1
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG MELAKUKAN SEASONED EQUITY OFFERINGS
(Jurnal)
Oleh Nama
: ANITA PRATIWI
NPM
: 0741031012
Pembimbing I: Agrianti Komalasari., S.E., M.Si., Akt Pembimbing II: Ninuk D Kesumaningrum., S.E., M.Si., Akt
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG 2013
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4). Menurut Usman (1989) dan Anoraga (2001) pasar modal adalah terlengkap disektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Ada banyak produk yang ditawarkan dalam pasar modal dan pasar uang. Produk yang cukup banyak di minati pada pasar uang adalah deposito dan tabungan, sedangkan pada pasar modal adalah saham dan obligasi.(Jogiyanto, 1998).
Seasoned Equity Offerings merupakan salah satu bentuk pendanaan melalui equity financing yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Tetapi investor pun pasti ingin mengetahui apakah saham yang dibelinya bisa mendatangkan keuntungan atau tidak. Pendanaan melalui seasoned equity offerings memberikan reaksi pasar ganda bagi fluktuasi harga saham. (Yusi, 2001).
3
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Analisis Pengaruh Nilai tukar, Suku Bunga dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Melakukan Seasoned Equity Offerings ”
1.2 Perumusan Masalah. 1. Apakah Nilai tukar (foreign exchange) berpengaruh terhadap Harga saham perusahaan-perusahaaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings pada tahun 2006-2010. 2. Apakah Suku bunga berpengaruh terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings pada tahun 2006-2010. 3. Apakah
Pertumbuhan
Perusahaan
berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan-perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings pada tahun 2006-2010 .
1.3. Batasan Masalah Agar pembahasan tidak menyimpang dari yang diharapkan, maka permasalahan dibatasi pada: 1. Perusahaan yang melakukan SEO yang terdaftar di BEI secara dari tahun 20062010. 2. Menguji apakah Nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai saham pada perusahaan yang melakukan seasoned equity offerings pada tahun 2006-2010.
4
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Untuk menguji pengaruh Nilai tukar terhadap harga saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity offerings tahun 2006-2010. 2. Untuk menguji pengaruh Suku bunga terhadap harga saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity offerings tahun 2006-2010. 3. Untuk menguji pengaruh Pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity offerings tahun 2006-2010. 4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
5
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA
2.1
Seasoned Equity Offerings (SEO)
Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal, diluar saham yang terlebih dahulu beredar di masyarakat melalui initial public offerings (IPO) (Megginson, 1997 dalam Sulistyanto dan Wibisono, 2003). Seasoned equity offerings dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: rights issues, second offerings, third offerings dan seterusnya.
Alderson & Betker (1997) dan Trail & Vos (2001) menjelaskan fenomena pada peristiwa Seasoned Equity Offerings dengan menggunakan konsep windows of opportunity dimana menjelaskan sikap oportunis manajer dengan mengeluarkan ekuitas tambahan pada saat mengetahui bahwa pasar telah menilai perusahaanya terlalu tinggi (overvalued). Padahal dalam jangka panjang penilaian tersebut tidak bisa dipertahankan karena pasar melakukan koreksi terhadap kesalahannya, yang mengakibatkan harga saham perusahaan akan turun secara signifikan. (Sulistyanto dan Haris (2003).
2.2. Nilai Tukar Mata Uang (foreign exchange) Menurut, Sukirno (2000) besarnya jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs mata uang asing. Perekonomian akibat laju inflasi yang tinggi dan deficit perdagangan , dapat juga mengakibatkan nilai sebuah mata uang yang stabil jatuh, karena para investor lebih memilih menukarkan mata uang nya ke mata uang lain yang di anggap lebih stabil. Ma dan Kao (1990) dan Dewi (2003) menemukan bahwa apresiasi uang domestik berpengaruh negatif pada pergerakan saham domestik untuk perekonomian yang di dominasi ekspor yang positif untuk perekonomian yang di dominasi impor. Dalam
6
hal ini , investor asing akan membeli mata uang domestik untuk investasikan pada pasar modal yang mengalami bullish (naik) dan tekanan ini akan menyebabkan terapresiasinya mata uang domestik dalam jangka panjang . (Fahmi, 2006).
