ANALISIS PENERAPAN PSAK 45 (REVISI 2011) TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA PERIODE 2013-2014 STUDI KASUS PADA LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT ARUPA Erlisa Bundari, Rosinta Ria Panggabean Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Telp: (62-21) 534 5830/email:
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini, ialah untuk mengetahui gambaran prosedur akuntansi yang diterapkan dalam Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA serta mengetahui kesesuaian antara prosedur akuntansi yang digunakan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011). Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA yang merupakan salah satu jenis organisasi nirlaba. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang memberikan gambaran secara umum atas kondisi aktual yang terjadi pada organisasi nirlaba yakni Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA, kemudian dibandingkan dengan standar akuntansi yang berlaku umum untuk dilakukan analisis mengenai kesesuaiannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah menyajikan gambaran prosedur akuntansi yang relevan dan informatif. Sementara itu terkait kesesuaian laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) belum sesuai dengan standar yang berlaku umum, hal ini terlihat dari adanya perbedaan dalam penyebutan nama laporan keuangan dan nama akun-akun didalam laporan keuangan. Disarankan agar Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA lebih memperhatikan kesesuaian laporan keuangan yang dibuat dengan standar yang berlaku umum untuk organisasi nirlaba. Kata Kunci: PSAK No. 45 (revisi 2011), organisasi nirlaba, laporan keuangan.
ABSTRACT The aims of this research were to describe the accounting procedures applied in Non-Governmental Organization ARuPA and to determine the compliance between the accounting procedures used by ARuPA with PSAK 45 (revision 2011) – Standard for Financial Reporting of Non-profit Organization. This research was conducted at ARuPA, a non-profit organization. The study used qualitative methods to give a general overview on the actual conditions that occured in ARuPA, and then compared it with the accounting standards for the analysis of the compliance. The data used were primary data from interviews and documentation on ARuPA. Data were processed using descriptive qualitative method by comparing PSAK 45 with accounting treatment applied to ARuPA. The results showed that ARuPA presented an overview of the relevant accounting procedures and information. In relation to the level of compliance, the financial statements of Non-Governmental Organization ARuPA were not in accordance with PSAK 45 (revision 2011), in terms of the differences in naming the financial statements report and the name of the accounts in the financial statements. It is recommended that Non-Governmental Organization ARuPA give more attention to the suitability of financial statements prepared by PSAK 45 (revision 2011) Standards for Financial Reporting of nonprofit organizations. Keywords: PSAK No. 45 (revision 2011), nonprofit organization, financial reports.
PENDAHULUAN Masyarakat tradisional Indonesia sudah sejak lama mengenal nilai-nilai gotong royong yang merupakan salah satu tali perekat bangsa Indonesia. Dalam perkembangannya semangat gotong royong mengalami perubahan bentuk dan manifestasi berupa munculnya kelompok-kelompok sukarelawan yang lebih mapan dan terorganisasi untuk memberikan pelayanan yang lebih berarti, serta membantu menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan. Sehingga hal ini memicu bermunculannya entitasentitas nirlaba yang baru dimasyarakat. Dalam dunia akuntansi saat ini, perkembangan standar akuntansi di Indonesia merupakan hal yang tidak terhindari. Perkembangan akuntansi saat ini bisa dianggap membawa pembaruan bagi masyarakat, dalam perkembangannya standar akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Sejalan dengan perkembangan masyarakat, berkembang pula entitas nirlaba maupun entitas bisnis. Entitas nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis dalam hal misi atau tujuan yang ingin dicapai. Entitas nirlaba merupakan organisasi yang tujuannya bukan menghasilkan laba bagi pemiliknya tapi memberikan jasa bagi masyarakat dengan kata lain tujuan pendirian entitas ini tidak berfokus pada orientasi laba semata namun juga mengutamakan kontribusi yang diberikannya kepada masyarakat. Dalam PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba disebutkan entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari entitas nirlaba tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian, dalam praktik entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada umumnya. Pada beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang, dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan entitas nirlaba tersebut, seperti kreditor dan pemasok dana lainnya. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian pada subjek organisasi nirlaba, seperti penelitian yang dilakukan Tjandra (2013) yang berjudul: Pelaporan Keuangan Panti Asuhan Nahdatul Ulama Probolinggo Berdasarkan PSAK No. 45 Revisi 2010. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaporan keuangan berdasarkan PSAK Nomor 45 revisi 2010 untuk entitas nirlaba seperti halnya Panti Asuhan Nahdlatul Ulama dapat memberikan informasi yang relevan guna memenuhi kepentingan para pihak yang telah menyediakan sumber daya bagi Panti Asuhan Nahdlatul Ulama Penelitian yang dilakukan Pontoh (2013) yang berjudul: Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No. 45 Pada Gereza BZL, menyatakan hasil penelitian diketahui bahwa Gereja Bukit Zaitun Luwuk belum menerapkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan format laporan keuangan organisasi nirlaba yang ada dalam Pernyataan Standar Akuntansi No. 45 karena untuk penyusunan laporan keuangan telah diatur tersendiri dalam Tata Dasar dan Peraturan Gereja. Walaupun tidak mengikuti format laporan keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, namun secara umum tujuan penyusunan laporan keuangan pada Gereja Bukit Zaitun telah tercapai, walaupun masih ada informasi-informasi tertentu yang belum jelas. Saat ini peneliti menggunakan standar acuan PSAK No. 45 yang telah direvisi yaitu PSAK 45 (revisi 2011) yang dapat diterapkan sebagai pedoman penyusunan pelaporan keuangan pada entitas nirlaba. Objek penelitiannya menggunakan Lembaga Swadaya Masyarakat dan periode tahun penelitiannya yaitu tahun 2013-2014. Berkaitan dengan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap penerapan PSAK 45 (revisi 2011) dalam penyusunan laporan keuangan entitas nirlaba dengan judul “Analisis Penerapan PSAK 45 (Revisi 2011) Terhadap Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Periode 2013-2014 Studi Kasus Pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA” Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran prosedur akuntansi yang diterapkan dalam Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA? 2. Bagaimana kesesuaian antara prosedur pencatatan akuntansi yang digunakan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011)?
Dalam melakukan suatu penelitian, teori yang relevan dibutuhkan untuk mendukung hasil penelitian sehingga menjadi optimal (Siregar, 2013). Landasan teori yang mendasari penelitian ini adalah teori-teori yang berhubungan dengan organisasi nirlaba, laporan keuangan, PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Menurut Kurniasari (2011) menyatakan bahwa organisasi nirlaba atau organisasi nonprofit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 (revisi 2011) merupakan standar khusus untuk entitas nirlaba. Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis hal ini dapat terlihat dari cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Unsur-unsur laporan keuangan entitas nirlaba menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 (revisi 2011) meliputi Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode laporan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas untuk suatu periode pelaporan, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Laporan Posisi Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Laporan posisi keuangan juga melakukan klasifikasi dalam proses penyusunan laporan keuangannya, yang terdiri dari klasifikasi aset dan liabiilitas dan klasifikasi aset neto terikat atau tidak terikat Laporan Aktivitas bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode serta melakukan klasifikasi dalam proses penyusunan laporan keuangannya, yang terdiri dari perubahan kelompok aset neto, klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian dan informasi pemberian jasa. Laporan Arus Kas bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode dari aktivitas pendanaan dana dan pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas. Laporan arus kas melakukan klasifikasi atas penerimaan dan pengeluaran kas dengan membaginya menjadi aktivitas operasional, aktivitas pendanaan, dan aktivitas investasi. Catatan Atas Laporan Keuangan berperan sebagai salah satu komponen dalam laporan keuangan untuk menyajikan informasi tambahan yang terdapat dalam laporan keuangan. Penyajian catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis sehingga setiap pos keuangan yang berkaitan dengan organisasi nirlaba seperti laporan posisi keuangan, laporan aktivitas dan laporan arus kas saling terkait dengan informasi yang ada dalam catatan atas laporan keuangan. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa organisasi kemasyarakatan yang selanjutnya disebut ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini melalui studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan topik bahasan dari buku-buku, jurnal, peraturan perundang-undangan serta sumber-sumber dari internet sebagai bahan referensi dalam pembahasan. Studi lapangan dilakukan dengan meninjau langsung ke perusahaan yang telah menjadi objek penelitian untuk memperoleh data dengan cara dokumentasi, observasi, dan metode wawancara. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode analisis isi (content analysis) yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Unit analisisnya adalah paragraf-paragraf isi dalam PSAK 45 (revisi 2011), panduan akuntansi dan laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang objek yang diteliti, sejarah objek penelitian, latar belakang, sifat-sifat serta karakteristik dari objek yang di teliti. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi laporan keuangan tahunan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA diawali dengan analisis perbandingan terhadap objek penelitian dengan konsep pembanding dalam hal kebijakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan, kemudian mencoba menyesuaikan dan
mengkombinasikan dua unsur yaitu PSAK 45 (revisi 2011) dan laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA periode 2013-2014. Objek penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA. ARuPA merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang pelestarian Sumber Daya Alam dan lingkungan hidup. Lembaga ini dibentuk oleh beberapa mahasiswa dan alumni muda Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada sebagai sebuah komite aksi yang bermaksud mewadahi mahasiswa dan pemerhati lingkungan dalam mendorong terjadinya reformasi. ARuPA berdiri dengan dilandasi semangat untuk melakukan koreksi kritis atas problematika pengelolaan Sumber Daya Alam pada umumnya dan Sumber Daya Hutan khususnya, yang disebabkan kesalahan dalam paradigma, kebijakan, kelembagaan dan sistim pengelolaan yang dikembangkan.
