertumbuhan ekonominya yaitu dari 6,05 ke 6,23. Kabupaten Klungkung mengalami kenaikan juga dari 5,98 ke 6,10 dan Kabupaten Bangli juga sama mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 5,82 ke 6,21. Sedangkan hanya Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Tabanan saja yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang melambat dari tahun 2014 ke tahun 2015. Kabupaten Karangasem hanya mengalami perlambatan yang tidak begitu signifikan dari 6,01 ke 6,00.
7
Berbeda dengan halnya di Kabupaten Tabanan mengalami perlambatan yang signifikan dari 6,53 ke 6,24. Perbandingan antara kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem juga dapat dilihat pada Gambar 1.2, yang menunjukkan perbandingan pengalihfungsian lahan pertanian. Pada Kabupaten Jembrana, luas lahan sawah mengalami penyusutan dimulai terjadi pada tahun 2013. Jumlah penyusutan lahan pertanian yang terbesar di Kabupaten Jembarana sebesar 66 Ha dari tahun 2013 ke tahun 2014. Kabupaten Klungkung sendiri memiliki penyusutan lahan sawah yang terbesar dari tahun 2010 ke tahun 2011 dengan jumlah penyusutan sebesar 31 Ha. Kabupaten Bangli dari tahun 2009 ke tahun 2010 jumlah lahan sawahnya justru mengalami peningkatan, akan tetapi tetap dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Kemudian mengalami kenaikan lagi pada tahun 2014, dan di tahun 2015 mengalami penyusutan terbesar dengan jumlah 30 Ha. Berbeda dengan Kabupaten Karangasem yang jumlah luas lahanya setiap tahunnya hampir tidak tetap dan penyusutan hanya terjadi dalam jumlah yang sangat kecil. Fenomena yang terjadi di empat kabupaten tersebut sangat berbeda dengan yang terjadi di Kabupaten Tabanan. Kabupaten Tabanan sendiri memiliki julukan sebagai lumbung berasnya Provinsi Bali, akan tetapi pada Gambar 1.2 dapat dilihat penyusutan lahan sawah yang terjadi justru sangatlah besar dibandingkan empat kabupaten lainnya. Penyusutan lahan sawah di Kabupaten Tabanan bermula di tahun 2011 ke tahun 2012 menyusut sebesar 47 Ha, dari tahun 2012 ke tahun 2013 menyusut sebesar 204 Ha. Tahun 2013 ke tahun 2014 menyusut sebesar 222 Ha dan
8
pada tahun 2014 ke tahun 2015 luas lahan sawah di Kabupaten Tabanan menyusut sebesar 248 Ha yang merupakan penyusutan lahan sawah terbesar di Kabupaten Tabanan dari rentang tahun 2009-2015. Penyusutan lahan sawah di Kabupaten Tabanan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Peningkatan dalam penyusutan lahan sawah menandakan bahwa banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi di Kabupaten Tabanan. Kabupaten Tabanan yang rata-rata pertumbuhan ekonominya lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. Selain itu jika dibandingkan dengan lima kabupaten di Provinsi Bali yang memiliki pertumbuhan rata-rata di bawah Provinsi Bali, hanya Kabupaten Tabanan yang mengalami perlambatan yang cukup signifikan dari tahun 2014 ke tahun 2015. Perlambatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tabanan tentunya akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian dan juga berpengaruh terhadap kondisi sektoral di Kabupaten Tabanan sendiri. Pembangunan wilayah di Kabupaten Tabanan dengan cara alih fungsi lahan pertanian tersebut juga akan menyebabkan sumbangan sektor pertanian menurun dengan imbas kenaikan sumbangan sektor lainnya. Berdasarkan hal tersebut perekonomian di Kabupaten Tabanan mulai beralih dari sektor pertanian, karena salah satu indikator pendukung perubahan struktur ekonomi tersebut adalah adanya penurunan sumbangan sektor pertanian dengan memberikan dampak kenaikan sumbangan pada sektor lainnya seperti sektor industri dan sektorsektor yang termasuk sektor jasa (Wiwekananda, 2016). Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tabanan akan menyebabkan suatu perubahan pada komponen – komponen sektor ekonomi yang mengakibatkan suatu
9
pergeseran struktur ekonomi. Pergeseran struktur ekonomi ini dapat berupa pergeseran dari sektor pertanian ke non pertanian, sektor industri ke jasa serta adanya perubahan dalam penggunaan faktor produksi serta penyerapan tenaga kerja di antara sektor – sektor ekonomi (Wiwekananda, 2016). Menurut Jhingan (2002:56) pergeseran struktur ekonomi ini akan berdampak pada meningkatnya kesempatan kerja di suatu sektor, bertambahnya produktivitas tenaga kerja, akumulasi modal, pemanfaatan sumber daya yang baru dan peningkatan penggunaan teknologi di suatu sektor ekonomi. Pergeseran struktur ekonomi ini memiliki peluang untuk menyerap sumber daya manusia yang maksimal ke sektor tertentu. Pergeseran struktur ekonomi ini memiliki kaitan dengan pembangunan daerah pada masa kini yang sangat perlu dukungan pemerintah daerah apalagi setelah dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah ini menitikberatkan pembangunan pada wilayah kabupaten/kota melalui pemerintah daerah yang bersangkutan. Adanya otonomi daerah diharapkan daerah akan dapat membangun daerahnya secara mandiri baik itu dalam hal pemerintahan, memilih kebijakan untuk pembangunan daerahnya sendiri maupun dalam hal pendanaan daerahnya sendiri. Kondisi seperti ini tentunya akan dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya dan potensi yang ada di daerahnya sendiri (Erawati, 2012). Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tabanan juga tidak dapat terlepas dari berkembangnya sektor-sektor di wilayah tersebut serta terjadinya perubahan pada struktur ekonomi di Kabupaten Tabanan. Penyumbang utama pertumbuhan
