Analisis Pengaruh Keterlibatan, Motif, Motivasi pada Evaluasi Merek Kartu prabayar telepon seluler SIMPATI Diah Anggraini Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 2012 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh keterlibatan, motif dan motivasi pada evaluasi merek pada mahasiswa serta untuk mengetahui variabel yang memberikan pengaruh paling dominan diantara keterlibatan, motif dan motivasi terhadap evaluasi merek pada mahasiswa Universitas Gunadarma di Depok. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, motivasi signifikan baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap evaluasi merek dibandingkan keterlibatan dan motif. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi merek pada mahasiswa Universitas Gunadarma di Depok lebih dipengaruhi oleh motivasi. Implikasi dari kesimpulan di atas yaitu mahasiswa Universitas Gunadarma di Depok dapat melakukannya dengan menekan terjadinya motivasi
pada evaluasi merek, meningkatkan
keterlibatan dan motif. Hal tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama karena hasil penelitian ketiga faktor tersebut mampu mempengaruhi mahasiswa untuk melakukan evaluasi merek. Kata Kunci : Keterlibatan, Motif, Motivasi, Evaluasi Merek
1
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi sekarang ini, telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif
agar mampu memenangkan
persaingan di bisnis global. Menjadi pemimpin dalam suatu pasar dapat diukur dari penerimaan pasar dan posisinya di saat krisis dan tantangan global. Kenyataannya menjadi pemenang tidaklah selalu mudah, terlebih pada level kosumen yang gampang tergoda. Kartu prabayar SIMPATI merupakan salah satu produk dari PT Telkomsel Tbk yang bergerak melayani pelanggan di bidang jasa telekomunikasi, produk ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, mempunyai pelanggan yang banyak dan cukup diperhitungkan oleh para pesaingnya. Kita ketahui bersama persaingan diantara produk sejenis akhir-akhir ini sangat ketat, baik dalam produk, harga, distribusi, promosi
dan
lain sebagainya, hal ini menuntut perusahaan untuk lebih kreatif dalam menarik perhatian konsumen. Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. Menurut Swastah dan Handoko (2000:58), faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain motivasi. Motivasi merupakan penggerak dalam diri seseorang yang memaksa untuk bertindak. Sedangkan Handoko (2001:225), mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Dalam bidang pemasaran Sigit (2002:17) menjelaskan bahwa motivasi pembelian adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian. Selain motivasi ada beberapa hal lain yang mendasari seseorang dalam melakukan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh motifnya terhadap apa yang diinginkan. Konsumen akan menampakan perilakunya setelah melakukan motif terhadap evaluasi apa 2
yang akan diambil dalam membeli suatu produk. Motif adalah motivasi umum yang mengarahkan perilaku konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh keterlibatan konsumen dalam melakukan evaluasi merek mempengaruhi motivasinya untuk melakukan evaluasi merek. 2. Untuk menganalisis pengaruh motif konsumen dalam melakukan evaluasi merek mempengaruhi motivasinya untuk melakukan evaluasi merek. 3. Untuk menganalisis pengaruh motivasi konsumen dalam melakukan evaluasi merek akan mempengaruhi evaluasi yang dilakukan.
TELAAH PUSTAKA Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan kepemilikan barang atau jasa dan untuk menyelenggarakan distribusi fisiknya sejak dari produsen awal sampai konsumen akhir (Sigit, 2002). Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan (Saladin, 2003). Perilaku Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), perilaku konsumen (consumer behavior) adalah perilaku yang ditunjukan dalam mencari, membeli, menggunakan, menilai, dan menentukan produk, jasa, dan gagasan. Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, dan penggunaan barang dan jasa yang 3
bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001). Hal ini disebabkan tujuan pemasaran itu sendiri adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan. Bahwa dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah suatu tindakan dari individu untuk memperoleh kebutuhan barang dan jasa yang menjadi keinginannnya. Keterlibatan Keterlibatan (involvement) didefinisikan sebagai persepsian seseorang yang berhubungan dengan suatu objek yang didasarkan pada sesuatu yang melekat pada diri seseorang seperti kebutuhan, nilai, dan ketertarikan (Zaichkowsky, 1985). Adapula pendapat lain yang menyatakan bahwa keterlibatan (involvement) seseorang pada suatu objek ditentukan oleh tiga hal, yaitu adanya pencarian informasi terhadap suatu objek, melakukan proses perbandingan merek, dan persepsi terhadap resiko.
