ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM RANGKA PEMBERIAN KREDIT INVESTASI NASABAH PADA PT. BPR ARTHA SAMUDERA INDONESIA Oleh: Masrokatul Faidah Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri
ABSTRAK Pemberian kredit mengandung suatu tingkat tertentu. Untuk menghindari maupun memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka upaya yang dilakukan bank adalah melakukan penelitian terhadap calon-calon debitur dengan memperhatikan aspek-aspek perkreditan antara lain condition (kondisi), character (watak), capital (modal), capacity (kapasitas), collateral (jaminan). Menganalisis laporan keuangan merupakan hasil akhir akuntansi yang dipakai sebagai komunikasi antara perusahaan dengan pihak bank. Tujuan utama bank menganalisis laporan keuangan calon debitur adalah untuk mengetahui: 1) kemampuan debitur dalam menghasilkan keuntungan, 2) stuktur pendanaan operasi debitur, 3) kemampuan debitur dalam melunasi pinjaman yang jatuh tempo, 4) efisiensi faktor pengelolaan harta perusahaan pada masa yang lampau. Adapun masalah yang dihadapi PT.BPR Artha Samudera Indonesia adalah bagaimana analisis laporan keuangan calon debitur dapat diterapkan dalam rangka pemberian kredit investasi. Dan untuk memecahkan masalah tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian analisis data yang terdiri dari ratio likuiditas, rentabilitas, leverage dan aktivitas. Jenis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dan keseluruhan data diperoleh dari dokumentasi, interview & studi pustaka. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diperoleh hasil sebagai berikut: dengan teknik analisis perbandingan laporan keuangan dapat diketahui posisi keuangan calon debitur yang mengalami peningkatan di tahun 2012 pada neraca sebesar 1,77% dan laporan laba-rugi ada laba bersih sebesar 28,05%. Sedangkan dengan teknik analisis ratio dapat diketahui bahwa perusahaan mempunyai kemampuan untuk menjamin atau melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo kepada pihak kreditur atau bank. Kata kunci : Laporan Keuangan, Kredit Investasi ABSTRACT The extension of credit contain a certain level. To avoid or minimize the credit risk that may occur , then the efforts of the bank is to conduct research on prospective borrowers with loan taking into account aspects such as condition (condition), character (character), capital (capital), capacity (capacity), collateral (security). Analyzing financial statements is the end result of accounting that is used as the communication between the company and the bank. The main purpose to analyze bank financial statements of borrowers is to determine : 1) the ability of the debtor to make a profit, 2) the debtor's operating funding structure, 3) the ability of borrowers to repay the loan at maturity, 4) efficiency factor property management company in the past. The problems faced by the Indonesian Ocean PT.BPR Artha is how financial statement analysis can be applied to prospective borrowers in order to award credit investments. And to solve the problems that researchers use quantitative research
12
methods research design data analysis consists of a liquidity ratio, profitability, leverage and activity. The type of data in this study is divided into two, namely qualitative and quantitative. And overall the data obtained from documentation, Interview and Literature. From the research that has been done can be obtained the following results : the technique of comparative analysis of the financial statements can be found financial position of borrowers who experienced an increase in 2012 of 1.77% on the balance sheet and income statement, there is a net profit of 28.05%. While the ratio analysis techniques can be seen that the company has the ability to guarantee or pay obligations when due to the lender or bank. Keywords : Financial Statement, Investment Credit
