ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MUNDEL DAN APC Oleh : Winarni.
[email protected] Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ABSTRAK Setiap kegiatan produksi atau operasi pada setiap perusahaan pasti mengharapkan terciptanya produktivitas hasil produksi, produktivitas biaya produksi. Penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan mengetahui tingkat produktivitas biaya produksi melalui pengukuran. Produktivitas dengan menggunakan model American Productivity Centre (APC) dan model Mundel. Data yang dikumpulkan terdiri dari data produksi dan biaya produksi. sedangkan data lainnya diperoleh melalui wawancara langsung kepada perwakilan tenaga kerja. Hasil perhitungan dengan menggunakan kedua model tersebut terdapat perbedaan hasil perhitungan produktivitas. Perbedaan tersebut yaitu pada model Mundel diketahui terjadi penurunan terhadap tenaga kerja, sebesar 11.65 % dari periode 2011 ke periode 2012 dan kenaikan pada masing-masing Input. sedangkan dengan menggunakan model APC juga terjadi penurunan pada tenaga kerja, sebesar 4 %, material keseluruhan sebesar 2 % dan kenaikan pada energi sebesar 4% serta pada modal sebesar 1%. Hasil perbandingan dengan kedua model tersebut maka, perusahaan dapat memilih model Mundel yang memberikan data dan hasil perhitungan lebih spesifik dibanding model APC. Kata kunci : produktivitas, biaya produksi, model Mundel, model APC ABSTRACT In the normal production or operation of any company would expect the creation of productivity product, incluiding the production cost productivity. This study to help companies find level productivity cost of production through measurements using a model of the American Productivity Centre ( APC ) and the model of Mundel. The data collected consists of data such as data secondary production and production costs. Primary while the data obtained trough direct interviews to representative of flabor. From the result of calculation using both model there are differences in productivity calculation. Such differences are known to accur in the model Mundel declice to labor, by 11.65 % from the period 2010 to 2011 period and increase in each input. While using the model of APC also occurs in the reduction of labour. By 4%, 2 % overall material and increase in energy by 4 % and 1% on capital. By doing a comprasion with the model then, the company can choose the model that gives Mundel data and the calculation is more specific than the model of APC representative flabor. Keyword : Productivity, cost of production, model Mundel, model APC. PENDAHULUAN Persaingan bisnis di pasar global menjadi sangat kompetitif , CV. Ardana Furniture yang bergerak di bidang produksi perlengkapan interior, menyadari pentingnya meningkatkan kinerja perusahaan sekaligus berusaha untuk terus meningkatkan keuntungan finansial perusahaan. 72
Untuk memenuhi orientasi perusahaan pada peningkatan profitabilitas dan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan konsumsi interior, maka perusahaan selalu meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksinya, yaitu dengan cara memenuhi kapasitas produksi sehingga tidak terdapat pemborosan akibat dari penambahan jam kerja maupun biaya yang lain. Berbagai usaha mengurangi aktifitas non-produktif dengan cara meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dalam memproduksi barang dan jasa dilakukan untuk mendapatkan hasil kinerja yang baik, akan berpengaruh pada peningkatan keuntungan perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu ukuran yang dapat dijadikan sebagai informasi keadaan internal perusahaan terutama berkaitan dengan efisiensi penggunaan sumber-sumber daya dalam menghasilkan output dari perusahaan tersebut, serta informasi mengenai ukuran keuntungan perusahaan sebagai alat pemantau keadaan