eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (1): 135-149 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017
Analisis Pengendalian Proses Produksi Dan Efektivitasnya Dalam Meminimalisasi Produk Gagal Pada CV. Rotan Alam Mandiri Selumit Tarakan Tengah Tarakan Refinaldi 1 Abstrak Hasil dari penelitian ini adalah pengendalian proses produksi sebagai berikut: prosedur pengendalian proses mebel rotan CV. Rotan Alam Mandiri Selumit Tarakan Tengah- Tarakan sebagai berikut: a. Proses Perencanaan yang terdiri dari: desain, ukuran, bahan baku yang digunakan, mesin yang digunakan, alat yang digunakan, dan menyiapkan karyawan. b. Membuat Rute yang terdiri dari: proses penerimaan bahan baku, proses perakitan, dan proses penyelesaian. c. Penjadwalan yang terdiri dari: waktu memulai, batas akhir pengerjaan, dan waktu pemeriksaan. d. Surat Perintah Kerja. e. Melakukan perbandingan produk. f. Melakukan Tindakan Perbaikan. Kesimpulan menunjukkan: (i) Bahwa pelaksanaan pengendalian proses produksi yang ditetapkan oleh perusahaan telah berjalan dengan baik dan pelaksanaan pengendalian proses produksi telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Namun, pada proses perencanaan dan penjadwalan masih mengalami kendala yaitu adanya pengerjaan ulang, keterlambatan, pemborosan bahan baku, penampilan produk yang buruk, tidak sesuai target, dan adanya penambahan biaya bagi konsumen dan perusahaan. (ii) Pengendalian proses produksi yang dijalankan oleh CV. Rotan Alam Mandiri telah efektif meminimalkan produk gagal. Kata Kunci : Pengendalian, Efektivitas, dan Produk Gagal Pendahuluan Indonesia merupakan negeri penghasil bahan baku komediti rotan terbesar di dunia. Hampir setiap tahun 85% bahan baku rotan yang diserap oleh industri rotan di berbagi belalahan dunia berasal dari Indonesia. Dari jumlah itu, 90% rotan dihasilkan dari hutan tropis di pulau Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. Komoditi rotan merupakan bahan baku industri yang tergolong materi ramah lingkungan, sehingga produk hasil industri olahan rotan secara langsung juga merupakan produk yang ramah lingkungan. Selain kerajinan tangan, rotan juga diproduksi menjadi mebel dan produk tersebut telah lama dikenal oleh pembeli manca negara. Saat ini, kebutuhan rotan 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 135-149
untuk industri di dalam negeri mencapai 62.000 ton per tahun dan diprediksi nilai tersebut akan terus meningkat di masa mendatang. Dengan diberlakukannya larangan ekspor rotan mentah oleh pemerintah dalam hal ini kementerian perdagangan, diharapkan industri rotan dalam negeri dapat berkembang dan mampu menyerap produksi bahan baku yang berlimpah karena tidak diperbolehkan lagi untuk diekspor. Selain itu, industri indutri rotan dari negaranegara pesaing yang mengandalkan bahan baku dari Indonesia akan mengalami kesulitan bahan baku yang akan membuat harga produk mereka akan menjadi lebih mahal dan akan mengalami penurunan daya saing di pasar internasional. Peluang inilah yang diharapkan akan mampu ditangkap oleh pelaku bisnis khususnya dari sektor industri rotan. Agar produk gagal tersebut dapat menurun sampai di bawah angka standar produk gagal yang telah ditentukan perusahaan, maka perusahaan terus melakukan suatu aktivitas pengendalian proses produksi secara baik dan benar. Pengerjaan produk harus dilakukan sesuai dengan standar operasi perusahaan yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai ”Analisis Pengendalian Proses Produksi dan Efektivitasnya Dalam Meminimalisasi Produk Gagal Pada CV. Rotan Alam Mandiri Selumit Tarakan Tengah Tarakan . Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan pengendalian proses produksi untuk meminimalisasi produk gagal pada CV. Rotan Alam Mandiri? 2. Apakah pengendalian proses produksi telah efektif meminimalkan angka produk gagal pada CV. Rotan Alam Mandiri Selumit? Kerangka Dasar Teori Pengertian Manajemen Operasi Menurut Assauri (2008:28) mengatakan bahwa Manajemen produksi adalah kegiatan-kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumbersumber daya yang merupakan sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Pengertian Pengendalian Menurut Juran yang diterjemahkan oleh Hartono (2008:65) pengendalian adalah proses manajemen yang diadakannya kita mengevaluasi kinerja nyata, membandingkan kinerja nyata dengan tujuan, mengambil tindakan terhadap perbedaan. Pengendalian Proses Produksi Menurut Assauri (2008:204) proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa).
