ANALISIS PERBANDINGAN PERTUMBUHAN LABA BERSIH BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN BPR KONVENSIONAL (Sensus pada Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional di Indonesia tahun 2009 - 2010)
Oleh: IWAN HERMANSYAH IRYANI MAULANA SURYANA
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2015
1.
ABSTRACT COMPARATIVE ANALYSIS OF NET PROFIT GROWTH OF CONVENTIONAL BANKS AND CONVENTIONAL BPR (Sensus on Conventional Comercial Bank and Conventional BPR in Indonesia of year 2009-2010) ) This study aims to determine the ratio of net profit growth that exist in the Conventional Comercial Banks and Conventional BPR. This study focused on
Conventional Comercial Banks and Conventional BPR in Indonesia The data retrieved is secondary data which consists of theory and literature. Methods of research by the author is analytical descriptive. Method. Hypothesis testing is done by a qualitative approachusing different test average to detect differences in growth in net profit of Conventional Comercial Banks and Conventional BPR in Indonesia. These result prove the existence of significant differences between net income on Conventinal Comercial Banks and Conventional BPR in Indonesia. Key word : Net Profit Growth 2. ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN PERTUMBUHAN LABA BERSIH BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BPR KONVENSIONAL (Sensus pada Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional di Indonesia tahun 2009-2010) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan laba bersih yang ada pada Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional. Penelitian ini difokuskan pada Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional yang ada di Indonesia . Data yang diambil adalah data sekunder yang terdiri dari teori dan literature. Metode penelitian yang penulis lakukan adalah metode deskriptif analitis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan uji beda rata – rata untuk mengetahui adanya perbedaan pertumbuhan laba bersih Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional di Indonesia. Hasil penelitian ini membuktikan adanya perbedaan yang signifikan antara laba bersih pada Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional di Indonesia. Kata Kunci : Pertumbuhan Laba Bersih 3.
Latar Belakang Penelitian Salah satu lembaga keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat adalah salah satunya perbankan. Dimana bank adalah sebuah lembaga keuangan yang mempunyai peran menghimpun dana dari masyarakat dsn menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pemberian pinjaman. Seiring dengan berjalannya waktu, bank telah menjadi sebuah kebutuhan hidup bagi manusia. Praktek – praktek seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah. Dengan demikian, fungsi-fungsi utama perbankan modern, yaitu menerima deposit, menyalurkan dana melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya perubahan bagi pertumbuhan perusahaan sehingga kecil kemungkinan untuk likuidasi. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Jika laba tersebut ditahan dan tidak dibagikan maka perusahaan telah memiliki sumber dana untuk membiayai ekspansinya, namun jika ada bagian laba
yang harus dibagikan pada pemegang saham dalam bentuk deviden, maka sumber dana tersebut menjadi berkurang. Sebagai lembaga keuangan, bank berfungsi sebagai perantara keuangan atau financial intermediary dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Bank menerima simpanan uang masyarakat (dana pihak ketiga). Kemudian uang tersebut dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit dengan pengenaan suku bunga tertentu. Penyaluran kredit merupakan fungsi utama dari bank dan merupakan sumber pendapatan yang utama pada umumnya. Pendapatan ini diperoleh dari spread suku bunga simpanan dan kredit yang dikenakan oleh bank. Penentuan spread ini tergantung dari pihak bank dan target marketnya (Kurniawan, 2004). Dalam praktik perbankan di Indonesia eksekutif bank menetapkan spread sebesar 2% sampai dengan 3% p.a. yang merupakan harga yang layak atau cukup sebagai komponen lending rate. Secara teori suku bunga pinjaman merupakan gabungan dari cost of fund ditambah biaya intermediasi dan biaya risiko macet (Solopos, 2003 dalam Kurniawan, 2004). Bank di Indonesia dibedakan atas dua jenis, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Perbedaan utama BPR dengan Bank Umum adalah dalam hal ruang lingkup kegiatan dan wilayah operasional. BPR tidak diizinkan melakukan transaksi kliring sehingga BPR tidak dapat menciptakan uang giral. Dengan demikian, BPR tidak dapat dikelompokkan ke dalam bank pencipta uang giral. Selain ruang lingkup usaha yang terbatas, wilayah operasional BPR juga