Analisis Pengaruh Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Kerja Aparat Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak (Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan)
Disusun Oleh : AHMAD SYAFI’I HAZAMI NIM : 204082002298
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
Analisis Pengaruh Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Kerja Aparat Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak (Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: AHMAD SYAFI’I HAZAMI
NIM : 204082002298
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP : 195 706 171 985 031 002
Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
Hari ini Kamis Tanggal 19 November Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ahmad Syafi’I Hazami NIM: 204082002298 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DASAR PERPAPAJAKAN, KEMAMPUAN NUMERIK DAN SIKAP DISIPLIN KERJA APARAT PAJAK TERHADAP EFISIENSI KERJA APARAT PAJAK”. (Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan). Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Amilin, SE, Ak., M.Si Ketua
Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM Serketaris
Prof. Dr. Azzam Jasin Penguji Ahli
Hari ini Kamis Tanggal 03 Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ahmad Syafi’I Hazami NIM: 204082002298 dengan judul
Skripsi
“ANALISIS
PENGARUH
PENGETAHUAN
DASAR
PERPAPAJAKAN, KEMAMPUAN NUMERIK DAN SIKAP DISIPLIN KERJA APARAT PAJAK TERHADAP EFISIENSI KERJA APARAT PAJAK”. (Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan). Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 Desember 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si Ketua
Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si Serketaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi Nama
: Ahmad Syafi'I Hazami
Tempat / Tanggal Lahir
: Jakarta, 27 Mei 1986
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl. H. Amsar Rt 11 Rw 05 No.6 Cipulir Kebayoran Lama - Jakarta Selatan 12230
Telp / Hp
: 0217255566 / 02192688736
E-mail
:
[email protected]
II. Pendidikan
MI
: Al-Falah Kebon Nanas Jakarta Barat
Lulus tahun 1998
MTs
: Al-Falah Kebon Nanas Jakarta Barat
Lulus tahun 2001
MA
: An-Najah Jakarta Selatan
Lulus tahun 2004
S1
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lulus tahun 2009
Analysis Influence Basic Knowledges of Taxation, Capability of Numeric and Attitude of Discipline the Iease Officer to Efficiency work the Iease Officer
By Ahmad Syafi’i Hazami
ABSTRACT The research purpose is to explain the influence of basic knowledge of taxation, capability of numerik, and attitude of discipline the lease with efficiency work the lease officer. The research has been done admission filling questionnares by taxpayer. The respondent are taxpayer’s while doing the duty of taxation in 4 Pratama’s Service Tax Office in region at South Jakarta which of 60 respondent. To analyze data researcher used SPSS 12 version. The result of this research shows that analysis influence basic knowledge of taxation, capability of numeric and attitude of discipline the lease officer variable have significantly of efficiency work the lease officer. Partially, basic knowledge of taxation the lease officer variable have significantly influence of efficiency work the lease officer, capability of numeric the lease officer variable didn’t have significantly influence of efficiency work the lease officer and attitude of discipline the lease officer variable have significantly influence of efficiency work the lease officer. Keyword : Basic Knowledge of Taxation, Capability Of Numeric, Attitude of Discipline, Efficiency work the Lease Officer.
ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DASAR PERPAJAKAN, KEMAMPUAN NUMERIK DAN SIKAP DISIPLIN KERJA APARAT PAJAK TERHADAP EFISIENSI KERJA APARAT PAJAK
Oleh Ahmad Syafi’i Hazami
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin kerja aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Penelitian dilakukan melalui pengisian kuisioner oleh wajib pajak. Responden penelitian adalah para wajib pajak yang sedang melakukan kewajiban perpajakannya di 4 Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Jakarta Selatan sebanyak 60 responden. Sedangkan untuk metode analisis data dan uji hipotesis penulis menggunakan metode regresi berganda yang didukung program SPSS versi 12. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin aparat pajak secara bersama berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Secara parsial, variabel pengetahuan dasar perpajakan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak, variabel kemampuan numerik aparat pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak dan variabel sikap disiplin aparat pajak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
Kata Kunci: Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemapuan Numerik, Sikap Disiplin dan Efisiensi Kerja Aparat Pajak.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT, sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, yang selalu memberikan limpahan rahmat, kasih sayang dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu terhaturkan kepada Nabi akhir zaman, kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW, yang telah menaburkan benihbenih cahaya Islam dalam kegelapan, pembimbing umat dalam belenggu kebodohan, sehingga mencapai suatu kebenaran dengan ajaran Islam yang hakiki. Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syaratsyarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa segala kerja keras demi terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, dukungan serta bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih yang sedalam-
dalamnya kepada: 1. Kedua orang tuaku yang tercinta yang telah memberikan begitu banyak perhatian dan kasih sayang, dan yang selalu mengiringi penulis dengan doa dan restu. 2. Kakak-kakakku dan adikku, yang telah memberikan motivasi yang tidak henti-hentinya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, Dekan Fakultas Ekonomi, dan juga selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan petunjuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si. Ketua jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi, dan juga selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan saran dan masukan untuk penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan 5. Seluruh dosen, staf administrasi, staf perpustakaan, staf keamanan dan staf kebersihan Fakultas Ekonomi atas semua ilmu, bantuan, kemudahan, perhatian dan pelayanan yang telah diberikan 6. Semua teman seperjuangan akuntansi angkatan 2004, Rudi, Faisal, Andi, Argo, Arya, Dika, Tika, Shiti, Fredy, Imam. dan WWO Family (Mario, Sandy, Danang, Nanda, Bhasz, Tb, Ambon, Edy, Nanang, Aldy, Icam, Soleh, Ipay) terimakasih atas kebersamaan dan motivasinya 7. Pihak KPP Pratama Kebayoran Lama, KPP Pratama Pondok Pinang, KPP Pratama Pasar Minggu dan KPP Pratama Cilandak yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penyebaran kuisioner demi selesainya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik. Pada akhiryna penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Jakarta, 03 Desember 2009
Ahmad Syafi’i Hazami
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .....................................................................i LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ....................................................ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.......................................................iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................iv ABSTRACT.............................................................................................................. v ABSTRAK..............................................................................................................vi KATA PENGANTAR...........................................................................................vii DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii DAFTAR TABEL ................................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah......................................................................1 B. Perumusan Masalah ............................................................................7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Dasar Perpajakan..........................................................10 1. Dasar-dasar Pengetahuan Perpajakan ...........................................12 B. Kemampuan Numerik.......................................................................19 C. Sikap Disiplin ..................................................................................21
D. Efisiensi Kerja .................................................................................24 E. Penelitian Terdahulu ........................................................................25 F. Kerangka Pemikiran ........................................................................29 G. Hipotesis ..........................................................................................32
BAB III
METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................33 B. Metode Penentuan Sampel ................................................................33 C. Metode Pengumpulan Data .............................................................33 D. Metode Analisis dan Data .................................................................35 1. Deskriptif data ............................................................................35 2. Uji kualitas data ..........................................................................35 a. Uji validitas...........................................................................35 b. Uji reliabilitas........................................................................35 3. Uji Asumsi Klasik.......................................................................36 a. Normalitas.............................................................................36 b. Heterokedastisitas .................................................................36 c. Multikolinieritas....................................................................37 4. Uji Hipotesis ...............................................................................38 a. Uji statistik t (uji parsial) .......................................................38 b. Uji F (uji simultan)................................................................38 c. Uji R² (koefisien determinasi)................................................39 d. Analisis regresi berganda.......................................................39 E. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ...........................40
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian...................................................45 1. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................45 2. Deskriptif Data............................................................................46 B. Penemuan dan Pembahasan ..............................................................48 1. Uji kualitas data ..........................................................................48 a. Uji validitas...........................................................................48 b. Uji reliabilitas........................................................................50 3. Uji Asumsi Klasik.......................................................................51 a. Normalitas.............................................................................51 b. Heterokedastisitas .................................................................52 c. Multikolinieritas....................................................................53 4. Uji Hipotesis ...............................................................................54 a. Uji statistik t (uji parsial) .......................................................54 b. Uji F (uji simultan)................................................................59 c. Uji R² (koefisien determinasi)................................................61 d. Analisis regresi berganda.......................................................62
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan.......................................................................................64 B. Implikasi...........................................................................................64 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................68 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Keterangan
Halaman
Jenis-jenis Pajak
13
Skema Kerangka Pemikiran
32
Normal P-P Plot
52
Sctterplot
53
DAFTAR TABEL
Keterangan
Halaman
Skala Likert
34
Operasional Variabel Penelitian
43
Data Penyebaran Kuisioner
46
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
46
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
47
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
48
Hasil Uji Validitas Pengetahuan dasar Perpajakan (Variabel X1)
49
Hasil Uji Validitas Kemampuan Numerik (Variabel X2)
49
Hasil Uji Validitas Sikap Disiplin (Variabel X3)
49
Hasil Uji Validitas Efisiensi Kerja (Variabel Y)
50
Hasil Uji Reliabilitas
51
Hasil Uji Multikolinieritas
54
Hasil Uji t (coeffientsª)
55
Hasil Uji F (ANOVA)
60
Hasil Uji R² (Model Summary)
61
Coeffientsª
63
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan
Halaman
Kuisioner Penelitian
71
Matriks Jawaban Responden
79
Hasil Uji Hipotesis
81
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang berlaku diberbagai negara.
Hampir semua negara di dunia mengenakan pajak kepada warga
negaranya, kecuali beberapa negara yang kaya akan sumber daya alam yang dijadikan sebagai sumber penerimaan utama negara tidak mengenakan pajak. Tiap negara membuat aturan dan ketentuan dalam mengenakan dan memungut pajak di negaranya, yang umumnya mengikuti prinsip-prinsip atau kaidah dalam perpajakan. Bagi Indonesia, penerimaan pajak sangat besar peranannya dalam mengamankan anggaran negara dalam APBN setiap tahun.
Kondisi itu
tercapai ketika harga minyak bumi yang berfluktuasi di pasar internasional dalam kurun waktu relatif panjang pada awal periode tahun 1980-an. Fluktuasi harga itu telah membuat struktur penerimaan negara yang saat itu sangat mengandalkan penerimaan dari minyak bumi dan gas alam (migas) tidak bisa diandalkan lagi untuk kesinambungannya. Dari aspek budgeting bila penerimaan andalan dari migas tetap dipertahankan saat itu, maka akan dapat merusak tatanan atau struktur penerimaan negara di APBN. Akibatnya, pelaksanaan program pembangunan nasional
yang telah direncanakan
diberbagai bidang dan membutuhkan biaya saat itu, bisa jadi tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana (program pembangunan).
Dilihat dari struktur penerimaan negara yang ada di APBN saat itu, hanya penerimaan yang diperoleh dari pajak yang paling memungkinkan dan layak untuk dibangun dan dikembangkan sebagai suatu penerimaan negara yang berkesinambungan.
