ANALISIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PERATURAN DAERAH DKI JAKARTA PADA PROGRAM ACARA
REALITY SHOW ”SIDAK” DI TV ONE
Oleh INDAH SETYANI H24076057
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN INDAH SETYANI. H24076057. Analisis Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Daerah DKI Jakarta Pada Program Reality Show “Sidak” di TV One. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBES. Keterkaitan “penayangan reality show” sebagai salah satu program acara di televisi tidak terlepas dari strategi pemasaran perusahaan dalam rangka peningkatan pendapatannya, karena mempunyai dampak nyata ditinjau secara akademik dari manajemen pemasaran. Sementara itu, keberadaan Peraturan Daerah (Perda) pada prinsipnya merupakan suatu produk hukum yang membutuhkan strategi pemasaran sesuai dengan karakteristik dari masyarakat, dimana Perda itu akan diberlakukan, yaitu masyarakat di wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan khususnya aspek lingkungan dari Perda yang bersangkutan. Dengan demikian sosialisasi Perda sebagai produk hukum dari pemerintah daerah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan manajemen pemasaran, dimana aspek lingkungan merupakan salah faktor penting dari konsepsi pemasaran yang dimaksud. Tujuan dari penelitian adalah mengkaji penerapan pemasaran penayangan Reality Show ” Sidak (Inspeksi Mendadak)” di TV One dari perspektif pemasaran dan menganalisis dampak penayangan Reality Show “Sidak” di TV One terkait dengan Sosialisasi Perda tentang Aspek Lingkungan di Bidang Pemerintahan DKI Jakarta. Metode penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, dimana data dikumpulkan dari sumber data, seperti studi kepustakaan, pengamatan dan penelitian lapangan (data primer) yang diperoleh dari hasil wawancara kepada 10 narasumber yang berasal dari pihak TV One (manajer pemasaran dan produksi), produser dan sutradara Production House (PH), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, pengamat dan pemerhati pertelevisian. Implikasi nyata dari penayangan reality show " Sidak " di TV One bagi sosialisasi Perda adalah menunjukkan unsur mana yang belum teratur, sehingga pemirsa dapat mengetahui sisi mana yang belum benar dan yang telah tertata dalam kehidupan masyarakat. Hal lainnya sebagai pesan moral bernilai sosial dan memiliki kekuatan mendidik masyarakat banyak, di samping menghibur. Program acara “Sidak” perlu meningkatkan unsur edukatif, sehingga masyarakat lebih ikut berpartisasi dalam mensukseskan Perda yang berlaku, dengan cara melakukan tayangan secara kontinu dan bervariasi. Untuk itu diperlukan tambahan sponsor untuk promosi, sehingga acara ini semakin dikenal luas masyarakat dan memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan khusus.
ANALISIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PERATURAN DAERAH DKI JAKARTA PADA PROGRAM ACARA REALITY SHOW “SIDAK” DI TV ONE
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh INDAH SETYANI H24076057
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Judul Skripsi Nama
: Analisis Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Daerah DKI Jakarta Pada Program Reality Show “Sidak” di TV One. : Indah Setyani
NIM
: H24076057
Menyetujui Dosen Pembimbing,
( Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA ) NIP. 195506261980031002
Mengetahui Ketua Departemen,
( Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc ) NIP. 196101231986011002
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah kecuali mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Daerah DKI Jakarta Pada Program Reality Show Sidak di TV One. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari “tidak ada gading yang tak retak”, mohon bila ada kritik atau saran yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan dalam penulisan skripsi ini, maka dengan senang hati penulis menerimanya dengan lapang dada. Akhir kata semoga Allah SWT memberikan hidayah dan karuniaNya kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya agar dapat mengambil manfaat dari skripsi ini.
Bogor, Maret 2011
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. yang secara tulus ikhlas dalam memberikan sumbangan berupa pikiran, bimbingan dan dorongan serta nasehat kepada penulis. Pada kesempatan yang
berbahagia
ini,
perkenankanlah
penulis
dengan
kerendahan
hati
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1.
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, semangat dan wawasan yang sangat luas selama menyelesaikan skripsi ini.
2.
Ir. Mimin Aminah, MM dan Ratih M. Dewi, SP, MM sebagai penguji sidang skripsi.
3.
Seluruh staf pengajar dan karyawan/karyawati Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
4.
Seluruh pihak karyawan TV One dan kru program reality show Sidak yang telah banyak membantu memberikan informasi kepada penulis dengan kesediaannya dalam memberikan waktu demi kelancaran penelitian.
5.
Seluruh anggota DPRD DKI Jakarta yang sudah sangat terbuka dan berbaik hati menerima penulis untuk melakukan penelitian
6.
Kedua orang tua dan adikku yang telah memberikan dukungan, doa dan motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
7.
Teman-teman satu angkatan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang saling berbagi membantu penulis dalam menyusun skripsi. Semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan dengan pahala yang
berlipat ganda kepada para pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini hingga tuntas. Amin.
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 9 Oktober 1986. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Deddy Setyadi Koesmana dan Nurul Huda. Penulis memulai pendidikannya dari TK Bhakti Mulya 400, Jakarta pada tahun 1991, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Bhakti Mulya 400. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Bhakti Mulya 400 dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 34 Pondok Labu. Pada Tahun 2004 penulis diterima di Program Diploma (D3) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis lebih aktif di berbagai kegiatan, seperti sebagai pembawa acara di beberapa stasiun televisi, dan pembawa acara tetap diberbagai program sosialisasi peraturan daerah (Perda) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta periode 2008-2009. Salah satu program DPRD DKI Jakarta yang dibawakan oleh penulis adalah “SIDAK” di ANTV dan TV One.
iii
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
iii
KATA PENGANTAR.................................................................................
iv
UCAPAN TERIMAKASIH ........................................................................
v
DAFTAR ISI ...............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
x
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah.........................................................................
6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................
6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Publisitas.........................................................................................
7
2.2. Humas ............................................................................................
9
2.2.1 Pengertian Humas. ................................................................
9
2.2.2 Lingkup Kegiatan Humas ...................................................
10
2.2.3 Tujuan Kegiatan Humas ......................................................
11
2.3. Pengertian Administrasi Publik .......................................................
11
2.4. Public Controlling, .........................................................................
11
2.5. Kebijakan Publik .............................................................................
12
2.6. Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah ...............................................
12
2.7. Televisi Sebagai Media Komunikasi...............................................
13
2.7.1 Fungsi Televisi sebagai Media Massa ...................................
15
2.7.2 Kekuatan dan Kelemahan Televisi ........................................
1
2.8. Tipologi Perusahaan Media Televisi ...............................................
17
2.9. Program Televisi .............................................................................
19
2.10. Program Reality Show di Televisi .................................................
21
2.11. Pengertian Jasa ...............................................................................
24
vi
2.12. Sosialisasi ......................................................................................
25
2.13 Penelitian Terdahulu Yang Relevan................................................
26
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian........................................................
28
3.2. Metode Penelitian............................................................................
30
3.2.1 Lokasi dan Waktu .................................................................
30
3.2.2 Pengumpulan Data ................................................................
31
3.2.3 Pengolahan dan Analisis Data ...............................................
32
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan .......................................................
34
4.1.1 Visi, Misi dan Logo .............................................................
35
4.1.2 Manajemen dan Struktur Organisasi TV One .......................
36
4.2. Program Sidak ...............................................................................
39
4.3 Penilaian Kinerja Sosialisasi Program Sidak ..............................
47
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ...........................................................................................
53
2. Saran-Saran ...........................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
54
LAMPIRAN ................................................................................................
56
vii
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Data AC Nielsen 3 Nopember 2008 ....................................................
3
2. Pelaksanaan sosialisasi perda melalui acara sidak di TV One .............
42
3. Hasil wawancara program dan DPRD sidak ...........................................
43
4. Pendapat mengenai kinerja program TV One, program DPRD, program PEMDA DKI .........................................................................................
viii
48
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Kerangka pemikiran penelitian .................................................................
29
2. Struktur organisasi TV One ..................................................................................
36
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Pedoman wawancara penelitian ................................................................
57
2. Hasil wawancara penelitian ......................................................................
59
x
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Saat ini media massa begitu dekat dengan kehidupan masyarakat. Berbagai jenis hiburan ditawarkan oleh masing-masing media. Namun diantara berbagai media massa, televisi merupakan salah satu media yang paling digemari pemirsa.Mengingat dapat dilihat secara visual, juga jelas didengar secara audio, dan tidak seperti media massa lainnya. Televisi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi seluruh kalangan masyarakat. Apalagi dengan adanya satelit komunikasi, cakrawala informasi menjadi semakin luas. Peristiwa di satu tempat dapat dilihat ditempat lain dengan melalui televisi yang menggunakan pola teknologi baru, yaitu “Direct Broadcasting Satellite”. Dengan teknologi yang semakin canggih, maka memacu hampir semua stasiun televisi di Indonesia berlomba-lomba untuk menarik perhatian pemirsa (masyarakat), dengan menyajikan berbagai macam program unggulan yang banyak diminati masyarakat, diantaranya program–program seperti
sinetron,
kuis,
berita,
variety
show,
reality
show,
dan
sebagainyaSemua program tersebut, saat ini menjadi trend baru di kalangan stasiun televisi di Indonesia, yakni penayangan program reality show. Perbedaan program ini dibandingkan dengan program lainnya, yakni dalam tayangan reality show dilakukan secara spontan dan tidak dibuat-buat, sehingga masyarakat dalam menonton tayangan ini, seperti terbawa emosi, ada yang terharu, menangis, menyadari kesalahan, kecewa, dan sebagainya. Apabila menyaksikan program reality show secara keseluruhan, maka semakin hari semakin marak penayangannya dan hampirsemua stasiun televisi menyuguhkan atau menayangkan reality show. Untuk memperoleh rating tertinggi dari reality show tersebut, banyak bermacam tema yang ditayangkan dalam program reality show, yakni seperti pencarian bakat, menjebak lelaki yang telah memiliki kekasih bertemu dengan seorang mantannya yang sudah lama tidak bertemu, mencari jodoh, menyadari atau
2
insyaf atas apa yang telah dilakukan. Dalam tayangan reality show tidak adanya naskah atau jalan cerita yang disiapkan sebelumnya dan orang-orang yang terlibat didalamnya bukanlah aktor ataupun artis. Jadi tayangan reality showini dilakukan secara spontanitas. Di Indonesia, penayangan program acara reality show mewarnai pertumbuhan dan perkembangan, serta pemasaran media televisi dengan dampak yang menurut beberapa pengamat ada yang bersifat positif maupun negatif, seperti hasil penelitian Agus Sudibyo dari Yayasan Sains, Estetika dan Teknologi (SET) mengenai program acara di media televisi yangdilakukanpada April-Mei 2009, di 11 lokasi terpilih obyek penelitian, yakni Jakarta, Medan, Batam, Palembang, Bandung, Semarang, Pontianak, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar, dimana hasil penelitian itu menyatakan, bahwa “Program televisi terburuk, yakni Suami-Suami Takut Istri (Trans TV) 10,4%, Muslimah (Indosiar) 9,4%, Curhat dengan Anjasmara (TPI) 6,6%, Inayah (Indosiar) 5,7%, Ronaldowati 2 (TPI) 4,7%, dan Termehek-Mehek (Trans TV) 4,2%. Sedangkan program lainnya 59%. Di samping itu tak hanya yang buruk, tetapi survei juga menilai tayangan bermutu atau kategori terbaik, yakni KickAndy (Metro TV) 33,5%, Apa Kabar Indonesia Malam (TV One) 6,6%, Liputan 6 Petang (SCTV) 6,1%, Seputar Indonesia (RCTI) 3,8%, Bocah Petualang (Trans7) 3,3%, dan yang lainnya 46,7%. Sedangkan program kategori yang paling menambah pengetahuan pemirsa, yakni Kick Andy (Metro TV) 10,8%, Liputan 6 (SCTV) 10,4%, Seputar Indonesia (RCTI) 10,4%, Apa Kabar Indonesia (TV One) 7,5%, Kabar Petang (TV One)5,2%, dan lainnya 55,7%” (Irvan dan Jahja, 2006). Salah satu stasiun televisi swasta Indonesia, yaitu TV One memiliki program acara reality show“Sidak”, dan untuk mengetahui apakah acara televisi tersebut mendapat perhatian khalayak, marketing merupakan tolok ukurnya. Di Indonesia, pe-rating-an tersebut dilakukan oleh AC Nielsen. Berdasarkan survei yang dilakukan AC Nielsen sebagai lembaga yang menghitungsurvei rating TV di Indonesia. Maka peneliti mengambil sampel rating dari AC Nielsen (Tabel 1) pada tanggal 3 Nopember 2008.
3
Tabel 1. Data AC Nielsen 3 Nopember 2008 No
Program Name
Channel
Day
Date
Time
TVR (%)
1.
Sekilas Info
RCTI
3/11
09.58-10.00
2,4
2.
Kenapa Sich Mona
SCTV
3/11
08.51-10.00
2,0
3.
Sidak (DPRD DKI)
TV One
3/11
09:58-10:56
0,4
4.
Ketawa
Trans TV
3/11
09:31-10.25
0,4
5.
Market Review
Metro TV
3/11
09.33-10.00
0,2
Sumber : AC Nielsen, 2008 Berdasarkan
Tabel 1, rating dan
share
ACNielsen
di
atas,
peneliti melihat program “Sidak” yang ditayangkan oleh stasiun TV One pada tanggal 3 Nopember 2008, memperoleh rating 0,4 % dan menduduki urutan ketiga bersama-sama dengan program Ketawa (Trans TV) dalam penempatan urutan Top Acara. Rating (TVR) adalah persentase jumlah khalayak (penonton) yang menonton suatu program berbanding dengan jumlah populasi (Kasali, 2004). TV One merupakan televisi pertama di Indonesia yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 Februari 2008. Sebagai pendatang baru TV One mempersiapkan bentuk berita baru yang belum pernah ada pada televisi lainnya, seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio luar TV One. Program berita hardnews TV One dikemas dengan judul: Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Kemasan yang berbeda juga disuguhkan oleh Kabar Petang, menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung berita-berita dari Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah (Medan, Surabaya, Makassar) dengan bobot pemberitaan yang berimbang antar semua Biro. Program ini meraih penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan Langsung Oleh 5 Presenter dari 4 Kota Yang Berbeda Dalam Satu Layar”. Sedangkan Kabar Malam bekerjasama dengan seluruh media nusantara untuk menghasilkan
4
editorial yang lengkap, kredibel dan dinamis. Namun demikian, bagi pemerintah, keberadaan program acara pada media televisi hingga saat ini menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan tugas dan fungsinya mengatur aktivitas kehidupan warga masyarakat, termasuk dalam hal ini kebijakan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta atas penggunaan media televisi dalam sosialisasi kebijakan pemerintah yang terdapat dalam peraturan daerah (Perda). Salah satu kegiatan sosialisasi Perda DKI Jakarta yang ditayangkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta adalah “Program Inspeksi Mendadak dan Iklan Layanan Masyarakat” oleh Biro Hukum Provinsi DKI Jakarta di stasiun televisi TV One. Adapun program acara televisi tersebut dinamakan “Program Sidak”, dimana pada program acara tersebut terdapat gambaran mengenai pentingnya pengetahuan hukum yang diatur dalam Perda DKI Jakarta. Landasan pemikiran dilaksanakannya kegiatan sosialisasi Perda DKI Jakarta melalui program acara reality show “Sidak“ di TV One dikatakan bahwa kegiatan Sosialisasi Perda didasarkan pada kurangnya pemahaman dan partisipasi warga masyarakat Jakarta terhadap masalah hukum dan peruntukan wilayah kota DKI Jakarta. Sosialisasi diharapkan dapat membangun mekanisme untuk menjamin bahwa aspirasi masyarakat dapat ditampung, diterima sekaligus ditindaklanjuti dan menyampaikan hasilnya langsung kepada masyarakat, terutama masalah lingkungan, terutama yang menjadi perhatian pemerintah daerah DKI Jakarta adalah masalah pendirian bangunan, baik untuk tempat tinggal atau tempat usaha. Pendirian bangunan menurut Perda DKI Jakarta memerlukan izin dari pemerintah yang sesuai dengan peruntukan lahan tanah yang akan didirikan bangunan. Kesadaran masyarakat untuk mengurus izin mendirikan bangunan (IMB) dirasakan masih sangat kurang. Hal ini dapat diamati dari adanya pendirian bangunan yang tidak dilengkapi dengan IMB, sehingga pemerintah DKI Jakarta memandang perlu untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahanam masyarakat akan pentingnya mengurut IMB sebelum mendirikan bangunan.