dibatasi pada tingkat kecamatan dan pedesaan-pedesaan. Berbeda halnya dengan bank umum yang merupakan bank yang paling banyak dan luas kegiatannya. Karena kegiatannya sangat luas, maka biaya ekonomi dan risiko kegagalan pengelolaan bank umum sangat besar. Berdasarkan hal itu, maka syarat – syarat pendirian bank umum, khususnya memasuki tahun 1990-an, sangat diperketat. Sesuai dengan kebijakan otoritas moneter, bank – bank umum dan BPR sebagai lembaga keuangan diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pergerakan perekonomian melalui pengucuran kredit investasi untuk mendanai pembangunan daerah. Melalui suku bunga yang normal diharapkan pihak swasta dapat terdorong kembali memberikan peranannya sehingga dapat menggerakkan sektor riil dan mendatangkan manfaat, baik seperti yang diharapkan oleh investor, pemerintah, maupun terutama memberikan manfaat untuk menyejahterakan masyarakat.
4.
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pertumbuhan laba bersih pada Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Konvensional di Indonesia pada tahun 2009 – 2010 di Indonesia?
2. 3.
Bagaimana pertumbuhan laba bersih pada Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional pada tahun 2009 – 2010 di Indonesia? Bagaimana perbandingan pertumbuhan laba bersih pada Bank Umum Konvensional dengan BPR konvensional di Indonesia?
5. Tinjauan Pustaka 5.1. Laba bersih Laba bersih adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atas penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. 5.1.1 Jenis – jenis Laba Di dalam laporan laba / rugi terdapat jenis laba menurut Smith dan Skousen (2003:132) dialihbahasakan oleh tim penerjemah penerbit Erlangga adalah sebagai berikut : 1. Laba kotor Adalah selisih antara hasil penjualan bersih dengan harga pokok barang yang dijual 2. Laba operasi Adalah laba kotor setelah dikurangi dengan biaya – biaya komersil yaitu biaya pemasaran serta biaya administrasi dan umum 3. Laba sebelum pajak Adalah jumlah laba yang diperoleh dengan menambahkan laba operasi dengan hasil – hasil lainnya yang dikurangi biaya atau kerugian yang terjadi diluar aktivitas normal perusahaan 4. Laba bersih Adalah jumlah keuntungan bersih perusahaan setelah dikurangi semua biaya. Bagian dari laba bersih inilah yang akan dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham. 5.1.2 Unsur – Unsur Laba Unsur – unsur laba menurut Smith dan Skousen (2000:123) dialihbahasakan oleh tim penerjemah penerbit Erlangga, adalah sebagai berikut: 1) Pendapatan Adalah arus masuk atau penambahan lain atas aktiva suatu entitas atas kewajiban – kewajiban (atau kombinasi keluarannya) yang berasal dari penyerahan / produksi barang, pemberi jasa, atau aktivitas – aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas.
2) Beban Adalah arus keluar atau pemakaian lain aktiva atau terjadinya kewajiban (kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi, jasa atau pelaksanaan – pelaksanaan aktivitas – aktivitas lain yang merupakan operasi utama/operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas. 3) Keuntungan
Adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi periferal atau insidental pada suatu entitas dari transaksi lain dan kejadian serta situasi lain yang merupakan entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik. 4) Kerugian Adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi periferal dan insidental pada suatu entitas dari transaksi lain dan kejadian serta situasi lain yang merupakan entitas kecuali yang dihasilkan dari beban atau distribusi kepada pemilik 5.2. Bank Umum Konvensional 5.2.1 Bank Umum Konvensional Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak 5.2.2 Pentingnya Bank Bank sangat penting dan berperan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank adalah : 1. pengumpul dana dari SSU dan penyalur kredit kepada DSU 2. tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat 3. pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis dan ekonomis 4. penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan L/C 5. penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi 5.3. Bank Perkreditan Rakyat 5.3.1. Pengertian BPR Pengertian BPR menurut UU Perbankan nomor 7 Tahun 1992 adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. 5.3.2. Tujuan BPR Peranan BPR sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat dapat mewujudkan tujuan BPR, yaitu sebagai lembaga keuangan penunjang pelaksanaan pembangunan nasional (sebagai salah satu sumberdana pembiayaan pembangunan nasional) dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. 5.3.3. Usaha BPR Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang diperoleh dari spread effect dan pendapatan lain. Adapun usaha – usaha BPR adalah :
1.
