ANALISIS PENGGUNAAN ONOMATOPE TERKEJUT DALAM KOMIK BTOOM, GAKKOU NO KAIDAN, DAN CRAYON SHINCHAN
Mathius Richard Sanjaya, Felicia Budihardja Universitas Bina Nusantara , Jl. Kemanggisan Ilir III no. 45, (62-21) 5327630,
[email protected]
ABSTRAK
Japanese language is a very unique language because there are so many linguistic studies about it. One of which is called fukushi, which means adverb in indonesia language. The fukushi that explain other verbs, adjectives, and adverbs function to describe verbs, adjectives, and theothers adverbial, cannot be changed, and use to expressed the situation or a degree of an activity, mood, or the feeling of the speaker. Within a comic book, there are words that function to explain or express the feeling of someone or situation around it. Words formed from a mimic of sound is called onomatopeia. Onomatopeia are use to explain a situation, mimicking sound of nature, expressing someone’s feeling, and many more. Onomatopeia is divided into five, namely is giongo, gitaigo, giseigo, gijougo, and giyougo. To describe someone’s feelings then used onomatopoeic gijougo. In this paper the author analyze the surprised onomatopoeia by using methods of literature and methods of descriptive analysis. The author found four onomatopoeic surprised that frequently appear in Japanese comics and attributed to the theory of the concept of surprise. Surpirsed reaction is divided into two, a strong reaction and a weak reaction. The results of this paper is, the authors found, feeling surprised contains of negative elements feelings, and a surprised feeling can be mixing with the other feelings. Keywords : onomatopoeic, onomatopeia, giongo, surprised, fukushi Bahasa Jepang merupakan bahasa yang sangat unik karena memiliki kajian linguistik yang begitu banyak. Salah satunya yaitu, fukushi yang berarti kata keterangan dalam bahasa Indonesia. Fukushi yang berfungsi untuk menerangkan verba, adjektiva, dan adverbial yang lainnya, tidak dapat berubah, dan berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana, atau perasaan pembicara. Dalam komik terdapat kata-kata yang berfungsi untuk menerangkan atau menggambarkan perasaan seseorang dan keadaan di sekitarnya. Kata-kata yang terbentuk dari tiruan bunyi disebut dengan Onomatope. Onomatope memiliki fungsi menerangkan suatu keadaan, menirukan bunyi alam, menggambarkan perasaan hati seseorang dan lain-lain. Onomatope pun terbagi menjadi lima yaitu giongo, gitaigo, giseigo, giyougo, dan gijougo. Untuk mengambarkan perasaan hati seseorang maka yang digunakan adalah onomatope gijougo. Dalam skripsi ini penulis menganalisis onomatope terkejut dengan menggunakan metode kepustakaan dan metode deskriptif analisis. Pada penelitian ini, penulis menemukan empat onomatope terkejut yang sering muncul dalam komik-komik Jepang dan dikaitan dengan teori konsep terkejut. Reaksi terkejut dibagi menjadi dua, reaksi kuat dan reaksi lemah. Hasil dari penelitian ini penulis menemukan bahwa,perasaan terkejut mengandung unsur perasaan negatif, dan perasaan terkejut dapat bercampur dengan perasaan lainnya.
Kata Kunci :Onomatope, gijougo, odoroki, fukushi, Linguistik.
Pendahuluan Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi. Untuk dapat berkomunikasi antar sesama, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi, bahasa menjadi sesuatu yang sangat penting agar dapat berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi akan terjadi apabila di dalam diri seseorang muncul suatu ide/ gagasan atau suatu luapan perasaan yang ingin diungkapkan kepada orang lain dengan tujuan orang lain mengetahui bahkan merespon terhadap dirinya. Dalam komunikasi diperlukan suatu alat yang dinamakan bahasa. Dengan adanya bahasa, manusia dapat saling mengerti dan memahami maksud dari ide/ gagasan yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Dahidi & Sudjanto (2004:54), menyatakan bahwa “Bahasa lisan adalah bahasa yang diungkapkan dengan menggunakan alat ucap manusia, sedangkan yang dimaksud dengan bahasa tulisan adalah menyampaikan informasi dengan menggunakan huruf-huruf yang dapat dibaca, diterima, dan dimengerti oleh penerima informasi tersebut. Menurut Sutedi (2003 : 2), bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan sesama. Salah satu jenis pemakaian bahasa adalah bahasa tulisan. Bahasa tulisan sebagai salah satu alat berkomunikasi yang juga banyak dimanfaatkan dalam berbagai situasi berkomunikasi dengan tujuan yang berbeda-beda. Setiap situasi dan tujuan yang berbeda, memungkinkan seorang penutur atau penulis dalam bahasa tulisannya memilih beberapa variasi bahasa yang banyak digunakan pada media-media cetak salah satunya ialah manga atau yang lebih dikenal dengan komik. Kata manga sendiri merupakan bahasa Jepang untuk komik. Komik sendiri menurut penulis adalah gambar bercerita yang sekuensial (berturutan). Meskipun komik dan manga memiliki arti harfiah yang sama, penulis menekankan penggunaan kata manga terbatas pada komik asal Jepang saja. Sejalan dengan hal ini, penulis pun menggunakan istilah mangaka untuk komikus yang membuat manga. Adapun action manga, sesuai dengan namanya, adalah manga yang memiliki daya tarik dalam hal action. Action di sini penulis artikan sebagai adegan-adegan seru dan dramatis dalam manga. Adegan-adegan ini memiliki visual yang kuat sehingga mampu memukau pembacanya. Yang termasuk ke dalam adegan action adalah seperti: adegan pertempuran atau pertarungan, adegan kejar-kejaran, adegan konflik dan konfrontasi, adegan bencana alam, adegan kecelakaan, dan adegan-adegan dramatis lainnya. Menurut peneliti komik dari Amerika, Scott Mc Cloud (2008 : 219), menyebutkan dalam beberapa bukunya bahwa manga bahkan menginspirasi komik-komik Amerika sendiri pada masa 80-an yang kala itu genre mainstream-nya adalah superhero. Mc Cloud menyebutkan gaya manga dalam bercerita jauh di atas komik-komik Amerika, khususnya dalam hal yang melibatkan partisipasi pembacanya. Beberapa kelebihan manga saat itu seperti penggunaan speedline untuk menggambarkan gerakan, transisi panel yang berbeda, kematangan genre, dan lain-lain, diadopsi oleh beberapa komikus Amerika dalam karyakarya mereka. Saat ini bahkan ada manga buatan Amerika, meskipun hal itu masih kontrovesial. Biar bagaimana pun, perbedaan bahasa visual lah yang menyebabkan terjadinya asimilasi budaya seperti hal di atas. Menurut Kridalaksana (2001:197) mengartikan kata silabel sesuatu yang berkaitan dengan inti suku kata (dapat berdiri sendiri sebagai suku kata), makna suatu kata mempunyai arti dalam hubungan antara tanda berupa lambang bunyi ujaran dengan hal atau barang yang dimaksudkan. Sebagai tiruan bunyi, bentuk onomatope biasanya terdiri atas satu atau dua perulangan silabel. Onomatope dibagi menjadi 2 jenis yaitu giongo dan gitaigo. Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Sudjianto dan Ahmad Dahidi (2004 : 116) Gitaigo adalah kata-kata yang mengungkapkan aktifitas, keadaan, dan sebagainya. Dan Giongo berasal dari kata-kata yang menunjukan bunyi atau suara dengan cara meniru bunyi yang keluar dari benda mati atau suatu mahluk hidup. Tema yang akan penulis teliti adalah tentang penggunaan onomatope terkejut dalam komik Btooom, Gakkou no Kaidan, dan Crayon Shinchan. Penulis mengangkat judul “Analisis Penggunaan Onomatope Terkejut Dalam Komik Btooom, Gakkou no Kaidan, dan Crayon Shinchan.” sebagai judul dalam penelitiannya. Penulis memilih judul ini karena penulis berpendapat bahwa onomatope Jepang merupakan salah satu kajian yang menarik dalam bahasa Jepang.
