ANALISIS PERBEDAAN KUALITAS LABA DAN NILAI PERUSAHAAN YANG MEMILIKI DAN TIDAK MEMILIKI KOMITE AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Oleh Efriliyani Vitma1, Yunilma2, Ethika2
[email protected],
[email protected] &
[email protected] Abstrac The ordinary of goal the different emperical between profit quality and value of the firm before and after using audit commite on the company listed in Indonesian Capital Market. Before the processing of the data, scientis have using 33 company listed in Indonesian Capiral Market. The research has using secondary data. The collecting of the data from sorces Indonesian Capital Market of Directory. The periode using of the reseach 2009 until 2012. The study using have to important variable. The variable consist of profit quality and value of the firm. The process of the data have statistik tool. The result of the test have founding have significant different between profit quality and value of the company in Indonesian Capital Market of Directory before and after audite committee using of deep company. Kata Kunci
Kualitas Laba, Nilai Perusahaan, Komite Audit.
yang hanya memberikan keuntungan bagi
PENDAHULUAN 1.1
dirinya sendiri didasarkan pada suatu asumsi
Latar Belakang Masalah Menurut
pemisahan
agency
antara
theory,
kepemilikan
adanya dan
pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Konflik tersebut disebabkan oleh pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal (pihak yang memberi kontrak atau pemegang saham) dan agen (pihak yang menerima kontrak dan mengelola dana prinsipal) yang mempunyai kepentingan saling bertentangan. Jika agen dan prinsipal berupaya memaksimumkan utilitasnya masing-masing, keinginan dan motivasi yang berbeda, maka dapat dikatakan bahwa
agen
(manajemen)
tidak
selalu
bertindak sesuai keinginan prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976). Pemikiran mengenai pihak manajemen bisa melakukan tindakan
yang
menyatakan
bahwa
setiap
orang
mempunyai perilaku yang mementingkan diri sendiri
atau
self-
interested
behaviour.
Utilitas, motivasi dan keinginan yang tidak sama antara manajemen dengan pemegang saham dapat menimbulkan kemungkinan adanya
manajemen
bertindak
merugikan
pemegang saham, diantaranya berperilaku tidak
etis
dan
cenderung
melakukan
kecurangan akuntansi. Konflik mengakibatkan
keagenan adanya
sifat
ini
dapat
manajemen
melaporkan laba secara oportunis untuk memaksimumkan
kepentingan
pribadinya.
Jika ini terjadi maka akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan dapat bersifat 1
efisien (meningkatkan keinformatifan laba
komite audit dengan kualitas laba pada
dalam
mengkomunikasikan
perusahaan manufaktur yang tidak
privat)
dan
dapat
informasi
bersifat
(manajemen
melaporkan
oportunis
untuk
oportunis
laba
memiliki komite audit.
secara
2. Perbedaan
nilai
perusahaan
pada
memaksimumkan
perusahaan manufaktur yang memiliki
kepentingan pribadinya) (Scott, 2000). Jika
komite audit dengan nilai perusahaan
pengelolaan laba bersifat oportunis, maka
pada perusahaan manufaktur yang
informasi laba tersebut bisa menyebabkan
tidak memiliki komite audit.
kesalahan dalam pengambilan keputusan LANDASAN TEORI
investasi bagi investor. Oleh karena itu harus diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pengelolaan
laba
salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan diatas, masalah yang di identifikasi
1. Apakah terdapat perbedaan kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang memiliki komite audit dengan laba
manufaktur
pada
yang
perusahaan
tidak
memiliki
terdapat
perusahaan
perbedaan
pada
nilai
perusahaan
manufaktur yang memiliki komite audit dengan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tidak
yang
menjadi
tujuan
penelitian ini adalah untuk membuktikan
eksternal. Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) mengemukakan bahwa dengan adanya komite audit dalam suatu perusahaan, maka
dan kualitas laba yang dihasilkan semakin tinggi. Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa dengan adanya komite audit akan memiliki konsekuensi pada laporan keuangan, yaitu, pengukuran akuntansi yang dan
tindakan
kualitas
juga akan berkurang. 2.2
Nilai Perusahaan Pada dasarnya nilai perusahaan dapat
secara empiris tentang : 1. Perbedaan
pelaporan keuangan dan pelaksanaan audit
kecurangan manajemen dan tindakan ilegal
Tujuan Penelitian Adapun
laba melalui pengawasan terhadap proses
tidak tepat akan berkurang,
memiliki komite audit ? 1.3
sangat dibutuhkan karena keberadaan komite
discretionary accruals akan semakin rendah,
komite audit ? 2. Apakah
untuk menilai perusahaan. Peran komite audit
audit diharapkan dapat meningkatkan kualitas
dalam penelitian ini adalah :
kualitas
Kualitas Laba Kualitas laba perusahaan merupakan
yang
dilakukan oleh perusahaan. 1.2
2.1
laba
pada
perusahaan manufaktur yang memiliki
diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan karena 2
harga pasar saham perusahaan mencerminkan
2.3
penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki.
