perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS BENANG POLYESTER 100% PADA BAGIAN WINDING PT. DELTA DUNIA TEXTILE KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya manajemen Industri
Disusun Oleh : ARIFIN EKO NUGROHO F3508060
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS BENANG POLYESTER 100% PADA BAGIAN WiINDING PT. DELTA DUNIA TEXTILE KARANGANYAR ARIFIN EKO NUGROHO F3508060 . Tugas Akhir, Program Studi Manajemen Industri,Fakultas Ekonomi ,Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semakin ketatnya persaingan dan tuntutan akan kualitas barang oleh konsumen membuat perusahaan manufaktur senantiasa berusaha meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas merupakan faktor yang penting untuk menghadapi persaingan global. Pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu atau kualitas produk yang dihasilkan. PT. Delta Dunia Textile Karanganyar sangat memperhatikan kualitas produksinya, terbukti setiap tahap dalam proses produksinya selalu dilakukan pemeriksaan dan pengawasan. Permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimana penerapan pengendalian kualitas dengan metode P-Chart produk benang Polyester 100 % pada bagian Winding ? (2) Faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan benang Polyester 100% pada PT. Delta Dunia Textile? Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan pengendalian kualitas dengan metode P-Chart produk benang Polyester 100% pada bagian Winding. (2) Untuk mengetahui penyebab kerusakan benang Polyester 100% pada PT. Delta Dunia Textile. Metode pengumpulan data yang digunakan dalan penyusunan tugas ini adalah dengan metode observasi,metode wawancara dan metode study pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode diagram kontrol P sehingga dapat untuk mengendalikan produk cacat yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Berdasarkan hasil analisis dengan metode diagram kontrol P (P-Chart) diperoleh hasil bahwa tidak semua produksi benang polyester 100% selama periode Januari 2010 sampai Desember 2010 PT. Delta Dunia Textile sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan. Dari hasil analisis diketahui bahwa pada bulan Juli 2010 dengan jumlah produk cacat sebesar 0,0136 % . Saran yang penulis sampaikan adalah PT. Delta Dunia Textile masih perlu melakukan pengawasan kualitas terutama di sektor bahan baku. Perlu adanya pelatihan yang berkesinambungan untuk karyawan dan meningkatkan maintenance mesin-mesin produksi yang digunakan. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberi masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS BENANG POLYESTER 100%
PADA BAGIAN
WINDING PT. DELTA DUNIA TEXTILE KARANGANYAR “ Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Sebagai seorang individu tentunya tidak bisa lepas dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial,sudah tentu dalam penyusunan tugas akhir penulis memerlukan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr.Bambang Sutopo ,M.Com.,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Sinto Sunaryo ,SE,Msi selaku Ketua program studi Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dra.Soemarjati Tj.MM selaku Dosen Pembimbing 4. Bp.Ihsan selaku manajer personalia PT. Delta Dunia Textile 5. Semua pihak yang telah membantu,mendukung dan memberi motivasi.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu,saran serta nasihat senantiasa penulis harapkan dari pembaca. Penulis berharap tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 19 Juni 2011
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................ i ABSTRAK ............................................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian................................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian............................................................................... 5 E. Metode Penelitian................................................................................ 5 F. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengendalian Kualitas....................................................... 15 B. Tujuan Pengendalian Kualitas ............................................................. 17 C. Langkah-langkah Pengendalian Kualitas ............................................ 18 D. Pengaruh Kualitas ............................................................................... 18 E. Dimensi Kualitas.................................................................................. 20 F. Faktor-faktor Pengendalian Kualitas.................................................... 21 G. Metode Pengendalian Kualitas ........................................................... 24 H. Instrument Manajemen Kualitas .......................................................... 27
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PEMBAHASAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................... 30 B. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................... 32 C. Lokasi perusahaan .............................................................................. 32 D. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................ 33 E. Pengembangan Karyawan dan Aspek Penggajian ............................. 41 F. Laporan Magang Kerja ........................................................................ 45 G. Alur Proses Produksi........................................................................... 49 H. Pembahasan ....................................................................................... 60 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................................... 71 B. Saran ................................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Data Jumlah Produksi dan Produk Cacat Benang Polyester 100% Periode Januari 2010 –Desember 2010 PT.Delta Dunia Textil ….......61 Tabel 3.2. Data Proporsi Produk Cacat Benang Polyester 100% PT. Delta Dunia Textile ......................................................................
commit to user
ix
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Diagram Sebab Akibat .................................................... 11 Gambar 1.2. Kerangka Pemikiran ....................................................... 12 Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT.Delta Dunia Textile .................... 35 Gambar 3.2. Proses Produksi PT.Delta Dunia Textile ......................... 49 Gambar 3.3. Grafik P-Chart Pengendalian Kualitas Benang Polyester 100% .............................................................. 67 Gambar 3.4. Diagram Sebab Akibat .................................................... 68
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan Keaslian Tugas Akhir Lampiran 2. Tabel Proporsi kerusakan benang Polyester 100% Lampiran 3. Blangko Nilai Magang Dari Perusahaan Lampiran 4. Surat Keterangan Magang Kerja dari Perusahaan
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS BENANG POLYESTER 100% PADA BAGIAN WiINDING PT. DELTA DUNIA TEXTILE KARANGANYAR ARIFIN EKO NUGROHO F3508060 Tugas Akhir, Program Studi Manajemen Industri,Fakultas Ekonomi ,Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semakin ketatnya persaingan dan tuntutan akan kualitas barang oleh konsumen membuat perusahaan manufaktur senantiasa berusaha meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas merupakan faktor yang penting untuk menghadapi persaingan global. Pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu atau kualitas produk yang dihasilkan. PT. Delta Dunia Textile Karanganyar sangat memperhatikan kualitas produksinya, terbukti setiap tahap dalam proses produksinya selalu dilakukan pemeriksaan dan pengawasan. Permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimana penerapan pengendalian kualitas dengan metode P-Chart produk benang Polyester 100 % pada bagian Winding ? (2) Faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan benang Polyester 100% pada PT. Delta Dunia Textile? Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan pengendalian kualitas dengan metode P-Chart produk benang Polyester 100% pada bagian Winding. (2) Untuk mengetahui penyebab kerusakan benang Polyester 100% pada PT. Delta Dunia Textile. Metode pengumpulan data yang digunakan dalan penyusunan tugas ini adalah dengan metode observasi,metode wawancara dan metode study pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode diagram kontrol P sehingga dapat untuk mengendalikan produk cacat yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Berdasarkan hasil analisis dengan metode diagram kontrol P (P-Chart) diperoleh hasil bahwa tidak semua produksi benang polyester 100% selama periode Januari 2010 sampai Desember 2010 PT. Delta Dunia Textile sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan. Dari hasil analisis diketahui bahwa pada bulan Juli 2010 dengan jumlah produk cacat sebesar 0,0136 . Saran yang penulis sampaikan adalah PT. Delta Dunia Textile masih perlu melakukan pengawasan kualitas terutama di sektor bahan baku. Perlu adanya pelatihan yang berkesinambungan untuk karyawan dan meningkatkan maintenance mesin-mesin produksi yang digunakan. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberi masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. commit to user 100%, P – Chart , Fishbone. Keyword : Pengendalian Kualitas, Benang Polyester
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini keadaan ekonomi yang tumbuh pesat membuat permintaan terhadap barang maupun jasa meningkat dengan signifikan sehingga banyak perusahaan manufaktur harus menyediakan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan peningkatan yang signifikan pula. Hal ini juga membuat berkembang dengan pesatnya perusahaan-perusahaan manufaktur yang lain sehingga menciptakan persaingan dalam dunia usaha yang semakin kompleks. Persaingan akan membuat perusahaan untuk meningkatkan pencapaian perencanaan dengan tingkat keberhasilan lebih efektif dan efisien. Persaingan baik di pasar domestik maupun di pasar internasional akan membuat perusahaan mengambil keputusan yang benar dalam segala hal. Menghadapi persaingan dunia bisnis yang ketat, khususnya dalam bidang perdagangan dan industri maka perusahaan manufaktur harus dituntut untuk dapat mengantisipasinya yaitu dengan menjaga mutu produk. Mutu yang baik selalu dituntut konsumen. Demi memenuhi tuntutan ini pihak perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor sistem kerja dalam proses produksi yang akan mempengaruhi mutu barang yang dihasilkan. Karena itulah sebelum commit to user produk dipasarkan haruslah
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilakukan pengawasan atau pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah produk yang ingin dipasarkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan oleh perusahaan. Untuk mencapai target dan jaminan kualitas maka pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu, karena kualitas barang hasil produksi merupakan cermin kesuksesan setiap perusahaan manufaktur menurut pandangan masyarakat. Apabila kualitas dari produk yang dihasilkan buruk, dengan sendirinya konsumen akan langsung tahu bahwa perusahaan yang menghasilkan produk tersebut tidak baik pula. Tetapi jika kualitas barang yang dihasilkan baik, maka konsumen akan memberikan penilaian baik juga terhadap perusahaan tersebut. Pengertian kualitas menurut Assauri (2008 : 253) kualitas adalah faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan. Masalah jaminan kualitas produk menjadi hal yang sangat penting,yaitu sebagai senjata
utama
perusahaan,karena
perusahaan dengan
untuk kualitas
mencapai produk
tujuan
yang
baik
utama akan
meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen. Dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan itu sendiri. PT. Delta Dunia Textile adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pemintalan benang (spinning) yang memproduksi commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbagai jenis benang. Permintaan pasar terhadap produksi benang sangatlah tinggi, sehingga PT.Delta Dunia Textile selalu berusaha agar produksinya dapat meningkat dengan kualitas yang sebagaimana diharapkan perusahaan pula. Salah satu jenis benang yang diproduksi oleh PT. Delta Dunia Textile adalah benang Polyester 100%. Benang Polyester merupakan benang yang terbuat dari serat sintetis,bukan kapas alami. Setiap perusahaan manufaktur pasti memiliki departemen quality control, begitu juga PT.Delta Dunia Textile. Pengendalian kualitas dilakukan untuk mendapatkan hasil produk yang baik dan sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan. Pemeriksaan kualitas yang dilakukan juga bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan tersebut memiliki cacat atau tidak.