2.3
Pengertian Suku Bunga
Menurut Boediono (2001), tingkat bunga di definisikan sebagai harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu, pengertian tingkat bunga sebagai harga ini juga dapat di nyatakan sebagai harga yang harus di bayar apabilia terjadi pertukaran satu rupiah saat ini dengan satu rupiah saat nanti.Tingkat suku bunga dapat dijadikan indikator untuk melihat perkembangan investasi. Bank Indonesia menggunakan tingkat suku bunga sebagai alat pengendali jumlah uang beredar dengan sasaran akhir tingkat inflasi. Untuk mendorong investasi. BI akan menurunkan tingkat suku bunga sehingga perusahaan akan lebih mudah melakukan investasi. Dalam kondisi seperti ini jumlah uang beredar di masyarakat akan meningkat dan akan mendorong masyarakat untuk berinvestasi dan konsumsi daripada menabung. Sebaliknya apabila diperlukan kebijakan uang ketat dengan meningkatkan suku bunga, maka masyarakat aka cenderung lebih suka menabung daripada berinvestasi. Sehingga terdapat hubungan negatif dapat diambil suatu kesimpulan bahwa terdapat hubungan negarif antara tingkat suku bunga dan investasi. ( Tanjung, 2003).
2.5
Pertumbuhan Perusahaan
Ambarish et.al.(1987) mengatakan bahwa harga saham yang dipengaruhi oleh kebijaksanaaan struktur modal tergantung pada peluang tumbuh dari perusahaan tersebut. Untuk perusahaan yang tidak tumbuh ( memiliki peluang tumbuh yang terbatas) harga saham akan merespon secara negatif jika perusahaan tersebut memiliki lebih sedikit equity didalam strktur modalnya. Sedangkan untuk perusahaan yang tumbuh ( perusahaan yang memiliki peluang tumbuh yang tinggi ) harga saham akan merespon secara postif jika perusahaan tersebut memiliki lebih banyak equity didalam struktur modalnya. Pendapat ini didukung oleh Jeansen (1985)
7
2.6 2.6.1
Perumusan Hipotesis Pengaruh Nilai Tukar (Foreign Exchange) terhadap Harga Saham.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US dolar membuat sebagian investor lebih memilih untuk menginvestasikan dananya pada pasar. sebaliknya penguatan nilai tukar rupiah terhadap US dolar menyebabkan kenaikan terhadap harga saham. Bila kurs mata uang dalam negeri melemah atau nilai dolar naik, maka kinerja saham di bursa efek dalam negeri akan melemah pada perusahaan yang melakukan SEO,. Berdasarkan hubungan antara nilai tukar dan harga saham diatas maka hipotesis pertama yang di ajukan adalah : Ha1
: Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga saham yang melakukan SEO.
2.6.2
Pengaruh Suku Bunga terhadap Harga Saham.
Kenaikan suku bunga deposito akan mengakibatkan investor lebih memilih melakukan investasi pada sektor perbankan sehingga harga saham akan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan deposito merupakan salah satu bentuk investasi yang tidak terlalu beresiko dibandingkan saham, serta dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi jika dibandingkan saham pada saat terjadi kenaikan tingkat suku bunga. Berdasarkan hubungan diatas maka hipotesis kedua yang diajukan adalah: Ha2 : Suku bunga berpengaruh terhadap harga saham yang melakukan SEO.
2.6.3
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Harga Saham
Perusahaan
dengan
tingkat
pertumbuhan
potensial
yang
tinggi
memiliki
kecendrungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan kapitalisasi yag tinggi sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal yang rendah. Oleh karena itu laverage memiliki hubungan yang negative dengan pertumbuhan sehingga semakin tinggi tingkat pertumbuhan maka akan semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas dan harga saham. Ha3
: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap harga saham yang melakukan SEO.
8
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi atau kutipan langsung dari berbagai sumber. Data–data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari: a. Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia. b. ICMD (Indonesia Capital Market Directory). c. Internet. d. Buku–buku literatur penunjang yang terkait. e. Data dari penelitian sebelumnya.
3.2 Populasi dan Sampel Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari harga saham penutupan mingguan perusahaan, nilai tukar rupiah terhadap US dolar dan tingkat suku bunga deposito 1 bulan penutupan bulanan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang diambil berjumlah 411 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2010.