Komite Audit Dalam
rangka
penyelenggaraan
pengelolaan perusahaan yang baik (good
Fama (1983) didalam penelitiannya menggunakan pendekatan
dengan konsep
corporate perusahaaan
governance)
BEJ
tercatat
memiliki
mewajibkan komisaris
independen dan komite audit. Keanggotaan nilai pasar untuk mengukur nilai perusahaan. Nilai pasar tidak sama dengan nilai buku. Nilai buku merupakan harga yang dicatat
dalam komite audit sekurang-kurangnya tiga anggota dan seorang di antaranya adalah komisaris
independen
perusahaan
yang
tercatat sekaligus menjadi ketua komite. pada nilai saham perusahaan, sedangkan nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa tertentu oleh permintaan dan
Sebaliknya, pihak lain yaitu pihak ekstern yang independen dan sekurang-kurangnya salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan.
penawaran saham tersebut oleh pelaku pasar. Nilai perusahaan merupakan nilai yang
diberikan
pasar
bursa
kepada
Komite audit adalah salah satu komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dan bertanggungjawab kepada dewan komisaris dengan tugas dan tanggungjawab utama untuk
manajemen perusahaan. Pengukuran nilai perusahaan
dalam
penelitian
ini
akan
menggunakan proksi yaitu Price to Book
memastikan prinsip-prinsip goodcorpotare governance
terutama
transparansi
dan
disclousure dapat diterapkan secara konsisten dan memadai oleh para eksekutif juga
Value pada periode yang telah ditentukan. PBV (Price to Book Value) adalah rasio keuangan
yang
digunakan
untuk
bertugas
nilai
buku
perusahaan
dengan harga pasar saat ini. Nilai buku merupakan
istilah
akuntansi
yang
pengawasan
independen atas proses laporan keuangan dan audit ekstern. (Tjager dkk, 2003). 2.4
membandingkan
melaksanakan
Pengembangan Hipotesis Dalam rangka pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan peraturan 1 Juli 2001 yang mengatur tentang pembentukan dewan
menunjukkan bagian dari perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham, atau dalam kata lain total aset berwujud perusahaan
komisaris independen dan komite audit. Peraturan mewajibkan bahwa perusahaan tercatat harus memiliki komite audit. Komite audit tersebut beranggotakan minimal tiga
dikurangi dengan total kewajibannya.
orang independen dan salah satunya memiliki 3
keahlian dalam bidang akuntansi. Salah
antara kepemilikan manajerial dan nilai
seorang dari anggota komite audit itu harus
perusahaan di sebabkan adanya insentif yang
berasal dari komisaris independen yang
dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung
merangkap sebagai ketua komite audit. Tugas
berusaha
komite berhubungan dengan kualitas laporan
kepentingan dengan outside owners dengan
keuangan, karena komite audit diharapkan
cara
bisa membantu dewan komisaris dalam
mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari
pelaksanaan tugasnya yaitu mengawasi proses
investasi meningkat. Wennerfield dkk (1988)
pelaporan keuangan oleh manajemen. Peran
di dalam Suranta dan Machfoedz (2003)
komite audit sangatlah penting karena dapat
menyimpulkan
mempengaruhi kualitas laba perusahaan yang
digunakan
merupakan salah satu informasi penting yang
menentukan kinerja perusahaan.
