ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP TINGKAT COST OF DEBT (Studi pada Perusahaan Sektor Utama yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011)
Katarina Sihombing1, Dr. Ludovicus Sensi Wondabio2 1
2
Mahasiswa Departemen Akuntansi, FE UI, Kampus UI Depok 16424 Staff Pengajar Departemen Akuntansi, FE UI, Kampus UI Depok 16424 1
[email protected]
ABSTRAK Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah good corporate governance dan kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap tingkat Cost of Debt pada perusahaan sektor utama di Indonesia pada tahun 2009-2011. Good corporate governance diproksikan dengan proporsi dewan komisaris, kepemilikan institusional. Kualitas audit diukur dengan menggunakan metode dummy atas kriteria kualitas audit yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat efektifitas Dewan Komisaris pada perusahaan sektor utama di Indonesia terbukti berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat cost of debt perusahaan, serta kepemilikan institusionl dan kualitas audit terbukti berpengaruh negatif secara signifikan terhadap tingkat cost of debt perusahaan. ABSTRACT This study aims to determine the influence between good corporate governance and audit quality significantly the level of Cost of Debt on primary sector companies in Indonesia in 2009-2011. Good corporate governance is proxied by the proportion of the board of commissioners, institutional ownership. Audit quality is measured using a dummy method on audit quality criteria that have been established. This study uses firm size and leverage as control variables. Results of this study concluded that the effectiveness of the company's Board of Commissioners of the main sectors in Indonesia proved positive and significant effect on the level of cost of debt of the company, as well as ownership and audit quality proven institusionl significant negative effect on the level of cost of debt of the company. Through the results obtained, it is advisable for the company - a public company in Indonesia for more attention and serious about the implementation of Corporate Governance, which is proven to help in reducing the cost incurred due to external funding. Keyword: Good corporate governance, audit quality, cost of debt.
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
1.
Pendahuluan Sasaran utama pembangunan jangka panjang negara Indonesia adalah
pencapaian struktur ekonomi yang seimbang yaitu terdapatnya kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang didukung oleh kemampuan dan kekuatan sektor bahan baku (pertanian dan pertambangan) yang tangguh. Transformasi struktural perekonomian Indonesia menuju ke corak yang industrial tidak dengan sendirinya melenyapkan nuansa agraritasnya. Berbagai teori pertumbuhan ekonomi klasik dan studi empiris Bank Dunia menunjukkan, bahwa sukses pengembangan sektor industri di suatu negara selalu diiringi dengan perbaikan produktivitas dan pertumbuhan berkelanjutan di sektor pertanian. Di banyak negara, sektor utama yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan yang berhasil merupakan prasyarat bagi pembangunan sektor industri dan jasa. Pada tahap pertama pembangunan dititikberatkan pada pembangunan sektor bahan baku dan industri penghasil sarana produksi bahan baku. Pada tahap kedua, pembangunan dititikberatkan pada industri pengolahan penunjang sektor pertanian (agroindustri) yang selanjutnya secara bertahap dialihkan pada pembangunan industri mesin dan logam. Dalam perkembangan usaha saat ini tuntutan untuk mengelola suatu entitas dengan akuntabel dan transparan sangat diperlukan. Dimana salah satu bentuk transparansi yang lebih luas kepada publik adalah dengan menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Cadbury (2004) memberikan pengertian GCG yaitu keseimbangan antara tujuan ekonomi dan sosial serta tujuan individu dan tujuan komunitas, disamping itu juga menekankan akuntabilitas dalam pengelolaan segala sumber daya yang memperhatikan seluruh kepentingan, baik individu, perusahaan dan masyarakat. Menurut Chu et al. (2009), Corporate governance memiliki peran sebagai moderator dalam hubungan antara kesehatan keuangan perusahaan dan default risk. Default risk merupakan probabilitas perusahaan dalam ketidakmampuan atau kesengajaan dalam tidak terpenuhnya pemenuhan kewajiban utangnya, yang dapat menyebabkan memburuknya kondisi banyak bank maupun investor, akibat kerugian yang ditimbulkan. Untuk itu, kreditur membutuhkan suatu perlindungan
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
