JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5
1
Analisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya Dewi Maulita, Cahya Buana, ST., MT., Istiar, ST., MT.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
[email protected]
Jalan Walikota Mustajab Surabaya merupakan salah satu pusat (kegiatan) yang mempunyai tarikan cukup besar. Tarikan perjalanan yang besar akan meningkatkan arus lalu lintas yang besar pula, dengan kata lain semakin besar tarikan perjalanan, maka semakin besar pula area parkir yang dibutuhkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis parkir kendaraan mobil di ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya.Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan solusi yang dapat ditawarkan untuk menanggulangi kejenuhan di ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam studi ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan meliputi : data jumlah kendaraan parkir, durasi parker dan volume lalu lintas, sedangkan data sekunder didapatkan dari peta ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya. Berdasarkan hasil analisis studi ini dapat disimpulkan bahwa ruas jalan Walikotan Mustajab telah mengalami kejenuhan dengan nilai derajat kejenuhan sebesar 1.31. alternatif yang diambil untuk menanggulangi hal ini adalah dengan membuat off street parking dan mengubah tipe jalan Walikota Mustajab menjadi satu arah. Volume kendaraan dari jalan Walikota Mustajab akan dialihkan ke Jalan Ketabang Kali dan Jimerto dengan metode Smock. Setelah mendapatkan pengalihan volume dari jalan Walikota Mustajab, derajat kejenuhan di jalan Ketabang Kali adalah sebesar 0.573 dan di jalan Jimerto sebesar 0.281.
Kata kunci
: Parkir, Kapasitas jalan I. PENDAHULUAN
Transportasi merupakan salah satu elemen penting dari suatu daerah perkotaan dimana kemajuan suatu kota dapat diukur dari seberapa jauh perkembangan dan kemajuan transportasi yang ada di kota tersebut. Fasilitas transportasi memiliki potensi untuk mengendalikan arah dan besarnya perkembangan kota baik dalam sektor perekonomian maupun sektor lainnya. Kota Surabaya dengan jumlah penduduk 2765478 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010) merupakan kota terbesar di Jawa Timur. Sebagai kota besar, Surabaya tidak terlepas dari permasalahan yang berkaitan dengan transportasi. Contoh masalah transportasi yang terdapat di kota Surabaya antara lain kemacetan yang timbul karena berbagai penyebab, kesadaran tertib berlalu lintas yang kurang dari pengguna jalan serta banyaknya pelanggaran lalu lintas yang menyebabkan kecelakaan. Salah satu permasalahan yang dijumpai dalam transportasi perkotaan adalah masalah perparkiran. Kegagalan dalam pengendalian perparkiran dapat menyebabkan turunnya kapasitas jalan, terhambatnya lalu
lintas, tidak efektifnya penggunaan jalan, pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh antrian kendaraan pada ruas jalan tertentu dalam keadaan mesin hidup, dan bahkan menyebabkan kecelakaan lalu lintas (Tamin, O.Z, 2000). Selama bepergian kendaraan tidak lepas dari kegiatan parkir, baik kegiatan bekerja, berdagang, belanja, sekolah, rekreasi dan kegiatan lain. Pada akhir dekade ini pembangunan kota Surabaya telah menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya pusat perbelanjaan, gedunggedung perkantoran dan bangunan-bangunan lainnya sebagai konsekuensi tuntutan kebutuhan masyarakat kota. Salah satu pusat kegiatan yang mempunyai tarikan cukup besar adalah pusat penjualan makanan di ruas Jalan Walikota Mustajab. Dengan adanya pusat penjualan makanan yang dibangun di daerah dengan tingkat keramaian yang cukup tinggi di Kota Surabaya, maka mengakibatkan adanya pergerakan yang cukup pesat menuju pusat penjualan makanan tersebut. Selain pusat penjualan makanan di ruas jalan Walikota Mustajab juga terdapat gedung perkantoran sehingga akan mengakibatkan tarikan pengunjung maupun tarikan kendaraan. Tarikan perjalanan yang besar akan meningkatkan arus lalu lintas yang besar pula, dengan kata lain semakin besar tarikan perjalanan, maka semakin besar pula area parkir yang dibutuhkan. Apabila peningkatan jumlah mobil yang parkir di ruas jalan Walikota Mustajab tidak diimbangi dengan menejemen lalu lintas yang baik maka pengguna jalan yang tidak berniat parkir di ruas jalan tersebut pun akan merasakan akibat dari berkurangnya lebar jalan sehingga terjadi kemacetan. Dari pengamatan sementara, durasi parkir kendaraan khususnya untuk mobil membutuhkan waktu yang lama (disesuaikan dengan kebutuhan para pengunjung), sehingga merugikan pengguna jalan lainnya dan tentu sangat berpengaruh terhadap waktu perjalanan, ketidak nyamanan pengemudi, dan terbatasnya ruang gerak kendaraan. Selain itu, adanya manuver kendaraan yang parkir dan belum optimalnya penataan parkir menyebabkan berkurangnya lebar badan jalan sehingga terjadi kemacetan. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa pengelola gedung perkantoran dan pusat penjualan makanan kurang memperhatikan kebutuhan ruang parkir sehingga pemilik kendaraan cenderung memarkir kendaraannya di badan jalan (on street parking). Apabila hal ini dibiarkan semakin lama, maka akan menimbulkan dampak berupa berkurangnya kapasitas jalan, kemacetan dan rawan kecelakaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis parkir kendaraan mobil pada ruas jalan Walikota Mustajab.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5
