ANALISIS PENINGKATAN KETERSEDIAAN PRODUK GALVALUM PADA PT. ANDARU SINARMATRA Rillond Setiawan Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530,
[email protected] Rillond Setiawan, Dr. Lim Sanny, S.T.,M.M., Januar Nasution, B.Sc.,M.Sc.
Abstract Product Availability is one of problems that can be solved with inventory control planning and logistic distribution channel optimization. The purpose of this thesis is to decide and execute the best alternative strategy for the company that is adjusted with its present direction and condition. Analysis is based on Strategic Management that using IFE Matrix, EFE Matrix, IE Matrix, QSPM Matrix in order to select the best strategy. The analysis result showed that an alternative with the most attractiveness score is inventory control planning, and therefore that is a chosen strategy to execute. Inventory control planning could retain optimal product availability with some method like Q Model, P model, Min-Max Inventory. That also could combine with the time series forecasting method to estimate the budget for inventory in the future.. The company should keep using the best inventory method specification and evaluate the forecasting periodically in order to get the optimal product availability level. (RS) Keywords : Strategic Management, Inventory Control, Forecasting. Abstrak Ketersediaan produk merupakan salah satu permasalahan di perusahaan yang dapat diselesaikan dengan pengadaan dan pengendalian persediaan ataupun optimasi saluran distribusi logistik. Tujuan penelitian ini adalah menentukan dan mengeksekusi alternatif strategi terbaik bagi perusahaan sesuai dengan kondisi dan arah perusahaan saat ini. Analisis berbasis Manajemen Strategis dengan memanfaatkan Matriks IFE, Matrik EFE, Matriks IE, Matriks QSPM untuk memilih strategi terbaik bagi perusahaan. Hasil analisa menunjukkan bahwa ternyata alternatif dengan tingkat daya tarik tertinggi adalah strategi pengadaan dan pengendalian persediaan, sehingga akan dipilih dan dieksekusi untuk menentukan estimasi biaya yang dibutuhkan perusahaan kedepannya. Pengadaan dan pengendalian persediaan mampu mempertahankan tingkat ketersediaan produk dengan baik jika diaplikasikan dengan metode yang tepat seperti Q Model, P Model, Min-Max Inventory, selain itu perusahaan juga dapat mengkombinasikan dengan data peramalan Time Series untuk mendapatkan estimasi biaya pengadaan persediaan yang akan datang. Untuk itu perusahaan sebaiknya menerapkan metode persediaan terbaik dan melakukan evaluasi berkala terhadap peramalan yang digunakan untuk membantu mendapatkan tingkat ketersediaan produk yang optimal. (RS) Kata Kunci : Manajemen Strategis, Pengendalian Persediaan, Peramalan.
PENDAHULUAN Keinginan PT.Andaru Sinarmatra untuk mempertahankan permintaan dari pelanggan ternyata bukanlah hal yang mudah, banyak ekspektasi dari pelanggan yang harus selalu dipenuhi. Salah satu hal vital yang harus dilakukan oleh PT.Andaru Sinarmatra adalah menjaga tingkat ketersediaan produk mereka sebaik mungkin dimana hal tersebut diangkat menjadi latar belakang masalah penelitian. Konsistensi PT.Andaru Sinarmatra dalam
1