136
Analisis Pengendalian Proses Produksi Dalam Meminimalisasi Produk Gagal (Refi)
Menurut Rivai (2010:4) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada. Pengertian Produk Gagal Menurut Assauri (2008:267) mengemukakan kegagalan produk adalah faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut tidak sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan. Variasi Produk Gagal Pengertian variasi menurut Gaspersz (2011:83) adalah Variasi adalah ketidak seragaman dalam system sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas pada produk yang sama. Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Definisi Operasional 1. Prosedur Pembuatan Mebel Rotan a. Tahap perencanaan yang terdiri dari pembuatan desain, ukuran, menyiapkan bahan baku, menyiapkan mesin, menyiapkan alat, menyiapkan karyawan. b. Membuat rute yang terdiri dari proses penerimaan bahan baku, proses perakitan, dan proses penyelesaian. c. Tahap penjadwalan yaitu terdiri dari waktu memulai, waktu selesai, dan waktu pemeriksaan. d. Surat perintah kerja yitu bekerja apabila sudah ada surat perintah kerja. e. Tahap melakukan perbandingan produk yang telah jadi dengan standar produk yang direncanakan. f. Tahap melalukan perbaikan terhadap produk yang mengalami penyimpangan/kegagalan. Analisis dan Pembahasan Analisis Proses Pengendalian Produksi CV. Rotan Alam Mandiri Usaha CV. Rotan Alam Mandiri selalu memperhatikan bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan mebel rotan. Bahan pembuatan mebel yang akan digunakan sesuai kriteria sebagai berikut: Bahan Pembuatan Mebel di CV. Rotan Alam Mandiri Bahan Pembuatan Standar kriteria yang digunakan 137
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 135-149
Mebel Rotan Bahan Baku Rotan
Rotan yang digunakan dalam pembuatan mebel yaitu yang berwarna kuning cerah, ukuran besar, dan minimal memiliki panjang minimal 3 m serta diameternya minimal 10 mm. Bahan mentah rotan diambil dari CV. Rotan Malinau dan usaha rotan milik bapak Anderias Apui di Long Ampung Malinau. Kayu Dalam pembuatan mebel rotan, ada beberapa produk yang menggunakan kayu sebagai kerangkanya. Kayu yang digunakan yaitu kayu jati dan bengkirai dengan standar kualitas yang ditentukan oleh kepala bidang produksi yaitu dengan kriteria kayu dengan warna coklat tua. Kayu bakar Kayu bakar yang dipakai dalam proses produksi mebel rotan yaitu kayu akasia yang berguna untuk merebus rotan guna mendapatkan warna alami dan tingkat kelenturan yang baik. Bahan Rotan tali Kulit rotan yang berasal dari rotan yang halus dan Penolong tingkat kelenturan yang baik. Pernis Pernis yang dipakai yaitu Impra Paku Paku 1’,2’ dan 3’ Amplas Amplas kain dengan nomor 1, nomor 11/22,nomor 2, nomor 21/2 dan amplas gulungan nomor 80, 100,150, 180, 240, 400 Sumber : Hasil wawancara dengan Bapak Hebert Mutang kepala bidang produksi di CV. Rotan Alam Mandiri 2016 Dalam proses produksi CV. Rotan Alam Mandiri selalu memperhatikan prosedur dalam proses produksi, yaitu sebagai berikut: Data Prosedur Proses Produksi CV. Rotan Alam Mandiri Tahun 2012-2015 No Prosedur Keterangan 1. Perencanaan Desain Mendesain setiap produk yang akan dikerjakan. Ukuran Melakukan pengukuran pada semua bahan baku dan bahan penolong yang akan dirancang. Bahan baku yang 1.Menentukan bahan baku yang digunakan digunakan yaitu : Rotan dan rangka kayu yang terbuat dari kayu jati dan kayu bengkirai. 2.Menentukan bahan baku penolong yang akan digunakan yaitu kayu 138
Analisis Pengendalian Proses Produksi Dalam Meminimalisasi Produk Gagal (Refi)
Mesin digunakan
yang
Peralatan yang digunakan Karyawan yang mengerjakan 2.
