ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN NON BANK Raden Mas Gian Ismoyo Kusumo Dosen Pembimbing : Siti Mutmainah, SE., Msi., Akt.
ABSTRACT This study seeks to learn some fundamental variables that can be used as predictors short return on investment. The object of research used in this study is a non bank company incorporated in LQ 45 during the study peridoe 2009-2010. The variables studied were Profitability, Solvency, Liquidity, and Activities. Analytical techniques used in this study is the multiple linear regression. This study used quantitative method to financial statement of manufacturer industry that listed in in LQ 45 during the period 2009-2010. The total study sample was 30 companies comprised of 15 companies that are consistently incorporated in the 2 (two) period of observation in LQ 45 index and 15 non-banking company that is determined through purposive sampling. Method of hypothesis testing using different test t-test and multiple linear regression. Result of this study in line with the result of study by Restiyani (2006) which showed no significant difference between the stock return with the TAT variables significantly influence on stock returns. Although not found any significant relationship between stock returns to proxy for ROA, DER, CR on stock returns. The results of this study different from the results of research conducted by Widyarani (2006) and Ulupui (2006) which supports the existence of significant of stock returns, and some negative synergy hypothesis.
Key words: Profitability, Solvency, Liquidity, Activity, and Stock Return
1
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan kepemilikan perusahaan tersebut kepada masyarakat/publik (go public). Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat/publik. Keterlibatan masyarakat/publik dalam pasar modal adalah dengan cara membeli saham yang ditawarkan dalam pasar modal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi transaksi jual-beli dalam pasar modal layaknya pasar barang dan jasa pada umumnya. Pada dasarnya, pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pada analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Ang (1997) membagi rasio keuangan menjadi 5 rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio keuangan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan perusahaan serta untuk memprediksi return saham di pasar modal (Restiyani, 2006). Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini meliputi rasio likuiditas, leverages (solvabilitas), rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam suatu perseroan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik perusahaan. Menurut Machfoedz (1989) profitabilitas adalah hasil dari kebijakan dan keputusan yang diambil manajemen. Rasio profitabilitas pada penelitian ini diasosiaikan dengan rasio return on asset (ROA). Rasio Solvabilitas biasanya diasosiasikan dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Helfert (1998), DER adalah suatu upaya untuk memperlihatkan 2
proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan digunakan sebagai ukuran peranan hutang. Studi empiris mengenai hubungan DER dengan return saham digambarkan sebagai hubungan yang signifikan terhadap nilai return saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) dan Budi Prasetyo (2005). Rasio likuiditas sering diasosiasikan dengan Current Ratio (CR) suatu cara untuk menguji tingkat proteksi yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat pada kredit jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan (Helfert, 1997). Beberapa bukti empiris mengenai pengaruh CR terhadap return saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Menurut I.G.K Ulupui, CR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai return saham. Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam mengelola aktivanya. Jika perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva maka perusahaan akan membutuhkan biaya modal yang tinggi pula, hingga akhirnya menyebabkan laba menurun (Brigham, 1998). Rasio aktivitas sering diasosiasikan dengan Total Assets Turnover (TAT). Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva perusahaan. Studi empiris mengenai hubungan TAT dengan return saham digambarkan sebagai hubungan yang signifikan dengan return saham. Hasil penelitian ini didukung oleh Dian Restiyani (2006). Mengingat pentingnya faktor fundamental maka tidak mengherankan bila banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor fundamental yang dipandang mempengaruhi nilai return saham. Namun penelitian yang telah dilakukan tersebut banyak yang masih mengalami inkonsistensi satu dengan yang lainnya. Adanya inkonsistensi dalam penelitian tersebut menyebabkan munculnya research gap. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitan yang lebih lanjut mengenai pengaruh ROA, DER, CR, dan TAT terhadap return saham. 1.2
Perumusan Masalah
3