perusahaan di pasar global (masalah eksternal). Salah satu ukuran kinerja yang dapat menghubungkan sisi input dan output dari suatu perusahaan adalah produktivitas, pentingnya pengetahuan mengenai produktivitas merupakan sarana untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Oleh karena itu produktivitas penting untuk diketahui bagi semua pihak yang menghasilkan output dengan menggunakan input sebagai pendukung. Ada dua (dua ) metode yang digunakan yaitu : 1. Metode APC (The American Productivity Centre) Pusat produktivitas Amerika (The American Productivity Centre) mengemukakann ukuran produktivitas yang didasarkan pada hubungan profitabilitas dengan produktivitas dan factor pricerecovery (perbaikan harga). 2. Metode Mundel Model Mundel dari bentuk indeks yang dikemukakan oleh Marvin E. Mundel, yaitu dengan pengukuran produktivitas input dihitung secara masing- masing yang dinyatakan bahwa pada dasarnya model Mundel dapat menggunakan salah satu formula dalam penerapan pengukuran produktivitas pada tingkat perusahaan. PEMBAHASAN Tabel 1 .Biaya Produksi tahun 2011 dan 2012 CV. Ardana Furniture Yogyakarta No
Item
Periode 2011 kuantitas
Harga
Periode 2012 Nilai
OUTPUT Kursi
904
450.000
kuantitas OUTPUT
406.800.000
Harga
Nilai
980
475.000
465.500.000
INPUT
1
INPUT Jok kulit (Pcs)
904
150.000
135.600.000
980
145.000
142.100.000
2
Kayu material
5
8.000.000
40.000.000
6
7.500.000
45.000.000
3
Lem ponal (set)
18
95.000
1.710.000
20
95.000
1.900.000
4
Baut paku (Box)
200
4500
900.000
210
4.500
945.000
5
Kertas amplas (M)
80
7000
560.000
85
6.500
552.500
6
Cat vernis(Liter)
75
30.000
2.250.000
77
30.000
2.310.000
7
Single face(Pcs)
904
7000
6.328.000
980
7.000
6.860.000
8
Tenaga kerja
15
10.920.000
163.800.000
17
12.480.000
212.160.000
9
Energy(Kwh)
9967.2
915
9.119.988
10360.6
915
9.479.949
10
Modal
950.000.000
73
990.000.000
Tabel 2. Hasil Perhitungan Produktivitas Berdasarkan Teori Mundel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indeks Produktivitas
Peningkatanpenurunan 9.19 1.71 3 8.98 16 11.46 5.56 -11.65 10.08 9.81
Produktivitas
JOK KULIT KAYU MATERIAL LEM PONAL BAUT PAKU KERTAS AMPLAS CAT VERNIS SINGLE FACE TENAGA KERJA ENERGI MODAL
109.19 101.71 103 108.98 116 111.4 105.56 88.35 110.08 109.81
Perhitungan Produktivitas menggunakan Teori Mundel: 1.
IP Jok Kulit =
OMP / IMP OBP / IBP
x 100
IP = 465.500.000 / 142.100.000 406.800.000/ 135.600.000
x 100
IP = 109,19 Perhitungan Produktivitas Berdasarkan Teori APC Tabel 3. Perhitungan Produktivitas Berdasarkan Teori APC
OUTPUT Total Output INPUT Tenaga Kerja MATERIAL Kayu Jok Kulit Total Material ENERGI (Kwh) MODAL Lem Ponal Baut Paku Kertas Amplas Cat Vernis Single Face Total Modal TOTAL INPUT
Kuantitas
Periode 1 Harga
Kuantitas
Periode 2 Harga
904
450.000
406.800.000
980
475.000
465.500.000
15
10.920.000
163.800.000
17
12.480.000
212.160.000
53 904
8.000.000 150.000
6 980
7.500.000 145.000
9967.2
915
40.000.000 135.600.000 175.600.000 9.119.988
10360.6
915
45.000.000 142.100.000 187.100.000 9.479.949
18 200 80 75 904
95.000 4500 7000 30.000 7000
20 210 85 77 980
95.000 4500 6500 30.000 7000
Nilai
1.710.000 900.000 560.000 2.250.000 6.328.000 11.748.000 360.267.988
Nilai
1.900.000 945.000 552.000 2.310.000 6.860.000 12.567.500 421.307.449
Tabel 4. Hasil Perhitungan Indeks Produktivitas Model APC Atas Dasar Harga Konstan Periode 1 Periode 2 406.800.000 441.000.000 163.800.000 185.640.000 175.600.000 195.000.000 9.119.988 9.479.949 11.748.000 12.610.000 360.267.988 402.729.949 2.483 2.375 2.316 2.261 44.605 46.519 34.627 34.972 1.129 1.095
TOTAL OUTPUT Input Tenaga Kerja Input Material Input Energi Input Modal Total Input Produktivitas Tenaga Kerja Produktivitas Material Produktivitas Energi Produktivitas Modal Produktivitas Total
Perhitungan Indeks Produktivitas Model APC =
Total Output =
.