Dilatarbelakangi oleh hal-hal tersebut, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tentang penggunaan onomatope terkejut. Untuk menganalisis korpus data, penulis akan memakai teori Onomatope, dan teori terkejut, serta teori tentang emosi. Dalam penelitian ini, penulis akan menghubungkan teori onomatope dan teori terkejut dengan penggunaan onomatope terkejut dalam komik Btooom, Gakkou no Kaidan, dan Crayon Shinchan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengehtahuan lebih bagi pembelajar Bahasa Jepang, terutama mahasiswa Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara yang gemar membaca manga berbahasa Jepang dengan mengetahui fungsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan onomatope terkejut. Dalam penelitian ini, permasalahan diteliti adalah penggunaan onomatope terkejut dalam komik Btooom, Gakkou no Kaidan, dan Crayon Shinchan. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti onomatope terkejut komik Btooom, Gakkou no Kaidan, dan Crayon Shinchan.
ぎょ, びくっ, どきっ , はっ , dalam
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah, agar para pemelajar bahasa Jepang dapat memahami onomatope dalam bahasa Jepang, karena jumlahnya begitu banyak namun padanannya dalam bahasa Indonesia sangat terbatas. Khususnya onomatope terkejut, selain itu juga untuk mengetahui penggunaan yang tepat pada saat munculnya onomatope tersebut untuk situasi di dalam manga.0000 Manfaat dari penulisan ini adalah agar penelitian ini dapat dijadikan bahan pemelajaran bahasa Jepang terutama dalam pemakaian onomatope gitaigo dalam komik Jepang.
Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis untuk menganalisis onomatope dalam komik Btooom, Gakkou no Kaidan, dan Crayon Shinchan, adalah kajian kepustakaan yaitu dengan mengkaji sumber-sumber tertulis seperti buku-buku teori, jurnal-jurnal, kamus, maupun penelitian pendahuluan dan metode deskriptif analitis untuk mendapatkan hasil analisis. Penulis mengumpulkan onomatope terkejut gyo, biku, doki, dan hah dari komik Btooom, Gakkou no Kaidan, dan Crayon Shinchan. yang ditulis oleh Inoue Junya, Ogawa Kyoumi, dan Usui Yoshito.
Hasil dan Bahasan
ぎょっ)
1 Analisis Penggunaan Onomatope terkejut ( Situasi 1 :
Tomomi dan keluarganya memutuskan untuk pindah tempat tinggal di kampung halaman ayahnya. Di sana Tomomi mempunyai sepupu yang sebaya dengannya yang bernama Kumi, Tomomi pun cepat sekali menjadi akrab dengan anak-anak tetangga di sekitar lingkungannya. Beberapa hari telah berlalu dan Kumi mengajak Tomomi untuk mengikuti perayaan bon odori (tarian untuk para arwah) yang diadakan di sekitar halaman sekolah dasarnya Kumi. Sebelum mereka pergi ke tempat perayaan bon odori, mereka pun memutuskan untuk berziarah ke makam terlebih dahulu. Setelah mereka bersenang-senang di acara perayaan bon odori, Kumi pun mengajak Tomomi untuk bermain ke rumahnya dan membujuk Tomomi agar mau bermain ke rumahnya. Dan Tomomi setuju untuk pergi bermain ke rumah Kumi, dan tanpa sadar waktu sudah menunjukan pukul 1 pagi, Tomomi disarankan untuk menginap karena sudah larut malam. Namun ia memutuskan untuk pulang dan Kumi pun menunjukan jalan pintas. Tetapi jalan pintas tersebut sangat sepi karena melewati kuil, dan pada saat dalam perjalanan pulang Tomomi melihat cahaya yang sangat terang dan dia melihat ada seorang wanita yang disebut ushi no koku mairi (setan wanita dukun santet).
Analisis :
ぎょっ ぎょっ
Onomatope muncul pada saat Tomomi yang sangat terkejut dan ketakutan, ketika tempat persembunyian tomomi ditemukan oleh ushi no koku mairi. Penggunaan onomatope yang muncul yaitu onomatope berdasarkan dengan situasi yang dikaitkan oleh penggunaan onomatope menurut Hida dan Asada (2002 : 89), yaitu hal ganjil terjadi, situasi yang menakutkan, situasi yang membuat seseorang sangat terkejut dalam sekejap. Dan diperkuat juga oleh Hasada (2001 : 227) yaitu perasaan terkejut yang terjadi pada saat kita menjumpai beberapa hal tak terduga yang menurut kita adalah hal yang "buruk". Membuat seseorang tidak dapat berpikir untuk sesaat dan tidak dapat melakukan apa-apa karena ketakutan. Pengertian terkejut menurut Shinmura (1998 : 388), hal ini menyebabkan seseorang terkejut dan tersadar dalam sekejap. Pengertian terkejut dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (2012) adalah terperanjat, kaget, segala sesuatu yg munculnya tiba-tiba dan tidak diduga sebelumnya. Dan adanya perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sehingga seseorang salah memprediksi suatu hal. Onomatope termasuk ke dalam jenis onomatope gitaigo, karena onomatope ini muncul untuk menerangkan situasi yang sedang terjadi. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang kuat bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut menurut Yamane (2005 : 17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope gyo, biku, dan doki, berarti reaksi terkejutnya sangat kuat. Jenis perasaan ini termasuk perasaan negatif seperti yang diungkapkan menurut Shitakawa (2007 : 147) yaitu perasaan terkejut mengandung unsur perasaan negatif yaitu hal yang berupa kejutan dan dapat bercampur dengan perasaan takut dan perasaan negatif lainnya. Apabila dikaitkan dengan konsep pengertian terkejut menurut Yamane (2005 : 16-17) pada saat seseorang sedang mengalami perasaan terkejut, orang tersebut tidak dapat berpikir dengan akal sehatnya untuk sejenak, dan perasaan terkejut dapat bercampur dengan perasaan lainnya, contohnya seperti perasaan senang, takut, sedih atau marah. Hal itu dikarenakan rasa terkejut muncul tepat sebelum kita menafsirkan suatu keadaan atau situasi. Berdasarkan situasi tersebut, Tomomi yang takut dan berlari pada saat bertemu dengan sosok ushi no koku mairi. Karena sangat ketakutan Tomomi memilih bersembunyi di dalam toilet umum dan mengunci salah satu ruangan pintu toilet tersebut. Dan Tomomi sangat terkejut pada saat ushi no koku mairi mengintip dari atas, bagian yang terbuka di toilet umum. Tomomi juga merasakan perasaan takut karena ia seperti mengalami mimpi buruk, melihat hal seram dan tidak masuk akal. Tomomi pun tidak menyangka bahwa tempat persembunyiannya akan diketahui oleh ushi no koku mairi. Pengertian terkejut seperti penjelasan Charles dalam Yamane (2005 : 16-17) yaitu terkejut dapat dikatakan sebagai suatu hal keliru dalam memprediksi sesuatu, bukan sebagai hal yang tidak dapat diprediksi. Pada situasi itu dapat dilihat kalau Tomomi sudah pasrah dan dia hanya bisa berdiam di dalam toilet umum, karena ia sudah terjebak dan cuma ada satu jalan keluarnya. Menurut Goleman (2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah.
