perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS SIKAP WAJIB PAJAK TERHADAP MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN (Studi empiris pada Kantor Pajak Pratama Surakarta 2009-2010)
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh : PUJO WIDYO RAHARJO F.1306596
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
ANALISIS SIKAP WAJIB PAJAK TERHADAP MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN
Surakarta,…Januari 2010 Telah diterima dan disetujui oleh Pembimbing
Drs. Eko Arief S, M.Si.,Ak NIP 19611231 198803 1 006
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim pengujin Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperolah gelar Sarjana Ekonomi Jurusam Akuntansi
Surakarta, Januari 2010 Tim Penguji Skripsi
1. Drs Eko Arief S. Msi, Ak. NIP. 19611231 198803 1 006
(………………….)
2. Dr Rahmawati. Msi, Ak. NIP. 19680401 199303 2 001
(………………….)
3. Dra. Setianingtyas H. MM, Ak. NIP. 196002427 198601 2 001
(………………….)
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Jangan pernah takut, karena untuk jadi Satria tidak harus menjadi Penguasa” (ST Wiyono S.kar)
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan menyebut asma Allah SWT kupersembahkan karya sederhana ini untuk “Ayah dan Ibu beserta keluargaku,Semua mahluk hidup ciptaan Allah SWT, mimpi yang terajut dan massa depan yang diperjuangkan”
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ Sikap Wajib Pajak Terhadap Modernisasi Administrasi Perpajakan ”. Skripsi ini disusun oleh penulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Sebelas Maret. Kesempurnaan
hanya
milik
Allah
SWT,
kekurangan
dan
keterbatasan adalah milik manusia. Begitu juga dalam penyusunan skripsi ini, keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penulis adalah kendala mendekati kesempurnaan . Tanpa bantuan dari berbagai pihak, penyusunan skripsi ini tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, penulis dengan segenap kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Allah SWT atas limpahan rahmad dan hidayah yang tak ternilai. 2. Prof. Dr. Bambang Sutopo.M.com selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNS 3. Drs. Jaka Winarna, M.Si,Ak. Selaku ketua jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Bapak Drs. Eko Arief S, Msi, Ak, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian sampai skripsi ini selesai. 5. Hj. Rahmawati, Dr., M.Si., Ak., yang telah memberi waktu, saran dan bimbingannya. 6. Keluarga besar Sugeng Yuwono atas curahan hati dan doa yang tak ternilai. 7. Keluarga besar Singgih Utomo atas dukunganya dan tempat yang nyaman. 8. Segenap Bapak dan Ibu dosen dan seluruh staff Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 9. Seluruh Staff dan karyawan Fakultas Ekonomi Kantor Pajak Pratama Surakarta. 10. Keluarga besar PALAFNE, Pencinta Alam Non Gelar Ekonomi Universitas Gajah Mada 11. Keluarga besar Asrama Kalimantan Timur PESUT, Surakarta. 12. Teman-teman O-Q kos. 13. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2006. 14. Untuk seseorang yang singgah dan pergi dalam hati. Semoga kita mendapatkan mimpi kita masing-masing. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu yang banyak memberikan bantuan. Semoga segala amal kebaikan dari semua pihak tersebut mendapat limpahan pahala dan karunia dari Allah SWT
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“tak ada gading yang tak retak” itulah ungkapan yang cocok untuk tulisan ini, untuk itu penulis akan selalu membuka diri dan mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun sehingga skripsi ini akan lebih bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Surakarta,
Januari 2010
Penulis
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………...……iii HALAMAN MOTTO ……………………………………………………iv HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………v KATA PENGANTAR………...................................................................vi DAFTAR ISI……………………………………………………………. ix DAFTAR TABEL………………………………………………………. xii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………xiii HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………..…xiv HALAMAN ABSTRACT ……………………………………….……...xv BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………..1 A.
Latar Belakang Masalah………………………………………1
B.
Perumusan Masalah…………………………………………...5
C.
Tujuan Penelitian……………………………………………..5
D.
Manfaat Penelitian……………………………………………6
E.
Sistematika Penulisan………………………………………...7
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………8 A.
B.
Penilaian Sikap dan Wajib Pajak…………………………….8 1.
Penilaian Sikap…………………………………...8
2.
Pengertian Wajib Pajak …………………………..9
Modernisasi dan Administrasi…………………………...….10 1.
Pengertian Modernisasi……………………...…...10
2.
Pengertian Administrasi………………………….12 commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
C.
digilib.uns.ac.id
Pemahaman Tentang Perpajakan……………………………13 1.
Definisi Pajak……………………………………13
2.
Fungsi Pajak……………………………………..14
3.
Penggolongan Pajak …………………………….15
4.
Sistem Perpajakan ………………………………16
D.
Sejarah Sistem Administrasi Perpajakan ………………….....17
E.
Modernisasi Administrasi Perpajakan ……………………….21 1.
Modernisasi Sumber Daya Manusia…………… 21
2.
Modernisasi Teknologi Informasi ……………...24
3.
Modernisasi Struktur Organisasi………………..29
BAB III METODE PENELITIAN………………..........…………….31 A.
Ruang Lingkup Penelitian …………………………………...31
B.
Populasi dan Sampel………………………………………….31
C.
Jenis Data ……………………………………………………34 1.
D.
Metodelogi Pengumpulan Data……………………………...35 1.
E.
Data Primer……………………………………...34
Studi Lapangan ………………………………...35
Metodelogi Analisis Data……………………………………36 1.
Analisis Kualitatif……………………………….36
2.
Analisis Kuantitatif……………………………..39
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA………………………………………….43 A.
B.
C.
Deskripsi Identitas dan Jawaban Responden………………..43 1.
Deskripsi Identitas Responden…………………43
2.
Deskripsi Jawaban Responden…………………44
Uji Instrumen Penelitian ……………………………………46 1.
Uji Validitas ……………………………………46
2.
Uji Realibilitas …………………………………50
Uji Hipotesis Penelitian …………………………………….50 1.
Analisis Indeks Sikap ………………………….50
2.
Analisis Kai Kuadrat…………………………...57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………..61 A.
Kesimpulan ………………………………………...……….61
B.
Saran………………………………………………………...63
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
Tabel 3.1
: Tanggapan dan Nilai Tanggapan Responden………..38
Tabel 3.2
: Nilai Indeks Sikap (S) dan Penilaian Wajib Pajak…...39
Tabel 4.1
: Data Indentitas Responden…………………………..44
Tabel 4.2.1 : Hasil Analisis Faktor Modernisasi SDM…………….47 Tabel 4.2.2 : Hasil Analisis Faktor Modernisasi Teknologi Informasi……………………………………………..48 Tabel 4.2.3 : Hasil Analisis Faktor Modernisasi Struktur Organisasi…………………………………………….49 Tabel 4.3
: Tabulasi Peringkat Rangking………………………...51
Tabel 4.4
: Tabulasi Perhitungan Masing-Masing Atribut………52
Tabel 4.5
: Tabulasi Penentuan Rangking dari Seluruh Atribut…52
Tabel 4.6
: Tabulasi Pilihan Jawaban Responden……………….53
Tabel 4.7
: Tabel Perhitungan Jumlah Jawaban dengan Bobot Masing-Masing Jawaban…………………………….54
Tabel 4.8
: Perhitungan Nilai Atribut………………....……….....55
Tabel 4.9
: Perhitungan Nilai Indeks Sikap……………….……...56
Tabel 4.10 : Rekapitulasi Analisis Chi Square…………………….60
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
:
Hal Struktur Organisasi Dirjen Pajak … ………………….20
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
ANALISIS SIKAP WAJIB PAJAK TERHADAP MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN
Tujuan melakukan penelitian untuk menguji sikap wajib pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan dan perbedaan sikap wajib pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan berdasarkan jenis wajib pajak. Secara garis besar, modernisasi meliputi tiga hal: modernisasi sumber daya manusia, teknologi informasi, dan struktur organisasi. Metode penelitian menggunakan model sikap Fishbein untuk menguji sikap wajib pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan dan analisis Chi Square untuk menguji ada/tidak perbedaan sikap wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap modernisasi administrasi perpajakan berdasarkan jenis wajib pajaknya. Pengambilan 60 sampel menggunakan convenience sampling terhadap wajib pajak wilayah Surakarta dengan menyebarkan kuesioner dengan 33 butir pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap wajib pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan adalah baik dan tidak ada perbedaan sikap wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap modernisasi administrasi perpajakan berdasarkan jenis wajib pajak.
Kata Kunci : Sikap Wajib Pajak, Modernisasi Sumber Daya Manusia, Modernisasi
Teknologi
Struktur Organisasi. commit to user xiv
Informasi,
dan
Modernisasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
ANALYSIS OF TAX-PAYER ATTITUDES TOWARDS THE MODERNIZATION OF TAX ADMINISTRATION
The aim of this research is to evaluate tax-payers attitudes towards the modernization of tax administration. This evaluation also looks at the difference of attitudes towards the modernization of tax administration based on tax-payer type. Generally, modernization consists of three aspects: the modernization of human resources, information technology, and organization structures. Using the Fishbein attitude model, tax-payer attitudes toward modernization of tax administration is tested. In order to evaluate whether there is a difference of attitude among tax-payers based on tax-payer type, the Chi Square analysis is used. Sixty samples were taken, based on convenience sampling, in the Surakarta area using a questionnaire with 33 question items. The results of this research show that tax-payer attitudes toward the modernization of tax administration are good, and there is no difference in tax-payer attitudes toward the modernization of tax administration based on tax-payer type.
