1
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM
Nur Syarifudin
[email protected]
Astri Fitria Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the influence of ROA, ROE, EPS and PER to the stock return at the retail trade companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange in the 2008 – 2011 period. The samples of this research are 5 retail trade companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange which are selected by using the purposive sampling. The multiple linier regressions is used as the analysis technique in this research in order to get a clear description related to the relation between one variable to another.The result of this research indicates that the ROA variable has a negative influence and not significant. And then, ROE, EPS, and PER have a positive but not significant to the stock return at the retail trade companies. Key words: Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS) and Price Earning Ratio (PER), Stock Return. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ROA, ROE, EPS dan PER terhadap return saham pada perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.Sampel dari penelitian ini adalah 5 perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dipilih secara purposive sampling. Teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ROA berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Sedangkan ROE, EPS dan PER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan retail trade. Kata kunci: Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER), return saham.
PENDAHULUAN Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke periode, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan dan semakin melunjaknya volume perdagangan saham. Seiring dengan pesatnya perkembangan tersebut, maka kebutuhan informasi yang relevan sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Pasar modal merupakan pasar yang dapat digunakan untuk memperoleh dana, baik dari dalam maupun luar negeri sebagai sarana meningkatkan kebutuhan jangka panjang perusahaan dengan menjual saham atau obligasi. Perdagangan surat berharga merupakan cara yang tepat untuk menarik dana masyarakat dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana tersebut adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk memperluas usahanya. Dijualnya saham di pasar modal berarti masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki dan mendapatkan keuntungan. Pasar modal
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
menghubungkan antara pemilik modal yang biasa disebut sebagai investor dengan peminjam dana yang disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Seorang investor membeli saham dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham atau deviden dimasa yang akan datang, sedangkan bagi para pemegang obligasi akan mendapatkan bunga serta pokok pinjaman yang akan dibayarkan dalam jangka waktu sesuai dengan kesepakatan. Investor harus berani menghadapi kenyataan bahwa apa yang akan terjadi di masa mendatang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Investasi di pasar modal memerlukan pertimbangan, perhitungan serta analisis secara cermat dan mendalam, dimana analisis tersebut dapat membantu investor menentukan pilihan saham yang akan dibeli. Strategi pemilihan saham merupakan strategi yang paling banyak digunakan oleh para investor untuk memilih saham yang terbaik. Dalam hal ini investor melakukan analisis terhadap saham-saham terbaik yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return dan risiko yang terbaik. Jika investor sudah menentukan untuk membeli saham tertentu sebagai investasi, maka harapan dari investasi tersebut adalah untuk mendapat keuntungan (capital gain) serta deviden yang akan dibayar oleh perusahaan yang bersangkutan. Untuk memperoleh return yang tinggi, seorang investor harus melakukan pertimbangan, serta analisis secara cermat terhadap informasi mengenai data perusahaan yang biasa disajikan dalam bentuk laporan keuangan dan rasio keuangan. Berbagai isu-isu yang berkembang di masyarakat dan transparancy dari pihak emiten juga dianggap penting dalam melakukan pertimbangan, karena hal tersebut merupakan salah satu penentu gerak dan perkembangan pasar modal. Kondisi perusahaan yang dinilai baik akan memberikan pandangan positif bagi para investor, hal ini dapat mengakibatkan naiknya harga saham karena meningkatnya permintaan saham tersebut dipasar modal. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil proses akuntansi yang digunakan sebagai alat mempermudah pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui data dan aktivitas perusahaan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang bersifat fundamental untuk menilai kinerja perusahaan yang baik. Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan. Dari laporan keuangan yang ada dapat diketahui beberapa informasi fundamental salah satunya adalah rasio keuangan yang dihubungkan dengan return saham. Rasio keuangan dapat membantu investor untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan, dengan melakukan analisis rasio keuangan investor akan memperoleh informasi tentang kondisi perusahaan dimasa sekarang, dimasa lampau dan bahkan dimasa yang akan datang. Rasio keuangan yang akan digunakan adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER). Return on Asset (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba (Prastowo 2005:91). Return on asset (ROA) merupakan salah satu bagian dari rasio profitabilitas dalam analisis laporan keuangan. Dharmastuti (dalam Patriawan,2011:20) Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba yang diperoleh dengan equitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini merupakan rasio yang sangat penting bagi para investor, calon investor, dan manajemen karena rasio ini merupakan ukuran dari shareholder. Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara jumlah pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar (Darmadji,2001:139). Semakin tinggi EPS maka semakin besar laba yang akan diterima pemegang saham. Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga perlembar saham (market price) dengan laba bersih perlembar saham (EPS). PER yang terlalu tinggi dianggap tidak menarik karena diperkirakan harga saham tidak akan naik lagi, yang artinya kemungkinan untuk mendapat capital gain akan lebih kecil (Hanafi dan Halim,2007:85).