.
.
.
= 1,08
1. Perhitungan produktivitas tenaga kerja berdasarkan harga konstan : Periode 1 ( periode dasar ) L1 = (15 x 10.920.000) = Rp. 163.800.000,Periode 2 ( menggunakan harga tahun dasar ) L2 =(17 x 10.920.000) = Rp. 185.640.000 Indeks produktivitas tenaga kerja ; =
.
.
.
.
= 1,13
2. Perhitungan Produktivitas Tenaga Kerja Periode 1: =
.
.
.
.
=
.
.
.
.
= 2.483
Periode 2 = 2.375
Indeks Produktivitas Tenaga Kerja =
75
. .
= 0.96
Produktivitas 1.08 1.13 1.11 1.04 1.07 1.12 0.96 0.98 1.04 1.01 0.96
Tabel 5. Hasil Perhitungan Indeks Profitabilitas Model APC
OUTPUT INPUT Tenaga Kerja Material Energi Modal Total Input
Atas Dasar Harga yang Berlaku Periode 1 Periode 2 406.800.000 465.500.000 163.800.000 175.600.000 9.119.988 11.748.000 360.267.988
IL
IPF-L
1.14
212.160.000 187.100.000 9.479.949 12.567.500 421.307.449
1.29 1.06 1.04 1.07 1.17
0.88 1.07 1.09 1.06 0.97
Perhitungan Indeks Profitabilitas Model APC Indeks Input Tenaga Kerja : IL =
=
.
.
.
.
= 1,29 (
IPF-L =
) ( )
=
, ,
= 0,88
Perhitungan Indeks Perbaikan Harga Model APC Tabel.6. Hasil Perhitungan Indeks Perbaikan Harga Model APC Input Tenaga Kerja Material Energi Modal Total
IPF 0.88 1.07 1.09 1.06 0.97
IP 0.96 0.98 1.04 1.01 0.96
IPH 0.92 1.09 1.04 1.05 1.01
Perhitungan Perbaikan Harga untuk Input Tenaga Kerja ( IPH-L ) IPH-L = =
,
=
,
= 0,92
Perbandingan Model Mundel dan APC Tabel 7. Tabulasi Perbandingan Model APC dan Mundel MODEL APC Indeks Keterangan Produktivitas Material 0.98
Tenaga Kerja Energi Modal
0.96 1.04 1.01 76
MODEL MUNDEL Indeks Keterangan Produktivitas Jok Kulit 9.19 Kayu Material 1.71 Lem Ponal 3 Baut Paku 8.98 Kertas Amplas 16 Cat Vernis 11.45 Single Face 5.56 -11.65 10.08 9.81
Implikasi hasil dengan Model Mundel 1.
Jok Kulit = 9.19 % Terlihat pada tabel 7. hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari Jok Kulit pada periode 2012 meningkat sebesar 9.19 % dibandingkan keadaan pada periode 2010. Karena adanya penurunan harga pada periode 2012 ke periode 2012 sebanyak Rp. 5000, terlihat pada tabel 1.
2.
Kayu Material = 1.71 % Terlihat pada tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari Kayu Material pada periode 2012 meningkat sebesar 1.71 % dibandingkan keadaan pada pada periode 2012. Karena adanya penurunan harga pada periode 2010 ke periode 2012 sebanyak Rp. 500.000 / Cbm. Terlihat pada tabel 1.
3.
Lem Ponal = 3 % Terlihat pada tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari Lem Ponal pada periode 2012 meningkat sebesar 3 % dibandingkan keadaan pada pada periode 2011. Dikarenakan penggunaan Lem Ponal pada proses produksi lebih baik. Sehingga walaupun terjadi kenaikan Output, akan tetapi tidak terjadi kenaikan kuantitas Lem Ponal yang lebih banyak.
4.