Keywords: Tax-Payer Attitudes, Modernization of Human Resource, Modernization of Information Technology, Modernization of commit to user Organization Structures. xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang sangat penting dan
potensial. Undang-undang Pajak, sebagai bagian hukum suatu Negara yang mengikat
warga
negaranya
yang
sangat
penting
dalam
menunjang
pembangunan ekonomi. Pemerintah Indonesia dalam membiayai pembangunan mempunyai 3 sumber penerimaan pokok, yaitu: penerimaan dari sektor pajak, penerimaan dari sector migas, dan penerimaan dari sektor bukan pajak. Sektor migas mulai menurun akibat diberlakukannya kuota minyak dunia yang berimbas pada penurunan produksi minyak. Dari ketiga sumber yang tersebut di atas, penerimaan dari sektor pajak merupakan sumber terbesar penerimaan Negara. Untuk itu pemerintah berusaha lebih kuat lagi memacu peranan dari sektor pajak walau dalam krisis perekonomian global yang turut melanda Indonesia dan berimbas pada beberapa sektor yang telah mengalami penurunan penerimaan. Panitia Anggaran (Panggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati tingkat defisit untuk APBN-P 2009 sebesar 2,4% dari PDB atau sebesar Rp 132 triliun. Defisit ini meningkat dari APBN 2009 yang sebesar 1% dari PDB atau 51,3 triliun. PPh Non migas turun dari Rp 300,677 triliun menjadi Rp 291,175 triliun. Penerimaan pajak non migas semester 1-2009 yang tumbuh minus 0,18% akan kembali positif di akhir tahun yaitu tumbuh sekitar
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10%. Sedangkan PPn turun dari Rp 249,508 triliun menjadi Rp 203,084 triliun, kemudian PBB turun dari Rp 28,916 triliun menjadi Rp 23,863 triliun. Sampai semester 1-2009 penerimaan pajak tumbuh negatif minus 2,83%. Departemen Keuangan mencatat penerimaan negara hingga 23 Maret 2009 mencapai Rp 145,8 triliun atau 15% dari target APBN 2009 yang sebesar Rp 984,786 triliun. Dari jumlah tersebut, penerimaan perpajakan mencapai Rp 118,461 triliun atau 16% dari target APBN 2009. Penerimaan pajak pada tahun 2009 akan di bawah target yang ditetapkan pada APBN 2009 (dokumen stimulus) yang sebesar Rp 587,827 triliun, sebagai akibat imbas krisis perekonomian global yang terjadi. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan-perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke waktu, yang berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak Oleh
karena
itu
berbagai
cara
dilakukan
pemerintah
untuk
menyadarkan masyarakat untuk taat membayar pajak. Sebagai wujud pelayanan pemerintah
kepada
rakyat,
pemerintah
senantiasa
memperbarui
dan
meningkatkan pelayanan pembayaran pajak supaya rakyat merasa nyaman dalam melaksanakan kewajiban pajaknya. Salah satunya dengan meningkatkan
commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mutu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sebagai media antara Wajib Pajak (WP) dengan petugas pajak. Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan penerimaan dalam negeri dari sektor pajak, antara lain melalui perubahan sistem pungutan official assessment menjadi self esessment dengan memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, melaporkan serta menyetorkan sendiri pajak yang terutang sesuai peraturan perpajakan. Peran KPP menjadi sangat besar karena disitulah tempat dimana wajib pajak melaporkan dan menyetorkan bukti kewajiban pajaknya. Sebagai salah satu instansi pemerintah yang berhubungan langsung dengan masyarakat maka pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) perlu untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga diharapkan dengan semakin baiknya pelayanan kepada masyarakat maka kesadaran akan arti pentingnya pajak sebagai sumber penerimaan negara untuk pembangunan akan menjadi semakin meningkat. Subjek pajak adalah pihak yang memiliki potensi (atau memenuhi syarat) untuk membayar pajak. Mengingat jumlah subjek pajak dan objek pajak yang begitu besar, maka pelayanan yang dilakukan DJP dilaksanakan melalui kantor – kantor pelayanan di daerah yang dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Saat ini Ditjen Pajak berupaya memperbaiki kinerja agar mampu bekerja secara profesional dan efisien dalam pelayanan dan penegakan hukum. Reformasi perpajakan yang saat ini dilaksanakan Ditjen Pajak memfokuskan diri pada Reformasi Peraturan dan Modernisasi Administrasi. Reformasi perpajakan yang sedang berlangsung menyentuh area lain di luar peraturan perundangan yaitu modernisasi administrasi perpajakan.
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sesuai dengan modernisasi, Ditjen Pajak telah melakukan beberapa langkah
reformasi
perpajakan
yang
merupakan
tahapan
modernisasi
administrasi perpajakan. Secara garis besar, modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan meliputi tiga hal : modernisasi sumber daya manusia, teknologi informasi, dan struktur organisasi. Sehingga untuk dapat meningkatkan modernisasi administrasi perlu memperhatikan berbagai hal tersebut dan bagaimana sikap wajib pajak terhadap modernisasi administrasi yang dilakukan selama ini. Modernisasi pelayanan perpajakan oleh Direktorat Jenderal pajak Departemen
Keuangan
ditargetkan
untuk
menuntaskan
modernisasi
administrasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan kantor pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), hingga akhir 2008. Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta sendiri telah dicanangkan dan dilakukan modernisasi pelayanan perpajakan sejak akhir tahun 2007 berdasarkan surat keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP – 155/PJ/2007. Melihat permasalahannya, maka perlu dilakukan analisis sikap wajib pajak terhadap perubahan administrasi setelah modernisasi. Sikap Wajib Pajak akan ditelusuri dari sejauh mana Wajib Pajak menyikapi modernisasi administrasi perpajakan yang sedang berjalan. Bertolak dari hal tersebut diatas, maka dalam penelitian ini akan dilakukan dengan mengambil judul “Analisis Sikap Wajib Pajak Terhadap Modernisasi Administrasi Perpajakan”. Penelitian ini dilakukan di wilayah Surakarta yang Kantor Pelayanan Pajak (KPP) telah melakukan modernisasi administrasi perpajakan beberapa tahun berjalan ini.
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
B.
digilib.uns.ac.id
Perumusan Masalah Modernisasi administrasi perpajakan ditetapkan oleh Ditjen Pajak
didalamnya terdapat atribut/variabel modernisasi yang dapat mempengaruhi sikap wajib pajak dan petugas pajak. Penelitian ini meneliti sisi sikap wajib pajak dan penjabaran teknis modernisasi lebih kepada kewajiban dan hak wajib pajak pajak penghasilan. Penulis merumuskan masalah yaitu “Suatu Analisis Mengenai Sikap Wajib Pajak Terhadap Modernisasi Administrasi Perpajakan dan Ada/Tidak Perbedaan Sikap Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Perorangan Terhadap Modernisasi Administrasi Perpajakan Berdasarkan Jenis Wajib Pajak”.
C.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1.
Untuk menguji seberapa jauh sikap wajib pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan.
2.
Untuk menguji perbedaan sikap wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap atribut modernisasi administrasi perpajakan berdasarkan jenis wajib pajak.
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
D.
digilib.uns.ac.id
Manfaat Penelitian 1.
Sebagai informasi dan bahan evaluasi atas penerapan sistem modernisasi administrasi perpajakan di lingkungan KPP Pajak Kanwil
Surakarta
sehingga
dapat
mendorong
meningkatkan
penerimaan dari sektor pajak. 2.
Sebagai informasi yang perlu diperhatikan bagi pihak fiskus pajak dalam memahami aspek – aspek yang berpengaruh terhadap kesadaran/kepatuhan Wajib Pajak. Dan memberikan gambaran fiskus pajak untuk dapat melakukan penyesuaian – penyesuaian agar perpajakan berjalan dengan baik.
3.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi wajib pajak dan fiskus pajak untuk dapat memahami kendala pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan dan melaksanakan modernisasi dengan sebaik – baiknya.
4.
Sebagai informasi yang bermanfaat dalam menambah wawasan, baik bagi para pembaca maupun penulis sendiri
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
E.
digilib.uns.ac.id
Sistematika Penulisan Skripsi ini dibagi dalam lima bab dan masing – masing bab terbagi dalam subbab – subbab yang akan dirinci sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan yang menggambarkan garis besar pokok pembahasan secara menyeluruh.
BAB II
LANDASAN TEORI Berisi teori – teori dan studi pustaka yang terkait dengan variable – variable modernisasi administrasi perpajakan yang mempengaruhi sikap wajib pajak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian, populasi dan sampel, jenis data, motode pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV
ANALISIS DATA Bab ini akan menguraikan dan menganalisis data – data yang diperoleh di lapangan dari kasus yang diteliti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan seluruh langkah proses pembahasan dan analisis data hasil penelitian serta berisi saran yang diharapkan dapat berguna.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penilaian Sikap dan Wajib Pajak 1. Penilaian Sikap Beberapa definisi sikap telah dikemukakan oleh para ahli dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Menurut Berkowitz, yaitu sikap merupakan suatu respon evaluative. (Saifuddin Azwar, dalam Bimo Walgito 1988: 4). Definisi semacam ini menempatkan sikap sebagai aspek prilaku yang tidak statis, walaupaun pembentukan sikap seringkali tidak disadari oleh orang yang bersangkutan, akan tetapi sikap bersifat dinamis dan terbuka terhadap kemungkinan perubahan dikarenakan interaksi seseorang dengan lingkungan disekitarnya. Sikap hanya akan ada artinya apabila ditampakkan dalam bentuk pernyataan prilaku, baik perilaku lisan maupun perilaku perbuatan. Sikap dikatakan sebagai respon . Respon hanya akan timbul apabila indiviu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individual. Respon evaluative berarti bahwa bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu, yang member kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk – pisitif atau negative menyenangkan atau tidak menyenangkan - suka atau tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. Artinya, potensi reaksi yang sudah terbentuk dalam diri individu itu akan muncul berupa perilaku aktual sebagai cerminan sikapnya yang sesungguhnya terhadap sesuatu.