5
Peranan sosialisasi mengenai Perda DKI Jakarta merupakan salah salah aspek penting dalam proses kontrol sosial (Santoso dan Zulfa, 2001), bahwa sosialisasi merupakan salah satu aspek penting dalam proses kontrol sosial sebab hal itu dapat mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku, maka dibutuhkan suatu kesadaran yang timbul dalam diri seseorang untuk mentaati dan melaksanakan kaidah-kaidah hukum berlaku, yang disebut dengan kesadaran hukum. Namun kesadaran hukum tersebut tentunya tidak begitu saja tumbuh dengan sendirinya pada diri seseorang, tetapi perlu adanya suatu proses yang panjang untuk menumbuhkannya. Kesadaran tersebut dapat ditumbuhkan melalui berbagai cara, sepertipemberitahuan, pendidikan, maupun pengajaran. Melalui cara-cara tersebut diharapkan seseorang akan menjadi tahu tentang apaisi normatif yang terkandung di dalam kaidah-kaidah hukum yang ada. Kemudian setelah seseorang tahu akan
kaidah hukumnya,
makaakan
berusaha menyesuaikan segala
perilakunya dengan tuntutan kaidah hukum tersebut. Selanjutnya proses tersebut biasanya akan berlanjut pada proses pembangkitan rasa patuh dan setia yang tidak hanya menanamkan pengetahuan baru (kognisi) tetapi proses ini dapat menggugah perasaan (afeksi) pada diri seseorang yang akan menumbuhkan dan membentuk sikap positif, yakni rasa taat yang ikhlas terhadap kaidah hukum. Kesemua proses tersebut dinamakan
proses
sosialisasi. Keterkaitan “penayangan reality show” sebagai salah satu program acara di televisi tidak terlepas dari strategi pemasaran perusahaan dalam rangka meningkatkan pendapatannya. Di sisi lain, keberadaan Perda pada prinsipnya merupakan suatu produk hukum yang membutuhkan strategi pemasaran yang sesuai dengan karakteristik dari masyarakat, dimanaPerda itu akan diberlakukan bagi masyarakat yang berada di wilayah DKI Jakarta dan khususnya aspek lingkungan dari Perda bersangkutan. Dengan demikian, sosialisasi Perda sebagai produk hukum dari pemerintah daerah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan manajemen pemasaran, dimana aspek lingkungan sebagai salah faktor penting dari konsepsi
6
pemasaran yang dimaksud. Oleh karena itu dilakukan penelitian berjudul : ”Analisis Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan DaerahDKI Jakarta Pada Program Reality Show“Sidak” di TV One”. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana proses atau pelaksanaan sosialisasi Perda DKI Jakarta melalui acara Sidak di TV One ? b. Bagaimana penilaian kinerja sosialisasi program Sidak ? 1.3. Tujuan Penelitian a. Mengetahui
proses atau pelaksanaan sosialisasi Perda DKI Jakarta
melalui acara Sidak di TV One. b. Mengetahui penilaian kinerja progam sosialisasi program Sidak.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Publisitas Publisitas merupakan alat yang ampuh. Justru karena itu, ia harus dipergunakan dengan hati-hati. Oleh karena tugas atau kegiatan untuk menceritakan kepada masyarakat luas tentang hasil produksi atau jasa perusahaan dalam Rachmadi (2006). Setiap informasi yang dikeluarkan dalam rangka publisitas hendaknya menyangkut kepentingan umum. Penjelasan atau keterangan-keterangan yang menganggu kepentingan umum harus dijauhi, karena keterangan semacam itu dapat menganggu ketertiban masyarakat. Jadi publisitas adalah suatu hasil kegiatan, suatu hasil yang dapat dikontrol dan hasil itu bisa baik atau jelek bagi kegiatan yang bersangkutan. Publisitas menghasilkan suatu citra, dan itupun berhubungan dengan informasi memadai yang bisa memadai yang bisa diperoleh publik. Pemberitaan yang tepat dapat menarik minat dan perhatian audience/publik. Publisitas biasanya dilakukan melalui hubungan dengan pers (press relations). Pengertian tentang
pers disini diberikan dalam arti luas,
mencangkup surat kabar, radio, televisi dan film. Publisitas dapat mengandung unsur-unsur penerangan, pendidikan, dan pengisian waktu-waktu senggang (hiburan) atau kegiatan mempengaruhi. Cara pemberitaan dapat dilakukan melalui siaran, press release, dan penerbitan tercetak/bergambar. Yang terpenting dan perlu diperhatikan adalah bahwa pers harus memperoleh informasi yang diperlukan, benar dan menarik. Informasi demikian akan lebih mudah memperoleh ruangan dalam suatu penerbitan atau surat kabar, khususnya apabila hal itu menyangkut kepentingan umum. Nilai berita itu sangat penting. Publisitas harus mengandung nilai berita tentang sesuatu organisasi/instansi dan menyangkut kepentingan umum. Suatu publisitas yang terlalu menitikberatkan organisasi atau instansi yang bersangkutan akan dinilai sebagai publisitas “murahan”. Untuk membuat publisitas diperlukan seorang ahli dalam public relations (PR).
8
Secara umum dikenal 3 (tiga) macam bentuk publisitas, yakni : a. Berita b. Laporan c. Pendapat /opini Ketiga bentuk ini dapat dijumpai dalam berbagai publisitas yang dikeluarkan oleh lembaga public relations dari sesuatu instansi atau perusahaan. Pada media massa seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi. Ada juga publisitas khusus mengenai kegiatan olahraga, ekonomi, kesehatan, pendidikan, hiburan, penerangan, dan sebagainya Publisitas merupakan bagian dari fungsi humas atau yang disebut Hubungan Masyarakat (Humas) dan meliputi usaha-usaha untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang menguntungkan antara organisasi dengan masyarakat, termasuk pemilik perusahaan, karyawan, lembaga pemerintahan, penyalur dari serikat buruh, di samping calon pembeli. Komunikasi dengan masyarakat luas melalui Humas. Hal ini dapat mempengaruhi kesan terhadap sebuah organisasi maupun produk/jasa yang ditawarkan. Untuk dapat melaksanakan publisitas yang akan dilaksanakan, maka sasaran itu harus dijelaskan secara terperinci supaya dapat dipilihcara publisitas yang paling tepat untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sebab kegunaan suatu publisitas akan berbeda untuk setiap produk. Setelah ditetapkan sasaran yang hendak dicapai, kemudian ditentukan pesan atau berita apa yang hendak disampaikan dalam publisitas tersebut. Suatu perusahaan harus dapat menciptakan cara lain untukmelakukan publikasi, misalnya menyelenggarakan suatu kegiatan kemasyarakatan yang disponsori oleh perusahaan, seperti koperasi, panel diskusi, malam kesenian, fashion show, dan sebagainya. Kegiatan publisitas harus benar-benar ditanganioleh bagian PR.
9
2.2 Humas 2.2.1 Pengertian Humas Menurut Jefkins
dalam Yulianta (2003), yakni “ Public relations
consist of all forms of planned communication, outwards and inwards, between an organization and its publics for the purposes of achieving specific objectives concerning mutual understanding. Artinya, public relations atau humas merupakan semua bentuk komunikasi yang terencana baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya
dalam
rangka
mencapai
tujuan-tujuan
spesifik
yang
berlandaskan pada saling pengertian. Pengertian humas (pemerintah) menurut Syafiie dan Tandjung (2001), yakni unsur administrasi publik yang bertujuan untuk menciptakan jasa, baik organisasi publik dalam menyampaikan informasi kepada khalayak ramai diminta atau tidak diminta, tentang berbagai kegiatan yang sudah, sedang maupunyang dikerjakan. Pejabat humas di sini adalah seorang yang mewakili organisasinya, yangbertugas untuk mengabdi kepada kepentingan umum, memelihara komunikasi dan menekankan pada moral dan sikap yang baik sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi sumber, saluran, corong dan terompet organisasi publik, dari informasi yang baik inilah diharapkan terpelihara citra yangbaik dari organisasi publik yang diwakilinya. Untuk pemerintah daerah (Pemda) dibentuk humas Pemda dengan pemberian eselon III bagi kepala Biro Humas Pemda Tingkat I sedangkan di tingkat Kepala Bagian Humas Pemda Tingkat II diberi eselon IV, sub bagiannya adalah publikasi dan dokumentasi, penerangan dan pemberitaan, serta penyaringan informasi. Dari pengertian di atas diharapkan masyarakat akan memberi perhatian, kerjasama dan bahkan tanggapan positif sesuai dengan maksud dan misi suatu organisasi disampaikan. Dengan begitu Humas Pemda merupakan sebagian dari komunikasi keluar yang menjadi unsur primer organisasi publik.
10
Dengan demikian, Pemda humas dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan menyampaikan informasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara Pemda setempat sebagai organisasi publik resmi dengan masyarakat, serta berbagai unit kerja, baik instansi vertikal maupun otonom sendiri, agar mendapat dukungan dan tanggapan positif sebagai usaha pelayananinformasi, publikasi, dokumentasi dalam pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. 2.2.2 Lingkup Kegiatan Humas Secara umum kegiatan PR ditujukan kepada 2 (dua) jenis sasaran/ publik (Yulianta, 2003), yakni : a. Publik internal Kegiatan publik internal mencangkup khalayak/publik yang menjadi bagian dari kegiatan usaha pada suatu organisasi atau instansi itu sendiri. Contoh : publik pegawai, publik manajer, publik pemegang saham dan publik buruh. b. Publik eksternal Publik eksternal adalah publik yang berada diluar organisasi/instansi/ perusahaan yang harus diberikan penerangan/informasi untuk dapat membina hubungan baik (goodwill). Contoh : publik pers, publik pemerintah, publik masyarakat sekitar, publik rekanan pemasok, publik pelanggan, publik konsumen, publik bidang pendidikan dan publik umum. 2.2.3 Tujuan Kegiatan Humas Mengenai tujuan kegiatan humas, pendapat Fayol dalam Ruslan (2006) adalah : a. Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity andimage). 1) Menciptakan identitas dan citra perusahaan positif 2) Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.
11
b. Menghadapi krisis (facing of crisis) Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage. c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (promotion public causes) 1) Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik. 2) Mendukung
kegiatan
kampanye
sosial
anti
merokok,
serta
menghindari obat - obatan terlarang dan sebagainya. 2.3. Pengertian Administrasi Publik Administrasi publik (public adminitration) meliputi impelementasi kebijaksanaan
pemerintah
yang
telah
ditetapkan
oleh
badan-badan
perwakilan politik. Menurut Nigro dalam Syafiie dan Tanjung (2001), admistrasi publik merupakan suatu kerjasama kelompok dalam lingkungan pemerintahan. 2.4. Public Controlling, Pengawasan menurut Syafiie dan Tandjung (2001) merupakan salah satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin pelaksanaan kerja berjalansesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pengawasan menurut Siagian dalam Syafiie dan Tandjung (2001) adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Jadi secara keseluruhan pengawasan adalah aktivitas membandingkan apa yang sedang atau sudah dikerjakan dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Melalui pengawasan dapat diawasi sejauh mana penyimpangan, penyalahgunaan,
kebocoran,
kekurangan,
pemborosan,
kemubaziran,
penyelewengan dan lain-lain. Mengingat dalam pengawasan publik harus lebih disadari bahwa biaya tersebut berasal dari, oleh dan untuk publik dan diperlukan untuk pengabdian pada kepentingan masyarakat, bukan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
12
Pengawasan yang diberlakukan di negara Republik Indonesia (RI) adalah DPR (lembaga legislatif), BPK, Kopkamtib, BPKP, DPRD (khusus legislatif di daerah TK I dan TK II), HAM, Irjen, Deputi, Irwil Prop, Irwil Kab, Panwaslak, Bakin, Kejaksaan, dan Kepolisian 2.5. Kebijakan Publik Kebijakan publik hendaknya dibedakan dengan kebijaksanaan (wisdom), karena kebijaksanaan merupakan pengejawantahan aturan yang sudah ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat oleh pejabat yang berwenang. Kebijakan publik menurut Syafiie dan Tandjung (2001)adalah semacam jawaban terhadap suatu masalah karena akan merupakan upaya memecahkan, mengurangi dan mencegah suatu keburukan serta sebaliknya menjadi penganjur, inovasi dan pemuka terjadinya kebaikan, dengan cara terbaik dan tindakan terarah. Pengertian kebijakan publik menurut Dye dalam Syafiie dan Tandjung (2001), yakni suatu apapun yang dipilih pemerintah, apakah mengerjakan sesuatu itu atau tidak mengerjakan (mendiamkan) sesuatu itu (whatever government choose to do or not to do). Sedangkan menurut Dunn dalam Syafiie dan Tandjung (2001), kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut
tugas
pemerintahan. Jadi kebijakan publik merupakan pengetahuan tentang sebabsebab, konsekuensidan kinerja kebijakan dan program publik. 2.6. Penilaian Kinerja Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengukur sejauhmana kemajuan dicapai oleh pemerintah dalam mengemban tugasnya. Evaluasi yang dicapaioleh pemerintah,terutama Pemerintah Daerah (Pemda) terhadap kinerjanya dapat dilaksanakan dalam periode tertentu. Penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang meliputi aspek, fokus dan indikator kinerja kunci pada tataran pengambil kebijakandan pelaksana kebijakan sebagaimana diatur dalam pasal 18 dan pasal 19 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6Tahun 2008 tentang pedoman penilaian kinerja
13
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,yaitu: a. Pemerintah melakukan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD), dengan tujuan utama menilai kinerja penyelenggaraan Pemda sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja Pemda dalam rangka mendukung
pencapaiantujuan
penyelenggaraan
otonomi
daerah,
berdasarkan prinsip tata kepemerintahan yang baik. b. Sumber informasi utama Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) adalah Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) yang disampaikan kepala daerah kepada pemerintah sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 yang dipadukan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor SE.120.04/356/OTDA Tanggal 19 Februari 2009. c. Dalam melakukan penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, hendaknya perlu didukung data capaian kinerja pada tataran pengambil
kebijakan
dan
pelaksana
kebijakan
yang
bersinergi,
terintregrasi antar satu SKPD dengan SKPD lainnya selaras dengan capaian kinerja urusan wajib dan urusan pilihan yang dituangkan datanya dalam LPPD. 2.7. Televisi Sebagai Media Komunikasi Televisi merupakan gabungan dari media audio (dengar) dan media visual (gambar) yang bersifat politis, juga informatif, hiburan dan pendidikan,
atau
bahkan
gabungan
dari
ketiga
unsur
tersebut.
Pengertian televisi menurut Baksin (2006) adalah hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audio-visual gerak. Wirodono (2005) mengemukakan, bahwa televisi merupakan sebuah entitas budaya, karena turut berperan dalam mewujudkan majunya sebuah budaya, terutama budaya bangsa yang beraneka ragam. Kegiatan penyiaran pada media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962 dengan TVRI sebagai stasiun televisi pertama milik pemerintah. Barulah pada tahun 1990 muncul stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia yang merupakan hal yang baru dalam pertelevisian di
14
Indonesia. Semula siaran televisi swasta boleh dikatakan merupakan hal yang baru dalam pertelevisian di Indonesia. Semula siaran televisi swasta dibatasi hanya menjangkau wilayah yang terbatas (Effendy, 2004). Dengan demikian, melalui televisi sebagai media elektronik yang mampu menghasilkan gambar hidup, maka para produser maupun sutradara melalui kreatifitasnya mencoba memvisualisasikan kehidupan nyata dengan berbagai problematikanya dalam berbagai bentuk cerita yang kemudian dikemas dalam bentuk film atau sinema. Salah satu keunggulan televisi adalah kemampuannya menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas dan mampu menjangkau sasaran yang dapat dicapai oleh media lain. Menimbulkan dampak yang kuat terhadap khalayak dengan tekanan pada 2 (dua) indera sekaligus, yaitu pendengaran dan penglihatan, serta mempengaruhi persepsi khalayak. Sebagian besar masyarakat meluangkan waktunya di muka televisi sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Tayangan televisi merupakan suatu entitas sosial, artinya televisi harus mendapatkan dukungan dari masyarakat. Usaha untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat melalui program-program yang ditayangkan, sehingga usaha untuk meraih pemirsa melalui program acara menjadi satu hal penting yang mendapat porsi utama. Hal itu juga dirasakan stasiun televisi swasta TV One sebagai stasiun televisi yang baru dua tahun berdiri. Sebagai stasiun televisi baru, maka program yang dibuat harus dibuat sedemikian rupa agar menarik pemirsa untuk tidak bosan dengan acara-acara yang ditayangkan TV One. Secara lebih spesifik, maka setiap penayangan program televisi harus disertakan juga dengan waktu tayangnya. Seperti yang dikemukakan Bovee dalam Lee (2003), yakni : a. Pagi
Jam 07.00-09.00
b. Siang
Jam 09.00-16.30
c. Awal fringe time
Jam 06.30-19.30
d. Akses prime time
Jam 19.30-20.00
e. Prime time
Jam 20.00-23.00
15
f. Berita malam
Jam 23.00-23.30
g. Akhir fringe time
Jam 23.30-01.00
Melalui televisi, pemirsa dapat menikmati setiap acara yang ditayangkan dengan melihat layar kaca sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikan.Penyampaian informasinya seolah-olah langsung
antara
komunikator
dengan
komunikan.