peranan aktiva kredit bank merupakan sumber dana ekstern bagi perusahaan yang dirasa sangat penting, baik untuk pembiayaan jangka pendek (modal kerja lancar), maupun pembiayaan jangka panjang (investasi/ekspansi). Oleh karena itu, dewasa ini semakin banyak bank-bank baru yang didirikan guna memasok danadana dari perusahaan. Analisis kredit terdiri dari 2 golongan data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam data kualitatif terdapat variabel internal (mengenai manajemen, organisasi, pemasaran) dan variabel eksternal (mengenai siklus ekonomi, perkembangan teknologi, kondisi ekonomi, peraturan pemerintah). Sedangkan dalam data kuantitatif yang menjadi variabel adalah laporan keuangan. Sehingga laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna bagi kreditur yang ada dan yang valid dalam pembuatan keputusan pemberian kredit. Pemberian kredit mengandung suatu tingkat resiko tertentu. Untuk menghindari maupun memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka upaya yang dilakukan bank adalah mengadakan penelitian terhadap calon-calon debitur dengan memperhatikan aspek-aspek perkreditan antara lain : karakter, kemampuan, jaminan dan lain-lain. Menganalisis laporan keuangan merupakan salah satu cara meneliti calon debitur, karena laporan keuangan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang dipakai
PENDAHULUAN Dewasa ini sebagian besar pembayaran barang dan jasa menggunakan jasa-jasa bank. Tugas utama lembaga perbankan di Indonesia adalah menghimpun dana dari masyarakat serta memberikan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dalam upaya meningkatkan laju pembangunan ekonomi. Lembaga perbankan telah menunjukkan perkembangan yang pesat. Bersamaan dengan itu kegiatan usaha di luar perbankan juga semakin berkembang dan peluang-peluang bermunculan guna memenuhi tuntutan pasar. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan modal bermunculan menjadi permintaan setiap pengusaha dan masalah pembelanjaan menjadi titik perhatian untuk mencapai tujuan perusahaan. Undang-undang perbankan No. 7 Tahun 1992 menegaskan bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank mengharapkan agar kredit yang disalurkan dapat di manfaatkan oleh debitur sesuai dengan tujuannya. Sehingga bank akan memperoleh pendapatan berupa bunga atas kredit yang diberikan. Aktivitas kredit dan sebagian besar perbankan di Indonesia mempunyai suatu ciri khusus, yang pada statusnya sebagai aktiva produktif terbesar dibandingkan aktiva produktif lainnya seperti investasi pada efek-efek dan penyertaan. Di sisi lain
13
sebagai komunikasi antara perusahaan dengan pihak bank. Tujuan utama bank menganalisis laporan keuangan calon debitur adalah untuk mengetahui : (1) kemampuan debitur dalam menghasilkan keuangan; (2) struktur pendanaan operasi debitur ; (3) kemampuan debitur dalam melunasi pinjaman yang telah jatuh tempo ; (4) efisiensi pengelolaan harta perusahaan pada masa lampau. Keempat faktor tersebut di atas mempunyai hubungan yang saling terkait satu dengan lainnya. Sebagai contoh, struktur pendanaan operasi perusahaan berpengaruh pada profitabilitas perusahaan. PT. BPR ARSINDO (Artha Samudera Indonesia), Ngadiluwih Kediri adalah sebuah bank perkreditan rakyat yang beroperasi sebagai lembaga keuangan yang memberikan jasa, masa keuangan baik kepada unit surplus, maupun unit defisit khususnya di bidang simpan pinjam, sehingga BPR dalam menjalankan usahanya perlu menganalisis laporan keuangan dalam rangka pemberian kredit. Hasil analisis laporan keuangan merupakan bahan masukan penting untuk mengantisipasi kemampuan calon debitur melunasi kredit yang mereka minta pada saat jatuh tempo. Atas dasar kepentingan tersebut, maka bank perlu menggunakan teknik untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan calon debitur dalam usaha mengurangi terjadinya resiko kredit. Berdasar latar belakang di atas, maka diperlukan penelitian dengan judul : “ Analisis Laporan Keuangan Nasabah Dalam Rangka Pemberian Kredit Investasi pada PT. BPR Artha Samudera Indonesia”.