Untuk itu pemerintah segera mengambil kebijakan
dengan melakukan reposisi andalan bagi penerimaan negara yakni dari migas menjadi dari pajak. Untuk dapat merealisasikan dan memaksimalkan peningkatan tabungan negara melalui penerimaan negara terutama yang berasal dari sumber pendapatan nonmigas melalui pajak. Direktorat Jendral Pajak (DJP) sebagai penerima otoritas untuk pemungutan pajak tingkat pusat menetapkan rencana strategis yang mengarah pada tugas utama yaitu mengamankan rencana penerimaan yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun. Maka untuk pertama kalinya dilakukan pembaruan sistem perpajakan nasional melalui reformasi perpajakan (tax reform). Pembaruan itu dimulai dengan membuat Undang-undang Perpajakan yang Undang-undang sebelumnya dipandang sudah tidak akomodatif lagi dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan perekonomian nasional. Selain itu juga dilakukan perubahan atas sistem pemungutan pajak official assessment system menjadi self assessment system (Toruan. 2008). Self assesment system membutuhkan kepatuhan dan sukarela dari wajib pajak dalam menghitung, melapor, dan membayar pajak terutang. Dengan sistem pemungutan yang demikian ini maka wajib pajaklah yang berperan aktif, sedangkan aparat pajak (fiskus) disini berfungsi melakukan pembinaan
atau penyuluhan (memberikan informasi) pengawasan atas pelaksanaan kewajiban pajaknya dan untuk mengetahui kepatuhan wajib pajak. Adapun tingkat kepatuhan dan sukarela ini dapat terwujud jika terpenuhinya unsur kesadaran perpajakan dan unsur tindakan penegakan hukum. penegakan
hukum
tersebut
dilaksanakan
terutama
melalui
Tindakan tindakan
pemeriksaan, penyidikan dan pemungutan pajak. Untuk melaksanakan upaya penegakan hukum disektor perpajakan diantaranya melalui tindakan pemeriksaan, penyidikan dan pemungutan pajak wajib diperlukan sumber daya aparat pajak dalam kuantitas dan kualitas yang memadai. Serta untuk mendapatkan jaminan mutu atas hasil kerja pemeriksaan tidak hanya dibutuhkan kuantitas dan kualitas dari para aparat pajak (fiskus), tetapi diperlukan juga prosedur pemeriksaan serta norma dan kaidah dari ketetapan dan kebijakan Undang-undang Perpajakan yang mengatur tentang kode etik aparat pajak. Adapun DJP dengan program modernisasinya senantiasa berupaya menerapkan prinsip-prinsip good governance. Salah satunya adalah dengan cara pembuatan dan penegakan kode etik pegawai yang secara tegas mencantumkan kewajiban dan larangan bagi para pegawai DJP dalam pelaksanaan tugasnya, termasuk sanksi-sanksi bagi setiap pelanggaran kode etik pegawai tersebut Departemen Keuangan secara keseluruhan telah meluncurkan program Reformasi Birokrasi sejak akhir tahun 2006. Fokus program reformasi ini adalah perbaikan sistem dan manajemen sumber daya manusia (SDM), dan
direncanakan perubahan yang dilakukan sifatnya lebih menyeluruh. Hal ini perlu dan mendesak untuk dilakukan, karena disadari bahwa elemen yang terpenting dari suatu sistem organisasi adalah manusianya. Secanggih apapun struktur, sistem, teknologi informasi, metode dan alur kerja suatu organisasi, semua itu tidak akan dapat berjalan dengan optimal tanpa didukung sumber daya aparat pajak yang capable dan berintegritas. Harus disadari bahwa yang perlu dan harus diperbaiki sebenarnya adalah sistem dan manajemen SDM, bukan semata-mata melakukan rasionalisasi pegawai, karena sistem yang baik dan terbuka dipercaya akan bisa menghasilkan SDM yang berkualitas. Diharapkan ke depannya DJP dan seluruh KPP dengan system administrasi perpajakan modern akan dapat didukung oleh sistem SDM yang berbasis kompetensi dan kinerja. Dengan sistem dan manajemen SDM yang lebih baik dan terbuka akan dapat menghasilkan SDM yang juga lebih baik, khususnya dalam hal produktivitas dan profesionalisme. Beberapa unsur sumber daya aparat pajak seperti, pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan dan sikap disiplin aparat pajak guna mencapai efisiensi dalam kerja merupakan kebutuhan yang utama. Dengan pengetahuan, kemampuan dan sikap disiplin aparat pajak diharapkan mampu untuk memahami dan mematuhi seluruh Undang-undang Perpajakan dan dapat melaksanakan kewajiban sebagai aparat pajak yang mengemban tugas melakukan pembinaan atau penyuluhan (memberikan informasi) pengawasan atas pelaksanaan self assesment system secara efisien. Dengan efisiensi kerja
yang tinggi, pelaksanaan tugas aparat pajak akan meningkat, dan berpengaruh besar terhadap tercapainya tujuan Direktorat Jendral Pajak, khususya dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Penelitian tentang kemampuan dan disiplin pernah dilakukan oleh Achmad. (2003) meneliti tentang Pengaruh Kemampuan Pegawai dan Disiplin Kerja Terhadap Efektifitas Pelayanan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan pegawai dan disiplin kerja secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektifitas pelayanan. Penelitian lain tentang disiplin dan efisiensi pernah dilakukan oleh W. Saragih dkk. (1999) dengan judul penelitian Faktor-faktor Profesionalisme, Disiplin dan Efisiensi Aparat Pajak Serta Efektifitas Pencapaian Target PBB, tujuan dan hasil penelitiannya sebagai berikut: 1. Ingin mengetahui hubungan antara variabel profesionalisme, disiplin, dan efisiensi terhadap efektifitas dalam pencapaian target PBB. 2. Untuk melakukan identifikasi perihal efektifitas pencapaian target PBB dan melakukan observasi sejauh mana peran aparat PBB dan wajib pajak terhadap keberhasilan PBB di Kodya Manado. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profesionalisme, disiplin, dan efisiensi mempunyai hubungan yang positif terhadap efektifitas pencapaian target PBB di Kodya Manado. Selanjutnya penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Djazoeli Sadhani (1999) dengan judul penelitian Hubungan Pengetahuan Dasar, Kemampuan Numerik Terhadap
Efisiensi kerja. Tujuan penelitiannya untuk mengetahui apakah pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan budaya organisasi mimiliki hubungan terhadap efisiensi kerja pemeriksa pajak. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: 1. Pengetahuan dasar perpajakan mempunyai hubungan yang positif dengan efisiensi kerja, semakin tinggi pengetahuan dasar masalah perpajakan yang dikuasai oleh pemeriksa pajak maka akan semakin tinggi efisiensi kerja, begitu juga sebaliknya. 2. Budaya organisasi memiliki hubungan yang positif dengan efisiensi kerja aparat pajak, semakin tinggi apresiasi aparat pajak terhadap budaya organisasi maka semakin tinggi pula efisiensi kerja. 3. Kemampuan numerik juga memiliki hubungan yang positif tehadap efisiensi kerja aparat pajak, hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan numerik, semakin tinggi pula tingkat efisiensi kerja aparat pajak. Adapun yang menjadi perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa hal, diantaranya: 1. Penulis merubah salah satu variabel budaya organisasi (X), dengan variabel sikap disiplin (X). 2. Selain itu penulis melakukan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari faktor pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin yang dimiliki oleh aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
3. Peneliti sebelumnya Djazoeli Sadhani (1999). Melakukan penalitian di Kantor Pemeriksaan Pajak Jakarta Khusus II, Jakarta (1998). Sedangkan penelitian ini berlokasi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Wilayah Jakarta Selatan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan
judul
”Analisis
Pengaruh
Pengetahuan
Dasar
Perpajakan, Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Kerja Aparat Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah penulis jabarkan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak? 2. Apakah kemampuan numerik aparat pajak berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak? 3. Apakah sikap disiplin kerja aparat berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak? 4. Apakah secara bersama-sama terdapat pengaruh antara pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik, dan sikap disiplin kerja aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak? b. Untuk menganalisis pengaruh tingkat kemampuan numerik aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak? c. Untuk menganalisis pengaruh sikap disiplin kerja aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak? d. Untuk
menganalisis
pengaruh
secara
bersama-sama
antara
pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan disiplin kerja aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak? 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis Dari penelitian ini penulis berharap dapat memberikan banyak manfaat dari segi ilmu pengetahuan dan lebih memahami bidang perpajakan. Meliputi tata cara perpajakan di Indonesia yang berguna dimasa depan. b. Bagi Masyarakat Penulis berharap dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai media informasi yang berguna bagi masyarakat. Mengenai perpajakan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban wajib pajak guna terciptanya wajib pajak yang patuh pajak.
c. Bagi Instansi Terkait Sebagai bahan masukan atau saran berupa rekomendasi, pemikiran dan pertimbangan pemungutan
guna mencapai perbaikan kinerja pemeriksaan dan pajak dalam rangka mengatasi hambatan penerimaan
negara disektor pajak. d. Bagi Aparat Pajak Dapat memberikan kritik, saran dan pendapat kepada aparat pajak selaku pelaksana pengawas pemeriksaan pajak dengan sistem self assesment yang dilakukan oleh wajib pajak, untuk dapat memahami seluruh Undang-undang Perpajakan beserta peraturan pelaksanaannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan Dasar Perpajakan Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh manusia dari berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
melalui
pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Irmayanti. 2007) dalam (Wikipedia. 2007). Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. (Abdullah. 2008) Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling sempurna, dengan karunia sebuah akal dan pikiran yang digunakan untuk berpikir dan bernalar. Kemampuan berpikir dan nalar yang baik, dapat membedakan manusia dengan mahluk Tuhan yang lainnya. Manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi kekuatan manusia untuk tidak sematamata tunduk kepada kodrat alam, tetapi mencoba mengelola alam serta selalu sadar dan aktif berupaya untuk menjadikan dirinya sesuatu. Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mampu mengembangkan pengetahuan secara sistematis, dengan pengetahuan manusia dapat memikirkan hal-hal baru yang
lebih inovatif. Memanfaatkan sumber daya, mengembangkan kebudayaan dan memberikan makna didalam kehidupannya. Dengan pengetahuan manusia mampu menguasai dan mempengaruhi perilaku. (Gordon. 1991:413) dalam Djazoeli Sadlani (1999). Pada umumnya pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya. Abdullah. (2008) : 1. Pengetahuan langsung (immediate) Pengetahuan langsung adalah pengetahuan yang hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis (penganut paham Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti itu. Umumnya dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah dikenal sebelumnya. 2. Pengetahuan tak langsung (mediated) Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interprestasi dan proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu, yaitu apa yang kita ketahui dari benda-benda eksternal banyak berhubungan dengan penafsiran dan penerapan pikiran kita. 3. Pengetahuan indrawi (perceptual) Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indraindra lahiriah. Pada pengetahuan indrawi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, seperti adanya cahaya yang menerangi objek-objek eksternal dan sehatnya anggota-angota indra badan.
4. Pengetahuan konseptual (conceptual) Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsep tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi saling berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan diantara keduanya merupakan aktivitas pikiran Dari beberapa uraian hakikat pengetahuan diatas, dapat dilihat bahwa pengetahuan merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh aparat pajak. Setiap aparat pajak dituntut untuk memiliki pengetahuan, dengan pengetahuan diharapkan aparat pajak mampu memahami dasar-dasar perpajakan meliputi, fungsi-fungsi pajak, jenis-jenis pajak, asas-asas pemungutan pajak, hak dan kewajiban aparat pajak serta manfaat dari perpajakan dan menjalankan ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Perpajakan disertai dengan peraturan pelaksanaannya. Dengan bekal pengetahuan yang memadai diharapkan aparat pajak mampu memahami setiap masalah yang dihadapi dalam setiap melaksanakan kewajibannya, dan mampu menerapkan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki guna penyelasaian masalah yang dihadapi. 1. Pengetahuan Dasar-dasar Perpajakan Beberapa hal mengenai pengetahuan dasar-dasar perpajakan yang harus dimiliki dan dipahami oleh seorang aparat pajak diantaranya:
a. Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undangundang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Aviantara. (2009) b. Fungsi Pajak 1) Fungsi Budgetair (Finansial) Pajak berfungsi sebagai budgetair yaitu memasukkan uang sebayak-banyaknya ke kas negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara yang ditujukan untuk kegiatan pembangunan. 2) Fungsi Regulerend (Mengatur) Fungsi regulerend pajak yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat disegala bidang, baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik dengan tujuan tertentu. c. Jenis-jenis Pajak PAJAK
Berdasarkan Golongan: 1) Pajak langsung 2) Pajak tidak langsung
Berdasarkan Wewenang Pemungut: 1) Pajak Pusat 2) Pajak Daerah
Sumber: (Erly Suandy. 2005)
Gambar 2.1 Jenis-jenis Pajak
Berdasarkan Sifat: 1) Pajak Subjektif 2) Pajak Objektif
Dari gambar diatas, berdasarkan golongannya pajak dibagi menjadi dua: 1) Pajak Langsung Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. 2) Pajak tidak Langsung Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeserkan kepada pihak lain sehingga sering disebut juga sebagai pajak tidak langsung. Berdasarkan wewenang pemungutannya pajak dapat dibedakan menjadi dua: 1) Pajak Pusat Pajak pusat adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jendral Pajak. Pajak pusat diatur dalam Undang-undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 2) Pajak Daerah Pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada Pemerintah Daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Pajak daerah diatur dalam Undang-
undang yang hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Dearah (APBD). Berdasarkan sifatnya pajak dibagi menjadi dua yaitu: 1) Pajak Subjektif Pajak subjektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau keadaan wajib pajak. Dalam menentukan pajaknya harus ada alasan-alasan objektif
yang berhubungan erat dengan keadaan
materialnya, yaitu gaya pikul (kemampuan wajib pajak setelah dikurangi biaya hidup minimum). 2) Pajak Objektif Pajak objektif adalah pajak yang awalnya memperhatikan objek, yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian dicari subjeknya baik orang pribadi maupun badan. Jadi dengan kata lain, pajak objektif adalah pengenaan pajak yang hanya memperhatikan kondisi objeknya saja. d. Asas-asas Pemungutan Pajak Menurut Erly Suandy (2005:27) mengungkapkan bahwa asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan The Four Maxims dengan uraian sebagai berikut: 1) Equality Dalam asas ini disebutkan bahwa pembebanan pajak hendaknya seimbang dengan
kemampuannya,
yaitu
seimbang dengan
penghasilan yang dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah.
