perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN BENANG RAYON 100% DENGAN METODE EOQ PADA PT. ADIKENCANA MAHKOTABUANA KARANGANYAR
TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Syarat – syarat Mencapai Gelar Ahli Madya di Bidang Manajemen Bisnis
Oleh : IKE ISWANDAYANI F3509037
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG RAYON 100% DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PT. ADIKENCANA MAHKOTABUANA KARANGANYAR IKE ISWANDAYANI F3509037
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal, (2) mengetahui frekuensi pemesanan yang optimal, (3) mengetahui total biaya persediaan yang optimal, (4) mengetahui kuantitas persediaan pengaman (safety stock), (5) mengetahui waktu pemesanan kembali (reorder point). Data yang dipelajari berupa data tentang kebutuhan bahan baku, dan biaya – biaya yang ditimbulkan dalam pemesanan dan penyimpanan selama tahun 2011. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan dokumen. Metode pembahasan yang digunakan adalah pembahasan deskriptif yaitu membuat gambaran secara sistematis dengan menggunakan obyek yang diteliti dan optimasi keputusan yaitu teknik untuk melakukan sintesa suatu keputusan optimal dalam bidang manajemen industri. Pendekatan yang digunakan adalah Metode Economic Order Quantity (EOQ). Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) menentukan besarnya kuantitas pembelian bahan baku yang optimal, (2) menentukan frekuensi pembelian yang optimal, (3) menentukan total biaya persediaan, (4) menentukan besarnya titik pemesanan kembali, (5) menentukan waktu pemesanan kembali. Hasil analisis pengendalian persediaaan bahan baku PT. Adikencana Mahkotabuana diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) kuantitas pembelian optimal sebesar 782,81 karung, dengan frekuensi pembelian sebanyak 13 kali, (2) total biaya persediaan sebesar Rp. 2.499.955,49 (3) kuantitas persediaan pengaman sebesar 527 karung, (4) pemesanan kembali dilakukan pada 655 karung. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada PT. Adikecana Mahkotabuana agar mempertimbangkan penggunaan metode EOQ serta menetukan besarnya persediaan pengaman dan kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali agar pengendalian persediaan yang efektif serta efisien dapat tercapai.
Kata Kunci : Persediaan Bahan Baku EOQ commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
v “ Jangan menyerah jika berada dalam keadaan yang serba salah, jangan bingung jika tidak ada yang mendukung. Teruslah berusaha, dan sekiranya orang-orang menganggapmu sebagai orang biasa, namun yakinlah suatu saat engkau akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Bukankah untuk menjadi sebuah gambar, dimulai dari sebuah titik ?, untuk menjadi sebuah danau dimulai dari setetes air ?, dan untuk menjadi besar dimulai dari yg kecil ?, semua butuh proses , maka bersabarlah, karena sabar akan membimbing kita menuju kemenangan yg besar”. v “ Terkadang kita butuh Kesedihan untuk memahami arti sebuah kebahagiaan, terkadang kita butuh Tangisan untuk menggali arti senyuman dan terkadang kita butuh Kekurangan untuk mengetahui arti sebuah kecukupan. v Bahwa perjuangan yang suci itu senantiasa mendapat pertolongan dari Tuhan. (Jenderal Soedirman) v Aku belajar dari masa lalu, menjalani hari ini, dan menaruh harapan pada masa depan. (Penulis)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan, v Untuk Ibu-ku Pijatan – pijatan hangat itu memudarkan lelahku. Dengan segala do’a, pengorbanan darimu, membuat semangatku kian menggebu. v Untuk Bapak-ku Atas segala curahan tenaga yang terkepak, demi hidup anakmu agar lebih layak. Baktiku untukmu hingga kelak. v Untuk Adik-ku Semoga untukmu aku selalu menjadi kakak yang baik. v Untuk teman – teman Manajemen Bisnis 2009 v Untuk Almameter-ku
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
judul
“ANALISIS
PERSEDIAAN
BAHAN
BAKU
DALAM
PEMBUATAN BENANG RAYON 100% DENGAN METODE EOQ PADA PT. ADIKENCANA MAHKOTABUANA “. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dan keberhasilan dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas berkat bantuan, dukungan, dorongan semangat dan bimbingan dari beberapa pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini, kepada : 1. Bapak Wisnu Untoro Ms, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, Msi selaku Ketua Program D3 Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Deny Dwi Hartomo, SE, Msi selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang dengan sabar membimbing dan memberikan arahan dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini. 4. Bapak
Aidy
Hartono,
selaku
direktur
utama
PT.
Adikencana
Mahkotabuana, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian. 5. Bapak Hilmar Pangaribuan, selaku pembimbing lapangan dari PT. Adikencana
Mahkotabuana,
yang
telah
berkenan
memberikan
bimbingannya. 6. Seluruh karyawan PT. Adikencana Mahkotabuana, khususnya kepada Bapak Joko, Ibu Dewi, Mbak Elli, yang senantiasa membantu dalam pengumpulan data yang dibutuhkan serta mendampingi penulis selama magang kerja. commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Kedua Orang tuaku, yang telah membesarkan dan mendidikku. Terima kasih yang mutlak dan sekaligus permintaan maaf kepada beliau berdua karena hanya dengan dukungan beliaulah pendidikan hingga perguruan tinggi dapat tergapai. Menyadari, tanpa keduanya mustahil ku bisa menjadi seperti sekarang. Begitu banyak pengorbanan yang diberikan dari kecil hingga dewasa. Pengorbanan serta kasih sayang yang tak terhingga. 8. Mas Agus (Si Dejavu) yang senantiasa mengiringi langkahku dengan sentuhan semangat, rajutan canda dan sekotak angan. 9. Teman – teman Manajemen Bisnis 2009, khususnya untuk mereka yang telah menjadi kawan terbaik menjalani serta melewati tiga tahun ini, memberikan semangat , bantuan dan saran untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Mereka adalah Anggun Trisna Putri, Dewi Siti Zulaikha (Dhede’), Dwi Saptutik (Mbak Wiek), Evi Dyah Verawati (Gembrot), Evy Ari Kurniawati (Tiger), Fauzia Dinar Aprineza, Kartika Tri Utami dan Andriani Melina Probowati (meski sekarang sudah terpisah dengan fakultas yang berbeda). 10. Teman – teman kos, yang telah menjadi keluarga keduaku, yang selalu kurepotkan, Windri, Sasa, Dek Fitri, spesial untuk Allan Dwi Budhiastuti (terimakasih untuk pinjaman printernya dan selalu ku andalkan saat gagap akan teknologi). 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan Tugas Akhir ini, kiranya Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.
Surakarta, 4 Juni 2012
Penulis commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i ABSTRAK ........................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iv MOTTO ................................................................................................ v PERSEMBAHAN ................................................................................ vi KATA PENGANTAR ........................................................................ vii DAFTAR ISI ........................................................................................ ix DAFTAR TABEL ................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiii BAB I.
PENDAHULUAN A.................................................................................. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. ................................................................................. Rumusan Masalah ........................................................................ 3 C. ................................................................................. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 D.................................................................................. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5 E. ................................................................................. Metode Penelitian ...................................................................... 6 F. ................................................................................. Kerangka Pemikiran .................................................................... 13
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA A.................................................................................. PERSEDI AAN 1. ............................................................................ Pengertian Persediaan ............................................................. 15 2. ............................................................................ Fungsi Persediaan ............................................................. 17 commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. ............................................................................ Tujuan Persediaan ............................................................. 19 4. ............................................................................ Jenis Persediaan ............................................................. 20 5. ............................................................................ Biaya Persediaan ............................................................. 21 B. ................................................................................. BAHAN BAKU 1. ............................................................................ Pengertian Bahan Baku ........................................................... 23 2. ............................................................................ Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Bahan Baku ................. ................................................................................ 24 C. ................................................................................. EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) 1. ............................................................................ Pengertian Pengendalian Persediaan Economic Order Quantity (EOQ) ........................................... 25 2. ............................................................................ Biaya Dalam EOQ ........................................................... 26 3. ............................................................................ Metode EOQ ...................................................................... 28 D.................................................................................. TOTAL BIAYA PERSEDIAAN (TOTAL INVENTORY COST) ................................................. 29 E. ................................................................................. WAKTU TUNGGU (LEAD TIME) ........................................... 29 F. ................................................................................. PERSEDI AAN PENGAMAN (SAFETY STOCK) ...................... ....................................................................................... 29 G.................................................................................. TITIK PEMESANAN ULANG (RE ORDER .......................... ....................................................................................... 30 BAB III. PEMBAHASAN A.................................................................................. GAMBAR AN UMUM PERUSAHAAN 1. ............................................................................ Sejarah Perusahaan ............................................................ 32 2. ............................................................................ Visi dan Misi Perusahaan .................................................... 33 3. ............................................................................ Struktur Organisasi .............................................................. 34 commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. ............................................................................ Aspek Pemasaran dan Distribusi ...................................... 41 5. ............................................................................ Aspek Sumber Daya Manusia .......................................... 41 6. ............................................................................ Proses Produksi ................................................................ 44 B. ................................................................................. LAPORA N MAGANG KERJA 1. ............................................................................ Pengertian Magang Kerja ........................................................ 49 2. ............................................................................ Tujuan Magang Kerja ........................................................ 49 3. ............................................................................ Manfaat Magang Kerja ........................................................ 49 4. ............................................................................ Waktu dan Tempat Magang Kerja .......................................... 50 5. ............................................................................ Prosedur Magang Kerja ........................................................ 50 C. ................................................................................. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. ............................................................................ Kebutuhan Bahan Baku ........................................................... 52 2. ............................................................................ Pembelian Bahan Baku ........................................................... 53 3. ............................................................................ Kebijakan Perusahaan ............................................................ 56 4. ............................................................................ Metode EOQ ...................................................................... 58 5. ............................................................................ Perbanding an Persediaan Bahan Baku Antara Kebijakan Perusahaan dengan Menggunakan Metode EOQ ......................................................... 63 BAB IV. PENUTUP A.................................................................................. KESIMPU LAN ............................................................................. 66 B. ................................................................................. SARAN ....................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL TABEL
Halaman
3.1 Data Jumlah Karyawan .................................................................... 42 3.2 Jam Kerja Bagian Kantor ................................................................. 43 3.3 Jam Kerja Bagian Produksi .............................................................. 43 3.4 Data Kebutuhan Bahan Baku ........................................................... 53 3.5 Rincian Biaya Pemesanan ................................................................ 54 3.6 Rincian Biaya Penyimpanan ............................................................ 56 3.7 Perhitungan Standar Deviasi ............................................................ 61 3.8 Tabel Perbandingan .......................................................................... 64
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR GAMBAR
Halaman
1.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 13 2.1 Biaya Persediaan Metode EOQ ..................................................... 27 3.1 Struktur Organisasi ....................................................................... 35 3.2 Alur Produksi Benang Rayon ....................................................... 48
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN Jadwal Pelaksanaan Magang Kerja Lembar Penilaian Perhitungan dengan POM Surat Pernyataan Magang Kerja Surat Pernyataan Tugas Akhir
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG RAYON 100% DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PT. ADIKENCANA MAHKOTABUANA KARANGANYAR IKE ISWANDAYANI F3509037
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal, (2) mengetahui frekuensi pemesanan yang optimal, (3) mengetahui total biaya persediaan yang optimal, (4) mengetahui kuantitas persediaan pengaman (safety stock), (5) mengetahui waktu pemesanan kembali (reorder point). Data yang dipelajari berupa data tentang kebutuhan bahan baku, dan biaya – biaya yang ditimbulkan dalam pemesanan dan penyimpanan selama tahun 2011. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan dokumen. Metode pembahasan yang digunakan adalah pembahasan deskriptif yaitu membuat gambaran secara sistematis dengan menggunakan obyek yang diteliti dan optimasi keputusan yaitu teknik untuk melakukan sintesa suatu keputusan optimal dalam bidang manajemen industri. Pendekatan yang digunakan adalah Metode Economic Order Quantity (EOQ). Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) menentukan besarnya kuantitas pembelian bahan baku yang optimal, (2) menentukan frekuensi pembelian yang optimal, (3) menentukan total biaya persediaan, (4) menentukan besarnya titik pemesanan kembali, (5) menentukan waktu pemesanan kembali. Hasil analisis pengendalian persediaaan bahan baku PT. Adikencana Mahkotabuana diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) kuantitas pembelian optimal sebesar 782,81 karung, dengan frekuensi pembelian sebanyak 13 kali, (2) total biaya persediaan sebesar Rp. 2.499.955,49 (3) kuantitas persediaan pengaman sebesar 527 karung, (4) pemesanan kembali dilakukan pada 655 karung. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada PT. Adikecana Mahkotabuana agar mempertimbangkan penggunaan metode EOQ serta menetukan besarnya persediaan pengaman dan kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali agar pengendalian persediaan yang efektif serta efisien dapat tercapai.
Kata Kunci : Persediaan Bahan Baku EOQ
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada situasi perkembangan dunia global yang terjadi saat ini menempatkan suatu negara berada pada jalur perdagangan bebas dan terbuka,
hal tersebut memicu lahirnya suatu persaingan yang
kuat.
Persaingan tersebut secara dominan terjadi pada sektor perindustrian. Ini mendorong pelaku industri untuk berkompetisi menciptakan produkproduk bermutu lebih tinggi dari industri sejenis lainnya. Tentu saja hal tersebut di imbangi dengan harga jual yang ekonomis, serta tetap mempertahankan keuntungan dari perusahaan itu sendiri. Semua aspek di dalam suatu perusahaan akan menentukan serta mempengaruhi baik tidaknya mutu dari produk yang dihasilkan. Aspekaspek tersebut meliputi tenaga kerja atau Man Power, mesin-mesin produksi, metode yang digunakan dalam produksi , dan tentu saja bahan baku. Bahan baku adalah sumber dari produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan, dengan adanya bahan baku yang berkualitas baik maka akan menghasilkan produk yang baik pula. Yang perlu diperhatikan dalam hal pengelolaan bahan baku bukan hanya dari segi kualitasnya saja, namun juga dari segi ketersediaanya. Di setiap perusahaan pasti memiliki persediaan bahan baku, baik itu dalam jumlah yang banyak ataupun yang sedikit. Pada saat permintaan akan produk melonjak, maka penggunaan bahan baku pun akan bertambah commit to user besar, begitupun sebaliknya jika permintaan terhadap produk menurun 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maka penggunaan bahan baku juga akan lebih sedikit. Pada intinya ketersediaan bahan baku tersebut bertujuan untuk menghadapi suatu ketidakpastian dalam permintaan produk, serta untuk berjaga – jaga jika terjadi kesulitan dalam mendapatkan pasokan bahan baku. Adanya pengadaan bahan baku yang besar dapat menyebabkan tingginya biaya penyimpanan serta investasi dalam persediaan bahan baku. Keadaan tersebut akan memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan gudang, memperbesar kerugian karena kerusakan yang berakibat terhadap turunnya kualitas bahan baku sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Di sisi lain adanya pengadaan bahan baku yang terlalu kecil atau sedikit dapat menekan keuntungan perusahaan juga, dengan tidak tercukupinya kebutuhan bahan baku proses produksi akan terhambat, ini menjadikan perusahaan tidak dapat berproduksi dengan kapasitas hasil yang penuh. Persediaan bahan baku yang kecil juga dapat mengakibatkan frekuensi pemesanan menjadi sangat tinggi, sehingga menyebabkan biayabiaya persiapan pembelian bahan baku akan menjadi sangat tinggi. Agar persediaan bahan baku dapat tercukupi untuk suatu proses produksi sangat diperlukan adanya pembelian bahan baku yang optimal. Akan tetapi pada dasarnya bahan baku sebenarnya tidak hanya untuk menjaga kelangsungan proses produksi saja, tetapi mempunyai tujuan yang lebih jauh yaitu penentuan persediaan bahan baku yang betul-betul dapat menimbulkan efisiensi bagi perusahaan. Setiap perusahaan berusaha meminimalkan biaya total operasi yang ada dalam perusahaan dengan menentukan seberapa besar persediaan bahan baku perusahaan itu sendiri, commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berapa jumlah bahan baku yang harus dipesan setiap kali melakukan pemesanan dan kapan pemesanan bahan baku dilakukan. Selama ini PT. Adikencana Mahkotabuana belum menerapkan perhitungan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ. Karena selama proses produksi berlangsung, terkadang pernah sampai kehabisan stok bahan baku. Sistem yang diterapkan dalam perusahaan adalah pemesanan bahan baku baru dilakukan ketika ada permintaan produk dari konsumen dan ketika persediaan bahan baku di gudang mulai menipis. Untuk itu penulis ingin menerapkan metode EOQ di dalam pengadaan bahan baku serta membandingkan antara kebijakan persediaan perusahaan yang tidak menggunakan EOQ dengan jika perusahaan menggunakan EOQ. Berdasarkan uraian diatas, dalam penulisan tugas akhir ini penulis tertarik untuk mengetahui pengadaan bahan baku yang optimal pada perusahaan yang bergerak di bidang pemintalan benang tersebut dengan mengambil judul “ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN BENANG RAYON 100% DENGAN METODE EOQ PADA PT. ADIKENCANA MAHKOTABUANA”. B. Rumusan Masalah Masalah – masalah pokok yang mendorong penelitian tentang penerapan analisis Pengendalian Bahan Baku pada PT. Adikencana Mahkotabuana adalah : 1. Berapa jumlah persediaan bahan baku optimal sebelum memakai commit to user metode EOQ dan sesudah memakai metode EOQ ? 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Berapa kali frekuensi pemesanan bahan baku optimal pada PT. Adikencana Mahkotabuana ? 3. Berapa total biaya persediaan bahan baku yang optimal pada PT. Adikencana Mahkotabuana ? 4. Berapa jumlah persediaan pengaman yang dibutuhkan pada PT. Adikencana Mahkotabuana ? 5. Kapan harus dilakukan pemesanan kembali bahan baku untuk persediaaan PT. Adikencana Mahkotabuana ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui jumlah persediaan bahan baku yang optimal dengan menggunakan metode EOQ. 2. Untuk mengetahui frekuensi pemesanan bahan baku PT. Adikencana Mahkotabuana dengan menggunakan metode EOQ. 3. Untuk mengetahui jumlah total biaya persediaan bahan baku yang optimal pada PT. Adikencana Mahkotabuana. 4. Untuk mengetahui jumlah persediaan pengaman yang dibutuhkan PT. Adikencana Mahkotabuana. 5. Untuk mengetahui kapan harus dilakukan pemesanan kembali bahan baku pada PT. Adikencana Mahkotabuana.
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain : 1. Manfaat Akademis a. Bagi Penulis 1) Memperoleh
gambaran
secara
langsung
mengenai
pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan. 2) Mengetahui bagaimana penerapan pengendalian persediaan bahan baku dari teori ke dalam praktik nyata di perusahaan. 3) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengendalian persediaan bahan baku yang nyata dilakukan perusahaan. 4) Memperoleh gambaran dunia kerja secara langsung dari perusahaan yang akan diteliti. b. Bagi Peneliti Lain 1) Memberikan
tambahan
informasi
khususnya
mengenai
pengendalian bahan baku dengan menggunakan metode EOQ. 2) Sebagai salah satu referensi keilmuan bagi kepentingan penulis dan peneliti yang lain dalam masalah yang sama atau yang terkait dengan manajemen persediaan dimasa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi perusahaan 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan
dalam
menetapkan
kebijakan
–
kebijakan
perusahaan dalam pengendalian bahan baku. commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Sebagai bahan pertimbangn dalam menentukan strategi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manajemen persediaan PT. Adikencana Mahkotabuana. 3) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dalam membuat keputusan maupun kebijakan terutama yang berkaitan
dengan
pengendalian
persediaan bahan baku untuk meminimalisasi biaya.