dalam melakukan transaksi perjanjian pendanaan. Salah satu bentuk perlindungan terhadap pendanaan adalah cost of debt. Dimana ukuran cost of debt sebuah perusahaan, tergantung dari default risk perusahaan. Salah satu cara mencegah terjadinya default risk agar mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari bank adalah meningkatkan efektifitas tindakan pengawasan yang ada di dalam perusahaan. Dalam penelitian ini, tindakan pengawasan yang dimaksud adalah meningkatkan mekanisme praktik good corporate governance dan meningkatkan kualitas audit dalam perusahaan. Penerapan good corporate governance akan mengurangi default risk. Melalui penerapan GCG yang tinggi dapat memberikan manfaat kepada perusahaan dalam hal pendanaaan dari luar (external financing), hal ini disampaikan oleh Blom dan Schauten (2006) yang mengatakan bahwa investor cenderung melihat tingkat penerapan GCG sebagai indikator besarnya tingkat risiko sebuah perusahaan sebelum melakukan keputusan pemberian pendanaan. Pandangan lain untuk pengukuran tingkat penerapan GCG di sebuah perusahaan dikemukakan oleh Kurniawan dan Indrianto (2000) yang menyatakan bahwa tidak hanya struktur organ perusahaan seperti dewan direksi dan dewan komisaris saja yang harus ada dan dibentuk, tetapi juga harus diperhatikan efektifitasnya, sehingga tugas dan tanggung jawab dapat berjalan dengan jelas dan tidak kabur. Begitu juga menurut Pamudji dan Trihartati (2007) yang menyatakan bahwa keberadaan komite audit saja belum cukup untuk menghindarkan perusahaan dari kasus-kasus keuangan terutama kasus manajemen laba. Komite audit ternyata juga membutuhkan independensi dan efektivitasnya dalam mengawasi proses pelaporan keuangan. Penelitian tentang good corporate governance dan kualitas auditor pada perusahaan manufaktur telah banyak dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Juniarti dan Sentosa (2009) yang meneliti pengaruh struktur CG yaitu proporsi komisaris independen, struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional, keberadaan komite remunasi dan nominasi, kualitas audit dan voluntary disclosure terhadap tingkat cost of debt. Penelitian Juniarti dan Sentosa (2009) menemukan adanya pengaruh negatif struktur kepemilikan institusional dan kualitas audit terhadap tingkat cost of debt.
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
Namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Juniarti dan Sentosa (2009) adalah penelitian ini meneliti pengaruh struktur CG terhadap tingkat cost of debt pada perusahaan sektor utama. Perbedaan lainnya adalah variabel CG yang digunakan pada penelitian ini diproksikan berdasarkan efektifitas dewan komisaris yang diukur dengan scoring yang digunakan oleh Hermawan, (2009). Sektor utama cukup menarik untuk diteliti dikarenakan memiliki bentuk perusahaan yang unik dalam kepemilikan assetnya dan sektor utama sebagai perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan manufaktur belum banyak diteliti peran good corporate governance dalam pengaruhnya oleh tingkat cost of debt dari kreditor. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah efektifitas dewan komisaris dan kepemilikan oleh institusioal berpengaruh terhadap cost of debt, serta apakah kualitas audit juga berpengaruh terhadap cost of debt. 2.
Pengembangan Hipotesis Kinerja dewan komisaris terlihat ketika terdapat pengangawasan yang
efektif terhadap kegiatan manajemen dimana peluang manajemen dapat dicegah. Efektifitas dewan komisaris terbukti dipengaruhi oleh beberapa karakteristik, yaitu independensi, aktivitas, size dan kompetensi dewan komisaris (Zhou dan Chen, 2004). Karakteristik dari efektifitas dewan komisaris tersebut dapat dibentuk suatu skor dikarenakan karakteristik tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling
mempengaruhi
dalam
efektifitas
dewan
komisaris.
Skor
akan
mencerminkan tingkat efektifitas dari dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya. Apabila perusahaan memiliki skor efektifitas dewan komisaris yang tinggi, maka peran pengawasan dewan komisaris diharapkan efektif sehingga kreditur akan memberikan biaya pinjaman yang rendah pada perusahaan. H1: Skor efektifitas dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap cost of debt.
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen dengan pengawasan yang optimal. Apabila perusahaan menggunakan hutang dalam jumlah yang besar untuk mendanai suatu proyek dan berisiko tinggi mengalami kegagalan, maka pemegang saham institusional tersebut dapat langsung menjual saham yang dimilikinya. Crutchley & Hansen (1999) yang menyatakan bahwa kepemilikan oleh institusional juga dapat menurunkan agency costs, karena dengan adanya monitoring yang efektif oleh pihak institusional menyebabkan penggunaan utang menurun. Hal ini karena peranan utang sebagai salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh kepemilikan institusional. Dengan demikian kepemilikan institusional dapat mengurangi agency cost of debt. Meningkatnya kinerja perusahaan membuat risiko perusahaan juga kecil sehingga kreditur meminta return yang lebih rendah. Lebih lanjut, dampak kepemilikan institusional lebih kuat untuk debitur dengan tingkat asimetri informasi yang lebih tinggi. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif baik secara statistik maupun ekonomi terhadap biaya pinjaman. Kepemilikan institusional adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi (Beiner et al. 2003). Investor institusional berperan secara aktif dalam corporate governance dengan mengurangi tingkat risiko dari perusahaan tempat mereka menginvestasikan portfolionya melalui pengawasan manajemen yang efektif. Berdasarkan uraian di atas, perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah : H2 : Proporsi kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap cost of debt.
