Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 2, No. 3, Maret 2018, hlm. 1036-1044
e-ISSN: 2548-964X http://j-ptiik.ub.ac.id
Analisis Penerimaan SIDJP Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) Pada KPP Pratama Mojokerto Bagus Priyambada1, Ari Kusyanti2, Admaja Dwi Herlambang3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Kehadiran sistem informasi idealnya dapat memudahkan dan mempercepat pekerjaan manusia, khususnya SIDJP (Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak) di KPP Pratama Mojokerto. Berdasarkan hasil observasi peneliti, KPP Pratama Mojokerto mengalami masalah dalam penerimaan dan penggunaan SIDJP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan SIDJP pada KPP Pratama Mojokerto dengan mengadopsi teori Technology Acceptance Model (TAM) yang menggunakan empat variabel yaitu Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Behavioral Intention, dan Actual System Use. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner berbasis kertas dan dibagikan langsung kepada 83 responden yang merupakan pengguna SIDJP di KPP Pratama Mojokerto. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linear. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Perceived Ease of Use memiliki nilai persentase ideal terendah dibandindangkan variabel Perceived Usefulness, Behavioral Intention, dan Actual System Use. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel Perceived Ease of Use berpengaruh positif terhadap Perceived Usefulness, Perceived Usefulness dan Perceived Ease of Use berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention, dan Behavioral Intention berpengaruh positif terhadap Actual System Use. Kata kunci: Technology Acceptance Model (TAM), Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Behavioral Intention, Actual System Use
Abstract The presence of information systems ideally make the job easier and faster, especially SIDJP (Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak) in KPP Pratama Mojokerto. Based on the observation of the researcher, KPP Pratama Mojokerto had problems in the acceptance and the use of SIDJP. This study aims to determine the factors that influence the acceptance of SIDJP in KPP Pratama Mojokerto by adopting the theory of Technology Acceptance Model (TAM), this study used four variables, they are Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Behavioral Intention, and Actual System Use. The data was collected using a paper based questionnaire and distributed directly to 83 respondents who are users of SIDJP in KPP Pratama Mojokerto. Then, the data was analyzed using descriptive statistical analysis and linear regression analysis. The result of analysis shows that Perceived Ease of Use has the lowest ideal percentage value compared with Perceived Usefulness, Behavioral Intention, and Actual System Use. The results also showed that Perceived Ease of Use positively affect Perceived Usefulness, Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use have positive effect on Behavioral Intention, and Behavioral Intention has positive affect on Actual System Use. Keywords: Technology Acceptance Model (TAM), Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Behavioral Intention, Actual System Use
yang menghubungkan satu jaringan kerja yang berada di kantor pusat. Terdapat empat komponen dalam SIDJP, yaitu: (1) core system; (2) pembangkit kasus, yang dapat dilakukan secara sistem, aplikasi administrasi, serta manajemen kasus; (3) workflow system; dan (4) profil wajib pajak (Rifki, 2009). Konsep yang
1. PENDAHULUAN SIDJP (Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak) adalah suatu sistem informasi administrasi perpajakan yang digunakan di lingkungan DJP (Direktorat Jenderal Pajak) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
1036
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
mendasar dari penerapan aplikasi SIDJP adalah adanya suatu pengolahan berbagai data transaksi masukan wajib pajak (Saputra dkk., 2014). SIDJP dirancang untuk melakukan pengolahan data transaksi wajib pajak berupa pendaftaran, pelaporan surat pemberitahuan (SPT), serta pembayaran pajak yang sifatnya terintegrasi dengan menggunakan modul-modul utama adminstrasi perpajakan dan basis data Kantor Pelayanan Pajak yang terdapat dalam core system SIDJP (Lestari dkk., 2013). Pengolahan surat pemberitahuan atau SPT dapat berupa kegiatan penelitian dan perekaman surat pemberitahuan (SPT) (Huda dkk. 2015). Menurut hasil observasi peneliti, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mojokerto