Semua
diperiksa sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Bagi PT.Delta Dunia Textile hasil produksi dan kepuasan pelanggan menjadi faktor yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam merebut persaingan atau pangsa pasar. Perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas produknya sesuai tuntutan buyer, maka dari itu kebijakan yang diterapkan oleh PT. Delta Dunia Textile dalam memproduksi benang selalu memprioritaskan kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas barang merupakan faktor penting demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Agar dapat meningkatkan kualitas maka perlu adanya suatu evaluasi terhadap proses dan hasil produksi itu sendiri. commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis mengambil judul ”ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS BENANG POLYESTER 100% BAGIAN WINDING PT.DELTA DUNIA TEXTILE KARANGANYAR ”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan pengendalian kualitas dengan metode P-Chart produk benang Polyester 100 % pada bagian Winding ? 2. Faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan benang Polyester 100% pada PT. Delta Dunia Textile?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian yang telah dilakukan hasilnya dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penerapan pengendalian kualitas dengan metode P-Chart produk benang Polyester 100% pada bagian Winding. 2. Untuk mengetahui penyebab kerusakan benang Polyester 100% pada PT. Delta Dunia Textile. commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan Sebagai masukan bagi pihak perusahaan dalam mengevaluasi dan melaksanakan pengawasan proses produksi agar dicapai produk yang berkualitas sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan. 2. Bagi Penulis Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya sehingga dapat membandingkan
teori
yang
diperoleh
diperkuliahan
dengan
penerapan dilapangan dan menambah pengetahuan tentang teknik pengendalian kualitas. 3. Bagi pihak lain Diharapkan penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya dan sebagai bahan referensi terutama bagi bidang studi manajemen industri.
E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Sehubungan dengan penulisan judul Tugas Akhir ini , variabel yang ada dalam penelitian adalah jumlah produksi benang Polyester 100% dan jumlah produk cacatnya (majun). Dimana dalam Tugas Akhir ini, penelitian pengendalian kualitas benang Polyester 100% bagian winding di PT. Delta Dunia Textile commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan menggunakan diagram pengendali P –Chart . Analisis diagram pengendali P-Chart
merupakan bagian dari teknik pengendalian kualitas
secara statistik yaitu dengan mengambil sampel dari data yang ada pada perusahaan kemudian menganalisis pengendalian kualitas pada produk akhir benang dibagian winding yang diterapkan oleh PT. Delta Dunia Textile. 2. Objek Penelitian Untuk mengetahui data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka dibutuhkan obyek penelitian. Dalam hal ini obyek penelitian dilaksanakan di PT. Delta Dunia Textile, Geneng, Kaling, Tasik Madu, Karanganyar. 3. Sumber Data a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original ( Kuncoro, 2003:127). Data primer dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dengan karyawan produksi dan Kabag Quality Control tentang urutan proses produksi, jenis-jenis mesin beserta fungsinya dan mengenai topic-topik yang terkait dengan penulisan Tugas Akhir ini. commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Data sekunder Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul
data
dan
dipublikasikan
kepada
masyarakat
pengguna data ( Kuncoro, 2003:127). Data sekunder dalam penelitian ini berupa : 1) Data Deskriptif Data Deskriptif akan digunakan untuk memberikan gambaran umum perusahaan dalam penelitian. Data diskriptif yang digunakan antara lain : a) Data sejarah PT. Delta Dunia Textile b) Data struktur organisasi PT. Delta Dunia Textile c) Proses produksi benang PT. Delta Dunia Textile 2) Data Kuantitatif a) Data jumlah produksi benang Poliester 100% untuk beberapa bulan terakhir pada PT.Delta Dunia Textile. b) Data jumlah produk cacat (majun) benang Polyester 100% untuk setiap periode produksi pada PT. Delta Dunia Textile. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi Cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti mengenai proses produksi, commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mesin yang digunakan,kegiatan produksi yang dilakukan PT. Delta Dunia Textile serta bentuk kerusakan produk akhir. b. Metode Wawancara Cara pengumpulan data dengan metode tanya jawab langsung dengan karyawan, pengawas, kabag produksi, staf bagian quality control serta staf personalia PT.Delta Dunia Textile. Mulai masalah umum yang dihadapi perusahaan sampai dengan masalah produksi serta produk cacat nya. c. Study pustaka Yaitu metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data-data yang bersumber dari referensi buku-buku panduan dan literatur-literatur lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian. 5. Metode Pembahasan a. Teknik penulisan yang dipakai dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode P-Chart, metode tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan produk benang Polyester 100% pada proses Winding dengan langkah–langkah sebagai berikut: Menurut Ariani,D.Wahyu (2004:2) : 1) Menentukan Proporsi Kerusakan P= commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dimana : P
= rata-rata kerusakan
ΣXi
= jumlah total produk rusak
Σn
= jumlah sample
2) Menentukan standar deviasi / penyimpangan
ƏP = Dimana: ƏP
= standar deviasi
P
= rata-rata kerusakan
n
= besar ukuran sample
3) Menentukan batas pengendalian a) Upper Control Limit (UCL) Merupakan
pengendalian
dari
variasi
tingkat
kerusakan yang terjadi pada pemeriksaan sample untuk mengetahui batas pengendalian atas ( UCL) dengan rumus : UCL = P + 3 Dimana : UCL
= batas kendali atas
P
= standar deviasi
n
commit to user = besar ukuran sample
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Lower Control limit ( LCL) Merupakan pengendalian variasi tingkat kerusakan pada sample untuk mengetahui batas pengendalian bawah (LCL) dengan rumus :
LCL = P – 3 Dimana : LCL
= batas kendali atas
P
= standar deviasi
n
= besar ukuran sample
4) Membuat grafik P – Chart Grafik
P-
Chart
dibuat
untuk
mengetahui
tingkat
pengendalian kualitas yang dibuat perusahaan dalam mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi.
b. Menggunakan Diagram Sebab Akibat Menurut Zulian Yamit
(2004:47) Diagram ishikawa
juga dikenal dengan nama diagram sebab akibat (fishbone). Diagram
ini
digunakan
untuk
mengidentifikasi
dan
mengorganisasi penyebab –penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya.
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penggunaan diagram ini untuk mengetahui jenis dan tingkat kerusakan produk benang Polyester 100% di PT. Delta Dunia Textile. Cara untuk membuat diagram sebab akibat dimulai dengan menggunakan 4 kategori penyebab, yaitu material (bahan baku), machine (mesin), Methode (metode) dan Man (tenaga kerja). Bila 4 M tersebut dikembangkan secara sistematis maka masalah kualitas
dapat
diidentifikasi
penyebabnya.
Gambar
diagram
fishbone
menurut
Render,Heizer
(2001:107)
Man
Material
Pertanyaan masalah Machine
Method Gambar 1.2 Diagram Sebab Akibat
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Kerangka Pemikiran Untuk memudahkan analisa data diperlukan adanya kerangka pemikiran untuk mengananlisa pengendalian kualitas benang polyester 100% pada bagian winding PT.Delta Dunia Textile.
Standart Kualitas
Proses Produksi
Proses Penentuan Kualitas
Produk baik
Produk rusak
Analisis pengendalian kualitas: 1. Diagram P-Chart 2. Diagram Sebab Akibat Hasil Analisis
Kesimpulan dan Saran
Gambar 1.1 Kerangka pemikiran
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Telah diuraikan sebelumnya bahwa dalam metode pengendalian terdapat metode Diagram P- Chart. Pada penulisan Tugas Akhir ini dilakukan
analisis
menggunakan
metode
statistik
dengan
menggunakan Diagram P- Chart. Beberapa pertimbangan penggunaan metode statistik karena metode pendapat dianggap kurang bijaksana dan justru mempunyai banyak kelemahan. Hal ini terutama disebabkan karena penggunaan metode pendapat (judgment) bersifat pribadi dan sulit dimengerti pihak lain sehingga masih kurang dipercaya hasilnya. Penggunaan metode diagram P-Chart untuk menganalisa jumlah kerusakan benang Polyester 100% sangat cocok karena dapat diketahui apakah jumlah kerusakan benang masih dalam rentan kendali atau tidak. metode ini sederhana, merupakan cara yang mudah dipelajari, membutuhkan waktu yang singkat serta hasil yang diperoleh dapat dijadikan acuan untuk menentukan batas kendali produk rusak untuk benang Polyester 100% pada bagian Winding. Dari hasil analisis tersebut dapat dijadikan acuan perusahaan untuk menentukan kebijakan guna meningkatkan kualitas produk PT. Delta Dunia Textile. Penggunaan metode Diagram Sebab akibat sangat tepat untuk mengidentifikasi metode
Diagram
penyebab sebab
terjadinya akibat
kerusakan
dapat
diketahui
benang,dengan kemungkinan-
kemungkinan yang mungkin menjadi penyebab terjadinya kerusakan benang pada bagian Winding PT. Delta Dunia Textile. Hasil analisis dengan metode Diagram Sebab akibat dapat pula menjadi bahan commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertimbangan bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas produk benang yang dihasilkan PT. Delta Dunia Textile.