2
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia? (2) Apakah Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia? (3) Apakah Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia? (4) Apakah Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. (2) Mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. (2) Mengetahui pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. (3) Mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Pasar Modal dan Investasi Menurut Husnan (2005:3) pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public authoritis, maupun perusahaan swasta. Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Komaruddin, 2004). Investasi di pasar modal atau bursa efek lebih berisiko dibanding dengan investasi tabungan dan deposito. Jika dikelola dengan baik dan hati-hati, maka investasi ini dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Pengalaman berinvestasi dipasar modal sangat penting untuk mengasah insting dalam berinvestasi. Para investor yang sudah berpengalaman di pasar modal lebih bijak dalam membuat keputusan yang tepat kapan harus membeli dan menjual efek. Investasi di pasar modal tidak dijamin oleh pemerintah sehingga investor dapat rugi bahkan rugi total karena sahamnya tidak memiliki nilai sama sekali. Semakin besar risiko investasi, maka semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh. Menurut Tandelilin (2001:5) alasan seseorang melakukan investasi antara lain: (1) Untuk Mendapatkan Kehidupan yang Lebih Layak di Masa Datang. (2) Mengurangi Tekanan Inflasi (3) Dorongan untuk Menghemat Pajak. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan, dengan membaca laporan keuangan dengan tepat, seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan menghasilkan keuantungan baginya (Harahap, 2008:105). Dari laporan keuangan akan diperoleh informasi yang dapat membantu untuk menilai kemampuan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, struktur modal perusahaan, keefektivan penggunaan aktivanya, laba yang diperoleh, membiayai operasi perusahaan tanpa menderita kerugian, dan kemampuan mendapatkan tambahan dana dari investor maupun kreditur. Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para pemakainya dalam
3
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan, dengan membaca laporan keuangan dengan tepat, seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya (Harahap, 2008:120). Menurut Djarwanto (2004:2-5) Pihak-pihak yang berkepentingan adalah: (a) Pimpinan perusahaan, (b) Pemilik perusahaan/pemegang saham, (c) Para kreditur, (d) Investor, (e)Pemerintah, (f) Karyawan dan serikat kerja, (g) Masyarakat umum, (h) Supplier, (i) Pelanggan/konsumen, (j) Analis pasar modal (k) Lembaga swadaya masyarakat. Dalam penyajian suatu informasi keuangan perusahaan, laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Harahap (2004:201-202), keterbatasan analisis laporan keuangan harus memperhatikan keterbatasan sebagai berikut: (a) Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, (b) Laporan keuangan yang menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini, (c) Laporan Keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua pihak, (d) Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternatif dari berbagai pilihan yang ada yang samasama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun aset, (e) akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material, (f) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil, (g) Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan, (h) Akuntansi didominasi informasi kuantitatif, Perubahan dalam tenaga beli uang jelas ada, akan tetapi hal ini tidak tergambar dalam laporan keuangan. Analisis Laporan Keuangan Menurut Hanafi dan Halim (2007:5) analisis laporan keuangan adalah analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan perusahaan. Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ketahun untuk mengetahui arah perkembangannnya (Djarwanto, 2004:59). Analisis laporan keuangan adalah penelaahan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan suatu perusahaan baik atau tidak. Menurut Hanafi dan Halim (2007:6) menguraikan tujuan dari analisis laporan keuangan yaitu: (a) Investasi pada saham, sertifikat saham merupakan kepemilikan suatu perusahaan. Investasi bisa membeli, menahan, dan kemudian menjual saham tersebut; (b) Pemberian kredit, analisis yang menjadi tujuan pokok adalah kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut; (c) Kesehatan pemasok (customer), apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya; (d) Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan, karyawan atau calon
4
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
karyawan memungkinkan akan tertarik menganalisis keuangan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan yang akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Beberapa faktor yang bisa dianalisis antara lain profitabilitas perusahaan kondisi keuangan perusahaan, dan kemampuan menghasilkan kas dari perusahaan (cash generatingability); (e) Pemerintah, bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi industri; (f) Analisis internal, pihak internal perusahaan sendiri (seperti pihak manajemen) akan memerlukan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana perkembagan perusahaan. Informasi semacam ini bisa digunakan sebagai basis evaluasi prestasi manajemen; (g) Analisis pesaing, kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini bisa dipakai untuk penentuan strategi harga, strategi merebut pangsa pasar, atau keputusan-keputusan lainnya; (h) Penilaian kerusakan, analisis perusahaan dipakai untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami oleh perusahaan. Menurut Harahap (2004:195-197) manfaat laporan keuangan yaitu sebagai berikut: (a) Memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa; (b) Menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit); (c) Mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keungan; (d) Membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan; (e) mengetahui sifat-sifat hubungannya yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilaporan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis; (f) Memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan; (g) menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria yang sudah dikenal dalam dunia bisnis; (h) membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal; (i) memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya, memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang. Rasio Keuangan Menurut Harahap (2008:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan denga pos lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan (berarti). Rasio bermanfaat untuk menganalisis laporan keuangan oleh investor karena rasio menyimpan informasi kritis dari kinerja ekonomi suatu perusahaan. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang ada dan dengan penyederhanaan ini investor dapat menilai secara cepat hubungan antar pos serta membandingkan dengan rasio lain sehingga investor dapat memperoleh informasi dan memberi penilaian. Menurut Mamduh (dalam Zuriyah,2010:23) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkupnya yaitu: (1) Rasio likuiditas, Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenui kewajiban jangka pendek. Rasio ini terbagi menjadi dua yaitu rasio lancar (current rastio) dan rasio cepat (quick ratio); (2) Rasio aktivitas, rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menggunakan asetnya dengan efisien. Rasio ini terbagi menjadi rata-rata umur piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva; (3) Rasio utang/laverage, rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi total kewajibannya. Rasio ini terbagi menjadi: rasio utang terhadap total aset, rasio times interest earned, dan rasio fixed charge coverage; (4) Rasio profitabilitas, rasio
5
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Rasio ini terbagi menjadi profit margin, return on asset, dan return on equity; (5) Rasio pasar, rasio ini digunakan untuk mengukur harga pasar saham perusahaan relatif terhadap nilai bukunya. Rasio ini terbagi menjadi PER (price earning ratio), EPS (earning per share), devidend yield, dan pembayaran deviden (devidend pay out ratio). Rasio Profitabilitas Menurut Prastowo (2005:91) Return on asset adalah mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk mempeoleh laba. Return On Assets (ROA) sering juga disebut sebagai Return On Investment (ROI). Semakin besar ROA maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Rasio ini merupakan rasio terpenting diantara rasio profitabilitas yang lainnya. Return on equity (ROE) ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus (Harahap, 2008:305). ROE merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kenerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan. Rasio Pasar Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Darmadji, 2001:139). Saham dengan return paling tinggi pada umumnya memiliki pendapatan yang lebih besar daripada yang diperkirakan, sedangkan saham dengan return paling rendah memiliki pendapatan di bawah perkiraan. Earning per share memiliki hubungan positif dengan harga saham, sehingga apabila jumlah earning per share meningkat maka harga saham juga akan meningkat begitu juga dengan tingkat pengembalian investasi, dan sebaliknya. Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio antara harga saham dengan pendapatan tiap lembar saham, dan merupakan indikator perkembangan perusahaan di masa mendatang. Perusahaan yang mempunyai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang lebih besar adalah perusahaan yang memiliki price earning ratio yang tinggi. Semakin tinggi rasio PER, semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan oleh pemodal. Apabila PER perusahaan tinggi, maka saham perusahaan dapat memberikan return yang tinggi bagi para investor. Return Saham Return adalah laba yang diperoleh dari suatu investasi. Return saham adalah tingkat keuntungan yang didapat oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya. Return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi (realized return) merupakan return yang sudah terjadi dan telah dihitung berdasarkan data historis serta digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Dalam melakukan investasi, investor selalu dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan dari suatu investasi, maka semakin besar pula risikonya, sehingga dapat dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan yang positif dengan risiko. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return relisasi (realized return). Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja keuangan dan berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa yang akan
6
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