Tidak diperbolehkan suatu Negara mengadakan diskriminasi diantara sesama wajib pajak. Dalam hal yang sama wajib pajak harus diperlakukan sama dan dalam keadaan berbeda wajib pajak harus diperlakukan berbeda. 2) Certainty Pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi (not arbitary), dalam asas ini kepastian hukum yang diutamakan adalah mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai pembayarannya. 3) Convenience of Payment Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak,
yaitu saat sedekat-dekatnya wajib pajak menerima
penghasilan atau keuntungan yang dikenakan pajak. 4) Economic of Collection Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat (seefisien) mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan pajak itu sendiri. Karena tidak ada artinya pemungutan pajak jika biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang diperoleh. e. Tata Cara Pemungutan Pajak Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel yaitu Mardiasmo (2008: 6):
1) Stelsel nyata (riel stelsel) Pemungutan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Kebaikan dari stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode. 2) Stelsel anggapan (fictieve stelsel) Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh Undang-undang. Kebaikan dari stelsel adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayarkan tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya. 3) Stelsel campuran Adapaun stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Yaitu pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. f. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak dan Aparat Pajak (Fiskus) 1) Hak wajib pajak Hak-hak wajib pajak yang diatur dalam Undang-undang Perpajakan adalah sebagai berikut:
(a) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskus. (b) Hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT). (c) Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT. (d) Hak untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak. (e) Hak untuk memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak. (f) Hak untuk mengajukan keberatan dan banding. 2) Kewajiban wajib pajak Kewajiban wajib pajak yang diatur dalam Undang-undang Perpajakan adalah: (a) Kewajiban untuk mendaftarkan diri. (b) Kewajiban
untuk
mengisi
dan
menyampaikan
Surat
Pemberitahuan (SPT). (c) Kewajiban untuk membayar atau menyetor pajak. (d) Kewajiban untuk membuat pembukuan dan atau pencatatan. (e) Kewajiban mentaati pemeriksaan pajak. (f) Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak. (g) Kewajiban untuk membuat faktur pajak. 3) Hak fiskus Hak-hak fiskus yang diatur dalam Undang-undag Perpajakan adalah sebagai berikut: (a) Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). (b) Menerbitkan Surat Tagihan Pajak.
(c) Melakukan pemeriksaan dan penyegelan. (d) Melakukan penyidikan. (e) Menerbitkan Surat Paksa dan melaksanakan penyitaan. 4) Kewajiban fiskus (a) Kewajiban untuk melakukan penyuluhan kepada wajib pajak. (b) Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak. (c) Merahasiakan data wajib pajak.
B. Kemampuan Numerik Robbin dan Judge. (2008:57) kemampuan berarti kapasitas seorang individu
untuk
melakukan
beragam
tugas
dalam
suatu
pekerjaan.
Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Secara kemampuan (ability) manusia diciptakan berbeda-beda dengan yang lainnya. Ada yang memiliki kemampuan tinggi dan ada pula yang memiliki kemampuan rendah.
Setiap manusia pasti mempunyai
kekuatan dan kelemahan pada satu atau beberapa bidang aktivitas tertentu. Sebagai mahluk yang mampu mengelola lingkungan hidupnya, maka kekuatan dan kelemahan manusia pada masing-masing bidang dapat dioptimalisasi dengan cara menempatkan individu dengan kemampuan tertentu pada bidang kerja yang tepat atau sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan yang memadai adalah salah satu kunci untuk mencapai prestasi kerja yang optimal.
Kemampuan menunjukkan potensi seseorang untuk
melakukan pekerjaan atau tugas. Sedangkan prestasi kerja adalah hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya (Pertiwi. 2008). Kemampuan bersama-sama dengan bakat adalah faktor utama yang menentukan prestasi kerja seseorang. Sementara prestasi itu sendiri antara lain ditentukan oleh inteligensinya. Kemampuan intelektual merupakan suatu daya yang diperlukan untuk menjalankan mental. Menurut Zainun (1994) dalam Lestari (2008) kemampuan (ability) dimaksudkan sebagai kesanggupan (capasity)
karyawan untuk
melaksanakan
pekerjaannya.
Kemampuan
mengandung unsur seperti keterampilan manual dan intelektual, bahkan sampai kepada sifat-sifat pribadi yang dimiliki. Unsur-unsur ini juga mencerminkan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang dituntut sesuai dengan rincian kerja. Sedangkan
yang
dimaksud
dengan
kemampuan numerik adalah
kemampuan berhitung dengan cepat, tepat dan akurat. Kemampuan numerik atau kecerdasan angka merupakan salah satu dari 7 (tujuh) dimensi yang membentuk suatu kemampuan intelektual.
Robbin dan Judge (2008:58)
mengemukakan tujuh dimensi yang membentuk kemampuan intelektual adalah: 1. Kecerdasan angka, adalah kemampuan melakukan aritmatika dengan cepat dan akurat. 2. Pemahaman verbal, adalah kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar dan hubungan antar kata-kata.
3. Kecepatan
persepsi,
kemampuan
mengidentifikasi
kemiripan
dan
perbedaan visual secara tepat dan akurat. 4. Penalaran induktif, adalah kemampuan mengidentifikasi urutan logis dalam sebuah masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut. 5. Penalaran deduktif, adalah kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari sebuah argumen. 6. Visualisasi spasial, adalah kemampuan membayangkan bagaimana sebuah objek akan terlihat bila posisinya dalam ruang diubah. 7. Daya ingat, adalah kemampuan menyimpan dan mengingat pengalaman masa lalu. Dari beberapa uraian pengertian kemampuan diatas, disimpulkan bahwa kemampuan numerik adalah suatu keahlian yang harus dimiliki oleh seluruh aparat pajak sebagai pelaksana dalam pemungutan pajak. Berkewajiban melakukan pembinaan (termasuk pemberian informasi) dan pengawasan atas pelaksanaan self assesment system yang dilakukan oleh wajib pajak.
C. Sikap Disiplin Kata disiplin berasal dari bahasa latin yang berarti mengajar atau belajar. Secara tradisional, disiplin dianggap sebagai kegiatan negatif yang bertujuan untuk menghukum para karyawan yang tidak berhasil mematuhi standar organisasi.
Untuk menegakkan disiplin kerja pegawai suatu organisasi,
terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu (Prijodarminto. 1994) dalam (Achmad. 2003):
a. Sikap mental, yang merupakan sikap taat, tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak. b. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma dan kriteria yang sedemikian rupa. c. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk mentaati secara cermat dan tertib. ”Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib. Dua faktor penting disiplin adalah waktu dan perbuatan, dan sumber disiplin adalah kesadaran”(Anoraga. 1992) dalam (W. Saragih dkk. 1999). Pemahaman tentang disiplin mencakup sikap hidup dan perilaku serta tanggung jawab atas kehidupan tanpa paksaan dari luar, dengan yakin bahwa hal yang dianutnya benar dan penuh keinsyafan menyadari manfaatnya bagi diri sendiri dan masyarakat. 1. Macam-macam disiplin kerja a. Disiplin diri Menurut Jasin. (1989) dalam Helmi. (1996) disiplin diri merupakan disiplin yang dikontrol oleh diri sendiri. Disiplin diri merupakan hasil proses belajar (sosialisasi) dari keluarga dan masyarakat. Penanaman nilai-nilai yang menjunjung disiplin, baik yang ditanamkan oleh orang tua, guru atau pun masyarakat, merupakan bekal positif bagi tumbuh dan berkembangnya disiplin kerja. b. Disiplin kelompok Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individual. Selain disiplin diri masih diperlukan disiplin kelompok, disiplin kelompok
akan tercapai jika disiplin diri telah tumbuh dalam diri karyawan. Artinya, kelompok akan menghasilkan pekerjaan yang optimal jika masing-masing anggota kelompok dapat memberikan andil yang sesuai dengan hak dan kewajibannya. Dari beberapa uraian pengertian disiplin diatas, tujuan utama pendisiplinan adalah untuk mendorong karyawan (aparat pajak) berperilaku sepantasnya ditempat kerja.
Perilaku yang sepantasnya ditetapkan sebagai kepatuhan
terhadap peraturan dan prosedur didalam organisasi perusahaan. Pada dasarnya peraturan dan prosedur berfungsi sama dengan peraturan perundangundangan dimata masyarakat. “Kedisiplinan adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis”. (Sastrohadiwiryo,2003) dalam (Triwulansari. 2008) Adapun ciri-ciri dari sikap disiplin kerja berkaitan dengan sikap disiplin kerja aparat adalah sebagai berikut : 1. Selalu memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan yang ada 2. Melaksanakan segal tugas dengan penuh pengabdian, kesadaran dan mentaati ketentuan jam kerja 3. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat (wajib pajak) 4. Mentaati peraturan perundang-undangan. Disiplin kerja dalam suatu pekerjaan merupakan kehendak dan kesediaan karyawan untuk memenuhi dan mentaati segala peraturan dan ketentuanketentuan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Disiplin
kerja yang dimaksud tidak akan terbentuk dengan sendirinya tanpa disertai upaya yang dilakukan oleh perusahaan atau pemimpin. (Triawulansari. 2008)
D. Efisiensi Kerja Dalam hakikat efisiensi kerja ini terdapat beberapa konsep yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah yang dikemukakan oleh Mondy dan Premeaux (1993) dalam Djazoeli Sadlani (1999). Efisiensi adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari jumlah input yang paling minimum. Dengan kata lain, bagaimana memanfaatkan suatu kapabilitas hasil produksi atau operasi yang diinginkan dengan menggunakan energi, waktu, uang, material dan input lain yang minimum. Menurut Handayaningrat (2003) dalam Nurhidayani. (2008) menjelaskan bahwa: ”Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output, antara keuntungan dengan biaya”. Seorang pengelola dikatakan efisien jika mampu mencapai suatu prestasi berupa output atau hasil, dengan memanfaatkan biaya seminimal mungkin. Jika dikaitkan dengan organisasi maka efisiensi dapat digunakan sebagai salah satu alat ukur keberhasilan organisasi, setara dengan tingkat keuntungan, keefektifan,
kemampuan mengembangkan dan memuaskan karyawan
(Harvey. 1982:18) dalam (Djazoeli Sadlani. 1999). “Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Menurut definisi ini, efisiensi terdiri atas 2 unsur yaitu kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut” (Liang Gie. 2008). Dari uraian diatas terkandung pengertian pengaruh antara efisiensi dengan proses
manajemen.