tersedia untuk publik dan dapat digunakan
H2
investor untuk menilai perusahaan. Investor selaku pihak luar perusahaan tidak bisa mengamati secara langsung kualitas sistem
untuk
melakukan
meningkatkan
kepemilikan
bahwa
sebagai
pensejajaran
tobin’s alat
saham
Q
dapat
ukur
dalam
Terdapat perbedaan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang memiliki komite audit dengan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan komite audit
informasi perusahaan (Teoh dan Wong, 1993). Oleh karena itu, persepsi mengenai kinerja komite audit akan mempengaruhi
METODE PENELITIAN 3.1
Populasi dan Sampel
penilaian investor terhadap kualitas laba
Populasi mengacu pada keseluruhan
perusahaan. Berdasarkan kerangka pemikiran
sekelompok orang, kejadian, atau sesuatu
dan
maka
yang menarik untuk diteliti dan peneliti
dirumuskan hipotesis pertama dalam bentuk
berniat untuk menyelidikinya. Adapun yang
alternatif yang diuji adalah:
menjadi populasi dari penelitian ini adalah
H1
hasil
penelitian
terdahulu,
Terdapat perbedaan kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang memiliki komite audit dengan kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan komite audit.
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar
Morck dkk (1998), Mc Connell dan
diperoleh karena dilakukannya sampling. Ide
di BEI. Sampel
adalah
sekumpulan
unit
observasi (sebagai elemen populasi) yang
Servaes (1990), Steiner (1996), Cho (1998),
dasar
Itturiaga dan Sanz (1998), Mark dan Li
memilih sejumlah elemen dan populasi.
(2000) dalam Suranta dan Machfoedz (2003)
Melalui sampling beberapa manfaat yang
menyatakan
diperoleh yaitu biaya yang lebih murah,
bahwa
hubungan
struktur
dilakukannya
hasil
yang
sampling
lebih
dengan
kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan
keakuratan
baik
dan
merupakan hubungan non-monotonik. yaitu
pengumpulan data yang lebih cepat. Sampel 4
dalam
penelitian
ini
adalah
beberapa
3.3.2
Nilai Perusahaan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI,
Nilai perusahaan lazim diindikasikan
dimana data-data tersebut tersedia dengan
dengan price to book value (PBV). PBV yang
lengkap.
tinggi akan membuat pasar percaya atas
3.2
Data dan Sumber Data
prospek perusahaan kedepan. Hal itu juga
Dalam penelitian ini yang menjadi
menjadi keinginan para pemilik perusahaan,
sumber data adalah data sekunder yaitu data
karena
yang diambil dari laporan keuangan tahunan
mengindikasikan
perusahaan perioda 2009-2012 yang diperoleh
saham juga tinggi (Soliha dan Taswan, 2002).
dari
3.4
perusahaan
yang
tergabung
dalam
industri manufaktur yang terdaftar di BEI
nilai
perusahaan
yang
kemakmuran
tinggi
pemegang
Metode Analisis Untuk
membuktikan
kebenaran
yang mempublikasikan laporan keuangan
hipotesis yang diajukan maka dilakukan
auditan per 31 Desember secara konsisten dan
pengujian hipotesis dengan menggunakan
lengkap dari tahun 2009-2012. Jenis data
metode analisis kuantitatif, didalam metode
yang digunakan adalah data sekunder.
tersebut
3.3
Variabel Pengukuran
Penelitian
dan
pengujian
hipotesis
dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik. Secara umum tahapan pengujian
Adapun yang menjadi definisi dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.3.1
tahapan
yang dilakukan adalah: 3.4.1
Uji Normalitas Sebelum
Kualitas laba
hipotesis
Salah satu ciri yang menentukan
normalitas.
dilakukan
pengujian
digunakan
pengujian
maka Santoso
(2012)
menyatakan
kualitas laba adalah hubungan antara laba
bahwa pengujian normalitas dilakukan untuk
akuntansi dengan arus kas. Dengan Makin
mengetahui pola sebaran variance yang
tingginya korelasi antara laba akuntansi
terbentuk dalam
dengan arus kas maka kualitas laba akan
telah berdistribusi normal atau sebaliknya.
semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh
Pengujian normalitas ini dilakukan dengan
transaksi pendapatan dan biaya yang makin
menggunakan
banyak yang merupakan transaksi kas dan
normalitas ini menggunakan uji One Sample
bukan merupakan akrual, sehingga semakin
Kolmogorov Smirnov Test. Didalam model
obyektif pengakuan pendapatan dan biaya
tersebut
dalam laporan laba-rugi. Oleh karena itu
ditentukan dari nilai probability (Asymp sig)
dengan
dapat
2-tailed>alpha 0,05. Setelah seluruh variabel
direalisasikan kedalam kas (Darsono dan
penelitian berdistribusi normal pengujian data
Ashari, 2005).