mempertahankan tingkat ketersediaan produk nantinya selain bisa meningkatkan daya saing perusahaan namun juga berdampak dalam keputusan pembelian, kepuasan, hingga loyalitas pelanggan mereka. Untuk meningkatkan ketersediaan produk tersebut, PT.Andaru Sinarmatra memiliki beberapa opsi untuk dieksekusi yang dipisahkan dalam dua cluster yaitu pengadaan dan pengendalian persedian dan pengoptimalan saluran distribusi logistik. PT.Andaru Sinarmatra saat ini masih belum memiliki sistem persediaan yang seharusnya dapat dijadikan penyangga permintaan agar perusahaan selalu dapat memenuhi permintaan dari pelanggan mereka secara konstan, sehingga dampak masalah tersebut seperti lead time yang tinggi dan adanya Stock Out dapat diminimalisir. Selain itu PT.Andaru Sinarmatra saat ini juga butuh menentukan saluran distribusi logistik yang optimal agar dapat mengefektifkan dan mengefisienkan proses bisnis mereka, karena dengan saluran distribusi yang tidak optimal nantinya juga dapat berdampak terhadap lead time yang tinggi dan adanya kemungkinan Stock Out. Dua hal tersebut merupakan latar belakang pendukung dari permasalahan. Resiko seperti lead time yang tinggi dan stock out tentu tidak diinginkan oleh PT.Andaru Sinarmatra, karena dapat berdampak pada kerugian mulai dalam bentuk penurunan kepuasan dan loyalitas pelanggan hingga kerugian dalam bentuk finansial bagi perusahaan akibat tren negatif dari keputusan pembelian pelanggan. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan suatu pendekatan manajemen strategis untuk menentukan alternatif strategi yang paling sesuai dengan kondisi PT.Andaru Sinarmatra saat ini untuk meningkatkan ketersediaan produk mereka. Setelah diketahui alternatif yang tepat, barulah dilakukan eksekusi terhadap alternatif tersebut guna meningkatkan ketersediaan produk di PT.Andaru Sinarmatra, yaitu antara pengoptimalan saluran distribusi logistik dan pengadaan dan pengendalian persediaan. Perumusan masalah: 1. Strategi alternatif apakah yang paling sesuai diterapkan PT.Andaru Sinarmatra untuk meningkatkan ketersediaan produk galvalum ? 2. Metode pengadaan persediaan apakah yang paling sesuai untuk masing-masing produk galvalum PT.Andaru Sinarmatra ? 3. Berapakah jumlah optimal pemesanan untuk masing-masing produk galvalum PT.Andaru Sinarmatra ? 4. Berapakah frekuensi optimal pemesanan untuk masing-masing produk galvalum PT.Andaru Sinarmatra ? 5. Berapa lamakah waktu tenggang pemesanan untuk masing-masing produk galvalum PT.Andaru Sinarmatra ? 6. Metode peramalan apa yang paling sesuai untuk masing-masing produk galvalum PT.Andaru Sinarmatra ? 7. Berapakah perkiraan permintaan untuk masing-masing produk galvalum pada PT.Andaru Sinarmatra untuk satu tahun ke depan ? 8. Apa kriteria yang menjadi prioritas penentuan saluran distribusi logistik PT.Andaru Sinarmatra ? 9. Saluran distribusi logistik manakah yang paling sesuai kriteria PT.Andaru Sinarmatra ? 10. Berapakah estimasi biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk peningkatan ketersediaan produk galvalum satu tahun ke depan ? Rumusan masalah yang digunakan jika alternatif strategi yang terpilih pengadaan dan pengendalian persediaan adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10. Sedangkan rumusan masalah yang digunakan jika alternatif strategi yang terpilih pengoptimalan saluran distribusi logistik adalah 1, 8, 9, 10. Tujuan 1. Menentukan strategi alternatif yang paling sesuai untuk meningkatkan ketersediaan produk galvalum PT.Andaru Sinarmatra. 2. Menentukan metode persediaan yang paling sesuai untuk masing-masing produk galvalum PT.Andaru Sinarmatra.