E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) yang digunakan untuk mengetahui jumlah pembelian persediaan bahan baku optimal, total biaya persediaan bahan baku, jumlah persediaan pengaman yang dibutuhkan, dan kapan melakukan pemesanan kembali bahan baku. 2. Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Adikencana Mahkotabuana yang beralamatkan di jln. Solo – Sragen KM. 13,5, Waru, Kebakkramat, Karanganyar. Objek yang diteliti yaitu persediaan bahan baku untuk pembuatan benang rayon 100%.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data 1) Data Kualitatif Adalah data yang tidak berupa angka, meliputi : a) Informasi tentang sejarah dan perkembangan perusahaan b) Struktur organisasi PT. Adikencana Mahkotabuana c) Proses produksi benang rayon 100% 2) Data Kuantitatif Adalah data yang berupa angka, meliputi : a) Data jumlah kebutuhan bahan baku tahun 2011 b) Data biaya pemesanan tahun 2011 c) Data biaya penyimpanan tahun 2011 b. Sumber Data Sumber data yang digunakan antara lain : 1) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 2002 : 55). Data tersebut diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan staf maupun karyawan bagian produksi dan logistik PT. Adikencana Mahkotabuana yang berkaitan dengan persediaan bahan baku.
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti (Marzuki, 2002 : 56). Data sekunder tersebut berasal dari catatan dan dokumen yang berada di perusahaan dan buku – buku referensi. 4. Teknik Pengumpulan Data Penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Wawancara (Interview) Wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Marzuki, 2002 : 62). Dalam pengumpulan data dan informasi, peneliti melakukan wawancara kepada staf maupun karyawan bagian produksi dan loggistik PT. Adikencana Mahkotabuana tentang bagaimana perusahaan tersebut melakukan pengendalian persediaan. b. Pengamatan (Observasi) Pengamatan
(Observasi)
adalah
pengumpulan
data
yang
menggunakan panca indra, jadi tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata tetapi juga mendengar, mencium, mengecap dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah pengamatan dan lembar observasi (Suliyanto, 2006 : 129).
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Metode Pendekatan Dokumentasi Metode pendekatan dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan dokumen – dokumen yang berhubungan dengan penelitian tersebut atau mencari data mengenai hal – hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, legger, notulen, dan lain sebagainya (Arikunto, 2002 : 206). Data yang diperoleh berasal dari mencatat data dari arsip – arsip dan dokumen yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan sesuai dengan metode yang diteliti penulis dari perusahaan. d. Studi pustaka Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil atau membaca dari beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 5. Teknik Pembahasan Metode analisis data yang digunakan adalah pembahasan deskriptif yaitu membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu obyek yang diteliti dan optimasi keputusan yaitu teknik untuk melakukan sintesa suatu keputusan optimal dalam bidang manajemen industri. Beberapa alat pendukung untuk sintesa keputusan adalah penggunaan teknik matematika dan Operation Research untuk membuat keputusan optimal dalam bidang manajemen bisnis, dimana akan menggunakan metode analisis data sebagai berikut :
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. EOQ (Economic Order Quantity) EOQ merupakan jumlah pembelian yang ekonomis sehingga perusahaan akan menanggung biaya – biaya pengadaan bahan baku yang paling minimal. Rumus :
Q* (EOQ)= Dimana : Q*
= Jumlah pesanan yang ekonomis
D (demand)
= Jumlah kebutuhan bahan dalam satuan unit pertahun
S (set up)
= Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan
H
= biaya penyimpanan per unit per tahun
b. Menentukan Frekuensi Pembelian
F= Dimana : F = Frekuensi pembelian Q = Jumlah barang pada setiap pesanan D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan c. Menentukan Total Biaya Persediaan Total biaya persediaan merupakan penjumlahan dari biaya simpan dan biaya pesan. Total biaya persediaaan minimum akan tercapai pada saat biaya simpan sama dengan biaya pesan. Pada commit to user saat total biaya persediaan minimum, maka jumlah pesanan 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut dapat dikatakan jumlah pesanan yang paling ekonomis (EOQ). Untuk menentukan total biaya persediaan digunakan rumus sebagai berikut :
TC =
+
Dimana : TC
= Total biaya persediaan
Q
= Jumlah barang setiap pemesanan
D
= Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit
S
= Biaya pemesanan untuk setiap pemesanan
H
= Biaya penyimpanan per tahun
d. Menentukan Besarnya Persediaan Pengaman (Safety Stock) Dalam menentukan biaya persediaan penyelamat digunakan analisa statistik, yaitu dengan mempertimbangkan penyimpangan – penyimpangan yang telah terjadi antara perkiraan pemakaian bahan baku dengan pemakaian sebenarnya, sehingga diketahui standar deviasinya.
SD = Dimana : SD
= Standart deviasi
x
= Pemakaian sesungguhnya = Perkiraan Pemakaian
n
= Jumlah data commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan
asumsi
bahwa
perusahaan
menggunakan
5%
penyimpangan serta menggunakan satu sisi dari kurva normal (nilai dapat dilihat pada tabel standar = 1.65, maka perhitungan Safety Stock adalah sebagai berikut : SS = SD x Z Dimana : SS
= Persediaan pengaman (Safety Stock)
SD
= Standart deviasi
Z
= Standart deviasi diatas rata – rata (1.65)
e. Menentukan Besarnya Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) Reorder point adalah salah satu titik dimana harus diadakan pemesanan lagi sehingga bahan baku yang dipesan tiba tepat pada waktunya, yaitu pada saat persediaan sama dengan nol. Re Order Point dapat dihitung dengan menjumlahkan kebutuhan bahan baku selama Lead Time ditambah dengan jumlah persediaan pengaman (Safety Stock) Rumus : ROP = (Lx d) + SS Dimana : L
= Lead time
d
= Permintaan per hari / tingkat kebutuhan
SS
= Safety Stock
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Kerangka Pemikiran Data kebutuhan Bahan Baku Tahun 2011
1. Data Biaya Pesan Bahan Baku dan Biaya Simpan Bahan Baku Tahun 2011 2. Frekuensi Pembelian
Kebijakan
Metode EOQ
Perusahaan
Dibandingkan
Persediaan Bahan Baku yang Optimal
Penentuan Safety Stock
Penentuan Re Order Point
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, perusahaan akan melakukan pembelian atau pemesanan terlebih dahulu. Faktor - faktor yang mempengaruhi dalam pembelian ataupun pemesanan bahan baku, antara lain : kebutuhan akan bahan baku, biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan lead time. Untuk itulah perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah pembelian yang ekonomis. Untuk dapat memperoleh persediaan bahan baku yang optimal, maka akan dibandingkan antara penggunaan metode EOQ (Economic Order Quantity) dengan kebijakan Perusahaan. Selain itu perlu adanya pengaman (Safety Stock) untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan barang. Disamping itu, perusahaan harus menetapkan kapan mengadakan pembelian atau pemesanan barang (re order point) yang dipengaruhi wakyu tunggu (lead time).
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERSEDIAAN 1. Pengertian Persediaan Persediaaan merupakan sesuatu yang harus ada guna menunjang kelancaran proses produksi. Setiap perusahaan, baik
perusahaan
perdagangan atau perusahaan industri selalu mengadakan persediaan untuk menjalankan operasinya karena persediaan merupakan salah satu faktor yang memegang peran aktif dalam perusahaan, yang secara kontinyu diperoleh, diolah dan selanjutnya dijual. Menurut Ristono (2009 : 1) Persediaan dapat diartikan sebagai barang – barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan menurut Nasution (2003 : 103) adalah sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi / kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga. Dalam sistem manufaktur, persediaan terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu : a) Bahan baku Yaitu barang yang merupakan input awal dari proses transformasi menjadi produk jadi.
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Barang setengah jadi Yaitu bentuk peralihan antara bahan baku dengan produk setengah jadi. c) Barang jadi Yaitu bentuk hasil akhir transformasi yang siap dipasarkan kepada konsumen.
Sedangkan meunurut Ishak (2010 : 159) persediaan menurut konteksi, dapat diartikan sebagai sumber daya menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Adanya persediaaan menimbulkan konsekuensi berupa resikoresiko tertentu yang harus di tanggung perusahaan akibat adanya persediaan tersebut. Persediaan yang disimpan perusahaan bisa saja rusak sebelum digunakan. Selain itu perusahaan juga harus menanggung biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan tersebut. Lebih lanjut menurut Ishak (2010 : 160), alasan perlunya persediaan adalah : a. Transaction Motive Menjamin kelancaran proses pemenuhan (secara ekonomis) permintaan barang sesuai dengan kebutuhan pemakai. b. Precatuionary Motive Meredam fluktuasi permintaan atau pasokan yang tidak beraturan. commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Speculation Motive Alat spekulasi untuk mendapatkan keuntungan berlipat dikenudian hari. 2. Fungsi persediaan Efisiensi operasional pada suatu organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi penting persediaan. Persediaan memiliki fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan. Fungsi persediaan menurut Render dan Heizer (2010:82) antara lain : a. “Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Sebagai contoh, jika persediaaan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk melakukan decouple proses produksi dari pemasok. b. Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang – barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan seperti ini digunakan secara umum pada bisnis eceran. c. Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang. d. Melindungi dari inflasi dan kenaikan harga. Ishak (2010 : 162) mengemukakan bahwa fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik, persediaan dapat dikategorikan berdasar fungsinya sebagai berikut : a) Persediaan dalam Lot Size Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk menyediakan (replishment) kembali. Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan kecepatan sedikit lebih cepat dari permintaan akan lebih ekonomis. Faktor penentu persyaratan ekonomis antara lain biaya set up, biaya persiapan produksi atau pembelian dan transportasi. b) Persediaaan Cadangan Pengendalian cadangan timbul berkenaan dengan ketidapastian. c) Persediaan Antisipasi Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penurunan persediaan (suply) dan kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan harga. d) Persediaan Pipeline Jumlah
dari
persediaan
setengah
jadi
dan
persediaan
transportasi dan merupakan total investasi perubahan dan harus dikendalikan. e) Persediaan Lebih Yaitu persediaan yang tidak dapat digunakan karena kelebihan atau kerusakan fisik yang terjadi. commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Tujuan Persediaan Berdasarkan tujuannya, persediaan terdiri dari 3 macam yaitu sebagai berikut (Ristono, 2009 : 7) a. Persediaan Pengaman (Safety Stock) Persediaan pengaman adalah persediaan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaaan dan penyediaan. Apabila persediaan
tidak
mampu
mengantisipasi
ketidakpastian
tersebut,akan terjadi kekurangan persediaan. b. Persediaan Antisipasi Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock karena merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya. c. Persediaan dalam Pengiriman Persediaaan dalam pengiriman disebut work in procces adalah persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu : 1) Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih dalam transportasi. 2) Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.
