ANALISIS PENETRASI PRODUK DALAM MENINGKATKAN MARKET SHARE PERUSAHAAN (Studi Pada PT Medion Farma Jaya Wilayah Makassar) Oleh: Drs. Muhammad Basir, M.Si STIE YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis market share, dan tingkat pertumbuhan yang dicapai perusahaan dengan mengambil kasus pada PT Medion Farma Jaya Wilayah Makassar, dalam upaya mencapai tujuan strategi penetrasi pasar yang dilakukan perusahaan di wilayah pemasaran Makassar. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif-kuantitatif dengan basis data historis perusahaan selama lima tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pangsa pasar (market share) produk antiseptic PT Medion Farma Jaya Makassar mengalami penurunan dari 66,60 persen pada periode bulan Januari tahun 2006 menjadi 64,34 persen pada periode Desember tahun 2006. Namun, posisi tersebut masih menempatkan PT Medion Farma Jaya Makassar sebagai market leader dalam pasar produk antiseptic untuk hewan di Makassar.Strategi penetrasi pasar produk antiseptic yang dilakukan oleh PT Medion Farma Jaya Makassar belum berhasil meningkatkan penjualan produknya. Hal ini tercermin dari adanya kecenderungan (trend) penjualan produk antiseptic PT Medion Farma Jaya Makassar menurun pada tahun 2007, namun bagi industri terdapat kecenderungan (trend) meningkat. Kata kunci: Penetrasi pasar, strategi penetrasi, market share, pertumbuhan. PENDAHULUAN Latar Belakang Seperti diketahui dengan melalui pemasaran, menimbulkan adanya pertukaran (exchange) atau terjadinya transaksi jual beli antara pihak yang satu dengan pihak lainnya. Terjadinya transaksi ini akan menjembatani perusahaan untuk memperoleh laba. Tempat terjadinya transaksi ini adalah pasar, baik pasar saat ini (actual) maupun pasar potensial. Karena itu, bagi perusahaan/pemasar, pasar merupakan lahan yang potensial untuk digarap, tetapi sekaligus merupakan ajang persaingan dan ukuran kinerja bagi perusahaan dalam merealisasikan tujuan-tujuannya. Bagi bisnis yang sudah ada atau sudah mapan, seperti PT Medion Farma Jaya sebagai produsen pakan ternak, sebelum memasuki sebuah potensi pasar, manajemen perusahaan harus lebih dahulu mengkaji apakah ada peluang pertumbuhan untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada pada potensi pasar tersebut. Salah satu strategi pertumbuhan yang mungkin dicermati adalah strategi pertumbuhan intensif. Dalam hal ini, perusahaan dapat mengambil strategi penetrasi pasar (untuk meningkatkan market share dalam pasar yang ada sekarang), strategi pengembangan pasar (mencari pasar baru bagi produk yang sekarang), atau strategi pengembangan produk (memunculkan produk baru). Sehubungan dengan kasus pada PT Medion Farma Jaya, maka penulis akan mengkaji strategi pertumbuhan pertama, yaitu strategi penetrasi pasar di mana manajemen berusaha untuk memperluas market share produknya. Dalam melaksanakan strategi ini, perusahaan
harus berusaha menciptakan permintaan yang lebih banyak terhadap produk yang dipasarkan. Karena itu, produk yang dipasarkan bukan hanya membutuhkan kandungan produk (contents) yang bagus dan berkualitas, tetapi juga konteks yang jitu. Hal ini disebabkan, karena konsumen produk dari perusahaan ini bukan saja unggasnya sebagai and user, tetapi konsumennya juga adalah peternak yang memelihara unggas tersebut. Permasalahan Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah strategi pertumbuhan penetrasi produk yang diterapkan PT Medion Farma Jaya Wilayah Pemasaran Makassar dapat meningkatkan market share perusahaan?. Metodologi Penelitian ini dilakukan pada PT Medion Farma Jaya Wilayah Makassar, dengan mengambil data historis penjualan perusahaan selama lima tahun terakhir. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, selain itu digunakan pula analisis market share untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pangsa pasar paerusahaan. Market share dihitung dengan formula : Market Share = Penjualan perusahaan pada periode tertentu / penjualan industri. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan kedepan, digunakan analisis trend dengan persamaan trend: Y = a + bX, di mana Y adalah nilai trend pada periode tertentu (variabel tak bebas), X adalah periode waktu (variabel bebas), a dan b adalah parameter yang dicari nilainya, a adalah intercept, sedangkan b adalah kemiringan garis trend (slope). Nilai a dan b diperoleh melalui persamaan berikut: b