Membuat rute
Proses penerimaan bahan baku. Proses perakitan Proses penyelesaian
3.
Penjadwalan
4.
Batas pengerjaan Tanggal pemeriksaan Surat perintah kerja
akasia, rotan tali, pernis, paku dan ampelas. Menggunakan 3 mesin yaitu mesin serat-ampelas, mesin pemotong dan mesin pengupas Menggunakan 11 jenis alat dalam proses produksi. Bagian perakitan 9 orang Bagian penyelesaian/finishing 8 orang. Pada proses penerimaan bahan baku harus melewati 4 tahap. Pada proses perakitan harus melewati 9 tahap. Pada proses penyelesaian melewati 3 tahap.
Waktu memulai
Menentukan Tanggal Memulai Pengerjaan Produk akhir Menentukan tanggal batas akhir pengerjaan Menentukan Tanggal Pemeriksaan
Penunjukan karyawan yang akan mengerjakan produk 5. Melakukan perbandingan produk Melakukan perbandingan produk yang baru diproduksi dibanding dengan produk yang telah diproduksi dan sesuai kriteria dan prosedur yang ditetapkan perusahaan. 6. Melakukan tindakan perbaikan Melakukan tindakan perbaikan atau pengerjaan ulang terhadap produk yang tidak sesuai kriteria dan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan. Sumber : Hasil wawancara dengan Bapak Hebert Mutang kepala bidang produksi di CV. Rotan Alam Mandiri 2016 Di bawah ini merupakan data mengenai kondisi produksi pada CV. Rotan Alam Mandiri tahun 2012-2015. Data Angka Keberhasilan Produksi Mebel Rotan Pada Tahun 2012-2015 Tahun Jumlah unit Jumlah unit Efektivitas produksi produksi yang Pengendalian (%) 139
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 135-149
berhasil 2012 250 217 86,8 % 2013 380 352 92,6 % 2014 550 535 97,2 % 2015 580 558 96,2 % Sumber : Hasil studi dokumen pada CV. Rotan Alam Mandiri 2016 Data Angka Kegagalan Produksi Mebel Rotan Pada Tahun 2012-2015 Tahun Jumlah unit Jumlah unit Produk Gagal (%) produksi produksi yang gagal 2012 250 33 13,2 % 2013 380 28 7,3 % 2014 550 15 2,7 % 2015 580 22 3,7 % Sumber : Studi dokumen pada CV. Rotan Alam Mandiri 2016 Penganalisisan data yang diperoleh melalui pengamatan pada CV. Rotan Alam Mandiri dan dilakukan dengan menggunakan analisis statistik. Alat analisis statistik dilakukan berdasarkan data dengan metode standar quality control (sqc). Untuk memudahkan dan mempercepat perhitungan hasil analisis kuantitatif, adapun langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut: 1. mengumpulkan data menggunakan check sheet 2. membuat histogram Pengumpulan Data (check sheet) Dalam melakukan pengendalian kualitas secara statistik, langkah pertama yang akan dilakukan adalah membuat check sheet. Check sheet berguna untuk mempermudah proses pengumpulan data serta analisis. Selain itu pula berguna untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak. Adapun hasil pengumpulan data pada proses pembuatan mebel rotan pada CV. Rotan Alam Mandiri selama empat tahun pembuatan yang telah dilakukan sebagai berikut : Data usaha CV. Rotan Alam Mandiri pada tahun 2012,2013,2014 dan 2015 sebagai berikut : Tabel Data Pembuatan Mebel Rotan Pada CV. Rotan Alam Mandiri Tahun 2012 Pelaksanaan No Prosedur Kegiatan Pengendalian Proses Keterangan Produksi Terlak Tidak Juml-sana ah 1. Perencanaan Pembuatan 250 Unit Produk 140
Analisis Pengendalian Proses Produksi Dalam Meminimalisasi Produk Gagal (Refi)
Desain Pengukuran Menyiapkan Bahan Baku Menyiapkan Mesin Menyiapkan Alat Menyiapkan Karyawan
2.
3.
Membuat Rute
Penjadwalan
4.
Surat Perintah Kerja
5
Melakukan Perbandinga n Produk
6.
Tindakan Perbaikan
Penerimaan Bahan Baku Proses Perakitan Proses Penyelesaian Waktu Memulai Waktu Penyelesaian Waktu Pemeriksaan Bekerja apabila telah dikeluarkan surat perintah Membandin gkan produk dengan prosedur produksi
Melakukan perbaikan terhadap produk yang
-
250 250
Unit Produk Paket/set
-
3
Unit Mesin
-
-
11 17
-
250
Bagian kerangka dan anyaman 9 Orang dan bagian penyelesaian 8 Orang Paket/set
-
250
Unit Produk
-
250
Unit Produk
-
-
Terselesaikan
-
-
Terselesaikan
-
-
Terselesaikan
-
-
Terselesaikan
-
250
-
33
Unit Alat
217 Unit produk yang sesuai prosedur dan 33 Unit yang mengalami kegagalan Terselesaikan
141
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 135-149
tidak sesuai prosedur CV. Rotan Alam Mandiri dalam menjaga proses produksi yang dijalankan bagian produksi memperhatikan dan mengingat prosedur pengendalian proses produksi yang ditetapkan agar tidak mengalami kegagalan. Pada tahun 2012 terdapat 33 unit produk yang mengalami kegagalan. Pelaksanaan Prosedur Pengendalian Proses Produksi pada CV. Rotan Alam Mandiri Pada Tahun 2013 Pelaksanaan No Prosedur Kegiatan Pengendalian Proses Keterangan Produksi Terlak Tidak Juml-sana ah Pembuatan 380 Unit Produk Desain Pengukuran 380 Unit Produk Menyiapkan 380 Paket/set Bahan Baku Menyiapkan 3 Unit Mesin 1. Perencanaan Mesin Menyiapkan 11 Unit Alat Alat Menyiapkan 17 Bagian Karyawan kerangka dan anyaman 9 Orang dan bagian penyelesaian 8 Orang 2. Membuat Penerimaan 380 Paket/set Rute Bahan Baku Proses 380 Unit Produk Perakitan Proses 380 Unit Produk Penyelesaian Waktu Terselesaikan Memulai 3. Penjadwalan Waktu Terselesaikan Penyelesaian Waktu Terselesaikan Pemeriksaan Bekerja Terselesaikan 142
Analisis Pengendalian Proses Produksi Dalam Meminimalisasi Produk Gagal (Refi)
4.
Surat Perintah Kerja
5.
Melakukan Perbandinga n Produk
6.
Tindakan Perbaikan
apabila telah dikeluarkan surat perintah Membandin gkan produk dengan prosedur produksi
-
380
352 Unit produk yang sesuai prosedur dan 28 Unit yang tidak sesuai prosedur
Melakukan perbaikan Terselesaikan terhadap 28 produk yang tidak sesuai prosedur CV. Rotan Alam Mandiri dalam menjaga proses produksi yang dijalankan bagian produksi memperhatikan dan mengingat prosedur pengendalian proses produksi yang ditetapkan agar tidak mengalami kegagalan. Pada tahun 2013 terdapat 28 unit produk yang mengalami kegagalan Pelaksanaan Prosedur Pengendalian Proses Produksi pada CV. Rotan Alam Mandiri Pada Tahun 2014 Pelaksanaan No Prosedur Kegiatan Pengendalian Proses Keterangan Produksi Terlak- Tidak Jumlsana ah 1. Perencanaan Pembuatan 550 Unit Produk Desain Pengukuran 550 Unit Produk Menyiapkan 550 Paket/set Bahan Baku Menyiapkan 3 Unit Mesin Mesin Menyiapkan Unit Alat Alat 11 Menyiapkan 17 Bagian Karyawan kerangka dan anyaman 9 Orang dan bagian penyelesaian 8 Orang 143
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 135-149
2.