2
II. METODOLOGI Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1.
No
Jam Survey
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
11.00 - 11.15 11.15 - 11.30 11.30 - 11.45 11.45 - 12.00 12.00 - 12.15 12.15 - 12.30 12.30 - 12.45 12.45 - 13.00 16.00 - 16.15 16.15 - 16.30 16.30 - 16.45 16.45 - 17.00 17.00 - 17.15 17.15 - 17.30 17.30 - 17.46 17.45 - 18.00
Volume Total Arah Balaikota 230.2 229.4 172.9 254 244.9 174.7 187.4 176.2 198.1 218.2 261.6 280.8 327.6 407.9 353.5 249
Volume Total Jumlah Arah Genteng Volume Kali 383.8 614 394.6 624 292.5 465.4 308 562 366.5 611.4 288.1 462.8 302.2 489.6 290 466.2 262.3 460.4 246.6 464.8 263.3 524.9 249.3 530.1 268.8 596.4 320.5 728.4 276.4 629.9 242.2 491.2
Akumulasi Volume
2265.4 2262.8 2101.6 2125.8 2030 1879 1881 1916.3 1980.2 2116.2 2379.8 2484.8 2445.9
Tabel 1. Arus Total di Ruas Jalan Walikota Mustajab Jam 06.00 - 07.00 07.00 - 08.00 08.00 - 09.00 09.00 - 10.00 10.00 - 11.00 11.00 - 12.00 12.00 - 13.00 13.00 - 14.00 14.00 -15.00 15.00 - 16.00 16.00 - 17.00 17.00 - 18.00 18.00 - 19.00 19.00 -20.00
Kend Masuk 15 15 21 18 39 33 44 17 28 53 52 37 35 22
Akumulasi Masuk 15 30 51 69 108 141 185 202 230 283 335 372 407 429
Kend Keluar 2 14 27 14 38 20 41 23 40 36 53 48 34 27
Akumulasi Kendaraan Keluar Parkir 2 13 16 14 43 8 57 12 95 13 115 26 156 29 179 23 219 11 255 28 308 27 356 16 390 17 417 12
Tabel 2. Akumulasi Parkir Kendaraan Pada Ruas Jalan Menuju Genteng Kali Jam
Gambar 1. Metodologi Tugas Akhir III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Primer Pada analisis parkir ini, dilakukan beberapa survei terkait kondisi jalan dan kondisi kendaraan yang parkir. Kondisi jalan dan kapasitasny diperlukan untuk mengetahui kinerja jalan dan data kondisi kendaraan parkir untuk mengetahui karakteristik parkir. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 1 hingga 3.
