ISSN 2302-0172 pp. 37- 44
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
8 Pages
ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA SOSIAL TERHADAP PENGELOLAAN HASIL HUTAN DI PROVINSI ACEH Finna Okta Akriana1, Abubakar Hamzah2, Muhammad Nasir3 1) Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstrac: Forest management aims to use forest resources benefit either directly or indirectly. The amount of using of forest resources were also issued substantial cost. Forest management, if not accompanied by preservation will cause environmental damage. As what happened in Aceh Province which has suffered damage to 23124.41 hectares of forest per year. The objective of this study is to analyze the benefits received and the social costs of managing the forest. This study includes discussion of the benefits and costs that are analyzed through Costs and Benefits Analysis. The results showed that the total benefits of forest management for 11 years is 5 billion rupiahs while the total cost incurred is 6 billion rupiahs. By using the interest rate ( BI rate) 9.69 % the NVP value is negative - 206 044 163 460 , and the value of B / C is smaller than 1 is 0.9159. Based on the results of the study it indicate that forest management does not reasonable to be continued because of the costs outweigh the benefits. Therefore continue using of the forests there must be balancing between forest management and preservation. The central and local governments should create a policy to maintain the forest sustainability in the future. Keywords: Benefit and Social Cost, Forest Management, Aceh Province Abstrak: Pengelolaan hutan bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya hutan baik manfaat secara langsung maupun tidak langsung. Besarnya pemanfaatan sumber daya hutan yang dilakukan juga mengeluarkan biaya yang besar pula. Pengelolaan hutan apabila tidak disertai pelestariannya akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Seperti yang terjadi di Provinsi Aceh yang telah mengalami kerusakan hutan hingga 23.124,41 hektar per tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis manfaat yang diterima dan biaya sosial dari pengelolaan hutan tersebut. Penelitian ini meliputi pembahasan manfaat dan biaya yang dianalisis melalui Analisis Manfaat dan Biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total manfaat yang dari pengelolaan hutan selama 11 tahun adalah sebesar 5 triliun rupiah sedangkan total biaya yang dikeluarkan selama 11 tahun adalah sebesar 6 triliun rupiah. Maka dengan menggunakan tingkat suku bunga (BI rate) 9,69 % diketahui nilai NVP negatif yaitu Rp -263.775.413.458, dan nilai B/C lebih kecil daripada 1 yaitu 0,8948. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan hutan tidak layak untuk diteruskan karena biaya yang lebih besar daripada manfaatnya. Oleh karena itu agar hutan tetap dapat dimanfaatkan pengelolaan hutan harus seimbang dengan pelestariannya. Selain itu pemerintah pusat dan pemerintah daerah di Provinsi Aceh harus secara tegas membuat kebijakan agar kelestarian hutan dapat terjaga dengan baik untuk masa yang akan datang. Kata Kunci: Manfaat dan biaya sosial, Pengelolaan hutan, Provinsi Aceh
PENDAHULUAN
Pengelolaan hutan bertujuan untuk mendapatkan manfaat dari hasil hutan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Hasil hutan merupakan sumber daya ekonomi potensial yang mampu menghasilkan produksi kayu maupun non-kayu juga lahan di dalam areal 37 -
Volume 2, No. 4, November 2014
kawasan hutan. Hutan tidak saja memberikan manfaat pada saat mereka ditebang (manfaat eksploitasi) namun juga banyak memberikan manfaat tatkala sumber daya ini dibiarkan (Fauzi, 2006). Selain menghasilkan barang seperti kayu, lahan dan sebagainya, tetapi juga memiliki nilai lain seperti pelindung panas,
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penghasil oksigen (O2) dan menyerap karbon
Laju eksploitasi hutan Aceh sangat
dioksida (CO2), pemecah angin, serta pelindung
tinggi dan meningkat tiap tahunnya. Laju
tanah dari bahaya erosi. Hutan juga merupakan
kerusakan hutan ini merupakan penyebab
rumah para habitat satwa dan keanekaragaman
potensial terjadinya banjir, tanah longsor, dan
hayati
kebakaran hutan selama ini.
yang
penting
dalam
menjaga
keseimbangan ekosistem.
Hal ini menunjukkan bahwa selama ini
Provinsi Aceh merupakan salah satu
aktifitas
pengelolaan
hutan
yang
tidak
daerah yang memiliki potensi sumber daya
bertanggung jawab masih terjadi dan begitu
hutan yang tinggi. Luas wilayah di provinsi
banyak mengorbankan sumber daya hutan
Aceh mencapai 56.770,81 KM2 dengan luas
hanya
areal kawasan hutan 3.336.993,00 hektar (Dinas
memperdulikan generasi yang akan datang.
Kehutanan, 2012). Hutan Aceh menghasilkan
Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk
kayu bulat, kayu gergaji, rotan, dan sebagainya.
menganalisis dengan menghitung manfaat dan
Hutan Aceh juga dimanfaatkan sebagai hutan
biaya sosial yang dikeluarkan oleh masyarakat
wisata yang dikelola untuk menghasilkan
dari pengelolaan hasil hutan di Provinsi Aceh.
untuk
keuntungan
sesaat
tanpa
pendapatan daerah juga meningkatkan sektor lain
seperti
sebagainya.
perhubungan, Hal
ini
industri
menyatakan
dan bahwa
Kehutanan dan hasil hutan menghasilkan
KAJIAN KEPUSTAKAAN Definisi Hutan Hutan
adalah
suatu
pohon-pohon
lapangan
barang, jasa, dan aktivitas ekonomi yang sangat
bertumbuhan
yang
secara
bermanfaat bagi masyarakat Aceh terutama
keseluruhan merupakan persekutuan hidup
masyarakat di sekitar kawasan hutan.
alam hayati beserta alam lingkungannya dan
Selain manfaat yang diperoleh, ada
yang ditetapkan pemerintah sebagai hutan
juga biaya yang harus ditanggung oleh pihak
(Alam dkk, 2009). Sesuai dengan Undang-
pengelola, pemerintah maupun masyarakat.
Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Dalam ekonomi lingkungan tidak hanya biaya
Kehutanan, Hutan adalah suatu hamparan
dari pengelolaan hutan tersebut yang dihitung,
ekosistem
tetapi juga biaya atas dampak yang terjadi
sumberdaya alam hayati yang didominasi
karena pengelolaan tersebut.
pepohonan
Hutan Aceh saat ini dalam kondisi yang sangat
memprihatinkan.
Data
berupa
dalam
hamparan
lahan
persekutuan
berisi
alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak
WALHI
dapat dipisahkan. Sehingga apabila terjadi
menunjukkan bahwa laju kerusakan hutan dari
kerusakan hutan maka akan mengganggu
tahun 2006 hingga 2009 mencapai 92.497,64
konservasi
hektar dengan kerusakan rata-rata per-tahun
dalamnya secara keseluruhan.
makhluk
hidup
yang
ada
23.124,41 hektar di seluruh kabupaten dan kota. Volume 2, No. 4, November 2014
- 38
di
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala melampaui daya dukung bumi yaitu regenerasi
Pengelolaan hutan Menurut
Suparmoko (1994), hutan telah
sumber daya hutan.
dimanfaatkan sejak saat kehidupan manusia
Akibat meningkatnya penduduk dan
masih primitif. Manusia memanfaatkan hutan
konsumsi akan sumber daya hutan maka
sebagai sumber kehidupan, seperti berladang,
memaksa
berburu, memancing, menebang dan menjual
hutan demi meningkatkan pembangunan dan
kayu, mengumpulkan dan menjual hasil non
kualitas hidup. Pembangunan menyebabkan
kayu dan menggunakan tumbuhan hutan yang
eksploitasi
diketahui khasiatnya untuk pengobatan. Jadi
semakin tinggi. Oleh karena itu pembangunan
sumber daya hutan telah lama dimanfaatkan
yang berbasis kehutanan harus memperhatikan
oleh manusia sehingga perlu pengelolaan yang
aspek lingkungan agar hutan tidak mengalami
baik agar hutan dapat beregenerasi dan tidak
kerusakan yang akan merugikan manusia.