HASIL DAN BAHASAN Alur Pembukuan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menerapkan alur pembukuan dalam mengelola setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam setiap kegiatannya, agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang nantinya dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan. Ada empat langkah yang harus dilakukan dalam proses alur pembukuan pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA yaitu sebagai berikut: 1. Tahap pertama, alur pembukuan ini akan diawali dari transaksi keuangan yang terjadi. Transaksi keuangan yang telah terjadi kemudian dicatat dengan berdasarkan pada bukti transaksi keuangan yang bersumber dari voucher, kwitansi, bon, nota, laporan biaya, dan lain-lain. 2. Tahap kedua, yaitu pada tahap pencatatan atau penjurnalan. Di dalam tahap ini terbagi kedalam dua proses yaitu, proses penggolongan/penomoran transaksi sesuai kode buku besarnya dan penjurnalan. Penjurnalan masing-masing transaksi harus seimbang berlawanan antara debit dan kredit. 3. Tahap ketiga, yaitu posting di mana pada tahap ini proses yang dilakukan adalah mencatat transaksi jurnal kedalam masing-masing buku besar yang telah ada. 4. Tahap keempat, dalam alur pembukuan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan yaitu: Neraca Saldo, Laporan Penerimaan dan Biaya Sekretariat ARuPA, Laporan Penerimaan dan Biaya proyek-proyek ARuPA, Laporan Posisi, yang isinya: posisi kas fisik dan kas bank, sisa dana tiap-tiap proyek/grantor, uang Muka, Neraca Sekretariat ARuPA/Neraca Konsolidasi. Analisis Laporan Posisi Keuangan LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap laporan posisi keuangan yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan cara membandingkan indikator-indikator yang ada pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba yang bertujuan untuk melihat kesesuaian laporan posisi keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011).
Tabel 4.1 Indikator Kesesuaian Laporan Posisi Keuangan antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba No 1.
PSAK 45 Tujuan Laporan Posisi Keuangan
LSM ARuPA LSM ARuPA menyajikan laporan posisi keuangan, yang di dalam lembaganya disebut sebagai neraca yang mencakup aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih.
Ya √
Tidak -
Keterangan Tujuan laporan posisi keuangan PSAK 45 (revisi 2011) adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto. LSM ARuPA untuk meyebut laporan posisi keuangan masih menggunakan istilah neraca. Serta penyebutan untuk akun-akun keuangan masih menggunakan istilah seperti aktiva, kewajiban,
No
PSAK 45
LSM ARuPA
Ya
Tidak
2.
Klasifikasi Aset dan Liabilitas
LSM ARuPA melakukan klasifikasi atas aktiva dan kewajiban yang ter-bagi menjadi Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap. Sedangkan aktiva bersih terbagi menjadi dua yaitu modal dan sisa dana. Informasi disajikan menjadi satu kelompok yang homogen.
√
-
3.
Informasi Likuiditas
√
-
4.
Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat
LSM ARuPA menyampaikan in-formasi likuiditas di dalam laporan neraca. Aktiva di-sajikan berdasarkan urutan likuiditas yaitu dengan mengelompokkan aktiva menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. LSM ARuPA mengklasifikasikan aktiva tidak terikat dan aktiva terikat kedalam sisa dana dalam kelompok aktiva bersih.
