EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
ANALISIS PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL BOGOR OUTER RING ROAD Claudy Abstrak Kebutuhan manusia akan tanah semakin hari semakin meningkat padahal jumlah tanah tetap tidak berkembang. Pembangunan pemerintah dilakukan untuk memajukan daerahnya. Tanah yang sudah dilekati hak atas tanah sering menemukan masalah, oleh karena itu ada yang namanya pengadaan tanah. pemerintah harus memberikan penggantian yang layak kepada pemiliknya karena menyangkut dua kepentingan yaitu kepentingan umum dan kepentingan masyarakat yang terkena dampak. Peraturan Presiden No.65 Tahun 2006 dipakai sebagai dasar kebijakan untuk pengadaan tanah untuk kepentingan umum dalam pembangunan jalan Tol Bogor Outer Ring Road. Pada proses pelaksaaannya ternyata pengadaan tanah itu berjalan lambat dari periode 2005 -2009. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif melalui observasi , wawancara mendalam, dan dokumentasi, dengan fokus penelitian antara lain evaluasi pelaksanaan kebijakan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan , beserta kendala dan upaya penangannya. Hasil dari penelitian setelah diadakan evaluasi terhadap pelaksanan kebijakan pengadaan tanah untuk Pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road ini, yang menggunakan Perpres No.65 Tahun 2006 sudah tidak efektif untuk melindungi dan menjalankan kegiatan tahapan tahapan pengadaan tanah dilihat dari fakta dilapangan dan standard yang ada pada pelaksanaan kebijakan pengadaan tanah ini. Kata kunci : Evaluasi , Implementasi, Kebijakan Abstract Human need for land is increasingly rising while the amount of land remain undeveloped. Development is undertaken to develop the region. Land that has clung to the land rights often find the problem, therefore no such thing as land acquisition. government should provide adequate reimbursement to the owner because it involves two interests are common interests and the interests of affected communities. Presidential Decree 65 of 2006 is used as the basis for the policy of land acquisition for public use in the construction of toll roads Bogor Outer Ring Road. In the process of land acquisition pelaksaaannya apparently it runs slower than the period of 2005 -2009. The method used by the researchers is a type of qualitative research with a qualitative approach through observation, interviews, and documentation, with a focus on the evaluation of the implementation of policies such as land acquisition for the construction of roads, along with constraints and efforts workarounds. Results from the study after extensive evaluation of the implementation of land acquisition policy for Toll Road Development Bogor Outer Ring Road, which uses regulation 65 of 2006 has been ineffective to protect and operate phases of land acquisition stage seen from the fact that there are standards in the field and on the this land acquisition policy implementation. Keywords: Evaluation, Implementation, Policy *Jurusan Admnistrasi Ngeara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (email:
[email protected]) **Departemen Ilmu Admnistrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, FISIP UI, Kampus UI Depok 16424 (email:
[email protected])
1 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
Pembangunan
yang
manusia, hubungan manusia dengan tanah
memenuhi
bukan hanya sekedar tempat hidup, tetapi
amanat Pembukaan UUD 45, dari tahun ke
lebih dari itu tanah memberikan sumber
tahun terus meningkat. Bersamaan dengan
daya bagi kelangsungan hidup manusia.
itu jumlah penduduk terus bertambah, dan
Masalah
sejalan
menyangkut hak rakyat yang paling dasar,
dilaksanakan
dalam
dengan
Nasional rangka
semakin
meningkatnya
pembangunan dan hasil-hasilnya,
tanah
adalah
masalah
yang
maka
tanah disamping mempunyai nilai ekonomis
semakin meningkat dan beragam pula
juga berfungsi sosial, oleh karena itu
kebutuhan
Kegiatan
kepentingan pribadi atas tanah tersebut
adalah
dikorbankan guna kepentingan umum (
penduduk
pembangunan
itu.
Nasional
pembangunan untuk kepentingan umum.
Soedharyo Soimin 1993 h.82).
Pembangunan untuk kepentingan umum
Oleh
karena
itu
kebijakan
harus terus diupayakan pelaksanaannya
pengadaan tanah untuk kepentingan umum
seiring
bertambahnya
sekarang ini dituangkan dalam Peraturan
jumlah penduduk yang disertai dengan
Presiden Nomor 65 Tahun 2006 Tentang
semakin meningkatnya kemakmuran yang
Pengadaan
semakin membaik, tentunya membutuhkan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
dengan
semakin
berbagai fasilitas umum seperti: jaringan transportasi, peribadatan,
fasilitas sarana
pendidikan,
olahraga,
Tanah
Bagi
Pelaksanaan
Berdasarkan Pasal 5 Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006 dinyatakan
fasilitas
bahwa Pembangunan untuk kepentingan
komunikasi, fasilitas keselamatan umum dan
umum yang dilaksanakan Pemerintah atau
sebagainya. ( www.organiasi.org 11 Oktober
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud
2012 ).
dalam Pasal 2, yang selanjutnya dimiliki fasilitas-fasilitas
atau akan dimiliki oleh Pemerintah atau
umum tersebut, memerlukan tanah sebagai
Pemerintah Daerah (Perpres No.65 Tahun
wadahnya. Dalam hal persediaan tanah
2006 ) meliputi :
masih luas, pembangunan fasilitas umum
a. jalan umum dan jalan tol, rel kereta api (di
tersebut tidak menemui masalah. Tetapi
atas tanah, di ruang atas tanah, ataupun di
persoalannya tanah merupakan sumberdaya
ruang bawah tanah), saluran air minum/air
alam yang sifatnya terbatas, dan tidak
bersih, saluran pembuangan air dan sanitasi;
pernah bertambah luasnya (UU.No.5 tahun
b. waduk, bendungan, bendungan irigasi dan
1960 Peraturan Pokok Agraria). Tanah yang
bangunan pengairan lainnya;
tersedia sudah banyak yang dilekati dengan
c. pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta
hak (tanah hak), dan tanah negara sudah
api, dan terminal;
sangat
d. fasilitas keselamatan umum, seperti
Pembangunan
terbatas
persediaannya.