Penelitian yang dilakukan masih banyak yang mengalami inkonsistensi, beberapa diantaranya menggunakan variabel-variabel seperti ROA, CR, TAT, dan DER. Hal ini menimbulkan munculnya research gap yang membutuhkan penelitian yang lebih lanjut. Berdasarkan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya masih mengalami banyak perbedaan hasil satu dengan yang lainnya, maka dinilai perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh rasio profabilitas, solvabilitas, likuditas dan aktivitas sebagai rumusan landasan memperdiksi return saham. Variabel-variabel tersebut akan diuji, apakah akan berpengaruh terhadap nilai return saham, dalam sampel perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 selama periode pengamatan 2009-2010. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan pertanyaan penelitian yang akan diajukan adalah sebagai berikut: 1. Apakah return on asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham? 2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham? 3. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap return saham? 4. Apakah Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh terhadap return saham 1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh rasio profitabilitas yang diwakili oleh Return on Assets (ROA) terhadap return saham. 2. Untuk menganalisis pengaruh variabel solvabilitas yang diwakili oleh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham. 3. Untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas yang diwakili oleh Current Ratio (CR) terhadap return saham. 4. Untuk menganalisis pengaruh rasio aktivitas yang diwakili oleh Total Assets Turnover (TAT) terhadap return saham. Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi para investor, penelitian ini bisa dijadikan alat bantu analisis terhadap saham yang diperjualbelikan di bursa melalui variabel-variabel yang digunakan
4
dalam penelitian ini sehingga para investor dapat memilih pilihan investasi yang dinilai paling tepat. 2. Bagi masyarakat, penelitian ini bisa digunakan sebagai alat analisis untuk mengukur kinerja perusahaan-perusahaan yang didasarkan pada informasi laporan keuangan.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori Signaling Theory Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana informasi privat yang hanya dimiliki investor-investor yang hanya mendapat informasi saja. Hal tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham (Jogiyanto, 2000).
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut,
pelaku
pasar
terlebih
dahulu
menginterpretasikan dan
menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.
5
Secara garis besar signaling theory erat kaitanya dengan ketersediaan informasi. Berdasarkan informasi maka pasar modal dapat dibedakan menjadi (Jogiyanto, 2000): 1. Pasar modal bentuk lemah (weak form): pasar yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan informasi masa lalu. 2. Pasar modal bentuk setengah kuat: pasar yang harga-harga sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan. 3. Pasar modal bentuk kuat (strong form): pasar yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan secara penuh semua jenis informasi termasuk informasi privat. 2.1.1.
Saham Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu
atau institusi dalam suatu perusahaan (Ang, 1997). Menurut Brigham dan Houston (1999) saham adalah tanda kepemilikkan perusahaan, kepemilikkan saham biasanya disimbolkan dengan saham biasa (common stock). 2.1.2. Analisis Fundamental Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan kuat yang disebut nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada kondisi sekarang dan prospeknya pada masa yang akan datang. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk mengahasilkan keuntungan (return) yang diharapkan dengan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. 2.1.3. Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Weston dan Brigham (1990) adalah laporan yang disampaikan setiap tahun oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya yang terdiri dari laporan keuangan utama serta opini manajemen atas operasi tahun lalu dan prospek di masa yang akan datang. 2.1.4. Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi 6
tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2000). Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini sangat penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga digunakan sebagai landasan penghitungan return ekspektasi di masa yang akan datang. Adapun return saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Jogiyanto, 2000): ………………………………………………….(2.1) Dimana: Rt → Return saham pada hari ke t Pt → Harga penutupan saham pada hari ke t Pt-1→ Harga penutupan saham pada hari ke t-1 2.1.5. Rasio Keuangan Rasio keuangan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) jenis, yaitu: rasio likuditas (liquidity ratios), rasio aktivitas (activity ratios), rasio rentabilitas (profitability ratios), rasio solvabilitas (levareges ratios), dan rasio pasar (Ang, 1997). Dalam penelitian ini akan digunakan rasio return on assets/ROA (rasio profitabilitas), debt to equity ratio/DER (rasio solvabilitas), current ratio/CR (rasio likuiditas), total assets turnover/TAT (rasio aktivitas). 2.2.
Hipotesis Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham H 1 : Return on assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Return Saham
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham H 2 : Debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap return saham
Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham H3
: Current ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham.
7
Pengaruh Total Assets Turnover (TAT) terhadap Return Saham H4
: Total assets turnover (TAT) berpengaruh positif terhadap return saham.
3.
METODE PENELITIAN
3.1.