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Robbins dalam Siswanto (2001), sikap adalah pernyataan evaluative, baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai objek, orang atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Sedangkan Fishbein dan Ajzen dalam Siswanto (2001) mengemukakan bahwa sikap (attitude) seseorang adalah predeposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan, yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima/menolak) terhadap objek atau produk yang dihadapinya. Jadi secara definitive, sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan pikir (neural) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek, yang diorganisir melalui pengalaman serta mempengaruhinya secara langsung dan atau secara dinamis pada perilaku. 2.
Pengertian Wajib pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan menurut ketentuan
ketentuan perundang undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajibanan perpajakan termasuk pemungut pajak ataa pemotongan pajak tertentu. Seseorang bisa disebut sebagai wajib pajak, kalau mempunyai kewajiaban pajak subjektif dan kewajiaban pajak obyektif. Kewajiban pajak subjektif timbul sejak saat kita dilahirkan atau sejak bertempat tinggal diindonesia untuk selamanya. Sedangkan kewajiaban pajak objektif kalau mempunyai penghasilan diatas pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP).
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jadi, pengertian sikap wajib pajak dalam hubungan dengan modernisasi administrasi perpajakan ialah tanggapan wajib pajak (menerima / menolak) terhadap perubahan sistem administrasi perpajakan dari sistem lama ke sistem yang lebih modern. Dalam menilai seberapa jauh sikap wajib pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan dapat diketahui dengan menggunakan berbagai model pengukuran sikap salah satunya yaitu model sikap Fishbein.
B.
Modernisasi dan Administrasi 1.
Pengertian Modernisasi Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang
bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Pengertian modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut. a. Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis. b. Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar) Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian sebagai berikut.
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata. b. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup dalam masyarakat. Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syaratsyarat tertentu, yaitu sebagai berikut. a. Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat. b. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi. c. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu. d. Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa. e. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan. f. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pengertian Administrasi Banyak pengertian administrasi yang dikemukanan oleh para ahli administrasi, ada pengertian adminitasi secara luas dan ada pengertian administrasi secara sempit, dan bahkan ada yang mengartikan sebagai proses social. Dalam pengertian yang luas menurut Musanef (1996:1) dalam bukunya Manajemen Kepegawaian di Indonesia menyebutkan bahwa administrasi adalah kegiatan sekelompok manusia melalui tahapantahapan yang teratur dan dipimpin secara efektif dan efisien, dengan menggunakan sarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan Dalam implementasinya, administasi berkembang dan mempunyai tugas-tugas yang biasa disebut sebagai fungsi administrasi sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli seperti Henry Faysol, Harold Koontz, George R. Terry dan lain-lain, diantaranya adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian sampai dengan fungsi pengawasan. Salah satu bentuk rumusan pengertian adminitasi secara luas yang sederhana antara lain menyebutkan :bahwa administrasi adalah keseluruhan proses rangkaian pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha bersama demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Meskipun rumusannya sederhana, pengertiannya tetap mempunyai cakupan yang luas, yaitu seluruh proses kegiatan yang berencana dan melibatkan seluruh anggota kelompok.
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan dalam pengertian sempit, sebagai yang dikemukakan oleh Soewarno Handayaningrat (1996:2), dalam bukunya “Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen” , administrasi adalah suatu kegiatan yang meliputi catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan.
C.
Pemahaman Tentang Perpajakan 1.
Definisi Pajak Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. (Rochmad Soemitro dalam Suandy,2002:2). Didalam sumber yang sama, Soeparman Soemahamidjaja (1996) mendefinisikan pajak sebagai iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan normanorma hukum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa – jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Unsur-unsur pokok dari definisi di atas, yaitu: (1) iuran atau pungutan, (2) dipungut berdasarkan Undang-undang, (3) pajak dapat dipaksakan, (4) tidak menerima atau memperoleh kontraprestasi, dan (5) untuk membiayai pengeluaran umum Pemerintah.
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Fungsi Pajak Fungsi pajak seperti dikemukakan Wirawan B. Ilyas dan Richard
Burton, yaitu: 1)
Fungsi budgetair; disebut juga fungsi fiskal, yaitu fungsi untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai undang-undang berlaku yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.
2)
Fungsi regulerend; merupakan fungsi dimana pajak-pajak akan digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan. Pajak digunakan sebagai alat kebijaksanaan.
3)
Fungsi demokrasi; yaitu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem gotong-royong, termasuk kegiatan pemerintah dan pembangunan demi kemaslahatan manusia. Fungsi ini sering dikaitkan dengan hak seseorang untuk mendapatkan pelayanan dari pemerintah apabila ia telah melakukan kewajibannya membayar pajak, bila pemerintah tidak memberikan pelayanan yang baik, pembayar pajak bisa melakukan protes (complaint);
4)
Fungsi distribusi; yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan dalam masyarakat.
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Penggolongan Pajak Pajak dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu :
1). Pajak menurut golongannya dibagi menjadi dua kelompok yaitu : a.
Pajak Langsung Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak setelah
muncul atau terbit Surat Pemberitahuan / SPT Pajak atau Kohir yang dikenakan berulang-ulang kali dalam jangka waktu tertentu. Contoh dari pajak langsung adalah pajak penghasilan (PPh), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penerangan jalan, pajak kendaraan bermotor, dan lain sebagainya. b.
Pajak Tidak Langsung Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak
pada saat tertentu/terjadi suatu peristiwa kena pajak seperti misalnya pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB), dan lain-lain. 2).
Pajak Menurut Sifatnya Pajak Menurut Sifatnya dapat dibagi dalam 2 golongan :
a.
Pajak Menurut Subyeknya Pajak
Menurut
Subyeknya
yaitu
[pajak
yang
mendasarkan
pemungutannya dengan memperhatikan subjek pajak (wajib pajak secara subjektif). Contoh Pajak penghasilan (PPh).
commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Pajak Menurut Objeknya Pajak
Menurut
Subyeknya
yaitu
pajak
yang
mendasarkan
pemungutannya pada objek pajak saja tanpa memperhatikan sunjek pajaknya. Contoh PPN dan PPnBM. 3).
Pajak Menurut Pemungutannya Pajak berdasarkan pemungutanya dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a.
Pajak Pusat Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dandigunakan untuk
membiayai
rumah
tangga
negara.
Contoh:Pajak
Penghasilan,
Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai. b.
. Pajak Daerah Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dandigunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah. Contoh:Pajak Reklame, dan Pajak Hiburan. 4.
Sistem Perpajakan Sistem perpajakan suatu negara terdiri atas tiga unsur, yakni Tax Policy,
Tax Lawdan Tax Administration. Sistem perpajakan dapat disebut sebagai metoda atau cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh Wajib Pajak dapat mengalir ke kas negara. Sistem pemungutan pajak menurut Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton yakni:
commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
1)
digilib.uns.ac.id
Official Assesment System yakni sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh seseorang.
2)
Semi Self Assessment System yakni suatu sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada fiskus dan Wajib Pajak untuk menentukan besarnya utang pajak.
3)
Self Assessment System yakni suatu sistem pemungutan pajak yang member wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak.
4)
Witholding System yakni suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenangkepada pihak ketiga untuk memotong/memungut besarnya pajak yang terutang.
D.
Sejarah Sistem Administrasi Perpajakan Dalam dua dekade ini, pengeloalaan pajak di Negara kita berkembang
sangat dinamis. Ini terlihat dari perkembangan yang dimulai sejak dilakukannya reformasi perpajakan (tax reform) pada tahun 1983. Tahun 1989 istilah Kantor Inspeksi Pajak diganti menjadi Kantor Pelayanan Pajak yang struktur organisasinya masih berdasarkan jenis pajak. Melalui perubahan seperti organisasi, system, sarana, dan prasarana kerja, peraturan maupun aparat yang mengelola pajak, telah memberikan kontribusi yang meningkat bagi
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penerimaan Negara. Pajak telah berperan strategis bagi keuangan Negara (APBN) setiap tahun, yang perananya sekitar 70% hinga 75%. Sejak tahun 2002 Direktorat Jenderal Pajak melakukan modernisasi administrasi perpajakan. Langkah ini sebagai upaya menerapkan good governance
dan
pelayanan
prima
dalam
pengelolaan
pajak.
Untuk
implementasinya, maka sebagai pilot project dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar (Large Taxpayers Office, LTO). Yang dilayani adalah Wajib Pajak badan dalam kategori besar pada skala nasional dengan jumlah yang terbatas. Perubahan yang paling mendasar yang membedakan LTO dengan kantor – kantor pajak lain adalah struktur organisasi LTO tidak lagi menjalankan administrasi perpajakan yang berdasar pada jenis pajak, tapi berdasar fungsi organisasi (pelayanan, pengawasan, pemeriksaan, maupun penagihan pajak). Dengan berjalannya konsep modernisasi dan pelayanan perpajakan yang dilaksanakan oleh Wajib Pajak Besar, maka dilanjutkan pembentukan KPP Madya (Medium Taxpayers Office, MTO) pada rentang tahun 2003-2004.. Wajib Pajak yang dilayani adalah Wajib Pajak badan dalam kategori besar dalam skala regional (Kantor Wilayah) dan jumlahnya terbatas. KPP Madya ini hanya ada satu di setiap Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (walaupun belum semuanya). Selanjutnya, pada tahun 2005, mulai dibentuk KPP Pratama (Small Taxpayers Office, STO), yakni KPP yang selama ini telah ada dan dikembangkan,
dengan
menerapkan
prinsip
modernisasi
administrasi
perpajakan yang merupakan gabungan dari KPP, KPP PBB dan Karikpa
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak). KPP Pratama, Wajib Pajak yang dilayani adalah di luar yang terdaftar di KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya. Akhir tahun 2006, dilakukan modernisasi pada level Kantor Pusat DJP. Kantor Pusat yang awalnya terdiri dari 9 (Sembilan) unit evelon IL saat ini menjadi 13 (tiga belas) unit evelon IL. Modernisasi pajak lebih mengedepankan aspek pelayanan kepada masyarakat yang didukung oleh fungsi pengawasan, pemeriksaan,
maupun
penagihan
pajak.