2
3. Mengetahui jumlah optimal pemesanan untuk masing-masing produk jenis galvalum PT.Andaru Sinarmatra. 4. Mengetahui frekuensi optimal pemesanan untuk masing-masing produk jenis galvalum PT.Andaru Sinarmatra. 5. Mengetahui waku tenggang pemesanan untuk masing-masing produk jenis galvalum PT.Andaru Sinarmatra. 6. Menentukan metode peramalan yang paling sesuai untuk masing-masing produk galvalum PT.Andaru Sinarmatra. 7. Memberi gambaran berupa perkiraan permintaan untuk masing-masing produk galvalum pada PT.Andaru Sinarmatra untuk satu tahun ke depan. 8. Mengetahui dan mengklasifikasikan kriteria yang menjadi prioritas penentuan saluran distribusi logistik PT.Andaru Sinarmatra. 9. Menentukan saluran distribusi logistik yang paling sesuai kriteria PT.Andaru Sinarmatra. 10. Mendapatkan estimasi biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk peningkatan ketersediaan produk galvalum satu tahun ke depan. Tujuan penelitian yang digunakan jika alternatif strategi yang terpilih pengadaan dan pengendalian persediaan adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10. Sedangkan tujuan penelitian yang digunakan jika alternatif strategi yang terpilih pengoptimalan saluran distribusi logistik adalah 1, 8, 9, 10. Manfaat 1. Bagi perusahaan yang diteliti adalah sebagai pertimbangan perusahaan dalam menentukan strategi untuk meningkatkan ketersediaan produk galvalum. 2. Bagi penulis adalah agar dapat memanfaatkan ilmu dan pengetahuan yang didapat dalam perkuliahan dengan membantu memberi usulan untuk pemecahan masalah yang muncul di perusahaan secara langsung. 3. Bagi pembaca adalah dapat menambah wawasan dengan mengetahui penerapan Manajemen Strategis, Forecasting, Q-model, P-model, Min-Max inventory..
METODE Penelitian ini diawali dengan jenis penelitian Juri Opini Eksekutif kulitatif dimana bertujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi internal dan eksternal perusahaan dari sudut pandang eksekutif perusahaan, sehingga nantinya data yang didapat dapat dikuantitatifkan agar dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan strategi alternatif yang paling sesuai untuk dieksekusi demi meningkatkan tingkat ketersediaan produk perusahaan. Setelah itu, penelitian dilanjutkan dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif untuk mendeskripsikan situasi dan eksekusi alternatif terpilih oleh perusahaan dan dijabarkan dengan perhitungan kuantitatif. Unit analisis adalah Tingkat Manajerial dan Divisi Penjualan dengan horizon waktu Cross Sectional. Proses pengolahannya sendiri berjenis Time Series karena berusaha untuk mengolah data dengan jangka waktu tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan data, untuk mengenali lingkungan dan situasi dalam perusahaan. Sehingga dari data yang didapat nantinya dapat ditentukan rumusan masalah yang ada. Selain itu data yang didapat juga dapat diolah dan pada proses analisa. Dalam proses penelitian, tahap awal yaitu menentukan strategi yang paling sesuai untuk dijalankan perusahaan dimana opsi strategi yang dimiliki perusahaan saat ini adalah pengadaan dan pengendalian persediaan dan pengoptimalan saluran distribusi logistik. Pemilihan strategi dilakukan dengan pemanfaatan analisa Manajemen Strategis. Manajemen Strategis menggunakan IFE Matriks, EFE Matriks, IE Matriks, SWOT Matriks, dan QSPM Matriks. Setelah diketahui strategi yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan barulah dieksekusi strategi terpilih untuk dapat memberikan gambaran dan estimasi kedepannya bagi perusahaan. Jika strategi terpilih adalah pengadaan dan pengendalian persediaan maka penelitian dilanjutkan dengan mencari
3