Motif Pengertian motif menurut Loudon dan Bitta (1993;322), motif adalah “An inner state mobilizes bodily energy and directs it in selective fashion toward goals usually located in the external environment”. Pengertian ini mengandung arti bahwa dua komponen utama yaitu mekanisme untuk membangkitkan energi didalam tubuh dan kekuatan yang menyediakan arah atau tujuan pada energi tersebut. Komponen pertama mengaktifkan ketegangan dan kegelisahan tetapi tidak memberi arah untuk melepaskan energi ini. Sedangkan komponen kedua memfokuskan energi yang dibangkitkan tersebut pada suatu tujuan didalam lingkungan individu seperti pada saat individu lapar, maka individu tersebut diarahkan oleh motif untuk makan. Motivasi Konsumen
Motivasi konsumen adalah suatu keadaan di dalam diri seseorang yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakan dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah satu tujuan” (Barelson dan Stainer, 1964:240). 4
Sedangkan Handoko (2001), mengatakan bahwa peran merek menjadikan pembeli menunjukan status ekonominya dan pada umumnya bersifat subyektif dan simbolik. Pada saat seseorang akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tentunya akan dipengaruhi oleh kedua jenis motivasi tersebut.
Evaluasi Merek Evaluasi merek mengacu pada jumlah dan kualitas pengolahan informasi yang terjadi dalam konteks pemilihan merek pada saat pembelian untuk mencapai satu evaluasi atau pertimbangan kualitas merek. Merek pengolahan informasi ditafsirkan sebagai rangkaian kesatuan beragam selama, berjuang, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat satu pertimbangan yang valid (Mandrik, 1999; Parasuraman et al, 1994; Zeithaml et al, 1996). Ketika membeli suatu produk, konsumen akan memperhatikan tampilan produk yang terlihat bentuk produk yang bersangkutan untuk menilai kualitas, jenis, warna, label, nama merek dan lain-lain, tetapi ketika tidak ada tampilan yang tersedia untuk menunjukkan kualitas, maka konsumen akan menggunakan harga sebagai indikator kualitas (Parasuraman et al, 1994). Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka penelitian ini menggambarkan pengaruh tiga variabel independen yaitu keterlibatan, motif, dan motivasi terhadap variabel dependen yaitu evaluasi merek dalam menggunakan kartu prabayar telepon seluler SIMPATI. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kajian penelitian sejenis sebelumnya, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :
5
Kerangka Pemikiran Penelitian
Keterlibatan (X1)
Motivasi
Evaluasi Merek
(X3)
(Y)
Motif
Gambar 2.1
(X2)
Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Berdasar model penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian ini disusun sebagai berikut : H1:
Terdapat pengaruh dari keterlibatan konsumen dalam motivasinya untuk melakukan evaluasi merek.
H2:
Terdapat pengaruh dari motif konsumen dalam motivasinya untuk melakukan evaluasi merek.
H3:
Terdapat pengaruh dari motivasi konsumen dalam evaluasi merek yang dilakukan.
METODOLOGI PENELITIAN 1. Sampel Penelitian Objek yang menjadi sasaran penelitian adalah mahasiswa Universitas Gunadarma di Depok yang menggunakan kartu prabayar telepon seluler SIMPATI sebanyak 200 orang.
6
2. Data yang Digunakan Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perseorangan. jadi data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya melalui wawancara atau hasil pengisian kuesioner.
3. Alat Analisis Yang Digunakan Penulis menggunakan penghitungan statistik berdasarkan jawaban kuisioner dari responden yaitu dengan menggunakan uji validitas dan realiabilitas
untuk menguji
apakah item-item pertanyaan layak atau tidak untuk digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini, setelah itu dilakukan analisis jalur dan analisis faktor untuk menguji model.
1.