√
-
Keterangan modal dan aktiva bersih. LSM ARuPA telah melakukan klasifikasi atas aktiva dan kewajibannya, walaupun nama akun-akun keuangan yang digunakan masih menggunakan istilah aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih. Informasi pengklasifikasian dapat dilihat dari pe-nyajiannya yang terbagi antara aktiva lancar dan aktiva tetap serta aktiva bersih yang terbagi menjadi dua yaitu modal dan sisa dana. Informasi likuiditas pada laporan neraca LSM ARuPA disajikan ber-dasarkan urutan likuiditas yaitu dengan meng-elompokkan aktiva menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. Hanya saja penggunaan istilah aset yang tidak digunakan, namun meng-gunakan istilah aktiva. LSM ARuPA menyajikan kelompok aktiva bersih yang dibagi berdasarkan aktiva tidak terikat dan aktiva terikat yang digolongkan kedalam sisa dana pada aktiva bersih. Penyajian aktiva tidak terikat dan aktiva terikat digolongkan kedalam sisa dana. Namun didalam PSAK 45 (revisi 2011) tidak disebutkan bahwa modal termasuk dalam aset neto.
(Sumber: Hasil rangkuman sendiri)
Berdasarkan analisa terhadap neraca Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA terlihat adanya perbedaan dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba yang meliputi istilah penyebutan untuk laporan posisi keuangan yang menggunakan istilah neraca, serta penyebutan untuk akun-akun keuangan yang terdapat didalam laporan neraca juga berbeda. Neraca dibagi menjadi aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih. Aktiva terbagi menjadi Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap. Aktiva Lancar terdiri dari kas dan setara kas, kas di bank, uang muka, dan piutang kepada Arupiest. Aktiva Tetap terdiri dari komputer dan inventaris kantor. Sedangkan untuk kewajiban, modal dan aktiva bersih terbagi menjadi dua bagian yaitu modal dan sisa dana. Modal ini maksudnya adalah modal awal dari lembaga ARuPA yang berasal dari sumbangan para anggota. Sisa dana terbagi menjadi dua bagian yaitu sisa dana untuk aktiva terikat dan aktiva tidak terikat. Tujuan laporan neraca LSM ARuPA sudah sesuai dengan PSAK 45 (revisi 2011) karena bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih. Klasifikasi aset dan liabilitas didalam PSAK 45 (revisi 2011) disebut dengan menggunakan istilah aset, liabilitas, dan aset neto. LSM ARuPA telah melakukan klasifikasi atas aktiva dan kewajibannya, walaupun nama akun-akun keuangan yang digunakan masih menggunakan istilah aktiva, kewajiban, dan aktiva
bersih. Informasi likuiditas pada laporan neraca LSM ARuPA disajikan berdasarkan urutan likuiditas yaitu dengan mengelompokkan aktiva menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. LSM ARuPA menyajikan kelompok aktiva bersih yang dibagi berdasarkan aktiva tidak terikat dan aktiva terikat yang digolongkan kedalam sisa dana pada aktiva bersih. Penyajian aktiva tidak terikat dan aktiva terikat digolongkan kedalam sisa dana, hal ini disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan akan akun-akun keuangan yang diperlukan lembaga. Namun dalam laporan neraca tidak terlihat adanya penjabaran aktiva bersih jenis apa saja yang digolongkan kedalam masing-masing pembatasan tersebut, informasi lebih lanjut mengenai penjabaran aktiva terikat dan aktiva tidak terikat disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pada PSAK 45 (revisi 2011) tidak dijelaskan mengenai perihal akun modal termasuk kedalam laporan posisi keuangan ataupun termasuk dalam bagian kewajiban dan aktiva bersih. Tetapi pada kewajiban dan aktiva bersih Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menggabungkan akun modal dengan kewajiban dan aktiva bersih dan menambahkan jumlahnya dengan jumlah total keseluruhan kewajiban dan aktiva bersih. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan posisi keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa laporan neraca LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan posisi keuangan dalam PSAK 45 (revisi 2011). Analisis Laporan Aktivitas LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap laporan aktivitas yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan cara membandingkan indikator-indikator yang ada pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Analisis ini bertujuan untuk melihat kesesuaian laporan aktivitas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011).
Tabel 4.2 Indikator Kesesuaian Laporan Aktivitas antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba No 1.
2.
PSAK 45
LSM ARuPA
Tujuan Laporan Aktivitas
LSM ARuPA menyajikan laporan aktivitas dan sisa dana dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas lembaga.
Perubahan Kelompok Aset Neto
Laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA menyajikan pendapatan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat dan grant terikat serta pengeluaran yang mencakup peng-eluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan
Ya
Tidak
√
-
-
√
Keterangan Tujuan laporan aktivitas menurut PSAK 45 (revisi 2011) adalah menyediakan informasi mengenai peng-aruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. LSM ARuPA membuat laporan aktivitas dengan tujuan untuk menyajikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas lembaga. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pe-rubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. Sedangkan laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA menyajikan pendapatan dan pengeluaran yang diuraikan dalam bentuk penerimaan grant
No
PSAK 45
LSM ARuPA
Ya
Tidak
pengeluaran program dari grant terikat.
3.
Klasifikasi Pen-dapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian
Laporan aktivitas LSM ARuPA menyajikan pendapatan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat dan grant terikat. Serta pengeluaran mencakup pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. 4. Informasi LSM ARuPA mePemberian nyajikan informasi Jasa pemberian jasa pada laporan aktivitas dan sisa dana yang dibuat oleh lembaga. Informasi disampaikan dalam bentuk pengeluaran yang terbagi menjadi pengeluaran internal dan opersional dari grant tidak terikat serta pengeluaran program dari grant terikat. (Sumber: Hasil rangkuman sendiri)
√
-
√
-
Keterangan tidak terikat dan grant terikat serta pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. LSM ARuPA tidak langsung menyajikan pengklasifikasian atas penerimaan dan pengeluaran yang bersifat terikat maupun tidak terikat seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namum mengolongkannya terlebih dahulu kedalam akun penerimaan dan pengeluaran. LSM ARuPA telah melakukan klasifikasi atas penerimaan dan pengeluaran dalam laporan aktivitas dan sisa yang dibuat oleh lembaga. Meskipun pengklasifikasian ini tidak sama seperti pada PSAK 45 (revisi 2011), hal ini dapat terjadi disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan pengklasifikasian akun keuangan pada lembaga. Secara umum laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA sudah menyajikan informasi mengenai pengeluaran pada laporan aktivitas dan sisa dana yang dibuat oleh lembaga. Informasi disampaikan dalam bentuk pengeluaran yang terbagi menjadi pengeluaran internal dan opersional dari grant tidak terikat serta pengeluaran program dari grant terikat.
Berdasarkan analisa terhadap laporan aktivitas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA terlihat adanya perbedaan dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Perbedaan ini terlihat dari penyebutan istilah laporan aktivitas, dimana LSM ARuPA menyebutnya sebagai laporan aktivitas dan sisa dana, serta penyebutan untuk akun-akun keuangan di dalam laporan aktivitas dan sisa dana juga berbeda yaitu menggunakan istilah penerimaan dan pengeluaran. Laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA terbagi menjadi tiga bagian, yaitu penerimaan, pengeluaran dan sisa dana. Penerimaaan bersumber dari grant terikat yang didapat dari lembaga donor dan grant tidak terikat yang berasal dari lembaga ARuPA. Sedangkan pengeluaran terbagi menjadi pengeluaran internal dan opersional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. Sisa dana akhir tahun didapat setelah sisa dana awal tahun dikoreksi menggunakan sisa dana terikat dan sisa dana tidak terikat. Secara umum dapat dilihat laporan aktivitas LSM ARuPA disajikan dalam bentuk A. Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal, sehingga bentuk A ini memudahkan penyusunan laporan komparatif. Tujuan laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA sudah sesuai dengan
tujuan laporan aktivitas menurut PSAK 45 (revisi 2011) yaitu untuk menyajikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan segala sesuatu aktivitas yang berhubungan lembaga. Laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA menyajikan pendapatan dan pengeluaran yang diuraikan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat dan grant terikat serta pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. LSM ARuPA tidak langsung menyajikan pengklasifikasian atas penerimaan dan pengeluaran yang bersifat terikat maupun tidak terikat seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namum mengolongkannya terlebih dahulu ke dalam akun penerimaan dan pengeluaran. Hal ini dapat terjadi disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan laporan keuangan yang diperlukan oleh lembaga. LSM ARuPA telah melakukan klasifikasi atas penerimaan dan pengeluaran dalam laporan aktivitas dan sisa yang dibuat oleh lembaga, hal ini dapat dilihat dari laporan aktivitas LSM ARuPA yang menyajikan pendapatan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat yang berasal dari lembaga dan grant terikat yang berasal dari lembaga donor sedangkan pengeluaran mencakup pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. Meskipun pengklasifikasian ini tidak sama seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namun hal ini dapat terjadi disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan pengklasifikasian akun-akun keuangan pada lembaga. Secara umum laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA sudah menyajikan informasi mengenai pengeluaran pada laporan aktivitas dan sisa dana yang dibuat oleh lembaga. Informasi disampaikan dalam bentuk pengeluaran yang terbagi menjadi pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat serta pengeluaran program dari grant terikat. Klasifikasi yang dilakukan oleh LSM ARuPA dalam laporan aktivitas dan sisa dana sudah dapat disebut sebagai klasifikasi secara fungsional karena laporan ini dapat menunjukan pengeluaran digunakan untuk aktivitas lembaga yang selanjutnya diuraikan dalam catatan atas laporan keuangan. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan aktivitas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan aktivitas PSAK 45 (revisi 2011). Analisis Laporan Arus Kas LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap laporan arus kas yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan cara membandingkan indikator-indikator yang ada pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Analisis ini bertujuan untuk melihat kesesuaian laporan arus kas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011).