06.00 - 07.00 07.00 - 08.00 08.00 - 09.00 09.00 - 10.00 10.00 - 11.00 11.00 - 12.00 12.00 - 13.00 13.00 - 14.00 14.00 -15.00 15.00 - 16.00 16.00 - 17.00 17.00 - 18.00 18.00 - 19.00 19.00 -20.00
Kend Masuk 30 35 45 32 29 38 59 48 32 36 58 42 26 24
Akumulasi Masuk 30 65 110 142 171 209 268 316 348 384 442 484 510 534
Kend Keluar 17 32 50 30 29 26 59 56 34 25 67 47 22 25
Akumulasi Kendaraan Keluar Parkir 17 13 49 16 99 11 129 13 158 13 184 25 243 25 299 17 333 15 358 26 425 17 472 12 494 16 519 15
Tabel 3. Akumulasi Parkir Kendaraan Pada Ruas Jalan Menuju Balai Kota B. Karakteristik Parkir 1. Akumulasi Parkir Berdasarkan tabel 3, dapat disimpulkan bahwa volume parkir maksimum pada ruas jalan menuju Genteng Kali adalah 29 mobil dan pada ruas jalan menuju Balai Kota sebesar 26 mobil. 2. Durasi Parkir Durasi parkir pada kedua ruas jalan Walikota Mustajab dapat dilihat pada tabel 4.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 Durasi Parkir (Menit) 16- 31- 46- 61- 76- 910-15 30 45 60 75 90 105 Walikota Mustajab Jumlah 36 50 63 64 43 18 12 Arah Genteng Kali % 12.54 17.42 21.95 22.30 14.98 6.27 4.18 Walikota Mustajab Jumlah 34 28 47 58 51 24 12 Arah Balai Kota % 13.23 10.89 18.29 22.57 19.84 9.34 4.67 Nama Jalan
106120 1 0.35 3 1.17
3
Total 287 100 257 100
Tabel 3. Akumulasi Parkir Kendaraan Pada Ruas Jalan Menuju Balai Kota C. Kinerja Jalan 1. Kinerja Jalan Walikota Mustajab Untuk menghitung derajat kejenuhan, harus didapatkan nilai kapasitas jalan dan jumlah volume arus lalu lintas. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia, persamaan dasar untuk menentukan kapasitas suatu ruas jalan adalah sebagai berikut : C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS C = 2900 x 0.87 x 1 x 0.73 x 1.03 C = 1897.04 SMP/jam Berikut ini disajikan perhitungan Derajat Kejenuhan pada ruas Jalan Walikota Mustajab DS = DS = DS = 1,310 Karena jalan Walikota Mustajab mengalami kejenuhan dnegan derajat kejenuhan diatas 0.75, maka langkah yang diambil untuk mengatasi hal masalah ini adalah dengan membuat lahan parkir diluar badan jalan. Setelah itu, kinerjanya dihitung kembali dengan persamaan : C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS C = 2900 x 1.34 x 1 x 0.73 x 1.03 C = 2921.88 SMP/jam Berikut ini disajikan perhitungan Derajat Kejenuhan pada ruas Jalan Walikota Mustajab
DS = DS = DS = 0.85 Walaupun sudah dibuatkan lahan parkir di luar badan jalan, jalan ini masih mengalami kejenuhan dengan nilai 0.85. Jalan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah memanajemen jalan Walikota Mustajab dan sekitarnya, seta membuat jalan Walikota Mustajab menjadi jalan satu arah menuju Balai Kota. Kapasitas jalan Walikota Mustajab setelah dibuat satu arah : C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS C = 3300 x 1.08 x 1 x 0.73 x 1.03 C = 2679.77 SMP/jam Derajat Kejenuhan jalan Walikota Mustajab setelah diberlakukan jalan satu arah :
DS = DS = DS = 0.51 2. Pengalihan volume kendaraan dengan metode Smock Metode Smock adalah metode pembagian volume lalu lintas pada suatu jalan secara bertahap pada dua atau lebih alternatif jalan dengan mengacu pada travel time (waktu
yang dibutuhkan untuk berpindah dari satu titik ke titik lainnya) jalan alternatif setelah dibebankan volume baru. Jalan yang menjadi alternatif untuk pengalihan volume kendaraan dari Walikota Mustajab adalah jalan Ketabang Kali dan Jalan Jimerto. Berikut ini disajikan penghitungan derajat kejenuhan pada jalan Ketabang Kali dan Jimerto.