n XY X Y n X
2
X
2
a
Y b X n
TINJAUAN PUSTAKA Strategi Penetrasi untuk Pertumbuhan Market Share Setiap perusahaan memiliki perencanaan pemasaran (marketing plan) masing-masing, tujuan (goal) yang hendak dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Ansoff (2002:165) terdapat tiga cara agar perusahaan bisa tumbuh lebih cepat daripada yang dicapai dalam bisnisnya yang sekarang,. Pertama ialah dengan menemukan peluang untuk tumbuh dalam bisnis perusahaan yang ada sekarang (peluang tumbuh intensif). Kedua, ialah dengan menemukan peluang untuk membangun atau membeli bisnis yang berhubungan dengan bisnis yang berhubungan dengan bisnis perusahaan yang ada (peluang tumbuh integratif). Ketiga, ialah dengan menemukan peluang untuk menambah bisnis yang tidak berhubungan dengan bisnis perusahaan yang ada (peluang tumbuh diversifikasi), Ketiga jenis pertumbuhan dengan strategi masing-masing diperlihatkan dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Jenis Strategi Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Intensif Integrasi Penetrasi pasar Integrasi ke hulu
Pertumbuhan Diversifikasi Diversifikasi konsentris
Pengembangan pasar
Integrasi ke hilir
Diversifikasi mendatar
Pengembangan produk
Integrasi mendatar
Diversifikasi konglomerat
Sumber: Ansoff, 2002 Pertumbuhan intensif, manajemen perusahaan harus lebih dahulu mengkaji apakah ada peluang untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada. Ansoff (2002:171) mengajukan untuk mengenali pertumbuhan intensif yang disebut bagan ekspansif produk atau pasar. Pada strategi ini, manajemen pertama-tama harus menimbang apakah mereka dapat meraih pangsa pasar (market share) yang lebih besar dengan produk yang ada dalam pasar yang ada (strategi penetrasi pasar). Selanjutnya, manajemen perlu mempertimbangkan apakah dapat ditemukan pasar baru untuk produk yang ada (strategi pengembangan pasar), dan kemudian manajemen mempertimbangkan juga peluang untuk menciptakan produk baru bagi pasar yang baru saja (strategi diversifikasi). 1. Strategi Penetrasi Pasar Dalam strategi ini manajemen mencari jalan meningkatkan market share produk yang ada dalam pasar yang ada. Dalam hal ini terdapat tiga pendekatan utama yang bisa dilakukan oleh manajemen. Pertama, dengan memberikan keyakinan kepada para pelanggan perusahaan untuk membeli produk lebih banyak dalam setiap periode, serta memberi keyakinan kepada pelanggan tentang keuntungan menggunakan produk perusahaan. Pendekatan ini bisa berhasil apabila pelanggan jarang menggunakan produk perusahaan. Kedua, perusahaan dapat berusaha menarik pelanggan pesaingnya untuk beralih menggunakan mereknya. Hal ini bisa berhasil jika perusahaan dapat menemukan kelemahan produk kompetitornya, misalnya program promosi pesaingnya. Pendekatan ketiga, perusahaan bisa meyakinkan produknya untuk digunakan kepada konsumen barunya. Pendekatan ini bisa berhasil jika masih banyak potensi pasar yang belum tergarap. Menurut Kleinsteuber (dalam Sutojo, 2002:191) bahwa banyak faktor yang mendorong perusahaan dalam memasarkan produk baru, yang nampak menonjol adalah bahwa penetrasi produk memiliki manfaat mempertahankan hidup pasar, karena bagi perusahaan dengan kedudukan kuat di pasar sekalipun, program pengembangan produk tetap diperlukan. Hal itu disebabkan karena kesetiaan konsumen kepada merek dagang tertentu tidak bersifat permanen. Untuk itu, pengembangan penetrasi produk adalah alternatif yang ampuh dalam mengoptimalkan item-item yang belum bisa menembus konsumennya. 2. Strategi Pengembangan Pasar Manajemen juga harus mencari pasar baru yang kebutuhannya bisa dipenuhi oleh produknya. Perusahaan dapat mencari kelompok pemakai potensial dalam daerah pemasarannya. Misalnya bagi PT Medion Farma Jaya kelompok pemakai potensial dalam daerah pemasarannya yang minatnya pada sarana produksi, seperti selain segmen pasar Poultry Shop, farm layer, farm broiler, juga bisa mencari segmen pasar baru, seperti Dinas Peternakan