datang. Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital again/loss tanpa memperhitungkan adanya dividend. Karena pada dasarnya dividen yang dibagikan nilainya lebih kecil dibandingkan dengan capital gain sehingga tidak terlalu berpengaruh. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap Return Saham Return on Assets (ROA), digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (return) dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Perusahaan yang memiliki nilai ROA tinggi akan menunjukkan gambaran kinerja perusahaan yang baik dan menunjukkan tingginya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Kinerja perusahaan yang semakin baik dan nilai perusahaan yang semakin meningkat akan memberikan kenaikan harga saham pada perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan berdampak kepada kenaikan return saham. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1: ROA mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Return Saham Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan modal yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai ROE maka akan menggambarkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Apabila perusahaan memiliki ROE yang tinggi, investor akan menganggap bahwa perusahaan telah menggunakan modalnya secara efisien. Perusahaan yang semakin efisien dalam menggunakan modalnya untuk menghasilkan laba akan memberikan harapan naiknya return saham yang dimilikinya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H2: ROE mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Earning per share merupakan salah satu rasio pasar (market ratio) yang diperoleh dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. EPS merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan perusahaan yang dibagikan untuk tiap lembar saham yang beredar. Semakin tinggi nilai EPS maka akan menggembirakan para pemegang saham karena menunjukkan semakin besar laba yang disediakan untuk para pemegang saham, sehingga harga saham akan naik dan pada akhirnya meningkatkan return saham. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H3: EPS mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Price earning ratio merupakan perbandingan harga pasar saham (market price) dengan EPS saham tersebut. PER dapat menjadi penentu harga saham karena dapat memprediksi perkembangan laba di masa mendatang. Apabila PER mengalami kenaikan maka harga saham juga akan mengalami kenaikan. Para investor melakukan analisis PER terhadap suatu saham karena rasio ini dapat menggambarkan kinerja perusahaan di masa akan datang dan karena para investor mengharapkan hasil yang maksimal dari investasi saham. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
7
8
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
H4: PER mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menganalisis data sekunder. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang menitik beratkan pada pengujian hipotesis disertai persamaan matematis dan statistik yang akan menghasilkan kesimpulan. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal yaitu suatu jenis penelitian yang meneliti tentang sebab-akibat dari suatu kejadian atau peristiwa dalam suatu objek penelitian. Populasi adalah kumpulan unit, elemen dan segala sesuatu yang memiliki ciri atau karakter tertentu. Dalam penelitian ini populasi yang akan diambil adalah perusahaan retail trade yang terdaftar di BEI. Dari populasi tersebut, penelitian ini akan menggunakan beberapa perusahaan untuk dijadikan sampel. Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah objek observasi yang merupakan bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi, dengan tujuan memperoleh gambaran dari seluruh objek. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling artinya sampel dari populasi yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan kehendaki peneliti, untuk menghindari kesalahan spesifikasi dalam penetuan sampel yang akan berpengaruh terhadap hasil analisa. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Saham yang tercatat di BEI pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011, (2) Perusahaan retail trade yang go publik dan telah terdaftar di BEI, (3) Perusahaan retail trade menerbitkan laporan keuangan secara berurutan selama periode tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011, (4) Perusahaan retail trade yang aktif memperdagangkan sahamnya selama periode tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011. Berikut nama dari perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut: (a) PT Ace Hardware Indonesia Tbk; (b) PT Catur Sentosa Adiprana Tbk; (c) PT Mitra Adiperkasa Tbk; (d) PT Matahari Putra Prima Tbk; (e) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. 1.
Variabel bebas / Variable Independent ( X ) : Variabel bebas adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain, namun variabel ini mempengaruhi besar-kecilnya variabel terikat. Variabel bebas dalam pengukuran return saham adalah sebagai berikut: a. Return on Asset ( ROA ) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih berdasarkan jumlah asset yang dimilikinya. ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi asset. ROA disebut juga dengan ROI (Hanafi dan Halim,2007:84). Laba bersih setelah pajak ROA=
x 100% Total Asset
9
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
b.
Return on Equity ( ROE ) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih berdasarkan modal saham yang dimilikinya, ROE ini digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal saham yang dioperasikan dalam perusahaan (Hanafi dan Halim, 2007:84). Laba bersih setelah pajak ROE=
x 100% Modal Saham
c. Earning Per share ( EPS ) Earning Per Share ( EPS ) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh perusahaan dengan jumlah lembar saham yang beredar. EPS merupakan rasio yang menunjukkan besarnya keuntungan (return) yang didapat pemegang saham perlembarnya (Darmadji, 2001:139). Laba bersih setelah pajak EPS= Jumlah saham yang beredar d. Price Earning Ratio ( PER ) Price Earning Ratio ( PER ) merupakan rasio yang biasa digunakan para investor untuk mengukur harga saham perlembar dengan laba perlembar saham. PER yang terlalu tinggi dianggap tidak menarik karena diperkirakan harga saham tidak akan naik lagi, yang artinya kemungkinan untuk mendapat capital gain akan lebih kecil (Hanafi dan Halim,2007:85). Disisi lain, semakin besar PER membuat investor semakin percaya. Harga saham perlembar PER= Laba perlembar saham 2.
