ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN EVA PADA PT. SUMBER BATU GOWA DI MAKASSAR
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
RISKY FIDIANTI A211 07 687
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011
ii
ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN EVA PADA PT.SUMBER BATU GOWA DI MAKASSAR Diajukan Oleh
RISKY FIDIANTI A 211 07 687
Skripsi sarjana lengkap untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar
Telah Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Dr. Muh. Yunus Amar, SE., MT NIP. 19620430 198810 1 001
Pembimbing II
Drs. Armayah, M.Si NIP. 19590619 198503 1 001
iii
ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN EVA PADA PT.SUMBER BATU GOWA DI MAKASSAR
Dipersiapkan dan Disusun Oleh RISKY FIDIANTI A 211 07 687 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 23 November 2011 Dan dinyatakan LULUS Dewan Penguji
No.
Nama Penguji
Jabatan
Tanda Tangan
1. Dr. Muh.Yunus Amar, SE., MT
Ketua
1. .........................
2. Drs. Armayah, M.Si
Sekretaris 2. .........................
3. Prof. Dr. H. Muhammad Ali, SE., MS
Anggota
3. .........................
4. Prof. Dr. H. Syamsu Alam, SE., M.Si
Anggota
4. .........................
5. Drs. Gamalca, M.Si
Anggota
5. .........................
Disetujui Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Ketua,
Tim Penguji Jurusan Manajemen Universitas Hasanuddin Ketua,
Dr. Muhammad Yunus Amar, SE., MT
Dr. Muhammad Yunus Amar, SE., MT
NIP. 19620430 198810 1 001
NIP. 19620430 198810 1 001
iv
ABSTRAK RISKY FIDIANTI, A2 11 07 687. Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan EVA Pada PT. Sumber Batu Gowa di Makassar (dibimbing oleh Muh Yunus Amar dan Armayah ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat penilaian kinerja keuangan yang dilakukan oleh PT. Sumber Batu Gowa di Makassar untuk menganalisis kinerja keuangan dengan menggunaan pendekatan Economic Value Added (EVA ). Metode analisis yang digunakan adalah analisis NOPAT, analisis biaya modal tertimbang, analisis EVA. Berdasarkan hasil analisis nilai kinerja keuangan perusahaan menunjukkan bahwa nilai kinerja perusahaan pada tahun 2006 s/d tahun 2007 meningkat, tahun 2008 s/d tahun 2010 menurun, hal ini disebabkan karena adanya penurunan ROIC dalam 4 tahun terakhir. Hasil analisis ROIC dengan WACC yang menunjukkan bahwa tingkat return dari jumlah modal yang diinvestasikan rata-rata pertahun sebesar 14,21% sedangkan tingkat biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 13,74% pertahun. Dari hasil analisis pendekatan EVA, terjadi hasil yang positif berarti perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dari setiap jasa kontraktor, namun dalam tahun 2010 nampak bahwa EVA yang dicapai oleh perusahaan belum dapat memberikan nilai tambah ekonomi sebesar EVA < 0. Dikatakan EVA < 0 sebab bilai ROIC yang dicapai lebih besar dari beban bunga yang dicapai oleh perusahaan dalam penyelesaian usaha yang dijalankan.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan segala macam nikmat-Nya terutama nikmat kesehatan dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta tak lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Tak sedikit hambatan dan halangan yang dihadapi selama proses penulisan. Dari proses penelitian, pengambilan data, hingga terangkum mnjadi skripsi yang optimal. Skripsi ini dapat terselesaikan tentunya dengan usaha, doa, dan bantuan serta dukungan penuh dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Idrus Paturusi selaku Rektor Universitas Hasanuddin beserta para Wakil Rektor. 2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Ali, SE ,MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Ubiversitas Hasanuddin. 3. Bapak Dr. Darwis Said, SE, MBA., Ak selaku wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.
vi
4. Bapak Dr. Muh. Yunus Amar, SE, MT dan Bapak Drs. Armayah, M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing II. “Terima Kasih atas segala masukan bimbingan, bantuan serta perhatian yang telah diberikan kepada penulis selama penulisan skripsi ini”. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi yang sangat berjasa telah memberi bekal ilmu pengetahuan, arahan, dan bimbingan kepada penulis selama menimba ilmu di bangku kuliah, hingga selesainya studi dengan baik. 6. Kedua Orangtua, ayahanda Karmidy Djabir dan Ibunda Mudjiati Majid yang telah membesarkan
serta telah mencurahkan segala perhatian dan kasih
sayangnya yang tiada putusnya serta selalu memotivasi penulis untuk senantiasa berkarya dan beribadah. “Sembah sujudku untuk iringan doa, kasih sayang dan kerja keras ibuku, serta kearifan, kerja keras dan ketulusan hati ayahku. Salam hormat dan maafku, bila ananda belum mampu member yang terbaik ‘. 7. Kakak-Kakak penulis, Kurniaty Nurul Siami, SPi, Tauhid Umar Wiharto , ST beserta istri Ramdhani Yudiarti, ST, yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 8. Pegawai akademik Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin yang sangat membantu penulis dari awal kuliah. 9. Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Sumber Batu Gowa yang membantu penulis selama pelaksanaan penelitian di tempat tersebut.
vii
10. Keluarga besar Buakana yang menjadi sahabat penulis selama studi di Fakultas Ekonomi mulai dari awal kuliah sampai selesai. 11. Teman terbaik ku, Maya Mistisary Palesang, S.KM dan Levy Ista Primasari, S.Sos yang telah memberikan dukungan kepada penulis. 12. Muh.Gunanda Arya yang telah banyak membantu, memberi semangat, masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 13. Teman-teman angkatan 2007 Fakultas Ekonomi yang telah bekerja sama dengan penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Penulis mengharapkan semoga penyajian skrisi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin mempelajari bidang Manajemen. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari segala pihak. Makassar, November 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ..............................................
ii
ABSTRAK .......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
x
DAFTAR SKEMA ..........................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
1.2. Masalah Pokok .........................................................................
3
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................
3
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................
4
1.5. Sistematika Penulisan ...............................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
6
2.1. Pengertian Laporan Keuangan .................................................
6
2.2. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan ..........................................
10
2.3. Tujuan Laporan Keuangan .......................................................
14
2.4. Pengertian Rasio Keuangan .....................................................
17
2.5. Pengertian Kinerja Keuangan ..................................................
18
2.6. Pengukuran Kinerja Keuangan ................................................
20
2.7. Pengertian Economic Value Added (EVA) ..............................
24
2.8. Kriteria EVA ............................................................................
27
2.9. Kerangka Pikir .........................................................................
28
2.10 Hipotesis ..................................................................................
30
ix
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................
31
3.1. Daerah Dan Waktu Penelitian ...................................................
31
3.2. Metode Pengumpulan Data .......................................................
31
3.3. Jenis dan Sumber Data ..............................................................
32
3.4. Metode Analisis ........................................................................
32
3.5. Definisi Operasional Variabel ...................................................
34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .........................................
35
4.1. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Sumber Batu Gowa
.............
35
4.2. Struktur Organisasi PT Sumber Batu Gowa ...........................
35
4.3. Uraian Tugas Masing-Masing Bagian Dalam Perusahaan .....
39
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
42
5.1. Analisis Laporan Keuangan . .....................................................
42
5.2. Analisis Biaya Modal ................................................................
46
5.3. Analisis Return On Invesment Capital (ROIC) ........................
55
5.4. Analisis Nilai Keuangan Perusahaan Dengan Pendekatan EVA (Economic Value Added) ..............................................................
59
AB VI KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN ...........................................
63
6.1. Kesimpulan ................................................................................
63
6.2. Saran-Saran ................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
65
x
DAFTAR TABEL Halaman TABEL I
NERACA PER 01 JANUARI TAHUN 2006 - 2010 PADA PT. SUMBER BATU GOWA DI MAKASSAR …………. 44
TABEL II
LAPORAN LABA RUGI PER 01 JANUARI TAHUN 2006 - 2010 PADA PT. SUMBER BATU GOWA DI MAKASSAR …………. 45
TABEL III
DATA BEBAN BUNGA TAHUN 2006 S/D TAHUN 2010 PADA PT. SUMBER BATU GOWA DI MAKASSAR …………. 47
TABEL IV
BESARNYA PERHITUNGAN BIAYA MODAL TAHUN 2006 S/D 2010 PADA PT. SUMBER BATU GOWA DI MAKASSAR
54
BESARNYA TINGKAT KEUNTUNGAN (RETURN) DARI MODAL YANG DIINVESTASIKAN (NOPAT) .........................