Penelitian yang dilakukan oleh Chu et al. (2009) menunjukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big-4 menikmati biaya pinjaman bank yang lebih rendah. Hal tersebut disebabkan karena KAP yang berukuran besar reputasinya lebih terpercaya di mata publik sehingga akan melakukan aktivitas auditing secara lebih berhati-hati. Corporate governance yang efektif memerlukan kualitas auditor yang andal. Sanders dan Allen (1993), dalam Juniarti dan Sentosa, (2009) menyatakan
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
bahwa laporan keuangan yang diaudit oleh KAP big four secara statistik berpengaruh positif terhadap peringkat hutang suatu perusahaan dimana akan membuat biaya hutang menjadi lebih rendah. Laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh KAP big four dapat lebih dipercaya oleh kreditor sehingga kreditor memiliki keyakinan terhadap perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat biaya hutang. Penelitian Juniarti dan Sentosa, (2009) membuktikan bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap biaya hutang (cost of debt). Demikian pula, penelitian yang dilakukan Kim et al. (2007) yang menunjukan bahwa bank-bank mengenakan tarif lebih rendah untuk perusahaan yang diaudit KAP big-4 daripada perusahaan yang diaudit KAP non big-4. Bank memperhitungkan kualitas audit ketika menilai kualitas pelaporan keuangan dan menentukan kontrak perjanjian pinjaman. Berdasarkan uraian di atas, perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: H3 : Kualitas Audit berpengaruh negatif terhadap cost of debt.
3.
Model Penelitian Untuk melihat hubungan antar variabel maka digunakan model regresi
sebagai berikut: COD = α + α1DEKOMit + α2INSTit + α3KAit + α4LEVit + α5SIZEit + εit Dimana: COD
DEKOM INST KA LEV SIZE
: Tingkat suku bunga yang terdapat dalam transaksi pinjaman dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang : Skor efektifitas dewan komisaris perusahaan i pada periode t : Persentase saham perusahaan i yang dimiliki oleh institusi pada periode t : Kualitas audit pada perusahaan i pada periode t : Rasio total liabilities terhadap total asset perusahaan i pada periode t : Ukuran perusahaan i pada periode t
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
•
Cost of debt (COD) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah cost of debt. Cost of debt
adalah biaya yang diberikan oleh kreditur kepada perusahaan atas transaksi pinjaman yang dilakukan. Pada penelitian ini Cost of debt dinyatakan dengan variabel COD. Biaya hutang meliputi tingkat bunga yang harus dibayar oleh perusahaan ketika melakukan pinjaman. Sehingga cost of debt dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana : Interest expense : Beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan pada tahun
•
Efektifitas dewan komisaris (DEKOM) Efektivitas dewan komisaris, variabel ini diukur dengan menggunakan
checklist efektivitas dewan komisaris (Hermawan, 2009). Pemeringkatan skor tersebut adalah sebagai berikut: Good : memenuhi semua kriteria, diberi skor 3 Fair : hanya memenuhi sebagian kriteria saja, diberi skor 2 Poor : tidak memenuhi kriteria atau tidak ada informasi sama sekali, diberi skor 1.
•
Kepemilikan institusional (INST) Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh investor institusional, seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
asuransi, institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya (Juniarti dan Sentosa, 2009). Penelitian ini menggunakan persentase kepemilikan institusional.
•
Kualitas audit (KA) Kualitas Audit KAP, variabel ini merupakan variabel dummy, yaitu 1 jika
bank diaudit oleh KAP Big Four dan 0 jika diaudit oleh KAP Non Big Four.
•
Rasio leverage (LEV) Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar sebuah
perusahaan menggunakan utang dari luar untuk membiayai operasi maupun ekspansi dirinya. Anderson et al. (2004) pada penelitiannya menggunakan variabel kontrol leverage dalam menghitung besarnya tingkat cost of debt, dan menemukan bahwa tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat cost of debt.
