ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE TAHUN 2011 – 2013 Sofyarosa Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRAK Portfolio is basically concerned with how one allocates some funds in various types of investments because of the huge risk will arise if the capital owned only invested in one stock alone. And then expected is the result of achieving optimal benefits. By diversifying, the investor can reduce risk level and at the same time to optimize the expected rate of return. This study aims to help investors invest by establishing the optimal stock portfolio stock with case studies on Jakarta Islamic Index (JII) by using the Markowitz model. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini mengambil sampel saham-saham yang masuk ke dalam indeks JII selama 6 periode evaluasi 6 bulanan dari bulan Januari 2011 – Desember 2013. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai dokumen dan publikasi berupa laporan keuangan, harga penutupan saham tahunan, data IHSG dan SBI. Dari hasil penelitian pembentukan portofolio optimal menggunakan model Markowitz ini didapat 5 saham yang menjadikan portofolio itu optimal yaitu saham AALI, INTP, SMGR, TINS dan UNVR. Portofolio dipilih berdasarkan kombinasi saham yang menghasilkan resiko terkecil yaitu dengan nilai 3,770% dan dengan expected return sebesar 0,963%. Sedangkan komposisi masing-masing sahamnya yaitu untuk UNVR sebesar 43,23%, saham AALI sebesar 20,08%, saham TINS sebesar 16,83%, saham INTP sebesar 12,39% dan saham SMGR 7,19%. Nilai komposisi saham tersebut didapat berdasarkan pengolahan data oleh software Portfolio Optimization.
Kata Kunci: Expected Return, Markowitz, Portofolio Optimal, Resiko
PENDAHULUAN Dewasa ini pasar modal telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dan beragam. Kondisi perekonomian yang mulai membaik juga menghasilkan keuntungan. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar modal untuk mendapatkan dana yang diperlukan, tanpa harus membayar beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. Salah satu daftar saham yang saat ini juga sedang berkembang dan mengalami peningkatan adalah daftar saham syariah atau dikenal dengan JII (Jakarta Islamic Index). Saham syariah adalah saham yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal (UUPM). Banyaknya masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam juga menjadi pendorong dalam perkembangan investasi di saham syariah ini. Pada akhir tahun 2012 pun tercatat sebanyak 302 saham syariah yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau sekitar 62 persen dari seluruh saham yang diperdagangkan di BEI. BapepamLK juga mengungkapkan, kinerja indeks saham islami yang diukur dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) lebih baik dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan indeks LQ45 (kelompok 45 saham likuid). Dengan menggunakan saham sebagai alternatif investasi bukan berarti hal ini terbebas dari suatu risiko. Risiko yang besar akan timbul bila modal yang dimiliki hanya diinvestasikan pada satu saham saja. Maka dari itu dibutuhkan pembentukan portofolio saham yang optimal agar investor dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu. Model markowitz dapat mengatasi kelemahan dari diveersifikasi random. Anggapan bahwa penambahan jumlah saham dalam satu portofolio secara terus menerus akan memberikan manfaat yang semakin besar, berbeda dengan model Markowitz. Model ini meyakinkan bahwa penambahan saham secara terus menerus pada satu portofolio, pada suatu titik tertentu
akan semakin mengurangi manfaat diversifikasi dan justru akan memperbesar tingkat resiko. LANDASAN TEORI Astuti dan Sugiharto (2005) menjelaskan bahwa jika dilihat dari segi risiko, investasi di pasar modal mempunyai risiko lebih besar dibandingkan risiko investasi di pasar uang karena risiko dan keuntungan pada umumnya mempunyai hubungan positif yaitu semakin besar tingkat keuntungan semakin besar pula risiko yang ditanggung. Pada dasarnya
pengertian investasi yaitu penempatan sejumlah kekayaan untuk
mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Menurut Tandelilin (2001), portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seseorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien. Karena itulah, perlu dipahami proses investasi, dimulai dari perumusan kebijakan investasinya sampai dengan evaluasi kinerja investasi tersebut. Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas; yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukannya. Harry M. Markowitz mengembangkan suatu teori pada dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Markowitz (1999) menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio, dan korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko dalam suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi dan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. 1. Return Saham Menurut Jogiyanto (2003), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi dimasa yang akan datang. 2. Resiko Portofolio
Secara khusus, Markowitz (1999) mengkuatifisir resiko sebagai varian pengembalian aktiva yang diharapkan. Bisnis adalah pengambilan resiko, karena resiko selalu terdapat dalam aktivitas ekonomi, sebagaimana prinsip dasar dalam bisnis, yaitu no risk, no return. 3. Kombinasi Saham Proporsi dana dihitung dengan membagikan dana dengan perbandingan secara merata, dengan melalui perbandingan tingkat keuntungan dana perbandingan tingkat resiko. Perhitungan proporsi dana tersebut akan digunakan untuk menghitung expected return atau tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham kombinasi portofolio.
4. Koefisien Korelasi Koefisien korelasi dalam penelitian ini menunjukan hubungan tingkat keuntungan antar perusahaan yang dicerminkan pada harga saham. Koefisien korelasi diatas 0,5 menunjukan kecenderungan kenaikan atau penurunan tingkat keuntungan antar saham mempunyai hubungan yang kuat. Demikain sebaliknya, koefisien korelasi dibawah 0,5 menunjukan kecenderungan kenaikan atau penurunan tingkat keuntungan antar saham mempunyai hubungan yang lemah. 5. Expected Return dan Resiko pada Portofolio Portofolio efisien adalah kombinasi investasi yang memberikan nilai return yang sama dengan tingkat risiko yang minimal atau dengan tingkat risiko yang sama akan memberikan return yang maksimal, Brigham and Daves (2004). Pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan memilih saham-saham berdasarkan return dan risiko yang sesuai dengan profil investor.