56
TABEL VI
BESARNYA ROIC DAN WACC TAHUN 2006 S/D 2010 …….
58
TABEL VII
HASIL PERHITUNGAN NILAI KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN EVA TAHUN 2006 S/D TAHUN 2010 ................................................................................................. 61
TABEL V
xi
DAFTAR SKEMA Halaman SKEMA I. KERANGKA PIKIR ................................................................
29
SKEMA II STRUKTUR ORGANISASI PT SUMBEFR BATU GOWA DI MAKASSAR ... ....................................................................
38
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini upaya yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan adalah meningkatkan pendapatan dari pengelolaan usaha. Dimana dengan adanya peningkatan pendapatan maka akan mempengaruhi profit, yang pada gilirannya akan menunjang kontinuitas dari pengelolaan usaha. Salah satu cara yang dilakukan oleh PT. Sumber Batu Gowa dalam meningkatkan pendapatan, sehingga akan mempengaruhi kinerja keuangan adalah dengan meningkatkan efektivitas pengelolaan manajemen, sebab dengan adanya peningkatan efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan maka akan mendorong pencapaian tujuan dan sasaran. Pentingnya pengelolaan efektivitas manajemen perusahaan dalam peningkatan kinerja keuangan, maka perlu dilakukan penilaian kinerja keuangan yang dicapai oleh perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan yang telah dicapai oleh PT. Sumber Batu Gowa. Oleh karena itulah dalam melakukan penilaian mengenai kinerja keuangan yang telah dicapai oleh maka perlu adanya laporan keuangan. Dimana laporan keuangan adalah suatu laporan yang mencerminkan keadaan dan posisi keuangan dalam periode akuntansi. Masalah laporan keuangan dalam suatu perusahaan sangat penting, oleh karena itulah dalam melakukan penilaian kinerja keuangan maka perlu ditunjang oleh 1
2
adanya laporan keuangan, sebab tanpa adanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan, maka perusahaan tidak akan dapat mengetahui perkembangan kinerja keuangan. Kinerja keuangan adalah hasil prestasi keuangan yang dicapai oleh perusahaan dari pengelolaan usaha, sehingga salah satu tolok ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA). Economic Value Added (EVA) adalah ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan
nilai
dengan
biaya
untuk
memperoleh
nilai
tambah
tersebut
(Manduh, 2004 : 52). Kemudian perlu ditambahkan bahwa kelebihan konsep adalah bermanfaat sebagai penilaian kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai, membuat perusahaan untuk memperhatikan struktur modal dan dapat digunakan untu mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal. Dalam penelitian ini penulis memilih obyek penelitian pada PT. Sumber Batu Gowa yang bergerak dibidang kontraktor. Seiring dengan perkembangan yang dialami oleh perusahaan, maka perusahaan perlu melakukan analisis kinerja keuangan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui posisi atau kondisi keuangan terjadi pada perusahaan. Adapun penilaian kinerja keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA), yang diukur dengan menggabungkan perolehan nilai dengan biaya yang digunakan untuk memperoleh nilai tambah tersebut.
3
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis memilih judul penelitian sebagai berikut : ” Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Economic Value Added pada PT. Sumber Batu Gowa di Makassar.” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan masalah pokok sebagai berikut : “Apakah kinerja keuangan dengan pendekatan Economic Value Added (EVA) pada PT. Sumber Batu Gowa di Makassar setiap tahunnya meningkat? ”
1.3 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan judul penelitian dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk melihat penilaian kinerja keuangan yang dilakukan oleh PT. Sumber Batu Gowa di Makassar 2. Untuk menganalisis kinerja keuangan dengan menggunaan pendekatan Economic Value Added (EVA ). 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dikemukakan dalam pembahasan skripsi ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi pimpinan PT. Sumber Batu Gowa di Makassar dalam memutuskan/menetapkan peningkatan kinerja keuangan pada masa yang akan datang.
4
2. Untuk mengetahui manfaat analisis penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA). 3. Sebagai bahan referensi bagi yang berminat untuk memperdalam mengenai masalah kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA). 1.5 Sistematika Pembahasan Rencana sistematika yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini dapat diperinci satu persatu sebagai berikut : Bab pertama pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, masalah pokok, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika pembahasan Bab kedua tinjauan pustaka yang berisikan pengertian laporan keuangan, bentuk-bentuk laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, pengertian rasio keuangan, pengertian kinerja keuangan, pengukuran kinerja keuangan, pengertian Economic Value Added (EVA), kriteria EVA, kerangka pikir, hipotesis. Bab ketiga metode penelitian yang berisikan daerah penelitian, metode pengumpulan data, sumber data, metode analisis, definisi operasional variabel Bab keempat gambaran umum perusahaan yang berisikan sejarah singkat berdirinya PT. Sumber Batu Gowa, struktur organisasi PT. Sumber Batu Gowa, uraian tugas masing-masing bagian dalam perusahaan. Bab kelima hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan analisis laporan keuangan, analisis biaya modal, Analisis Return on Investment Capital (ROIC),
5
Analisis Nilai Keuangan Perusahaan dengan pendekatan EVA (Economic Value Added) Bab keenam merupakan bab penutup yang berisikan simpulan dan saran-saran
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihakpihak yang berkepentingan apabila data tersebut dapat diperbandingkan untuk dua periode atau lebih. Suatu laporan keuangan yang menggambarkan kinerja operasional suatu perusahaan operasi sepanjang waktu disebut income statement (laporan laba rugi). Laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan dari operasional perusahaan pada titik waktu tertentu disebut balance sheet (neraca keuangan). Laporan retained earning (laba ditahan) menunjukkan perubahan dari posisi pemilik selama siklus operasional. Akhirnya, laporan cash flow (arus kas) menjelaskan perubahan dalam arus kas tunai untuk suatu siklus operasional. Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan adanya hal-hal yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut. Sebagai contoh seperti adanya kontrak-kontrak penjualan atau pembelian yang telah disetujui, atau pesanan yang tidak dapat dipengaruhi, namun belum dilaporkan dalam laporan keuangan pada
6
7
periode tersebut. Kemudian, ada hal-hal yang tidak dapat dinyatakan dalam angkaangka seperti reputasi, prestasi manajernya, dan lainnya. Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan, yaitu : 1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana datadata yang diambil dari data masa lalu. 2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja. 3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbanganpertimbangan tertentu. 4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah. 5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya. Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi. Artinya selama laporan keuangan disusun sesuai dengan
8
aturan yang telah ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan. Berikut ini pengertian laporan keuangan yang dikemukakan oleh Susanto (2005 : 3) bahwa : ” Laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana ”. Kasmir (2008 :. 7) menyatakan, bahwa : ” Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Hendra (2009 : 194) mengemukakan, bahwa : ”Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.” Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan terkini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Di samping itu, kita akan mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan. Deanta (2009 : 3) mengemukakan, bahwa : ”Laporan keuangan merupakan informasi historis, dimana timbulnya laporan keuangan setelah munculnya transaksi yang kemudian dicatat dan di buat laporan keuangan”. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu
9
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Laporan keuangan melaporkan apa yang sebenarnya terjadi pada aktiva, laba dan dividen selama beberapa tahun terakhir, sedangkan laporan verbal berusaha menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi. Ambarwati (2010 : 203) mendefinisikan pengertian laporan keuangan sebagai berikut : ” Laporan adalah mengestimasikan arus kas bebas masa depan, dalam rencana operasi yang berbeda, meramalkan kebutuhan modal perusahaan, dan kemudian memilih rencana yang memaksimalkan nilai pemegang saham ”. Dari definisi yang telah dikemukakan di atas maka maksud laporan keuangan menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Disamping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat dilakukan posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis.