Hasil Uji Reliabilitas Tabel 3.1 Hasil Pengujian Realibilitas Kuisioner Variabel
Alpha
keterangan
Keterlibatan
0,797
Reliabel
Motif
0,862
Reliabel
Motivasi
0,860
Reliabel
Evaluasi Merek
0,790
Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Tabel 3.1 menunjukkan Semua variabel didalam penelitian ini dinyatakan reliabel karena nilai cronchbach alpha di atas 0,60 dan kuisioner dinyatakan layak untuk disebar kepada responden.
7
2.
Hasil Uji Validitaas Tabel 3.2 Hasil Pengujian Validitas Kuisioner KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Approx. Chi-Square Sphericity Df Sig.
.758 3306.655 28 .000
Dari tabel 3.2 KMO merupakan uji kelayakan dari analisis faktor, secara umum analisis faktor dapat dilakukan bila indeks KMO > 0,5 dan ternyata tabel di atas menujukkan nilai 0,758 dan nilai sig Bartlett 0,000 < 0,05 maka model faktor layak digunakan.
Tabel 3.3 Rotated Component Matrixa Component 1
2
K2
.020
.580
K3
.045
.645
K5
.233
.730
K6
.072
.776
K7
.276
.624
K8
.031
.594
ME10
.626
.395
ME11
.674
.190
ME12
.707
.198
ME14
.747
-.288
ME16
.623
.388
ME17
.674
.190
ME18
.711
.193
ME20
.747
-.288
8
Dari tabel 3.3 dapat dilihat bahwa data telah tereduksi menjadi 2 faktor
dan
pengelompokkan dapat dilakukan dengan melihat nilai korelasi yang lebih besar seperti keterlibatan 2-8 nilainya lebih tinggi di faktor 2. Jadi sekelompok itu mepunyai faktor 2 dan seterusnya. Tabel 3.4 Rotated Component Matrixa Component M10 M11 M12 M14 M16 M17 M18 M20 EM2 EM3 EM5 EM6 EM7
1
2
.636 .690 .713 .724 .636 .693 .702 .726 -.025 -.017 .219 .091 .278
.377 .150 .179 -.295 .377 .159 .194 -.286 .613 .681 .750 .739 .608
Dari tabel 3.4 dapat dilihat bahwa data telah tereduksi menjadi 2 faktor
dan
pengelompokkan dapat dilakukan dengan melihat nilai korelasi yang lebih besar seperti keterlibatan 2-8 nilainya lebih tinggi di faktor 2. Jadi sekelompok itu mepunyai faktor 2 dan seterusnya
9
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Analisis Jalur Gambar 4.1 Hasil Uji Analisis Jalur
STANDARDIZED
.00 .23
.05
e1
KETERLIBATAN
e2
1
1
-.06
.23
MOTIVASI
.95
EVALUASI_MEREK
.25 1.05
MOTIF
Dari model diatas, terlihat ada empat konstruk, yakni keterlibatan, motif, motivasi dan evaluasi merek. Evaluasi merek dipengaruhi oleh motivasi dan motivasi dipengaruhi oleh keterlibatan dan motif, sedangkan antara keterlibatan dan motif sendiri saling berhubungan. Diagram jalur diatas terdiri dari persamaan struktural, dimana X 1, X2, dan X3 adalah variabel eksogen dan Y1 adalah variabel endogen. Persamaan strukturalnya dapat dilihat sebagai berikut :
Y = P YX1 + PYX2 + PYX3 Y = [(X1 – X3) + (X3 – Y)] + [(X2 – X3) + (X3 – Y)] + [X3 – Y] Y = (-0.06 + 0.95) + ( 1.05+0.95) + (0.95) Y = 0.89 X1 + 2.00 X2 + 0.95 X3
10
Untuk melihat pengaruh variabel keterlibatan, motif dan motivasi terhadap evaluasi merek, kita akan melihat hasil perhitungan dalam hasil unstandardized
Tabel 4.1 Hasil Unstandardized KETERLIBATAN MOTIF
- -
MOTIVASI
-
MOTIVASI MOTIVASI EVALUASI MEREK
Estimate -.060 1.047 .948
S.E. C.R. P Label .020 -3.052 .002 .019 55.451 *** .033 28.909 ***
Estimasi pengaruh antar variabel: -
Keterlibatan terhadap Motivasi. Koefisien Beta (unstandardized) = -0.060 dan probabilitas (p) = 0.002. P (0.002) menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan dari keterlibatan terhadap motivasi.