Modernisasi
pajak
lebih
mengedepankan aspek pelayanan kepada masyarakat yang didukung oleh fungsi
pengawasan,
pemeriksaan,
maupun
penagihan
pajak.
Adanya
modernisasi administrasi perpajakan dimaksudkan untuk mencapai visi dan misi Ditjen Pajak. Visi Dan Misi adalah : Visi Direktorat Jenderal Pajak Menjadi Institusi pemerintah yangmenyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Misi Direktorat Jenderal Pajak Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.
commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.1 Sruktur Ditjen Pajak Besar
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, disusunlah tujuan jangka menengah yang menjadi pedoman reformasi perpajakan yaitu : a. Tercapainya tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi b. Tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi c. Tercapainya produktifitas aparat perpajakan yang tinggi
commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
E.
digilib.uns.ac.id
Modernisasi Administrasi Perpajakan Sebagai upaya untuk berkembang kearah yang lebih baik sesuai visi dan
misi, Ditjen Pajak telah membuat citra baru dengan langkah modernisasi administrasi perpajakan. Proses modernisasi tersebut akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh seluruh pihak baik intern maupun ekstern. Perubahanperubahan yang dilakukan berkaitan dengan modernisasi adalah :
1.
1.
Modernisasi Sumber Daya Manusia
2.
Modernisasi Teknologi Informasi
3.
Modernisasi Struktur Organisasi
Modernisasi Sumber Daya Manusia Pada beberapa dekade terakhir, banyak organisasi yang melakukan
program tranformasi untuk kelangsungan hidupnya. Selama ini visi Dirjen Pajak cukup baik dan jelas dengan didukung oleh citra dan budaya yang kuat. a. Citra (Image) Untuk meningkatkan citra Ditjen Pajak di mata masyarakat maka dibuatlah Blue Print (Cetak Biru) 10 tahun kedepan sejak 2001 sampai 2010. b. Budaya (Culture) Hal yang membutuhkan perhatian adalah culture/budaya kerja dari pendukung organisasi tersebut. SDM Ditjen Pajak selama ini merupakan sumber keluhan masyarakat wajib pajak dan menjadi sumber yang menimbulkan citra negatif Ditjen Pajak. Kondisi tersebut harus direspon dengan melakukan perubahan dari sisi SDM dengan melakukan.
commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Soft-skill mapping yaitu mengetahui karakteristik setiap pegawai melalui tes psikologi penempatan orang-orang yang tepat baik secara kualitatif maupun kuantitatif sehingga dapat diterapkan “the right man on the right place”. 2) Perbaikan pada remunerisasi, dengan soft skill mapping diatas diharapkan ada perbaikan tunjangan sesuai tanggung jawab pekerjaan juga pemberian penghargaan bagi pegawai yang berprestasi dan sanksi bagi yang melakukan pelanggaran kode etik. 3) Perbaikan jenjang karier 4) Kompetensi dan pendidikan 5) Perbaikan pada sistem pendidikan dan pelatihan 6) Perbaikan pada sisi job grading, artinya perbaikan dari sisi kualitas. Setelah pegawai mendapat posisi yang tepat melalui soft skill mapping dan remunerisasi diharapkan tercipta pegawai yang professional dan beretika kerja yang tinggi. 7) Internalisasi nilai-nilai baru organisasi melalui penerapan kode etik sebagai acuan perilaku melaksanakan tugas yang diawasi berbagai badan independen seperti, Komite Kode Etik Pegawai, Komisi Ombudaman Nasional maupun Tim Khusus Inspektorat Jenderal sehingga KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dapat dihilangkan. Juga adanya Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dan Standar Operating Procedure (SOP) sebagai standar untuk proses bisnis DJP.
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam sistem administrasi yang baru, wajib pajak dibantu oleh Staf pendukung pelayanan khusus dan kantor pajak sebagai Account Representative (AR). Tugasnya membantu seluruh kebutuhan administrasi yang dibutuhkan WP dalam memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya, bertindak sebagai sumber informasi dan melakukan koordinasi serta tindak lanjut dengan seksi terkait pada KPP sehubungan dengan kepatuhan formal dan material WP, kesesuaian data, penerbitan produk hukum, pelayanan permohonan dan konsultasi. Harapan dari sasaran perubahan SDM ini adalah terciptanya budaya organisasi yang lebih sehat yang mampu memotivasi SDM untuk bekerja lebih giat dan tekun dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat. Pandiangan mengatakan bahwa Konsep Modernisasi Pajak adalah layanan prima dan pengawasan intensif dengan pelaksanaan good governance. Tujuannya meningkatkan kepatuhan pajak. Juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap administrasi perpajakan serta produktivitas pegawai pajak yang tinggi. Pengujian hipotesis ini menggunakan Chi Square. Ho diterima jika WP Pribadi dan WP Badan sama-sama bersikap baik terhadap adanya modernisasi sumber daya manusia di Kantor Pelayanan Pajak Pratama wilayah Surakarta. Administrasi perpajakan serta produktivitas pegawai pajak yang tinggi, meningkatkan kepercayaan wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan (Pandiangan,2008)
commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Hipotesis: Ha : Ada perbedaan sikap wajib pajak badan dan perorangan terhadap variabel modernisasi sumber daya manusia. 2. Modernisasi Teknologi Informasi Beberapa keluhan yang dirasakan oleh pegawai Ditjen Pajak adalah ketidak akuratan data WP di kantor pajak sehingga pengambilan keputusan seringkali kurang cepat dan kurang tepat. Oleh karena itu, perubahan yang perlu dilakukan adalah : a. Perbaikan dari sisi teknologi komunikasi dan informasi b. Peningkatan
kemampuan
dan
kecepatan
teknologi
melalui
pembangunan pusat data c. Menghilangkan hambatan-hambatan dalam pengolahan data dan penyajian informasi d. Memisahkan fungsi pengembangan teknologi dan pemeliharaan sistem e. Memperluas jaringan otomasi pelaporan dan teknologi paperless Perubahan tersebut diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala sistem informasi teknologi. Didukung dengan SIDJP akan dapat tercipta data dan informasi tentang WP yang cepat dan akurat. Apalagi saat ini tersedia alternative pendaftaran, pembayaran dan pelaporan wajib pajak melalui media Online.
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
a.
digilib.uns.ac.id
E-Registration (Electronik-Registration) Sistem Pendaftaran Wajib Pajak secara Online (atau e-Registration)
adalah sistem aplikasi sebagai bagian dari Sistem Informasi Perpajakan di lingkungan kantor Direktorat Jenderal Pajak dengan berbasis perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan oleh perangkat komunikasi data yang digunakan untuk mengelola proses pendaftaran Wajib Pajak. Sistem ini terbagi dua bagian, yaitu sistem yang dipergunakan oleh Wajib Pajak yang berfungsi sebagai sarana pendaftaran Wajib Pajak secara online dan sistem yang dipergunakan oleh Petugas Pajak yang berfungsi untuk memproses pendaftaran Wajib Pajak. . Mula-mula masuk ke situs resmi DJP yaitu www.pajak.go.id kemudian pilih menu e-registration. Isilah data WP yang diminta, setelah selesai NPWP akan keluar secara otomatis. NPWP tersebut berkalu 30 hari sampai dengan WP mendaftarkan fisiknya ke KPP. Setelah disetujui/disahkan oleh KPP akan terbit NPWP asli dengan nomor yang sama seperti saat WP registrasi online berupa kartu NPWP. b.
E-Fillin (Electronik-Fillin) E-Filing adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan yang
dilakukan melalui sistem on-line dan real time. Mula-mula Wajib Pajak (WP) harus mendaftarkan diri ke KPP tempat WP terdaftar. KPP akan menerbitkan EFIN (elektronik Filer Identification Number) yaitu identitas yang diberikan kepada WP dan digunakan untuk melakukan registrasi sebagai pengguna E-
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Filing. Setelah mendapatkan EFIN, WP menghubungi situs resmi DJP seperti www.pajakku.com,
www.laporpajak.com,
www.taxreport.web.id,
www.layananpajak.com, maupun www.spt.co.id untuk mendaftarkan diri berlangganan fasilitas E-Filing dan melakukan registrasi sebagai pengguna EFiling. Melalui proses registrasi tersebut WP akan memperoleh user ID, password dan digital certificate. Fungsi dari Digital Certificate untuk : 1) Melakukan pengacakan data SPT (encryption) 2) Otentifikasi pengiriman data SPT 3) Menjamin integritas data SPT 4) Mencegah penyangkalan (non-repudiation) Digital Certificate iniakan ter-install secara otomatis ke dalam computer yang WP gunakan untuk melakukan registrasi. c.
E-SPT (Elektronik-SPT) Elektronik SPT (Pelaporan Surat Pemberitahuan) atau disebut e-SPT
adalah aplikasi (software) yang dapat diperoleh melalui situs resmi DJP misalnya www.spt.co.id yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT. Pelayanan Pajak secara elektronik atau dengan menggunakan media computer. Setelah melakukan E-Filing WP harus melakukan persiapan dan pengisian Laporan SPT secara elektronik.
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelebihan e-SPT : ·
Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk media CD/disket.
·
Data Perpajakan Terorganisasi dengan baik
·
Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan sistematis
·
Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan sistem komputer
·
Kemudahan dalam membuat Laporan Pajak
·
Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan menggunakan sistem komputer.
·
Menghindari pemborosan penggunaan kertas
·
berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang memakan sumber daya yang cukup banyak.
d.
MP3 (Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak) / MPN (Modul Penerimaan Negara) Sistem yang dibuat oleh Dirjen Pajak untuk memonitor seluruh
pembayaran pajak yang dilakukan pada bank dan kantor pos secara online. Saat ini e-payment (transfer melalui ATM) baru diberlakukan untuk PBB melalui Bank BCA, sementara pajak lainnya masih memakai sistem lama yaitu dengan datang langsung ke bank atau kantor pos.