Jalan Ketabang Kali Jalan Jimerto Nilai Nilai CO 1650 2900 FCW 1.08 0.87 FCSP 1 1 FCSF 0.94 0.94 FCCS 1.03 1.03 C 1725.3324 2442.77 Q 538.5 190.3 DS 0.312 0.078 Travel time (mins) 1.84 2.43 Panjang Rute (km) 0.638 1.031 To 2.88 2.36 Tabel 4. Nilai dari setiap parameter yang dibutuhkan untuk penghitungan melalui metode Smock Parameter
Perbedaan travel time antara jalan Ketabang Kali dan Jimerto inilah yang akan menentukan pembagian volume kendaraan dari jalan Walikota Mustajab. Volume kendaraan dari jalan Walikota Mustajab adalah sebesar 1115 smp, dan akan dibagikan berkala per 30 smp. Pembagian 30 smp pertama akan dikenakan kepada jalan alternatif yang mempunyai travel time paling kecil. Pada perhitungan sebelumnya telah diketahui bahwa travel time terkecil pada kedua jalan alternatif berada pada jalan Jimerto dengan travel time sebesar 2.36 menit per kilometer, oleh karena itu 30 smp pertama dari jalan Walikota Mustajab dibebankan ke jalan Jimerto. Jumlah volume kendaraan sebesar 30 smp itu akan berpengaruh pada travel time awal, oleh karena itu, setiap selesai membebankan volume pada suatu jalan alternatif, perlu dihitung kembali nilai travel time kedua jalan tersebut dan dibandingkan kembali. Jalan alternatif dengan travel time paling kecil lah yang akan menerima beban 30 smp berikutnya. Perhitungan pembobotan volume kendaraan pada dua jalan alternatif dapat dilihat pada tabel 5. Rute Ketabang Kali Segmen 0 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Rute Jimerto
V1 Incr
V1
V1/Q1
t1
V2 Incr
V2
V2/Q2
t2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30
0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 30 60 60 90 90 120 120 150 150 180
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0269 0.0269 0.0538 0.0538 0.0807 0.0807 0.1076 0.1076 0.1345 0.1345 0.1614
2.884 2.884 2.884 2.884 2.884 2.884 2.884 2.884 2.884 2.963 2.963 3.043 3.043 3.126 3.126 3.212 3.212 3.299 3.299 3.389
0 30 30 30 30 30 30 30 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 240 270 270 300 300 330 330 360 360 390 390
0 0.0269 0.0538 0.0807 0.1076 0.1345 0.1614 0.1883 0.2152 0.2152 0.2422 0.2422 0.2691 0.2691 0.2960 0.2960 0.3229 0.3229 0.3498 0.3498
2.360 2.425 2.491 2.559 2.628 2.700 2.774 2.849 2.927 2.927 3.007 3.007 3.089 3.089 3.173 3.173 3.260 3.260 3.348 3.348
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 5
0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0
180 210 210 240 240 270 270 300 300 330 330 360 360 390 390 420 420 450 450
0.1614 0.1883 0.1883 0.2152 0.2152 0.2422 0.2422 0.2691 0.2691 0.2960 0.2960 0.3229 0.3229 0.3498 0.3498 0.3767 0.3767 0.4036 0.4036
3.389 3.482 3.482 3.577 3.577 3.674 3.674 3.774 3.774 3.877 3.877 3.983 3.983 4.092 4.092 4.203 4.203 4.318 4.318
30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 5
420 420 450 450 480 480 510 510 540 540 570 570 600 600 630 630 660 660 665
0.3767 0.3767 0.4036 0.4036 0.4305 0.4305 0.4574 0.4574 0.4843 0.4843 0.5112 0.5112 0.5381 0.5381 0.5650 0.5650 0.5919 0.5919 0.5964
4 3.440 3.440 3.534 3.534 3.630 3.630 3.729 3.729 3.831 3.831 3.935 3.935 4.042 4.042 4.153 4.153 4.266 4.266 4.285
Jalan Jimerto
Jalan Kecilung
CO
Jalan Ketabang 1650
3300
3300
FCW
1.08
0.92
0.92
FCSP
1
1
1
FCSF
0.94
0.94
0.94
FCCS
1.03
1.03
1.03
Parameter
C
1725.332 2939.4552
2939.455
Q
988.5
827.3
428.4
DS
0.573
0.281
0.146
Tabel 5. Perbandingan Panjang Rute dan Travel Time antara jalan Rute Ketabang Kali dan Jimerto
Tabel 5. Perbandingan Derajat Kejenuhan ketiga jalan alternatif setelah diadakan manajemen lalu lintas
3. Kinerja Jalan pada Jalan Alternatif Jalan-jalan yang berada di sekitar ruas jalan Walikota Mustajab dan terkena akibat dari pengubahan jalan Walikota Mustajab menjadi satu arah antara lain jalan Ketabang Kali, jalan Jimerto dan jalan Kecilung. Berdasarakan perhitungan dengan metode Smock, jalan Ketabang kali mendapat tambahan 450 smp dari jalan Walikota Mustajab dan jalan Jimerto mendapat 665 smp. Pada manajemen lalu lintas ketiga jalan ini, jalan Jimerto dan Kecilung diubah tipenya menjadi jalan satu arah.