Informasi
yang
disampaikan oleh televisi akan mudah dimengerti karena lebih jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. 2.7.1 Fungsi Televisi sebagai Media Massa Menurut Effendy (2004), televisi memiliki tiga fungsi, yaitu : a. Penerangan Pada tahun 1946, pertama kali televisi diperkenalkan kepada masyarakat di New York, dengan fungsi penerangan dalam bentuk pemberitaan tentang sidang yang sangat penting, seusai perang dunia II, karena pada saat itu sedang dimulainya sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Siaran stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh semua orang pada saat peristiwa itu berlangsung. b. Pendidikan Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak, yang jumlahnya tidak sedikit. Dimana pendidikan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan penalaran bagi masyarakat. Stasiun televisi telah menyusun acara demi acara yang telah tersusun dengan rapi. Selama acara pendidikan yang dilakukan secara teratur dan stasiun televisi menyiarkan beragam susunan acara yang secara tidak langsung mengandung pendidikan. Acara-acara tersebut berbentuk kuis, sinetron, iklan, film, musik, dan sebagainya. c. Hiburan Di kebanyakan negara, terutama yang masyarakatnya agraris, fungsi hiburan melekat pada televisi siaran merupakan sesuatu yang sangat tampak. Sebagian besar alokasi waktu siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, karena pada layar televisi dapat
16
menampilkan gambar tampak hidup, beserta suara seperti kenyataan, dapat dinikmati banyak khalayak yang tidak mengerti bahasa asing atau tuna aksara. 2.7.2 Kekuatan dan Kelemahan Televisi Menurut Kasali (2004), televisi memiliki kekuatan dan kelemahan, yaitu : a. Kekuatan Televisi 1) Efisiensi biaya. Keunggulan televisi adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jangkauan massal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala. 2)
Dampak yang kuat. Dengan tekanan pada sekaligus indera penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaanpekerjaan kreatif, dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor.
3) Pengaruh yang kuat. Televisi mempengaruhi persepsi khalayak. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada di media lainnya. b. Kelemahan Televisi 1) Biaya besar. Biaya absolut yang sangat ekstrim untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial. 2) Khalayak tidak selektif. Televisi merupakan sebuah media yang tidak selektif. Jadi, iklan yang disiarkan ditelevisi memiliki kemungkinan menjangkau pesan tidak tepat. 3) Kesulitan teknis. Iklan-iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam–jam penyiarannya.
17
2.8. Tipologi Perusahaan Media Televisi Secara umum, perusahaan media televisi dapat dilihat dari beberapa aspek (Irvan dan Jahja, 2006), yakni : a. Kepemilikan. Berdasarkan aspek kepemilikan, perusahaan televisi yang ada di Indonesiadapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni : 1) Televisi pemerintah Televisi olehpemerintah,
pemerintah dimana
adalah
fokus
televisi
kegiatannya
yang dilakukan
didanai untuk
memberikan informasi yang sesuai dengan kepentingan masyarakat. Tugas utama televisi pemerintah adalah pelayanan masyarakat (public service), dan karena statusnya sebagai televisi pemerintah, maka perusahaan ini didukung oleh regulasi /undang-undang khusus. 2) Televisi swasta Status kepemilikan televisi swasta adalah dimiliki oleh kelompok-kelompok tertentu dan sebagian masyarakat, seperti RCTI dan TPI sebagian besar dimiliki oleh Bimantara Group; SCTV oleh Mitrasari Persada; IVM dimiliki oleh Salim Group dan TV one dimilki oleh kelompok Bakrie. Masing-masing perusahaan televisi ini memiliki holding company yang menaungi anak perusahaan yang ada dibawahnya, misal SCTV sebagai anak perusahaan yang mempunyai holding PT. Surya Citra Media, Tbk (SCM), Indosiar Visual Mandiri (IVM) memiliki holding Indosiar Karya Mandiri (IKM). Secara berkala perusahaan televisi tersebut memaparkan mengenai profil perusahaan ke bursa saham, agar masyarakat luas juga dapatikut menanamkan sahamnya di perusahaan. Sebagaimana perseroan terbatas lainnya, pengambilan keputusan tertinggi ada di levelRapat Umum Pemegang Saham (RUPS), terutama keputusan yang menyangkut hal-hal strategik perusahaan, misalnya dalam hal penawaran obligasi perusahaan di pasar modal, sementara dewan direksi hanya memutuskan hal-hal yang sifatnya sedikit lebih teknis
18
dan operasional perusahaan sehari-hari. b. Orientasi Nilai Perusahaan Untuk menjalankan sebuah perusahaan dibutuhkan suatu budaya organisasi berisikan nilai dan norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggotanya. Nilai-nilai tersebut berisikan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak oleh dilakukan oleh suatu organisasi. Berdasarkan nilai-nilai yang dianut, perusahaan dapat dibagi atas 2 (dua) hal, yakni televisi yang masih menganut nilainilai yang berakar pada budaya bangsa yang menjaga nilai kesopanan, nilai kepatuhan, menjaga kehormatan orang lain, dan sebagainya; tipe kedua adalah televisi yang muatan nilainya tetap mencoba berpegang pada budaya bangsa, namun sudah melakukan beberapa
modifikasi Televisi yang berorientasi pada nilai budaya
bangsa mencoba mengaplikasikan keyakinan yang dimilikinya dengan mewujudkannya pada sejumlah tayangan dimiliki, baik tayangan talk show, berita, film, dan sebagainya. Pada tayangan talkshow, misalnya televisi memilih untuk tetap berpegang pada nilai tersebut mewancarai orang dengan tidak menghakimi dan bentuk wawancaranya hanya sekedar bertanya dan bila memungkinkan adalah memberikan klarifikasi. Sementara bagi televisi lain yang sudah memiliki nilai lain melakukan wawancara untuk yang diwawancarai. Bagi televisi yang menganut nilai ini, mengajukan argumen bahwa kebenaran harus diungkapkan kepada masyarakat dan masyarakat dianggap harus mengetahui hal yang sebenarnya. Hanya saja terkadang caranya relatif lebih “vulgar” dan kurang memperhatikan etika. c. Target Pasar dan Jenis Tayangan Televisi di Indonesia pada umumnya adalah televisi yang tidak memiliki segmen tertentu, baik dari jenis tayangannya maupun dari target pemirsanya. Terlalu banyak ragam yang ditayangkan televisi, yaitu acara hiburan film dapat dibedakan menjadi filmanak-anak, film dewasa, dan film untuk semua umur. Untuk acara musik dan kuis,
19
dibedakan berdasarkan kategori tersebut. Alasan yang sering diajukan oleh penyelenggaraan televisi di Indonesia untuk tidak membatasi diri dalam tayangannya adalah tidak berani mengambil risiko jika tidak ada perusahaan yang mau memasang iklan, sebab secara umum masyarakat Indonesia masih menonton televisi karena ingin mendapat hiburan. Maka dari itu, proporsi tayangan hiburan masih lebih besar daripada tayangan berita dan juga tayangan lainnya. Hal ini berbeda dengan televisi luar negeri yang tayangannya mempunyai segmen tertentu
dalam
menayangkan
acaranya,
misal
CNN,
hanya
menayangkan berita dari seluruh dunia, discovery channel hanya menayangkan berbagai hal tentang ilmu pengetahuan, dan sebagainya. d. Jenis Pelaksanaan Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Jika dilihat secara umum, pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan media televisi ini dibagi dalam bentuk, yakni : 1) Pertama, kegiatan tanggungjawab sosial berhubungan dengan produk tayangan televisi. 2) Kedua, tanggungjawab sosial berhubungan langsung dengan masyarakat. Pelaksanaan tanggungjawab sosial yang bersentuh langsung dengan masyarakat, dapat dilihat dari dua bentuk, yakni penggalangan dana pada saat terjadi bencana, atau penggalangan dana untuk orang-orang yang menderita sakit lever berat dan tidak memiliki biaya untuk pengobatan, Oleh karena itu semua televisi, baik televisi pemerintah maupun swasta membuat suatu program yang berkaitan dengan penggalangan dana, seperti TV One Peduli, Jalinan Kasih Indosiar, Pundi Amal SCTV, dan sebagainya. 2.9. Program Televisi Program televisi biasanya dirancang untuk mass distribution for common experience, dalam pengertian informasi yang disiarkan dapat diterima oleh sejumlah pemirsa pada saat bersamaan lintas ruang,
20
sehingga pemirsa tersebut akan memiliki pengalaman sama. Secara khusus, program televisi memiliki empat karaktersistik utama (Heinich, Molenda and Russel, 2002), yaitu : a.
Fidelity or Realism yang merupakan karakteristik utama dari program televisi. Fidelity artinya program televisi menggambarkan perwujudan asli dari suatu peristiwa, seseorang, kejadian dan proses, sehingga pemirsa memiliki kepercayaan terhadap obyek yang ditontonnya.
b.
Immediacy, artinya pemirsa dapat melihat siaran langsung tentang suatu peristiwa pada saat yang hampir bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut, bertemu dengan seseorang, atau berkunjung ke suatu tempat dalam waktu sangat cepat.
c.
Dynamic spacing, dimana program televisi memiliki fitur yang memungkinkan pemirsa untuk menonton informasi yang ditayangkan secara lambat, cepat atau diulang-ulang, terutama untuk tayangan gerak atau psikomotor olahraga, tari dan memasak.
d.
Brings people, places, events that’s could not be seen otherwise including magnification, artinya informasi yang disampaikan melalui televisi seringkali merupakan informasi tentang orang, tempat atau peristiwa yang berada diluar jangkauan pemirsa. Dengan adanya televisi, pemirsa tidak harus pergi ke tempat atau peristiwa tersebut secara langsung, tetapi cukup menontonnya di televisi. Pembahasan tentang program televisi lebih banyak dilakukan
dari sisi teknik produksi dan produser program daripada pemirsa program. Berbagai teknik produksi dilakukan untuk memproduksi program televisi yang menarik perhatian pemirsa, meliputi jenis gambar (kind of shots), sudut dan jarak pengambilan gambar, animasi, efek khusus, pencahayaan, warna dan kombinasinya, kecepatan (pacing) dan waktu pengambilan gambar, single and multiple scenes, serta manipulasi suara. Sementara itu, berbagai gaya program juga dicobakan untuk memproduksi program televisi, termasuk talking heads (kepala yang berbicara), dramatisasi, dokumentasi, tematik, transisi dan sebab-akibat, diskusi, clipping dan siaran langsung. Kesemua teknik produksi dan gaya program
21
tersebut
dipercaya
memberikan
pengaruh
terhadap
pembentukan
persepsipemirsa ketika menonton program (Flemming and Levie, 1993). Persaingan antar stasiun televisi menyebabkan terjadinya persaingan dalam menampilkan suatu program siaran yang lebih menarik dari stasiun televisi yang lain. Oleh karenanya, selain teknik produksi, substansi program televisi menjadi lahan perebutan. Keanekaragaman jenis program yang disediakan dimaksudkan untuk menarik minat perhatian (attention), membelajarkan (educative, incidental and accidental learning) dan menghibur pemirsa (entertainment) (Seels, Simom and Schuster, 2002). 2.10. Program Reality Show di Televisi Reality Show adalah suatu acara yang diselenggarakan di televisi dan temanya bermacam-macam, ada yang berupa pencarian bakat, hingga menjebak kekasih dan kawan, dan lain-lain. Sedangkan pengertian reality show itu sendiri menurut Wirodono (2005), suatu tayangan tentang realitas sosial masyarakat. Yang membedakan dari tayangan reality show, terutama acara yang disuguhkan ini tidak memerlukan naskah atau jalan cerita yang disiapkan sebelumnya dan orang-orangyang terlibat didalamnya bukanlah aktor/aktris. Di Indonesia, acara ini sebenarnya sudah cukup lama diselenggarakan. Namun istilah reality show barusaja dikenal dinegeri ini, yakni sekitar tahun 2002. Pada awalnya, reality show mempunyai konsep sederhana, yaitu memotret kehidupan orang awam (bukan selebritis), kemudian disiarkan dan ditonton oleh orang banyak (Gumilar, 2007) sebagai hiburan. Saat ini, reality show tidak hanya memotret kehidupan orang, tetapi reality show telah menjadi ajang kompetisi. Sebuah tayangan reality show kebanyakan bersifat menghibur, sebagian bermakna dan memberi manfaat, sedangkan sebagian lagi hanyalah memberi kesenangan semata, yaitu bersifat menggugah emosi penonton, membuat orang jadi terharu dan sedih bahkan menangis, di samping membuat orang tersenyum, bahkan tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan perilakuatau para pemainnya.
22
1. Jenis-Jenis Reality Show Menurut Gumilar (2007) terdapat beberapa penggolongan dari Reality Show, antara lain : a. Program
yang
berisi
rekaman
kehidupan
seseorang
atau
sekelompok orang dengan sepengetahuan obyek yang direkam. b. Berisi rekaman tersembunyi atas perilaku orang yang mengejutkan, atau dalam kondisi yang direkayasa. c. Program pencarian bakat melalui kompetisi tertentu. d. Program Amal (Charity), yaitu konsep yang disampaikan adalah menolong orang lain. 2. Dampak Reality Show Reality Show mempunyai dampak positif maupun negatif. Menurut Gumilar (2007), dampak positif Reality Show adalah : a. Memberikan
aspek
hiburan
untuk
melepaskan
diri
dari
permasalahan yang berkembang. b. Menumbuhkan rasa sosial dikalangan pemirsa terhadap orang lain yang menderita yang ditampilkan dalam tayangan tersebut, seperti yang diharapkan dalam Charity Reality Show. c. Memberikan menyerah,
pengajaran apabila
kepada
pemirsa
mendapatkan
untuk
kesulitan
tidakcepat dan
tidak
mementingkan diri sendiri. d. Menjadi salah satu jalan untuk mencapai cita-cita sebagian masyarakat menjadi seorang bintang melalui Reality Show yang bertajuk kontes bakat atau pencarian bintang. e. Peningkatan rating dan share bagi media televisi bersangkutan. Rating adalah persentase penonton acara itu dari keseluruhan pemirsa yang menonton televisi. Share adalah persentase penonton acara itu dari keseluruhan pemirsa yang menonton televisi saat itu. f. Meningkatkan pemasang iklan dalam tayangan tersebut, sehingga pendapatan stasiun televisi bertambah akibat dari peningkatan
23
rating danshare dari program acara RealityShow. Selain dampak positif tersebut di atas, Reality Show dapat membawa dampak negatif (Gumilar, 2007), diantaranya : a.
Tayangan Realityshow berbentuk tekanan emosi dan psikologis. Tayangan Reality show berbentuk tekanan emosi dan psikologis ternyata memberikan efek cukup besar, terutama untuk obyek penderitanya, yaitu yang “dijahili” atau ditakut-takuti banyak yang bersalah secara psikologis, atau tidak jarang efeknya berupa trauma yang terus dirasakan.
b.
Tayangan Kontes Bakat yang dilakukan TV meniru atau hanya membeli lisensi dari luar negeri. Sebuah Stasiun TV apabila membuat sebuah acara realityshow, walaupun menyebutnya murni idenya, tetapi kenyataannya dilakukan setelah melihat tayangan sejenis yang berhasil, atau dengan kata lain bukan ide murni.
c.