10
2.2 Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi-transaksi dan peristiwaperistiwa yang bersifat finansiil dicatat, digolong-golongkan dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan bagian laba yang ditahan atau laporan modal sendiri, dan laporan perubahan posisi keuangan atau laporan sumber dan penggunaan dana. Seperti diketahui bahwa perusahaan memperoleh penghasilan dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa dan untuk memperoleh penghasilan itu diperlukan biayabiaya. Laporan rugi laba menggambarkan sumber-sumber penghasilan dan jenisjenis biaya yang dinyatakan dalam satuan uang serta laba atau rugi yang dialami oleh perusahaan pada periode tertentu. Munawir (2002 :13) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk laporan keuangan terdiri dari :
11
1. Neraca, 2. Laporan rugi laba, 3. Laporan perubahan rugi laba. Lain halnya menurut Raharjo (2003 : 49) mengemukakan bahwa laporan keuangan terdiri dari : 1. Neraca, 2. Perhitungan Rugi Laba atau Laporan Laba Rugi (Income Statement atau profit and loss statement), 3. Laporan Perubahan Posisi Keuangan, serta 4. Catatan atas Laporan Keuangan. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan satu persatu dari pengertian di atas : 1. Neraca (balance sheet) merupakan laporan mengenai keadaan harta atau kekayaan perusahaan, atau keadaan posisi keuangan perusahaan pada saat (tanggal) tertentu. Neraca memberitahu kita mengenai seberapa kuat posisi keuangan perusahaan dan bagian yang dipinjam dari kreditor untuk suatu jangka waktu tertentu. 2. Perhitungan Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi (Income statement atau Profit dan Loss statement) merupakan laporan mengenai kemajuan perusahaan. Pada dasarnya laporan laba rugi memberitahu apa yang diperoleh perusahaan tahun ini, apakah laba atau rugi, dan berapa banyak laba/keuntungan atau kerugiannya. Laporan ini menggambarkan kemajuan usaha perusahaan selama satu periode tertentu atau selama satu tahun buku.
12
3. Laporan perubahan posisi keuangan (the Statement of Changes in Financial Position) melaporkan perubahan posisi keuangan, yang biasanya disajikan dalam Laporan Arus Dana atau Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Found Flow Statement) yang melaporkan sumber (dari mana dana diperoleh) dan penggunaan dana (kemana dana dipakai), atau disajikan dalam laporan arus kas (Cash Flow Statement) yang melaporkan perubahan posisi keuangan berbasis kas, yaitu suatu ringkasan kas yang diterima dan dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode. Laporan perubahan posisi keuangan, di samping menyajikan jumlah dana atau kas yang diperoleh dari operasi sebagaimana dilaporkan dalam perhitungan laba rugi, juga menyajikan jumlah dana atau kas yang dipakai untuk membayar deviden sebagaimana tersaji dalam laporan saldo laba atau laporan perubahan laba yang ditahan (the Statement of Retained Earning). 4. Di dalam laporan keuangan masih ada beberapa keterangan atau catatan atas laporan keuangan (Footnotes or Notes to The Financial Statements) yang merupakan penjelasan tertulis dari aspek-aspek penting pada berbagai item, yang bisa memberikan banyak informasi. Umumnya laporan keuangan dibuat dalam periode satu tahun buku, bila periode pembukuan dimulai 1 Januari dan berakhir 31 Desember, maka laporan keuangan dibuat tanggal 31 Desember (sesuai dengan tahun takwim). Sedang bila periode pembukuan dimulai 1 April sampai dengan 31 Maret, maka laporan keuangan dibuat tanggal 31 Maret (sesuai tahun Anggaran Pemerintah). Sekarang telah banyak perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya secara komperatif, yaitu dengan
13
menyajikan angka-angka untuk dua periode (tahun) buku, yaitu tahun yang dilaporkan dan tahun sebelumnya. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masingmasing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan. Namun, dalam praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain. Menurut Benny (2008 : 30) ada tiga jenis laporan keuangan pokok yang digunakan oleh suatu perusahaan adalah : ”1. Neraca, 2. Laporan rugi laba, 3. Laporan aliran kas.” Untuk lebih rincinya, laporan keuangan perusahaan akan diuraikan sebagai berikut : 1. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan. Bila dianalogikan sebuah perjalanan, tempat pemberhentian dari perjalanan itu yang disebut dengan neraca. Apabila perhitungan keuangan dimulai pada tanggal 1 Januari setiap tahun, maka neracanya akan jatuh pada tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan. Neraca juga menggambarkan kekayaan perusahaan. Apa yang
14
tercantum pada tanggal tersebut, menggambarkan posisi keuangan tersebut pada saat itu. 2. Laporan rugi laba Laporan rugi laba meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan ini sering dipandang sebagai laporan akuntansi yang paling penting dalam laporan tahunan. Kegiatan perusahaan selama periode tertentu mencakup aktivitas rutin atau operasional, di samping aktivitas-aktivitas yang sifatnya tidak rutin dan jarang muncul. Di samping itu perusahaan mungkin memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu, melakukan perubahan metode akuntansi, melaporkan item-item luar biasa. 3. Laporan aliran kas Laporan aliran kas adalah untuk memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. Tujuan kedua laporan aliran kas adalah untuk memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Aktivitas operasi meliputi semua transaksi dan kejadian lain yang bukan merupakan kegiatan investasi atau pendanaan. Transaksi yang melibatkan produksi, penjualan, penyerahan barang atau penyerahan jasa. 2.3 Tujuan Laporan Keuangan Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.
15
Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Menurut Agnes (2001 : 2), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagain besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawabkan manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Berdasarkan tujuan laporan keuangan diatas, maka dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan. Tujuan laporan keuangan dikemukakan oleh Kasmir ( 2008 : 10) bahwa : Secara umum tujuan laporan keuangan untuk memberikan informasi keuangan suatu
16
perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Untuk lebih jelasnya laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu (Kasmir, 2008 : 10) : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, passiva, dan modal perusahaan 6. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan 7. Informasi keuangan lainnya Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian laporan
17
keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan. 2.4 Pengertian Rasio Keuangan Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat satu sisi saja. Artinya jika hanya dengan melihat apa adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dapat dibandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Caranya adalah dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan. Setelah melakukan perbandinghan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Hendra (2009 : 194) mengemukakan bahwa : "Rasio keuangan adalah membandingkan antara satu angka dengan angka lainnya yang memberikan suatu makna." Kasmir (2008 : 64) berpendapatan bahwa : "Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya."