ぎょっ
ぎょっ
Situasi 2 : Ai dan Mi sepupunya menerima oleh-oleh dari kakeknya yang baru pulang dari luar negri. Oleh-oleh yang diterima Ai adalah sebuah boneka dan oleh-oleh yang diterima oleh Mi adalah sebuah kotak musik. Tapi Ai merasakan perasaan ganjil terhadap boneka tersebut dan tidak ingin memilikinya. Mi yang kurang puas dengan oleh-oleh yang diterimanya, meminta Ai untuk bertukar. Ai pun tidak menolak karena ia pun tidak menginginkan boneka tersebut karena Ai takut melihat boneka tersebut. Mi pun merasa senang sekali dan membawa boneka itu pulang ke rumah, Mi terus menjaga boneka seram itu dan selalu membawanya kemana-mana. Belum satu bulan sejak waktu itu, Mi meninggal dalam kecelakaan lalu lintas, di sebelah tubuhnya ditemukan boneka itu dengan raut wajah tersenyum. Pada hari upacara kematian Mi boneka itu dimasukan ke dalam peti mati, Ai yang takut melihat boneka itu memutuskan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu, walaupun ia merasa bersalah. Analisis :
ぎょっ
muncul ditandai dengan terkejutnya Ai yang tidak menyangka, boneka seram tersebut Onomatope ada di dalam kamarnya, yang ada di dalam benak Ai adalah boneka tersebut sudah ikut dibakar bersama dengan tubuh Mi yang telah dikremasikan. Penggunaan onomatope berdasarkan situasi tersebut dijelaskan juga dalam pengertian menurut Hida dan Asada (2002 : 89), yaitu hal ganjil terjadi, situasi yang menakutkan, situasi yang membuat seseorang sangat terkejut dalam sekejap. Dan diperkuat juga oleh Hasada (2001 : 227) yaitu perasaan yang terjadi pada saat kita menjumpai beberapa hal tak terduga yang menurut kita adalah hal yang "buruk. Membuat seseorang tidak dapat berpikir untuk sesaat dan tidak dapat melakukan apa-apa karena ketakutan. Pengertian terkejut menurut Shinmura (1998 : 388),
ぎょっ
ぎょっ
hal ini menyebabkan seseorang terkejut dan tersadar dalam sekejap. Pengertian terkejut dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (2012) adalah terperanjat, kaget, segala sesuatu yg munculnya tiba-tiba dan tidak diduga sebelumnya. Dan adanya perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sehingga seseorang salah memprediksi suatu hal. Onomatope termasuk ke dalam jenis onomatope gitaigo, karena onomatope ini muncul untuk menerangkan situasi yang sedang terjadi. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang kuat bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut Yamane (2005 : 17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope gyo, biku, dan doki, berarti reaksi terkejutnya sangat kuat. Jenis perasaan ini termasuk perasaan negatif seperti yang diungkapkan menurut Shitakawa (2007 : 147) yaitu perasaan terkejut mengandung unsur perasaan negatif yaitu hal yang berupa kejutan dan dapat bercampur dengan perasaan takut dan perasaan negatif lainnya. Apabila dikaitkan dengan konsep pengertian terkejut dalam Yamane (2005:16-17) pada saat seseorang sedang mengalami perasaan terkejut, orang tersebut tidak dapat berpikir dengan akal sehatnya untuk sejenak, dan perasaan terkejut dapat bercampur dengan perasaan lainnya, contohnya seperti perasaan senang, takut, sedih atau marah. Hal itu dikarenakan rasa terkejut muncul tepat sebelum menafsirkan suatu keadaan atau situasi. Berdasarkan situasi tersebut, Ai yang sangat terkejut pada saat melihat boneka seram itu ada di dalam kamarnya, itu di luar perkiraan Ai, yang berpikir bahwa boneka itu sudah menjadi debu karena boneka itu ikut dikremasikan oleh jasad Mi. Ternyata boneka itu diambil oleh nenek Mi dan dititipkan kepada ibu Ai untuk diberikan kepada Ai, tanpa sepengehtahuan Ai. Dan Ai yang ketakutan sehingga ia berteriak, setelah melihat boneka seram itu berada di kamarnya. Seperti penjelasan Charles dalam Yamane (2005 : 16-17) yaitu terkejut dapat dikatakan sebagai suatu hal keliru dalam memprediksi sesuatu, bukan sebagai hal yang tidak dapat diprediksi. Dalam situasi tersebut dapat dilihat, bahwa Ai berpikir boneka itu sudah ikut dikremasi dengan Mi tetapi justru sebaliknya, boneka itu ada di kamar Ai yang membuat Ai terkejut dan ketakutan.
ぎょっ
Situasi 3 : Asako melihat sebuah poster pendaftaran pameran lukisan ke-13, dan Asako pun tertarik untuk mengikuti pameran lukisan tersebut. Ia pun teringat akan sketsa yang telah dibuatnya di musim gugur tahun lalu, dan bermaksud untuk mendaftarkan sketsanya ke pameran lukisan itu. Beberapa hari telah berlalu, Asako mencoba melukis ulang gambar itu. Asako pun mendiskusikannya dengan pak guru, dan pak guru pun setuju dengan hasil karya Asako, karena lukisan Asako sangat bagus. Pak guru berkata untuk membingkaikan lukisan tersebut dan Asako pun pergi membeli bingkai. Pada saat Asako dalam perjalanan setelah pergi membeli bingkai, ia mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal. Kecelakaan yang tiba-tiba itu membuat seisi sekolah berduka dan karena disibukkan oleh keadaan itu, pak guru lupa untuk mendaftarkan lukisan Asako dalam pameran lukisan. Satu tahun telah berlalu sejak kejadian itu dan terjadi sesuatu di dalam ruang kesenian. Analisis :
ぎょっ
muncul ditandai dengan terkejutnya pak guru, pada saat memeriksa ruangan kesenian, Onomatope pak guru terkejut setelah melihat lukisan-lukisan lama yang telah disimpan di gudang sekolah yang terkunci tetapi lukisan-lukisan tersebut ada di dalam ruang kesenian. Penggunaan onomatope menurut Hida dan Asada (2002 : 89), yaitu hal ganjil terjadi, situasi yang menakutkan, situasi yang membuat seseorang sangat terkejut dalam sekejap. Dan diperkuat juga oleh Hasada (2001 : 227) yaitu perasaan terkejut yang terjadi pada saat kita menjumpai beberapa hal tak terduga yang menurut kita adalah hal yang "buruk". Membuat seseorang tidak dapat berpikir untuk sesaat dan tidak dapat melakukan apa-apa karena ketakutan. Pengertian terkejut menurut Shinmura (1998 : 388), hal ini menyebabkan seseorang terkejut dan tersadar dalam sekejap. Pengertian terkejut dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (2012) adalah terperanjat, kaget, segala sesuatu yg munculnya tiba-tiba dan tidak diduga sebelumnya. Dan adanya perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sehingga seseorang salah memprediksi suatu hal. Onomatope termasuk ke dalam jenis onomatope gitaigo, karena onomatope ini muncul untuk menerangkan situasi yang sedang terjadi. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang kuat bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut Yamane (2005 : 17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope gyo, biku, dan doki, berarti reaksi terkejutnya sangat kuat. Jenis perasaan ini termasuk perasaan negatif seperti yang diungkapkan menurut Shitakawa (2007 : 147) yaitu perasaan terkejut mengandung unsur perasaan negatif yaitu hal yang berupa kejutan dan dapat bercampur dengan perasaan takut dan perasaan negatif lainnya. Bila dikaitkan dengan konsep pengertian terkejut dalam Yamane (2005 : 16-17) pada saat seseorang sedang mengalami perasaan terkejut, orang
ぎょっ
ぎょっ
tersebut tidak dapat berpikir dengan akal sehatnya untuk sejenak, dan perasaan terkejut dapat bercampur dengan perasaan lainnya, contohnya seperti perasaan senang, takut, sedih atau marah. Hal itu dikarenakan rasa terkejut muncul tepat sebelum menafsirkan suatu keadaan atau situasi. Pak guru terkejut pada saat melihat lukisan-lukisan lama yang telah tersimpan di dalam gudang sekolah yang terkunci, lukisanlukisan tersebut berada di dalam ruangan kesenian. Pak guru pun berasumsi ada murid lain yang iseng yang melakukannya tetapi pada saat melihat lukisan Asako, pak guru merasakan keanehan dan perasaan ganjil. Karena gudang sekolah itu terkunci dan tidak mungkin murid memegang kunci gudang tersebut. Tiba-tiba pak guru teringat bahwa kemarin adalah hari kematian mendiang Asako. Seperti penjelasan Charles dalam Yamane (2005 : 16-17) yaitu terkejut dapat dikatakan sebagai suatu hal keliru dalam memprediksi sesuatu, bukan sebagai hal yang tidak dapat diprediksi.