3.3. Teknik Penarikan Sampel.
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive judgement sampling, yaitu pemilihan metode sampel yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan.Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 36 perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings dalam kurun waktu 2006-2010.
9
3.3 Variabel Penelitian Pada penelitian ini digunakan alat analisis berupa regresi linier berganda. Variabel yang diteliti di bagi menjadi dua yaitu :
3.4.1. Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah harga saham rata-rata sampel. Harga saham rata-rata di rumuskan sebagai berikut : 𝑌=
H s 1 +H s 2 +H s 3 + ……+H sN N
Keterangan : Y = Harga saham rata – rata 𝐻𝑠1−𝑁 = Harga saham setiap perusahaan per bulan N = Jumlah perusahaan yang masuk dalam sampel.
3.4.2. Variabel Independen yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya yang dalam hal ini adalah : 1)
Nilai Tukar (Foreign Exchange) sebagai variabel 𝑋1 Foreign exchange dihitung sebagai berikut : 𝑋1 =
FE 1 +FE 2 +FE 3 + ……+FE N N
Keterangan : X1 𝐹𝐸1−𝑁 N 2)
= Foreign Exchange rata – rata = Foreign Exchange harian Bank Indonesia. = Jumlah hari.
Suku Bunga sebagai variabel 𝑋2 Suku bunga dihitung sebagai berikut : 𝑋2 =
S 1 +S 2 +S 3 + ……+S M M
Keterangan : 𝑋2 𝑆1−𝑚 M
= Suku bunga rata-rata. = Suku bunga deposito satu bulan BI. = Jumlah minggu.
10
3)
Pertumbuhan perusahaan sebagai variabel 𝑋3 𝑋3 = ROA thn sebelumnya − ROA thn skrg Return on Asset (ROA) =
3.5.
laba bersih setelah pajak total aktiva
Alat Analisis
Berdasarkan masalah dan hipotesis, maka penelitian ini diarahkan untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen berdasarkan perkembangannya secara proporsional. Dengan demikian model analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 ∈
Keterangan : Y 𝑎 𝑏1 − 𝑏2 − 𝑏3 𝑋1 𝑋2 𝑋3 ∈
= harga saham rata-rata = konstanta = koefesien regresi = foreign exchange tengah rata - rata = suku bunga rata-rata = pertumbuhan ekonomi = error
Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 (Statistical Package for Social Science). Pengujian signifikansi koefesien regresi adalah dengan menggunakan nilai probabilitas (p-value) dibadingkan dengan tingkat signifikasi (𝛼). Pada pengujian ini tingkat keyakinan 95% dan 𝛼 5%. Hipotesis yang digunakan : Ho : apabila sig > 0,05, maka Ha ditolak, Ho diterima Ha : apabila sig < 0,05, maka ha diterima, Ho ditolak
11
3.6
Uji Statistik
3.6.1
Uji Asumsi Klasik
Salah satu syarat untuk menggunakan persamaan regresi berganda adalah terpenuhinya asumsi klasik. Untuk mendapatkan nilai yang tidak bias dan efisien (Best Linier Unbias Estimator/BLUE) dari satu persamaan linier berganda dengan metode kuadrat terkecil, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik. Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah : 3.6.1.1. Uji Asumsi Normalitas Menurut Dajan (1986:172), distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu. Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, digunakan pengujian Normal Probability Plot of Regression Standardized Residual terhadap masing-masing variabel. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.6.1.2 Uji Asumsi Multikolinearitas Multikolinearitas berarti antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain dalam model regresi memiliki hubungan yang kuat. Menurut Gujarati
(1995),
adanya
multikolinearitas
yang kuat
akan mengakibatkan
ketidakpastian estimasi. Pengujian gejala multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah tiap–tiap variabel independen berhubungan secara linier. Multikolinearitas menyebabkan standar error akan semakin besar dan meningkatkan tingkat korelasi antarvariabel di mana standar error menjadi sensitive terhadap perubahan data. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai value inflation factor (VIF). Jika VIF dari suatu variabel melebihi 10 maka suatu variabel dikatakan berkolerasi sangat tinggi. Besarnya VIF dapat dirumuskan : 1
𝑉𝐼𝐹 = 𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒
12
3.6.1.3 Uji Aumsi Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas berarti terjadi varian yang tidak sama untuk variabel independen yang berbeda. Hal ini dapat dideteksi dengan melihat plot antara nilai taksiran y dengan nilai residual (selisih antara variabel dependen aktual dengan nilai prediksinya ) versus nilai prediksinya menyebar atau tidak membentuk pola. Jika pada grafik yang mempunyai sumbu residual yang distandarkan dari sumbu x dan y yang telah diprediksi tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas (bergelombang, melebar kemudian menyempit), serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Singgih, 2002)
3.6.1.4 Uji Asumsi Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam ragkaian waktu (seperti pada data runrun waktu atau time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang waktu atau cross-sectional data) (Sumodiningrat, 1994 dalam Hamzah, 2005 dan Anastasia,2003). Data penelitian ini merupakan polling data yaitu gabungan antara time series dan cross sectional sehingga tidak dilakukan pengujian DurbinWatson.