Tabel 4.3 Indikator Kesesuaian Laporan Arus Kas antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba No 1.
2.
PSAK 45
LSM ARuPA
Tujuan Laporan Arus Kas
LSM ARuPA menyajikan laporan arus kas yang disebut laporan aliran kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi LSM ARuPA telah menyajikan informasi keuangan untuk mengetahui aliran kas lembaga, baik dari penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi dalam satu periode. LSM ARuPA hanya membuat aliran kas dari
Klasifikasi Penerimaan
Ya
Tidak
√
-
-
√
Keterangan Tujuan laporan arus kas menurut PSAK 45 (revisi 2011) adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Secara umum tujuan laporan arus kas LSM ARuPA sudah sesuai dengan PSAK 45 (revisi 2011), LSM ARuPA menyajikan laporan arus kas bertujuan untuk mengetahui aliran kas lembaga, baik dari penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi dalam satu periode. PSAK 45 (revisi 2011) membuat laporan arus kas dengan
No
PSAK 45
LSM ARuPA
dan Pengeluaran Kas
aktivitas operasional pada laporan aliran kas konsolidasinya.
Ya
Tidak
Keterangan mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluran kedalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.Sedangkan LSM ARuPA hanya memiliki aktivitas operasional pada laporan arus kas konsolidasinya. Hal ini dapat terjadi karena laporan arus kas LSM ARuPA menyesuaikan dengan kebutuhan laporan keuangan yang diperlukan oleh lembaga.
(Sumber: Hasil rangkuman sendiri)
Berdasarkan analisa terhadap laporan arus kas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA terlihat adanya perbedaan dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Perbedaan ini meliputi penyebutan untuk istilah laporan arus kas yang menggunakan istilah laporan aliran kas konsolidasi. yujuan laporan arus kas LSM ARuPA sudah sesuai dengan PSAK 45 (revisi 2011), LSM ARuPA menyajikan laporan arus kas bertujuan untuk mengetahui aliran kas lembaga, baik dari penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi dalam lembaga. Laporan arus kas dalam PSAK 45 (revisi 2011) menyajikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas setiap periodenya dengan diklasifikasikan menurut aktifitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Sedangkan LSM ARuPA hanya memiliki aktivitas operasional pada laporan arus kas konsolidasinya. Hal ini dapat terjadi karena laporan arus kas LSM ARuPA menyesuaikan dengan kebutuhan laporan keuangan yang diperlukan oleh lembaga. Laporan aliran kas konsolidasi LSM ARuPA mencakup aliran kas dari aktivitas operasional yang terdiri dari kelebihan penerimaan atas pengeluaran. LSM ARuPA hanya menyajikan laporan arus kas untuk aktivitas operasional karena lembaga ini tidak memiliki investasi yang dapat diklasifikasikan kedalam aktivitas investasi. Aktivitas pendanaan tidak disebutkan di dalam laporan aliran kas konsolidasi LSM ARuPA namun terdapat penambahan dana untuk aktivitas operasional, penambahan ini meliputi titipan dana kegiatan dari mitra lembaga. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan arus, maka dapat disimpulkan bahwa laporan aliran kas konsolidasi LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan arus kas PSAK 45 (revisi 2011). Analisis Catatan Atas Laporan Keuangan LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap catatan atas laporan keuangan yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba yang bertujuan untuk melihat tingkat kesesuaian antara catatan atas laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011). Pada PSAK 45 (revisi 2011), catatan atas laporan keuangan menguraikan kebijakan mengenai pengungkapan yang wajib disajikan agar dapat menyediakan informasi keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan umumnya berisi penjabaran dari masing-masing kelompok aset neto terikat permanen, aset neto terikat temporer, dan aset neto tidak terikat serta termasuk didalamnya mengenai penjabaran dari aktivitas investasi yang dilakukan oleh organisasi nirlaba dan beban-beban terkait yang terbentuk sebagai akibat dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi nirlaba.