Tanah
merupakan salah satu sumber daya alam
tanggul
penanggulangan
yang penting untuk kelangsungan hidup
lahar, dan lain-lain bencana;
bahaya
banjir,
2 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
e. tempat pembuangan sampah;
pengadaan tanah Kabupaten Bogor (Laporan
f. cagar alam dan cagar budaya;
Panitia Pengadaan Tanah Kab.Bogor). Tahapan
g. pembangkit, transmisi, distribusi tenaga
lainnya
dalam
proses
pembebasan tanah sesuai Peraturan Kepala
listrik. Pada
proses
penyelesaian
BPN No.3 Tahun 2007, untuk pelaksanaan
pembangunan Jalan Tol Bogor Ring Road
pembangunan
Tahap 1 ini menggunakan Perpres No.65
Pengadaan Tanah (P2T), pemerintah kota
tahun 2006, dan mengacu pada Peraturan
dan kabupaten yang sering menimbulkan
Kepala BPN
untuk mengatasi pengadaan
sengketa yang berbuntut pada persoalaan
tanah bagi masyarakat yang terkena dampak
hukum . Dari beberapa kasus konflik tanah
pembangunan Jalan Tol BORR tersebut.
ini sampai menjadi sengketa di antara pihak
Oleh karena itu untuk wilayah Kabupaten
terkait
Bogor dibentuk Panitia Pengadaan Tanah
penyelesaian menjadi sulit adalah proses
(P2T) sesuai dengan Keputusan Bupati
admnistrasi yang tidak tertib, terutama arsip
Bogor
dan dokumen seperti yag diungkapkan
tanggal
Nomor 10
593/469/Kpts/Huk/2007 Agustus
2007
tentang
,
anggota
yang
yang
dilakukan
Panitia
menyebabkan
Panita
Pengadaan
Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah
wawancara
Bapak.
Untuk Pembangunan Jalan Tol Bogor Outer
Admnistrasi
Ring Road (BORR) (SK Bupati Bogor
September 2012 ).
Heri
proses
Tanah
Suhei
Pembangunan,
(
Dinas
Kamis
6
Masalah lain yang sering timbul
2007). Pada tahapan-tahapan yang harus dilakukan
dalam
oleh P2T juga tidak tanpa kendala dalam
pembangunan
pelaksanaannya, terkait dengan berlakunya
menyebabkan
Peraturan Kepala BPN No.3 Tahun 2007,
terhambat adalah adanya beberapa warga
dimana salah satu pasalnya menetapkan
yang
bahwa Sekertaris Panitia Pengadaan Tanah
ketidaksesuaian akan nilai ganti rugi yang
(P2T)
Daerah
ditawarkan kepada warga oleh Pemerintah,
Panitia
hal itu disebabkan karena Pemerintah hanya
Pengadaan Tanah bertempat di Kantor
mengganti rugi tanah tersebut, didasarkan
Pertanahan Kabupaten/Kota. Kenyatannya
Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). Sementara
secara
warga
adalah
Kabupaten/Kota
kendala,
teknis
Sekretaris dan
Sekretaris
menimbulkan
khususnya
berbagai
menyangkut
pembebasan Jalan
tanah Tol
BORR
pembangunan
meminta
pengukuran
meminta
agar
untuk yang
menjadi
ulang
dan
Pemerintah
memberikan ganti rugi di atas NJOP. BPK
pembentukan Panitia Pengadaan Tanah
sebagai
otoritas
(P2T) dan perpindahan tempat sekretariat
menganggap
dari lingkungan pemerintah daerah ke
korupsi ,jika harga tanah yang disepakati
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota seperti
dalam musyawarah jauh diatas NJOP. Hal
yang terjadi pada pembentukan panitia
ini menjadi dilema yang sering dialami P2T,
sebagai
pemeriksaan temuan
akan indikasi
3 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
satu sisi tidak ingin mengurangi hak warga
NJOP
pemilik tanah,
(www.pelita.or.id 9 Sepetember 2012 ,17.32
tapi di sisi lain jika
menyetujui harga tanah yang jauh diatas Metode Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2012 sampai 8 Desember 2012 yang berlokasi di Pemerintahan Daerah Kabupaten Bogor pada Panitia Pengadaan Tanah. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder melalui telaah dokumen berupa data kecelakaan kerja dan data program safety promotion yang telah diimplementasikan sedangkan pengumpulan data primer melalui wawancara kepada pihak panitia pengadaan tanah dan masyarakat yang terkena dampak pengadaan tanah serta observasi langsung area pengadaan tanah yaitu di Desa Cipambuan Kabupaten Bogor Kecamatan Babakan Madang. Unit analisis dalam penelitian ini adalah aktivitas
Hasil Evaluasi
Pelaksanaan
Dalam
Tahap
-
Tahap
bisa
terindikasi
korupsi
wib ).
pengadaan tanah yang sesuai dengan standard pelaksanaan yaitu peraturan Kepala BPN No.3 Tahun 2007 di Pemerintahan Daerah Kabupaten Bogor, yakni pada Panita pengadaan tanah, Masyarakat, Panita pelaksana teknis dan panita pembantu di wilayah desa. Data-data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel yang bertujuan untuk mempermudah memahami gambaran evaluasi implementasi pengadaan tanah kemudian dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi, yakni meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan. Untuk menguji data digunakan wawancara dua arah dari pihak panita dan juga pihak masyarakt dan factor eksternal lainya.
masukan akan isu masalah public yang timbul karena
Pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road.