Melalui
keempat
fungsinya
yaitu
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang pada dasarnya merupakan upaya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara lebih sederhana efisiensi dapat dikatakan sebagai berikut: 1. Pekerjaan menghasilkan perbandingan output-input yang maksimal 2. Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana 3. Rangkaian pekerjaan disusun sesuai dengan urutan pekerjaan 4. Pekerjaan dilakukan dengan seketika dan cepat Dalam hal ini efisiensi berkaitan dengan seberapa baik berbagai input itu dikombinasikan satu sama lain atau bagaimana suatu atau semua pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diperoleh output yang optimum. E. Penelitian Terdahulu 1. Djazoeli Sadhani. (1998) a. Judul Penelitian Hubungan antara pengetahuan dasar perpajakan, budaya organisasi dan kemampuan numerik terhadap efisiensi kerja pemeriksa pajak. b. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah pengetahuan dasar perpajakan, budaya organisasi dan kemampuan numerik memiliki hubungan terhadap efisiensi kerja pemeriksa pajak. c. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan pada Kantor Pemeriksaan Jakarta Khusus II.. d. Sampel
Pengambilan sampel menggunakan teknik acak sederhana berjumlah 90 reponden. e. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tersebut disebutkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan dasar perpajakan, budaya organisasi dan kemampuan numerik terhadap efisiensi kerja pemeriksaan pajak. 2. W. Saragih. dkk.,(1999) a. Judul Penelitian Hubungan faktor-faktor profesionalisme, disiplin dan efisiensi aparat pajak serta efektifitas pencapaian target PBB. b. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara variabel profesionalisme, disiplin dan efisiensi serta efektivitas pencapaian target PBB dan untuk mengidentifikasi sejauh mana peran aparat PBB dan Pemerintah daerah Tk.II. c. Metodologi Penelitian Penelitian menggunakan metode survei dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, observasi dan wawancara terhadap wajib pajak PBB di Kodia Tk.II Manado pada Kantor Pelayanan PBB Manado.
d. Sampel Pengambilan sampel menggunakan sample proporsional, dengan jumlah seluruh sample adalah 152 reponden. e. Hasil Penelitian Dari hasil analisis menunjukkan bahwa profesionalisme, disiplin dan efisiensi mempunyai hubungan yang positif terhadap efektifitas pencapaian target PBB di Kodia Manado. 3. Achmad. (2003) a. Judul Penelitian Pengaruh kemampuan pegawai dan disiplin kerja terhadap efektifitas pelayanan. b. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan pegawai dan disiplin kerja terhadap efektifitas pelayanan. c. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Unit Pelayanan Umum Terpadu Kota Pekanbaru dengan metode survei menggunakan kuesioner d. Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Unit Pelayanan Umum Terpadu Kota Pekanbaru, yang berjumlah 31 orang. Teknik pengambilan sample melalui sensus.
e. Hasil Penelitian Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kemampuan pegawai dan disiplin kerja baik secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pelayanan. 4. Eka Lestari (2008) a. Judul Penelitian Sistem informasi perpajakan dan lama masa kerja sebagai pemeriksa pajak terhadap kemampuan pemeriksaan pajak. b. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan sistem informasi perpajakan dan lama masa kerja sebagai pemeriksa pajak terhadap kemampuan pemeriksaan pajak c. Metodologi Penelitian Metode penelitian menggunakan metode survey dengan kuisioner d. Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik judgment sampling dengan subjek yaitu para pemeriksa pajak yang bekerja di KPP yang berada di wilayah jakarta selatan. e. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa Sistem Informasi Perpajakan dan Lama Masa Kerja sebagai Pemeriksa Pajak memberikan pengaruh yang simultan dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu Kemampuan Pemeriksaan Pajak.
F. Kerangka Pemikiran 1. Pengaruh antara pengetahuan dasar perpajakan terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Pengetahuan dasar perpajakan adalah segenap apa yang diketahui, yang bersifat umum tentang prinsip, teori-teori perpajakan, dan struktur mengenai dasar-dasar perpajakan, yang harus dimiliki oleh seluruh aparat pajak. Aparat pajak (pemeriksa pajak) adalah petugas pajak yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk menegakkan peraturan
perpajakan serta
meningkatkan kepatuhan wajib
pajak.
Didalam
melaksanakan tugasnya, pengetahuan dasar perpajakan dapat dianggap sebagai sumber daya input bagi aparat pajak. Aparat pajak yang mempunyai pengetahuan dasar perpajakan akan lebih baik, karena dapat melaksanakan tugas pemeriksaan dalam bidang perpajakan dengan lebih baik dan lebih bermutu dibandingkan dengan mereka yang memiliki pengetahuan dasar perpajakan minim. Semakin tinggi pengetahuan dasar perpajakan yang dikuasai oleh seorang aparat pajak, diduga akan semakin tinggi efisiensinya dalam melaksanakan tugas. 2. Pengaruh kemampuan numerik terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Kemampuan numerik adalah kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat. Kemampuan numerik juga merupakan suatu daya untuk melakukan suatu tindakan yang merupakan hasil dari pembawaan atau latihan. Kemampuan memiliki fungsi untuk menunjukkan bahwa seseorang dapat melakukan suatu aktivitas.
Manusia diciptakan tidak sama, termasuk
dalam kemampuan yang dimiliki sangatlah berbeda-beda, ada yang memiliki tingkat kemampuan yang tinggi, adapula yang rendah. Kemampuan manusia merupakan bagian dari inteligensi, dimana hal itu merupakan hasil perkembangan dari semua fungsi otak manusia. Kemampuan merupakan suatu daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan mental dan menunjukkan prestasi individu. Kemampuan numerik adalah salah satu dimensi yang menyusun inteligensi manusia. Disimpulkan bahwa individu dengan kemampuan numerik yang tinggi mempunyai sensitivitas dan kapasitas, untuk melihat dengan cerdas permasalahan dengan logika matematik, serta mempunyai kemampuan untuk menyelasaikan permasalahan yang berantai. Aparat pajak adalah orang yang didalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya banyak berhubungan dengan angka-angka dan perhitungan numerik. Dengan kemampuan numerik yang tinggi, maka aparat pajak didalam melaksanakan tugas khususnya yang berhubungan dengan angka-angka akan lebih cepat dan tepat.
Jadi semakin tinggi
tingkat kemampuan numerik aparat pajak, tugas dan kewajiban akan dapat terselesaikan dengan cepat dan tepat. Dengan demikian diduga bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kemampuan numerik terhadap efisiensi kerja. 3. Pengaruh disiplin kerja terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan atau tindakan untuk selalu mentaati tata tertib, kepatuhan, kesetiaan dan keteraturan terhadap aturan-
aturan yang berlaku. Aparat pajak sebagai petugas pajak mengemban tanggung jawab yang besar terhadap tugasnya sebagai aparat pajak. Selain itu, mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya sebagai aparat pajak adalah salah satu ketentuan yang telah ditentukan dalam Undangundang Perpajakan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh aparat pajak. Aparat pajak yang memiliki tingkat disiplin kerja yang tinggi, merupakan salah satu input bagi aparat pajak. Aparat pajak yang memiliki disiplin kerja yang baik tidak mustahil efisiensi kerja akan tercapai dan kepuasan akan didapat oleh wajib pajak atas pelayanan yang diberikan. Definisi dari efisiensi adalah berhubungan dan berpengaruh dengan input dan output yang dihasilkan, dengan cara mendapatkan hasil yang lebih baik dengan menggunakan input yang seminim mungkin. Dengan demikian, diduga bahwa disiplin kerja yang tinggi mempunyai pengaruh positif terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Dari uraian ketiga faktor diatas diduga bahwa pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik, dan disiplin kerja sebagai variabel bebas berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak sebagai variabel terikat, dimana pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik, dan disiplin kerja merupakan input bagi aparat pajak yang outputnya adalah hasil dari pemungutan pajak yang efisien yaitu kepuasan wajib pajak dan meningkatnya kepatuhan wajib pajak. Kerangka berfikir ini dapat dituangkan dalam sebuah model penelitian sebagai berikut:
Pengetahuan Dasar Perpajakan (X1)
Kemampuan Numerik (X2)
Efisiensi Kerja Aparat Pajak (Y)
Sikap Disiplin Kerja (X3) Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha1: Pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak Ha2: Kemampuan numerik aparat pajak berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Ha3: Sikap disiplin kerja aparat pajak berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Ha4: Pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik, dan sikap disiplin kerja aparat pajak secara bersama-sama berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih objek penelitian pada beberapa Kantor Pelayanan Pajak yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi kerja aparat pajak yang mungkin dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik, dan disiplin kerja aparat pajak dalam melakukan pemungutan pajak terhadap wajib pajak selama melakukan self assessment system terhadap pajak terutang.
B. Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Simple Random Sampling atau metode pemilihan sampel secara acak sederhana. Sampel ini memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tidak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Metode ini relatif sederhana karena hanya memerlukan satu tahap prosedur pemilihan sampel. (Santoso 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar pada 4 Kantor Pelayanan Pajak di wilayah Jakarta Selatan.
C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data yang diperlukan berupa data primer, yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara).
Data primer
secara khusus dikumpulkan oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dilakukan dengan metode survey, menggunakan kuisioner yang disebarkan sendiri oleh penulis dengan cara mendatangi langsung kantor-kantor pelayanan pajak yang berada di wilayah Jakarta Selatan dengan objek atau responden para wajib pajak yang sedang melakukan kewajiban perpajakannya pada 4 KKP di wilayah Jakarta Selatan. Untuk mendukung penulisan skripsi ini, penulis juga melakukan studi pustaka dengan mencari buku-buku, jurnal perpajakan, artikel-artikel dan sumber-sumber serta bahan-bahan acuan dalam menganalisis masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey melalui kuisioner yang digambarkan dalam skala Likert yang merupakan pengukuran sikap yang menyatakan setuju atau ke-tidak setujuan terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu.
Dalam skala Likert ini menggunakan lima angka
penilaian yaitu (Nur Indriantoro dkk., 2002) Tabel 3.1 Skala Likert Jawaban
Keterangan
Skor
SS
Sangat Setuju
5
S
Setuju
4
TP
Tidak Pasti
3
TS
Tidak Setuju
2
STS
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber: (Nur Indriantoro dkk., 2002)
D. Metode Analisis Data 1. Deskriptif Data Skripsi ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan analisis regresi berganda (Multiple Regresion Analysis), umumnya digunakan untuk menguji dua atau lebih variabel independent (X) yaitu pengetahuan dasar, kemampuan numerik dan sikap disiplin aparat pajak terhadap variabel dependen (Y) yaitu efisiensi kerja aparat pajak. 2. Uji Kualitas Data Uji kualitas data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Imam Ghozali, 2005:45). Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid yakni jika nilai r hitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5%. Begitu juga sebaliknya, jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka data tidak valid. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden.
Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat
hasil dari Cran bach alpha coefficient. Jika nilai Cran bach alpha
coefficient sama dengan atau lebih besar dari 0,6 maka instrument penelitian tersebut dapat dikatakan reliable. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik (Imam Ghozali, 2005:110). Menurut Singgih Santoso (2000:214) yang menjadi dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan lain, jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika variansnya berbeda disebut heterokedastisitas.
Untuk
mendeteksi
heterokedastisitas
dapat
melihat
grafik
scatterplot. Deteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola pada grafik, dimana sumbu x adalah sumbu y yang telah diprediksi dan sumbu y adalah residual (y prediksi-y sesungguhnya) yang telah di studentized (Singgih Santoso, 2000:210) Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang diatur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heterokedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah
angka
0
pada
sumbu
y
maka
tidak
terjadi
heterokedastisitas. c. Multikolinieritas Bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi terjadi korelasi antara variabel independent, jika terjadi korelasi maka terdapat problem multikolinieritas.
Model regrasi yang baik adalah tidak
terjadi korelasi diantara variabel independent, deteksi adanya multikolinieritas digunakan besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah (Singgih Santoso, 2000:206): 1) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 2) Mempunyai angka tolerance mendekati 1
4. Uji Hipotesis a. Uji statistik t (uji parsial) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independent yang dimasukkan dalam model regresi secara individual terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005:84). Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independent secara individual terhadap variabel maka digunakan tingkat signifikansi dengan syarat pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau (sig ≤ 0,05) dan nilai t lebih besar dari nilai 2 atau (t ≥ 2), maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (variabel independent secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen). 2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari probabilitas 0,05 atau (sig ≥ 0,05) dan nilai t lebih kecil dari nilai 2 atau (t ≤ 2), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan (variabel independent secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen). b. Uji F Hitung. Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independent yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005:84).