Charity RealityShow berdampak negatif berupa : 1) Tayangan ini dianggap sebagai eksploitasi terhadap orang miskin, yaitu memberikan rezeki dengan harapan mendapatkan pemasukan yang tinggi dari iklan. 2) Mendidik masyarakat untuk boros, karena rezeki yang didapatkan harus dihabiskan dalam waktu singkat. Memang sulit membuat realityshow yang mendidik orang untuk menabung, karena hal itu tidak menarik dan efek realitanya tidak ada, seperti melihat orang membuka rekening bank pada setiap episode. 3) Dalam tayangan realityshow bernuansa sosial, perbuatan baik mendapat konsep yang lain lagi. Perbuatan baik, misal menolong orang lain, dipusatkan pada satu bentuk, yaitu uang. 4) Tayangan seperti itu mengukuhkan nilai yang memang sudah bersemayam dalam pribadi-pribadi masyarakat hedonis, bahwa perbuatan baik selalu identik dengan uang, tingkat kesejahteraan dan kekayaan benda-benda fisik.
d. Konsep-konsep yang ditawarkan dan diajarkan pada tayangan dengan formula sosial, mungkin pada akhirnya membentuk psikologi massa yang
24
berbeda dengan arah sebenarnya yang dikehendaki dalam semangat dan tujuan para pembuat acara tersebut, yaitu masyarakat menjadi salah kaprah dalam memandang perbuatan sosial, atau memandang perbuatan baik. 2.11 Pengertian Jasa Mengenai pengertian jasa (service), Kotler berpendapat (2001), yakni: a service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product. Dari definisi tersebut di atas dapat diartikan, bahwa jasa merupakan setiap tindakan, perbuatan atau upaya yang dapat ditawarkan kepada orang lain dan bersifat intangible (tidak tampak, atau tidak terwujud). Serta tidak menghasilkan kepemilikan apapun bagi pemakainya. Produksi jasa bisa berkaitan dengan barang yang berwujud (tangible goods), bisa juga tidak berkaitan sama sekali . Lain halnya menurut Zeithaml dan Bitner dalam (Hurriyati, 2005), mengemukakan definisi jasa, yakni: Include all economc activities whose output is not a physical product or construction, is generally consumed at the time it is produced, and provides added value in forms (such as convenience, amusement, timelines, comfort or healt) that are essentially intangible concerns of its first purchaser Jadi pengertian jasa tersebut di atas adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikomsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya. Dari kedua definisi yang dikemukakan para pakar tersebut di atas, maka jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang mempunyai ciri-ciri berikut : a. Sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
25
b. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu produk fisik. c. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. 2.12. Sosialisasi Pada hakekatnya, sosialisasi merupakan penyampaian informasi dengan melipatgandakan pihak-pihak penerima pesan (receiver) yang dalam hal ini adalah publik, dimana publik yang terdiri dari banyak individu yang memiliki skala intelektualitas berbeda. Sebagai contoh, seseorang yang berpendidikan sekolah dasar dengan universitas tentu saja berbeda dalam menanggapi sosialisasi tentang informasi Perda. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan sosialisasi dibedakan dari kegiatan komunikasi antar personal (inter personal communication), dimana komunikasi antar personal merupakan proses penyampaian informasi, gagasan dan sikap dari seseorang kepada orang lain. Kegiatan sosialisasi Perda lebih cenderung pada proses komunikasi yang bersifat massal (mass communication), dimana perbedaannya dengan komunikasi antar personal adalah : a.
Sumber (pelaksana) komunikasi massa dihadapkan pada suatu ’beban’ tugas yang berat dalam menyampaikan gagasan kepada audiens, karena beragamnya audiens dari kegiatan sosialisasi tersebut. Para pelaksana komunikasi massa secara demografis mungkin saja mengetahui usia rata-rata, kondisi ekonomi mapun latar belakang pendidikan audiens secara rata-rata, namun pelaksana komunikasi tidak akan tahu secara pasti tingkah laku individu para pembaca, penonton, atau pendengarnya.
b. Dibandingkan dengan komunikasi antar personal, feed back (umpan balik) komunikasi massa lebih sukar diperoleh. c.
Audiens komunikasi massa dibandingkan komunikasi antar personal lebih besar kemungkinannya menyalahartikan pesan komunikasi melalui selective attention, perception dan retention. Dalam selective
26
attention, biasanya seseorang cenderung mengekspos dirinya terhadap terhadap hal-hal yang dikehendaki. Dalam selective perception, individu yang berhadapan dengan suatu peristiwa komunikasi akan cenderung
untuk
menafsirkan
komunikasi
sesuai
dengan
pra-
konsepsi yang sudah dimiliki sebelumnya. Hal ini erat kaitannya dengan kecenderungan berpikir secara stereotype. Sedangkan selective retention, menunjukkan pemahaman seseorang yang kecenderungannya akan dipengaruhi oleh daya ingat dari individu yang berminat terhadap masalah tertentu yang memang ingin diingatnya. d. Dalam sistem komunikasi massa jauh lebih rumit dibandingkan dengan komunikasi antar personal, mengingat gagasan dari kegiatan sosialisasi merupakan produk bersama dan akan mendapatkan respon yang saling berbeda atau bahkan dapat saling bertentangan. 2.13. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Penelitian mengenai program acara reality show di televisi sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dan umumnya berkaitan dengan fungsi televisi sebagai media informasi, serta komunikasi, diantaranya; penelitian yang dilakukan oleh Lesmana (2009) dengan judul Hubungan Tayangan Reality Show dengan Emosi Penonton, kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sudrajat (2009) mengenai Peranan Media Televisi dalam Pembelajaran Masayarakat dan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2009) berjudul Tanggapan Pemirsa terhadap Program Acara Reality Show di Televisi. Ketiga peneliti tersebut ingin mengetahui sejauhmana dampak dari penayangan program acara televisi, yaitu program acara Reality Show terhadap khalayak sasaran. Menurut Siregar (2009), metode deskripstif analisis dengan responden 70 orang diketahui bahwa program acara reality show “Termehek-Mehek” dapat diterima dengan baik oleh pemirsa, karena program acara ini dianggap dapat menghibur pemirsa dengan menampilkan kasus-kasus menarikyang terjadi di dalam masyarakat. Tanggapan pemirsa mengenai program acara realityshow “Termehek-Mehek” dari segi program acara adalah pembawa
27
acara, konsep acara, kerjasama klien dengan pembawa acara, waktu tayang, kasus dan sound track cukup baik. Hal ini ditunjukan dari hasil pengukuran skala sikap dengan metode skala Likert, rataannya menunjukan sikap puas terhadap tayangan program acara reality show “Termehek-Mehek”. Demikian pula tanggapan pemirsa dari segi fungsi informasi diketahui bahwa mayoritas responden setuju bahwa program acara reality show memberikan gambaran kehidupan sesungguhnya yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Sudrajat (2009) dengan studi deskriptif peran media televisi dalam sosialisasi pemilihan umum tahun 2009 diketahui bahwa televisi tidak hanya menjadi sarana hiburan bagi masyarakat yang komersial, namun media televisi memiliki peran sosial untuk memberi pembelajaran atau informasi kepada masyarakat tentang pemilihan umum (Pemilu) yang diselenggarakan pada tahun 2009. Media televisi memiliki peran penting dalam sosialisasi perubahan-perubahan sistem pemilihan umum yangbaru diberlakukan. Di samping itu, dari hasil penelitiannya diketahui bahwa hambatan sosialisasi melalui media televisi kepada masyarakat adalah keterbatasan waktu atau durasi yang dirasakan kurang mencukupi untuk tercapainya tujuan sosialisasi tersebut. Lesmana (2009) dalam studi korelasionalnya menyimpulkan terdapat korelasi positif (r = 0,884) antara program acara reality show dengan emosi pemirsa program acara tersebut, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan nyata antara program acara reality show “Jika Aku Menjadi” dengan emosi pemirsa. Besarnya pengaruh program acara reality show“Jika Aku Menjadi” terhadap emosi pemirsa pada saat menyaksikan tayangan program televisi 78,2% dan sisanya (21,8%) dipengaruhi oleh faktor lain.
28
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Televisi sebagai media massa memiliki fungsi dalam memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Aktualisasi fungsi televisi tersebut dilaksanakan dengan penyusunan, pembuatan dan penyiaran program-program acara televisi dan reality show sebagai salah satu program acara yang banyak ditayangkan oleh stasiun televisi di Indonesia, termasuk stasiun televisi TV One yang menayangkan program Sidak. Keberadaan program acara yang ditayangkan televisi tidak luput dari perhatian pemerintah dan salah satu bukti, bahwa televisi hingga saatini menjadi salah satu fasilitasi yang dapat digunakan untuk sosialisasi kebijakan pemerintah yang terdapat dalam Perda. Kegiatan sosialisasi Perda didasarkan pada kurangnya pemahaman dan partisipasi warga masyarakat Jakarta terhadap masalah hukum dan peruntukan wilayah kota DKI Jakarta, selain itu sosialisasi juga diharapkan dapat membangun mekanisme untuk menjamin bahwa aspirasi masyarakat dapat ditampung, diterima sekaligus ditindaklanjuti
dan
menyampaikan
hasilnya
langsung
kepada
masyarakat. Salah satu kegiatan sosialisasi Perda DKI Jakarta yang dipelopori oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DKI) Jakarta adalah Inspeksi Mendadak (Sidak) dan Iklan Layanan Masyarakat oleh Biro Hukum Provinsi DKI Jakarta di stasiun televisi TV One. Program acara televisi tersebut dinamakan “Program Sidak” dari DPRD DKI Jakarta, karena memberikan gambaran mengenai pentingnya pengetahuan hukum yang diatur dalam Perda. Untuk jelasnya dijabarkan dalam kerangka pemikiran pada Gambar 1.
29
TV ONE
Reality Show
“Sidak”
Analisis Deskriptif
Publisitas
DPRD DKI
Proses dan Dampak Sosialisasi Perda DKI Jakarta
Teori FGD (focus group discussion)
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Keterangan : Sosialisasi Perda DKI Jakarta a. Perda No. 14 Tahun 1999 Tentang retribusi pelayanan persampahan dan kebersihan. b. Perda No. 12 Tahun 2003 Tentang lalu lintas angkutan jalan, kereta api, sungai, danau dan penyebrangan jalan di daerah Jakarta dan sekitarnya. c. Perda No.2 Tahun 2005
30
Tentang pengendalian pencemaran lingkungan d. Perda No. 75 Tahun 2005 Tentang kawasan / larangan merokok 3.2 Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian analisis deskriptif dan teori FGD (focus group discussion). Menurut Mardalis (2005), penelitian deskriptif adalah suatu metode yang bermaksud untuk mendeskripsikan apaapa
yang
saat
ini
berlaku,
dimana
didalamnya
terdapat
upaya
mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterprestasikan kondisikondisi yang saat ini terjadi, atau dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara antara peubah-peubah yang ada, tetapi tanpa menguji hipotesa. Menurut Iyah Afriani pada www.penalaran.com, teori FGD adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti. 3.2.1 Lokasi dan Waktu a. Lokasi Lokasi penelitian ini di TV One, yang berkedudukan di Jalan Rawa Terate II No. 2 Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta 13260 Indonesia. b. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada akhir Februari-April 2010.
31
3.2.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang
dilakukan
dengan mencari bahan penelitian melalui membaca buku, majalah, dan sebagainya juga mempelajari literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, serta mendalami dan memahami catatan-catatan perkuliahan, sehingga dapat memperoleh gambaran mengenai hal-hal yang menunjang
penelitian. Di samping itu mempelajari dokumen
yang ada di perusahaan, seperti company profile perusahaan, struktur organisasi dan dokumen pendukung lainnya. Penelitian kepustakaan dilakukan dalam rangka mendapatkan data sekunder yang berkenaan dengan pendapatpara ahli mengenai pertelevisian, termasuk program acara reality show, sosialisasi Perda dan aspek lingkungan dalam perspektif komunikasi dan strategi pemasaran yang bersumber dari buku, jurnal penelitian baik yang berasal dari media cetak maupun media lain, termasuk website. b.
Observasi Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi/ pengamatan dalam produksi program acara Sidak pada TV One dilakukan dengan cara mengamati program acara “Sidak”, baikpada saat penayangan acara tersebut maupun dengan mengamati Disc
Video
Data
(DVD) program acaranya. c.
Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui percakapan dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti (Usman dan Akbar, 2004). Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi, baik secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, atau memberikan daftar pertanyaan
32
(Lampiran1) untuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi datayang
diperoleh
melalui
observasi. Data dalam penelitian ini didasarkan hasil wawancara dengan 10 narasumber yang berasal dari unsur-unsur masyarakat pemerhati pertelevisian, DPRD DKI, Pemda DKI dan pihak TV One, yang terdiri dari kepala/manajer marketing dan promosi, pimpinan produksi dan staf lainnya yang ikut membantu dalam mencari informasi yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini digunakan kriteria narasumber berusia di atas 30 tahun dan memiliki pendidikan minimal Diploma (D3), dengan harapan memiliki pengetahuan dan dapatmenjelaskan atau menjawab pertanyaan peneliti. Hal lainnya dideskripsikan seperti berikut: a. Pengelola Program Acara Reality Show. b. Pemerintah Daerah, khususnya narasumber yang memiliki relevansi terhadap pokok permasalahan yang diteliti, yaitu dapat memberikan informasi atas sosialisasi peraturan tentang aspek lingkungan di bidang pemerintahan. c. Pemirsa Program Acara Reality show, yang merupakan subyek penelitian dari sasaran sosialisasi peraturanpemerintah daerah. 3.2.3 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data didasarkan pendekatan kualitatif. Menurut Usman dan Akbar (2004), pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang dilakukan dalam situasi wajar (natural setting) dan data yang dikumpulkan secara umum bersifat kualitatif. Data yang dikumpulkan merupakan data dari TV One yang digunakan untuk menggambarkan pelaksanaan program Sidak. Sedangkan pengolahan data dilakukan secara langsung dari pertanyaan-pertanyaan kepada nara-sumber (key informan), lalu dikumpulkan dan diolah untuk keperluan lebih lainnya).
lanjut (misal,
tabulasi, tabel dan bentuk deskriptif
33
Sedangkan
metode
pengolahan
data
teori
FGD
adalah
mengungkapkan persepsi terhadap suatu tema dan menyatakan pendapat tentang suatu tema atau menanggapi pendapat sebelumnya. Adapun langkah-langkah teori FGD sebagai berikut : 1. Fasilitator menjelaskan tujuan dan instruksi kegiatan. 2. Fasilitator menjelaskan tema tertentu yang akan didiskusikan seperti “politik dalam arti luas”, “politik praktis”, “partisipasi politik”, “pemilu”, “sadar politik dan partisipasi politik sebagai perwujudan iman Katolik”, dsb. serta menjelaskan latar belakang/ alasan pemilihan tema tersebut. 3. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mulai berdiskusi. 4. Setelah diskusi selesai, fasilitator mengucapkan terimakasih atas partisipasi peserta. Setelah diskusi kelompok terfokus selesai dilakukan, fasilitator bisa menganalisis catatan proses (notulensi) dan rekaman diskusi agar menghasilkan data-data kualitatif yang memaparkan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Memilih intisari pendapat peserta dengan cara memberi kode (coding) terhadap transkrip diskusi. Misalnya: memberi garis bawah pada kata/kalimat penting tertentu, memberi tanda/simbol pada bagian penting tertentu, atau menuliskan kata-kata kunci di samping paragraf tertentu pada transkrip diskusi. 2. Mengelompokkan hasil coding dalam kategori-kategori yang sama, dan mencermati keterkaitannya satu sama lain. 3. Menarik kesimpulan-kesimpulan analisis. (Ketiga langkah tersebut biasa disebut sebagai proses reduksi data).
34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan TV One lahir pada tanggal 14 Februari 2008, pukul 19.30 WIB, merupakan saat bersejarah karena untuk pertama kalinya TV One mengudara dan mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana Negara oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. TV One secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui program News and Sports yang dimiliki. Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori News One, Sport One,Info One, dan Reality One, TV One membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program. Sebagai pendatang baru dalam dunia News, TV One telah mempersiapkan bentuk berita baru yang belum pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio luar TV One. Program berita hard news TV One dikemas dengan judul; Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Kemasan yang berbeda juga disuguhkan oleh Kabar Petang, menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung beritaberita dari Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah (Medan, Surabaya, Makassar) dengan bobot pemberitaan yang berimbang antar semua Biro. Programini meraih penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan Langsung Oleh 5 Presenter dari 4 Kota Yang Berbeda Dalam Satu Layar”. Sedangkan Kabar Malam bekerjasama dengan seluruh media nusantara untuk menghasilkan editorial yang lengkap, kredibel dan dinamis. Tayangan Sport TV One akan meliputi pertandingan-pertandingan unggulan yang disiarkan langsung, mulai dari Kompetisi Sepakbola
35
Nasional (Copa Indonesia), Sepak Bola Eropa (Liga Inggris dan Liga Belanda), Kompetisi Bola Basket Nasional (IBL) dan Bola Voli Nasional (ProLiga). TV One juga menayangkan program-program Selected Entertainment yang mampu memberikan inspirasi bagi para pemirsa untuk maju dan selalu berpikiran positif, tanpa unsur membodohi. Pada awal tahun ini, TVOne memiliki 26 stasiun pemancar dan pada akhir tahun akan menjadi 37 stasiun pemancar diberbagai daerah dengan jumlah potensi pemirsa 162 juta pemirsa. Melalui perkembangan tersebut, diharapkan penyebaran semangat TVOne untuk mendorong kemajuan bangsa dapat terealisasi dengan baik. 4.1.1 Visi, Misidan Logo a. Visi ”TV One secara korporasi mempunyai visi untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada akhirnya memajukan bangsa”. b. Misi 1) Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu. 2) Menayangkan
programNews & Sport yang
secara
progresif
mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif dan cerdas. 3) Memilih program News&Sport yang informatif dan inovatif dalam penyajian dan kemasan. c. Logo
1) Warna Merah dan Putih melambangkan Indonesia. 2) Lingkaran dengan angka 1 didalamnya merupakan simbol persatuan. 3) Penggunaan kalimat berbahasa Inggris. ”TV One”, menunjukkan kesiapan TV One dalam kancah pertelevisian global dan mudah dipahami oleh mitra kerja TV One yang berada di luar negeri, serta mencerminkan optimisme kebangsaan, sebagai bangsa Indonesia yang ingin maju.