6.
7.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit 3. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over likuiditas. Kerangka pemikiran Dunia perbankan mempunyai salah satu peran yang mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biayabiayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444). Bank mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian di Indonesia. Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank memiliki kegiatan utama yaitu menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali pada masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam kegiatannya menghimpun dana masyarakat bank mempunyai tiga sumber yang terdiri dari tabungan, giro, dan deposito. Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual bank system, yaitu bank umum dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dibatasi pada hanya dapat melakukan kegiatan usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas maka penulis menetapkan hipotesis bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara pertumbuhan laba bersih di Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Konvensional Sensus pada Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional di Indonesia tahun 2009-2010) 8. Metode Penelitian 8.1. Metode Penelitian yang Digunakan Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan sensus. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran lukisan sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta – fakta sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Mohammad Nazir, 2003:56) Metode sensus adalah proses pengumpulan data seluruh populasi untuk mengetahui besaran – besaran populasi (dengan demikian tidak melalui proses penaksiran)(Abdul Hakim, 2001:11). Sensus adalah mengumpulkan informasi dari seluruh unsur dalam suatu populasi (Sri Mulyono, 2003:171) 8.2. Operasionalisasi Variable Variable merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variable itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya (Sugiyono, 2007:3). Sesuai dengan judul usulan penelitian yang penulis pilih yaitu : “Analisis Perbandingan Pertumbuhan Laba Bersih Bank Umum Konvensional dengan BPR Konvensional (”, maka variable yang diukur adalah laba bersih yang ada pada Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional. Dalam operasionalisasi variabel, penulis akan menjelaskan tentang variabel – variabel yang terdapat dalam judul penelitian sebagai berikut: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Nama Variabel
Definisi
Laba bersih
Laba bersih adalah kenaikan manfaat ekonomi selama 1 periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atas penambahan aktiva / penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
Indikator − Pendapatan − Beban − Pajak
Skala Rasio
modal Standar Akuntansi Indonesia (2007 : 13) 8.3. Teknik Pengumpulan Data Jenis dan sumber data yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan data sekunder. Menurut Riduwan (2003:51) data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secara individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi – instansi / badan lainnya untuk keperluan penelitian dari para pengguna. 9. Hasil Penelitian dan Pembahasan 9.1 Laba Bersih pada Bank Umum Konvensional Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya. Pada dasarnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang sangat besar yang diharapkan setiap tahunnya atau dari waktu ke waktu laba yang diperoleh semakin meningkat.