dan koperasi. Selain itu, perusahaan dapat juga mencari saluran distribusi tambahan, misalnya dengan membuka perwakilan di wilayah lain dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang cukup. 3. Strategi Pengembangan Produk Dalam strategi pengembangan produk manajemen harus menimbang kemungkinan memunculkan produk baru. Misalnya bagi PT Medion Farma Jaya adalah kemungkinan menemukan vaksin strain virus yang berbeda, penggunaan desinfektan untuk diaplikasikan ke air minum yang biasanya dilakukan dengan penyemprotan, juga membuat fighting, produk yang kandungannya sama namun dengan harga yang lebih murah. Hal ini ditujukan untuk menggeser kompetitor yang menjual harga murah. Dengan mencermati ketiga strategi pertumbuhan intensif tersebut, manajemen harus berusaha agar diperoleh suatu cara atau alternatif untuk bertumbuh dengan optimal. Namun, bila manajemen ternyata belum cukup mempunyai kesanggupan tersebut, maka manajemen perlu mencermati peluang tumbuh integratif, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ansoff (2002:173), diperlihatkan dalam Gambar 1 berikut ini: 1. Strategi Penetrasi Pasar 2. Strategi Pengembangan Pasar
3. Strategi Pengembangan Produk 4. Strategi Diversifikasi
Sumber: Ansoff, 2002 Gambar 1. Alternatif Strategi HASIL PENELITIAN Pemilihan Produk untuk Penetrasi Perusahaan PT Medion Farma Jaya Makassar dalam rangka penerapan strategi penetrasi pasar/produk dapat memilih item-item produk tertentu yang mungkin memberikan peluang yang besar meningkatkan pangsa pasar perusahaan, khususnya dalam industri peternakan. Dalam industri peternakan ada kriteria tertentu yang bisa digunakan sebagai acuan, apakah produk tersebut bisa dilakukan penetrasi, seperti dari unsur tingkat benefit yang bisa diraih. Berdasarkan peninjauan lapangan, diperoleh informasi bahwa produk-produk perusahaan, seperti produk yang mengandung zat antibiotik yang mempunyai spektrum yang luas. Meskipun demikian, ada juga produk yang tidak bisa dilakukan penetrasi, sebab hal ini tergantung dari segmen pasar yang akan dimasuki. Misalnya produk antiseptic perusahaan PT Medion Farma Jaya, selain untuk disemprotkan di kandang sebagai desinfektan, produk ini juga dapat diaplikasi lewat air minum untuk unggas tersebut, sehingga produk ini bisa dipenetrasikan terhadap segmen pasar yang belum mencoba untuk diaplikasikan melalui air minum. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari perusahaan PT Medion Farma Jaya, jenis produk yang digunakan untuk penetrasi pasar adalah dari golongan desinfektan dengan nama generik Antiseptic.
Analisis Penjualan dan Market Share Secara nasional tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan terus mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir (2002– 2006), seperti yang diperlihatkan dalam Tabel 2 berikut. Tabel 2. Tingkat Pertumbuhan Produk PT Medion Farma Jaya Tahun 2002 – 2006 Tahun
Jumlah penjualan (Rp Juta)
Tingkat Pertumbuhan (%)
2002 10.134 2003 10.295 2004 10.593 2005 11.287 2006 12.064 Sumber: PT Medion Farma Jaya Makassar.
1,59 2,89 6,55 6,88
Namun, pertumbuhan yang baik tersebut idealnya harus pula dibarengi dengan penguasaan pangsa pasar (market share) yang meningkat. Untuk melihat berapa besar pangsa pasar yang dikuasai oleh perusahaan PT Medion Farma Jaya, dapat dilihat dalam Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Market Share Produk Antiseptic PT Medion Farma Jaya Tahun 2003 – 2006. Jumlah Tingkat Total Tingkat penjualan Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan Pangsa Pasar Tahun Perusahaan Penjualan Industri Industri (%) (Rp Juta) Perusahaan (Rp juta) (%) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2002 2003 2004 2005 2006
10.134 10.295 10.593 11.287 12.064
1,59 2,89 6,55 6,88
Rata-rata 4,47 Sumber: PT Medion Farma Jaya Makassar.