Penentuan Sampel dan Populasi
3.1.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang tidak seluruhnya diobservasi tetapi merupakan objek penelitian. Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah semua perusahaan non-bank yang go public di Bursa Efek Indonesia dan tergabung dalam indeks LQ 45. 3.1.2. Sampel Penelitian Sampel adalah objek yang diobservasi yang merupakan bagian dari populasi atau objek penelitian, dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai seluruh objek. Metode dalam pengumpulan sample pada penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling. Metode ini menciptakan kriteria-kriteria tertentu yang digunakan sebagai metode pengumpulan sample. 3.2.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel dependen yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah return
saham perusahaan non keuangan yang tergabung dalam indeks LQ 45. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 variabel yaitu Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Total Asset Turnover (TAT). 3.2.1. Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2000). Variabel return saham adalah variabel dependen pada penelitian ini. Disinyalir variabel return 8
saham dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Secara matematis return saham dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2000):
Rt
Pt Pt 1 …………………………………….........……..…………….(3.1) Pt 1
Dimana: Pt → harga saham penutupan bulanan ke-t
Pt-1 → harga saham penutupan bulanan ke t-1 3.1.2 Return on Asset (ROA) Rasio ROA digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. Rasio ROA mewakili rasio profitabilitas dalam penelitian ini. ROA didapatkan dengan cara membagi Net Income Afte Tax/NIAT (pendapatan bersih setelah pajak) dengan average total asset (rata-rata asset total). Secara matematis ROA dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997): ROA
NIAT ………..........…………………………………..……………(3.2) Total Assets
3.1.3 Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio DER digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. Rasio DER mewakili rasio leverage atau rasio solvabilitas. DER didapatkan dengan membandingkan nilai total hutang dengan total modal sendiri. Secara matemaris DER dituliskan dengan rumus berikut ini (Ang, 1997): ……..…………….....….......……………………………(3.3) 3.1.4 Current Ratio (CR) Rasio CR digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva lancar untuk menutupi kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) yang dimiliki perusahaan. Rasio CR mewakili rasio likuiditas dalam penelitian ini. CR didapatkan dengan cara
9
membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek). Secara matematis CR dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997): CR
AktivaLancar ……………………...........………….……………………(3.4) Kewajiban Lancar
3.1.5 Total Asset Turnover (TAT) Rasio TAT digunakan untuk mengukur tingkatan efisiensi penggunaan
seluruh aktiva untuk menghasilkan suatu tingkatan penjualan. Rasio TAT mewakili rasio aktivitas dalam penelitian ini. TAT didapatkan dengan membandingkan penjualan/pendapatan netto (penjualan/pendapatan bersih) dengan total aktiva/asset. Secara matematis TAT dituliskan dengan rumus sebagai berikut (Ang, 1997): ………………..………………………………(3.5) Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Variabel ROA, DER, CR, dan TAT Terhadap Return Saham
Independen Rasio keuangan (X) Profitabilitas
H3 (+)
H1 (+)
(ROA)
Solvabilitas
Independen Rasio keuangan (X)
(CR)
Dependen (Y) RETURN SAHAM H2 (-)
(DER)
Likuiditas
H4 (+)
Aktivitas TAT
4.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1.
Statistik Deskriptif
10
Penelitian ini pada prinsipnya ingin menguji pengaruh kinerja keuangan khususnya yang mencerminkan rasio fundamental seperi profitabilitas, solvabilitas, likuiditas dan aktivitas yang masing-masing diproksi dengan ROA, DER, CR dan TAT terhadap return saham perusahaan LQ 45 yang diperdagangkan di pasar modal. Sampel penelitian adalah perusahaan LQ 45 yang secara kontinu sejak tahun 2009 dan 2010 yaitu sebanyak 30 perusahaan. Dengan periode pengamatan selama 2 tahun berturut-turut, dan penelitian ini menggunakan data dalam bentuk penggabungan data, yaitu dengan menggabungkan pada tahun 2009 dan 2010 berturut-turut, Jadi dengan sampel sebanyak 30 perusahaan, maka data penelitian secara penggabungan data akan sejumlah 30 x 2 = 60 buah data. Deskripsi dari masing-masing variabel untuk masing-masing ukuran terlihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut ini, Tabel 4.1 Statistik Diskriptif N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
60
-26.7800
46.5700
13.2371
12.1013
DER
60
0.1700
7.2400
1.1192
1.0616
CR
60
0.2900
8.8400
2.4710
1.7162
TAT
60
0.1624
2.4400
0.8035
0.5163
RETURN
60
-0.3625
2.5227
0.7537
0.7530
Valid N (listwise)
60
Sumber : Output SPSS, Descriptive Statistics
11
4.2.
Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda.