pada
satu
sisi
lokasi
tersebut
lebih
mudah
1.Penetapan lokasi merupakan langkah
tindakan
pelaksanaannya bagi perencana dan menjadi faktor
paling awal sebelum pembangunan dilakukan. Sesuai
pendukung dalam pelaksanaan Perpres No.65 Tahun
dengan ketentuan tata cara pengadaan tanah yang
2006 karena dalam penetapan lokasi lebih mudah,
diatur dalam Perpres No.65 Tahun 2006, setelah
akan tetapi untuk masyarakat tidak dilibatkan dalam
dicermati bahwa setiap instansi pemerintah yang
proses penetapan lokasi
memerlukan tanah harus terlebih dahulu mengajukan permohonan penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum kepada Bupati/ Walikota melalui Kantor Pertanahan Nasional , dan untuk wilayah yang terletak antara dua wilayah dalam satu propinsi, penetapan lokasi pembangunan surat permohonan diajukan kepada Gubernur setempat. Jadi pada evaluasi pelaksanaan penetapan lokasi ini memang menemukan Implementation Gap,
bukan pada
standard dan pelaksanaan tetapi pada pendapat yang dirasakan masyarakat atau warga Desa Cipambuan itu sendiri. Pada akhirnya dapat menjadi sumber
2. Tahap Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah Pembentukan Panitia dalam rangka untuk pengadaan tanah dalam pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring
Road
,
dimana
semua
kegiatan dalam
pengadaan tanah tersebut perlu di fasilitasi oleh suatu Panita Pengadaa Tanah. Dari susuanan panitia tersebut dapat diketahui setelah evaluasi pada pelaksanaan pembetukan panitia pengadaan tanah sudah sesuai dengan standard pembentukan panita bahwa
ada
9
orang
panita,
tetapi
dalam
pelasnakaannya di lapangan tidak selalu semuanya
4 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
hadir ,dimana dalam pelaksanaanya dilapangan yang
tanah, tim teknis di lapangan dan masyarakat di Desa
hadir itu hanya penanggung jawab atau pimpinan
Cipambuan Kecamatan Babakan Madang Kabupaten
proyek dimana dibantu melalui penunjukan tim
Bogor. Pada penyuluhan tersebut juga disampaikan
teknis di lapangan oleh Panitia Pengadaan Tanah.
juga mengenai maksud dan tujuan dari pengadaan
faktor pendukung dalam pelaksanaannya karena
tanah di Desa Cipambuan Kecamatan Babakan
panita tetap solid walaupun berasal dari masing –
Madang Kabupaten Bogor tersebut adalah agar
masing instans yang berbeda, kordinasi dalam
mempermudah masyarakat akses jalan. Sedangkan
pelaksanaan
efektif
mengenai keterlambatan dan kendala yang ada di
diselesaikan kendala kendala yang cukup berarti
lapangan terkait sosialiasasi itu karena panita itu
melalui rapat- rapat yang dilakukan
sendiri baru dibentuk pada tahun 2007
kebijakan
sudah
cukup
Pada tahap penyuluhan dapat dikatakan bahwa pelaksanaan 3.Tahap Pelaksanan Penyuluhan
penyuluhan
Di
Desa
Cipambuan
Kabupaten Bogor tidak menemui kendala, terkait
Setelah terbentuk Pantia Pengadaan Tanah dan
penyuluhan yang dilakukan oleh Panitia dapat
ditunjuk tim teknis di lapangan, maka untuk
diterima dengan baik. Namun penyuluhan baru
selanjutnya panitia mulai melaksanakan tugasnya
dilakukan pada tahun 2007 itu karena menunggu
yang pertama yaitu mengadakan penyuluhan atau
pembentukan
sosialisasi kepada pemilik tanah. Kegiatan sosialisasi
kewenangan Pemerintah Daerah setempat yang
ini melibatkan panitia pengadaan tanah , pemilik
melakukan komunikasi dengan Pemerintah Propinsi
Panita
sendiri
dari
Otoritas
1.
Penunjukan batas
2.
Pengukuran bidang tanah dan
4.Tahap Pelaksanaan Inventaris
bangunan
Setelah dilakukan tahap kegiatan penyuluhan , langkah selanjutnya
itu
3.
4.
pembangunann. Tahapan inventaris seusai Peraturan
tanah,
Penetapan batas – batas bidang tanah dan bangunan
memerlukan tanah dan instansi terkait melaksanakan inventaris untuk menetapkan batas lokasi tanah untuk
bidang
tanama dan bangunan
adalah melakukan kegiatan
Panitia bersama Bina Marga selaku pihak yang
Pemetaan
5.
Pendataan status tanah dan bangunan
Kepala BPN No.3 Tahun 2007 meliputi : Setelah dilakukan evaluasi pada proses
jadi dalam proses inventaris ini membantu
inventaris ini dapat diketahui bahwa proses
dalam mengakomodir kepemilikan tanah,
inventaris
bangunan, tanaman, dan juga makam.
ini
tidak
hanya
sekedar
melakukan pendataan saja, tetapi melakukan
Tahap inventaris setelah dilakukan evaluasi
proses
karena
dapat disimpulkan sangat membantu dan
pendataan ini akan ada kaitannya dengan
mempermudah pada pelaksanaan pengadaan
proses ganti rugi yang diberikan nantinya,
tanah di Kecamatan Babakan Madang ini,
admnistrasi
yang
baik,
5 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
dan dapat dikatakan pada proses inventaris
yaitu pengguna anggaran menawarkan nilai
merupakan
mendukung
ganti rugi atas tanah sesuai dengan NJOP,
kelancara pada pelaksaaan pengadaan tanah
dan berdasar status kepemilikan. Status
yang dilakukan pada pembangunan Jalan
kepemilikan itu sendiri dapat terdiri dari
Tol Bogor Outer Ring Road.