Likuiditas, Ratio Leverage, Ratio Rentabilitas dan Ratio Aktivitas. 1. Data dan teknik pengumpulan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data intern dengan jenis data primer, yaitu data yang berasal dari perusahaan secara langsung. Tipe/Sifat data adalah data kualitatif, data ini meliputi gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, dan prosedur penjualan tiket. 2. Teknik pengumpulan Dalam metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara Yaitu dengan mengadakan Tanya Jawab secara langsung dengan karyawan bank yang bersangkutan. Instrumen yang digunakan antara lain : bolpoin, buku tulis dan sebagainya. b. Dokumentasi Yaitu metode yang digunakan dengan mengumpulkan laporan-laporan, catatancatatan dan dokumen lain yang terdapat di perusahaan jasa sebagai calon debitur. Khususnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Meliputi: laporan penilaian jaminan, laporan keuangan calon debitur yang diajukan pada bank dan lain-lain. c. Studi Pustaka Yaitu data yang diperoleh dari kepustakaan, buku-buku, literature-literatur yang ada hubungannya dengan pembahasan skripsi. 3. Teknik Analisis Analisis yang digunakan adalah Analisis Perbandingan Laporan Keuangan dan Analisis Ratio yang terdiri dari Ratio Likuiditas, Ratio Leverage, Ratio Rentabilitas, Ratio Aktivitas. Dimana Ratio Likuiditas Adalah ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan calon debitur dalam melunasi kewajiban jangka pendek yang segera harus dibayar. Ratio Leverage Adalah ratio yang digunakan untuk mengukur besarnya modal calon debitur dalam menjamin kewajiban yang harus dibayarnya. Ratio Rentabilitas Adalah ratio yang digunakan
Metode Ruang lingkup penelitian ini mencakup pada pelaksanaan analisis laporan keuangan calon debitur untuk pengajuan kredit pada jenis kredit investasi bulan Januari sampai April 2013. Analisis yang digunakan adalah Analisis Perbandingan Laporan Keuangan dan Analisis Ratio yang terdiri dari Ratio
14
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Ratio ini menunjukkan hasil dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Ratio Aktivitas adalah Adalah ratio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber – sumber dana yang ada. Dan kemudian Menginterpretasikan hasil analisis laporan keuangan calon debitur untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut dapat mengembalikan atau tidak kredit yang diberikan sesuai dengan jatuh tempo.
hasil manipulasi; Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda; Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan. 2. Pembahasan 2.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah Dalam menganalisis laporan keuangan sebagai salah satu dasar penilaian permohonan kredit, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data yang akan dianalisis, yaitu laporan keuangan calon debitur. Data tersebut merupakan informasi penting yang berguna untuk PT. BPR Artha Samudera Indonesia dalam melakukan penilaian mengenai kelayakan kredit yang akan diberikan. Data yang akan dianalisis adalah: a. Neraca b. Laporan Laba Rugi Analisis laporan keuangan yang dilakukan oleh PT. BPR Artha Samudera Indonesia sebatas pada aktiva dan laba yang diperoleh tiap tahunnya. Berdasarka penelitian yang telah dilakukan terhadap teknik analisis yang diterapkan oleh PT. BPR Artha Samudera Indonesia terhadap pemohon kredit UD., teknik analisis yang digunakan belum lengkap dan memadai untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran kondisi, perkembangan dan prospek dari UD. Untuk lebih lengkapnya informasi yang diperoleh dan memenuhi tujuan analisis laporan keuangan, maka sebaiknya digunakan teknik analisis perbandingan laporan keuangan dan analisis ratio. Analisis perbandingan laporan keuangan digunakan untuk mengetahui perubahanperubahan yang terjadi dalam satu periode dengan periode yang lain. Dan untuk mengetahui perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.Sedangkan analisis ratio digunakan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu baik yang tercantum dalam neraca maupun laba-rugi dan dapat mengetahui posisi keuangan calon debitur.