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas merupakan salah satu teknik yang perlu dilakukan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan serta memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan mempertahankan kualitas produk yang telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebelum membahas pengertian pengendalian kualitas, terlebih dahulu dikemukakan pengertian pengendalian dan pengertian kualitas menurut beberapa ahli. 1. Pengertian Pengendalian Menurut Stephen P.Robbins(2008:6) definisi pengendalian adalah : “control can be defined as the process of monitoring activities to ensure they are being accomplished as planned and correcting any significant deviations” Artinya : Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses pemantauan aktivitas
untuk
memastikan
bahwa
commit to user
15
proses
tersebut
dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diselesaikan sesuai dengan
yang
telah
direncanakan
dan
memperbaiki perbedaan yang signifikan. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktivitas dan memastikan kinerja yang dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan. 2. Pengertian Kualitas Kualitas sangat berperan dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan apalagi perusahaan tersebut berorientasi pada mutu atau kualitas produk yang dihasilkan. Menurut Assaauri (2008:291) Kualitas adalah faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kualitas adalah keseluruhan karakteristik produk yang tercermin dalam aspek pemasaran,proses produksi dan pemeliharaan sehingga produk tersebut mampu memberikan kepuasan pada konsumen. 3. Pengertian Pengendalian Kualitas Setelah kita mengetahui pengertian pengendalian dan pengertian
kualitas,
maka
akan
dikemukakan
pengertian
pengendalian kualitas. Pengertian pengendalian kualitas menurut commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Assauri (2004:210) adalah pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan,agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Berdasarkan pengertian menurut Assauri (2004:204) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
B. Tujuan Pengendalian Kualitas Menurut Assauri (2004:210) tujuan dilakukan pengendalian kualitas meliputi: 1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standart kualitas yang telah ditetapkan. 2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. 3. Mengusahakan biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. 4. Mengusahakan mungkin.
agar
biaya
commit to user
17
produksi
menjadi
sekecil
perpustakaan.uns.ac.id
Jadi
tujuan
digilib.uns.ac.id
utama
pengendalian
kualitas
adalah
untuk
mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas dengan standar yang sudah ditetapkan dengan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin.
C. Langkah – langkah pengendalian Kualitas Untuk melaksanakan pengendalian kualitas, terlebih dahulu kita perlu
memahami
beberapa
langkah
dalam
melaksanakan
pengendalian kualitas. Menurut Roger G. Scroeder (2000:135) untuk mengimplentasikan perencanaan,pengendalian dan pengembangan kualitas melalui siklus kualitas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan karakteristik kualitas. 2. Memutuskan bagaimana cara mengukur setiap karakteristik. 3. Menetapkan standar kualitas. 4. Menentukan tes yang tepat untuk tiap-tiap standar. 5. Mencari dan memperbaiki kasus produk berkualitas rendah. 6. Terus menerus membuat perbaikan.
D. Pengaruh Kualitas Selain sebagai elemen penting dalam operasi,kualitas memiliki pengaruh lain. Menurut Render & Heizer (2005:254) ada tiga alasan pentingnya kualitas,yaitu:
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Reputasi perusahaan. Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi akan mengikuti kualitas, apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan karyawan, dan hubungan pemasok. Promosi diri tidak akan dapat menggantikan produk yang berkualitas. 2. Keandalan produk. Pengadilan terus menerus
berusaha
menangkap organisasi yang memiliki desain, memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan. Peraturan seperti Customer Product Safety membuat suatu standar produk untuk dapat memenuhi standar tersebut. 3. Keterlibatan global. Di masa teknologi seperti sekarang, kualitas
menjadi
suatu
perhatian
internasional.
Bagi
perusahaan dan Negara yang ingin bersaing secara efektif pada ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi harapan kulitas, desain, dan harga global. Produk yang rendah mutunya mengurangi keuntungan perusahaan dan neraca pembayaran Negara.
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Dimensi Kualitas Menurut David Garvin dalam Zulian Yamit (2004:10) dimensi kualitas untuk perusahaan manufaktur ada 8 macam,dimensi tersebut meliputi: 1. Performance (kinerja) Yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik pokok dari produk inti. 2. Features (keistimewaan) Yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan. 3. Reliability (kehandalan) Yaitu
kepercayaan
pelanggan
terhadap
produk
karena
kehandalannya atau kemungkinan kerusakan yang rendah. 4. Comformance (kesesuaian) Yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Durability (daya tahan) ketahanan produk atau seberapa lama produk dapat terus dapat digunakan.
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Serviceability Yaitu kemudahan produk itu bila diperbaiki atau kemudahan memperoleh komponen produk tersebut.hal hal tersebut dapat meliputi kenyamanan,kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan. 7. Aesthetic (estetika) Yaitu keindahan yang menyangkut corak,rasa dan daya tarik produk tersebut. 8. Perceived Quality Yaitu fanatisme konsumen akan merk suatu produk tertentu karena citra atau reputasi produk tersebut. Sehingga konsumen tidak selalu mendapatkan informasi yang lengkap tentang suatu produk atau jasa. Contoh : daya tahan suatu produk tidak dapat diketahui secara langsung tetapi harus diamati dari berbagai aspek. Dalam kasus demikian, image dan merk dagang lebih berperan dalam menunjukan kualitas itu sendiri. Penialian terhadap kualitas merupakan inti dari kualitas menurut konsumen.
F. Faktor –faktor Pengendalian Kualitas Menurut Douglas C. Montgomery (2001:26) faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah :
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Kemampuan proses Batas –batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendaliakan suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses yang ada. 2. Spesifikasi yang berlaku Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan di atas sebelum pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai. 3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah agar dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang dilakukan tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar. 4. Biaya kualitas Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam menghasilkan produk. Apabila ingin menghasilkan produk yang berkualitas tinggi,maka dibutuhkan biaya kualitas yang relative lebih besar. commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Macam-macam biaya kualitas : a. Prevention cost (biaya pencegahan) Biaya ini merupakan biaya yang sering terjadi untuk kencegah terjadinya kerusakan produk yang dihasilkan. Biaya ini meliputi biaya yang berhubungan dengan perancangan,pelaksanaan dan pemeliharaan sistem kualitas. Contoh : biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan karyawan. b. Detection / Appaisal Cost (biaya deteksi / penilaian) Biaya deteksi adalah biaya yang timbul untuk menentukan apakah produk dan jasa yang telah dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan –persyaratan kualitas. Tujuan utama dari deteksi adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kerusakan sepanjang proses produksi. Contoh : menghindari pengiriman barang-barang yang tidak sesuai dengan persyaratan kepada konsumen. c. Internal Failure Cost (biaya kegagalan internal) Merupakan biaya yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang barang tersebut dikirimkan kepada konsimen. Contoh : produk cacat
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. External Failure Cost (biaya kegagalan eksternal) Merupakan biaya yang terjadi karena produk tidak sesuai dengan persyaratan –persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan kepada konsumen. Contoh : biaya penarikan kembali dan biaya garansi.
G. Metode Pengendalian Kualitas `Untuk memproleh hasil pengendalian kualitas yang efektif, maka pengendalian kualitas suatu produk dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik pengendalian kualitas, karena tidak semua hasil produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Menurut
Douglas
C.