Untuk mengetahui apakah variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan taraf signifikansi sebesar 0,05 dengan syarat pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau (sig ≤ 0,05) dan nilai F lebih besar dari nilai 4 atau (F ≥ 4), maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (variabel independent secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen). 2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau (sig ≥ 0,05) dan nilai F lebih lebih kecildari nilai 4 atau (F ≤ 4), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan (variabel independent secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen). c. Uji R² (koefisien determinan) Uji koefisien determinan digunakan untuk menentukan seberapa besar variabel independent dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinan antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Imam Ghozali, 2005:83). d. Analisis Regresi Berganda Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah metode regresi linier berganda, yaitu regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependen.
Model ini digunakan penulis ingin
mengetahui tentang pengaruh variabel pengetahuan dasar perpajakan (X1), kemampuan numerik (X2) dan sikap disiplin aparat pajak (X3) terhadap efisiensi kerja aparat pajak (Y). Adapun rumus persamaan regresi berganda secara statistik adalah sebagai berikut : Y = a + β1 X1 + β 2 X2 + β 3 X 3 + e Keterangan: Ŷ = Subyek dalam variabel yang diprediksikan. a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan). β = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan
variabel dependen
yang
didasarkan pada variabel independent. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan. e = Galat (error terms) X1 = Pengetahuan dasar. X2 = Kemampuan numerik. X3 = Sikap disiplin.
E. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 1. Variabel Independent Variabel independent adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain, variabel independent dinamakan dengan variabel yang diduga sebagai sebab dari variabel dependen, yaitu variabel
yang diduga sebagai akibat. Nur Indriantoro dkk.,(2002). Dalam penelitian ini variabel independent terdiri dari, pengetahuan dasar, kemampuan numerik, dan sikap disiplin. a. Pengetahuan Dasar Perpajakan Pengetahuan dasar perpajakan merupakan pengetahuan aparat pajak mengenai dasar-dasar perpajakan meliputi, fungsi-fungsi pajak, jeni-jenis pajak, asas-asas pemungutan pajak, hak dan kewajiban aparat pajak dan manfaat dari perpajakan, serta memahami dan menjalankan
ketentuan
yang
terdapat
dalam
Undang-undang
Perpajakan disertai dengan peraturan pelaksanaannya Dengan pengetahuan perpajakan yang dimiliki, manusia (aparat pajak) dapat memikirkan hal-hal yang baru, memanfaatkan sumber daya, mengembangkan kebudayaan dan memberikan makna didalam kehidupannya (Djazoeli Sadhani. 1999). b. Kemampuan Numerik Dari segi kemampuan (ability) manusia diciptakan tidak sama, ada yang memiliki kemampuan tinggi, ada pula
yang memiliki
kemampuan rendah, dan setiap manusia pasti mempunyai kekuatan dan kelemahan pada satu atau beberapa bidang aktivitas. Kemampuan numerik adalah suatu kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat. Kemampuan dan bakat merupakan bagian dari iteligensi. Kemampuan merupakan suatu daya untuk melakukan suatu tindakan yang
merupakan hasil dari pembawaan atau latihan
(Munandar.1992:17) dalam Djazoeli Sadhani (1999). Kemampuan berfungsi menunjukkan bahwa seseorang dapat atau tidak dapat melakukan suatu aktifitas. c. Disiplin Kerja Djojonegoro. (1995) dalam W. Saragih dkk. (1999) menyatakan bahwa: ”Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta melalui suatu proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban” Jadi dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib, dimana terdapat faktor yang sangat penting dalam pengertian disiplin tersebut. Yaitu, waktu dan kegiatan atau perbuatan. 2. Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel konsekuensi (consequent variabel) pada penelitian ini adalah efisiensi kerja aparat pajak, dalam hal ini efisiensi berkaitan dengan seberapa baik berbagai input dikombinasikan satu sama lain atau bagaimana suatu atau semua pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diperoleh hasil atau output yang optimum, yang semuanya itu diduga akan berjalan dengan efisien jika dari ketiga variabel independent diatas saling berpengaruh antara variabel independent yaitu variabel yang diduga sebagai sebab dengan variabel dependen yang diduga sebagai akibat.
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel Pengetahuan Dasar Perpajakan (X1)
Sub Variabel 1. Penguasaan ilmu perpajakan.
2. Pengalaman.
Kemampuan 1. Inteligensi. Numerik (X2)
2. Bakat.
Disiplin Kerja 1. Kewajiban (X3) aparat pajak.
2. Kepatuhan aparat pajak.
3. Pelanggaran dan sanksi.
Alat Indikator
Likert
a. b. c. d.
Dasar-dasar perpajakan. Fungsi pajak. Jenis-jenis pajak Asas-asas pemungutan pajak. e. Undang-undang perpajakan tentang tata cara perpajakan f. Lamanya masa kerja. g. Tingkat kesulitan kerja.
Ordinal
a. Mampu mengarahkan pikiran dan tindakan. b. Mampu untuk mengubah arah dan tindakan. c. Mampu untuk mengkritik diri sendiri. d. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi e. Keterampilan berhitung dengan tepat dan cepat. f. Tingkat pendidikan. a. Kartu Presensi atau absensi. b. Memberikan pelayanan yang terbaik. c. Mentaati ketentuan jam kerja. d. Penuh kesadaran dan pengabdian dalam. melaksanakan tugas. e. Taat pada peraturan tidak didasarkan adanya perasaan takut. f. Komitmen dan loyal pada organisasi. g. Taat peraturan perundangundangan.
Ordinal
Ordinal
Efisiensi (Y)
Hemat dan cepat.
h. Memiliki kesadaran dan tanggung jawab penuh. a. Perbandingan input dengan output yang maksimal. b. Pekerjaan dilakukan sesuai dengan proses manejemen. c. Pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan rencana. d. Pekerjaan dilakukan dengan teliti, seketika dan tepat.
Ordinal
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrument angket atau kuisioner yang disebar ke beberapa Kantor Pelayanan Pajak yang berwilayah di Jakarta selatan. Peneliti membagikan kuisioner dengan cara memberikan secara langsung kepada wajib pajak yang sedang melakukan kegiatan perpajakannya di 4 Kantor Pelayanan Pajak Pratama, yaitu diantaranya: a. KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu Jl. TB Simatupang Kav. 39 b. KPP Pratama Jakarta Cilandak, Jl. TB Simatupang Kav. 32 c. KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama, Jl. Ciledug Raya No.65 d. KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Dua, Jl. Ciputat Raya No.2 Pondok Pinang Penyebaran kuisioner dilakukan pada tanggal 19 agustus 2009 sampai dengan 14 September 2009. Kuisioner yang disebarkan kepada wajib pajak di 4 Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang direncanakan untuk disebar sebanyak 80 kuisioner, sedangkan dari hasil penyebaran yang peneliti lakukan hanya terkumpul 60 kuisioner yang dapat diolah atau sebesar 75 % dari keseluruhan. Ringkasan penyebaran kuisioner dalam penelitian ditunjukkan dalam table 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Data Penyebaran Kuisioner Lokasi Keterangan
Kuisioner direncanakan untuk disebar Kuisioner terkumpul Jumlah kuisioner terkumpul Tingkat Pengembalian
KPP Pratama Kebayoran Lama
KPP Pratama Ps.Minggu
KPP Pratama Cilandak
KPP Pratama Kebayoran Baru Dua
20
20
20
20
20
15
16
9
60 kuisioner 60 / 80 *100% = 75 %
Sumber : Data primer yang diolah
2. Deskripsi Data Deskripsi data dalam penelitian ini adalah untuk menyajikan identitas responden yaitu wajib pajak pada 4 KPP Pratama yang berada di wilayah jakarta selatan. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Frequensi
Percent
Valid Wanita 23 38.3 Pria 37 61.7 Total 60 100.0 Sumber : Data primer yang diolah
Valid Percent 38.3 61.7 100.0
Cumulative Percent 38.3 100.0
Berdasarkan data dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa responden didominasi jenis kelamin pria sebesar 61,7% atau 37 responden dan sisanya berjenis kelamin wanita dengan 23 responden atau 38,3%, hal ini dapat terlihat bahwa responden laki-laki lebih banyak dibandingkan reponden pria. b. Deskripsi responden berdasarkan usia Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Frequensi Valid ≥ 40 tahun 30 s/d 40 tahun ≤ 30 tahun Total
8 19 33 60
Percent 13.3 31.7 55.0 100.0
Valid Percent 13.3 31.7 55.0 100.0
Cumulative Percent 13.3 45.0 100.0
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dari segi usia dapat diidentifikasi bahwa responden terbayak adalah responden usia produktif dibawah 30 tahun 33 responden atau 55% responden, usia 30 sampai 40 tahun 19 responden atau 31,7% dan responden dengan usia diatas 40 tahun 8 responden atau 13,3%. c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel frekuensi dibawah ini.
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Frequensi Valid SMA D3 S1 Total
15 19 26 60
Percent 25.0 32.0 43.0 100.0
Valid Percent 25.0 32.0 43.0 100.0
Cumulative Percent 25.0 57.0 100.0
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir responden paling banyak adalah strata 1 (S1) dengan 26 responden atau sebesar 43% dari jumlah keseluruhan responden, tingkat pendidikan terakhir akademik 19 responden atau atau 32% sedangkan tingkat sekolah menengah atas sebanyak 15 responden atau sebesar 25%.
B. Penemuan dan Pembahasan 1. Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas dari instrument penelitian dilakukan dengan teknik pearson correlation dengan menghitung angka pada kolom corrected item-total correlation atau r hitung dari nilai jawaban responden untuk tiap butir pernyataan, kemudian dibandingkan dengan angka pada table r product moment atau r tabel. Setiap butir pernyataan dikatakan valid bila r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel. Pada penelitian ini, nilai r product moment atau r tabel dengan taraf signifikansi 5% memiliki nilai r tabel sebesar 0.254 (Sugiyono, 2005:288). Hasil uji validitas dari variabel pengetahuan dasar perpajakan (X1), kemampuan
Numerik (X2), sikap disiplin (X3) dan efisiensi kerja (Y) ditunjukkan oleh tebel berikut dibawah ini.