Menurut Ishak (2010 : 164) definisi yang berbeda dalam industri manufaktur akan memiliki tujuan pengendalian persediaan yang berbeda, tujuan diadakannya persediaan yaitu : commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga menginginkan persediaaan dalam jumlah yang banyak. b. Produksi ingin beroperasi secara efisien. c. Pembelian, dalam rangka efisiensi juga menginginkan peramalan produksi yang besar dalam jumlah sedikit daripada pesanan yang kecil dalam jumlah banyak. d. Keuangan (finance) menginginkan minimalisasi semua bentuk investasi persediaan karena biaya investasi dan efek negatif yang terjadi pada perhitungan pengembalian aset (return of asset) perusahaan. e. Personalia (personel and industrial relationship) menginginkan adanya persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan tenaga kerja dan PHK tidak perlu dilakukan. f. Rekayasa (enginnering) menginginkan persediaan minimal untuk mengantisipasi jika terjadi perubahan rekayasa / enginnering. 4. Jenis Persediaan Menurut Nasution (2003 : 103) mengemukakan bahwa sistem manufaktur, persediaan terdiri dari tiga bentuk yaitu sebagai berikut : a. Bahan baku, yaitu yang merupakan input awal dari proses transformasi menjadi produk jadi. b. Barang setengah jadi, yaitu yang merupakan bentuk peralihan antara bahan baku dengan produk jadi. c. Barang jadi, yaitu yang merupakan hasil akhir proses transformasi yang siap dipasarkan kepada konsumen. commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Render dan Heizer (2010 : 83) membagi persediaan menjadi empat jenis, yaitu : a. Persediaan bahan mentah (Raw Material Inventory) Persediaan bahan mentah adalah bahan yang telah dibeli tetapi belum diproses. b. Persediaan barang setengah jadi (Work In Procces) Yaitu komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai. WIP ada karena waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah produk (disebut waktu siklus) c. Persediaan MRO (Maintenance, Repair, Operating) MRO adalah persediaan-persediaan yang disediakan untuk persediaan pemeliharaan, perbaikan, operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses tetap produktif. d. Persediaan barang jadi Produk yang telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman. 5. Biaya Persediaan Menurut Render dan Heizer (2010 : 91), dalam pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi jumlah persediaan, biaya-biaya variabel yang harus dipertimbangkan meliputi : a. Biaya Penyimpanan (holding cost) Adalah biaya yang terkait dengan menyimpan atau “membawa” persediaan selama waktu tertentu. commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Biaya Pemesanan (order cost) Mencakup biaya dari persediaan, formulir, proses pesanan, pembelian, dukungan administrasi, dan seterusnya. c. Biaya Penyiapan (setup cost) Adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin atau proses untuk membuat sebuah pesanan.
Sedangkan menurut Nasution (2003 : 105) biaya-biaya dalam sistem persediaan adalah sebagai berikut : a. Biaya pembelian yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. b. Biaya pengadaan, dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1) Biaya pemesanan, yaitu semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. 2) Biaya pembuatan, yaitu semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang. c. Biaya penyimpanan, yaitu semua pengeluaran yang timbul akibat penyimpanan barang, biaya ini meliputi : 1) Biaya persediaan 2) Biaya gudang 3) Biaya kerusakan dan penyusutan 4) Biaya kadaluarsa 5) Biaya asuransi 6) Biaya administrasi dan pemindahan commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Biaya kekurangan persediaan, yaitu bila perusahaan kehabisan barang pada saat permintaan maka akan terjadi keadaan kekurangan persediaan. Biaya kekurangan persediaan dapat di ukur dari : 1) Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi 2) Waktu pemenuhan 3) Biaya pengadaan darurat
B. BAHAN BAKU 1. Pengertian Bahan Baku Setiap perusahaan yang menghasilkan produk akan memerlukan bahan baku, dimana bahan baku merupakan integrasi produk jadi. Cara pengadaan bahan baku biasanya diperoleh dari suatu sumber – sumber alam atau dari perusahaan lain yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan lain yang menggunakannya. Misalnya : serat fibre / rayon yang merupakan bahan baku perusahaan pemintalan benang (spinning mills). Bahan baku menurut Nasution (2003 : 103) adalah bahan yang merupakan input awal dari proses transformasi produk jadi. Analisis penggunaan bahan baku pada perusahaan, penentuan jumlah pembelian serta frekuensi pembelian, adanya ketidakpastian bahan baku serta penilaian persediaan bahan baku merupakan beberapa hal yang seharusnya mendapatkan perhatian yang cukup dari perusahaan, karena sistem produksi tergantung pada bahan baku. commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Ristono (2009 : 5) terdapat dua macam kelompok bahan baku, yaitu : a. Bahan baku langsung yaitu bahan baku yang membentuk dan merupakan bagian dari barang jadi yang biayanya dengan mudah ditelusuri dari biaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat variabel artinya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau perubahan output. b. Bahan baku tidak langsung adalah bahan – bahan yang dipakai dalam proses produksi, tetapi sulit menentukan biayanya pada setiap barang jadi. 2. Faktor – faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku Menurut Ristono (2009 : 6) faktor yang menentukan besar kecilnya persediaan bahan baku atau bahan penolong adalah yaitu : a. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan atau kontinuitas proses produksi. b. Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan baku yang tinggi dan sebaliknya. c. Sifat bahan baku atau bahan penolong, apakah cepat rusak (durable good) atau tahan lama (undurable good). Barang yang tidak tahan lama tidak dapat disimpan lama, oleh karena itu bila bahan baku yang diperlukan tergolong barang yang tidak tahan lama tidak perlu disimpan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan untuk commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahan baku yang mempunyai sifat tahan lama, maka tidak ada salahnya perusahaan menyimpannya dalam jumlah besar. C. EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) 1. Pengertian Pengendalian Persediaan Economic Order Quantity (EOQ) Menurut Render dan Heizer (2010 : 92) Model kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity) EOQ adalah salah satu teknik kontrol persediaan yang tertua dan paling dikenal yaitu sebuah teknik kontrol persediaan yang meminimalkan biaya total pemesanan dan penyimpanan. Teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi berdasarkan pada beberapa ansumsi sebagai berikut : a) Jumlah permintaan diketahui, konstan dan independen. b) Waktu tunggu, yakni waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan diketahui dan konstan. c) Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya. Dengan kata lain, persediaan dari sebuah pesanan datang dalam satu kelompok pada satu waktu. d) Tidak tersedia diskon kuantitas. e) Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapkan atau melakukan pemesanan (biaya penyetelan) dan biaya menyimpan persediaan dalam waktu tertentu (biaya penyimpanan atau membawa). f) Kehabisan persediaan (kekurangan persediaan) dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Biaya dalam EOQ Dalam menerapkan EOQ ada biaya-biaya yang diperhitungkan dalam penentuan jumlah pembelian yaitu : a) Biaya Pemesanan Biaya pemesanan merupakan biaya yang langsung terkait dengan kegiatan pemesanan yang dilakukan perusahaan. Biaya pemesanan berubah – ubah sesuai frekuensi pemesanan, dengan demikian semakin sering perusahaan melakukan pemesanan bahan, maka biaya pemesanan akan semakin besar. Biaya pemesanan berfluktuasi, bukan dengan jumlah yang dipesan tetapi dengan frekuensi pesan. b) Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan adalah biaya yang harus ditanggung perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan. Biaya penyimpanan berfluktuasi sesuai dengan tingkat persediaan, semakin besar pula biaya simpannya.
