1
ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA DALAM PENENTUAN PRIORITAS PENINGKATAN RUAS JALAN NASIONAL (STUDI KASUS : DI WILAYAH UTARA PROPINSI BANTEN) Temmy Saputra¹, Hary Agus Rahardjo², Dwi Dinariana³ ¹Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil, Rekayasa Dan Manajemen Proyek Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Persada Indonesia-YAI, Email :
[email protected] ²Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil, Rekayasa Dan Manajemen Proyek Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Persada Indonesia-YAI, Email :
[email protected] ³Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil, Rekayasa Dan Manajemen Proyek Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Persada Indonesia-YAI, Email :
[email protected] ABSTRAK Kesenjangan infrastruktur transportasi darat antar wilayah di Provinsi Banten sangat terasa. Program pendukung penataan prasarana dalam peningkatan jaringan jalan sehingga dapat memberikan pelayanan yang memadai. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya menyebabkan ketidakmungkinan melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan, sehingga perlu dilakukan prioritas, namun terlebih dahulu mengetahui faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan prioritas, mengetahui analisis manfaat dan biaya. Metode yang digunakan dalam penelitian analisis manfaat dan biaya dalam penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten menggunakan data primer dan sekunder dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Faktor-faktor penentuan prioritas peningkatan ruas jalan yang telah dilaksanakan Peneliti terdahulu menjadi bahan pertimbangan. Penelitian ini didasarkan pada faktor perkembangan penduduk, kondisi dan data ukur melintang ruas jalan, hambatan samping, volume lalu lintas, kapasitas ruas jalan, kapasitas dan tingkat pelayanan, kecepatan waktu tempuh kendaraan, manfaat dan biaya yang telah dihitung maupun dari hasil survey dan dari data sekunder. Berdasarkan hasil analisis manfaat dan biaya ke tiga ruas jalan layak untuk dilaksanakan, namun penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten yang direkomendasikan prioritas pertama pada ruas jalan Tangerang-serang, prioritas ke dua ruas jalan Serang-Cilegon dan prioritas terakhir ruas jalan Cilegon-Merak. Kata Kunci : Prioritas, Peningkatan, Jalan, Manfaat, Biaya. 1.
LATAR BELAKANG
Salah satu program pendukung pembangunan di Provinsi Banten adalah penataan prasarana transportasi darat yang dilakukan untuk meningkatkan aksebilitas jaringan jalan sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan yang memadai bagi pergerakan orang dan komoditi di berbagai daerah di Provinsi Banten. Kesenjangan antar wilayah di Provinsi Banten sangat terasa, baik dari aktivitas
2
perekonomian, penyediaan infrastruktur, penyebaran penduduk maupun tingkat kesejahteraan masyarakat. Provinsi Banten adalah Pemekaran dari Provinsi Jawa Barat sesuai dengan UU RI Nomor 23 Tahun 2000 pada tanggal 17 Oktober 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten. Provinsi Banten berada di wilayah ujung barat pulau Jawa memiliki posisi yang sangat strategis dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar baik skala lokal, regional, bahkan skala internasional. Fasilitas terhadap pergerakan barang dan penumpang yang dari dan ke pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah, maupun lokal menjadi sangat penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi. Terbentuknya Provinsi Banten menjadi langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera. Pemekaran wilayah merupakan salah satu perwujudan sistem pemerintahan desentralisasi yang memberikan otonomi yang setingkat kepada masing-masing daerah yang dimekarkan. Sejalan dengan pemberian otonomi tersebut, Pemerintah daerah bertanggungjawab memikul kewenangan serta kewajiban yang lebih besar dalam pengelolaan pemerintah dan aspek-aspek pembangunan daerah maupun pembinaan sosial kemasyarakatan. Program penanganan jalan nasional di Provinsi Banten didasarkan pada pendekatan Sistem Manajemen Jalan Terpadu, dimana dengan sistim ini prioritas penanganan jalan hanya didasarkan pada nilai manfaat finansial jalan yang akan ditangani dibandingkan dengan nilai pembangunan atau pemeliharaannya. Dalam penelitian ini diarahkan untuk mengetahui pengaruh kondisi ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten, beserta beberapa parameter seperti : kondisi jalan, volume kendaraan, kapasitas jalan dan kecepatan kendaraan sehingga dapat ditentukan analisis manfaat dan biaya untuk dijadikan rekomendasi penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan jumlah kawasan industri di wilayah utara Provinsi Banten menjadikan jumlah kendaraan besar dan kendaraan bermotor lainnya pada setiap hari semakin bertambah banyak. Kondisi ini tidak sebanding dengan penambahan jumlah kapasitas jalan yang bisa mempengaruhi kondisi jalan, dengan demikian maka pasti terjadi penurunan kecepatan tempuh kendaraan dan kepadatan arus lalu-lintas. Hal tersebut bisa menimbulkan penurunan tingkat pelayanan kepada Masyarakat. Untuk itu perlu adanya penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten agar standar pelayanan kepada Masyarakat tetap terpenuhi. 2.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusahan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten. 2. Melakukan analisis manfaat dan biaya dalam penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten. 3. Menentukan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten.