-
Motif terhadap Motivasi. Koefisien Beta (unstandardized) = 1.047 dan probabilitas (p) = ***. p (***) menunjukkan ada pengaruh dari Motif terhadap Motivasi.
-
Motivasi terhadap Evaluasi Merek. Koefisien Beta (unstandardized) = 0.948 dan probabilitas (p) = ***. p (***) menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari keterlibatan terhadap motivasi
2. Uji model secara keseluruhan Model Fit Summary Tabel 4.2 Hasil Model Fit Summary Model Default Model Saturated model Independence model
CMIN
GFI
CFI
RMSEA
172.162
.775
.920
.016
.000 2133.414
1.000 .270
11
1.000 .000
.617
Untuk melakukan uji model secara keseluruhan, maka dilakukan pengujian dengan alat-alat lain, dengan hasil dapat dilihat pada bagian output model fit. Hasil default model CMIN merupakan model yang bagus sebesar 172.162, karena model dengan hasil CMIN pada default model yang berada diantara CMIN saturated model sebesar 0.000 dan CMIN independence model sebesar 2133.414. Untuk GFI dengan nilai default model 0.775, saturated model 1.000 dan independence model sebesar 0.270. Untuk CFI dengan nilai default model 0.920, nilai sangat tinggi karena mendekati 1, saturated model sebesar 1.000 dan independence model sebesar 0.000. Untuk RMSEA dengan nilai default model sebesar 0.016 adalah bagus karena nilai jauh dibawah 1 dan independence model sebesar 0.617. Dari nilai-nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa model yang dibuat adalah fit, artinya model sudah sesuai untuk dilakukan uji antar variabel.
3.
Uji Hipotesis
. H1 : Keterlibatan memiliki pengaruh positif pada motivasi dalam evaluasi merek H2 : Motif memiliki pengaruh positif pada motivasi dalam evaluasi merek Pengujian hipotesis dilakukan oleh AMOS ver.6 sehingga analisis yang dilakukan mengacu pada hasil analisis jalur dari AMOS. Untuk diterima atau ditolak hipotesis menggunakan nilai signifikansi (p value) pada 0,05 atau 5%, dengan kata lain hipotesis diterima jika nilai signifikansi (p value) adalah < 5%.
Hipotesis 1:
Keterlibatan memiliki pengaruh positif pada motivasi dalam evaluasi merek
H10 : b1 = 0 :
Keterlibatan tidak memiliki pengaruh positif pada motivasi dalam evaluasi merek
H1a : b1 ≠ 0 : Keterlibatan memiliki pengaruh positif pada motivasi dalam evaluasi merek Menurut hasil analisis jalur, kita dapat menerima hipotesis 1 karena memiliki nilai p kurang dari 5%.
Perkiraan standardizied berat regresi, mewakili dalam tabel 4.3 12
Tabel 4.3 KETERLIBATAN - MOTIVASI
Estimate
P
-.060
.002
Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa keterlibatan tidak berpengaruh positif terhadap motivasi. Hasil penelitan ini menunjukkan nilai koefisien beta menghasilkan angka negatif sebesar -0.060 dengan probabilitasnya adalah 0.002. Koefisien beta sebesar -0.060 artinya jika variabel independen lain bernilai konstan dan nilai keterlibatan mengalami kenaikan sebesar 1, maka motivasi akan mengalami penurunan sebesar -0.060. dalam melakukan motivasinya untuk melakukan evaluasi merek. Hasil ini menunjukkan bahwa kita dapat menolak hipotesis 10, sehingga kita bisa mengatakan bahwa keterlibatan merupakan prediktor yang baik untuk motivasi. Dengan kata lain, keterlibatan pengolahan tergantung pada motivasi. Motivasi yang dilakukan oleh responden akan meningkatkan keterlibatan dalam responden.