ビクッ)
2 Analisis Penggunaan Onomatope Terkejut ( Situasi 1 :
Ryouta bertemu dengan seorang gadis yang bernama Himiko yang sangat membenci kehadiran laki-laki karena Himiko hampir menjadi korban pemerkosaan dan menjadi trauma apabila melihat laki-laki. Himiko menyerang Ryouta dengan niat untuk membunuh. Ryouta pun berhasil mengantisipasi datangnya serangan-serangan BIM (bom) milik Himiko dan Ryouta pun langsung menyerang balik, Himiko menjadi terdesak dan tidak dapat menggunakan BIM (bom), karena jaraknya yang begitu dekat dengan Ryouta, ia pun bisa ikut terkena ledakan. Kemudian Himiko menyerang Ryouta dengan menggunakan stun gun (pistol setrum). Ryouta menendang tangan kanan Himiko yang sedang memegang stun gun (pistol setrum). Setelah ditendang stun gun (pistol setrum) itu berbalik arah mengenai dirinya sendiri. Himiko pingsan dan Ryouta pun ingin menolong gadis itu dengan menggendong dan membawanya ke tempat persembunyian yang aman. Pada saat di tengah-tengah perjalanan, gadis itu sadar dan ia melihat seorang laki-laki (Ryouta) sedang menggendongnya, karena ia sangat benci dengan laki-laki dan ia dalam keadaan tidak dapat berbuat apa-apa akibat efek kejang-kejang. Ia pun mau melakukan hal nekat. Analisis :
ビクッ
Onomatope muncul pada situasi ketika Himiko yang telah sadar setelah terkena efek dari stun gun (pistol setrum) miliknya sendiri, Himiko sangat terkejut karena ia dalam situasi sedang digendong oleh seorang laki-laki (Ryouta), karena Himiko sangat membenci dan jijik apabila ia bersentuhan fisik dengan menurut Hida dan Asada (2002 : 431) yaitu, seketika, pada saat laki-laki. Penggunaan onomatope dalam keadaan terkejut, membuat tubuh gemetaran dengan kuat. Onomatope termasuk ke dalam jenis onomatope gitaigo, karena onomatope ini muncul untuk menerangkan situasi yang sedang terjadi. Jenis perasaan ini termasuk perasaan negatif seperti yang diungkapkan menurut Shitakawa (2007 : 147) yaitu perasaan terkejut mengandung unsur perasaan negatif yaitu hal yang berupa kejutan dan dapat bercampur dengan perasaan takut dan perasaan negatif lainnya. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang kuat bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut Yamane (2005 : 17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope gyo, biku, dan doki, berarti reaksi terkejutnya sangat kuat. Dengan adanya sentuhan fisik maka reaksi terkejut, membuat "kejutan" menjadi lebih kuat. Menurut pernyataan Descartes dalam Yamane (2005 : 16-17) yaitu perasaan terkejut atau dibuat terkejut bukanlah sebuah hal yang bersifat "menyenangkan", karena dapat membuat orang yang mengalaminya menjadi tidak nyaman (stres). Himiko sangat terkejut pada saat membuka mata ia melihat seorang laki-laki (Ryouta) sedang menggendongnya, Himiko yang sangat benci dengan laki-laki, ingin melawan dan melepaskan diri dari Ryouta tetapi karena ia tidak dapat bergerak maka Himiko tidak dapat melakukan apapun, Himiko pun takut, menjadi pasrah dan memutuskan untuk bunuh diri dengan cara menyalakan timer BIM (bom waktu), karena Himiko lebih memilih kematian daripada keperawanannya direbut secara paksa. Yang membuat Himiko membenci pria adalah, Himiko nyaris menjadi korban pelecehan seksual, sehingga ia menjadi trauma dan takut terhadap laki-laki. Bila dikaitkan menurut Goleman (2002 : 65), orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Pada situasi itu terlihat bahwa Himiko yang sudah putus asa lebih memilih untuk bunuh diri.
ビクッ
Situasi 2 :
ビクッ
Ryouta telah menemukan tempat persembunyian, yaitu bangunan tua bekas sebuah menara komunikasi yang digunakan pada saat perang dunia kedua. Ryouta yang sedang berdiri di bawah tidak sengaja melihat Himiko yang hendak turun ke bawah. Dan tidak sengaja melihat celana dalam Himiko pada saat Himiko sedang turun lewat tangga gantung. Himiko pun marah dan menuduh Ryouta kalau ia telah sengaja mengintipnya. Himiko pun bertanya kepada Ryouta, apakah ia melakukan pelecehan pada saat Himiko dalam keadaan pingsan. Ryouta pun tidak menjawab dan Himiko pun menuduh Ryouta telah melakukan pelecehan padanya. Ryouta pun tidak terima dengan tuduhan Himiko, karena pada kenyataannya ia tidak melakukan apa pun walau hanya melihat celana dalamnya saja. Ryouta pun sedikit terbakar emosi dan ingin menjelaskannya kepada Himiko tetapi Himiko tidak mau mendengarkan penjelasan dari Ryouta dan hendak pergi meninggalkan Ryouta. Tetapi Ryouta menahan Himiko dengan memegang pundaknya, pada saat pundak Himiko disentuh oleh Ryouta, tiba-tiba Himiko teringat dengan kejadian sangat buruk yang menimpanya, kejadian yang membuatnya jadi benci dan tidak percaya kepada semua laki-laki. Analisis :
ビクッ ビクッ
Onomatope muncul pada situasi ketika pundak Himiko disentuh oleh Ryouta, Himiko teringat akan kejadian buruk yang pernah dialaminya yang membuat ia sangat terkejut dan ketakutan. Penggunaan menurut Hida dan Asada (2002 : 431) yaitu, seketika, pada saat dalam keadaan onomatope terkejut, membuat tubuh gemetaran dengan kuat. Onomatope termasuk ke dalam jenis onomatope gitaigo, karena onomatope ini muncul untuk menerangkan situasi yang sedang terjadi. Jenis perasaan ini termasuk perasaan negatif seperti yang diungkapkan menurut Shitakawa (2007 : 147) yaitu perasaan terkejut mengandung unsur perasaan negatif yaitu hal yang berupa kejutan dan dapat bercampur dengan perasaan takut dan perasaan negatif lainnya. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang kuat bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut Yamane (2005 : 17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope gyo, biku, dan doki, berarti reaksi terkejutnya sangat kuat. Dengan adanya sentuhan fisik maka reaksi terkejut, membuat "kejutan" menjadi lebih kuat. Himiko sangat terkejut dan ketakutan pada saat pundaknya dipegang oleh Ryouta, mendadak ia teringat akan hal yang sangat buruk, hal yang membuat ia jadi benci dan tidak percaya kepada semua laki-laki. Himiko pun memegang kedua pundaknya dan berlutut di tanah, nafasnya pun menjadi terenggah-engah. Hal itu membuat Himiko merasa tidak nyaman. Seperti yang diungkapkan oleh Descartes dalam Yamane (2005 : 16-17) yaitu perasaan terkejut atau dibuat terkejut bukanlah sebuah hal yang bersifat "menyenangkan", karena dapat membuat orang yang mengalaminya menjadi tidak nyaman (stres).
ビクッ
Situasi 3 : Setelah Ryouta berhasil menyelamatkan Himiko yang telah disandera. Ryouta dan Himiko pun memutuskan untuk menginap di sebuah bangunan tua, karena hari sudah gelap dan merasa bahaya apabila mereka pulang ke markas persembunyian mereka. Ryouta dan Himiko tidur di dalam ruangan yang sama, karena Himiko merasa takut dengan keadaan bangunan tua yang terlihat angker. Pada saat mereka sedang tidur, tiba-tiba Himiko terbangun karena ia melihat cahaya dan ia melihat sesosok wanita yang muncul di hadapannya. Himiko pun berteriak yang membuat Ryouta terkejut dan terbangun dari tidurnya. Tubuh Himiko pun gemetaran dan ia merasa takut. Ryouta bertanya kepada Himiko, dan Himiko menjelaskannya kepada Ryouta bahwa ia telah melihat hantu wanita, Ryouta yang tidak percaya dengan adanya hantu, jadi penasaran dan mengecek keadaan sekitar dengan radarnya tetapi tidak menunjukan tanda-tanda akan keberadaan musuh-musuhnya. Ryouta memutuskan untuk pergi memeriksa seluruh gedung tersebut, Himiko pun mengikutinya. Ryouta meminta Himiko untuk berpencar, Himiko tidak setuju dengan ide Ryouta karena Himiko takut sendirian di tempat gelap dan angker. Tetapi Ryouta tetap meninggalkannya, Himiko pun melanjutkan pemeriksaannya. Himiko sangat ketakutan hingga berhalusinasi melihat pria yang telah menyanderanya dan mati terkena timer BIM (bom waktu). Ryouta yang mencari di lantai dua melihat sebuah cahaya dari jendela gedung sebelah, Ryouta pun langsung bergegas ke ruangan itu. Dan sesampainya di sana ia melihat ruangan itu, seperti masih digunakan oleh seseorang. Tiba-tiba muncul sesosok wanita di belakang Ryouta dan menyerang Ryouta dengan sabit. Ryouta pun dapat berhasil dan menyerang balik wanita itu, sehingga wanita itu pingsan. Ternyata wanita itu kehilangan tangan kiri dan chip yang ada di tangan kirinya, yang membuat ia tidak dapat dideteksi oleh radar. Ryouta kembali ke tempat semula untuk memberitahukannya kepada Himiko. Pada saat
Himiko sedang ketakutan dalam kesendiriannya, Ryouta muncul dan memegang pundak Himiko dari belakang. Himiko yang terkejut pun berteriak dan memukul Ryouta dengan senter. Analisis :
ビクッ
Onomatope muncul pada situasi ketika Himiko yang sedang sendirian di lantai satu karena berpencar dengan Ryouta. Himiko pun takut dengan suasana gedung tua yang gelap dan angker. Tiba-tiba Ryouta muncul dan memegang pundak Himiko dari belakang, Himiko pun yang sedang dalam keadaan ketakutan, sangat terkejut dan dengan gerakan reflek lalu ia memukul wajah Ryouta dengan senter. menurut Hida dan Asada (2002 : 431) yaitu, seketika, pada saat dalam Penggunaan onomatope keadaan terkejut, membuat tubuh gemetaran dengan kuat. Onomatope termasuk ke dalam jenis onomatope gitaigo, karena onomatope ini muncul untuk menerangkan situasi yang sedang terjadi. Jenis perasaan ini termasuk perasaan negatif seperti yang diungkapkan menurut Shitakawa (2007 : 147) yaitu perasaan terkejut mengandung unsur perasaan negatif yaitu hal yang berupa kejutan dan dapat bercampur dengan perasaan takut dan perasaan negatif lainnya. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang kuat bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut Yamane (2005 : 17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope gyo, biku, dan doki, berarti reaksi terkejutnya sangat kuat. Dengan adanya sentuhan fisik maka reaksi terkejut, membuat "kejutan" menjadi lebih kuat. Pada situasi tersebut, pada saat Himiko sedang sendirian di dalam gedung tua yang gelap dan angker, dalam keadaan ketakutannya Himiko dikejutkan oleh munculnya Ryouta dari belakang dan menyentuh pundaknya. Hal itu membuat Himiko sangat terkejut dan takut, sehingga Himiko berteriak dan memukul Ryouta dengan senter yang sedang dipegang oleh Himiko. Seperti yang diungkapkan oleh Descartes dalam Yamane (2005 : 16-17) yaitu perasaan terkejut atau dibuat terkejut bukanlah sebuah hal yang bersifat "menyenangkan", karena dapat membuat orang yang mengalaminya menjadi tidak nyaman (stres).