sertifikat, tanah adat, HGB ( Hak Guna
faktor
yang
Bangunan ) juga harus terjadi kesepakatan 5. Tahap Pelaksanaan Musyawarah dan Penetapan Ganti Rugi
dengan pengguna anggaran dan pengguna anggaran harus melengkapi berkas berkas
Setelah dilakukan pelaksanaan kegiatan
yang dibutuhkan. Kegiatan yang dilakukan
penyuluhan
dan
langkah
dalam musyawarah pengadaan tanah dalam
selanjutnya
adalah
untuk
pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring
menetapkan ganti rugi. Musyawarah adalah
Road antara pemilik tanah, dengan Bina
proses saling mendengar, saling memberi
Marga selaku pihak yang memerlukan tanah
dan menerima pendapat serta keinginan
dengan difasilitasi oleh Panitia Pengadaan
yang didasarkan atas kesukarelaan antara
Tanah Kabupaten Bogor. Pada peraturan
pemegang hak tanah dengan pihak yang
penetapan itu memang ganti rugi ditambah
memerlukan
memperoleh
dan memperhatikan terhadap faktor–faktor
kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya
yang mempengaruhi harga yang ada. Proses
gani rugi. Sehubungan dengan musyawarah
pembangunan tetap dilanjutkan walaupun
dan penetapan ganti rugi ini banyak hal yang
ada
perlu diperhatikan, karena ini berkaitan
dilanjutkan
dengan persoalan ekonomi yang berdampak
perorangan dalam penyelesaiannya. Hal ini
terhadap kehidupan ekonomi. Oleh karena
menjadi kendala mengenai penetapan ganti
itu kegiatan musyawarah yang dilakukan
rugi , karena cara pandang pemilik tanah
harus efektif dan juga antara pemilik tanah
dengan
dan pemerintah tidak ada yang merasa
mengenai ganti rugi dan juga kepentingan
dirugikan. Tahap pelaksanaan musyawarah
umum. Saat ada keberatan dari warga pada
setelah dilakukan evaluasi ternyata tahap
Perpres No.65 Tahun 2006 ini tidak diatur
paling
mengenai perbedaan penetapan ganti rugi.
inventaris,
tanah
banyak
musyawarah
untuk
menemui
kendala
di
beberapa
dalam
pemerintah
Adanya
lapangan, oleh karena itu musyawarah yang
warga
yang
prosesnya
pendekatan
tidak
gagasan
secara
selalu
dalam
sama
suatu
dilakukan adalah secara parsial oleh Panitia
kelompok pemilik tanah yang tidak sesuai
Pengadaan Tanah. Kegiatan musyawarah
dengan peraturan hukum atau keinginan
yang
menentukan
pemerintah yaitu mengenai harga ganti rugi
nilai ganti rugi tanah yang
yang ditawarkan kepada masyarakat, dan
mengacu kepada NJOP dan sesuai dengan
mengenai ganti rugi mengenai penilaian
bukti
tempat
dilaksanakan
besarnya
kepemilikan.
dalam
Hasil
musyawarah
adalah pembuatan berita acara yang isinya
usaha
yang
terkena
dampak
pengadaan tanah secara ekonomi ini menjadi
6 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
penghambat, karena pada Perpres No.65
rugi tersebut, dengan dibuatkan rekening di salah satu
Tahun 2006 tidak diatur ganti rugi mengenai
bank ini dirasa cukup baik dan aman karena
penilaian tempat usaha.
pemegang hak tanah saja yang bisa mengurusnya secara langsung. Setelah melakukan evaluasi pada tahap pelaksanaan pembayaran ganti rugi yang menggunakan Perpres No.65 Tahun 2006 ini dalam hal pembayaran lebih mudah karena tidak berupa
6.Tahap Pelaksanaan Pembayaran Ganti Rugi
uang tunai, karena pelaksanaan pembayaran ganti
Melaksanakan pembayaran ganti rugi dapat dikatakan sebagai akhir dari proses pengadaan tanah. Dalam menilai
ganti
rugi
Panitia
Pengadaan
Tanah
Kabupaten Bogor mendasari dari hasil berita acara musyawarah yang sudah dilakukan. Antara Panitia Pengadaan masyarakat
Tanah
yang
pemilik
memfasilitasi
tanah.
dengan
Sedangkan
untuk
penilaian bangunan dan tanah sudah dilakukan penelitian oleh Dinas Cipta karya dan badan appraisal.
Pada penerapan ganti rugi setelah
melakukan evaluasi pada tahap musyawarah dalam penetapan ganti rugi yang menggunakan Perpres No.65 Tahun 2006 Untuk besaran nilai ganti rugi itu sendiri yang akan diberikan kepada masyarakat yang terkena pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road memang tidak dijelaskan
rugi dibantu oleh panita pengadaan tanah untuk mengurus semua dokumennya dan menunjuk salah satu
bank
untuk
melakukan
kerjasama
untuk
melakukan pembayaran ganti rugi, oleh karena itu pembayaran ganti rugi ini dinilai lebih aman. Setelah dilakukan evaluasi pada tahap pelaksanaan pembayaran ganti rugi tidak semua berjalan lancar ada 3 pemilik tanah yang tidak mau menerima pembayaran ganti rugi tersebut terhadap 1 bidang tanah.
Sehubungan
dengan
akan
dilaksanakan
pekerjaan kosntruksi pembangunan Jalan Tol Bogor Outer
Ring
Road
maka
pembangunan
tetap
dilaksanakan , dan uang pemeberian ganti rugi tersebut menurut Peraturan Kepala BPN No.3 Tahun 2007 akan dititipkan kepada Pengadilan Tahap Pelaporan
pada peraturan Badan Pertanahan Nasional No3 Tahun 2007 , perihal pembayaran ganti rugi tempat
Dengan berakhirnya proses
usaha dimana terdapat nilai ekonomis di dalamnya.
yang ditandai dengan acara pelepasan hak atas tanah
Kegiatan pelaksanaan penetapan ganti kerugian ini
maka untuk selanjutnya penanggung jawab membuat
sudah dilaksanakan pada Tanggal 17 Maret 2008
laporan secara tertulis kepada Bupati Bogor dalam
dimana sebelumnya dalam peraturan Kepala BPN
rangka pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring
No.3 tahun 2007 harus diberikan undangan untuk
Road yang juga ditanda tangani oleh Sekretaris
seluruh
Pengadaan
pemilik
tanah.