Baut Paku = 8.98 % Terlihat pada tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari Baut Paku pada periode 2012 meningkat sebesar 8.98 % dibandingkan keadaan pada pada periode 2011. Dikarenakan penggunaan Baut Paku pada proses produksi lebih baik. Sehingga walaupun terjadi kenaikan Output, akan tetapi tidak terjadi kenaikan kuantitas Baut Paku yang lebih banyak.
5.
Kertas Amplas = 16 % Terlihat pada tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari Kayu Material pada periode 2012 meningkat sebesar 16 % dibandingkan keadaan pada periode 2011. Karena adanya penurunan harga pada periode 2011 ke periode 2011 sebanyak Rp. 500 / m. Terlihat pada tabel 1.
6.
Cat Vernis = 11.45 % Terlihat pada tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari Kayu Material pada periode 2012 meningkat sebesar 11.45 % dibandingkan keadaan pada periode 2011. Dikarenakan penggunaan Cat Vernis pada proses produksi lebih baik. Sehingga walaupun terjadi kenaikan Output, akan tetapi tidak terjadi kenaikan kuantitas Cat Vernis yang lebih banyak.
7.
Single Face = 5.56% Terlihat pada tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari Single Face pada periode 2012 meningkat sebesar 5.56% dibandingkan keadaan pada periode 2011. Dikarenakan proses Single Face pada finishing produk lebih efisien dan lebih baik.
8.
IP Tenaga Kerja = -11.65% Terlihat pada tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari Tenaga Kerja pada periode 2012 mengalami penurunan sebesar -11.65%. dibandingkan pada periode 2011. Dikarenakan terjadinya kenaikan upah sebesar Rp.5000. dan bertambahnya jumlah
77
tenaga kerja. Keterangan :( periode 2011 = Rp.35.000/hari) dan ( periode 2012 : Rp.40.000/hari ). Dengan Potongan 48 hari sebagai hari libur dalam 1 tahun. 9.
IP Energi = 10.08 Terlihat pada tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari Energi pada periode 2012 meningkat sebesar 10.08 % dibandingkan keadaan pada pada periode 2011. Dikarenakan penggunaan Energi pada proses produksi lebih baik. Sehingga walaupun terjadi kenaikan Output, akan tetapi tidak terjadi kenaikan kuantitas Energi yang lebih banyak.
10. IP Modal = 9.81% Terlihat pada tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas dari Baut Paku pada periode 2012 meningkat sebesar 9.81 % dibandingkan keadaan pada pada periode 2011. Dikarenakan penggunaan Modal pada proses produksi lebih baik. Sehingga walaupun terjadi kenaikan Output, akan tetapi tidak terjadi kenaikan pengguanaan Modal yang lebih banyak. Implikasi Hasil Dengan Model APC 1.
Tenaga Kerja Terlihat pada Tabel 7. Produktivitas dari Tenaga Kerja menurun sebesar 4 % ( 96% – 100%) pada periode 2012.hal ini dikarenakan terjadi kenaikan upah dan jumlah Tenaga Kerja yang ditunjukkan oleh IPH 0.92 %.(Tabel 6) dengan efek juga menurunkan Profitabilitas sampai 12 % ( 88% - 100 % ).
2.
Material Terlihat pada Tabel 7. Produktivitas dari Material menurun sebesar 2% ( 98% -100%) pada periode 2012. Hal ini dikarenakan terjadi beberapa kerusakan pada material pada proses produksi dilakukan. Namun ada efek bersih meningkatkan profitabilitas sebesar 7% ( 107% - 100% ). Walaupun terjadi peningkatan IPH sebesar 9% (109% - 100%) karena terjadi penurunan Harga Material.
3.
Energi Terlihat pada Tabel 7. Produktivitas Energi meningkat sebesar 4 % ( 104% - 100% ) pada periode 2012. hal ini dikarenakan terjadinya penghematan Energi untuk menekan penggunaan Energi tersebut se Optimal mungkin yang ditunjukkan oleh IPH Energi sebesar 104 % (Tabel 6) dengan efek bersih meningkakan Profitabilitas sebesar 9 %
4.
