National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
PERSPEKTIF MOTIVASI DALAM EVALUASI MEREK: Analisis Pengaruh Anteseden Pembentuk Motivasi Bagus Nurcahyo
ABSTRAK Evaluasi merek yang dilakukan oleh individu, sebagaimana ditunjukkan oleh sejumlah hasil penelitian, berkaitan erat dengan motivasinya dalam melakukan evaluasi merek, di mana motivasi yang dimiliki individu dalam melakukan evaluasi merek, dipengaruhi oleh need for cognition, keterlibatan, motif, dan pertimbangan ekonomis yang mendorong individu untuk melakukannya. Sejalan dengan fenomena di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh keterlibatan, motif, need for cognition, pertimbangan ekonomis pada evaluasi merek dilihat dari perspektif motivasi konsumen dalam melakukan evaluasi merek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan, motif, pertimbangan ekonomis, dan NFC memengaruhi motivasi; dan motivasi memengaruhi evaluasi merek; Kata kunci: keterlibatan; motif; pertimbangan ekonomis; need for cognition; evaluasi merek. Observasi langsung menunjukkan bahwa persaingan dalam memperebutkan konsumen produk otomotif, khususnya sepedamotor semakin meningkat, seiring munculnya merek-merek baru yang ditawarkan oleh pabrikan baru. Persaingan yang terjadi tidak lagi dalam hal harga, karena hampir semua pabrikan menawarkan harga yang relatif sama pada satu kategori kelas produk. Dari sudut pandang pemasaran hal ini merupakan satu tantangan tersendiri, untuk dapat menyusun satu strategi komunikasi pemasaran yang efektif dalam memenangkan persaingan. Keputusan dalam pembelian sangat tergantung pada keterlibatan konsumen dalam proses pembeliannya, untuk proses yang memiliki keterlibatan yang rendah proses keputusan juga sederhana, sedangkan pada proses yang memerlukan intensitas keterlibatan pembeli yang tinggi, menjadikan proses keputusan menjadi lebih kompleks. Perubahan yang terjadi serta makin banyaknya varian produk yang ditawarkan di pasar akan menyebabkan informasi tentang kualitas produk yang dimiliki oleh konsumen menjadi tidak lengkap, hal ini akan berakibat pada motivasi konsumen serta evaluasi merek yang dilakukannya.
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Dengan demikian permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: evaluasi merek yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh motivasinya dalam melakukan evaluasi merek tersebut. Lebih dari itu semua, dampak dari kualitas akan berbekas dalam jangka waktu yang lama, kualitas yang rendah dapat menjadi suatu sumber kekecewaan konsumen dalam jangka panjang. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk: 1. Menguji pengaruh anteseden (keterlibatan, motif, need for cognition dan pertimbangan ekonomis) pada motivasi 2. Menguji pengaruh anteseden (motif, keterlibatan, need for cognition, pertimbangan ekonomis) dan motivasi pada evaluasi merek
Untuk keperluan penelitian ini, maka perlu ditentukan batasan-batasan yang termasuk dalam lingkup penelitian. Batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Populasi adalah mahasiswa pengguna sepedamotor 2. Lokasi penelitian adalah di Depok 3. Sampel adalah mahasiswa pengguna sepedamotor yang tinggal di lokasi penelitian 4. Subyek penelitian adalah mahasiswa yang aktif pada tahun ajaran 2007/2008 5. Obyek penelitian adalah sepedamotor Dengan demikian penelitian ini menekankan pada eksplorasi terhadap pengaruh variabel keterlibatan, motif, need for cognition, dan pertimbangan ekonomis pada motivasi untuk melakukan evaluasi merek, selain itu penelitian ini juga ditujukan untuk menguji pengaruh motivasi pada evaluasi merek. Evaluasi merek merujuk pada jumlah dan kualitas pengolahan informasi yang terjadi dalam konteks pilihan merek pada saat pembelian untuk mencapai satu evaluasi atau pertimbangan kualitas merek. Pengolahan informasi merek diartikan sebagai satu rangkaian kesatuan yang beragam dalam waktu, upaya, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat satu pertimbangan yang valid. Tingkat pengolahan yang rendah memerlukan sedikit waktu dan upaya, sedangkan pengolahan yang lebih dalam memerlukan waktu dan usaha lebih banyak. Tergantung pada tingkat motivasi, kemampuan dan kesempatan. Ketiga faktor tersebut diperlukan guna melakukan pengolahan informasi merek yang lebih mendalam. Tingkatan dari ketiga faktor tersebut