dapat dilakukan.
tingginya
kualitas
laba
sebuah variabel, apakah
SPSS
normalnya
sehingga
sebuah
pengujian
variabel
5
3.4.2
Tabel 4.1 Prosedur Penentuan Sampel
Teknik Pengujian Hipotesis Alat uji beda yang digunakan dalam
penelitian ini bergantung pada normalitas datanya, jika data terdistribusi normal maka menggunakan independent t-test, sedangkan jika terdapat data yang tidak terdistribusi dengan normal maka menggunakan pengujian kruskall walish (non part test). a. Independent t-test Untuk melakukan tahapan pengujian
Keterangan
Jumlah
(%)
Jumlah perusahaan manufaktur Tahun 2009 Perusahaan manufaktur yang tidak konsisten menerbitkan LK yang di audit 2009 – 2012 Jumlah perusahaan manufaktur yang rugi Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel
148
100
(29)
(19,59)
(86)
(58,11)
33
22,30
jika data berdistribusi normal terpenuhi untuk masing-masing variabel penelitian maka diuji
4.2
Pengujian Normalitas Berdasarkan
dengan menggunakan uji Independent t-test
Untuk melakukan tahapan pengujian jika data berdistribusi tidak normal terpenuhi masing-masing
variabel
ringkasan seperti terlihat pada tabel 4.2 dibawah ini yaitu: Tabel 4.2 Hasil Pengujian Normalitas
penelitian
maka diuji dengan menggunakan uji kruskall
Variabel
walish
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
pengujian
normalitas yang telah dilakukan diperoleh
b. Kruskall Walish
untuk
hasil
Statistik Deskriptif Penelitian
Variabel
Komite Audit Kualitas Laba Nilai Perusahaan
Asymp Sig (2Tailed) 0,000 0,000 0,000
Cut Off
Kesimpulan
0,05 0,05 0,05
Tidak Normal Tidak Normal Tidak Normal
Pada tabel 4.2. terlihat bahwa masing masing variabel penelitian yang digunakan meliputi
Sesuai dengan perumusan masalah dan hipotesis yang diangkat didalam model penelitian
ini,
tujuan
dilaksanakannya
penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbedaan yang signifikan antara kualitas laba dan nilai perusahaan pada perusahaan yang memiliki komite audit dan tidak memiliki komite audit. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah 33 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data observasi yang digunakan dimulai dari tahun
komite
audit,
kualitas
laba
dan
nilai
perusahaan memiliki nilai asymp sig (2tailed)
dibawah
disimpulkan
0,05
bahwa
sehingga
seluruh
dapat
variabel
penelitian yang digunakan belum berdistribusi normal,
walaupun
demikian
tahapan
pengolahan data lebih lanjut masih dapat dilaksanakan,
dengan
menggunakan
pengujian statistik non parametrik. Didalam model penelitian ini alat uji statistik non parametrik yang digunakan adalah Kruskal
2009 – 2012 yang lalu. 6
Walish. Menurut Hair. et. al. (2010) pengujian
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa jumlah
statistik non parametrik melalui Kruskal
data
Walish digunakan pada data dengan model
perusahaan tidak menggunakan komite audit
observasi atau variance yang berbeda, serta
berjumlah 15 observasi, sedangkan periode
menggunakan
sebagai
yang dimana perusahaan yang digunakan
indikator pembeda dalam tahapan pengujian
menggunakan komite audit berjumlah 117
statistik.
observasi. Jika diamati secara statistik nilai
4.3
Pengujian Statistik
mean rank yang dihasilkan sebagai indikator
Sesuai dengan perumusan masalah dan
yang menunjukan mutu kualitas laba lebih
hipotesis,
model
secara
kategori
umum
yang
menunjukan
kondisi
dimana
tujuan
tinggi ketika tidak menggunakan komite audit
dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk
yaitu sebesar 71,47, sedangkan nilai kualitas
melihat perbedaan kualitas laba dan nilai
laba yang lebih rendah ditemukan pada
perusahaan
yang
perusahaan yang menggunakan komite audit
dengan
sebagai alat monitoring yaitu bernilai 65,86.