Mongomery
(2001:26)
teknik
dalam
melaksanakan pengendalian kualitas terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Inspection / pemeriksaan Untuk menjamin produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, maka diperlukan adanya pemeriksaan, kecuali apabila keadaan produk stabil dan mempunyai rata-rata variabilitas yang rendah. Ada beberapa pedoman umum untuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi menurut T. Hani Handoko (2000:429) yaitu : a. Inspeksi
setelah
operasi-operasi
yang
cenderung
memproduksi barang-barang yang tidak sesuai. b. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang memakan biaya. commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Inspeksi sebelum operasi-operasi dimana produk-produk salah mungkin
menghentikan atau memacetkan kerja
mesin-mesin. d. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat dilakukan ulang. e. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutupi kerusakankerusakan. f. Pada mesin-mesin semi otomatis atau otomatis,inspeksi dilakukan pada unit pertama dan terakhir,tetapi hanya kadang-kadang bagi unit-unit diantaranya. g. Inspeksi komponen akhir. h. Inspeksi sebelum penggudangan. i. Inspeksi dan pengujian produk jadi. Perusahaan harus memeriksa produk hasil produksinya dan memastikan bahwa tidak ada produk yang dikirim tanpa melalui proses inspeksi, paling tidak pada sampel. Karena dalam hal ini pelanggan juga merupakan inspector. Apabila kualitas tersebut buruk, maka mereka memberitahukan kepada pihak lain
bahwa produk yang
dihasilkan perusahaan kita berkualitas buruk. 2. Statistical Quality Control / SQC Pengendalian kualitas secara statistik (SQC) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk mengawasi, mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
produk dan prosesnya menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian kualitas secara statistik (Statistical Quality Control /SQC) sering disebut juga pengendalian proses secara proses statistik (Statistical Process Control/ SPC). Ada beberapa pengertian Statistical Quality Control (SQC) / Statistical Process Control (SPC) yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut : a. Menurut Render & Heizer (2001:286) yang dimaksud dengan Statistical Process Control (SPC) adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk mengawasi standar, membuat pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang diproduksi. b. Menurut Sofjan Assauri (2004:219) Statistical Quality Control (SQC) adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi. Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Statistical Process Control / SPC adalah salah satu alat pengendali kualitas yang menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan, menganalisis serta menginterpretasikan data untuk digunakan dalam kegiatan pengendalian kualitas ditinjau dari kesesuaian dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Manfaat Statistical Quality Control menurut Wahyu D. Ariani (2004:64) ada beberapa manfaat pengendalian proses statistik yang dikutip berdasarkan pendapat dari Grig (1998), Cartwright dan Hogg (1996), Roes dan Dorr (1997) sebagai berikut : a. Pengurangan pemborosan b. Perbaikan pengendalian dalam proses c. Peningkatan efisiensi d. Peningkatan kesadaran karyawan e. Peningkatan jaminan kualitas pelanggan f. Perbaikan analisis dan monitoring proses g. Meningkatkan pemahaman terhadap proses h. Meningkatkan keterlibatan karyawan i. Pengurangan keluhan pelanggan j. Peningkatan pemberdayaan personil lini k. Perbaikan komunikasi l. Pengurangan waktu penyampaian jasa atau pelayanan.
H. Instrumen Manajemen Kualitas Menurut Yulian Yamit ( 2004: 41), instrumen dasar peningkatan kualitas ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerapkan Total Quality Management (TQM). Teori ini disebut sebagai The Basic Quality Improvement Tolls yang mencakup 10 instrumen, yaitu:
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Brainstorming Brainstorming dapat digunakan untuk merangsang timbulnya pemikiran-pemikiran baru dan berguna untuk mendapatkan ide –ide cemerlang dalam waktu yang minimum. 2. Multi – Voting Multi – voting merupakan suatu cara yang mudah untruk menjawab suatu permasalahan. Nominal Group Teachnique,spider diagram dan interrelationship diagrap (ID) yang merupakan instrumen dalam sistem perencanaan dan pengendalian kualitas. Instrumen tersebut dapat membantu memprioritaskan permasalahan untuk diselesaikan. 3. Nominal Group Technique Nominal Group Tachnique adalah cara untuk menentukan prioritas masalah yang diinginkan dengan cara pemberian skor tiap item masalah. 4. Flow Chart Flow chart merupakan gambar sederhana dari sebuah proses. 5. Diagram Sebab Akibat Diagram yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengorganisasikan penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya.
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Pengumpulan Data Pengumpulan data bukan merupakan alat, tetapi merupakan proses yang melibatkan penggunaan sebagian besar instrumen peningkatan kualitas, khususnya perangkat analisis dan display, seperti diagram sebab akibat, pareto, chart dan histogram. Cara pengumpulannya dengan siklus plan (P), do(D), Check(C), dan Action (A). 7. Pareto Chart Pareto chart merupakan metode untuk menentukan masalah mana yang harus diselesaikan lebih dahulu. Pareto chart mendasarkan keputusan pada data kuantitatif. 8. Histogram Merupakan suatu metode untuk membuat rangkuman tentang data sehingga data tersebut mudah dianalisis, histogram menyajikan data secara grafis tentang seberapa sering elemen –elemen dalam proses muncul. 9. Diagram Skater Merupakan alat yang bermanfaat untuk menjelaskan apakah ada hubungannya antara 2 variabel tersebut dan apakah hubungannya positif ataukah negatif. 10. Control Chart Perangkat yang digunakan untuk pengendalian proses statistik ( Statistical process Control) . commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Delta Dunia Textile berlokasi di desa Kaling kecamatan Tasikmadu kabupaten Karanganyar propinsi Jawa Tengah, merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang industri pemintalan benang (Spinning). PT.Delta Dunia Textile didirikan pada tahun 2003 sesuai pengesahan akte pendirian perusahaan oleh Menteri Kehakiman Nomor : C-04467. HT. 01. 01. TH. 2003 Tertanggal 05 Maret 2003, dengan Bp.Sumitro sebagai pendiri sekaligus Direktur Utamanya. Proses pembangunan fisik perusahaan dimulai pada tahun 2005 sampai dengan 2007. 19 Januari 2007 ditandai sebagai hari operasional pertama proses produksi untuk spinning I
yang
berkapasitas 84.000 spindles (mata pintal), sedangkan proyek spinning II selesai dan mulai produksi pertama pada bulan April 2007 dengan kapasitas produksi 84.000 spindles (mata pintal). Total kapasitas produksi terpasang adalah 168.000 mata pintal dengan 42000 memproduksi benang Cotton Combed, 42.000 memproduksi benang shyntetic: Polyester (Pe), Tetron Carded (T/cd), Rayon dan 84000 memproduksi benang Cotton Carded. Namun, komposisi pembagian jumlah pemakaian spindles dapat diubah ubah sesuai kebijakan commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan. Saat ini PT.Delta Dunia Textile memiliki karyawan sejumlah 2500 orang yang bekerja dengan menggunakan sistem 3 shift putar dan 1 day shift. PT.
Delta
Dunia
Textile
merupakan
pengembangan
dari
perusahaan Dunia Tex Group yang berpusat di Karanganyar. Dunia tex Group sendiri memiliki 11 anak perusahaan yang berlokasi di beberapa kota berbeda dan semuanya bergerak di sektor textile. 3 anak perusahaan bergerak dibidang Pemintalan (Spining), 5 Perusahaan bergerak dibidang Pertenunan (Weaving), 2 perusahaan dibidang Pencelupan dan Pewarnaan (finishing), serta 1 perusahaan integrated Tenun dan Finishing. Dunia Tex sendiri berdiri pada tahun 1975 dan berkantor pusat di JL.Raya Palur Km 7,1 Jaten, karanganyar. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku pembuatan benang,PT. Delta Dunia Textile mendatangkan bahan baku kapas dari berbagai Negara produsen kapas, diantaranya ; Pakistan, India, Tanzania, Brasil dan Afrika. Sedang kebutuhan bahan baku serat shyntetic baik serat Polyester maupun Rayon dipasok dari produsen dalam negeri. Hasil produksi PT. Delta Dunia Textile sebagian besar diekspor ke beberapa Negara,diantaranya : Turki, Singapura, Austria, Israel, jepang, Thailand, Malaysia, Timor leste serta Argentina. Hasil produksi PT.Delta Dunia Textile juga dipasarkan dalam pasar dalam negeri, dengan pasar terbesar di wilayah Jawa Barat. Konsumen pemakai commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
produk hasil Produksi PT.Delta Dunia Textile adalah Perusahaan Pertenunan Kain maupun Perusahaan Knitting (Rajut).
B. Visi dan Misi Perusahaan Visi dan Misi merupakan sesuatu hal yang pasti dimiliki oleh semua perusahaan. Penetapan visi dan misi merupakan tindakan manajemen yang tepat, karena visi dan misi akan menjadi pedoman dalam menjalankan
organisasi
dan
akan
menentukan
kearah
mana
perusahaan akan diarahkan. Visi dan Misi juga berfungsi sebagai alat pengendali dari seorang pemimpin dalam menjalankan aktivitas dari suatu perusahaan. Begitu juga dengan PT. Delta Dunia Textile dalam menjalankan kegiatan perusahaan, visi dan misi PT. Delta Dunia Textile yaitu : 1. Visi
perusahaan
adalah
menjadi
perusahaan
textile
yang
terintegrated yang terbesar di Indonesia. 2. Misi perusahaan adalah
menghasilkan produk yang berkualitas
dengan harga yang kompetitif.
C. Lokasi Perusahaan PT. Delta Dunia Textile terletak di desa Kaling, tasikmadu, Karanganyar. Adapun dasar pertimbangan perusahaan memilih lokasi tersebut adalah banyaknya keuntungan yang bisa diperoleh dari penempatan lokasi perusahaan itu sendiri, diantaranya ; commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Tersedianya lahan yang luas untuk memudahkan transportasi dan lalu lintas aktivitas perusahaan. 2. Lokasi
perusahaan
jauh
dari
keramaian
penduduk,sehingga
aktivitas produksi tidak mengganggu kegiatan penduduk sehari-hari. 3. Lokasi perusahaan berada dalam kawasan industri. 4. Lokasi perusahaan yang mudah dijangkau, transportasi pun lancar, baik transportasi bahan baku maupun produk jadi. 5. Daerah memiliki kekayaan sumber daya manusia (SDM), sehingga kebutuhan akan tenaga kerja dapat tercukupi.