metode yang paling sesuai untuk produk galvalum yaitu antara P model, Q model, dan Min-Max Inventory, setelah itu dilanjutkan dengan Peramalan Time Series untuk mendapatkan estimasi permintaan di masa mendatang, sehingga dapat memproyeksikan berapa estimasi biaya yang dibutuhkan untuk periode berikut. Jika strategi terpilih adalah pengoptimalan distribusi logistik maka penelitian dilanjutkan dengan pemanfaatan Analytical Hierarchy Process untuk mendapatkan saluran distribusi logistik yang paling sesuai dengan perusahaan, dan setelah itu mengestimasi biaya yang dibutuhkan untuk pengoptimalan distribusi logistik tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah awal dalam menentukan alternatif strategi yang paling tepat untuk meningkatkan ketersediaan produk yang akan dieksekusi oleh PT.Andaru Sinarmatra adalah dengan pendekatan secara Manajemen Strategis. Manajemen Strategis membantu menganalisa secara objektif dan proporsional setiap alternatif strategi yang layak untuk diterapkan di PT.Andaru Sinarmatra dengan pemanfaatan Matriks EFE untuk menganalisa faktor-faktor lingkungan atau eksternal yang mempengaruhi PT.Andaru Sinarmatra, Matrik IFE untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam perusahaan ataupun dalam suatu area fungsional bisnis, Matriks IE untuk mengetahui posisi dan kondisi perusahaan saat ini, Matriks SWOT untuk membantu mencocokan dan mengembangkan strategi perusahaan saat ini, dan Matriks QSPM untuk membantu menganalisa dan menentukan tingkat daya tarik relatif terhadap alternatif strategi yang akan diterapkan perusahaan dengan sistem komparasi. Total nilai tertimbang untuk matriks EFE pada PT.Andaru Sinarmatra adalah 3.05 dimana didapat dari total perkalian bobot dengan rating tiap faktor peluang dan ancaman, sedangkan total nilai tertimbang untuk matriks IFE pada PT.Andaru Sinarmatra adalah 2.63 dimana didapat dari total perkalian bobot dengan rating tiap faktor kelemahan dan kekuatan perusahaan. Sehingga dua total nilai tertimbang tersebut dapat diproyeksikan pada matriks IE dimana diketahui bahwa PT.Andaru Sinarmatra berada pada kuadran II yaitu growth & build. Dengan diketahuinya kondisi perusahaan di kuadaran tersebut dapat dikembangkan strategi intensif dan integratif nantinya pada matriks SWOT. Pada matriks SWOT dapat diindikasi apakah dua strategi yang telah ditentukan sebelumnya ada pada tahap pengembangan matrik SWOT tersebut, jika tidak maka perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan strategi lain dari hasil pengembangan strategi di matriks SWOT tersebut. Hasil dari pengembangan matriks SWOT tersebut adalah: Strategi SO ( Pengembangan bisnis ke arah manufaktur baja di indonesia, Strategi WO (Mengintegrasikan saluran ditribusi logistik dengan perusahaan), Strategi ST (Pengadaan dan pengendalian persediaan, mengintegrasikan pemasok dengan perusahaan), dan Strategi WT(Optimasi Saluran Distribusi Logistik). Selanjutnya pada matriks QSPM dicari total attractiveness score tiap alternatif strategi, dimana diketahui untuk strategi pengadaan dan pengendalian memiliki total attractiveness score 6.06 yang lebih besar dari strategi optimasi saluran distribusi logistik dengan total attractiveness score 4.10. Sehingga dapat disimpulkan strategi yang akan dieksekusi selanjutnya adalah strategi pengadaan dan pengendaliaan persediaan. Tabel 1. Matriks QSPM Strategi
Peluang 1. Keterbatasan pengembangan industri baja
4
Weight
Pengadaan dan pengendalian persediaan AS TAS
AS
TAS
0.30
4
2
0.60
1.20
Optimasi saluran distribusi logistik