Catatan atas laporan keuangan pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas nirlaba telah disajikan oleh LSM ARuPA dalam catatan atas laporan keuangan yang dibuat lembaganya. LSM ARuPA membuat catatan atas laporan keuangan dengan membaginya kedalam beberapa catatan. Catatan disajikan menjadi satu kumpulan catatan-catatan yang menyajikan informasi tambahan penting yang terkait namun tidak disajikan dalam laporan-laporan keuangan yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian untuk catatan atas laporan keuangan antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011), maka dapat disimpulkan bahwa catatan atas laporan keuangan LSM ARuPA sudah sesuai dengan catatan atas laporan keuangan pada PSAK 45 (revisi 2011).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis atas penerapan PSAK 45 (revisi 2011) terhadap laporan keuangan entitas nirlaba pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA, maka hasil penelitian memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA secara keseluruhan dinilai telah memberikan gambaran yang relevan dan informatif mengenai sistem prosedur akuntansi yang diterapkan pada lembaga. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah menerapkan alur pembukuan dalam mengelola setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam setiap kegiatannya serta menerapkan aturan dan prosedur yang meliputi aturan dan prosedur dalam penerimaan bank, pengeluaran bank, prosedur pembentukan, pengeluaran dan pengisian kas kecil, prosedur pembukuan dan pengajuan uang muka, prosedur pembukuan pelaporan uang muka, prosedur pembukuan akhir bulan dan prosedur pembukuan akhir tahun. 2. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA secara keseluruhan dinilai telah berusaha secara optimal menyajikan laporan keuangan secara informatif serta menerapkan standar dan aturan yang mengarah seperti yang ditetapkan dalam PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah membuat laporan neraca, laporan aktivitas dan sisa dana, laporan aliran kas konsolidasi dan catatan atas laporan keuangan. Hasil analisis terhadap laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menunjukan kesimpulan sebagai berikut: a. Laporan neraca Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah menyediakan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih yang telah klasifikasi sesuai dengan yang tercantum dalam PSAK 45 (revisi 2011) meskipun penyebutan yang digunakan untuk akun tersebut tidak menggunakan istilah aset, liabilitas, dan aset neto. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA didalam laporan neracanya pada bagian kewajiban terdapat penambahan akun modal, yang di dalam PSAK 45 (revisi 2011) tidak disebutkan adanya akun modal dalam laporan posisi keuangan. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan posisi keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa laporan neraca LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan posisi keuangan dalam PSAK 45 (revisi 2011). b. Laporan aktivitas dan sisa dana Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah memberikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas lembaga. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menyajikan laporan aktivitas dan sisa dana dalam bentuk A. Tetapi didalam laporan aktivitas dan sisa dana Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA tidak langsung menyajikan pengklasifikasian atas penerimaan dan pengeluaran yang bersifat terikat maupun tidak terikat seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namum mengolongkannya terlebih dahulu ke dalam akun penerimaan dan pengeluaran. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan aktivitas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan aktivitas PSAK 45 (revisi 2011). c. Laporan arus kas konsolidasi Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah menyajikan informasi keuangan untuk mengetahui aliran kas lembaga, baik dari penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi dalam satu periode. Tetapi klasifikasi terhadap laporan arus kas hanya dilakukan terhadap aktivitas operasional, tanpa adanya klasifikasi terhadap aktivitas investasi dan pendanaan. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan arus kas, maka dapat
d.
disimpulkan bahwa laporan aliran kas konsolidasi LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan arus kas PSAK 45 (revisi 2011). Catatan atas laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah disajikan berdasarkan PSAK 45 (revisi 2011) tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba. Catatan atas laporan keuangan sudah dibuat menjadi suatu kumpulan catatan yang berisi informasi tambahan penting yang tidak disajikan sebelumnya dalam laporan keuangan. Dalam catatan atas laporan keuangannya, Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah mengungkapkan penjabaran dalam catatan-catatan yang meliputi masing-masing akun atau transaksi. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian untuk catatan atas laporan keuangan antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011), maka dapat disimpulkan bahwa catatan atas laporan keuangan LSM ARuPA sudah sesuai dengan catatan atas laporan keuangan pada PSAK 45 (revisi 2011).