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
e.
digilib.uns.ac.id
SMS Center PBB Merupakan layanan informasi yang diberikan kepada Wajib Pajak seputar
informasi tagihan PBB melalui SMS untuk kemudahan dalam menyampaikan PBB. Untuk mulai menggunakan fasilitas SMS Center PBB silahkan ketik : Ketik: PBB<spasi>nomor objek pajak<spasi>tahun pajak Contoh: PBB 31.74.021.002.012-0371.0 2008 Kirim ke 081317872525. Anggito
Abimanyu
berpendapat
bahwa
Reformasi
Perpajakan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap administrasi perpajakan. Upaya yang dilakukan adalah dimungkinkannya WP untuk menyampaikan SPT secara elektronik yaitu kaitanya dengan Teknologi Informasi tentang keakuratan ketepatan dan kecepatan data. Pengujian hipotesis ini menggunakan Chi Square. Ho diterima jika WP Pribadi dan WP Badan sama-sama bersikap baik terhadap adanya modernisasi teknologi informasi. Wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan mempunyai sikap Teknologi Informasi
tentang
keakuratan
ketepatan
dan
kecepatan
data.(Abimanyu,Anggito 2006). Hipotesis: Ha : Ada perbedaan sikap wajib pajak badan dan perorangan terhadap variabel modernisasi teknologi informasi.
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Modernisasi Struktur Organisasi Struktur organisasi Ditjen Pajak lama yang tidak terintegrasi sehingga
banyak dimanfaatkan oleh pihak internal dan eksternal sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat yang dinamis dan cepat berubah. Strategi segmentasi wajib pajak hanya dapat dijalankan dengan lebih efisien, terarah dan fokus jika struktur organisasi Ditjen Pajak dirombak dari berdasar jenis pajak menjadi berdasar fungsi organisasi. Dilihat dari struktur organisasinya, KPP LTO dan KPP MTO terbagi atas sepuluh seksi yaitu : Sub Bagian Umum, Seksi PDI, Seksi Penagihan, Seksi Pelayanan, Seksi Pemeriksaan, Seksi Pengawasan, dan Konsultasi, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Sementara KPP Pratama/STO (Small Tax Officer) merupakan gabungan dari KPP PBB, KPP, dan Karikpa (Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak). Dari struktur organisasinya, KPP STO Mempunyai satu penambahan tugas yaitu adanya seksi ekstensifikasi yang tugasnya: a. Pengamatan potensi perpajakan b. Pendataan objek dan subjek pajak c. Penilaian objek pajak Perubahan struktur organisasi tersebut juga memberikan pengaruh pada perbaikan proses bisnis yang dahulu dirasa berbelit-belit, tidak efisien dan berbiaya tinggi. Dari sisi wajib pajak, pengetahuan administrasi perpajakan dan kesederhanaan prosedur merupakan hal penting untuk meningkatkan kesanggupan dan kesadaran membayar.
commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengujian hipotesis ini menggunakan Chi Square. Ho diterima jika WP Pribadi dan WP Badan sama-sama bersikap baik terhadap adanya modernisasi struktur organisasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama wilayah Surakarta. Wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan mempunyai sikap yang
positif
terhadap
struktur
organisasi
yang
terintegrasi
dan
penyederhanaan prosedur (Pandiangan,2008). Hipotesis: Ha : Ada perbedaan sikap wajib pajak badan dan perorangan terhadap variabel modernisasi struktur organisasi.
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitan ini mencoba menganalisis sikap wajib pajak terhadap
modernisasi administrasi perpajakan.. Penelitian ini dilakukan dengan instrumen pengumpulan data dalam bentuk kuesioner. Penelitian ini meneliti sikap wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan yang dilakukan di wilayah Surakarta yang Kantor Pelayanan Pajak (KPP) telah melakukan modernisasi administrasi perpajakan. Variabel – variable modernisasi yang diteliti antara lain modernisasi sumber daya manusia, modernisasi teknologi informasi, dan modernisasi struktur organisasi.
B.
Populasi dan Sampel Menurut sekaran (2003:121) populasi merujuk pada kelompok orang,
keadaan, atau sesuatu yang menarik sehingga peneliti ingin mempelajari. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari lalu ditaik kesimpulan (Sugiyono, 2001:72). Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di wilayah Surakarta.
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sampel adalah bagian populasi yang akan dipelajari secara detail (Sekaran,2003:123). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling yaitu pengambilan sampel dengan tidak menggunakan metode acak (Soeratno dan Lincolin Arsyad dalam Siswanto, 2001), tetapi mengambil sampel dalam populasi dengan batasan atau karakteristik tertentu. Dalam
hal
ini
menggunakan
convenience
sampling
yaitu
dengan
mengumpulkan informasi dari anggota populasi yang dapat dengan mudah menyediakan informasi tersebut. Penulis dalam menetapan jumlah sampel mempertimbangkan beberapa pendapat, yang pertama adalah Gay (1976), seperti dikutip oleh Consuelo G. Sevilla et al., yang menawarkan ukuran sampel minimum yang dapat diterima berdasarkan tipe penelitian, antara lain: 1. Penelitian deskriptif – 10 persen dari populasi. Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan sampel sebesar 20 persen dari populasi. 2. Penelitian korelasi – 10 subyek. 3. Penelitian kausal komparatif – 15 subyek per kelompok. 4. Penelitian eksperimen – 15 subyek per kelompok. Beberapa ahli juga percaya bahwa 30 subyek per kelompok dapat dipertimbangkan untuk ukuran minimum. Selain pendapat di atas, Terry E. Dielman menyatakan ”When the sample size islarge (n≥30) the assumption of a normal population generally is not necessary.” Kemudian beberapa hal yang dapat dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan besarnya sampel (Suparmoko, 1991) yaitu sebagai berikut :
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Bila populasi (N) besar, persentase yang kecil saja sudah dapat memenuhi syarat sebagai sampel. 2. Besarnya sampel hendaknya jangan kurang dari 30 responden. 3. Sampel juga ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga dan biaya. Dalam penentuan jumlah sampel yang akan digunakan, peneliti mengacu pada rekomendasi (rule of thumb) yang dikeluarkan oleh Roscoe dalam Sekaran (2000), yaitu : 1. Jumlah sampel yang tepat atau sesuai untuk penelitian adalah 30<x<500. 2. Jika sampel dibagi kedalam beberapa sub sampel, maka jumlah sampel minimum adalah 30 untuk setiap kelompok sub sampel. Dengan mempertimbangkan distribusi sampel yang merata dan kompetensi yang dapat diwakili sampel, juga dengan mempertimbangkan keterbatasan jangka waktu penelitian dan waktu yang dapat disisihkan oleh calon responden untuk mengisi kuesioner, penulis menetapkan jumlah sampel sebanyak 60 sampel untuk mewakili populasi yang akan dibagi menjadi dua sub sampel, yaitu Wajib Pajak Perorangan dan Wajib Pajak Badan dan setiap masingmasing sub sampel akan dipilih 30 responden yang dianggap telah memenuhi persyaratan penentuan jumlah minimum 30 sampel pada setiap sub atau kelompok.. Pengambilan sampel dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta yang telah dimodernisasi dan pada perusahaan perusahan yang telah terdaftar sebagai wajib pajak badan.
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Jenis Data 1.
Data Primer Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer yang relevan dengan tujuan penelitian adalah metode survei. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang dipergunakan
adalah
bentuk
kuesioner.
Kuesioner
digunakan
untuk
mengumpukan data yang dilakukan melalui penyebaran daftar pertanyaan yang bersifat tertutup kepada para wajib pajak. Penelitian ini menggunakan Skala yang sering dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala ordinal atau skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan, yaitu: a.
Sangat Setuju (SS)
:
5
b.
Setuju (S)
:
4
c.
Ragu-ragu atau Netral (N)
:
3
d.
Tidak Setuju (ST)
:
2
e.
Sangat Tidak Setuju (STS)
:
1
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
D.
digilib.uns.ac.id
Metode Pengumpulan Data Untuk mencapai tujuan penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan maka digunakan dua metode pengumpulan data dalam penelitian yaitu :
1.
Studi Lapangan Studi ini dilakukan langsung di lapangan untuk mengambil data dari objek penelitian. Dalam studi lapangan ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap masyarakat wajib pajak. Kuesioner disampaikan kepada responden dengan beberapa cara. Cara yang pertama adalah membagikan secara langsung kepada responden, menurut penulis dengan membagikan langsung bertatap muka dengan calon responden, maka responden akan memberikan perhatian yang lebih dan bersungguhsungguh dalam menjawab butir-butir pertanyaan.. Cara yang kedua, dengan memperhitungkan waktu, tenaga, dan biaya, kuesioner untuk calon Wajib Pajak jika tidak dimungkinkan menyerahkannya secara langsung, penulis meminta bantuan karyawan lain dalam satu kantor atau kerabat calon responden wajib pajak dengan menitipkannya untuk disampaikan kepada calon responden Wajib Pajak.
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
E.
digilib.uns.ac.id
Metode Analisis Data 1.
Analisis Kualitatif
Analisis data kualitatif dilakukan karena tidak semua data yang didapatkan dalam bentuk angka – angka. Analisis dilakukan berdasarkan jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan dalam bentuk tabulasi. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis sikap yaitu analisis untuk mengetahui sikap atas penilaian konsumen terhadap atribut yang melekat (Dharmesta dan Handoko dalam Siswanto, 2001). Keberadaan analisis ini mendukung analisis kuantitatif. Dalam hal ini analisis atas Sikap Wajib Pajak Terhadap Modernisasi Administrasi Perpajakan dengan menggunakan model indeks sikap Fishbein. Mowen dan Minor (2002: 332) menyatakan bahwa semua model multi atribut yang berbeda telah dikembangkan untuk memprediksi sikap responden terhadap objek, dimana satu model yang medapat paling banyak perhatian dari responden adalah model sikap terhadap objek atau model Fishbein. Model ini mengidentifikasi tiga faktor utama yang memprediksi sikap. Model pertama adalah kepercayaan utama yang dimiliki responden terhadap sebuah atribut. Komponen kedua dari model Fishbein adalah kekuatan kepercayaan dimana kekuatan hubungan atribut biasanya dinilai dengan bertanya kepada responden. Komponen ketiga dari model Fishbein adalah mengevaluasi setiap atribut utama. Peringkat evaluasi ini memberikan penilaian tentang kebaikan/keburukan atribut utama.