ビクッ
ビクッ
ドキッ)
3 Analisis Penggunaan Onomatope Terkejut ( Situasi 1 :
Ada seorang anak laki-laki yang terlambat pulang ke rumah dari sekolahnya karena ia mendapat jadwal piket bersih-bersih dan persiapan pameran di sekolah. Anak itu tergesa-gesa dalam perjalanan pulang karena ia ingin menonton acara kesukaannya dan memutuskan untuk melewati jalan pintas walaupun sebenarnya ia tidak suka melewati jalan itu, karena jalan itu sempit dan gelap. Pada saat ia sedang melewati jalan tersebut, ia melihat seorang perempuan yang sedang berdiri, menggunakan masker dan baju berwarna merah. Dan perempuan itu mencegat anak laki-laki tersebut dan menanyakannya pertanyaan apakah ia cantik atau tidak, anak laki-laki itu terpaksa menjawab dengan menjawab cantik. Dan perempuan itu membuka maskernya, ternyata perempuan itu adalah kuchi sake onna (perempuan bermulut robek), anak laki-laki itu sangat terkejut dan sangat ketakutan sehingga ia lari terbirit-birit. Ia pun dikejar oleh kuchi sake onna (perempuan bermulut robek) yang membawa pisau dan seperti ingin menusuk anak laki-laki itu tetapi anak laki-laki tersebut dapat meloloskan diri dari kejaran kuchi sake onna (perempuan bermulut robek). Beberapa hari kemudian anak itu pulang bersama dengan temannya yang bernama Yoshio dan melewati kembali jalan itu. Analisis :
ドキッ
Onomatope muncul pada situasi ketika anak laki-laki itu terkejut dan takut pada saat melihat kembali wanita yang memakai baju berwarna merah, dan ia mengira bahwa wanita tersebut adalah wanita yang sama (kuchi sake onna), pada situasi tersebut menandakan bahwa anak laki-laki tersebut terkejut pada saat melihat kembali wanita yang memakai baju berwarna merah. Hal tersebut berdasarkan menurut Hida dan Asada (2002 : 320) yaitu, keadaan pengertian dalam penggunaan onomatope yang membuat kita menjadi terkejut dan membuat seseorang berdebar-debar. Dan diperkuat juga oleh Hasada (2001 : 230) yaitu menemukan suatu hal yang tiba-tiba terjadi (saat ini), perasaan yang dirasakan negatif atau positif tidak dapat langsung diputuskan untuk sesaat, seperti melihat suatu hal yang mendadak muncul dan hal tersebut di luar perkiraan. Membuat hati menjadi berdebar-debar dengan kencang. Onomatope termasuk ke dalam jenis onomatope gitaigo, karena onomatope ini muncul untuk menerangkan situasi yang sedang terjadi. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang kuat bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut Yamane (2005 : 17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope gyo, biku, dan doki, berarti reaksi terkejutnya sangat kuat. Jenis perasaan ini termasuk
ドキッ
ドキッ
perasaan negatif seperti yang diungkapkan menurut Shitakawa (2007 : 147) yaitu perasaan terkejut mengandung unsur perasaan negatif yaitu hal yang berupa kejutan dan dapat bercampur dengan perasaan takut dan perasaan negatif lainnya. Apabila dikaitkan dengan konsep terkejut Yamane (2005 : 16-17) pada saat seseorang sedang mengalami perasaan terkejut, orang tersebut tidak dapat langsung mengungkapkan makna perasaan yang dirasakan pada saat hal itu terjadi, dan biasanya perasaan terkejut dapat bercampur dengan perasaan lainnya, contohnya seperti perasaan senang, takut, sedih atau marah. Hal itu dikarenakan rasa terkejut muncul tepat sebelum kita menafsirkan suatu keadaan atau situasi. Pengertian tersebut sejalan dengan kondisi perasaan dan pikiran anak laki-laki tersebut yang terkejut dan diiringi oleh perasaan takut karena ia melihat kembali seorang perempuan yang memakai baju merah dan ia takut apabila perempuan itu adalah kuchi sake onna (perempuan bermulut robek), ia tidak menyangka akan bertemu lagi, sebelumnya berpikir merasa aman karena ia pulang bersama dengan Yoshio kun, tetapi justru sebaliknya hal tersebut di luar dugaan anak laki-laki tersebut. Pada akhirnya mereka berdua pun dikejar-kejar oleh kuchi sake onna (perempuan bermulut robek). Situasi 2 : Nohara Shinosuke (Crayon Shin-chan) yang terjatuh pada saat bermain prosotan dan kepalanya membentur tanah, menyebabkan ia menjadi gegar otak ringan dan kehilangan ingatannya. Misae pun mengajak Shin-chan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya. Di rumah sakit pun Shin-chan di periksa dengan CT scan (Alat pemeriksa otak), pada saat akan masuk ke dalam CT scan (Alat pemeriksa otak) Shin-chan dapat melarikan diri. Dengan susah payah, pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar. Pada saat Dokter melihat gambar dari hasil CT scan (Alat pemeriksa otak), Dokter itu terkejut dan membuat Misae pun menjadi terkejut dan takut. Ternyata Dokter itu salah melihat gambar, yang ia lihat bukan hasil pemeriksaan milik Shin-chan melainkan milik pasien lain. Tidak ada penyakit berbahaya yang ditemukan hanya hilang ingatan sementara saja (gegar otak ringan). Analisis :
ドキッ
Onomatope muncul pada situasi ketika Misae yang terkejut pada saat melihat reaksi pak dokter yang terkejut juga setelah melihat hasil gambar dari CT scan (Alat pemeriksa otak). Hal tersebut berdasarkan pengertian dalam penggunaan onomatope menurut Hida dan Asada (2002 : 320) yaitu, keadaan yang membuat kita menjadi terkejut dan membuat seseorang berdebar-debar. Dan diperkuat juga oleh Hasada (2001 : 230) yaitu menemukan suatu hal yang tiba-tiba terjadi (saat ini), perasaan yang dirasakan negatif atau positif tidak dapat langsung diputuskan untuk sesaat, seperti melihat suatu hal yang mendadak muncul dan hal tersebut di luar perkiraan. Membuat hati menjadi berdebardebar dengan kencang. Onomatope termasuk ke dalam jenis onomatope gitaigo, karena onomatope ini muncul untuk menerangkan situasi yang sedang terjadi. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang kuat bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut Yamane (2005 : 17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope gyo, biku, dan doki, berarti reaksi terkejutnya sangat kuat. Jenis perasaan ini termasuk perasaan negatif seperti yang diungkapkan menurut Shitakawa (2007 : 147) yaitu perasaan terkejut mengandung unsur perasaan negatif yaitu hal yang berupa kejutan dan dapat bercampur dengan perasaan takut dan perasaan negatif lainnya. Apabila dikaitkan dengan konsep terkejut menurut Yamane (2005 : 16-17) pada saat seseorang sedang mengalami perasaan terkejut, orang tersebut tidak dapat langsung mengungkapkan makna perasaan yang dirasakan pada saat hal itu terjadi, dan biasanya perasaan terkejut dapat bercampur dengan perasaan lainnya, contohnya seperti perasaan senang, takut, sedih atau marah. Hal itu dikarenakan rasa terkejut muncul tepat sebelum kita menafsirkan suatu keadaan atau situasi. Akan lebih baik jika dikatakan sebagai cara dari munculnya sebuah reaksi (penyebab terkejut) itu sendiri. Pengertian tersebut sejalan dengan kondisi perasaan dan pikiran Misae yang terkejut dan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada saat melihat reaksi dari pak dokter yang sangat histeris melihat gambar hasil CT scan (Alat pemeriksa otak). Tetapi ternyata gambar yang dilihat pak dokter itu salah, bukan hasil dari pemeriksaan Shin-chan, melainkan milik pasien lain.