Indonesia 2. Meningkatnya sektor pembangunan di Indonesia 3. Permintaan dalam negeri yang sebagian besar belum terpenuhi 4. Kerja sama dengan pemasok baja luar negeri 5. Kerja sama dengan saluran distribusi logistik Ancaman 1. Kompetitor di sektor trading yang sudah berpengalaman dan memiliki reputasi 2. Adanya isu regulasi dari pemerintah untuk membatasi transaksi ekspor impor 3. Inflasi dalam negeri 4. Loyalitas pemasok yang tidak terprediksi 5. Saluran distribusi logistik yang tidak konsisten Kekuatan 1. Kerja sama dengan Steelforce Belgia 2. Manajemen Perusahaan yang baik 3. Kepercayaan pelanggan untuk bertransaksi 4. Sumber daya manusia yang baik dan berpengalaman 5. Relasi bisnis yang luas Kelemahan 1. Reputasi yang masih rendah 2. Bargaining power terhadap pemasok lemah 3. Bargaining power terhadap saluran distribusi logistik lemah 4. Sistem persediaan belum terealisasi 5. Leadtime barang yang tinggi Total Sumber : PT.Andaru Sinarmatra (2014)
0.15
3
0.45
1
0.15
0.15
4
0.60
2
0.30
0.05 0.05
3 2
0.15 0.10
3 4
0.15 0.20
0.05
2
0.10
1
0.10
0.06
1
0.06
2
0.12
0.10 0.10 0.02
4 2 3
0.40 0.20 0.06
2 2 4
0.20 0.20 0.08
0.25 0.10 0.07 0.10
2 3 4 3
0.50 0.30 0.28 0.30
1 3 3 2
0.25 0.3 0.21 0.20
0.07
2
0.14
2
0.14
0.03 0.10 0.07
1 3 2
0.03 0.30 0.14
1 2 4
0.03 0.20 0.28
0.12 0.09
4 3
0.48 0.27 6.06
1 3
0.12 0.27 4.10
Untuk melakukan pengadaan dan pengendalian persediaan, tahap awal ialah menentukan metode persediaan paling sesuai dengan data historis permintaan produk galvalum G550/AS70 dan G550/AS100. Dari tabel dibawah dapat diketahui perbandingan biaya pengadaan untuk masing-masing produk dengan penerapan metode persediaan yang berbeda. Tabel 2. Perbandingan Biaya Pengadaan Masing-masing Metode Persediaan Perbandingan Biaya G550/AS70 G550/AS100 USD 17.087.580 USD 9.912.064 Q Model USD 16.949.520 USD 9.572.800 P Model USD 26.178.300 USD 15.788.672 Min-Max Inventory Metode persediaan P model adalah metode persediaan dengan biaya pengadaan terkecil yaitu sebesar USD 16.949.520 untuk galvalum G550/AS70 dan USD 9.572.800 untuk galvalum G550/AS100. Sehingga selanjutnya perusahaan akan menerapka metode persediaan P model untuk galvalum G550/AS70 dan galvalum G550/AS100 dengan spesifikasi sebagai berikut:
5
Tabel 3. Spesifikasi Pengadaan Masing-Masing Galvalum P model G550/AS70 G550/AS100 465 ton 861 ton 1.098 ton 1.678 ton 1.330 ton 965 ton 12 kali 10 kali
Metode Safety Stock (SS) Reorder Point (R) Kuantitas Pembelian (Q) Frekuensi pembelian (f)/2th
Selanjutnya untuk mengetahui berapa estimasi pengadaan satu tahun ke depan dibutuhkan simulasi pengadaan untuk satu tahun ke depan, sehingga memberikan gambaran kedepannya bagi perusahaan baik berupa estimasi biaya dan periode pemesanan barang kembali. Namun dibutuhkan suatu data permintaan di masa mendatang untuk melakukan simulasi pengadaan persediaan tersebut, dimana data permintaan didapat dari hasil peramalan time series. Data permintaan hasil peramalan yang digunakan nantinya adalah data permintaan dari peramalan dengan tingkat kesalahan terkecil yang dilihat dari BIAS, MAD, dan MSE. Untuk produk galvalum G550/AS70 peramalan yang digunakan kedepannya adalah Additive Decomposition (Average of All Data) dengan tingkat kesalah peramalan terkecil. Tabel 4. Perbandingan Nilai Kesalahan Peramalan untuk Galvalum G550/AS70 Peramalan BIAS MAD MSE 28,2609 119,5652 17.900 Naïve Method 61,9048 116,51 20.006,35 Moving Average Weighted Moving 51,75 104,45 16.768,75 Average Exponential 46,3579 111,7744 17.778,82 Smoothing Exponential 21,6678 116.654 20.047,32 Smoothing with trend 0.0 93,9562 13.278,11 Trend Analysis 0.0 93,9562 13.278,11 Linear Regression Multiplicative Decomposition -7,087 70,7442 10.475,48 (centered moving average) Multiplicative -9,0122 80,4599 11.723,66 Decomposition (Average of All data) Additive Decomposition 0,0 69,9268 10.045,21 (centered moving average) Additive 0,0 73,05 9.674,417 Decomposition (Average of All data) Untuk produk galvalum G550/AS70 peramalan yang digunakan kedepannya adalah Multiplicative Decomposition (Average of All Data) dengan tingkat kesalahan peramalan terkecil.
