ANALISIS MODEL JARINGAN KERJA PADA PERAKITAN HYDRAULIC EXCAVATOR TlPE EX-200 DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA, BEKASI, JAWA B A U T
Oleh EKO DERMAWAN
F 28.0910
1995
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTJTUT BERTANIAN BOGOB
BOGOR
Eko Dermawan (F 28.0910). Analisis model jaringan kerja pada perakitan Hydraulic Excavator Tipe EX-200 di P T Hitachi Construction Machinery Indonesia, Bekasi,Jawa Barat. Di bawah bimbingan Ir. R. Godfried Sitompul dan Dr. Ir. Bambang Pramudya, MEng.
RINGKASAN Pengembangan industri alat-alat berat terutama yang mendukung pengembangan sektor pertanian mempunyai arti yang sangat penting karena menyangkut alih dan penerapan teknologi serta penguasaan modal, selain itu juga karena mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif banyak. Peningkatan kebutuhan pasar terhadap produk alat berat mengharuskan produsen alat berat melakukan inovasi dalam melakukan proses produksi, agar dapat memenuhi kebutuhan pasar tanpa mengalami hambatan yang berarti akibat terjadinya perubahan dalam proses produksi. PT Hitachi Construction Machinery Indonesia adalah usaha patungan
(joint
venture) beberapa PMDN dan PMA yang merakit alat berat terutama excavator.
Perusahaan ini didirikan dalam usaha
untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan sekaligus menciptakan lapangan kerja. Karena berkaitan dengan manajemen produksi dimana didalamnya terkait dengan proses pengambilan keputusan sangat diperlukan suatu perencanaan produksi yang matang dan bersifat kuantitatif. Penggunaan jaringan kerja adalah
salah
satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan suatu proyek atau produksi yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam diagram jaringan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari, membuat dan menganalisis model jaringan kerja pada produksi perakitan Hydraulic Excavator Tipe EX-200 di PT Hitachi Constuction Machinery Indonesia.
Penelitian ini meliputi
analisis waktu dan analisis sumberdaya. Excavator adalah alat serbaguna yang dapat dipergunakan untuk menggali, memuat dan mengangkat material.
Ter-
istimewa dipergunakan untuk menggali parit-parit saluran air atau pipa (pipe line).
Dengan penggantian kelengkapan
tarnbahan (attachment), alat ini dapat juga dipakai untuk memecah batu, mencabut tunggul, membongkar aspalan dan lain-lain. Konstruksi bagian atas dari alat, dimana kondisi medan berat, dapat berputar 3 6 0 ° ,
sehingga memungkinkan
alat ini bekerja ditempat yang sempit sekalipun. Penggunaan metode jaringan kerja dalam perakitan Hydraulic Excavator Tipe EX-200 ini adalah agar perencanaan dan penjadwalan yang telah dibuat dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan target yang diharapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis kegiatan untuk jaringan kerja produksi Hydraulic Excavator Tipe EX-200, apabila jam kerja per hari adalah 8 jam dengan 5 hari kerja per minggu (160 jam dalam sebulan), pada Model 1 diperkirakan lama
pekerjaan untuk memproduksi satu unit Hydraulic Excavator Tipe EX-200 adalah 20.774 jam.
Kapasitas produksi yang
diperoleh sebesar 43 unit per bulan dengan jumlah tenaga kerja ja.
41 orang, bila terjadi alokasi untuk beberapa peker-
Sedangkan pekerja sebenarnya berjumlah 37 orang. Pada analisis kegiatan untuk jaringan kerja Model 2
diperkirakan lama pekerjaan untuk memproduksi satu unit Hydraulic Excavator Tipe EX-200 adalah 25.083 jam. Kapasitas produksi yang diperoleh sebesar 21 unit per bulan dengan jumlah tenaga kerja 33 orang, bila para pekerja hanya bekerja pada bidangnya masing-masing tanpa beralokasi ke kegiatan lain. Sedangkan analisis kegiatan untuk jaringan kerja Model 3 diperkirakan lama pekerjaan untuk memproduksi satu unit Hydraulic Excavator Tipe EX-200 adalah 20.717 jam. Kapasitas produksi yang diperoleh sebesar 43 unit perbulan, bila para pekerja hanya bekerja pada bidangnya masingmasing tanpa beralokasi ke kegiatan lain. Dalam penentuan lintasan kritis pada perakitan Hydraulic Excavator Tipe EX-200 ini perlu diketahui Saat Paling Cepat (SPC) dan Saat Paling Lambat (SPL) semua kegiatan. Dari nilai SPC dan SPL tersebut dapat ditentukan lintasan kritisnya.
Pada masing-masing model (Model 1 , Model 2 ,
Model 3) memiliki kegiatan-kegiatan kritis yang sama yaitu pada kegiatan CV - DUMMY1
-
SMF - JUC - CW - FAA - FC -
FT
- UC - SND - MSK
-
RPRl - P N T l - PNT2 -QCP - MRK - RPR2 -
FI - DLV.
Dengan menggunakan lintasan kritis tersebut dapat dibuat perencanaan dan penjadwalan perakitan setiap unit Excavator Tipe E X - 2 0 0 . Hasil analisis peluang keberhasilan terhadap pelaksanaan penyelesaian perakitan dengan model jaringan kerja untuk satu unit excavator tipe EX-200 pada Model 1 adalah 2 0 . 7 7 4 jam dengan ragam lintasan kegiatan perakitan 0.143
dan simpangan baku sebesar 0 . 3 7 8 untuk peluang
keberhasilan mencapai 5 0 % . Peluang berhasil hanya mencapai 4 0 % jika waktu produksi yang direncanakan 2 0 . 6 7 7 jam, peluang berhasil 6 0 % bila waktu yang direncanakan sebesar 2 0 . 8 7 1 jam
dan peluang
berhasil 8 0 % bila waktu yang direncanakan 2 1 . 0 9 3 jam. Berdasarkan analisis kegiatan yang dilakukan terhadap Model 1, Model 2 dan Model 3 , penggunaan model jaringan kerja pada Model 3 merupakan alternatif jaringan kerja yang dipilih,
karena tenaga kerja yang digunakan hanya berjum-
lah 37 orang tanpa mengurangi kapasitas produksi 43 unit per bulan, serta tidak terjadi alokasi terhadap tenaga kerja yang ada. Pengaruh penggunaan tenaga kerja yang tepat, baik kualitas maupun kuantitas dalam perakitan excavator sangat menentukan keberhasilan dalam proses produksi oleh karena itu dianjurkan adanya perbaikan untuk meningkatkan kapasitas dalam usaha mempercepat pelaksanaan proses produksi.
ANALISIS MODEL JARINGAN KERJA PADA PERAKITAN HYDRAULIC EXCAVATOR TIPE EX-200 DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA, BEKASI, JAWA BARAT
Oleh :
EKO DERMAWAN F 28.0910
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian Pada Jurusan Mekanisasi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1995 JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
L A M P I R A N