mengalami dampak kerusakan. Salim
(2000)
manusia melakukan pengelolaan
terhadap
sumber
daya
hutan
Sumarwoto (2003) juga mengatakan
mengatakan
bahwa
bahwa pembangunan itu harus berwawasan
karena hutan murah dan mudah didapat maka
lingkungan, yaitu lingkungan diperhatikan sejak
banyak pihak yang terlibat dalam pengelolaan
mulai pembangunan itu direncanakan sampai
hutan. Mulai dari kelompok pelestarian hutan,
pada waktu operasi pembangunan tersebut. Kita
kelompok yang berkepentingan dengan hutan
harus
karena faktor ekonomi, serta kelompok yang
negatif dan menekannya agar sedapat mungkin
berkepentingan
tidak
untuk
tempat
hunian
masyarakat lokal. Mulai dari masyarakat sekitar
memperhitungkan
terjadi
demi
dampak-dampak
pembangunan
dan
kelangsungan hidup.
hutan sampai masyarakat perkotaan yang jauh
Jadi, sumber daya hutan adalah
dari hutan. Mulai dari masyarakat ekonomi
sumber daya yang harus diperhitungkan secara
lemah sampai pejabat dan pengusaha besar ikut
cermat
menikmati ciptaan Tuhan ini. Sehingga dengan
pemanfaatannya karena manfaat yang diperoleh
bertambahnya
harus seimbang bahkan melebihi biaya yang
penduduk,
maka
akan
meningkatkan pemanfaatan sumber daya hutan
terhadap
berbagai
alternatif
ditanggung. Untuk menghitungnya kita dapat
Hilangnya sumber daya hutan akan
menggunakan analisis manfaat dan biaya yang
mempengaruhi kualitas lingkungan yang ada di
merupakan salah satu cara dalam mengevaluasi
sekitarnya.
pengelolaan
Jika
jumlah
manusia
terus
bertambah dan konsumsi akan sumber daya
hutan
yang
didasarkan
pada
perbandingan antara Benefits dan Costs
hutan perorang akan bertambah pula, maka eksploitasi
terhadap
hutan
akan
terus
meningkat. Apabila tidak diatasi maka akan
Analisis Manfaat dan Biaya Analisis manfaat dan biaya adalah suatu sistem evaluasi dari manfaat dan biaya
39 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ekonomi
dari
suatu
alternatif
investasi.
dari pengelola sumber daya khususnya hutan.
Misalnya proyek utama dibandingkan dengan
Analisa
satu atau beberapa alternatif lainnya. Intinya
mengevaluasi pengambilan keputusan publik
adalah
dengan
bagaimana
menjawab
pertanyaan:
manfaat apa yang dapat diperoleh jika alternatif
ini
juga
bertujuan
mempertimbangkan
agar
dapat
kesejahteraan
masyarakat.
ini dilaksanakan dan biaya apa saja yang dibutuhkan oleh proyek itu?
METODE PENELITIAN
Dalam analisa manfaat dan biaya tidak hanya
mengukur
kelayakan
dari
aspek
Penelitian ini membahas manfaat dan biaya
yang
diakibatkan
dari
pengelolaan
komersial saja, tetapi juga mengukur kelayakan
sumber daya hutan di Provinsi Aceh. Data
dari aspek kelayakan sosial. Dalam ekonomi
mengenai jumlah hasil produksi sumber daya
konvesional , analisa manfaat biaya hanya
hutan
memperhitungkan input dan output
yang
digunakan untuk menganalisis berapa besar
nilainya ada di pasar. Tapi dalam hal ini ,
manfaat dan biaya sosial terhadap pengelolaan
analisa manfaat biaya memasukkan biaya input
sumber daya hutan di Provinsi Aceh. Penelitian
dan ouput yang tidak ada di pasar. Intinya
ini menggunakan time series selama 11 tahun,
adalah
yaitu mulai dari tahun 2002 sampai dengan
mengukur,
memasukkan,
dan
membandingkan semua manfaat dan biaya dari
dan
biaya-biaya
yang
dikeluarkan
tahun 2012.
proyek publik atau program yang berkaitan dengan studi (Field,2002).
Analisis
Mitchell (2003) mengatakan bahwa
Dalam
penelitian
ini
digunakan
Analisis manfaat dan biaya menjabarkan nilai-
pendekatan yang dikemukakan oleh John and
nilai keuntungan dan kerugian pada periode-
Maynard (1987) dalam bukunya yang berjudul
periode tertentu dalam suatu rentang waktu dan
Economic
menghitung perbandingan antara keuntungan
Environment. Pendekatan ini diharapkan dapat
dan kerugian. Melakukan valuasi ekonomi
menjelaskan mengenai manfaat dan biaya
terhadap barang dan jasa yang dihasilkan dari
soasial dari pengelolaan sumber daya hutan.