ドキッ
ドキッ
Situasi 3 : Nohara Shinosuke (Crayon Shin-chan) yang terjatuh pada saat bermain prosotan dan kepalanya membentur tanah, menyebabkan ia menjadi gegar otak dan kehilangan ingatannya. Misae pun mengajak Shin-chan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya. Di rumah sakit pun Shin-chan di periksa dengan CT scan (Alat pemeriksa otak). Tidak ada penyakit berbahaya yang ditemukan hanya hilang
ingatan sementara saja (gegar otak ringan). Pada malam harinya, Misae mengeluh karena biaya pemeriksaannya sangat mahal dan membuat keuangan rumah tangganya menjadi defisit lagi pada bulan ini. Tiba-tiba Shin-chan berlari ke arah rak buku, Misae pun terkejut dan takut. Karena tabungan simpanan Misae ada di antara selipan buku yang ada di rak buku tersebut. Ternyata Shin-chan berhasil menemukan tabungan simpanan rahasia milik Misae. Analisis :
ドキッ
Onomatope muncul pada situasi ketika Misae terkejut pada saat melihat Shin-chan berlari ke arah rak buku, ia pun terlihat cemas dan takut ketahuan bahwa ia memiliki tabungan rahasia yang berada di antara selipan buku-buku. Shin-chan pun berhasil menemukan tabungan rahasia milik Misae, dan membuat Misae menjadi panik. Hal tersebut berdasarkan pengertian dalam penggunaan onomatope menurut Hida dan Asada (2002 : 320) yaitu, keadaan yang membuat kita menjadi terkejut dan membuat seseorang berdebar-debar. Dan diperkuat juga oleh Hasada (2001 : 230) yaitu menemukan suatu hal yang tiba-tiba terjadi (saat ini), perasaan yang dirasakan negatif atau positif tidak dapat langsung diputuskan untuk sesaat, seperti melihat suatu hal yang mendadak muncul dan hal tersebut di luar perkiraan. Membuat hati menjadi berdebar-debar dengan kencang. Onomatope termasuk ke dalam jenis onomatope gitaigo, karena onomatope ini muncul untuk menerangkan situasi yang sedang terjadi. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang kuat bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut Yamane (2005 : 16-17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope gyo, biku, dan doki, berarti reaksi terkejutnya sangat kuat. Jenis perasaan ini termasuk perasaan negatif seperti yang diungkapkan menurut Shitakawa dalam jurnal yang berjudul Relations between emotional experience and self or other consciousness (2007 : 147) yaitu perasaan terkejut mengandung unsur perasaan negatif yaitu hal yang berupa kejutan dan dapat bercampur dengan perasaan takut dan perasaan negatif lainnya. Apabila dikaitkan dengan konsep terkejut Yamane (2005 : 17) pada saat seseorang sedang mengalami perasaan terkejut, orang tersebut tidak dapat langsung mengungkapkan makna perasaan yang dirasakan pada saat hal itu terjadi, dan biasanya perasaan terkejut dapat bercampur dengan perasaan lainnya, contohnya seperti perasaan senang, takut, sedih atau marah. Hal itu dikarenakan rasa terkejut muncul tepat sebelum kita menafsirkan suatu keadaan atau situasi. Akan lebih baik jika dikatakan sebagai cara dari munculnya sebuah reaksi (penyebab terkejut) itu sendiri. Pengertian tersebut sejalan dengan kondisi perasaan Misae yang terkejut pada saat melihat Shin-chan berlari ke arah rak buku, di situ lah tempat Misae menyimpan tabungan rahasianya. Misae pun cemas dan takut apabila Shin-chan dapat menemukan tabungan rahasia miliknya. Hal yang ditakuti Misae pun menjadi kenyataan, tabungan rahasia milik Misae ditemukan oleh Shin-chan.
ドキ
ッ
ドキッ
ハッ)
4 Analisis Penggunaan Onomatope Terkejut ( Situasi 1 :
Tomomi dan keluarganya memutuskan untuk pindah tempat tinggal di kampung halaman ayahnya. Di sana Tomomi mempunyai sepupu yang sebaya dengannya yang bernama Kumi, Tomomi pun cepat sekali menjadi akrab dengan anak-anak tetangga di sekitar lingkungannya. Beberapa hari telah berlalu dan Kumi mengajak Tomomi untuk mengikuti perayaan bon odori (tarian untuk para arwah) yang diadakan di sekitar halaman sekolah dasarnya Kumi. Sebelum mereka pergi ke tempat perayaan bon odori mereka pun memutuskan untuk berziarah ke makam terlebih dahulu. Setelah mereka bersenang-senang di acara perayaan bon odori, Kumi pun mengajak Tomomi untuk bermain ke rumahnya dan membujuk Tomomi agar mau bermain ke rumahnya. Dan Tomomi setuju untuk pergi bermain ke rumah Kumi, dan tanpa sadar waktu sudah memunjukan pukul 1 pagi, Tomomi pun terkejut pada saat ia mendengar bunyi lonceng jam dinding yang telah menunjukkan pukul tengah malam. Analisis :
ハッ
Onomatope muncul pada situasi Tomomi yang terkejut pada saat mendengar bunyi lonceng berbunyi dari sebuah jam dinding yang menandakan waktu tengah malam. Karena terlalu asik bermain Tomomi menjadi lupa waktu dan terkejut pada saat mengehtahui waktu sudah menunjukan jam 1 pagi. Penggunaan onomatope yang muncul yaitu onomatope berdasarkan dengan situasi yang dikaitkan oleh penggunaan onomatope menurut Hida dan Asada (2002 : 402), suara yang muncul pada saat seseorang tiba-tiba terkejut atau terkesan pada suatu hal. Keadaan dimana kita menyadarinya secara tiba-
ハッ
ハッ
tiba. Dan diperkuat juga oleh Hasada (2001 : 232) , yaitu pada saat terkejut aktifitas berpikir kita dapat terhenti dan pikiran menjadi kosong, tetapi apabila yang muncul adalah onomatope hah, menunjukan intensitas dari hal-hal yang tidak bisa diprediksi perasaan, tidak cukup kuat untuk menghentikan seseorang berpikir, bisa dikatakan sebagai reaksi terkejut ringan. Onomatope termasuk ke dalam jenis onomatope giongo, karena onomatope ini muncul pada saat seseorang sedang terkejut dan mengucapkan sebuat kata yaitu hah. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang paling lemah bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut Hashimoto dalam Yamane (2005 : 16-17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope hah, reaksi dari tingkat ini, menunjukan respon terkejut paling ringan. Keadaan emosi seseorang dapat dinyatakan melalui ekspresi wajah dan suara, melalui perubahan suara dan wajah, kita bisa membedakan ekspresi orang, tetapi apabila respon terkejutnya ringan, sulit dan nyaris tidak bisa diamati secara eksternal. Karena reaksi terkejutnya sangat lemah, sehingga tidak dapat membuat seseorang berhenti berpikir, dan orang tersebut dapat langsung merespon apa yang harus ia lakukan. Pengertian tersebut sejalan dengan kondisi perasaan Tomomi yang hanya sedikit terkejut pada saat mendengar bunyi lonceng jam dinding yang menunjukkan pukul 1 pagi. Ia hanya terlalu asik bermain, sehingga lupa waktu dan tidak sadar waktu telah menunjukkan pukul 1 pagi. Dan tanpa pikir lagi Tomomi langsung memutuskan untuk pulang ke rumah, karena takut membuat khawatir orang tuanya.