Hipotesis 2 :
Motif memiliki pengaruh positif pada motivasi dalam evaluasi merek
H20 : b1 = 0 : Motif tidak memiliki pengaruh positif pada motivasi dalam evaluasi merek H2a : b1 ≠ 0 : Motif memiliki pengaruh positif pada motivasi dalam evaluasi merek Menurut hasil analisis jalur, kita dapat menerima hipotesis 2 karena memiliki nilai p kurang dari 5%.
Perkiraan standardizied berat regresi, mewakili dalam tabel 4.4 Tabel 4.4 MOTIF - MOTIVASI
Estimate
P
1.047
***
Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa motif berpengaruh positif terhadap motivasi. Hasil penelitan ini menunjukkan nilai koefisien beta menghasilkan angka positif sebesar 1.047 dengan probabilitasnya adalah ***. p (***) , menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari motif dalam melakukan motivasinya untuk melakukan evaluasi merek. Koefisien beta sebesar 1.047 artinya jika variabel 13
independen lain bernilai konstan dan nilai motif mengalami kenaikan sebesar 1, maka motivasi akan mengalami kenaikan sebesar 1.047. Hasil ini menunjukkan bahwa kita dapat menolak hipotesis 20, sehingga kita bisa mengatakan bahwa motif yang merupakan prediktor yang baik untuk motivasi. Dengan kata lain, motivasi dipengaruhi oleh motif dalam proses evaluasi merek.
Hipotesis 3 :
Motivasi memiliki pengaruh positif pada evaluasi merek dalam evaluasi yang dilakukan
H30 : b1 = 0 : Motivasi tidak memiliki pengaruh positif pada evaluasi merek dalam evaluasi yang dilakukan H3a : b1 ≠ 0 : Motivasi memiliki pengaruh positif pada evaluasi merek dalam evaluasi yang dilakukan Menurut hasil analisis jalur, kita dapat menerima hipotesis 3 karena memiliki nilai p kurang dari 5%.
Perkiraan standardizied berat regresi, mewakili dalam tabel 4.5 Tabel 4.5 MOTIVASI - EVALUASI MEREK
Estimate
P
.948
***
Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap evaluasi merek. Hasil penelitan ini menunjukkan nilai koefisien beta menghasilkan angka positif sebesar 0.948 dengan probabilitasnya adalah ***. p (***) , menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari motivasi dalam melakukan evaluasi merek terhadap evaluasi yang dilakukan.. Koefisien beta sebesar 0.948 artinya jika variabel independen lain bernilai konstan dan nilai motivasi mengalami kenaikan sebesar 1, maka evaluasi merek akan mengalami kenaikan sebesar 0.948. Hasil ini menunjukkan bahwa kita dapat menolak hipotesis 30, sehingga kita bisa mengatakan bahwa motivasi merupakan prediktor yang baik untuk evaluasi merek. Dengan kata lain, motivasi pengolahan tergantung pada evaluasi merek. Evaluasi merek yang dilakukan oleh responden akan meningkatkan motivasi dalam responden. 14
Meskipun tidak memeriksa variabel dalam hipotesis, juga dapat dilakukan tes untuk variabel agar dapat melihat peran evaluasi merek dalam hubungan antara keterlibatan, motif ekpresif, dan motivasi. Pengujian variabel mengikuti hasil pengujian hipotesisnya.
Tabel 4.6 merupakan variabel hasil efek langsung dalam penelitian ini, sesuai dengan hipotesis penelitian. Tabel 4.6 H 1
KETERLIBATAN - MOTIVASI
Tidak signifikan
2
MOTIF - MOTIVASI
Signifikan
3
MOTIVASI - EVALUASI MEREK
Signifikan
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa keterlibatan tidak signifikan pada motivasi, kita bisa mengatakan bahwa keterlibatan memiliki peran penuh dalam hubungan antara motivasi dalam evaluasi merek. Motif secara signifikan dipengaruhi oleh motivasi, bisa dikatakan bahwa motif memiliki peran penuh dalam hubungan antara motivasi dalam evaluasi merek. Motivasi secara signifikan dipengaruhi oleh evaluasi merek, dapat dikatakan bahwa motivasi memiliki peran penuh dalam evaluasi merek. Pembahasan Pengaruh keterlibatan terhadap motivasi
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keterlibatan akan menurunkan motivasi, karena keterlibatan merupakan prediktor yang cukup baik untuk motivasi, sehingga responden kurang terlibat langsung dalam menggunakan kartu prabayar SIMPATI, pengguna tidak memikirkan dalam memilih kartu prabayar SIMPATI mereka cenderung mengikuti gaya hidup lingkungan mereka.