36
4.1.2 Manajemen dan Struktur Organisasi TV One Setiap organisasi, baik yang sederhana maupun kompleks, komersil maupun non komersil pastinya mempunyai struktur organisasi. Mengingat struktur organisasi tersebut menggambarkan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian (divisi). Struktur organisasi yang digunakan oleh TV One adalah struktur organisasi garis dan staf (linestaf organization). Mengenai uraian tugas dari masing-masing jabatan pada struktur organisasi TV One, terutama yang berkaitan dengan divisi pemasaran, divisi progam, divisi produksi dan divisi pemberitaan/penyiaran dimuat pada Gambar 2.
President Director
Vice President Director
Operation Director
News Director
Finance and Corporate AffairDirector
Marketing and Sales Division
Information Technology Division
Programming Division
General Affair Division
Production and Facilities Division
Finance and Accounting Division
News Operation Division
Human Resource Division
Gambar 2. Struktur organisasi TVOne
37
TV One dipimpin oleh seorang direktur utama (Presiden Director), dan di bawah direktur utama terdapat wakil direktur (Vice President).Di bawah direktur utama dan wakilnya terdapat tiga direksi, yaitu direksi operasional, direktur pemberitaan (news), dan direktur keuangan (finance). Direksi-direksi ini dipimpin oleh seorang vice president. Di bawah direktur operasional terdapat empat divisi yaitu divisi promosi (marketing and sales), divisi programming, divisi transmission, dan divisi production. Setiap kepala divisi bertanggungjawab kepada vice president dan selanjutnya kepada direktur utama. Direksi pemberitaan membawahi satu divisi, yaitu divisi news operation. Direktur finance dan corporate affair membawahi divisi informasi (teknologi), divisi bagian umum, divisi finansial (akunting) dan divisi human resources. Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut : a. Programming Division Fungsi daridivisi programmingadalah : 1) Melakukan pembelian program, baik lokal maupun non lokal, mengatur traffic dari program-program yang ada agar penayangannya sesuai dengan penonton yang ada, sehingga dapat meningkatkan rating dan share audience. 2) Melakukan dubbing (sulih suara), subtitling (pemberian teks bahasa Indonesia) dan sensor apabila diperlukan. Sebagai stasiun TV yang tergolong baru, TV One membutuhkan programprogram baru. Selain pembelian dari pihak luar, seperti di luar negeri atau production house, TV One juga mempunyai program in-house yang dapat diusulkan kepada pihak programming. b. Marketing and Sales Division Fungsi dari divisi sales dan marketing adalah merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran dan penjualan, langkah-langkah promosi untuk menyebarkan informasi produknya agar dapat menarik perhatian masyarakat, serta meyakinkan tentang kehadiran produk, ciri-ciri produk dan kelebihan-kelebihan produk, yaitu programTV One yang ditawarkan dapat menarik masyarakat sehingga termotivasi menonton TV One. Hal
38
ini menjadi penting, karena tujuan langsung dari promosi adalah menarik perhatian dan minat masyarakat, serta memperoleh rating yang tinggi dalam rangka
mendapatkan pemasang iklan potensial sebanyak-
banyaknya. Pihak sales dan marketingTV One berusaha menemukan cara untuk memberikan pengaruh terhadap penerima informasi melalui alat atau sarana yang bersifat informatif, tidak hanya terbatas untuk dikomunikasikan produk baru terhadap masyarakat. TV One melakukan strategi promosi on-air dan off-air dengan bauran promotion mix yang telah ditentukan. Promosi secara on-air adalah promosi program-program yang dilakukan lewat penayangan on-air, seperti adanya iklan promosi program-program yang ditawarkan TV Oneuntuk masyarakat. Promosi program ini dimulai dari sebelum penayangan program dan pada saat program berlangsung, tentunya dengan komposisi yang berbeda. Selain itu terdapat continuity announcer yang bertugas untuk menyapa para pemirsa setia TV One pada waktuwaktu tertentu, menginformasikan jadwal acara TV One setiap harinya. Continuity announcer ini merupakan ”tuan rumah” TV One yang mempersilahkan penontonnya untuk menyaksikan program-program yang telah disusun. c. Production and Facilities Division Fungsi dari divisi productionand facilities adalah memproduksi program in-house serta melayani kebutuhan TV One akan keperluan on-air, seperti continuity announcer, membuat set panggung atau memproduksi Video Taping (VT) acara. Divisi ini terbagi menjadi : 1) Staf
produksi,
bertanggungjawab
terhadap
isi
program
dan
perkembangannya, terdiri dari produser, asisten produser dan kreatif. Bagian ini biasanya disebut below the line. 2) Crew Produksi, bertanggung jawab terhadap operasionalisasi peralatan, terdiri dari sutradara lapangan, audio, kameramen, pengarah teknik, asisten kru dan teknisi, bagian ini biasa disebut above the line. Seluruh karyawan di bagian ini adalah hasil rekruitmen setelah mengikuti
39
pendidikan dasar yang komprehensif di Depok, Jawa Barat dan kemudian di Multimedia Training Center di Yogyakarta. Selain ituTVOne juga merekrut tenaga-tenaga berpengalaman dari berbagai stasiun televisi swasta lainnya. d. News Operation Division Fungsi dari divisi news operation adalah memproduksi program berita TV One, baik relay, membuat liputan ataupun mengemasnya. Karena berita tidaklah muncul pada saat-saat yang ditentukan saja, maka markas Divisi News yang terletak di lantai tiga gedung TV One ini disiapkan untuk beroperasi terus menerus selama dua puluh empat jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu. Studio empat di lantai ini dilengkapi oleh virtual set, meggunakan blue screen dan dapat merubah latar belakang setting sesuai paket berita yang diinginkan. Di lantai ini juga terdapat library VT, dimana semua kaset digital video (DV) hasil liputan, baik yang sudah diolah maupun belum disimpan. Library ini seringkali digunakan oleh divisi production and facilities untuk melengkapi materi siarannya. 4.2 Program Sidak Reality show sebenarnya sudah cukup lama di Indonesia, hanya saja istilah ini baru saja dikenal di Indonesia yang dimulai pada tahun2002. Saat ini berbagai stasiun televisi saling berlomba untuk menciptakan tayangan reality show yang bervariasi. Berbagai jenis reality show pun mulai lahir, dari mulai mencari ketenaran hingga urusan percintaan dikalangan remaja. Akan tetapi realty show sosial yang sejenis dengan “Sidak” hanya TV One yang memiliki, karena Perda yang diangkat sebagai reality showyakni sebuah peraturan yang mengikat yang dibuat oleh pemerintah dan bersama-sama dengan DPRD, membuat ikatan dalam melakukan penataan penertiban agar masyarakat menyadari akan kekeliruannya selama inidan sesuai mengikuti peraturan yang telah ditentukan. “Sidak” juga merupakan sebuah acara reality show yang mengubah persepsi ini,berupa kunjungan on the spotdimana anggota dewan melihat secara langsung hal-hal yang perlu dibenahi dalam kehidupan masyarakat, misal tertib parkir, pedagang kakilima yang berjualan ditrotoar, warga yang
40
membuang sampah sembarangan dansebagainya. Dalam program acara ini, anggota dewan yang melakukan Sidak, langsung menegur siapapun yang melakukan pelanggaran hingga terjadilah dialog. Bagi yang taat aturan langsung diapresiasi dengan cara diberi ”Pin”. Selain itu adapula liputan kegiatan dewan dengan bentuk penayangan informasi dengan lebih fokus menayangkan kunjungan kerja kewilayah dan unit-unit teknis. Mengingat awal dalam pembuatan Sidak (konsep Sidak) tercetus dari salah satu fungsi dewan yang dimiliki DPRD, yakni pengawasan atau ”monitoring” (turun ke lapangan atau inspeksi mendadak) yang berhubungan dengan kinerja pemerintah (Pemprov DKI Jakarta), dimana anggota Dewan menyidak langsung ke lapangan (agar terlihat anggota dewan bekerja/turun ke lapangan). Program acara Sidak di TV One ini dibuat berdasarkan perjanjian kontrak kerjasama antara pihak DPRD DKI Jakarta dengan stasiun televisi (TV One) dengan pembelian slot jam tayang (blocking time) dengan jumlah episode, yang telah disepakati, dimana waktu dalam pelaksanaan pekerjaan sudah ditentukan, kapan dimulai dan berakhirnya acara tersebut dan bila melanggar dapat dikenakan sanksi berupa denda. Selain itu sebagai panduan DPRD DKI Jakarta, maka untuk acara ”Sidak” di TV One, segala sesuatunya sudah ditentukan, seperti rencana anggaran (acara ”Sidak” ditentukan waktunya atau durasi 60 menit dengan masa tayang 48 kali). Begitupun dengan isi program yang akan ditayangkan tidak boleh keluar dari fungsi DPRD sebagai monitoring/pengawasan, mengingat konteks reality show (untuk kegiatan ekspose), akan tetapi ekspose kegiatan program DPRD Jakarta yang dibuat secara kreatif oleh produser, agar penonton tidak jenuh atau bosan. Berdasarkan pengertian dari reality show menurut Wirodono (2005), yakni suatu tayangan tentang realitas sosial masyarakat. Dimana yang membedakan dari tayangan reality show, terutama acara yang disuguhkan ini adalah tidak adanya naskah atau jalan cerita yang disiapkan sebelumnya dan orang-orang yang terlibat didalamnya bukanlah aktor/aktris. Berkaitan dengan pengertian reality show tersebut, maka para pembuat programa cara Sidak dan
41
DPRD pun memberikan pendapatnya masing-masing mengenai reality show, terutama reality show sidak di TVOne, yakni : 1.
Pembuat program Menurut Faiz Sumarno selaku manajer pemasaran TV One,
menyatakan bahwa Reality show adalah sebuah bentuk program acara televisi yang dikemas berdasarkan sebuah kenyataan yang ada dalam masyarakat, juga beberapa hal yang diangkat dan diambil unsur dramatisasi dari kejadian nyata, sehingga menunjukkan sebuah tontonan yang tidak diskenariokan. Menurut Boyke Hidayat, selaku pimpinan produksi, menyatakan bahwa Reality show merupakan suatu acara program TV yang menampilkan acara yang sifatnya realita atau nyata pada kehidupan masyarakat yang ada, dimana dalam realityshow biasanya menggunakan cutting camera, obyek tidak diketahui ketika dilakukan syuting. Menurut Revo Satya Roko, selaku produser dan sutradara menyatakan Reality show adalah suatu kemasan acara televisi yang menunjuk pada keadaan realitas sehari-hari, yaitu kehidupan sosial yang dikemas dalam bentuk program TV. Berdasarkan ketiga pendapat pembuat program tersebut menunjukan bahwa reality show adalah sebuah program yang ditayangkan secara nyata tanpa rekayasa apapun dan segala apapun yang terjadi tidak ada diubah. Pada acara sidak ini, reality show berfungsi untuk menilai moral masyarakat Indonesia dan segala prilaku yang baik dapat dijadikan pelajaran untuk pemirsa. 2. DPRD DKI Jakarta Menurut Aris Halawani (Kasubag Publikasi dan Dokumentasi DPRD DKI), Program ”Sidak” ini adalah bagian dari publikasi dari kegiatan DPRD Propinsi DKI Jakarta yang dikemas dalam bentuk reality show tentang garis besar apa yang telah dan akan dilakukan DPRD, dengan tujuan agar masyarakat secara awam dapat mengetahui atas kegiatan yang dilakukan DPRD atau apasaja kegiatan DPRD DKI Jakarta tersebut. Berdasarkan pendapat Aris Halawani menujukan bahwa program sidak pada DPRD mempunyai tujuan agar masyarakat mengetahui secara
42
pasti kegiatan DPRD tanpa adanya prasangka buruk dari masyarakat terhadap anggota DPRD. Acara “Sidak“ yang biasa ditayangkan setiap hari Minggu pukul12.00 WIB, mengungkap sisi perilaku buruk masyarakat Ibukota. Sidak ini berbeda dengan acara kebanyakan di televisi, yakni bila yang biasa selama ditonton berupa bincang-bincang (talkshow) yang membahas mengenai peraturan atau kebijakan, maupun mengkritisi suatu peraturan/kebijakan tersebut, apalagi dipandu oleh presenter yang cerdas plus kritikan pedas dari paranarasumber. Sedangkan, program ”Sidak” di TV One menampilkan suatu tayangan yang berisikan sosialisasi Perda dengan cara berbeda, yakni dibuatmelalui reality show, untuk menggugah kesadaran masyarakat secara langsung dengan melihat tayangan yang tanpa ditutup–tutupi tersebut (realita) untuk melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah. Mengingat selama ini masyarakat hanya bisa menyalahkan pemerintah, tanpa memikirkan apakah selama ini menyadari akan kekeliruannya, dalam melakukan pelanggaran terhadap Perda tersebut. Mengenai proses atau pelaksanaan sosialisasi Perda melalui Acara Sidak di TV One dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pelaksanaan sosialisasi perda melalui acara sidak di TV One. Input
Process
Output
Sampah dan
Target
: Menengah kebawah
kebersihan
Lokasi
: Taman
dilihat dari rating pada
(Berdasarkan
Penghargaan : Disematkan PIN bagi
Tabel 1
Perda No. 14 Tahun 1999)
Tersosialisasikan
yang taat Perda. Akhir Acara : Dilakukan penyuluhan Durasi
: 60 menit
Lalu lintas dan
Target
: Menengah kebawah
Tersosialisasikan dilihat
Penyebrangan
Lokasi
: Trotoar pinggir jalan.
dari rating pada Tabel 1
(Perda No.12
Penghargaan : Disematkan PIN bagi
Tahun 2003)
yang taat Perda. Akhir Acara : Konflik dan penyuluhan Durasi
: 60 menit
43
Lanjutan Tabel 2. Input
Process
Output
Pengendalian
Target
: Semua kalangan
Tersosialisasikan dilihat
pencemaran
Lokasi
: Bantaran kali
dari rating pada Tabel 1
lingkungan
Penghargaan : Disematkan PIN bagi
(Perda No.2 Tahun 2005)
yang taat Perda. Akhir Acara : Penyuluhan Durasi
: 60 menit
Larangan
Target
: Semua kalangan
Tersosialisasikan dilihat
merokok (Perda
Lokasi
: Di kawasan area bebas
dari rating pada Tabel 1
No.75 Tahun 2005)
merokok Penghargaan : Disematkan PIN bagi yang taat Perda. Akhir Acara : Terjadi konflik dan penyuluhan Durasi
: 60 menit
Pada Tabel 2 menunjukan bahwa hasil output sudah tersosialisasikan menurut data AC Nielsen pada Tabel 1 yaitu diperoleh dengan angka 0,4 persen. Angka 0,4 pada TVR atau (TV Rating) termasuk urutan rata-rata dibandingkan dengan program TV lainnya di stasiun yang berbeda.Rating ini cukup baik dibandingkan dengan acara lain yang terkait. Acara sidak memang dibuat dengan jalan cerita yang kreatif, agar tidak membosankan dan berbeda dengan acara sosialisasi peraturan hukum lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui acara televisi. Meskipun demikian, pesaing stasiun tv, ataupun lembaga hukum lain kemungkinan akan tertarik dengan pembuatan acara sidak yang menarik hati masyarakat ini. Sehingga, dimasa akan mendatang, DPRD bekerjasama dengan stasiun tv yang menayangkan program sidak harus membuat acara program sidak ini lebih kreatif dan bervariasi. Selain itu, acara sidak hendaknya dilakukan secara kontinu dengan penambahan episode, agar peraturan yang dikeluarkan DPRD DKI Jakarta melalui acara televisi ini lebih melekat di hati masyarakat, dan
44
masyarakat pun lebih patuh dengan peraturan daerah. Mengenai pembuatan program agar tidak membosankan dan kreatif sejalan dengan pendapat Faiz (2010). “Dalam pembuatan (produksi) dan sisi pemasaran acara ”Sidak” ini, kemasan dibuat agar tidak membosankan bagi pemirsa, seperti dalam desain kreatifitas, setiap episode memiliki tema berbeda-beda, skenario dibuat sebagus mungkin danstressing dibuat sedemikian rupa (seperti penangkapan terhadap orang yang melanggar peraturan, kemudian orang yang ditangkap tersebut melawan dan mengatakan sesuatu). Semua itu dapat dikemas dalam audio dan akting secara reality. Untuk perancangan program televisi dalam konteks ini, program reality show di TV One dimulai dari penyusunan konsep, kemudian dilanjutkan dengan perbandingan dengan sebuah program yang belum pernah ada, sehingga program yang akan diproduksi dapat memiliki nilai jual dan tontonan menarik.”