Valuation
Techniques
for
the
sumber daya alam adalah memperhitungkan
Untuk mengestimasi hubungan antara
manfaat yang diperoleh dari sumber daya alam
manfaat dan biaya dari kerusakan hutan
dan biaya yang ditimbulkan bila sumber daya
digunakan:
itu rusak atau biaya-biaya lainnya untuk memperoleh
manfaat
sumber
daya
alam
tersebut. Analisa
Model dasar Analisis Benefits Cost adalah sebagai berikut: 1. Net Present Value (NPV)
ini
dapat
membantu
melindungi dan mengelola mutu lingkungan
NPV = ∑ B
………………..(1)
menunjukkan
manfaat
Volume 2, No. 4, November 2014
yang - 40
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diterima dari sumber daya hutan,
Dengan luas
wilayah 5.727.557 Ha,
seperti kayu bulat, kayu gergaji,, dan
Provinsi Aceh berbatasan dengan selat malaka
non kayu. C menunjukkan biaya-biaya
di sebelah utara dan timur, Provinsi Sumatera
yang
masyarakat
Utara di sebelah selatan, dan Samudera
seperti, kerugian bencana, kerusakan
Indonesia di sebelah barat. Daerah Provinsi
lahan, rumah masyarakat yang rusak,
Aceh yang membujur dari utara ke selatan
pencurian
r
dibelah oleh Bukit Barisan yang penuh dengan
t
hutan yang lebat. Luas hutan di aceh 3.336.993
akan
Ha yang tersebar di kabupaten-kabupaten di
dikeluarkan
kayu,
oleh
dan
menunjukkan
suku
menunjukkan
hubungan
lain-lain,
bunga
dan
ini
berubah sejalan perubahan waktu.
Provinsi Aceh. Kawasan hutan mempunyai luas
Apabila NPV > 0, maka kegiatan
sebesar 58,08% dari wilayah Provinsi Aceh
atau pengambilan sumber daya hutan
sehingga sektor kehutanan merupakan sektor
layak dilakukan dan jika NPV < 0
yang sangat mempengaruhi pembangunan di
pengambilan sumber daya hutan harus
Provinsi Aceh.
dihentikan.
Manfaat Pengelolaan Hutan
2. Benefits Cost Ratio (BCR) =
∑= =𝟎
+
= =𝟎
+
∑
Dari
………………………(2)
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan diketahui total nilai benefit dari pengelolaan hutan di Provinsi Aceh selama
Apabila B/C > 1, maka kegiatan
sebelas
(11)
tahun
adalah
Rp
pengelolaan sumber daya hutan dapat
5.654.781.149.176,00. Manfaat terbesar
diteruskan dan jika B/C < 1 maka
pengelolaan hutan adalah produksi hasil hutan
kegiatan tersebut tidak dapat diteruskan.
yang berupa kayu dan non kayu yaitu sebesar
dari
Rp 5.591.046.476.676,00. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat di tabel di bawah ini:
HASIL PEMBAHASAN
Tabel 1. Manfaat Hasil Hutan
Gambaran umum Provinsi Aceh Provinsi Aceh merupakan
salah satu
provinsi di Indonesia yang letaknya paling barat di pulau Sumatera. Provinsi Aceh berkoordinat antara 01° 58’ 37,2” - 06° 04’ 33,6” lintang
No 1
Produksi Kayu Bulat
2
Kayu Gergaji
4.842.744.630.876
3
Rotan Manau
3.685.880.000
4
Rotan Semambo
5 6
Kulit Kayu Rotan Tabu-tabu
7
Gubal Cendana Total
utara dan 94° 57’ 57,6” - 98° 17’ 13,2” bujur timur dengan ketinggian rata-rata 125 meter di atas permukaan laut. Pada tahun 2012 Provinsi Aceh dibagi menjadi 18 kabupaten, 5 kota yang terdiri dari 289 kecamatan, 778 mukim, dan 6.492 gampong atau desa. 41 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Sumber: diolah
Nilai 470.303.752.900
7.425.262.500 265.087.250.000 459.910.000 1.339.790.400 5.591.046.476.676
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Manfaat dari pengelolaan hutan tidak