METODE PENELITIAN Objek Penelitian Kriteria saham pilihan adalah perusahaan-perusahaan dalam indeks JII yang secara konsisten selalu masuk daftar dalam 6 periode evaluasi 6 bulanan. Berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan untuk memilih sampel tersebut, maka dapat diperoleh jumlah sampel sebanyak 15 saham perusahaan. Namun dalam pengumpulan datanya, terdapat beberapa saham yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian. Saham itu adalah saham yang dalam periode penelitian mengalami peristiwa stock split, right issues dan reverse stock
Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai dokumen dan publikasi berupa laporan keuangan dan harga penutupan saham tahunan. Data diperoleh melalui web Yahoo Finance, web Bank Indonesia dan web Index Stock Exchange.
Metode yang Digunakan Dalam menganalisis data, digunakan teknik analisis kuantitatif dari data-data yang sudah ada. Data sekunder yang telah didapatkan dari Bursa Efek Indonesia kemudian diteliti dan dianalisis dengan menggunakan Metode Markowitz. Untuk memudahkan perhitungan, dalam penelitian ini digunakan software yaitu Ms. Excel. Dalam pencarian koefisien korelasi antar sahamnya dan penentuan komposisi portofolio yang optimal juga dilakukan dengan menggunakan software Portfolio Optimization.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama yang harus dilakukan dalam membentuk portofolio optimal adalah mencari nilai return realisasi. Data harga penutupan saham diolah untuk mendapatkan nilai dari keuntungan bulanan masing-masing saham (Ri) dan selanjutnya dirata-ratakan untuk mendapat nilai expected return. Perhitungan return realisasi dan expected return menggunakan bantuan aplikasi Ms. Excel. Expected return tertinggi berturut-turut
adalah pada saham saham LPKR, SMGR, UNVR, INTP, TINS, AALI, UNTR.. Sahamsaham ini memiliki nilai E(Ri) positif yang artinya perusahaan mendapat keuntungan dalam periode tiga tahun. Dari segi resiko saham terkecil berturut-turut adalah saham UNVR, SMGR, INTP Beberapa saham mempunyai nilai resiko yang sangat besar dan tentunya tidak baik bagi investor dalam berinvestasi. Data IHSG yang dipakai dalah penelitian ini adalah data IHSG-JII, yaitu data indeks saham gabungan JII yang ada di BEI. Return IHSG secara keseluruhan periode 3 tahun didapat adalah sebesar 0,68%, artinya walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 2013, secara rata-rata, IHSG-JII ini tetap mengalami keuntungan dilihat dari nilai E(Ri) yang positif. Sedangkan resiko saham rata-rata per tiga tahun didapat sebesar 4,50%. Untuk nilai SBI, dalam penelitian ini digunakan data tingkat suku bunga SBI 9bulanan, diperoleh dari laporan bulanan BI selama periode tahun 2010-2012. Didapat nilai suku bunga SBI bebas resiko (risk free rate) adalah sebesar 0,696%. Dalam penentuan portofolio optimal, perhitungan expected return dan resiko tidak menggunakan perhitungan manual. Perhitungan manual akan membatasi bobot-bobot pada portofolio karena perhitungannya tidak akan mencapai desimal, oleh karena itu digunakan software Portfolio Optimization.
Dari perhitungan software, didapat kombinasi saham-saham yang membentuk portofolio optimal yaitu dengan kombinasi saham UNVR sebesar 43,23%, saham AALI sebesar 20,08%, saham TINS sebesar 16,83%, saham INTP sebesar 23,80% dan saham SMGR 7,19%. Portofolio dipilih berdasarkan kombinasi saham yang menghasilkan resiko terkecil yaitu dengan nilai 3,770% dengan expected return sebesar 0,963%. .
SIMPULAN DAN IMPLIKASI Dari hasil penelitian yang telah di lakukan dapat di tarik simpulan sebagai berikut: Dari 12 saham JII yang menjadi kandidat portofolio, didapat 5 saham yang menjadikan portofolio itu optimal yaitu saham INTP, UNVR, AALI, TINS, SMGR. Saham-saham yang masuk dalam portofolio optimal adalah saham-saham yang mempunyai expected return positif atau saham-saham yang mengalami peningkatan keuntunga dan juga merupakan saham dengan resiko terkecil diantara saham lainnya. Saham-saham kombinasi portofolio optimal memiliki koefisien korelasi dibawah 0,5 yang berarti bahwa saham tersebut tidak memiliki sifat ketergantungan atau memiliki sifat yang independent. Sehingga apapun yang terjadi akan saham lain maka tidak akan memberikan pengaruh kepada saham tersebut.
Implikasi yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain: Mengingat masih minimnya minat peneliti terhadap investasi pada sektor syariah, diharapkan para peneliti dapat terus mengembangkan penelitian pada investasi syariah khususnya saham syariah yang diukur dalam jakarta islamic index. Dengan begitu, investor pun akan berinvestasi pada saham syariah setelah melihat potensi saham syariah yang tertuang dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
Para investor juga diharapkan terus-menerus memantau perkembangan dari sahamsaham portofolio tersebut karena saham-saham portofolio yang telah terpilih tersebut tidak bersifat optimal selamanya. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang waktu pengamatan penelitian agar didapat hasil penelitian yang lebih akurat