3.6.2. Goodness of Fit Test Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi yang dinyatakan dengan koefisien determinasi majemuk (R). Koefisien determinan R
digunakan untuk melihat tingkat presentase. Pengaruh
variabel independen (X) yang dimasukkan dalam model persamaan regresi terhadap variabel dependen (Y). Dimana 𝑅 2 = 1 berarti variabel independen berpengaruh kuat terhadap variabel dependen. Begitu juga sebaliknya, jika 𝑅 2 = 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
13
3.7.
Hubungan dan Kontribusi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen
Hubungan dan kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menyatakan besarnya hubungan dan kontribusi suatu variabel independen terhadap variabel dependen tanpa dipengaruhi variabel independen lainnya. Untuk menilai hubungan variabel independen dengan variabel dependen secara parsial dugunakan koefisien relasi parsial (r). Untuk mengukur besarnya kontribusi variabel independen terhadap variasi (naik turunnya) variabel dependen secara parsial digunakan koefisien determinas (𝑟 2 ) yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien relasi parsial (r).
3.7.1 Uji Parsial (Uji-t) Pengujian hipotesis terhadap koefesien regresi secara parsial dilakukan denga menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dengan tingkat kesalahan analisis (𝛼) 5%, Hipotesis yag digunakan : Ho : apabila sig > 0,05 maka Ha ditolak Ha : apabila sig < 0,05 maka Ha diterima Keputusan : Ha1 : Nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO Ha2 : Tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan
yang melakukan SEO Ha3 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang melakukan SEO
3.7.2. Uji Secara Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang diamati secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis terhadap
14
koefisien regresi secara simultan dilakukan uji-F pada tingkat keyakina 95% dan tingkat kesalahan analisis (𝛼) 5% dengan ketentuan degree of freedom (𝑑𝑓1 )=k-1, degree of freedom (𝑑𝑓2 )=n-k. Hipotesis yang digunakan : Ho : apabila sig > 0,05, maka Ha ditolak Ha : apabila sig < 0,05, maka Ha diterima Ha3 : Nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap harga.
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Untuk menjawab rumusan masalah dan membuktikan kebenaran hipotesis yang telah penulis ajukan, maka dalam bab ini akan dilakukan proses penganalisaan data yang telah berhasil penulis kumpulkan. Analisa data merupakan suatu kegiatan mengolah data dengan cara sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil berupa angka-angka yang dianalisis dengan bantuan komputer melalui program SPSS. 4.2. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai ratarata serta standard deviasi dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Harga Saham, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Pertumbuhan ROA. Hasil olah data deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Statistik Deskriptif. Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Hrg_Saham
36
220.06
459.00
3.3211E2
50.48217
Nilai_Tukar
36
8775.00
9995.00
9.2362E3
246.92125
Suku_Bunga
36
8.00
12.75
9.7083
1.71287
Pertumbuhan_ROA
36
-4.52
4.10
-.3350
1.62869
Valid N (listwise)
36
16
Setelah dilakukan pengolahan data, dapat dilihat pada tabel menunjukkan bahwa dari 36 sampel perusahaan untuk variabel harga saham memiliki nilai minimum sebesar 220,06 dengan nilai maksimum 459,00. Nilai rata-rata sebesar 3,3211 dengan standard deviasi sebesar 50,48217. Dari 36 sampel perusahaan untuk variabel niali tukar memiliki nilai minimum sebesar 8775,00 dengan nilai maksimum 459,00. Nilai rata-rata sebesar 9,2362 dengan standard deviasi sebesar 264,92125. Dari 36 sampel perusahaan untuk variabel suku bunga memiliki nilai minimum sebesar 8,00 dengan nilai maksimum 12,75. Nilai rata-rata sebesar 9,7083 dengan standard deviasi sebesar 1,71287.Dari 36 sampel perusahaan untuk variabel pertumbuhan ROA memiliki nilai minimum sebesar-4,52 dengan nilai maksimum 4,10. Nilai rata-rata sebesar -0,3350 dengan standard deviasi sebesar 1,62869.