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
sebagai penolong untuk menentukan tingkatan pengolahan informasi sebagai dasar evaluasi merek. Dalam riset pengolahan informasi yang telah lalu, sebagaimana terungkap dalam penelitian Mandrik (1999) fokusnya adalah struktur kognitif dan kapasitas kognitif yang terdapat pada individu dalam bertindak. Dalam hal ini, tindakan adalah satu penilaian terhadap satu kualitas produk menggunakan atribut produk intrinsik untuk menggantikan atribut ekstrinsik. Kompleksitas, atau kesulitan yang terkait dengan jumlah atribut yang diperlukan untuk membuat satu penilaian yang valid dapat mempengaruhi kesempatan untuk melakukan evaluasi merek. (Mandrik, 1999). Ketersediaan informasi obyektif yang murah akan memperluas kesempatan konsumen untuk melakukan evaluasi merek. Namun demikian, faktor lain yang terkait dengan kemampuan dan kesempatan, kemungkinan juga turut menentukan bagaimana informasi yang diperoleh dipergunakan dalam evaluasi merek. Motivasi berhubungan dengan energi, arah, hasil akhir, dan ketekunan—pada semua aspek aktivitas dan niat. Meskipun motivasi seringkali diperlakukan sebagai konstruk tunggal, individu dapat termotivasi karena mereka menilai tinggi suatu aktivitas atau karena dorongan eksternal yang sangat kuat (Ryan dan Deci, 2000). Zuckerman et al. (1978), mendefinisikan motivasi sebagai kebutuhan seseorang untuk merasakan kompetensi dan self-determining. Dalam penelitian ini variabel motivasi yang diteliti adalah motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik merupakan kebutuhan individu untuk merasa berkepentingan dalam melakukan suatu aktivitas. Mereka merasa harus merasakan sendiri sensasi dalam melakukan aktivitas tersebut (Zuckerman et al., 1978). Motivasi intrinsik dan ekstrinsik biasanya dibedakan berdasarkan hasil yang dicapai atau dirasakan. Motivasi intrinsik menghasilkan self-determination serta perasaan berkompeten terhadap sesuatu aktivitas sedangkan motivasi ekstrinsik biasanya menghasilkan penghargaan secara eksternal (Deci et al., 1981). Ketika seseorang termotivasi secara intrinsik untuk melakukan suatu aktivitas, mereka akan melakukan dengan sepenuh hati dan menikmati aktivitas tersebut (Vansteenkiste dan Deci, 2003). Motivasi untuk terlibat dalam satu tingkat pengolahan atribut informasi sebagian besar muncul dari tiga sumber: (1) interaksi antara keterlibatan dengan motif tertentu yang muncul pada saat itu dan mengatur evaluasi merek; (2) pertimbangan ekonomis, dan (3)
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
perbedaan motivasi kognitif individu dalam mengolah informasi. Keterlibatan konsumen menunjukkan ketertarikan konsumen pada suatu produk atau jasa, situasi, komunikasi serta merupakan suatu keadaan atau kondisi yang berbedabeda antar individu (Neese et al., 1995). Motif adalah dorongan umum yang mengarahkan perilaku konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin besar perbedaan antara situasi konsumen pada saat ini dengan tujuan yang ingin dicapai, diperlukan dorongan yang lebih kuat untuk bertindak dalam memenuhi kebutuhannya. Dorongan tersebut membawa dampak secara langsung terhadap kriteria manfaat yang digunakan konsumen dalam evaluasi merek (Assael, 2001). Pertimbangan ekonomis