6
Tabel 5. Perbandingan Nilai Kesalahan Peramalan untuk Galvalum G550/AS 100 Peramalan BIAS MAD MSE -8,6957 108,6957 16.739,13 Naïve Method 7,9365 101,5873 13.571,43 Moving Average Weighted Moving 8,5 96,5 12.922,5 Average Exponential -11,4959 99,1908 13.707,71 Smoothing Exponential -0,1824 104,7097 16.295,71 Smoothing with trend 0.0 81,6473 9.466,651 Trend Analysis 0.0 81.6473 9.466,651 Linear Regression Multiplicative 0,131 53,6047 3.907,679 Decomposition (Average of All data) Multiplicative Decomposition -3,4281 61,5876 6.884,908 (centered moving average) Additive 0.0 53,6413 3.928,896 Decomposition (Average of All data) Additive Decomposition 0,0 64,2539 6.969,268 (centered moving average) Dengan diketahuinya metode persediaan dan metode peramalan yang paling sesuai untuk produk galvalum G550/AS70 dan galvalum G550/AS100, maka dapat dilakukan simulais pengadaan persediaan untuk mengetahui estimasi biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat ketersediaan produk tersebut. Untuk simulasi pengadaan persediaan produk Galvalum G550/AS70 digunakan data permintaan yang didapat dari hasil peramalan Additive decomposition (average of all data) dan jumlah optimal pemesanan dari hasil kalkulasi persediaan dengan metode terpilih yaitu PModel.
Tabel 6. Simulasi Pengadaan Galvalum G550/AS70 P-Model Period
Demand
Order
Stock
25 26 27 28 29 30 31 32
812 827 843 859 874 890 905 921
1330 1330 1330 1330 1330 1330
518 1021 178 649 1105 215 640 1049
7
33 34 35 36 Total
937 952 968 983
1330 1330 1330 11.970
112 490 852 1199
Maka total biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan galvalum seri G550/AS70 untuk satu tahun kedepan adalah sebagai berikut:
TC = (11.970 x1.050) + (11.970 x12) TC = 12.568.500 + 143.640 TC = USD 12.712.140 Untuk simulasi pengadaan persediaan produk galvalum G550/AS100 digunakan data permintaan yang didapat dari hasil peramalan Multiplicative Decomposition (average of all data) dan jumlah optimal pemesanan dari hasil kalkulasi metode persediaan P-Model. Tabel 7. Simulasi Pengadaan Galvalum G550/AS100 P-Model Period 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Demand
Order
Stock
383 382 381 379 378 377 376 375 373 372 371
965 965 965 965 965
582 200 784 405 27 615 239 829 456 84 678
36
370
4.825
308
Total
Maka total biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan galvalum seri G550/AS100 untuk satu tahun kedepan adalah sebagai berikut:
TC = (4.825 x980) + (4.825 x12) TC = 4.728.500 + 57.900 TC = USD 4.786.400
8
SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan bahasan terkait peningkatan ketersediaan produk di PT.Andaru Sinarmatra dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisa menunjukan bahwa PT.Andaru Sinarmatra berada pada kondisi growth and build. Kondisi tersebut diketahui dengan melihat posisi nilai rata-rata tertimbang IFE dan EFE pada IE Matrix dengan nilai masing-masing 3,05 dan 2,63. Posisi pada IE matrix tersebut menjadi acuan bagi perusahaan untuk mengembangkan strategi-startegi alternatif mereka. Hasil analisa pada QSPM Matrix menunjukan perusahaan memiliki kecenderungan dan ketertarikan untuk mengeksekusi salah satu alternatif strategi untuk meningkatkan ketersediaan produk dengan melakukan pengadaan dan pengendalian persediaan. Hal tersebut ditandai dengan total nilai tertimbang tertinggi terhadap strategi tersebut yaitu sebesar 6.06. 2. Metode persediaan yang paling optimal untuk galvalum seri G550/AS70 adalah P Model dimana hasil analisa tersebut ditandai dengan total biaya pengadaan yang paling rendah dibanding metode lain yaitu sebesar USD 16.949.520 untuk dua tahun ke depan. Begitu juga dengan galvalum G550/AS100 dimana metode persediaan optimalnya juga metode P Model , hal itu dibuktikan dengan total biaya pengadaan yang paling rendah dibanding metode lain yaitu sebesar USD 9.572.800 untuk dua tahun ke depan. 3. Jumlah optimal pemesanan untuk produk galvalum G550/AS70 adalah 1.330 ton, sedangkan jumlah optimal pemesanan untuk galvalum G550/AS100 adalah 965 ton. 4. Frekuensi optimal pemesanan untuk produk galvalum G550/AS70 adalah 12 kali pemesanan dalam dua tahun, sedangkan frekuensi optimal pemesanan untuk galvalum G550/AS100 adalah 10 kali pemesanan dalam 5. Waktu tenggang pemesanan untuk produk galvalum G550/AS70 adalah 80 hari, sedangkan waktu tenggang pemesanan untuk galvalum G550/AS100 adalah 95 hari. 6. Metode peramalan yang paling cocok untuk produk galvalum seri G550/AS70 adalah Additive Decomposition (Average of All data) dan untuk produk galvalum seri G550/AS100 adalah Multiplicative Decomposition (Average of All data). Dimana hasil peramalan tersebut dapat dimanfaatkan untuk penghitungan estimasi biaya pengadaan untuk satu tahun ke depan. Selain itu hasil peramalan juga dapat dimanfaatkan untuk memberi gambaran terhadap business growth perusahaan. 7. Hasil peramalan permintaan untuk produk G550/AS70 adalah sebanyak 11.970 ton untuk satu tahun ke depan. Sedangkan hasil peramalan permintaan untuk produk G550/AS100 adalah sebanyak 4.825 ton untuk satu tahun ke depan. 8. Estimasi biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan dan pengendalian persediaan satu tahun ke depan adalah USD 12.712.140 untuk galvalum G550/AS70 dan USD 4.786.400 untuk galvalum G550/AS100.
Saran Setelah mendapatkan hasil dari proses analisa dan pembahasan pada bab analisa dan bahasan maka berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan kepada PT.Andaru Sinarmatra sebagai pertimbangan: 1. PT.Andaru Sinarmatra disarankan untuk menjalankan strategi pengadaan dan pengendalian persediaan yang mana merupakan strategi alternatif terpilih dari hasil analisa Manajemen Strategis. Selain itu kedepannya perusahaan diharapkan untuk selalu menganalisa setiap alternatif strategi yang akan dijalankan guna mendapatkan arah dan strategi yang proporsional dan objektif dengan bantuan IFE, EFE, IE, QSPM Matrix.