4.1.2.
Uji Asumsi Klasik
4.1.2.1. Pengujian Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji kebenaran distribusi normal dalam sebuah model regresi, variable dependen, variable independen dan keduanya. Model regresi yang baik memilik distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian asumsi ini dilakukan melalui pengamatan terhadap Normal Probability plot of Regression Standardized Residual. Dasar pengambilan keputusan : a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Model Regresi
17
pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov Smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika probabilitas Asymp.Sig (2-tailed) standardized residual model regresi di atas 0,05 maka dikatakan asumsi normalitas terpenuhi. Hasil olah data uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
18
Tabel. 2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Suku_Bung Pertumbuhan_RO Hrg_Saham
Nilai_Tukar a
A
36
36
36
36
Mean
332.1125
9236.1944
9.7083
-.3350
Std. Deviation
50.48217
246.92125
1.71287
1.62869
.083
.169
.215
.154
Positive
.083
.169
.215
.154
Negative
-.069
-.147
-.159
-.096
Kolmogorov-Smirnov Z
.496
1.012
1.290
.923
Asymp. Sig. (2-tailed)
.966
.258
.072
.362
N Normal Parametersa
Most
Extreme Absolute
Differences
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa nilai K-S untuk variabel harga saham sebesar 0,496 dengan p=0,966. Variabel nilai tukar memiliki nilai K-S sebesar 1,012 dengan p=0,258. Untuk suku bunga memiliki nilai K-S sebesar 1,290 dengan p=0,072 kemudian pertumbuhan ROA memiliki nilai K-S sebesar 0,923 dengan nilai p=0,362.
19
Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat pada kolom Asymp.Sig.(2-tailed), pada semua variabel yang dianalisis menujukan nilai probabilitas > 0,05. Karena nilai semua probabilitas variabel ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal. Nilai Asymp.Sig.(2-tailed) harga saham sebesar 0,966 maka harga saham telah terdistribusi secara normal. Demikian pula untuk nilai tukar dengan nilai 0,258 maka variabel nilai tukar terdistribusi secara normal. Untuk variabel suku bunga dan pertumbuhan ROA telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2-tailed) masing-masing sebesar 0,072 dan 0,362.
4.1.2.2. Pengujian Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan indikasi adanya hubungan antara variable-variabel independen suatu model regresi berganda. Pada model regresi berganda yang baik tidak terjadi korelasi diantara variable indpenden.
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel
Tolerance
VIF
Kesimpulan
Nilai Tukar
0.988
1,012
Tidak ada multikolinieritas
Suku Bunga
0,944
1,006
Tidak ada multikolinieritas
Pertumbuhan ROA
0,983
1,018
Tidak ada multikolinieritas
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak mempunyai masalah multikolinieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang kurang dari 10 dan nilai Tolerance tiap variabel yang menunjukan angka > 0,10.
20
4.1.2.3. Pengujian Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidanyamanan variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain berbeda. Sedangkan bila terjadi kenyamanan variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Salah satu cara untuk mengatahui ada tidaknya heterokedastisitas dalam suatu model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residual error yaitu SRESID. Jika ada pola tertentu dan titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Grafik scatterplot ditunjukkan pada grafik berikut: Gambar 2. Hasil Uji Heterokedastisitas.
Hasil pengujian heterokedastisitas pada gambar di atas menunjukkan bahwa data tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat heterokedastisitas dalam model regresi yang digunakan.
21
4.1.2.4 Pengujian Autokorelasi
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Change Statistics
R Model R
Square Square
.163a .027
1 a.
Adjusted R Std. Error of the R Square F
Predictors:
-.065
Sig.