mengalami masalah dalam perekaman surat pemberitahuan (SPT) yaitu menumpuknya jumlah berkas SPT masa dan SPT tahunan yang belum terekam. Selain itu kendala dalam penggunaan SIDJP sering mengalami gangguan pada server lokal error dan not responding, sehingga SIDJP tidak dapat diakses dan pegawai harus melakukan log in ulang. Tidak dapat dihindari bahwa pegawai juga terkadang melakukan kesalahan seperti memasukan data angka yang salah sehingga untuk melakukan kalkulasi perhitungan, pegawai harus membuka aplikasi lain seperti Microsoft Excel untuk membantu dalam melakukan penyelesaian pekerjaan. Kehadiran sistem informasi idealnya dapat memudahkan dan mempercepat pekerjaan, khususnya SIDJP di lingkungan KPP Pratama Mojokerto. Namun berdasarkan hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa pegawai di KPP Pratama Mojokerto belum dapat menerima dan menggunakan SIDJP secara maksimal. Menumpuknya jumlah surat pemberitahuan yang belum terekam menunjukkan bahwa minat menggunakan sistem dan pemakaian dari sistem tersebut kurang. Sementara penggunaan aplikasi bantuan seperti Microsoft Excel oleh pegawai ketika terjadi kesalahan memasukkan data angka menunjukkan bahwa pegawai merasa pemakaian dari sistem yang kurang mudah dan pemanfaatan dari sistem tersebut yang kurang maksimal. Mengingat akan wajibnya penggunaan dari aplikasi SIDJP, maka diharapkan pengguna SIDJP khususnya pegawai KPP Pratama Mojokerto dapat memiliki minat dan memanfaatkan SIDJP secara maksimal. Oleh karena itu, KPP Pratama Mojokerto perlu mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan SIDJP oleh penggunanya. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1037
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serta mengetahui nilai tiap variabel dan pengaruh antar variabel pada Technology Acceptance Model (TAM) dalam penggunaan SIDJP oleh pegawai kantor pajak yang sedang berjalan saat ini di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mojokerto. Sehingga dapat dilakukan tindakan yang dapat mengarah pada perbaikan atau pemanfaatan dari SIDJP secara maksimal bagi para pegawai KPP Pratama Mojokerto. Menurut Davis (1989) dalam teori Technology Acceptance Model (TAM) menjelaskan bahwa faktor penerimaan penggunaan sistem informasi dipengaruhi oleh persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) dan persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) (Davis, 1989). Pengguna teknologi akan mempunyai minat menggunakan teknologi (Behavioral Intention) jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan (Jogiyanto, 2007). Model dari TAM dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Technology Acceptance Model
Ketika TAM diteliti dalam suatu organisasi, mungkin akan terdapat banyak variabel lingkungan tak terkendali disamping variabel terkendali, hal ini akan memengaruhi penerimaan teknologi informasi. Dalam keadaan seperti ini, patut dipertanyakan untuk mempelajari banyak variabel eksternal yang berbeda yang mungkin tidak membantu pada penelitian, terutama tanpa pola yang jelas dari pilihan variabel eksternal yang digunakan (DeLone & McLean, 1992; Legris et al., 2003 disitasi dalam Sachidanandam, 2006). Mempelajari penerimaan suatu teknologi informasi atau sistem informasi tertentu dan perilaku penggunaan lebih penting daripada mempelajari variabel eksternal terbaik apa yang dapat digunakan untuk memprediksi penerimaan pengguna teknologi informasi atau sistem informasi tertentu (Venkatesh & Davis, 1996; Money & Turner, 2004 disitasi dalam Sachidanandam, 2006). Selain itu, pada penelitian ini, tidak ada niat untuk menyelidiki anteseden dari Perceived Usefulness dan Perceived Ease of Use, dan karenanya variabel
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
eksternal tidak diikutsertakan dalam model pada penelitian ini. Penelitian ini menggunakan empat variabel laten dari TAM yang telah direvisi. Empat variabel laten (konstruk) tersebut adalah Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Behavioral Intention, dan Actual System Use. Perceived Ease of Use didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (Davis dkk., 1989). Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan memiliki minat untuk menggunakannya (Jogiyanto, 2007; Wardhana, 2015; Sanchez-Prieto, 2016). Peneliti menggunakan 4 indikator dari Davis (1989) yaitu easy of learn, controllable, easy to become skillful, dan easy to use. Kemudahan penggunaan SIDJP meliputi: (1) Cara menggunakan SIDJP yang mudah dipelajari oleh pengguna yang menggunakan SIDJP dalam waktu yang belum cukup lama; (2) Pengguna juga dapat memanfaatkan menu yang sesuai dengan bidang pekerjaan mereka dengan mudah; (3) Kemudahan bagi pengguna untuk menguasai semua menu dalam SIDJP; dan (4) Penggunaan sistem yang tidak memerlukan banyak usaha. Perceived Usefulness didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan mengingkatkan kinerja pekerjaannya. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Peneliti menggunakan 4 indikator dari Davis (1989) yaitu job performance, increase productivity, effectiveness, dan useful. Persepsi kegunaan dari penggunaan SIDJP meliputi: (1) Penggunaan SIDJP dalam kerja yang dapat meningkatkan kinerja pekerjaan bagi pengguna; (2) Penggunaan SIDP yang dapat meningkatkan produktifitas pekerjaan; (3) Penggunaan SIDJP yang dapat membuat pekerjaan menjadi lebih efektif; (4) Pengguna dapat menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya lebih cepat dan banyak. Minat atau intensi (intention) adalah keinginan untuk melakukan perilaku. Perilaku (behavioral) adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. Ajzen dan Fishbein (1980) dalam Theory Reasoned Action (TRA) menjelaskan bahwa perilaku dilakukan karena individual mempunyai minat atau keinginan untuk melakukannya (Jogiyanto, 2007). Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1038
Peneliti menggunakan indikator dari penelitian Venkatesh & Bala (1996) yaitu intend to use dan intend to use in the future. Intensi penggunaan SIDJP dapat meliputi: (1) Minat pengguna untuk menggunakan SIDJP dalam pekerjaannya; dan (2) Motivasi pengguna untuk tetap dan akan menggunakan SIDJP untuk menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan. Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku adalah penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi. Davis (1989) menggunakan pengukuran pemakaian sesungguhnya, dan Igibra dkk. (1995) menggunakan pengukuran persepsi pemakaian yang diukur sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu teknologi dan frekuensi penggunaannya (Jogiyanto, 2007). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Actual System Use diukur dengan jumlah waktu dalam menggunakan sistem dan tingkat frekuensi penggunaan. Penggunaan sistem yang sesungguhnya pada SIDJP meliputi: (1) Intensitas penggunaan SIDJP oleh pengguna yaitu seberapa sering pengguna menggunakan sistem dan rata-rata penggunaan sehari dalam jam kerja; (2) Durasi memakai sistem semenjak awal pengguna bekerja di KPP Pratama Mojokerto. Penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa minat penggunaan sistem (Behavioral Intention) dipengaruhi oleh persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) dan persepsi kegunaan (Perceived Usefulness). Perceived Usefulness juga dipengaruhi oleh Perceived Ease of Use tetapi tidak sebaliknya. Pengguna sistem akan akan memiliki minat menggunakan sistem jika merasa sistem teknologi tersebut bermanfaat dan mudah digunakan (Jogiyanto, 2007; Wardhana, 215; dan Sanchez-Prieto, 2016). 2. METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasional atau asosiatif. Terdapat empat hipotesis, yaitu: (H1) Perceived Ease of Use berpengaruh secara positif terhadap Perceived Usefulness dari penggunaan SIDJP; (H2) Perceived Usefulness berpengaruh secara positif terhadap Behavioral Intention untuk menggunakan SIDJP; (H3) Perceived Ease of Use berpengaruh secara positif terhadap Behavioral Intention untuk menggunakan SIDJP; (H4) Behavioral Intention untuk
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
menggunakan SIDJP berpengaruh secara positif terhadap Actual System Use dari SIDJP. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner berbasis kertas dan dibagikan langsung kepada responden yang merupakan pengguna SIDJP di KPP Pratama Mojokerto. Tahapan pertama dalam menyusun kuesioner adalah melakukan pembentukan pertanyaan-pertanyaan. Tahapan kedua adalah menguji validitas isi supaya pernyataanpernyataan tidak membingungkan dan ambigius bagi responden. Tahapan ketiga adalah pengujian instrumen atau uji pilot dengan membagikan kepada responden untuk menguji validitas dan reliabilitas variabel (Jogiyanto, 2008). Pernyataan disusun dari indikator-indikator pada tiap variabel. Semua pernyataan diukur menggunakan skala Likert dengan jumlah 4 titik, mulai dari “Sangat Tidak Setuju” sampai “Sangat Setuju”, kecuali pernyataan untuk variabel Actual System Use. Dengan skala Likert yang memiliki jumlah titik 4 dapat mengurangi bias pada jawaban responden seperti perbedaan penafsiran jawaban untuk arti dari titik tengah serta kecenderungan responden