ハッ
Situasi 2 : Asako melihat sebuah poster pendaftaran pameran lukisan ke-13, dan Asako pun tertarik untuk mengikuti pameran lukisan tersebut. Ia pun teringat akan sketsa yang telah dibuatnya di musim gugur tahun lalu, dan bermaksud untuk mendaftarkan sketsanya ke pameran lukisan itu. Beberapa hari telah berlalu, Asako mencoba melukis ulang gambar itu. Asako pun mendiskusikannya dengan pak guru, dan pak guru pun setuju dengan hasil karya Asako, karena lukisan Asako sangat bagus. Pak guru berkata untuk membingkaikan lukisan tersebut dan memberi tanda tangan supaya dapat didaftarkan. Asako pun pergi membeli bingkai. Pada saat Asako dalam perjalanan setelah pergi membeli bingkai, ia mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal. Kecelakaan yang tiba-tiba itu membuat seisi sekolah berduka dan karena disibukkan oleh keadaan itu, pak guru lupa untuk mendaftarkan lukisan Asako dalam pameran lukisan. Satu tahun telah berlalu sejak kejadian itu dan terjadi sesuatu di dalam ruang kesenian. Lukisanlukisan lama yang telah disimpan di gudang, berada di ruang kesenian, dan salah satunya ada lukisan mediang Asako. Pak guru pun sedikit terkejut pada saat melihat lukisan Asako, yang dulu belum sempat diberikan tanda tangan oleh Asako, tetapi tiba-tiba ada tanda tangan Asako di lukisannya. Analisis :
ハッ
muncul pada situasi pak guru yang terkejut dan terheran-heran pada saat melihat ada Onomatope tandan tangan Asako di lukisan mendiang Asako yang belum sempat ditanda tangani oleh Asako. Penggunaan onomatope yang muncul yaitu onomatope berdasarkan dengan situasi yang dikaitkan oleh penggunaan onomatope menurut Hida dan Asada (2002 : 402), suara yang muncul pada saat seseorang tiba-tiba terkejut atau terkesan pada suatu hal. Keadaan dimana kita menyadarinya secara tibatiba. Dan diperkuat juga oleh Hasada (2001 : 232), yaitu pada saat terkejut aktifitas berpikir kita dapat terhenti dan pikiran menjadi kosong, tetapi apabila yang muncul adalah onomatope hah, menunjukan intensitas dari hal-hal yang tidak bisa diprediksi perasaan, tidak cukup kuat untuk menghentikan seseorang berpikir, bisa dikatakan sebagai reaksi terkejut ringan. Onomatope termasuk ke dalam jenis onomatope giongo, karena onomatope ini muncul pada saat seseorang sedang terkejut dan mengucapkan sebuat kata yaitu hah. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang paling lemah bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut Hashimoto dalam Yamane (2005 : 16-17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope hah, reaksi dari tingkat ini, menunjukan respon terkejut paling ringan. Keadaan emosi seseorang dapat dinyatakan melalui ekspresi wajah dan suara, melalui perubahan suara dan wajah, kita bisa membedakan ekspresi orang, tetapi apabila respon terkejutnya ringan, sulit dan nyaris tidak bisa diamati secara eksternal. Karena reaksi terkejutnya sangat lemah, sehingga tidak dapat membuat seseorang berhenti berpikir, dan orang tersebut dapat langsung merespon apa yang harus ia lakukan. Pengertian tersebut sejalan dengan kondisi perasaan pak guru yang hanya sedikit terkejut dan terheran-heran pada saat melihat lukisan Asako, yang dulu belum sempat diberikan tanda tangan oleh Asako, tetapi tiba-tiba ada tanda tangan Asako di lukisannya dan tanda tangannya masih belum mengering. Hal itu tidak membuat pak guru berhenti berpikir, pak guru terus berpikir, hal apa yang membuat arwah Asako menjadi tidak tenang. Pak guru pun teringat bahwa kemarin adalah hari kematian
ハッ
ハッ
ハッ
mendiang Asako, dan pak guru langsung meminta maaf karena tahun lalu lupa untuk mendaftarkan lukisan mendiang Asako.
Situasi 3 : Tadinya keluarga Nohara berencana piknik sekeluarga, tapi karena Hiroshi tiba-tiba harus menemani tamu main golf, maka Misae dan anak-anak memutuskan untuk pergi sendiri dengan naik mobil. Misae mengusulkan pergi ke tempat tinggi atau ke hutan tetapi Shin-chan merasa Misae telah mengambil jalan yang salah. Misae yang sudah lama tidak menyetir terlalu berkonsentrasi sehingga ia melupakan tempat yang akan ia tuju dan tidak sadar bahwa ia pergi ke arah yang salah. Misae pun sedikit terkejut bahwa jalan ia ambil mengarah ke kota Tokyo dan tanpa berpikir panjang Misae langsung memutar arah. Analisis :
ハッ
Onomatope muncul pada situasi Misae yang terkejut pada saat Shin-chan memberitahukan bahwa ia merasa semakin lama ia melihat bangunan tinggi yang semakin banyak, Misae pun sadar bahwa ia telah salah mengambil jalan dan langsung memutar balik arah. Penggunaan onomatope yang muncul yaitu onomatope berdasarkan dengan situasi yang dikaitkan oleh penggunaan onomatope menurut Hida dan Asada (2002 : 402), suara yang muncul pada saat seseorang tiba-tiba terkejut atau terkesan pada suatu hal. Keadaan dimana kita menyadarinya secara tiba-tiba. Dan diperkuat juga oleh Hasada (2001 : 232) yaitu pada saat terkejut aktifitas berpikir kita dapat terhenti dan pikiran menjadi kosong, tetapi apabila yang muncul adalah onomatope hah, menunjukan intensitas dari hal-hal yang tidak bisa diprediksi perasaan, tidak cukup kuat untuk menghentikan seseorang berpikir, bisa dikatakan sebagai reaksi terkejut termasuk ke dalam jenis onomatope giongo, karena onomatope ini muncul pada ringan. Onomatope saat seseorang sedang terkejut dan mengucapkan sebuat kata yaitu hah. Perasaan terkejut ini termasuk reaksi terkejut tingkat yang paling lemah bila dikaitkan dengan penjelasan konsep terkejut Hashimoto dalam Yamane (2005 : 16-17) yaitu apabila yang muncul adalah onomatope hah, reaksi dari tingkat ini, menunjukan respon terkejut paling ringan. Keadaan emosi seseorang dapat dinyatakan melalui ekspresi wajah dan suara, melalui perubahan suara dan wajah, kita bisa membedakan ekspresi orang, tetapi apabila respon terkejutnya ringan, sulit dan nyaris tidak bisa diamati secara eksternal. Karena reaksi terkejutnya sangat lemah, sehingga tidak dapat membuat seseorang berhenti berpikir, dan orang tersebut dapat langsung merespon apa yang harus ia lakukan. Pengertian tersebut sejalan dengan kondisi perasaan Misae yang hanya sedikit terkejut pada saat diberitahukan oleh Shin-chan bahwa, ia (Shin-chan) melihat semakin lama ia melihat gedung-gedung tinggi yang semakin banyak. Misae pun menyadari bahwa ia telah melwati jalan yang salah, jalan yang ia ambil itu mengarah ke kota Tokyo dan tanpa berpikir panjang ia langsung memutar balik arah mobilnya.