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rumus : n
S = å Tk _ xk k =1
Dimana : S
= Indeks sikap
Tk = Timbangan atribut k
Xk
= Nilai atribut k
n
= Jumlah atribut
Langkah – langkah untuk menentukan besarnya indeks sikap adalah a. a. Menentukan timbangan stribut (tk) Timbangan atribut (tk) yaitu untuk mencari variabel apa yang paling menentukan dalam modernisasi administrasi. Responden memberikan ranking tiap – tiap atribut dan setelah itu dihitung ranking dengan nilai ranking yang telah ditetapkan sebelumnya. Ranking 1 dengan nilai tiga (3), tanking 2 dengan nilai dua (2) dan ranking 3 dengan nilai (1). Timbangan atribut (tk) adalah jumlah total nilai ranking dari tiap atribut dibagi jumlah total nilai ranking dari seluruh atribut. Rumus : Timbangan Atribut (tk)
commit to user 37
=
Nilai masing - masing atribut Nilai total seluruh atribut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Menentukan nilai atribut (xk) Nilai atribut (xk) diperoleh dengan membagi jumlah bobot rata – rata tiap atribut dengan jumlah responden. Rumus :
=
Nilai Atribut (xk)
Jumlah bobot rata - rata Jumlah responden
Jumlah bobot rata – rata tiap atribut ditentukan dengan menghitung jumlah total bobot tiap atribut dibagi dengan jumlah butir dalam atribut tersebut. Penentuan nilai jawaban tiap responden ditentukan dengan menggunakan Skala Likert (Supranto dalam Siswanto, 2001) yaitu suatu skala dalam bentuk kontinum yang menunjukkan tanggapan terhadap sesuatu objek. Penilaian responden terhadap atribut akan terlihat pada setiap tanggapan yang diberi nilai seperti dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.1 Tanggapan dan Nilai Tanggapan Responden Tanggapan Responden
Nilai Tanggapan
Sangat Setuju (SS)
5
Setuju (S)
4
Netral (N)
3
Tidak Setuju (TS)
2
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai indeks sikap (S) adalah jumlah dari perkalian timbangan atribut (tk) dan nilai atribut (xk). Kriteria nilai indeks sikap wajib pajak ditentukan pada tabel berikut : Tabel 3.2 Nilai Indeks Sikap (S) dan Penilaian Wajib Pajak Nilai Indeks Sikap Wajib Penilaian Pajak
2.
5>S>4
Sangat Baik (SB)
4>S>3
Baik (B)
3>S>2
Cukup Baik (CB)
2>S>1
Kurang Baik (KB)
Analisis Kuantitatif a.
Analisis Validitas (Validity) dan Keandalan (Reliability) Validitas (Validity) menunjukkan sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Syaifuddin dalam Siswanto, 2001). Uji Validitas dalam penelitian ini adalah Uji Korelasi Product Moment Pearson (validitas konstruk) yaitu pengujian validitas terhadap item (pertanyaan) dengan pengertian secara umum bahwa sebuah item (pertanyaan) dapat dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang kuat terhadap skor total. Kelebihan validitas konstruk ini adalah perhatian yang terutama dicurahkan pada
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
teori, konstruk teoritis, dan telaah empiris ilmiah yang meliputi pengujian relasi yang dihipotesiskan (Kerlinger,2002:736). Rumus Pearson Product Moment :
ryx =
[nå x
nå xy - (å x )(å y ) 2
][
- (å x ) nå y 2 - (å y ) 2
2
]
x = Item pertanyaan nomor genap y = Item pertanyaan nomor ganjil n = Jumlah item Sebuah butir pertanyaan dinyatakan valid jika koefisien korelasi Pearson Product Moment dari butir tersebut positif dan peluang ralat koefisien korelasi maksimum level 0,05 atau 5% (Hadi dalam Siswanto, 2001). Keandalan (Reliability) didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from random error variance). Kesalahan acak menurunkan tingkat keandalan hasil pengukuran (Supranto dalam Siswanto, 2001). Analisis keandalan digunakan untuk mengetahui apakah suatu pengukuran dapat dipercaya atau tidak. Pengukurannya dengan menggunakan perkiraan Cronbach’s Alpha (Supranto dalam Siswanto, 2001).
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rumus : = [k/(k – 1)x[1 -{(∑
)/(∑
+∑
)}], ≠
xx dan xy = Elemen dalam matriks kovarian k
= Banyaknya butir dalam suatu dimensi tertentu Untuk tiap – tiap butir terdapat rata – rata dan standar deviasi.
Rata – rata disini adalah rata – rata skor yang diperoleh untuk suatu butir. Standar deviasi merupakan ukuran penyebaran dari skor jawaban. b. Analisis Kai Kuadrat (Chi Square) Digunakan untuk mengetahui sikap wajib pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan berdasarkan jenis wajib pajak yaitu ada perbedaan sikap atau tidak. Tujuan dari digunakannya uji kai kuadrat adalah untuk untuk menguji perbedaan proporsi/persentase antara berdasarkan jenis wajib pajak. Dirumuskan sebagai berikut: Rumus :
nij =
Frekuensi observasi dari baris I dan kolom j
eij =
Frekuensi yang diharapkan dari baris I dan kolom j
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah–langkah dalam analisa Kai Kuadrat adalah sebagai berikut: 1) Menyebutkan hipotesis hasil dan hipotesis alternative Ho = Tidak ada perbedaan sikap antara wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi administrasi perpajakan. Ha = Ada perbedaan sikap antara wajib pajak badan dan wajib pajak
perorangan
terhadap
variabel
modernisasi
administrasi perpajakan. 2) Taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05 3) Menentukan derajat bebasnya (df) Rumus : df = (n-1)(k-1) n = Jumlah baris k = Jumlaj kolom 4) Menghitung x2 hitung dan x2 tabel serta menentukan dapat ditolak atau tidak dapat ditolaknya Ho. Ho tidak dapat ditolak apabila x2 hitung < x2 tabel yang berarti tidak ada perbedaan sikap antara wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap modernisasi administrasi perpajakan. Ho dapat ditolak apabila x2 hitung > x2 tabel yang berarti ada perbedaan sikap antara wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap modernisasi administrasi.
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA
A.
Deskripsi Identitas dan Jawaban Responden Didalam penelitian ini penulis meneliti sikap wajib pajak untuk
mendapatkan data primer dengan menyebarkan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan tentang sikap wajib pajak terhadap moderniasi administrasi perpajakan. 1.
Deskripsi Identitas Responden Responden yang digunakan dalam penelitian ini berada Dalam wilayah
Surakarta. Penelitian ini menyebarkan 70 kuesioner kepada responden dan dibagikan kepada wajib pajak dengan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya sebesar 60 responden yang terdiri dari 30 wajib pajak perorangan dan 30 wajib pajak badan. Pada penyebaran awal diperoleh 55 koesioner, jumlah ini kurang dari jumlah total yang telah ditentukan. Kemudian penyebaran kedua dibagikan kembali kepada responden sebanyak 10 koesioner dan kembali sebanyak 5 kuesioner. Jumlah total yang kembali dari penyebaran awal sebanyak 60 responden. Berdasarkan data kuesioner maka karekteristik responden berdasarkan jenis wajib pajak menyatakan bahwa responeden wajib pajak perorangan dengan jumlah 30 responden atau 50% dan responden wajib pajak badan 30 responden dengan jumlah 30 responden atau 50% dari total responden.
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1 Data Indentitas Responden Keterangan
Jumlah Persentase
Jenis Wajib Pajak
2.
Pribadi
30
50%
Badan
30
50%
Total
60
100%
Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap atribut modernisasi
administrasi yang berkaitan langsung dengan wajib pajak antara lain modernisasi SDM, modernisasi teknologi informasi, dan modernisasi struktur organisasi . Untuk lebih mudah dalam analisis , maka atribut dibuat dengan menggunakan simbol. Atribut modernisasi SDM yang symbolnya X1 dengan jumlah pertannyaan 11, dan modernisasi teknologi informasi yang simbolnya X2 dengan jumlah pertannyaan 11, dan modernisasi struktur organisasi yang simbolnya X3 dengan jumlah pertanyaan 11. Masing masing atribut masih terdapat sub-sub atribut yang berjumlah total 33 sub atribut yang diberi symbol P. Untuk butir pertama dari atribut X1 disimbolkan P1, butir kedua dengan P2 dan seterusnya hingga butir ke33 dari atribut X3 dengan P33, sehingga jumlah total 33 butir sub.