yang akan memilih titik tengah (Garland, 1991 dan Tsang, 2012). Kulas (2008 disitasi dalam Tsang, 2012) menyatakan bahwa pilihan titik tengah tidak mewakili pendapat responden yang sebenarnya "antara setuju dan tidak setuju”. Pernyataan diuji validasi isi oleh 4 ahli dan dihitung dengan rumus Aiken V pada batas koefisien lebih dari sama dengan 0.69 (Yang, 2011). Tiga dari tiga puluh pernyataan dianggap tidak valid dan dilakukan perbaikan pernyataan sesuai dengan rekomendasi ahli. Setelah uji validasi isi pada instrumen penelitian, maka selanjutnya adalah uji pilot yang dilakukan pada 30 responden untuk menguji validitas dan reliabilitas (Jogiyanto, 2008). Hasil uji validitas dengan Corrected ItemTotal Correlation menunjukkan bahwa delapan pernyataan tidak valid karena nilai r hitung kurang dari r tabel yaitu pada batas 0.361, sehingga pernyataan tersebut dihapus (Wiyono, 2011). Sedangkan hasil uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha menunjukkan bahwa semua variabel reliabel karena memiliki nilai diatas 0.6 (Thoifah, 2015). Setelah melakukan pengujian instrumen penelitian, maka selanjutnya adalah membagikan kuesioner kepada responden. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 83 responden. Karena 30 responden telah diberikan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1039
kuesioner untuk uji pilot, maka kuesioner penelitian diberikan kepada 53 responden yang belum menerima kuesioner yang merupakan pengguna SIDJP di KPP Pratama Mojokerto. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linear sederhana untuk menjawab hipotesis. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menentukan nilai rata-rata tiap variabel dari skor jawaban responden dengan menghitung rata-rata dan simpangan baku persentase ideal. Nilai ini diinterpretasikan dalam bentuk kategori sehingga dapat diketahui kecenderungan jawaban responden pada tiap variabel. Kategori dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kategori skor variabel. Persentase X > 75.01 50 < X ≤ 75.01 24.99 < X ≤ 50 X ≤ 24.99
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah
Terdapat 4 analisis regresi sederhana yang dilakukan berdasarkan hipotesis yaitu (1) Regresi 1 untuk menguji Hipotesis 1; (2) Regresi 2 untuk menguji Hipotesis 2; (3) Regresi 3 untuk menguji Hipotesis 3; (4) Regresi 4 untuk menguji Hipotesis 4. 3. HASIL Variabel Perceived Ease of Use terdapat empat indikator. Indikator pertama adalah Easy of Learn didapatkan nilai rata-rata persentase ideal 77.83% maka terdapat dalam kategori sangat tinggi. Indikator kedua adalah Controllable didapatkan rata-rata persentase ideal 70.51% maka terdapat dalam kategori tinggi. Indikator ketiga adalah Easy to Become Skillful didapatkan persentase ideal 66.04% maka terdapat dalam kategori tinggi. Indikator keempat adalah Easy to Use didapatkan persentase ideal 74.76% maka terdapat dalam kategori tinggi. Rata-rata skor total persepsi responden tentang variabel Perceived Ease of Use adalah 73.18% dan terdapat dalam kategori tinggi. Variabel Perceived Usefulness terdapat empat indikator. Indikator pertama adalah Job Performance didapatkan nilai rata-rata persentase ideal 80.03 maka terdapat dalam kategori sangat tinggi. Indikator kedua adalah Increase Productivity didapatkan rata-rata persentase ideal 75.94% maka terdapat dalam kategori sangat tinggi. Indikator ketiga adalah
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Effectiveness didapatkan persentase ideal 67.92% maka terdapat dalam kategori tinggi. Indikator keempat adalah Usefulness didapatkan persentase ideal 76.89% maka terdapat dalam kategori sangat tinggi. Rata-rata skor total persepsi responden tentang variabel Perceived Usefulness adalah 76.83% dan terdapat dalam kategori sangat tinggi. Variabel Behavioral Intention terdapat dua indikator. Indikator pertama adalah Intend to Use didapatkan nilai rata-rata persentase ideal 74.76% maka terdapat dalam kategori tinggi. Indikator kedua adalah Intend to Use in the Future didapatkan rata-rata persentase ideal 79.01% maka terdapat dalam kategori sangat tinggi. Rata-rata skor total persepsi responden tentang variabel Behavioral Intention adalah 76.89 dan terdapat dalam kategori sangat tinggi. Rata-rata skor total nilai persentase untuk variabel Actual System Use tentang jumlah waktu penggunaan nyata dari SIDJP serta frekuensi seberapa sering penggunaan dari SIDJP adalah sebesar 80.82% sehingga terdapat dalam kategori sangat tinggi. Untuk melakukan analisis berikutnya, maka dilakukan penyaringan data. Penyaringan data yang