•
Ukuran perusahaan (SIZE) SIZE merupakan variabel untuk ukuran perusahaan. Claessens et al.
(2002) mengatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang positif berkaitan dengan nilai perusahaan, karena semakin besar perusahaan maka memiliki pengungkapan (disclosure), likuiditas, perhatian dari analis, dan diversifikasi aktivitas perusahaan untuk mengurangi adanya risiko financial distress yang lebih baik. Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan proxy Log total asset yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun (Mendez dan Gracia, 2007), sehingga bentuk persamaan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : SIZE(t)
= Ln(total aset(t))
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
4.
Analisis dan Hasil Pembahasan
4.1
Deskripsi Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergolong dalam
sektor utama. Total perusahaan sektor utama yaitu sektor pertambangan dan sektor pertanian yang secara konsisten terdaftar pada periode 2009-2011 di Bursa Efek Indonesia sebanyak 129 perusahaan. Perusahaan dengan annual report yang tidak dapat diperoleh 2009-2011 sebanyak 24. Perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangan per 31 Desember sebanyak 3 perusahaan. Tabel 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Deskripsi Jumlah perusahaan yang terdaftar pada tahun 2009 Jumlah perusahaan yang terdaftar pada tahun 2010 Jumlah perusahaan yang terdaftar pada tahun 2011 Perusahaan yang terus terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011 Perusahaan dengan annual report yang tidak dapat diperoleh 2009-2011 Perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangan per 31 Desember Perusahaan sektor utama yang mendapat pendanaan dari pihak ketiga pada periode 2009 – 2011 Jumlah Sampel 4.2
Jumlah Perusahaan 43 47 50 129 (24) (3) (0) 102
Statistik Deskriptif Tabel 4.2 Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum
Mean
COD DEKOM
102 102
0,000145 0,647058
0,134323 0,921568
0,041315 0,785659
INST KA SIZE
102 102 102
LEV Valid N (listwise)
102 102
Std. Deviation 0,033077 0,080598
0,226251 0,052600 0,985500 0,581151 0,495 0 1 0,41 109.355.000.000 78.765.000.000.000 8.656.000.000.000 14.258.000.000.000 0,345686 0,0026178 3,001522 0,495882
Keterangan: COD = tingkat cost of debt; SIZE = ukuran perusahaan; LEV= rasio total hutang dengan total asset; DEKOM = scoring efektifitas dewan komisaris; INST = persentase kepemilikan insitusional; KA = kualitas audit, bernilai 1 untuk KAP big 4, 0 apabila sebaliknya
Sumber : Hasil olah data SPSS
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.2 diatas menunjukkan hasil pengukuran atas masing-masing variabel yang digunakan pada penelitian ini. Variabel COD merupakan variabel dependen penelitian ini. Sedangkan variabel INST dan KA merupakan variabel independen dan variabel SIZE dan LEV merupakan variabel kontrol penelitian ini. Uraian mengenai hasil perhitungan statistik deskriptif di atas adalah sebagai berikut : •
Rerata variabel cost of debt (COD) yang diukur dari tingkat suku bunga yang terdapat dalam transaksi pinjaman dihitung menggunakan metode rerata tertimbang menunjukkan angka 0,041315 dimana dapat diperkirakan rata-rata tiap perusahaan mendapatkan 4,13% untuk beban bunga yang ditanggung atas kegiatan pendanaan yang dilakukan. Cost of debt minimum adalah sebesar 0,014% dimana ini ditanggung oleh perusahaan Garda Tujuh Buana Tbk. dan maksimum adalah 13,43% dimana ini ditanggung oleh perusahaan Energi Mega Persada Tbk.