3.
Membuat Rute
Penjadwalan
4.
Surat Perintah Kerja
5.
Melakukan Perbandinga n Produk
6.
Tindakan Perbaikan
Penerimaan Bahan Baku Proses Perakitan Proses Penyelesaian Waktu Memulai Waktu Penyelesaian Waktu Pemeriksaan Bekerja apabila telah dikeluarkan surat perintah Membandin gkan produk dengan prosedur produksi
-
550
Paket/set
-
550
Unit Produk
-
550
Unit Produk
-
-
Terselesaikan
-
-
Terselesaikan
-
-
Terselesaikan
-
-
Terselesaikan
-
550
535 unit produk yang sesuai prosedur dan 15 Unit yang mengalami kegagalan
Melakukan Perbaikan Terselesaikan terhadap 15 produk yang tidak Sesuai prosedur CV. Rotan Alam Mandiri dalam menjaga proses produksi yang dijalankan bagian produksi memperhatikan dan mengingat prosedur pengendalian proses produksi yang ditetapkan agar tidak mengalami kegagalan. Pada tahun 2014 terdapat 15 unit produk yang mengalami kegagalan. Pelaksanaan Prosedur Pengendalian Proses Produksi pada CV. Rotan Alam Mandiri Pada Tahun 2015 Pelaksanaan No Prosedur Kegiatan Pengendalian Proses Keterangan Produksi Terlak Tidak Juml-sana ah Pembuatan 580 Unit Produk 1. Perencanaan Desain 144
Analisis Pengendalian Proses Produksi Dalam Meminimalisasi Produk Gagal (Refi)
2.
3.
Membuat Rute
Penjadwalan
4.
Surat Perintah Kerja
5.
Melakukan Perbandinga n Produk
6.
Tindakan Perbaikan
Pengukuran Menyiapkan Bahan Baku Menyiapkan Mesin Menyiapkan Alat Menyiapkan Karyawan
-
580 580
Unit Produk Paket/set
-
3
Unit Mesin
-
-
11 17
Penerimaan Bahan Baku Proses Perakitan Proses Penyelesaian Waktu Memulai Waktu Penyelesaian Waktu Pemeriksaan Bekerja apabila telah dikeluarkan surat perintah Membandin gkan produk dengan prosedur produksi
-
580
Bagian kerangka dan anyaman 9 Orang dan bagian penyelesaian 8 Orang Paket/set
-
580
Unit Produk
-
580
Unit Produk
-
-
Terselesaikan
-
-
Terselesaikan
-
-
Terselesaikan
-
-
Terselesaikan
-
580
Melakukan perbaikan terhadap produk yang tidak sesuai prosedur
Unit Alat
558 unit produk yang sesuai prosedur dan 22 unit yang mengalami kegagalan Terselesaikan
-
22
145
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 135-149
CV. Rotan Alam Mandiri dalam menjaga proses produksi yang dijalanka bagian produksi memperhatikan dan mengingat prosedur pengendalian proses produksi yang ditetapkan agar tidak mengalami kegagalan. Pada tahun 2015 terdapat 22 unit produk yang mengalami kegagalan. berikut ini data laporan kegagalan produksi selama tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 : Laporan Kegagalan Produksi Pada CV. Rotan Alam Mandiri Pada Tahun 2012 sampai 2015 Jenis Kegagalan Jumlah PersenTahun Jumlah Produk tase PU K PBB PPB TST PB Produksi Gagal Kerusakan (%) 2012 250 8 5 8 7 2 3 33 13,2 2013
380
7
6
7
1
4
3
28
7,3
2014
580
5
2
4
0
2
2
15
2,5
2015
580 Total
7 27
5 4 1 2 3 22 3,7 1 23 9 10 11 98 16,8 8 Data primer yang diolah 2016 * Keterangan singkatan pada tabel kolom jenis Kegagalan : PU = Pengerjaan Ulang K = Keterlambatan PBB = Pemborosan Bahan Baku PPB = Penampilan Produk Buruk TST = Tidak Sesuai Target PB = Penambahan Biaya Produksi kegagalan rotan yang terjadi pada CV Rotan Alam Mandiri yaitu dilihat dari tahun 2012 sampai 2015 jumlah produk gagal mencapai 15 sampai 33 kali kegagalan yang disebabkan karena : 1) Adanya pengerjaan ulang produk, dimana produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan desain yang direncanakan, ukuran dari produk yang telah diproduksi tidak sesuai dengan rencana ukuran yang telah ditetapkan sebelumnya, adanya bahan baku yang digunakan dalam produksi tidak layak sehingga dilakukan pengerjaan ulang untuk mengganti bahan baku yang tidak layak tersebut. 