Variabel terikat / Variable Dependent (Y) Variabel terikat adalah variabel yang tidak dapat bediri sendiri atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah return saham. Return saham dalam penelitian ini adalah harga saham saat ini dikurangi dengan harga saham periode sebelumnya dibanding dengan harga saham periode sebelumnya. Pt - Pt-1 Return saham= Pt-1 Teknik Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang pengaruh antara variabel Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham dengan menggunakan program SPSS. Sebelum melakukan uji regresi linier berganda, peneliti harus melakukan uji asumsi klasik untuk mendapat hasil yang terbaik.Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Metode analisis penelitian ini dengan persamaan regresi linier berganda, yaitu: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
Dalam hal ini: Y a b1,b2,.,bn X1 X2 X3 X4 e
: return saham : konstanta : koefisien regresi prediktor X1 : ROA : ROE : EPS : PER : faktor pengganggu
Pengujian Hipotesis Secara statistik, ketepatan fungsi regresi sampel setidaknya dapat diukur dari, nilai statistik F dan nilai satistik T. Apabila uji nilai statistik berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak) maka perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik. Sebaliknya, jika uji nilai statistik berada dalam daerah dimana H 0 diterima disebut tidak signifikan. 1)
Global Test (Uji statistik F) Uji global atau Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen (ROA, ROE, EPS, dan PER) secara bersama (simultan) terhadap variabel dependen (Return saham). Merumuskan Hipotesis (H0) yang berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama (simultan). Adapun kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi α=5% yaitu sebagai berikut: (a) Jika p-value (pada kolom sig.) > level of significant (0,05) maka H0 diterima yang berarti ROA, ROE, EPS dan PER tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Santoso, 2009:331), (b) Jika p-value (pada kolom sig.) < level of significant (0,05) maka H0 ditolak yang berarti ROA, ROE, EPS dan PER signifikan terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Santoso, 2009:331). 2)
Individual Test (Uji Statistik T) Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel bebas (ROA, ROE, EPS & PER) terhadap variabel terikat (Return saham) secara terpisah (parsial) serta menerima atau menolak hipotesis. Merumuskan hipotesis H1 diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Adapun kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant α = 0,05 sebagai berikut: (1) Jika p-value (pada kolom sig.) > level of significant (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel terikat pada perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Santoso, 2009:331), (2) Jika p-value (pada kolom sig.) < level of significant (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap varibel terikat pada perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Santoso, 2009:331). Koefisien Determinasi (R2) Dalam Ghozali (2007:97), koefisien determinasi (R2) diukur untuk mengetahui sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi yang biasanya diberi simbol R2 menunjukkan hubungan pengaruh antara dua variabel yaitu variabel independen (ROA, ROE, EPS dan PER) dan variabel dependen (return saham) dari hasil perhitungan tertentu. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Perusahaan retail trade adalah suatu perusahaan yang operasi utamanya membeli suatu barang, baik dengan cara
10
11
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
mengimpor barang ataupun membeli langsung melalui produsen utama untuk dijual kembali kepada konsumen akhir. Dari total keseluruhan perusahaan yang ada yakni 19 perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperoleh 5 perusahaan sesuai kriteria yang telah ditetapkan untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Statistik Deskriptif Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu ROA, ROE, EPS dan PER sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah return saham. Tabel 1 Analisis Deskriptif N
Descriptive Statistics Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
20
-2.32
25.55
9.4395
8.33992
ROE
20
-7.75
30.11
14.8840
10.51443
EPS
20
-42.04
1040.18
1.11362
226.52704
PER
20
-8.56
282.80
28.4300
60.87684
RETURNSAHAM
20
-.48
3.31
.4145
.85494
Valid N (listwise)
20
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian ini meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi untuk masing-masing variabel. Jumlah pengamatan pada perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 dalam penelitian ini sebanyak 20 data. Mean atau rata-rata return saham sebesar 0,414 atau 41,4%. Return saham terendah (minimum) adalah -0,48 atau 48% dan return saham tertinggi (maksimum) 3,31 atau 331%. Dari data di atas dapat diketahui bahwa return saham secara rata-rata (mean) mengalami perubahan return positif dengan rata-rata return saham sebesar 41,4%. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode tahun 2008 sampai dengan 2011, secara umum harga saham perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Standar deviasi return saham sebesar 85,4% yang melebihi nilai rata-rata return saham sebesar 41,4%. Besarnya simpangan data menunjukkan tingginya fluktuasi data variabel return saham selama periode pengamatan. Dengan demikian dapat disimpulkan data pada variabel Return saham tidak bagus. Variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar -232% dan terbesar (maksimum) adalah 2.555%. Rata-rata (mean) dari Return On Asset (ROA) adalah 944% dengan nilai standar deviasi sebesar 834%. Melihat besarnya nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-ratanya maka data yang digunakan dalam variabel ROA mempunyai sebaran yang kecil. Dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data yang bagus. Variabel Return On Equity (ROE) memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar -775% dan terbesar (maksimum) adalah 3.011%. Rata-rata (mean) dari Return On Equity (ROE) adalah 1.488% dengan nilai standar deviasi sebesar 1.051%. Dengan melihat besarnya nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-ratanya maka data yang digunakan dalam variabel ROE