18
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasiorasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian setiap hasil dari rasio diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Hasil rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Atau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang-orang yang duduk dalam manajemen ke depan. 2.5 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan, implementasi strategi, dan segala inisiatif perusahaan memperbaiki laba perusahaan. Dengan menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah melalui serangkaian indikator sebab akibat yang penting bagi organisasi, dari aktivita riil sampai aktivitas keuangan, dari aktivitas operasional sampai aktivitas strategis, dari aktivitas jangka pendek sampai aktivitas jangka panjang, dari aktivitas lokal sampai aktivitas global, atau dari aktivitas bisnis sampai aktivitas korporasi. Para pengambil keputusan akan
19
mendapatkan
gambaran
komprehensif
mengenai
kinerja
beragam
aktivitas
perusahaan, namun tetap dalam satu rangkaian strategi yang saling terkait satu sama lain. Martono dan Harjito (2008 : 52) berpendapat bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Harmono (2009 : 23) mengemukakan bahwa : ” Kinerja keuangan umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share) ”. Fahmi (2010 : 142) mengemukakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Selanjutnya Zarkasyi (2008 : 48) bahwa kinerja merupakan sesuatu yang dihasilkan atau hasil kerja yang dicapai dari suatu perusahaan. Wahyudin (2008 : 48) bahwa : “Kinerja keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.” Guna mengetahui tingkat kinerja suatu perusahaan dilakukan serangkaian tindakan evaluasi yang pada intinya adalah penilaian atas hasil usaha yang dilakukan
20
selama periode waktu tertentu. Hasil usaha tersebut dapat berupa barang atau jasa yang dapat menjadi atribut dari keberhasilan kerja organisasi. Merujuk pada konsep tersebut, maka penilaian kinerja mengandung tugastugas untuk mengukur berbagai aktivitas tingkat organisasi sehingga menghasilkan informasi umpan balik untuk melakukan perbaikan organisasi. Perbaikan organisasi mengandung makna perbaikan manajemen organisasi yang meliputi : (a) perbaikan perencanaan, (b) perbaikan proses, dan (c) perbaikan evaluasi. Hasil evaluasi selanjutnya merupakan informasi untuk perbaikan ”perencanaan proses evaluasi” selanjutnya. Proses ”perencanaan proses evaluasi” harus dilakukan secara terusmenerus (continuous process improvement) agar faktor strategik (keunggulan bersaing) dapat tercapai. Berdasarkan definisi diatas, maka kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati. 2.6 Pengukuran Kinerja Keuangan Dalam lingkungan usaha yang masih berskala kecil, dapat dipastikan bahwa transaksi hanya dilakukan dengan pihak eskternal (tidak ada transaksi internal). Dalam konteks persaingan ”one man show” ini peran tolok ukur dari informasi keuangan masih representatif karena hampir seluruh aktivitas operasional masih
21
controllable. Pengukuran kinerja, secara obyektif dapat dilakukan dengan membandingkan harga output (exit value) dengan harga input (entry value). Pengukuran kinerja sendiri merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang mencakup, baik tindakan yang mengimplikasikan keputusan perencanaan maupun penilaian kinerja pegawai serta operasinya. Penilaian kinerja merupakan sarana bagi manajemen untuk mengetahui sejauh mana tujuan perusahaan telah tercapai, menilai prestasi bisnis, manajer, divisi dan individu dalam perusahaan, serta untuk memprediksi harapan-harapan perusahaan di masa mendatang. Yuwono, dkk (2003 : 23) mengemukakan bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada tahap perusahaan. Manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut : a) Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan. b) Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal. c) Mengidentifikasi pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste). d) Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
22
e) Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi ”reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan terdapat beberapa metode yang dapat digunakan,
namun
metode
yang umum
digunakan
adalah
dengan
menggunakan/menghitung rasio dari data laporan keuangan. Semakin berkembangnya perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) ikut bertambah, timbul permasalahan dengan pengukuran kinerja, antara lain : 1. Peningkatan skala perusahaan berupa integrasi fungsi-fungsi dan semakin kompleksnya struktur organisasi memperbesar jumlah transaksi internal yang membuat mekanisme harga terbengkalai. 2. Pembesaran perusahaan berakibat pula pada semakin panjangnya siklus operasi perusahaan. 3. Pengukuran kinerja bahkan semakin sulit dilakukan pada perusahaan padat modal berskala besar yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk, terutama kesulitan dalam pengalokasian biaya overhead.
23
4. Bertambahnya stakeholders semakin mempersulit proses deliberasi untuk menyepakati besarnya nilai akun dalam neraca dan laporan laba rugi yang bukan berasal dari arm’s length transaction. Mulyadi (2001 : 415) mengemukakan bahwa pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tolak ukur kinerja keuangan dan non keuangan kedua-duanya adalah penting, kadang-kadang akuntan dan manajer memfokuskan terlalu banyak pada tolak ukur keuangan seperti laba dan varian biaya, karena angka-angka tersebut telah tersedia dari sistem akuntansi. Namun manajer juga dapat memperbaiki pengendalian operasional dengan mempertimbangkan tolok ukur kinerja non keuangan. Tolak ukur demikian dapat lebih tepat waktu dan lebih dekat pengaruhnya terhadap karyawan pada tingkat organisasi yang lebih rendah, di mana produk atau jasa dibuat/diberikan. Gitosudarmo dan Basri (2002 : 275) berpendapat bahwa : “Pengukuran kinerja keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu dilaporkan dalam laporan keuangan yang terdiri dari laba rugi dan neraca.” Definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba, menunjukkan bahwa laporan rugi laba menggambarkan suatu aktivitas dalam satu tahun sedangkan untuk neraca menggambarkan keadaan pada suatu saat akhir tahun tersebut atas perubahan kejadian dari tahun sebelumnya.
24
Pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan pada
sisi
keuangan, misalnya dengan pengukuran ROI (Return on Investment), Profit Margin dan Ecomic Value Added (nilai tambah ekonomi). Return on investment (ROI) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mendayagunakan aktiva produktif (operating assets) yang dimiliki. Ditinjau dari aspek keuangan pengukuran ini dianggap cukup memadai karena memberikan gambaran kinerja keuangan perusahaan yang cukup komprehensif. 2.7 Pengertian Economic Value Added (EVA) Metode penilaian kinerja dengan menggunakan data akuntansi seperti yang dibicarakan sebelumnya nampaknya belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan maksimisasi kemakmuran pemegang saham. Ahli keuangan mengembangkan konsep baru sebagai pengukur kinerja atau Economic Value Added (EVA). Warsono (2003 : 48) mengemukakan bahwa : "EVA adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya." Husnan dan Pudjiastuti (2004 : 65) mengemukakan bahwa EVA adalah penilaian efektifitas manajerial untuk suatu tahun tertentu. Hanafi (2005 : 52) mengemukakan EVA merupakan ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut. Sedangkan Sartono (2001 : 103) bahwa EVA adalah laba bersih operasi setelah pajak (NOPAT) – Biaya modal setelah pajak yang diperlukan untuk mendukung operasi.
25
Karena NOPAT pada dasarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang ditanam, dan biaya modal adalah biaya dari modal yang ditanamkan, maka NOPAT dan biaya modal bisa dituliskan sebagai berikut ini. NOPAT = EBIT (1 - tarif pajak)
Di mana : EBIT = Laba bersih sebelum bunga dan pajak yang diinvestasikan NOPAT = Net Operating Profit After Taxes (Laba bersih operasi setelah pajak) Formula di atas menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh adalah nilai tambah yang bersih (net), yaitu nilai tambah yang dihasilkan dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk memperoleh nilai tambah tersebut. Berbeda dengan pengukuran kinerja akuntansi yang tradisional (seperti ROE), EVA mencoba mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. Young dan Stephen F.O’Byrne (2001 : 5) mengemukakan bahwa : “EVA mengukur perbedaan, dalam pengertian keuangan antara pengembalian atas modal perusahaan dan biaya modal.” EVA mampu menghitung laba ekonomi yang sebenarnya atau true economic profit suatu perusahaan pada tahun tertentu dan sangat berbeda jika dibanding laba akuntansi. EVA mencerminkan residual income yang
26
tersisa setelah semua biaya modal, termasuk modal saham, telah dikurangkan. Sedangkan laba akuntansi dihitung tanpa mengurangkan biaya modal. EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan pada sisi keuangan, misalnya dengan pengukuran ROI (Return on Investment), Profit Margin dan Ecomic Value Added (nilai tambah ekonomi). Return on investment (ROI) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mendayagunakan aktiva produktif (operating assets) yang dimiliki. Ditinjau dari aspek keuangan pengukuran ini dianggap cukup memadai karena memberikan gambaran kinerja keuangan perusahaan yang cukup komprehensif. Economic Value Added (EVA) konsep ini menilai kinerja perusahaan berdasar keuntungan rill karena memasukkan unsur financial risk dalam perhitungannya. Meskipun sebagai ukuran EVA lebih riil dalam menggambarkan kinerja perusahaan akan tetapi masih terdapat kelemahan-kelemahan antara lain disebabkan karena belum memasukkan aktivaaktiva yang tidak nampak (intangible assets) dan kekayaan intelektual (sumberdaya manusia). Young
(2001),
mengatakan
bahwa
pendekatan
nilai
EVA
adalah
unik dimana hal itu adalah satu-satunya yang menggabungkan semua informasi mengenai perusahaan termasuk yang berikut :
27
1. Penjualan dan pertumbuhan pangsa pasar 2. Kepuasan pelanggan 3. Hubungan dengan pemasok 4. Produktivitas buruh dan hubungan buruh 5. Pajak 6. Bunga dan pembayaran hutang pokok kepada pemberi pinjaman 7. Reputasi dengan bank dan peminjam lainnya Dengan demikian dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu alat analisis finansial untuk menilai profitabilitas yang realistis dari operasi perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam perhitungannya. Selain itu EVA juga mempertimbangkan dengan adil harapan para penyandang dana, melalui perhitungan biaya modal tertimbang dari struktur modal perusahaan. 2.8 Kriteria EVA Untuk melihat apakah dalam perusahaan telah terjadi penciptaan nilai atau tidak, dapat ditentukan dengan kriteria yang dikemukakan oleh Widayanto (2004:50) sebagai berikut : a) EVA > 0, maka telah tejadi nilai tambah ekonomis (NITAMI) dalam perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka
harapan para penyandang
dana dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi yang sama atau lebih dari yang diinvestasikan dan kreditur mendapatkan bunga. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create
28
value) bagi pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangannya baik. b) EVA < 0, maka menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis (NITAMI) bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan para penyandang dana terutama pemegang saham yaitu tidak mendapatkan pengembalian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan dan kreditur tetap mendapatkan bunga. Sehingga dengan tidak ada nilai tambah mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan kurang baik. c) EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas karena semua laba yang telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur dan pemegang saham. 2.9 Kerangka Pikir Kinerja keuangan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu periode tertentu dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan. Kinerja perusahaan adalah hasil yang diukur dan menggambarkan kondisi dari suatu Perusahaan dan dari berbagai ukuran yang disepakati. Salah satu pengukuran kinerja keuangan adalah metode EVA. Analisis Economic Value Added (EVA) adalah ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut. Kelebihan penerapan metode EVA dalam penilaian kinerja keuangan adalah konsep ini menilai kinerja keuangan yang berdasarkan keuntungan riil, karena
29
memasukkan unsur financial risk dalam perhitungannya. Adapun metode yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah dengan menggunakan analisis EVA, Untuk lebih jelasnya akan disajikan kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :
Skema 1. Kerangka Konseptual PT. Sumber Batu Gowa
Kinerja keuangan : Analisis EVA :
Analisis NOPAT
Analisis biaya modal rata-rata tertimbang
30
2.10 Hipotesis Berdasarkan masalah pokok yang dikemukakan, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara atas masalah tersebut yaitu : ” Kinerja keuangan pada perusahaan PT. Sumber Batu Gowa dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) meningkat setiap tahun.”