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Didalam kuesioner, responden diberi pilihan jawaban tentang pendapat mereka terhadap modernisasi administrasi perpajakan yaiitu mulai pendapat sangat setuju (SS) sampai dengan sangat tidak setuju (STS). Responden juga diminta untuk memberi rangking 1,2,dan 3 atas atribut tersebut. Angka 1 merupakan peringkat paling utama sebagai atribut yang memiliki pengaruh paling besar, angka 2 dengan pengaruh terbesar kedua dan angka 3 dengan pengaruh terbesar ketiga. Masing-masing atribut memiliki kemungkinan untuk memperoleh peringkat 1 atau peringkat-peringkat yang lain, tergantung total jawaban yang diberikan oleh responden. Pada atribut X1 dengan jumlah 11 pertanyaan diperolek skor jawaban dari 60 responden sebesar 2446. Atribut X2 dengan jumlah 11 pertanyaan diperoleh skor jawaban dari 60 responden sebesar 2358. Sedangkan atribut X3 dengan jumlah 11 pertanyaan diperoleh skor jawaban dari 60 responden sebesar 2259. Selanjutnya, peringkat pertama modernisasi yang mempengaruhi sikap WP adalah modernisasi SDM kemudian kedua modernisasi teknologi informasi. dan yang ketiga modernisasi struktur organisasi. Untuk bentuk kuesioner secara lengkap dapat dilihat pada lampiran A dan untuk hasil jawaban dari responden dapat dilihat pada lampiran B.
commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
B.
digilib.uns.ac.id
Uji Instrumen Penelitian Data yang diperoleh akan diuji terlebih dahulu tentang keandalan dan
keaslihan data yang didapatkan yang nantinya akan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 dikarenakan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap. 1.
Uji Validitas Validitas adalah tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan dalam
mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran. Validitas dalam penelitian ini menggunakan Koefisien Korelasi Pearson Product Moment. Apabila nilai factor loading dari tiap-tiap konstruk lebih dari 0,5 (X > 0,5) dengan tingkat signifikansi 5% (p < 0,05), maka dapat dinyatakan valid. Hasil analisis faktor Faktor Modernisasi SDM menunjukkan hasil sebagai berikut:
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2.1 Hasil Analisis Faktor Modernisasi SDM
NOMOR
PEARSON CORELASI
STATUS
P1
0,728
Valid
P2
0,671
Valid
P3
0,674
Valid
P4
0,548
Valid
P5
0,604
Valid
P6
0,656
Valid
P7
0,705
Valid
P8
0,571
Valid
P9
0,662
Valid
P10
0,658
Valid
P11
0,663
Valid
Hasil uji validitas yang tersaji pada tabel diatas menunjukan bahwa semua item pertanyaan dalam instrument yang digunakan untuk mengukur variable sumber daya manusia adalah valid karena koefisienya korelasinya lebih besar dari 0,05.
commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil analisis faktor Modernisasi Teknologi Informasi menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.2.2 Hasil Analisis Faktor Modernisasi Teknologi Informasi
NOMOR
PEARSON CORELASI
STATUS
P12
0.622
Valid
P13
0.669
Valid
P14
0.666
Valid
P15
0.630
Valid
P16
0.618
Valid
P17
0,652
Valid
P18
0,652
Valid
P19
0.640
Valid
P20
0,753
Valid
P21
0,659
Valid
P22
0,613
Valid
Hasil uji validitas yang tersaji pada tabel diatas menunjukan bahwa semua item pertanyaan dalam instrument yang digunakan untuk mengukur variable Teknologi Informasi adalah valid karena koefisienya korelasinya lebih besar dari 0,05.
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil analisis faktor Modernisasi Struktur Organisasi menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.2.3 Hasil Analisis Faktor Modernisasi Struktur Organisasi
NOMOR
PEARSON CORELASI
STATUS
P23
0,66
Valid
P24
0,691
Valid
P25
0,64
Valid
P26
0,711
Valid
P27
0,834
Valid
P28
0,8
Valid
P29
0,685
Valid
P30
0,752
Valid
P31
0,746
Valid
P32
0,726
Valid
P33
0,55
Valid
Hasil uji validitas yang tersaji pada tabel diatas menunjukan bahwa semua item pertanyaan dalam instrument yang digunakan untuk mengukur variable struktur organisasi adalah valid karena koefisienya korelasinya lebih besar dari 0,05.
commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dipakai untuk mengetahui sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten dan bebas dari kesalahan acak. Uji reliabilitas untuk setiap butir dengan menggunakan Cronbach's Alpha. Dari hasil output secara keseluruhan reliabilitas variabel modernisasi sumber daya manusia menghasilkan cronbach alpha sebesar 0,8537, variabel teknologi informasi menghasilkan cronbach alpha sebesar 0,8609 dan variabel stniktur organisasi menghasilkan cronbach alpha sebesar 0,8992 yang artinya semuanya lebih besar dari standar butir Alpha sebesar 0,60. Sedangkan untuk tiap-tiap butir terdapat rata-rata dan standar deviasi. Rata-rata disini adalah rata-rata skor yang diperoleh untuk suatu butir. Standar deviasi merupakan ukuran penyebaran dari skor jawaban. Pengujian reliabilitas dapat dilihat secara rinci pada lampiran C. C.
Uji Hipotesis Penelitian
1.
Analisis Indeks Sikap Analisis Indeks Sikap untuk mengetahui indeks sikap wajib pajak
terhadap modernisasi administrasi perpajakan. Sikap wajib pajak dapat diketahui dari tanggapan mereka terhadap atribut-atribut yang dimiliki. Menurut Skala Likert, yaitu dengan cara menentukan nilai tanggapan responden, Metode penilaian nilai tanggapan tersebut dapat dilihat pada Bab 3
commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada tabel 3.1. Adapun langkah-langkah dalam mencari nilai indeks sikap adalah sebagai berikut: a.
Menghitung jumlah jawaban tiap rangking dari tiap atribut dan mengkalikannya dengan nilai rangking (R) Berdasarkan pengumpulan data mengenai prioritas atribut modernisasi
administrasi perpajakan diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.3 Tabulasi Peringkat Rangking No
Atribut
Peringkat/Rangking 1 2 1 X1 50 7 2 X2 6 30 3 X3 4 23 Total 60 60 Sumber: Data Primer (diolah)
Jumlah 3 3 24 33 60
60 60 60 180
Berdasarkan tabel 4.3 dilakukan perhitungan lebih lanjut agar dapat diketahui peringkat yang dimiliki pada masing-masing atribut yaitu dengan cara dikalikannya masing-masing rangking tersebut dengan nilai-nilai yang telah ditentukan. Rangking 1 diberi nilai 3 Rangking 2 diberi nilai 2 Rangking 3 diberi nilai 1
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.4 Tabulasi Perhitungan Masing-Masing Atribut
No
Atribut
P
Rangking
Rangking
Rangking
1
2
3
(PXR1)
P
(PXR2)
3
P
Jumlah
(PXR3)
2
1
1 s/d 3
1
X1
50
150
7
14
3
3
167
2
X2
6
18
30
60
24
24
102
3
X3
4
12
23
46
33
33
91
60
360
Jumlah
180
120
Sumber : Data Primer (diolah)
b.
Mencari rangking total dari tiap-tiap atribut Dilakukan dengan membagi jumlah total nilai masing-masing atribut pada
tabel 4.4 dengan jumlah total nilai jawaban pada seluruh atribut yaitu sebesar 360. Nilai ini merupakan nilai timbangan (tk). Timbangan terbesar memperoleh rangking 1, terbesar kedua rangking 2 dan terbesar ketiga yaitu rangking 3. Tabel 4.5 Tabulasi Penentuan Rangking dari Seluruh Atribut No
Atribut
1 2 3
X1 X2 X3
Jumlah Total Nilai Tiap Atribut (1) 167 102 91
commit to user 52
Jumlah Timbangan Total (tk) Nilai Seluruh Atribut (2) (3)=(1/2) 0,4638889 360 0,2833333 0,2527778
R
1 2 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari tabel 4.5 disimpulkan bahwa atribut (XI) menempati rangking 1. Hal ini menunjukkan faktor utama dari wajib pajak dalam menyikapi modernisasi administrasi perpajakan adalah sumber daya manusia kemudian secara berturutturut rangking 2 dan 3 adalah teknologi informasi dan struktur organisasi. c.
Menghitung jumlah jawaban tiap atribut Berdasarkan jumlah jawaban kuesioner terhadap atribut, kemudian
dijumlahkan menjadi perhitungan tanggapan per atribut seperti pada tabel berikut: Tabel 4.6 Tabulasi Pilihan Jawaban Responden Nama Atribut
Jumlah Sub Atribut
Jumlah Jawaban Responden
Pilihan
Jawaban
Responden
SS
S
N
TS
STS
X1
11
88
352
167
44
9
660
X2
11
88
315
167
67
23
660
X3
11
75
287
173
92
33
660
Jumlah
33
251
954
507
203
65
1980
Sumber: Data Primer (diolah) Tabel 4.6 merupakan tabulasi pilihan jawaban responden dari butir pertanyaan 1 sampai dengan 33 tentang modernisasi administrasi perpajakan.
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
d.
digilib.uns.ac.id
Menghitung jumlah total bobot, jumlah bobot rata-rata dan nilai atribut (xk) Jumlah total bobot diperoleh dengan mengkalikan masing-masing pilihan
jawaban dengan nilai untuk masing-masing jawaban yaitu nilai 5 untuk jawaban sangat setuju, nilai 4 untuk jawaban setuju dan seterusnya hingga nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Dari perolehan jawaban pada label 4.6, dapat dihitung bahwa untuk atribut modernisasi SDM (XI) = (88x5) + (352x4) + (167x3) + (44x4) + (9x1) = . Demikian pula untuk atribut yang lain. Untuk perhitungan total bobot dari atribut secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Tabel Perhitungan Jumlah Jawaban dengan Bobot Masing-Masing Jawaban Atribut
Perhitungan Total Bobot
X1
(88x5) + (352x4) + (167x3) + (44x2) + (9x1 ) = 2446
X2
(88x5) + (315x4) + (167x3) + (67x4) + (23x1) = 2358
X3
(75x5) + (287x4) + (173x3) + (92x2) + (33x1) = 2259
Jumlah
7063
Jumlah bobot rata-rata diperoleh dengan membagi jumlah total bobot dengan jumlah butir tiap atribut. Untuk atribut modernisasi SDM (XI) jumlah butir ada 11, maka jumlah bobot rata-rata adalah 2446 / 11 = 222,3636
commit to user 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.8 Perhitungan Nilai Atribut Atribut
Jumlah
Total
Butir
Bobot
1 11 11 11
X1 X2 X3
2 2358 2259 2446
Jumlah Bobot Rata-rata
3=2:1 222,3636 214,3636 205,3636
Nilai Atribut
4=3:∑ Responden 3,706 3,573 3,423
Nilai atribut (xk) diperoleh dengan membagi jumlah bobot rata-rata pada tabel 4.7 dengan jumlah responden. Sehingga untuk atribut XI besarnya nilai atribut (xk) adalah 222,3636/60 = 3,706. Untuk perhitungan atribut secara rinci dan keseluruhan disajikan dalam tabel 4.8. e.