Untuk mendapatkan model yang tepat, maka regresi linier berganda tersebut harus bebas dari masalah asumsi klasik. Untuk itu akan diuji terlebih dahulu mengenai tidak adanya penyimpangan terhadap asumsi klasik. 4.2.1 Uji Asumsi Klasik 1. Normalitas Normalitas data merupakan syarat mutlak sebuah data dapat dianalisis menggunakan
regresi.
Pengujian
normalitas
data
akan
dilakukan
dengan
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan normal P-P Plot. Data yang normal ditunjukkan dengan nilai uji Kolmogorov Smirnov yang memiliki signifikansi diatas 0,05. Sedangkan dengan uji PP Plot, data yang normal ditunjukkan dengan titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal (garis normal). Hasil pengujian normalitas secara univariate dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini Tabel 4.2 Uji Normalitas Univariate One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test RETURN N
60
DER
CR
TAT
60
60
60
60
0.754 13.237
1.119
2.471
0.803
Std. Deviation
0.753 12.101
1.062
1.716
0.516
Absolute
0.130
0.187
0.150
0.109
Normal Parametersa Mean
Most Extreme
ROA
0.123
12
Differences
Positive Negative
0.130
0.123
0.187
0.150
0.109
-0.069 -0.094
-0.186
-0.111
-0.107
Kolmogorov-Smirnov Z
1.008
0.954
1.450
1.161
0.848
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.262
0.323
0.030
0.135
0.469
a. Test distribution is Normal. Sumber : Output SPSS, One Sample K-S Hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap 60 data menunjukkan bahwa hanya variabel DER saja yang tidak berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov Smirnov tersebut lebih kecil dari 0,05. Untuk menghasilkan data yang berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan dengan mengeluarkan data-data outlier yang ditampilkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Uji Normalitas Univariate Setelah Mengeluarkan outlier RETURN ROA N
54
CR
TAT
54
54
54
54
0.745 12.931
0.981
2.540
0.734
Std. Deviation
0.790 11.305
0.626
1.599
0.386
Absolute
0.161
0.115
0.154
0.146
0.123
Positive
0.161
0.115
0.154
0.146
0.123
Normal Parametersa Mean
Most Extreme
DER
Differences
13
Negative
-0.080 -0.094 -0.097 -0.103 -0.069
Kolmogorov-Smirnov Z
1.183
0.846
1.130
1.073
0.905
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.122
0.472
0.155
0.200
0.387
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Output SPSS, One Sample K-S Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variable sudah berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05. Selain itu uji normalitas secara multivariate terhadap nilai residualnya. Hasil pengujiannya terlihat pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.4 sebagai berikut, Gambar 4.1 Uji Normalitas residual
Tabel 4.4 Uji Normalitas residual
14
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal
54 Mean
.0000000
Parametersa Std. Deviation Most Extreme
.71250038
Absolute
.126
Positive
.126
Negative
-.074
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
.924
Asymp. Sig. (2-tailed)
.360
a. Test distribution is Normal. Sumber: Output SPSS, One Sample K-S Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa model regresi memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov Smirnov tersebut lebih besar dari 0,05. Grafik PP Plot juga menunjukkan kecilnya penyimpangan yang tidak jauh dari garis diagonal. 2. Multikolinier Pengujian multikolinieritas dalam model regresi dilakukan dengan melihat nilai Tolerance VIF dari output regresi. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 atau
15
Tolerance yang lebih kecil dari 0,1 menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi. Nilai VIF dan Tolerance dari masing-masing variabel bebas terlihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 Pengujian multikolinieritas Collinearity Statistics Model Tolerance
VIF
ROA
.519
1.927
DER
.497
2.012
CR
.915
1.092
TAT
.642
1.558
Sumber : Output SPSS , Coefficient a Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari variable yang memiliki nilai lebih dari angka 10. Dengan demikian model regresi tersebut tidak masih memiliki masalah multikolinier. Dengan demikian model regresi tersebut sudah tidak memiliki masalah multikolinier. 3. Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Nilai Durbin Watson yang berada diantara nilai du dan 4 - du menunjukkan model yang tidak terkena masalah autokorelasi. Tabel 4.6 Pengujian autokorelasi Durbin Watson 16
Model Summaryb
Model
R
R Square
1
.431a
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.186
.120
.74101158
1.809
a. Predictors: (Constant), TAT, CR, ROA, DER b. Dependent Variable: RETURN Sumber: Output SPSS, Model Summary b
Du = 1,74
DW = 1,809
4-du = 2,26
Nilai DW yang diperoleh adalah sebesar 1,845. Nilai tabel du untuk k = 4 dan data sebanyak 34 diperoleh sebesar 1,74. Dengan demikian nilai DW = 1,809 berada diantara 1,74 dan 4 – du = 2,26. Hal ini berarti tidak ada masalah autokorelasi pada model regresi. 4. Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Scatterplot. Pola scatter plot yang tidak membentuk garis atau bergelombang menunjukkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian diperoleh terlihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut : Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
17
Sumber: Output SPSS, Scratter Plot Pola Scatter Plot menunjukkan data yang menyebar di bidang X dan Y. Dengan demikian maka dapa disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini memperkuat dugaan tidak adanya masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. 4.3 Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh antara variabel-varibel bebas terhadap variabel terikatnya Perhitungan analisis regresi ini menggunakan bantuan program SPSS versi 19. Hasil perhitungan regresi dari print out SPSS terlihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut , Tabel 4.7 Rekapitulasi hasil regresi
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error -.398
.495
ROA
.017
.012
DER
.354
.231
Beta
t
Sig.