antara
menggunakan
perusahaan
komite
audit
perusahaan yang tidak menggunakan komite
Secara
audit pada perusahaan manufaktur yang
dihasilkan dalam pengujian adalah sebesar
terdaftar
0,043.
di
Bursa
Efek
Indonesia.
statistik
Pada
nilai
tahapan
signifikan
pengolahan
yang
data
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang
digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05.
telah
menggunakan
Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan
bantuan program SPSS diperoleh ringkasan
bahwa nilai signifikan sebesar 0,043 < alpha
hasil terlihat pada sub bab dibawah ini:
0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak
4.3.1 Analisis Perbedaan Kualitas Laba Pada
dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
Perusahaan yang Menggunakan Komite Audit dengan Perusahaan yang Tidak Menggunakan Komite Audit.
bahwa terdapat perbedaan kualitas laba yang
Berdasarkan hasil pengujian yang
komite audit dengan kualitas laba yang
telah dilakukan dengan menggunakan bantuan
dimiliki perusahaan yang tidak menggunakan
program SPSS diperoleh ringkasan hasil
komite audit.
dilakukan
dengan
dimiliki oleh perusahaan yang menggunakan
Hasil yang diperoleh dalam tahapan
seperti terlihat pada tabel 4.3 dibawah ini
pengujian hipotesis pertama menunjukan
yaitu:
bahwa penggunaan komite audit sebagai
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Hipotesis I Variab el Kualitas Laba
Dimensi Pembeda Tidak memiliki KA Memiliki KA
N
Mean Rank
15
71,47
117
65,86
Sig
0,043
bagian
dari
fungsi
monitoring
justru
Ket
menurunkan besarnya laba atau kualitas laba
Ada Perbe daan
yang dihasilkan. Hal tersebut disebabkan karena melalui pengawasan proses pencatatan laba dilakukan secara lebih ketat, sedangkan 7
ketika perusahaan tidak menggunakan komite
menggunakan komite audit sebesar 75,40
audit nilai laba atau pun kualitas laba
sedangkan
mengalami peningkatan. Kondisi tersebut
perusahaan dan telah menggunakan komite
dapat terjadi karena adanya kepentingan
audit memiliki mean rank sebesar 65,36.
politis dari manajer, bagi manager laba yang
Hasil pengujian statistik menunjukan bahwa
tinggi adalah prestasi, karena tidak adanya
nilai signifikan sebesar 0,000 sedangkan
pengawasan laba dibuat lebih tinggi, akan
tingkat kesalahan yang digunakan 0,05. Hasil
tetapi ketika dilakukan pemeriksaan atau audit
yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa
kualitas laba dari perusahaan yang tidak
nilai signifikan sebesar 0,000 < alpha 0,05
menggunakan komite audit justru tidak teruji
maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha
karena tidak didasarkan pada data dan fakta
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
yang sesungguhnya.
terdapat perbedaan nilai perusahaan antara
4.3.2
Analisis Perbedaan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Menggunakan Komite Audit dengan Perusahaan yang Tidak Menggunakan Komite Audit.
perusahaan manufaktur yang menggunakan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
Temuan yang diperoleh pada tahapan
kedua
yang
menggunakan
telah
dilakukan
bantuan
program
dengan SPSS
total
rank
yang
dimiliki
komite audit dengan perusahaan yang tidak menggunakan komite audit.
pengujian
hipotesis
kedua
menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
diperoleh ringkasan hasill pengujian statistik
nilai
seperti terlihat pada tabel 4.4 dibawah ini:
manufaktur yang menggunakan komite audit
Variab el Nilai Perusa haan
Dimensi Pembeda Tidak memiliki komite audit Memiliki komite audit
N
15
Sig
perusahaan
menggunakan komite audit. Hasil yang Ket
diperoleh juga mengisyaratkan bahwa nilai perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan
75,40
117
antara
dengan perusahaan manufaktur yang tidak
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis II Me an Ra nk
perusahaan
Ada prebeda 65,3 0,000 an 6
yang menggunakan komite audit lebih tinggi dibandingkan perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan komite audit. Kondisi
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa total observasi dimana perusahaan yang tidak menggunakan komite audit berjumlah 15 observasi sedangkan jumlah periode dimana perusahaan
menggunakan
komite
audit
berjumlah 117 observasi. Berdasarkan hasil pengujian statistik teridentifikasi total rank dari
nilai
perusahaan
yang
tidak
tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan perusahaan untuk meningkatkan nilai tidak dipengaruhi oleh keberadaan komite audit sebaga
bagian
dari
fungsi
monitoring.