3
3.
RUANG LINGKUP WILAYAH DAN MATERI
Ruang lingkup wilayah studi analisis manfaat dan biaya dalam penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten adalah Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon dimana ruas jalan yang diteliti antara lain : Ruas jalan Tangerang – Serang, ruas jalan Serang – Cilegon dan ruas jalan Cilegon – Merak. Untuk tercapainya maksud dan tujuan studi, dibutuhkan beberapa ruang lingkup materi kegiatan dan analisis sebagai berikut : 1. Variabel yang ditinjau adalah kondisi jalan, volume kendaraan, kapasitas jalan dan kecepatan tempuh kendaraan. 2. Pengambilan data dari Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Banten dan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. 3. Analisis tingkat kinerja didasarkan pada kondisi jalan, volume kendaraan, kapasitas jalan dan kecepatan tempuh kendaraan yang dikaitkan dengan jenis, ukuran, daya angkut kendaraan. 4. Analisis penentuan prioritas peningkatan ruas jalan dengan menggunakan analisis manfaat dan biaya berdasarkan kriteria peningkatan ruas jalan. 4.
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian tentang analisis manfaat dan biaya dalam penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten termasuk Penelitian Survey Primer dan Sekunder dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dipilihnya metode kombinasi ini dengan beberapa pertimbangan metodologis terkait dengan tujuan penelitian. Pertimbangan penggunaan metode kualitatif adalah merumuskan komponen metode analisis manfaat dan biaya dari penerapan metode pelaksanaan konstruksi. Penyusunan komponen manfaat dan biaya membutuhkan penggalian data yang mendalam melalui survey lapangan. Sementara itu, penggunaan metode kuantitatif dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Penghitungan biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam menerapkan teknologi umumnya menggunakan data kuantitatif. 2. Penghitungan rasio atau selisih antara manfaat dan biaya juga menggunakan data yang bersifat numerik. 3. Dapat semakin memperkuat temuan pada metode kualitatif. 4. Dapat dilakukan komparasi antara satu metode pelaksanaan konstruksi dengan metode pelaksanaan konstruksi lainnya untuk mengetahui keunggulan/kelebihan secara kuantitatif karena berbentuk angka (interval/rasio) dan terukur. 5. Dapat dengan mudah mengetahui jenis metode pelaksanaan yang mempunyai keunggulan yang lebih besar sehingga dapat difungsikan untuk penentuan prioritas peningkatan ruas jalan. 6. Dapat lebih terjamin realibilitas dengan menggunakan metode perhitungan yang ada. Secara lebih ringkas, bagan alur metode penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
4
Survey Lapangan dan Koordinasi Instansi Terkait
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Sekunder
Data Hasil Survey dan Pengukuran - Data Kondisi Jalan dan Data Ukur Jalan - Data Pengamatan Hambatan Samping - Data Kecepatan Tempuh Kendaraan
Data dari Instansi terkait
- Data Volume Lalu lintas - Data Kependudukan
Analisis Analisis Perkembangan Penduduk Analisis Kondisi dan Data Ukur Melintang Ruas Jalan Analisis Hambatan Samping Analisis Volume Lalu lintas Analisis Kapasitas Analisis Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Analisis Kecepatan Waktu Tempuh Kendaraan Analisis Manfaat dan Biaya
Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Nasional di Wilayah Utara Provinsi Banten Gambar 1. Bagan alur metode penelitian
5.
HASIL PENELITIAN
Dalam menentukan prioritas diperlukan beberapa faktor yang menjadi dasar dalam pemberian bobot pilihan. Penelitian yang pernah dilakukan dalam penentuan prioritas peningkatan ruas jalan menurut kriterianya, antara lain:
5
I.