F Durbin-
Estimate
Change
Change df1
df2
Change
Watson
52.08880
.027
.291
32
.031
1.827
(Constant),
3
Pertumbuhan_ROA,
Suku_Bunga,Nilai_Tukar b.
Dependent
Variable:
Hrg_Saham
Pengujian autokorelasi diklakukan dengan menggunakan Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut : a. Nilai DW kurang dari 1,193 berarti ada autokorelasi b. Nilai DW antara 1,193 – 1,730 berarti tidak ada kesimpulan c. Nilai DW antara 1,730 – 2,270 berarti tidak ada autokorelasi d. Nilai DW antara 2,270 – 2,807 berarti tidak ada kesimpulan e. Nilai DW lebih dari 2,807 berarti ada autokorelasi
Pada output hasil pengujian model regresi tampak bahwa nilai DW sebesar 1,827. Hal ini berarti nilai DW hitung berada antara 1,730 – 2,270 sehingga tidak terdapat
4.4. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikan dari variabelvariabel independen (Nilai Tukar, Suku Bunga, Pertumbuhan ROA) terhadap variable dependen (Harga Saham). Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji-t atau melihat p-value pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisis (alpha) 5%, sebagai berikut :
22
Jika p-value > 0.05 maka Ha ditolak
Jika p-value < 0.05 maka Ha diterima
4.4.1. Penjelasan Pengujian Hipotesis : 1. Ha 1
: Nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan yang melakukan SEO. Koefisien regresi b1 yang dihasilkan bertanda negatif, menyatakan bahwa adanya pengaruh yang negatif antara nilai tukar (foreign exchange) dengan harga saham perusahaan yang melakukan SEO. Artinya jika nilai tukar rupiah melemah dan nilai dolar naik maka pada umunya akan terjadi penurunan harga saham. Dengan melihat signifikansi variabel X1 pada lampiran, disimpulkan bahwa nilai tukar (foreign exchange) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa nilai tukar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap besarnya harga saham perusahaan yang melakukan SEO. 2.Ha2 : Suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO. Koefisien regresi b2 yang dihasilkan bertanda negatif, menyatakan bahwa adanya pengaruh yang negatif antara suku bunga dengan harga saham perusahaan yang melakukan SEO. Dengan melihat signifikansi variabel X2 pada lampiran, disimpulkan bahwa suku bunga memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO. 3.Ha3
: Pertubuhan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan yang melakukan SEO. Koefisien regresi b3 yang dihasilkan bertanda positif, menyatakan bahwa adanya pengaruh yang positif antara pertumbuhan ROA dengan harga saham perusahaan yang melakukan SEO. Dengan melihat signifikansi variabel X3 pada lampiran, disimpulkan bahwa pertumbuhan ROA memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO.
23
4.Ha4.
: Nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan ROA secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO. Secara simultan, berdasarkan hasil uji-f dapat dilihat pada table 5 (lampiran) bahwa p-value sebesar 0,031 pada tingkat signifikansi 0,05 maka dapat diketahui bahwa variabel-variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa nilai tukar rupiah, suku bunga dan pertumbuhan ROA secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap besarnya harga saham perusahaan yang melakukan SEO. Output untuk pengujian hipotesis secara parsial diringkas dalam tabel berikut:
Tabel 5. Hasil Pengujian secara Parsial
Coefficientsa
Model 1(Constant)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
622.612
335.596
Nilai_Tukar
-.030
.036
Suku_Bunga
-1.352 1.431
Pertumbuhan_ROA
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
1.855
.073
-.147
-.836
.045
.988 1.012
5.156
-.046
-.262
.795
.994 1.006
5.453
.046
.262
.795
.983 1.018
a. Dependent Variable: Hrg_Saham
Variabel
p-value
Sig
Keputusan
Nilai Tukar
0,045
p < 0,05
Ha1 didukung
Suku Bunga
0,795
p > 0,05
Ha2 tidak didukung
Pertumbuhan ROA
0,795
p > 0,05
Ha3 tidak didukung
24
1.5. Hasil Uji Hipotesis. Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable independen yang diamati secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan
terhadap
variable
dependen.