Tabel 4.1 Laba Bersih pada Bank Umum Konvensional Periode 2009 – 2010 dalam milyar rupiah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Bulan dan Tahun Januari 2009 Februari 2009 Maret 2009 April 2009 Mei 2009 Juni 2009 Juli 2009 Agustus 2009 Septemer 2009 Oktober 2009 November 2009 Desember 2009 Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010
Laba Bersih Pendapatan Beban Rp 30.322 Rp 30.021 Rp 53.398 Rp 51.549 Rp 78.982 Rp 71.622 Rp 104.433 Rp 93.113 Rp 128.915 Rp 113.197 Rp 153.476 Rp 134.702 Rp178.147 Rp 155.614 Rp 203.147 Rp 177.206 Rp 224.107 Rp 195.881 Rp 249.165 Rp 215.980 Rp 271. 883 Rp 235.307 Rp 298.180 Rp 258.311 Rp 41.333 Rp 40.242 Rp 79.853 Rp 74.078 Rp117.624 Rp 105.208 Rp 154.132 Rp 138.705 Rp 190.831 Rp 171.754 Rp 243.215 Rp 220.024
Total Laba Rp 3.841 Rp 7.684 Rp 12.243 Rp 15.667 Rp 19.456 Rp 23.314 Rp 27.136 Rp 30.734 Rp 34.267 Rp 38.323 Rp 41.389 Rp 45.215 Rp 5.063 Rp 9.528 Rp 15.174 Rp 19.438 Rp 24.332 Rp 29.331
19 20 21 22 23 24
Juli 2010 Rp 200.060 Rp 171.452 Rp 34.336 Agustus 2010 Rp 225.704 Rp 192.864 Rp 38.892 September 2010 Rp 258.489 Rp 223.101 Rp 43.363 Oktober 2010 Rp 290.135 Rp 249.501 Rp 49.057 November 2010 Rp 317.024 Rp 271.417 Rp 53.986 Desember 2010 Rp 350.873 Rp 302.549 Rp 57.309 Total Rp 4.443.127 Rp 3.894.699 Rp 678.898 Sumber : www.bi.go.id, Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional (data diolah)
9.2 Laba Bersih pada BPR Konvensional Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berbeda halnya dengan Bank Umum, laba bersih yang diperoleh pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) hanya diperoleh berupa penyaluran dana dan sumber dana. Hal ini disebabkan karena Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tidak mempunyai produk berupa giro dan tidak boleh melakukan transaksi berupa valuta asing. Tabel 4.2 Laba Bersih pada BPR Tahun 2009 – 2010 dalam milyar rupiah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Bulan dan Tahun Januari 2009 Februari 2009 Maret 2009 April 2009 Mei 2009 Juni 2009 Juli 2009 Agustus 2009 Septemer 2009 Oktober 2009 November 2009 Desember 2009 Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 November 2010 Desember 2010 Total
Total laba bersih Rp (262) Rp (170) Rp 280 Rp 382 Rp 477 Rp 577 Rp 616 Rp 737 Rp 830 Rp 943 Rp 1.074 Rp 1.158 Rp 112 Rp 240 Rp 382 Rp 527 Rp 665 Rp 805 Rp 932 Rp 1.021 Rp 1.112 Rp 1.179 Rp 1.382 Rp 1.447 Rp16.446
Sumber : www.bi.go.id, Kegiatan Usaha BPR (data diolah)
9.3 Pertumbuhan Laba Bersih pada Bank Umum Konvensional Dilihat dari data tabel 4.1, laba bersih pada Bank Umum Konvensional pada bulannya terus meningkat. Ini disebabkan karena terjadi peningkatan pada pendapan setiap bulannya. Untuk lebih jelasnya penulis merinci setiap perubahan dari bulan ke bulan sebagai berikut : Tabel 4.3 Pertumbuhan Laba Bersih Pada Bank Umum Periode 2009 – 2010 dalam milyar rupiah No.