didefinisikan di sini sebagai pentingnya menghemat uang ketika membuat keputusan pembelian. Secara umum, pertimbangan ekonomis dipengaruhi oleh kondisi keuangan individu, dengan kata lain seberapa mampu individu itu secara ekonomis. Pertimbangan ekonomis mungkin dijadikan pertimbangan utama dalam menentukan keputusan pembelian, atau sebagaimana penggunaannya dalam riset-riset ekonomi, yakni dengan melihat jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli satu produk. Tellis dan Gaeth (1990) menemukan bahwa konsumen lebih menyukai pilihan yang rasional (best-value choice) ketika mereka lebih termotivasi untuk menggunakan informasi produk yang membedakan alternatif berdasarkan hubungannya dengan biaya perbaikan, selain itu juga ditemukan bahwa konsumen yang menggunakan taktik memilih berdasar harga (membeli merek dengan harga termurah) lebih mungkin untuk terlibat dalam meningkatkan upaya pencarian. Need for cognition adalah kecenderungan individu untuk menikmati dan terlibat dalam berpikir (Cacioppo dan Petty, 1982; Bolton dan Capella, 1995; Mandrik, 1999). Individu dengan NFC tinggi lebih suka berpikir dan memilah-milah informasi dalam bersikap dibandingkan dengan individu dengan NFC rendah. Need for cognition yang tinggi akan mempengaruhi proses evaluasi merek oleh konsumen (Cacioppo dan Petty, 1982; Bolton dan Capella, 1995; Mandrik, 1999). Hal-hal yang telah diuraikan tersebut merupakan dasar pemikiran dari penyusunan hipotesis penelitian berikut ini: Hipotesis 1 : Keterlibatan, motif, pertimbangan ekonomis, dan NFC berpengaruh positif pada motivasi konsumen dalam melakukan evaluasi merek Hipotesis 2 : Motivasi konsumen dalam evaluasi merek berpengaruh positif pada
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
evaluasi merek yang dilakukannya
Hipotesis-hipotesis yang telah disusun tersebut menghubungkan masing-masing variabel dalam penelitian, sebagaimana terlihat berikut ini: Keterlibatan
Motif Motivasi
Evaluasi merek
Need For Cognition Pertimbangan ekonomis
Gambar 1. Model Penelitian Variabel-variabel yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini adalah: Variabel Independen Motif. Eksplorasi motif dilakukan terhadap subyek, dengan merujuk pada penelitian sebelumnya (Mandrik, 1999). Pada tahap ini subyek diminta untuk melengkapi kuesioner yang dirancang untuk menggali motif, baik motif utilitarian ataupun ekspresif. Pertimbangan Ekonomis. Pertimbangan ekonomis diukur karena merupakan satu perilaku umum dalam berbelanja (berhemat). Pertimbangan ekonomis diukur dengan merujuk pada skala yang digunakan untuk mengukur “keterlibatan situasional,” yang diadaptasi dari penelitian Mandrik (1999). Keterlibatan. Keterlibatan telah diteliti secara ekstensif dalam perilaku konsumen sejak awal penelitian dalam psikologi sosial. Dalam penelitian ini Keterlibatan dieksplorasi menggunakan kuesioner PII yang diadopsi dari penelitian sebelumnya (Engel et al., 2004; Mandrik, 1999; Foxall dan Pallister, 1998; Aldlaigan dan Buttle, 2001). Need for Cognition. Kecenderungan individu yang mempengaruhi motivasi untuk lebih terlibat dalam evaluasi merek adalah upaya-upaya kognitif untuk melakukan pengamatan (need for cognition) (Mandrik, 1999; Ryan et al., 1991; Ryan dan Deci, 2000; Zuckerman et al., 1978; Tormala dan Petty, 2004; Bolton dan Capella, 1995). Need For Cognition diekplorasi dengan item instrumen penelitian sebelumnya (Mandrik, 1999).
Variabel Dependen
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Evaluasi merek dalam penelitian ini penekanannya adalah pada evaluasi terhadap alternatif pilihan merek, sehingga digunakan kriteria dari penilaian alternatif yang biasa disebut service quality (Parasuraman et al., 1994). Untuk mengekplorasi Evaluasi merek digunakan kuesioner dari Parasuraman et al. (1994).