9
2. Pengoptimalan saluran distribusi logistik dan alternatif-alternatif lain yang terbentuk dari hasil evaluasi IE Matrix dapat dijadikan gambaran, referensi, dan opsi bagi PT.Andaru Sinarmatra untuk penyelesaian masalah-masalah di masa mendatang. Namun dibutuhkan penilaian dan perhitungan baik itu berupa estimasi dan kelayakan strategi tersebut untuk dieksekusi di kondisi tersebut. 3. PT. Andaru Sinarmatra disarankan dalam pengadaan dan pengendalian persediaan untuk menggunakan metode persediaan P Model untuk produk galvalum G550/AS70 dan G550/AS100 dimana metode tersebut adalah metode dengan total biaya pengadaan terendah sehingga dapat mengefisienkan biaya pengadaan. 4. Perusahaan dapat menggunakan data hasil peramalan galvalum G550/AS70 dengan metode Additive Decomposition (Average of All data) dan data hasil peramalan galvalum G550/AS100 dengan metode Multiplicative Decomposition (Average of All data). 5. PT.Andaru Sinarmatra disarankan kedepannya untuk melakukan evaluasi terhadap peramalan pada periode berjalan untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih mendekati data aktual. Peramalan tersebut nantinya dapat dimanfaatkan di berbagai lini perusahaan seperti: gambaran business growth perusahaan ke depan, estimasi biaya pengadaan, estimasi keuntungan di masa mendatang, dan lain-lain.
REFERENSI Baldwin, R. (2012). Global Supply Chain: Why They Emerged, Why They Matter, and Where They Are going. Fung Global Institute. Bhagoria, M., Sadiwala, C., & Kahre, V. (2010). Multilevel Inventory Technique for Minimizing Cost-A Case Study. Bourgeois, R. (2005). Analytical Hierarchy Process: an Overview. Bogor: UNCAPSAUNESCAP. David, F. R. (2013). Strategic Management. New York: Pearson. Heizer, J., & Render, B. (2011). Operations Management. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Jacobs, F, R., Chase, & Richard, B. (2011). Operations and supply chain management. New York: Mcgraw-hill. John, J. C., C.John, L., Robert A, N., & Brian, J. (2013). Managing Supply Chains: A logistic Approach. Canada: South-Western, Cengage Learning. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2012). Kemenperin. Retrieved 5 27, 2014, from Kemenperin: http://www.kemenperin.go.id/statistik/pdb_growthc.php Kotler, P., & Armstrong, G. (2012). Principles of Marketing. New York: Pearson. Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Marketing Management. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Limansantoso, M. F. (2013). Pemilihan Supplier Produk Calista dengan Metode Analytical Hierarchy Process. Madura, J. (2007). Introduction to Business. Singapore: Thomson Learning Asia. Marimin. (2004). Teknik Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: PT.Grasindo.
10
Nasution, A. H. (2008). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Surabaya: Guna Widya. Nejad, M. B., Pouyan, N., & Shojaee, M. R. (2011). Appying Topsis and QSPM Methods in Framework Swot Model: Case Study of The Iran's Stock Market. Putra, I. N., Pujawan, I. N., & Arvitrida, N. I. (n.d.). Peramalan Permintaan dan Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Special Event di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia. Ratna, H. (2014, May 5). Antaranews. Retrieved 5 27, 2014, from Antaranews: http://www.antaranews.com/berita/432681/kemenperin-berupaya-perkuat-industri-hulubaja-dalam-negeri Robbins, S. P., & Coulter, M. (2012). Management. New Jersey: Prentice-Hall. Robinson, R. B., & Pearce, J. A. (2008). Strategic Management. South Carolina: McGraw-Hill. Saaty, T. (2008). Decision Making with Analytic Hierarchy Process. New York: University of Pittsburgh. Stevenson, W. J. (2009). Operations Management. New York: McGraw-Hill. Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV.Alfabeta. Williamson, D. (2014, January 15). Time Series Analysis. Retrieved May 9, 2014, from Duncan Williamson Web Site: http://www.duncanwil.co.uk/index.htm Worldsteel Association. (2014, May 28). Word Steel in Figures 2014. Retrieved July 30, 2014, from World Steel Organization: http://www.worldsteel.org/ Yunarto, H. I. (2006). In Sales and Distribution Management. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
RIWAYAT PENULIS Rillond Setiawan lahir di kota Bukittinggi pada 30 Desember 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dengan jurusan Manajemen dan Teknik Industri pada tahun 2014.
11