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT. BPR Artha Samudera Indonesia mengenai Analisis Laporan Keuangan dalam Rangka Pemberian Kredit Investasi Nasabah melalui wawancara dan dokumentasi yang peneliti kumpulkan, peneliti menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan dari analisis tersebut yaitu: 1.1 Kelebihan Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan dan ditafsirkan; mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain; sangat bermanfaat sebagai bahan dalam mengisi model - model; pengambilan keputusan dan model prediksi; menstandarkan ukuran perusahaan; lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik; lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. 1.2 Kelemahan Kesulitan dalam mengidentifikasi jenis industri dari perusahaan yang di analisa apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bisang usaha; Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan
15
2.2 Pengujian Pemecahan Masalah 2.2.1 Analisis perbandingan laporan keuangan Perhitungan analisis perbandingan laporan keuangan dapat dilihat pada tabel 4.7 dan 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.7 UD.Margo Makmur Neraca Perbandingan Per 31 Desember 2011 – 2012 Keterangan
31-12- 2011
31-12- 2012
Prosentase Perubahan Kenaikan/Penurunan
Perubahan
Aktiva Aktiva Lancar : Kas Piutang Dagang Persediaan Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap :
18.956.000 16.475.000 20.277.000 55.708.000
20.817.000 19.225.000 25.870.000 65.912.000
1.861.000 2.750.000 5.593.000 10.204.000
Tanah
40.950.000
40.950.000
-
96.587.000 11.200.000 30.000.000 (19.849.000)
(6.229.000)
Bangunan 96.587.000 Inventaris Usaha 11.200.000 Kendaraan 30.000.000 Akm. (13.550.000) Penyusutan Sumber data : Data primer yang diolah
Dari neraca perbandingan antara akhir tahun 2011 dan 2012 (tabel 4.7) menunjukkan: 1. Kenaikan aktiva lancar sebesar Rp. 10.204.000,(18,32%) sementara hutang lancar turun sebesar Rp. 5.595.000,(19,91%). Hal ini menunjukkan adanya kenaikan modal kerja yang disebabkan adanya keuntungan/laba. Perubahan aktiva lancar dan perubahan hutang lancar menunjukkan adanya perbaikan posisi keuangan jangka pendek. 2. Total aktiva naik sebesar Rp. 3.905.000,(1,77%) hutang lancar turun sebesar Rp. 5.595.000,- (19,91%) dan jumlah modal naik sebesar Rp. 9.500.000,- (4,93%). Adanya kenaikan
Kenaikan 9,82% Kenaikan 16,69% Kenaikan 27.58% Kenaikan 18,32%
0,00 % 0,00% 0,00% 0,00% Kenaikan 45,97%
dalam sektor modal dan penurunan hutang menunjukkan meningkatnya peranan modal sendiri. Modal yang berasal dari kreditur semakin kurang berperan, sehingga keamanan kreditur lebih terjamin karena perusahaan lebih solvable dibandingkan sebelumnya. 3. Kenaikan aktiva lancar sebesar (18,32%) sedangkan hutang lancar turun sebesar (19,91%), berarti perusahaan semakin likuid atau mampu membayar kewajibannya dalam jangka pendek. Total aktiva naik 1,77%, jumlah hutang turun 19,91% dan modal naik 4.93%. Hal ini menunjukkan posisi keuangan jangka panjang dalam tahun 2012 lebih baik dari pada tahun 2012.