Dalam penelitian ini variabel motivasi yang merupakan variabel pemediasi adalah motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik merupakan suatu kebutuhan individu untuk merasa berkepentingan dalam melakukan suatu aktivitas. Mereka merasa harus merasakan sendiri sensasi dalam melakukan aktivitas tersebut (Zuckerman et al., 1978). Motivasi intrinsik menghasilkan self-determination serta perasaan berkompeten terhadap sesuatu aktivitas sedangkan motivasi ekstrinsik biasanya menghasilkan penghargaan secara eksternal (Deci et al., 1981). Ketika seseorang termotivasi secara intrinsik untuk melakukan suatu aktivitas, mereka akan melakukan dengan sepenuh hati dan menikmati aktivitas tersebut (Vansteenkiste dan Deci, 2003). Motivasi dieksplorasi menggunakan IMI (Intrinsic Motivation Inventory) (Zuckerman et al., 1978; Deci et al., 1981; Vansteenkiste dan Deci, 2003). Populasi yang dipilih adalah mahasiswa pengguna sepedamotor, dan pengambilan sampel dibatasi pada mahasiswa yang menggunakan sepedamotor dan tinggal di Depok serta aktif pada tahun ajaran 2007/2008. Dalam penelitian ini uji pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui merek produk yang dalam proses evaluasinya memerlukan keterlibatan tinggi atau rendah, dan dievaluasi berdasarkan motif utilitarian atau ekspresif serta untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Uji pendahuluan dilakukan dengan melibatkan 100 mahasiswa yang terdaftar aktif pada tahun ajaran 2007/2008 sebagai responden, yang dibagi dalam sepuluh (10) kelompok fokus yang berbeda, sesuai dengan penelitian mengenai pemanfaatan petunjuk dan persuasi yang telah dilakukan (Mandrik, 1999; Zeithaml et al., 1996; Parasuraman et al., 1994). Tabel 1. Trade-off Keterlibatan-Motif dalam Evaluasi Merek No. 1 2 3 4 5
Nama Merek Shogun 125 Jupiter MX Supra X125 Scorpio Z Tiger
Keterlibatan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Motif Utilitarian Utilitarian Utilitarian Utilitarian Utilitarian
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
6 8 9
Tinggi Tinggi Tinggi
Thunder Vario Mio Sporty
Utilitarian Utilitarian Utilitarian
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori, mengingat instrumen yang dipergunakan sudah pernah diuji validitasnya pada peneltian sebelumnya, dengan demikian uji validitas ini bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang apakah instrumen yang ada dapat dipergunakan dalam penelitian ini ataukah tidak. Reliabilitas instrumen diukur menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen memperlihatkan bahwa semua variabel dalam penelitian valid dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini, sebagaimana berikut ini: Tabel 2. Ringkasan hasil uji validitas dan reliabilitas Variabel
Validitas Reliabilitas N = 100 N = 301 N = 100 N = 301
Keterlibatan
Valid
Valid
0,887
0,898
Motif
Valid
Valid
0,821
0,847
NFC
Valid
Valid
0,712
0,703
PertEkonomis Valid
Valid
0,866
0,685
Motivasi
Valid
0,792
0,903
Valid
Karakteristik responden yang menjadi target dalam penelitian ini hanya dilihat berdasarkan jenis kelamin dan usia serta jenjang studi D-3 atau S-1, hal ini disesuaikan dengan target populasi dalam penelitian ini yakni mahasiswa. Tabel 3. Karakteristik Responden berdasar Gender Jumlah % Gender Laki164 54,49 laki Wanita 137 45,51 Total 301 100,0 Sumber: Hasil pengolahan data Sebagaimana terlihat dalam Tabel 3. deskripsi responden berdasarkan Gender adalah sebagai berikut sebanyak 164 orang atau 54.49% adalah laki-laki dan sejumlah 137 orang atau 45.51% adalah wanita.