ハッ
ハッ
ハッ
Jenis onomatope
Reaksi kuat
Reaksi lemah
Penyebab
terkejut
ぎょっ
Melihat hal-hal seram atau
√
ganjil
ビクッ ドキッ
√
Adanya kontak fisik
√
Suatu hal yang tidak diinginkan mendadak muncul dan membuat hati berdebar-debar
ハッ
√
Tidak menyadari atau telat menyadari suatu hal
Tabel 1 : Hasil Analisis Penggunaan Onomatope Terkejut Dalam tabel tersebut, analisis di atas dapat disimpulkan bahwa munculnya reaksi terkejut dibagi menjadi dua, yaitu reaksi lemah dan reaksi kuat. Apabila adanya sentuhan fisik maka reaksi terkejut, membuat "kejutan" menjadi lebih kuat. Sedangkan reaksi terkejut lemah, dapat dilihat melalui keadaan emosi seseorang yang dinyatakan melalui ekspresi wajah dan suara, melalui perubahan suara dan wajah, kita bisa membedakan ekspresi orang, tetapi sulit dan nyaris tidak bisa diamati secara eksternal, karena reaksi terkejutnya sangat ringan, maka tidak dapat menghentikan seseorang untuk berhenti berpikir, dan dapat langsung merespon suatu hal. Onomatope merupakan onomatope yang digunakan untuk mengekspresikan jenis reaksi terkejut tingkat kuat, dan penyebab terjadinya, yaitu pada saat kita melihat hal-hal yang ganjil atau seram. dan juga termasuk jenis reaksi terkejut tingkat kuat. disebabkan oleh adanya kontak fisik dan hal lainnya yang Penyebab munculnya onomatope menyebabkan seseorang terkejut. Sedangkan muncul pada saat suatu hal yang tidak diinginkan mendadak muncul yang membuat seseorang terkejut dan membuat hatinya berdetak dengan kencang. Onomatope termasuk jenis reaksi terkejut yang paling ringan dan penyebab terjadinya adalah tidak menyadari suatu hal atau telat menyadari suatu hal.
ハッ
ぎょっ ビクッ ドキッ ビクッ ドキッ
Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis pada bab tiga, penulis memperoleh kesimpulan mengenai makna terkejut yang terdapat pada penggunaan onomatope terkejut, pada dua belas situasi dan empat onomatope yang berbeda dalam tiga komik yaitu Btooom, Gakkou no Kaidan, dan Crayon Shinchan. Analisis di atas dapat disimpulkan bahwa munculnya reaksi terkejut dibagi menjadi dua, yaitu reaksi lemah dan reaksi kuat. Apabila adanya sentuhan fisik maka reaksi terkejut, membuat "kejutan" menjadi lebih kuat. Sedangkan reaksi terkejut lemah, dapat dilihat melalui keadaan emosi seseorang yang dinyatakan melalui ekspresi wajah dan suara, melalui perubahan suara dan wajah, kita bisa membedakan ekspresi orang, tetapi sulit dan nyaris tidak bisa diamati secara eksternal, karena reaksi terkejutnya sangat ringan, maka tidak dapat menghentikan seseorang untuk berhenti berpikir, dan dapat langsung merespon suatu hal. Onomatope yang diteliti adalah onomatope merupakan onomatope yang digunakan untuk mengekspresikan
ぎょっ
jenis reaksi terkejut tingkat kuat, dan penyebab terjadinya, yaitu pada saat kita melihat hal-hal yang ganjil atau seram. dan juga termasuk jenis reaksi terkejut tingkat kuat. Penyebab munculnya onomatope disebabkan oleh adanya kontak fisik dan hal lainnya yang menyebabkan seseorang terkejut. Sedangkan muncul pada saat suatu hal yang tidak diinginkan (hal yang buruk) mendadak muncul yang membuat seseorang terkejut dan mebuat hatinya berdetak dengan kencang. Reaksi terkejut kuat yaitu, apabila yang muncul adalah onomatope gyo, biku, dan doki berarti hal itu menunjukan bahwa reaksi terkejutnya sangat kuat, dan onomatope piku untuk reaksi terkejut yang lebih ringan. Dengan adanya sentuhan fisik maka reaksi terkejut, membuat "kejutan" menjadi lebih kuat.
ビクッ ビクッ
ドキッ ドキッ
ハッ
Onomatope termasuk jenis reaksi terkejut yang paling ringan dan penyebab terjadinya adalah tidak menyadari suatu hal atau telat menyadari suatu hal. Reaksi terkejut lemah, dapat dilihat melalui keadaan emosi seseorang yang dinyatakan melalui ekspresi wajah dan suara, melalui perubahan suara dan wajah, kita bisa membedakan ekspresi orang, tetapi sulit dan nyaris tidak bisa diamati secara eksternal, karena reaksi terkejutnya sangat ringan, maka tidak dapat menghentikan seseorang untuk berhenti berpikir, dan dapat langsung merespon suatu hal. Sebagai kesimpulan akhir, penulis menyimpulkan berdasarkan banyaknya penggunaan onomatope terkejut yang menunjukkan reaksi tingkat terkejut yang kuat dan efek yang ditimbulkan dapat bersifat negatif, sedangkan reaksi tingkat terkejut lemah memiliki efek perasaan yang netral, yang dikaitkan dalam tiga situasi pada tiga komik yaitu Btooom, Gakkou no Kaidan, dan Crayon Shinchan. Dapat disimpulkan bahwa perasaan terkejut termasuk perasaan yang bersifat negatif. Saran dari penulis setelah melakukan penelitian skripsi ini adalah masih banyak onomatope terkejut yang dapat diteliti oleh pemelajar bahasa Jepang. Tidak hanya onomatope terkejut saja yang dapat diteliti, namun masih banyak onomatope lain yang masih banyak dapat diteliti oleh pemelajar bahasa Jepang seperti onomatope perasaan takut, sedih, kecewa dan lain-lain. Atau dapat meneliti juga tentang perbandingan onomatope bahasa Jepang dan Indonesia. Penulis berharap agar dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat bermanfaat bagi para pemelajar bahasa Jepang, khususnya mahasiswa sastra Jepang Binus University.
Refrensi Gendai Giongo Gitaigo Youhou Jiten [Onomatopoeia and Mimesis Dictionary].2002. Yoshifumi Hida dan Hideko Asada Koujien (1998) Izuru Shinmura. Tokyo : Iwanami Shoten, 1998 Rie Hasada “Emotions in Crosslinguistic Perspective” 2001 http://books.google.co.id/books?id=GegXwYl3nfoC&pg=PA252&dq=Giongo+Gitaigo+tsukaikat a+Jiten&hl=id&sa=X&ei=35LbUfKNFYHKrAfjqoEY&ved=0CCwQ6AEwAA#v=onepage&q=Giongo %20Gitaigo%20tsukaikata%20Jiten&f=false Fukuda, Hiroko Jazz Up Your Japanese with Onomatopoeia.Japan:Kondansha,2003 Mikami Atsuko “Shokyuu kara Oshieru Onomatope” 2004 Mikami Kyouko “Onomatope No Shiyou No Jittai” 2007 Kodama Nozomi “Structural Homonymy of Japanese Adverbs” 2008 Tsuruko, asano (1990). Giongo Gitaigo Jiten. Tokyo: Dainihon Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (2012) Ebta Setiawan http://kbbi.web.id/
Shitakawa (1996), Positive and Negative Emotions, Always Independent? Tokyo Buritsu Daigaku Shinrigaku Kenkyuu Yoshiko Kojima “Relations between emotional experience and self- or other- consciousness: The influence of emotional complexity and awareness of emotional experience on those consciousness” 2007 Yamane Ichirou “Phenomenological Pshycology of Surprised” 2005
集
椙山女学園大学研究論
C .E. Izard, The Psychology of Emotions. Plenum Press, New York, 1991 (C.E. イザード「感 情心理学」荘厳舜哉監訳 ナカ二シャ出版 1996) R. Descartes, Passions de l’Ame, 1649 (R. デスカルト「省察・情念論」野田又夫訳 中央 公論社 2002) Uchida Yuzu “Fukusuu Hyoukasha ni yoru Kanjou wo Arawasu Nihongo Onomatope Bunrui” 2012 Sudjianto. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc, 2009 Sutedi, Dedi. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung:Humaniora Utama Press,2003 Ellen, (2012) Analisis Penggunaan Onomatope Tertawa Dalam Komik Dodge Fighters, Jakarta : Binus University. Dzikrullah, Dzikry. (2012). Analisis Giongo dalam Anime Kaichou Wa Meido-Sama! (Episode 1-10). Skripsi tidak diterbitkan. Bandung : Fakultas Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Komputer Indonesia
Riwayat Penulis Mathius Richard Sanjaya lahir di kota Jakarta pada 18 Juni 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang sastra dan budaya Jepang pada 2013.