16
Tabel 4.8 UD. Margo Makmur Laporan Laba-Rugi Perbandingan Per 31 Desember 2011 – 2012 Keterangan
31-12- 2011
31-12- 2012
Penjualan 150.291.000 169.932.900 Bersih Harga pokok penjualan (90.654.600) (100.755.900) Laba kotor 59.636.400 69.177.000 Biaya operasi : 9.350.000 9.975.000 Biaya penjualan Biaya 5.025.000 5.070.000 administrasi dan umum Laba dari operasional 45.261.400 54.132.000 Bunga 3.366.500 2.988.100 pinjaman Penyusutan 6.983.900 6.893.900 Laba bersih sebelum pajak 34.911.000 44.250.000 Pajak (4.611.000) (5.450.000) Laba bersih setelah pajak 30.300.000 38.800.000 Sumber data : Data primer yang diolah
Dari laporan laba-rugi yang diperbandingkan antara akhir tahun 2011 dan 2012 (tabel 4.8), menunjukkan : 1. Tahun 2012 kenaikan pendapatan atau laba kotor perusahaan sebesar Rp. 9.540.600,- (15,99%), sedangkan laba dari operasional naik sebesar Rp. 8.870.600,- (19,59%) sehingga laba sebelum pajak meningkat sebesar Rp. 9.339.000,(26,75%). Hal ini menunjukkan adanya perbaikan walaupun diperlukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kenaikan laba kotor apakah karena perubahan volume penjualan atau karena promosi yang dilakukan perusahaan. 2. Biaya penjualan meningkat sebesar Rp. 625.000,(6,84%) dan biaya admnistrasi dan umum meningkat sebesar Rp. 45.000,- (0,90%). Hal ini menunjukkan adanya kenaikan
Perubahan 19.641.900
Prosentase Perubahan Kenaikan/Penurunan Kenaikan 13,09%
(10.101.300) 9.540.600
Kenaikan 11,15% Kenaikan 15,99%
625.000
Kenaikan 6,84%
45.000
Kenaikan 0.90%
8.870.600 378.400
Kenaikan 19,59% Penurunan 11,24%
-
0,00%
9.339.000 (839.000)
Kenaikan 26,75% Kenaikan 18,20%
8.500.000
Kenaikan 28,05%
permintaan ditawarkan.
akan
produk
yang
2.2.2 Analisis ratio Untuk perhitungan analisis ratio dari data tersebut di atas dapat dilihat sebagai berikut : 1. Ratio Likuiditas a) Current Ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑥 100% 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗 겪𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 Tahun 2011 =
𝑅‰.55.708.000 𝑅𝑝 .28.095.000
𝑥 100% =
198,28% Artinya setiap kewajiban lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp. 1,9828 atau 198,28% 𝑅𝑝 .65.912.000 Tahun 2012 = 𝑅𝑝 .22.500.000 𝑥 100% = 292,94% Artinya setiap kewajiban lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp. 2,9294 atau 292,94%
17
b) Cash
Ratio
=
(𝐾𝑎𝑠 +𝑆𝑢𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟 𝑎𝑟𝑔𝑎 ) 𝑥 100% 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑅𝑝 .18.956.000 Tahun 2011 = 𝑅𝑝 .28.095.000 𝑥
Tahun 2011 =
100% =
100% = 10,01% Artinya Rp. 10,01 atau 10,01% dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin utang.
𝑅𝑝 .22.500.000
92,52% Artinya setiap kewajiban lancar Rp. 1,00 dijamin oleh kas dan surat berharga Rp. 0,9252 atau 92,52% c) Quick Ratio = (𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 −𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 ) 𝑥 100 % 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝑅𝑝 .55.708.000−𝑅𝑝.20.277.000) 𝑅𝑝 .28.095.000
3. Ratio Rentabilitas a) Net Profit
2011= 𝑥 100% =
=
× 100% =
20,16% Artinya setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,2016 atau 20,16% 𝑅𝑝 .38.800.000 Tahun 2012 = × 100% = 𝑅𝑝 .169.932.900