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Tabel 4. berikut ini memperlihatkan sebaran usia responden penelitian, yakni antara 17 tahun hingga 25 tahun. Tabel 4. Sebaran Usia Responden Usia (Tahun) 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total Jumlah 7 47 97 120 25 1 2 1 1 301 % 2,3 15,6 32,2 39,9 8,3 0,3 0,7 0,3 0,3 100,0 Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel 4. menunjukkan sebaran usia responden antara 17 tahun hingga 25 tahun dengan rincian sebagai berikut: 17 tahun sebanyak 7 orang (2,3%), 18 tahun sebanyak 47 orang (15,6%), 19 sebanyak tahun 97 orang (32,2%), 20 tahun sebanyak 120 orang (39,9%), 21 tahun sebanyak 25 orang (8,3%), 22 tahun sebanyak 1 orang (0,3%), 23 tahun sebanyak 2 orang (0,7%), 24 tahun 1 orang (0,3%), dan 25 tahun 1 orang (0,3%). Tabel 5. berikut ini memperlihatkan gambaran latar belakang pendidikan responden penelitian. Tabel 5. Pendidikan Responden Pendidikan Mhs. D-3 Mhs. S-1 Total
Jumlah 30 271 301
% 10,0 90,0 100,0
Sumber: Hasil pengolahan data Tabel 5. memperlihatkan bahwa responden terdiri dari mahasiswa S-1 sejumlah 271 orang (90%) dan selebihnya adalah mahasiswa D-3 yakni sebanyak 30 orang (10%). Selanjutnya adalah pengujian terhadap hipotesis yang menggambarkan pengaruh masing-masing variabel berikut ini pada motivasi. Pengujian terhadap hipotesis tersebut, dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak AMOS ver. 6, oleh karena itu analisis yang dilakukan mengacu pada hasil analisis jalur dari AMOS. Untuk pengambilan keputusan diterima atau ditolak-nya hipotesis dalam penelitian ini digunakan batas signifikansi (p) sebesar 0,05 atau 5%, dengan kata lain hipotesis diterima bila nilai signifikansi (p) yang diperoleh adalah lebih kecil atau sama dengan 0,05 atau 5% (p ≤ 5%) (Hair et al., 1998; Sekaran, 2000, Mandrik, 1999; Arbuckle, 2005).
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Tabel 6. berikut ini merupakan ringkasan hasil uji hipotesis penelitian, menunjukkan bahwa semua hipotesis diterima. Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis H Estimate 1A Keterlibatan 0,255 Æ Motivasi Æ Motivasi 1B Motif 0,269 1C PertEkonomis Æ Motivasi 0,137 Æ Motivasi 1D NFC 0,159 Æ Evaluasi 2 Motivasi 0,159 Sumber: Hasil pengolahan data, output AMOS
P *** *** 0,009 0,002 0,015
Keterangan Ha diterima; H0 ditolak Ha diterima; H0 ditolak Ha diterima; H0 ditolak Ha diterima; H0 ditolak Ha diterima; H0 ditolak
Kesimpulan Dengan mengacu pada tujuan penelitian serta hasil uji hipotesis maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Keterlibatan, motif, pertimbangan ekonomis dan NFC, berpengaruh positif pada motivasi konsumen dalam evaluasi merek. 2. Motivasi konsumen dalam evaluasi merek berpengaruh positif pada evaluasi merek yang dilakukannya. Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Salah satunya terkait dengan subyek penelitian, analisis yang dilakukan tidak membedakan karakteristik subyek terkait dengan keinginan membelinya, artinya dalam penelitian ini keinginan membeli tidak dibedakan antara subyek pria dan wanita, maupun usia ataupun pendidikannya. Dalam penelitian berikutnya, sebagai misal, dapat digunakan lebih sedikit produk serta lebih sedikit merek dalam instrumen penelitian sehingga dapat mengurangi tendensi kebosanan dari subyek penelitian. Dengan kata lain, dapat dilakukan penelitian untuk masingmasing tipe produk secara sendiri-sendiri dan kemudian hasilnya dapat digabungkan untuk dibuat satu analisis. Selain menggunakan skala PII (Personal Involvement Inventory), untuk pengembangan berikutnya dapat digunakan skala CIP (Consumer Involvement Profile)ataupun skala PIS (Purchase-decision Involvement Scale). Replikasi dan pengembangan berikutnya dapat disarankan untuk melibatkan peran situasi sosial, dengan menggunakan skala ATSCI (Attention to Social Comparison Information), untuk melihat peran situasi sosial dari individu dalam keinginan membeli.