Sanaei, B.Badkoo, Monajjem (2006) dalam Using GIS for Priority Assessment of Road Construction in Kermanshah Province menggunakan kriteria paramater, yaitu: 1. Parameter Ekonomi, yaitu : industri dan pertanian. 2. Parameter Jalan, yaitu : bangkitan tarikan, panjang jalan, fasilitas umum, tata guna lahan, tipe jalan dan kapasitas jalan. 3. Politik dan keamanan. 4. Faktor Manusia, yaitu : populasi, distribusi ruang dari populasi dan struktur populasi. 5. Parameter Kendaraan, yaitu : tinggi, tipe kendaraan, berat kendaraan dan kecepatan. II. Indryani dan Bahri (2007) dalam Prioritas penanganan peningkatan jalan pada ruas-ruas jalan di Kabupaten Kapuas dengan metode AHP, mengunakan faktor seperti : kondisi jalan, LHR, anggaran dana dan kebijakan legislative. III. Rochim dan Prajitmo (2007) dalam Methode analitycal hierachy process untuk menentukan prioritas penanganan jalan di wilayah Balai Pemeliharaan Jalan Mojokerto, menggunakan faktor seperti : Kerusakan pada perkerasan, yaitu : keadaan permukaan jalan, retak-retak dan lubanglubang, kerusakan samping jalan dan perilaku laju, yaitu : derajat kejenuhan, waktu tempuh dan LHR. Penelitian analisis manfaat dan biaya dalam penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten terdiri dari tahapan analisisanalisis, yaitu : 1. Analisis perkembangan penduduk. Data sekunder Badan Pusat Statistik Provinsi Banten didapat jumlah penduduk tahun 2013 untuk Kabupaten Serang sebanyak 1.450.894 jiwa, Kota Cilegon sebanyak 398.304 jiwa dan Kota Serang sebanyak 618.802 jiwa. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 untuk Kabupaten Serang sebesar 1,011 %, Kota Cilegon sebesar 1,020 % dan Kota Serang sebesar 1,035 %. 2. Analisis kondisi dan data ukur melintang ruas jalan. Tabel 1. Tingkat Kondisi Ruas Jalan Ruas Jalan Tingkat kondisi Baik Rusak Ringan
Tangerang-Serang Panjang Prosentase Ruas Jalan (%) (M)
Serang-Cilegon Panjang Prosentase Ruas Jalan (%) (M)
Cilegon-Merak Panjang Prosentase Ruas Jalan (%) (M)
19.000,00
53,52
13.500,00
79,41
5.500,00
57,89
20,42
1.000,00
5,88
1.000,00
10,53
Sedang
7.250,00 4.750,00
13,38
2.000,00
11,76
1.500,00
15,79
Rusak Berat
4.500,00
12,68 100,00
500,00 17.000,00
2,94 100,00
1.500,00 9.500,00
15,79 100,00
TOTAL
35.500,00
Jenis penanganan untuk kondisi baik dengan pemeliharaan rutin, kondisi rusak ringan dengan pemeliharaan berkala, kondisi sedang dan rusak berat dengan peningkatan.
6
3. Analisis Hambatan Samping Tabel 2. Nilai Hambatan Samping /100m/jam Ruas Jalan Tangerang-Serang Faktor Hambatan Samping
Serang-Cilegon
Cilegon-Merak
Faktor Bobot
Kejad ian
Hambatan Samping
Kejad ian
Hambatan Samping
Kejad ian
Hambatan Samping
Pejalan kaki
0,5
276
138
392
196
371
185,5
Penyebrang jalan
0,5
208
104
214
107
195
97,5
Mobil keluar masuk
0,7
75
52,5
128
89,6
118
82,6
1
94
94
86
86
63
63
0,4
53
21,2
39
15,6
45
18
Mobil berhenti Kendaraan lambat ∑
409,7
494,2
446,6
Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan ke-3 ruas jalan tersebut masuk kategori hambatan samping Middle (M) dengan nilai antara 300-499. 4. Analisis volume lalu lintas. Tabel 3. Rekapitulasi LHR Ruas Jalan Jenis Kendaraan
emp
Sepeda Motor dan Roda Tiga Sedan dan Jeep Opelet, Pick-up dan Minibus Mikro Truk dan Mobil Hantaran Bus Kecil Bus Besar Truk 2 Sumbu Truk 3 Sumbu Truk Gandengan Truk Trailer Total LHR 2 Arah (smp)
Tangerang-Serang Volum smp/ha e ri
Serang-Cilegon Volum smp/ha e ri
Cilegon-Merak Volum smp/ha e ri
0,60
22.335
13.401
26.454
15.872
23.637
14.182
1,00
6.440
6.440
6.694
6.694
6.273
6.273
1,40
3.859
5.402
3.992
5.588
4.293
6.011
1,40
1.693
2.371
1.521
2.130
1.413
1.978
1,40 2,00 1,40 2,00 2,40 2,40
1.417 236 1.704 757 292 261
1.983 471 2.386 1.515 702 625 35.295
1.116 550 1.191 406 74 150
1.563 1.099 1.667 813 177 360 35.963
377 666 522 551 459 197
527 1.331 731 1.103 1.101 473 33.710
5. Analisis kapasitas. Kapasitas ruas jalan Tangerang-Serang sebesar 2.937,71 smp/jam, kapasitas ruas jalan Serang-Cilegon sebesar 2.756,05 smp/jam dan kapasitas ruas jalan CilegonSerang sebesar 2.588,31 smp/jam. 6. Analisis kapasitas dan tingkat pelayanan. VCR Ruas Jalan Tangerang-Serang = V/C = 1.470,625 / 2.937 = 0,500 VCR Ruas Jalan Serang-Cilegon = V/C = 1.498,460 / 2.756 = 0,544 VCR Ruas Jalan Cilegon-Merak = V/C = 1.404,580 / 2.588 = 0,543 Standarisasi nilai VCR maka di dapat tingkat pelayanan A dengan batasan VCR = 0,01-0,7 maka kondisi pelayanan sangat baik, dimana kendaraan dapat berjalan dengan lancar.
7
7. Analisis kecepatan waktu tempuh kendaraan. Dari hasil survey lapangan didapat kecepatan waktu tempuh kendaraan untuk ruas jalan Tangerang-Serang 39,17 km/jam, ruas jalan Serang-Cilegon 40,01 km/jam dan ruas jalan Cilegon-Merak 40,69 km/jam. 8. Analisis manfaat dan biaya. Kebutuhan biaya kontruksi diambil dari data Standarisasi Harga Satuan Barang/Jasa Pemerintah Provinsi Banten yaitu : pembangunan jalan dengan kerusakan pada lapis pondasi. Tabel 19. Biaya Rencana Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan Harga Satuan Peningkatan Jalan/Km pertahun
Ruas Jalan
Panjang Penanganan (KM)
Rencana Biaya Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan pertahun
Tangerang Serang
Rp
4,557,850,000.00
9.25
Rp
42,160,112,500.00
Serang-Cilegon
Rp
4,557,850,000.00
2.50
Rp
11,394,625,000.00
Cilegon- Merak
Rp
4,557,850,000.00
3.00
Rp
13,673,550,000.00
Biaya Operasional Kendaraan dari masing-masing kecepatan waktu tempuh kendaraan masing-masing ruas jalan didapat kemudian di selisihkan terhadap kecepatan rencana agar dapat menghasilkan selisih manfaat biaya operasional kendaraan seperti tertera dalam tabel berikut ; Tabel 20. Selisih Manfaat Biaya Operasional Kendaraan setelah Peningkatan Biaya Operasional Kendaraan Kondisi Jalan Rusak/Km perjam Item BOK (Biaya Operasional kendaraan)
G O L
Biaya Operasional Kendaraan Kondisi Jalan Normal (Kec. 60Km/jam)/Km perjam
Serang Cilegon (kec. 40,01 Km/ja m) 671 3308 2930
Cilegon Merak (kec. 40,69 Km/ja m) 663 2980 2889
Selisih Manfaat Biaya Operasional Kendaraan setelah Peningkatan
BBM
I II III
Rp Rp Rp
576.00 2,578.00 2,459.00
Tanger ang Serang (kec. 39,17 Km/ja m) 681 3073 2984
Pelumas
I II III
Rp Rp Rp
64.00 361.00 328.00
69 406 370
68 402 366
68 399 363
5 45 42
4 41 38
4 38 35
Ban
I II III
Rp Rp Rp
46.00 91.00 117.00
29 65 74
29 57 75
30 59 77
-17 -26 -43
-17 -34 -42
-16 -32 -40
Tan gera ng Ser ang
Ser ang Cile gon
Cile gon Mer ak
105 495 525
95 730 471
87 402 430
Dari biaya operasional kendaraan yang terperinci berdasarkan pengeluaran bahan bakar minyak, pengeluaran pelumas dan pengeluaran ban di satukan untuk mendapatkan harga satuan biaya operasional kendaraan berdasarkan dari jenis golongan kendaraan pada masing-masing ruas jalan, seperti tertera dalam tabel berikut :
8
Tabel 21. Perhitungan Harga Satuan Selisih Biaya Manfaat Kendaraan/Km perjam Ruas Jalan
Gol
Selisih Manfaat Biaya Operasional Kendaraan setelah Peningkatan BBM
Tangerang Serang
I
(17.00)
Rp
93.00
5.00 Rp
Rp 495.00 Rp
45.00 Rp
(26.00) Rp
514.00
III Rp 525.00 Rp
42.00 Rp
(43.00) Rp
524.00
95.00 Rp
4.00 Rp
(17.00) Rp
82.00
Rp 730.00 Rp
41.00 Rp
(34.00) Rp
737.00
III Rp 471.00 Rp
38.00 Rp
(42.00) Rp
467.00
87.00 Rp
4.00 Rp
(16.00) Rp
75.00
Rp 402.00 Rp
38.00 Rp
(32.00) Rp
408.00
III Rp 430.00 Rp
35.00 Rp
(40.00) Rp
425.00
I II
Cilegon Merak
Ban
Rp 105.00 Rp
II Serang Cilegon
Pelumas
Biaya Operasional kendaraan/Km perjam
I II
Rp
Rp
Setelah didapat harga satuan biaya operasional kendaraan/Km perjam untuk masing-masing golongan kendaraan dan ruas jalan, ditinjau dari panjang penanganan peningkatan pada masing-masing ruas jalan dapat dihitung nilai biaya manfaat kendaraan setelah peningkatan pada masing-masing ruas jalan, seperti tertera dalam tabel berikut : Tabel 22. Perhitungan Biaya Manfaat Kendaraan setelah Peningkatan
Ruas Jalan
Rat-rata Panja Waktu Biaya ng tempuh Biaya Operasion Go Pena rata2/hari Operasional al Biaya l ngan per ruas kendaraan/K kendaraan Operasional an jalan ( kec. m perjam perjam kendaraan (Km) 60Km/jam ) (Rp) (Rp) perhari I
Biaya Operasional kendaraan pertahun
9,25
0,154
93,00
860,25
Rp 132,62
Rp
Tangerang - II 9,25 Serang III 9,25
0,154 0,154
514,00 524,00
4.754,50 4.847,00
Rp 732,99 Rp 747,25
Rp 267.539,68 Rp 272.744,73
2,50
0,042
82,00
205,00
Rp
8,54
Rp
3.117,71
II 2,50 III 2,50
0,042 0,042
737,00 467,00
1.842,50 1.167,50
Rp Rp
76,77 48,65
Rp Rp
28.021,35 17.755,73
I SerangCilegon
Cilegon Merak
48.406,98
I
3,00
0,050
75,00
225,00
Rp
11,25
Rp
4.106,25
II
3,00
0,050
408,00
1.224,00
Rp
61,20
Rp
22.338,00
III 3,00
0,050
425,00
1.275,00
Rp
63,75
Rp
23.268,75
Setelah biaya operasional kendaraan pertahun didapat maka dengan mengacu pada jumlah satuan mobil penumpang perhari dapat dihitung total biaya operasional pertahun untuk masing-masing jumlah kendaraan, seperti dalam tabel berikut :
9
Tabel 23. Perhitungan Biaya Manfaat Kendaraan setelah Peningkatan Ruas Jalan
Gol
I Tangerang - Serang
II III
I Serang Cilegon
II III
I Cilegon Merak
II III
Biaya Operasional kendaraan pertahun
Total Biaya Operasional pertahun (Rp)
Jumlah smp/hari
Jumlah smp/tahun
25,242.70
9,213,585.50
Rp
48,406.98
446,001,889,336.23
6,739.60
2,459,954.00
Rp 267,539.68
658,135,298,799.85
3,312.47
1,209,050.33
Rp 272,744.73
329,762,105,713.87
28,153.93
10,276,185.67
Rp
Jumlah 3,117.71
1,433,899,293,849.95 32,038,149,687.85
5,359.67
1,956,278.33
Rp
28,021.35
54,817,568,026.91
2,449.27
893,982.33
Rp
17,755.73
15,873,308,190.45
26,465.40
9,659,871.00
Rp
Jumlah 4,106.25
102,729,025,905.21 39,665,845,293.75
3,236.57
1,181,346.83
Rp
22,338.00
26,388,925,563.00
4,008.00
1,462,920.00
Rp
23,268.75
34,040,319,750.00
Jumlah
100,095,090,606.75
Tabel 24. Perbandingan Biaya Manfaat dan Biaya Peningkatan Biaya Manfaat pertahun (B)
Biaya Peningkatan pertahun (C)
B/C ratio
Tangerang Serang
Rp
1,433,899,293,849.95
Rp
42,160,112,500.00
34.0
Serang-Cilegon
Rp
102,729,025,905.21
Rp
11,394,625,000.00
9.0
Cilegon- Merak
Rp
100,095,090,606.75
Rp
13,673,550,000.00
7.3
Ruas Jalan
Semua ruas jalan layak dilaksanakan karena nilai benefit cost ratio BCR > 1. Tabel 25. Analisa dan Rekomendasi Prioritas Peningkatan TangerangSerang
SerangCilegon
CilegonMerak
Rekomendasi Ruas Jalan
Perkembangan penduduk
1,011
1,020
1,035
Cilegon-Merak
Kondisi dan data ukur melintang
26,060
14,700
31,580
Cilegon-Merak
Hambatan Samping
409,700
494,200
446,600
Serang-Cilegon
Faktor Analisis
Volume lalu lintas
35.295,000 35.963,000
33.710,000
Serang-Cilegon
Kapasitas
2.937,710
2.756,050
2.588,310
Cilegon-Merak
Kapasitas dan tingkat pelayanan
0,500
0,544
0,543
Serang-Cilegon
Kecepatan waktu tempuh kendaraan
39,170
40,010
40,690
Tangerang-Serang
Manfaat dan biaya
34,000
9,000
7,300
Tangerang-Serang
10
6.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis manfaat dan biaya penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten, dapat diidentifikasi hal-hal sebagai berikut : 1. Penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten didasarkan pada faktor-faktor perkembangan penduduk, kondisi dan data ukur melintang ruas jalan, hambatan samping, volume lalu lintas, kapasitas ruas jalan, kapasitas dan tingkat pelayanan, kecepatan waktu tempuh kendaraan, manfaat dan biaya. 2. Dari delapan faktor tersebut di atas maka ruas jalan yang direkomendasikan adalah ruas jalan Serang-Cilegon dan ruas jalan Cilegon-Merak. 3. Hasil analisis manfaat dan biaya pada ke tiga ruas jalan adalah layak untuk dilaksanakan karena nilai benefit cost ratio atau BCR > 1. 4. Hasil analisis manfaat dan biaya maka penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten yang direkomendasikan adalah prioritas pertama pada ruas jalan Tangerang-Serang, prioritas ke dua pada ruas jalan Serang-Cilegon dan prioritas terakhir pada ruas jalan Cilegon-Merak. 7.
SARAN
Semua analisis yang diperoleh baik itu dari perhitungan maupun dari hasil survey dan dari data sekunder menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten, namun khususnya yang lebih penting yaitu penilaian Benefit Cost Ratio. Maka dari itu dari hasil penelitian analisis manfaat dan biaya disarankan untuk rekomendasi penentuan prioritas peningkatan ruas jalan nasional di wilayah utara Provinsi Banten di tentukan di ruas jalan Tangerang- Serang. Untuk mencapai biaya manfaat hasil perhitungan dan agar dapat cepat terealisasi pelaksanaan peningkatan ruas jalan, maka disarankan perlu adanya investor yang menangani dan mengelola sehingga masyarakat pengguna jalan dapat menikmati biaya manfaat yang maksimal. Kemudian sistem prosedural teknis dan administrasi bisa dikaji, diperhitungkan dan disepakati bersama, asalkan semua sesuai dengan landasan hukum yang berlaku. 8.
DAFTAR PUSTAKA
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Februari 1997, Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota. Diktat Kuliah “Time Value of Money” Ekonomi Teknik dan Evaluasi Proyek. Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan Jalan, Tahun 2010-2014, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1985, tentang Jalan, Departemen Pekerjaan Umum. Undang-undang No. 38 tahun 2006, tentang Jalan, Departemen Pekerjaan Umum.