ANALISA BIAYA TUNDAAN KENDARAAN DI RUAS JALAN KOTA MEDAN (STUDI KASUS : JALAN GURU PATIMPUS MEDAN) Rama Miranda Pasaribu1, Zulkarnain A. Muis2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] 1
ABSTRAK Kemacetan lalulintas pada jalan perkotaan telah menjadi topik utama permasalahan di negara berkembang termasuk Indonesia. Akibat yang ditimbulkan kemacetan ini terdiri dari kerugian materiil dan imateriil. Kerugian materiil berupa bertambahnya biaya operasional kendaraan dan kerugian imateriil yaitu kelelahan dan polusi udara. Kawasan Jalan Guru Patimpus merupakan jalan dengan volume lalulintas yang padat. Penurunan kecepatan dan kemacetan terparah terjadi pada pagi dan sore hari. Berdasarkan keadaan tersebut maka pada penelitian ini dilakukan analisa mengenai besaran biaya kemacetan kendaraan pribadi pada kawasan jalan Guru Patimpus, untuk mengetahui nilai kerugian akibat kemacetan tersebut. Besarnya kerugian dihitung berdasarkan naiknya nilai biaya operasional kendaraan (BOK). Dari hasil analisis, didapat nilai kerugian akibat keadaan ini sebesar Rp 5.200.360,untuk semua kendaraan dan untuk setiap kendaraan yang melewati kawasan ini mengalami kerugian sebesar Rp 310,- setiap melakukan perjalanan. Kata Kunci : Tundaan, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Jalan Guru Patimpus Traffic congestion on urban roads has been a major topic of the problems in developing countries, including Indonesia. The impact congestion consists of material and immaterial losses. Material loss in the form of increased vehicle operating costs and non-material loss is exhausted and air pollution. Guru Patimpus area is traffic volume roads are congested. Decrease speed and congestion are greatest at the morning and afternoon. Under these circumstances the analysis conducted in this study on the amount of congestion costs of private vehicles on the road Teacher Patimpus region, to determine the value of losses due to congestion. The amount of loss is calculated based on the increased value of vehicle operating cost (VOC). From the analysis, obtained the value of losses due to the state of IDR 5,200,360, - for all vehicles and for every vehicle that passes through the region suffered a loss of IDR 310, - per trip. Key Word : Congestion, Vehicle Operating Costs (VOC), Guru Patimpus Road 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan satu Negara berkembang yang memiliki penduduk yang relative bersifat konsumtif. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya jumlah kendaraan pribadi yang naik tiap tahunnya. Banyaknya jumlah kendaraan ini mau tidak mau berdampak pada bertambahnya volume lalu lintas di jalan-jalan kota, khususnya kota Medan. Kemacetan lalu lintas pada jalan perkotaan telah menjadi topic utama permasalahan di Negara berkembang termasuk Indonesia. Secara umum ada tiga faktor yang menyebebkan terjadinya kemacetan, yaitu terus bertambahnya kepemilikan kendaraan (Demand), terbatasnya sumber daya untuk pembangunan jalan raya dan fasilitas transportasi yang lainnya (Supply), serta belum optimalnya system pengoperasian yang ada (sistem operasi). Selain volume kendaraan yang banyak, perilaku pengemudi juga turut menjadi salah satu pemicu kemacetan di jalan. Kurangnya kesadaran pengemudi dalam mematuhi peraturan lalu lintas menyebabkan berbagai pelanggaran dan ketidaknyamanan dalam melewati suatu ruas jalan. Kemacetan yang terjadi mau tidak mau menimbulkan kerugian materiil maupun imateriil. Kerugian materiil yakni adanya pemborosan bahan bakar yang bertambah akibat melewati jalan yang macet, dan kerugian imateriil berupa kelelahan pengemudi yang bertambah dan tingkat polusi udara yang meningkat. Akibat kemacetan ini sangatlah merugikan barbagai pihak, baik dari segi aspek pengemudi, jalan itu sendiri dan juga kendaraan yang melewati jalan tersebut, sehingga layak apabila kita memperhitungkan kerugian yang ditimbulkan akibat kondisi tersebut.