Tabel 4.5 Hasil uji Validitas Pengetahuan Dasar Perpajakan (Variabel X1) Variabel Pengetahuan Dasar Perpajakan 1 Pengetahuan Dasar Perpajakan 2 Pengetahuan Dasar Perpajakan 3 Pengetahuan Dasar Perpajakan 4 Pengetahuan Dasar Perpajakan 5 Pengetahuan Dasar Perpajakan 6 Pengetahuan Dasar Perpajakan 7 Pengetahuan Dasar Perpajakan 8 Pengetahuan Dasar Perpajakan 9 Pengetahuan Dasar Perpajakan 10
R Hitung 0,372 0,697 0,524 0,555 0,572 0,290 0,260 0,446 0,659 0,464
R Tabel 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kemampuan Numerik ( Variabel X2 )
Variabel Kemampuan Numerik 1 Kemampuan Numerik 2 Kemampuan Numerik 3 Kemampuan Numerik 4 Kemampuan Numerik 5 Kemampuan Numerik 6 Kemampuan Numerik 7 Kemampuan Numerik 8 Kemampuan Numerik 9
R Hitung 0,422 0,353 0,430 0,299 0,393 0,303 0,311 0,272 0,401
R Tabel 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Sikap Disiplin Kerja ( Variabel X3)
Variabel Sikap Disiplin 1 Sikap Disiplin 2 Sikap Disiplin 3
R Hitung 0,510 0,472 0,493
R Tabel 0,254 0,254 0,254
Kesimpulan Valid Valid Valid
Sikap Disiplin 4 Sikap Disiplin 5 Sikap Disiplin 6 Sikap Disiplin 7 Sikap Disiplin 8 Sikap Disiplin 9 Sikap Disiplin 10
0,600 0,621 0,612 0,558 0,637 0,626 0,417
0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Efisiensi Kerja ( Variabel Y ) Variabel R Hitung Efisiensi Kerja 1 0,283 Efisiensi Kerja 2 0,502 Efisiensi Kerja 3 0,367 Efisiensi Kerja 4 0,526 Efisiensi Kerja 5 0,542 Efisiensi Kerja 6 0,561 Efisiensi Kerja 7 0,595 Efisiensi Kerja 8 0,510 Efisiensi Kerja 9 0,337 Efisiensi Kerja 10 0,411 Sumber : Data primer yang diolah
R Tabel 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254 0,254
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel-tabel hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa
pernyataan-pernyataan
yang
terdapat
dalam
variabel
pengetahuan dasar perpajakan (X1), kemampuan numerik (X1), sikap disiplin kerja (X3) dan efisiensi kerja (Y) dinyatakan valid secara keseluruhan, karena dari setiap butir pernyataan memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel atau (r hitung ≥ 0.254) b. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki cronbach alpha > 0,60
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Croanbach's Alpha No Variabel 1 Pengetahuan dasar perpajakan (X1) 0,793 2 Kemampuan numerik (X2) 0,667 3 Sikap disiplin (X3) 0,848 4 Efisiensi kerja (Y) 0,782 Sumber : Data primer yang diolah
N of Item
Kesimpulan
10
Reliabel
9 10 10
Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas menunjukkan bahwa instrumen untuk setiap variabel penelitian adalah reliable, karena nilai croanbach’s alpha mempunyai nilai diatas 0.60 atau (croanbach’s alpha ≥ 0.06). Variabel pengetahuan dasar memiliki nilai a hitung 0.793 ≥ 0.60, variabel kemampuan numerik memiliki nilai a hitung 0.667 ≥ 0.60, variabel sikap disiplin memiliki nilai a hitung 0.848 ≥ 0.60 dan variabel efisiensi kerja memiliki nilai a hitung 0.782 ≥ 0.60. 2. Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji variabel independent
yaitu
pengetahuan dasar
perpajakan,
kemampuan
numerik, sikap disiplin kerja dan variabel dependen yaitu efisiensi kerja dalam sebuah model regresi berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, normalitas data ditentukan dengan normal P-P Plot. Hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 12 dan hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependen Variable: Efisiensi Kerja 1.0
0.8
0.6
0.4
E xpec ted Cum Pr o b
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob Gambar 4.1 Uji Normalitas P-Plot
Gambar diatas memperlihatkan hasil dari uji normalitas dengan menggunakan normality probability plot bahwa distribusi dari titiktitik data variabel penelitian menyebar disekitar garis diagonal. Jadi data pada keseluruhan variabel dapat dikatakan berdistribusi normal atau sudah memenuhi asumsi normalitas. b. Hasil Uji Heterokedastisitas Hasil uji heterokedastisitas digambarkan pada grafik scatterplot untuk menguji variabel independent
yaitu pengetahuan dasar
perpajakan, kemampuan numerik, sikap disiplin kerja dan variabel dependen yaitu efisiensi kerja.
Scatterplo t Dependen Variable: Efisiensi Kerja 4
2
0
-2
Regr ess io nS t ude nt iz ed Resid ual
-4 -3
-2
-1
0
1
Regression Standardized Predicted Value
2
Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas Berdasarkan grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik data menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola, baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi berganda, sehingga penelitian ini memenuhi asumsi homokedastisitas. c. Hasil Uji Multikolinieritas Deteksi terhadap ada atau tidaknya multikolinieritas dalam sebuah model regresi berganda dapat dilihat dari variance inflation factor (VIF) dan tolerance (TOL). Pada tabel 4.10 dibawah ini.
Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas
Model 1
Pengetahuan Dasar Perpajakan Kemampuan Numerik Sikap Disiplin a Dependen Variable: Efisiensi Kerja Sumber : Data primer yang diolah
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,598 1,671 ,619 1,616 ,524 1,908
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai varian inflation factor disekitar angka 1, dengan demikian dapat disimpulkan hasil tersebut mengindikasikan tidak terdapat gejala multikolinieritas terhadap variabel penelitian. Sehingga model regresi berganda dapat digunakan dalam penelitian. 3. Uji Hipotesis a. Hasil Uji Statistik t (uji parsial) Untuk mengetahui pengaruh variabel independent secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai t dan p value (sig) yang dapat dideteksi dari output SPSS pada tabel coefficients. Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis tiap variabel independent adalah sebagai berikut : 1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau (sig ≤ 0,05) dan nilai t lebih besar dari nilai 2 atau (t ≥ 2) maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (variabel independent secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen).
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau (sig ≥ 0,05) dan nilai t lebih kecil dari 2 atau (t ≤ 2) , maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan (variabel independent tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen).
Tabel 4.11 Hasil Uji t (Coeffisienª)
Model 1 (Constant)
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 4,668 5,248
Pengetahuan Dasar ,282 ,136 Perpajakan Kemampuan ,099 ,152 Numerik Sikap Disiplin ,450 ,123 a. Dependen Variabel Audit Sampling Sumber : Data primer yang diolah
t ,890
Sig ,378
,252
2,068
,043
,078
,653
,517
,476
3,660
,001
Hipotesis dari hasil analisis SPSS 12 untuk variabel pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin kerja dijabarkan sebagai berikut : 1) Pengetahuan dasar perpajakan berpengaruh terhadap efisiensi kerja Hipotesis yang diuji untuk variabel pengetahuan dasar perpajakan (X1) dirumuskan sebagai berikut : Ho1: Pengetahuan dasar perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja.
Ha1: Pengetahuan dasar perpajakan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa variabel pengetahuan dasar perpajakan memiliki nilai t sebesar 2,068 dengan nilai probabilitas sig 0,043, ini berarti nilai t lebih besar dari 2 atau (t ≥ 2) dan nilai probabilitas sig lebih kecil dari 0,05 (0,043 ≤ 0,05).
Artinya, terdapat pengaruh yang
signifikan antara pengetahuan dasar perpajakan terhadap efisiensi kerja sebesar 0,252 atau 25,2%. Hasil penelitian ini adalah konsisten dengan penelitian Djazoeli Sadhani (1998) yang menyatakan bahwa pegetahuan dasar perpajakan mempuyai hubungan yang positif dengan efisiensi kerja. Semakin tinggi pengetahuan dasar perpajakan yang dikuasai oleh aparat pajak maka akan semakin tinggi efisiensi kerjanya. Demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat pengetahuan dasar perpajakan maka hal tersebut akan mempengaruhi efisiensi kerjanya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa dengan
pengetahuan manusia mampu menguasai dan mempengaruhi perilaku. (Gordon. 1991:413) dalam
Djazoeli Sadlani (1999).
Pengetahuan merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh aparat pajak. Setiap aparat pajak dituntut untuk memiliki pengetahuan, dengan pengetahuan diharapkan aparat pajak mampu
memahami dasar-dasar perpajakan meliputi, fungsi-fungsi pajak, jenis-jenis pajak, asas-asas pemungutan pajak, hak dan kewajiban aparat pajak serta manfaat dari perpajakan dan menjalankan ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Perpajakan disertai dengan peraturan pelaksanaannya. 2) Kemampuan numerik berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja Hipotesis yang diuji pada pada variabel kemampuan numerik (X2) dirumuskan sebagai berikut : Ho2: Kemampuan numerik tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja Ha2: Kemampuan numerik berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.11, dapat diidentifikasi bahwa variabel kemampuan numerik memiliki nilai t sebesar 0.653 dengan nilai probabilitas sig 0,517. Hal ini berarti bahwa, nilai t lebih kecil dari 2 atau (t ≤ 2) dan nilai probabilitas sig lebih dari nilai probabilitas 0,05 atau (0,517 ≥ 0,05). Maka, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan numerik terhadap efisiensi kerja. Temuan ini bertolak belakang dari hipotesis yang diajukan. Oleh karena itu pengujian ini tidak berhasil membuktikan hipotesis 2.
Hal ini membawa implikasi pada profesi aparat pajak. Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner dan wawancara yang peneliti lakukan, umumnya wajib pajak berpendapat dalam setiap pekerjaan yang dilakukan oleh aparat pajak sudah terprogram secara
komputerisasi
untuk
mempercepat
pekerjaan
yang
dilakukan, dengan demikian tinggi atau rendahnya tingkat kemampuan numerik yang dimiliki aparat pajak tidak mudah diketahui. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Djazoeli Sadhani (1998), yang menyatakan bahwa kemampuan numerik memiliki hubungan positif dengan efisiensi kerja dan semakin tinggi tingkat kemampuan numerik, semakin tinggi pula tingkat efisiensi. 3) Sikap disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja Hipotesis ysng diuji untuk variabel sikap disiplin (X3) dirumuskan sebagai berikut: Ho3: Sikap disiplin kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja Ha3: Sikap disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.11 dapat diidentifikasi bahwa variabel sikap disiplin memiliki t tabel sebesar 3.660 dengan nilai probabilitas sig 0,001. Hal ini berarti menunjukkan nilai t tabel lebih besar dari 2 atau (t ≥ 2) dan nilai probabilitas sig
lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau (0,001 ≤ 0,05). Maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independent sikap disiplin dengan variabel dependen efisiensi kerja sebesar 0,476 atau 47,6%. Dan hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ahmad (2003), yang menyatakan bahwa disiplin berpengaruh penelitian
signifikan yang
terhadap
dilakukan
oleh
efektifitas W.Saragih
pelayanan
dan
(1999),
yang
menyatakan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pelayanan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan sikap
disiplin dalam kerja adalah merupakan kehendak dan kesediaan karyawan untuk memenuhi dan mentaati segala peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Disiplin kerja yang dimaksud tidak akan terbentuk dengan sendirinya tanpa disertai upaya yang dilakukan oleh perusahaan atau pemimpin (Triawulansari. 2008). b. Hasil Uji statistik F (uji simultan) Pengujian adanya pengaruh variabel independent secara simultan terhadap variabel dependen dilakukan dengan melihat nilai F yang dapat dideteksi dari output SPSS pada tabel ANOVA. Dasar pengambilan keputusan uji simultan antara variabel X1, X2 dan X3 terhadap variabel Y adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau (sig ≤ 0,05) dan nilai F lebih besar dari 4 atau (F ≥ 4) maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (variabel independent secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen). 2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau (sig ≥ 0,05) dan nilai F lebih kecil dari 4 atau (F ≤ 4) maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan (variabel independent secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen)
Tabel 4.12 Hasil Uji F (ANOVA) Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 556,545 546,855 1103,400
df 3 56 59
Mean Square 185,515 9,765
F Sig. 18,997 ,000(a)
a Predictors: (Constant), Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin b Dependen Variable: Efisiensi Kerja
Sumber : Data primer yang diolah Hipotesis yang akan diuji untuk variabel Pengetahuan dasar perpajakan (X1), kemampuan numerik (X2) dan sikap disiplin (X3) dirumuskan sebagai berikut Ho4: Pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin
kerja
aparat
pajak
secara
bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak
tidak
Ha4: Pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin kerja aparat pajak secara bersama-sama berpengaruh signifikan terdapap efisiensi kerja aparat pajak Berdasarkan tabel 4.12 terlihat nilai F adalah 18,997 dengan probabilitas 0,000, karena nilai probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 dan nilai F 18,997 lebih besar dari 4, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi efisiensi kerja.
Atau bisa dikatakan
pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin kerja aparat pajak secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak. c. Hasil Uji R² (koefisien determinasi)
Tabel 4.13 Uji R² (Model Summary)
Model 1
R ,710(a)
R Square ,504
Adjusted R Square ,478
Std. Error of the Estimate 3,125
a Predictors: (Constant), Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin
Sumber : Data primer yang diolah Nilai koefisien determinan (R square) pada tabel model summary sebesar 0.504 dan nilai koefisien determinan yang sudah disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0.478. Untuk jumlah variabel independent lebih dari dua, lebih baik digunakan
adjusted R square. Singgih
Santoso (2000:167). adjusted R square dalam tabel 4.13 menunjukkan nilai sebesar 0.478, jika disajikan dalam bentuk presentase sebesar
47,8%. Angka ini mempunyai maksud bahwa variabel pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin secara bersama-sama dapat menjelaskan 47,8% terhadap variabel efisiensi kerja dan sisanya 52,2% (100% - 47,8%) dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Standard error of estimate adalah sebesar 3,125, semakin kecil standard error of estimate maka akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen, namun dikarenakan nilai hasil uji secara simultan sebesar 47,8% maka hal itu dirasa kurang, sebab pada analisis sebelumnya diperoleh hasil pengetahuan dasar perpajakan memiliki pengaruh sebesar 25,2% dan sikap disiplin memiliki pengaruh sebesar 47,6% terhadap efisiensi kerja, sedangkan pada pengujian kemampuan numerik, variabel tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap efisiensi kerja. Hal tersebut yang menyebabkan pengolahan data secara simultan hanya menunjukkan angka 47,8%.