pertama adalah uji missing data untuk mengecek tiap kuesioner responden apakah terdapat pernyataan yang tidak diisi (Santoso, 2010). Hasil pengujian missing data dimulai ketika memasukkan data kuesioner responden ke dalam komputer. Hasil dari uji missing data menununjukkan bahwa tidak ada data yang kosong atau yang tidak diisi oleh responden. Selanjutnya adalah pengujian outlier data yaitu data sampel yang memiliki karakteristik berbeda dari pada mayoritas data sampel lainnya (Gudono, 2012). Uji outlier data pada penelitian ini menggunakan nilai Mahalanobis Distance dengan menghitung distribusi chi-square sebagai batas data disebut outlier (Stevens, 1984). Setelah diperoleh perhitungan chi-square sebesar 48.268 pada taraf signifikansi 0.001, dari 53 data responden, semua nilai Mahalanobis Distance tidak ada yang lebih dari batas. Maka semua data dapat digunakan untuk analisis selanjutnya (Field, 2009). Uji asumsi dasar dilakukan pada data untuk memenuhi syarat analisis regresi linear sederhana. Uji yang dilakukan yaitu meliputi uji normalitas, homogenitas, dan linearitas (Wiyono, 2011). Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1040
dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada uji One Sample Kolmogorov-Smirnov menggunakan taraf signifikansi 0.05. Data berdistribusi normal apabila nilai signifikansi lebih dari 0.05. Hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa semua variabel berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil uji normalitas. Variabel
Uji Normalitas
Perceived Ease of Use
0.066
Perceived Usefulness
0.200
Behavioral Intention
0.099
Actual System Use
0.200
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian populasi sama atau tidak. Uji dilakukan dengan melihat nilai signifikansi uji Levene. Jika nilai signifikansi uji Levene lebih dari 0.05 maka varian dua kelompok data adalah sama (Wiyono, 2011). Hasil uji homogenitas dengan uji Levene menunjukkan bahwa antara dua variabel dalam setiap hipotesis memiliki nilai signifikansi lebih dari 0.05, hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan variasi yang signifikan antara kelompok data atau bersifat sama atau homogen. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil uji homogenitas. Analisis Regresi Regresi 1
Uji Homogenitas 0.153
Regresi 2
0.414
Regresi 3
0.422
Regresi 4
0.494
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam penelitian mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linearitas dilakukan dengan Test for Linearity pada taraf signifikansi 0.05. Dua variabel penelitian dikatakan memiliki hubungan linier apabila signifikansinya kurang dari 0.05 (Wiyono, 2011). Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi Linearity antara dua variabel dalam setiap hipotesis memiliki nilai kurang dari 0.05, hal ini berarti antara dua variabel memiliki hubungan yang linear. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada Tabel 4.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Tabel 4. Hasil uji linearitas. Analisis Regresi Regresi 1
Uji Linearitas 0.002
Regresi 2
0.000
Regresi 3
0.002
Regresi 4
0.013
Setelah uji asumsi terpenuhi, selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan analisis regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh antar variabel dalam hipotesis. Hasil analisis regresi 1 menguji hipotesis 1 yang menduga adanya pengaruh positif variabel Perceived Ease of Use (PEOU) terhadap Perceived Usefulness (PU) didapatkan nilai t hitung sebesar 3,602. Jika dibandingkan dengan nilai t tabel pada derajat kebebasan (n-2=51) dengan taraf signifikansi 0.05 pada uji satu sisi maka didapatkan t tabel sebesar 1.675, sehingga t hitung lebih besar dari t tabel. Nilai probabilitas t hitung dari variabel bebas Perceived Ease of Use adalah 0.001 yang lebih kecil dari 0.05. Persamaan regresi 1 dapat dilihat pada Persamaan 1. 𝑃𝑈 = 1.884 + 0.406𝑃𝐸𝑂𝑈
(1)
Persamaan 1 menunjukkan bahwa koefisien regresi PEOU bernilai positif yaitu 0.406 yang berarti jika terdapat peningkatan nilai variabel Perceived Ease of Use satu satuan maka Perceived Usefulness akan meningkat sebesar 0.406. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Perceived Ease of Use berpengaruh secara positif terhadap variabel Perceived Usefulness dan hipotesis 1 diterima dengan pengaruh variabel Perceived Ease of Use sebesar 20.3%. Hasil analisis regresi 2 menguji hipotesis 2 yang menduga adanya pengaruh positif variabel Perceived Usefulness terhadap Behavioral Intention didapatkan nilai t hitung sebesar 4,247. Jika dibandingkan dengan nilai t tabel pada derajat kebebasan (n-2=51) dengan taraf signifikansi 0.05 pada uji satu sisi maka didapatkan t tabel sebesar 1.675, sehingga t hitung lebih besar dari t tabel. Nilai probabilitas t hitung dari variabel bebas Perceived Usefulness adalah 0.000 yang lebih kecil dari 0.05. Persamaan regresi 2 dapat dilihat pada Persamaan 2. 𝐵𝐼 = 1.055 + 0.657𝑃𝑈