D. Struktur Organisasi Perusahaan Setiap perusahaan memerlukan suatu koordinasi yang tepat dan baik
antar
pemimpin
perusahaan
dengan
bawahannya,struktur
organisasi yang baik akan membawa dampak positif dalam pembagian tugas dan wewenang antar masing masing jabatan yang terdapat dalm struktur organisasi perusahaan tersebut. Apabila setiap tugas dan wewenang dapat dilakukan secara baik dan tepat,maka dapat membuat kondisi operasional perusahaan berjalan efektif dan efisien. Struktur organisasi yang terdapat pada PT. Delta Dunia Textile merupakan gambaran hubungan antar bagian dalam organisasi,struktur itu juga menggambarkan : 1. Pembagian kerja,baik wewenang dan tanggung jawab dari masingmasing bagian dalam organisasi. commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Struktur organisasi menunjukkan fungsi atau kegiatan yang berbeda –beda yang dihubungkan sampai batas tertentu.
Dengan adanya struktur organisasi tersebut diharapkan : 1. Karyawan dapat mengerti dan memahami kedudukannya dalam melakukan pekerjaan dengan dasar struktur organisasi secara keseluruhan. 2. Karyawan dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dapat terciptanya
keselarasan kerja
,hamonis
dan
loyal
terhadap
organisasi.
Setelah PT. Delta Dunia Textile melakukan restrukturasi, struktur organisasi mengalami
perubahan dan disusun berdasarkan pada
proses bisnis sebagai stuan organisasi, sehingga cenderung menjadi organisasi dan struktur yang lebih datar atau lebih horizontal. Pengelolaan proses-proses bisnis tersebut diserahkan pada tim yang diberikan kewenangan cukup dan informasi yang diperlukan. Berikut ini merupakan struktur organisasi PT.Delta Dunia Textile.
commit to user
34
Pimpinan perusahaan
Factory Manager
Manajer Produksi Kabag QC
Kabag Produksi
Kabag Maintenance
Kabag Utility
Kabag Akunting
Kabag Personalia
Kasie Lab QC
Kasie Produksi
Kasie Maintenance
Kasie Utility
Akunting
Kasie Personalia
Ka Shift Produksi Supervisi Produksi Karu Produksi Karu QC
Operator
Supervisi MTC
Supervisi Utility
Karu Maintenance
Karu Utility
Mekanik Maintenance
Mekanik Utility Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Delta Dunia Textile
35
Kepala Jaga Anggota Jaga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing pegawai adalah sebagai berikut : 1. Pimpinan Perusahaan Pimpinan
perusahaan merupakan pemilik
perusahaan.
Tugas Pimpinan perusahaan adalah sebagai berikut : a. Mengetahui keadaan serta kondisi perusahaan. b. Bertindak sebagai pengambil keputusan tertinggi dengan mempetimbangkan saran–saran dari bawahannya. c. Menentukan rencana jangka panjang perusahaan. d. Mengontrol kas dan mengetahui rugi atau laba perusahaan. 2. Factory Manager Mengendalikan dan bertanggung jawab dalam mengelola pabrik dan menggantikan Presiden Direktur apabila yang bersangkutan tidak ada di tempat. 3. Manajer Produksi a. Bertanggung jawab atas kegiatan operasional perusahaan. b. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengembangan produk. c. Bertanggung
jawab
atas
perawatan
dan
mesin,serta peralatan produksi. d. Bertanggung jawab atas lingkungan perusahaan.
commit to user
36
perbaikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Kepala Bagian Quality Qontrol (QC) a. Mengatur dan menyusun rencana serta program kerja bidang kualitas dan mutu produksi. b. Melaksanakan pencatatan dan membuat laporan setiap proyek. c. Mengawasi proses produksi secara keseluruhan sehingga dapat menjamin tercapainya standar kualitas produk yang dikehendaki. 5. Kepala Bagian Produksi Tugas Kepala Bagian Produksi adalah: a. Mengatur penggunaan bahan baku. b. Menghasilkan barang jadi sesuai kebutuhan marketing. 6. Kepala Bagian Maintenance (MTC) Tugas Kepala Bagian MTC adalah : a. Melakukan perawatan mesin. b. Membuat jadwal perawatan mesin agar menghasilkan produk serta tidak mengganggu jalannya proses produksi. 7. Kepala Bagian Utility Tugas Kepala Bagian Utility adalah : a. Melakukan perawatan Instalasi pabrik. b. Membuat jadwal perawatan Instalasi pabrik. 8. Kepala Bagian Akunting Tugas Kepala Bagian Akunting adalah : commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Menghitung biaya produksi dan harga pokok produksi. b. Menyusun laporan harga pokok produksi. 9. Kepala Bagian Personalia Kepala Bagian apersonalia bertugas mengurus masalahmasalah yang berhubungan dengan karyawan,meliputi ; seleksi karyawan,penempatan
karyawan,melatih
karyawan
dan
memberhentikan karyawan. 10. Kasie Lab QC Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian laboratorium serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian Quality Control. 11. Akunting Melakukan pembukuan keuangan perusahaan,administrasi, dan penyusunan laporan keuangan perusahaan. 12. Kepala Regu Quality Control(QC) Bertanggung jawab kepada kasie laboratorium Quality Control dan memimpin serta mengamati hasil kerja operator QC secara langsung. 13. Kasie Laborat Quality Qontrol Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian laboratorium serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian Quality Qontrol. commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14. Kasie Produksi Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian produksi serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian produksi. 15. Kasie Maintenance Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian maintenance serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian maintenance. 16. Kasie Utility Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian utility serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian utility. 17. Kasie Personalia Bertugas
mengurusi
masalah
kepegawaian
dan
aspek
penggajian serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala bagian personalia. 18. Kepala Shift Produksi Bertugas memeriksa lokasi kerja dan kelengkapan kerja,serta membuat laporan tertulis tentang hasil kerja dan informasi penyimpangan yang terjadi. 19. Supervisi Maintenance Bertugas terhadap kelancaran proses mesin produksi, dan memberi laporan kepada kasie maintenance, serta langsung commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
turun ke lapangan untuk mengatasi masalah yang terjadi. 20. Supervisi Utility Bertugas terhadap kelancaran proses produksi dan memberi laporan kepada kasie utility serta langsung turun ke lapangan untuk mengatasi masalah yang terjadi. 21. Supervisi Produksi Bertugas terhadap kelancaran proses produksi, dan member laporan kepada kepala bagian produksi, serta langsung turun ke lapangan untuk mengatasi masalah yang terjadi. 22. Karu maintenance Bertanggung
jawab
kepada
supervisi
maintenance
dan
memimpin serta mengamati hasil kerja operator maintenance secara langsung. 23. Karu Utility Bertanggung jawab kepada supervisi utility dan memimpin serta mengamati hasil kerja operator utility secara langsung. 24. Karu produksi Bertanggung jawab kepada supervisi produksi dan memimpin serta mengamati hasil kerja operator secara langsung. 25. Mekanik maintenance Bertugas lapangan
dan bertanggung jawab atas pekerjaan
demi kelancaran proses produksi. commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26. Mekanik utility Bertugas lapangan dan bertanggung jawab atas pekerjaan demi kelancaran proses produksi. 27. Kepala Jaga Bertugas mengawasi anggota jaga dan bertanggung jawab kepada kasie personalia dalam hal keamanan. 28. Anggota jaga Bertugas di lapangan dan bertanggung jawab atas keamanan lingkungan perusahaan. 29. Operator Bertugas di lapangan dan bertanggung jawab atas pekerjaan dan hasil produksi.
E. Pengembangan Karyawan dan Aspek Penggajian 1. Tenaga Kerja Saat ini PT.Delta Dunia Textile mempunyai tiga macam status karyawan, yaitu: a. Sistem harian tetap Karyawan –karyawan tersebut merupakan karyawan tetap PT.Delta Dunia Textile. Apabila terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), karyawan mendapatkan pesangon dari perusahaan dan apabila dirumahkan oleh pihak perusahaan, karyawan akan commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat upah berapa persen dari gaji karyawan yang bersangkutan. b. Sistem kontrak PT. Delta Dunia Textile menerapkan tiga macam jangka waktu kontrak, mulai dari 3 bulanan, 6 bulanan dan 1 tahunan. Kontrak bisa diperpanjang apabila kinerja karyawan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Apabila pekerjaan telah sebelum masa kontrak habis, maka sisa hari kerja harus dibayar sesuai persetujuan. c. Sistem borongan Perusahaan melakukan kerjasama dengan pihak ke 3 untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan apabial pekerjaan tersebut sudah selesai, selesai juga kontrak tersebut. 2. Jam Kerja Karyawan a. Shift 1
: 06.00 – 14.00
b. Shift 2
: 14.00 – 22.00
c. Shift 3
: 22.00 – 06.00
d. Dayshift dan Staft kantor : 08.00 – 16.00 Hari sabtu hanya setengah hari yaitu pukul 08.00 – 13.00 Hari minggu dan tanggal merah libur. 3. Sistem Penggajian Pembagian
gaji
berdasarkan
komponen
yang
perusahaan, komponenen-komponen tersebut meliputi : commit to user
42
berlaku
di
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Tunjangan pendidikan b. Tunjangan keahlian c. Tunjangan jabatan d. Lembur e. Golongan jabatan f.