Pemberian
ganti
rugi
Tanah.
Hal
pengadaan tanah
ini
dilakukan
sebagai
dengan
pertanggung jawaban atas kegiatan yang telah
menghadirkan secara langsung pemilik tanah dalam
dilakukan. Laporan kegiatan tersebut meliputi : dasar
suatu acara penyerahan ganti rugi. Setelah semua
hukum yang digunakan, bentuk kegiatan beserta
hadir , Panitia mengkelarifisikasi penyerahan ganti
jumlah anggota dan anggaran yang dicairkan dan
bertempat
di
Balai
Desa
Cipambuan
pelaksanaan
kegiatan
penyuluhan,
inventaris
7 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
,musyawarah sampai dengan pemberian ganti rugi
dan pelepasan hak tanah.
Pembahasan Kendala dan Upaya Penanganan
Pelaksanaan dari kebijkan publik yang berfokus dari isu masalah publik, perumusan kebijakan publik,
Kebijakan merupakan suatu keputusan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu guna menyelesaikan suatu masalah atau mencapai suatu tujuan. Biasanya kebijakan tersebut dapat berupa Undang – Undang, ataupun peraturan tertulis lainnya. Begitu pula dengan kebijakan Pemerintah mengenai pengadaan tanah bagi kepentingan umum. Kebijakan itu dibuat agar ada pedoman bagi pelaksanaan dalam hal pengadaan tanah. Kebijakan yang ada dan digunakan
dalam
pengadaan
tanah
dalam
pembangunan Jala Tol Bogor Outer Ring Road adalah
Perpres
Pengadaan
Tanah
No.65 Untuk
Tahun
2006
Kepentingan
Tentang Umum,
dimana acuannya terdapat pada Peraturan Kepala BPN No.3 Tahun 2007.
implementasi kebijakan publik, dan yang terkahir mengenai evaluasi kebijakan public. Pada dasarnya penelitian yang dilakukan untuk melihat tindakan tindakan yang dilakukan pemerintah , bagaimana mekanisme itu dijalankan. Dalam kaitannya dengan hal diatas, disini penulis mencoba untuk meneliti suatu kebijakan publik, namun
hanya
sebatas
pada
tahap
evaluasi
pelaksanaan kebijakan saja. Tipe evaluasi proses dimana evaluai yang dilakukan itu mendasarkan diri pada petunjuk pelaksanaan yang ada, dan melihat kesesuaian proses pelaksaaan antara pelaksanaan dengan petunjuk pelasanaan tersebut. Apakah terjadi gap dari impelemtasi tersebut, seteleh itu dapat menganalisis evaluasi pelaksanaan kebijakan yang
Pada dasarnya suatu kebijakan itu dibuat karena adanya isu masalah publik yang masuk, oleh karena itu perlu adanya suatu kebijakan yang mengatur mengenai hal tersebut. Seperti yang terjadi pada kebijakan mengenai pengadaan tanah ini. Adanya suatu kebijakan tidak langsung dapat menyelesaika suatu isu masalah publik tersebut karena di dalam pelaksanaannya pasti terdapat kelemahan kelemahan dalam menajalankannya. Oleh karena itu dengan melakukan penelitian kita dapat melihat sejauh mana kebijakan yang ada terkait dengan hal pengadaan tanah tersebut layak untuk digunakan.
penangannya. Pada dasarnya tidak semua program dalam kebijakan yang dilaksanakan dapat berlangsung lancar dan efektif. Sama pada pelaksanaan kebijakaan mengenai pengadaan tanah yaitu Perpres No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum, pada pelaksanannya setalah dilakukan evaluasi terdapat gejala dimana terdapat keadaan yang berbeda
yang
diharapkan
dengan
pelaksanaan
kebijakan yang ada. Oleh karena itu harus ada langkah langkah dalam melakukan evaluasi kebijakan
Kebijakan Perpres No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum sudah dilaksanakan pada pembangunan Tol Bogor Ring Road mulai dari 2005 – 2009, oleh karena itu penelitian yang dilakukan itu mengenai
ada dilihat dari kendala di lapangan dan upaya
Evaluasi
yaitu
melihat
standard
pelaksanaan
dengan
pelaksanaan yang sudah dilakukan. Berdasarkan data yang disajikan diatas, maka dapat dikatakan
bahwa
secara
keseluruhan
setelah
dilakukan evaluasi dalam pelaksanaannya dalam
8 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road ini,
mekanisme pelaksanaannya. Dalam hal pengadaan
yang menggunakan Perpres No.65 Tahun 2006 belum
tanah
cukup efektif dalam mengatasi permasalahan yang
membentuk
ada bisa dilihat dari masalah yang muncul yaitu
pembangunan
lamanya waktu dalam pengadaan tanah untuk
dibentuklah Panita Pengadaan Tanah atau biasa
pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road ini
disebut P2T Kabupaten Bogor pada tahun 2007. Hal
yaitu periode 2005 - 2009. Tetapi selain kendala yang
ini cukup menjadi kendala karena pembentukan ini
akan jadi faktor penghambat ada juga faktor
bersifat kondisional dari masing masin instansi yang
pendukung yang peneliti temukan dalam penelitian
berbeda dan memiliki tugas dan fungsi pokok dari
ini.
instansi
Dimulai dari penetapan lokasi yang dilakukan oleh
lapangan dapat dilaksanakan dengan baik, karena
Binar marga sebegai perencana yang diajukan kepada
melalui
Gubernur Jawa Barat selaku otoritas yang berlaku,
melaksanakan kegiatan, mulai dari rapat persiapan,
karena itu sesuai dengan acuan dari Perpres No.36
rapat pelaksanaan, samapai dengan pelaporan. Untuk
Tahun 2005 saat itu, pihak yang memerluka tanah
Kabupaten
mengajukannya
setempat.