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
(2)
1041
Persamaan 2 menunjukkan bahwa koefisien regresi PU bernilai positif yaitu 0.657 yang berarti jika terdapat peningkatan nilai variabel Perceived Usefulness satu satuan maka Behavioral Intention akan meningkat sebesar 0.657. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Perceived Usefulness berpengaruh secara positif terhadap variabel Behavioral Intention dan hipotesis 2 diterima dengan pengaruh variabel Perceived Usefulness sebesar 26.1%. Hasil analisis regresi 3 menguji hipotesis 3 yang menduga adanya pengaruh positif variabel Perceived Ease of Use terhadap Behavioral Intention didapatkan nilai t hitung sebesar 3,364. Jika dibandingkan dengan nilai t tabel pada derajat kebebasan (n-2=51) dengan taraf signifikansi 0.05 pada uji satu sisi maka didapatkan t tabel sebesar 1.675, sehingga t hitung lebih besar dari t tabel. Nilai probabilitas t hitung dari variabel bebas Perceived Ease of Use adalah 0.001 yang lebih kecil dari 0.05. Persamaan regresi 3 dapat dilihat pada Persamaan 3. 𝐵𝐼 = 1.628 + 0.494𝑃𝐸𝑂𝑈
(3)
Persamaan 3 menunjukkan bahwa koefisien regresi PEOU bernilai positif yaitu 0.494 yang berarti jika terdapat peningkatan nilai variabel Perceived Ease of Use satu satuan maka Behavioral Intention akan meningkat sebesar 0.494. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Perceived Ease of Use berpengaruh secara positif terhadap variabel Behavioral Intention dan hipotesis 3 diterima dengan pengaruh variabel Perceived Ease of Use sebesar 18.2%. Hasil analisis regresi 1 menguji hipotesis 4 yang menduga adanya pengaruh positif variabel Behavioral Intention terhadap Actual System Use didapatkan nilai t hitung sebesar 2,570. Jika dibandingkan dengan nilai t tabel pada derajat kebebasan (n-2=51) dengan taraf signifikansi 0.05 pada uji satu sisi maka didapatkan t tabel sebesar 1.675, sehingga t hitung lebih besar dari t tabel. Nilai probabilitas t hitung dari variabel bebas Behavioral Intention adalah 0.013 yang lebih kecil dari 0.05. Persamaan regresi 4 dapat dilihat pada Persamaan 4. 𝐴𝑈 = 2.008 + 0.372𝐵𝐼
(4)
Persamaan 4 menunjukkan bahwa koefisien regresi BI bernilai positif yaitu 0.372 yang berarti jika terdapat peningkatan nilai variabel Behavioral Intention satu satuan maka Actual System Use akan meningkat sebesar 0.372. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Behavioral
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Intention berpengaruh secara positif terhadap variabel Actual System Use dan hipotesis 4 diterima dengan pengaruh variabel Behavioral Intention sebesar 11.5%. 4. PEMBAHASAN Variabel Perceived Ease of Use terdapat dalam kategori tinggi yang berarti persepsi responden adalah setuju bahwa penggunaan SIDJP tegolong mudah. Setiap indikator yaitu Easy of Learn tegolong kategori sangat tinggi, sedangkan untuk Controllable, Easy to Become Skillful, dan Easy to Use tergolong tinggi. Hal ini berarti bahwa responden sangat setuju jika proses pembelajaran cara menggunaan SIDJP sangat mudah, namun tingkat setuju pada indikator lain yaitu Controllable, Easy to Become Skillful, dan Easy to Use tidak sekuat pada indikator Easy of Learn. Responden kurang dapat memanfaatkan menu yang sesuai dengan bidang pekerjaan mereka dengan mudah, selain itu kurang memahami dalam menguasai semua menu dalam SIDJP. Variabel Perceived Usefulness terdapat dalam kategori sangat tinggi yang berarti bahwa responden sangat setuju jika penggunaan SIDJP bermanfaat untuk menyelesaikan pekerjaan. Indikator Job Performance, Increase Productivty, dan Useful tergolong dalam kategori sangat tinggi, sedangkan Efectiveness tergolong tinggi. Hal ini berarti bahwa responden sangat setuju jika menggunakan SIDJP dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, selain itu responden dapat menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan lebih cepat dan banyak. Namun tingkat setuju untuk keefektifan kerja tidak sekuat indikator lain. Hal ini sesuai dengan latar belakang penelitian bahwa responden terkadang harus memanfaatkan aplikasi lain seperti Microsoft Excel dalam menyelesaikan pekerjaannya. Responden harus mengulang-ulang berkas yang sama untuk kalkulasi perhitungan di Microsoft Excel sampai benar kemudian melakukan perekaman ulang pada aplikasi SIDJP. Behavioral Intention terdapat dalam kategori sangat tinggi yang berarti bahwa minat responden dalam menggunakan SIDJP sangat baik. Indikator Intend to Use tergolong dalam kategori tinggi, hal ini berarti responden berminat untuk tetap menggunakan SIDJP dalam penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Sedangkan indikator Intend to Use in the Future tergolong Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1042