15.285 16.316 17.5 33 19.012 20.876
6,75 7,46 8,43 9,80
66,30 63,09 60,42 59,37 57,79
8,11
61,39
Seperti tampak dalam Tabel 3 di atas, pangsa pasar produk terus merosot dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2002 PT Medion Farma Jaya masih menguasai pangsa pasar antiseptic hewan sebesar 66,30 persen, namun empat tahun berikutnya pangsa pasar tersebut terus merosot hingga pada tahun 2006 pangsa pasar antiseptic PT Medion Farma Jaya hanya sekitar 57,79 persen. Tingkat pertumbuhan industri antiseptic hewan rata-rata sebesar 8,11 persen, sementara tingkat pertumbuhan produk antiseptic perusahaan hanya mencapai pertumbuhan rata-rata 4,47 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa sampai saat ini PT Medion Farma Jaya belum mampu mengimbangi laju pertumbuhan industri produk antiseptic hewan. Dengan demikian diperlukan suatu terobosan strategi pemasaran dari PT Medion
Farma Jaya agar paling tidak laju pertumbuhan di sektor obat-obatan hewan, khususnya golongan antiseptic ini agar tidak terlalu jauh tertinggal di masa depan. Untuk segmen produk antiseptic untuk wilayah pemasaran di Makassar, produk PT Medion Farma Jaya, berhasil menguasai pangsa pasar rata-rata sebesar 65,33 persen pada tahun 2006. Penguasaan pangsa pasar sebesar 65,33 persen yang berarti melebihi rata-rata pangsa pasar total perusahaan untuk wilayah pemasaran Makassar tersebut, menunjukkan bahwa daerah ini potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Gambaran lebih jelas mengenai pangsa pasar produk PT Medion Farma Jaya Makassar, di berdasarkan data penjualan bulanan selama tahun 2006, diperlihatkan dalam Tabel 4. Tabel 4. Pangsa Pasar Produk Antiseptic PT Medion Farma Jaya Makassar, Tahun 2006 Tahun 2006 (1) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rata-rata
Penjualan Perusahaan (Rp 000) (2) 23.469 18.279 17.900 20.744 18.786 19.049 19.581 20.477 22.834 22.676 17.815 18.502 240.112 5.009
Pertumbuhan Perusahaan (%) (3) -22,11 -2,02 15,89 -9,44 1,40 2,79 4,57 11,51 -0,69 -21,44 103,86 84,32 7,03
Penjualan Industri (liter) (4) 35.238 28.010 27.315 31.172 28 673 28.768 30.514 31.543 35.134 36.782 26.103 28.755 339.334 9.834
Pertumbuhan Industri (%) (5) -24,72 -3,16 22,79 -9,55 -3,82 7,67 4,20 14,06 5,66 -34,69 113,19 167,57 7,64
Pangsa Pasar (%) (6) 66,60 65,26 65,53 66,55 65,52 66,21 64,17 64,92 64,99 61,65 68,25 64,34 783,99 65,33
Ket. (7) Turun Naik Naik Turun Naik Turun Naik Naik Turun Naik Turun
Sumber: PT Medion Farma Jaya Makassar. Berdasarkan Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa untuk wilayah pemasaran Makassar, penguasaan pangsa pasar produk perusahaan selama tahun 2006 dapat dikatakan stabil. Tetapi jika dibandingkan dengan periode Januari 2006 dengan periode Desember 2006 sedikit mengalami penurunan. Merosotnya pangsa pasar obat hewan antiseptic yang dikuasai PT Medion Farma Jaya tersebut antara lain disebabkan oleh semakin terbukanya pasar untuk produk ini di Indonesia dan di area pemasaran Makassar. Produk sejenis yang masuk pasar termasuk produk impor. Beberapa pesaing utama PT Medion Farma Jaya saat ini secara adalah PT Sanbe Farma, PT Rhomindo, PT SHS, sedangkan untuk wilayah pemasaran Makassar, juga termasuk PT IMA. Analisis Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Analisis ini digunakan untuk melihat arah kecenderungan dari peningkatan atau penurunan penjualan dan tingkat pertumbuhan yang dapat dicapai dengan produk perusahaan pada periode-periode mendatang berdasarkan data pada periode sebelumnya. Alat analisis ini sangat berguna bagi pihak manajemen sebagai alat pembanding untuk melihat performance perusahaan, dengan membandingkan antara hasil peramalan dan performance aktual yang dicapai.