Saran Sebagai hasil akhir atas penelitian yang dilakukan peneliti, maka adapun saran yang dapat dijadikan pertimbangan dan masukan yang bermanfaat bagi Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dan penelitian di masa mendatang antara lain: 1. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA agar lebih memperhatikan penerapan atas standar dan peraturan akuntansi yang berlaku terkait dengan organisasi nirlaba lainnya, agar lembaga dapat memiliki kualitas pelaporan keuangan yang dapat diandalkan serta tujuan dari penyusunan laporan keuangan dapat tercapai dengan maksimal. 2. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA agar menerapkan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba dalam penyajian laporan keuangannya, sehingga Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dapat memberikan manfaat yang maksimal terhadap laporan keuangannya bilamana disajikan sesuai dengan standar yang berlaku. 3. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA agar lebih rinci dan mendetail dalam memberikan penjabaran atas akun-akun dalam laporan keuangan sehingga setiap akun dapat lebih jelas dan dapat diklasifikasikan dengan benar berdasarkan fungsi masing-masing akun. 4. Penelitian berikutnya di masa yang akan datang, agar menambah periode waktu penelitian sehingga lebih dari dua tahun, sehingga dapat menambah referensi perbandingan laporan keuangan. 5. Penelitian berikutnya di masa yang akan datang agar dapat menambah lingkup penelitian dan objek penelitian, sehingga tidak terbatas pada organisasi nirlaba dalam bentuk lembaga swadaya masyarakat saja, namun bisa menggunakan organisasi nirlaba berbentuk lain seperti yayasan, panti asuhan dan sebagainya.
REFERENSI ARuPA. Lembaga Swadaya Masyarakat. Diakses pada 5 Januari 2015 dari http://arupa.or.id/. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Diakses pada 16 Januari 2015 dari http://www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/standar.php?cat=SAK%20ETAP&id=71. Kurniasari, Dian. (2011). Sekilas tentang PSAK Nomor 45 (Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba). Diakses pada 14 Januari 2015 dari https://kurniasaridian.wordpress.com/2011/02/09/sekilas-tentangpsak-nomor-45-pelaporan-keuangan-organisasi-nirlaba/ Mamesah, Melisa. (2013). Penerapan PSAK No. 45 pada GMIM Efrata Sentrum Sonder Kaitannya dengan Kualitas Informasi Laporan Keuangan. Jurnal EMBA 1717 Vol.1 No.4 Desember 2013. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Hal. 1717-1728. Diakses pada tanggal 22 Maret 2015 dari http://www.e-jurnal.com/2013/12/penerapan-psak-no45-pada-gmim-efrata.html. Pontoh, Chenly Ribka S. 2013. Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No 45 Pada Gereja BZL. Jurnal EMBA ISSN 2303-1174 Vol. 1 No. 3 Juni 2013. Universitas Sam
Ratulangi. Manado. Hal. 129-139. Diakses pada tanggal http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1651/1317.
22
Maret
2015
dari
PSAK 45 (Revisi 2011): Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Diakses pada 5 Januari 2015 dari http://keuanganlsm.com/psak-45-revisi-2011-tentang-pelaporan-keuangan-entitas-nirlaba/. Siregar, S. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif (Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17), PT. Bumi Aksara, Jakarta 2013. Tjandra, Gesela Junita. 2013. Pelaporan Keuangan Panti Asuhan Nahdatul Ulama Probolinggo Berdasarkan PSAK No. 45 Revisi 2010. Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya. Diakses pada tanggal 22 Maret 2015 dari http://repository.wima.ac.id/356/. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Diakses pada 6 Januari 2015 dari http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt520ca07b67d02/nprt/lt510a5f1f8bbc7/uuno-17-tahun-2013-organisasi-kemasyarakatan.
RIWAYAT PENULIS Nama
: Erlisa Bundari
Tempat/Tanggal Lahir
: Tanjungpandan/23 Juli 1993