22,83% Artinya setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,2283 atau 22,83% 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 b) ROI = × 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
177,96% Artinya setiap kewajiban lancar Rp. 1,00 dijamin oleh quick asset Rp. 1,7796 atau 177,96%
𝑅𝑝 .30.300.000
Tahun 2011 = 𝑅𝑝 .220.895.000 × 100% = 13,72% Artinya setiap Rp. 1,00 modal menghasilkan keuntungan Rp. 0,1372 atau 13,72% 𝑅𝑝 .38.800.000 Tahun 2012 = × 100% =
2. Ratio Leverage a) Total Dept to Equity Ratio (DER) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑥 100% 𝑅𝑝 .28.095.000 𝑅𝑝 .162.500.000
Margin
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 × 100% 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑅𝑝 .30.300.000 Tahun 2011 = 𝑅𝑝 .150.291.000
126,11% Artinya setiap kewajiban lancar Rp. 1,00 dijamin oleh quick asset Rp. 1,2611 atau 126,11% Tahun 2012= (𝑅𝑝 .65.912.000−𝑅𝑝.25.870.000) 𝑥 100% = 𝑅𝑝 .22.500.000
Tahun 2011 =
× 100% =
12,72% Artinya Rp. 12,72 atau 12,72% dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin utang. 𝑅𝑝 .22.500.000 Tahun 2012 = 𝑅𝑝 .224.800.000 ×
67,47% Artinya setiap kewajiban lancer Rp. 1,00 dijamin oleh kas dan surat berharga Rp. 0,6747 atau 67,47% 𝑅𝑝 .20.817.000 Tahun 2012 = 𝑥 100% =
Tahun
𝑅𝑝 .28.095.000 𝑅𝑝 .220.895.000
𝑥 100% =
𝑅𝑝 .224.800.000
17,26% Artinya setiap Rp. 1,00 modal menghasilkan keuntungan Rp. 0,1726 atau 17,26%
17,29% Artinya Rp. 17,29 atau 17,29% dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang. 𝑅𝑝 .22.500.000 Tahun 2012 = 𝑅𝑝 .163.500.000 𝑥 100% =
4. Ratio Aktivitas 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Total Asset Turn Over = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
13,76% Artinya Rp. 13,76 atau 13,76% dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang.
Tahun 2011 =
𝑅𝑝 .150.291.000 𝑅𝑝 .220.895.000
= 0,68
Artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 0,68 x atau setiap rupiah aktiva selama setahun dapat menhasilkan revenue sebesar Rp. 0,68
b) Total Dept to Capital Asset 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 DTA = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 × 100%
18
𝑅𝑝 .169.932.900
aktiva selama setahun dapat menhasilkan revenue sebesar Rp. 0,76 Dari analisis ratio yang dilakukan, maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini:
Tahun 2012 = 𝑅𝑝 .224.800.000 = 0,76 Artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 0,76 x atau setiap rupiah
Tabel 4.9 Analisis Ratio Tahun 2011 – 2012 Tahun
Analisis Ratio
2011
2.2.01.1 Ratio Likuiditas 1. Current Ratio 2. Cash Ratio 3. Quick Ratio B. Ratio Leverage 1. Dept to Equity Ratio (DER) 2. Dept to Total Capital Asset (DTA) C. Ratio Rentabilitas 1. Net Profit Margin 2. Return on Investment (ROI) D. Ratio Aktivitas Total Asset Turn Over Sumber data : Data primer yang diolah
2012
198,28% 67,47% 126,11%
292,94% 92,52% 177,96%
17,29% 12,72%
13,76% 10,01%
20,16% 13,72%
22,83% 17,26%
68 X
76 X
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia. 3. Quick Ratio Peningkatan pada tahun 2012 sebesar 51,85% (0,51X) dari 177,96% - 126,11% masih rendah bila dibandingkan dengan standar industri yang 2,1 X. Tapi karena aktiva lancar semakin bertambah tiap tahunnya, hal ini memungkinkan akan tercapainya standar industri tersebut. Sehingga hasil yang diperoleh dari quick ratio UD. Margo Makmur sudah cukup untuk memenuhi hutang lancar yang ada.
