ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2011 – 2015)
SKRIPSI
Oleh: Eva Ahsanti NIM: 1112081000071
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2011 – 2015)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Eva Ahsanti NIM: 1112081000071
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis Tanggal 14 Bulan April Tahun Dua Ribu Enam Belas telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama
:Eva Ahsanti
2. NIM
: 1112081000071
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi
: Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif , maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini Nama NIM Jurusan` Fakultas
: Eva Ahsanti : 1112081000071 : Manajemen : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini. Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Eva Ahsanti
2. Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang, 20 Februari 1994 3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Alamat
: Jl. H Muhi VI No.23 Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
5. Telepon
: 087733368894
6. E-mail
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN 1. TK Muslimat NU Petarukan
Tahun 1998 – 2000
2. MI Islamiyah Petarukan
Tahun 2000 - 2006
3. MTs N Model Babakan
Tahun 2006 - 2009
4. SMA N 2 Pemalang
Tahun 2009 - 2012
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012 – 2016
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: H. Aminto
2. Ibu
: Hj. Muslihah
3. Alamat
: Jl. Raden Saleh, RT 01/10 Petarukan, Pemalang
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. 2012
: Seminar Motivasi dan Kewirausahaan “Burn Your Super Student”, Komus dan LDK Fakultas
Spirit! Be a
Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. 2013
: Seminar Berani Mulai Usaha, Ikatan Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
3. 2013
: Seminar Internasional “Flexibility of Hadith in Answering Contemporary Issues (Education, Economic, and
Muamalah)”,
Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. 2014
: Seminar Internasional “Toward ASEAN Economic 2015: Fair Governments Policies in Islamic Among ASEAN Countries”, Fakultas
Finance
V. PENGALAMAN ORGANISASI : Divisi Penelitian dan Pengembangan
HMJ
Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. 2012 – 2014
: Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang (IMPP)
VI. PENGALAMAN KERJA 1. 2012 – 2016
: Mentor di bimbel Nur Insan Villa Pamulang II
2. 2015
: Tutor di Rumah Belajar (RB)
3. 2015
: Surveyor di PT. Tabar Pratama Consultant
vii
Sectors
Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarat.
1. 2013 – 2014
Community
ANALYSIS THE EFFECT OFWORKING CAPITALMANAGEMENT, LIQUIDITY, LEVERAGE, ACTIVITIY AND FIRM SIZEON PROFITABILITY Eva Ahsanti Abstract This study aimed to analyze the effect of working capital management, liquidity, leverage, activity and firm size on profitability, either partially or simultaneously and analyze how much influence the companies listed in Jakarta Islamic Index (JII). The data used is secondary data obtained from published financial reports for five years, in the period 2011 to 2015. The results of this study using panel data regression analysis with Random Effect Model, which shows that in partial variable of Cash Turnover and Debt to Asset Ratio significant influence negative on Return on Assets. While Working Capital Turnover, Current Ratio and Total Assets Turnover positive significant effect. But Firm Size variable has no significant effect. There are significant independen variables simultaneously on dependen variable. The coefficient of determination obtained is 0.6002 which means the ability of independent variables in explaining the dependent variable of 60.02%, while the remaining 39.98% is explained by other variables not included in the model equations of this study. Keywords: working capital management, liquidity, leverage, activity, firm size and profitability.
viii
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN Eva Ahsanti Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, baik secara parsial maupun secara simultan serta menganalisis seberapa besar pengaruhnya pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan selama lima tahun, periode tahun 2011 sampai 2015. Hasil penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan Model Random Effect, yang menunjukkan bahwa secara parsial variabel Cash Turnover dan Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap Return On Asset. Sedangkan Working Capital Turnover, Current Ratio dan Total Assets Turnover berpengaruh signifikan positif. Namun variabel ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil koefisien determinasi diperoleh sebesar 0.6002, artinya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 60.02%, sedangkan sisanya 39.98% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model persamaan penelitian. Kata kunci: manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas, ukuran perusahaan dan profitabilitas.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman yang penuh kemajuan pada berbagai aspek yang dapat kita rasakan saat ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya.Terima kasih penulis sampaikan kepada: 1.
Kedua orang tua, Ayahanda tecinta H. Aminto dan Ibunda tersayang Hj. Muslihah yang telah memberikan curahan kasih sayang yang tiada hentinya serta selalu memotivasi untuk terus semangat dan maju sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2.
Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajarannya.
3.
Titi Dewi Warninda, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajarannya.
4.
Dr. Hj. Pudji Astuti, SE., MM., selaku Dosen Pembimbing I, yang senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
5.
Taridi Kasbi Ridho MBA., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Dosen-dosen manajemen, terima kasih atas ilmu dan bimbingannya.
7.
Kakak-kakakku yang terkeren Jamal Hidayat dan Manarul Hidayat yang selalu bersedia mendengarkan keluh kesah serta memotivasi penulis untuk tetap maju.
x
8.
Fathu Rezky Gustisyaf yang selalu meluangkan waktu untuk menemani dan berjuang, selalu memberikan pelajaran dan pengalaman yang sangat berarti serta membuat penulis semakin termotivasi hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.
9.
Dan kepada semua teman-teman dan pihak-pihak lain yang telah membantu, mendukung, dan mendo’akan dalam penyusunan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga dengan segala kebaikan dan bantuan dari semua pihak yang telah
diberikan kepada penulis akan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan adanya keterbatas dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca serta penliti selanjutnya. Jakarta, Maret 2016
Eva Ahsanti
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...........................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................. iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................... vi ABSTRACT ...................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................... ix KATA PENGANTAR .....................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................... 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................... 12 A. Landasan Teori ................................................................ 1. Modal Kerja .............................................................. a. Definisi Modal Kerja........................................... b. Manajemen Modal Kerja..................................... c. Kebijakan Modal Kerja ....................................... 2. Likuiditas .................................................................. a. Current Ratio ....................................................... b. Cash Ratio ........................................................... c. Quick Ratio.......................................................... 3. Leverage .................................................................... a. Debt to Asset Ratio .............................................. b. Debt to Equity Ratio ............................................ 4. Aktivitas .................................................................... xii
12 12 12 14 17 19 19 20 20 21 22 23 23
a. Inventory Turnover Ratio .................................... 23 b. Account Receivable Turnover ............................. 24 c. Total Asset Turnover ........................................... 25 5. Profitabilitas .............................................................. 25 a. Profit Margin On Sales ....................................... 26 b. Return On total Asset .......................................... 27 c. Return On Equity................................................. 28 6. Ukuran Perusahaan (Firm Size) ................................ 28 7. Implikasi antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen ................................................................................... 29 B. Penelitian Terdahulu ....................................................... 33 C. Kerangka Berpikir ........................................................... 41 D. Hipotesis.......................................................................... 43 1. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Parsial (t) .............. 43 2. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Simultan (F) .......... 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................... 46 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................ B. Metode Penentuan Sampel ........................................... 1. Populasi .................................................................. 2. Sampel .................................................................... C. Metode Pengumpulan Data .......................................... D. Metode Analisis Data ................................................... 1. Analisis Statistik Deskriptif ................................... 2. Penaksiran Model Data Panel ................................ a. Uji Chow .......................................................... b. Uji Hausman .................................................... 3. Uji Asumsi Klasik ................................................... a. Uji Normalitas .................................................. b. Uji Multikolinearitas ........................................ c. Uji Heteroskedastisitas ..................................... d. Uji Autokorelasi ............................................... 4. Uji Signifikansi ...................................................... a. Uji Parsial (t) .................................................... b. Uji Simultan (F) ............................................... c. Uji R2................................................................ E. Definsi Operasional Variabel .......................................
46 47 47 47 49 50 50 50 51 53 53 54 55 56 57 58 58 60 61 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................. 64 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 1. Sejarah dan Perkembangan JII ............................... 2. Sejarah Perusahaan Manufaktur ............................. 3. Sejarah Perusahaan Jasa ......................................... 4. Sejarah Perusahaan Pengolah SDA ........................ B. Pengujian dan Pembahasan .......................................... 1. Deskriptif Sampel................................................... xiii
64 64 65 65 66 67 67
2.
3.
4.
5.
a. Perkembangan Cash Turnover ......................... b.Perkembangan Working Capital Turnover ...... c. Perkembangan Current Ratio........................... d.Perkembangan Debt to Asset Ratio .................. e. Perkembangan Total Asset Turnover ............... f. Perkembangan Firm Size.................................. g.Perkembangan Return On Asset ....................... Uji Penaksiran Regresi Data Panel ........................ a. Uji Chow .......................................................... b. Uji Hausman .................................................... Pengujian Asumsi Klasik ....................................... a. Uji Normalitas .................................................. b. Uji Multikolinearitas ........................................ c. Uji Heteroskedastisitas ..................................... d. Uji Autokorelasi ............................................... Uji Signifikansi ...................................................... a. Uji Parsial (t) .................................................... b. Uji Simultan (F) ............................................... c. Uji R2................................................................ Hasil dan Interpretasi .............................................
67 68 68 69 70 70 71 72 72 74 76 77 78 79 81 82 82 86 88 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 93 A. Kesimpulan ........................................................................... 93 B. Impilkasi dan Saran ............................................................... 95 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 97 LAMPIRAN ..................................................................................... 100
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
1.1
Rata-rata Variabel Penelitian .............................................
2.1
Rangkuman Penelitian Terdahulu ...................................... 39
3.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian ................................... 48
3.2
Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel ........................... 49
3.3
Kriteria Pengujian Autokorelasi Uji DW ........................... 58
3.4
Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................... 63
4.1
Daftar Perusahaan Manufaktur .......................................... 65
4.2
Daftar Perusahaan Jasa....................................................... 66
4.3
Daftar Perusahaan Pengolah SDA ..................................... 66
4.4
Hasil Common Effect Model ............................................. 72
4.5
Hasil Fixed Effect Model ................................................... 73
4.6
Hasil Uji Chow................................................................... 74
4.7
Hasil Random Effect Model............................................... 75
4.8
Hasil Uji Hausman ............................................................. 76
4.9
Uji Multikolinearitas .......................................................... 79
4.10
Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 80
4.11
Rangkuman Pengaruh Variabel Independen ...................... 86
xv
7
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ........................................................... 54
3.1
Bentuk Histogram Normalitas............................................ 69
4.1
Grafik Perkembangan Cash Turnover ............................... 85
4.2
Grafik Perkembangan Working Capital Turnover ............. 87
4.3
Grafik Perkembangan Current Ratio ................................. 88
4.4
Grafik Perkembangan Debt to Asset Ratio......................... 89
4.5
Grafik Perkembangan Total Asset Turnover ...................... 90
4.6
Grafik Perkembangan Firm Size ........................................ 91
4.7
Grafik Perkembangan Return On Assets ............................ 92
4.8
Histogram Residual ............................................................ 109
4.9
Statistik Durbin-Watson d .................................................. 113
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1:
Daftar Perusahaan
Lampiran 2:
Data Penelitian (Data Mentah)
Lampiran 3:
Output Eviews Common Effect Model
Lampiran 4:
Output Eviews Fixed Effect Model
Lampiran 5:
Output Eviews Random Effect Model
Lampiran 6:
Output Eviews Uji Chow
Lampiran 7:
Output Eviews Uji Hausman
Lampiran 8:
Tabel dL-dU
Lampiran 9:
Tabel Chi Square (χ²)
Lampiran 10: Tabel F Lampiran 11: Tabel t
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan perdagangan bebas di kawasan ASEAN sudah berlaku dari tahun 2003. Globalisasi ekonomi adalah suatu proses semakin terintregasinya perekonomian suatu negara dengan perekonomian dunia. Dalam era globalisasi negara-negara maju ingin tetap mempertahankan keunggulan kompetitifnya terhadap negara berkembang yang menjadi pasar mereka.Indonesia dihadapkan pada persaingan perdagangan regional yang semakin ketat. Dengan demikian globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan merupakan suatu tantangan yang dampaknya akan terasa di seluruh kehidupan manusia dalam cara bekerja, cara berbisnis, pola pikir dan gaya hidup serta lahirnya era countries without borders (Sumarsono, 2007: 7). Perusahaan dituntut untuk lebih maju dari para pesaingnya agar dapat mencapai tujuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya serta memperbesar skala usahanya.Agar perusahaan bertambah besar, maka perusahaan harus berkembang untuk dapat mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubah-ubah. Dengan demikian, perusahaan harus lebih memperhatikan dalam pengelolaan dana yang tersedia untuk
menjalankan
akitivitas
operasional
perusahaan.
Dana
yang
diinvestasikan untuk menjalankan aktivitas operasional sehari-hari inilah yang dinamakan modal kerja, dimana dana yang telah dikeluarkan diharapkan dapat
1
kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualannya (Sawir, 2008). Menurut Raheman, et al. (2010: 414), modal kerja merupakan salah satu aspek
dalam
manajemen
keuangan
yang
paling
mempengaruhi
keberlangsungan operasi perusahaan. Manajemen modal kerja yang tepat dapat menghindarkan perusahaan dari kebangkrutan dan menentukan baik buruknya kinerja perusahaan. Keberhasilan dalam pengelolaan modal kerja mencerminkan pengawasan maksimal terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar yang dapat meningkatkan profitabilitas.Investasi pada modal kerja bermanfaat maksimal apabila jumlah kas, piutang, dan persediaan optimal. Optimalisasi kas, piutang dan persediaan berpengaruh pada kebutuhan dana untuk pembiayaan modal kerja dan berhubungan langsung dengan pertumbuhan penjualan (Sawir, 2008). Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan perusahaan mengalami ketidakmampuan dalam mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo (in-solvency) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang memuaskan. Eljelly (2004:48) menyatakan bahwa jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan
perusahaan
over-likuid
sehingga
menimbulkan
dana
2
menganggur yang akan mengakibatkan in-efisiensi perusahaan dan membuang kesempatan memperoleh keuntungan. Investor juga akan tertarik dengan kondisi keuangan perusahaan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau profitabilitas. Salah satu kebijakan keuangan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan adalah masalah pengelolaan modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam mengelola modal kerja dapat mengakibatkan kegiatan usaha menjadi terhambat bahkan terhenti sama sekali. Selain itu, para investor biasanya memfokuskan pada analisis profitabilitas sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut harus selalu menjaga kondisi profitabilitasnya agar dapat stabil sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut (Wibowo dan Wartini, 2012:50). Menurut Brigham dan
Houston (2009:107), profitabilitas adalah hasil
akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio ini akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, aktivitas, dan hutang pada hasil operasi. Profitabilitas akan menunjukkan perimbangan pendapatan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada berbagai tingkat operasi, sehingga rasio ini akan mencerminkan efektifitas dan keberhasilan manajemen secara keseluruhan. Alasan utama mengapa modal kerja penting dibahas dalam usaha meningkatkan profitabilitas yaitu modal kerja merupakan bagian dari 3
pembelanjaan jangka pendek perusahaan, yang sejalan dengan tujuan jangka pendek perusahaan. Modal kerja merupakan bidang aktivitas yang berkesinambungan
sekaligus
menjadi
pendukung
utama
operasional
perusahaan. Kemudian berdasarkan fungsi kerja, modal kerja bersifat fleksibel, relatif bervariasi, dan berputar cepat. Fleksibel artinya modal kerja mudah untuk ditambahkan atau dikurangkan jumlahnya. Bersifat variatif dikarenakan modal kerja berasal dari sumber yang beragam, sedangkan modal kerja dapat berputar cepat karena dalam perputaran modal kerja umumnya kurang dari satu tahun atau dalam jangka waktu pendek (Syamsuddin, 2007). Wiagustini (2010: 148) menyatakan kas merupakan bentuk aktivayang paling cair (likuid) yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan. Selain kas, komponen lainnya adalah piutang, yang timbulkarena adanya penjualan kredit, semakin besar penjulan kredit maka semakinbesar pula investasi dalam piutang dan akibatnya risiko atau biaya yang akandikeluarkan akan semakin besar pula. Komponen modalkerja yang lain dalam penelitian ini adalah persediaan, juga merupakan elemenutama dari modal kerja, karena jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan, jenis persediaan yang ada dalam perusahaan akan tergantung dari jenis perusahaan.