Pengujian
ini
dilakukan
dengan
membandingkan antara nilai p-value dengan tingkat signifikansi dengan keputusan sebagai berikut :
Jika p-value > 0.05 maka Ha ditolak
Jika p-value < 0.05 maka Ha diterima
Output untuk pengujian hipotesis secara parsial diringkas dalam tabel berikut :
Tabel 5. Hasil Pengujian secara Simultan ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
2371.968
3
790.656
Residual
86823.768
32
2713.243
Total
89195.736
35
F
Sig. .291
.031a
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan_ROA, Suku_Bunga, Nilai_Tukar b. Dependent Variable: Hrg_Saham
4.6. Kontribusi dan Hubungan Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Mengenai kontribusi dan hubungab variabel independen terhadap variabel dependen dapat dibedakan menjadi 2, yaitu secara parsial dan secara simultan. Cara parsial digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dan hubungan suatu variabel independen terhadap variabel dependen apabila variabel independen konstan. Besarnya hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dapat diketahui melalui koefisien parsial (r) variabel independen, sedangkan kontribusinya dapat diketahui dengan mengkuadratkan koefisien korelasi parsial (r2) variabel independen.
25
Hubungan dan kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan menyatakan besarnya hubungan dan kontribusi suattu variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Untuk menilai hubungan variabel dependen secara simultan digunakan koefisien korelasi (R). Untuk mengukur besarnya kontribusi variabel independen terhadap variasi (naik turunnya) variabel dependen secara simultan digunakan koefisien determinasi (R2). Untuk model regresi yang memiliki nilai lebih dari dua variabel bebas maka digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi. Tabel 6. Hasil Perhitungan Korelasi secara Simultan R
0,163
R Square
0,27
Adjuste R Square
-0,65
Model Summaryb Change Statistics
Model
R
1
.163a
R Square .027
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
Change
-.065
52.08880
.027
Sig. F F Change df1 .291
3
Durbin-
df2 Change Watson 32
.831
1.827
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan_ROA, Suku_Bunga,Nilai_Tukar b. Dependent Variable: Hrg_Saham
Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh nilai determinasi sebesar 0.65 atau 65 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel dependen sebesar 65 %, sedangkan sisanya 35% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. 4.7. Makna Konstanta dan Koefisien Regresi Dari perhitungan diperoleh persamaan regresi linier berganda : Y = 622,61 – 0,030X1 – 1,352 X2 + 1,431 X3 + e Berdasarkan persamaan tersebut, nilai konstanta sebesar 622,61 menyatakan bahwa harga saham rata-rata sampel perusahaan yang melakukan SEO yang ditetapkan
26
sebagai variabel dependen akan mencapai harga Rp 622,61 dengan asumsi semua variabel independen tidak mengalami perubahan (konstan). Koefisien regresi b1 sebesar -0,030 menyatakan bahwa setiap perubahan variabel nilai tukar (foreign exchange) sebesar Rp 1,00 mengakibatkan terjadinya penurunan harga saham sebesar Rp 0,030 dengan asumsi bahwa X2 konstan. Koefisien regresi b2 sebesar 1,352 menyatakan bahwa setiap perubahan variabel X2 (suku bunga) sebesar 1% mengakibatkan terjadinya kenaikan harga saham sebesar 1,352%. Koefisien regresi b3 sebesar 1,431 menyatakan bahwa setiap perubahan variabel X3 (pertumbuhan ROA) sebesar 1% mengakibatkan terjadinya kenaikan harga saham sebesar 1,431%.
27
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Secara simultan nilai tukar (foreign exchange), suku bunga dan pertumbuhan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO. Seperti tercantum dalam lampiran 10 diketahui koefisiensi determinasi (R2 ) sebesar 0,27 menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tersebut memberikan kontribusi sebesar 27 % terhadap perubahan harga saham yang melakukan SEO . 2. Nilai tukar (foreign exchange) memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap harga saham. Artinya jika nilai tukar melemah dan nilai dolar naik maka pada umumnya akan terjadi penurunan harga saham. 3. Suku bunga memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini bertentangan dengan pendapat Silalahi dalam Jurnal Pasar Modal Indonesia yang menyatakan bahwa : Perkembangan tingkat suku bunga pada perbankan terbukti mempengaruhi IHSG (1997). Tetapi hasil ini ditemukan pula pada penelitian Tanjung (2003) dimana suku bunga memiliki hubungan positif dan tidak signifikan. Hal ini menunjukkkan bahwa investor publik khususnya di Indonesia kurang memperhatikan perkembangan tingkat suku bunga pada perbankan sebagai salah satu faktor yang harus diperhatikan saat melakukan investasi pada saham, khususnya dalam penelitian ini saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings.