diuntungkan karena semua organisasi pemerintahan
Penetapan lokasi yang dilakukan saat itu adalah
daerah yang terletak dalam satu wilayah jadi
penetapan lokasi untuk pembangunan Jalan Tol
mempermudah dalam hal jarak dan komunikasi yaitu
Bogor Outer Ring Road, diaman letaknya adalah
di Cibinong.
diantara Kabupaten dan Kota Bogor. Maka Gubernur
Pada
harus menetukan otoritas diserahakan kepada siapa,
pengadaan tanah pada Pembangunan Jalan Tol Bogor
untuk pengadaan tanah pembanguna Jalan Tol Bogor
Outer Ring Road sudah cukup baik dan efektif ini
Outer Ring Road ini, dalam hal ini upaya penangan
dapat dilihat dari karena sudah sesuai dengan
dalam pembetukan panita diserahkan ke otoritas
standard yang ada pada Perpres No.65 Tahun 2006 ,
Kabupaten Bogor.
karena penyuluhan sudah tepat sasaran, ini dapat
Panitia pengadaan tanah baru bisa dibentuk jika
dilihat pada evaluasi pelaksanaan tahap penyuluhan
sudah diputuskan kewenangan yang menangani
dan inventaris masyarakat sudah mengerti dan
penngadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol
menerima akan proses tersebut.
Bogor Outer Ring Road ini ditangani oleh siapa. Pada
Tahap yang dapat menjadi masukan kepada issue
proses penetapan yang dilakukan oleh Pemerintah
masalah pulik setelah diadakan evaluasi ini adalah
Propinsi ini yang menjadi kendala untuk menentukan
mengenai musyawarah penetapan mengenai ganti
kewenangan untuk pengadaan tanah, walaupun pada
kerugian , karena pada Perpres No.65 Tahun 2006
akhirnya, diserahkan kepada Kabupaten Bogor
tidak cukup baik untuk
melalui Bupati.
terhadap hal tersebut. Ini dapat dilihat dari hampir 50
Pada Perpres No.65 Tahun 2006, memiliki acuan
% dari warga Desa Cipambuan ini tidak langsung
dalam melakukan kegiatan pengadaan tanah yaitu
setuju mengenai penetapan ganti rugi tersebut dan
Peraturan Kepala BPN No3 Tahun 2007 mengenai
harus dilakukan musyawarah secara parsial oleh
kepada
Gubernur
maka
Bupati Panita
asal.
rapat
tahap
menetapkan
Pengadaan
Bogor
Tetapi –rapat
Bogor
harus
Ring
Road,
ternyata
yang
sendiri
penyuluhan
Tanah
untuk akhirnya
penyelesaian
diadakan
kondisi
dan
dan
di
sebelum
ini
inventaris
cukup
pada
melakukan penangan
9 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
Panitia Pengadaa Tanah Kabupaten Bogor. Pada
mengambilnya tidak melakui Panita Pengadaan
tahap peneteapan ganti rugi yang menggunakan
Tanah Kabupaten Bogor lagi , tetapi langsung
Perpres No.65 Tahun 2006 ini juga tidak bisa
mengurusnya ke Pengadilan Negri Cibinong. Sampai
memfasilitasi mengenai ganti rugi akan tempat usaha
pada tahun 2012 ini peneliti melakukan evaluasi
yang ada karena disitu ada nilai ekonomis berupa
mengenai ganti rugi yang belum diterima tersebut
bentuk ganti kerugian non fisik yaitu kehilangan
dan hasilnya ganti rugi tersebut sudah diambil pada
omset tempat usaha.
pertengahan
Pada Perpres No.65 Tahun 2006 memang disebutkan
pembayaran ganti rugi pada Panitia Pengadaan Tanah
mengenai penetapan rugi, akan tetapi ganti kerugian
Kabupaten Bogor, lebih aman karena uang ganti rugi
itu bukan berupa bentuk ganti rugi, karena bentuk
yang ada tidak berupa uang tunai tetapai dengan
ganti rugi itu dapat berupa uang atau bentuk
dibukakan rekening, dimana dana tersebut hanya bisa
pemukiman baru. Hal ini menghambat karena
dicairkan oleh pemilik tanah langsung.
kebanyakan warga mengetahui ganti rugi itu ingin
Pada keseluruhan evaluasi pelaksanaan kebijakan
berupa uang dan mendapat ganti untung bukannya
pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol
ganti rugi. Untuk penangan akan hal tersebut Panitia
Bogor Outer Ring Road ini, yang menggunakan
pengadaan tanah melakukan usaha ganti rugi secara
Perpres
keseluruhan untuk tempat usaha yang terkena
kebijakan tersebut sudah tidak cukup efektif dalam
pengadaan tanah untuk pembangunan Jala Tol Bogor
pelaksanannya. Hal ini didukung karena banyak
Outer Ring Road.
terjadinya gap antara pelaksanaan dengan standard
Pada tahap ganti rugi yang sudah dilakukan pada
yang ada perihal penetapan lokasi dan penetapan
Desa
jika
ganti rugi yang cukup menimbulkan masalah dan
dibandingkan Desa lain yang terkena pembangunan
menghambat proses dalam pengadaan tanah tersebut.