•
Variabel DEKOM (efektifitas dewan komiaris) merupakan variabel independen yang diukur dengan menggunakan rasio dari total nilai checklist yang dikembangkan oleh Hermawan (2009). Nilai minimum sebesar 0,647 menunjukkan bahwa terdapat perusahaan yang memiliki kategori poor untuk seluruh kriteria pada checklist tersebut. Artinya, perusahaan tersebut tidak menyajikan informasi atau belum memenuhi Keputusan PT Bursa Efek Jakarta nomor: KEP-305/BEJ/07-2004 tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang diterbitkan oleh perusahan tercatat dan peraturan Peraturan Bapepam Nomor IX.I.6 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik. Sedangkan nilai maksimum sebesar 0,9855 menunjukkan bahwa terdapat perusahaan yang memiliki kategori good untuk seluruh kriteria pada checklist tersebut. Artinya, perusahaan telah memenuhi seluruh peraturan BEI dan BapepamLK terkait komite audit dan bahkan dapat memberikan kualitas yang lebih dari yang 0,7856 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan non keuangan
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
yang terdaftar di BEI telah memiliki nilai fair atas hampir seluruh kriteria yang disebutkan pada checklist efektifitas dewan komisaris. •
Rerata variabel kepemilikan institusional (INS) pada perusahaan sampel adalah sebesar 0,581151, dengan rentang nilai antara 0,052600 hingga 0,9855. Nilai standar deviasi sebesar 0,226251 menunjukkan bahwa nilai variabel ini tidak tersebar, tetapi terkonsentrasi pada satu nilai, yaitu nilai 0 yang menunjukkan bahwa sebagian kecil perusahaan pada sampel bukan bagian dari kelompok usaha. Variabel kepemilikan institusional dihitung berdasarkan presentasi kepemilikan oleh institusi atau badan usaha lain.yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunannya. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa rerata perusahaan sampel hanya memiliki 0,581151 atau sebesar 58,11% dari total kepimilikan saham yang dimiliki tiap sample perusahaan yang artinya sebagian perusahaan di Indonesia dikendalikan oleh institusi-institusi lain.
•
Variabel KA (kualitas audit) merupakan variabel independen yang diukur dengan variabel dummy. Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata kualitas audit sebesar 0,41. Artinya, dari 102 sample perushaan yang masuk pada sektor utama hanya 42 perusahaan yang memakai KAP big 4 sedangkan 60 perusahaan yang dijadikan sample penelitian tidak menggunakan KAP big 4. Berikut diagram kualitas audit atas sampel perusahaan pada penelitian ini: Gambar 4.1 Diagram Kualitas Audit Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
41.00%
Perusahaan yang Diaudit oleh KAP big 4
59.00% Perusahaan yang Diaudit oleh KAP non-‐big 4
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
•
Variabel SIZE dan LEV adalah variabel kontrol. Rerata variabel ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan angka Rp 8.656.000.000.000 dengan rentang nilai antara Rp 109.355.000.000 dan Rp 78.765.000.000.000. Dari hasil deskriptif statistik diketahui bahwa rerata perusahaan sampel pada periode pengamatan memiliki nilai ukuran perusahaan sebesar Rp 8.656.000.000.000 menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan sampel adalah perusahaan dengan ukuran yang cukup besar bila dilihat dari total aset yang dimiliki. Rerata variabel leverage (LEV) sesuai dengan hasil deskriptif statistik adalah sebesar 0,495882 dimana menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan sample menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari kredit.
4.3
Uji Hipotesis Tabel 4.10 Hasil Regresi Model Penelitian
Unstandardized Coefficients
Expected Sign
Model
(Constant)
Sig.
B
Std. Error
-0,239
0,068
0,001
DEKOM
-
0,122
0,038
0,002
INST
-
-0,028
0,013
0,038
KA
-
-0,028
0,007
0,000
SIZE
-
0,017
0,005
0,001
LEV
+
0,012
0,009
0,167
Keterangan: COD = tingkat cost of debt; SIZE = ukuran perusahaan; LEV= rasio total hutang dengan total asset; DEKOM = scoring efektifitas dewan komisaris; INST = persentase kepemilikan insitusional; KA = kualitas audit, bernilai 1 untuk KAP big 4, 0 apabila sebaliknya
Sumber : Hasil olah data SPSS
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
4.3.1
Pengaruh Efektifitas Dewan Komisaris Terhadap Cost of Debt Pengujian hipotesis dalam penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh
dari efektifitas dewan komisaris terhadap cost of debt yang dihasilkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.11, terlihat bahwa variabel DEKOM memiliki koefisien positif tidak seperti yang diharapkan, namun setelah dilakukan regresi terhadap model penelitian terbukti bahwa variabel independen DEKOM memiliki hubungan yang cukup signifikan pada α = 5% dengan variabel dependen yaitu tingkat cost of debt, terlihat dari signifikansinya sebesar 0.002 yaitu lebih kecil dari 0,05 atau berada pada area H1 diterima. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa efektifitas Dewan Komisaris suatu perusahan tidak terbukti berpengaruh negatif terhadap tingkat cost of debt yang akan diterima perusahaan tersebut, hasil tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi awal yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara efektifitas dewan komisaris terhadap tingkat cost of debt perusahaan. Hasil tersebut tidak didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anderson.et al, 2004, Byun, 2007, serta Blom dan Schauten, 2006 yang mendapatkan hasil, yaitu bahwa penerapan Corporate Governance yang diwujudkan dalam tingkat efektifitas dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap tingkat cost of debt perusahaan. Anderson. et al (2004) menyatakan dalam kesimpulan penelitiannya bahwa dewan komisaris bertanggung jawab penuh pada pengawasan, pengevaluasian, dan pengaturan dalam sistem menajemen perusahaan, dari sisi perspektif kreditur hal ini dianggap penting karena peran dewan komisaris sangat berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan yang akan digunakan oleh kreditur dalam penilaian. Hal ini dimungkinkan karena keberadaan anggota komisaris dalam struktur dewan komisaris hanya untuk memenuhi persyaratan dan suatu keharusan bagi perusahaan yang menerapkan good corporate governance. Hasil penelitian ini, juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Klein (1997) dan Brickley et al. (1997) yang menyatakan bahwa tidak ada jaminan dengan banyak komposisi komisaris independen dan pemisahan posisi pimpinan dewan komisaris dengan CEO akan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hanya
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
saja hal tersebut tidak dibarengi dengan adanya tindakan yang serius dalam menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance. Penempatan atau penambahan anggota dewan komisaris independen dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal, sementara pemegang saham mayoritas (pengendali) masih memegang peranan penting sehingga kinerja dewan tidak meningkat (Boediono 2005). Siregar dan Siddharta (2005) juga menyatakan bahwa pengangkatan dewan komisaris oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan good corporate governance (GCG) di dalam perusahaan. Sehingga peranan komisaris dalam menciptakan transparansi belum dapat terlihat oleh kreditur.
4.3.2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Cost of Debt Pengujian hipotesis dalam penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh dari kepemilikan institusional terhadap cost of debt yang dihasilkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.11, terlihat bahwa variabel INS memiliki koefisien negatif seperti yang diharapkan, dan setelah dilakukan regresi terhadap model penelitian terbukti bahwa variabel independen INS memiliki hubungan yang cukup signifikan pada α = 5% dengan variabel dependen yaitu tingkat cost of debt, terlihat dari signifikansinya sebesar 0.038 yaitu lebih kecil dari 0,05 atau berada pada area H2 diterima. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa efektifitas kepemilikan institusional suatu perusahan terbukti berpengaruh negatif terhadap tingkat cost of debt yang akan diterima perusahaan tersebut, hasil tersebut sesuai dengan ekspektasi awal yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara efektifitas dewan komisaris terhadap tingkat cost of debt perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yaitu, sesuai dengan Crutchley & Hansen (1999), Roberts dan Yuan (2006), serta (Beiner et al. 2003). Hal ini menunjukkan bahwa adanya kepemilikan institusional memberikan pengaruh yang berarti sebagai tindakan monitoring yang dilakukan kepada pihak manajemen. Semakin besar tingkat kepemilikan saham oleh institusi, maka semakin efektif pula mekanisme kontrol terhadap kinerja manajemen. Sehingga
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
kreditur memandang resiko perusahaan rendah dan tentu saja hal ini berdampak pada cost of debt yang ditanggung perusahaan sebagai return yang diminta oleh kreditur.
4.3.3. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Cost of Debt Pengujian hipotesis dalam penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh dari kualitas audit terhadap cost of debt yang dihasilkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.11, terlihat bahwa variabel KA memiliki koefisien negatif seperti yang diharapkan, dan setelah dilakukan regresi terhadap model penelitian terbukti bahwa variabel independen INS memiliki hubungan yang cukup signifikan pada α = 5% dengan variabel dependen yaitu tingkat cost of debt, terlihat dari signifikansinya sebesar 0.000 yaitu lebih kecil dari 0,05 atau berada pada area H3 diterima. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa kualitas audit suatu perusahan terbukti berpengaruh negatif terhadap tingkat cost of debt yang akan diterima perusahaan tersebut, hasil tersebut sesuai dengan ekspektasi awal yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara kualitas terhadap tingkat cost of debt perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yaitu, sesuai dengan Chu et al. (2009), Sanders dan Allen (1993), Juniarti dan Sentosa, (2009), serta Kim et al. Semakin besar kualitas audit, maka cost of debt perusahaan semakin kecil. Perusahaan memilih menggunakan KAP big-four karena memiliki reputasi yang baik. Demi menjaga reputasinya, KAP big-four menggunakan sistem yang lebih baik, sumber daya manusia yang berkualitas, dan bertindak lebih berhati-hati dalam melakukan proses pemeriksaan (auditing). Hal ini dipandang sebagai hal yang positif bagi pihak kreditur karena perusahaan tersebut dinilai lebih transparan, sehingga resiko perusahaan lebih rendah dan cost of debt yang ditanggung perusahaan juga kecil.