Bulan&Tahun
Total Laba Bersih
Selisih
Pertumbuhan (%)
1
Januari 2009
Rp 3.841
(26.765)
-696,82
2
Februari 2009
Rp 7.684
3.843
50
3
Maret 2009
Rp 12.243
4.559
37,24
4
April 2009
Rp 15.667
3.424
21,85
5
Mei 2009
Rp 19.456
3.789
19,47
6
Juni 2009
Rp 23.314
3.678
16,55
7
Juli 2009
Rp 27.136
4.002
14,08
8
Agustus 2009
Rp 30.734
3.598
11,71
9
September 2009
Rp 34.267
3.533
10,31
10
Oktober 2009
Rp 38.323
4.056
10,58
11
November 2009
Rp 41.389
3.066
7,41
12
Desember 2009
Rp 45.215
3.826
8,46
13
Januari 2010
Rp 5.063
(40.152)
-88,8
14
Februari 2010
Rp 9.528
4.465
46,86
15
Maret 2010
Rp 15.174
5.646
37,21
16
April 2010
Rp 19.438
4.264
21,94
17
Mei 2010
Rp 24.332
4.894
20,11
18
Juni 2010
Rp 29.331
4.999
17,04
19
Juli 2010
Rp 34.336
5.005
14,58
20
Agustus 2010
Rp 38.892
4.556
11,71
21
September 2010
Rp 43.363
4.471
10,31
22
Oktober 2010
Rp 49.057
5.694
11,61
23
November 2010
Rp 53.986
4.929
9,13
Rp 57.309 24 Desember 2010 Sumber : www.bi.go.id, data diolah
3.323
5,80
9.4 Pertumbuhan Laba Bersih pada BPR Konvensional
Dilihat dari tabel 4.2, laba bersih pada Bank Perkreditan Rakyat Konvensional pada bulannya bersifat fluktuatif (naik turun). Hal tersebut disebabkan karena adanya peningkatan dan penurunan jumlah simpanan. Berbeda halnya dengan Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dilarang melakukan transaksi berupa valuta asing dalam lalu lintas pembayarannya sehingga hal tersebut pula yang menyebabkan dana yang ada pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) itu sendiri mengalami keterbatasan. Untuk lebih jelasnya penulis merinci pertumbuhan laba bersih setiap bulannya selama periode 2009-2010 sebagai berikut : Tabel 4.4 Pertumbuhan Laba Bersih pada BPR Periode 2009 – 2010 Dalam milyar rupiah No.
Bulan&Tahun
Total Laba Bersih
Selisih
Pertumbuhan (%)
1
Januari 2009
Rp (262)
(1.111)
424,05
2
Februari 2009
Rp (170)
92
- 54,12
3
Maret 2009
Rp 250
420
168
4
April 2009
Rp 382
132
34,55
5
Mei 2009
Rp 477
95
19,92
6
Juni 2009
Rp 577
100
17,33
7
Juli 2009
Rp 616
39
6,33
8
Agustus 2009
Rp 737
121
16,42
9
September 2009
Rp 830
93
11,20
10
Oktober 2009
Rp 943
113
11,98
11
November 2009
Rp 1.074
131
12,20
12
Desember 2009
Rp 1.158
84
7,25
13
Januari 2010
Rp 112
(1.046)
-933,93
14
Februari 2010
Rp 240
128
53,33
15
Maret 2010
Rp 382
142
37,17
16
April 2010
Rp 527
145
27,51
17
Mei 2010
Rp 665
138
20,75
18
Juni 2010
Rp 805
140
17,39
19
Juli 2010
Rp 932
127
13,63
20
Agustus 2010
Rp 1.021
89
8,72
21
September 2010
Rp 1.112
91
8,18
22
Oktober 2010
Rp 1.179
67
5,68
23
November 2010
Rp 1.382
203
14,69
24
Desember 2010
Rp 1.447
65
4,49
Sumber : www.bi.go.id, data diolah
9.5 Perbandingan Pertumbuhan Laba Bersih Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan laba bersih pada Bank Umum Konvensional dengan BPR Konvensional. Setelah melihat perkembangan total laba bersih Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional, maka dapat ditarik kesimpulan tentang perbandingan laba bersih Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.5 Perbandingan Pertumbuhan Laba Bersih Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional Periode Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rata – rata
Tahun 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Pertumbuhan Laba Bersih Bank Umum Konvensional
Pertumbuhan Laba Bersih BPR Konvensional
-696,82 100 59,334 27,97 24,2 19,9 16,4 13,3 11,5 11,8 8 9,2 -88,8 88,8 59,2 28,1 25,2 20,6 17,1 13,3 11,5 13,1 10 6,2
424,05 - 54,12 168 34,55 19,92 17,33 6,33 16,42 11,20 11,98 12,20 7,25 -933,93 53,33 37,17 27,51 20,75 17,39 13,63 8,72 8,18 5,68 14,69 4,49
-191,60 -7,98
-47,25 -1,97