sangat tinggi ini berarti responden memiliki minat yang sangat tinggi untuk tetap menggunakan SIDJP kedepannya. Responden akan memotivasi dirinya sendiri untuk tetap dan akan menggunakan SIDJP dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan. Sedangkan Actual System Use terdapat dalam kategori sangat tinggi yang berarti bahwa penggunaan SIDJP oleh responden pada KPP Pratama Mojokerto untuk menyelesaikan pekerjaan dalam sehari-hari cenderung memiliki frekuensi yang sangat tinggi. Dalam kenyataannya, respoden memang harus menggunakan SIDJP pada jam kerja mereka saat di kantor dari pagi sampai sore. Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) dari penggunaan SIDJP. Responden merasa bahwa proses pembelajaran penggunaan SIDJP, penguasaan fitur-fitur dalam SIDJP serta penggunaan SIDJP yang mudah dapat meningkatkan persepsi responden mengenai kegunaan dari SIDJP yang dapat meningkatkan produktifitas dan efektifitas dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebaliknya semakin sulit penggunaan dari SIDJP akan menurunkan persepsi kegunaan dari SIDJP yang berdampak pada pekerjaan. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa variabel Perceived Ease of Use berpengaruh secara positif terhadap variabel Perceived Usefulness (Wardhana, 2015 dan Sanchez-Prieto dkk., 2016). Persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) berpengaruh positif terhadap minat perilaku penggunaan SIDJP (Behavioral Intention). Jika penggunaan dari SIDJP dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, dan membuat pekerjaan menjadi lebih efektif, maka akan meningkatkan minat responden untuk menggunakan SIDJP dalam menyelesaikan pekerjaan. Responden merasa termotivasi untuk menggunakan SIDJP dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa variabel Perceived Usefulness berpengaruh secara positif terhadap variabel Behavioral Intention (Wardhana, 2015 dan Sanchez-Prieto dkk., 2016). Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) berpengaruh positif terhadap minat penggunaan SIDJP (Behavioral Intention). Jika proses pembelajaran penggunaan SIDJP, penguasaan fitur-fitur dalam SIDJP serta
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
penggunaan SIDJP yang mudah, maka akan meningkatkan minat responden untuk menggunakan SIDJP dalam menyelesaikan pekerjaan. Kemudahan yang dirasakan oleh responden akan memotivasi responden untuk menggunakan SIDJP dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa variabel Perceived Ease of Use berpengaruh secara positif terhadap variabel Behavioral Intention (Wardhana, 2015 dan Sanchez-Prieto dkk., 2016). Minat penggunaan (Behavioral Intention) berpengaruh positif terhadap penggunaan nyata dari SIDJP (Actual System Use). Jika minat penggunaan SIDJP meningkat maka juga akan meningkatkan penggunaan nyata dari sistem yang akan berdampak pada tugas-tugas yang dapat terselesaikan. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa variabel Perceived Ease of Use berpengaruh secara positif terhadap variabel Perceived Usefulness (Wardhana, 2015). Dalam masalah menumpuknya surat pemberitahuan, responden sudah melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya. Agar tidak terjadi penumpukan surat pemberitahuan yang berlebihan, maka penggunaan dari SIDJP harus ditingkatkan untuk lebih sering menggunakan atau dalam frekuensi yang tinggi. Dimana penggunaan yang sesungguhnya dari sistem tersebut dipengaruhi oleh minat perilaku. Sedangkan minat perilaku tersebut dimediasi oleh dua variabel, yaitu persepesi kemudahan penggunaan (Perceived Easy of Use) dan persepsi kegunaan (Perceived Usefulness). 5. KESIMPULAN Variabel Perceived Usefulness, Behavioral Intention, dan Actual System Use termasuk dalam kategori sangat tinggi yang berarti ratarata pengguna sangat setuju dengan pernyataan yang terdapat dalam kuesioner. Sedangkan Perceived Ease of Use merupakan variabel dengan rata-rata nilai persentase terendah dibanding variabel-variabel yang lain. Hasil pengujian hipotesis dengan analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa semua hipotesis diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Perceived Ease of Use berpengaruh positif terhadap Perceived Usefulness, Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention, Perceived Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1043