31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Daerah dan Waktu Penelitian Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada PT. Sumber Batu Gowa yang beralamat di Jalan Pengayoman Kompleks Akik Hijau Blok E No.5 Panakkukang Mas Makassar. Sedangkan waktu penelitian diperkirakan kurang lebih tiga bulan mulai dari bulan mulai dari bulan Oktober s/d bulan Desember Tahun 2011. 3.2 Metode Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung pada kegiatan pengolahan data laporan keuangan. 2. Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan Perusahaan PT. Sumber Batu Gowa dan sejumlah personil yang terkait. 3. Dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen Perusahaan PT. Sumber Batu Gowa yang dapat meliputi neraca dan laporan laba rugi untuk tahun 2006 - 2010.
31
32
3.3 Jenis dan Sumber Data Untuk menunjang kelengkapan pembahasan, maka jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah : 1. Jenis Data a. Data Kualitatif, yaitu data yang berkaitan dengan keterangan secara tertulis yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Perusahaan PT. Sumber Batu Gowa yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. b. Data Kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang diperoleh dari buku laporan perkembangan Perusahaan PT. Sumber Batu Gowa di Makassar. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini berasal dari : a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan dan dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan PT. Sumber Batu Gowa di Makassar yang akan diteliti, seperti sejarah berdiri perusahaan, uraian tugas masing-masing karyawan dan struktur organisasi. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen perusahaan PT. Sumber Batu Gowa dan informasi tertulis mengenai keadaan perusahaan yang berkaitan dengan pembahasan, mengenai neraca dan laporan laba rugi. 3.4 Metode Analisis Untuk mengolah data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian, penulis menggunakan metode analisis deskriptif yang digunakan untuk melihat kinerja
33
keuangan dengan metode EVA pada perusahaan PT. Sumber Batu Gowa dengan alat ukur sebagai berikut : 1) Analisis NOPAT yaitu suatu analisis dimana tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang kita tanam, dan biaya modal yaitu biaya dari modal yang kita tanamkan, dengan rumus : NOPAT = Modal yang diinvestasikan x ROIC 2) Analisis biaya modal tertimbang, dengan menggunakan rumus : B S WACC (Ko) = Kd ( --------- ) + Ke ( ------------ ) B+S B+S Dimana : WACC (Ko) = Biaya modal rata-rata tertimbang (Ko) Kd
= Biaya modal dari hutang
S
= Modal pinjaman
B
= Modal sendiri
Ke
= Biaya modal sendiri
3) Analisis EVA dengan menggunakan rumus sebagai berikut : EVA = Modal yang diinvestasikan x (ROIC - WACC) Di mana : EVA
= Economic Value Added
ROIC = Return on Invested Capital WACC = Weighted Average Cost of Capital
34
3.5 Definisi Operasional Variabel Untuk menyatukan persepsi tentang pengertian variabel-variabel yang diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini, maka akan dikemukakan batasan-batasan definisi operasional sebagai berikut : EVA adalah merupakan ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut serta mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu Perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. Biaya
Modal
Rata-rata
Tertimbang
(WACC)
adalah
tingkat
pengembalian yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas investasi proyek untuk mempertahankan nilai pasar sahamnya. ROIC adalah perbandingan antara laba bersih operasi PT. Sumber Batu Gowa dengan modal yang diinvestasikan oleh suatu perusahaan. NOPAT
adalah
laba
bersih
sebelum
diinvestasikan dan dikurangi dengan tarif pajak.
bunga
dan
pajak
yang
35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Berdirinya PT. Sumber Batu Gowa PT Sumber Batu Gowa, didirikan oleh Bapak C. Hartawan pada tahun 1997 dengan akte pendirian No. 121 tanggal 11 Mei 1997 dari Notaris Sitske Limowa, SH. di Makassar. Akte pendirian perusahaan ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI. No. C2-10738 HT.01.01 Tahun 1997 tanggal 12 Desember 1997. Maksud dan tujuan dari perusahaan ini adalah bergerak dalam bidang usaha kontraktor yang mengerjakan pembangunan pelindung Tebing Waduk Pantai. Adapun tujuan dan sasaran dari pendirian perusahaan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menunjang program pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah Republik Indonesia yang berhubungan dengan pembangunan. 2. Untuk memperoleh laba yang maksimal dari kegiatan kontraktor 3. Adanya modal usaha yang diperoleh dari perusahaan untuk kegiatan kontraktor. 4. Adanya kerjasama antara keluarga. 4.2 Struktur Organisasi PT. Sumber Batu Gowa Dalam menunjang terlaksananya kegiatan dan aktivitas perusahaan secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah dicanangkan, setiap perusahaan
35
36
perlu melengkapi tugas-tugas atau pembagian kerja yang jelas yang digambarkan dalam suatu struktur atau bagan organisasi. Dengan adanya pembagian kerja, setiap karyawan dapat dengan mudah mengetahui fungsi dan tanggung jawab yang telah dilimpahkan kepadanya, demikian pula batasan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sehingga tidak mudah menimbulkan konflik baik antara pribadi maupun kelompok unit. Apabila suatu perusahaan semakin berkembang, sudah barang tentu persoalan yang timbul juga semakin kompleks, sehingga tidak memungkinkan lagi diberlakukannya sistem sentralisasi oleh karena tingkat pengawasan tidak akan mungkin lagi dapat dilakukan oleh satu orang, jika memang demikian, sebaiknya dilakukan desentralisasi dimana sebagian tanggung jawab dapat dilimpahkan kepada setiap unit yang dianggap perlu untuk dilakukan. Pengawasan dengan sistem desentralisasi dimaksudkan agar setiap karyawan memahami fungsi dan tanggung jawab masing-masing dan sekaligus memahami tugas dan tanggung jawab tersebut sebagai bagian dari organisasi dimana mereka melakukan pekerjaan. Menyangkut hubungan dengan manajemen, maka organisasi dan manajemen adalah dua faktor yang saling mendukung dan di antara keduanya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya walaupun di antara keduanya saling berbeda, sebab suatu organisasi tanpa manajemen, maka perusahaan tersebut akan mengalami kekacauan, demikian pula sebaliknya, dimana manajemen tanpa organisasi, maka manajemen tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
37
Organisasi yang dimaksudkan di sini adalah sekelompok orang-orang yang melakukan pekerjaan secara bersama-sama dalam mencapai tujuan, pengertian ini dilihat dari sudut badan. Sedangkan struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan adalah struktur organisasi garis atau lini dimana terdapat kerjasama antara satu bagian dengan bagian yang lainnya dalam mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Untuk mengetahui bagaimana tugas dan fungsi organisasi dapat dilihat pada struktur organisasi atau bagan organisasi PT Sumber Batu Gowa sebagai berikut :
38
39
4.3 Uraian Tugas Masing-masing Bagian dalam Perusahaan Adapun uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian sebagaimana yang yang tercantum dalam struktur organisasi, maka dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Site Manager a. Sebagai pengendali dan tanggung jawab semua kegiatan yang dikerjakan oleh perusahaan. b. Mengkoordinir dengan baik semua kegiatan jasa konstruksi dan administrasi proyek yang dikerjakan oleh perusahaan. c. Bertanggung jawab terhadap kelancaran, kesuksesan proyek-proyek yang dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan. d. Mempelajari dan membuat asumsi-asumsi/menjejaki proyek yang akan diterima. a. Melaporkan proyek yang akan diterimna/dikerjakan. 2. Site Enggineer Bertanggung jawab dalam perhitungan anggaran proyek, membuat site plant, menyusun anggaran pelaksanaan proyek, menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal pengadaan material, jadwal pengadaan alat, jadwal pengadaan tenaga kerja dan cash flow proyek. 3. Perencana a. Menyusun rencana kerja untuk kegiatan sehari-sehari di proyek.