Jalan Tol Bogor Outer Ring Road ini, ini karena
Pada Perpres No.65 Tahun 2006 ini juga dapat
letaknya yang berada di pintu keluar tol Sentul. Pada
dikatakan belum cukup melindungi hak para pemilik
penangannya Panitia Pengadaan Tanah Kabupaten
tanah terkait tahapan penetapan lokasi dan ganti rugi
Bogor masi sesuai dengan standard mekanisme yang
yang dibayarkan karena tidak semua pada dasarnya
pada Perpres No .65 Tahun 2006 , dimana penelitia
setuju dengan penetapan lokasi yang ditetepakan
yang dilakukan menggunakan lembaga appraisal
secara sepihak oleh Bina Marga selaku instansi yang
independent dan harga yang dibayarkan masi di
memiliki proyek tersebut, dan juga ganti rugi yang
bawah harga taksiran tersebut.
kebanyakan tidak ada ketentuan dalam bentuk
Perihal ganti rugi yang tidak diterima oleh warga
pemukiman baru. Terkait Pembentukan panita sendiri
yang terkena pengadaan tanah dalam Pembangunan
yang pada dasarnya memiliki tugas fungsi pokok
Jalan Tol Bogor Outer Ring Road ini, Panita
pada instansinya masing ini juga tidak efektif karena
Pengadaan Tanah Kabupaten Bogor melakukan
dapat menghambat dalam pelaksanaan pengadaan
upaya konsinyasi. Ganti rugi yang tidak diterima oleh
tanah, teatapi dengan adanya rapat dan komunikasi
warga melalui upaya konsinyasi ini dititipkan ke
yang baik dalam upaya penangan persamaan persepsi
pengadilan negri Cibinong, dan jika warga ingin
akhirnya setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Cipambuan
memang
lebih
mahal
tahun
No.65
2011.
Tahun
Untuk
2006,
dapat
pelaksaaan
dikatakan
10 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
Jadi
setelah
dilakukan
evaluasi
mengenai
dapat
menjadi
sumber
masukan
untuk
pelaksanaan kebijakan pengadaan tanah di Desa
memperbaharui untuk standard pelaksanaan yang
Cipambuan, dapat disimpulkan kebijakan yang ada
baru, agar lebih mempermudah panitia pengadaan
sudah cukup baik, karena sudah ada standard dalam
tanah dalam menjalankan tiap tahapan kegiatan, dan
pelaksanaannya, akan tetapi dengan adanya kendala-
melindungi kepentingan masyarakat yang terkena
kendala yang ditemui dan sudah menjadi isu masalah
dampak pada proses pengadaan tanah itu sendiri.
publik dalam tiap tahap pelaksanaannya itu, maka
Kesimpulan Kebijakan pengadaan tanah dalam pembangunan
pendukung dan juga faktor penghambat terkait
Bogor Outer Ring Road
pendukung meliputi : Sudah adanya pedoman bagi
dalam pelaksanaan
kebijakan tersebut menggunakan
Perpres No.65
pelaksanaan yang sudah dilakukan. Pada faktor
Panitia
pengadaan
tanah
dalam
melaksanakan
Tahun 2006 sebagai dasar untuk kegiatan pengadaan
tahapan-tahapan kegiatan yang ada sesuai standard
tanah bagi kepentingan umum, dan untuk acuan
mekanisme yang suda transparan, Rapat setiap
pelaksanaannya menggunakan Peraturan Kepala BPN
kegiatan yang dilakukan oleh Panita Pengadaan
No.3 Tahun 2007 untuk pelaksanaan pengadaan
Tanah itu sendiri dan tim pembantu teknis dilapangan
tanah bagi kepentingan umum.
untuk
Pengadaan tanah dalam pembangunan jalan Tol Bogor Outer Ring Road ini merupakan pengadaan tanah yang luasnya lebih dari 1 hektar luasnya yaitu 7.659m2 . Pemilik tanah yang dikenai pengadaan tanah ini berada Di Desa CIpambuan Kecamatan Babakan
Madang
Kabupaten
Bogor.
Untuk
melalukan evaluasi dalam pelaksaaan pengadaan tanah ini melihat kepada standard mekanisme yang ada
pada
Perpres
No.65
Tahun
2006,
pada
kenyataannya pada pelaksanaan kebijakan belum bisa dijalankan secara maksimal dan efektif, karena peraturan yang ada sudah tidak efektif dalam melaksanakan pengadaan tanah.. Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam evaluasi pelaksanaan pengadaan tanah di lapangan peneliti menarik kesimpulan Pada evaluasi pelaksanaan pengadaan tanah dalam Pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road ini menemukan faktor
persamaan
persepsi,
adanya
dukungan
masyarakat terkait pembangunan jalan Tol Bogor Outer Ring Road ini, baiknya penelitian inventaris yang dilakukan panitia. Untuk faktor penghambat yang ada dalam pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road ini meliupti : adanya pemilik tanah yang tidak hadir dan mewakilakan kepada pihak lain pada setiap kegiatan yang dilakukan, adanya ketidak sesuaian harga mengenai ganti rugi yang ditawarkan dan juga tidak ada taksira harga ganti rugi mengenai tempat usaha, pihak Desa belum cukup baik dalam melakukan admnistrasi pada kepemilikan tanah atas warganya. Saran Berdarakan penelitan yang telah dijabarkan oleh penulis pada bab sebelumnya maka dapat dikemukan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembuatan kebijakan yang berkiatan dengan pengadaan tanah untuk kepentingan umum khususnya di Kabupaten Bogor, yaitu :
11 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
1.
Membuat aturan terkait penetapan lokasi
telebih dahulu oleh pihak yang memerlukan
pada petunjuk pelaksanaan yaitu proses
tanah
sosialisasi untuk lokasi yang akan dikenakan
umum,
kepada
mebantu
warga,
dan
minta
persetujuan
dalam
pengadaan
hanya
menjalankan
proses
ada pada masyarkat. Karena dalam peraturan
kelayakan akan pengadaan tanah yang ada
jika lokasi 75% warga yag ada tidak setuju
bukan pada keseluruhan proses karena ini
maka
dapat
lokasi
tersebut
dipindahkan.Jadi
mempersingkat
waktu
dan
juga
efisien. 4.