Kemampuan dan usaha karyawan
Pembagian gaji di PT. Delta Dunia Textile digolongkan menjadi 3 macam, yaitu : a. Bagi karyawan bulanan,gaji dibayarkan setiap awal bulan setiap bulan. b. Bagi karyawan harian,gaji yang dibayarkan kepada karyawan dengan hitungan harian dan dibayarkan setiap akhir minggu atau hari sabtu. Setiap harinya mereka mendapatkan upah sejumlah yang ditetapkan oleh pemerintah. c. Bagi karyawan borongan,gaji yang diterima dengan kapasitas pekerjaan yang telah dikerjakan. Pembayaran gaji dilakukan mingguan pada hari sabtu. 4. Kesejahteraan Karyawan dan Personalia PT. Delta Dunia Textile Kesejahteraan
perlu
diperhatikan
oleh
perusahaan
karena
kesejahteraan karyawan secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja karyawan. Dengan meningkatkan kesejahteraan karyawan diharapkan
dapat
meningkatkan commit to user
43
produktifitas
kerja
juga.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kesejahteraan karyawan dapat berupa gaji bulanan, bonus, dan fasilitas – fasilitas pendukung lainnya. Usaha-usaha yang dilakukan PT.Dunia Textile untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan personalianya antara lain : a. Penggajian bulanan dan bonus b. Upah lembur c. Asuransi tenaga kerja d. Cuti e. Koperasi f. Tempat ibadah g. Kantin
Kenaikan gaji pada PT. Delta Dunia Textile dilakukan secara berkala berdasarkan : a. Prestasi kerja didasarkan
pada absensi dan kontribusi yang
diberikan kepada perusahaan. b. Lamanya kerja atau loyalitas kepada perusahaan. c. Jenjang pendidikan (SD, SMP, SMU/SMK, D3, S1, S2) d. Sewaktu-waktu bila ada Peraturan Pemerintah tentang kenaikan Upah Minimum Regional (UMR).
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kebijaksanaan yang diberikan PT. Delta Dunia Textile apabila karyawan tidak masuk kerja dengan cara sebagai berikut : a. Apabila karyawan tidak masuk kerja sampai 6 hari berturut-turut tanpa adanya keterangan yang jelas akan mendapatkan surat peringatan pertama (SP 1) b. Apabila pemberian SP 1 tidak dihiraukan sama sekali oleh yang bersangkutan
maka
perusahaan
akan
memberikan
surat
peringatan kedua (SP 2) c. Surat peringatan ketiga (SP 3) diberikan oleh perusahaan apabila tidak ada perubahan dari karyawan yang bersangkutan, dengan itu karyawan tersebut dianggap mengundurkan diri dari PT. Delta Dunia Textile.
F. Laporan Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja Magang kerja adalah syarat bagi pelaksanaan pembuatan tugas akhir pada Fakultas Ekonomi D3 manajemen Industri yang wajib dilakukan mahasiswa dengan tujuan terjun secara langsung ke dunia kerja. 2. Tujuan Magang Kerja a. Mahasiswa dapat melihat penerapan teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan. commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
b. Mahasiswa
digilib.uns.ac.id
mendapatkan
pengalaman
dan
pengetahuan
langsung mengenai berbagai aktivitas kerja dalam sebuah perusahaan. c. Setelah lulus diharapkan mahasiswa mampu menjadi lulusan yang berkompeten dan dapat diterima didunia kerja. 3. Keuntungan Magang Kerja Keuntungan
melakukan
magang
kerja
dalam
rangka
penyelesaian studi program Diploma 3 adalah : a. Kemudahan dalam identifikasi dan penyelesaian Tugas Akhir. b. Kemudahan dalam mendapatkan akses data pada obyek yang diteliti untuk keperluan penulisan Tugas Akhir. 4. Pelaksanaan Magang Kerja Magang kerja dilakukan di PT. Delta Dunia
Textile
Tasikmadu, Karanganyar. Magang kerja dilaksanakan selama kurun waktu satu bulan mulai tanggal 01 Februari 2011 sampai dengan 02 Maret 2011. Magang kerja dimulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 WIB. Karena magang kerja dikhususkan di bagian produksi PT.Delta Dunia Textile. Pada pelaksanaan magang kerja mahasiswa diwajibkan memakai kemeja putih, bercelana hitam dan bersepatu.
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut jadwal magang penulis selama satu bulan di PT. Delta Dunia Textile ; Minggu I : Penulis diperkenalkan dengan proses produksi oleh pembimbing mulai dari mesin yang digunakan, bahan baku dan alur produksi dari bagian bahan baku sampai produk jadi. Minggu II : Penulis melakukan pengamatan di bagian blowing dan carding serta wawancara dengan karyawan bagian blowing dan kepala bagian quality qontrol mengenai standar kualitas bahan baku dan proses blowing dan carding . Minggu III : Penulis
melakukan
pengamatan
di
bagian
drawing,roving dan unilap sampai proses spinning. Dan wawancara dengan karyawan operator mesinmesin. Penulis juga turut serta dalam training bagi karyawan baru yang dilakukan oleh kepala bagian produksi. Minggu IV : Pada
minggu
terakhir
penulis
fokus
dalam
pengumpulan data jumlah produksi benang dan jumlah produk cacatnya (majun) dan mengamati bagian gudang dan pengepakan. Selama magang kerja, penulis hanya melakukan observasi dan wawancara karena proses produksi yang sedang berlangsung commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan kesibukan masing-masing karyawan. Penulis tidak diberikan tugas atau pekerjaan untuk turut serta dalam proses produksi. Penulis hanya membantu sebagian kecil dari proses produksi yang menurut penulis bisa dilakukan dan tidak terlalu berisiko terhadap kerusakan produk. Demikian laporan magang yang telah dilaksanakan oleh penulis. Melalui magang ini, penulis diharapkan dapat mengetahui bagaimana sistem produksi PT. Delta Dunia Textile .
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G. Alur Proses Produksi Bahan Baku
Mixing
Proses cotton
Blowing
Proses Polyester,Rayon
Silver Lap
Pre Dawing
Ribbon Lap
Drawing (breaker)
Combing
Drawing (finisher)
Roving RSF
Winding
Packing
Gudang
Gambar 3.2 Proses produksi PT. Delta Dunia Textile
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Didalam memproduksi benang,PT.Delta Dunia Textile memerlukan tahapan-tahapan
dalam
menjalankan
proses
produksi.
Adapun
tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut : 1. Bahan Baku PT. Delta Dunia Textile adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pemintalan benang sehingga bahan baku utamanya adalah kapas (cotton) , semi shyntetic (rayon) dan bahan baku full shyntetic (polyester). Bahan baku tersebut dibeli dari pemasok dalam negeri maupun pemasok luar negeri. Pemasokpemasok tersebut adalah perusahaan yang terjalin kerjasama secara tetap dan baik dengan PT. Delta Dunia Textile. Bahan baku kapas
dimpor
dari
perusahaan
yang
ada
di
Negara
Benin,India,China,dan Amerika selatan. Namun untuk bahan baku untuk serat buatan (shyntetic) semuanya dicukupi oleh produsen dalam negeri. Perusahaan dalam pengadaan bahan baku melakukan control kualitas sangat ketat, hal itu dilakukan untuk menjaga mutu dari produk yang dihasilkan. Pemeriksaan dilakukan oleh bagian Quality Qontrol. Faktor–faktor yang mempengaruhi kualitas bahan baku antara lain : a. Strength atau kekuatan tarik serat Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil produksi. commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Kehalusan atau micronaire Kehalusan bahan baku sangat mempengaruhi jenis nomor benang maupun sistem penyerapan saat proses pewarnaan. c. Kontaminasi Apabila ada bahan baku yang terkontaminasi benda lain,yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah pada mutu produk yang dihasilkan. d. Bahan baku busuk Berpengaruh pada kualitas hasil produk maupun sliver (rapuh, belang). e. Bahan baku basah Apabila bahan baku basah dapat mempengaruhi mutu produk produk yang dihasilkan (rapuh,belang dan mudah putus). f. Banyak kotoran (trash) Apabila terdapat kotoran dalam bahan baku yang dipakai dapat berpengaruh pada mutu produk, kotor, rapuh dan belang pada saat pewarnaan. g. Banyak Neps Berpengaruh pada hasil akhir produk, akan terjadi bintik-bintik pada benang. 2. Mixing (persiapan bahan baku) Mixing merupakan tahapan untuk mempersiapkan bahan baku untuk produksi agar sesuai dengan commit to user
51
spesifikasi yang ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebelumnya dan sesuai juga dengan standar kualitas yang diharapkan. Faktor –faktor yang menentukan kualitas dalam proses mixing adalah : a. Kerataan mixing Berpengaruh pada
warna saat pencabikan awal, akibatnya
belang pada hasil produksi. b. Warna Apabila antar mixer terjadi perbedaan dalam penentuan komposisi bahan baku akan mengakibatkan belang pada hasil produksi maupun pada saat pewarnaan benang. c. Persentase reused Hal ini mengakibatkan benang hasil produksi mudah putus serta banyak benang yang tebal tipis. 3. Blowing Berfungsi untuk mencabik bahan baku agar lebih terurai dan memisahkan kotoran dari kapas. Faktor-faktor yang menentukan kualitas adalah : a. Multi mixer tidak penuh Apabila multi mixer tidak penuh mengakibatkan suplay ke mesin Carding tidak sesuai kebutuhan akibatnya sliver tebal tipis. b. Sering Jamming Apabila sering terjadi jamming, sliver akan tebal tipis. commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Persentase waste tinggi atau rendah Apabila