2.2.3 Menginterpretasikan Hasil Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur Untuk Mengetahui Apakah Perusahaan Tersebut Dapat Mengembalikan Atau Tidak Kredit Yang Diberikan Sesuai Dengan Jatuh Tempo a. Dari segi Ratio Likuiditas 1. Current Ratio Standar industri untuk current ratio adalah 4,2 kali. Meskipun current ratio UD. Margo Makmur masih terlalu jauh dari rata-rata yaitu di tahun 2011 sebesar 0,9466 atau 94,66 (292,94 -198,28) yang disebabkan karena aktiva lancar dari kas, piutang dagang dan persediaan yang meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan cukup baik di dalam membayar hutang dengan aktiva lancar yang ada. 2. Cash Ratio Peningkatan yang ditunjukkan pada tabel di atas sebesar 25,05% (92,52% 67,47%) di tahun 2012 yang disebabkan aktivitas perusahaan yang semakin baik ditiap tahunnya, hal ini menunjukkan
b. Dari segi Ratio Leverage 1. DER/Total Dept to Equity Adanya penurunan di tahun 2012 sebesar 3,53% dari 17,29% - 13,76%. Hal ini disebabkan karena tidak adanya penambahan modal dari pemilik perusahaan. Keadaan ini kurang baik bagi perusahaan karena apabila terjadi likuidasi, perusahaan akan menanggung kerugian yang cukup besar. Namun untuk pihak bank tidak menjadi masalah karena setiap
19
rupiah dari modal sendiri tersebut dijadikan jaminan hutang sehingga dapat mengurangi resiko kredit. 2. DTA/Total Dept to Capital Asset Dibandingkan dengan tahun 2011 dimana total aktiva yang dibiayai oleh hutang sebesar 12,72% pada tahun 2012 menurun menjadi 10,01% karena jumlah aktiva yang ada digunakan untuk menjamin hutang sehingga tidak dapat digunakan untuk menambah modal perusahaan, sedangkan standar industrinya 40,00%. Tapi hal ini sudah sangat menguntungkan karena kerugian yang ditanggung oleh kreditur semakin kecil jika terjadi likuidasi.
dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,08 kali atau 0,08% (0,76% - 0,68%) yang disebabkan perputaran aktiva yang kurang cepat sehingga perusahaan masih belum dapat menciptakan volume bisnis yang cukup untuk ukuran investasi yang dimiliki. Kesimpulan Dari perhitungan dan interpretasi analisis perbandingan laporan keuangan dan analisis ratio pada UD. Margo Makmur di atas, maka dapat disimpulkan bahwa UD. Margo Makmur layak untuk mendapatkan pinjaman (kredit) dari PT BPR. Artha Samudera Indonesia dengan pertimbangan : 1. Dari Analisis Perbandingan Laporan Keuangan a. Adanya kenaikan modal kerja dan aktiva lancar dan menurunnya hutang lancar menunjukkan bahwa perusahaan semakin likuid atau mampu untuk membayar kewajibannya dalam jangka pendek. b. Kenaikan pendapatan atau laba kotor perusahaan di setiap tahunnya menunjukkan bahwa semakin majunya perusahaan. Sehingga perusahaan masih mampu untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka panjang. 2. Dari Analisis Ratio a. Ratio Likuiditas Kenaikan aktiva lancar setiap tahunnya menunjukkan bahwa perusahaan mampu dalam membayar hutangnya pada PT. BPR. Artha Samudera Indonesia. b. Ratio Leverage Perusahaan menggunakan total aktiva yang ada untuk menjamin hutanghutangnya, sehingga jika terjadi likuidasi PT. BPR. Artha Samudera Indonesia tidak mengalami kerugian. c. Ratio Rentabilitas Dengan laba kotor yang di dapat UD. Margo Makmur saat ini dan investasi ke seluruh aktiva yang dilakukan oleh pemilik modal, perusahaan sudah mampu untuk