1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : Merumuskan suatu nilai kerugian akibat dari adanya tundaan lalulintas di ruas jalan kota Medan, dalam penelitian ini kerugian yang dialami kendaraan yang melewati jalan Guru Patimpus Medan. 1.3 Pembatasan Masalah Pada penulisan tugas akhir ini, penelitian hanya dititikberatkan pada : 1. Objek penelitian hanya dilakukan pada kendaraan pribadi saja 2. Penelitian dilakukan pada ruas jalan Guru Patimpus dan dilakukan pada saat jam sibuk (peak hour). 3. Penelitian ini dilakukan karena sering terlihatnya kemacetan pada jalan Guru Patimpus dan perhitungan kerugian akibat adanya kemacetan hanya dibatasi pada pemakaian kendaraan saja.
2 TINJAUAN PUSTAKA Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain. Kemacetan total apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak lambat. Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5. Kemacetan apabila ditinjau dari tingkat pelayanan jalan (Level of Service), pada saat LOS < C.LOS < C, kondisi arus lalu lintas mulai tidak stabil, kecepatan operasi menurun relatif cepat akibat hambatan samping yang timbul dan kebebasan bergerak relative kecil. Pada kondisi ini volume-kapasitas lebih besar atau sama dengan 0,8 (V/C > 0,8), dan pada akhirnya nilai LOS sudah mencapai tingkat pelayanannya, maka aliran lalu lintas menjadi tidak stabil sehingga terjadi tundaan berat, yang disebut kemacetan lalu lintas. Congestion cost (biaya kemacetan) merupakan selisih antara marginal social cost (biaya yang dikeluarkan masyarakat) dengan private cost (biaya yang dikeluarkan oleh pengguna kendaraan pribadi) yang disebabkan oleh adanya tambahan kendaraan pada ruas jalan yang sama. Perhitungan beban biaya kemacetan didasarkan kepada perbedaan antara biaya marginal social cost dan marginal private cost dari suatu perjalanan. Biaya kemacetan adalah biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas maupun tambahan volume kendaraan yang mendekati ataupun melebihi kapasitas pelayanan jalan. Biaya operasi kendaraan didefinisikan sebagai biaya yang secara ekonomi terjadi dengan adanya pengoperasian satu jenis kendaraan pada kondisi normal untuk satu tujuan tertentu. Biaya operasi kendaraan terdiri atas biaya tetap (standing cost) dan biaya tidak tetap (running cost). Karena yang diperhitungkan sebagai manfaat proyek adalah selisih dalam BOK, maka yang perlu dihitung adalah biaya tidak tetap saja, baik untuk kondisi dengan proyek (with project) maupun untuk kondisi tanpa proyek (without project). Pada tugas akhir ini digunakan dua metode perhitungan untuk mendapatkan nilai Biaya Operasional Kendaraan, yakni dengan menggunakan program HDM-4 dan Metode perhitungan BOK manual LAPI-ITB. Biaya tundaan ini dirumuskan dengan model : 𝐴
C = N* [𝐺𝐴 + (1 − ) 𝑉′]T 𝐵
3 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Tinjauan pustaka Mengumpulkan referensi dari beberapa literatur yang terkait dengan penelitian 2. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey yang terdiri dari survey kecepatan rata-rata, survey arus lalu lintas dan survey inventarisasi jalan 3. Pengolahan data Data yang ada diolah dengan menggunakan program HDM-4 dan Metode BOK dari LAPI ITB untuk mendapatkan nilai biaya operasional kendaraan.