4.3.4. Pengaruh Variabel Kontrol Terhadap Cost of Debt Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.11, terlihat bahwa variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan memiliki koefisien positif tidak seperti
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
yang diharapkan sedangkan variabel kontrol berupa leverage memiliki koefisien positif seperti yang diharapkan. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan suatu perusahan tidak terbukti berpengaruh positif terhadap tingkat cost of debt yang akan diterima perusahaan tersebut dan hasil pengujian untuk leverage suatu perusahan terbukti berpengaruh negatif terhadap tingkat cost of debt yang akan diterima perusahaan tersebut namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan dikarenakan α > 5%. Hasil tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi awal yang menyatakan bahwa terdapat hubungan, seperti yang diperoleh oleh Anderson et al. (2003) dalam penelitiannya yang mendapatkan kesimpulan bahwa tingkat leverage berpengaruh positif. Hasil ini dapat menunjukan bahwa kreditor ada yang berpendapat apabila perusahaan yang akan diberikan pendanaan memiliki rasio leverage yang tinggi dimana rasio leverage yang tinggi menggambarkan total hutang yang tinggi sehingga perusahaan tersebut dinilai memiliki manajemen yang yakin bahwa dengan perolehan hutang manajemen dapat mengembangkan kegiatan perusahaan sehingga hutang yang tinggi tidak selalu memberikan tanda positif untuk tingkat cost of debt. Sementara untuk variabel kontrol berupa ukuran perusahaan tidak sesuai dengan ekspektasi awal yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Darmawati et al. (2004) yang menyatakan bahwa pengaruh ukuran perusahaan terhadap corporate governance masih belum jelas arahnya. Ukuran perusahaan yang besar belum tentu memberikan jaminan kepada kreditur atas pinjaman yang telah mereka berikan. Perbedaan hasil pada ekspetasi awal juga dapat dipertimbangkan dari sampel perusahaan yang diteliti. Sektor utama yaitu perusahaan yang menghasilkan bahan baku memiliki asset yang tidak mencerminkan nilai yang sesungguhnya yang mana resource yang dimiliki perusahaan berada di dalam bumi, pengakuan asset dilakukan jika sudah digali dan berada diatas bumi. Oleh sebab itu dimungkinkan bahwa kreditor belum tentu melihat ukuran perusahaan pada perusahaan sektor utama dimana diproksikan oleh total asset untuk memberikan tingkat cost of debt yang rendah.
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
5.
Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran
5.1
Kesimpulan Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh tingkat efektifitas dewan
komisaris dan komite audit terhadap tingkat cost of debt perusahaan. Setelah dilakukan pengujian regresi linier pada kedua variabel independen tersebut, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.
Tidak terbukti bahwa tingkat efektifitas dewan komisaris berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap tingkat cost of debt,
2.
Terbukti bahwa tingkat kepemilikan institusional berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap tingkat cost of debt,
3.
Terbukti bahwa tingkat kualitas audit berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap tingkat cost of debt,
4.
Pada variabel kontrol yang digunakan yaitu ukuran perusahaan dan rasio leverage tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap cost of debt.
5.2
Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan seperti :
1.
Banyaknya perusahaan yang belum men-submit annual report di Bursa Efek Indonesia menyebabkan berkurangnya sampel yang akan diteliti.
2.
Scoring yang dilakukan untuk mengetahui tingkat penerapan GCG pada setiap perusahaan bersifat judgement dari penulis, sehingga dapat saja terjadi perbedaan penilaian dengan penelitian lain. Kriteria penilaian yang digunakaan untuk memperoleh Good, Fair, dan Poor yang dapat mengandung bias.
3.
Scoring yang dilakukan pada komite audit dan komisaris independen menyebabkan penilaian dapat menjadi kurang akurat, karena bias terjadi perusahaan yang mendapat nilai Poor karena tidak mengungkapkan secara lengkap sebenarnya memiliki dewan komisaris dan komite audit yang efektifiasnya tinggi.
4.
Penelitian hanya menggunakan data perusahaan sektor utama.
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
5.3
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis keterbatasan dalam penelitian ini,
maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1.
Memperluas sampel penelitian untuk seluruh industri yang terdaftar di BEI, memperbanyak, serta memperpanjang jumlah tahun penelitian, sehingga hasilnya dapat digeneralisasi.
2.
Ada baiknya menggunakan data indeks Corporate Governance dari pihakpihak yang telah memiliki data-data tersebut (IICD dll), sehingga menghindari hasil indeks Corporate Governance yang berbeda-beda diantara penulis, dan dapat dijadikan pegangan bagi para users.