15
Pengaruh motif terhadap motivasi
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motif akan menaikkan evaluasi merek, karena motif yang ada didalam diri pengguna dalam menggunakan kartu prabayar SIMPATI, mereka akan memikirkan kartu yang dapat diandalkan.
Pengaruh motivasi terhadap evaluasi merek
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi akan menaikkan evaluasi merek, karena motivasi pengguna dalam menggunakan kartu prabayar SIMPATI, mereka cenderung mengikuti kartu yang banyak digunakan oleh kerabat maupun keluarga mereka.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, ditemukan bahwa : 1. Keterlibatan konsumen dalam melakukan evaluasi merek tidak memilikii pengaruh pada motivasinya untuk melakukan evaluasi merek dengan hasil koefisien beta (unstandardized) = -.060 dan probabilitas (p) = .002 menunjukkan tidak berpengaruh keterlibatan dalam melakukan evaluasi merek pada motivasinya untuk melakukan evaluasi merek. 2. Motif dalam melakukan evaluasi merek mempunyai pengaruh pada motivasinya untuk melakukan evaluasi merek dengan hasil koefisien beta (unstandardized) = 1.047 dan probabilitas (p) = ***. p (***) , menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari motif dalam melakukan evaluasi merek pada motivasinya untuk melakukan evaluasi merek. 3. Motivasi konsumen dalam melakukan evaluasi merek mempunyai pengaruh terhadap evaluasi yang dilakukan dengan hasil koefisien beta (unstandardized) = .948 dan probabilitas (p) = ***. p (***) , menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari motivasi dalam melakukan evaluasi merek terhadap evaluasi yang dilakukan.
16
Dari hasil temuan tersebut dapat dikatakan bahwa keterlibatan dan motif menguatkan motivasi konsumen dalam melakukan evaluasi merek, dengan demikian motivasi akan memfokuskan untuk melakukan evaluasi secara lebih intens.
Implikasi Hasil ini membawa implikasi ke bagian teori mengenai proses evaluasi merek, yaitu ketika seseorang memiliki keterlibatan tinggi dan motif ekspresif, itu menunjukkan bahwa ia termotivasi dalam proses. Selain itu, juga ditemukan bahwa motivasi dan evaluasi merek dipengaruhi oleh keterlibatan dan motif sebagai karakteristik individu. Dengan demikian, hasil ini memberikan kontribusi untuk memahami pola hubungan antara keterlibatan, motif, dan motivasi pada pengolahan evaluasi merek dan dapat mengimplikasikan strategi pemasaran yang sesuai berdasarkan pola untuk memenangkan pilihan konsumen. Penelitian ini tidak dibedakan oleh karakteristik subjek (jenis kelamin dan umur) sesuai dengan proses evaluasi merek. Untuk penelitian lebih lanjut kita bisa menyarankan untuk penelitian ini, replikasi misalnya, atau menggunakan metode lain dan di masa depan bisa menggunakan lebih sedikit produk dan merek dalam instrumen penelitian untuk meminimalkan banyaknya subjek.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A. dan Kevin Lane Keller (1990). Consumer Evaluations of Brand Extensions. Journal of Marketing, 54 (1), 27-41. Assael, Henry (2001), Consumer Behavior And Marketing Action, 6th Ed, Thomson Learning, Thomson Asia, Ptc., Ltd., Singapore. Assauri, 1999. Manajemen Pemasaran. Raja Grafindo Persada; Jakarta Baron, R. M., and Kenny, D. A. (1986), ”The moderator –mediator variable distinction in social psychological research: Conceptual, strategic and statistical considerations,” Journal Personality and SocialPsychology, 51, 1173-1182.