presentase
berpengaruh
pada
waste bahan
rendah baku
atau
yang
sedikit
banyak
akan terbuang,
sedangkan apabila terlalu banyak akan berpengaruh pada : 1) Kekuatan tarik benang akan berkurang 2) Timbul bulu pada benang 3) Timbul bintik-bintik maupun tebal tipis 4. Carding Carding berfungsi untuk menyejajarkan serat dan pembentukan sliver. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas adalah : Chute tidak rata a. Hal ini akan mengakibatkan sliver menjadi tidak rata,akibatnya hasil produk pun menjadi tebal tipis. b. Kebersihan mesin Apabila mesin dalam kondisi kotor akan membuat sliver menjadi kotor juga. c. Wire tidak rata atau tumpul Hal ini akan berakibat timbulnya bintik-bintik maupun variasi kerataan sliver tinggi. d. Can rusak Apabila Can rusak akan alur sliver pun menjadi rusak,akibatnya sliver menjadi tebal tipis dan hasil produk pun tebal tipis juga. commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Cara membawa can yang salah Apabila hal tersebut terjadi dapat mengakibatkan kerusakan alur sliver dan mengakibatkan hasil produk tebal tipis. 5. Drawing Fungsinya
sebagai
perangkapan
sliver
untuk
mendapatkan
kerataan sliver, serta variasi gram atau grain per meter sesuai dengan yang diharapkan. Faktor - faktor yang mempengaruhi kualitas antara lain : a. Sliver bersinggungan Bila saat jalan antar sliver bersinggungan atau bergesekan akan terjadi kerusakan susunan fibre yang akan berakibat terkikisnya sebagian kandungan fibre, hal ini dapat menjadikan benang tebal tipis. b. Sliver kurang rangkapannya. Hal ini akan mengakibatkan kurangnya kandungan fibre, sehingga akan mengakibatkan benang menjadi tipis atau halus (thin). c. Sliver terlalu banyak rangkapannya. Hal ini akan mengakibatkan kelebihan kandungan fibre, sehingga benang menjadi tebal (thick). d. Sambungan tebal tipis Apabila dalam proses penyambungan sliver terlalu tebal ataupun tipis akan mengakibatkan benang menjadi tebal tipis. commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Sliver pecah Apabila sliver pecah –pecah saat proses drawing menyebabkan kandungan fibre pada sliver berkurang akibat nya benang menjadi tipis ( thin). f. Kebersihan mesin kurang terjaga Apabila mesin kotor maka akan dapat mengotori sliver. Sehingga benang yang dihasilkan pun terdapat bercak kotor. 6. Ribbon Lap Fungsi mesin ini adalah memproses sliver carding menjadi bentuk gulungan Lap ( gulungan bentuk silinder ). Tujuannya untuk mendapatkan kerataan, serta berfungsi untuk menentukan berat per meter lap. Faktor –faktor yang mempengaruhi kualitas : a. Rangkapan kurang Akan mengakibatkan berat atau jumlah rangkapan kurang yang mengakibatkan lap tipis. b. Kebersihan Kebersihan harus selalu dijaga apabila mesin kotor dapat mengakibatkan lap kotor dan timbul slub-slub. 7. Combing Fungsinya untuk memproses lap menjadi sliver,serta pengambilan waste ( NOIL). Faktor –faktor yang mempengaruhi kualitas : commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Lebar lap kurang Mengakibatkan benang menjadi tipis atau kecil. b. Kondisi lapping jalan Akan mengakibatkan sliver menjadi tebal tipis dan menjadikan sliver kotor. c. Persentase noil terlalu rendah Akan mengakibatkan drafting tidak sempurna,akibatnya sliver menjadi tebal (thick). d. Persentase noil terlalu tinggi Akan menimbulkan sliver banyak nep. e. Kebersihan kurang Akan mengakibatkan sliver kotor,timbul slub-slub. 8. Roving Berfungsi untuk melakukan proses pengubahan sliver menjadi benang besar atau kasar. Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas : a. Sliver bersinggungan Pada
saat
jalan
terjadi
gesekan
antar
sliver
akan
mengakibatkan berkurangnya kandungan fibre, mengakibatkan roving menjadi tebal tibis ( benang tipis atau thin ) b. Sliver pecah Kandungan fibre berkurang, akibatnya benang akan tipis atau thin.
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Sambungan tebal tipis Akan mengakibat benang menjadi tebal tipis. d. Roving gulungan gembus Bisa diakibatkan roving tipis, telat sambung maupun lilitan tidak sama. e. Mesin kotor atau kebersihan kurang terjaga Akan mengakibatkan benang kotor dan slub. 9. RSF ( Ring Spinning Frame ) Fungsinya untuk mengubah benang dari proses roving menjadi benang dalam bentuk cop atau tube. Faktor –faktor yang mempengaruhi kualitas : a. Roving silang Akan mengekibatkan gesekan antar roving yang mengakibatkan benang menjadi tipis (thin). b. Bobbin hanger atau holder seret. Hal ini akan mengakibatkan tarikan tidak stabil akibatnya benang menjadi tebal tipis. c. Roving double Mengakibatkan benang menjadi besar (thick akibat roving double) d. Roving pecah Mengakibatkan benang menjadi tipis dan halus. commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Tanpa distance clip Mengakibatkan benang menjadi besar atau kasar. f. Snail wire cacat Mengakibatkan benang berbulu dan bintik –bintik g. Snail wire tidak center dengan spindle Mengakibatkan benang tidak seimbang ( sama) dan membuat beneng berbulu dan mudah putus. h. Cop atau tube cacat Mengakibatkan saat dilakukan proses winder benang tidak habis. i.
Spindle kendor Mengakibatkan tarikan kurang dan benang menjadi rapuh.
j.
Traveller salah nomer atau terbakar Apabila terjadi salah nomer traveler,benang dalam gulungan cop gembos dan berbulu. Sedangkan apabila traveller terbakar mengakibatkan benang banyak yang putus dan berbulu.
10. Winding atau Winder Prinsipnya proses penggulungan benang dari bentuk cop menjadi bentuk cones. Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas : a. Salah cone Akan mengakibatkan tercampurnya benang satu dengan benang lain yang lain jenis ( nomor benang maupun material). commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Yam Clearer tidak sensitive Benang abnormal ( thin,thick, tebal tipis ) tidak terpotong dan lolos. c. Tekanan kompresor kurang Mengakibatkan
saat
splicer
bekerja
kurang
maximal,
menjadikan sambungan benang kurang kuat atau lemah. d. Angin Blower kurang kuat Bisa mengakibatkan entanglement pada benang, karena waste tidak tertarik masuk blower. e. Posisi cone tidak sejajar drum Hal ini mengakibatkan jalannya penggulungan benang dari cop tidak sempurna. 11. Packing Prinsipnya melakukan pembungkusan sampai pengepakan benang Cone. Faktor-faktor yang harus diperhatikan : a. Pembungkusan kantong plastik Hal ini dilakukan bertujuan untuk menghindari terjadinya benang kotor maupun basah. b. Penimbangan benang Hal ini
berfungsi untuk berat sesuai yang ditentukan (batas
minimal-batas maksimal) per karung atau per ball benang ( isi Cone,Berat).
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Penataan karung atau box over Kesalahan dalam penataan karung atau box over dapat mengakibatkan kerusakan paper cone maupun benang. 12. Gudang Bagian gudang prinsipnya hanya berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan
benang-benang
yang
sudah
melaui
proses
pengepakan sebelum benang-benang tersebut diangkut dan dikirim kepada buyer.
H. Pembahasan 1. Data yang digunakan untuk penulisan Tugas Akhir Data yang diambil dari obyek penelitian digunakan sebagai bahan penulisan tugas akhir yaitu berupa data produksi pada tahun 2010 dan data produk cacat pada bagian winding dari bulan januarii sampai desember 2010. 2. Analisis dengan menggunakan metode P –Chart P –Chart merupakan diagram yang mengukur proporsi kerusakan dalam sampel. P –Chart digunakan untuk pengukuran kualitas produk yang dihasilkan diisyaratkan
dan
ukuran
cacat
masih dalam batas yang berupa
proporsi,pengukuran
didasarkan pada sampel yang diambil (Ariani D.Wahyu,2004:2). Apabila kerusakan produk sudah mencapai atau diluar batas kewajaran maka perusahaan dapat mengambil langkah – langkah commit to user guna menetralkan penyimpangan yang terjadi. 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun data-data yang diperoleh dari PT. Delta Dunia Textile selama proses penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Data Jumlah Produksi dan Produk Cacat Benang Polyester 100% periode Januari sampai Desember 2010 PT. Delta Dunia Textile
Bulan
Jumlah Produksi
Produk Cacat
(Ball)
(Kg)
Januari
3619,4004
4311
Februari
2731,4153
3637
Maret
4003,2959
4524
April
3746,6711
4301
Mei
5396,627
5419
Juni
7477,0888
7474
Juli
2067,069
5100
Agustus
2232,0051
4552
September
2638,4425
3528
Oktober
3399,3
4186
November
2709,1931
4086
Desember
2107,0271
4001
42127,5353
55119
Total
Sumber : Data Produksi PT. Delta Dunia Textile
Jumlah
produksi
benang
Polyester
100%
sebesar
42127,5353 ball dimana 1 ball benang = 181,44 kg. Untuk menghitung jumlah produksi per bulan dilakukan dengan cara : Jumlah produksi per bulan x 181,44. Hal itu dilakukan karena jumlah produk cacat dihitung commitdengan to user satuan kilogram (Kg).