10
ekonomi di Kabupaten Tabanan tentunya oleh sektor basis. Sektor basis ini memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Tabanan karena dapat menciptakan efek pengganda bagi sektor-sektor lainnya. Pelaku dalam pembangunan daerah harus mengetahui sektor basis yang dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi yang tinggi bagi wilayah tersebut, agar nantinya kebijakan yang diambil dapat tepat sasaran. Tidak semua sektor dalam suatu wilayah merupakan sektor basis, terdapat juga sektor non basis yang memiliki tingkat sumbangan pertumbuhan ekonomi yang rendah dalam suatu wilayah tersebut. Sumbangan pertumbuhan ekonomi dari sektor basis dan sektor non basis dalam suatu wilayah tentunya berbeda jika dilihat dari sumbangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di wilayah tersebut. Kondisi tersebut mengharuskan subjek pembangunan daerah untuk mengetahui sektor unggulan dan pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Tabanan. Untuk mengetahui
potensi pertumbuhan ekonomi dan pergeseran
struktur ekonomi diperlukan suatu metode yang berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tabanan. Hasil analisis tersebut nantinya dapat dijadikan acuan dalam membuat kebijakan-kebijakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan yang nantinya diharapkan akan berdampak maksimal terhadap perekonomian dan pembangunan ekonomi di Kabupaten Tabanan. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Sesuai pemaparan di latar belakang, maka dapat ditarik rumusan masalah penelitiannya, yaitu.
11
1) Bagaimanakah pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Tabanan ? 2) Sektor manakah yang menjadi sektor basis di Kabupaten Tabanan dalam rentang tahun 2010-2015 ? 3) Sektor manakah yang menjadi sektor potensial di Kabupaten Tabanan dalam rentang tahun 2010-2015? 4) Bagaimanakah tingkat kepotensialan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Tabanan dalam rentang tahun 2010-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini yaitu. 1) Untuk mengetahui pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Tabanan. 2) Untuk menganalisis sektor-sektor basis di Kabupaten Tabanan dalam rentang tahun 2010-2015. 3) Untuk menganalisis sektor potensial di Kabupaten Tabanan dalam rentang tahun 2010-2015. 4) Untuk mengetahui tingkat kepotensialan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Tabanan dalam rentang tahun 2010-2015. 1.4 Kegunaan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini memiliki dua kegunaan, yaitu. 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi referensi juga pembanding antara penelitian sebelumnya dan penelitian berikutnya. Selain itu penelitian
12
ini juga diharapkan akan dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian berikutnya. Diharapkan pula penelitian ini akan dapat memunculkan penelitian-penelitian berikutnya yang berlokasi di wilayah yang sama. 2) Kegunaan Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan masukan, saran dan menjadi pertimbangan bagi pemerintah daerah di Kabupaten Tabanan, dalam mengambil keputusan atau kebijakan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang berkaitan dengan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Tabanan. Selain itu, diharapkan juga hasil penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat di Kabupaten Tabanan dalam hal mengetahui kondisi sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Tabanan. 1.5 Sistematika Penulisan Pada penulisan kajian penelitian ini, sistematikanya terdiri dari lima bab yaitu. Bab I
: Pendahuluan Bab Pendahuluan diuraikan tentang latar belakang masalah, yang nantinya dirumuskan ke dalam masalah penelitian. Diuraikan pula mengenai tujuan dan kegunaan penelitian ini serta sistematika penelitian.
Bab II
: Kajian Pustaka Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori dan konsepkonsep yang digunakan dalam penelitian ini. Teori-teori dan
13
konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep pertumbuhan ekonomi, teori basis ekonomi, konsep pergeseran struktur ekonomi, teori perubahan struktural dan hasil penelitian sebelumnya. Bab III
: Metode Penelitian Pada bab metode penelitian diuraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan.
Bab IV
: Data dan Pembahasan Hail Penelitian Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum wilayah penelitian dan deskripsi data hasil penelitian dari analisis Shift Share, analisis Location Quotient (LQ), analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP),
analisis Overlay dan analisis Tipologi
Sektoral (Klassen). Bab V
: Simpulan dan Saran Pada bab ini berisi simpulan dari hasil-hasil pembahasan hasil penelitian dan saran-saran yang nantinya akan digunakan sebagai masukan bagi pihak terkait.
14