40
b. Membina bawahan yang menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan. c. Melakukan koordinasi kegiatan fungsional dan pembinaan sumber daya manusia di unit kerjanya. 4. Pelaksana a. Menyusun rencana anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan dan mengevaluasi pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan a) Melaksanakan pelaksanaan sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. 5. Monitoring proyek Melakukan evaluasi atas pelaksanaan pembangunan proyek 6. Logistik a. Mencatat dan menggudangkan seluruh material di lokasi kerja. b. Membuat laporan stok material. c. Mencatat dan menyiapkan segala kebutuhan material yang diperlukan dilokasi kerja. d. Membuat rencana kebutuhan material setiap hari/minggu. e. Menjaga dan memelihara stok material serta segala peralatan pendukung pelaksana proyek. 7. Drafter Membuat dan menyusun draf skripsi proyek yang akan dikerjakan
41
8. Survenyor Melakukan peninjauan lokasi proyek pembangunan berdasarkan draf skripsi proyek yang telah disusun bagian drafter 9. Quality/Quantity a. Membuat seluruh laporan bulanan proyek yang dikerjakan oleh perusahaan. b. Memantau realisasi perkembangan seluruh proyek yang dikerjakan oleh perusahaan c. Mengawasi kwalitas dan kwantitas proyek yang sedang berjalan. d. Membuat dan menganalisa segala hal yang berhubungan dengan proyek yang akan dikerjakan. e. Validasi atas permintaan dana proyek.
42
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Laporan Keuangan Salah satu indikator yang menggambarkan kesuksesan suatu perusahaan terhadap pencapaian tujuan adalah yang berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan sebagai bahan informasi yang menggambarkan kondisi keuangan yang diperoleh dari hasil operasinya perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasinya perusahaan, bermanfaat bagi berbagai pihak. Baik pihak yang berada dalam perusahaan maupun pihak-pihak yang berada di luar perusahaan, karena akan memberikan gambaran mengenai perkembangan keuangan yang dicapai oleh perusahaan selama 5 tahun terakhir (tahun 2006 s/d tahun 2010). Adapun laporan keuangan perusahaan, meliputi neraca dan laporan perhitungan laba rugi. Dimana neraca menggambarkan laporan mengenai posisi keuangan yang dapat meliputi : harta, kewajiban dan modal. Sedangkan laporan laba rugi menggambarkan laporan yang menguraikan hasil dari kegiatan perusahaan pada suatu periode akuntansi. Berkaitan dengan pentingnya penyusunan laporan keuangan, maka obyek yang diteliti adalah pada perusahaan PT. Sumber Batu Gowa, yakni suatu perusahaan yang bergerak di bidang usaha kontraktor, dimana dalam melakukan pengelolaan aktivitas operasional yakni sebagai perusahaan kontraktor maka
43
perusahaan perlu melakukan analisis terhadap kinerja keuangan selama 5 tahun terakhir (tahun 2006 s/d tahun 2010). Sebelum dilakukan penilaian kinerja keuangan dengan pendekatan EVA maka terlebih dahulu akan disajikan laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan neraca dan laporan perhitungan laba rugi yang diperoleh dari PT. Sumber Batu Gowa yang dapat dilihat melalui tabel I dan tabel II selama tahun 2006 - 2010 berikut ini :
44
45
46
5.2 Analisis Biaya Modal Biaya penggunaan modal atau biaya modal adalah merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelanjaan perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual tersebut dihitung satu persatu untuk tiap jenis modal. Namun, apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Biaya modal dimaksudkan untuk menentukan besarnya biaya nyata (riil) dari penggunaan dan dari masing-masing sumber dana. Dari biaya modal secara individual tersebut digunakan untuk menentukan biaya modal rata-rata. Sebelum membahas lebih jauh mengenai biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan, terlebih dahulu akan dikemukakan data berupa beban bunga yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
47
TABEL III BESARNYA JUMLAH BEBAN BUNGA TAHUN 2006 S/D TAHUN 2010 PADA PT. SUMBER BATU GOWA DI MAKASSAR
Jumlah Beban Bunga
Tahun
(Rp)
2006
98.186.400
2007
121.013.750
2008
131.332.500
2009
163.688.850
2010
188.237.500
Sumber : PT. Sumber Batu Gowa di Makassar Dari tabel mengenai besarnya jumlah beban bunga dari tahun 2006 s/d tahun 2010 pada perusahaan PT. Sumber Batu Gowa di Makassar, nampak bahwa pada tahun 2006 jumlah beban bunga sebesar Rp. 98.186.400, tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar Rp.121.013.750, tahun 2008 sebesar Rp.131.332.500, tahun 2009
sebesar
Rp.163.688.850
dan
pada
tahun
2010
meningkat
sebesar
Rp.188.237.500,Berdasarkan data mengenai jumlah beban bunga dari tahun 2006 s/d tahun 2010, maka selanjutnya akan disajikan perhitungan biaya modal pinjaman, sebagai berikut : 1) Penentuan Biaya Modal Dari Hutang (Kd) Besarnya perhitungan penentuan biaya modal dari hutang selama tahun 2006 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut :
48
a. Tahun 2006 Adapun besarnya penentuan biaya modal dari hutang pada PT. Sumber Batu Gowa di Makassar untuk tahun 2006 dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini : Bunga hutang Biaya modal dari hutang (Kd) = ------------------------- x 100 % Total Hutang 98.186.400 Biaya modal dari hutang (Kd) = ---------------------- x 100 % 1.633.805.150 = 6% Dari perhitungan tersebut di atas, maka besarnya biaya modal dari hutang setelah pajak = 0,06 x (1 – 0,15) = 5,1% b. Tahun 2007 Adapun besarnya perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun 2007 dapat ditentukan sebagai berikut : 121.013.750 Biaya modal dari hutang (Kd) = ------------------------ x 100 % 1.741.330.300 = 6,95% Dari perhitungan tersebut di atas, maka besarnya biaya modal dari hutang setelah pajak = 0,0695 x (1 – 0,15) = 5,91% c. Tahun 2008
49
Adapun besarnya perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun 2008 dapat ditentukan sebagai berikut : 131.332.500 Biaya modal dari hutang (Kd) = --------------------- x 100 % 2.347.317.040 = 5,60% Dari perhitungan tersebut di atas, maka besarnya biaya modal dari hutang setelah pajak = 0,056 x (1 – 0,15) = 4,76% d. Tahun 2009 Perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun 2009 dapat ditentukan sebagai berikut : 163.688.850 Biaya modal dari hutang (Kd) = ---------------------- x 100 % 2.536.755.830 = 6,45% Dari perhitungan tersebut di atas, maka besarnya biaya modal dari hutang setelah pajak = 0,0645 x (1 – 0,15 ) = 5,48% e. Tahun 2010 Perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : 188.237.500 Biaya modal dari hutang (Kd) = ---------------------- x 100 % 3.079.493.870 = 6,11%
50
Dari perhitungan tersebut di atas maka besarnya biaya modal dari hutang setelah pajak = 0,0611 x (1 – 0,15) = 5,19%
2) Perhitungan Biaya Modal Sendiri Untuk menghitung besarnya biaya modal sendiri pada perusahaan PT. Sumber Batu Gowa selama 5 tahun terakhir (tahun 2006 s/d tahun 2010) dapat ditentukan sebagai berikut : a. Tahun 2006 Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2006 dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Biaya modal sendiri (Ke)
Laba bersih setelah pajak = ----------------------------------- x 100% Total Ekuitas
Dari hasil persamaan tersebut, maka besarnya biaya modal sendiri dapat ditentukan sebagai berikut : 456.325.250 Ke = --------------------- x 100 % 1.566.587.550 = 29,13% b. Tahun 2007 Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2007 dapat ditentukan sebagai berikut : 491.101.250 Biaya modal sendiri (Ke) = ---------------------- x 100 % 1.957.688.800
51
= 25,09%
c. Tahun 2008 Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2008 dapat ditentukan sebagai berikut : 553.936.300 Biaya modal sendiri (Ke) = ----------------------- x 100 % 2.386.625.100 = 23,21% d. Tahun 2009 Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2009 dapat ditentukan sebagai berikut : 461.926.550 Biaya modal sendiri (Ke) = ----------------------- x 100 % 2.698.551.650 = 17,12% e. Tahun 2010 Adapun besarnya perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : 489.442.730 Biaya modal sendiri (Ke) = ------------------------ x 100 % 2.937.994.380 = 16,66%
52
Dari hasil perhitungan mengenai besarnya biaya hutang dan biaya modal sendiri, maka selanjutnya dapat ditentukan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang yang dapat dilihat pada perhitungan berikut ini :
1.
Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2006 Besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun 2006 dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : B Ko = Kd ---------- + Ke B+S
S ----------B+S
Dimana : Ko = Biaya modal rata-rata tertimbang Kd = Biaya modal pinjaman Ke = Biaya modal sendiri B = Modal sendiri S = Modal pinjaman 1.000.000.000 Ko = 0,051 --------------------------------------1.000.000.000 + 818.220.000
818.220.000 + 0,2913 ----------------------------------------1.000.000.000 + 818.220.000
Ko = 0,028 + 0,131 Ko = 0,159 atau 15,9% 2.
Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2007
53
Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun 2007 dapat ditentukan sebagai berikut :
Ko = 0,0591
1.000.000.000 --------------------------------------- + 0,2509 1.000.000.000 + 968.110.000
968.110.000 ----------------------------------------1.000.000.000 + 968.110.000
Ko = 0,030 + 0,123 Ko = 0,153 atau 15,30% 3.
Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2008 Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun 2008 dapat ditentukan sebagai berikut :
Ko = 0,0476
1.000.000.000 1.010.250.000 ----------------------------------------- + 0,2321 ----------------------------------------1.000.000.000 +1.010.250.000 1.000.000.000 +1.010.250.000
Ko = 0,023 + 0,116 Ko = 0,139 atau 13,90% 4.
Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2009 Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun 2009 dapat ditentukan sebagai berikut :
Ko = 0,0548
1.000.000.000 ----------------------------------------1.000.000.000 +1.212.520.000
Ko = 0,025 + 0,092 Ko = 0,117 atau 11,70%
1.212.520.000 + 0,1712 ----------------------------------------1.000.000.000 +1.212.520.000
54
5.
Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2010 Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut :
Ko = 0,0519
1.000.000.000 1.369.000.000 -------------------------------------------- + 0,1666 --------------------------------------------1.000.000.000 + 1.369.000.000 1.000.000.000 + 1.369.000.000
Ko = 0,022 + 0,097 Ko = 0,119 atau 11,90% Dari hasil perhitungan mengenai biaya modal rata-rata tertimbang dari tahun 2006 s/d tahun 2010 maka untuk lebih jelasnya dapat ditentukan melalui tabel berikut ini : TABEL IV HASIL PERHITUNGAN BIAYA MODAL TAHUN 2006 S/D 2010 PADA PT. SUMBER BATU GOWA DI MAKASSAR
Tahun
Biaya Modal
Biaya Modal
Biaya Modal Rata-
Dari hutang (Kd)
Sendiri (Ke)
Rata Tertimbang
Setelah pajak
(Ko)
2006
5,1
24,13
15,90
2007
6,95
25,09
15,30
2008
4,76
23,21
13,40
2009
5,48
17,12
11,70
2010
5,19
16,66
11,90
Rata-rata
5,49
21,24
13,74
Sumber : Hasil olahan data
55
Berdasarkan tabel di atas yakni mengenai besarnya perhitungan
biaya
modal rata-rata tertimbang dari tahun 2006 s/d tahun 2010, nampak bahwa biaya modal dari hutang (kd) rata-rata sebesar 5,49%, biaya modal sendiri (ke) rata-rata sebesar 21,24%, dan biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 13,74% setiap tahunnya, sehingga nampak bahwa biaya modal rata-rata tertimbang dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan. Dimana faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan biaya modal karena adanya peningkatan modal pinjaman khusus dalam 5 tahun terakhir ini. 5.3 Analisis Perhitungan Return on Investment Capital (ROIC) Untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan, khususnya pada perusahaan PT. Sumber Batu Gowa di Makassar, maka upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan kontribusi laba guna mempertahankan kelangsungan atau kontinuitas hidup perusahaan. Oleh karena itulah maka perlu adanya evaluasi mengenai tingkat laba yang dicapai. Dimana dalam penilaian tingkat laba, perlu digunakan analisis return on investment capital (ROIC). Namun sebelum dilakukan analisis ROIC, maka terlebih dahulu akan ditentukan besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan (Nopat) yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
56
TABEL V BESARNYA TINGKAT KEUNTUNGAN (RETURN) DARI MODAL YANG DIINVESTASIKAN (NOPAT) EBIT
Pajak
Nopat
(Rp.)
(Rp)
(Rp)
2006
725.079.600
170.567.950
554.511.650
2007
797.586.950
185.471.950
612.115.000
2008
897.285.300
212.016.500
685.268.800
2009
798.583.900
172.968.500
625.615.400
2010
757.356.950
79.676.720
677.680.230
Tahun
Sumber : Hasil olahan data Berdasarkan nilai Nopat yang dicapai selama 5 tahun terakhir, maka selanjutnya dapat ditentukan nilai ROIC untuk tahun 2006 s/d tahun 2010 yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Tahun 2006 Besarnya ROIC untuk tahun 2006 dapat ditentukan melalui perhitungan berikut ini : Nopat ROIC
=
x 100 % Jumlah modal yang diinvestasi 554.511.650
ROIC 06
=
x 100 % 3.200.392.700
= 17,33%
57
2. Tahun 2007 Besarnya ROIC untuk tahun 2007 dapat ditentukan melalui perhitungan berikut ini : 612.115.000 ROIC 07
=
x 100 % 3.699.019.100
= 16,55% 3. Tahun 2008 Besarnya ROIC untuk tahun 2008 dapat ditentukan melalui perhitungan berikut ini : 685.268.800 ROIC 08
=
x 100 % 4.733.942.140
= 14,48% 4. Tahun 2009 Besarnya ROIC untuk tahun 2009 dapat ditentukan melalui perhitungan berikut ini : 625.615.400 ROIC 09
=
x 100 % 5.235.307.480
= 11,95% 5. Tahun 2010 Besarnya ROIC untuk tahun 2010 dapat ditentukan melalui perhitungan berikut ini :
58
677.680.230 ROIC 10
=
x 100 % 6.017.488.250
= 11,26% Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas maka dapat ditentukan selisih ROIC dan WACC yang dapat dilihat sebagai berikut : TABEL VI BESARNYA PERHITUNGAN ROIC DAN WACC TAHUN 2006 S/D 2010
2006
ROIC (%) 17,33
WACC (%) 15,90
2007
16,55
15,30
1,25
2008
14,48
13,90
0,58
2009
11,95
11,70
0,25
2010
11,26
11,90
-0,64
Rata-rata
14,31
13,74
0,57
Tahun
Selisih 1,43
Sumber : Hasil olahan data Berdasarkan tabel tersebut di atas, yakni perbandingan ROIC dan WACC terlihat adanya selisih yang positif, hal ini dapat dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan ROIC pertahun sebesar 14,31%, kemudian rata-rata biaya modal tertimbang (WACC) pertahun sebesar 13,74%, dengan selisih yang rata-rata pertahun adalah sebesar 0,57%, sehingga dari hasil perhitungan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam mengelolah usaha kontraktor pada tahun 2008 s/d tahun
59
2010 mengalami penurunan, sehingga belum dapat memberikan tambahan ekonomis dari pengelolaan usaha proyek yang dijalankan dalam tiga tahun terakhir ini.