12
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
mempunyai sebaran yang kecil. Dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data yang bagus. Variabel Earning per Share (EPS) memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar -4.204% dan terbesar (maksimum) adalah 104.018%. Rata-rata (mean) dari Earning per Share (EPS) adalah 111% dengan nilai standar deviasi sebesar 22.652%. Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel Earning per Share (EPS) memiliki sebaran yang sangat besar, karena standar deviasi lebih besar dari nilai mean-nya. Dapat disimpulkan data pada variabel EPS tidak bagus. Variabel Price Earning Ratio (PER) memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar -856% dan terbesar (maksimum) adalah 28.280%. Rata-rata (mean) dari Price Earning Ratio (PER) adalah 2.843% dengan nilai standar deviasi sebesar 6.087%. Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel Price Earning Ratio (PER) memiliki sebaran yang sangat besar, karena standar deviasi lebih besar dari nilai mean-nya. Dapat disimpulkan data pada variabel PER tidak bagus. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Hasil uji normalitas menunjukkan data terdistribusi secara normal karena distribusi data residualnya terlihat menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya. Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 2,091. Dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi negatif dalam model regresi, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (berada di daerah keragu-raguan). Uji Multikolinieritas Dari hasil penujian menunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10, dengan demikian dalam model ini tidak ada masalah multikolinieritas. Uji Heteroskedastisitas Dari gambar haasil output SPSS menunjukkan sebaran titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi layak untuk digunakan. Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 2 Hasil Perhitungan Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B 1
Std. Error
(Constant)
-.255
.410
ROA
-.064
.044
ROE
.075
EPS PER
T
Sig.
Beta -.623
.543
-.620
-1.442
.170
.036
.924
2.073
.056
.001
.001
.273
1.212
.244
.001
.003
.092
.384
.706
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber: Hasil Output SPSS
Dengan melihat tabel hasil output SPSS, dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
13
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
Return Saham = -0,255 – 0,064ROA + 0,075ROE + 0,001EPS + 0,001PER Persamaan regresi di atas mempunyai makna sebagai berikut:
1.
Nilai konstanta sebesar -0,255 menunjukkan bahwa, apabila variabel ROA, ROE, EPS dan PER = 0 maka besarnya return saham yaitu sebesar -0,255 satuan. 2. Nilai ROA adalah sebesar -0,064. Nilai koefisien yang negatif menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap return saham pada perusahaan retail trade yang terdaftar di BEI. Setiap penambahan ROA sebesar 1%, maka akan menurunkan return saham sebesar -0,064. 3. Nilai ROE adalah sebesar 0,075. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan retail trade yang terdaftar di BEI. Setiap penambahan ROE sebesar 1%, maka akan meningkatkan return saham sebesar 0,075. 4. Nilai EPS adalah sebesar 0,001. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan retail trade yang terdaftar di BEI. Setiap penambahan EPS sebesar 1%, maka akan meningkatkan return saham sebesar 0,001. 5. Nilai PER adalah sebesar 0,001. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa PER berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan retail trade yang terdaftar di BEI. Setiap penambahan PER sebesar 1%, maka akan meningkatkan return saham sebesar 0,001. Pengujian Hipotesis 1. Uji F (Simultan) Berikut tabel hasil output SPSS: Tabel 3 Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
3.830
4
.958
Residual
10.057
15
.670
Total
13.887
19
F 1.428
Sig. .273a
a. Predictors: (Constant), PER, EPS, ROA, ROE b. Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber: Hasil Output SPSS
Dari hasil SPSS pada tabel diatas dapat diketahui secara bersama-sama variabel independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dibuktikan dari nilai F adalah 1,428 dengan nilai signifikan sebesar 0,273 > 0,05 maka H 0 diterima dan H1 ditolak yang artinya variabel bebas secara bersamaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. ROA, ROE, EPS dan PER secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan retail trade yang terdaftar di BEI. Tidak signifikannya variabel independen terhadap variabel dependen dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kondisi sosial, politik, ekonomi Indonesia yang tidak stabil dan pasar modal di Indonesia (Bursa Efek Indonesia) masih bersifat weak form efficient yakni keadaan dimana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga di waktu lampau, sehingga harga saham yang terbentuk bukan berdasarkan informasi yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan tetapi lebih dipengaruhi oleh gerakan harga historis (kekuatan permintaan dan penawaran harga saham). Adanya kemungkinan praktek window dressing terhadap laporan keuangan yang disajikan agar
14
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
kinerja perusahaan tampak lebih baik yang berakibat investor kurang percaya karena informasi tersebut seringkali tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. 2.