Selain itu bagi pembuat program lainnya yaitu Sutradara dan Produser program Sidak Revo Satya Roko (2010) juga berpendapat bahwa : “Suatu tayangan televisi harus dapat menginspirasikan orang lain untuk menyadari akan kekeliruannya selama ini di dalam mentaati Perda, terutama untuk warga Jakarta, maka harus ada desain (acara) yang dapat membuat orang menyadari akan kesalahannya selama ini. Mengakui ada kepuasan tersendiri dalam membuatacara seperti ini, karena membantu kegiatan DPRD DKI Jakarta dalam mensosialisasikan Perda tersebut”.
Inspirasi tayangan program sidak per episodenya juga tidak luput dari kebijakan
yang
dikeluarkan
oleh
DPRD
DKI
Jakarta
dalam
mensosialisasikan Perda kepada masyarakat. Bagi DPRD program Sidak sebagai kegiatan pengawasan yang secara langsung anggota DPRD turun kelapangan untuk melihat disiplin Perda yang diberlakukan dimasyarakat. Maka dari itu suatu komunikasi antara DPRD DKI Jakarta dan masyarakat, dibuatlah program Sidak ini di televisi. Sesuai dengan pendapat Kasubag Publikasi dan Dokumentasi DPRD DKI bapak Aris Halawani (2010). “Dalam pelaksanaan Perda diserahkan kepada pemerintah daerah,dimana DPRD hanya mengawasi dan kebijakannya diserahkan kepada dinas masing-
45
masing, seperti dinas kebersihan (mengurusi kebersihan), dinas keamanan dan ketertiban atau tramtib (mengurusi keamanan dan ketertiban), misal penertiban para pedagang kaki lima. Mengevaluasi Perda yang tidak sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini, juga kegiatan yang bersifat ”Inspeksi” (melakukan inspeksi), yakni melakukan inspeksi secara langsungke lapangan, contoh meninjau atau mengunjungi keberadaan pembuangan sampah, bagaimana pengelolaan/penataan sampah, apakah sampah sudah dikelola dengan baik dan benar oleh dinas kebersihan. Dengan begitu anggota DPRD dapat melihat secara langsung apakah kebijakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Diharapkan dengan peninjauan langsung tersebut, Jakarta bebas dari sampah yang tidak tertib. DPRD itu sendiri memiliki fungsi sebagai pengawasan/kontrol, sejauhmana Perda dijalankan oleh pemerintah (Pemda), secara langsung memang tidak terlibat, akan tetapi pengawasan di dalam pelaksanaannya sangat berperan, karena DPRD yang menetapkan dan merumuskan Perda tersebut.”
Selain itu bagi Anggota DPRD DKI Jakarta lainnya Asep Saefudin (2010) mengatakan bahwa : “Cara bersosialisasi, yaitu tampil layaknya artis sinetron dalam berperan untuk mensosialisasikan Peraturan Daerah (Perda) tersebut kepada masyarakat.Tentu aktingnya kalah jauh dengan para bintangsinetron layarkaca atau iklan pada umumnya, akan tetapi menurut Achmad Husin Al Idrus yang juga sebagai Anggota DPRD DKI Jakarta mengatakan kehadiran anggota dewan di tengah masyarakat menjadi salah satu cara efektif untuk membangun komunikasi yang harmonis.”
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan, yakni melalui acara “Sidak” ini masyarakat disadarkan dari yang selama ini yang belum atau tidak menyadari kesalahannya dengan melanggar Perda. Dimana tingkat kesadaran masyarakat, terutama warga Jakarta dan sekitarnya dirasakan masih rendah. Biasanya hanya saling menyalahkan atau tunjuk sana sini. Oleh karena itu, acara Sidak iniperlu diberi acungan jempol, terutama untuk DPRD Jakarta yang dapat memberikan penyuluhan dengan cara berbeda, bukan sekedar baliho atau seminar. Akan tetapi lebih baik lagibila pelanggaran ini dapat segera ditindaklanjuti, tidak hanya sekedar nasihat yang ditayangkan diTV. Beberapa unsur yang ditonjolkan dalam tayangan program sidak TV
46
one diantaranya adalah unsur moral, yaitu penangkapan terhadap orang yang melanggar peraturan, unsur hiburan yang di desain dengan kreatifitas tersendiri, unsur hukum dengan adanya peraturan-peraturan daerah yang di keluarkan oleh pemerintah, dan unsur edukatif. Disini terlihat unsur edukatif harus lebih ditingkatkan lagi, agar masyarakat lebih ikut berpartisipasi dalam mensukseskan Perda yang berlaku, sehingga diharapkan tidak ada lagi pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat. Unsur dan tayangan program dapat dilihat dalam tabel 3. Tabel 3. Hasil wawancara program dan DPRD sidak No.
Unsur dan tayangan intisari kinerja program tvone Unsur
1.
Tayangan
Unsur moral dari pesan penangkapan terhadap orang yang melanggar acara tersebut yang sangat peraturan, kemudian orang yang ditangkap bernilai
2.
tersebut melawan dan mengatakan sesuatu
Mengetahui
dan
memahami suatu aturan
desain (acara) yang dapat membuat orang menyadari akan kesalahannya selama ini.
yang dibuat oleh Pemda DKI 3.
Bentuk hiburan
desain kreatifitas, setiap episode memiliki tema berbeda-beda,
Menyadari
akan ”Inspeksi”
kekeliruanatau kesalahan melakukan selama ini
(melakukan inspeksi
inspeksi), secara
yakni
langsungke
dengan lapangan
tidak mematuhi Perda 4.
hiburan (tontonan yang program reality show di TV One dimulai menghibur), (penyelesaian dan
penyusunan
konsep,
kemudian
masalah) dilanjutkan dengan perbandingan dengan
pendidikanbagi sebuah program yang belum pernahada
masyarakat Perda
penerangan dari
untuk
taat
47
Lanjutan Tabel 3. No.
Unsur dan tayangan intisari kinerja program tvone Unsur
5.
Tayangan
Tujuan dan manfaat dari Tampil sosialisasi
Perda
layaknya
artis
sinetron
dalam
diTV berperan untuk mensosialisasikan Peraturan
One, jika ditinjau dari
Daerah (Perda) tersebut kepada masyarakat.
sudut pemahaman dan kesadaran para pemirsa, dimana
televisi
merupakan
salah
satu
media paling berpengaruh untuk
dijadikan
pesan
atau informasi cepat 6.
Sosialisasi Perda untuk
Peraturan Daerah (Perda) yang dilaksanakan,
masyarakat, yakni akan yakni
sebagai
ketentuan
peraturan
terlihatsecara jelas, unsur perundangan yang mengacu dari UU yang manayang belum teratur, lebih tinggi, dengan mengakomodir keadaan sehingga dampak yang di daerah itu sendiri, dimana Perda tidak diharapkan penayangan acara ini
atas boleh bertentangan dengan undang-undang diatasnya.
4.3 Penilaian Kinerja Sosialisasi Program Sidak. Beragam cara dilakukan Sekretaris Dewan dan Para Politisi Kebon Sirihuntukmenepisisu miring tentang kinerja DPRD. Ada tatap muka, hingga sosialisasi kegiatan melalui media. Uniknya, para wakil rakyat Jakarta ini juga memanfaatkan tayangan media elektronik (televisi) sebagai cara bersosialisasi, yaitu tampil layaknya artis sinetron dalam berperan untuk mensosialisasikan Peraturan Daerah (Perda) tersebut kepada masyarakat. Bagi yang terlibat dalam modifikasi program acara dan sosialisasi Perda
DKI
Jakarta, seperti produser, anggota Dewan dan pejabat
Pemerintah lainnya adalah yang paling berpengaruh. Begitupun dukungan dari masyarakat sebagai pemirsa televisi. Selain itu, berangkat dari masalah
48
sosialisasi Peraturan Daerah oleh DPRD kepada masyarakat yang belum mematuhi peraturan agar mematuhi Peraturan Daerah (Perda). Berdasarkan intisari diskusi pada Tabel3 menyimpulkan bahwa konsep program reality show “Sidak” di TV One sangat menarik, karena menyajikan sebuah pesan moral yang sangatbernilai sosial dan memiliki kekuatan dalam mendidik masyarakat banyak. Perlu dilakukan penilaian kinerja, apakah sosialisasi Perda sudah cukup efektif, kemudian untuk memastikan atau mengetahui hal tersebut, berikut komentar atau pendapat yang dikemukakan terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Pendapat mengenaikinerja program TV One, program DPRD, program PEMDA DKI. Nama Responden Faiz Sumarno
Penilaian
Uraian Kinerja Program
Baik
1. Sidak menyajikan unsur moral dari
(Manajer Marketing)
pesan acara tersebut yang sangat bernilai untuk dijadikan sebuah pelajaran
bagus
dan
memiliki
manfaat untuk pemirsa televisi, atau memiliki kekuatan dalam mendidik masyarakat banyak. 2. Bagi penyusunan kebijakan Perda oleh
Pemda
DKI Jakarta
untuk
masyarakat, yakni nantinya terlihat secara jelas, unsur mana yang belum teratur,
sehingga
memiliki
dukungan
diharapkan dari
semua
pihak dan kesadaran tinggi dari
seluruh unsur masyarakat. Cukup
Agar mengetahui dan memahami suatu
Baik
aturan yang dibuat oleh Pemda DKI, mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak boleh bagi masyarakat atau warga DKI Jakarta.
49
Lanjutan Tabel 4. Nama Responden Revo (Produser
Penilaian
Uraian Kinerja Program
Baik
1. Acara “Sidak“ ini sebagai bentuk
sekaligus sutradara)
hiburan, juga memiliki pesan moral baik untuk disampaikan kepada masyarakat, agar dapat mengertidan memahami
dengan
baik
atas
tayangan ini. 2. Dengan menonton ”Sidak”, pemirsa tersentuh
dan
menyadari
akan
kekeliruan atau kesalahan selama ini dengan tidak mematuhi Perda. Buruk
Terlihat apa adanya atau kegiatan yang pernah dilakukan terlalu terbuka (apa adanya yang terlihat tanpa ditutuptutupi atau ada dalam realita kehidupan masyarakat).
Boyke Hidayat (Pimpinan Produksi).
Baik
1. “Sidak” sudah berjalan dan sampai kepada
misinya,
yakni
sebagai
hiburan (tontonan yang menghibur), penerangan (penyelesaian masalah) dan pendidikan bagi masyarakat untuk taat Perda. 2. Pemerintah seharusnya memberikan suatu
apresiasi
kepada
media
elektronik seperti TV One, yang telah mensukseskan Perda melalui acara “Sidak”.
50
Lanjutan Tabel 4. Nama Responden Ridho Kamaludin
Penilaian
Uraian Kinerja Program
Baik
1. Agar masyarakat lebih sadar akan
(Anggota DPRD)
pentingnya sebuah keteraturan dan kehidupan sosial yang lebih baik, jugaharus ada modifikasi acara yang kreatif
agar
masyarakat
jadi
mengetahui tentang Perda. 2. Melalui program "Sidak" di TV One adalah agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya sebuah keteraturan dan kehidupan sosial yang lebih baik, juga harus ada modifikasi acara yang kreatif
agar
masyarakat
jadi
mengetahui tentang Perda Aris Halawani (Kasubag Publikasi dan Dokumentasi DPRD)
Baik
1. Tujuan dan manfaat dari sosialisasi Perda diTV One, jika ditinjau dari sudut
pemahaman
para
pemirsa,
dan
kesadaran
dimana
televisi
merupakan salah satu media paling berpengaruh untuk dijadikan pesan atau informasi cepat. Dengan media televisi,
pemirsa
langsung
diajak
untuk melihat sebuah contoh kasus, kejadian
ataupun
hal-hal
yang
berkaitan dengan sebuah pesan, maka agar lebih praktis, masyarakat melihat bagaimana
teknik
atau
cara
mengetahui bahwa penertiban yang dilakukan dinas tramtib lebih efektif dilakukan
melalui
televisi
dibandingkan di radio, karena gambar
51
Lanjutan Tabel 4. Nama Responden
Penilaian
Uraian Kinerja Program di TV lebih bagus danterlihatsecara audio visual. 2. Aspek
lingkungan
di
bidang
pemerintahan yang menjadi perhatian dari
sosialisasi
ini
telah
dapat
dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi.
Pemirsa
saat
ini
sudah sangat pintar dalam memilih sebuah tontonan menarik. Sebagai contoh,
beberapa
dianggap
tidak
tayangan
yang
menarik
akan
ditinggalkan dan sebuah tayangan yang memiliki nilai sosial tinggi, akan menjadi tontonan yang baik juga. Sayogo (Anggota DPRD DKI Jakarta)
Baik
Sosialisasi
Perda untuk
masyarakat,
yakni akan terlihatsecara jelas,unsur manayang
belum
teratur,
sehingga
dampakyang diharapkan atas penayangan acara ini, pemirsa dapat mengetahui sisi mana yang belum benardanyang telah tersusun
rapi
dalam
kehidupan
bermasyarakat. Dalam hal ini masyarakat banyak yang simpati terhadap acara Sidak
ini.
penayangannya
Mengingat tidak
dalam direkayasa
melainkan fakta nyata dilapangan.
52
Lanjutan Tabel 4. Nama Responden Supriyadi (Pemda DKI)
Penilaian
Uraian Kinerja Program
Baik
Peraturan Daerah (Perda) ini dapat disosialisasikan
ke
berbagai
unsur
lapisan masyarakat, sehingga warga DKI Jakarta yang menyaksikan acara Sidak dapat segera mematuhi Perda yang berlaku, sedangkan dari sisi buruknya
atas tayangan ini tidak ada.
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan tersebut di atas, maka dapat dikatakan secara keseluruhan dengan menonton acara “Sidak” di TV One, diperoleh hal positif, yakni kesadaran masyarakat dalam mematuhi Perda. Hal itu seperti yang dikemukakan Victor Menayang (Ketua Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI), yakni program reality show di TV One telah mengadopsi prinsip-prinsip penerangan, pendidikan dan hiburan. ”Sidak” ini mengandung berbagai unsur pesan yang baik, sehingga dapat menjadi tontonan yang baik pula bagi masyarakat luas dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya mematuhi Perda.Tayangan ini selain dapat mendidik pemirsa juga sebagai hiburan bagi masyarakat. Apalagi kemasan yang dibuat dalam bentuk reality show, hal itu agar tidak membosankan pemirsa. Di samping itu menyisipkan pesan moral kepada masyarakat, agar setelah menonton pemirsa lebih menyadari kekeliruannya dan mentaati Perda. Dengan dibuat acara Sidak, dimana halitu merupakan cara DPRD DKI Jakarta dalam mensosialisasi Perda. Dalam acara tersebut terlihat DPRD melakukan pengawasan atau inspeksimendadak ke masyarakat secara langsung dan menegur apabila ada yang tidak mentaati Perda. Hal itu merupakan salah satu bentuk nyata dari kegiatan DPRD DKI dalam sosialiasi Perda. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat lebih memahami mana yang melanggar dan mana yang tidak.
53
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan a.