17
Bealty, Sharon and Scott M. Smith (1987), ” External Search Effort: An Investigation Across Several Product Categories, ” Journal of Consumer Research, 14 (June), 83-95. Beharrel, B and Denison. (1995). Consumers attitudes towards organic foods. British Food Journal, Vol.93 (2), 25-30 Berelson and Steiner, 2003, Consumer Behaviour Implication, Business Publication Inc,. Dallas Texas. Cannon, Joseph P., William D. Perreault and E. Jerome. McCarthy. 2008 Pemasaran Dasar Pendekatan Manajemen Global. Jakarta: Salemba empat. Czellar S. (2003). Consumer Attitudes Toward Brand Extensions: An Integrative Model and Research Propositions. International Journal of Research in Marketing, Vol 20 DeBono, K.G. and Snyder, M., 1995, “Acting on One’s Atitudes: the Role of a History of Choosing Situations,” Personality and Social Psychology Bulletin, 21, 6, 629-636. Djaslim Saladin. (2003). Dasar-dasar Manajemen Pemasaran. Bandung : Linda Karya Dodds, B., Monroe Kent B., dan Dhruv Grewal (1991), “Effect of Price, Brand, and Store Information on Buyers’ Product Evaluations”, Journal of Marketing Research, 28 (August), p.307-319. Engel James F,Blackwell RD, Miniard PW, 1994, Consumer Behavior, Ed. Bahasa Indonesia, Budiyanto (pen.), Bina Rupa Aksara , Jakarta Foxall, Gordon R.and John G. Pallister, (1998), ” Measuring Purchase Decision Involvement for Financial Services: Comparison of Zaichowsky and Mittal Scales, International Journal of Bank Marketing. Gatignon, Huber.; & Xuereb, Jean-Marc, (1997). “Strategic Orientation of the Firm and New Product Performance”, Journal of Marketing Research. Ghozali, Imam. (2005). Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS. Semarang : Balai Penerbit UNDIP. Grace, D. and O’Cass, A. (2001),”Attributions of service switching : a study of consumers’ and providers’ perceptions of child-care service delivery”, Journal of Service,Vol.15 No. 4, pp. 300-21. Hamilton, C. & Denniss, R. 2005. Affluenza: When too much is never enough. Crows Nest, NSW: Allen & Unwin. Hanna, Nessim & Wozniak, Richard. 2001. Consumer Behaviour: An Applied Approach. (2nd Edition). New Jersey: Prentice Hall 18
Hawkins, D.I., Best, R.J. and Coney, K.A., 1998, Consumer Behavior: Building Marketing Strategy , Boston: Irwin McGraw-Hill. Herzberg. F. (1996). Work and the nature of men. Cleveland: World. Hibbert, Lee E.; William A. Cohen, (2006), An Investigation Of The Factors Affecting The Purchase Involvement Tendnecies Of College Students, AMA Educators’ Proceedings, 2006. Hsieh, M. H., Pan, S. L., & Setiono, R. 2004. Product-, Corporate-, and Country-Image Dimensions and Purchase Behavior: A Multicountry Analysis.Journal of the Academy of Marketing Science. Vol 32. No.3. Page 251-270. J. Setiadi, Nugroho, 2003. ”Perilaku Konsumen”. Penerbit PT. Kencana Prenanda Media, Jakarta Janiszewski C. dan S.M.J. Van Osselaer. 2000. “a Connectionist Model of Brand-Quality Association, “Journal of Marketing Research, 37 (3): 331-350. Johnson, Richard A, and Dean W. Wichern, (2002), Applied Multivariate Statistical AnalYSiS, 5th edition, Prentice Hall Inc., New Jersey. Kahneman, D., Slovic, P., & Tversky, A. (1982). Judgment under uncertainty: Heuristics and biases. New York: Cambridge University Press. Kotler,
Philip & Garry Amstrong Marketing),Prentice Hall Inc
2000,
Dasar-dasar
Pemasaran
(Principles
of