4 LOKASI PENELITIAN
Gambar 1 Lokasi Ruas Jalan Guru Patimpus Medan Lokasi penelitian adalah ruas jalan Guru Patimpus Medan dimana jalan ini merupaka jalan penghubung antara dua jalan protokol kota Medan, yakni antara Jalan Gatot Subroto dan jalan Perintis Kemerdekaan.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Data Volume Lalu Lintas di Ruas Jalan Guru Patimpus Waktu
Kendaraan /jam
Smp /jam
07.00-08.00 08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 11.00-12.00 12.00-13.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00 16.00-17.00 17.00-18.00 18.00-19.00
5050 5175 4108 4145 4637 5215 4431 4417 4743 4525 5357 3854
2803 2815 2332 2452 2847 3022 2591 2435 2720 2592 2756 1967
5.2 Data Kecepatan Rata-rata per Jam Pada Ruas Jalan Guru Patimpus Waktu
Kecepatan
07.00-08.00 08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 11.00-12.00 12.00-13.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00 16.00-17.00 17.00-18.00 18.00-19.00
22,13 25,63 36,85 35,77 26,33 25,15 25,54 35,62 25,48 26,43 24,95 38,83
5.3 Hubungan antara Volume Lalulintas dan Kecepatan Rata-rata Kecepatan
Volume (smp/jam)
2847
2803 2815 2452
3022 2591
2435
2720 2592 2756
1967 1332
38.83 22.13 25.63 36.85 35.77 26.33 25.15 25.54 35.62 25.48 26.43 24.95
5.4 Perhitungan BOK dengan program HDM-4
Gambar 2. Contoh Hasil perhitungan BOK dengan program HDM-4
Besaran Biaya Operasional Kendaraan pada Jalan Guru Patimpus pada setiap jam Jam 07.00-08.00 08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 11.00-12.00 12.00-13.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00 16.00-17.00 17.00-18.00 18.00-19.00
Kecepatan 22,13 km/jam 25,63 km/jam 36,85 km/jam 35,77 km/jam 26,33 km/jam 25,15 km/jam 25,54 km/jam 35,62 km/jam 25,48 km/jam 26,43 km/jam 24,95 km/jam 38,83 km/jam
Biaya Operasional Kendaraan Rp 3.007,-/kendaraan Rp 2.813,-/kendaraan Rp 2.425,-/kendaraan Rp 2.425,-/kendaraan Rp 2.813,-/kendaraan Rp 2.813,-/kendaraan Rp 2.813,-/kendaraan Rp 2.425,-/kendaraan Rp 2.813,-/kendaraan Rp 2.813,-/kendaraan Rp 2.813,-/kendaraan Rp 2.425,-/kendaraan
Hubungan Kecepatan Kendaraan dan Besarnya Biaya Operasional Kendaraan
Hubungan Kecepatan Kendaraan dan Besarnya Biaya Operasional Kendaraan 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
BOK
Column1
5.5 Perhitungan BOK dengan Metode Maual LAPI-ITB •
Konsumsi bahan bakar
= 0,0284V2 - 3,0644V + 141,68 Y = KKBdasar x (1 ± (kk + kl + kr) Faktor koreksi akibat kelandaian negatif (kk)
g < -5%
-0,337
-5% ≤ g < 0% 0% ≤ g < 5%
-0,158 0,400
g ≥ 5%
0,820
0 ≤ NVK < 0,6
0,050
0,6 ≤ NVK < 0,8
0,185
NVK ≥ 0,8 < 3m/km
0,253 0,035
≥ 3m/km
0,085
Faktor koreksi akibat kelandaian positif (Kk) Faktor koreksi akibat kondisi arus lalu lintas (kl) Faktor koreksi akibat kekasaran jalan (kr)
•
Konsumsi minyak pelumas Y = (0,003 lt/1000km x 1000) = 3/1000km x 1,50 = 4,5/1000km
Jenis Kendaraan Kecepatan (km/jam)
10 – 20
Golongan I
Golongan IIA
Golongan IIB
0,0032
0,0060
0,0049
• • • • • •
20 – 30
0,0030
0,0057
0,0046
30 – 40