Proses atau pelaksanaan sosialisasi Perda melalui acara Sidak di TV One meliputi input berdasarkan peraturan-peraturan daerah (Perda) DKI Jakarta; process meliputi target, lokasi, penghargaan, akhir acara dan durasi; dan output meliputi hasil dari wawancara berupa komentar atau pendapat dari yang mengetahui tentang acara Sidak di TV One. Dengan demikian dapat diketahui, apakah pelaksanaan “Sidak”di TV One dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk melaksanakan peraturan daerah (Perda) sesuai yang ditetapkan pemerintah daerah DKI Jakarta. b. Penilaian kinerja terhadap program acara “Sidak” dipandang dari sisi DPRD, dan pembuat program dinilai baik dan sangat baik. Rating yang dihasilkan
melalui
data
AC
Nielsen
termasuk
urutan
rata-rata
dibandingkan dengan program TV lainnya di stasiun yang berbeda, yaitu angka 0,4 pada TVR atau (TV Rating). Rating ini cukup baik dibandingkan dengan acara lain yang terkait. 2. Saran a. Dalam memasarkan program acara reality show “Sidak“, hendaknya dilakukan secara kontinu dan lebih banyak variasinya, sehingga tidak membosankan penonton, maka diperlukan tambahan sponsor untuk promosi, agar acara ini semakin dikenal luas masyarakat. b. Program
acara
“Sidak”perlu
meningkatkan
unsur
edukatif,
agar
masyarakat lebih ikut berpartisasi dalam mensukseskan Perda yang berlaku, atau diharapkan tidak ada lagi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
AC Nielsen. 2008. Rating Televisi. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Alwi, D. 2002. Tips and Tricks to Make Case Report, Jurnal-Ilmiah Nasional, Edisi April. Vol 4 : Hal. 131-140. Angipora, M.P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Asri, M. 2001. Pengantar Pemasaran. Liberty, Yogyakarta. Baksin, R. 2006. Menilai Tanggung Jawab Sosial Televisi. Piramedia, Depok. Effendy, O.U. 2004. Televisi Siaran Teori dan Praktek. Mandar Maju, Bandung. Flemming, M and W.H. Levie. 1993. Instructional Message Design: Principle From and The Behavioral Sciences. Prentice-Hall, Englewood Cliff, New Jersey. Grace, J.W. 2004. Marketing Globally Which Type of Strategy Should a Company Choose. Published Oxford Brookes University, Oxford. Gumilar, G. 2007. Reality Show. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Heinich, M and Russel. 2002. Introduction: Defining Our Perspektif of The Future, Joperd-Journal of Physical Edition, Vol. 70: pp.77-81. Oxford. Huryati, 2005. Produk Jasa Konsumen. Gramedia. Jakarta Irvan, M dan R.S Jahja. 2007. Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya, Bandung. Irvan, M dan R.S Jahja. 2007. Tanggung Jawab Sosial Televisi. Pirac, Jakarta. John, P dan R. Presthus. 2000. Public Administration, The Ronald Press Company, New York. Juliardi, A. 2003. Perilaku Konsumen. Prenadi Media, Jakarta. Kasali, R. 2004. Manajemen Periklanan Riset dan Implikasinya di Indonesia, FEUI, Jakarta. Kotler, P. 2000. Marketing Management Millenium Edition (Terjemahan). Prenhallindo, Jakarta.
55
Kotler, P. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran (Terjemahan). Grafitti, Jakarta. Kotler, P. 2004. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Indeks, Jakarta. Lee, M. 2003. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global (Terjemahan). Prenada, Jakarta. Lesmana, A. 2009. Hubungan Tayangan Reality Show dengan Emosi Penonton. The London School of Public Relation, Jakarta. Mardalis. 2005. Metode Penelitian. Bumi Aksara, Jakarta. Rachmadi, 2006. Publikasi dan Komunikasi. Gramedia. Jakarta Ruslan, R, 2006. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Raja Grafindo, Jakarta. Santoso, T. dan E.A, Zulfa. 2001. Kriminologi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Scott, C. 2000. Effective Public Relation. Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey. Seel, B., Simom and Schuster. 2002. “Research on Learning From Television”. Mac- Millan, New York. Siregar, N. 2009. Tanggapan Pemirsa Terhadap Program Acara Reality Show di Televisi. Skripsi pada Program Sarjana Ilmu Komunikasi. The London School of Public Relations, Jakarta. Sudrajat, B.P. 2009. Peranan Media Televisi Dalam Pembelajaran Masyarakat. Skripsi pada Program Sarjana Ilmu Komunikasi. The London of Public Relations, Jakarta. Swastha, B. DH. 2000. Dasar-Dasar Pemasaran. Liberty, Yogyakarta. Swastha,
B. DH dan Yogyakarta.
Irawan. 2004. Pengantar Bisnis Modern. Liberty,
Syafiie, I. K. dan D. Tanjung, Ilmu Administrasi Publik, Rineka Cipta, Jakarta. Usman, H dan P. Akbar. 2004. Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta. Wirodono. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yulianta, N. 2003. Dasar - Dasar Public Relations. Gramedia, Jakarta.
56
57
Lampiran 1. Pedoman wawancara penelitian
Nama Usia Pendidikan Jabatan Alamat
: : : : :
1. Apakah yang anda ketahui tentang Reality Show ? bila ya, yang disebut baik dan buruk apa jabarannya ? 2. Bagaimana strategi pemasaran reality show di TV One, terutama reality show “Sidak” ? 3. Apa yang menjadi tujuan TV One dalam menayangkan reality show “Sidak“ di TV One ? 4. Bagaimana kiat-kiat yang dilakukan TV One dalam menghadapi persaingan antar stasiun televisi dalam menampilkan suatu program siaran yang lebih menarik dari stasiun televisi yang lain ? 5. Bagaimanakah perancangan program televisi dalam konteks ini program reality show di TV One ? 6. Bagaimana konsep program reality show “Sidak“ di TV One ? 7. Apa yang anda ketahui tentang Perda,baik definisi maupun implementasinya ? 8. Apakah tujuan dan manfaat sosialisasi Perda di televisi, jika ditinjau dari sudut pemahaman dan kesadaran para pemirsa televisi ? 9. Apakah aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi ? 10. Bagaimanakah dukungan masyarakat atau kelompok profesi terhadap program acara dan sosialisasi Perda DKI Jakarta di televisi ? 11. Siapakah yang terlibat dalam modifikasi program acara dan sosialisasi Perda DKI Jakarta di televisi ?
58
Lanjutan Lampiran 1.
12. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan program sosialisasi Perda DKI Jakarta melalui program acara “Sidak“ di TV One ? 13.
Apakah fungsi televisi, dalam hal ini program televisi reality show di TV One telah mengadopsi prinsip-prinsip penerangan, pendidikan dan hiburan ?
14.
Bagaimanakah dampak yang diharapkan atas penayangan program TV Reality Show “Sidak“ di TV One ?
15.
Apakah implikasi nyata dari penayangan reality show di TV One bagi penyusunan kebijakan Sidak oleh Perda DKI Jakarta bagi masyarakat ?
59
Lampiran 2. Hasil wawancara penelitian
Nama
: Aris Halawani
Usia
: 47 Tahun
Pendidikan
: S2
Jabatan
: Kasubag Publikasi dan Dokumentasi DPRD DKI Jakarta
1. Apakah yang anda ketahui tentang Reality Show ? Reality show merupakan bagian publikasi dari kegiatan DPRD Propinsi DKI Jakarta yang dikemas dengan bentuk reality show (terutama SIDAK), maka secara garis besarnya apa yang telah dan akan dilakukan oleh DPRD, masyarakat secara awam dapat mengetahui atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan DPRD. 2. Apa yang anda ketahui tentang Perda, baik definisi maupun implementasinya ? Perda yang diangkat sebagai reality show, merupakan sebuah peraturan yang mengikat yang dibuat oleh pemerintah dan bersama-sama dengan DPRD, membuat ikatan dalam melakukan penataan penertiban agar masyarakat menyadari akan kekeliruannya selama ini dan sesuai mengikuti peraturan yang telah ditentukan, akan tetapi implementasinya diserahkan kepada pemerintah, DPRD hanya mengawasi dan kebijakannya diserahkan kepada dinas masing-masing. Implikasi nyata dari penayangan reality show "Sidak" di TV One bagi sosialisasi Perda untuk masyarakat, adalah adanya penayangan acara “Sidak”, maka akan terlihat secara jelas, unsur mana yang belum teratur, sehingga dampak yang diharapkan atas penayangan acara ini, pemirsa dapat mengetahui sisi mana yang belum benar dan sisi mana yang telah tertata rapi dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, dukungan dari semua pihak dan kesadaran tinggi dari seluruh unsur masyarakat. 3. Apakah tujuan dan manfaat sosialisasi peraturan di televisi, jika ditinjau dari sudut pemahaman dan kesadaran para pemirsa televisi ? Aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi. Pemirsa saat ini sudah sangat pintar dalam memilih sebuah tayangan menarik. Beberapa tayangan yang dianggap tidak menarik, akan ditinggalkan. tetapi sebuah tayangan yang memiliki nilai sosial tinggi, akan menjadi tontonan yang baik.
60
Lanjutan Lampiran 2.
4. Siapakah yang terlibat dalam modifikasi program acara dan sosialisasi Perda DKI Jakarta di televisi ? Kegiatan DPRD meliputi rapat kerja yang membahas tentang Perda-Perda yang akan ditetapkan oleh DPRD, atau cara-cara bagaimana menetapkan Perda, mengevaluasi Perda yang tidak sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini, kegiatan bersifat ”Inspeksi” secara langsung ke lapangan. Contoh mengunjungi keberadaan pembuangan sampah. Dengan melihat secara langsung peninjauan, maka Jakarta bebas dari sampah yang tidak tertib. Mengingat DPRD itu sendiri memiliki fungsi sebagai pengawasan, maka sejauhmana Perda dijalankan, karena DPRD yang menetapkan dan merumuskan Perda tersebut. 5. Bagaimanakah dampak yang diharapkan atas penayangan program TV reality show “Sidak“ di TV One ? Jika ditinjau dari sudut pemahaman dan kesadaran para pemirsa, televisi dianggap sebagai salah satu media yang paling berpengaruh untuk dijadikan pesan atau informasi yang cepat. Dengan media televisi (TV One), pemirsa langsung diajak untuk melihat sebuah contoh kasus, kejadian ataupun halhal yang berkaitan dengan sebuah pesan, maka agar lebih praktis, masyarakat dapat melihat bagaimana teknik atau cara mengetahui bahwa penertiban yang dilakukan dinas Tramtib lebih efektif dilakukan melalui televisi dibandingkan di radio, karena gambar di TV lebih bagus dan terlihat secara audio visual. 6. Apakah aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi ? Pemirsa percaya dengan menonton acara “Sidak” lebih banyak mengambil mengambil sisi positifnya. Apalagi tontonan yang disajikan dikemas agar tidak membosankan, sehingga tertarik untuk terus menonton acara “Sidak”.
61
Lanjutan Lampiran 2.
Nama
: Sayogo
Usia
: 40 Tahun
Pendidikan
: S1
Jabatan
: Anggota DPRD DKI Jakarta
1. Apakah yang anda ketahui tentang Reality Show ? bila ya, yang disebut baik dan buruk apa jabarannya. Reality Show merupakan program sehari-hari yang menjadi suatu acara untuk mengangkat simpati masyarakat. 2. Apa yang menjadi tujuan TV One dalam menayangkan reality show “Sidak“ di TV One ? Memberikan sosialisasi untuk diterapkan di masyarakat. 3. Apa yang anda ketahui tentang Perda,baik definisi maupun implementasinya ? Perda merupakan peraturan yang dibuat oleh masyarakat melalui wakil-wakil masyarakat (DPRD) untuk masyarakat itu sendiri. 4. Apakah tujuan dan manfaat sosialisasi peraturan di televisi, jika ditinjau dari sudut pemahaman dan kesadaran para pemirsa televisi ? Agar pemirsa televisi lebih memahami Perda, sehingga taat akan Perda tersebut. 5. Bagaimanakah dukungan masyarakat atau kelompok profesi terhadap program acara dan sosialisasi Perda DKI Jakarta di televisi ? Masyarakat banyak yang simpati dengan acara Sidak di TV One dan terus mendukung Perda, karena penayangannya tidak direkayasa, tetapi didasarkan fakta di lapangan. Oleh karena itu banyak juga masyarakat yang melapor tentang pelanggaran-pelanggaran yang kerapkali terjadi. 6 Bagaimanakah dampak yang diharapkan atas penayangan program TV Reality Show “Sidak“ di TV One ? Penonton televisi menyadari akan memahami Perda, sehingga tidak ada lagi pelanggaran-pelanggaran.
62
Lanjutan Lampiran 2.
7. Apakah aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi ? Perda harus disosialisasikan kepada masyarakat, misalnya dalam bentuk reality show seperti halnya Reality Show di TV One, agar mudah dipahami oleh para pemirsa, sehingga semakin mengetahui dan memahami arti penting dari suatu peraturan, terutama Perda dan berusaha segera mematuhinya.
63
Lanjutan Lampiran 2.
Nama
: Faiz Sumarno
Usia
: 42 Tahun
Pendidikan
: S1
Jabatan
: Manajer Pemasaran TV One
1. Apakah yang anda ketahui tentang Reality Show ? bila ya, yang disebut baik dan buruk dari jabarannya. Reality show merupakan sebuah bentuk program acara televisi yang dikemas berdasarkan sebuah kenyataan yang ada dalam masyarakat, juga beberapa hal yang diangkat dan diambil unsur dramatisasi dari kejadian nyata, sehingga menunjukkan sebuah tontonan yang tidak diskenariokan. Dalam beberapa hal, realty show dialihkan dari sebuah kejadian nyata, akan tetapi beberapa hal lainnya dikondisikan atau berangkat dari kisah nyata, kemudian diangkat menjadi sebuah "show". Ada yang benar mengambil kejadian nyata, akan tetapi ada juga yang mengarang dari sebuah cerita. Dilihat dari sisi baiknya dapat memperbaiki perilaku masyarakat yang masih negatif, sedangkan buruknya dibuat apa adanya atau dikemas apa adanya, sehingga dikhawatirkan masyarakat yang buruk perilakunya menjadi ketakutan untuk diliput. 2. Bagaimana strategi pemasaran reality show di TV One, terutama reality show “Sidak” ? Strategi dilakukan melalui beberapa promo on air ataupun off air. Acara Sidak sendiri dibuat melalui blocking time slot (acara yang dibuat berdasarkan perjanjian kontrak yang telah disepakati, dimana waktu dalam pelaksanaan pekerjaan sudah ditentukan, kapan dimulai dan berakhirnya acara tersebut. Apabila melanggar dapat dikenakan sanksi berupa denda). Kerjasama antara pihak DPRD DKI Jakarta dan stasiun televisi (TV One) ini dengan pembelian slot jam tayang Di TV One, dengan deal kesepakatan jumlah episode. Acara ” Sidak ” di TV One ini ditujukan untuk seluruh masyarakat terutama untuk warga Jakarta, agar mereka mengetahui dan memahami suatu aturan yang dibuat oleh Pemda DKI, mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak boleh bagi masyarakat atau warga DKI Jakarta.
3. Apa yang menjadi tujuan TV One dalam menayangkan reality show “Sidak“ di TV One ? Tujuan TV One menayangkan acara ”Sidak” adalah menyisipkan unsur moral dari pesan acara tersebut yang dapat dijadikan sebuah pelajaran bagus dan memiliki manfaat untuk pemirsa televisi.
64
Lanjutan Lampiran 2.
4. Bagaimana kiat-kiat yang dilakukan TV One dalam menghadapi persaingan antar stasiun televisi dalam menampilkan suatu program siaran yang lebih menarik dari stasiun televisi yang lain ? Dalam menghadapi persaingan antar stasiun televisi, maka usaha atau kiatkiat yang dilakukan TV One adalah menayangkan program televisi yang berbeda dengan stasiun TV lainnya atau sebagai stasiun yang memiliki identitas dan segmentasi berbeda. Dengan adanya banyak program berbeda, TV One meraih penonton dengan keunikannya. 5. Bagaimanakah perancangan program televisi dalam konteks ini program reality show di TV One ? Perancangan program televisi dalam konteks program reality show di TV One dimulai dari penyusunan konsep dan dilanjutkan dengan perbandingan dengan sebuah program yang belum pernah ada, sehingga program yang akan diproduksi memiliki nilai jual dan tontonan menarik. 6
Bagaimana konsep program reality show “Sidak“ di TV One ? Hubungannya antara pembuatan konsep produksi untuk program “Sidak” dapat dilihat dari sisi pemasarannya, agar kemasan dibuat tidak membosankan pemirsa, maka harus ada nilai jual agar masyarakat terhibur, dan penonton tertarik melihat tayangan ”Sidak” tersebut. Seperti dalam desain kreatifitas, setiap episode memiliki tema berbeda-beda, skenario dibuat sebagus mungkin, menggunakan presenter yang memiliki nilai jual, atau yang memang sudah dikenal di masyarakat. Stressing dibuat sedemikian rupa (seperti penangkapan terhadap orang yang melanggar peraturan, kemudian orang yang ditangkap tersebut melawan, dan mengatakan sesuatu). Semua itu dapat dikemas dalam audio dan akting dibuat secara reality. Konsep program reality show “Sidak” di TV One sangat menarik, karena menyajikan sebuah pesan moral yang sangat bernilai sosial dan memiliki kekuatan dalam mendidik masyarakat banyak.