Uji T (Parsial) Hasil perhitungan analisis regresi untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Hasil Uji Parsial (Uji T) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) -.255 .410 ROA -.064 .044 -.620 ROE .075 .036 .924 EPS .001 .001 .273 PER .001 .003 .092 a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
T
-.623 -1.442 2.073 1.212 .384
Sig.
.543 .170 .056 .244 .706
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari hasil analisis regresi diatas, menunjukkan keempat variabel independen yaitu ROA, ROE, EPS dan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu return saham, dengan tingkat signifikansi masing-masing 0,170, 0,056, 0,244 dan 0,706. Hal ini dikarenakan nilai Sig t variabel ROA, ROE, EPS dan PER lebih besar dari tingkat signifikasi sebesar 0,05. a)
Uji parsial Pengaruh ROA terhadap return saham Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,170. Nilai signifikansi lebih besar dari 5% dan nilai koefisien ROA sebesar -1,442 maka hipotesis ditolak berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Return On Asset terhadap variabel return saham perushaan retail trade yang terdaftar di BEI. Akan tetapi ada pengaruh negatif antara ROA dan return saham. Hasil ini menunjukkan bahwa besarnya ROA yang dihasilkan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kondisi ini mendukung hasil penelitian Turyanto (2011) dan Arista (2012) yang menyatakan bahwa ROA tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Namun penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Prihantini (2009) yang menyatakan bahwa makin tinggi profitabilitas suatu perusahaan yang dapat diukur dari nilai ROA maka akan menyebabkan return saham yang semakin tinggi pula. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para investor tidak semata-mata menggunakan ROA sebagai ukuran dalam menilai kinerja perusahaan untuk memprediksi return saham perusahaan retail trade yang terdaftadi BEI. b)
Uji parsial Pengaruh ROE terhadap return saham Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,056. Nilai signifikansi lebih besar dari 5% dan nilai koefisien ROE sebesar 2,073 maka hipotesis ditolak berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Return On Equity terhadap variabel return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di BEI. Hasil ini menunjukkan bahwa besarnya ROE yang dihasilkan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kondisi ini mendukung hasil penelitian Turyanto (2011) yang menyatakan bahwa ROE tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Namun penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Zuriyah (2010) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham.
15
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya ROE perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di BEI. Hal ini bertentangan dengan teori bahwa Tinggi rendahnya Return on Equity akan mempengaruhi tingkat permintaan saham tersebut di bursa dan harga jualnya, dimana para pemegang saham pada umumnya ingin mengetahui tingkat probabilitas modal saham dan keuntungan. c)
Uji parsial Pengaruh EPS terhadap return saham Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,244. Nilai signifikansi lebih besar dari 5% dan nilai koefisien EPS sebesar 1,212 maka hipotesis ditolak berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Earning Per Share terhadap variabel return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di BEI. Hasil ini menunjukkan bahwa besarnya EPS yang dihasilkan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kondisi ini mendukung hasil penelitian Turyanto (2011) dan Arista (2012) yang menyatakan bahwa EPS tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Zuriyah (2010) menunjukkan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini bertentangan dengan teori yang mendasarinya bahwa semakin tinggi nilai EPS maka akan menggembirakan para pemegang saham karena menunjukkan semakin besar laba yang disediakan untuk para pemegang saham, sehingga harga saham akan naik dan pada akhirnya meningkatkan return saham. d)
Uji parsial Pengaruh PER terhadap return saham Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,706. Nilai signifikansi lebih besar dari 5% dan nilai koefisien PER sebesar 0,384 maka hipotesis ditolak berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Price Earning Ratio terhadap variabel return saham perusahaan retail trade yang terdaftar di BEI. Hasil ini menunjukkan bahwa besarnya PER yang dihasilkan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kondisi ini mendukung hasil penelitian Padan (2012) yang menyatakan bahwa PER tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Namun penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Zuriyah (2010) menunjukkan bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap return saham. . Hasil ini bertentangan dengan teori yang mendasarinya bahwa PER dapat menjadi penentu harga saham karena dapat memprediksi perkembangan laba di masa mendatang. Apabila PER mengalami kenaikan maka harga saham juga akan mengalami kenaikan yang kemudian akan berdampak pada return saham. Koefisien Determinasi (R2) Nilai Adjusted R-square yang diperoleh dari hasil analisis disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5 Hasil Perhitungan koefisien Determinasi Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of l Square the Estimate 1 .525a .276 .083 .81883 a. Predictors: (Constant), PER, EPS, ROA, ROE b. Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber: Hasil Output SPSS
DurbinWatson 2.091
Berdasarkan hasil output, diperoleh hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini (adjusted R 2) adalah sebesar 8,3%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel ROA, ROE, EPS dan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
PER terhadap return saham pada perusahaan retail trade yang terdaftar di BEI dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 8,3% dan sisanya sebesar 91,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak mencapai 50% karena hanya digunakan empat variabel independen dari faktor internal saja dalam penelitian ini. Sementara diketahui banyak sekali variabel independen yang dapat mempengaruhi variabel dependen, hal ini sesuai dengan teori Ang (dalam Aziz,2012:83) yang mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi return suatu investasi yaitu pertama, faktor internal perusahaan seperti kualitas dan reputasi manajemennya, struktur permodalannya, struktur hutang perusahaan, aset, harga saham dan lain sebagainya. Dalam hal ini variabel independen yang digunakan merupakan variabel internal yakni ROA, ROE, EPS dan PER. Kedua adalah menyangkut faktor eksternal, misalnya pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya, faktor sosial, faktor politik, faktor ekonomi misalnya terjadinya inflasi, dan lain sebagainya. Banyak faktor yang bisa menjadi variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen terutama dari segi eksternal perusahaan. Adanya kemungkinan praktek window dressing terhadap laporan keuangan yang disajikan agar kinerja perusahaan tampak lebih baik yang berakibat investor kurang percaya karena informasi tersebut seringkali tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Pasar modal di Indonesia masih bersifat weak from efficient yakni keadaan dimana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga di waktu lampau sehingga harga saham yang terbentuk bukan berdasarkan informasi yang sebenarnya dari kondisi perusahaan tetapi lebih dipengaruhi oleh gerakan harga historis. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) ROA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan retail trade, (2) ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan retail trade, (3) EPS secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan retail trade, (4) PER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan retail trade, (5) Tidak signifikannya ROA, ROE, EPS dan PER secara parsial terhadap return saham kemungkinan disebabkan oleh keadaan pasar modal di Indonesia yang masih bersifat weak form efficient. Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Keterbatasan dalam penelitian ini adalah hanya menggunakan 4 variabel independen. Apabila variabelnya ditambah, (2) Penelitian ini yang dijadikan sampel hanya perusahaan disektor retail trade, (3) Pengujian hanya dilakukan pada empat periode waktu yang terbatas yaitu periode 2008 sampai dengan 2011. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan topik yang sama dengan memperbanyak jumlah sampel, jumlah variabel independen dan periode penelitian terbaru sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arista, D. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan 3 (1): 1-15. Aziz, N.S. 2012. Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Makassar: FE dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Darmadji, T. 2001. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
16
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 (2013)
Djarwanto, Ps. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Hanafi, M dan A.Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: YKPN. Harahap, S.S. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Harjito, D.A dan R. Aryayoga. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Fenomena 7 (1): 13-21. Husnan, S. 2005. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi keempat. Yogyakarta: YKPN. Padan, P.W. 2012. Pengaruh Informasi Keuangan Terhadap Return saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin. Patriawan, D. 2011. Analisis Pengaruh EPS, ROE, dan DER Terhadap Harga Saham. Skripsi. Semarang: FE Universitas Diponegoro. Prastowo, D. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: YKPN. Prihantini, R. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap Return Saham. Tesis. Semarang: FE Universitas Diponegoro. Santoso, S. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Paranetik. Jakarta: Elex Media Komputindo. Tandelilin, E. 2001. Analisis kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan keempat. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Zuriyah. 2010. Analisis Pengaruh ROA, ROE, EPS dan PER Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Surabaya: Stiesia.
17