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
DAFTAR PUSTAKA
Aldlaigan, Abdullah H. and Francis A. Buttle, (2001), ”Consumer Involvement in Financial Services: An Empirical Test of Two Measures,” International Journal of Bank Marketing, 19/6, 232-245 Assael, Henry, (2001), Consumer Behavior And Marketing Action, 6th Ed., Thomson Learning, Thomson Asia, Pte., Ltd., Singapore Bolton, Dawn Langkamp and Louis M. Capella, (1995), ”The Myers-Briggs Type Indicator and Need For Cognition,” Working Paper, Western Kentucky University Cacioppo, John T. and Richard E. Petty (1982), "The Need for Cognition," Journal of Personality and Social Psychology, 42, 116-131. Deci, Edward L.; Allan J. Schwartz; Louise Sheinman and Richard M. Ryan, (1981), “An Instrument To Assess Adults’ Orientations Toward Control Versus Autonomy With Children: Reflection On Intrinsic Motivation And Percieved Competence,” Journal of Educational Psychology, Vol. 73, No. 5, 642-650 _________; George Betley; James Kahle; Linda Abram; Joseph Porac, (1981), ”When Trying To Win: Competition And Intrinsic Motivation,” Personality And Social Psychology Bulletin, Vol. 7, No. 1, March, 79-83 Engel, James F.; Roger D. Blackwell; and Paul W. Miniard, (2004), Consumer Behavior, Dryden Press, Harcourt Brace Jovanovich College Publisher, Orlando, Florida Enis, B.M.; K.K. Cox; and M.P. Mokwa, (1991), Marketing Classics: A Selection of Influential Articles, 8th Eds., Prentice Hall International Inc., Upper Saddle River, New Jersey Foxall, Gordon R. and John G. Pallister, (1998), ”Measuring Purchase Decision Involvement for Financial Services: Comparison of Zaichowsky and Mittal Scales,” International Journal of Bank Marketing, 16/5, 180-194 Mandrik, Carter A., (1999), An Information Processing Perspective on Between-Brand Price Premiums: Antecedents and Consequences of Motivation, Dissertation, Faculty of Marketing, Virginia Polytechnic Institute and State University, Blacksburg, Virginia Neese, William T.; Ronald D. Taylor; and Louis M. Capella, (1995), “Using Product Involvement Segmentation to Improve Advertising Productivity,” Working Paper, University of Arkansas at Little Rock
National Conference on Management Research 2008___________________
ISBN: 979-442-242-8
Makassar, 27 November 2008
Parasuraman, A; Valarie A. Zeithaml; Leonard L. Berry, (1994), ”Reassessment of Expectations as a Comparison Standard in Measuring Service Quality: Implications for Future Research,” Journal of Marketing, Vol. 58, (January 1994), 111-124 Ryan, Richard M., Richard Koestner and Edward L. Deci,(1991), ”Ego-Involved Persistence: When Free-Choice Behavior Is Not Intrinsically Motivated,” Motivation and Emotion, Vol. 15, No. 3, 185-205 _________ and Edward L. Deci, (2000), “Self-Determination Theory and the Facilitation of Intrinsic Motivation, Social Development, and Well-Being,” American Psychologist, Vol. 55, No. 1, 68-78 Sekaran, Uma (2000), Research Methodes for Business: A Skill-Building Approach, 3rd Eds, New York: John Wiley & Sons, Inc. Tellis, Gerard J. and Gary J. Gaeth, (1990), “Best Value, Price-Seeking, and Price Aversion: The Impact of Information and Learning on Consumer Choice,” Journal of Marketing, Vol. 54 (April) Tormala, Zakary L. and Richard E. Petty, (2004), “Resistence to Persuasion and Attitude Certainty: The Moderating Role Of Elaboration,” PSPB, Vol.30., No. 11, November 2004, 1446-1457 Vansteenkiste, Maarten; Edward L. Deci, (2003), “Competitively Contingent Rewards and Intrinsic Motivation: Can Loser Remain Motivated?,” Motivation and Emotion, Vol. 27, No. 4, 273-299 Zeithaml, Valerie A.; Leonard L. Berry and A. Parasuraman, (1996), “The Behavioral Consequences of Service Quality”, Journal of Marketing, Vol. 60 (April) Zuckerman, Miron; Joseph Porac; Drew Lathin; Raymond Smith and Edward L. Deci, (1978), ”On The Important Of Self-Determination For Intrinsically Motivated Behavior,” Personality and Social Psychology Bulletin, Vol. 4, No. 3, July 1978