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hubungan antara kedua jenis biaya (biaya pesan dan biaya simpan) dengan jumlah pesanan dapat dilihat dari gambar sebagai berikut : Kurva untuk biaya total dari penyimpanan dan penyetelan
Biaya Tahunan
Biaya total minimum
Kurva biaya penyimpanan
Kurva biaya pesanan
Gambar 2.1 Biaya Persediaan Metode EOQ (Sumber : Render dan Heizer, 2010 : 93) Biaya pesan menunjukkan kurva menurun dengan tingkat yang semakin rendah. Walaupun demikian, kurva ini tidak akan pernah memotong sumbu mendatar, yaitu sumbu jumlah pesanan. Hal ini disebabkan karena apabila jumlah yang dipesan sedikit, maka dalam satu tahun berarti melakukan pesanan yang berulang kali (frekuensi pemesanan tinggi). Dengan demikian biaya pesannya juga tinggi. Sebaiknya apabila jumlah yang dipesan besar, maka frekuensi pesanan rendah, dengan demikian biaya pesannya rendah. Biaya simpan sebaliknya, merupakan garis yang selalu meningkat dengan semakin besarnya jumlah barang yang dipesan. Dan garis ini berbentuk lurus, karena biaya simpan dianggap commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proporsional kenaikannya. Dengan demikian garisnya akan berasal dari titik nol, kemudian meningkat sesuai dengan jumlah barang yang dipesan. 3. Metode EOQ Menurut Render dan Heizer (2010 : 94) dengan model EOQ, kuantitas pesanan optimal akan muncul pada satu titik dimana biaya penyetelan totalnya sama dengan biaya penyimpanan total. Kita mengguanakan fakta ini untuk mengembangkan persamaa-persamaan yang menyelesaikan secara langsung untuk Q*. Berikut langkahlangkah yang diperlukan : a. Mengembangkan sebuah pernyataan untuk biaya penyetelan atau pemesanan. b. Mengembangkan sebuah pertanyaan untuk biaya penyetelan atau pemesanan. c. Menentukan biaya penyetelan sama dengan biaya penyimpanan. d. Selesaikan persamaan untuk kuantitas pesanan optimal. Dengan
menggunakan
variabel-variabel
berikut,
kita
dapat
menentukan biaya penyetelan dan penyimpanan dan menyelesaikan untuk Q* (Render dan Heizer, 2010 : 94). Q
= Jumlah unit per pesanan,
Q*
= Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ),
D
= Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
S
= Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
H
= Biaya penyimpanan atau penyimpanan per unit per tahun commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Biaya penyetelan per tahun = b. Biaya penyimpanan tahunan =
c. Jumlah optimum unit per pesanan Q* =
D. TOTAL BIAYA PERSEDIAAN (TOTAL INVENTORY COST)
TIC = Keterangan : H
= Biaya penyimpanan per unit
Q*
= Jumlah barang yang optimum pada setiap pesanan
S
= Biaya pemesanan untuk setiap pesanan
D
= Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan.
E. WAKTU TUNGGU (LEAD TIME) Waktu tunggu dalam sistem pembelian (lead time) yaitu waktu antara penempatan pesanan dan menerimanya, dalam sistem produksi, waktu tunggu memindahkan, antrean, penyetelan, dan menjalankan untuk setiap komponen yang dihasilkan (Render dan Heizer, 2010 : 99).
F. PERSEDIAAN PENGAMAN (SAFETY STOCK)
SD = commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan : SD
= Standart Deviasi
x
= Jumlah pemakaian bahan baku sesungguhnya tiap – tiap periode = Jumlah rata-rata pemakaian bahan baku
n
= Periode pemakaian bahan baku
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung persediaan bahan pengaman adalah : SS = SD x Z Keterangan: SS
= Persediaaan pengaman adalah (Safety Stock)
Z
= Faktor keamanan ditentukan atas dasar kemampuan perusahaan
G. TITIK PEMESANAN ULANG (RE ORDER POINT) Titik pemesanan ulang atau Re Order Point (ROP) adalah tingkat persediaan di mana ketika persediaan telah mencapai tingkat tersebut, pemesanan harus dilakukan. Tingkat persediaan dimana tindakan harus diambil untuk mengisi kembali persediaan barang (Render dan Heizer, 2010 : 99). Apabila jangka waktu antar pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan ke dalam berubah-ubah, maka perlu ditentukan waktu tunggu atau yang optimal digunakan untuk menentukan pemesanan commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kembali dari bahan baku perusahaan tersebut, agar risiko perusahaan dapat ditekan seminimal mungkin. Pemesanan Kembali (Reorder Point) ROP = (L x d ) + SS (Aminudin, 2005 : 157) Keterangan : ROP
= Pemesanan kembali (re order point)
L
= Lead Time
d
= permintaan per hari
SS
= Persediaan pengaman (safety stock)
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah perusahaan Perusahaan PT. Adikencana Mahkotabuana merupakan industri tekstil yang bergerak dibidang pemintalan benang (spinning Mill). Perusahaan ini berdiri sejak tanggal 23 Februari 1998 yang berlokasi di desa waru kecamatan
Kebakkramat kabupaten Karanganyar, dan
menempati lahan seluas ± 53 Ha dan didirikan oleh Bapak Aidy Hartono. Pada tahun 1998 PT. Adikencana Mahkotabuana terpaksa harus menghentikan produksinya karena mengalami kebakaran, namun dengan adanya penanggulangan yang cepat maka perusahaan ini mampu memproduksi kembali hingga sampai saat ini. PT. Adikencana Mahkotabuana ini merupakan salah satu dari sekian perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Sritex Group. Perusahaan ini sudah berstandar ISO 2008 : 2009 (International Standart Organization) Untuk
bahan
baku
pembuatan
benang
PT.
Adikencana
Mahkotabuana mendatangkan dari Purwakarta yaitu berupa serat buatan
/
fibre.
Setiap
harinya
perusahaan
tersebut
mampu
memproduksi benang sekitar 843.696 kg atau 880.994.816 cones. Perusahaan ini juga yang mengirim sebagian produk benangnya untuk PT. Sritex Group yang nantinya akan diolah kembali menjadi kain commit to user maupun baju. Selain mengirim ke PT. Sritex Group perusahaan ini 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
juga meng - eksport produk tesebut keluar negeri, seperti Singapore, Amerika selatan, dan Korea. PT. Adikencana Mahkotabuana mempunyai karyawan yang terlatih dibidangnya, hal ini guna mengembangkan kualitas produknya agar mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis baik didalam maupun diluar negeri. 2. Visi dan Misi Perusahaan Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang hendak dicapai perusahaan. Penetapan visi merupakan tindakan manajemen yang sangat tepat, karena visi dan misi menjadi pedoman dalam menjalankan organisasi dan akan menentukan ke arah mana perusahaan akan mengarah. Disamping itu visi dan misi menjadi sebuah alat pengendali dari seorang pemimpin dalam menjalankan akivitas dari suatu pekerjaan. Pada PT. Adikencana Mahkotabuana ini merubah sebutan visi dan misi menjadi kebijakan mutu dan sasaran mutu, yaitu : a. Kebijakan Mutu Sritex Group adalah perusahaan tekstil terpadu yang menghasilkan produk : 1) Sesuai dengan persyaratan pelanggan. 2) Mengutamakan kepuasan pelanggan. 3) Menyerahkan produk tepat waktu. 4) Selalu melakukan perbaikan secara berkesinambungan. commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Sasaran Mutu 1) Produktifitas hasil produksi yang dicapai per bulan
:89%
2) Jumlah keluhan pelanggan eksternal per bulan
:0,5
kali 3) Jumlah keluhan pelanggan internal per bulan
:1 kali
4) Jumlah un useable waste yang terjadi di setiap material proses per bulan : Rayon 100%
:3%
5) Jumlah stop mesin per bulan karena kerusakan mekanik :0,5% 6) Pengiriman produk tepat waktu
: 100%
7) Jumlah stop mesin per bulan karena kerusakan electric : 0,2% 8) Jumlah kecelakaan per bulan
: 0 kali
9) Jumlah kebakaran yang terjadi per bulan
: 0 kali
3. Struktur Organisasi Struktur organisasi PT. Adikencana Mahkotabuana berbentuk garis atau lini, yang berarti wewenang mengalir dari pimpinan kepada bawahan dan setiap bawahan bertanggungjawab terhadap atasannya secara langsung. Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Adikencana Mahkotabuana :
commit to user
34
STRUKTUR ORGANISASI PT. ADIKENCANA MAHKOTABUANA Presiden Direktur General Manager
Kepala Bagian
Kepala Bag. Personalia
Kepala Bag. Keuangan
Kepala Bag. Produksi
Wakil Kepala Bagian
Kepala Bag. Mekanik
Kepala Bag. Kualitas
Kepala Bag. Utility
Karyawan /Operator
Gambar 3.1 Gambar Struktur Organisasi PT. Adikencana Mahkotabuana (Sumber : Personalia PT. Adikencana Mahkotabuana)
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari bagan struktur organisasi diatas, pada setiap jabatan memiliki fungsi dan tugas yang berbeda – beda. Berikut fungsi dan tugas dari setiap jabatan yang ada di PT. Adikencana Mahkotabuana : a. Presiden Direktur 1) Fungsi a) Untuk merencanakan dan melaksanakan usaha. b) Mencari inisiatif dan mengambil langkah / tindakan yang tepat agar perusahaan tetap berjalan. 2) Tugas a) Penetapan Visi dan Misi perusahaan. b) Merencanakan program pemanfaatan investasi. c) Mengambil tindakan secepat mungkin apabila terjadi hal – hal
yang
mengganggu
berlangsungnya
kehidupan
perusahaan. d) Merencanakan
anggaran
mempertanggungjawabkan
biaya
aktualitas
pemakaian
dan biaya
kepada komisaris. b. General Manager 1) Fungsi a) Bertanggungjawab pada pelaksanaan operasional produksi / pendukung produksi seperti mesin, peralatan, kerja / kantor, SDM / karyawan dan fasilitas lain. b) Merencanakan,
menganggarkan,
mempersiapkan
dan
melaksanakan program kerja produksi. commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Tugas a) Bertindak sebagai manajer / kepatik. b) Memberi perintah kepada pelaksana produksi untuk kelangsungan program yang telah ditetapkan. c) Mengsahkan penggunaan biaya yang telah dikeluarkan dalam jalannya produksi. c. Ka. Personalia 1) Fungsi a) Merencanakan,
mempersiapkan
dan
melaksanakan
penarikan, pemeliharaan, pemutusan dan integritas tenags kerja. 2) Tugas a) Mempersiapkan dan melaksanakan penarikan tenaga kerja mulai dari menghubungi pelamar, pelaksanaan testing dan mengumumkan kelulusan karyawan. b) Bertanggungjawab
menghitung,
mendata
dan
mempersiapkan untuk di uji pada General Manager (GM) tentang : Gaji Biaya atas makan Uniform (biaya untuk atribut pendukung produksi). c) Melaksanakan penilaian / perhitungan untuk mendukung pengakuan
atas
keberadaan
satu
karyawan
dengan
karyawan lain. commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Melaksanakan koordinasi dengan masyarakat / instansi terkait agar tercipta hubungan yang harmonis di antara perusahaan dengan lingkungan diluarnya. d. Ka. Keuangan 1) Fungsi a) Membukukan pengeluaran dan pemasukan uang selama proses produksi secara teliti, benar dan efisien. 2) Tugas a) Membuktikan dengan benar pemasaran / pemgeluaran uang. b) Mengatur penerimaan dan pembayaran dengan pihak bank / pihak yang terkait. c) Memilah pos – pos keuangan yang diperlukan untuk menjalankan usaha. d) Melengkapi rekap neraca R/L dan forto folio keuangan perusahaan pada direksi melalui General Manager. e. Ka. Produksi 1) Fungsi a) Mengatur program kerja dan pengeluaran tenaga kerja serta penjadwalan kerja bidang produksi. 2) Tugas a) Menyarankan
kepada
General
Manager
untuk
pengembangan dan difersifikasi produksi.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Menetapkan jenis produksi. c) Menghasilkan produksi dengan jumlah sebesar – besarnya dengan mutu yang sebaik – baiknya pada kondisi yang dimiliki perusahaan. f. Ka. Mekanik 1) Fungsi a) Mencari informasi, mengatur dan melaksanakan organisasi baik untuk keperluan perizinan / hal – hal untuk penjualan produksi dan pengadaan bahan baku, spare part serta alat – alat kerja. 2) Tugas a) Mempersiapkan alat – alat kerja seperti mesin – mesin produksi agar berjalan baik. b) Mengatur penjadwalan perawatan mesin – mesin produksi. c) Memperbaiki kerusakan – kerusakan pada mesin produksi. d) Menyarankan kepada General Manager untuk penggantian mesin- mesin / bagian mesin. g. Ka. Sie Kualitas 1) Fungsi a) Merencanakan, mempersiapkan, dan menetapkan standart mutu untuk disahkan General Manager melalui kepala produksi.