c. Dari segi Ratio Rentabilitas 1. Net Profit Margin Menunjukkan bahwa laba bersih yang dihasilkan setiap Rp. 1,00 penjualan sebesar Rp. 0,2016 atau 20,16% pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 menurun menjadi Rp. 0,2283 atau 22,83% sedangkan standar industrinya 5%. Penurunan tersebut disebabkan karena penjualan yang kurang maksimal atau kurangnya promosi penjualan yang dilakukan. Meskipun mengalami penurunan tapi masih berada di atas ratarata industri. Sehingga UD.Margo Makmur masih mampu untuk memenuhi kewajibannya. 2. ROI/Rate of Return on Investment Standar industri untuk ROI adalah 9%, sedangkan hasil analisis tahun 2011 sebesar 13,72% dan tahun 2012 sebesar 17,26%. Sehingga terdapat peningkatan yang cukup di tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 354 atau 3,54%, dibanding tahun 2011. Hai ini disebabkan karena pemilik modal menginvestasikan keseluruh aktiva. Sehingga menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntunggan bersih. d. Dari segi Ratio Aktivitas (Total Asset Turn Over) Standar industri total asset turn over adalah 1,8 kali, meskipun kemampuan
20
membayar hutangnya pada PT. BPR. Artha Samudera Indonesia. d. Ratio Aktivitas Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva lancar di tahun terakhir mengalami penurunan yang disebabkan karena perputaran aktiva yang kurang cepat. Tapi jika aktivitas perusahaan seperti promosi dan penjualannya ditingkatkan, perusahaan akan dapat menambah keuntungan. BPR. Artha Samudera Indonesia tidak perlu khawatir karena dengan total aktiva yang ada perusahaan masih mampu untuk memenuhi kewajibannya.
b. Untuk ketetapan penilaian kredit sebaiknya ratio-ratio keuangan sebagai hasil analisis laporan keuangan dibandingkan dengan ratio-ratio perusahaan sejenis agar lebih berarti dan dapat diketahui posisi keuangan perusahaan. c. Keputusan atas penetapan kredit sedapat mungkin dilakukan secepatnya untuk memberi kesan yang baik menyangkut efisiensi kerja bank dan untuk membina hubungan baik antara nasabah dan calon debitur bank. d. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi, perkembangan dan prospek perusahaan calon debitur, maka sebaiknya bank melakukan analisis yang lebih lengkap dan memadai, sehingga target pengembalian kredit investasi yang dihadapkan akan dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh bank.
Saran a. Laporan keuangan yang disajikan calon debitur sebagai syarat dalam permohonan kredit investasi sebaiknya sudah diaudit oleh akuntan publik. Ini dimaksudkan agar laporan keuangan dapat mencerminkan keadaan perusahaan yang sewajarnnya.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Faisal (2003). Manajemen Perbankan. Edisi pertama. Cetakan pertama.Malang: Universitas Muhammadiyah. Baridwan, Zaki (1999). Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama. Yogya:BPFE. Brigham, F.Eugene dan Joel F.Houston (2001), Fundamentals Of Financial Management, Edisi delapan, Jakarta:Erlangga. Djarwanto, PS (1994). Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama. Cetakan Keempat Yogya:BPFE. Firdaus, Rahmat dan Maya Ariyanti (2004). Manajemen Perkreditan Bank Umum (Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasinya Lengkap Dengan Analisis Kredit. Edisi Pertama, Cetakan Kedua Bandung: ALFABETA.
Hadi, Sutrisno (1998), Statistik, Edisi pertama, Cetakan kesepuluh, Yogya: ANDI OFFSET. Halim, Abdul (2004), Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi revisi, Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia (2004) SAK. Edisi revisi, Jakarta: Salemba Empat. Muljono, Teguh Pudjo (1995). Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, Edisi revisi 3, Cetakan kelima, Jakarta:Djambatan. Munawir.S (1992). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kedua, Yogya:Liberty. Riyanto, Bambang (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi keempat, Cetakan ketujuh, Yogya:BPFE. Siamat, Dahlan (1995). Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi pertama, Cetakan pertama, Jakarta:Intermedia IKPI.
21