Dalam pengelolaan modal kerja suatu perusahaan dapat diukur dengan perputaran kas (cash turnover) dan perputaran modal kerja (working capital turnover). Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan.Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan. 4
Sedangkan menurut Sugiyono (2009:73) perputaran modal kerja mengukur efektivitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan. Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. (Brigham dan
Houston, 2009:95). Perusahaan yang mampu memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Bagi perusahaan, tingkat likuiditas merupakan masalah penting karena mewakili kepentingan perusahaan dalam berhubungan dengan pihak internal maupun pihak external perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas, maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya akan semakin baik, sehingga mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan baik di mata kreditur maupun investor. Hutang atau leverage juga termasuk faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya tingkat profitabilitas perusahaan dalam setiap periode. Sartono (2010:257) mengemukakan bahwa suatu perusahaan menggunakan hutang dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut lebih besar dari pada biaya aset dan sumber dananya karena dapat menurunkan pajak perusahaan. Namun, dalam teori Pecking Order menjelaskan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Rasio aktivitas digunakan oleh manajer untuk mengetahui sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan (Sartono, 2010:114). Jika sebuah perusahaan 5
memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga akan berdampak pada keutungan perusahaan. Sebaliknya, jika aktiva terlalu rendah, penjualan yang menguntungkan juga akan hilang (Brigham dan Houston, 2009:97). Munawir (2007:19) mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan yang memilikiukuran lebih besar memiliki dorongan yang kuat untuk menyajikan tingkat profitabilitas yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang dengan lebih kritis oleh para investor. Sedangkan menurut Farooq, Siham dan Samir (2012) mengatakan bahwa investor yang akan menginvestasikan dananya pada perusahaan besar belum tentu akan menghasilkan keuntungan yang tinggi dan perusahaan yang kecil belum tentu akan menghasilkan keuntungan yang kecil, sehingga tingkat risiko yang diterima investor tidak ditentukan dengan menilai besar kecilnya suatu perusahaan. Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi manajemen modal kerja terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, hanya beberapa faktor yang akan dibahas pada penelitian ini, antara lain: perputaran kas (cash turnover), perputaran modal kerja (working capital turnover), likuiditas yang diukur dengan rasio lancar (current ratio), leverage diukur dengan rasio hutang terhadap total aset (debt to total aset), aktivitas diukur dengan perputaran total aset (Total Asset Turnover) dan ukuran perusahaan (Firm Size). Perkembangan data penelitian tersebut dapat dilihat sebagai berikut: 6
Tabel 1.1 Rata-rata Variabel Penelitian pada Perusahaan yang Terdaftar di JII Variabel Cash Turnover(x) Working Capital Turnover(x) Current Ratio(x) Debt to Asset Ratio(%) Total Asset Turnover(x) Firm Size(ln) Return On Assets(%)
2011 5.90 8.23 2.92 36.36 1.06 9.89 19.91
2012 6.73 10.57 2.66 36.66 1.00 10.04 16.26
Rata-rata 2013 2014 7.48 8.03 13.07 13.43 2.23 2.06 38.02 38.53 0.94 0.89 10.15 10.22 12.41 11.18
2015 7.37 5.14 2.14 40.00 0.81 10.81 8.80
(Sumber: data diolah) Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata manajemen modal kerja yang diukur dengan Cash Turnover (CT) dan Working Capital Turnover (WCT) mengalami kenaikan tiap tahunnya, namun pada tahun 2015 mengalami
penurunan. Selain itu, Debt to Asset Ratio (DAR) dan Firm Size juga mengalami kenaikan tiap tahun yang menunjukkan fenomena yang berbanding terbalik
dengan Return On Assets (ROA) dan membentuk hubungan yang negatif, dimana pada saat rata-rata manajemen modal kerja, leverage dan ukuran perusahaan meningkat, tingkat rata-rata ROA perusahaan menurun. Sedangkan Current Ratio (CR) dan Total Asset Turnover (TAT) mengalami penurunan tiap tahunnya yang menunjukkan fenomena yang searah dan membentuk hubungan positif dengan ROA, dimana pada saat rata-rata rasio likuiditas dan aktivitas menurun, rata-rata ROA menurun juga.Sehingga perlu diuji pengaruh dari keenam variabel independen tersebut yaitu CT, WCT. CR, DAR, TAT dan Firm Size dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas (ROA) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2011-2015. Manajemen modal kerja merupakan salah satu faktor fundamental yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan.Agus Wibowo dan Wartini (2012) 7
menganalisis efisiensi modal kerja yang diukur dengan WCT. Studinya menemukan bahwa manajemen modal kerja berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas. Sedangkan Julkarnain (2013) dalam penelitiannya tentang manajamen modal kerja yang diukur dengan WCT, CT dan Account Receivable Turnover (A/RT) menemukan bahwa CT berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, namun WCT dan A/RT tidak memiliki pengaruh. Richard et al. (2013) menganalisis terkait manajemen modal kerja pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Ghana. Dalam penelitiannya, variabel independen menggunakan Account Receivable Days (ARD), Cash Conversion
Cycle (CCC), Current Ratio (CR), size (Ln Sales), Current Asset Turnover (CAT)., sedangkan profitabilitas (ROE) sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa ARD berpengaruh negatif, sedangkan CCC, CR, Size, CAT tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Penelitian mengenai hubungan antara manajemen modal kerja terhadap profitabilitas juga dilakukan oleh Ikpefan dan Owalabi (2014) yang menggunakan variabel independen diukur dengan Quick Ratio (QR), Current Ratio (CR),
Receivable Collection (TRC) dan Trade Payables Payment Period (TPP), sedangkan variabel dependen diukur dengan ROE. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa hanya TPP yang berpengarug signifikan negatif terhadap ROE. Hubungan manajemen modal kerja dengan profitabilitas juga diteliti oleh Sujeewa (2015) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Colombo. Variabel independen yang digunakan adalah Debtors Conversion Period (DCP), Inventory Conversion Period (ICP), Cash Conversion Cycle (CCC), 8
Creditor Conversion Period (CCP), Size, Sales Growth, dan Debt to Equity Ratio (DER). Variabel dependen yang digunakan yaitu ROA.Dari studi tersebut mengemukakan bahwa DCP, ICP, dan CCC berpengaruh signifikan negatif dan CCP berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diketahui bahwa perusahaan harus berhati-hati dalam menangani masalah pengelolaan penggunaan modal kerja. Penelitian-penelitian sebelumnya lebih banyak dilakukan hanya terhadap kelompok perusahaan manufaktur, sementara penelitian yang menganalisis modal kerja pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Syariah masih relatif sedikityang terdiri dari beberapa sektor dan jenis perusahaan, tidak hanya perusahaan manufaktur, namun perusahaan jasa dan perusahaan pengolah sumber daya alam.Maka penulis tertarik untuk memilih objek penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Adapun penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage,
Aktivitas
dan
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Tingkat
Profitabilitas Perusahaan. (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2011-2015)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:
9
1. Bagaimana pengaruh secara parsial antara manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan? 2. Bagaimana pengaruh secara simultan antara manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan? 3. Berapa besar pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas
dan
ukuran
perusahaan
terhadap
tingkat
profitabilitas
perusahaan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh secara parsial antara manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). 2. Menganalisis pengaruh secara simultanl antara manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di JII. 3. Menganalisis berapa besarnya pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di JII. 10
Sedangkan manfaat yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam informasi maupun bentuk bukti empiris khususnya kepada pihak manajemen perusahaan terkait pengaruh manajemen modal kerja terhadap tingkat profitabilitas sehingga perusahaan diharapkan mampu mengelola modal kerja dengan lebih efektif dan efisien. 2. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat memberikan manfaat kepada investor dalam pengambilan keputusan investasi. 3. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman secara akademis dan juga sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya baik menggunakan metode penelitian yang sama ataupun menggunakan
metode
penelitian
yang
berbeda.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Modal Kerja a. Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasional perushaan.Perusahaan harus mengelola modal kerja dengan baik agar seluruh kegiatan operasinya berjalan dengan lancar. Gitman mengungkapkan dalam bukunya Principles of Managerial Finance (2006) menyebutkan bahwa “Working Capital is a current assets, which represent the portion of investment that circulates from one form to another in the ordinary conduct of business” yang dapat diartikan bahwa modal kerja adalah harta lancar, yang mewakili bagian dari investasi yang terus berputar dari satu bentuk ke dalam bentuk lainnya dalam konteks bisnis. Menurut Brigham dan Houston, (2009: 489), modal kerja merupakan investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan. Keown, et al. (2010) mengemukakan bahwa modal kerja adalah invesatasi total perusahaan pada aset lancar atau aktiva yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam jangaka waktu pendek. Sedangkan Subramanyam dan Wild (2010) mendefinisikan modal kerja adalah aset lancar setelah dikurangi kewajiban lancar. 12
Menurut Ambarwati (2010:114-115), pengertian modal kerja dapat dikemukakan adanya beberapa konsep yaitu konsep kuantitaif (gross working capital), konsep kualitatif (net working capital) dan konsep fungsional. Konsep kuantitatif berdasasrkan pada kuantitas dana yang tertanam pada unsur-unsur aset lancar yang dapat berputar kembali dalam bentuk semula. Konsep kualitatif dikaitkan dengan besarnya jumlah kewajiban lancar yang harus segera dibayar. Konsep ini merupakan sebagian aset lancar dapat diigunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yang berarti kelebihan aset lancar diatas kewajiban lancarnya. Sedangkan konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan aset lancar ditambah penyusutan dari aset tetap pada periode tertentu. Modal kerja juga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu modal kerja permanen dan modal kerja variabel. Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan operasinya, Sedangkan modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas, piutang usaha dan persediaan yang digunakan untuk memenuhi kegiatan operasi perusahaan. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk meningkatkan penjualan dan produksinya, maka besar
13
kemungkinan
akan
menurunkan
pendapatan
dan
keuntungannya.
Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas. b. Manajemen Modal Kerja Menurut Horne dan Wachowicz (2008:115), manajemen modal kerja adalah administrasi aset lancar perusahaan dan pendanaan yang dibutuhkan untuk mendukung aset lancar. Manajemen modal kerja adalah pengaturan total dan jumlah masing-masing komponen modal kerja dan pembelanjaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar. Seorang manajer diharapkan mampu mengelola modal kerja dengan baik agar dapat mendukung kegiatan operasinya dan dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Manajemen modal kerja merupakan manajemen aktiva lancar dan pasiva lancar.Manajemen modal kerja mempunyai beberapa pengertian penting bagi perusahaan. Pertama, modal kerja menunjukkan ukuran besarnya investasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili oleh hutang lancar. Kedua, investasi dalam aktiva lancar, piutang dan persediaan barang adalah sensitif terhadap tingkat produksi dan penjualan. Tingkatan (level) investasi dalam aktiva lancar ditentukan oleh “trade-off” antara manfaat dan biayanya. Semakin besar posisi aktiva lancar, semakin besar biaya pengadaannya disertai opportunity cost dari investasi. Manfaat tambahan akan semakin
14
berkurang dengan bertambahnya jumlah modal kerja (Tampubolon, 2013:62). Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Modal kerja digunakan untuk memnuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, artinya likuiditas perusahaan sangat tergantung kepada manajemen modal kerja. 2) Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan yang cukup dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. 3) Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditur apabila rasio keuangannya memenuhi syarat seperti likuiditas yang terjamin. 4) Digunakan untuk memaksimalkan penggunaan aktiva lancar untuk meningkatkan penjualan dan laba. 5) Perusahaan mempu melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat penurunan dari nilai aktiva lancar. Manajemen modal kerja dapat diukur dengan melihat aktiva lancar seperti perputaran kas dan perputaran modal kerja: a) Perputaran Kas (Cash Turnover- CT) Kas adalah aktiva yang paling cair (likuid). Hal ini berarti semakin besar kas yang dimiliki oleh perusahaan, maka perusahaan akan semakin likuid. Perputaran kas merupakan kemampuan uang kas
15
berputar selama periode tertentu untuk menghasilkan penjualan (Riyanto, 2011). Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan.Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dan laba. Rasio perputaran kas (Cash Turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan-tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar hutang dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan (Julkarnain, 2013). Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio perputaran kas adalah sebagai berikut:
Apabila jumlah kas relatif tinggi maka perusahaan memiliki perputaran kas yang rendah. Sebaliknya, apabila jumlah kas relatif kecil maka perusahaan memiliki nilai perputaran kas yang tinggi. b) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover-WCT) Menurut Riyanto (2011), perputaran modal kerja merupakan kemampuan modal kerja berputar dalam suatu periode siklus kas dari
16
perusahaan. Perputaran modal kerja mengukur efektivitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan. Sugiyono (2009: 73), rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap modal kerja. Rumus yang digunakan adalah:
Semakin tinggi rasio perputaran modal kerja maka semakin baik kinerja suatu perusahaan di mana persentase modal kerja yang ada mampu menghasilkan penjualan dengan jumlah tertentu.Semakin besar rasio ini menunjukkan efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. c. Kebijakan Modal Kerja Brigham dan Daves (2010) mengemukakan bahwa kebijakan modal kerja menyangkut keputusan yang berkaitan dengan aktiva lancar dan pembiayaannya. Besar kecilnya modal kerja yang disediakan oleh perusahaan terutama tergantung terhadap sikap manajemen terhadap laba dan risiko yang akan diperoleh. Kebijakan modal kerja adalah bagian dari manajemen modal kerja yang merupakan salah satu aspek penting dari keseluruhan manajemen pembelanjaan perusahaan. Aktiva lancar harus cukup untuk dapat mentupi hutang lancar sehingga dapat menggambarkan tingkat keamanan perusahaan yang tinggi (margin of safety).
17
Menurut Tampubolon (2013:65), dalam memilih tingkatan aktiva lancar dan hutang yang dapat memaksimalkan kekayaan bagi pemegang saham maka diperlukan suatu kerangka konseptual. Kerangka konseptual ini harus dapat digunakan untuk menghubungkan kebijakan modal kerja dengan kekayaan pemegang saham. Suatu kerangka konseptual yang dapat digunakan antara lain: 1) Mempergunakan kebijakan modal kerja dengan tingkat likuiditas rendah, yaitu dengan suatu kebijakan yang menentukan tingkat aktiva lancar terhadap penjualan yang rendah pula, dan posisi hutang lancar lebih tinggi dari aktiva lancar. 2) Menggunakan kebijakan modal kerja dengan tingkat likuiditas yang tinggi, yaitu dengan suatu kebijakan yang menentukan tingkat aktiva lancar terhadap penjualan adalah tinggi, serta posisi hutang lancar lebih rendah dari aktiva lancar. Perubahan kebijakan tingkat likuiditas dalam konsep ini akan mempengaruhi pengaruh terhadap: 1) Pengaruh investasi, yaitu adanya tingkatan dari total aktiva. 2) Pengaruh tingkat diskonto, yaitu risiko yang berubah disertai pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian yang diinginkan oleh pemegang saham. 3) Pengaruh Cash flow, yaitu biaya operasional dan pendapatan.
18
2. Likuiditas Menurut Brigham dan Houston (2009:95), rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Moeljadi (2006:48) mengemukakan bahwa istilah likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar. Alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat likuid, yaitu aktiva lancar dengan perputaran kurang dari satu tahun, karena lebih mudah dicairkan dari pada aktiva tetap yang perputarannya lebih dari satu tahun. Menentukan tingkat likuiditas perusahaan digunakan rasio likuiditas antara lain: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Current ratio menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar dengan menggunakan hutang lancar. Current ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar (current activa) dengan kewajiban lancar (current liabilities). Rasio ini merupakan rasio yang paling umum digunakan dengan rumus sebagai berikut:
Pada umumnya, aktiva lancar terdiri atas kas, surat berharga, piutang usaha, piutang wesel, dan persediaan. Sedangkan kewajiban lancar
19
terdiri atas hutang usaha, wesel bayar, kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo, pajak akrual dan beban akrual lainnya. Untuk menjaga current ratio yang tepat, manajemen harus memerhatikan beberapa faktor, antara lain jenis usaha, cash flow, maupun tingkat kredibilitas perusahaan tersebut dalam hubungannya dengan kreditor. (Moeljadi, 2006:68) b. Rasio Kas (Cash Ratio) Cash ratio menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki perusahaan di dalam menjamin hutang lancarnya. Rasio tersebut lebih menggambarkan tingkat kemampuan yang sebenarnya dibandingkan dengan rasio-rasio likuiditas lainnya. Hal ini disebabkan kas merupakan komponen alat likuid yang paling likuid dan fleksibel sehingga setiap saat dapat digunakan (Moeljadi,2006:68). Rumus dari rasio kas adalah sebagai berikut:
c. Rasio Cepat (Quick Ratio) Quick ratio berarti likuiditas perushaan diukur dengan menggunakan unsur-unsur aktiva lancar, dengan cara tidak mempertimbangkan yang kurang likuid. Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku. Rasio ini dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva
20
lancar kemudian hasilnya dibagi dengan hutang lancar. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Persediaan adalah aktiva lancar yang paling tidak likuid dan bila terjadi likuidasi, maka persediaan merupakan aktiva yang paling sering menderita
kerugian.
perusahaan
untuk
Oleh
karena
memenuhi
itu,
kewajban
pengukuran jangka
kemampuan
pendek
tanpa
mengandalkan persediaan merupakan hal yang penting. 3. Leverage Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan pendanaan melalui hutang untuk membiayai sebagian dari pada aktiva perusahaan (Brigham dan Houston,2009:101). Pengertian leverage dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Munawir (2007) leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memnuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan. Menurut
Tampubolon
(2013:410),
pembiayaan
dengan
hutang
mempunyai pengaruh bagi perusahaan karena hutang mempunyai beban yang bersifat tetap. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang dapat berakhir dengan kebangkrutan perusahaan. Tetapi penggunaan hutang juga memberikan subsidi pajak atas bunga yang dapat menguntungkan pemegang saham.