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Tugas a) Melaksanakan koordinasi dengan supervisor produksi, mekanik dan utility agar mesin / alat bantu kerjanya dapat menghasilkan produksi standart mutu yang ditetapkan. b) Menetapkan dan memperhitungkan jumlah produksi. c) Melaksanakan pengambilan sample produksi dan mengukur mutunya. h. Ka. Utilitas 1) Fungsi a) Mempersiapkan
sarana
prasarana
bagi
penerangan,
transportasi, diesel dan kompresor untuk mendukung lingkungan kerja. 2) Tugas a) Merawat dan memperbaiki sarana yang tersedia. b) Menjaga penerangan dan aliran listrik serta aliran udara tetap terjamin. c) Melaksanakan
pemetaan
untuk
pengambilan
dan
penggunaan lahan baik yang dipakai untuk produksi maupun lahan terbuka agar pemanfaatannya optimal. 4. Aspek Pemasaran dan Distribusi Produk dari PT. Adikencana Mahkotabuana di distribusikan ke 2 wilayah, yaitu wilayah intern (dalam negeri) dan wilayah internasional. Wilayah intern (dalam negeri hanya di distribusikan ke commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan-perusahaan
yang
tergabung
dalam
Sritex
Group,
diantaranya : a) PT. Sritex (Sri Rejeki Isman) b) PT. Sari Warna Asli c) PT. Dasar Rukun d) PT. Senang Karisma e) PT. Djohartex Dan melakukan Ekspor ke luar negeri dengan tujuan : a) Singapura b) Amerika Selatan c) Korea 5. Aspek Sumber Daya Manusia a. Tenaga kerja PT. Adikencana Mahkotabuana memiliki 997 karyawan, keseluruhan itu adalah karyawan yang telah diangkat oleh perusahaan sebagai karyawan tetap, dan sebagian merupakan karyawan yang berstatus karyawan kontrak. Dengan rincian sebagai berikut : 1) Karyawan dengan sistem kontrak Karyawan yang bekerja hanya sementara, biasanya mereka bekerja hanya 5 - 12 bulan. Jika pekerjaannya telah selesai / mengundurkan diri saat masa kontrak belum habis, maka sisa hari kerja harus dibayar sesuai dengan persetujuan sebelumnya yang tercantum pada kontrak kerja tersebut. commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Karyawan tetap Karyawan tetap biasanya jika terjadi pemutusan kerja, maka akan mendapatkan pesangon dari berapa persen gaji mereka saat bekerja. Tabel 3.1 Tabel Data Jumlah Karyawan Pegawai Laki-laki Perempuan Total WNI WNA
Tetap Tidak tetap General Managemen (GM)
Jumlah
155 143 1
363 335
518 478 1
299
698
997
Sumber : Bagian Personalia PT. Adikencana Mahkotabuana Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Adikencana Mahkotabuana memiliki total 997 karyawan yang meliputi, 1 General Management (GM), 518 karyawan tetap dan 478 karyawan kontrak / tidak tetap. b. Ketentuan Hari dan Jam Kerja Pembagian jam kerja karyawan PT. Adikencana Mahkotabuana dibagi pada 2 bagian, yaitu sebagai berikut : Tabel 3.2 Tabel Jam Kerja Bagian Kantor Hari
Jam Kerja
Istirahat
Senin – Jum’at
08.00 – 16.00
12.00 – 13.00
Sabtu
08.00 – 14.00
11.00 – 12.00
Sumber : Bagian Personalia PT. Adikencana Mahkotabuana
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.3 Tabel Jam Kerja Bagian Produksi Shift Shift 1 (Pagi)
Hari Jam Kerja Senin – Minggu 06.00 – 14.00 Istirahat 10.00 – 11.00 Shift 2 (Siang) Senin – Minggu 14.00 – 22.00 Istirahat 18.00 – 19.00 Shift 3 (Malam) Senin – Minggu 22.00 – 06.00 Istirahat 02.00 – 03.00 General Shift Senin – Minggu 08.00 – 16.00 Istirahat 12.00 – 13.00 Sumber : Bagian Personalia PT. Adikencana Mahkotabuana
c.
Sistem Gaji Sistem
penggajian
yang
dilakukan
oleh
PT.
Adikencana
Mahkotabuana diatur menurut kelompok dan klasifikasi standar upah yang telah ditentukan oleh perusahaan dan sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR). d.
Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan Untuk menunjang aktifitas kerja dan kesejahteraan dari staf dan semua karyawan PT. Adikencana Mahotabuana menyediakan fasilitas, diantaranya : 1) Mushola 2) Kupon makan 3) Jaminan sosial tenaga kerja / Jamsostek (saat ini masih di terapkan pada 71% karyawan kontrak maupun tetap beserta staff, sisanya sedang dalam proses) 4) Tunjangan hari raya 5) Tunjangan masa kerja to user commit
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Bus karyawan (digunakan untuk memulangkan shift 2 dan menjemput shift 3) 6. Proses Produksi PT. Adikencana Mahkotabuana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pemintalan benang (spinning mills) yang memproduksi benang Rayon 100%. Dalam pembuatan benang Rayon ini harus melalui beberapa proses produksi. Proses produksi yang dijalankan PT. Adikencana Mahkotabuana terdiri dari beberapa tahapan, antara lain : a. Mixing Pencampuran serat yang sejenis yang mempunyai grade yang sama namun mempunyai sifat yang berbeda. Perbedaan ini dikarenakan asal serat dari daerah yang berbeda kondisinya. b. Blowing Mesin blowing merupakan rangkaian pertama dalam proses pembuatan benang, disini kapas mengalami pembukaan gumpalangumpalan, pencampuran serat-serat, dan juga pembersihan dari kotoran-kotoran yang terdapat pada kapas itu. Fungsi dari mesin blowing ini adalah : 1) Membuka serat - serat yang menggumpal akibat pengebalan. 2) Membersihkan serat dengan cara pemukulan dan membuka. 3) Mencampur serat – serat yang sedang diolah.
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Carding Hasil olahan dari mesin carding, dimana pada mesin carding, lap dari blowing akan mengalami pembersihan, penguraian serta pendek dan panjang, juga pensejajaran serat pada mesin. Fungsi dari mesin carding ini adalah : 1)
Membuka dan menggunakan serat menjadi serat individu.
2)
Memisahkan antara serat – serat pendek dengan serat – serat panjang.
d. Mc. Drawing (Mesin Drawing) Proses pada mesin drawing merupakan langkah yang sangat penting dalam tahap pembuatan benang dan dilakukan setelah proses
pada
mesin
carding.
Bertujuan
meluruskan
dan
mensejajarkan serat, memperbaiki kerataan berat tiap satuan panjang,
campuran
atau
sifat-sifat
lainnya
dengan
jalan
perangkapan, menyesuaikan berat sliver tiap satuan panjang dengan cara penarikan untuk keperluan proses berikutnya. e. Mesin Flyer Mesin ini mempunyai fungsi untuk penarikan, pemuntiran dan merubah dari bentuk sliver lembut menjadi bentuk roving dan pemberian twist. Hasil akhir dari mesin fliyer ini adalah roving yang ditempatkan pada cone untuk diantarkan ke mesin ring spinning.