Ease of Use berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention, dan Behavioral Intention berpengaruh positif terhadap Actual System Use. Pengaruh paling kuat ditunjukkan pada variabel Perceived Usefulness terhadap Behavioral Intention. KPP Pratama Mojokerto dapat lebih meningkatkan nilai variabel Perceived Ease of Use karena memiliki nilai persentase ideal terendah dibanding variabel yang lain. Jika ingin meningkatkan nilai variabel dependen maka terlebih dahulu harus meningkatkan variabel independen yang memengaruhinya dengan cara memperhatikan indikator-indikator pada variabel tersebut atau mengevaluasi kembali dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang dikeluhkan pegawai. 6. DAFTAR PUSTAKA Davis, F. D., 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. University of Minnesota. Davis, F. D., Bagozzi, R. P., dan Warshaw, P. R., 1989. User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theorical Models. Management Science Vol. 35. No. 8, August 1989 pp. 9821003. Garland, R., 1991. The Mid-Point on a Rating Scale: Is it Desirable? Marketing Bulletin, 2, pp. 66-70, Research Note 3. Gudono, 2012. Analisis Data Multivariat Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Huda, F., Saerang, D. P. E., dan Elim, I., 2015. Analisis Penerapan Sistem Informasi Perpajakan atas Perekaman Surat Pemberitahuan SPT pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bitung. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 03. Jogiyanto, H., 2007. Sistem Informasi Keperilakuan Ed. 1. Yogyakarta: Andi. Jogiyanto, H., 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi: Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi. Lestari, M., Kertahadi, dan Suyadi, I., 2013. Efektifitas Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Malang Utara). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2. Malang:
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya. Field, A., 2009. Discovering Statistic Using SPSS: Third Edition. London: Sage Publication Ltd. Rifki, 2009. Sistem Informasi di Direktorat Jenderal Pajak. Jakarta: Departemen Keungan Republik Indonesia. Sachidanandam, S., 2006. Why Physicians Do or Do Not Use Computerized Physician Order Entry System: Applying The Technology Acceptance Model. Doctor of Education. Bowling Green State University. Sanchez-Prieto, J. C., Olmos-Miguelanez, S., dan García-Penalvo, F. J., 2016. MLearning and Pre-service Teachers: An Assessment of the Behavioral Intention Using an Expanded TAM Model. Computer in Human Behavior xxx (2016) 1-11. Stevens, J. P., 1984. Outliers and Influential Data Points in Regression Analysis. American Psychological Bulletin 1984, Vol. 95, No. 2, pp. 334-344. Santoso, S., 2010. Statistik Multivariat: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Saputra, R., Astuti, E. S., dan Rahardjo, K., 2014. Analisis Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dan Kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Gubeng). Jurnal Perpajakan Vol. 3 No. 1. Malang: Universitas Brawijaya Thoifah, I., 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif. Malang: Madani. Tsang, K. K., 2012. The Use of Midpoint on Likert Scale: The Implications for Educational Research. The University of Hong Kong: Hong Kong Teachers' Centre Journal, Vol. 11. Venkatesh, V., dan Bala, H., 2008. Technology Acceptance Model 3 and a Research Agenda on Interventions. Journal compilation Decision Sciences Institute. Volume 39 Number 2, May 2008, pp. 273-315 Venkatesh, V., dan Davis, F. D., 1996. A Model of the Antecedents of Perceived Ease of
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1044
Use: Development and Test. Decision Sciences Volume 27 Number 3 Summer 1996 pp. 451-481. Wardhana, C., 2015. Analisis Penggunaan ELearning Edmodo dengan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Kelas X RPL di SMK Muhammadiyah 1 Bantul. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Wiyono, G., 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan alat analisis SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0. UPP STIM YKPN: Jakarta. Yang, Wan-Chi. 2011. Applying Content Validity Coefficient and Homogeneity Reliability Coefficient to Investigate the Experiential Marketing Scale for Leisure Farms. Taiwan.