-.803
.426
.241
1.347
.184
.280
1.533
.132
18
CR TAT
-.007
.067
-.014
-.104
.918
.811
.329
.396
2.464
.017
a. Dependent Variable: RETURN Sumber : Output SPSS, Coefficientsa Hasil tersebut dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut RETURN = -0,398 + 0,017 ROA + 0,354 DER - 0,007 CR + 0,811 TAT + e Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Koefisien variabel ROA adalah sebesar 0,017 dengan arah positif yang berarti bahwa perusahaan dengan ROA yang besar cenderung memiliki return saham yang lebih besar. 2. Koefisien variabel DER adalah sebesar 0,354 dengan arah positif yang berarti bahwa perusahaan dengan DER yang besar cenderung memiliki return saham yang lebih besar. 3. Koefisien variabel CR adalah sebesar -0,007 dengan arah negatif yang berarti bahwa perusahaan dengan CR yang besar cenderung memiliki return saham yang lebih rendah. 4. Koefisien variabel TAT adalah sebesar 0,811 dengan arah positif yang berarti bahwa perusahaan dengan TAT yang besar cenderung memiliki return saham yang lebih besar. 4.3.1 Uji Parsial (Uji t) Untuk melihat variabel-variabel mana yang memiliki pengaruh yang bermakna secara parsial terhadap harga saham sebagai berikut: 1.
Pengaruh ROA terhadap return saham Ho1 : b1=0
:
ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
19
Ha1 : b1 ≠0
:
ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil pengujian untuk variabel ROA memberikan hasil t hitung sebesar 1,347 dengan signifikansi sebesar 0,561. Nilai signifikansi sebesar 0,184 tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5%, ROA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini berarti Hipotesis 1 ditolak. 2.
Pengaruh DER terhadap return saham Ho3 : b3 =0
:
DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Ha3 : b3 >0 :
DER memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil pengujian untuk variabel DER memberikan hasil t hitung sebesar 1,533 dengan signifikansi sebesar 0,132. Nilai signifikansi sebesar 0,032 tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5%, DER tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini berarti Hipotesis 2 ditolak. 3.
Pengaruh CR terhadap return saham Ho2 : b3 =0
:
CR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Ha2 : b3 ≠0 :
CR memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil pengujian untuk variabel CR memberikan hasil t hitung sebesar
-
0,104 dengan signifikansi sebesar 0,589. Nilai signifikansi sebesar 0,918 tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5%, CR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. 4.