Tabel 5. Hasil Analisis Trend Penjualan Antiseptic PT Medion Makasar untuk Periode 12 bulan (Jan – Des 2007). Period Row Forecast Januari – Desember 2007 1 13 (Januari) 19.7974 2 14 (Februari) 19.7648 3 15 (Maret) 19.7322 4 16 (April) 19.6996 5 17 (Mei) 19.6669 6 18 (Juni) 19.6343 7 19 (Juli) 19.6017 8 20 (Agustus) 19.6343 9 21 (September) 19.5365 10 22 (Oktober) 19.5039 11 23 (November) 19.4713 12 24 (Desember) 19.4387 Sumber: Diolah Trend Penjualan Antiseptic PT Medion Makassar Linear Trend Model Yt = 20.2213 - 0.0326084* t 24
Penjualan (Rp Juta)
23 22 21
Variable A ctual F its F orecasts
20 19
A ccuracy Measures MA PE 8.33371 MA D 1.68950 MSD 3.73319
18 2
4
6
8
10 12 14 16 Periode (Bulan)
18
20
22
24
Gambar 3. Trend Penjualan Antiseptic PT Medion Makassar Periode 12 bulan (Jan – Des 2007) Berdasarkan hasil di atas, menunjukkan adanya kecenderungan penurunan penjualan produk Antiseptic PT Medion Farma Jaya Makassar selama 12 bulan ke depan (periode Januari–Desember 2007) meskipun penurunan tersebut terlihat tidak terlalu tinggi/curam. Sedangkan trend penjualan untuk industri dapat dilihat dalam produk Antiseptic di Makassar diperlihatkan dalam Tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Hasil analisis Trend Pertumbuhan Penjualan Antiseptic Industri untuk Periode 12 bulan (Jan – Des 2007). Period Row Forecast Jan – Des 2007 1 13 (Januari) 30.8379 2 14 (Februari) 30.8728 3 15 (Maret) 30.9077 4 16 (April) 30.9426 5 17 (Mei) 30.9775 6 18 (Juni) 31.0124 7 19 (Juli) 31.0473 8 20 (Agustus) 31.0822 9 21 (September) 31.1170 10 22 (Oktober) 31.1519 11 23 (November) 31.1868 12 24 (Desember) 31.2217 Sumber: Diolah
Trend Penjualan Antiseptic Industri Linear Trend Model Yt = 30.3844 + 0.0348881* t 37.5
Variable A ctual F its F orecasts
Penjualan (Rp Juta)
35.0
A ccuracy Measures MA PE 9.0678 MA D 2.8051 MSD 11.0480
32.5
30.0
27.5
25.0 2
4
6
8
10 12 14 16 Periode (Bulan)
18
20
22
24
Gambar 3. Trend Penjualan Antiseptic Industri di Makassar Periode 12 bulan (Jan – Des 2007) Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa trend penjualan industri untuk produk antiseptic justru mengalami trend peningkatan. Hasil menunjukkan bahwa jika tidak ada usaha-usaha strategi pemasaran yang jitu dan efektif yang dilakukan oleh PT Medion Farma Jaya Makassar untuk menarik pangsa pasar lebih banyak, maka lambat laun pertumbuhan penjualannya akan merosot. Hal ini dapat disebabkan karena semakin terbukanya pasar untuk jenis produk ini yang merambah pasar di Makassar. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan di muka menunjukkan bahwa strategi pertumbuhan dengan melakukan penetrasi pasar/produk dari PT Medion Farma Jaya Makassar telah mampu meningkatkan pangsa pasar (market share) produk perusahaan di wilayah pemasaran Makassar. Namun demikian, karena sifat dari suatu strategi tidaklah abadi, tergantung dari situasi dan kondisi yang mendasarinya, maka ke depan perusahaan PT Medion
Farma Jaya Makassar dapat memilih beberapa alternatif strategi agar mampu tetap survive di tengah persaingan yang semakin ketat dan bertumbuh. Misalnya dengan memilih strategi pertumbuhan integratif, atau strategi pertumbuhan diversifikasi. Pilihan pertumbuhan integratif, dalam hal ini PT Medion Farma Jaya deapat membeli lebih dari satu pemasok untuk mendapatkan laba atau kontrol lebih besar (integrasi kehulu). PT Medion Farma Jaya juga dapat membeli penyalur atau pengecer yang labanya besar (integrasi ke hilir), atau PT Medion Farma Jaya dapat membeli atau mengakuisisi perusahaan pesaingnya secara legal (integrasi