Sumber : data diolah 10 Simpulan dan Saran 10.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis teliti pada website www.bi.go.id dan pembahasan yang diselaraskan dengan permasalahan yang diteliti, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Pertumbuhan laba bersih pada Bank Umum Konvensional bersifat fluktuatif (naik – turun) hal ini disebabkan karena adanya peningkatan dan
penurunan pada jumlah beban dan pendapatan sehingga laba bersih juga mengalami pertumbuhan yang positif dan negatif. 2. Pertumbuhan laba bersih pada BPR Konvensional juga bersifat fluktuatif (naik – turun) hal ini juga disebabkan adanya peningkatan dan penurunan pada jumlah beban dan pendapatan sehingga laba bersih yang ada di BPR mengalami pertumbuhan yang positif dan negatif. 3. Perbandingan pertumbuhan laba bersih Bank Umum Konvensional dan BPR Konvensional terdapat perbedaan yang sangat terlihat, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan laba bersih yang terdapat di BPR Konvensional dengan jumlah negatif atau mengalami kerugian dan di Bank Umum Konvensional juga terdapat pertumbuhan yang negatif 10.2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan bank yaitu mengenai pertumbuhan laba bersih. Adapun sarannya adalah sebagai berikut : 1. Dalam upaya mendapatkan laba bersih yang diharapkan sehingga tidak mengalami penurunan sebaiknya perusahaan mengembangkan strategi yang bisa mensiasati faktor – faktor yang mempengaruhi keuntungan bank, baik itu dari dalam maupun diluar bank itu sendiri. 2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya periode pengamatan ditambah atau penelitian tidak hanya dilakukan pada dua bank saja.
DAFTAR PUSTAKA Anis Chairi dan Imam Ghozali. 2003. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Penerbit : Badan penerbit Universitas Dipenogoro. Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keempat. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Harnanto. 2004, Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta BPFE Hasibuan, H. Malayu S. P. 2008. Dasar – dasar Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
. 2003. Dasar – dasar Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara Manurung, Mandala dan Pratama Rahardja. 2004. Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Moch. Nazir. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi Kedua, Yogyakarta : Salemba Empat Niswonger Rollin C, Philip E, Fress, Carl S. Warren. 2000. Prinsip – prinsip Akuntansi. Edisi Keenam belas. Jilid I. Dialihbahasakan oleh Hyignus Ruswinarto. Jakarta : Erlangga Riduwan. 2008. Dasar – dasar Statistika. Bandung : Alfabeta
Sawaldjo Puspopranoto. 2004. Keuangan Perbankan Dan Pasar Keuangan. Jakarta : Pustaka LP3 ES Indonesia. Soemarso S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima, Jakarta : Salemba Empat Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : PT. Salemba Empat Sinungan, Muchdarsyah. 1992. Manajemen Dana Bank. Jakarta : Bumi Aksara Smith. Jay M, Skousen K. Fred. 2000. Akuntansi Intermediate, Volume Komprehensif. Edisi Kesembilan, Jilid II, Dialihbahasakan oleh Tim Penerjemah Penerbit Erlangga. Jakarta : Erlangga Subagyo. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta : Aditya Kencana Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Suhardjono, Indra Bastian. 2006. Akuntan Perbankan. Jakarta : Salemba Empat Syamsu Iskandar.2008.Bank dan Lembaga Keuangan Semesta Asa Bersama
Lainnya. Jakarta : PT.
Undang – undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998. Pokok – pokok perbankan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama http://www.bi.go.id/Statistik/Statistik+Perbankan/Statistik+Perbankan+Indonesia. http://blogdeta.blogspot.com/2010/07/pengertian-laba-bersih-dan-konseplaba.html http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=86321