Modal Terlihat pada Tabel 7. Produktivitas dari Modal menurun sebesar 4% ( 965 -100%) pada periode 2012. Hal ini dikarenakan terjadi kerusakan pada material pada saat proses produksi dilakukan. dan ada efek menurunkan profitabilitas sebesar 3% ( 97% 100% ). Walaupun terjadi peningkatan IPH sebesar 1% (101% - 100%).
Analisis Perbandingan Model Mundel dan APC, terdapat perbedaan hasil perhitungan Indeks Produktivitas pada kedua model, dikarenakan model APC melihat secara total dari masing-masing input. Sedangkan Model Mundel melihat Input secara mandiri atau masingmasing, adanya perbandingan dari kedua model diatas dapat diketahui dengan menggunakan Model Mundel dapat dilihat terjadi penurunan pada Tenaga Kerja. Sedangkan dengan model APC terjadi penurunan pada Tenaga Kerja dan Material. Dalam perbandingan kedua Model tersebut juga dapat dilihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model yaitu : 78
1.
Model Mundel Kelebihan : kelebihan yang dimiliki model Mundel adalah dapat melihat peningkatan atau penurunan produktivitas secara spesifik atau melihat input secara masing-masing. Kekurangan:kekurangan yang dimiliki model Mundel adalah tidak dapat mengetahui secara cepat apakah produktivitas mengalami penurunan atau peningkatan karena model Mundel ini melihat Input secara masing-masing.
2.
Model APC ( American Productivity Centre ) Kelebihan : kelebihan yang dimiliki model APC adalah dapat melihat lebih cepat mengetahui apakah productivity mengalami penurunan atau peningkatan, kaena model APC ini melihat seluruh total setiap Input. Kekurangan : kekurangan yang dimiliki model APC adalah model ini tidak mengetahui secara spesifik atau masing-masing Input, apakah produktivitas mengalami penurunan atau peningkatan karena model APC ini melihat dari total setiap Input.
KESIMPULAN 1. Perhitungan Produktivitas dengan menggunakan Model Mundel dapat dilihat terjadi penurunan pada indeks produktivitas yaitu pada Tenaga Kerja. Pada Tenaga Kerja terjadi penurunan Indeks Produktivitas yang sangat signifikan sebesar 11.65%, hal ini disebabkan oleh bebrapa faktor yaitu : a. Banyaknya waktu menganggur tenaga kerja pada saat proses menunggu pengeringan cat vernis pada kursi, untuk melanjutkan proses selanjutnya. b. Meningkatnya upah Tenaga Kerja yang tidak sesuai dengan peningkatan Kuantitas Output produksi pada perusahaan. c. Bertambahnya jumlah Tenaga Kerja, yang tidak diikuti dengan bertambahnya kuantitas Output perusahaan. Sehingga banyak tenaga kerja yang tidak bekerja dengan optimal. 2. Dari hasil perhitungan produktivitas dengan menggunakan model APC ( American Productivity Centre ) dapat dilihat Indeks Produktivitas dari total masing-masing Input mengalami peningkatan atau penurunan yaitu : a. Produktivitas Tenaga Kerja menurun sebesar 4% b. Produktivitas Material menurun sebesar 2% c. Produktivitas Energi meningkat sebesar 4% d. Produktivitas Modal meningkat sebesar 1% 3. Manfaat bagi perusahaan dengan adanya produktivitas biaya produksi maka akan menimbulkan biaya rendah ( low cost ) dan perusahaan kan menjadi lebih efisien dengan semakin tingginga produktivitas maka semakin tinggi pula efisiensi dengan sendirinya. DAFTAR PUSTAKA Gasper, Vincent, 1998, Statistical Proses Control : Penerapan Teknik-teknik Statistikal dalam Manajemen Bisnis Total. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Gasper, Vincent, 2002, Balanced Scorecar Dengan Six Sigma, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Indrianto, 2002, Pengukuran Produktivitas, Yogyakarta. Hakim Nasution, Arman, 2006, Manajemen Industri, Yogyakarta. Sinungan, Muchdarsyah, 2003, Produktivitas Apa dan Bagaimana, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Summanth, David, J, 1984, Productivity Engineering and Management, New York.
79