Pengaruh TAT terhadap return saham
20
Ho3 : b4 =0
:
TAT tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Ha3 : b4 >0 :
TAT memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil pengujian untuk variabel TAT memberikan hasil t hitung sebesar 2,464 dengan signifikansi sebesar 0,017. Nilai signifikansi sebesar 0,017 tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5%, TAT mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham dengan arah positif. 4.3.2 Uji Simultan (Uji F) Hasil pengujian model regresi secara simultan ditunjukkan dengan nilai F dari hasil pengujian. Nilai uji F terlihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut : Tabel 4.8 Pengujian secara simultan ANOVAb Sum of Model 1
Squares Regression
Df
Mean Square
6.155
4
1.539
Residual
26.906
49
.549
Total
33.061
53
F 2.802
Sig. .036a
a. Predictors: (Constant), TAT, CR, ROA, DER b. Dependent Variable: RETURN Sumber : Output SPSS, Anova
21
Diperoleh nilai F sebesar 2,804 dengan signifikansi sebesar 0,036. Nilai signifikansi sebesar 0,036 tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan menunjukkan bahwa model regresi ini memberikan makna terhadap pengaruh ROA, DER, CR dan TAT secara bersama-sama terhadap return saham. 4.3.3 Koefisien Determinasi Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Nilai koefisien determinasi dapat diperoleh dari nilai adjusted R2 yang terlihat pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Koefisien Determinasi
Model
R
1
.431a
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.186
.120
.74101158
1.809
a. Predictors: (Constant), TAT, CR, ROA, DER b. Dependent Variable: RETURN Sumber : Output SPSS, Coefficients Penelitian ini mendapatkan nilai adjusted R2 diperoleh sebesar 0,120. Hal ini berarti bahwa 12,0% return saham dijelaskan oleh variabel ROA, DER, CR dan TAT, sedangkan sebagian besar lainnya yaitu 88,0% return saham dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. 4.4 Pembahasan Berdasarkan pengujian t yang telah dilakukan, maka berikut ini adalah ringkasan hasil pengujian hipotesis : Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
22
Hipotesis
Hasil Uji
H1 ROA berpengaruh positif terhadap return saham.
Ditolak
H2 DER berpengaruh negatif terhadap return saham.
Ditolak
H3 CR berpengaruh positif terhadap return saham.
Ditolak
H4 TAT berpengaruh positif terhadap return saham.
Diterima
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, satu variabel yang berpengaruh terhadap return saham. Penjelasan dari masing-masing variabel diperoleh sebagai berikut. 1. Pengaruh ROA terhadap return saham Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,561 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardhiastari (2006), Natarsyah (2002), dan Ulupui (2005). ROA merupakan adalah satu rasio yang merupakan kabar baik bagi investor, dimana ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan laba perusahaan. Dengan demikian ROA yang semakin besar menujukkan bahwa perusahaan mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan yang dapat berimbas bagi keuntungan pemegang saham. Namun demikian beberapa investor nampaknya tidak menilai informasi dengan cepat sehingga secara umum ROA kurang berpengaruh signifikan. 2. Pengaruh DER terhadap return saham DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,132 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05.
23
Dengan demikian penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyarini (2006), dan Pasetyo (2005). DER merupakan rasio hutang yang secara umum mencerminkan tingkat kewajiban perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendek maupun jangka panjangnya, sehingga beberapa pihak investor merasakan bahwa DER yang besar dapat membebani keuangan perusahaan yang pada akhirnya dapat merugikan inevstor. Namun demikian kondisi yang berbeda juga dapat diperoleh dari investor dimana DER yang tinggi justru mencerminkan bahwa perusahaan sedang dalam pertumbuhan dimana perusahaan sangat memerlukan pendanaan yang besar yang lebih cepat diperoleh melalui kontrak hutang dengan pihak ketiga. Adanya pemahaman dan interpretasi dari investor mengenai peran DER bagi perusahaan menjadikan reaksi yang diberikan oleh investor dapat memiliki arah positif terhadap return saham. 3. Pengaruh CR terhadap return saham Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa CR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,918 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005) Nilai CR yang besar oleh perusahaan memiliki aset-aset lancar yang cukup besar yang dapat digunakan untuk menutup hutang-hutang jangka pendeknya. Namun demikian CR yang tinggi juga seringkali mencerminkan bahwa perusahaan terlalu banyak menumpukkan aset mereka pada kas, persediaan dan hutang lancar yang berarti bahwa perusahaan kurang mampu memutar aset-aset mereka. Kondisi ini terkadang tidak disukai investor. 4. Pengaruh TAT terhadap return saham Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa TAT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham dengan arah positif. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,017 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Dengan 24
demikian hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakuan oleh Restiyani (2006). Nilai TAT yang besar oleh perusahaan memiliki kemampuan untuk menjual produk-produk mereka dengan cepat. Dengan semakin cepatnya perputaran aset perusahaan hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki potensi yang besar untuk mendapatkan keuntungan dan mengalami pertumbuhan, sehingga hal ini dapat menarik minat investor. Kondisi demikian dapat mengakibatkan kenaikan harga saham.
5.