21
Dengan demikian, semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya semakin rendah rasio ini tentu mempunyai risiko yang
lebih
kecil.
Oleh
karena
itu,
penggunaan
hutang
harus
menyeimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya. Rasio leverage (solvabilitas) ini berusaha mengukur penjaminan hutang, baik dengan menggunakan total aktiva maupun modal sendiri. Rasio leverage ini akan diukur melalui (a) rasio antara hutang dan aktiva, (b) rasio antara hutang dan modal sendiri (Moeljadi, 2006:51) a. Rasio Hutang terhadap Total Aset (Debt to Asset Ratio) Rasio total hutang terhadap total aktiva yangumumnya disebut sebagai rasio hutang (debt ratio), akan mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditor. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Total hutang meliputi kewajiban lancar dan hutang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio hutang yang lebih rendah karena semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar peredaman dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Di lain pihak, pemegang saham mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena ia akan memperbesar ekspektasi keuntungan (Brigham dan Houston, 2009:103104).
22
b. Rasio Hutang terhadap Total Ekuitas (Debt to Equity Ratio) Debt to Equity Ratio menggambarkan kemampuan modal sendiri menjamin hutang. Dengan kata lain, bagian dari hutang yang dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan dan berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Rasio ini diukur dengan membandingkan antara seluruh hutang dengan modal sendiri (Moeljadi, 2006: 51).Rumusnya adalah sebagai berikut:
4. Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktiva-aktivanya. Jika sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga keuntungannya akan tertekan. Sebaliknya, jika aktiva terlalu rendah, penjualan
yang menguntungkan juga akan hilang. (Brigham
dan
Houston,2009:97). Berikut beberpa rasio yang menganalisis jenis-jenis aktiva antara lain: a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) Dengan Inventory ratioakan dihitung meliputi (1) Kemampuan persediaan perusahan berputar selama satu tahun yang diukur dengan menggunakan perputaran persediaan (2) Waktu rata-rata dari persediaan
23
tertahan di gudang. Rasio ini dihitung dengan cara membagi penjualan dengan persediaan. Jika nilai perputaran persediaan suatu perusahaan jauh lebih rendah dari rata–rata industri, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut terlalu banyak menyimpan persediaan.Kelebihan persediaan adalah sesuatu yang tidak produktif, dan mencerminkan suatu investasi dengan tingkat pengembalian yang rendah. (Brigham dan Houston, 2009:97). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Perlu diperhatikan, bahwa penjualan terjadi sepanjang tahun, sedangkan angka persediaan adalah angka pada suatu titik waktu tertentu. Kemudian jika bisnis perusahaan tersebut sangat bersifat musiman, atau jika terjadi kenaikan ataupun penurunan tren penjualan yang kuat selama tahun berjalan. Karena alasan ini, akan lebih baik jika menggunakan pembaginya adalah ukuran rata-rata persediaan (Brigham dan Houston,2009:98). b. Perputaran Piutang ( Account Receivable Turnover) Account Receivable Turnover digunakan untuk mengetahui jumlah waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang selama satu tahun yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan ratarata piutang. Dengan menganggap seluruh penjualan kredit, Account Receivable Turnover menurut Moeljadi (2006:49) dapat dirumuskan sebagai berikut:
24
Menurut Riyanto (2011) banyaknya dana perusahaan yang terikat dalam piutang sangat ditentukan oleh volume penjualan kredit, syarat pembayaran kredit,
ketentuan pembatasan
kredit,
kebijaksanaan
pengumpulan piutang, dan kebiasaan membayar dari para langganan. Semakin longgar persyaratan pembayaran yang diberikan maka jumlah piutang yang tertanam dalam operasionalnya akan semakin besar. c. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover) Total Asset Turnover ini menunjukkan kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan dengan total aktiva (Brigham dan Houston, 2009: 100). Rumus yang digunakan adalah:
Jika suatu perusahaan memiliki nilai perputaran total aktiva berada di bawah rata-rata industri, menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak menghasikan cukup banyak volume bisnis jika dilihat dari total investasinya untuk aktiva. Perusahaan sebaiknya melakukan langkah langkah untuk meningkatkan penjualan, menjual beberapa aset, atau kombinasi dari keduanya. 5. Profitabilitas Menurut Brigham dan Houston (2009:107), profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh 25
perusahaan. Rasio ini akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, aktivitas (manajemen aktiva), dan hutang pada hasil-hasil operasi. Moeljadi (2006:52)
mengemukakan
bahwa
rasio-rasio
profitabilitas
berusaha
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Tampubolon (2013:43) mengatakan bahwa rasio ini tergantung dari informasi akuntansi yang diambil dari laporan keuangan. Oleh karena itu, profitabilitas dalam konteks analisis rasio digunakan untuk mengukur pendapatan menurut laporan Rugi Laba dengan nilai buku investasi. Rasio profitabilitas yang digunakan pada umumnya adalah: a. Margin Laba atas Penjualan (Profit Margin On Sales) Rasio ini mengukur jumlah laba bersih per nilai dolar penjualan, yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan. Rumusnya adalah:
Jika suatu perusahaan memiliki margin laba yang rendah atau masih berada di bawah angka rata-rata industri, hal ini menunjukkan karena tingginya biaya-biaya yang biasanya terjadi karena operasi perusahaan yang tidak efisien. Margin laba yang rendah juga merupakan akibat dari penggunaan hutangnya yang terlalu berlebihan. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang daripada yang lain, maka perusahaan tersebut akan memiliki beban bunga yang lebih tinggi. Beban bunga
26
tersebut akan menurunkan laba bersih, dan karena penjualan tetap maka akibatnya margin laba akan menjadi relatif rendah. Dalam kasus seperti ini, perusahaan dengan margin laba yang rendah mungkin akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas investasi pemegang sahamnya karena penggunaan leverage keuangan. (Brigham dan Houston, 2009:107) b. Tingkat Pengembalian Total Aktiva (Rate of return on total asset – ROA) Tingkat pengembalian total aktiva merupakan rasio yang mengukur antara laba bersih terhadap total aktiva. Rasio ini sering disebut sebagai earning power of total investment yang menunjukkan kemampuan total aktiva menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa setelah dikurangi beban bunga dan pajak (Brigham dan Houston, 2009:109). Rumusnya adalah:
Apabila perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang rendah merupakan akibat dari (1) kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan yang rendah, (2) biaya bunga yang tinggi yang dikarenakan oleh penggunan hutangnya yang di atas rata-rata, dimana keduanya telah menyebabkan laba bersihnya menjadi relatif rendah.
27
c. Tingkat Pengembalian Ekuitas Saham Biasa (Return On Equity – ROE) Return On Equitymenunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earnings available for common stockholder’s). Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa dan merupakan rasio akuntansi yang paling penting, atau “jumlah akhir” (bottom line). Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka. Rumusnya adalah:
Dari penjelasan mengenai rasio profitabilitas, jelas bahwa margin laba atas penjualan, tingkat pengembalian total aktiva dan tingkat pengembalian ekuitas saham biasa, ketiganya menghitung kemampuan aktiva untuk menghasilkan laba (Moeljadi, 2006:53). 6. Ukuran Perusahaan (Firm Size) Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang memiliki ukuran lebih besar memiliki dorongan yang kuat untuk menyajikan tingkat keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang dengan lebih kritis oleh para investor. Selain itu ukuran perusahaan yang besar akan memberikan indikasi perkembangan perusahaan yang pesat. 28
Adapun alat ukur indicator ukuran perusahaan yang digunakan yaitu tingkat penjualan perusahaan (Munawir, 2007: 19). Menurut Raheman dan Nasr (2007), salah satu kemudahan perusahaan besar adalah dapat mengakses pasar modal. Perusahaan tersebut memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkandana. Dalam hal ini, ukuran perusahaan
berhubungan
dengan
fleksibilitas,
kemampuan
untuk
mendapatkan dana dan memperoleh laba di antaranya dapat dilihat dengan tingkat penjualan. Tingkat penjualan dapat dihitung dengan menggunakan logarithm natural of sales (Ln Sales). 7. Implikasi antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen a. Keterkaitan Variabel Cash Turnover (CT) dengan Return On Asset (ROA) Menurut Riyanto (2011), Cash Turnover merupakan kemampuan uang kas berputar untuk menghasilkan penjualan selama periode tertentu. Rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Apabila jumlah kas relatif tinggi maka perusahaan memiliki perputaran kas yang rendah. Sebaliknya, apabila jumlah kas relatif kecil maka perusahaan memiliki nilai perputaran kas yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa jika perputaran kas tinggi mengidentifikasikan bahwa jumlah kas yang dimiliki perusahaan relatif rendah
untuk
menghasilkan
penjualan
sehingga
mempengaruhi
penurunan terhadap profitabilitas perusahaan.
29
Penelitian yang dilakukan oleh Julkarnain (2013) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara Cash Turnover (CT) dengan Return On Asset (ROA). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara CT dengan ROA.Artinya, apabila CT meningkat maka akanterjadi penurunan terhadap ROA. Hal tersebut dikarenakan perusahaan mempunyai kas yang relatif rendah untuk menghasilkan penjualan sehingga dapat menurunkan profitabilitas perusahaan. b. Keterkaitan Variabel Working Capital Turnover (WCT) dengan Return On Asset (ROA) Perputaran modal kerja mengukur efektivitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan. Semakin besar rasio ini menunjukkan efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Artinya jika rasio perputaran modal kerja tinggi maka semakin baik kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan penjualan yang tinggi pula sehingga perusahaan dapat meningkatkan profitabilitasnya (Sugiyono, 2009: 73). Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Wartini (2012) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh positif antara perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas. c. Keterkaitan Variabel Current Ratio (CR) dengan Return On Asset (ROA)
30
Menurut Moeljadi (2006:68) Current Ratio (CR) menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar dengan menggunakan hutang lancar. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar. Artinya, perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih tinggi dari kewajiban lancarnya sehingga mampu menghasilkan penjualan yang tinggi pula. Richard, et al. (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa adanya pengaruh positif antara CR dengan ROA. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi CR maka dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. d. Keterkaitan Variabel Debt to Asset Ratio (DAR) dengan Return On Asset (ROA) Brigham dan Houston (2009:104) menyatakan bahwa rasio hutang yang lebih rendah dapat mengurangi resiko jika terjadi likuidasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva yang lebih besar dari pada hutangnya sehingga perusahaan dapat mengelola aktivanya yang dapat memberikan pengaruh positif dan berdampak pada kenaikan profitabilitas perusahaan.Penelitian yang dilakukan oleh Sujeewa (2015) menyebutkan bahwa adanya pengaruh negatif antara rasio hutang terhadap profitabilitas. Artinya apabila rasio hutang mengalami kenaikan maka profitabilitas perusahaan akan menurun. Hal tersebut dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan dalam membayar
31
bunga atas hutang sehingga menyebabkan kesulitan keuangan yang dapat berakhir dengan kebangkrutan. e. Pengaruh Variabel Total Asset Turnover (TAT) dengan Return On Asset (ROA) Rasio ini menunjukkan kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini mengukur kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dan meningkatkan profitabilitas. Semakin tinggi perputaran total
aset
suatu perusahaan maka akan
menghasilkan tingkat
profitabilitas yang tinggi pula. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan mampu menghasilkan penjualan yang lebih besar dari total aset yang dimiliki perusahaan (Brigham dan Houston, 2009:100). Dalam penelitian Ambarwati, et al. (2015) menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara rasio aktivitas dengan tingkat profitabilitas. Artinya, apabila rasio aktivitas perusahaan tinggi maka akan meningkatkan profitabilitas. f. Pengaruh Variabel Ukuran Perusahaan (Firm Size) dengan Return On Asset (ROA) Raheman dan Nasr (2007) menyatakan bahwa perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih
32
mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas. Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh J. Niresh dan Velnampy (2014) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Colombo. Studi tersebut menjelaskan adanya separation of ownership pada perusahaan yang melakukan perubahan pada tujuan seorang manajer dari profit maximization terhadap maximization of managerial utility. Selain itu, struktur organisasi yang tetap tidak membawa pengaruh terhadap kemajuan perusahaan, penggunaan teknologi yang tidak efektif dan efisien sehingga menimbulkan biaya-biaya (costs) yang tinggi.
B. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai manajemen modal kerja terhadap profitabilitas telah banyak diteliti sebelumnya dari berbagai pandangan dan di berbagai sektor. Diantaranya terdapat beberapa yang sangat menarik dan berguna untuk memperkuat hasil penelitian yang dilakukan saat ini. Wibowo danWartini (2012) meneliti tentang efisiensi modal kerja, likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas pada 149 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2009. Variabel independen yang digunakan adalah Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR) dan Debt To Asset Rasio (DTA) dan variabel
33
dependennya yaitu Return On Investment (ROI). Penelitian tersebut menemukan bahwa secara simultan variabel WCT, CR dan DTA berpengaruh signifikan terhadap variabel ROI sebesar 21.9%. Secara parsial hanya WCT yang berpengaruh signifikan positif terhadap ROI. Sedangkan CR dan DT tidak berpengaruh. Perbedaan dari penelitian Agus dan Sri dengan penelitian ini adalah variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih melengkapi diantaranya CT, TAT dan Firm Size sedangkan variabel dependen menggunakan ROA. Persamaannya adalah dalam metode analisis yang digunakan metode Regresi Linier Berganda. Julkarnain (2013) melakukan penelitian terkait pengaruh modal kerja (aset lancar-kewajiban lancar), perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada 24 perusahaan idustri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Variabel independen yang digunakan adalah Modal Kerja, WCT, Perputaran Kas, dan Perputaran Piutang. Variabel dependennya adalah ROI. Studi tersebut menghasilkan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya sebesar 21.6%. Secara Parsial Modal Kerja dan Perputaran Kas berpengaruh signifikan negatif terhadap ROI, sedangkan WCT dan Perputaran Piutang tidak berpengaruh.Persamaan penelitian Julkarnain dengan penelitian ini adalah dalam metode alat analisis yang digunakan metode Regresi Linier Berganda. Perbedaannya adalah dari variabel yang digunakan baik dependen maupun independen. Dalam penelitian ini selain
34
menggunakan variabel independen terkait modal kerja juga menggunakan rasio keungan seperti likuiditas, leverage, aktivitas dan Firm Size. Penelitian terdahulu yang membahas tentang modal kerja juga dilakukan oleh Richard, et al. (2013) menganalisis tentang hubungan antara manajemen modal kerja terhdap profitabilitas pada 13 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Ghana Stock Exchange tahun 2005-2009. Variabel independen yang digunakan adalah Accounts Receivable Days (ARD), Cash Conversion Cycle (CCC), Current Ratio (CR), size (Ln Sales), Current Asset Turnover (CAT). Variabel dependennya yaitu Return On Equity (ROE). Studi tersebut mengemukakan bahwa secara parsial ARD berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE. Variabel CCC, CR, Size, dan CAT berpengaruh signifikan positif terhadap ROE. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar 38.4%. Persamaan dalam penelitian Richard dengan penelitian ini adalah dalam metodologi menggunakan data panel. Sedangkan perbedaannya yaitu dalam penelitian ini variabel manajemen modal kerja menggunakan Cash Turnover (CT) dan Working Capital Turnover (WCT) dan variabel dependen menggunakan ROA. Ikpefan dan Owolabi (2014) menganalisis tentang manajemen modal kerja terhadap profitabilitas pada sektor manufaktur dengan meneliti secara empiris pada Nestle Nigeria PLC dan Cadbury Nigeria PLC periode 2008-2012. Variabel independen yang digunakan adalah Quick Ratio (QR) sebagai rasio likuiditas, Current Ratio (CR), Trade Receivable Collection (TRC) dan Trade Payables Payment Period (TPP) sebagai alat ukur kebijakan manajemen
35
modal kerja. Variabel dependen menggunakan ROE. Studi tersebut mengemukakan bahwa pada Nestle Nigeria Plc secara parsial hanya TPP yang berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE. Namun QR,CR dan TRC tidak berpengaruh. Pada Cadbury Nigeria Plc secara parsial CR dan QR berpengaruh signifikan positif terhadap ROE. Sedangkan TRC dan TPP tidakberpengaruh. Perbedaan penelitian yang dilakukan Ikpefan dan penelitian ini adalah variabel independen yaitu dalam penelitian ini menggunakan variabel WCT, DAR, TAT dan ukuran perusahaan dan variabel dependen menggunakan ROA. Persamaannya adalah dalam metode analisis data. J. Niresh dan
T. Velnampy (2014) melakukan penelitian mengenai
Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Profitabilitas pada 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Colombo Stock Exchange (CSE) tahun 20082012. Variabel independen yang digunakan yaitu Asset Turnover, Log of Total Asset dan Log of Total Sales. Variabel dependennya yaitu Net Profit Margin (NPM) dan Return On Assets (ROA). Hasil dari studi tersebut mengemukakan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya. Studi tersebut mengemukakan adanya separation of ownership pada perusahaan modern yang melakukan perubahan pada tujuan seorang manajer dari profit maximization terhadap maximization of managerial utility. Selain itu, struktur organisasi yang tetap tidak membawa pengaruh terhadap kemajuan perusahaan serta penggunaan teknologi yang tidak efektif dan efisien. Persamaan penelitian Niresh dan penelitian ini yaitu dalam metode yang digunakan adalah metode analisis
36
regresi linear berganda dan variabel dependen yang digunakan yaitu ROA.Sedangkan perbedaannya adalah dalam variabel independen penelitian ini menggunakan CT, WCT, CR, dan DAR. Sujeewa (2015), menganalisis terkait pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas pada 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Colombo Stock Exchange (CSE) tahun 2008-2012. Variabel independen yang digunakan adalah Debtors Conversion Period (DCP), Inventory Conversion Period (ICP), Cash Conversion Cycle (CCC), Creditor Conversion Period (CCP), Size, Sales Growth, dan Debt to Equity Ratio (DER). Variabel dependen yang digunakan yaitu ROA.Dari studi tersebut mengemukakan bahwa secara parsial DCP, ICP, dan CCC berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA dan CCP berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Sedangkan Size, Sales Growth dan DER tidak berpengaruh. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar 54%. Persamaan dalam penelitian Sujeewa dengan penelitian ini adalah dalam metodologi menggunakan data panel yaitu Pooled Ordinary Least Square (OLS) dan variabel dependen menggunakan ROA. Sedangkan perbedaannya yaitu dalam penelitian ini variabel manajemen modal kerja menggunakan Cash Turnover (CT) dan Working Capital Turnover (WCT). Ambarwati, et al. (2015) meneliti terkait pengaruh modal kerja, likuiditas, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada 10 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Variabel independen yang digunakan adalah WCT, CR, TAT dan Firm Size. Variabel dependen
37
menggunakan ROI. Persamaan penelitian Novi dengan penelitian ini adalah pada variabel independen dan metode analisis yang digunakan yaitu metode regresi linear berganda.Sedangkan perbedaannya dalam penelitian ini menggunakan tambahan variabel independen yaitu CT, DAR dan variabel dependennya yaitu ROA. Hasil dari penjelasan penelitian terdahulu di atas, dapat dilihat secara ringkas pada table 2.1 sebagai berikut:
38
No
1.
Peneliti, Tahun
Wibowo dan Wartini, 2012
Table 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu Variabel Metode Perbedaan Penelitian Analisis Independen: Metode WCT, CR, Regresi dan DTA Linear Berganda. Dependen: ROI
Variabel independen penelitian ini lebih melengkapi yaitu dengan adanya CT, TAT, Firm Size. Dan variabel independen diukur dengan ROA.
2.
Independen: Modal Kerja (CAJulkarnain, CL), WCT, CT, A/R T 2013
Secara parsial Modal Kerja dan CT berpengaruh signifikan negatif, sedangkan WCT dan A/R T tidak berpengaruh terhadap ROI.
Dan variabel dependen yaitu ROA.
Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap ROI sebesar 21.6%
Ordinary Least Square (OLS) Regression, Descriptive Statistics
Variabel independen modal kerja penelitian ini menggunakan WCT dan CT.
Secara parsial ARD berpengaruh signifikan negatif, sedangkan CCC, CR, Size, CAT tidak berpengaruh terhadap ROA.
Independen: Correlation QR, CR, dan TRC, TPP Regression Analysis. Dependen: ROI
Variabel independen modal kerja penelitian ini menggunakan WCT dan CT.
Pada Nestle hanya TPP yang berpengaruh signifikan negatif, sedangkan QR, CR, TRC tidak berpengaruh terhadap ROE.
Variabel dependen
Pada Cadbury, CR dan QR
ROA
4.
Secara simultan WCT, CR DTA berpengaruh terhadap ROA sebesar 21.9%
Variabel independen penelitian ini yaitu CR, DAR, TAT, Firm Size.
Independen: ARD, CCC, CR,Size, Richard, et CAT al., 2013 Dependen:
Ikpefan dan Owolabi, 2014
Secara parsial WCT berpengaruh signifikan positif, sedangkan CR dan DTA tidak berpengaruh terhadap ROA.
Regresi Linear Berganda, Pengujian Asumsi Klasik dan Pengujian Hipotesis.
Dependen: ROI
3.
Hasil Penelitian
Secara simultan ARD, CCC, CR, Size, CAT berpengaruh terhadap ROA sebesar 38.4%
39
5.
Independen: Asset Turnover, Log of Total Asset, Log Niresh dan of Total Velnampy, Sales 2014 Dependen: NPM, ROA
Independen: WCT, CR, TAT, Firm Size 6.
7.
Ambarwat i,et al., 2015
Sujeewa, 2015
Dependen: ROI
Independen: DCP, ICP, CCC, CCP, Sales Growth, DER Dependen: ROA
Correlation dan Regression Analysis.
Regresi Linear Berganda, dan Uji Asumsi Klasik
Descriptive Statistics, Pearson Correlation Analysis, dan Pooled Ordinary Least Square (OLS)
diukur dengan ROA.
berpengaruh positif, sedangkan TRC dan TPP tidak berpengaruh.
Variabel independen penelitian ini yaitu WCT, CT, CR, dan DAR.
Seluruh variabel independen yang digunakan tidak berpengaruh terhadapNPM dan ROA.
Variabel independen dalam penelitian ini lebih melengkapi yaitu CT dab DAR.
Secara parsial modal kerja, aktivitas, dan size berpengaruh signifikan positif dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
Variabel dependen diukur dengan ROA
Variabel independen modal kerja penelitian ini menggunakan WCT dan CT.
Hal tersebut dikarenakan adanya separation of ownership pada perusahaan yang melakukan perubahan pada tujuan seorang manajer dari profit maximization terhadap maximization of managerial utility.
Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap ROA sebesar 52.8%. Secara parsial DCP, ICP, CCC berpengaruh signifikan negatif, CCP berpengaruh signifikan positif dan Size, Sales growth, DER tidak berpengaruh terhadap ROA. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap ROA sebesar 54%
40
C. Kerangka Berpikir Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan profitabilitas. Profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut. Sebelum melakukan investasi para pemodal harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas adalah modal kerja. Seorang manajer diharapkan mampu mengelola modal kerja dengan baik agar dapat mendukung kegiatan operasinya dan dapat meningkatkan penjualan perusahaan sehingga mampu meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan. Berdasarkan konsep-konsep dasar, hasil penelitian terdahulu dan masalah yang ada yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat dibuat kerangka pemikiran dari pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas secara sistematis dapat disusun pada gambar berikut:
41
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Latar Belakang Masalah Landasan Teori
Penelitian Terdahulu Rumusan Masalah Variabel Dependen
Variabel Independen Analisis Deskriptf Penaksiran Model Data Panel
Uji Chow
Uji Hausman Model Terpilih Uji Asumsi Klasik Uji Signifikansi Hasil dan Interpretasi Kesimpulan, Implikasi dan Saran
42
D. Hipotesis Menurut Iqbal (2010:140), Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat berbentuk suatu variabel atau nilai dari suatuparameter. Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Berdasarkan konsep-konsep dasar dan kerangka pemikiran di atas yang berkaitan dengan adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Parsial (t) Menurut Ghozali (2011), Uji statistic t dilakukan untuk menguji seberapa jauh signifikansi pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tahap dalam pengujiannya adalah: a. H0: b1≥ 0,
Variabel Cash Turnover (CT) tidak berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)
Ha: b1 <0,
Variabel Cash Turnover (CT) berpengaruh negative terhadap Return On Asset (ROA)
43
b. H0: b2≥ 0,
Variabel Working Capital Turnover (WCT) tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset.
Ha: b2<0,
Variabel Working Capital Turnover (WCT) berpengaruh positif terhadap Return On Asset.
c. H0: b3 ≥0,
Variabel Current Ratio (CR) tidak berpengaruh positif terhadapReturn On Asset (ROA)
Ha: b3<0,
VariabelCurrent Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)
d. H0: b4 ≥ 0,
Variabel Debt Asset Ratio (DAR) tidak berpengaruh negatif terhadap Return On Asset.
Ha: b4<0,
Variabel Debt AssetRatio (DAR) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)
e. H0: b5 ≥0 ,
Variabel Total Asset Turnover (TAT) tidak berpengaruh positif terhadapReturn On Asset
Ha: b5<0,
Variabel Total Asset Turnover (TAT) berpengaruh positif terhadap Return OnAsset (ROA)
f. H0: b6 ≥ 0,
Variabel Ukuran Perusahaan(Size) tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset
Ha: b6<0,
Variabel Ukuran Perusahaan (Size) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA).
2. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Simultan (F) Uji Stignifikansi F menunjukan apakah semua variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau untuk 44
menguji apakah model dapat digunakan atau tidak (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis untuk uji signifikansi F yaitu: H0 : b1, b2, b3, b4, b5,b6 = 0, Variabel independen yang terdiri dari Cash Turnover
(CT),
Working
Capital
Turnover
(WCT), Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR), Total
Asset
Turnover
(TAT)
dan
Ukuran
Perusahaan (SIZE), tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Ha : b1, b2, b3, b4, b5 ≠ 0, Variabel independen yang terdiri dari Cash Turnover
(CT),
Working
Capital
Turnover
(WCT), Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR), Total
Asset
Turnover
(TAT)
dan
Ukuran
Perusahaan (SIZE), berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Manajemen modal kerja merupakan salah satu fungsi manajemen perusahaan yang terpenting baik bagi perusahaan konvensional maupun syariah, karena modal kerja adalah sumber kehidupan ekonomi dan dana yang terus menerus berputar setiap periodenya selama perusahaan tersebut masih beroperasi (Riyanto, 2011). Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data perusahaan public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) sebagai objek penelitiannya. JII merupakan indeks syariah yang terdiri dari 30 perusahaan (emiten) yang kegiatan usahanya sesuai dengan syariah. Ditetapkan pada perusahaan yang terdaftar di JII karena jenis usaha dari emiten yang sesuai dengan syariah yang terdiri dari berbagai sektor yang dapat melengkapi penelitian-penelitian terdahulu dan data yang diperoleh lebih lengkap dibandingkan dengan hanya memilih satu sektor tertentu. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan Random Effect Model dan menggunakan laporan keuangan yang tersedia di Bursa Efek Indonesia maupun dalam website www.idx.co.id periode 2011 – 2015. Analisis masalah pada penelitian ini dengan menggunakan variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA) sebagai ukuran dari rasio profitabilitas. Sedangkan variabel independen yang digunakan yaitu Cash Turnover (CT) dan Working Capital Turnover (WCT) sebagai ukuran dari manajemen modal kerja, Current Ratio (CR) sebagai ukuran dari rasio 46
likuiditas, Debt to Asset Ratio (DAR) ukuran dari rasio leverage, Total Assets Turnover (TAT) ukuran dari rasio aktivitas dan Logarithm Natural of Sales sebagai ukuran perusahaan (Firm size).
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kualitatif maupun kuantitatif mengenai keseluruhan objek penelitian (Husaini dan Setiady, 2006:181). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode pengamatan tahun 2011 – 2015. 2. Sampel Sampel adalah bagian yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi (Husaini dan Setiady, 2006:181). Sampel penelitian yang diambil adalah 16 perusahaan yang terdaftar pada JII tahun 2011 – 2015. Dalam penelitian ini metode atau teknik yang digunakan adalah Teknik Sampling Bertujuan (Purposive Sampling) yang merupakan teknik penentuan sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian dan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2009:89) Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah: 1) Perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam JII periode 2011 – 2015 47
2) Perusahaan
yang
memiliki
data
laporan
keuangan
dan
dipubikasikan secara lengkap pada periode 2011 – 2015 3) Perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan secara berkala setiap tahun dalam jangka waktu penelitian 2011 – 2015 4) Perusahaan yang mempunyai nilai Cash Turnover (CT), Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt To Asset Ratio (DAR), Total Asset Turnover (TAT) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size), dan Return On Asset (ROA) positif selama periode 2011 – 2015. Hasil dari pertimbangan atau kriteria sampel yang ditentukan di atas, didapatkan sejumlah sampel perusahaan sebagai berikut: Tabel 3.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian No 1.
3.
Keterangan Jumlah Perusahaan yang terdaftar di JII Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria penelitian Sampel terpilih
4.
Tahun pengamatan
5
5.
Sample total selama periode pengamatan
80
2.
Jumlah 30 (14) 16
Sumber: Data diolah
48
Table 3.2 Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel No Kode Nama Perusahaan 1. ADRO Adaro Energy Tbk. 2. AKRA AKR Corporindo Tbk. 3. ASII Astra International Tbk. 4. ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 5. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 6. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 7. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 8. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 9. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 10. KLBF Kalbe Farma Tbk. 11. LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk. 12. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 13. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 14. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 15. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 16. UNTR United Tractors Tbk. (Sumber: www.idx.co.id) Data perusahaan tersebut diambil dari Bursa Efek Indonesia berdasarkan kriteria yang menggunakan purposive sampling diperoleh data sebanyak 16 perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka yang berarti data tersebut bersifat sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahun 2011 – 2015 yang dapat diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id.
49
Selain itu, dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti maupun bahan yang bersifat teoritis dan relevan untuk dijadikan referensi melalui buku literatur, jurnal, artikel, internet, website (SSRN.com, pdfsearchengine.org, etc.) dan lainnya yang dapat membantu dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan judul penelitian terkait dengan manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan ukuran perusahaan.
D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistic deskriptif, penaksiran model data panel, uji asumsi klasik dan uji signifikansi. 1. Analisis Deskriptif Menurut Ghozali (2011), analisis ini memberikan gambaran berkaitan dengan variabel penelitian secara umum baik variabel independen yaitu CT, WCT, CR DAR,TAT dan ukuran perusahaan maupun variabel dependen menggunakan ROA yang dikomparasikan dengan melibatkan suatu perusahaan yang membandingkan kondisi rata-rata objek penelitian setiap tahunnya. 2. Penaksiran Model Data Panel Data yang digunakan dalam penelitian menggunakan data panel. Data panel adalah jenis data yang merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dengan data seksi silang (cross section). Data silang terdiri atas beberapa atau banyak objek (misalnya perusahaan) dan data runtut 50
waktu misalnya tingkat inflasi, dan kurs mata uang (Winarno, 2011:9.1). Oleh karena itu, data panel memiliki gabungan karakteristik kedua jenis data yang meliputi beberapa objek dan beberapa periode waktu. Dalam penelitian ini uji regresi panel dilakukan dengan menggunakan aplikasi komputer yaitu Eviews 8. Model regresi panel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + ε
Keterangan: Y: Return On Asset (ROA)
X4: Debt to Asset Ratio(DAR)
α: Konstatnta
X5: Total Asset Turnover (TAT)
X1: Cash Turnover (CT)
X6: Ukuran Perusahaan (Size)
X2: Working Capital Turnover (WCT)
ε: Error term
X3: Current Ratio (CR) Dalam penaksiran modal data panel, penelitian ini menggunakan uji signifikansi Fixed Effect (uji Chow) dan uji signifikansi Fixed Effect atau Random Effect (uji Hausman). Kedua pengujian statistic tersebut adalah sebagai berikut: a. Uji Chow Uji Chow adalah uji statistic untuk memilih suatu model yang tepat apakah menggunakan Common Effect Model atau Fixed Effect Model. (Widarjono, 2009:238). Hipotesis yang digunakan dalam uji Chow adalah sebagai berikut: 51
H0: Common Effect Model H1: Fixed Effect Model Untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan Fixed Effect Model lebih baik dari Common Effect Model dengan menggunakan uji F dan melihat Residual Sum of Squares (RSS). Adapun uji F statistiknya adalah sebagai berikut:
Dimana RSS1 adalah Residual Sum of Squares dari Common Effect Model RSS2 adalah Residual Sum of Squares dari Fixed Effect Model.Sedangkan m merupakan jumlah restriksi atau pembatasan di dalam model tanpa variabel dummy (Common Effect Model). Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 16 perusahaan maka restriksinya sebanyak 15. n merupakan jumlah observasi dan k adalah jumlah parameter dalam model. Nilai statistic F hitung akan mengikuti distribusi statistic F dengan derajat kebebasan (df) sebanyak m untuk numerator dan sebanyak n – k untuk denominator. (Widarjono, 2009:238) Dasar penolakan terhadap hioptesis uji Chow yaitu dengan membandingkan nilai F-statistik dan F-tabel. Keputusan yang diambil adalah apabila nilai F-statistik lebih besar dari F-tabel, maka H0 ditolak, artinya model yang lebih tepat digunakan dalam penelitian adalah Fixed Effect Model. Sebaliknya, apabila F-statistik lebih kecil 52
dari F-tabel, maka H0 diterimadan model yang lebih tepat digunakan adalah Common Effect Model (Gujarati & Porter, 2009). b. Uji Hausman Uji hausman merupakan uji statistic untuk memilih apakah menggunakan model Fixed Effect atau Random Effect. Statistic uji Hausman ini mengikuti distribusi statistic chi-square dengan degree of freedom (df) sebanyak k dimana k adalah jumlah variabel independen. (Widarjono, 2009:240-241). Menurut Gujarati dan Porter (2009), hipotesis uji Hausman adalah sebagai berikut: H0: Fixed Effect Model H1: Random Effect Model Jika nilai statistic Hausman lebih besar dari nilai kritisnya (chisquare) maka model yang tepat adalah Fixed Effect Model. Sedangkan sebaliknya, apabila nilai statistic Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model Random Effect. 3. Uji Asumsi Klasik Menurut Widarjono (2009:101), dalam melakukan analisis regresi berganda harus memenuhi beberapa persyaratan dan berhasil melewati serangkaian
asumsi
klasik
yang
terdiri
dari
uji
normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitan dan uji autokorelasi.
53
a. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual terstandarisasi yang berdistribusi normal jika digambarkan dengan bentuk kurva akan membentuk gambar lonceng (bell-shaped curve). Untuk mendeteksi apakah nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal atau tidak, maka dalam penelitian ini menggunakan metode analisis grafik dan metode statistic. (Suliyanto, 2011:69). 1) Uji Normalitas dengan Analisis Grafik Pengujian normalitas dengan menggunakan analisis
grafik
merupakan metode yang termudah. Analisis grafik dilakukan dengan menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel dependen sebagai sumbu vertical sedangkan nilai residual terstandarisasi digambarkan sebagai sumbu horizontal. Jika Histogram Standardized Regression Residual membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan normal. Gambar 3.1 Bentuk Histogram Normalitas
(Sumber: Ghozali,2009:34) 54
2) Uji Normalitas dengan Jarque -Bera (JB Test) Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai statistic JarqueBera (JB) dengan nilai Chi-Square (χ2) table dengan tingkat signifikansi 5% dan df (2). Pengambilan keputusan dalam uji JB adalah jika nilai JarqueBera (JB) ≤ χ2 tabel maka nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal.Sedangkan jika nilai Jarque-Bera (JB) > χ2 tabel maka nilai residual terstandarisasi berdistribusi tidak normal (Widarjono, 2009:49). b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada atau tidaknya korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier. (Suliyanto, 2011:61) Dalam
penelitian
ini
untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
multikoliearitas yaitu dengan menganalisis korelasi berpasangan yang tinggi di antara variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terdapat koefisien korelasi yang tinggi (di atas 0.85) maka dapat disimpulkan bahwa dalam model terdapat multikolinearitas. Jika koefisien korelasi lebih rendah dari 0.85 maka model tidak mengandung multikolinearitas (Widarjono, 2009:103) 55
c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan adanya varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Jika varian variabel pada model regresi
memiliki
nilai
homoskedastisitas.
yang
Untuk
sama
maka
mendeteksi
disebut adanya
dengan masalah
heteroskedastisitas dapat digunakan metode analisis grafik dan metode statistik. Metode analisis grafik dilakukan dengan mengamati scatterplot di sumbu horizontal menggambarkan nilai Predicted Standardized sedangkan sumbu vertical menggambarkan nilai Residual Studentized. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. (Suliyanto, 2011:97) Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan metode Park (Uji Park). Uji Park dilakukan untuk meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai Ln residual kuadrat (Ln e2). Jika terdapat pengaruh variabel bebas yang signifikan terhadap nilai Ln residual kuadrat (Ln e2) maka dalam model terdapat masalah heteroskedastisitas. Persamaan yang digunakan untuk uji Park ini adalah sebagai berikut: ln μ²i = α + β ln Xi + vi Keterangan: 56
μ²i : Nilai residual Kuadrat Xi : Variabel bebas Pengambilan keputusan dalam uji Park ini adalah jika β signifikan maka terdapat pengaruh variabel bebas terhadap nilai ln residual kuadrat sehingga dapat dinyatakan terdapat gejala heteroskedastisitas. Demikian pula sebaliknya (Suliyanto, 2011: 102). Dalam penelitian ini tingkat signifikansi yang digunakan adalah α = 5%. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi dapat berbentuk autokorelasi positif dan autokorelasi negatif (Winarno, 2009:5.26). Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time-series) atau ruang (cross-section). (Suliyanto,2011:125). Dalam penelitian ini menggunakan Uji Durbin-Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat popular yang dikenal sebagai statistic d Durbin-Watson dan merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi Metode ini membandingkan nilai d statistic dengan nilai table dL– dU. Hipotesis yang digunakan dalam model ini adalah: H0: Tidak ada autokorelasi ( r = 0) H1:Ada autokorelasi ( r ≠ 0)
57
Pengambilan keputusan uji autokorelasi dengan criteria sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Pengujian Autokorelasi dengan Uji DW Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi 0 < d < dL Tolak positif Tidak ada autokorelasi dL ≤ d ≤ dU No decision positif Tidak ada autokorelasi 4 – dL < d < 4 Tolak negative Tidak ada autokorelasi 4 – dU ≤ d ≤ 4–dL No decision negative Tidak ada autokorelasi dU < d < 4 – dU Tidak ditolak positif atau negative (Sumber: Gujarati dan Porter, 2007:122)
4. Uji Signifikansi Dalam penelitian ini dilakukan tiga jenis uji signifikansi yaitu Uji Signifikansi Parameter Individual atau Uji Parsial (t), Uji Signifikansi Simultan (F) dan Uji Koefisien Determinasi (R2). Menurut Ghozali (2011:87) uji signifikansi secara statistic apabila nilai dari uji statistic berada dalam daerah kritis (daerah H0 ditolak). Sedangkan apabila nilai uji statistic berada dalam daerah H0 diterima maka dapat dinyatakan tidak signifikan. a. Uji Parsial (t) Uji statistic t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi dari variabel dependen. Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh secara signifikan atau tidak 58
digunakan uji t. Untuk melakukan uji t menurut Purwanto dan Suharyadi (2013:228) hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : b1 = 0 Ha : b1 ≠ 0 Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol. Sebaliknya, apabila nilai koefisiennya sama dengan nol maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Melakukan uji t dengan menentukan daerah kritis. Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas (degree of freedom df) yaitu n – k dengan tingkat signifikansi (α). Dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel dependen dan variabel independen. Kemudian membandingkan nilai t-statistik dengan t-tabel. Jika nilai t-statistik lebih besar dari t-tabel artinya t-statistik berada di daerah H0 ditolak maka hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian hipotesis alternatifnya adalah bahwa variabel independen berpengruh signifikan terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji yang dilakukan adalah uji satu arah (one tail) sedangkan nilai probabilitas pada output regresi merupakan uji dua arah (twotail). Apabila akan menggunakan uji satu arah maka nilai probabilitas harus dibagi dua. Namun apabila mengunakan uji dua arah
59
maka yang harus dibagi dua adalah tingkat signifikansi (Widarjono, 2009:67). b. Uji Simultan (F) Uji F dimaksudkan untuk melihat apakah semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersamasama. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen memiliki koefisien regresi sama dengan nol. (Purwanto dan Suharyadi,2013:225). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : b1; b2; b3; b4; b5; b6 = 0 Ha : b1; b2; b3; b4; b5; b6 ≠ 0 Variabel independen tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen apabila nilai koefisien regresi sama dengan nol, sehingga berapapun nilai variabel independen, tidak akan berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, untuk hipotesis alternatifnya adalah koefisien regresi tidak sama dengan nol yang artinya variabel indpenden mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen (Purwanto dan Suharyadi, 2013:226). Dalam uji F untuk menentukan daerah keputusan dilakukan dengan mencari nilai F-tabel. Nilai F kritis dari table distribusi F dengan tingkat signifikansi (α) dan df dimana df ditentukan oleh pembilang (numerator) yaitu k - 1 dan df penyebut (denominator) yaitu n – k. k 60
adalah jumlah variabel independen dan variabel dependen dan n adalah ukuran sampel penelitian. Kemudian membandingkan nilai F-statistik dengan F-tabel. Jika F-statistik lebih kecil dari F-tabel, maka H0 diterima yang artinya nilai koefisien regresi sama dengan nol maka variabel independen tidak dapat menerangkan variabel dependen. Sebaliknya, jika F-statistik lebih kecil dari F-tabel maka H0 ditolak, artinya nilai koefisien regresi tidak sama dengan nol, dengan demikian variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. (Purwanto dan Suharyadi, 2013:227). c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Menurut
Purwanto
dan
Suharyadi
(2013:126),
koefisien
determinasi adalah bagian dari variasi total variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variasi variabel independen. Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R2akan berkisar 0 sampai 1. Nilai R2 = 1 menunjukkan bahwa 100% total variasi diterangkan oleh varians variabel independen menerangkan variabel dependen sebesar 100%. Sebaliknya, jika nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan oleh
variabel
independen.
Nilai
koefisien
determinasi>0.5
menunjukkan variabel independen dapat menjelaskan variabel 61
dependen dengan baik atau kuat, sama dengan 0.5 dikatakan sedang atau kurang dari 0.5 relatif kurang baik. Apabila koefisien determinasi kurang dari 0.5 ada beberapa penyebab salah satu diantaranya adalah spesifikasi model yang salah yaitu pemilihan variabel yang kurang tepat atau pengukuran yang tidak akurat (Purwanto dan Suharyadi, 2013:217). Koefisien determinasi mempunyai kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan satu variabel independen dan jumlah pengamatan
akan
meningktakan
nilai
R2
meskipun
variabel
independen yang dimasukkan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R square – R2adj). Adjusted R square menjelaskan bahwa koefisien tersebut telh dikoreksi dengan memasukkan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. (Suliyanto, 2011:59)
E. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen yang dinyatakan dengan simbol X yaitu terdiri dari Cash Turnover (CT), Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt To Asset Ratio (DAR), Total Asset Turnover(TAT) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size), dan
62
variabel dependen yang dinyatakan dengan simbol Y yaitu Return On Asset (ROA). Dalam penelitian ini definisi operasional dari kedua jenis variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
No 1
2
3
Variabel Cash Turnover (CT) Working Capital Turnover (WCT) Current Ratio (CR)
Table 3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi Rumus Menunjukkan kemampuan uang kas berputar untuk menghasilkan penjualan selama periode tertentu Menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk setiap modal kerja. Rasio yang menunjukkan likuiditas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan menggunakan aset lancar untuk melunasi utang lancar yang akan jatuh tempo. Rasio yang mengukur bagian aset yang didanai dengan menggunakan utang. Menunjukkan kemampuan total aset untuk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan. Besar kecilnya ukuran perusahaan diukur Logarithm Natural of berdasarkan tingkat Sales penjualan perusahaan.
Debt to Asset 4 Ratio (DAR) Total Assets 5 Turnover (TAT) Ukuran Perusaha an 6 (FirmSiz e) Return Rasio yang menunjukkan On kemampuan total aset 7 Assets menghasilkan laba (ROA) perusahaan. (Sumber: Penelitian Terdahulu)
Skala Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
63
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah dan Perkembangan Jakarta Islamic Index(JII) Jakarta Islamic Index atau yang biasa disebut JII merupakan salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang dibuat berdasarkan saham syariah dan didirikan pada tanggal 3 Juli 2000 oleh PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM). JII terdiri dari 30 emiten (perusahaan) berdasarkan saham yang dipilih yang sesuai dengan syariah Islam dan terdiri dari 3 jenis perusahaan yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan pengolahsumber daya alam.Pada awalnya peluncurannya, pemilihan saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah. Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat dimasukkan dalam perhitungan JII. Evaluasi indeks dan penggantian saham pada JII akan direview setiap 6 bulan, yaitu setiap bulan Januari dan Juli atau berdasarkan periode yang ditetapkan oleh Bapepam-LK yaitu pada saat diterbitkannya Daftar Efek Syariah. Sedangkan perubahan jenis usaha emiten akan dimonitor secara berkala berdasarkan data public yang tersedia (www.idx.co.id). 64
2. Sejarah Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan suatu produk yang mengolah dari bahan mentah menjadi barang jadi. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia semakin banyak dari periode ke periode dan termasuk ke dalam kategori saham syariah yang terdaftar di JII, walaupun terdapat beberapa perusahaan yang pernah mengalami defisiensi modal untuk sementara akibat imbas dari krisis ekonomi. Jenis perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI terbagi menjadi beberapa sektor diantaranya sektor industry dasar dan kimia, sektor aneka industry dan otomatif, dan sektor industry barang konsumsi yang masingmasing sektor memiliki sub sektor di dalamnya. Adapun yang termasuk ke dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten di JII adalah: Table 4.1 Daftar Perusahaan Manufaktur No Kode Nama Perusahaan 1. ASII Astra International Tbk. 2. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 3. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 4. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 5. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 6. KLBF Kalbe Farma Tbk. 7. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. (Sumber: www.idx.co.id) 3. Sejarah Perusahaan Jasa Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak berwujud (jasa) untuk memenuhi kebutuhan konsumen 65
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Karakteristik jasa diantaranya bersifat abstrak dan tidak bisa dilihat, produk yang dihasilkan tidak standar atau bervariasi (heterogenitas) dan tidak dapat disimpan. Perusahaan jasa yang terdaftar di BEI terbagi menjadi beberapa sektor diantaranya sektor property, real estate dan konstruksi bangunan, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi. Adapun perusahaan jasa yang terdaftar di JII secara konsisten pada periode 2011 – 2015 adalah: Table 4.2 Daftar Perusahaan Jasa No Kode Nama Perusahaan 1. AKRA AKR Corporindo Tbk. 2. ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 3. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 4. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 5. UNTR United Tractors Tbk. (Sumber: www.idx.co.id) 4. Sejarah Perusahaan Pengolah Sumber Daya Alam (SDA) Perusahaan pengolah sumber daya alam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hanya ada dua sektor yaitu sektor pertanian dan pertambangan. Terdapat beberapa perusahaan jenis ini yang secara konsisten terdaftar di JII, namun jumlahnya relative sedikit dibanding perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa. Adapun perusahaan tersebut adalah: Table 4.3 Daftar Perusahaan Pengolah SDA No Kode Nama Perusahaan 1. ADRO Adaro Energy Tbk. 2. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 3. LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk, 4. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)Tbk. (Sumber: www.idx.co.id)
66
B. Pengujian dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas (X) terdiri dari Cash Turnover (CT), Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt To Asset Ratio (DAR), Total Asset Turnover (TAT) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size), serta variabel terikat menggunakan Return On Asset (ROA). Berdasarkan dari pengolahan data menggunakan Microsoft Excel dan Eviews 8 diperoleh hasil analisis deskriptif dari seluruh variabel penelitian yaitu sebagai berikut: a.
Perputaran Kas (Cash Turnover – CT) Gambar 4.1 Perkembangan Cash Turnover 12,00 10,00 8,00
MANUFAKTUR
6,00
JASA
4,00
SDA
2,00 0,00 2011
2012
2013
2014
2015
(Sumber: Data diolah) Berdasarkan pada gambar 4.1 menggambarkan perkembangan perputaran kas pada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai perputaran perusahaan manufaktur lebih besar dari perusahaan jasa dan perusahaan pengolah sumber daya alam selama periode penelitian tahun 2011 – 67
2015.Namun pada tahun 2015 perusahaan manufaktur mengalami penurunan cukup signifikan. b.
Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover – WCT) Gambar 4.2 Perkembangan Working Capital Turnover 6,00 5,00 4,00
MANUFAKTUR
3,00
JASA
2,00
SDA
1,00 0,00 2011
2012
2013
2014
2015
(Sumber: Data diolah) Berdasarkan
pada
gambar
4.2menggambarkan
perkembangan
perputaran modal kerja pada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai perputaran perusahaan manufaktur lebih besar dari perusahaan jasa dan pengolah sumber daya alam selama periode penelitian tahun 2011 – 2015.Perusahaan jasa mengalami kenaikan pada tahun 2012 namun pada tahun 2013 mengalami penurunan yang cukup signifikan. c.
Rasio Lancar (Current Ratio – CR) Gambar 4.3 Perkembangan Current Ratio
68
4,00 3,50 3,00 2,50
MANUFAKTUR
2,00
JASA
1,50
SDA
1,00 0,50 0,00 2011
2012
2013
2014
2015
(Sumber: Data diolah) Berdasarkan pada gambar 4.3menggambarkan perkembangan rasio lancarpada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai rasio perusahaan manufaktur lebih besar dari perusahaan jasa dan perusahaan pengolah sumber daya alam selama periode penelitian tahun 2011 – 2015 namun tiap tahunnya mengalami penurunan. d.
Rasio Hutang terhadap Total Asset (Debt to Asset Ratio – DAR) Gambar 4.4 Perkembangan Debt to Asset Ratio 60,00% 50,00% 40,00%
MANUFAKTUR
30,00%
JASA
20,00%
SDA
10,00% 0,00% 2011
2012
2013
2014
2015
(Sumber: Data diolah) Berdasarkan pada gambar 4.4 menggambarkan perkembangan rasio hutang terhadap total asetpada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai rasio perusahaan jasa lebih besar dari perusahaan manufaktur dan 69
perusahaan pengolah sumber daya alam selama periode penelitian tahun 2011 – 2015. e. Perputaran Total Asset (Total Asset Turnover – TAT) Gambar 4.5 Perkembangan Total AssetTurnover 1,40 1,20 1,00 0,80
MANUFAKTUR
0,60
JASA
0,40
SDA
0,20 0,00 2011
2012
2013
2014
2015
(Sumber: Data diolah) Berdasarkan pada gambar 4.5 menggambarkan perkembangan perputaran total aset pada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai perputaran perusahaan manufaktur lebih besar dari perusahaan jasa dan pengolah sumber daya alam selama periode penelitian tahun 2011 – 2015. Namun mengalami penurunan cukup signifikan tiap tahunnya. f.
Ukuran Perusahaan (Firm Size) Gambar 4.6 Perkembangan Firm Size 10,80 10,60 10,40 10,20 10,00 9,80 9,60 9,40 9,20 9,00
MANUFAKTUR JASA SDA
2011
2012
2013
2014
2015
(Sumber: Data diolah) 70
Berdasarkan pada gambar 4.6 menggambarkan perkembangan ukuran perusahaan yang diukur dengan Ln of Total Sales pada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai perputaran perusahaan manufaktur lebih besar dari perusahaan jasa dan pengolah sumber daya alam selama periode penelitian tahun 2011 – 2015 dan ketiga jenis perusahaan tersebut mengalami kenaikan setiap tahunnya. g. Rasio Laba terhadap Total Asset (Return On Asset – ROA) Gambar 4.7 Perkembangan Return On Asset 30,00% 25,00% 20,00%
MANUFAKTUR
15,00%
JASA
10,00%
SDA
5,00% 0,00% 2011 2012 2013 2014 2015
(Sumber: Data diolah) Berdasarkan pada gambar 4.7 menggambarkan perkembangan rasio laba terhadap total aset pada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai rasio perusahaan pengolah sumber daya alam pada tahun 2011 lebih besar dari perusahaan anufaktur dan perusahaan jasa. Namun ketiga jenis perusahaan tersebut mengalami penurunan tiap tahunnya selama periode pengamatan tahun 2011 – 2015.
71
2. Uji Penaksiran Regresi Data Panel a. Uji Chow Uji Chow adalah pengujian untuk menentukan suatu model yang tepat antara Common Effect Model atau Fixed Effect Model yang digunakan dalam penaksiran pada data panel (Widarjono, 2009:238). Hipotesis yang digunakan dalam uji Chow pada penelitian ini adalah: H0: Common Effect Model H1: Fixed Effect Model Hasil Common Effect Model adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Common Effect Model Dependent Variabel: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/25/16 Time: 19:23 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 16 Total panel (balanced) observations: 80 Variabel
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CT WCT CR DAR TAT SIZE
3.108715 -0.387083 0.619058 0.472946 -1.960390 0.734626 0.087727
0.717421 0.108553 0.216248 0.200285 0.487608 0.160014 0.054773
-4.333184 -3.565851 2.862724 2.361363 -4.020420 4.591001 1.601643
0.0001 0.0007 0.0059 0.0216 0.0002 0.0000 0.1148
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.637084 0.598882 0.353189 7.110312 -20.49728 16.67686 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-2.041875 0.557662 0.859290 1.095418 0.952313 1.159983
(Sumber: data diolah) Sedangkan hasil Fixed Effect Model adalah sebagai berikut:
72
Tabel 4.5 Fixed Effect Model Dependent Variabel: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/25/16 Time: 19:24 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 16 Total panel (balanced) observations: 80 Variabel
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CT WCT CR DAR TAT SIZE
91.59167 1.638773 21.92269 0.455946 -0.592829 1.853719 -11.43964
73.97952 2.026126 21.48902 0.158278 0.788271 0.270707 8.919439
1.238068 0.808821 1.020181 2.880670 -0.752063 6.847701 -1.282552
0.2226 0.4232 0.3135 0.0062 0.4562 0.0000 0.2067
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variabels) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.904521 0.856781 0.211043 1.870646 22.23111 18.94696 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-2.041875 0.557662 -0.007222 0.734894 0.285135 2.089998
(Sumber: data diolah) Menurut Gujarati dan Porter (2009) dasar penolakan terhadap hipotesis tersebut adalah dengan membandingkan nilai F-statistik dengan F-tabel. Perbandingan yang dipakai adalah jika nilai F-statistik lebih besar dari F-tabel, maka H0 ditolak, artinya model yang lebih tepat digunakan dalam penelitian adalah Fixed Effect Model. Sebaliknya, apabila F-statistik lebih kecil dari F-tabel, maka H0 diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah Common Effect Model.
73
Hasil uji Chow yang dilakukan dengan menggunakan Redundant Fixed Effects Test – Likelihood Ratio adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Pool Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic 7.842778 85.456777
d.f.
Prob.
(15,58) 0.0000 15 0.0000
(Sumber: data diolah) Dari tabel di atas diperoleh F-statistik untuk uji Chow adalah sebesar 7.84 yang dibandingkan dengan F-tabel dengan nilai signifikansi α = 5% dan df (15, 58) adalah sebesar 1.84. Artinya Fstatistik lebih besar dari F-tabel yaitu 7.84 > 1.84. Dan nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi (α = 5%) yaitu 0.00 < 0.05. Dengan demikian, bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model yang terbaik yang digunakan yaitu model Fixed Effect. b. Uji Hausman Uji Hausman merupakan pengujian statistic untuk memilih suatu model yang tepat antara Fixed EffectModel dan Random Effect Model yang digunakan dalam penaksiran data panel (Widarjno, 2009:240). Nilai yang harus diperhatikan pada uji Hausman yaitu nilai probabilitas dari chi-square (Gujarati dan Porter, 2009). Hipotesis dalam uji Hausman pada penelitian ini adalah: 74
H0: Fixed Effect Model H1: Random Effect Model Hasil Random Effect Model adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Random Effect Model Dependent Variabel: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/25/16 Time: 19:25 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 16 Total panel (balanced) observations: 80 Swamy and Arora estimator of component variances Variabel
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CT WCT CR DAR TAT SIZE
3.677005 -0.682718 0.666670 0.446972 -1.350074 1.275572 0.115930
0.960415 0.146915 0.260025 0.145331 0.566730 0.182319 0.093922
3.828558 -4.647024 2.563872 3.075543 -2.382217 6.996373 1.234327
0.0003 0.0000 0.0130 0.0032 0.0206 0.0000 0.2221
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.312985 0.211043
Rho 0.6874 0.3126
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.638280 0.600204 0.223729 16.76342 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
-0.652332 0.353838 2.853125 1.597745
(Sumber: data diolah) Hasil uji Hausman yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
75
Tabel 4.8 Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Pool Test cross-section random effects
Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
13.058739
6
0.0421
(Sumber : Data diolah) Dari tabel uji Hausman diperoleh nilai chi-square statistic sebesar 13.06dengan chi-square tabel pada df (6) dengan tingkat signifikansi (α = 5% ) sebesar 12.59. Dengan demikian, nilai chi-square-statistic lebih besar dari nilai chi-square-tabel yaitu 13.06 > 12.59, dan nilai probabilitas dari chi-square lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0.0421 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya model regresi data panel yang tepat digunakan adalah Random Effect Model. 3. Pengujian Asumsi Klasik Hasil pemilihan regresi data panel dalam penelitian ini yaitu model yang tepat digunakan adalah Random Effect Model yang menggunakan data perusahaan yang terdaftar dalam JII periode 2011 - 2014. Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representative maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) dengan metode kuadrat
76
terkecil (Least Square). Syarat dari uji asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah: a. Uji Normalitas Menurut Suliyanto (2011:69) uji normalitas merupakan uji statistik untuk menentukan apakah suatu uji data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data-data berdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan Histogram Residual dan uji Jarque-Bera (JB). Histogram residual merupakan metode grafis yang digunakan untuk mengetahui apakah bentuk dari probability distribution function (PDF) berbentuk distribusi normal atau tidak. Jika histogram menyerupai grafik distribusi normal maka dapat dikatakan bahwa residual mempunyai distribusi normal.Sedangkan metode JB menggunakan perhitungan nilai statistic JB ini didasarkan pada distribusi Chi-square dengan derajat kebebasan (df) sebesar 2. (Widarjono, 2009:49). Jika nilai JB lebih rendah dari Chi-square tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal. (Suliyanto, 2011:75). Nilai probabilitas yang kecil cenderung mengarahkan pada penolakan bahwa residual mempunyai distribusi normal yaitu jika nilai probabilitas kurang dari 5% atau 0.05 (Winarno, 2011:37). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H0: Residual berdistribusi tidak normal 77
H1: Residual berdistribusi normal Hasil uji normalitas dalam penelitian ini adalah: Gambar 4.8 Histogram Residual 8
Series: Standardized Residuals Sample 2011 2014 Observations 64
7 6
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
5 4 3 2
Jarque-Bera Probability
1
-8.33e-16 -0.002984 0.788314 -0.877633 0.372224 -0.041239 2.429588 0.885792 0.642174
0 -0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
(Sumber: Data diolah) Dari output di atas dapat dilihat bahwa bentuk histogram didistribusikan secara simetris sehingga residualnya didistribusikan secara normal. Berdasarkan pada uji statistic JB, nilai statistiknya diperoleh sebesar 0.88579 sedangkan nilai chi-square dengan signifikansi (α = 5%) dan df 2 sebesar 5.9915. Nilai JB lebih kecil dari nilai chi-square yaitu 0.88579 < 5.9915. Dikatakan berdistribusi normal juga dapat dilihat dari probabilitasnya yaitu sebesar 0.642174 (64.2174%) lebih besar dari 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya bahwa residual didistribusikan secara normal. b. Uji Multikolinearitas Widarjono (2009:103) uji multikolineritas merupakan metode yang menguji ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel independen di dalam regresi. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi multikolineritas dengan menggunakan Korelasi Parsial antar variabel independen. Jika koefisien korelasi diatas 0.85 maka terdapat 78
multikolineritas dalam model. Sebaliknya, jika koefisien korelasi lebih
rendah
dari
0.85
maka
model
tidak
mengandung
multikolinearitas. Hasil dari uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Uji Multikolineritas CT WCT CR DAR TAT SIZE
CT WCT CR DAR TAT SIZE 1.000000 0.296897 -0.351079 0.382464 0.668646 0.450975 0.296897 1.000000 -0.853336 0.687174 -0.132991 0.031256 -0.351079 -0.853336 1.000000 -0.745104 0.132258 -0.254258 0.382464 0.687174 -0.745104 1.000000 -0.008445 0.214345 0.668646 -0.132991 0.132258 -0.008445 1.000000 0.175354 0.450975 0.031256 -0.254258 0.214345 0.175354 1.000000
(Sumber: Data diolah) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai dari koefisien korelasi antar sesama variabel independen yaitu terdiri dari Cash Turnover (CT), Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt To Asset Ratio (DAR), Total Asset Turnover (TAT) dan Ukuran Perusahaan (SIZE) mempunyai nilai koefisien korelasi di bawah 0.85. Hal ini menunjukkan bahwa model yang digunakan tidak mengandung unsur multikolinier. c. Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari variabel independen yang ada di dalam model (Ghozali, 2011). Dalam mendeteksi terdapat atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam model penelitian ini dapat dilakukan dengan uji Park. Dalam uji Park, varian variabel 79
gangguan yang tidak konstan atau masalah heteroskedastisitas muncul karena residual ini tergantung dari variabel independen yang ada di dalam model. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H0 : tidak terdapat heteroskedastisitas H1 : terdapat heteroskedastisitas Hasil dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Uji Heteroskedastisitas Dependent Variabel: LOG(RES2) Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/25/16 Time: 19:34 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 16 Total panel (balanced) observations: 80 Swamy and Arora estimator of component variances Variabel
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CT WCT CR DAR TAT SIZE
4.520933 0.477959 -2.496140 0.514539 6.368191 -0.281002 -0.017551
6.725091 1.064498 1.927027 1.315055 4.465250 1.448919 0.616409
-0.672249 0.448999 -1.295332 0.391268 1.426167 -0.193939 -0.028473
0.5041 0.6551 0.2004 0.6971 0.1593 0.8469 0.9774
(Sumber: data diolah) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua variabel independen mempunyai nilai probabilitas di atas tingkat signifikansi (α = 5%), maka H0 diterima, artinya data dalam penelitian ini terbebas dari maslah heteroskedastisitas.
Data
tersebut
merupakan
seluruh
variabel
independen diantaranya Cash Turnover (CT) sebesar 0.6551, Working Capital Turnover (WCT) sebesar 0.2004, Current Ratio (CR) sebesar 80
0.6971, Debt to Asset Ratio (DAR) sebesar 0.1593. Total Assets Turnover (TAT) sebesar 0.8469 dan Ukuran Perusahaan (Size) sebesar 0.9774. d. Uji Autokorelasi Widarjono (2009: 141) uji autokorelasi merupakan adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Ada beberapa model yang digunakan untuk menjelaskan masalah hubungan antara variabel gangguan yang satu dengan variabel gangguan yang lain. Dalam penelitian ini untuk menguji apakah model terdapat autokorelasi atau tidak yaitu dengan menggunakan Metode Durbin-Watson (DW) dengan melihat nilai DW statistik. Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai DW statistic dari persamaan regresi adalah sebagai berikut: d = 1.597745 n=80
dari tabel Durbin-Watson, α = 5% diperoleh dL=1.4800 dan dU=1.8008
k=6 Gambar 4.9 Statistik Durbin-Watson d Autokorelasi Ragu-ragu Tidak ada Ragu-ragu
Autokorela
Positif
si
Autokorelasi
negatif
0
dL
dU
2
4-dU
4-dL
4
sehinga nilai 4-dU = 4 - 1.8008 = 2.1992 81
maka dU ≤ d ≤ 4-dU yaitu 1.4800 ≤ 1.5977 ≤ 2.1992 Dengan demikian ,dapat dijelaskan bahwa hasil yang diperoleh yaitu tidak ada autokorelasi positif maunpun negatif karena berada pada daerah
yang
tidak
mengandung
autokorelasi.
Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi. 4. Uji Signifikansi Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data panel yang melakukan uji model regresi dengan uji chow dan uji hausman. Hasilnya menunjukkan model yang terpilih yang tepat digunakan yaitu Random Effect Model. Dengan demikian, selanjutnya dilkaukan uji signifikansi yaitu sebagai berikut: a. Uji Signifikan Parsial ( t ) Menurut Purwanto dan Suharyadi (2013:228) Uji statistic t dilakukan untuk menguji seberapa jauh signifikansi pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan membandingkan tingkat signifikansi α = 5% dan membandingkan nilai t-hitung dan t-tabel. Dalam penelitian ini dilakukan uji t satu arah (one tail) dengan nilai df (n – k) yaitu (80 – 7 = 73) pada α = 5% adalah sebesar 1.666. Adapun hasil yang diperoleh dari output dalam regresi Random Effect Model pada software Eviews merupakan uji dua arah, maka nilai dari probablitasnya harus dibagi dua.
82
Berdasarkan tabel 4.7, maka dapat dijelaskan signifikansi pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen adalah sebagai berikut: 1) Pengaruh Cash Turnover (CT) terhadap Return On Asset (ROA). Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai t-statistik diperoleh sebesar -4.647024 dengan signifikansi 0.000. Dengan tingkat signifikan α = 5% dan t-tabel dengan df (73) adalah sebesar 1.666. Nilai t-statistik lebih kecil dari t-tabel yaitu -4.647024 < 1.666, sedangkan nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar (0.00/2 = 0.00). Maka probabilitas t-statistik < α = 5% yaitu 0.00 < 0.05. Tanda negatif (-) yang dihasilkan dari t-statistik menandakan bahwa CT berbanding terbalik dengan ROA. Sehinggadapat disimpulkan bahwa variabel Cash Turnover (CT) secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel dependen yaitu ROA. 2) Pengaruh Working Capital Turnover (WCT) terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai t-statistik diperoleh sebesar 2.563872. Maka t-statistik > t-tabel yaitu 2.563872 > 1.666. Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar (0.0130/2 = 0.0065). Maka probabilitas t-statistik < α = 5% yaitu 0.0065 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
83
Working Capital Turnover (WCT) secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu ROA. 3) Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai t-statistik diperoleh sebesar 3.075543.Maka t-statistik > t-tabel yaitu 3.075543 > 1.666. Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar (0.0032/2 = 0.0016). Maka probabilitas t-statistik < α = 5% yaitu 0.0016 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Current Ratio (CR) secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu ROA. 4) Pengaruh Debt to Assets Ratio (DAR) terhadap Return On Asset (ROA). Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai t-statistik diperoleh sebesar -2.382217 dengan signifikansi 0.0206.Dengan tingkat signifikan α = 5% dan t-tabel sebesar 1.666. Nilai t-statistik lebih kecil dari t-tabel yaitu -2.382217 < 1.666, sedangkan nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar (0.0206/2 = 0.0103). Maka probabilitas t-statistik < α = 5% yaitu 0.0103 < 0.05. Tanda negatif (-) yang dihasilkan dari t-statistik menandakan bahwa DAR berbanding terbalik dengan ROA.Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Assets Ratio (DAR) secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel dependen yaitu ROA. 84
5) Pengaruh Total Asset Turnover (TAT) terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai t-statistik diperoleh sebesar 6.996373. Maka t-statistik > t-tabel yaitu 6.996373 > 1.666. Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar (0.00/2 = 0.00). Maka probabilitas t-statistik < α = 5% yaitu 0.00 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Total Asset Turnover (TAT) secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu ROA. 6) Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai t-statistik diperoleh sebesar 1.234327. Maka t-statistik < t-tabel yaitu 1.234327 < 1.666. Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar (0.2221/2 = 0.1110). Maka probabilitas t-statistik > α = 5% yaitu 0.111 > 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan (Firm Size) secara parsial tidak berpengaruh signifikanterhadap variabel dependen yaitu ROA. 7) Nilai Konstanta Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai t-statistik diperoleh sebesar 3.677 dengan signifikansi 0.0003. Dengan tingkat signifikan α = 5% dan t-tabel sebesar 1.666. Nilai t-statistik lebih kecil dari t-tabel yaitu 3.677 > 1.666, sedangkan nilai probabilitas 85
t-statistik yang diperoleh sebesar (0.0003/2 = 0.00015). Maka probabilitas t-statistik < α = 5% yaitu 0.00015 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika seluruh nilai variabel independen konstan maka nilai konstanta sebesar 3.677%. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diperoleh persamaan regresi data panel dengan menggunakan Random Effect Model yaitu sebagai berikut: ROA = 3.677005 + (-0.682718)CT + 0.666670WCT + 0.446972CR + (1.350074)DAR + 1.275572TAT + 0.115930SIZE Dari uji signifikansi parsial (t) diatas, maka dapat disimpulkan dengan rangkuman dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.11 Rangkuman Pengaruh Variabel Independen Nilai t Nilai t α= Variabel Koefisien Prob. keterangan statistic table 5% Berpengaruh CT -0.6827 -4.6470 1.666 0.0000 0.05 Negatif Berpengaruh WCT 0.6667 2.5639 1.666 0.0065 0.05 Positif Berpengaruh CR 0.4469 3.0755 1.666 0.0016 0.05 Positif Berpengaruh DAR -1.3501 -2.3822 1.666 0.0103 0.05 Negatif Berpengaruh TAT 1.2756 6.9963 1.666 0.0000 0.05 Positif Tidak SIZE 0.1159 1.2343 1.666 0.1110 0.05 Berpengaruh (Sumber: data diolah)
b. Uji Signifikan Simultan ( F ) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan berpengaruh secara bersama-sama 86
(simultan) terhadap variabel dependen atau untuk menguji apakah model dapat digunakan atau tidak (Ghozali, 2011). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Widarjono (2009:69) uji F ditujukan untuk mengukur tingkat keberartian hubungan secara keseluruhan koefisien regresi dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menentukan nilai uji F dan tingkat signifikansi. Nilai F kritis dari tabel distribusi F berdasarkan besarnya α dan df dimana besarnya ditentukan oleh numerator (k – 1) dan df untuk denominator (n – k). Jika F hitung > F kritis, maka H0 ditolak dan H1 diterima, dan sebaliknya jika F hitung < F kritis maka H0 diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa F-statistik diperoleh sebesar 16.76. F-tabel dengan df untuk numerator (6 – 1 = 5) dan df denominator (16 – 6 = 10) adalah sebesar 3.59. Maka F-statistik > F tabel yaitu 16.76 > 3.59. Tingkat signifikansi α = 5% dan nilai probabilitas F-statistik yang diperoleh adalah 0.00. Maka probabilitas F-statistik < α = 5% yaitu 0.00 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu CT, WCT, CR, DAR, TAT dan SIZE secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu ROA.
87
c. UjiR Square (R2) Koefisien
determinasi
(R2)
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan seberapa besar presentase dari variasi variabel bebas pada model regresi linear berganda dalam menjelaskan variasi dari variabel terikat. Menurut Yahya Hamja (2014:35) salah satu persoalan besar penggunaan koefisen determinasi R2 adalah tidak pernah menurun terhadap jumlah variabel independen, artinya koefisien determinasi semakin besar jika terus menambah variabel independen di dalam model. Hal ini terjadi karena ∑ (Y-Ŷ)2 bukan merupakan fungsi dari variabel independen (X), sedangkan RSS yaitu ∑ e2 tergantung dari jumlah variabel X di dalam model, sehingga bila jumlah variabel X bertambah maka e2 akan menurun. Nilai R2 adalah antara nol dan satu.Jika nilai R2 kecil, hal itu menunjukkan
kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variabel dependen sangat kecil. Jika R2 = 0, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Dan jika besarnya R2 mendekati angka 1, maka variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa Adjusted R2 diperoleh sebesar 0.600204 (60.02%) yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen yaitu Cash Turnover (CT), Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Total Asset Turnover (TAT) dan Ukuran Perusahaan (SIZE) dalam menjelaskan 88
variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA) sebesar 60.02%, sedangkan sisanya sebesar 39.98% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model persamaan penelitian ini. 5. Hasil dan Interpretasi a. Nilai Konstanta Koefisien dari nilai konstanta diperoleh sebesar 3.6770, artinya apabila seluruh variabel independen yaitu CT, WCT, CR, DAR, TAT dan Firm Size bernilai konstan atau sama dengan 0 maka ROA diperoleh sebesar 3.67 persen. b. H1: Variabel Cash Turnover(CT) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). Koefisien dari CT diperoleh sebesar -0.6827, artinya setiap penurunan dari perputaran kas sebesar 1, maka nilai dari ROA akan naik sebesar 0.6827. Hal ini didukung dalam peneltian yang dilakukan oleh Julkarnain (2012) yang menyebutkan bahwa perputaran kas berpengaruh signifikan negatif pada prfitabilitas. Hal tersebut dikarenakan perusahaan mempunyai kas yang relatif rendah untuk menghasilkan penjualan sehingga dapat menurunkan profitabilitas perusahaan. c. H1: Variabel Working CapitalTurnover(WCT) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Koefisien dari WCT diperoleh sebesar 0.6667, artinya setiap kenaikan dari perputaran modal kerja sebesar 1, maka nilai dari ROA akan naik sebesar 0.6667 kali. Hal ini didukung dalam peneltian yang dilakukan oleh Wibowo dan 89
Wartini(2012) yang menyebutkan bahwa efisiensi modal kerja yang diukur dengan perputaran modal kerja berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas. Hal tersebut dikarenakan perusahaan mampu mengelola modal kerja dengan efektif dan efisien untuk menghasilkan penjualan dan keuntungan perusahaan. d. H1: Variabel Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Koefisien dari CR diperoleh sebesar 0.4469, artinya setiap kenaikan dari rasio lancar sebesar 1, maka nilai dari ROA akan naik sebesar 0.4469 kali. Hal ini didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh Richard, et al. (2013) studi kasus pada Ghana Stock Exchangeyang
menyebutkan
bahwa
rasio
lancar
berpengaruh
signifikan positif terhadap profitabilitas. Hal tersebut dikarenakan perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih tinggi dari kewajiban lancarnya sehingga mampu menghasilkan penjualan yang tinggi pula. e. H1: Variabel Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). Koefisien dari DAR diperoleh sebesar 1.3501, artinya setiap penurunan dari rasio hutang terhadap total aset sebesar 1, maka nilai dari ROA akan naik sebesar 1.3501 persen. Hal ini didukung dalam peneltian yang dilakukan oleh Sujeewa (2015) studi kasus pada Colombo Stock Exchange yang menyebutkan bahwa rasio leverage yang diukur dengan rasio hutang terhadap total aset berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva yang lebih besar dari 90
pada hutangnya sehingga perusahaan dapat mengelola aktivanya yang dapat memberikan pengaruh positif dan berdampak pada kenaikan profitabilitas perusahaan. f. H1: Variabel Total Asset Turnover (TAT) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Koefisien dari TAT diperoleh sebesar 1.2756, artinya setiap kenaikan dari perputaran total aset sebesar 1, maka nilai dari ROA akan naik sebesar 1.2756 kali. Hal ini didukung dalam peneltian yang dilakukan oleh Ambarwati, et al. (2015) yang menyebutkan bahwa rasio aktivitas berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan mampu menghasilkan penjualan yang lebih besar dari total aset yang dimiliki perusahaan. g. H1: Variabel Ukuran Perusahaan (Firm Size) berpengaruh signifikan positif terhadap Return On Asset (ROA). Namun hipotesis alternatif ini ditolak. Artinya hipotesis nol diterima bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Koefisien dari ukuran perusahaan diperoleh sebesar 0.1159, artinya setiap kenaikan dari ukuran perusahaan sebesar 1, maka nilai dari ROA akan tetap sebesar 0.1159. Hal ini didukung dalam peneltian yang dilakukan oleh Niresh dan T. Velnampy (2014) studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Colombo Stock Exchange (CSE) menyebutkan bahwa ukuran perusahaan (Firm Size) yang diukur dengan Logarithm of Sales dan Logarithm of Assets tidak berpengaruh terhdap profitabilitas. Hal 91
ini dikarenakan dalam pengelolaan kegiatan operasi maupun penggunaan teknologi yang tidak efektif dan efisien sehingga adanya biaya-biaya (cost) perusahaan yang tinggi yang dapat menurunkan keuntungan
perusahaan.
92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini, antara lain: 1. Hasil uji regresi data panel menggunakan Random Effect Model ditemukan bahwa variabel independen yang berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen yaitu: a. Manajemen Modal Kerja diukur dengan Cash Turnover (CT) menunjukkan hasil yang signifikan dan negatif. Semakin besar tingkat perputaran kas maka dapat menurunkan profitabilitas. Hal ini dikarenakan perusahaan mempunyai kas yang relatif rendah untuk menghasilkan penjualan. b. Working Capital Turnover (WCT) menunjukkan hasil yang signifikan dan positif. Semakin besar perputaran modal kerja maka semakin besar tingkat profitabilitas. Hal ini dikarenakan perusahaan mampu mengelola aktiva lancar atas hutang lancar secara efektif dan efisien untuk menghasilkan penjualan. c. Likuiditas diukur dengan Current Ratio (CR) menunjukkan hasil yang signifikan dan positif. Semakin besar rasio lancar maka semakin besar 93
tingkat profitabilitas. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih tinggi dari kewajiban lancarnya. d. Leverage yang diukur dengan Debt to Asset Ratio (DAR) menunjukkan hasil yang signifikan dan negatif. Semakin besar rasio ini maka dapat menurunkan profitabilitas. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki aktiva yang lebih besar dari pada hutangnya dan dapat mengelola aktiva dengan baik. e. Aktivitas yang diukur dengan Total Asset Turnover (TAT) menunjukkan hasil yang signifikan dan positif. Semakin besar rasio ini maka semakin besar tingkat profitabilitas. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan mampu menghasilkan penjualan yang lebih besar dari total aset yang dimiliki perusahaan. f. Ukuran Perusahaan (Firm Size) yang diukur dengan Logarithm natural of Sales menunjukkan hasil tidak berpengaruh signifikan. Besar kecilnya tingkat penjualan perusahaantidak mempengaruhi tingkat profitabilitas. Hal ini dikarenakan tingginya biaya-biaya (costs) kegiatan operasional baik biaya produksi maupun penggunaan teknologi yang tidak efektif dan efisien. 2. Secara simultan menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.00, lebih kecil dari alpha 0.05 (5%) atau F-statistik sebesar 16.76 lebih besar dari F-tabel sebesar 3.59.Dengan demikian hipotesis alternatif diterima yang artinya variabel CT, WCT, CR, DAR, TAT, dan SIZE berpengaruh signifikan terhadap ROA. 94
3. Nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R2) sebesar 0.6002. Hal ini menunjukkan bahwa 60.02% dari ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu CT, WCT, CR, DAR, TAT, dan SIZE. B. Implikasi dan Saran Manajemen modal kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan, dimana profitabilitas merupakan rasio yang menjadi ukuran perusahaan dalam melakukan investasi. Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa implikasi dari penelitian ini yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan yang dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya. 1. Bagi Perusahaan Bagi pihak manajemen perusahaan yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) khususnya yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) diharapkan untuk lebih memperhatikan dalam pengelolaan modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap kegiatan perusahaan dalam memperoleh laba untuk keberlangsungan hidup perusahaan. 2. Bagi Investor Bagi pihak investor dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan informasi untuk mengetahui kinerja keuangan terkait pengelolaan aset perusahaan dalam memperoleh laba sebagai alternatif dalam pengambilan keputusan investasi sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dan tidak salah dalam melakukan investasi. 95
3. Bagi Akademisi Bagi pihak akademisi penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti secara empiris dan dapat memberikan pemahaman terkait pengelolaan modal kerja, likuidias, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Berdasarkan hasil dan analisa yang dilakukan dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk para peneliti selanjutnya guna melakukan penelitian yang lebih baik lagi. Adapun sarannya adalah sebagai berikut: 1. Dalam
penelitian
selanjutnya,
peneliti
diharapkan
mampu
mengembangkan terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan dengan menggunakan variabel yang berbeda maupun menambahkan variabel-variabel yang terkait. 2. Dalam penelitian ini menggunakan periode penelitian tahun 2011 – 2015. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu memperpanjang periode penelitian agar dapat menghasilkan data yang lebih normal. 3. Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti menggunakan metode analisis yang berbeda dan mencari teori yang relevan sesuai dengan perkembangan dan keadaan saat ini.
96
DAFTAR PUSTAKA Ailemen, I. O., dan Folashade, O. (2014). Working Capital Management and Profitability of the Manufacturing Sektor. Global Journal of Management and Business Research: C Finance, Vol. 14, pp. 21-28. Akoto, R. K., Vitor, D. A., dan Angmor, P. L. (2013). Working Capital Management and Profitability: Evidence from Ghanaian Listed Manufacturing Firms. Journal of Economics and International Finance, Vol. 5(9), pp. 373-379. Ambarwati, N. S., Yuniarta, G. A., dan Sinarwati, N. K. (2015). Pengaruh Modal Kerja, Likuiditas, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi Program S1, 1-11. Ambarwati, S. D. (2010). Manajemen Keuangan Lanjut. Edisi Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pertama.
Brigham, E. F., dan Daves, P. (2010). Intermediate Finnancial Tenth Edition. South-Western: Cengage Learning.
Managemen.
Brigham, E. F., dan Houston, J. F. (2009). Fundamentals of Financial Management. Edisisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Eljelly, A. (2004). Liquidity - Profitability Tradeoff: An Empirical Investigation in an Emerging Market. International Journal of Commerce and Management, Vol. 14 pp 48-61. Farooq, O., Saoud, S., dan Agnaou, S. (2012). Dividen Policy as a Signaling Mechanism under Different Market Conditions: Evidence from Casablanca Stock Exchange. International Research Journal of Finance and Economics, pp 1-13. Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, L. J. (2006). Principles of Managerial Finance. 17th Edition. Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company. Gujarati, N. D., dan Porter, D. C. (2009). Basic Econometrics. 5th Edition. Singapore: Mc Graw Hill Internationa. Hamja, Y. (2014). Ekonometri. Edisi Revisi. Jakarta: Global Future. 97
Hasan, I. (2010). Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Edisi
Husaini, U., dan Setiady, A. P. (2006). Pengantar Statistika. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Julkarnain. (2013). Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas dan Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi, pp 1 - 13 Keown, E. A., Martin, J. D., Petty, J. W., dan JR, D. F. (2010). Manajemen Keuangan: Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Kodithuwakku, S. (2015). Impact of Working Management on Profitability: A Study on Listed Manufacturing Companies in Colombo Stock Exchange. International Conference on Business Management, pp. 113. Moeljadi. (2006). Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishing.
dan
Munawir, S. (2007). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty. Niresh, J. A., dan Velnampy, T. (2014).Firm Size and profitability: A Study of Listed Manufacturing Firms in Sri Lanka. International Journal of Business and Management, Vol. 9, pp 57-64. Purwanto, dan Suharyadi. (2013). Statistika. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat. Raheman, A., Qayyum, A., Afza, T., dan Bodla, M. A. (2010). Sektor Wise Analysis of Working Capital Management and Firm Performance in Manufacturing Sektor of Pakistan. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, Vol. 2 pp 412-437. Riyanto, B. (2011). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada. Sartono, A. (2011). Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada. Sawir, A. (2008). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Keuangan
Subramanyam, dan Wild. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono, A. (2009). Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: PT. Grasindo. 98
Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan Edisi Pertama. Yogyakarta: ANDI Offset.
SPSS.
Sumarsono, Sony. (2007). Ekonomi Mikro, Teori dan Soal Latihan. Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Edisi
Syamsuddin, L. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tampubolon, P. M. (2013). Manajemen Keuangan (Finance Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Management).
Van Horne, J. C., dan Wachowicz, J. M. (2008). Fundamentals of Financial Management. 12th Edition. New Jersey: Prentice Hall International. Wiagustini, N. L. (2010). Dasar- dasar Manajemen Keuangan. Udayanan University Press.
Denpasar:
Wibowo, A., dan Wartini, S. (2012). Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Leverage terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 3 pp: 49-58. Widarjono, A. (2009). Ekonometrika, Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakart: Ekonosia FEUII. Winarno, W. W. (2011). Analisis Ekonometrika dan Satistika dengan EViews. Edisi Ketiga. Yogyakarta: STIM YKPN.
99
LAMPIRAN - LAMPIRAN
100
Lampiran 1: Daftar Nama Perusahaan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Kode ADRO AKRA ASII ASRI CPIN ICBP INDF INTP ITMG KLBF LSIP PGAS PTBA SMGR TLKM UNTR
Nama Perusahaan Adaro Energy Tbk. AKR Corporindo Tbk. Astra International Tbk. Alam Sutera Realty Tbk. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Indo Tambangraya Megah Tbk. Kalbe Farma Tbk. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. United Tractors Tbk.
Lampiran 2: Data Penelitian (Data Mentah) No
1.
Kode
ADRO
2.
AKRA
3.
ASII
4.
ASRI
Tahun
CT
WCT
CR
DAR
TAT
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
5.27 5.25 5.84 6.03 4.99 15.25 17.58 18.12 18.22 16.71 10.41 12.04 12.42 12.92 10.28 1.30 2.30 3.46 3.41
5.90 5.88 6.54 6.72 4.21 14.18 16.34 16.84 16.94 8.19 8.98 10.39 10.71 11.14 11.84 4.01 2.72 4.46 3.10 2.64
1.70
1.44 1.17 1.09 1.50 1.30 1.40 1.24 1.32 1.38 0.98 1.23 0.75 1.14
0.57 0.55 0.53 0.49 0.44 0.56 0.64 0.63 0.60 0.49 0.51 0.51 0.50 0.49 0.48 0.54 0.57 0.63 0.62
0.70 0.56 0.49 0.52 0.45 2.23 1.84 1.53 1.52 1.23 1.05 1.03 0.91 0.85 0.75 0.23 0.22 0.26 0.21
FIRM SIZE 10.49 10.49 10.60 10.63 10.52 9.84 9.98 10.01 10.02 9.89 12.00 12.14 12.17 12.21 12.12 7.23 7.80 8.21 8.20
0.72
0.65
0.15
7.93
2.84
1.57 1.77 1.64 2.40 1.40
ROA 0.10 0.06 0.04 0.03 0.03 0.27 0.06 0.04 0.06 0.07 0.14 0.12 0.10 0.09 0.06 0.10 0.11 0.06 0.07 0.04
5. .
6.
7.
8.
CPIN
ICBP
INDF
INTP
9.
ITMG
10.
KLBF
11.
LSIP
12.
PGAS
13.
PTBA
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011
19.17 22.75 27.40 31.16 2.84 3.59 3.88 4.48 5.36 27.74 3.39 3.72 4.12 4.72 5.28 1.35 1.68 1.82 1.94 4.78 5.28 5.77 6.50 5.92 1.79 5.98 7.48 8.77 9.52 5.47 2.83 2.54 2.50 2.86 8.93 1.43 2.05 2.58 3.00 2.85 2.11
3.43 4.07 4.91 5.58 4.77 3.11 3.36 3.89 4.65 3.99 3.21 3.52 3.90 4.46 3.62 1.15 1.44 1.55 1.66 1.69 7.77 8.49 9.56 8.70 6.97 2.24 2.80 3.29 3.57 2.80 3.05 2.74 2.69 3.08 6.01 1.75 2.51 3.17 3.22 2.91 1.94
3.33 3.31 3.79 2.24 2.11 2.78 2.72 2.41 2.18 2.33 1.94 2.05 1.68 1.81 1.71 6.98 6.03 6.15 4.93 4.89 2.34 2.22 1.62 1.56 2.15 3.65 3.41 2.84 3.40 3.70 4.82 3.27 2.49 2.49 2.22 5.50 4.20 2.01 1.71 2.58 4.62
0.30 0.34 0.37 0.48 0.49 0.32 0.33 0.38 0.40 0.38 0.41 0.43 0.51 0.52 0.53 0.13 0.15 0.14 0.14 0.14 0.32 0.33 0.32 0.31 0.29 0.21 0.22 0.25 0.21 0.20 0.14 0.17 0.17 0.17 0.17 0.45 0.24 0.24 0.30 0.53 0.29
2.03 1.73 1.63 1.40 1.22 1.31 1.22 1.18 1.21 1.20 0.85 0.85 0.72 0.74 0.70 0.77 0.76 0.70 0.69 0.64 1.51 1.64 1.64 1.49 1.35 1.32 1.45 1.41 1.40 1.31 0.69 0.56 0.52 0.55 0.47 0.66 0.77 0.69 0.55 0.47 0.92
9.80 9.97 10.15 10.28 10.31 9.91 9.99 10.13 10.31 10.37 10.73 10.82 10.93 11.06 11.07 9.54 9.76 9.84 9.90 9.79 9.98 10.07 10.19 10.09 10.00 9.30 9.52 9.68 9.76 9.79 8.45 8.35 8.33 8.46 8.34 9.91 10.28 10.51 10.65 10.65 9.27
0.27 0.22 0.16 0.08 0.08 0.14 0.14 0.11 0.11 0.11 0.10 0.09 0.05 0.06 0.04 0.22 0.23 0.21 0.19 0.15 0.35 0.29 0.15 0.15 0.06 0.18 0.18 0.17 0.17 0.15 0.28 0.16 0.10 0.11 0.08 0.32 0.31 0.26 0.19 0.14 0.27
14.
SMGR
15.
TLKM
16.
UNTR
2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
2.31 2.23 2.60 2.93 4.26 5.09 6.37 7.01 2.96 5.17 5.60 6.02 6.51 8.74 7.56 7.68 7.01 7.30 6.16
2.12 2.05 2.39 5.13 3.41 4.08 5.10 5.62 6.84 5.85 3.31 4.75 5.57 3.20 6.64 6.75 6.15 6.41 7.71
4.87 2.87 2.08 1.54 2.65 1.71 1.88 2.21 1.60 0.96 1.16 1.16 1.06 1.35 1.72 1.95 1.91 2.06 2.15
0.33 0.35 0.41 0.46 0.26 0.32 0.29 0.27 0.28 0.41 0.40 0.39 0.39 0.44 0.41 0.36 0.38 0.36 0.36
0.91 0.96 0.88 0.83 0.83 0.74 0.80 0.79 0.71 0.69 0.69 0.65 0.64 0.62 1.19 1.11 0.89 0.88 0.80
9.36 9.32 9.48 9.53 9.70 9.88 10.11 10.20 10.20 11.17 11.25 11.33 11.40 11.54 10.92 10.93 10.84 10.88 10.81
Lampiran 3: Output Eviews Common Effect Model Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/25/16 Time: 19:23 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 16 Total panel (balanced) observations: 80 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CT WCT CR DAR TAT SIZE
-3.108715 -0.387083 0.619058 0.472946 -1.960390 0.734626 0.087727
0.717421 0.108553 0.216248 0.200285 0.487608 0.160014 0.054773
-4.333184 -3.565851 2.862724 2.361363 -4.020420 4.591001 1.601643
0.0001 0.0007 0.0059 0.0216 0.0002 0.0000 0.1148
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.637084 0.598882 0.353189 7.110312 -20.49728 16.67686 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-2.041875 0.557662 0.859290 1.095418 0.952313 1.159983
0.23 0.16 0.14 0.13 0.20 0.18 0.17 0.16 0.12 0.11 0.12 0.11 0.10 0.09 0.16 0.12 0.09 0.09 0.06
Lampiran 4: Output Eviews Fixed Effect Model Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/25/16 Time: 19:24 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 16 Total panel (balanced) observations: 80 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CT WCT CR DAR TAT SIZE
91.59167 1.638773 21.92269 0.455946 -0.592829 1.853719 -11.43964
73.97952 2.026126 21.48902 0.158278 0.788271 0.270707 8.919439
1.238068 0.808821 1.020181 2.880670 -0.752063 6.847701 -1.282552
0.2226 0.4232 0.3135 0.0062 0.4562 0.0000 0.2067
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.904521 0.856781 0.211043 1.870646 22.23111 18.94696 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-2.041875 0.557662 -0.007222 0.734894 0.285135 2.089998
Lampiran 5: Output Eviews Random Effect Model Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/25/16 Time: 19:25 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 16 Total panel (balanced) observations:80 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CT WCT CR DAR TAT SIZE
3.677005 -0.682718 0.666670 0.446972 -1.350074 1.275572 0.115930
0.960415 0.146915 0.260025 0.145331 0.566730 0.182319 0.093922
3.828558 -4.647024 2.563872 3.075543 -2.382217 6.996373 1.234327
0.0003 0.0000 0.0130 0.0032 0.0206 0.0000 0.2221
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.312985 0.211043
Rho 0.6874 0.3126
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.638280 0.600204 0.223729 16.76342 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
-0.652332 0.353838 2.853125 1.597745
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.554480 8.728697
Mean dependent var Durbin-Watson stat
-2.041875 0.766800
Lampiran 6: Output Eviews Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F Cross-section Chi-square
d.f.
Prob.
7.842778 85.456777
(15,58) 15
0.0000 0.0000
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/25/16 Time: 19:24 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 16 Total panel (balanced) observations: 80 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CT WCT CR DAR TAT SIZE
-3.108715 -0.387083 0.619058 0.472946 -1.960390 0.734626 0.087727
0.717421 0.108553 0.216248 0.200285 0.487608 0.160014 0.054773
-4.333184 -3.565851 2.862724 2.361363 -4.020420 4.591001 1.601643
0.0001 0.0007 0.0059 0.0216 0.0002 0.0000 0.1148
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.637084 0.598882 0.353189 7.110312 -20.49728 16.67686 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-2.041875 0.557662 0.859290 1.095418 0.952313 1.159983
Lampiran 7: Output Eviews Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
13.058739
6
0.0421
Random
Var(Diff.)
Prob.
-0.682718 0.666670 0.446972 -1.350074 1.275572 0.115930
4.083603 461.710269 0.003931 0.300188 0.040042 79.547572
0.2506 0.3226 0.8862 0.1669 0.0039 0.1951
Test Summary Cross-section random
Cross-section random effects test comparisons: Variable CT WCT CR DAR TAT SIZE
Fixed 1.638773 21.922690 0.455946 -0.592829 1.853719 -11.439643
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/25/16 Time: 19:27 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 16 Total panel (balanced) observations: 80 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CT WCT CR DAR TAT SIZE
91.59167 1.638773 21.92269 0.455946 -0.592829 1.853719 -11.43964
73.97952 2.026126 21.48902 0.158278 0.788271 0.270707 8.919439
1.238068 0.808821 1.020181 2.880670 -0.752063 6.847701 -1.282552
0.2226 0.4232 0.3135 0.0062 0.4562 0.0000 0.2067
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.904521 0.856781 0.211043 1.870646 22.23111 18.94696 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-2.041875 0.557662 -0.007222 0.734894 0.285135 2.089998
Lampiran 8: Output Eviews Uji Asumsi Klasik Histogram Residual 8
Series: Standardized Residuals Sample 2011 2014 Observations 64
7 6
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
5 4 3 2
Jarque-Bera Probability
1
-8.33e-16 -0.002984 0.788314 -0.877633 0.372224 -0.041239 2.429588 0.885792 0.642174
0 -0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
Uji Multikolinearitas CT WCT CR DAR TAT SIZE
CT WCT CR DAR TAT SIZE 1.000000 0.296897 -0.351079 0.382464 0.668646 0.450975 0.296897 1.000000 -0.853336 0.687174 -0.132991 0.031256 -0.351079 -0.853336 1.000000 -0.745104 0.132258 -0.254258 0.382464 0.687174 -0.745104 1.000000 -0.008445 0.214345 0.668646 -0.132991 0.132258 -0.008445 1.000000 0.175354 0.450975 0.031256 -0.254258 0.214345 0.175354 1.000000
Heteroskedastisitas Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 005/25/16 Time: 19:34 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 16 Total panel (balanced) observations: 80 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CT WCT CR DAR TAT SIZE
-4.520933 0.477959 -2.496140 0.514539 6.368191 -0.281002 -0.017551
6.725091 1.064498 1.927027 1.315055 4.465250 1.448919 0.616409
-0.672249 0.448999 -1.295332 0.391268 1.426167 -0.193939 -0.028473
0.5041 0.6551 0.2004 0.6971 0.1593 0.8469 0.9774
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
1.866969 1.971571 Weighted Statistics
Rho 0.4728 0.5272
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.065945 -0.032377 1.933878 0.670702 0.673614
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
-1.556840 1.903312 213.1734 1.806717
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.171578 353.1842
Mean dependent var Durbin-Watson stat
-3.334262 1.366756