Membuat peraturan tekait ganti rugi yang
sudha menemukan kesepakatan terlebih
ditawarkan kepada masyarakat, yaitu dibuat
dahulu
terkena
dalam bentuk ganti rugi yang ditawarkan,
pembangunan.Masyarakat dilibatkan dalam
dapat berupa uang dan bentuk pemukiman
proses penetapan lokasi.
baru, jadi jadi prosesnya tidak lagi dalam
oleh
warga
yang
terhadap
penatapan ganti rugi karena ini akan menjadi
mengedepankan
proses yang panjang untuk menemukan
Meningkatkan
penghormatan
pemilik
dengan
tanah
sosialisasi , dan pemeberian kompensasi
mufakat
yang lebih bermanfaaat bagi kedua belah
tetapi dibuat peraturan kepada penetapan
pihak dari pemerintahan, maupun warga
bentuk
sehingga menemukan jalan keluar yang
mempermudah apabila ada warga yang tidak
ditawarkan.
setuju denga bentuk ganti rugi yang
Untuk penelitian yang dilakukan pada
ditawarkan , bisa langsung menuju kepada
proses inventariss seharusnya itu dilakukan
tahapan penyelesaian berikutnya.
Daftar Pustaka Abdul Wahab, Solichin. (2001). Analisis Kebijakan dari
panita
kepentingan
adminstarasi dan hanya mengkaji kembali
proses pengadaan tanah itu sendiri karena
3.
jadi
pembangunan
terlebih dahulu, ini untuk mejamin hak yang
nantinya tidak akan menghambat dalam
2.
untuk
Formulasi
ke
Implementasi
Kebijakan
dalam
ganti
proeses
rugi,
musyarawarah,
jadi
ini
akan
Chomzah, Ali Achmad ( 2004 ). Hukum Agraria Pertanahan
Indonesia.Jakarta:
Prestasi
Pustakarya
Negara (Ed 2). Jakarta: Bumi Aksara. Creswell, Achmad, Ali chomzah. (2003). Hukum Pertanahan, Jakarta : Prestasi Pusaka
Jon
Pendekatan
W.
(2010).
Kualitatif,
Research Kuantitatif
Design dan
Mixed.Terjamahan. Achmad Fawaid.
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif :
Dunn, William N. (2000). Pengantar Analisis
Komunikasi, ekonomi, kebijakan public dan ilmu
Kebijakan Publik (ed 2). Yogyakarta: Gadjah
sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media
Mada University Press.
Group.
12 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
Hanif
Nurcholis.
2007. Teori
dan
Praktik
Nugroho, riant.(2003). Kebijakan Publik: Formulasi,
Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta : PT
Implementasi, dan. Evaluasi. Jakarta : Elex Media
Grasindo.
Komputindo.
Irawan, Prasetya. (2007). Penelitian kualitatif dan
Poerwandari, E. Kristi. (1998). Pendekatan Kualitatif
kuantitatif untuk ilmu-ilmu sosial, Jakarta :
dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : LPSP3
Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Sosial dan Ilmu Poitik, Universitas Indonesia. Prasetyo, Bambang,. & Jannah, Lina Miftahul. Islamy, Irfan. (2007). Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara. Kencana, Syafiie Inu. (2005). Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung. PT Refika Aditama. Leo,
agustino.
(2008).
Dasar-dasar
Kebijakan
Publik. Bandung: Alfabeta.
(2005). Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Silalahi, Uber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Refika Aditama. Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi (ed). (1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3S
Malo, Manasse. (1986). Metode Penelitian Sosial.
Soedoko,
R.
(1991).
Pengantar
Metodologi
Penelitian. Surabaya: Universitas Airlangga.
Jakarta: Karunika Universitas Terbuka. Mustopadidjaja, AR. (2002). Manajemen proses kebijakan publik : formulasi, implementasi, dan
Soehartono, Irawan. (1995). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Rosdakarya.
evaluasi kinerja. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Soedharyo,
Nawawi, Ismail. (2009). Public Policy: Analisis,
Soimin.
(1993).
Status
Hak
dan
Pengadaan Tanah. Jakarta: Sinar Grafika.
Strategi Advokasi Teori dan Praktek. Jakarta: Solahudin. (2010). Model dan Aktor Dalam Proses
Putra Media Nusantara.
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media. Nazir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Subarsono, AG. (2003). Analisis Kebijakan Publik.
Indonesia.
Yogyakarta : Pustaka Belajar. Ndraha,
Taliziduhu.
(2003).
Teori
Budaya
Organisasi, Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Syaukany, dkk. (2002). Otonomi Dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Neuman, W. Laurence. (2003). Social Research Methods : Qualitative & Quantitative Aproach.
Tayibnapis, Farida Yusuf. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: PT. Rineka Cipta
London : Sage
13 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
Winarno, budi. (2005). Evaluasi dan Dampak Kebijakan Publik. Yogyakarta : Media Pressindo. Widodo, Joko. (2007). Analisis Kebijakan Publik. Jatim : Bayu Media Publishing.
Internet Website Pemerintahan Kabupaten Bogor.2 November 2012.( www.BogorKab.go.id )
Dari Peraturan Indonesia.Badan Metreologi Geofisika.2 November Peraturan Kepala BPN No.3 Tahun 2007 Tentang
2012.(http://iklim.bmg.go.id ).
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2010 ( Peraturan Presiden No.65 Tahun 2006 Tentang
www.bogorkab.go.id 2 November 2012)
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Pembangunan untuk kepentingan Umum.11 UU.No.5 tahun 1960 Tentng Peraturan Pokok
Oktober 2012.( www.organiasi.org ).
Agraria. Pengadaan Tanah.14 September2012. Tim Kajian Dit.Perkotaan Tata Ruang dan
(www.crayon.org)
Pertanahan BAPPENAS.(2008).ringkasan kajian alternatif Pengadaan Tanah Untuk
Indonesia.JasaMarga.7 September 2012. ( www.jasamarga.com).
Pembangunan.Jakarta. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 620/Kep.1080-Sarek/2005 tanggal 28 Oktober 2005
Website Pemerintah Kota Bogor.29 Oktober 2012. (www.kotabogor.go.id )
tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Jalan Tol
Permasalahan Dalam Pengadaan Tanah.9 September
Bogor Outer Ring Road (BORR) (Laporan Panitia
2012. (www.pelita.or.id ).
Pengadaan Tanah Kab.Bogor).
14 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
15 Evaluasi pelaksanaan ..., Claudy , FISIP UI, 2013