2) Adanya keterlambatan pengerjaan yaitu disebabkan pengerjaan suatu produk melewati batas waktu yang direncanakan sebelumnya, sehingga produk yang dikerja terlambat ke tangan konsumen. 3) Adanya pemborosan bahan baku,disebabkan adnya pengerjaan ulang dalam mengganti bahan baku yang rusak pada produk, sehingga mengakibatkan pemborosan bahan baku. 146
Analisis Pengendalian Proses Produksi Dalam Meminimalisasi Produk Gagal (Refi)
4) Adanya penampilan produk yang buruk, disebabkan karena bahan baku yang digunakan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya sandaran kursi rotan harus menggunakan rotan yang lurus, namun pada pelaksanaannya bahan baku rotan yang bengkok tetap digunakan sehingga hasil akhirnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. 5) Adanya produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan konsumen. 6) Serta adanya penambahan biaya bagi konsumen maupun perusahaan Membuat Histogram Histogram ini berguna untuk melihat jenis kegagalan produksi. Berikut ini merupakan histogram kegagalan produksi selama tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 : Histogram Jenis Kegagalan Produk Pada CV. Rotan Alam Mandiri Selumit Tarakan Tengah- Tarakan Pada Tahun 2012 sampai 2015 30 25
20 15 10 5 0
Dari histogram yang telah ditunjukan dapat dilihat bahwa jenis kerusakan yang sering terjadi pada periode empat tahun selama dari tahun 2012 sampai tahun 2015 yaitu pada pengerjaan ulang produk, keterlambatan penyelesaian produk serta pemborosan bahan baku. Jumlah kegagalan pada pengerjaan ulang produk rotan sebanyak 27 kali dalam pembuatan rotan yang harus dikerjakan. Jumlah kegagalan yang disebabkan oleh keterlambatan pengerjaan dan pemborosan bahan baku sebanyak 18 dan 23 kali, dengan demikian total keseluruhan kegagalan yang sering terjadi adalah 63 kali. Pembahasan Berdasarkan analisis data di atas menunjukkan bahwa pengendalian proses produksi yang dilaksanakan oleh CV. Rotan Alam Mandiri mampu 147
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 1, 2017: 135-149
meminimalisasi produk gagal dari tahun 2012-2015 yang walaupun pada tahun 2015 mengalami kenaikan jumlah kegagalan, namun kenaikan itu tidak signifikan dan masih dapat dikatakan bahwa pengendalian proses produksi telah efektif meminimalkan produk gagal. Penelitian ini Sejalan dengan teori yang dikataka oleh Ahyari (2006:239) pengendalian proses produksi merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar proses produksi produk dan jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Marwan Iwan (2013), Hendi Triawan (2012) dan Eko Trianto (2011) bahwa pengendalian produksi dapat meminimalkan produk gagal. Berdasarkan hipotesis bahwa pelaksanaan prosedur pengendalian proses produksi yang dilakukan CV. Rotan Alam Mandiri telah dilaksanakan sesuai prosedur, namun pada kenyataannya mengalami kegagalan pada proses perencanaan dan penjadwalan. Menurut Gaspersz (2011:83) pengertian variasi kegagalan adalah ketidak seragaman dalam system sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas pada produk yang sama. Sedangkan berdasarkan dari analisis data yang diperoleh