Nasional Gunung Leuser pengunjung harus
hanya dari hasil hutan, namun juga dapat
membayar tarif masuk sebesar dua ribu lima
menyerap tenaga kerja. Perkembangan tenaga
ratus rupiah (Rp2.500,00) untuk wisatawan
kerja juga sangat mempengaruhi produksi suatu
lokal dan dua puluh ribu rupiah (Rp20.000,00)
daerah. Dengan adanya pemberian upah kepada
untuk wisatawan asing. Untuk mengetahui
para tenaga kerja, maka pengelolaan hutan
jumlah wisatawan yang datang ke Taman
memberi
mengurangi
Nasional Gunung Leuser pada tahun 2002
pendapatan
sampai dengan tahun 2012 dapat kita lihat di
manfaat
pengangguran,
dalam
meningkatkan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-
tabel di bawah ini:
hari dan meningkatkan perekonomian. Berikut
Tabel 3. Jumlah Wisatawan Hutan Provinsi
tabel estimasi pendapatan pegawai pengusaha hutan:
Tahu n
Tabel 2. Upah Buruh Tahun 2002-2012 2002
Jumlah Pegawai 900
2003
900
2004
1200
2005
1050
2006
900
Tahun
2007
1050
2008 2009 2010
300
2011
300
2012
450
Total
Sumber: Diolah Selain penyerapan
Upah/Tahun Rp 4.536.000.000 Rp 5.616.000.000 Rp 8.352.000.000 Rp 7.812.000.000 Rp 8.856.000.000 Rp 10.710.000.000 Rp 4.680.000.000 Rp 4.860.000.000 Rp 7.560.000.000 Rp 62.982.000.000
tenaga
Aceh Tahun 2002-2012
kerja,
Wisatawan As (Rp) ing -
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Indo nesia -
2008
2.013
5.032.50 0
4.857
97.140.00 0
2009
642
1.605.00 0
221
4.420.000
2010
2.841
7.102.50 0
10.37 2
207.440.0 00
2011
2.500
6.250.00 0
10.99 6
219.920.0 00
2012
2.521
6.302.50 0
9.873
197.460.0 00
To tal
26.292.5 00
(Rp) -
726.380.0 00
Sumber: Planologi Kementrian Kehutanan 2002-2012
manfaat tidak langsung yang didapat dari pengelolaan hutan adalah potensi pariwisata. Provinsi Aceh memiliki Taman
Nasional
Gunung Leuser (TNGL) yang menjadi daya
memasuki
Semua biaya merupakan akumulasi dari total biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah dan masyarakat. Total biaya pengelolaan hutan
tarik objek wisata. Bila
Biaya Pengelolaan Hutan
wilayah
Taman
selama sebelas (11) tahun yaitu dari tahun 2002
Volume 2, No. 4, November 2014
- 42
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sampai
dengan
tahun
2012
adalah
Rp
tidak layak untuk dilaksanakan.
6.174.012.441.094,00. Biaya terbesar adalah
Sementara untuk nilai Benefits Costs
biaya kerugian bencana akibat pengelolaan
yang di peroleh B/C adalah sebesar 0,9159. Hal
hutan
ini
dan
lahan
produksi
yang
kritis.
juga
menunjukkan
bahwa
kegiatan
Selebihnya merupakan biaya pengelolaan hutan
pengelolaan hutan di Provinsi Aceh tidak layak
dari Dinas Kehutanan, dan biaya kerugian kayu
untuk
temuan.
perbandingan antara benefits dan Costs adalah Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat di
tabel di bawah ini:
dilaksanakan
sebab
hasil
dari
0,09159 yang kecil dari satu (1). Apabila hasil B/C lebih kecil dari satu (1) maka kegiatan tidak dapat diteruskan.
Tabel 4. Biaya Pengelolaan Hutan Tahun 20022012 No 1 2 3 4
Hasil perhitungan NPV dan B/C membuktikan bahwa pengelolaan hutan di
Biaya Pengeluaran Biaya Pengelolaan Dinas Kehutanan Kerugian akibat Bencana Kayu Temuan Kerugian akibat lahan kritis Total
Nilai (Rp)
Provinsi Aceh tidak layak untuk dilaksanakan.
396.463.410.044
Perhitungan menunjukkan bahwa pengelolaan
3.489.070.000.000
hutan
yang
dilaksanakan
selama
ini
18.146.101.350
menimbulkan dampak kerusakan hutan dan
2.246.505.000.000
kerugian yang besar bagi masyarakat. Usaha
6.174.012.441.094
yang
Sumber: Diolah
dilakukan
untuk
menghambat
laju
kerusakan hutan yang terjadi akibat pengelolaan
Dari data yang tertera di atas dapat disimpulkan bawa biaya pengelelolaan hutan lebih besar daripada manfaat yang diperoleh. Untuk menjelaskan apakah pengelolaan hutan layak untuk dilakukan maka perlu dihitung
hutan dapat ditempuh dengan peningkatan potensi dan pembinaan areal bekas tebangan hutan dengan menanam kembali hutan yang sudah rusak dengan tingkat yang sama dengan pengelolaannya.
dengan analisis manfaat dan biaya dengan tingkat suku bunga (BI Rate) adalah 9,69.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian secara umum menghasilkan Net Present Value adalah -
Kesimpulan Berdasarkan
pembahasan
dan
analisis
206.044.163.460. Seperti yang diketahui bahwa
dalam penelitian ini, dengan panduan dari teori
apabila hasil NPV lebih besar daripada nol (0)
dan pendapat para ahli serta didukung dengan
maka
data-data empiris, hasil inerpretasi analisis data,
kegiatan
pengelolaan
hutan
dapat
dilaksanakan. Namun hasil perhitungan NPV di atas menunjukkan bahwa nilai NVP lebih kecil
maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil
sumber
daya
hutan
yang
daripada nol (0) yaitu -206.044.163.460, maka
bermanfaat bagi Provinsi Aceh sangat
kegiatan pengelolaan hutan di Provinsi Aceh
besar, namun besaran ekonomi yang
43 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diterima tidak sebanding dengan resiko
3. Membina
masyarakat
dalam
kerusakan hutan akobat pengelolaan
memanfaatkan hasil hutan baik kayu
hutan tersebut. Provinsi Aceh harus
maupun non kayu jauh lebih baik dan
mengeluarkan biaya yang lebih besar
konsisten dalam menjaga kelestarian
lagi jika resiko bencana terjadi akibat
hutan tersebut sehigga terhindar dari
pengelolaan hutan yang tidak seimbang
ancaman bencana.
dengan pelestariannya. 2. Melalui metode analisis manfaat dan biaya
sosial
telah
dihitung
dan
menujukan hasil untuk nilai NPV sebesar -206.044.163.460 dan B/C adalah -9159. Hal ini mengartikan bahwa pengelolaan hutan selama ini mengalami ketimpangan yaitu lebih besar biaya yang ditanggung daripad manfaat yang dirasakan sehingga tidak layak untuk diteruskan. Saran Adapun
saran-saran
dari
hasil
DAFTAR PUSTAKA Alam, S., Supratman, A., Muhammad KS, 2009, Buku Ajar Ekonomi Sumber Daya Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. BPS, 2002-2013, Aceh Dalam Angka, Badan Pusat Statistik, Aceh. Departemen Kehutanan. 2002. Peraturan Pemerintah RI No. 34 tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan. Jakarta. Dinas
Kehutanan, 2002-2012, Statisitik Kehutanan Provinsi Aceh, Aceh.
penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Memperhatikan hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa
pemanfaatan
sumber daya hutan menimbulkan biaya yang besar melebihi manfaat yang dirasakan maka pengelolaan sumber daya hutan harus dikelola dengan baik
Fauzi, A. 2006, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Field, 2002, Environmental Economics, An Introduction, Third Edition, McGrawHill Companie. Hufschmidt, M. M. 1987, Lingkungan, Sistem Alami, dan Pembangunan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
dan disertai pelestarian yang seimbang. 2. Pemerintah harus
Daerah
tegas
Provinsi
membuat
Aceh
larangan
penebangan hutan di kawasan hutan lindung sebagai penyangga kehidupan dan penebangan pada hutan produksi harus melalui sistem tebang pilih.
Mitchell, B. 2003. Resource and Environmental Management, Copyright by Gadjah Mada University press, Yogyakarta. Salim, E. 2000, Kembali Ke Jalan Yang Lurus, Penerbit Alvabet, Jakarta. Sumarwoto, O. 2003. Analisa Dampak Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Volume 2, No. 4, November 2014
- 44