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk mengetahui Jumlah sampel yang akan dipakai (n) digunakan rumus :
n =
2N
dimana : n
= besar ukuran sampel yang digunakan
N
= Total Jumlah produksi
sehingga :
n=
=
2N
2 x 7643620
= 3910 (dibulatkan)
Untuk mengetahui jumlah produk rusak dalam sampel digunakan rumus :
x Jumlah sampel.
x =
sehingga : Januari
=
x 3910
= 25,668 Februari
=
x3910
= 28,695 commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
Maret
digilib.uns.ac.id
=
x 3910
= 24,353 April
=
x 3910
= 35,0 Mei
=
x 3910
= 21,64 Juni
=
x 3910
= 21,541 Juli
=
x 3910
= 53,169 Agustus
=
x 3910
= 43,949 September
=
x 3910
= 28,81 Oktober
=
x 3910
= 26,537 November
=
x 3910 commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= 32,501 Desember
=
x 3910
= 40,902 Perhitungan tersebut dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.2 Data Proporsi Produk Cacat Benang Polyester 100 % Periode Januari sampai Desember 2010 PT. Delta Dunia Textile Jumlah
Jumlah
Jumlah produk
Proporsi
Produksi
sampel (n)
rusak (x)
kerusakan
(Kg)
(Kg)
(Kg)
(p)
Januari
656704
3910
25,668
0,00656
Februari
495588
3910
28,695
0,00734
Maret
726352
3910
24,353
0,00623
April
679796
3910
35,05
0,00896
Mei
979164
3910
21,64
0,00553
Juni
1356643
3910
21,541
0,00551
Juli
375049
3910
53,169
0,0136
Agustus
404975
3910
43,949
0,01124
September
478719
3910
28,816
0,00737
Oktober
616769
3910
26,537
0,00679
November
491556
3910
32,501
0,00831
Desember
382299
3910
40,902
0,01046
7643620
46920
382,821
Bulan
Total
Sumber : Data sekunder olahan
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode P- Chart. Adapun langkah-langkah dalam penyelesaiannya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan jumlah sampel yang diambil n =
2xN
=
2x
7643620
= 3910 ( dibulatkan) Dimana : n = jumlah sampel yang diambil N = jumlah total produksi
b. Menghitung garis tengah grafik pengendali P produk cacat (proporsi kerusakan rata-rata)
=
P
=
= 0,008159
Dimana : P
= proporsi rata- rata kerusakan
ΣX
= jumlah total produk rusak
Σn
= jumlah total sampel yang dipakai
commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Menentukan standar deviasi / penyimpangan ƏP =
ƏP =
= 0,001449
Dimana : ƏP
= standar deviasi
P
= proporsi rata-rata kerusakan
n
= jumlah sampel yang diambil
d. Menentukan batas kendali 1). Batas pengendali atas (UCL)
UCL = 0,008159 + 3 = 0,008159 + 0,004347 = 0,0125 2). Batas pengendali bawah (LCL)
LCL = 0, 008159 – 3 = 0, 008159 – 0,004347 = 0, 0038
commit to user e. Membuat Grafik P –Chart
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik P- Chart dibuat untuk mengetahui tingkat pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan dalam mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi.
Setelah diperoleh nilai-nilai rata –
rata proporsi ( P ), batas pengendali atas ( UCL ), dan batas pengendali bawah ( LCL ) dibuat grafik pengendali cacat seperti ditunjukkan pada gambar berikut .
Gambar 3.3 Grafik P-Chart pengendalian kualitas benang Polyester 100% Sumber : Data olahan kerusakan benang Polyester 100% Berdasarkan grafik P-Chart pengendalian kualitas benang Polyester 100% menunjukan bahwa masih ada produk cacat yang out of control. Hal tersebut terjadi pada bulan ketujuh (Juli) sedangkan
yang
lainnya
masih
dalam
batas
kendali.
Penyimpangan tersebut terjadi apabila jumlah produk cacat berada diluar batas commit kendalitoUCL user . sebaliknya bila produk cacat
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berada pada level LCL bahkan semakin kecil berarti tingkat kerusakannya minimal.
3. Analisis Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
untuk
membantui
mengidentifikasi
kemungkinan
penyebab kerusakan dalam sebuah proses. Dari hasil wawancara dan survey lokasi ditemukan bahwa penyebab terjadinya kerusakan benang Polyester 100% mayoritas diakibatkan karena buruknya kualitas bahan baku dan kebiasaan karyawan yang enggan menuruti instruksi untuk tidak membiasakan budaya “nyeseti” benang yang tersisa dari cop yang tidak habis saat proses winding, oleh sebab itu majun benang menjadi melonjak tajam. Berikut ini merupakan gambar diagram sebab-akibat nya Man
Material Tidak patuh intruksi
Banyak Neps
Bahan baku basah
Lemah nya control perusahaan Terhadap kinerja karyawan
Method Gambar 3.4 Diagram sebab akibat commit to user
68
Kerusakan benang Polyester 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari gambar diagram sebab akibat maka dapat diketahui ada 3 faktor yang mempengaruhi penyebab cacat produk, yaitu : a. Bahan baku (Material) 1) Bahan baku basah Bahan baku yang basah dapat diakibatkan oleh kesalahan penanganan bahan baku maupun karena kehujanan saat pengangkutan. Apabila bahan baku yang digunakan basah dapat mempengaruhi kualitas benang yang dihasilkan. Untuk itu bahan baku yang basah harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. 2) Banyak nya Neps Banyak nya Neps yang ada dalam bahan baku akan terus menempel dan ikut terproses sampai tahap Winding. Pada mesin Winding tidak mentoleransi benang yang terdapat Neps nya. b. Tenaga Kerja (Man) 1) Tidak patuh dengan Intruksi Perusahaan sudah memberi peraturan bahwa tidak boleh melakukan penyesetan sisa benang dari cop sebelum cop tersebut diproses selama 3 kali di mesin Winding,namun yang terjadi adalah karyawan melakukan penyesetan benang dari cop jika sisa benang tersebut tinggal sedikit, tak peduli sudah diproses 3 kali atau belum. commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Metode (Method) 1) Lemah nya control perusahaan terhadap kinerja karyawan Diberlakukannya system 3 shift putar menjadikan perusahaaan kurang dalam melakukan control terhadap kinerja karyawan. Hal ini membuat karyawan bertindak tidak sesuai intruksi yang telah diberikan.
commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab III,maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode P –Chart dapat diketahui bahwa selama tahun 2010 prosentase kerusakan benang polyester 100% yang dihasilkan PT. Delta Dunia Textile selama proses produksi benang polyester 100% tidak semua berada didalam batas toleransi. Pada bulan ketujuh yaitu bulan Juli prosentase kerusakannya berada diluar batas toleransi (out of control). Dari hasil perhitungan dengan metode P- Chart didapat hasil untuk UCL (batas atas) sebesar 0,0125 dan LCL ( batas bawah) sebesar 0,0038 dengan proporsi kerusakan rata- rata 0,008159. Dengan batas –batas kendali tersebut dapat diketahui bahwa pada bulan Juli 2010 proporsi kerusakannya berada diluar batas toleransi
(out of control) yaitu sebesar
0,0136 dengan
jumlah kerusakan sebesar 53,136 kg. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa produk benang Polyester 100% pada tahun 2010 tidak semuanya memenuhi standar kualitas perusahaan. commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Berdasarkan hasil analisis dengan diagram sebab akibat dapa diketahui bahwa ada beberapa faktor yang penyebab kerusakan benang Polyester 100%. Faktor –faktor tersebut meliputi : a. Bahan baku (material) Kecacatan produk diakibatkan karena serat-serat kapas untuk bahan baku produksi berkualitas rendah. Hal tersebut dapat terlihat dari adanya serat kapas yang kotor (Neps) dan basah. b. Tenaga Kerja (Man) Faktor tenaga kerja disebabkan oleh tenaga kerja yang tidak mematuhi
intruksi
untuk
tidak
membudayakan
budaya
penyesetan c. Metode (method) Kelemahan perusahaan dalam mengawasi kinerja karyawankaryawannya khususnya di bagian Blowing dan Winding mengakibatkan banyak nya benang menjadi tak layak jual (cacat). B. Saran Dengan melihat hasil analisis dengan metode P- Chart dan diagram sebab akibat, maka peneliti dapat mengemukakan saran-saran sebagai bahan
pertimbangan
PT.
Delta
Dunia
Textile
dalam
upaya
meningkatkan kualitas produksi benang Polyester 100%. Adapun saran-saran dari peneliti adalah sebagai berikut : commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Dari faktor bahan baku Untuk bahan baku yang basah hendaknya dikeringkan terlebih dahulu dan untuk bahan baku yang banyak terdapat kotoran (trash) harus dibersihkan dahulu dan memastikan nya bersih dahulu sebelum masuk dalam mesin
agar nantinya benang
tidak bintik-bintik. 2. Dari faktor tenaga kerja Perusahaan hendaknya melakukan pelatihan kerja secara berkesinambungan untuk meningkatkan job skill karyawan dan penyuluhan agar budaya nyeseti benang dari cop tidak terus berlanjut. 3. Dari faktor kebijakan perusahaan Perusahaan hendaknya mengevaluasi kinerja Karu dan kepala shift tentang lemah nya pengawasan terhadap kinerja para anggota regu / pekerja dalam shift mereka.
commit to user
73