bahwa CV. Rotan Alam Mandiri Selumit Tarakan Tengah- Tarakan dari tahun 2012 sampai tahun 2015 mengalami kegagalan sebanyak 27 sampai 11 kali yang disebabkan karena adanya pengerjaan ulang, keterlambatan, pemborosan bahan baku, penampilan produk buruk, tidak sesuai target, dan adanya penambahan biaya dari konsumen. Hal ini dikarenakan perusahaan khususnya kepala bidang produksi tidak memperhatikan prosedur proses yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Penutup Pelaksanaan pengendalian proses produksi yang ditetapkan oleh perusahaan telah berjalan dengan baik dan pelaksanaan pengendalian proses produksi telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, namun pada proses perencanaan dan penjadwalan mengalami kendala yaitu adanya pengerjaan ulang produk, adanya keterlambatan, adanya pemborosan bahan baku, adanya penampilan produk yang buruk, adanya produk yang tidak sesuai dengan target/spesifikasi yang ditentukan oleh konsumen, dan adanya penambahan biaya bagi perusahaan atau konsumen. Pengendalian proses produksi yang telah diterapkan oleh CV. Rotan Alam Mandiri telah efektif meminimalkan produk gagal. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan prosedur proses produksi yang akan dijalankan sebelum melakukan kegiatan produksi, khususnya pada proses perencanaan dan penjadwalan. Sebaiknya CV. Rotan Alam Mandiri memperhatikan, menambah dan melakukan evaluasi mengenai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku pada perusahaan agar jelas dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga memudahkan semua bidang dalam perusahaan dapat menjalankan proses produksinya.
148
Analisis Pengendalian Proses Produksi Dalam Meminimalisasi Produk Gagal (Refi)
Daftar Pustaka Assauri, Sofyan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Lembaga Penerbit Fakulas Ekonomi Universitas Indonesia Ahyari, Agus. 2006. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Edisi Lima, Yogyakarta, BPFE Arman Hakim Nasution, Idung Sudarsao, Dkk. 2008. Manajemen Produksi Untuk Enggenering. Yogyakarta : Andi Feigenbaun, Arman V. 2006. Kendali Mutu Terpadu, Erlangga Jakarta Gaspersz, Vincent. 2013. All-in-one Integral Total Quality Management. Jakarta: PT. Percetakan DKU Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen, Edisi Kedua, Yogyakarta : BPFEYOGYAKARTA Juran, J. M. 2008. Total Qualiti Management (Manajemen Pengendalian Kualitas, alih bahasa oleh Hartono, Bambang), Erlangga, Jakarta Khotler Philip, Gary Amstrong. 2012. Pengendalian Mutu Terpadu, Edisi Ke-10. Jakarta : Indeks. Moleong, Lexy J. 2010. dalam Snelbecker, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung Miles B, Matthew dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan. Jakarta. Universitas Indonesia Siswanto, Bedjo. 2005. Manajemen Produksi dan Operasi. Bandung: Sinar Baru Schroeder, Roger G. 2007. Manajemen Opersi. Jilid 2-Edisi 3. Jakarta: Penerbit Erlangga. Usman, Husaini dan Setiady Akbar, Purnomo. 2006. Metodelogi Penelitian. Surabaya: Insan Cendika Yamit, Zulian .2010. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta. Ekonesia Sumber Internet : Al Fakhri. 2010. Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT. Mascom Graphy Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk Menggunakan Alat Bantu Statistik. http://eprints.undip.ac.id/23023/ (diakses Agustus 2016).
149