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Mesin Ring Spinning Roving hasil dari mesin flyer kemudian dibawa ke mesin ring spinning untuk diproses, dimana material yang berupa roving masuk pada bagian roll-roll peregang. Hasil dari proses ini adalah benang yang kemudian dibawa ke mesin winding berupa gulungan kecil (cop). g. Mesin Winding Proses pada mesin winding merupakan proses finishing pembuatan benang,
bertujuan
memperbaiki
kualitas
benang
meliputi
ketidakrataan benang hasil dari mesin ring spinning, dan merubah gulungan kecil (cop) menjadi gulungan besar (cones). h. Packing Setelah melalui aliran proses, maka selanjutnya benang ini menuju ke pengepakann (packing). Pengepakan adalah menempatkan cones - cones kedalam suatu tempat sehingga memungkinkan susunan benang rapi, menghindarkan kerusakan benang akibat kotoran kotoran ataupun tercabik, dan menghindari tercampurnya jenis benang. Disini benang per cones di bungkus dengan menggunakan plastik, kemudian dibungkus lagi dengan karung atau karton. Tiap karung berisi 16 cones benang, dan tiap karton berisi 24 cones benang. Gambaran proses produksi Benang Rayon 100% di PT. Adikencana Mahkotabuana adalah sebagai berikut : commit to user
46
Alur Produksi Benang Rayon PT. Adikencana Mahkotabuana
Bahan Baku
Mixing
Mc. Blowing
Mc. Carding
Mc. Drawing Breaker
Mc. Roving
Mc. Ring Spinning
Marketing
Mc. Winding
Inspecting
Gudang
Packing
Gambar 3.2 Alur Produksi Benang Rayon PT. Adikencana Mahkotabuana (Sumber : Bagian Produksi PT. Adikencana Mahkotabuana)
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. LAPORAN MAGANG KERJA 1. Pengertian Magang Kerja Magang kerja adalah kegiatan penunjang perkuliahan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa dengan terjun secara langsung ke dunia kerja. 2. Tujuan Magang Kerja a. Agar mahasiswa mendapat pengalaman langsung dan pengetahuan tentang berbagai aktivitas di dalam dunia kerja. b. Melatih mahasiswa untuk bekerja sebelum masuk dalam dunia kerja yang sebenarnya. c. Melatih mahasiswa untuk menemukan penyebab masalah dan mampu memberikan solusi bagi perusahaan. 3. Manfaat Magang Kerja a. Bagi Mahasiswa 1) Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah didapat selama menempuh pendidikan. 2) Agar mahasiswa setelah lulus dapat menghadapi masalah yang timbul dalam dunia kerja. b. Bagi Perusahaan 1) Perusahaan akan mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dimasa yang akan datang. 2) Hasil penelitian mahasiswa selam magang kerja dapat dijadikan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan perusahaan.
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang Kerja Tempat : Kegiatan magang kerja dilakukan di PT. Adikencana Mahkotabuana, yang beralamatkan jln. raya Solo – Sragen Km. 13,5 Waru, Kebakkramat, Karanganyar. Waktu : Magang kerja tersebut dilaksanakan selama satu bulan, tepatnya pada tanggal 6 Februari – 2 Maret 2012. 5. Prosedur Magang Kerja Selama dalam kegiatan magang kerja, perusahaan memberikan beberapa prosedur atau peraturan yang harus ditaati oleh mahasiswa magang, yaitu sebagai berikut : a. Mahasiswa magang wajib mengenakan pakaian yang sopan dan rapi dengan ketentuan, pakaian atas bewarna putih dan bawah (celana) bewarna hitam. b. Mahasiswa magang harus sampai di perusahaan pukul 07.30 dan mengikuti apel pagi bersama dengan staf dan karyawan lainnya. c. Setiap hari mahasiswa magang harus melakukan absensi daftar hadir. d. Mahasiswa magang mengikuti magang dari jam 07.30 – 16.00. e. Mahasiswa magang harus mengikuti tata tertib umum PT. Adikencana Mahkotabuana.
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Kegiatan Magang a. Minggu pertama 1) Orientasi lingkungan perusahaan oleh pembimbing lapangan 2) Membantu mengisi dokumen ISO perusahaan 3) Mendapatkan tugas menghitung kalkulasi produksi 4) Berkeliling tempat produksi, dikenalkan secara langsung pada proses – proses produksi. b. Minggu kedua 1) Mulai
melakukan
wawancara
dan
observasi
untuk
mengumpulan data penulisan Tugas Akhir. 2) Mendapatkan penjelasan yang lebih detail tentang data yang sudah didapat. 3) Membantu mengisi dokumen ISO perusahaan. c. Minggu ketiga 1) Melengkapi data yang sebelumnya 2) Melaksanakan tugas yang diberikan d. Minggu keempat 1) Melaksanakan tugas yang diberikan 2) Melengkapi data Tugas Akhir
C.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. Kebutuhan Bahan Baku Selama ini PT. Adikencana Mahkotabuana mempunyai jumlah commit to user persediaan bahan baku yang tidak terlalu banyak, karena perusahaan 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
baru akan melakukan pemesanan bahan baku jika ada permintaan produk dari konsumen. PT. Adikencana Mahkotabuana tidak menggunakan metode EOQ untuk mengendalikan persediaan bahan baku, tetapi hanya menggunakan perkiraan – perkiraan perhitungan manual saja. Metode EOQ ini dicoba diterapkan pada PT. Adikencana Mahkotabuana untuk mengendalikan persediaan bahan baku dan mengharapkan adanya hasil yang lebih efisien, baik untuk tingkat pembelian bahan baku, frekuensi pembelian, persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali. Berikut ini tabel jumlah kebutuhan bahan baku tahun 2011 : Tabel 3.4 Data Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2011 Bulan Jumlah Fibre (Karung/bale) Januari 863 Februari 788 Maret 906 April 868 Mei 886 Juni 848 Juli 750 Agustus 682 September 797 Oktober 851 November 832 Desember 824 9895 Total Sumber : Bagian Logistik PT.Adikencana Mahkotabuana
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pembelian Bahan Baku PT. Adikencana Mahkotabuana melakukan pembelian atas pemesanan bahan baku rata – rata 3 kali dalam sebulan, dengan frekuensi pemesanan tersebut, berarti pemesanan bahan baku dilakukan 36 kali dalam 1 tahun. Jumlah pembelian rata – rata : Q=
= Untuk
= 274.86 karung memenuhi
kebutuhan
bahan
baku
PT.
Adikencana
Mahkotabuana harus menanggung beberapa biaya persediaan yang meliputi biaya pesan dan biaya simpan. a. Biaya Pemesanan Biaya pemesanan tergantung jumlah frekuensi pembelian yang dilakukan yang secara otomatis mempengaruhi besarnya jumlah bahan baku yang dibeli. Biaya pemesanan yang ditanggung PT. Adikencana Mahkotabuana antara lain : 1) Biaya Telepon Biaya yang timbul dalam pemesanan yaitu salah satunya biaya telepon yang digunakan untuk pemesanan bahan baku. Biaya telepon ditetapkan perusahaan 10% dari total biaya telepon PT. Adikencana Mahkotabuana yaitu sebesar Rp. 3.110.000,00
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Biaya Fax Biaya fax pada dasarnya sudah menyatu dengan telepon, jadi biaya fax ini yang dihitung adalah dari biaya kertas yang dipakai untuk keperluan fax, yaitu Rp. 450.000,00
Tabel 3.5 Rincian Biaya Pemesanan PT. Adikencana Mahkotabuana Tahun 2011 No Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Biaya telepon Rp 3.110.000,00 2 Biaya fax Rp 450.000,00 TOTAL Rp 3.560.000,00 Sumber : Bagian Keuangan, PT. Adikencana Mahkotabuana
Jadi, biaya pemesanan sekali pesan adalah : S=
= = Rp. 98.888.88 b. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan karena perusahaan melakukan penyimpanan persediaan bahan baku. Biaya penyimpanan.
Biaya
penyimpanan
yang
ditanggung
PT.
Adikencana Mahkotabuana antara lain : 1)
Biaya listrik Biaya listrik gudang yang timbul akibat penggunaan gudang sebgai tempat commit penyimpanan to user bahan baku. Namun sebenarnya
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada gudang bahan baku PT. Adikencana Mahkotabuana ini tidak diperbolehkan menggunakan listrik sebagai penerangan, karena mengingat bahan baku yang mudah terbakar. Jadi penerangan hanya dipasang di bagian luar gudang. Biaya listrik gudang adalah sebesar 5% dari total biaya listrik perusahaan, jadi biaya listrik gudang adalah Rp 1.350.000,00 2)
Biaya pemeliharaan gudang Biaya ini timbul untuk memelihara gudang, seperti menjaga kebersihan dari kotoran dan lain sebagainya agar bahan baku tidak
rusak,
biaya
pemeliharaan
gudang
adalah
Rp.
3.250.000,00 3)
Biaya tenaga kerja Yang mengurusi atau mengelola di bagian gudang ada 3 orang karyawan, dan gaji karyawan gudang setiap orangnya adalah Rp 750.000,00 Tabel 3.6 Rincian Biaya Penyimpanan PT. Adikencana Mahkotabuana Tahun 2011 No Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Biaya listrik Rp 1.350.000,00 2 Biaya pemeliharaan Rp 3.250.000,00 gudang 3 Biaya tenaga kerja ( Rp 750.000,00 x 3 x 12) Rp 27.000.000,00 TOTAL Rp 31.600.000,00 Sumber : Bagian Keuangan, PT. Adikencana Mahkotabuana
Biaya Simpan Bahan Baku per unit atau per karung adalah :
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H=
= = Rp. 3193.53 / karung Jadi, biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan bahan baku adalah Rp. 3193.53 / karung. 3. Kebijakan Perusahaan PT. Adikencana Mahkotabuana baru melakukan pemesanan bahan baku setelah mendapat pesanan dari pelanggan. Dalam satu bulan biasanya benang sudah rutin dipesan oleh konsumen, tetapi ada juga pesanan benang yang dipesan tidak rutin, dan semua itu tergantung pada konsumen. Oleh karena itu frekuensi pemesanan bahan baku tiap bulannya rata – rata adalah 3 kali pemesanan. Hal ini menyebabkan kurang ekonomisnya biaya pemesanan yang dilakukan oleh PT. Adikencana Mahkotabuana. Hal tersebut dapat merugikan perusahaan karena harga bahan baku setiap saat akan mengalami kenaikan dan pada waktu tertentu perusahaan harus mengeluarkan biaya pemesanan bahan baku yang cukup tinggi. Total Biaya Persediaan Untuk memperhitungkan Total Biaya Persediaan telah diketahui : a) Total kebutuhan bahan baku (D)
9895 karung
b) Pembelian rata – rata bahan baku (Q)
274,86 karung
c) Biaya tiap kali pesan (S)
Rp. 98.888,88
commit d) Biaya simpan per tahun (H)to user
Rp. 3193,53 / karung
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Maka : TIC =
=
+
= Rp. 3.560.014,07 + 438.886,82 = Rp. 3.998.900,89 Jadi, Total biaya Persediaan yang harus ditanggung perusahaan selama 1 tahun adalah Rp. 3.998.900,89 4. Metode EOQ Untuk menentukan jumlah pembelian persediaan bahan baku yang paling ekonomis
pada PT.