Jika pengujian kemampuan
numerik memiliki pengaruh terhadap efisiensi kerja, maka dapat dipastikan analisis secara simultan bisa menunjukkan hasil yang lebih baik. d. Analisis regresi berganda Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel independent terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini :
Tabel 4.14 Coefficientsª
Model 1
(Constant) Pengetahuan Dasar Perpajakan Kemampuan Numerik Sikap Disiplin
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 4.668 5.248
t .890
Sig .378
.282
.136
.252
2.068
.043
.099
.152
.078
.653
.517
.450
.123
.476
3.660
.001
Hasil analisis dari tabel 4.14 diatas memperlihatkan bahwa nilai constant 4,668, pengetahuan dasar perpajakan 0,282, kemampuan numerik 0,099 dan sikap disiplin 0,450 sehingga berdasarkan analisis regresi berganda diperoleh persamaan sebagai berikut : Y = 4,668 + 0,282X1 + 0,099X2 + 0,450X3 1) Konstansta sebesar 4,668 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin kerja aparat pajak efisiensi kerja adalah 4.668 2) Koefisien regresi 0,282 menyatakan bahwa setiap penambahan sejumlah pengetahuan dasar perpajakan akan meningkatkan efisiensi kerja sebesar 0,282. 3) Koefisien regresi 0,450 menyatakan bahwa setiap penambahan sejumlah sikap disiplin kerja akan meningkatkan efisiensi kerja sebesar 0,450.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil uji t menunjukkan variabel pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel efisiensi kerja aparat pajak (Y) 2. Hasil uji t menunjukkan variabel kemampuan numerik aparat pajak (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel efisiensi kerja aparat pajak (Y). 3. Hasil uji t menunjukkan variabel sikap disiplin kerja aparat pajak (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel efisiensi kerja aparat pajak (Y) 4. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel pengetahuan dasar perpajakan (X1), kemampuan numerik (X2) dan sikap disiplin kerja aparat pajak (X3) berpengaruh secara simultan terhadap variabel efisiensi kerja aparat pajak. B. Implikasi Penelitian ini memiliki implikasi terhadap berbagai pihak yang terkait dengan bidang perpajakan, terutama aparat pajak dengan beberapa faktor atau variabel berikut: 1. Variabel pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak yang secara signifikan berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
Hasil penelitian ini
menjelaskan pengaruh pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak dapat berdampak pada tingkat kemampuan serta kreativitas aparat pajak. Oleh karena itu diharapkan aparat pajak untuk lebih meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan wawasan khususnya yang berkaitan dengan perpajakan dan selalu mengikuti perkembangan dari setiap ketentuan Undang-undang Perpajakan dan mampu menginterprestasikan pengetahuan dan wawasan yang dimiliki sehingga mencapai hasil yang terbaik sebagai bentuk dari efisiensi kerja yaitu tercapainya kepuasan wajib pajak atas pelayanan kerja aparat pajak. 2. Variabel kemampuan numerik yang meliputi kemampuan berhitung aparat pajak dengan cepat dan tepat baik secara manual maupun secara komputerisasi. Berdasarkan hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa kemampuan numerik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak, hal ini akan berdampak negatif terhadap efisiensi kerja aparat pajak, karena dengan rendahnya tinggkat kemampuan numerik aparat pajak dapat mengurangi efisiensi kerja, oleh karena itu perlu
adanya suatu upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan numerik aparat pajak, salah satu diantanya melalui intervensi pendidikan dan latihan, selain itu pemberian latihan kepada aparat pajak dengan teknik pemeriksaan berbasis komputer khsusnya untuk aparat pajak senior juga diperlukan, guna membentuk suatu aparat yang berkualitas dengan memiliki kemampuan numerik yang tinggi sehingga memiliki sensitivitas dan kapasitas untuk melihat dengan cerdas
permasalahan logika matematik serta mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan perpajakan. 3. Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel sikap disiplin kerja aparat pajak secara siginifikan berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak, dan salah satu elemen penting untuk meningkatkan sikap disiplin kerja aparat pajak
adalah dengan
meningkatkan tingkat kesadaran, tingkat kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan Undang-undang Perpapajakan dalam diri aparat pajak itu sendiri dengan demikian akan mampu mewujudkan suatu aparat pajak yang beretika, jujur dan konsekuen dalam penegakan hukum serta mewujudkan aparat pajak yang prima dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak dan semua itu akan berdampak positif terhadap respon wajib pajak dan meningkatkan kepatuhan sukarela (voluntary tax compliance) wajib pajak selama melakukan kewajiban perpajakannya. C. Saran Berdasarkan kelemahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran diantaranya : 1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel berpengaruh terhadap efisiensi kerja diantaranya kemampuan intelektual aparat pajak, profesionalisme kerja aparat pajak dan efektivitas 2. Masih berkaitan dengan keterangan dari hasil penelitian sebelumnya, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menyajikan hasil penelitian yang
lebih berkualitas dengan memilih objek penelitian dengan responden yang lebih berpengalaman dibidang perpajakan dan dapat melakukan penelitian di propinsi lain, sehingga nanti hasilnya bisa digeneralisasikan untuk lingkup yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Assyari. ”Definisi dan Jenis-jenis Pengetahuan”, Artikel ini diakses dari http://referensiassyariabdullah.blogspot.com Pada tanggal 21 April 2008.
Achmad ”Pengaruh Kemampuan Pegawai dan Disiplin Kerja Terhadap Efektiftas Pelayanan”, Publik & Bisnis, Vol 1, Nomor 1, 2003.
Aviantara, Aris. ”Pengertian-Pengertian Dalam Ketentuan Umum Perpajakan”, Artikel ini diakses dari http://www.konsultan-pajak.co.cc Pada tanggal 11 Januari 2009.
Ghozali, Imam, ”Aplikasi Analsis Multivariate dengan Program SPSS”, Penerbit Badan Universitas Diponogoro, Semarang, 2005
Gie,
Liang. “Filsafat Administrasi”, Artikel ini diakses http://arfanhy.blogspot.com. Pada tanggal 31 januari 2008.
dari
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.
Helmi, Avin Fadilla. ”Disiplin Kerja ”, Buletin Psikologi, Tahun IV, Nomor 2, Desember 1996
Indriantoro, Nur dan Bambang Supono. ”Metodologi Penelitian Bisnis” Edisi Pertama, Yogyaka 2000.
Lestari, Eka. ”Sistem Informasi Perpajakan dan Lama Masa Kerja Sebagai Pemeriksa Pajak Terhadap Kemampuan Pemeriksaan Pajak”, Skripsi, FEIS UIN, Jakarta, 2008.
Mardiasmo. “Perpajakan”, Edisi Revisi 2008, Yogyakarta, 2008.
Meliono, Irmayanti. ” MPKT Modul 1”, Lembaga Penerbitan FEUI, Jakarta 2007.
Nurhidayani, Siti. “Analisis Perbedaan Efisiensi Perusahaan Properti Di BEI Sebelum dan Sesudah Berlakunya Undang-undang Perpajakan 2000”. Skripsi, FEIS UIN, Jakarta, 2008
Prayitno, Dwi. “Mandiri Belajar SPSS”, Cetakan Pertama, Mediakom, Yogyakarta 2008
Robbin, Stephen P dan Judge, Timothy A. “Perilaku Organisasi”, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta 2008.
Shadhani, Djazoeli. ”Pengetahuan Dasar, Kemampuan Numerik dan Efisiensi Kerja”, Jurnal Kipas, Vol: 1, Nomor 8, Mei 1999.
Suandy, Erly. ”Hukum Pajak”, Edisi Ketiga dan Kedua,Jakarta, Salemba Empat, 2005.
Sugiono. ”Statistik Untuk Penelitian”, Cetakan Kedelapan, Bandung, Mei 2005 Toruan, Rayendra .L. ”Modernisasi dan Reformasi Perpajakan”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008.
Triwulansari. ”Analisis Kontribusi Pengawasan Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Karyawan”, Artikel ini diakses dari http://my.idebagus.com Pada tanggal 5 Juli 2008.
Waluyo. ”Perpajakan Indonesia”, Buku Satu dan Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
W. Saragih, H. Mokoginta, JH. Goni, J. Loilewen. ”Faktor-faktor Profesionalisme Disiplin dan Efisiensi Aparat Pajak serta Efektifitas Pencapaian Target PBB”, Jurnal Kipas, Vol: 2 , Nomor 14, November 1999.
Pertiwi, Selti Waway. “Pengaruh Kemampuan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil”, Artikel ini diakses dari http://mmfe.unila.ac.id. Pada tanggal 15 Januari 2009.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 “Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan”, Tax Centre FISIP Universitas Indonesia&PT.Integral Data Prima. 2007.
Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN
Pengaruh Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Aparat Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak
Disusun Oleh : AHMAD SYAFI’I HAZAMI 204082002298
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL JURUSAN AKUNTANSI
Pengantar “Pengaruh Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Aparat Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak” Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi instansi yang terkait dalam memahami aspek penting yang menentukan efisiensi kerja yang baik. Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk membantu penulis dalam pengisian kuisioner ini. Kualitas penelitian ini tergantung dari partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam pengisian kuisioner. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan jawaban yang sejujurnya dari
Bapak/Ibu/Saudara. Selebihnya penulis mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan yang telah Bapak/Ibu/Saudara luangkan guna pengisian kuisioner ini. Jakarta,
/Agustus/2009
Ahmad Syafi’I Hazami NIM: 204082002298
Cara Pengisian Kuisioner Saudara cukup memberi tanda (X)/(√ ) pada pilihan jawaban yang tersedia pada setiap pertanyaan sesuai dengan pendapat saudara. Setiap pertanyaan hanya mengharapkan satu jawaban dan bila memilih jawaban “lain-lain” maka diharapkan untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Setiap angka akan mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat saudara. Untuk pertanyaan yang tidak ada angka pilihannya, saudara diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan kondisi yang dialami pada pekerjaan saat ini.
Hormat Saya,
Ahmad Syafi’I Hazami
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden
:……………………….
Umur Responden
:……………………….
Jenis Kelamin
: ( ) Pria ( ) Wanita
Jenjang Pendidikan
: ( ) SMA ( ) D1 ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3
Pekerjaan
: ( ) PNS ( ) Pegawai Swasta ( ) Buruh ( ) Lain-lain
Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5.
STS = TS = TP = S = SS =
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Pasti Setuju Sangat Setuju DAfTAR PERTANYAAN
Variable independent pengetahuan dasar perpajakan. No Pertanyaan STS TS 1 2
3 4 5
6
7
8
9
10
Pengetahuan dasar-dasar perpajakan wajib dimiliki oleh seluruh aparat pajak. Pengetahuan dasar-dasar perpajakan merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh aparat pajak. Aparat pajak harus mampu mengerti dan memahami tujuan dari fungsi-fungsi pajak. Aparat pajak harus mampu membedakan tiap jenis-jenis pajak. Aparat pajak harus mengerti dan dapat mempraktikan asas-asas dari pemungutan pajak. Aparat pajak harus memahami Undangundang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Lamanya masa kerja aparat pajak membuatnya semakin berpengalaman dan menambah pengetahuan dibidang perpajakan. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki aparat pajak, sangat membantu wajib pajak jika mengalami kesulitan dalam tata cara perpajakan. Semakin banyak pengetahuan dasar perpajakan yang dimiliki aparat pajak, memudahkan dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman dibidang perpajakan, aparat pajak dapat bekerja dengan efisien dan efektif.
TP
S
SS
Variabel independent kemampuan numerik. a. Bakat No.
1
2
3
4
5
6
Pertanyaan
STS
TS
TP
S
SS
STS
TS
TP
S
SS
Menurut saya, aparat pajak harus memiliki kemampuan berhitung dengan cepat. Menurut saya, aparat pajak harus memiliki kemampuan berhitung dengan tepat. Dengan kemampuan numerik (berhitung dengan cepat dan tepat) yang dimiliki oleh aparat pajak, sangat membantu anda sebagai wajib pajak dalam melakukan self assesment system. Kemampuan numerik yang dimiliki aparat pajak, dikarenakan terlatih dan selalu berhubungan dengan angkaangka. Dalam proses hitung-menghitung, aparat pajak harus mampu melakukannya secara komputerisasi. Kemampuan numerik yang dimiliki aparat pajak, ditentukan oleh tingkat pendidikan yang dimiliki aparat pajak.
b. Inteligensi No.
7
8
9
10
Pertanyaan Aparat pajak harus mampu mengubah arah pemikiran dan tindakan apabila melakukan penyimpangan prosedur dalam pemungutan pajak Aparat pajak harus siap dikritik atau mengkritik diri sendiri jika terbukti melakukan kesalahan. Aparat pajak mampu mengarahkan pikiran dan tindakan secara efisien dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Menurut saya, aparat pajak harus mampu mengikuti perkembangan IPTEK
Variabel independent disiplin kerja No. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pertanyaan Aparat pajak harus selalu melakukan absent tepat pada waktunya. Dalam setiap melakukan pembayaran pajak, aparat pajak selalu memberikan pelayan yang terbaik kepada anda sebagai wajib pajak. Aparat pajak harus mematuhi ketentuan jam kerja dan tidak menyalahgunakan jam kerja untuk kepentingan diluar pekerjaan. Aparat pajak harus memiliki kesadaran bahwa memberikan pelayanan terbaik untuk wajib pajak adalah tujuannya
Menurut saya, aparat pajak harus menjungjung tinggi komitmen terhadap Kantor Pelayanan Pajak. Menurut saya aparat pajak harus memiliki loyalitas yang tinggi terhadap Kantor Pelayanan Pajak. Aparat pajak harus mematuhi peraturan mengenai kode etik pegawai yaitu Undang-undang No.28 Tahun 2007 pasal 36B ayat (2).yaitu Kewajiban dan larangan bagi pegawai. Menurut saya, aparat pajak harus mematuhi setiap peraturan dengan kesungguhan hati, tanpa adanya paksaan. Menurut saya, aparat pajak harus mematuhi semua peraturan, bukan karena ada perasaan takut akan sanksi. Menurut saya, sikap disiplin kerja dan sikap tanggung jawab aparat pajak, terbentuk dari hasil proses belajar, keluarga dan masyarakat
STS
TS
TP
S
SS
Variabel dependen efisiensi kerja No.
1
2
3
4 5
6
7
8
9
10
Pertanyaan Menurut saya, dengan pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin aparat pajak, akan menghasilkan efisiensi kerja yang baik. Menurut saya, dalam melaksanakan setiap pekerjaannya, aparat pajak harus membuat konsep kerja dengan menerapkan proses manajemen. Menurut saya, setiap pekerjaan yang dilakukan aparat pajak harus berdasarkan urutan perencanaan kerja yang telah dibuat. Menurut saya, setiap aparat pajak harus bekerja dengan penuh ketelitian. Setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh aparat pajak, harus dilakukan dengan seketika tidak membuang-buang waktu. Menurut saya, setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh aparat pajak harus dikerjakan dengan tepat.dan akurat. Menurut saya, setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh aparat pajak, harus dilakukan dengan cermat dan hemat. Suatu kegiatan aparat pajak dianggap mewujudkan efisiensi, jika dengan suatu kegiatan tertentu mencapai hasil yang terbesar. Suatu kegiatan aparat pajak dianggap mewujudkan efisiensi jika suatu hasil tertentu tercapai dengan kegiatan terkecil. Seorang aparat pajak dikatakan efisien, jika mampu mencapai suatu prestasi berupa output atau hasil yang lebih besar dari input.
STS
TS
TP
S
SS
Lampiran III 1. Variabel Pengetahuan Dasar Perpajakan Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
% 60
96,8
2
3,2
62 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,793
N of Items 10 Item Statistics
PDP1 PDP2 PDP3 PDP4 PDP5 PDP6 PDP7 PDP8 PDP9 PDP10
Mean 4,75 4,52
Std. Deviation ,437 ,504
N
4,57 4,52
,533 ,596
60 60
4,38
,640
60
4,47 3,78
,566 ,904
60 60
4,27 4,22
,733 ,739
60 60
4,23
,745
60
60 60
Item-Total Statistics
PDP1 PDP2 PDP3 PDP4 PDP5 PDP6 PDP7 PDP8 PDP9 PDP10
Scale Mean if Item Deleted 38,95
Scale Variance if Item Deleted 13,506
Corrected Item-Total Correlation ,372
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,785
39,18
12,186
,697
,754
39,13 39,18 39,32 39,23
12,626 12,220 11,949 13,368
,524 ,555 ,572 ,290
,770 ,765 ,762 ,793
39,92
12,417
,260
,812
39,43 39,48
12,080 11,101
,446 ,659
,777 ,748
39,47
11,948
,464
,775
Scale Statistics Mean 43,70
Variance 14,892
Std. Deviation 3,859
N of Items 10
2. Kemampuan Numerik Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
% 60
96,8
2
3,2
62 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,677
N of Items 9 Item Statistics
KN1 KN2 KN3 KN4 KN5 KN6 KN7 KN8 KN9
Mean 4,00
Std. Deviation ,759
N
4,30
,530
60
3,93 4,03
,778 ,780
60 60
4,07 3,97
,861 ,688
60 60
4,52 4,20
,504 ,576
60 60
4,22
,865
60
60
Item-Total Statistics
KN1 KN2 KN3 KN4 KN5 KN6 KN7 KN8 KN9
Scale Mean if Item Deleted 33,23 32,93
Scale Variance if Item Deleted 9,097 10,131
Corrected Item-Total Correlation ,422 ,353
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,635 ,653
33,30 33,20
8,993 9,553
,430 ,299
,632 ,663
33,17 33,27
8,853 9,826
,393 ,303
,642 ,660
32,72
10,342
,311
,660
33,03 33,02
10,270 8,796
,272 ,401
,665 ,640
Scale Statistics Mean 37,23
Variance 11,606
Std. Deviation 3,407
N of Items 9
3. Sikap Disiplin Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
% 60
96,8
2
3,2
62 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,848
N of Items 10 Item Statistics
D1
Mean 4,35
Std. Deviation ,685
D2 D3
4,52 4,45
,725 ,699
60 60
D4
4,47 4,28
,676 ,640
60 60
4,15 4,30
,755 ,743
60 60
4,33 4,33
,542 ,705
60 60
3,97
,823
60
D5 D6 D7 D8 D9 D10
N 60
Item-Total Statistics
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Scale Mean if Item Deleted 38,80 38,63
Scale Variance if Item Deleted 17,485 17,490
Corrected Item-Total Correlation ,510 ,472
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,837 ,841
38,70 38,68
17,502 17,068
,493 ,600
,839 ,829
38,87 39,00
17,168 16,542
,621 ,612
,828 ,828
38,85
16,909
,558
,833
D8 D9 D10
38,82
17,678
,637
,829
38,82 39,18
16,762 17,339
,626 ,417
,827 ,848
Scale Statistics Mean 43,15
Variance 20,875
Std. Deviation 4,569
N of Items 10
4. Efisiensi Kerja Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
% 60
96,8
2
3,2
62 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,782
N of Items 10 Item Statistics
EF1 EF2 EF3 EF4 EF5 EF6 EF7 EF8 EF9 EF10
Mean 4,17 4,08
Std. Deviation ,717 ,619
N
3,90 4,47
,730 ,566
60 60
4,08
,696
60
4,42 4,13
,671 ,676
60 60
3,75 3,38
,895 ,958
60 60
3,72
,825
60
60 60
Item-Total Statistics
EF1 EF2 EF3 EF4 EF5
Scale Mean if Item Deleted 35,93 36,02
Scale Variance if Item Deleted 16,538 15,847
Corrected Item-Total Correlation ,283 ,502
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,783 ,759
36,20 35,63
16,027 15,999
,367 ,526
,773 ,758
36,02
15,271
,542
,752
EF6 EF7 EF8 EF9 EF10
35,68
15,305
,561
,751
35,97 36,35
15,118 14,435
,595 ,510
,747 ,756
36,72
15,257
,337
,784
36,38
15,359
,411
,769
Scale Statistics Mean
Variance
40,10
Std. Deviation
N of Items
4,325
10
18,702
5. Regresion Variables Entered/Removed(b)
Model 1
Variables Entered
Variables Removed
jml_x3, jml_x2, jml_x1(a)
Method .
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: jml_y Model Summary
Model 1
R ,710(a)
R Square ,504
Adjusted R Square ,478
Std. Error of the Estimate 3,125
a Predictors: (Constant), jml_x3, jml_x2, jml_x1 ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual
Mean Square 3
185,515
546,855 56 1103,400 59 a Predictors: (Constant), jml_x3, jml_x2, jml_x1 b Dependent Variable: jml_y
9,765
Total
556,545
df
F
Sig.
18,997
,000(a)
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant ) jml_x1 jml_x2 jml_x3
Standardized Coefficients
Std. Error
4,668
5,248
,282 ,099
,136 ,152
,450
,123
t
Beta
,890
,378
,252 ,078
2,068 ,653
,043 ,517
,476
3,660
,001
a Dependent Variable: jml_y Model Summary(b)
Model 1
Durbin-Watson 2,156(a) a Predictors: (Constant), jml_x3, jml_x2, jml_x1 b Dependent Variabl
6. Multikolinieritas Coefficients(a) Collinearity Statistics Model 1
jml_x1 jml_x2 jml_x3
Tolerance ,598 ,619
VIF 1,671 1,616
,524
1,908
a Dependent Variable: jml_y Coefficient Correlations(a) Model 1
Correlatio ns
jml_x3
Covarianc es
jml_x3 jml_x2 jml_x1
jml_x2 jml_x1
a Dependent Variable: jml_y
Sig.
jml_x3 1,000 -,412
jml_x2 -,412 1,000
jml_x1 -,445 -,228
-,445
-,228
1,000
,015 -,008
-,008 ,023
-,007 -,005
-,007
-,005
,019
Collinearity Diagnostics(a)
Model
Dimension
1
1
Condition Index
Eigenvalue
2 3 4
3,988 ,005
1,000 27,001
,004 ,003
31,761 36,036
a Dependent Variable: jml_y
Variance Proportions (Constant) ,00
jml_x1
,56 ,01 ,42
,00
jml_x2 ,00
jml_x3 ,00
,00 ,39 ,61
,00 ,82 ,18
,50 ,02 ,48
Residuals Statistics(a)
Predicted Value Residual Std. Predicted Value
Minimum 31,77 -6,166
Maximum 45,53 7,017
Mean 40,10 ,000
Std. Deviation 3,071 3,044
-2,711 -1,973
1,768 2,246
,000 ,000
1,000 ,974
Std. Residual
N 60 60 60 60
a Dependent Variable: jml_y
Residuals Statistics(a)
Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value a Dependent Variable: jml_y
Minimum 31,77
Maximum 45,53
Mean 40,10
Std. Deviation 3,071
N
-2,711
1,768
,000
1,000
60
,423
1,417
,779
,214
60
31,36 -6,166
45,23 7,017
40,09 ,000
3,061 3,044
60 60
-1,973
2,246
,000
,974
60
-2,070 -6,785 -2,134 ,096
2,332 7,568 2,432 11,144
,002 ,015 ,003 2,950
1,011 3,282 1,023 2,180
60 60 60 60
,000
,108
,020
,026
60
,002
,189
,050
,037
60
60
Histogram
Dependent Variable: jml_y
10
6
4
2 Mean = -4.82E-16 Std. Dev. = 0.974 N = 60
0 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: jml_y 1.0
0.8
Expected Cum Prob
Frequency
8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
Scatterplot
Dependent Variable: jml_y
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4 -3
-2
-1
0
1
Regression Standardized Predicted Value
2