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan Kesimpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian yang dibahas pada bab
sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Variabel ROA diperoleh tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05. 2. Variabel DER diperoleh tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05. 3. Variabel CR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05. 4. Variabel TAT diperoleh memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Perusahaan dengan TAT yang lebih besar cenderung memiliki return saham yang lebih besar. 5.2.
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini pada prinsipnya terletak pada jumlah data
penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak meneliti seluruh perusahaan yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia. Hal ini terkait dengan syarat adanya konsistensi perusahaan yang masuk ke dalam LQ45 selama periode penelitian, dimana tidak banyak perusahaan yang sampelnya diperoleh. 25
Penelitian ini tidak menggunakan fakor fundamental lainnya seperti resiko sistematik yang sering kali berpengaruh secara langsung terhadap return saham. Selain itu, hanya menggunakan satu rasio saja sebagai variabel independen untuk mewakili setiap variabel profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan aktivitas.
5.3.
Saran Dengan
melihat
hasil penelitian sebagaimana dijelaskan pada
bab
sebelumnya, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dilihat bahwa para investor acap kali sering mengabaikan faktor-faktor ROA, DER, CR, dan TAT untuk melakukan transaksi saham. Harga saham yang terjadi fluktuatif sehingga akan menyebabkan return saham juga mengalami fluktuasi.
2. Dengan diperolehnya pengaruh TAT terhadap return saham, maka investor nampaknya perlu juga mempertimbangkan perusahaan yang konsisten mampu melakukan aktivitas dalam penjualan produk sebagai tujuan investasi. 3. Masih sedikitnya perusahaan yang secara kontinyu menjadi LQ 45 yang digunakan sebagai sampel maka dalam hal penelitian selanjutnya disarankan untuk tidak menggunakan syarat ada kontinyuitas sebagai sampel penelitian untuk mendapatkan sampel yang lebih banyak. 4. Perlunya penelitian yang lebih menyeluruh terhadap seluruh perusahaan yang go public. Dan perlunya faktor devidend yield untuk dipertimbangkan dalam variabel return saham. 5. Perlu
adanya
penelitian
yang
menggunakan
variabel-variabel
lain
yang
menggambarkan rasio profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan aktivitas yang pengaruhnya lebih relevan terhadap nilai return saham.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, N. 2003. "Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ." http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting Diakses tanggal 2 Agustus 2009 Ang, Robert. 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia Ardhiastari, Heidy. 2006. "Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan dan Resiko Sistematik Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saha-saham LQ 45 BEJ Periode 2002-2004)". Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Semarang
Brigham, E. F. and J. F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga Dariyus. 2004. "Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada PT. Astra Internasional." Diakses tanggal 5 September 2009, dari Jurnal Bisnis dan Strategi, Vol 8 Fabozzi, F. J. 1999. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19."Semarang: Badan Penerbit Undip Ghozali, I. 2009. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip Hardiningsih, Pancawati, L. Suryanto, A. Chariri. 2002. "Faktor Fundamental Dan Resiko Ekonomi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta: Studi Kasus Basic Industry & Chemical." Jurnal Bisnis dan Strategi, Vol 8 Helfert, E.A. 1997. Teknik Analisis Keuangan. Jakarta: Erlangga Husnan, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Jogiyanto, H.M. 2000. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Machfoedz, Mas'ud. Akuntansi Manajemen.1989. BPFE-Yogyakarta 27
Paramarta, W. A. 2007. "Pengaruh Beberapa Variabel Keuangan Terhadap Stock Return Pada Saham Blue Chip Di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2005." FORUM, vol. 5, No. 2 Prasetyo, T.B. 2005. "Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Masuk Indeks LQ 45 Periode 1999-2003)." Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro Prasetyo, M.A. 2006. "Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Faktor Makro Ekonomi Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Perbankan
Yang
Go
Public
di
BEJ)."
Skripsi
Tidak
Dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang Restiyani, D. 2006. "Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya di BEJ Periode 2001-2004)."
Skripsi
Tidak
Dipublikasikan,
Universitas
Diponegoro
Semarang Sartono, R.A., Drs, M.B.A. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE Suharli, M. 2003. " Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Food & Beverages)." Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol 7, No 5. Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio. Yogyakarta: BPFE Ulupui, I. G. K. 2006. "Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverages, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ)." dari internet http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting Diakses tanggal 31 Juli 2009 Widyarini, F. 2005. "Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Perusahaan Miscellaneous Industries Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003." Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang. 28