0,0028
0,0055
0,0044
40 – 50
0,0027
0,0054
0,0043
50 – 60
0,0027
0,0054
0,0043
60 – 70
0,0029
0,0055
0,0044
70 – 80
0,0031
0,0057
0,0046
80 – 90
0,0033
0,0060
0,0049
90 – 100
0,0035
0,0064
0,0053
100 - 110
0,0038
0,0070
0,0059
Nilai kekasaran jalan
Faktor koreksi
< 3 m/km
1,00
≥ 3 m/km
1,50
Konsumsi pemakaian ban Y = 0,0008848V – 0,0045333 Biaya Pemeliharaan (suku cadang) Y = 0,0000064V + 0,0005567 Biaya Pemeliharaan (montir) Y = 0,00362V + 0,36267 Biaya Penyusutan (depresiasi) Y = 1/(2,5V + 125) Bunga modal Bunga Modal = 0,22% x (harga kendaraan baru Biaya Asuransi Y = 38/ (500V) Y’ = biaya asuransi x harga kendaraan
Maka total biaya tundaan kendaraan pribadi yang melewati jalan Guru Patimpus adalah sebesar : C = 16.808* [ 3.007 𝑥 22,13 + (1 −
22,13 38,83
) 5.139]0,0045
C = Rp 5.200.360,008 = Rp 5.200.360,Pada penelitian ini ditetapkan besaran biaya tundaan di kawasan Jalan Guru Patimpus adalah Rp 5.200.360,- untuk 12 jam penelitian yang harus ditanggung oleh pengendara kendaraan pribadi. Pada saat survey terdapat 16.808 kendaraan pribadi yang melewati jalan Guru Patimpus, maka biaya tundaan yang harus ditanggung oleh setiap pengguna kendaraan pribadi adalah sebesar Rp 310,-/kendaraan untuk setiap perjalanan.
6
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tundaan yang terjadi pada jalan Guru Patimpus disebabkan oleh arus local yaitu akibat adanya aktivitas perdagangan. 2. Ruas jalan arah Gatot Subroto merupakan ruas jalan yang paling parah mengalami tundaan terutama pada pukul 07.00-08.00 dan 17.00-18.00. 3. Kinerja jalan terburuk terjadi pada pukul 07.00-08.00 dengan kecepatan rata-rata kendaraan 22,13 km/jam dengan tingkat pelayanan pada level D. 4. Kerugian paling dasar dari tundaan adalah waktu tempuh dan juga pemborosan bahan bakar yang mengakibatkan naiknya biaya opersional kendaraan. 5. Penambahan BOK sebesar Rp 3.007,- dan total biaya tundaan sebesar Rp 5.200.360,- dan tambahan biaya yang ditanggung pengemudi tiap kendaraan sebesar RP 310,- tiap melakukan perjalanan.
7
SARAN Adapun dari penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut : 1. Penelitian lebih lanjut sebaiknya dilakukan pada jalan dengan menyertakan hambatan samping lainnya seperti Pedagang Kaki Lima (PKL). 2. Memberikan sanksi yang tegas terhadap pengemudi yang melanggar peraturan lalu lintas.
8
REFERENSI Jotin, Kristy. C and B. Kent Lall. (2003). “Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid I”. Penerbit Erlangga, Jakarta. Tamin, O.Z. (2008). “Perencanaan , Pemodelan, dan Rekayasa Transportasi : Teori, Contoh Soal dan Aplikasi”. Penerbit ITB, Bandung. Tzedakis, A. (1980). “Different Vehicle Speeds and Congestion Costs”. Journal of Transport Economics and Policy. Bennet, C.R, Paterson, D.O. (2000). “HDM-4 A Guide to Calibration and Adaptation”. Kamaluddin, R. (1986). “Ekonomi Transportasi”. Ghalia Indonesia, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. (2004). “Pra Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan”