ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STARBUCKS CARD PADA PELANGGAN STARBUCKS COFFEE INDONESIA Mahdalena Moniaga1, Sevenpri Candra2 School of Business Management - BINUS University/ 021 534 5830/ 2
[email protected] 1 ;
[email protected]
Abstrak TUJUAN PENELITIAN, untuk mengidentifikasi pengaruh penggunaan Starbucks Card terhadap minat pelanggan. Untuk memastikan efek kegunaan yang dirasakan (Perceived Usefulness), kemudahan penggunaan (Perceived Ease Of Use), kepercayaan diri (Perceived Self-Efficacy), kredibilitas (Perceived Credibility), risiko (Perceived Risk) yang dirasakan pelanggan dengan menggunakan Theory Acceptance Model (TAM). METODE PENELITIAN dilakukan di Starbucks Wisma BNI 46. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada Juni 2013 hingga Juli 2013. Dengan melakukan online survey kepada pengguna Starbucks Card di Wisma BNI 46. ANALISIS yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Untuk mengetahui antar hubungan antar variabel dilakukan uji korelasi dan analisa pengaruh terhadap seluruh variabel. HASIL YANG DICAPAI kegunaan yang dirasakan (Perceived Usefulness), kemudahan penggunaan (Perceived Ease Of Use), kepercayaan diri (Perceived Self-Efficacy) memiliki pengaruh kuat terhadap minat pelanggan (Customer’s Intention to Use) untuk menggunakan Starbucks Card pada Starbucks Wisma BNI 46. Sedangkan kredibilitas (Perceived Credibility) kurang memiliki pengaruh yang kuat terhadap minat pelanggan (Customer’s Intention to Use) untuk menggunakan Starbucks Card pada Starbucks Wisma BNI 46. SIMPULAN variabel kegunaan yang dirasakan (Perceived Usefulness) dan kemudahan penggunaan (Perceived Ease Of Use) mempunyai pengaruh paling besar terhadap minat pelanggan (Customer’s Intention to Use) untuk menggunakan Starbucks Card pada Starbucks Wisma BNI 46. Sebaian besar pengguna SC pada Starbucks Wisma BNI 46 adalah wanita pada usia 21 – 30 tahun dengan latar belakang pendidikan S1. Bekerja sebagai karyawan swasta dan pengeluaran tiap bulan sebesar Rp 2.000.000,- s.d Rp 7.000.000,MM
Kata Kunci : Radio Frequency Identification (RFID), Theory Acceptance Model (TAM), Regresi Berganda
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Radio Frequency Identification (RFID) merupakan salah satu teknologi pertumbuhannya
paling
populer.
Contohnya,
semakin
banyak
organisasi
mengembangkan dan menerapkan sumber daya untuk implementasi sistem RFID (Lee et al., 2008) Mengadopsi dan implementasi teknologi yang sesuai telah menjadi suatu daya saing bagi organisasi. Pada tanggal 31 mei 2013 Starbucks Indonesia selaku pelaku industri food and beverages (F&B) dengan total 151 gerai baru saja meluncurkan Starbucks Card atau SC (Antara, 2013). SC sendiri mengadopsi teknologi RFID didalamnya, kegunaan SC sendiri sebagai alat transaksi untuk pelanggan saat berbelanja diseluruh gerai Starbucks Indonesia. Pada hari pertama peluncuran SC dari lima besar dengan aktifasi tertinggi peringkat pertama ditempati oleh DKI Jakarta sebesar 63.9% diikuti oleh Jawa barat sebesar 8.72%, Jawa Timur 8.37%, Banten 7.6%, dan Bali 3.22% . Berikut data keseluruhan aktifasi pada hari pertama peluncuran SC :
Gambar 1.2 Sebaran wilayah pada peluncuran perdana SC Sumber : (PT. Sari Coffee Indonesia, 2013) 2
Identifikasi dan Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penggunaan SC terhadap minat pengguna untuk memastikan efek kegunaan yang dirasakan (Perceived Usefulness), kemudahan penggunaan (Perceived Ease Of Use), kepercayaan diri, kredibilitas, risiko yang dirasakan pelanggan di Starbucks Wisma BNI 46 Jakarta. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai yang mempengaruhi individu dalam penggunaan teknologi RFID sudah pernah dilakukan sebelumnya pada industri perhotelan (Ozturk, 2010). Teori yang digunakan adalah Theory of Reasoned Action (Fishbein & Ajzen, 1980) dan Technology Acceptance Model (Davis, 1989)
Penelitian terdahulu yang dilakukan Ozturk (2010) berbeda dengan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada industri makanan dan minuman yang ada diwilayah DKI Jakarta sedangkan Ozutrk (2010) penelitiannya dilakukan pada industri perhotelan di Amerika. Selain itu penelitian ini untuk mengidentifikasi Cashless pada Starbucks. Hal ini menarik karena Starbucks Indonesia baru mengadopsi SC pada 2013 sedangkan Starbucks Amerika sudah mengadopsi pada 2008.
Hasil penelitian yang dilakukan Ozturk (2010) membutikan bahwa Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use ,dan Percieved Risk memberikan hasil signifikan yang positif terhadap individu dalam penggunaan RFID pada industri perhotelan. Percieved Creditibility memberikan hasil signifikan negatif Sedangkan Perceived Self-Efficacy tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap individu dalam penggunaan RFID pada industri perhotelan.
3
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di DKI Jakarta, karena merupakan provinsi dengan aktifasi tertinggi pada peluncuran perdana. Dengan peringkat gerai Starbucks DKI Jakarta dengan aktifasi SC tertinggi pada hari pertama peluncuran (31 Mei 2013) yaitu Starbucks Wisma BNI 46 dengan 372 aktifasi. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada Juni 2013 hingga Juli 2013. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Riset deskriptif
merupakan
menggambarkan
jenis
sesuatu.
penelitian
Riset
bertujuan
deskriptif
untuk
ditandai
menjelaskan
dengan
atau
pendeskripsian
permasalahan yang jelas, hipotesis yang spesifik dan detail mengenai informasi yang dibutuhkan . Penelitian ini menggunakan Online Survey sebagai metode pengumpulan data. Metode Online Survey untuk melihat faktor yang mempengaruhi individu pada penggunaan teknologi RFID pada SC di DKI Jakarta adalah dengan menggunakan desain cross –sectional Desain cross sectional adalah metode pengumpulan data dimana informasi yang dikumpulkan hanya pada satu saat tertentu . Teknik Sampel Dalam penelitian ini digunakan teknik probability sampling – simple random sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel secara random / acak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur / anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel Populasi dari penelitian ini adalah 372 pengguna SC pada peluncuran perdana SC yang ada di Starbucks Wisma BNI 46. Starbucks Wisma BNI 46 dipilih karena merupakan gerai dengan aktifasi tertinggi pada peluncuran perdana 31 Mei dengan 372 aktifasi.
4
Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, menurut Sanusi (2011, p101) sebagi berikut :
n
=
N 1+ N.α2
=
372
= 192.81 dibulatkan 193 orang
1 + 372.(0.05)2
Analisis Data Untuk pernyataan penelitian menggunakan regresi linear berganda atau multiple regression. Regresi Linear berganda adalah regresi dimana terdapat lebih dari satu variabel bebas. Analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel bebasnya minimum dua. Persamaan regresi berganda adalah : Customer’s Intention to Use = a + b1PU+ b2PEOU+ b3PSE+ b4PC+ b5PR
5
HASIL DAN BAHASAN Dengan menganalisa hasil penelitian, maka implikasi manajerial yang dapat diberikan untuk Starbucks Coffee Indonesia sebagai penerbit SC adalah sebagi berikut : a. Temuan faktor-faktor yang mempengaruhi minat penggunaan SC pada penelitian ini dapat diimplementasikan untuk mengembangkan strategi komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan minat calon pengguna potensial SC. b. Dalam perencanaan dan strategi komunikasi pemasaran SC diharapkan Starbucks Coffee Indonesia tidak hanya mengandalkan promo-promo untuk membangun dan meningkatkan pengetahuan SC. Tetapi juga perlu diciptakan sosialisasi kepada calon pelanggan tentang cara dan manfaat dari penggunaan uang elektronik sebagai salah satu bentuk perkembangan alat pembayaran yang praktis. c. Starbucks Coffee Indonesia harus memperhatikan segi manfaat SC seperti kemudahan dan kepraktisan penggunaan dari SC termasuk mempermudah cara mendapatkan SC dana cara melakukan pengisian (top up) saldo ke dalam SC. d. Starbucks
Coffee
Indonesia
harus
menciptakan
brand
experience
menggunakan SC dan juga memberikan rasa aman dalam bertransaksi dengan SC.
6
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapa diambil melalu analisa data dan informasi yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Sebagian besar pengguna SC pada Starbucks Wisma BNI 46 adalah wanita pada usia 21 – 30 tahun dengan latar belakang pendidikan S1. Bekerja sebagai karyawan swasta dan pengeluaran tiap bulan sebesar Rp 2.000.000,s.d Rp 7.000.000,b. Hasil penelitian menemukan bahwa minat (Customer’s intention to use) penggunaan SC sebagai produk baru secara signifikan dipengaruhi oleh persepsi kegunaan (Perceived Usefullness), persepsi kemudahan (Perceived Ease of Use), persepsi kerpercayaan diri (PSE), persepsi kredibilitas (PC), persepsi resiko (PR). Pada hasil penelitian ini juga disimpulkan bahwa persepsi kegunaan (Perceived Usefullness) memiliki pengaruh paling besar terhadap minat pelanggan (Customer’s intention to use) penggunaan SC di Wisma BNI 46. Saran Penelitian 1. Dapat dilihat pada jawaban responden atas pernyataan PU1 merupakan terbanyak dibandingkan butir lain dengan skala 3 berarti pengguna tidak setuju atas Perceived Usefullness pada SC. Pernyataan PU1 adalah “Menggunakan Starbucks Card menghemat waktu saya”. Saran dari penelitian ini agar proses dari aktivasi dan transaksi agar tidak memakan waktu lama baik dari kinerja sistem, barista, maupun customer care yang melayani saat aktivasi dan transaksi. 2. Pada
jawaban responden atas pernyataan PEOU4 merupakan terbanyak
dibandingkan butir lain dengan skala 3 berarti pengguna tidak setuju atas Perceived Ease Of Use pada SC. Pernyataan PEOU4 adalah “Penggunaan Starbucks Card tidak membuat saya bingung”. Saran dari penelitian ini agar Starbucks
memberikan
sosialisasi
kepada
pengguna
tentang
cara
menggunkana dan manfaat dari penggunaan uang elektronik sebagai salah satu bentuk perkembangan alat pembayaran yang praktis. 3. Pada jawaban responden atas pernyataan PSE3 merupakan terbanyak dibandingkan butir lain dengan skala 3 berarti pengguna tidak setuju atas 7
Perceived Self-Efficacy
pada SC. Pernyataan PSE3
adalah “Mampu
menggunakan Starbucks Card jika ada petunjuk sebagai referensi”. Berarti para pengguna SC sudah cukup percaya diri untuk menggunakan SC tanpa bantuan petunjuk untuk referensi. Saran dari penelitian ini untuk Starbucks agar selalu menyediakan buku petunjuk atau brosur cara menggunakan SC bagi penggunanya jika sewaktu-waktu membutuhkan referensi . 4. Pada jawaban responden atas pernyataan PC1 merupakan terbanyak dibandingkan butir lain dengan skala 3 berarti pengguna tidak setuju atas Perceived Credibility pada SC. Pernyataan PC1 adalah “Menggunakan Starbucks Card tidak akan membocorkan informasi pribadi saya”. Saran dari penelitian ini agar Starbucks tetap menjaga kepercayaan pengguna SC untuk menyimpan data data pribadi penggunanya dengan baik agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan yang tidak diperlukan. 5. Pada jawaban responden atas pernyataan PR2 merupakan terbanyak dibandingkan butir lain dengan skala 3 berarti pengguna tidak setuju atas Perceived Risk pada SC. Pernyataan PC1 adalah “Kinerja Starbucks Card saat bertransaksi berjalan dengan baik”. Saran dari penelitian ini agar Starbucks meningkatkan kinerja SC saat bertransaksi dari sistem maupun pelayanan saat dikasir.
REFERENSI 8
Antara. (2013). Peluncuran perdana Starbucks Card di Indonesia. Dipetik 2013, dari antaranews.com/starbuckscard APJII. (2012). Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Diambil kembali dari http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/halamandata/9/statistik.html# Ario. (2011). Hubungan antara Social Commerce dan Group Buying. Dipetik November 5, 2012, dari http://www.dskon.com/3123-hubungan-antarasocial-commerce-dan-group-buying/ Bandura, A. (1986). Social Foundations of Thought and Action. Banggawan, B. A. (2012). Wow! Pengguna Internet RI Terus Meroket. Dipetik November 5, 2012, dari http://teknologi.inilah.com/read/detail/1827362/wow-pengguna-internet-riterus-meroket Bank for International Settlement. (1996). Implication for Central Bank for the Development of Electronic Money. Basle. Bank Indonesia. (2009). Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik (e-money). Bank Indonesia. (2013). Laporan Pengguna Kartu Kredit di Indonesia. Chaffey, D. (2007). Ebusiness and e-commerce management (3rd ed.). Edinburgh England: Prentice Hall. Chaffey, D. (2009). E-business and E-Commerce Management (4th ed.). Essex: Prentice Hall. Compeau, D. R., & Higgins, C. A. (1995). Computer self-efficacy: development of, 19(2). Davis. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology. detikfinance.com. (2013). Diambil kembali dari http://finance.detik.com/read/2013/04/03/092420/2210027/5/gunakan-pintransaksi-pakai-kartu-kredit-tak-lagi-pakai-tanda-tangan?f991104topnews Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitudes, Intention, Behaviour. An Introduction to Theory and Research. Fishbein, M., & Ajzen, I. (1980). Understanding Attitudes and Predicting Social Behaviour.
9
kompasiana.com. (2013). Diambil kembali dari kompasiana.com/carefoue/21jujsTT Kotler, P., & Armstrong, G. (2010). Principle of Marketing (13th ed.). New Jersey: Prentice Hall. Kountur, R. (2007). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Lee, S. L., Fiedler, D. K., & Smith, S. J. (2008). Radio frequency identification (RFID) implementation in the service sector. A customer-facing diffusion model(International Journal of Production Economics), 112(2). Luthfi, A. (2012). Pengguna Internet Meningkat, Bisnis E-Commerce Diuntungkan. Dipetik November 5, 2012, dari http://techno.okezone.com/read/2012/07/05/55/659380/pengguna-internetmeningkat-bisnis-e-commerce-diuntungkan Malhotra, N. K. (2007). Marketing Research. An Applied Orientation. Malhotra, N. K. (2007). Marketing Research : An Applied Orientation. Pearson Prentice Hall. Medianata, U. (2008). Prancangan Sistem Penuntun Satpam Bagi Pengamanan Gedung Mnggunakan RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION), 16. Meeker, M. (2012). http://www.kpcb.com/insights/2012-internet-trends. Dipetik November 2013, dari http://www.kpcb.com/insights/2012-internet-trends. Nugroho, A. (2006). E-Commerce: Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya. Bandung: Informatika . O'Brien, J. A. (2005). Introduction to Information System. New York: M cGraw-Hill. Ozturk. (2010). Factor Affecting Individual and Organizational RFID Technology Adoption in Hospitality Industry. PT. Sari Coffee Indonesia. (2013). Laporan Aktifasi Perdana Starbucks Card. Ridla. (2012). Gambaran pertumbuhan pengguna Internet di seluruh dunia pada tahun 2012. Dipetik November 5, 2012, dari http://gadgetan.com/gambaranpertumbuhan-pengguna-internet-di-seluruh-dunia-pada-tahun-2012/24870 Sharma. (2005). Paper presented at the. Radio frequency identification (RFID) adoption. Simchi-Levi, D., Kaminsky, P., & Simchi-Levi, E. (2004). Managing the Supply Chain : The Definitive Guide for The Business Professional. New York: Mc Graw-Hill. Supriyono. (2010). Penerapan Aplikasi RFID Di bidang Perpustakaan.
10
Tanzil, E. (2012). Technology Acceptance Of Contactless Smart Card In Jakarta (FLAZZ BCA and E-TOLL Card). Turban , E., King, D. L., J, L. T., & Turban , D. (2010). Electronic Commerce 2010 : A Managerial Perspective (6th ed.). New Jersey: Pearson. Turban, E., & Rainer, R. K. (2009). Introduction to Information Systems: Enabling and Transforming Business (2nd ed.). Asia: John Wiley& Sons. WANG, Y., TANG, T., LIN, H., & Wang, Y. s. (2003). Determinants of user acceptance on internet banking: An empirical study. Want, R. (2004). RFID: A key to automating everything. Scientific American. Whitten, J., Bentley, J., & Dittman, K. (2004). System Analysis and Design Method. New York: McGraw Hill.
11
RIWAYAT PENULIS Mahdalena Moniaga lahir di kota Bogor pada 30 April 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Manajemen pada 2014. Saat ini bekerja sebagai Barista di Starbucks Coffee Indonesia.
12