mendatar). Dengan mencermati integrasi yang mungkin dilakukan, maka perusahaan mungkin menemukan sumber peningkatan jumlah penjualan selama 10 tahun ke depan. Bila strategi ini belum cukup, maka perusahaan juga bisa mempertimbangkan strategi pertumbuhan diversifikasi. Pertumbuhan diversifikasi masuk akal dilaksanakan jika banyak peluang yang bagus di luar bisnis yang sudah ada. Terdapat tiga pilihan strategi pertumbuhan diversifikasi bagi perusahaan. Pertama, PT Medion Farma Jaya dapat mencari produk baru yang dapat bersinergi dengan teknologi atau sinergi pemasaran dengan produk yang sudah ada, meskipun produk itu ditujukan untuk kelompok pelanggan baru (strategi diversifikasi konsentris). Misalnya perusahaan PT Medion Farma Jaya selain bidang usaha obat, vitamin, dan vaksin yang sudah diproduksi, bisa juga memulai usaha untuk bidang usaha perikanan, seperti vitamin dan obatobatan untuk ikan hias ataupun budi daya ikan yang dikonsumsi. Hal ini tentu akan lebih menambah kelompok pelanggan baru yang tidak berhubungan dengan produknya sekarang (strategi diversifikasi mendatar). Pilihan lainya adalah berhubungan dengan teknologi, misalnya perusahaan PT Medion Farma Jaya dapat membuat spare part untuk kandang full close house yang memiliki teknologi yang berbeda. Strategi diversifikasi lainnya yang bisa dipilih perusahaan adalah strategi diversifikasi konglomerat. Di sini perusahaan PT Medion Farma Jaya mencari bisnis baru yang sama sekali berbeda dan tidak memiliki hubungan dengan teknologi, produk atau pasarnya sekarang. KESIMPULAN 1.
2.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pangsa pasar (market share) produk antiseptic PT Medion Farma Jaya Makassar mengalami penurunan dari 66,60 persen pada periode bulan Januari tahun 2006 menjadi 64,34 persen pada periode Desember tahun 2006. Namun, posisi tersebut masih menempatkan PT Medion Farma Jaya Makassar sebagai market leader dalam pasar produk antiseptic untuk hewan di Makassar. Strategi penetrasi pasar produk antiseptic yang dilakukan oleh PT Medion Farma Jaya Makassar belum berhasil meningkatkan penjualan produknya. Hal ini tercermin dari adanya kecenderungan (trend) penjualan produk antiseptic PT Medion Farma Jaya Makassar menurun pada tahun 2007, namun bagi industri terdapat kecenderungan (trend) meningkat.
DAFTAR PUSTAKA Ansoff, H. Igor.2002. Corporate Strategy. Middlesex, England, Penguin Books. Boyd Jr, Harper W. et. al., 2000, Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis, dengan Orientasi Global, Edisi Kedua, Terjemahan : I. Nurmawan, Jakarta: Erlangga. Cravens, David, W. 2004. Strategic Marketing, 4th Edition, Richard D.Irwin, Inc. Guiltinan, Joseph P. dan Gordon W. Paul, 1997. Manajemen Pemasaran: Strategi dan Program, Edisi Kedua, Terjemahan: Agus Maulana, Erlangga, Jakarta. Kasali, Rhenald. 2005. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kotler, Philip. 2001. Marketing Management, Millenium Ed. New Jersey: Prentice Hall International-Inc. McDonald, Malcolm H.B. dan Warren J. Keegen, 1999. Marketing Plans That Work: Kiat Mencapai Pertumbuhan dan Profitabilitas Melalui Perencanaan Pemasaran yang Efektif, Terjemahan: D. Sihombing, Erlangga, Jakarta. PT Medion Farma Jaya Cabang Makassar. 2007. Performance Indicators. Siregar, Syafaruddin. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian. Grasindo. Jakarta. Tjiptono, Fandy, 2002, Strategi Pemasran, Edisi Kedua, ANDI, Yogyakarta. Umar, Husein, 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Cetakan Kedua, Jakarta: JBRC – Gramedia Pustaka Utama.