5.4 Analisis Nilai Keuangan Perusahaan dengan Pendekatan (Economic Value Added) EVA Untuk mengetahui seberapa besar nilai keuangan yang dicapai oleh perusahaan, maka dapat dilakukan dengan pendekatan EVA. Pendekatan EVA adalah suatu analisis yang menguraikan tentang penilaian kinerja keuangan yang menggambarkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah. Dimana dalam melakukan pengukuran nilai keuangan perusahaan dengan menggunakan pendekatan EVA, maka dapat ditentukan melalui rumus berikut ini : EVA = Modal yang diinvestasi x (ROIC – WACC) Dari hasil persamaan rumus tersebut di atas, maka dapat dilakukan analisis Economic Value Added (EVA) yang dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini : 1) Tahun 2006 Besarnya nilai EVA untuk tahun 2006 dapat ditentukan sebagai berikut : EVA 06 = Rp. 3.200.392.700 x ( 17,33 - 15,90 ) = Rp. 45.765.615,61 2) Tahun 2007 Besarnya nilai EVA untuk tahun 2007 dapat ditentukan sebagai berikut : EVA 07 = Rp. 3.699.019.100 x ( 16,55 - 15,30 ) = Rp. 46.237.738,75
60
3) Tahun 2008 Besarnya nilai EVA untuk tahun 2008 dapat ditentukan sebagai berikut : EVA 08 = Rp. 4.733.942.140 x ( 14,48 - 13,90 ) = Rp. 27.456.864,41 4) Tahun 2009 Besarnya nilai EVA untuk tahun 2009 dapat ditentukan sebagai berikut : EVA 09 = Rp. 5.235.307.480 x ( 11,95 - 11,70 ) = Rp. 13.088.268,7,5) Tahun 2010 Besarnya nilai EVA untuk tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : EVA 10 = Rp. 6.017.488.250 x ( 11,26 - 11,90 ) = - Rp. 38.511.924,8 Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka selanjutnya akan disajikan melalui tabel berikut ini :
61
TABEL VII HASIL PERHITUNGAN NILAI KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN EVA TAHUN 2006 S/D TAHUN 2010 Modal yang diinvestasi (Rp)
ROIC
WACC
2006
3.200.392.700
17,33
15,90
Nilai keuangan perusahaan dengan pendekatan EVA 45.765.615,61
2007
3.699.019.100
16,55
15,30
46.237.738,75
2008
4.733.942.140
14,48
13,90
27.456.864,41
2009
5.235.307.480
11,95
11,70
13.088.268,7
2010
6.017.488.250
11,26
11,90
(38.511.924,8)
14,31
13,74
18.807.312,53
Tahun
Rata-rata Sumber : Hasil olahan data
Dari data mengenai hasil hasil perhitungan nilai keuangan perusahaan dengan menggunakan pendekatan EVA, nampak bahwa pada tahun 2006 s/d tahun 2007 mengalami peningkatan, terjadinya nilai keuangan perusahaan berarti efektivitas aktiva dan efisiensi perusahaan, yang walaupun dalam 3 tahun terakhir penurunan, namun perusahaan masih beroperasi pada tingkat yang menguntungkan jika dibandingkan dengan biaya modalnya. Kemudian dalam tahun 2010 yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan dengan EVA yang dicapai oleh perusahaan memiliki kinerja yang negatif yaitu sebesar -Rp.38.511.924,80. Salah satu faktor yang menyebabkan kinerja EVA yang dicapai oleh perusahaan negatif sebab beban biaya modal yang ditanggung oleh
62
perusahaan dari tahun ketahun meningkat, sedangkan dilihat dari tahun 2010 ternyata beban biaya modal lebih rendah jika dibandingkan dengan ROIC yang dicapai oleh perusahaan dari unit usaha kontraktor yang dijalankan oleh perusahaan selama ini.
63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Hasil analisis nilai kinerja keuangan perusahaan menunjukkan bahwa nilai kinerja perusahaan pada tahun 2006 s/d tahun 2007 meningkat, tahun 2008 s/d tahun 2010 menurun, hal ini disebabkan karena adanya penurunan ROIC dalam 4 tahun terakhir. 2) Hasil analisis ROIC dengan WACC yang menunjukkan bahwa tingkat return dari jumlah modal yang diinvestasikan rata-rata pertahun sebesar 14,21% sedangkan tingkat biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 13,74% pertahun. 3) Dari hasil analisis pendekatan EVA, terjadi hasil yang positif berarti perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dari setiap jasa kontraktor, namun dalam tahun 2010 nampak bahwa EVA yang dicapai oleh perusahaan belum dapat memberikan nilai tambah ekonomi sebesar EVA < 0. Dikatakan EVA < 0 sebab bilai ROIC yang dicapai lebih besar dari beban bunga yang dicapai oleh perusahaan dalam penyelesaian usaha yang dijalankan.
63
64
6.2 Saran-saran Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan adalah sebagai berikut : 1) Disarankan agar perlunya perusahaan memperhatikan metode kinerja keuangan, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perusahaan dalam menilai kinerja keuangan. 2) Untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan, maka disarankan agar perusahaan mengurangi penggunaan modal pinjaman untuk membelanjai aktivitas usahanya, hal ini dimaksudkan agar perusahaan mengurangi beban bunga.
65
DAFTAR PUSTAKA Agnes, Sawir, 2001, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, cetakan kedua, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Alexandri, Benny Moh, 2009, Manajemen Keuangan Bisnis, cetakan pertama, Penerbit : Alfabeta, Bandung Ambarwati Sri Dewi Ari, 2010, Manajemen Keuangan Lanjutan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Graha Ilmu, Yogyakarta Bambang, Susanto, 2005, Manajemen Keuangan, edisi kesatu, penerbit : Liberty, Jakarta. Deanta, 2009, Memahami Pos-Pos dan Angka-Angka Dalam Laporan Keuangan Untuk Orang Awam, Penerbit : Gava Media, Yogyakarta Fahmi Irham, 2010, Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, cetakan pertama, Penerbit : Alfabeta, Bandung Gitosudarmono, Indriyo dan H. Basri, 2002, Manajemen Keuangan, edisi keempat, cetakan pertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta Hanafi, M. Mamduh, 2004, Manajemen Keuangan, edisi 2004/2005, cetakan pertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 2004, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, edisi pertama, cetakan pertama, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : UPP AMP YKPN, Yogyakarta Harmono, 2009, Manajemen Keuangan, Bebasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, edisi pertama, cetakan Pertama, Penerbit : Rajawali Pers, Jakarta Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, edisi 3, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta Munawir. S, 2002, Akuntansi Keuangan dan Manajemen, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta.
66
Martono dan Agus Harjito, 2008, Manejemen Keuangan, edisi pertama, cetakan, ketujuh penerbit : Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta Raharjo Budi, 2003, Laporan Keuangan Perusahaan, Membaca, Memahami, dan Menganalisis, cetakan pertama, Penerbit : Gadjah Mada University Press, Jakarta. Raharjaputra, S. Hendra, 2009, Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan, cetakan pertama, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta Wahyudin, Moh. 2008, Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi 2004/2005, cetakan pertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta Warsono, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi ketiga, cetakan pertama, jilid satu, Penerbit : Bayu Media, Malang Widayanto, Gatot, 2004, EVA (NITAMI) : Suatu Terobosan Baru Dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan. Usahawan. 12 : 50 - 54 Yuwono Sony, dkk 2003, Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Score Card, cetakan kedua, Penerbit : Gramedia, Jakarta
Young, S.David dan Stephen F.O’Byrne, 2001, EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai, edisi pertama, penerbit : Salemba Empat, Jakarta Zarkasyi, Moh, Wahyudin, 2008, Good Corporate Governance, Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, cetakan kesatu, Penerbit : Alfabeta, Bandung.