28
4. Pertumbuhan Perusahaan memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham artinya harga saham akan merespon informasi pertumbuhan suatu perusahaan Ambarish, John dan William (1987) dan Jansen (1986). Untuk perusahaan yang tidak tumbuh, yaitu perusahaan yang memiliki peluang tumbuhnya terbatas, diprediksi memiliki hubungan yang negatif dengan harga saham. Sedangkan untuk perusahaan yang tumbuh, yaitu perusahaan yang memiliki peluang tumbuh memiliki hubungan yang positif dengan harga saham.
5.2 SARAN 1. Bagi penelitian selanjutnya Agar memperoleh hasil yang optimal penelitian selanjutnya bisa dikembangkan dengan menambah faktor-faktor yang lainnya seperti tingkat inflasi, kemajuan teknologi, tingkat pendapatan nasional, kondisi perekonomian di masa depan dan lain sebagainya. 2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dan periode yang lebih panjang sehingga dapat memperoleh hasil yang signifikan.
29
DAFTAR PUSTAKA Ambarish, R, John, K, and William, J, 1987. “Metode Signaling with Devidend And Investment Journal of Finance 42 (June) : 321-343. Anastasia, Njo dan Yanny Widiastuti Gunawan, 2003 “Analisis faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, Universitas Kristen Petra. Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. “Pengantar Pasar Modal”. PT Rineka Cipta : Jakarta. Daniel Rooroh, Stephen. 2004, “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Sebelum dan Setelah SEO di PT. Brsa Efek Jakarta”, Skripsi FE : Unila. Dewi, Dian Nirmala, 2003 “Analisis pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi FE : Unila. Fahmi, Irham, SE., M.Si., 2006 “Analisis Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Dan Politik”, PT. Refika Aditama : Bandung. Ghozali, Iman. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Gujarati, D.N. 1997. “Ekonometrika Dasar”. Erlangga: Jakarta. Hamzah, Ardi, 2005, “Analisis Ekonomi Makro, Industri dan Karekteristik Perusahaan Terhadap Beta Saham Syariah”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Handoko, T.Hani. 1995. “Manajemen”. Edisi kedua, BPFE Yogyakarta. Harto, Puji, 2001 “Analisis Kinerja Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi IV. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, “Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta. Jeansen, M. 1986, “Agency Cost of Free Cash Flow, Corperate Fiance, and Takeovers “ American Economi : Review 76, 323-329. Jogiyanto, Dr., H.M., MBA., Akt., 2003, “Teori Portopolio dan Analisis Investasi”, Edisi ketiga, BPFE Yogyakarta. Munawir, S, 2004, “Analisa Laporan Keuangan”. Edisi keempat, Liberty Yogyakarta. Prayoga, Bayu, 2007, “Analisis pengaruh Lingkungan Eksternal terhadap Harga Saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings”,Skripsi FE : Unila. Rusmanjauhari, Budi, 2002, “Analisis Fundamental Terhadap Return Saham IHSG Periode Bullish Dan Bearish”, Skripsi FE : Unila. Sari, Prima Yusi, SE, ME, Akt. 2001, “Analisis pengaruh Right Issue Terhadap Return Saham Setelah Cum Date” Simposium Nasional Akuntansi IV. Sukirno, Sadono, 2000, “Pengantar Teori Makroekonomi” Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
30
Sulistyanto, H. Sri, dan Haris Wibisono, 2003, “Seasoned Equity Offerings : Antara Agency Theory, Windows of Opportunity dan Penurunan Kinerja”, Proceeding Simposium Nasional AKuntansi (SNA) VI-Ikatan Akuntan Indonesia. Sulistyanto, H. Sri, dan Pratana P. Midiastuti, 2004, “Seasoned Equity Offerings : Benarkah Underperformance Pasca Penawaran”. Working Paper. Sunariyah, 2000 “Pengantar Pasar Modal”. Edisi kedua, Jakarta. Tanjung, Edu Sory Muda, 2003, “Analisis Pengaruh Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Perusahaan – Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi FE : Unila.