Menghitung indeks sikap Indeks sikap adalah jumlah total dari perkalian antara nilai atribut dari
tiap atribut dengan nilai timbangan dari tiap atribut. Dirumuskan sebagai n
berikut:
S=
å Tk .xk k =1
Dari rumus di atas, nilai tk diperoleh dari perhitungan pada tabel 4.5 dan untuk nilai xk diperoleh dari perhitungan pada tabel 4.8. Untuk perhitungan secara lengkap dari tiap-tiap atribut seperti pada tabel sebagai berikut:
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.9 Perhitungan Nilai Indeks Sikap
Nilai
Nilai
Atribut Timbangan Atribut
Xk x Tk
tk
xk
X1
0,252778
3,706
0,936795
X2
0,463889
3,573
1,657475
X3
0,283333
3,423
0,96985
Nilai Indek Sikap
3,564119
Dari hasil perhitungan dalam tabel 4.9 diketahui bahwa nilai indeks sikap adalah sebesar 3,564, terletak pada daerah penilaian 4 > S > 3, yaitu pada penilaian Baik (B) di Tabel 3.2. Berdasarkan hipotesis bahwa sikap wajib pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan adalah baik, sehingga hipotesis untuk sikap wajib pajak terbukti. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap wajib pajak diukur dengan Model Fishbein berdasarkan butir pertanyaan dalam kuesioner secara umum adalah baik (berada pada skala penilaian kriteria baik).
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
2. a.
digilib.uns.ac.id
Analisis Kai Kuadrat Analisis Perbedaan Sikap Wajib Pajak Terhadap Sumber Daya Manusia (X1) Berdasarkan Jenis Wajib Pajak 1)
Hipotesis: Ho : Tidak ada perbedaan sikap antara wajib pajak badan dan
wajib
pajak
perorangan
terhadap
variabel
modernisasi sumber daya manusia. Ha : Ada perbedaan sikap antara wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi sumber daya manusia. 2)
Berdasarkan analisis pada lampiran E, nampak bahwa data yang valid adalah 60 jawaban atau 100%. Ada 2 kolom dan 4 baris sehingga derajat bebasnya (df) adalah (2 - 1) x (4 - 1) = 3, dengan taraf signifikan sebesar 5% maka X2 tabel adalah = 7,8147.
3)
Diperoleh perhitungan bahwa nilai Chi Square X2 = 3,099 dan X2 tabel = 7,8147. Jadi X2 hitung < X2 tabel.
4)
Kesimpulan : Ho tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi sumber daya manusia berdasarkan jenis wajib pajak. Artinya, antara WP Pribadi dan WP Badan sama-sama bersikap baik terhadap adanya modernisasi sumber daya manusia.
commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Analisis Perbedaan Sikap Wajib Pajak Terhadap Modernisasi Teknologi Informasi (X2) Berdasarkan Jenis Wajib Pajak 1)
Hipotesis: Ho : Tidak ada perbedaan sikap antara wajib pajak badan dan
wajib
pajak
perorangan
terhadap
variabel
modernisasi teknologi informasi. Ha : Ada perbedaan sikap antara wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi teknologi informasi. 2)
Berdasarkan analisis pada lampiran E, nampak bahwa data yang valid adalah 60 jawaban atau 100%. Ada 2 kolom dan 4 baris sehingga derajat bebasnya (df) adalah (2 - 1) x (4 - 1) = 3, dengan taraf signifikan sebesar 5% maka X2 tabel adalah = 7,8147.
3)
Diperoleh perhitungan bahwa nilai Chi Square X2 - 3,668 dan X2 tabel = 7,8147. Jadi X2 hitung < X2 tabel.
4)
Kesimpulan : Ho tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi teknologi informasi (TI) berdasarkan jenis wajib pajak. Artinya, antara WP Pribadi dan WP Badan sama-sama bersikap baik terhadap adanya teknologi informasi.
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Analisis Perbedaan Sikap Wajib Pajak Terhadap Modernisasi Struktur Organisasi (X3) Berdasarkan Jenis Wajib Pajak 1)
Hipotesis: Ho : Tidak ada perbedaan sikap wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi struktur organisasi . Ha : Ada perbedaan sikap wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi struktur organisasi.
2)
Berdasarkan analisis pada lampiran E, nampak bahwa data yang valid adalah 60 jawaban atau 100%. Ada 2 kolom dan 4 baris sehingga derajat bebasnya (df) adalah (2 - 1) x (4 - 1) = 3, dengan taraf signifikan sebesar 5% maka X2 tabel adalah = 7,8147.
3)
Diperoleh perhitungan bahwa nilai Chi Square X2 = 5,838 dan X2 label = 7,8147. Jadi X2 hitung < X2 tabel.
4)
Kesimpulan : Ho tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi struktur organisasi berdasarkan jenis wajib pajak. Artinya, antara WP Pribadi dan WP Badan sama-sama bersikap baik terhadap adanya modernisasi struktur organisasi
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari analisis Chi Square dari butir a sampai c dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 4.10 Rekapitulasi Analisis Chi Square
Atribut
Jumlah
X²
X²
Df
tabel
hitung
Kesimpulan
data valid X1
60
3
7,8147
3,099
Ho tidak dapat ditolak
X2
60
3
7,8147
3,668
Ho tidak dapat ditolak
X3
60
3
7,8147
5,838
Ho tidak dapat ditolak
Dari tabel di atas dengan melihat perbandingan antara X² hitung dengan X ² tabel dapat diperoleh kesimpulan bahwa seluruh Ho tidak dapat ditolak yang artinya bahwa tidak ada perbedaan sikap wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi administrasi perpajakan berdasarkan jenis wajib pajak. Antara WP Pribadi dan WP Badan sama-sama bersikap baik terhadap semua variabel modernisasi administrasi perpajakan dan seluruh Ha tidak terbukti tentang ada perbedaan sikap WP Pribadi dan WP Badan terhadap semua variabel modernisasi administrasi perpajakan berdasarkan jenis wajib pajak.
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil pengumpulan data dan tabulasi yang dilakukan terhadap 60 responden maka dihasilkan suatu data karekteristik responden berdasarkan jenis wajib pajak yang sebagian besar merupakan wajib pajak pribadi sebanyak 50% dan wajib pajak badan sebanyak 50%. Berdasarkan hasil uji realibilitas dengan menggunakan cronbach alpha terhadap 33 butir dihasilkan Alpha sebesar 0,8537 untuk modernisasi sumber daya manusia, alpha sebesar 0,8609 untuk variabel teknologi informasi dan alpha sebesar 0,8992 untuk variabel struktur organisasi dengan demikian keseluruhan Alpha lebih besar dari standar butir Alpha 0,60. 1.
Sikap Wajib Pajak Keseluruhan analisis sikap wajib pajak dengan menggunakan
model Fishbein terhadap 60 sampel menunjukan indek sikap sebesar 3,564 dan berdasarkan skala yang telah ditetapkan berada
pada
daerah 4 ≥ S > 3 atau pada penilaian baik. Sehingga hipotesis bahwa sikap wajib pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan adalah baik telah terbukti. Berdasarkan urutan prioritas dari responden dapat diperoleh kesimpulan bahwa hal yang paling utama yang mempengaruhi sikap
commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
wajib pajak adalah modernisasi sumber daya manusia untuk hal utama kedua adalah modernisasi teknologi informasi dan yang ketiga adalah modernisasi struktur organisasi. 2.
Perbedaan Sikap Wajib Pajak Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan Kai Kuadrat terhadap sikap wajib pajak diperoleh hasil sebagai berikut: a. Modernisasi SDM
Karena X² hitung < X² tabel, kesimpulan Ho tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan sikap antara wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi sumber daya manusia. Artinya, antara Wajib pajak pribadi dan wajib pajak badan sama-sama bersikap baik terhadap adanya modernisasi sumber daya manusia. b.
Modernisasi Teknologi Informasi
Karena X² hitung < X² tabel, kesimpulan Ho tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan sikap antara wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi teknologi informasi. Artinya, antara Wajib pajak pribadi dan wajib pajak badan sama-sama bersikap baik terhadap adanya modernisasi teknologi informasi.
commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.
Modernisasi Struktur Organisasi
Karena X² hitung < X² tabel, kesimpulan Ho tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan sikap antara wajib pajak badan dan wajib pajak perorangan terhadap variabel modernisasi struktur organisasi. Artinya, antara Wajib pajak pribadi dan wajib pajak badan sama-sama bersikap baik terhadap adanya modernisasi struktur organisasi. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran kepada pihak pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis indek sikap dengan model Fishbein, penilaian wajib pajak masih berada pada skala baik. Hal tersebut masih dapat ditingkatkan pada skala sangat baik dengan meningkatkan kinerja Ditjen Pajak dan kerjasama dengan instansi terkait demi tercapainya reformasi perpajakan. 2. Bagi para wajib pajak diharapkan peduli dan sadar dalam melaksanakan kewajiban perpajakan demi tercapainya kemandirian negara yang salah satu faktor pendukungnya merupakan peningkatkan pendapatan dari sektor pajak dalam pelaksanaan pertumbuhan bangsa. 3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih luas cakupan wilayah respondennya supaya didapat hasil yang lebih menyeluruh tentang pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan.
commit to user 63