Adikencana Mahkotabuana dapat
menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Metode ini digunakan untuk menentukan jumlah pembelian persediaan yang meminimumkan biaya langsung, penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan kembali. Langkah – langkah dalam metode EOQ yaitu sebagai berikut : a) Analisis besarnya persediaan barang yang optimal 1) Biaya simpan / unit (H)
Rp.
3193,53
2) Biaya pemesanan sekali pesan (S)
Rp. 98.888,88
3) Kebutuhan bahan baku selama 1 tahun (D)
9895 karung
Maka persediaan barang yang optimal adalah : Q* =
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= = = 782.81 karung Jadi pembelian bahan baku yang ekonomis untuk bahan baku baku serat fibre adalah 782,81 karung. b) Frekuensi pemesanan yang ekonomis untuk kebutuhan bahan baku selama tahun 2011 adalah sebagai berikut : Frekuensi Pemesanan Bahan Baku =
= = 12,64 (dibulatkan menjadi 13) Jadi frekuensi pemesanan bahan baku dilakukan 13 kali dalam 1 tahun. c) Total Biaya Persediaan atau TIC (Total Inventory Cost) Total biaya persediaan adalah jumlah persediaan meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan barang. Langkah – langkah menghitung total biaya persediaan dengan metode EOQ adalah sebagai berikut : 1) Biaya Simpan / unit (H) 2) Kebutuhan barang selama 1 tahun (D) 3) Biaya pesan sekali pesan (S)
Rp.
3193,53 9895 karung
Rp. 98.888,88
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4)
Persediaan optimal (Q*)
barang
728,81 karung
Maka : TIC = = = 1.249.991,88 + 1.249.963,61 = Rp. 2.499.955,49
d) Menentukan Persediaan Pengaman (Safety Stock) Kebutuhan perusahaan akan adanya barang tidak akan sama setiap bulannya, selain itu barang yang dipesan oleh perusahaan belum tentu selalu datang tepat pada waktunya. Hal ini perlu diantisipasi oleh manajemen perusahaan yaitu dengan menyediakan persediaan pengaman atau safety stock. Hal ini dimaksudkan agar konsumen tidak kecewa apabila barang yang digudang dalam keadaan kosong. Penentuan jumlah persediaan pengaman dilakukan dengan metode statistik yaitu dengan membandingkan pemakaian barang sesungguhnya dengan rata – rata pemakaian barang kemudian dicari berapa besarnya penyimpangan atau standar deviasi (SD). Standar Deviasi dapat dihitng dengan rumus sebagai berikut :
SD = commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.7 Perhitungan Standar Deviasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember JUMLAH
x 863 788 906 868 886 848 750 682 797 851 832 824 9895
274,86 274,86 274,86 274,86 274,86 274,86 274,86 274,86 274,86 274,86 274,86 274,86
x588.14 513,14 631,14 593,14 611,14 573,14 475,14 407,14 522,14 576,14 557,14 549,14 6596,68
345908,7 263312,7 398337,7 351815,1 373492,1 328489,5 225758 165763 272630,2 331937,3 310405 301554,7 3669404
SD =
=
=
= = 319,26 Dengan asumsi bahwa manajemen perusahaan menggunakan standart penyimpangan sebesar 5% dengan standart deviasi yaitu sebesar 1,65. Maka : Safety Stock (SS) = SD x Z = 319,26 x 1,65 commit to user = 526,77 (dibulatkan menjadi 527 karung)
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jadi persediaan bahan baku yang harus disediakan perusahaan sebagai persediaan pengaman sebesar 527 karung. e) Analisis Titik Pemesanan Kembali (Re Order Point) Re order point adalah saat pemesanan kembali bahan baku. Metode ini digunakan untuk menentukan saat pesanan kembali yang tepat, ketika perusahaan sudah harus mengadakan pemesanan kembali untuk material yang digunakan. Selama ini PT. Adikencana Mahkotabuana akan menerima bahan baku yang dipesan dalam waktu 4 hari setelah pemesanan, jadi lead time-nya 4 hari. Untuk menentukan re order point dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : ROP = (lead time x permintaan/pemakaian per hari) + safety stock Permintaan per harinya ( d ) dihitung dengan membagi permintaan tahunannya (D) dengan jumlah hari kerja dalam satu tahun : Jumlah permintaan dalam 1 tahun
: 9895
Jumlah hari kerja dalam 1 tahun
: 312 hari
Pemintaan rata- rata/hari (d) =
= = 31,71 = 32 karung (dibulatkan) Perhitungan titik pemesanan kembali Diketahui : d = permintaan/pemakaian per hari commit to user
32 karung
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
L = waktu tunggu
4 hari
Safety stock
527 karung
Maka : ROP = (L x d) + safety stock = (4 x 32) + 527 = 655 karung Jadi perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku kembali pada saat bahan baku berada pada tingkat sebesar 655 karung. 5. Perbandingan Persediaan Bahan Baku Antara Kebijakan Perusahaan dengan Menggunakan Metode EOQ Perbandingan persediaan bahan baku antara kebijakan perusahaan dengan menggunakan metode EOQ. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat dilihat perbandingan persediaan bahan baku antara kebijakan perusahaan dengan menggunakan EOQ. Adapun perbandingan tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3.8 Tabel Perbandingan Keterangan Pembelian rata – rata bahan baku Frekuensi pemesanan Total biaya persediaan Safety Stock Reorder Point
Kebijakan Perusahaan
Metode EOQ
Selisih
274,86 karung
782,81 karung
507,95 karung
36 kali
13 kali
23
Rp 3.998.900,89
Rp 2.499.955,49
Rp 1.498.945,4
-
527 karung 655 karung
-
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Pembelian rata – rata bahan baku dengan metode EOQ lebih efisien. Untuk bahan baku serat fibre dalam jumlah 782,81 karung dengan 13 kali pesan dalam 1 tahun dan hanya menghabiskan biaya persediaan sebesar Rp. 2.499.955,49 Jika dibandingkan dengan kebijakan perusahaan yang melakukan pemesanan sebanyak 36 kali dalam waktu 1 tahun dalam jumlah 274,86 karung yang menghabiskan biaya persediaan sampai dengan Rp. 3.998.900,89 maka dengan menggunakan metode EOQ perusahaan dapat menghemat biaya persediaan sebesar Rp. 1.498.945,4 b) PT.
Adikencana
Mahkotabuana
tidak
menetapkan
adanya
persediaan pengaman dalam kebijakannya. Sedangkan dengan metode EOQ perusahaan harus mengadakan persediaan pengaman untuk memperlancar proses produksi, dimana untuk bahan baku serat fibre sebesar 527 karung. c) Adanya titik pemesanan kembali dengan metode EOQ untuk mengantisipasi keterlambatan pengiriman bahan baku kembali pada saat persediaan bahan baku berada dalam jumlah 655 karung.
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab- bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengadaan persediaan bahan baku yang dilakukan PT. Adikencana Mahkotabuana selama ini belum menunjukkan biaya yang minimum dalam arti biaya persediaannya masih lebih besar dibandingkan dengan apabila perusahaan menerapkan pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Jumlah persediaan bahan baku fibre menurut kebijakan perusahaan adalah sebanyak 274,86 karung, sedangkan menurut metode EOQ jumlah pembelian bahan baku fibre yang optimal adalah sebanyak 782,81 karung. 2. Kebijakan perusahaan tentang pengadaan bahan baku belum dilakukan secara optimal, hal itu dapat diperoleh dari Total Biaya Persediaan (TIC) dengan menggunakan metode EOQ yang lebih kecil dari total biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan perusahaan yang jumlahnya adalah sebesar Rp. 3.998.900,89 sedangkan dengan menggunakan metode EOQ besarnya biaya persediaan adalah Rp. 2.499.955,49 sehingga terdapat selisih sebesar Rp. 1.498.945,4 3. Perusahaan belum menentukan besarnya safety stock, sedangkan menurut metode EOQ, besarnya safety stock (persediaan pengaman) commit to user yang harus disediakan oleh PT. Adikencana Mahkotabuana adalah 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebanyak 527 karung. PT. Adikencana Mahkotabuana seharusnya melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan bahan baku fibre sebanyak 655 karung.
B. SARAN Setelah melewati perhitungan – perhitungan dan menganalisis masalah yang dihadapi PT. Adikencana Mahkotabuana tersebut, maka penulis mengajukan saran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam kebijakan pengadaan bahan baku. Adapun saran – saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan seharusnya menerapkan metode EOQ dalam kebijakan pengadaan persediaan bahan baku karena dengan menggunakan metode EOQ perusahaan akan mendapatkan kuantitas pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya minimum dibandingkan kebijakan perusahaan sebelumnya. 2. Perusahaan seharusnya menentukan besarnya safety stock dan re order point dalam pengendalian persediaan bahan baku untuk melindungi atau menjaga kemungkinan kekurangan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan. 3. Dan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan bahan baku yang di pesan. Perusahaan sebaiknya menyediakan persediaan pengaman untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan sehubungan dengan penyediaan bahan baku, sehingga proses produksi tidak terganggu dan dapat berjalan lancar. commit to user
64