Lichtenstein, D. R., Netemeyer, R. G. and Burton, S. (1990), “Distinguishing Coupon Proneness from Value Consciousness: An Acquisition-Transaction Utility Theory Perspective, “Journal of Marketing, 54, July, 54-67. Loudon, D. and Bitta, A. J. D. (1998). Consumer Behavior Fourth Edition. New York : McGraw Hill. Mandrik, Carter A (1999), An Information Processing Perspective on Between-Brand Price . Premiums : Antecedents and Consequences of Motivation, Dissertation, Facualty of Marketing, Virginia Polytechnic Institute and Statc University, Blacksburg, Virginia. Martinez, Eva & Jose M. Pina, (2003), The Negative Impact of Brand Extensions on Parent Brand Image, Journal of Product & Brand Management, Vol. 12., No. 7, pp. 432-448. Maslow, A. H. (1970). Motivation anf personality. New York: Harper. McClelland, D.C., Atkinson, J.W., & Lowell, E.L. (1953). The achievement motive. New York: Irvington. 19
McQuarrie, Edward F. and J. Michael Munson (1979), "The Zaichowsky Personal InvolvementInventory: Modification and Extension," in Advances in Consumer Research, Vol. 6, ed. William L. Wilkie, Provo, UT: Association for Consumer Research, 36-40. Michaelidou, Nina. (2008), Journal Consumer Involvement: a new perspective University of Birmingham, Edgbaston , Miller,N and Stafford,M (1999), “An international analysis of emotional and rational appeals in service vs good advertising”, Journal of Consumer marketing, Vol.16, No. 1, Pg.4257. Nunnally, J., 1967. Psycometric Theory, McGraw Hill, New York. Nurcahyo,B; Nur’ainy,Renny and Sariyati (2011). “Global Business and Management Research: Effect of Intrinsic Motivation on Consumer Brand Evaluation ; The Influence of Motive, Involvement, and Need for Cognition. Parasuraman, A; Valaric A. Zeithaml; Leonard L. Berry, (1994), ”Reassessment of Expectations as a Comparison Standard in Measuring Service Quality: Implications for Future Research, Journal of Marketing. Rangkuti, Freddy. (1997). Measuring Customer Satisfaction : Gaining Customer Relianship Strategy. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Schiffman, L.G., Bednall, D., O’Cass, A., Paladino, A., Ward, S. & Kanuk, L. 2008. Consumer behaviour (4th ed.). Sydney: Pearson/Prentice-Hall. Sekaran, Uma (2000), Research Methodes for Business: A Skill-Building Approach, New York: John Wiley & Sons, Inc. Sharma, Subhash. (1996). Applied multivariate techniques. Canada: John Wiley & Sons, Inc. Siagian, dan Sugiarto. 2002, Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sigit, Soehardi. 2002. Pemasaran Praktis, Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES; Jakarta Sutisna (2002), "Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran", PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Swastah, Basu dan Handoko, T. Hani, 2000, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, edisi kedu Liberty, Yogyakarta.
20
Urban Glen L & Hauser John R, 1998, Design and Marketing of New Products, Prentice Hall Inc. Violitta, L & Hartanti (1996) Hubungan Antara Motif Rasional dan Motif Emosional dengan Loyalitas Pemakaian Produk Lipstik dalam Negri dan Luar Negri. Anima Vol. 12. no.45. Universitas Surabaya Wilkie, W.L. (1990). Consumer Behavior, Ed.2. New York: John Wiley & Sons, Inc. Winkielman, Piotr and John T. Cacioppo. 2001. “Mind at Ease Puts a Smile on the Face: Psychophysiological Evidence That Processing Facilitation Elicits Positive Affect,” Journal of Personality and Social Psychology, Vol 81 , pp. 989–1013. Yoestini dan Eva Sheila. R. (2007). Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. Vol VI ( No.3 ), p261p276 Zaichowsky, Judith Lynn (1985), ”Measuring the Involvement Construct, Journal of ConsumerReseaerch. Zeithaml, Valerie A; Leonard L. Berry and A. Parasuraman, (1996), ”The Behavioral Consequences of Service Quality”, Journal of Marketing, Vol.60 (April). http://www.psych.rochester.edu/SDT/measures/selfreg_acad.html www.psych.rochester.edu/SDT/measures/selfreg_exer.html
21