3.
Jika memungkinkan proxy untuk Corporate Governance dapat diperluas atau ditambah lagi. Dan dapat juga untuk peran dewan komisaris dan komite audit dilakukan dengan observasi langsung proses kegiatan pengawasannya sehingga tampak jelas efektifitas.
4.
Bagi dunia akademis disarankan untuk lebih lagi meneliti mengenai bagaimana dampak dari efektifitas komite audit, hal ini dikarenakan kreditur tidak menganggap informasi tersebut cukup penting untuk diperhitungkan dalam keputusan pemberian pendanaan. Jika diperoleh penelitian yang positif mengenai hubungan antara efektifitas komite audit yang dapat menurunkan.
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
DAFTAR REFERENSI
Anders Jonsson, Gunilla Svingby. (2007). The use of scoring rubrics: Reliability, validity and educational consequences. Educational Research Review 2, 130-144 Anderson, R. C., S. A. Mansi, and D. M. Reeb. (2004). Board characteristics accounting report integrity, and the cost of debt. Journal of Accounting and Economics 37:315-342. Bhojraj, S., and P. Sengupta. (2003). Effect of Corporate Governance on Bond Ratings and Yields: The role of institutional investors and outside directors. Journal of Business 76:455-475. Cadbury. (2004). Corporate Governance and Development. Global Corporate Governance Forum. Chae, J. Kim, S., and Lee, E. (2009). How corporate governance affects payout policy under agency problems and external financing constrains. Journal of banking and Finance, Vol. 33, pp. 2093-2101. Darmawati, Deni, R.G.R. & Khomsiyah. (2004). Hubungan corporate governance dan kinerja perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar Bali. DeAngelo, L. E. (1981). Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics, 3, 183-199. Francis, J.R., K.I. Khurana, and R. Pereira. 2005. Disclosure incentives and effects on cost of capital around the world. The Accounting Review, 80(4), 1125-1162. Frank J. Fabozzi. (2007). Yield Measures, Spot Rates, and Forward Rates. Copyright 2007 John Wiley & Sons, Inc. Hae-Young Byun. (2007). The Cost of Debt capital and Corporate Governance Practices. Asia-Pasific Journal of Financial Studies (2007) v36 n5 pp765806. Hermawan, A. A. (2009). Pengaruh Efektifitas Dewan Komisaris dan Komite Audit, Kepemilikan Keluarga, dan Peran Montoring Bank Terhadap Kandungan Informasi Laba. Disertasi. Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Ilmu Akuntansi. Universitas Indonesia. IICG. 2012. Tata Kelola, (http://iicg.org/iicg/home.php?type=1&pageno=3, diakses 17 Juli 2013). Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013
Ivan E. Brick, N. K. Chidambaran. (2010). Board Meetings, Committee Structure, and Firm Value. Journal of Corporate Finance 16 (2010) 533-553. Jensen, M., & Meckling, W. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Finance Economics, 3, 305-360. Jensen, M. C. (1993), The Modern Industrial revolution, Exit and the Failure of Internal Control Systems. Journal of Finance, vol. 48, no. 3, pp. 831-880. Juniarti, dan Agnes A.S. (2009). Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure terhadap Biaya Hutang (Costs of Debt., Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 2, November: 88-100. KNKG (2009, November 29). Pedoman Good Corporate Governance Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Indonesia. Newell, R., and Wilson, G. 2002. A premium for good governance. The MCKinsey Quartely 3, 20-23. Organization for Economic Co-Operation and Development. (2004). OECD Principles of Corporate Governance. Sengupta, P. (1998). Corporate disclosure quality and the cost of debt. The Accounting Review 73 (4):459-474. Stephen A. Chae, Randolph W. Westerfield, Jeffrey Jaffe. (2008). Corporate Finance. 8ed. – Boston : McGraw-Hill/Irwin, c2008. Veronica, Sylvia, dan Yanivi S Bachtiar. 2004. Good Corporate Governance Information Asymetry and Earnings Management. Artikel yang Dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 7 Denpasar tanggal 2 -3 Desember 2004 Wardhani, Ratna. 2009. Pengaruh proteksi bagi investor, konvergensi standar akuntansi, implementasi corporate governance, dan kualitas audit terhadap kualitas laba: Analisis lintas negara Asia. Disertasi Program Studi Ilmu Akuntansi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Widyaningdyah, Agnes; 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Yeniatie, dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 1, April, Hlm. 1-16.
Analisis Pengaruh ..., Katarina Sihombing, FE UI, 2013