7. Apa yang anda ketahui tentang Perda,baik definisi maupun implementasinya ? Dalam implikasi nyata dari penayangan reality show "Sidak" di TV One bagi penyusunan kebijakan Perda oleh Pemda DKI Jakarta untuk masyarakat, yakni akan terlihat secara jelas, unsur mana yang belum teratur, sehingga diharapkan memiliki dukungan dari semua pihak dan kesadaran tinggi dari seluruh unsur masyarakat.
65
Lanjutan Lampiran 2.
Nama
: Boyke Hidayat
Usia
: 44 Tahun
Pendidikan
: S1
Jabatan
: Pimpinan Produksi TV One
1. Apakah yang anda ketahui tentang Reality Show ? Reality show merupakan suatu acara program TV yang menampilkan acara yang sifatnya realita atau nyata pada kehidupan masyarakat yang ada. Dalam reality show, biasa digunakan cutting camera dan obyek tidak diketahui ketika dilakukan syuting. 2. Apa yang anda ketahui tentang Perda,baik definisi maupun implementasinya ? Perda dikatakan sebagai sebuah peraturan yang dibuat oleh institusi pemerintah untuk mengatur permasalahan yang ada dalam lingkungan kehidupan masyarakat, agar tercipta keseimbangan dan keteraturan. 3. Apakah fungsi televisi, dalam hal ini program TV reality show di TV One telah mengadopsi prinsip-prinsip penerangan, pendidikan dan hiburan ? Selama ini, ”Sidak” sudah berjalan dan sampai kepada misinya, yakni sebagai hiburan (tontonan yang menghibur), penerangan (penyelesaian masalah) dan pendidikan bagi masyarakat untuk taat Perda. 4. Bagaimanakah dukungan masyarakat atau kelompok profesi terhadap program acara dan sosialisasi Perda DKI Jakarta di televisi ? Dalam hal ini pemerintah seharusnya memberikan suatu apresiasi kepada media elektronik, seperti TV One, yang telah mensukseskan Perda melalui acara “Sidak”. Di samping itu, stasiun televisi ini banyak penggemarnya karena beraneka macam program acara yang ditawarkan (dialog, diskusi, pemecahan masalah, dan sebagainya). Dalam hal ini TV One lebih menonjol. 5
Bagaimanakah dampak yang diharapkan atas penayangan program TV Reality Show “Sidak“ di TV One ? Pemirsa lebih menyadari akan pentingnya mentaati Perda.
66
Lanjutan Lampiran 2.
6. Apakah aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi ? Masyarakat percaya bahwa acara “Sidak” ditujukan bagi yang kurang menyadari akan pentingnya memahami Perda yang memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama warga Jakarta. 7. Bagaimanakah dukungan masyarakat atau kelompok profesi terhadap program acara dan sosialisasi Perda DKI Jakarta di televisi ? Lebih mendukung acara Sidak, karena memberikan contoh yang positif bagi masyarakat yang selama ini sering melanggar Perda.
67
Lanjutan Lampiran 2.
Nama
: Ridho Kamaludin
Usia
: 45 Tahun
Pendidikan
: S1
Jabatan
: Anggota DPRD DKI Jakarta
1. Apakah yang anda ketahui tentang Reality Show ? Reality Show adalah tayangan program yang memang betul-betul menggambarkan keadaan yang sesungguhnya, yaitu apakah Perda dijalankan masyarakat atau tidak. 2. Apa yang anda ketahui tentang Perda, baik definisi maupun implementasi nya? Perda adalah sebuah peraturan yang mengatur tentang ketentuan-ketentuan hukum, mekanisme pekerjaan, penganggaran dan apabila tidak dilaksanakan akan dikenakan sanksi. 3. Siapakah yang terlibat dalam modifikasi program acara dan sosialisasi Perda DKI Jakarta di televisi ? DPRD bekerjasama dengan Pemda DKI Jakarta. 4. Apakah fungsi televisi, dalam hal ini program TV reality show di TV One telah mengadopsi prinsip-prinsip penerangan, pendidikan dan hiburan ? Sidak salah satu reality show yang paling berkesan karena ada unsur hiburan yang terkesan real dan terlihat kehidupan masyarakat sehari-hari. Apalagi saat ini di TV sedang marak menayangkan reality show dari berbagai macam masalah dalam kehidupan manusia, seperti percintaan, realigi, perda dan sebagainya. 5. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan program sosialisasi Perda DKI Jakarta melalui program acara “Sidak“ di TV One ? Masyarakat banyak yang belum mengetahui Perda, maka harus ada modifikasi acara kreatif agar masyarakat mengetahui Perda. 6. Apakah aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi ? Secara umum masyarakat memahami Perda yaitu dengan disuguhkannya acara “Sidak” di TV One. Bagi pemirsa, acara “Sidak” ini sifatnya menghibur, sekaligus mendidik agar lebih taat Perda.
68
Lanjutan Lampiran 2.
Nama
: Asep Saefudin
Usia
: 39 Tahun
Pendidikan
: S1
Jabatan
: Anggota DPRD DKI Jakarta
1. Apakah aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi ? Masyarakat jadi lebih memahami akan pentingnya pelaksanaan Perda dengan menonton acara Sidak di TV One. 2. Bagaimanakah dukungan masyarakat atau kelompok profesi terhadap program acara dan sosialisasi Perda DKI Jakarta di televisi ? Masyarakat lebih mendukung acara Sidak tersebut dengan berusaha semaksimal mungkin untuk mentaati Perda. 3
Apakah yang menjadi dasar pertimbangan program sosialisasi Perda DKI Jakarta melalui program acara “Sidak“ di TV One ? Program sosialisasi melalui TV One dikarenakan TV One dianggap pantas menayangkan. Mengingat beritanya aktual dan layak untuk dipercaya pemirsa.
4. Bagaimana konsep program reality show “Sidak“ di TV One ? Pemda hanya memberikan buku kerangka acuan kerja. Namun dari segi kreatifitas, presenter, modifikasi acara, skenario, dan sebagainya sudah ditangani oleh Production House (PH) pemenang lelang. Akan tetapi, laporan tetap dibuat ke DPRD DKI Jakarta. 5
Bagaimanakah dampak yang diharapkan atas penayangan program TV Reality Show “Sidak“ di TV One ? Pemirsa lebih menyadari akan pentingnya mentaati Perda.
69
Lanjutan Lampiran 2.
Nama
: Supriyadi
Usia
: 42 Tahun
Pendidikan
: S1
Jabatan
: Pemda DKI
1. Apakah yang anda ketahui tentang Reality Show ? bila ya, yang disebut baik dan buruk dari jabarannya. Reality Show adalah program kegiatan dewan yang bertujuan untuk sosialisasi kegiatan dewan yang mana dalam materi yang digunakan mengenai peraturan daerah. Baiknya, peraturan daerah dapat disosialisasikan ke berbagai unsur lapisan masyarakat, sedangkan buruknya tidak ada. 2. Apa yang anda ketahui tentang Perda,baik definisi maupun implementasinya ? Perda merupakan ketentuan peraturan perundangan yang mengacu dari undang-undang yang lebih tinggi dengan mengakomodir keadaan di daerah itu sendiri, dengan kata lain Perda tidak boleh bertentangan dengan undangundang diatasnya. 3. Apakah tujuan dan manfaat sosialisasi peraturan di televisi, jika ditinjau dari sudut pemahaman dan kesadaran para pemirsa televisi ? Masyarakat lebih memahami akan pentingnya Perda untuk dilaksanakan. 4. Apakah aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi ? Masyarakat kebanyakan sudah mengetahui tentang Perda. 5. Bagaimanakah dukungan masyarakat atau kelompok profesi terhadap program acara dan sosialisasi Perda DKI Jakarta di televisi ? Banyak masyarakat yang mendukung Perda, dengan menonton “Sidak”. Dalam hal ini masyarakat sangat mendukung langkah DPRD DKI Jakarta.
70
Lanjutan Lampiran 2.
Nama
: Revo Satya Rurut
Usia
: 43 Tahun
Pendidikan
: S1
Jabatan
: Produser dan Sutradara Production House
1. Apakah yang anda ketahui tentang Reality Show ? bila ya, yang disebut baik dan buruk dari jabarannya. Reality show adalah suatu kemasan acara TV yang menunjuk pada keadaan realitas sehari-hari, yang dalam kehidupan sosial dikemas dalam bentuk program TV. Dari sisi baiknya, dengan menonton ”Sidak” tersentuh dan menyadari akan kekeliruan atau kesalahan selama ini yang tidak mematuhi Perda, sedangkan dari sisi buruknya, terlihat vulgar atau kegiatan yang pernah dilakukan terlalu terbuka (apa ada yang terlihat tanpa ditutup-tutupi). 2. Apakah tujuan dan manfaat sosialisasi peraturan di televisi, jika ditinjau dari sudut pemahaman dan kesadaran para pemirsa televisi ? Acara “Sidak“ ini merupakan bentuk hiburan, juga memiliki pesan moral yang baik untuk disampaikan kepada masyarakat, agar dapat mengerti dan memahami dengan baik atas tayangan ini. 3. Apakah aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi ? Dalam sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) oleh DPRD kepada masyarakat yang belum mematuhi peraturan diharapkan dapat mematuhi peraturan daerah. Untuk itu, suatu tayangan televisi harus dapat menginspirasikan orang lain untuk menyadari akan kekeliruannya selama ini di dalam mentaati Perda, terutama untuk warga Jakarta, untuk itu harus ada desain (acara) yang dapat membuat orang menyadari akan kesalahannya selama ini. Oleh karena itu, dengan menonton acara Sidak di TV One, pemirsa tergugah untuk selalu sadar dalam mentaati setiap peraturan. 4
Apa yang anda ketahui tentang Perda,baik definisi maupun implementasinya ? Perda merupakan suatu aturan yang dibuat oleh Pemda DKI Jakarta untuk meluruskan sesuatu agar orang mengetahui mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak diperbolehkan dalam Perda.
71
Lanjutan Lampiran 2.
5. Apakah implikasi nyata dari penayangan Reality Show di TV One bagi penyusunan kebijakan Sidak oleh Perda DKI Jakarta bagi masyarakat ? Masyarakat antusias jika melihat Sidak melalui tayangan televisi, karena dilihat dari sisi pemerintah juga dikatakan lebih efektif atas sosialisasi kebijakan/peraturan daerah yang menjadi tugas DPRD DKI Jakarta dengan membuatnya ke dalam bentuk reality show di televisi, karena dibandingkan media lainnya seperti radio, televisi dinilai lebih baik. 6. Apakah aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi ? Perda yang dibuat dan disosialisasi dalam bentuk reality show amat menarik untuk ditonton masyarakat, sehingga nantinya akan lebih memahami dan mentaati Perda yang memang dibuat untuk memberikan manfaat bagi para pemirsa, khususnya TV One. 7. Bagaimanakah dukungan masyarakat atau kelompok profesi terhadap program acara dan sosialisasi Perda DKI Jakarta di televisi ? Masyarakat terus mendukung acara Sidak ini, karena memang lebih banyak menunjukkan hal positif bagi masyarakat untuk lebih mentaati Perda dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melanggarnya.
72
Lanjutan Lampiran 2.
Nama
: Zulhamsyah
Usia
: 49 Tahun
Pendidikan
: S1
Jabatan
: Humas DPRD DKI Jakarta
1. Apakah yang anda ketahui tentang Reality Show ? bila ya, yang disebut baik dan buruk dari jabarannya. Reality Show adalah acara yang merekam apa adanya tentang berbagai hal di kehidupan masyarakat dan sebagai cerminan dirinya apabila berhadapan dengan persoalan yang akan terjadi dan sudah mengetahui antisipasinya. Baik dan buruknya menonton acara Sidak adalah tergantung pada diri pribadinya masing-masing yang menanggapinya 2. Apa yang anda ketahui tentang Perda,baik definisi maupun implementasinya ? Perda merupakan suatu aturan yang mengikat masyarakat dan juga produk hukum hasil dari kesepakatan anggota legislatif dan eksekutif yang harus ditaati masyarakat. Dalam hal ini legislatif harus mengontrol pekerjaan eksekutif. 3. Apakah aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi ? Sebagian besar sudah memahami dengan baik dari sosialisasi melalui acara Sidak. 4. Siapakah yang terlibat dalam modifikasi program acara dan sosialisasi Perda DKI Jakarta di televisi ? Fungsi legislatif melakukan secara bersama–sama dengan pemerintah dalam menyusun anggaran, juga membuat suatu peraturan dan pengawasan. Sedangkan untuk peran Humas sendiri adalah memfasilitasi peran DPRD dalam mensosialisasikan Perda kepada masyarakat, sehingga dalam benak masyarakat tidak terpikir, peran DPRD tidak ada, atau kerja anggota dewan hanya duduk, diam dan dengar saja, tetapi tidak ada tindakan nyata, atau berbuat sesuatu untuk masyarakat.
73
Lanjutan Lampiran 2.
5. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan program sosialisasi Perda DKI Jakarta melalui program acara “Sidak“ di TV One ? Yang sesuai adalah fungsi controling, karena terkesan tertangkap basah secara langsung. Dalam hal ini masyarakat dapat melihat bukti nyata cerminan perilaku warga DKI Jakarta.
6. Bagaimanakah dampak yang diharapkan atas penayangan program TV Reality Show “Sidak“ di TV One ? Agar masyarakat merasakan arti pentingnya mentaati Perda dengan tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama. 7. Apakah implikasi nyata dari penayangan Reality Show di TV One bagi penyusunan kebijakan Sidak oleh Perda DKI Jakarta bagi masyarakat ? Implikasi nyata dapat dilihat dalam pelaksanaannya. Akan tetapi kalau proses penyusunan suatu peraturan tersebut tidak sesuai, maka perencanaan peraturan lebih tepat disosialisasikan melalui talk show, maka dengan Sidak lebih tepat pelaksanaannya.
74
Lanjutan Lampiran 2.
Nama
: Achmad Husin Alaydrus
Usia
: 42 Tahun
Pendidikan
: S1
Jabatan
: Anggota DPRD DKI Jakarta
1. Apakah yang anda ketahui tentang Reality Show ? bila ya, yang disebut baik dan buruk dari jabarannya ? Reality Show merupakan suatu program yang mengangkat kehidupan sehari-hari yang diangkat dalam bentuk acara reality show. Sedangkan mengenai kebaikan dan keburukannya melihat acara reality show “Sidak” di TV One adalah acara ini tidak membohongi pemirsa, serta dibuat apa adanya dan buruknya dapat memancing emosi orang yang melihatnya.
2. Apa yang menjadi tujuan TV One dalam menayangkan reality show “Sidak“ di TV One ? Dalam sisi kehidupan nyata terlihat bahwa acara ini dapat memberikan perhatian yang lebih, terutama agar pemirsa taat pada Perda.
3. Apakah fungsi televisi, dalam hal ini program Reality Show di TV One telah mengadopsi prinsip-prinsip penerangan, pendidikan dan hiburan ? Program Sidak termasuk dalam fungsi televisi sebagai penerangan dan pendidikan, serta hiburan bagi masyarakat untuk melaksanakan peraturan, terutama Perda.
4. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan program sosialisasi Perda DKI Jakarta melalui program acara “Sidak“ di TV One ? yang menjadi dasar adalah TV One memberitakan Perda dari sisi berbeda dan acara Sidak melalui reality show lebih mudah dipahami dibanding dengan program lain, seperti talkshow yang dinilai membosankan pemirsa.
5. Bagaimanakah dampak yang diharapkan atas penayangan program TV reality show “Sidak“ di TV One ? Dengan menonton acara “Sidak” di TV One, pemirsa menyadari akan kekeliruan dalam memahami Perda, sehingga tidak mengulangi kesalahan atau melanggar peraturan (Perda).
75
Lanjutan Lampiran 2 6. Apakah aspek lingkungan di bidang pemerintahan yang menjadi perhatian dari sosialisasi ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para pemirsa televisi ? Dalam mensosialisasi Perda, pemerintah bersama-sama dengan DPRD saling melengkapi, maka dari itu dengan melihat acara “Sidak” di TV One tersebut, pemirsa lebih memahami bahwa Perda bukan hanya sebatas peraturan semata, tetapi juga menyangkut pelaksanaannya, yaitu apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.