D. Perancangan Gedung Parkir 1. Perhitungan Kebutuhan Ruang Parkir Perhitungan kebutuhan ruang parkir menggunakan Perumusan Dirjen Perhubungan Darat. Berdasarkan laporan akhir studi kriteria perancangan dan kebutuhan ruang parkir pada pusat-pusat kegiatan yang dilakukan oleh Dirjen Perhubungan Darat, maka total besarnya kebutuhan ruang parkir dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Kebutuhan Ruang Parkir di Ruas Jalan Walikota Mustajab Arah Genteng Kali : F1 = F1 = F1 = 0.0676 ≈ 6.76 % KRPGK
= F1 x F2 x Volume Parkir Harian = 6.76% x 1.1 x 429 = 31.9 SRP ≈ 32 SRP Kebutuhan Ruang Parkir di Ruas Jalan Walikota Mustajab Arah Balai Kota : Gambar 2 Peta jalan Walikota Mustajab dan sekitarnya sebelum diadakan manajemen lalu lintas
F1 = F1 = F1 = 0.0487 ≈ 4.87 % KRPBK
KRPtot
Gambar 3 Peta jalan Walikota Mustajab dan sekitarnya setelah diadakan manajemen lalu lintas Pada peta diatas terlihat bahwa jalan Jimerto dan jalan Kecilung diubah menjadi satu arah. Jalan Jimerto dibuat menuju Genteng Kali sedangkan jalan Kecilung ke arah Balai Kota. Derajat kejenuhan dari ketiga jalan tersebut setelah di manajemen dapat dilihat pada tabel 6.
= F1 x F2 x Volume Parkir Harian = 4.87% x 1.1 x 534 = 28.6 SRP ≈ 29 SRP
= KRPGK + KRPBK = 32 + 29 = 61 SRP
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari hasil analisis yang dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan antara lain : 1. Volume Parkir pada ruas jalan Walikota Mustajab menuju Genteng Kali adalah sebesar 287 mobil sedangkan ruas jalan menuju Balai Kota sebesar 257 mobil. 2. Nilai tiap karakteristik parkir adalah sebagai berikut : a. Kapasitas parkir badan jalan adalah sebesar 58 Satuan Ruang Parkir. b. Akumulasi parkir maksimum per jam pada ruas jalan menuju Genteng Kali adalah sebesar 29
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 mobil dan pada ruas jalan menuju Balai Kota adalah sebesar 26 mobil c. Durasi parkir terlama di kedua ruas jalan adalah 60 menit dengan nilai 22.30% pada ruas jalan menuju Genteng Kali dan 22.57% pada ruas jalan menuju Balai Kota. 3. Kinerja lahan parkir dapat dilihat dari Indeks Parkir dimana rata-rata tertinggi kendaraan mobil adalah sebesar 96.67% yang terjadi pada ruas jalan menuju Balai Kota yang berarti lahan parkir yang ada masih sanggup menampung kendaraaan yang parkir. 4. Kapasitas efektif untuk menampung kendaraan maksimum yang ditinjau dari pengaruh sudut parkir yaitu menggunakan sudut 0°. 5. Kinerja jalan pada jalan Walikota Mustajab telah menunjukkan bahwa jalan tersebut jenuh dengan nilai derajat kejenuhan sebesar 1,310. DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
[3] [4] [5]
[6]
[7]
[8]
[9]
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perparkiran dan Retribusi Parkir Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta Munawar, A., 2005, Dasar Dasar Teknik Transportasi, Penerbit Beta Offset, Jogjakarta Munawar, A., 2004, Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Penerbit Beta Offset, Jogjakarta Tamin, O. Z., 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998, Pedoman Pengumpulan Data Lalu Lintas Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta Warpani, S., 1990, Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung Warpani, S., 2002, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung Maulita, Dewi. 2013. Analisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya. Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil
5