Keadaan tersebut juga menunjukkan bahwa peran yang dijalankan oleh komite audit tidak terlihat jelas, situasi tersebut juga didorong oleh adanya sejumlah anggota dari komite 8
audit yang berasal dari kelompok manajer
2. Peneliti
menyadari
bahwa
masih
internal. Situasi tersebut tentu menunjukkan
terdapat sejumlah variabel yang dapat
bahwa
untuk
menjadi alat untuk meningkatkan nilai
meningkatkan nilai tidak didorong oleh
perusahaan dan menjaga kualitas laba
keberadaan komite audit.
yang
keberhasilan
perusahaan
dimiliki
keberadaan
dewan
seperti
komisaris,
pembagian struktur kepemilikan dan
PENUTUP 5.1
perusahaan,
Kesimpulan
sebagainya.
Berdasarkan analisis dan pembahasan
perusahaan
Selain yang
itu, tidak
Jumlah memiliki
hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan
dengan yang memiliki komite audit
diperoleh
terlalu jauh perbedaannya.
kesimpulan
penting
yang
merupakan inti dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Saran Berdasarkan
1. Terdapat perbedaan yang signifikan
penelitian
peneliti
kepada
keterbatasan
mengajukan
beberapa
antara kualitas laba perusahaan yang
saaran yang dapat memberikan manfaat
memiliki komite audit dengan yang
positif bagi:
tidak memiliki komite audit.
1. Peneliti dimasa mendatang disarankan
2. Terdapat perbedaan yang signifikan
untuk mencoba memperbanyak jumlah
antara nilai perusahaan yang memiliki
sampel untuk meningkatkan ketepatan
komite audit dengan
dan akurasi hasil penelitian yang
yang tidak
memiliki komite audit. 5.2
5.3
diperoleh. 2. Peneliti dimasa mendatang disarankan
Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian
untuk
mencoba
mencari
dimensi
yang telah dilaksanakan saat ini masih
pembanding peningkatan kualitas laba
memiliki
dan
dan nilai perusahaan. Variabel yang
kelemahan, keadaan tersebut disebabkan oleh
dapat digunakan adalah keberadaan
adanya sejumlah keterbatasan yang peneliti
dewan
miliki. Secara umum keterbatasan yang
struktur kepemilikan.
sejumlah
kekurangan
komisaris
dan
pembagian
peneliti miliki adalah sebagai berikut: 1. Jumlah
sampel
penelitian
yang
digunakan masih relatif kecil, keadaan tersebut mendorong ketepatan dan akurasi
hasil
berkurang.
penelitian
DAFTAR PUSTAKA Darsono dan Ashari. 2005. “Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan”. Yogyakarta
menjadi Fama, Eugene F and Jensen, M.C. 1983. Agency Problems and Residual 9
Claims. Journal of Low & Economic, Vol. XXVI. Hair,
dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia. PT. Prenhalindo: Jakarta.
J.F, et al. 2010.Multivariate Data Analysis. (7th edition). New Jersey : Pearson Education Inc.
Jensen, Michael C. dan W. H. Meckling. Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. 1976. Journal of Financial Economics. Vol. 3 (4): 305360
Machfoedz, Mas’ud dan Suranta, Eddy. 2003. “Analisis Struktur Kepemilikan, Nilai Perusahaan, Investasi dan Ukuran Dewan Direksi”, Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Scott,
R. William. 2000. Financial Accounting Theory. 2th edition. Ontario: Prentice Hall CanadaInc
Siallagan, Hamonangan dan M. Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX.Padang, 23-23 Agustus 2006 Santoso, Singgih. 2012. Analisis SPSS Pada Statistik Parametrik. Jakarta : PT. Elex Media Komput Indo. Soliha, Euis dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Teoh, S. H. dan Wong, T. J. 1993, “Perceived Auditor Quality and the Earnings Responses Coefficient”. Journal Accounting Review. Vol. 66, No.2, hal. 346—366. Tjager, I Nyoman, Alijoyo, F.A, Djemat, Humprey R. dan Soembodo, Bambang, 2003, CorporateGovernance : Tantangan 10